Instrumen Akreditasi RDOWS REVISI Versi Dr. BINTI
Instrumen Akreditasi RDOWS REVISI Versi Dr. BINTI
Instrumen Akreditasi RDOWS REVISI Versi Dr. BINTI
Puskesmas :
Kab/ Kota :
Tanggal :
Surveior :
STANDAR 1.1
PERENCANAAN PUSKESMAS DILAKUKAN SECARA TERPADU
KRITERIA 1.1.1.
Puskesmas wajib menyediakan jenis-jenis pelayanan yang ditetapkan berdasarkan visi, misi, tujuan, dan tata nilai, analisis kebutuhan dan harapan, analisis peluang pengembangan pelayanan, analisis risiko pelayanan, dan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang dituangkan dalam perencanaan. (lihat juga PMP 5.1; dan PMP 5.2 )
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) bidang kesehatan yang bersifat fungsional dan unit layanan yang bekerja profesional harus memiliki Visi, Misi, Tujuan dan Tata Nilai yang mencerminkan Tugas
Pokok dan Fungsinya
• Puskesmas sebagai penyedia
wajib menyediakan layanan
pelayanan UKM
sesuai maupun
dengan visi,UKPPP. (lihat dan
misi, tujuan PP 18 tahun
tata nilai,2016
hasiltentang
analisis Perangkat
kebutuhanDaerah)
dan harapan masyarakat, hasil analisis peluang pengembangan pelayanan, hasil analisis risiko pelayanan
dan peraturan perundang-undangan
• Untuk mendapatkan hasil analisis kebutuhan masyarakat perlu dilakukan analisis situasi data kinerja Puskesmas, data status kesehatan masyarakat di wilayah kerja termasuk hasil pelaksanaan PIS-PK yang disusun secara
•terpadu yang berbasis
Agar Puskesmas dapatwilayah kerjaupaya
mengelola Puskesmas. (UKMdengan
kesehatan : 2.1.1 baik
dan 2.8.3)
dan berkesinambungan dalam mencapai tujuannya, maka Puskesmas harus menyusun rencana kegiatan untuk periode 5 (lima) tahunan yang selanjutnya
akan dirinci lagiPuskesmas
• Perencanaan ke dalam rencana tahunan
dilakukan secaraPuskesmas berupa
terpadu baik KMP,Rencana Usulan Kegiatan
upaya kesehatan (RUK)
masyarakat dan Rencana
(UKM), Pelaksanaan
Upaya Kesehatan Kegiatan (RPK)
Perseorangan sesuai
(UKP), siklus perencanaan
Kefarmasian, anggaran &
dan Laboratorium daerah
disusun bersama dengan sektorterkait dan
masyarakat
• Rencana Usulan Kegiatan (RUK) disusun secara terintegrasi melalui penetapan Tim Manajemen Puskesmas, yang akan dibahas dalam Musrenbang Desa dan Musrenbang Kecamatan untuk kemudian diusulkan ke Dinas
Kesehatan
• Penyusunan Daerah Kabupaten/
rencana Kotakegiatan (RPK) dilakukan berdasarkan :
pelaksanaan
1) Alokasi anggaran sesuai Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) yang disetujui oleh Dinkes Kab/Kota;
2) Membandingkan alokasi kegiatan yang disetujui dengan RUK yg diusulkan dan situasi pada saat penyusunan RPK tahunan
• RPK dirinci menjadi RPK Bulanan bersama target pencapaiannya dan direncanakan kegiatan pengawasan dan pengendaliannya
• Perencanaan baik Rencana Lima Tahunan dan RPK dimungkinkan untuk dirubah/disesuaikan dengan kebutuhan saat itu apabila dalam hasil analisis pengawasan dan pengendalian kegiatan dijumpai kondisi tertentu
termasuk perubahan kebijakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
KRITERIA 1.1.1. REKOME
Elemen Penilaian FAKTA
SKORDAN ANALISIS
✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI NDASI
EP 1 1.1.1.1.Ditetapkan visi, misi, tujuan dan tatanilai yang SK Ka Puskesmas tentang
menjadi acuan dalam penyelenggaraan Puskesmas Visi, Misi, Tujuan dan
mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan hingga Tatanilai Puskesmas
evaluasi kinerja Puskesmas (R)
EP 2 1.1.1.2.Ditetapkan jenis-jenis pelayanan yang SK Ka Puskesmas ttg Jenis2 1. Rapat penetapan jenis
disediakan berdasarkan hasil identifikasi dan analisis Pelayanan dan kegiatan layanan(GAUN) 2. analisa
sesuai dengan yang diminta dalam pokok pikiran pada Puskesmas Kebutuhan dan Harapan 1. Kepala Puskesmas. 2.
paragraf terakhir. (R,D,W) program / masyarakat sbg Ketua tim perencana, 3.
dasar penetapan jenis Pengelola program
layanan. 3. Analisa kinerja, pelayanan, ….. Tentang
4. analisa Resiko, 5. bagaiman penetapan
Peluang Pengembangan jenis layanan
Jumlah 0
KRITERIA 1.1.2
Masyarakat sebagai penerima manfaat layanan, lintas program dan lintas sektor mendapatkan kemudahan akses informasi tentang hak dan kewajiban pasien, jenis-jenis pelayanan, dan kegiatan-kegiatan Puskesmas serta
akses
POKOK terhadap
PIKIRANpelayanan dan penyampaian umpan balik (Lihat juga UKM : 2.2.1; 2.2.2)
1.1.2 Masyarakat sebagai penerima manfaat layanan, lintas program dan lintas sektor mendapatkan kemudahan
akses informasi tentang hak dan kewajiban pasien, jenis-jenis pelayanan, dan kegiatan-kegiatan Puskesmas
serta akses terhadap pelayanan dan penyampaian umpan balik (Lihat juga UKM : 2.2.1; 2.2.2;
EP 2 1.1.2.2.Dilakukan sosialisasi tentang hak dan 1. Ada bukti kegiatan Wawancara kepada
kewajiban pasien, jenis-jenis pelayanan serta kegiatan sosialisasi ttg Hak dan petugas, pqasien dan
yang disediakan oleh Puskesmas. (D,W) Kewajiban Pasien dan keluarga pasien tentang
Jenis2 pelayanan & kegiatan sosialisasi dan
kegiatan-kegiatan pengetahuan ttg hak n
Puskesmas melalui kewajiban pasien dan
berbagai macam media, 2. jenis2 pelayanan &
Ada media sosialisasi dalam kegiatan Puskesmas
bentuk brosur, leaflet,
baliho, dsb
Jumlah 0
STANDAR 1.2
TATA KELOLA ORGANISASI PUSKESMAS DILAKSANAKAN SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KRITERIA 1.2.1
Struktur organisasi ditetapkan dengan kejelasan tugas, wewenang, tanggung jawab, dan tata hubungan kerja serta persyaratan jabatan
POKOK PIKIRAN
• Agar dapat menjalankan tugas pokok dan fungsi organisasi, perlu disusun struktur organisasi Puskesmas yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku
• Struktur fungsional mengacu pada PMK 43 tahun 2019
• Untuk tiap jabatan yang ada dalam struktur organisasi yang telah ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota, perlu ada kejelasan tugas, wewenang, tanggungjawab dan persyaratan jabatan
• Pengisian jabatan dalam struktur organisasi berdasarkan persyaratan jabatan; Karena keterbatasan jumlah tenaga, dimungkinkan terjadi perangkapan jabatan
• Efektivitas struktur dan pengisian jabatan perlu dikaji ulang secara periodik
Jumlah 0
KRITERIA 1.2.2
Kebijakan, pedoman/panduan, prosedur, dan kerangka acuan terkait pelaksanaan kegiatan, disusun, didokumentasikan, dan dikendalikan, termasuk pengendalian dokumen bukti pelaksanaan kegiatan
POKOK PIKIRAN
• Pedoman tata naskah sebagai acuan dalam penyusunan dokumen regulasi yang meliputi kebijakan, pedoman, panduan, kerangka acuan, dan prosedur, maupun dalam pengendalian dokumen eksternal dan dokumen
bukti rekaman
• Pedoman tatapelaksanaan kegiatan
naskah mengatur, al:
- Penyusunan,tinjauan & pengesahan
- Pengendalian dokumen termasuk perubahannya
- Pemeliharaan dokumen
- Pengelolaan dokumen eksternal
- Masa retensi
- Alur pneyusunan & distribusi
• Penyusunan Pedoman tata naskah Puskesmas dapat merujuk pada kebijakan masing-masing daerah dan atau sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan terkait tata naskah dinas
• Komponen Tata Naskah Puskesmas sebaiknya mengacu pada Pedoman Tata Naskah yang ditetapkan oleh Dinkes Kab/Kota
Jumlah 0
KRITERIA 1.2.3
Jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas dikelola dan dioptimalkan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kepada masyarakat
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas perlu mengidentifikasi jaringan dan jejaring yang ada di wilayah kerja Puskesmas untuk optimalisasi koordinasi dan atau rujukan di bidang upaya kesehatan
• Jaringan pelayanan Puskesmas meliputi: Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling, dan praktik bidan desa, atau sesuai dengan ketentuan yang berlaku
• Jejaring Puskesmas meliputi UKBM, UKS, klinik, rumah sakit, apotek, laboratorium, praktik mandiri tenaga kesehatan, dan Fasilitas kesehatan lainnya.
• Puskesmas selain melakukan pembinaan terhadap jaringan Puskesmas dan UKBM, juga melakukan pembinaan terhadap jejaring fasilitas kesehatan tingkat pertama
• Program pembinaan meliputi aspek KMP, UKM, UKP, Kefarmasian dan Laboratorium, termasuk pembinaan ketenagaan, sarana prasarana, dan pembiayaan dalam upaya pemberian pelayanan yang bermutu
Jumlah 0
KRITERIA 1.2.4
Puskesmas menjamin ketersediaan data dan informasi melalui penyelenggaraan Sistem Informasi Puskesmas
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas menyediakan data dan informasi yang dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, maupun pengambilan keputusan pada tingkat kebijakan di
•Dinas Kesehatandata
Ketersediaan daerah
dan kabupaten/kota termasuk penyampaian
informasi akan memudahkan informasi
Tim Peningkatan kepada
Mutu, para masyarakat
penanggungdan pihak
jawab terkait
upaya pelayanan, dan masing-masing pelaksana pelayanan baik UKM maupun UKP, Kefarmasian dan Laboratorium
dalam merencanakan,
• Pengumpulan, melaksanakan,
penyimpanan, analisismemantau, dan mengevaluasi
data dan pelaporan data yang keberhasilan upaya
masuk ke dalam kegiatan
sistem peningkatan
informasi mutu
dilakukan dandengan
sesuai keselamatan pengguna
periodisasi layanan
yang telah ditentukan
• Distribusi informasi baik secara internal maupun eksternal dilakukan sesuai dengan ketentuan
• Sistem Informasi Puskesmas, (mengacu pada Pmk 31/2019); SK tsb mencakup : Tim Pengelola SIP, Pengelolaan SIP (Pencatatan, Pengumpulan, Penyimpanan Data, Analisis data, Pelaporan dan Distribusi Informasi);
Menjamin ketersediaanSIP
• Ada SOP Pengelolaan data(SOP
danPencatatan,
informasi untuk Pengambilan Keputusan
SOP Pengumpulan, merencanakan,
SOP Penyimpanan melaksanakan,
Data, SOP Analisis data,memantau, dan dan
SOP Pelaporan mengevaluasi keberhasilan
SOP Distribusi Informasi)upaya kegiatan peningkatan mutu dan kesela matan pengguna
layanan
•Ada
Format SK dan SOP mengacu ke Tatanaskah
SOP Pengelolaan SIP (SOP Pencatatan, SOP Pengumpulan, SOP Penyimpanan Data, SOP Analisis data, SOP Pelaporan dan SOP Distribusi Informasi)
Format SK dan SOP mengacu ke Tatanaskah
KRITERIA 1.2.4. REKOME
Elemen Penilaian FAKTA
SKORDAN ANALISIS
✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI NDASI
EP 1 1.2.4.EP 1. Dilaksanakan pengumpulan, penyimpanan, Wawancara kepada
analisis data dan pelaporan serta distribusi informasi 1. SK Penetapan pengelola petugas ttg Pelaksanaan
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan terkait 1. Ada program kerja, 2. Sistem Informasi
MDI, 2. SK Ada kegiatan
Sistem Informasi Puskesmas (R, D, W) Penyelenggaraan MDI, 3. Puskesmas, dan
pengumpulan, pengolahan, pemanfaatan
Pedoman/ Panduan MDI, 3.
analisa data, penyimpanan data/informasi untuk
SOP-2 MDI (SOP
dan pelaporan data, 3, pelayanan maupun
Pencatatan, SOP
Pengumpulan, SOP Rekam Bukti pelaksanaan untuk manajemen
kegiatan MDI (absensi
Pemyimpanan Data, SOP
laporan, bukti laporan,
Analisis Data, SOP
Pelaporan , dan SOP rekap laporan dsb), 4.
Notulen pertemuan MDI
Distribusi Informasi)
Jumlah 0
STANDAR 1.3
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PUSKESMAS DILAKUKAN SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KRITERIA 1.3.1
Ketersediaan SDM
POKOK PIKIRAN
• Pemenuhan kebutuhan SDM di Puskesmas berdasarkan jumlah, jenis dan kompetensi maka perlu dilakukan analisis jabatan dan analisis beban kerja
• Penyusunan analisis jabatan dan analisis beban kerja mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Analisis Jabatan yang dimaksud di Puskesmas merujuk pada jabatan sesuai dengan struktur organisasi Puskesmas, jabatan fungsional tenaga Puskesmas, dan jabatan pelaksana di Puskesmas.
• Pemenuhan SDM tersebut dimaksudkan untuk memberikan pelayanan sesuai kebutuhan dan harapan pengguna layanan dan masyarakat
Jumlah 0
KRITERIA 1.3.2
URAIAN TUGAS
POKOK PIKIRAN
• Kepala Puskesmas menetapkan uraian tugas setiap pegawai sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan pelayanan
• Uraian tugas pegawai berisi tugas pokok dan tugas tambahan serta kewenangan dan tanggung jawab yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas.
• Kepala Puskesmas dalam menetapkan tugas pokok memperhatikan: jenis pelayanan, kegiatan dan SK jabatan fungsional
• Bagi pegawai non ASN, tugas pokok adalah tugas yang sesuai dengan surat keputusan pengangkatan sebagai tenaga kesehatan di Puskesmas berdasarkan standar kompetensi lulusan
• Tugas tambahan adalah tugas yang diberikan kepada pegawai untuk mendukung kelancaran pelaksanaan program dan kegiatan
• Penilaian kinerja pegawai dilakukan untuk melihat capaian sasaran kerja baik ASN maupun non ASN, mengurangi variasi pelayanan, dan meningkatkan kepuasan pengguna layanan
• Indikator penilaian kinerja setiap pegawai Puskesmas disusun dan ditetapkan berdasarkan uraian tugas dan tata nilai yang disepakati
KRITERIA 1.3.3
Setiap pegawai mempunyai dokumen (file) kepegawaian yang lengkap dan mutakhir
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas wajib menyediakan file kepegawaian untuk tiap pegawai yang bekerja di Puskesmas sebagai bukti bahwa pegawai yang bekerja memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan dilakukan upaya pengembangan
untuk
• Tenagamemenuhi
Kesehatanpersyaratan tersebut.
yang bekerja di Puskesmas harus mempunyai Surat Tanda Registrasi (STR), dan atau Surat Izin Praktik (SIP) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
• File kepegawaian tiap pegawai berisi antara lain:
- bukti pendidikan (ijazah) dan verifikasinya
- bukti surat tanda registrasi (STR) dan verifikasinya secara periodik
- bukti surat izin praktik (SIP) dan verifikasinya secara periodik
- uraian tugas pegawai dan/atau rincian wewenang klinis tenaga kesehatan
- bukti sertifikat pelatihan
- bukti pengalaman kerja jika dipersyaratkan
- hasil penilaian kinerja pegawai
- bukti kebutuhan pengembangan/pelatihan
- bukti evaluasi penerapan hasil pelatihan
- bukti pelaksaanaan orientasi.
KRITERIA 1.3.4
Pegawai baru dan alih tugas wajib mengikuti orientasi agar memahami dan mampu melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya
POKOK PIKIRAN
• Setiap pegawai baru dan alih tugas baik yang diposisikan sebagai Pimpinan Puskesmas, Penanggung jawab Upaya Puskesmas, koordinator pelayanan, maupun pelaksana kegiatan harus mengikuti orientasi, agar pegawai
baru dan Puskesmas
• Khusus alih tugas memahami tugas,mahasiswa
yang menerima peran, dandengan
tanggung jawab
tujuan yang akan
magang makadiemban
pelaksanaan orientasi dilaksanakan sesuai dengan kebijakan Puskesmas dan kurikulum dari Institusi Pendidikan
• Kegiatan orientasi umum dilaksanakan untuk mengenal secara garis besar visi, misi, tata nilai, tugas pokok dan fungsi serta struktur organisasi Puskesmas, program mutu Puskesmas dan keselamatan pengguna layanan,
serta program
• Kegiatan pengendalian
orientasi infeksi. pada orientasi di tempat tugas yang menjadi tanggung jawab dari pegawai yang bersangkutan dan tanggung jawab spesifik sesuai dengan penugasan pegawai tersebut.
khusus difokuskan
• Pada kegiatan orientasi khusus ini pegawai baru diberi/dijelaskan terkait apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, bagaimana melakukan dengan aman sesuai dengan Panduan Praktik Klinis, panduan asuhan lainnya
dan pedoman program lainnya.
Jumlah 0
KRITERIA 1.3.5
Penyelenggaraan K3
POKOK PIKIRAN
• Pegawai yang bekerja di Puskesmas mempunyai risiko terpapar infeksi yang dapat menimbulkan penyakit akibat kerja, terjadinya kecelakaan kerja terkait dengan pekerjaan yang dilakukan dalam pelayanan baik
•langsung
Programmaupun tidak langsung
pemeriksaan kesehatan secara berkala perlu dilakukan sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas, demikian juga pemberian imunisasi bagi pegawai sesuai dengan hasil identifikasi risiko
epidemiologi
• Pegawai jugapenyakit
berhak infeksi, serta program
untuk mendapat perlindungan
perlindungan pegawai terhadap
dari kekerasan penularan
yang dilakukan olehpenyakit
pengguna infeksi proses
layanan, pelaporan
keluarga jika terjadi
pengguna paparan,
layanan, maupun tindak
olehlanjut
sesamapelayanan
pegawai kesehatan, dan konseling perlu disusun dan
diterapkan
• Dalam Program kesehatan dan keselamatan kerja pegawai, semua staf harus memahami bagaimana cara mereka melaporkan, cara mereka dirawat, dan cara mereka menerima konseling dan tindak lanjut akibat cedera
seperti
• Sistemtertusuk jarum (suntik),
K3 berdasarkan paparan
referensi terhadap
PMK 52 penyakit
tahun 2018 menular,
tentang memahami identifikasi risiko dan kondisi yang berbahaya dalam fasilitas serta masalah-masalah kesehatan dan keselamatan lainnya
K3 Fasyankes
• Sistem K3 meliputi: Kebijakan K3, Perencanaan K3, Pelaksanaan K3, Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3 dan Peninjauan Kinerja K3
-• Pengenalan
Standar K3 meliputi:
potensi bahaya dan pengendalian risiko K3
EP 4 1.3.5. EP.4 Dilakukan konseling dan tindak lanjut 1. Ada regester kasus K3, 2. Wawancara kepada Tim
terhadap pegawai yang terpapar penyakit infeksi, Ada rekam kegiatan K-3 dan petugas tentang
kekerasan, atau cedera akibat kerja. (D, W) konseling, 3. Ada rekam implementasi K-3
bukti TL konseling
Jumlah 0
STANDAR 1.4
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK)
KRITERIA 1.4.1
Disusun dan diterapkan rencana program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) yang meliputi keselamatan dan keamanan fasilitas, pengelolaan bahan dan limbah berbahaya, manajemen bencana, pengamanan
kebakaran, alat kesehatan dan system utilisasi
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas perlu menyusun program MFK Kerangka ISI Program MFK yaitu:
a. Manajemen Keselamatan dan keamanan 1. Pendahuluan
b. Manajemen bahan dan limbah berbahaya dan beracun 2. Latar belakang
c. Manajemen Bencana/disaster 3. Tujuan umum dan khusus
d. Manajemen Penanganan Kebakaran 4. Kegiatan pokok & Rincian Kegiatan
e. Manajemen Alat Kesehatan Kegiatan pokok berupa:
f. Manajemen system utilisasi a. Keselamatan dan Keamanan
g. Pendidikan (edukasi) petugas b. Bahan beracun dan berbahaya
• Dilakukan identifikasi dan pembuatan peta risiko (huruf a sd f) c. Disaster plan
• Tetapkan tim atau petugas yang menjalankan program MFK d. Kebakaran
• Dilakukan evaluasi minimal per tri wulan, yaitu: e. Sistim utilisasi , listrik, air dan sistim pendukung penting lainnya
- KESELAMATAN & KEAMANAN f. Peralatan medis
- SISTEM UTILISASI 5. Cara melaksanakan kegiatan
- PENGELOLAAN B3 LIMBAH B3 6. Sasaran
- MANAJEMEN KEDARURATAN 7. Jadwal pelaksanaan kegiatan
- PENGAMANAN KEBAKARAN 8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan & pelaporannya --> Ketentuan Review Program
- PERALATAN KESEHATAN 9. Pencatatan, pelaporan & evaluasi kegiatan
- DIKLAT MFK
Jumlah 0
KRITERIA 1.4.2.
Puskesmas melaksanakan program keselamatan dan keamanan
POKOK PIKIRAN
• Program untuk keselamatan dirancang untuk mencegah terjadinya cedera bagi pasien, petugas, pengunjung dan masyarakat akibat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), seperti tertusuk jarum, tertimpa bangunan,
kebakaran, gedung roboh,
• Program keselamatan dan
bagi tersengat
petugas listrik dengan program keselamatan dan kesehatan kerja
terintegrasi
• Program untuk keamanan perlu direncanakan untuk mencegah terjadinya kejadian kekerasan fisik maupun cedera akibat lingkungan fisik yang tidak aman seperti penculikan bayi, pencurian, dan kekerasan pada petugas
• Apabila Puskesmas mengalami renovasi dan atau konstruksi bangunan maka perlu disusun Infection Control Risk Assesment (ICRA) renovasi untuk memastikan proses renovasi dan atau konstruksi bangunan dilakukan
secara aman KESELAMATAN
• PROGRAM dan mengontrolDAN
terjadinya
KEAMANANpenyebaran infeksi (lihat juga PPI 5.5.2
1.Pendahuluan
2.Latar belakang
3.Tujuan umum & khusus
4.Kegiatan pokok & rincian kegiatan
a. Melakukan asesmen risiko secara komprehensif & proaktif untuk mengidentifikasi bangunan, ruangan / area, peralatan, perabotan & fasilitas lainnya yang berpotensi menimbulkan cedera.
b. Melakukan pemeriksaan fasilitas secara berkala & terdokumentasi
c. Menyediakan anggaran untuk melakukan perbaikan
d. Melakukan asesmen risiko pra kontruksi (pra construction risk assessment / PCRA) setiap ada kontruksi, renovasi atau penghancuran bangunan / demolisasi.
e. Merencanakan dan menyediakan fasilitas pendukung yang aman, untuk mencegah terjadi kecelakaan dan cedera, mengurangi bahaya dan risiko serta mempertahankan kondisi aman bagi pasien, keluarga, staf,
pengunjung
f. Penggunaan kartu identitas seluruh staf RS dan semua individu yang bekerja di RS, pada pasien RI, penunggu pasien, pengunjung (termasuk tamu) yang memasuki area terbatas (restricted area) sehingga
menciptakan
g. Melindungilingkungan yang perorangan,
dari kejahatan aman kehilangan, kerusakan atau pengrusakan barang milik pribadi
h. Menyediakan fasilitas yang aman sesuai dengan PerUU, mis: Setiap tangga ada pegangannya, lantai tidak licin, Ruang perawatan pasien jiwa : pintu kamar menghadap keluar, shower di kamar mandi tidak boleh
menggunakan
i. Melakukan selang, dll pada daerah yang berisiko keselamatan dan keamanan seperti ruang bayi, OK, ruang anak, lanjut usia, pasien rentan yang tidak dapat melindungi diri sendiri atau memberi tanda minta
monitoring
bantuan bila terjadi bahaya.
5. Cara melaksanakan kegiatan
6. Sasaran
7. Skedul (jadwal) pelaksanaan kegiatan
8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan & pelaporannya
9. Pencatatan, pelaporan & evaluasi kegiatan
Jumlah 0
KRITERIA 1.4.3
Inventarisasi, pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya beracun serta pengendalian dan pembuangan limbah bahan berbahaya beracun dilakukan berdasarkan perencanaan yang memadai dan
ketentuan perundangan
POKOK PIKIRAN
• Bahan berbahaya beracun (B3) dan limbah B3 perlu diidentifikasi dan dikendalikan secara aman.
• Puskesmas perlu menginventarisasi B3 meliputi lokasi, jenis, dan jumlah B3 serta limbahnya yang disimpan. Daftar inventaris ini selalu dimutahirkan sesuai dengan perubahan yang terjadi di tempat penyimpanan .
• Pengolahan limbah B3 sesuai standar (penggunaan dan pemilahan, pewadahan dan penyimpanan/TPS B3 serta pengolahan akhir)
•• Tersedia
Program IPAL sesuai dengan
Pengelolaan B3 danketentuan
Limbah B3peraturan
meliputi: perundang-undangan
Jumlah 0
KRITERIA 1.4.4
Puskesmas menyusun, memelihara, melaksanakan, dan mengevaluasi program tanggap darurat bencana internal dan eksternal
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) ikut bertanggung jawab untuk berperan aktif dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bila terjadi bencana baik internal maupun eksternal.
• Strategi untuk menghadapi bencana perlu disusun sesuai dengan potensi bencana yang mungkin terjadi berdasarkan hasil penilaian kerentanan bahaya (Hazard Vulnerability Assesment).
• Program kesiapan menghadapi bencana disusun dan disimulasikan (setiap tahun secara internal atau melibatkan komunitas secara luas, terutama ditujukan untuk menilai kesiapan sistem 2) sampai dengan 6) yang telah
diuraikan di bagian
• Setiap pegawai c kriteria
wajib 1.5.1.pelatihan/ lokakarya dan simulasi pelaksanaan program tanggap darurat yang diselenggarakan minimal setahun sekali agar siap jika sewaktu-waktu terjadi bencana
mengikuti
• Debriefing adalah sebuah review yang dilakukan setelah simulasi bersama peserta simulasi dan observer yang bertujuan untuk menindaklanjuti hasil dari simulasi.
• Hasil dari kegiatan debriefing didokumentasikan
• Puskesmas ikut bertanggungjawab dalam berperan aktif dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bila terjadi bencana baik internal maupun eksternal
• Strategi dan rencana untuk menghadapi bencana perlu disusun sesuai dengan potensi bencana yang mungkin terjadi berdasarkan hasil penilaian kerentanan bahaya (Hazard Vulnerability Assesment), meliputi:
1. identifikasi jenis, kemungkinan, dan akibat dari bencana yang mungkin terjadi,
2. menentukan peran Puskesmas jika terjadi bencana dgn tetap memperhatikan keberlangsungan layanan dan tindak lanjut terhadap bencana,
3. strategi komunikasi jika terjadi bencana,
4. manajemen sumber daya,
5. penyediaan pelayanan dan alternatifnya,
6. identifikasi peran dan tanggung jawab tiap karyawan, dan
7. manajemen konflik yang mungkin terjadi pada saat bencana
• Program persiapan bencana disimulasikan (disaster drill) setiap tahun secara internal atau melibatkan komunitas secara luas, khususnya nomer 3 sd 7
• Setiap karyawan wajib mengikuti pelatihan/ lokakarya dan simulasi dalam pelaksanaan program tanggap darurat
• PROGRAM PENANGGULANGAN BENCANA INTERNAL & EKSTERNAL
- IDENTIFIKASI RISIKO BENCANA INTERNAL & EKSTERNAL
- HAZARD VULNERABILITY ASSESSMENT
- PEMBENTUKAN TIM TANGGAP/ PENANGGULANGAN BENCANA
- PENYUSUNAN DISASTER PLAN
- EDUKASI & SIMULASI PENANGGULANGAN BENCANA
• DISASTER DRILL (SIMULASI DISASTER)
- strategi komunikasi jika terjadi bencana,
- manajemen sumber daya,
- penyediaan pelayanan dan alternatifnya,
- identifikasi peran dan tanggung jawab tiap karyawan, dan
- manajemen konflik yang mungkin terjadi pada saat bencana
• Tahapan siklus bencana
1. Tahap pencegahan; pada saat situasi normal, tidak terjadi bencana; dilakukan perencanaan dan mitigasi
2. Tahap Siap Siaga Bencana; pada saat situasi adanya potensi terjadinya bencana; dilakukan perencanaan dan Kontijensi
3. Tahap Tanggap Bencana; pada saat situasi terjadi bencana; dilakukan evakuasi
4. Tahap Pemulihan; pada saat pasca bencana; dilakukan rehabilitasi
• PERENCANAAN MANAJEMEN BENCANA (DISASTER PLAN)
- Kebijakan
- Latar belakang
- Analisa Risiko
- Peta rawan bencana
- Profil Puskesmas
- Pengorganisasian
- Tupoksi, SOP, Form
- Glossary Fasilitas
• KOMPONEN PROGRAM MANAJEMEN BENCANA
1. Identifikasi jenis, kemungkinan, dan akibat dari bencana yang mungkin terjadi (HVA),
2. Menentukan peran Puskesmas dalam kejadian bencana
3. Strategi komunikasi jika terjadi bencana,
4. Manajemen sumber daya,
5. Penyediaan pelayanan dan alternatifnya,
6. Identifikasi peran dan tanggung jawab tiap pegawai serta manajemen konflik yang mungkin terjadi pada saat bencana,
7. Peran Puskesmas dalam tim terkoordinasi dengan sumber daya masyarakat yang tersedia
Penentuan kejadian
Pengembangan
ko n s e p skenario
Ris k Kaji ulang
Penetapan
Kebijakan Strategi
Ketersediaan sumber
Proyeksi Analisa kesenjangan daya
D is a s te r /Eks p o s ure kebutuhan
Rencana tindaklanjut
Formalisasi
Penentuan kejadian
Pengembangan
ko n s e p skenario
Ris k Kaji ulang
Penetapan
Kebijakan Strategi
Ketersediaan sumber
Proyeksi Analisa kesenjangan daya
D is a s te r /Eks p o s ure kebutuhan
Rencana tindaklanjut
Formalisasi
Sumber:
“Pengantar Perencanaan Kontijensi” oleh
Aktivasi Bakornas PBP
• KONTIJENSI; Kontijensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi, tetapi mungkin juga tidak akan terjadi
• Rencana Kontijensi adalah suatu proses identifikasi dan penyusunan rencana yang didasarkan pada situasi kontijensi atau situasi yg belum tentu terjadi .
• Sebuah rencana kontijensi ada kemungkinan tidak dilakukan (diaktifkan) jika keadaan yang diprediksi tidak terjadi
• Prinsip2 Rencana Kontijensi:
- Dilakukan bersama sama dengan stake holder dan multi-sektor yang terlibat.
- Skenario dan tujuan disepakati.
- Dilakukan secara terus terang.
- Menetapkan peran dan tugas pelaku.
- Menyepakati konsensus.
- Dibuat untuk menghadapi keadaan darurat.
• SIMULASI DAN EVALUASI TAHUNAN
- Diprogramkan dan dilaksanakan Minimal setahun sekali
- Diikuti seluruh staf dan karyawan serta Komunitas secara luas
- Melakukan Debriefing seusai simulasi
- Menindak lanjuti Debriefing hasil simulasi
- Hasil debriefing didokumentasikan
• Tujuan simulasi dan evaluasi tahunan yaitu:
- Mengukur kinerja Seluruh komponen
- Identifikasi area yang perlu perbaikan
- Meningkatkan kemampuan staf dan karyawan menghadapi bencana
- Pemanfaatan sumber daya
- Implementasi: Program, prosedur, Kebijakan terkait
• Kegiatan simulasi bisa berupa emergency drill, workshop, seminar, table top, fullscale, dll
Jumlah 0
KRITERIA 1.4.5.
Puskesmas menyusun, memelihara, melaksanakan, dan melakukan evaluasi program pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran termasuk sarana evakuasi
POKOK PIKIRAN
• Setiap fasilitas kesehatan termasuk Puskesmas mempunyai risiko terhadap terjadinya kebakaran
• Program pencegahan dan penanggulangan kebakaran perlu disusun sebagai wujud kesiagaan Puskesmas terhadap terjadinya kebakaran
• Yang dimaksud dengan sistem proteksi adalah penyediaan proteksi kebakaran baik aktif mau pasif.
• Proteksi kebakaran aktif, contohnya APAR, sprinkler, detektor panas, dan detektor asap,
• Proteksi kebakaran secara pasif, contohnya: jalur evakuasi, pintu darurat, tangga darurat, tempat titik kumpul aman.
• PROGRAM PENGAMANAN KEBAKARAN; Menyusun rencana dan penjadwalan kegiatan :
a. Identifikasi risiko terhadap terjadinya kebakaran
- Menentukan lokasi yang berpotensi HAZARD kebakaran
- Menganalisa kemungkin yg meningkatkan VULNAREBILITY
- Menentukan tingkat RISK kebakaran gunakan HVA Tool
b. Inspeksi terhadap sistim proteksi kebakaran, ketersediaan sarana
c. Menguji dan memelihara sistim proteksi secara periodik
- Memeriksa kelengkapan , kondisi kelayakan sistim proteksi dan sarana penanganan kebakaran
- Memeriksa kelayakan sarana jalur dan tanda petunjuk arah evakuasi
- Uji coba terhadap sistim proteksi dan sarana penanggulangan kebakaran
- Memasang label tanda bahaya dilokasi risiko kebakaran
- Pemeriksaan, Pengujian dan pemeliharaan dilakukan periodik minimal sekali dalam setahun
- Evaluasi dan dokumentasikan, up date jika perlu
d. Meningkatkan sumber daya manusia melalui edukasi & simulasi
Kegiatan edukasi meliputi:
- Memberi edukasi kepada karyawan Puskesmas dan masyarakat sekitar tentang pencegahan kebakaran dan pengamanan kebakaran
-- Mengikuti
Mengupayakan sosialisasi
seminar dalam
, lokakarya danbentuk poster,
pelatihan bagipamflet,
staf dandll
karyawan
Puskesmas
- Kegiatan bersifat periodik dan terjadwal
- Semua kegiatan di evaluasi dan didokumentasikan
Kegiatan simulasi penanganan kebakaran:
- Melatih staf dan karyawan Puskesmas menghadapi situasi TANGGAP DARURAT KEBAKARAN
- Melatih staf dan karyawan Puskesmas menggunakan sarana penanggulangan kebakaran
- Melatih staf dan karyawan Puskesmas melakukan EVAKUASI
- Melatih staf dan karyawan Puskesmas menangani korban
- Melakukan DEBRIEFING dan EVALUASI utk tindaklanjut
- Hasil simulasi, debriefing dan evaluasi didomentasikan
- Simulasi dan pelatihan merupakan kegiatan tahunan
e. Menerbitkan
- Puskesmas kebijakan larangan
menerbitkan Kebijakanmerokok
Larangan merokok
di area Puskesmas sesuai UU RI No.32 Th 2010
- Sosialisasi dan edukasikan kepada masyarakat tentang Bahaya merokok bagi Kesehatan dan bahaya kebakaran
- Pantau kepatuhan larangan merokok secara berkesinambungan
- Evaluasi pelaksanaan kepatuhan thd Larangan merokok, dan dokumentasikan
f. Memantau kepatuhan kebijakan larangan merokok
• Sistem Proteksi Aktif meliputi: 1) Fire Detector; antara lain: Smoke detector dengan alarm, sprinkle; 2) Fire Supressant; antara lain: APAR, Hidrant, Karung goni
• Sistem Proteksi Pasif meliputi: sarana evakuasi, alat bantu evakuasi, jalur dan tanda arah evakuasi, tanda titik kumpul
Jumlah 0
KRITERIA 1.4.6.
Puskesmas menyusun program untuk menjamin ketersediaan alat kesehatan yang dapat digunakan setiap saat
POKOK PIKIRAN
• Penggunaan Aplikasi Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan (ASPAK) oleh Puskesmas dilakukan untuk memastikan pemenuhan terhadap standar sarana, prasarana, dan alat kesehatan.
• Data sarana, prasarana, dan alat kesehatan di Puskesmas harus diinput dalam ASPAK dan divalidasi untuk menjamin kebenarannya
• Agar tidak terjadi keterlambatan atau gangguan dalam pelayanan, alat kesehatan harus tersedia, berfungsi dengan baik, dan siap digunakan saat diperlukan. Program yang dimaksud meliputi kegiatan pemeriksaan dan
kalibrasi secaraalat
• Pemeriksaan berkala, sesuaiyang
kesehatan dengan panduan
dilakukan produk
petugas tiap alat
meliputi kesehatan.
: kondisi alat, ada tidaknya kerusakan, kebersihan, status kalibrasi, dan fungsi alat
KRITERIA 1.4.7.
Puskesmas menyusun dan melaksanakan program untuk memastikan semu sistem utilitas berfungsi dan mencegah terjadinya ketidaktersediaan, kegagalan, atau kontaminasi
POKOK PIKIRAN
• Sistem utilitas meliputi air, listrik, gas medis dan sistem penunjang lainnya seperti genset, panel listrik, perpipaan air dan lainnya.
• Program pengelolaan sistem utilitas perlu disusun untuk menjamin ketersediaan dan keamanan dalam menunjang kegiatan pelayanan Puskesmas
• Sumber air adalah sumber air bersih dan air minum.
• Sumber air dan listrik cadangan perlu disediakan untuk pengganti jika terjadi kegagalan air dan/ atau listrik.
• Puskesmas harus menyediakan cadangan sumber air, listrik dan gas medis selama 7 hari 24 jam sesuai kebutuhan.
• Prasarana air, listrik, dan prasarana penting lainnya, seperti genset, perpipaan air, panel listrik, perlu diperiksa dan dipelihara untuk menjaga ketersediaannya dalam mendukung kegiatan pelayanan.
• Prasarana air bersih perlu dilakukan pemeriksaan seperti, uji kualitas air secara periodik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
• PROGRAM PENGELOLAAN SISTEM UTILITAS
- Ketersediaan listrik, air, gas medis
- Identifikasi area berisiko kegagalan listrik, air
- Pemeriksaan kualitas air
- Identifikasi & Ketersediaan sistem utilitas kunci yang lain
- Pemeliharaan system utilitas
• Program pemeliharaan meliputi
a. Pemeliharaan Tidak Terencana; Pemeliharaan darurat
b. Pemeliharaan Terencana
1. Pemeliharaan Pencegahan meliputi:
- Pemeriksaan termasuk penyetelan dan pelumasan, Lihat, rasakan dengarkan, Pemeliharaan Waktu berhenti
- Penggantian komponen minor yaitu pekerjaan yang timbul langsung dari pemeriksaan, Pemeliharaan waktu berjalan
2. Pemeliharaan Korektif meliputi:
- Reparasi minor yang tidak ditemukan waktu pemeriksaan
- Overhaul terencana
Jumlah 0
KRITERIA 1.4.8
Puskesmas menyusun dan melaksanakan pendidikan Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) bagi petugas
POKOK PIKIRAN
• Dalam rangka meningkatkan pemahaman, kemampuan, dan keterampilan dalam pelaksanaan Manajemen Fasilitas Dan Keselamatan (MFK) perlu dilakukan pendidikan petugas agar dapat menjalankan peran mereka
dalam menyediakan
• Pendidikan petugaslingkungan yang
dapat berupa aman bagi
edukasi, pasien,dan
pelatihan, petugas, dantraining/workshop/lokakarya.
in house masyarakat.
• Pendidikan petugas sebagaimana dimaksud tertuang dalam rencana program pendidikan manajamen fasilitas dan keselamatan
Jumlah 0
Jumlah 0
KRITERIA 1.5.2
Lokakarya mini lintas program dan lokakarya mini lintas sektor dilakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur
POKOK PIKIRAN
• Proses maupun hasil pelaksanaan upaya Puskesmas perlu dikomunikasikan oleh Kepala Puskesmas, Penanggung jawab Upaya baik KMP, UKM, dan UKPP kepada serta lintas program dan lintas sektor terkait agar ada
kesamaan persepsi untuk efektivitas pelaksanaan upaya Puskesmas.
• Komunikasi dan koordinasi Puskesmas melalui Lokakarya mini bulanan lintas program dan Lokakarya mini triwulan lintas sektor dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan
• Lokakarya mini bulanan digunakan untuk : menyusun secara lebih terinci kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan selama 1 (satu) bulan mendatang, khususnya dalam waktu, tempat, sasaran, pelaksana kegiatan,
•dukungan (lintas
Lokakarya mini program dan sektor)untuk
triwulan digunakan yang diperlukan,
: menetapkanserta metode
secara dandukungan
konkrit teknologilintas
yang digunakan;
sektor yangmenggalang kerjasama
akan dilakukan selama dan keterpaduan
3 (tiga) serta meningkatkan
bulan mendatang, motivasi petugas.
melalui sinkronisasi/harmonisasi RPK antar-sektor (antar-instansi) dan
kesatupaduan tujuan; menggalang kerjasama, komitmen, dan koordinasi lintas sektor dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan pembangunan di tingkat kecamatan; meningkatkan motivasi dan rasa kebersamaan dalam
melaksanakan pembangunan masyarakat kecamatan
KRITERIA 1.5.2. REKOME
Elemen Penilaian FAKTA
SKORDAN ANALISIS
✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI NDASI
EP 1 1. Dilakukan lokakarya mini bulanan dan tribulanan
secara konsisten dan periodik untuk
mengkomunikasikan, mengkoordinasikan dan 1. Ada rekam bukti
mengintegrasikan upaya – upaya Puskesmas (D,W) pelaksanaan lokakarya mini
bulanan / tribulanan…..
(notulen harus ada
rekomendasi perbaikan
dan bisa menggambarkan
proses perbaikan
berkesinambungan ..PDCA/
PDSA) lengkapi GAUN
KRITERIA 1.5.3
Kepala Puskesmas dan penanggung jawab melakukan pengawasan, pengendalian kinerja, dan kegiatan perbaikan kinerja melalui audit internal dan rapat tinjauan manajemen yang terencana sesuai dengan masalah
kesehatan prioritas, masalah kinerja, risiko, maupun rencana pengembangan pelayanan
POKOK PIKIRAN
• Kinerja Puskesmas yang dilakukan perlu dipantau apakah mencapai target yang ditetapkan, yang dapat dilakukan melalui audit internal dan tinjauan manajemen
• Audit internal merupakan salah satu mekanisme pengawasan dan pengendalian yang dilakukan secara sistematis oleh tim audit internal yang dibentuk oleh Kepala Puskesmas
• Jika ada permasalahan yang ditemukan dalam audit internal tetapi tidak dapat diselesaikan sendiri oleh pimpinan dan pegawai Puskesmas, maka permasalahan tersebut dapat dirujuk ke Dinas Kesehatan daerah
Kabupaten/Kota untukdirencanakan
• Pelaksanaan kinerja ditindak lanjuti
dan dipantau serta ditindaklanjuti.
• Kepala Puskesmas dan Penanggung jawab Mutu secara periodik melakukan pertemuan tinjauan manajemen untuk membahas umpan balik pelanggan, keluhan pelanggan, hasil audit internal, hasil penilaian kinerja,
perubahan
• Pertemuan proses penyelenggaraan
tinjauan Upaya Puskesmas
manajemen dipimpin dan kegiatan
oleh Penanggung pelayanan Puskesmas, maupun perubahan kebijakan mutu jika diperlukan, serta membahas hasil pertemuan tinjauan manajemen sebelumnya, dan
jawab Mutu
rekomendasi untuk perbaikan.
Jumlah 0
KRITERIA 1.6.1
Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota dalam rangka perbaikan
kinerja
POKOK Puskesmas
PIKIRAN
• Dalam rangka menjalankan tugas, fungsi dan tanggung jawab, Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota melakukan bimbingan teknis dan supervisi, pemantauan evaluasi, dan pelaporan serta peningkatan mutu
pelayanan
• Pembinaankesehatan
yang dilakukan Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota dalam hal penyelenggaraan Puskesmas mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan hingga evaluasi kinerja Puskesmas
• Pembinaan tersebut dilaksanakan secara periodik termasuk pembinaan dalam rangka pencapaian target PIS PK, target Standar Pelayanan Minimal (SPM), dan Program Prioritas Nasional (PPN), serta pemenuhan standar
akreditasi
• Tugas pembinaan meliputi: pendampingan persiapan penilaian untuk survei akreditasi termasuk pra survei, pendampingan pasca survei dalam rangka tindaklanjut hasil rekomendasi surveiior (penyusunan PPS),
pembinaan mutu pasca survei dan monev mutu.
KRITERIA 1.6.1. REKOME
Elemen Penilaian FAKTA
SKORDAN ANALISIS
✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI NDASI
EP 1 Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota
menetapkan struktur organisasi Puskesmas sesuai Ada SK Kepala Dinas
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. tentang SO Puskesmas
(R) ( lengkap dengan uraian
tugas tanggung jawab,
wewenang dan persyaratan
jabatan, serta Tahubjanya
Jumlah 0
Total Skor 0
Total EP 840
CAPAIAN 0 0.00%
1. Kepala Puskesmas. 2. Ketua
tim perencana, 3. Pengelola
program pelayanan, 4.
PJ / Koordinator program
Pelayanan
Puskesmas :
Kab/ Kota :
Tanggal :
Surveior :
STANDAR 2.1
Perencanaan pelayanan UKM Puskesmas disusun secara terpadu berbasis wilayah kerja Puskesmas dengan melibatkan lintas program dan lintas sektor sesuai dengan analisis kebutuhan masyarakat, data hasil penilaian kinerja Pu
memperhatikan
KRITERIA 2.1.1. hasil pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK) dan capaian target Standar Pelayanan Minimal (SPM) daerah Kabupaten/Kota.
Perencanaan pelayanan UKM Puskesmas disusun secara terpadu berbasis wilayah kerja Puskesmas dengan melibatkan lintas program dan lintas sektor sesuai dengan analisis kebutuhan dan harapan masyarakat, data hasil penilaia
memperhatikan
POKOK PIKIRAN hasil pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK) dan capaian target Standar Pelayanan Minimal (SPM) daerah Kabupaten/Kota
• Identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap kegiatan UKM dilakukan dengan Survei Mawas Diri dan Musyawarah Masyarakat Desa maupun melalui pertemuan pertemuan konsultatif lainnya dengan masyarakat sep
survei mawas diri,
• Pelaksanaan survei kepuasan
identifikasi kebutuhanmasyarakat danmasyarakat
dan harapan media lainnya.
mengacu pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.
• Hasil identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat yang telah dianalisis dan dibahas bersama lintas program dan lintas sektor dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan RUK UKM Puskesmas.
• Data capaian kinerja pelayanan UKM dianalisis dengan memperhatikan hasil pelaksanaan PIS PK dan SPM dan dibahas dengan LP dan LS sebagai dasar dalam penyusunan RUK UKM Puskesmas.
• Kegiatan-kegiatan dalam setiap pelayanan UKM di Puskesmas disusun oleh pelaksana dan koordinator pelayanan UKM mengacu pada hasil analisis data kinerja dengan memperhatikan data PIS PK, analisis capaian SPM daerah K
acuan
• Dalamyang sudahini,
standar ditetapkan oleh Kementerian
kata “pelayanan” digunakanKesehatan, Dinas Kesehatan
untuk menggantikan Provinsi, maupun
kata “program”, contoh: Dinas Kesehatan
Program PromkesKabupaten/ Kota, dengan
menjadi Pelayanan mengutamakan program prioritas nasional.
Promkes.
• Tatacara dan Siklus Penyusunan RUK mengacu PMK 44/2016 TTG MANAJEMEN PKM dan kebijakan yg dikeluarkan masing-masing daerah
P1
PENCAPAIAN/KINERJA RUK
RPK
(Tahunan)
P2 RPKB
P3
KRITERIA 2.1.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Dilakukan identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat, Ada SK tentang Ada rekam bukti
kelompok masyarakat, keluarga dan individu yang merupakan jenis layanan, telah dilakukan
sasaran pelayanan UKM sesuai dengan kebijakan dan prosedur SOP Identifikasi identifikasi kebutuhan
yang telah ditetapkan. (R,D, W)) Kebutuhan dan dan harapan
Harapan masyarakat
Masyarakat (dikumpulkan dari
berbagai sumber atau
sesuai SOP atau KAK) ,
Ada hasil identifikasi,
diolah dan dianalisa
EP 2 Hasil identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat dianalisis Ada hasil identifikasi PJ Program dan
bersama dengan lintas program dan lintas sektor sebagai KH Masy, Ada rekam Koord
bahan untuk pembahasan dalam menyusun rencana kegiatan bukti pembahsan Pelayanan,
UKM. (D,W) secara Lintas tentang proses
Program / Lintas kegiatan untk
sektor, Ada Hasil mengidentifika
analisa KH si KH
Masyarakat, Ada
Kegiatan yg perlu
difasilitasi oleh
Puskesmas (cocokkan
dg yg tertuang di
RUK))
EP 3 Data capaian kinerja pelayanan UKM Puskesmas dianalisis Ada data capaian Koord
bersama lintas program dan lintas sektor dengan kinerja UKM, ada hasil Pelayanan,
memperhatikan hasil pelaksanaan PIS PK sebagai bahan untuk analisis (Sesuai SOP tentang proses
pembahasan dalam menyusun rencana kegiatan yang berbasis atau KAK atau PMK olah data dan
wilayah kerja. (D,W) 44/2016) serta bukti analisa data,
pendukung proses. terkait bahan
perencanaan
EP 4 Tersedia Rencana Usulan Kegiatan (RUK) UKM yang disusun Tersedia RUK UKM PJ Program dan
secara terpadu berbasis wilayah kerja Puskesmas berdasarkan (Sesuai tahun atau Koord
hasil analisis kebutuhan dan harapan masyarakat, hasil siklus perencanaan N Pelayanan,
pembahasan analisis data capaian kinerja pelayanan UKM dan N+1 ) , mendasar tentang proses
dengan memperhatikan hasil pelaksanaan kegiatan PIS PK pada hasil analisa KH penyusunan
(D,W) masy, hasil analisa RUK masing
kinerja pelayanan, masing
hasil PIS-PK Pelayanan
Ada rekam bukti
proses penyusunan
Jumlah 0
KRITERIA 2.1.2.
Perencanaan pelayanan UKM Puskesmas memuat kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk mengatasi permasalahan kesehatan dan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat, dimana proses kegiatan Pemberdayaan Masya
sendiri
POKOKdengan
PIKIRANdifasilitasi oleh Puskesmas.
• Pelaksana kegiatan, koordinator pelayanan, dan penanggung jawab UKM Puskesmas wajib memfasilitasi kegiatan yang berwawasan kesehatan melalui pemberdayaan masyarakat.
• Pemberdayaan masyarakat adalah proses untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan individu, keluarga serta masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya kesehatan yang dilaksanakan dengan cara fasilitas
melalui pendekatan
• Perencanaan edukatif dan
pemberdayaan partisipatif
masyarakat serta memperhatikan
terintegrasi dengan Profilkebutuhan
Kesehatanpotensi dan
Keluarga sosial budaya
(Prokesga) setempat.
melalui pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK).
• Bentuk pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan melalui kegiatan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, Posbindu PTM, Posyandu Lansia, Komunitas Peduli Kesehatan
HIV/AIDS, Peduli TB, Komunitas peduli kesehatan ibu dan anak, dan seterusnya dan/atau melalui kegiatan di tatanan-tatanan seperti sekolah, pesantren, pasar, tempat ibadah dan lain-lain.
KRITERIA 2.1.2. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Terdapat kegiatan fasilitasi pemberdayaan masyarakat yang 1.Dalam RUK / RPK PJ UKM, Koord
dituangkan dalam RUK dan RPK Puskesmas dan sudah tertuang kegiatan Pelayanan, ..te
disepakati bersama masyarakat sesuai dengan kebijakan dan fasilitasi ntang kegiatan
prosedur yang telah ditetapkan. (D, W) pemberdayaan pemberdayaan
masyarakat (tahun
berjalan sesuai siklus
perencanaan )
2.Ada rekam bukti
proses penyusunan
(DAUN/GAUN)
Jumlah 0
KRITERIA 2.1.3.
Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Pelayanan UKM terintegrasi lintas program dan mengacu pada Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas
POKOK PIKIRAN
• Perencanaan pelayanan UKM Puskesmas disusun secara terintegrasi lintas program agar efektif dan efisien serta melalui tahapan perencanaan Puskesmas.
• Penyusunan RPK harus mengacu pada RUK. Jika sebagian kegiatan yang direncanakan dalam RUK tidak dapat dilaksanakan karena keterbatasan sumber daya, maka dimungkinkan sebagian kegiatan yang tercantum dalam RUK tida
• RPK pelayanan UKM menggambarkan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun dan dijabarkan dalam rencana pelaksanaan kegiatan setiap bulan.
• RPK pelayanan UKM dimungkinkan untuk diubah/ disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan hasil pemantauan, kebijakan dan kondisi – kondisi sesuai peraturan perundangan-undangan.
• RPK pelayanan UKM dirinci dalam RPK untuk masing-masing pelayanan UKM dan disusun Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) untuk tiap kegiatan dari masing-masing pelayanan UKM.
KRITERIA 2.1.3. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Tersedia Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) tahunan UKM 1. Ada RPK
yang terintegrasi dalam Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Tahunan
tahunan Puskesmas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (R) Puskesmas, 2.
Ada RPK
Tahunan UKM,
memuat
kerangka
waktu
pelaksanaan. 3.
Ada RPK
Tahunan
masing-2
Pelayanan
EP 2 Tersedia RPK bulanan untuk masing-masing pelayanan UKM 1. Ada RPK Ada rekam bukti
yang disusun setiap bulan dengan kejelasan pelaksana tiap Bulanan UKM, pembahasan RPK
kegiatan. (R) 2. Ada RPK bulanan tiap bulan
Bulanan dalam pra / minlok
Pelayanan,
memuat jadwal
kegiatan
EP 3 Tersedia Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) untuk tiap kegiatan Ada KAK
dari masing-masing Pelayanan UKM sesuai dengan RPK yang Pelayanan
disusun (R) UKM sesuai
dengan RPK
bulanan.
EP 4 Dilakukan evaluasi terhadap rencana pelaksanaan pelayanan 1. Ada rekam bukti PJ UKM, dan
UKM berdasarkan hasil pemantauan (D.W) monev pelaksanaan Koord.
kegiatan pelayanan Pelayanan…
UKM, 2. Ada Hasil tentang proses
monev 3. Ada analisa monitoring dan
hasil monev dan evaluasi
RTLnya, (PDSA) 3. Ada program
rekam bukti proses
evaluasi
(rapat/diskusi, dll)
EP 5 Jika terjadi perubahan rencana pelaksanaan pelayanan UKM Ada Kebijakan 1. Ada rekam bukti
berdasarkan hasil pemantauan, kebijakan atau kondisi tertentu tentang pembahasan
maka dilakukan penyesuaian rencana pelaksanaan kegiatan (D) perubahan perubahan rencana, 2.
rencana ??? Ada rekam bukti
(mungkin jadi perubahan
satu dg SK
Perencanaan )
Jumlah 0
STANDAR 2.2.
Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM memastikan kemudahan akses sasaran dan masyarakat terhadap pelaksanaan pelayanan UKM
KRITERIA 2.2.1
Penjadwalan pelaksanaan pelayanan UKM Puskesmas disepakati bersama dengan memperhatikan masukan sasaran, masyarakat, kelompok masyarakat, lintas program dan lintas sektor yang dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan
POKOK PIKIRAN
• Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan masukan dari sasaran, masyarakat, kelompok masyarakat, lintas program dan lintas sektor terkait dan disepakati bersama. Jadwal tersebut memuat waktu, tempat dan sasaran
• Agar sasaran, masyarakat, lintas program dan lintas sektor berperan aktif dalam kegiatan, maka jadwal pelaksanaan kegiatan UKM harus disampaikan kepada sasaran, masyarakat, kelompok masyarakat, lintas program dan linta
memanfaatkan mediaperubahan
• Bilamana dilakukan komunikasijadwal,
yang sudah ditetapkan.
informasi tentang waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan UKM harus disepakati dan diinformasikan dengan jelas dan tempat kegiatan mudah diakses oleh sasaran kegiatan UKM, masyarak
KRITERIA 2.2.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Tersedia jadwal pelaksanaan kegiatan UKM yang disusun 1.Ada jadwal
berdasarkan hasil kesepakatan dengan sasaran, masyarakat, pelaksanaan kegiatan
kelompok masyarakat, lintas program dan lintas sektor terkait. UKM (UKM esensial
(D,W) dan Pengembangan)
2.Ada rekam bukti
kesepakatan / proses
peyusunan bersama
EP 2 Jadwal pelaksanaan kegiatan UKM diinformasikan kepada 1. Adarekam bukti
sasaran, masyarakat, kelompok masyarakat, lintas program, penyampaian
dan lintas sektor melalui media komunikasi yang sudah informasi jadwal
ditetapkan (D, W). pelaksanaan kegiatan
UKM (UKM esensial
dan Pengembangan)
EP 3 Tersedia bukti penyampaian informasi perubahan jadwal jika 1. Ada rekam bukti
terjadi perubahan jadwal pelaksanaan kegiatan (D,W) penyampaian
informasi JIKA ADA
PERUBAHAN jadwal
pelaksanaan kegiatan
UKM
Jumlah 0
KRITERIA 2.2.2
Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM memastikan akses sasaran dan masyarakat terhadap informasi, kegiatan UKM, dan akses untuk menyampaikan umpan balik dan keluhan.
POKOK PIKIRAN
• Informasi tentang kegiatan UKM Puskesmas, tujuan, pentahapan, dan jadwal kegiatan, perlu disampaikan pada lintas program dan lintas sektor terkait agar mereka dapat optimal berkontribusi dalam pencapaian tujuan kegiatan U
• Kejelasan informasi yang disampaikan perlu dievaluasi, yaitu evaluasi terhadap penerimaan informasi oleh sasaran dan pemberian informasi yang dilaksanakan Puskesmas.
• Akses sasaran terhadap kegiatan perlu dievaluasi dan ditindaklanjuti untuk perbaikan dalam mempermudah akses dan penyediaan kegiatan UKM.
• Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan sasaran kegiatan diperlukan umpan balik dan keluhan dari masyarakat dan sasaran kegiatan untuk melakukan penyesuaian dan perbaikan-perbaikan dalam pelaksanaan keg
• Umpan balik dan keluhan ditindak lanjuti dengan pembahasan atau pertemuan konsultatif dengan tokoh masyarakat, kelompok masyarakat, masyarakat atau individu yang merupakan sasaran melalui forum-forum yang ada di m
KRITERIA 2.2.2. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Dilakukan penyampaian informasi tentang kegiatan UKM 1.Ada rincian kegiatan
Puskesmas, mulai dari tujuan, pentahapan, dan jadwal kegiatan UKM, tujuannya,
pada kelompok masyarakat, masyarakat, sasaran, lintas tahap pelaksanaan
program dan lintas sektor terkait. (D,W) dan jadwal kegiatan
2. Ada rekam bukti
penyampaian
informasi ttg kegiatan
UKM kepada sasaran,
masyarakat, kelompok
, LP dan LS terkait
Jumlah 0
STANDAR 2.3.
Penggerakan dan Pelaksanaan Pelayanan UKM dilakukan dan dikoordinasikan dengan melibatkan lintas program dan lintas sektor terkait.
KRITERIA 2.3.1.
Dilakukan komunikasi dan koordinasi dalam penyelenggaraan pelayanan UKM Puskesmas.
POKOK PIKIRAN
• Keberhasilan pelaksanaan pelayanan UKM hanya dapat dicapai jika dilakukan komunikasi dan koordinasi baik lintas program maupun lintas sektor terkait mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, perbaikan dan evaluasi pelak
• Berbagai mekanisme komunikasi dan koordinasi dapat dilakukan antara lain melalui pertemuan-pertemuan, lokakarya mini, dan penggunaan media/tekhnologi informasi.
• Kebijakan, dan prosedur komunikasi dan koordinasi dalam penyelenggaraan pelayanan UKM perlu ditetapkan dan dijadikan acuan dalam pelaksanaan kegiatan UKM.
• Evaluasi dan tindak lanjut terhadap pelaksanaan komunikasi dan koordinasi dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
KRITERIA 2.3.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana 1. Ada 1. Ada rekam bukti
kegiatan UKM Puskesmas melakukan komunikasi dan kebijakan yang pelaksanaan kegiatan
koordinasi kepada lintas program dan lintas sektor terkait mengatur koordinasi maupun
sesuai kebijakan, panduan dan prosedur yang ditetapkan. tentang komunikasi UKM baik
(D,W) Koordinasi dan UKM esensial maupun
Komunikasi , 2. pengembangan,
Ada Pedoman / 2. Ada
panduan data/catatan/informa
tentang si dari hasil
Koordinasi dan koordinasi /
Komunikasi, 3. komunikasi ,
Ada SOP ttg
koordinasi dan
komunikasi, 4.
Ada KAK
pelaksanaan
Kegiatan
EP 2 Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap pelaksanaan 1..Ada rekam bukti
komunikasi dan koordinasi yang sudah dilaksanakan (D.W) hasil evaluasi dan
bukti Tindak
lanjutnya….
Jumlah 0
STANDAR 2.4
Pelayanan UKM dilaksanakan dengan metode pembinaan secara berjenjang agar efisien dan efektif dalam mencapai tujuan yang ditetapkan
KRITERIA 2.4.1.
Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM Puskesmas bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan, pencapaian kinerja, pelaksanaan kegiatan UKM, dan penggunaan sumber daya,
POKOK PIKIRAN
• Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan kegiatan UKM Puskesmas mempunyai kewajiban untuk memberikan arahan dan dukungan bagi pelaksana kegiatan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab. Arahan dapat
pembinaan,
• Pembinaanpendampingan,
penanggung jawab pertemuan-pertemuan, maupun
UKM Puskesmas kepada konsultasi
koordinator dalam pelaksanaan
pelayanan kegiatan
dan pelaksana UKM.
kegiatan UKM meliputi pemahaman pelaksanaan kegiatan, termasuk pembinaan terhadap masalah dan hambatan yang ditemui dala
mulai dari identifikasi, analisis sampai dengan upaya penyelesaian masalah dalam pelaksanaan kegiatan
• Penanggung jawab UKM, koordinator dan pelaksana pelayanan UKM melakukan tindak lanjut dan evaluasi UKM.
terhadap hasil analisis masalah dan hambatan dalam pelaksanaan pelayanan UKM.
KRITERIA 2.4.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Penanggung jawab UKM melakukan pembinaan kepada 1. Ada jadwal
koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM secara pembinaan yang
periodik sesuai dengan jadwal yang disepakati.(D,W) direncanakan oleh PJ
UKM ke koordinator
dan pelaksana UKM
2. Tersedia bukti
pembinaan PJ ke
koordinator dan
pelaksana sesuai
jadwal yg telah dibuat
(catatan pembinaan,
diskusi, rapat,
presensi, ceklist, foto,
dll)
EP 2 Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana 1. Ada rekam bukti
kegiatan UKM Puskesmas mengidentifikasi dan menganalisis kegiatan monitoring
permasalahan dan hambatan dalam pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan
UKM, (D,W) media yg tersedia
(ceklist monitoring,
pembinaan, laporan,
dll)
2. Ada data hasil
monitoring, dolah dan
dianalisa
permasalahan /
hambatan yang
ditemui.
(diidentifikasi)
EP 3 Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana 1. Ada rekam bukti
kegiatan UKM melaksanakan tindak lanjut untuk mengatasi pelaksanaan PDCA /
masalah dan hambatan dalam pelaksanaan kegiatan UKM. PDSA, terhadap
(D,W) permasalahan yang
ditemukan.
Ada
masalah yg ditemukan
(P) Ada
analisa penyebab
masalah (P)
Ada rencana solusi
dan solusi terpilih(P)
Ada Implementasi
pelaksanaan solusi
terpilih (D)
2.
Ada rekam Bukti
Tindak lanjut sesuai
permasalahan (ada
dokumentasi alat
bukti misalnya
bimbingan teknis, job
training, dukungan
sumber daya, logistic,
dll) (D)
EP 4 Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana 1. Ada rekam Bukti
kegiatan UKM melakukan evaluasi dan tindaklanjut terhadap proses evaluasi
hasil pelaksanaan pada elemen penilaian 3 (tiga). (D,W) ( DAUN/GAUN) dari
Intervensi TL yg
dilakukan; (S)
Jumlah 0
STANDAR 2.5
Pelaksanaan pelayanan UKM diperkuat dengan PIS-PK
KRITERIA 2.5.1.
Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM bersama dengan Tim Pembina Keluarga melaksanakan pemetaan dan intervensi kesehatan berdasarkan permasalahan keluarga sesuai dengan jadwal y
POKOK PIKIRAN
• Kegiatan Kunjungan Keluarga yang dilaksanakan oleh Tim Pembina Keluarga digunakan untuk menyampaikan Komunikasi Informasi dan Edukasi kepada keluarga sebagai intervensi awal dan didokumentasikan.
• Dokumentasi hasil kunjungan keluarga dilakukan dengan dientry pada aplikasi keluarga sehat dan atau pada profil keluarga sehat (Prokesga).
• Dokumentasi hasil kunjungan dapat berupa hasil intervensi awal dan hasil intervensi lanjut.
• Dokumentasi hasil kunjungan awal dan hasil intervensi (pemutakhiran/update) dokumentasi dilakukan oleh tim data Puskesmas (admin dan surveior).
• Tim pembina keluarga menyampaikan informasi dan laporan hasil kunjungan keluarga serta berkoordinasi dengan penanggung jawab UKM dan koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM agar dapat dilakukan analisis da
• Tim Pembina keluarga adalah tenaga kesehatan Puskesmas yang dibentuk oleh Kepala Puskesmas melalui Surat Keputusan Kepala Puskesmas.
• Kegiatan UKM melalui PIS PK sebagai bentuk intervensi dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang disepakati dengan masyarakat yang menjadi sasaran
KRITERIA 2.5.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Dibentuk Tim Pembina Keluarga, tenaga administrasi dan 1. Ada SK
surveior dengan uraian tugas yang jelas. (R) tentang
pembentukan
Tim pembina
keluarga ,
tenaga admin
dan surveior
dengan uraian
tugas yang
jelas 2. Ada
Pedoman
pelaksanaan
PIS-PK
3. Ada SOP-2
tentang
pelaksanaan
PIS-PK sesuai
Kebijakan dan
Pedoman
EP 2 Tim Pembina Keluarga melakukan kunjungan keluarga dan 1. Ada data IKS
intervensi awal yang telah direncanakan melalui proses keluarga, RT, RW,
persiapan, dan didokumentasikan. (D,W) desa & Kecamatan
2. Data telah
diinput kedalam
Aplikasi Keluarga
sehat atau manual
2.Tersedia hasil
analisis bersama atas
hasil kunjungan
keluarga
EP 4 Tim Pembina Keluarga menyampaikan informasi masalah 1.Ada rencana
kesehatan kepada Kepala Puskesmas, Penanggung jawab UKM, intervensi lanjut
koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM untuk sesuai permasalahan
bersama-sama melakukan analisis hasil kunjungan keluarga. keluarga
(D,W) 2.Bukti proses
penyusunan rencana
Intervensi Lanjut
(DAUN/GAUN)
Jumlah 0
KRITERIA 2.5.2.
Intervensi lanjut ditujukan pada wilayah kerja Puskesmas berdasarkan permasalahan yang sudah dipetakan dan dilaksanakan terintegrasi dengan pelayanan UKM Puskesmas.
POKOK PIKIRAN
• Penyusunan rencana intervensi lanjut terintegrasi dengan lintas program dan dapat melibatkan lintas sektor terkait, didasarkan pada analisis IKS awal.
• Intervensi sesuai dengan hasil analisis dan pemetaan antara lain dilakukan melalui kegiatan UKM (termasuk yang bersifat inovatif), pengorganisasian masyarakat dalam bentuk UKBM dan tatanan-tananan (sekolah, pesantren, pas
• Perbaikan dan evaluasi PIS PK di tingkat Puskesmas dilaksanakan mulai dari tahap persiapan pelaksanaan, pelaksanaan kunjungan keluarga dan intervensi awal, pelaksanaan analisis Indeks Keluarga Sehat (IKS) awal, pelaksanaa
perubahan IKS.
• Rencana intervensi lanjut terintegrasi dengan rencana pelaksanaan kegiatan masing-masing pelayanan UKM Puskesmas.
• Dalam perbaikan dan evaluasi dilaksanakan proses verifikasi yang bertujuan untuk menjamin kebenaran serta keakuratan pelaksanaan PIS PK sesuai dengan hasil pelatihan serta informasi kondisi kesehatan setiap keluarga yang
aplikasi dapat dipertanggungjawabkan
KRITERIA 2.5.2. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Tim pembina keluarga bersama dengan penanggung jawab 1. Hasil analisis awal
UKM melakukan analisis IKS awal dan pemetaan masalah di dan pemetaan
tiap tingkatan wilayah, sebagai dasar dalam menyusun rencana wilayah PIS PK
intervensi lanjut secara terintegrasi lintas program dan dapat 2. Ada rencana
melibatkan lintas sektor terkait (D, W) intervensi lanjut
3. Tersedia bukti
proses analisis dan
pemetaan dimaksud
(DAUN/GAUN) ----
dianggap jelas
EP 5 Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut perbaikan pada setiap 1. Data capaian,
tahapan PIS PK antara lain melalui supervisi, laporan, lokakarya cecklist supervisi,
mini dan pertemuan-pertemuan penilaian kinerja.(D,W) monitoring, laporan
kegiatan sebagai
bahan evaluasi dan
RTL 2. Hasil
evaluasi dan tindak
lanjut perbaikan
(dokumen, laporan
evaluasi dll)
3. Bukti Proses
evaluasi Hasil evaluasi
dan tindak lanjut
perbaikan (laporan,
dll)—DAUN/GAUN ---
dianggap jelas tidak
perlu contoh
Jumlah 0
KRITERIA 2.5.3.
Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) sebagai bagian dari intervensi lanjut dalam bentuk peran serta masyarakat terhadap masalah-masalah kesehatan
POKOK PIKIRAN
• Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) adalah suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan, dan kemampuan berperilaku sehat
hidup.
• Kegiatan Germas merupakan bagian terintegrasi dari intervensi lanjut terhadap masalah-masalah kesehatan yang diidentifikasi dalam mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat yang dapat dilihat dari perubahan IKS tingkat ke
semakin membaik.
• Germas bertujuan agar masyarakat terjaga kesehatan, tetap produktif, hidup dalam lingkungan yang bersih, ditandai dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : peningkatan edukasi hidup sehat, peningkatan kualitas lingkungan
deteksi dini
• Sasaran penyakit,
Germas penyediaan
adalah pangan
sasaran untuk sehat dan percepatan
masing-masing kegiatan perbaikan gizi,seluruh
Germas, yaitu peningkatan perilaku
lapisan hidup termasuk
masyarakat, sehat danindividu,
peningkatan aktivitas
keluarga fisik.
dan masyarakat untuk mempraktikkan pola hidup sehat sehari-hari.
• Puskesmas berperan dalam mensukseskan Germas antara lain melalui kegiatan pemberdayaan individu dan keluarga yang diukur melalui Indeks individu dan keluarga sehat, pemberdayaan masyarakat yang diukur dengan terbe
pembangunan wilayah berwawasan kesehatan yang diukur dengan Indeks Masyarakat Sehat dan Indeks Tatanan Sehat.
KRITERIA 2.5.3. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Ditetapkannya sasaran Germas dalam pelaksanaan kegiatan 1. Ada RUK yang
UKM Puskesmas oleh Kepala Puskesmas. (R) didalamnya terdapat
rencana pembinaan
Germas
2. Tersedia bukti
1. Ada proses penyusunan
Kebijakan perencanaan Germas
Penyelenggara (DAUN/GAUN ---
an Germas cukup jelas)
( termasuk
didalamnya
penetapan
sasaran
Germas ), 2.
Ada Pedoman
Penyelenggara
an Germas, 3.
Ada SOP
Pelaksanaan
Kegiatan, 4.
Ada KAK
Pelaksanaan
Kegiatan
Germas
EP 2 Dilaksanakan perencanaan pembinaan Germas secara 1. Ada RUK yang
terintegrasi dalam kegiatan UKM Puskesmas. (D,O,W) didalamnya terdapat
rencana pembinaan
Germas
2. Tersedia bukti
proses penyusunan
perencanaan Germas
(DAUN/GAUN)
EP 3 Dilakukan upaya pelaksanaan pembinaan Germas yang 1. Ada rekam bukti
melibatkan lintas program dan lintas sektor terkait untuk Pelaksanaan
mewujudkan perubahan perilaku sasaran Germas. (D,W) pembinaan Germas
sesuai dengan
rencana
(rapat/pertemuan ---
DAUN/GAUN,
kunjungan
lapangan,penyuluhan
dll –Laporan kegiatan,
foto, dll) 2. Ada
bukti keterlibatan
Lintas Program dan
atau Lintas Sektor
EP 5 Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap pelaksanaan 1. Ada data capaian,
pembinaan gerakan masyarakat hidup sehat. (D,W) hasil monitoring,
supervisi serta hasil
evaluasi dan tindak
lanjut 2. Ada
rekam bukti kegiatan
evaluasi pelaksanaan
kegiatan dan tindak
lanjutnya
(DAUN/GAUN,
laporan kunjungan
lapangan, dll)
Jumlah 0
STANDAR 2.6.
Penyelenggaraan UKM Esensial
KRITERIA 2.6.1.
Cakupan dan pelaksanaan UKM Esensial Promosi Kesehatan
POKOK PIKIRAN
• Cakupan UKM Esensial Promosi Kesehatan diukur dengan 3 (tiga) indikator utama yaitu:
- Presentasi posyandu aktif,
- Terbentuknya tatanan sehat sesuai dengan pedoman
- Melakukan proses pemberdayaan masyarakat.
• Persentase Posyandu Aktif adalah posyandu yang mampu melaksanakan kegiatan utamanya secara rutin setiap bulan (KIA: ibu hamil, ibu nifas, bayi, balita, KB, imunisasi, gizi, pencegahan dan penanggulangan diare) dengan caku
50% dan melakukan
• Terbentuknya kegiatan
Tatanan Sehattambahan.
sesuai dengan pedoman adalah upaya yang dilakukan petugas Puskesmas dalam membentuk tatanan/tempat yang mengupayakan kesehatan dengan melakukan proses untuk memberdayakan mas
menginformasikan,
• Melakukan Proses Pemberdayaan dan
mempengaruhi membantu
Masyarakat masyarakat
adalah agar berperan
memfasilitasi aktif untuk mendukung
proses pemberdayaan masyarakatperubahan perilaku
dengan tahapan : dan lingkungan sehat serta menjaga dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Contoh : rumah tangga seh
- pengenalan kondisi desa/kelurahan;
- survei mawas diri;
- musyawarah di desa/kelurahan;
- perencanaan partisipatif;
- pelaksanaan kegiatan; dan
- pembinaan kelestarian
KRITERIA 2.6.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Tercapainya indikator kinerja pelayanan UKM esensial Promosi 1. Ada 1. Ada data capaian
Kesehatan sesuai dengan yang diminta dalam pokok pikiran. Pedoman Indikator Kinerja
(R,D). tehnis Promkes sesuai target
pelaksanaan (bulanan, tigabulanan
kegiatan dan tahunan 2.
Promosi Ada hasil pengolahan
Kesehatan dan analisa data
(mencakup
Indikator
Kinerja
Promkes) , 2.
Ada penetapan
indikator
kinerja
Promkes dan
targetnya, 3.
Ada Program
kerja
Pelayanan
Promosi
Kesehatan,
(sesuai RPK) 4.
Ada SOP-2
Kegiatan
Pelayanan
Promosi, 5.
Ada KAK
Kegiatan
Promosi
Kesehatan
EP 2 Dilaksanakan upaya-upaya promotif dan preventif untuk 1. Ada rencana kerja
mencapai kinerja pelayanan UKM esensial Promosi Kesehatan Promkes sesuai RPK
sebagaimana pokok pikiran, yang sudah tercantum di dalam 2. Ada jadwal
RPK sesuai dengan kebijakan, prosedur dan kerangka acuan pelaksanaan
kegiatan yang telah ditetapkan (D.W.O) (Bulanan) 3.
Tersedia bukti proses
pelaksanaan kegiatan
Promkes sesuai
dengan rencana
(DAUN/GAUN)
EP 3 Dilakukan pemantauan dan penilaian serta tindak lanjut secara 1.Ada rekam bukti
periodik dan berkesinambungan terhadap capaian indikator proses pemantauan
dan upaya yang telah dilakukan (D.W.O) dan penilaian (Ceklist
pemantauan, catatan
pelaksanaan, dll)
2 Ada hasil
monitoring, 3. Ada
analisa hasil
monitoring kegiatan
promkes. 4. Disusun
rencana TL dan rekam
bukti pelaksanaan
tindak lanjut
EP 5 Dilaksanakan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan SOP Ada bukti pencatatan
prosedur yang telah ditetapkan. (D.W.O) Pencatatan dan dan pelaporan
pelaporan
Jumlah 0
KRITERIA 2.6.2.
Cakupan dan pelaksanaan UKM Esensial Kesehatan Lingkungan
POKOK PIKIRAN
• Cakupan UKM Esensial Kesehatan Lingkungan diukur dengan 3 (tiga) indikator utama, yaitu:
- Jumlah desa Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
- Persentasi Fasilitas Umum (TFU) yang memenuhi syarat kesehatan dan;
- Persentasi Tempat Pengolahan Pangan (TPP) yang memenuhi syarat kesehatan.
• Untuk mencapai kinerja UKM Esensial Kesehatan Lingkungan dilakukan upaya-upaya promotif dan preventif sebagai berikut:
- pemicuan, pendampingan verifikasi desa STBM serta update data, dan lain-lain
- melakukan inspeksi kesehatan lingkungan TFU dan TPP, pembinaan, update data dan lain-lain
- upaya-upaya promotive dan preventif sesuai dengan indikator tambahan yang ditetapkan oleh Puskesmas yang mengacu pada pedoman/panduan dan atau ketentuan yang berlaku.
• Dilakukan pemantauan dan analisis serta tindak lanjut terhadap capaian indikator kinerja pelayanan UKM esensial dan upaya pencapaian kinerja pelayanan UKM esensial Kesehatan Lingkungan yang telah dilakukan .
KRITERIA 2.6.2. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Tercapainya indikator kinerja pelayanan UKM esensial 1. Ada 1. Ada data capaian
Kesehatan Lingkungan (R.D) Pedoman Indikator Kinerja
tehnis Kesling sesuai target
pelaksanaan (bulanan, tigabulanan
kegiatan dan tahunan 2.
Kesehatan Ada hasil pengolahan
Lingkungan dan analisa data
(mencakup
Indikator
Kinerja
Keshling) , 2.
Ada penetapan
indikator
kinerja Kesling
dan targetnya,
3. Ada Program
kerja
Pelayanan
Kesling, (sesuai
RPK) 4. Ada
SOP-2 Kegiatan
Pelayanan
Kesling, 5. Ada
KAK Kegiatan
Kesling
EP 5 Dilaksanakan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan SOP Ada bukti pencatatan
prosedur yang telah ditetapkan (D.W.O) Pencatatan dan dan pelaporan
pelaporan
Jumlah 0
KRITERIA 2.6.3.
Cakupan dan pelaksanaan UKM Esensial Kesehatan Keluarga.
POKOK PIKIRAN
• Cakupan UKM Esensial Kesehatan Keluarga diukur dengan 5 (tiga) indikator utama, yaitu:
- Presentasi ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal terpadu
- Presentasi balita yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan minimal
- Presentasi remaja yang mendapatkan pelayanan kesehatan peduli remaja
- Presentasi calon pengantin yang mendapatkan pelayanan kesehatan
- Presentasi lanjut usia yang mendapatkan pelayanan.
• Pelayanan Kesehatan Balita sebagaimana dalam standar pelayanan minimal:
- Penimbangan berat badan
- Pengukuran panjang badan/tinggi badan
- Pemantauan perkembangan
- Imunisasi
- Pemberian vitamin A
- Pelayanan balita sakit
• Kriteria Puskesmas mampu laksana Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) jika memenuhi kriteria:
- ada tenaga terlatih/terorientasi PKPR
- ada pedoman PKPR
- menyediakan layanan konseling bagi remaja
• Pelayanan kesehatan reproduksi Calon Pengantin (Catin) minimal meliputi:
- anamnesa
- pemeriksaan fisik
- pemeriksaan status gizi
- pemeriksaan darah (hb, golongan darah)
- skrining imunisasi TT
- KIE Kesprocatin
KRITERIA 2.6.3. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Tercapainya indikator kinerja pelayanan UKM esensial 1. Ada data capaian
Kesehatan Keluarga (R.D) Kinerja Kesga sesuai
kebijakan puskesmas
(bulanan, tigabulanan
dan tahunan)
2. Ada Indikator
Kinerja Kesga
(Tahunan dan
bulanan)
EP 3 Dilakukan pemantauan dan penilaian serta tindak lanjut secara 1. Ada rencana atau
periodik dan berkesinambungan terhadap capaian indikator jadwal pemantauan
dan upaya yang telah dilakukan (D.W.O) sesuai RPK 2.
Tersedia bukti proses
pemantauan dan
penilaian (Ceklist
pemantauan, catatan
pelaksanaan, dll---
cukup jelas) 3.
Tersedia bukti tindak
lanjut sesuai hasil
pemantauan---cukup
jelas)
EP 4 Disusun rencana tindak lanjut berdasarkan hasil pemantauan 1.Ada rencana tindak
dan penilaian yang terintegrasi ke dalam RUK (D.W.O) lanjut sesuai hasil
pemantauan dan
penilaian 2.
Tersedia bukti proses
penyusunan rencana
tidak lanjut
(DAUN/GAUN, dll---
cukup jelas)
EP 5 Dilaksanakan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan SOP Ada bukti pencatatan
prosedur yang telah ditetapkan (D.W.O) Pencatatan dan dan pelaporan
pelaporan
Jumlah 0
KRITERIA 2.6.4
Cakupan dan pelaksanaan UKM Esensial Gizi
POKOK PIKIRAN
• Ibu hamil KEK apabila tidak ditangani akan berisiko melahirkan bayi Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) yang menjadi salah satu penyumbang masalah stunting.
• ASI Eksklusif merupakan salah satu standar emas Pemberian Makan Bayi dan Anak yang akan berkontribusi berkurangnya kejadian Gizi Kurang dan stunting.
• Surveilan gizi berupaya memantau secara terus menerus masalah-masalah yang terjadi agar bila ada masalah cepat tertangani dan menjadi dasar untuk perencanaan yang baik
• Cakupan UKM Esensial Gizi diukur dengan 3 (tiga) indikator utama :
- Puskesmas melaksanakan Surveilans Gizi
- presentasi bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapatkan ASI Eksklusif.
- pelaksanaan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita.
• Untuk mencapai kinerja pelayanan UKM Esensial Gizi dilakukan upaya-upaya promotif dan preventif
• Dilakukan pemantauan dan analisis serta tindak lanjut terhadap capaian indikator kinerja pelayanan UKM esensial dan upaya pencapaian kinerja pelayanan UKM esensial Gizi
KRITERIA 2.6.4. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Tercapainya indikator kinerja pelayanan UKM esensial Gizi (R.D) 1. Ada 1. Ada data capaian
Pedoman Indikator Kinerja
tehnis Pelayanan Gizi sesuai
pelaksanaan target (bulanan,
kegiatan tigabulanan dan
Pelayanan Gizi tahunan 2. Ada
(mencakup hasil pengolahan dan
Indikator analisa data
Kinerja
elayanan Gizi) ,
2. Ada
penetapan
indikator
kinerja Gizi dan
targetnya, 3.
Ada Program
kerja
Pelayanan
Pelayanan Gizi,
(sesuai RPK) 4.
Ada SOP-2
Kegiatan
Pelayanan Gizi,
5. Ada KAK
Kegiatan Gizi
EP 5 Dilaksanakan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan SOP Ada bukti pencatatan
prosedur yang telah ditetapkan (D.W.O) Pencatatan dan dan pelaporan
pelaporan
Jumlah 0
KRITERIA 2.6.5
Cakupan dan pelaksanaan UKM Esensial Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
POKOK PIKIRAN
• Cakupan UKM Esensial Pencegahan dan Pengendalian Penyakit diukur dengan 3 (tiga) indikator utama berdasarkan prioritas masalah di Puskesmas yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas.
• Untuk mencapai kinerja UKM Esensial Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dilakukan upaya-upaya promotif dan preventif sesuai dengan kebijakan, pedoman dan panduan yang berlaku.
• Dilakukan pemantauan dan analisis serta tindaklanjut terhadap capaian indikator kinerja pelayanan UKM esensial dan upaya pencapaian kinerja pelayanan UKM esensial Pencegahan dan Pengendalian Penyakit yang telah dilakuka
KRITERIA 2.6.5. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Tercapainya indikator kinerja pelayanan UKM esensial 1. Ada 1. Ada data capaian
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (R.D) Pedoman Indikator Kinerja
tehnis Pelayanan P2P sesuai
pelaksanaan target (bulanan,
kegiatan tigabulanan dan
Pelayanan P2P tahunan 2. Ada
(mencakup hasil pengolahan dan
Indikator analisa data
Kinerja
Pelayanan P2P)
, 2. Ada
penetapan
indikator
kinerja P2P dan
targetnya, 3.
Ada Program
kerja
Pelayanan
Pelayanan P2P,
(sesuai RPK)
4. Ada SOP-2
Kegiatan
Pelayanan P2P,
5. Ada KAK
Kegiatan P2P
EP 5 Dilaksanakan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan SOP Ada bukti pencatatan
prosedur yang telah ditetapkan (D.W.O) Pencatatan dan dan pelaporan
pelaporan
Jumlah 0
STANDAR 2.7.
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan
KRITERIA 2.7.1.
Cakupan dan pelaksanaan UKM Pengembangan
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas melaksanakan upaya kesehatan masyarakat pengembangan berdasarkan permasalahan yang ada di wilayah kerja.
• Cakupan UKM Pengembangan diukur dengan 3 indikator utama Pengembangan yang ditetapkan oleh Puskesmas.
• Untuk mencapai kinerja UKM Pengembangan dilakukan upaya-upaya promotif dan preventif sesuai dengan pedoman yang berlaku.
• Dilakukan pemantauan dan analisis serta tindak lanjut terhadap capaian indikator kinerja pelayanan UKM Pengembangan dan upaya pencapaian kinerja yang telah dilakukan
• Penetapan UKM Pengembangan berupa SK Kepala Puskesmas.
- Memberikan gambaran tentang sebab terpilihnya UKM Pengembangan tersebut.
- Kekhususan apa yang dimiliki wilayah kerja Puskesmas sehingga memilih Pengembangan tersebut.
- Bisa ditetapkan bersama-sama, misalnya memilih 3 pengembangan.
- Lihat PMK 44/2016
KRITERIA 2.7.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Ditetapkan jenis - jenis pelayanan UKM Pengembangan sesuai SK penetapan Tersedia bukti proses
dengan hasil analisa. (R) jenis pelayanan penyusunan,
UKM pemilihan dan
Pengembangan penetappannya jenis
. layanan UKM
Pengembangan
(DAUN/GAUN, dll)
EP 2 Tercapainya indikator kinerja pelayanan UKM Pengembangan. 1. Ada 1. Ada data capaian
(R,D) (lihat juga KMP 1.8.1, UKM 2.9.5) Pedoman Indikator Kinerja
tehnis Pelayanan UKM
pelaksanaan Pengembangan
kegiatan sesuai target
Pelayanan (bulanan, tigabulanan
UKM dan tahunan 2.
Pengembangan Ada hasil pengolahan
(mencakup dan analisa data
Indikator
Kinerja
Pelayanan P2P)
, 2. Ada
penetapan
indikator
kinerja UKM
Pengembangan
dan targetnya,
3. Ada Program
kerja kegiatan
Pelayanan
UKM
Pengembangan
, (sesuai RPK)
4. Ada SOP-2
Kegiatan
Pelayanan
UKM
Pengembangan
, 5. Ada KAK
Kegiatan UKM
Pengembangan
EP 3 Dilaksanakan upaya-upaya promotif dan preventif untuk 1. Ada rencana kerja
mencapai kinerja pelayanan UKM Pengembangan sebagaimana Pelayanan UKM
pokok pikiran (D.W.O) Pengembangan
sesuai RPK 2.
Ada jadwal
pelaksanaan
(Bulanan) 3.
Tersedia bukti proses
pelaksanaan kegiatan
Pelayanan UKM
Pengembangan sesuai
dengan rencana
(DAUN/GAUN)
EP 4 Dilakukan pemantauan dan penilaian serta tindak lanjut secara 1.Ada rekam bukti
periodik dan berkesinambungan terhadap capaian indikator proses pemantauan
dan upaya yang telah dilakukan. (D.W.O) dan penilaian (Ceklist
pemantauan, catatan
pelaksanaan, dll)
2 Ada hasil
monitoring, 3. Ada
analisa hasil
monitoring kegiatan
Pelayanan UKM
Pengembangan. 4.
Disusun rencana TL
dan rekam bukti
pelaksanaan tindak
lanjut
EP 5 Dilaksanakan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan SOP Ada bukti pencatatan
prosedur yang telah ditetapkan. (D.W.O) Pencatatan dan dan pelaporan
pelaporan
Jumlah 0
STANDAR 2.8.
Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian Kinerja pelayanan UKM Puskesmas dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja pelayanan UKM
KRITERIA 2.8.1
Kepala Puskesmas dan Penanggung jawab UKM Puskesmas melakukan supervisi untuk mengendalikan pelaksanaan pelayanan UKM Puskesmas secara periodik
POKOK PIKIRAN
• Perbaikan terhadap pelaksanaan pelayanan UKM Puskesmas perlu dilakukan melalui pelaksanaan supervisi yang disusun secara periodik dengan jadwal yang jelas.
• Rencana dan jadwal kegiatan supervisi perlu diinformasikan kepada koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM Puskesmas, sehingga pelaksana dapat mempersiapkan diri.
• Kepala Puskesmas dan Penanggungjawab UKM Puskesmas melaksanakan kegiatan supervisi dan bersama Koordinator Pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM Puskesmas merencanakan tindak lanjut perbaikan dalam pengelolaa
UKM Puskesmas.
• Kepala Puskesmas dan Penanggung Jawab (PJ) UKM memberitahukan kepada Koordinator Pelayanan terhadap rencana pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pengendalian
• Supervisi adalah pengawasan terhadap proses, kegiatan dan pelaksana kegiatan yang sedang melaksanakan kegiatan.
- Tahapan pelaksanaan supervisi sebagai berikut:
- Penyusunan jadwal kegiatan supervisi diinformasikan kepada koordinator dan pelaksana kegiatan UKM Puskesmas agar dapat menyiapkan bahan yang diperlukan.
- Bahan persiapan adalah analisis secara mandiri terhadap tugas yang akan disupervisi meliputi jadwal, KAK, dan SOP kegiatan.
- Supervisi dilakukan oleh Kepala Puskesmas bersama Penanggung Jawab UKM yang dilaksanakan secara langsung di tempat kegiatan.
- Jika ditemukan ketidaksesuaian atau hambatan dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan UKM, maka dilakukan pembahasan dan tindak lanjut perbaikan
• KAK Supervisi tersedia sampai dengan jadwal pelaksanaan kegiatan supervisi.
- Setiap pelaksana kegiatan mendapatkan supervisi minimal 1 kali dalam pelaksanaan kegiatannya.
- KAK mencantumkan Kepala Puskesmas ikut melaksanakan supervisi.
- Jadwal selain berada dalam KAK juga didapatkan tersendiri, bisa berada dalam map Kepala Puskesmas maupun pada map PJUKM.
• Pelaksanaan kegiatan supervisi diawali dengan penjelasan format supervisi yang akan diberlakukan pada tiap pelaksana (D)
- Bentuk bisa berupa rekam kegiatan Pertemuan Sosialisasi baik Jadwal maupun bagaimana cara melakukan pemantauan mandiri.
- Bentuk format supervisi disampaikan kepada Pelaksana.
- PJUKM memastikan Pelaksana memahami format supervisi.
- PJUKM memastikan jadwal pelaksanaan kegiatan.
• Tersedia jenis-jenis format supervisi yang digunakan untuk tiap pelaksana UKM.
KRITERIA 2.8.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Penanggung Jawab UKM menyusun kerangka acuan dan jadwal 1. Ada KAK Supervisi
supervisi pelaksanaan pelayanan UKM Puskesmas. (R,D) Pj UKM 2.
Ada Jadwal Supervisi
Pj UKM
EP 5 Kepala Puskesmas dan Penanggung jawab UKM Puskesmas 1. Data hasil supervisi
menyampaikan hasil supervisi kepada Koordinator pelayanan Kapus 2. Data
dan pelaksanan kegiatan (D,W) hasil supervisi Pj UKM
3. Bukti
penyampaian Data
hasil supervisi
(DAUN/GAUN)
Jumlah 0
KRITERIA 2.8.2.
Penanggung jawab UKM wajib melakukan pemantauan dalam upaya pelaksanaan kegiatan UKM sesuai dengan jadwal yang sudah disusun agar dapat mengambil langkah tindak lanjut untuk perbaikan
POKOK PIKIRAN
• Pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan UKM sesuai jadwal yang disusun pada bulan sebelumnya digunakan untuk menuntaskan penyelenggaraan pelayanan UKM Puskesmas sesuai dengan rencana pelaksanaan kegiatan yan
• Pelaksanaan pembahasan kesesuaian dilaksanakan dalam Lokakarya Mini bulanan untuk menghasilkan jadwal pelaksanaan kegiatan pada bulan berikutnya, dan dalam lokakarya mini triwulan untuk memantau peran lintas sekto
pelayanan UKM.
• Rencana pelaksanaan kegiatan yang sedang dilaksanakan dapat direvisi bila perlu, sesuai dengan perubahan kebijakan pemerintah dan/atau perubahan kebutuhan masyarakat atau sasaran, serta usulan-usulan perbaikan yang ras
• Perbaikan terhadap jadwal pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap bulan dan menjadi bagian dari pembahasan dalam lokakarya mini bulanan Puskesmas.
• Pergeseran jadwal bisa terjadi antar bulan atau dengan melaksanakan perbaikan terhadap komponen jadwal seperti tempat, waktu, sasaran kegiatan, pelaksana, serta metode dan teknologi.
• Perubahan rencana pelaksanaan kegiatan dimungkinkan apabila terjadi perubahan kebijakan pemerintah dan/atau perubahan kebutuhan masyarakat dan sasaran, maupun hasil perbaikan dan pencapaian kinerja. Perubahan re
usulan-usulan dari pelaksana,
• Bukti hasil tindak lintasrekam
lanjut…. berupa program, dan lintas
kegiatan sektor
(D/W), terka PJUKM dan Pelaksana tentang bagaimana dan kapan dilakukannya Pemantauan Pelaksanaan Kegiatan.
Pemahaman
• Pemantauan didasarkan pada kesesuaian dengan JADWAL pelaksanaan kegiatan
- Jadwal tersedia, PJUKM dan Pelaksana memperhatikan jadwal pada saat menyusun kegiatan.
- prinsif 5W1H
• Tindak lanjut disini adalah hal-hal yang bisa dilakukan oleh PJUKM dan Pelaksana UKM segera untuk mengatasi masalah dalam pelaksanaan kegiatan.
• Sedangkan yang membutuhkan sumberdaya yang besar dan harus dibahas dengan pimpinan atau memerlukan minlok untuk dibahas bersama-sama dengan upaya lain, dilakukan pada nomor ep 4 dan 5
• Bila diperlukan perubahan rencana, baik bulanan, maupun perubahan terhadap RPK – misalnya PAK. Maka perlihatkan bukti rencana/jadwal yang berubah(D)
• Pelaksana/PJUKM memahami kenapa terjadi perubahan kegiatan, penyebab dan bentuk perubahan. (W)
KRITERIA 2.8.2. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Dilakukan pemantauan kesesuaian pelaksanaan kegiatan 1.Ada jadwal dan
terhadap kerangka acuan dan jadwal kegiatan pelayanan UKM. pemantauan yang
(D, W) direncanakan oleh PJ
UKM.
2.Tersedia KAK
kegiatan UKM yang
akan di pantau.
3.Tersedia
bukti pelaksanaan
pemantauan sesuai
jadwal / KAK
EP 2 Dilakukan pembahasan terhadap hasil pemantauan dan hasil 1. Ada data hasil
capaian kegiatan pelayanan UKM oleh Kepala Puskesmas, pemantauan
Penanggung jawab UKM Puskesmas, koordinator pelayanan pelaksanaan kegiatan
dan pelaksana kegiatan UKM dalam lokakarya mini bulanan dan UKM 2. Data
lokakarya mini triwulan. (D,W) diolah dan dianalisa,
3. Tersedia rekam
Bukti pembahasan
melalui Minilokakarya
/ pra minlok , 4. Ada
rekomendasi
perbaikan
Jumlah 0
KRITERIA 2.8.3
Kepala Puskesmas dan Penanggung jawab UKM melakukan upaya perbaikan terhadap hasil penilaian capaian kinerja pelayanan UKM
POKOK PIKIRAN
• Adanya ketetapan tentang indikator capaian kinerja pelayanan UKM yang disusun berdasar Standar Pelayanan Minimal, Kebijakan/Pedoman dari Kementerian Kesehatan, Kebijakan/ Pedoman dari Dinas Kesehatan Provinsi, dan
Kesehatan
• Kegiatan Daerah Kabupaten/Kota
pengumpulan dan kebijakan
hasil data capaian kinerjaPuskesmas untukyang
pelayanan UKM masing- masingdalam
tercantum kegiatan UKM.pelaksanaan pelayanan UKM disampaikan kepada penanggungjawab UKM setiap bulan dengan tetap memperhatikan periodisasi
laporan
laporan.
• Penanggung jawab UKM dan koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM melakukan analisis terhadap capaian kinerja berdasarkan indikator kinerja pelayanan UKM dan indikator mutu pelayanan UKM yang telah dikum
pencapaian
• Penetapankinerja
Kepalasesuai dengan
Puskesmas targetIndikator
tentang yang telah ditetapkan
Kinerja berdasarkan:
- Standar Pelayanan Minimal,
- Kebijakan/Pedoman dari Kementerian Kesehatan,
- Kebijakan/ Pedoman dari Dinas Kesehatan Provinsi
- Kebijakan/Pedoman dari Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota
- Kebijakan Puskesmas
• Bukti kegiatan umpan balik tidak harus jawaban surat bisa berupa pertemuan di Dinkes atau kunjungan ke Puskesmas
• Bukti pembahasan bersama dengan pelaksana dan PJUKM yang capaian kinerjanya diperhatikan. Misalnya, karena tidak tercapai
• Bisa juga dibuktikan dengan fasilitasi yang diberikan untuk rencana perbaikan
• Tindak lanjut hasil feedback dari dinkes, dibuktikan dengan rekam kegiatan, laporan, dan bentuk kegiatan lainnya yang dilaksanakan sebagai perbaikan dari permasalahan kinerja.
KRITERIA 2.8.3. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Ditetapkan indikator kinerja pelayanan UKM. (R) 1. Ada SK
penetapan
Indikator
kinerja UKM
Bisa jadi
satu dengan SK
Payung ttg
Pengawasan
Pengendalian
dan Penilaian
Kinerja (lihat
1.5.1.1-2)
EP 3 Penanggung Jawab UKM dan Koordinator pelayanan serta 1. Ada rekam bukti
pelaksana kegiatan melakukan pembahasan terhadap capaian pertemuan
kinerja bersama dengan lintas program. (D,W) pembahasan hasil
kinerja ( pra minlok /
minlok), 2. Ada hasil
pembahasan ( analisa
data capaian dan RTL
nya ),
EP 6 Ada bukti umpan balik (feedback) dari Dinas Kesehatan Daerah Ada umpan balik dari
Kabupaten/kota terhadap laporan upaya perbaikan capaian Dinkes terhadap
kinerja pelayanan UKM Puskesmas secara periodik. (D) laporan yang dikirim
EP 7 Dilakukan tindak lanjut terhadap umpan balik dari Dinas 1. Ada rekam bukti
Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota. (D) pembahasan hasil
feedback dari Dinas
Kesehatan, Ada
rencana tindak lanjut
sesuai hasil umpan
balik dari Dinkes
3.Tersedia
bukti tindak lanjut
Jumlah 0
KRITERIA 2.8.4.
Penilaian kinerja terhadap penyelenggaraan pelayanan UKM dilaksanakan secara periodik untuk menunjukan akuntabilitas dalam pengelolaan pelayanan UKM
POKOK PIKIRAN
• Kepala Puskesmas, Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM bertanggung jawab dalam membudayakan perbaikan kinerja secara berkesinambungan, konsisten dengan visi, misi dan tujuan Pus
• Kepala Puskesmas bersama Penanggung Jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM menetapkan kebijakan dan prosedur penilaian kinerja pelayanan UKM
• Kepala Puskesmas bersama Penanggung jawab UKM perlu melakukan penilaian terhadap kinerja pelayanan UKM secara periodik.
• Penilaian kinerja dimaksudkan untuk menunjukkan akuntabilitas dalam pengelolaan dan pelaksanaan UKM Puskesmas dan melakukan perbaikan jika hasil penilaian kinerja tidak mencapai target yang diharapkan.
• Penilaian tersebut dilakukan dalam rapat Kepala Puskesmas bersama dengan Penanggung jawab UKM Puskesmas, koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM.
KRITERIA 2.8.4. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Kepala Puskesmas, Penanggung Jawab UKM, Koordinator 1. Ada rekam bukti
pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM melakukan pertemuan
pembahasan penilaian kinerja paling sedikit dua kali setahun pembahasan hasil
(D,W) penilaian kinerja
secara periodik sesuai
dengan rencana
kerja , 2. Ada hasil
pembahsan , analisa
dan RTL nya.
EP 2 Disusun rencana tindak lanjut terhadap hasil pembahasan 1.Ada rencana tindak
penilaian kinerja pelayanan UKM (D,W). lanjut sesuai hasil
pembahasan kinerja
2.Tersedia bukti
proses penyusunan
rencana tidak lanjut
EP 3 Hasil penilaian kinerja dilaporkan kepada dinas kesehatan 1. Ada Laporan kinerja
kabupaten/kota (D) sesuai tahun berjalan
(siklus pelaporan)
2.Ada bukti
pengiriman laporan
kinerja dimaksud
EP 4 Ada bukti umpan balik (feedback) dari Dinas Kesehatan Daerah Ada umpan balik dari
Kabupaten/kota terhadap laporan hasil penilaian kinerja Dinas atas laporan
pelayanan UKM (D) yang dikirim
EP 5 Hasil umpan balik (feedback) dari dinas kesehatan daerah 1.Ada tindak lanjut
kabupaten/kota ditindaklanjuti. (D) atas umpan balik dari
Dinas atas laporan
yang dikirim
2. Tersedia
bukti tindak lanjut
Jumlah 0
Total Skor 0
Total EP 960
CAPAIAN 0
a hasil penilaian kinerja Puskesmas termasuk
SIMULASI REKOMENDASI
atan Pemberdayaan Masyarakat dilakukan oleh masyarakat
nakan dengan cara fasilitasi proses pemecahan masalah
SIMULASI REKOMENDASI
tercantum dalam RUK tidak dituangkan dalam RPK
SIMULASI REKOMENDASI
tepat waktu sesuai dengan rencana
SIMULASI REKOMENDASI
dan keluhan.
SIMULASI REKOMENDASI
rbaikan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan UKM.
SIMULASI REKOMENDASI
n sumber daya,
SIMULASI REKOMENDASI
ga sesuai dengan jadwal yang sudah disepakati
asikan.
SIMULASI REKOMENDASI
ulangan diare) dengan cakupan masing-masing minimal
ntuk memberdayakan masyarakat melalui kegiatan
Contoh : rumah tangga sehat, sekolah sehat, dan lain-lain
SIMULASI REKOMENDASI
h dilakukan .
SIMULASI REKOMENDASI
SIMULASI REKOMENDASI
SIMULASI REKOMENDASI
enyakit yang telah dilakukan .
SIMULASI REKOMENDASI
SIMULASI REKOMENDASI
erbaikan dalam pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan
SIMULASI REKOMENDASI
a pelaksanaan kegiatan yang disusun.
emantau peran lintas sektor terkait dalam pelaksanaan
-usulan perbaikan yang rasional.
SIMULASI REKOMENDASI
an visi, misi dan tujuan Puskesmas.
harapkan.
SIMULASI REKOMENDASI
0.00%
BAB.III. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perseorangan dan Penunjang (UKPP)
Puskesmas :
Kab/ Kota :
Tanggal :
Surveior :
STANDAR 3.1.
Penyelenggaraan pelayanan klinis mulai dari proses penerimaan pasien sampai dengan pemulangan dilaksanakan dengan memperhatikan kebutuhan mutu pelayanan.
KRITERIA 3.1.1.
3.1.1. Penyelenggaraan pelayanan klinis mulai dari penerimaan dilaksanakan dengan efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan pasien, serta mempertimbangkan hak dan kewajiban pasien dan keluarga.
POKOK PIKIRAN
• Penerimaan pasien meliputi: pendaftaran pasien rawat jalan, pendaftaran pasien rawat
inap, dan
• Salah menahan
satu pasien untuk
cara melibatkan observasi
pasien atau stabilitasi.
dalam pengambilan keputusan tentang pelayanan yang diterimanya adalah dengan cara memberikan informed consent. lnformed consent dapat diperoleh pada berbagai titik waktu dalam pro
informed consent diperoleh ketika pasien masuk rawat inap dan sebelum suatu tindakan atau pengobatan tertentu yang berisiko.
• Informasi dan penjelasan tentang infomed consent di berikan oleh dokter yang bertanggung jawab yang akan melakukan tindakan atau dokter lain apabila dokter yang bersangkutan berhalangan namun tetap dengan sepenget
tersebut
KRITERIA 3.1.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 1. Pendaftaran dilakukan sesuai dengan kebijakan, pedoman SK tentang Alur Pelayanan Kesesuaian proses Pemahaman
dan prosedur yang ditetapkan dengan menginformasikan hak Pelayanan dan Alur pendaftaran dan petugas ttg hak
dan kewajiban serta memperhatikan keselamatan pasien (R, Klinis (mulai Pendaftaran, pelayanan dengan dan kewajiban
O, W, S) dari Jenis pelayanan alur , Ketersediaan pasien, proses
pendaftaran dan jadwal informasi alur identifikasi
sampai dengan pelayanan, pelayanan dan alur pasien di
pemulangan kerjasama pendaftaran, jenis pendaftaran,
dan rujukan) , rujukan, pelayanan dan tarif, proses
Panduan identifikasi jam pelayanan, identifikasi
pendaftaran, kebutuhan dan sarana yang tersedia, hambatan
SOP hambatan pasien kerjasama rujukan
pendaftaran, serta tindak dan hak kewajiban
informed lanjutnya, bukti pasien
consent general consent
( pemahaman
informasi hak dan
kewajiban)
EP 2 2. Pasien/keluarga pasien memperoleh informasi mengenai SK pelayanan Dokumen
tindakan medis/pengobatan tertentu yang berisiko yang akan klinis tentang Informed
dilakukan sebelum memberikan persetujuan atau penolakan informed Concent,
(informed consent) termasuk konsekuensi dari keputusan consent ( lihat persetujuan dan
penolakan tersebut. (D) diatas), SOP penolakan
informed
consent ( dok
1.2.2)
Jumlah 0
STANDAR 3.2.
Pengkajian, Rencana Asuhan, dan Pemberian Asuhan dilaksanakan secara paripurna.
KRITERIA 3.2.1.
Proses kajian awal dilakukan secara paripurna dan mencakup berbagai kebutuhan dan harapan pasien/keluarga.
POKOK PIKIRAN
• Proses skrining dan proses Kajian pasien dilakukan secara paripurna untuk mendukung rencana dan pelaksanaan pelayanan oleh petugas kesehatan profesional dan/atau tim kesehatan antar profesi yang digunakan untuk meny
Pelaksanaan asuhan dan pendidikan pasien/keluarga dilaksanakan sesuai rencana yang disusun, dipandu oleh kebijakan dan prosedur, dan sesuai dengan peraturan yang berlaku
• Kajian awal dilakukan oleh tenaga medis, keperawatan/kebidanan, dan disiplin yang lain meliputi: status fisis/neurologis/mental, psikososiospiritual, ekonomi, riwayat kesehatan, riwayat alergi, asesmen nyeri, asesmen risiko ja
(gangguan fungsi tubuh), asesmen risiko gizi, , kebutuhan edukasi, dan rencana pemulangan.
• Tenaga medis dapat memberikan pelimpahan wewenang untuk melakukan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi tertentu kepada perawat, bidan atau tenaga kesehatan pemberi asuhan yang lain secara tertulis. Pelimpahan
dapat dilakukan dalam keadaan tenaga medis tidak berada ditempat, dan/atau karena keterbasatan ketersediaan tenaga medis.
KRITERIA 3.2.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 1. Dilakukan pengkajian awal secara paripurna oleh tenaga SK pelayanan Form pengkajian Proses pengkajian wawancara
yang kompeten untuk mengidentifikasi kebutuhan pelayanan klinis tentang awal perawat dan awal, Skrining visual, pada petugas:
sesuai panduan praktik klinis, termasuk penangan nyeri dan pengkajian, dokter, bukti nyeri, triase, covid acuan dalam
dicatat dalam rekam medik (R, D, O, W) rencana sosialisasi memberikan
asuhan, screening dan pelayanan/asu
pemberian pengkajian awal han
asuhan dan paripurna
pendidikan
pasien/kel, SOP
pengkajian
awal klinis
(screening),
yang meliputi
kajian medis,
kajian
penunjang
medis,
misalnya kajian
gizi, dan kajian
keperawatan
EP 2 2. Dalam keadaan tertentu jika tidak tersedia tenaga medis, SK pelimpahan Sertifikat tenaga
dapat dilakukan pelimpahan wewenang tertulis kepada wewenang yang diberi
perawat dan/ atau bidan yang telah mengikuti pelatihan, pelimpahan
untuk melakukan kajian awal medis dan pemberian asuhan wewenang
medis sesuai kewenangan delegatif yang diberikan. (R,D)
Jumlah 0
STANDAR 3.3.
Pelayanan gawat darurat dilaksanakan dengan segera sebagai prioritas pelayanan.
KRITERIA 3.3.1.
Pasien gawat darurat diberikan prioritas untuk asesmen dan pelayanan sesegera mungkin sebagai bentuk pelaksanaan triase.
POKOK PIKIRAN
• Prosedur penanganan pasien gawat darurat disusun berdasar panduan praktik klinis untuk penanganan pasien gawat darurat dengan referensi yang dapat dipertanggungjawabkan
• Pasien gawat darurat diidentifikasi dengan proses triase mengacu pada pedoman tata laksana triase sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Dalam penanganan pasien dengan kebutuhan darurat, mendesak, atau segera, termasuk melakukan deteksi dini tanda tanda dan gejala penyakit menular misalnya infeksi melalui udara/airborne.
KRITERIA 3.3.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 1. Pasien diprioritaskan atas dasar kegawatdaruratan sebagai SK pelay klinis sosialisasi triase Tenaga kesehatan Pemahaman
tahap triase sesuai dengan kebijakan, pedoman dan prosedur tentang triase, tentang pelaksanaan petugas
yang ditetapkan. (W,O,S) Panduan Tata triage terhadap
laksana Triase, prosedur triage
SOP triase,
penanganan
gawat darurat (
lihat di 1.2.2)
EP 2 2. Pasien gawat darurat yang perlu dirujuk ke FKRTL, diperiksa SK, Pedoman Bukti rekam Pasien dan tenaga
dan dilakukan stabilisasi terlebih dahulu sesuai kemampuan dan SOP medis kesehatan tentang
Puskesmas dan dipastikan dapat diterima di FKRTL sesuai Rujukan, pelaksanaan pelaksanaan
dengan kebijakan, pedoman dan prosedur yang ditetapkan. persiapan stabilisasi, stabilisasi dan
(D,O) pasien rujukan komunikasi dan komunikasi sebelum
SBAR sebelum rujukan
rujukan, observasi
selama rujukan,
buku komunikasi
dengan RS
rujukan. Resume
medis pasien
rujukan
Jumlah 0
STANDAR 3.4
Pelayanan anastesi lokal dan tindakan di Puskesmas dilaksanakan sesuai standar
KRITERIA 3.4.1
Pelayanan anestesi lokal di Puskesmas dilaksanakan sesuai standar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
POKOK PIKIRAN
• Dalam pelayanan rawat jalan maupun rawat inap di Puskesmas terutama pelayanan gawat darurat, pelayanan gigi, dan keluarga berencana kadang-kadang memerlukan tindakan tindakan yang membutuhkan lokal anestesi. Pel
harus memenuhi standar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta kebijakan dan prosedur yang berlaku di Puskesmas.
KRITERIA 3.4.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Pelayanan anestesi lokal dilakukan oleh tenaga kesehatan yang SK dan SOP Rekam Medik Tenaga kesehatan Tenaga
kompeten sesuai dengan kebijakan dan prosedur . (D, O, W) pelayanan pelaksanaan tentang pelaksanaan pelaksana
anestesi lokal anestesi lokal pemberian anestesi anestesi lokal
( lihat dalam form lokal,ketersediaan tentang
dokumen pemantauan obat emergency pemberian
1.2.2) anestesi dan anestesi lokal
laporan operasi .
Sertifikat
kompetensi
pemberi layanan
anestesi lokal
EP 2 Jenis, dosis dan teknik anestesi lokal dan pemantauan status form pemantauan
fisiologi pasien selama pemberian anestesi lokal oleh petugas anestesi dan
dan dicatat dalam rekam medis pasien (D) laporan operasi
Jumlah 0
STANDAR 3.5
Terapi gizi dilakukan sesuai dengan kebutuhan pasien dan ketentuan peraturan perundang-undangan
KRITERIA 3.5.1
Pemberian terapi makanan dan terapi gizi sesuai dengan status gizi pasien dan konsisten dengan asuhan klinis tersedia secara reguler.
POKOK PIKIRAN
• Terapi Gizi kepada pasien dengan resiko gangguan gizi di Puskesmas diberikan secara reguler sesuai dengan rencana asuhan berdasarkan hasil penilaian status gizi dan kebutuhan pasien sesuai Proses Asuhan Gizi Terstandar (PA
Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas.
• Keluarga pasien dapat berpartisipasi dalam menyediakan makanan bila sesuai dan konsisten dengan kajian kebutuhan pasien dan rencana asuhan dengan sepengetahuan dari petugas kesehatan yang berkompeten dan disimpa
mencegah kontaminasi
KRITERIA 3.5.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Disusun rencana asuhan gizi berdasar kajian kebutuhan gizi Form Screening
pada pasien sesuai dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan Gizi, Formulir
pasien. (D) Asuhan gizi
( Padime)
EP 2 Distribusi dan pemberian makanan dilakukan sesuai jadwal dan Format distribusi Petugas
pemesanan dan didokumentasikan. (D, W) makan gizi/pasien
tentang
distribusi dan
pemberian
makanan
EP 5 Respons pasien terhadap terapi gizi dipantau dan dicatat dalam CPPT ( Catatan
rekam medisnya. (D) Perkembangan
Pasien
Terintegrasi)
dalam rekam
medik
Jumlah 0
STANDAR 3.6
Pemulangan dan tindak lanjut pasien dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan
KRITERIA 3.6.1
Pemulangan dan tindak lanjut pasien yang bertujuan untuk kelangsungan
layanan dipandu oleh prosedur yang baku
POKOK PIKIRAN
• Pemulangan pasien dilakukan berdasar kriteria yang ditetapkan oleh dokter/dokter gigi yang bertanggung jawab terhadap pasien untuk memastikan bahwa kondisi pasien layak untuk dipulangkan dan akan memperoleh tindak
dipulangkan, misalnya pasien rawat jalan yang tidak memerlukan perawatan rawat inap, pasien rawat inap tidak lagi memerlukan perawatan rawat inap di Puskesmas, pasien yang karena kondisinya memerlukan rujukan ke FKRT
dapat dirawat di rumah atau rumah perawatan, pasien yang menolak untuk perawatan rawat inap, pasien/ keluarga yang meminta pulang atas permintaan sendiri
• Informasi tentang resume pasien pulang yang diberikan kepada pasien/ keluarga pada saat pemulangan atau rujukan ke fasilitas kesehatan yang lain diperlukan agar pasien/keluarga memahami tindak lanjut yang perlu dilakuka
yang optimal.
KRITERIA 3.6.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Dokter/dokter gigi, perawat/bidan, dan pemberi asuhan yang Sk pelayanan Rekam medis
lain melaksanakan pemulangan, rujukan dan asuhan tindak klinis tentang pasien/ CPPT,
lanjut sesuai dengan rencana yang disusun dan kriteria kriteria resume medis
pemulangan. (D) pemulangan pasien pulang/
pasien di UGS, dirujuk
pasien dengan
persalinan dan
bayi, SOP
pemulangan
dan tindak
lanjut pasien
EP 2 Resume medis diberikan kepada pasien dan pihak yang Resume medis Tenaga medis tentang Pelaksanaan
bekepentingan saat pemulangan atau rujukan. (D, O, W) yang berisi penjelasan asuhan pemulangan
tentang: riwayat tindak lanjut pada pasien/rujukan
kesehatan, saat pelaksanaan
pemeriksaan fisik, pemulangan
pemeriksaan pasien/rujukan
diagnostik,
indikasi pasien
rawat inap,
diagnosis dan
komorbiditas lain,
prosedur
tindakan dan
terapi yang telah
diberikan, obat
yang sudah
diberikan dan
obat untuk
pulang, kondisi
kesehatan pasien,
instrusi tindak
lanjut dan
dijelaskan kepada
pasien
Jumlah 0
STANDAR 3.7
Rujukan
KRITERIA 3.7.1
Pelaksanaan rujukan dilakukan sesuai dengan ketentuan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan dan mengacu pada ketentuan peraturan perundang- undangan.
POKOK PIKIRAN
• Selama proses rujukan pasien secara langsung, pemberi asuhan yang kompeten terus memantau kondisi pasien, dan fasilitas kesehatan penerima rujukan diberi resume tertulis mengenai kondisi klinis pasien dan tindakan yang t
• Pada saat serah terima di tempat rujukan, petugas yang mendampingi pasien memberikan informasi secara lengkap (SBAR) tentang kondisi pasien kepada petugas penerima transfer pasien.
KRITERIA 3.7.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Pasien/keluarga pasien memperoleh informasi rujukan dan SK pelayanan Surat Persetujuan Pasien/
memberi persetujuan untuk dilakukan rujukan berdasarkan klinis tentang rujukan/ keluarga pasien
kebutuhan pasien dan kriteria rujukan untuk menjamin kriteria informed memperoleh
kelangsungan layanan ke fasilitas kesehatan yang lain (D, W) rujukan, SOP consent. Sertifikat informasi
persiapan kompetensi rujukan,
pasien rujukan petugas yang kebutuhan
mendampingi pasien dan
rujukan kriteria rujukan
EP 2 Dilakukan komunikasi dengan fasilitas kesehatan yang menjadi Buku komunikasi Petugas
tujuan rujukan dan tindakan stabilisasi pasien sebelum dirujuk petugas dengan melakukan
sesuai kondisi pasien, indikasi medis dan kemampuan dan fasilitas komunikasi
wewenang yang dimiliki agar keselamatan pasien selama kesehatan dengan fasilitas
pelaksanaan rujukan dapat terjamin. (D,W) rujukan; Rekam kesehatan dan
medis/catatan pelaksanaan
stabilisasi pasien monitoring
sebelum dirujuk /stabilisasi
ke FKTRL, ceklist pasien
persiapan pasien
rujukan.
EP 3 Dilakukan serah terima pasien yang disertai dengan informasi Resume pasien,
yang lengkap (SBAR) kepada petugas. bukti serah
terima pasien
yang dilengkapi
dengan SBAR,
stempel FKTRL
serta nama
petugas yang
menerima
rujukan. Surat
Rujukan dan
form monitoring
selama rujukan
Jumlah 0
KRITERIA 3.7.2
Dilakukan tindak lanjut terhadap rujukan balik dari FKRTL
POKOK PIKIRAN
• Untuk menjamin kesinambungan pelayanan, pasien yang dirujuk balik dari FKRTL dilaksanakan tindak lanjut sesuai dengan umpan balik rujukan dan dicatat dalam rekam medis.
• Jika Puskesmas menerima umpan balik rujukan pasien dari fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut atau fasilitas kesehatan lain, maka tindak lanjut dilakukan sesuai prosedur yang berlaku melalui proses kajian dengan memper
rujukan.
KRITERIA 3.7.2 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Dokter/dokter gigi penangggung jawab pelayanan melakukan SK dan SOP rekam pelaksanaan
kajian ulang kondisi medis sebelum menindaklanjuti umpan Kajian ulang medis/CPPT yang pengkajian ulang
balik dari FKRTL sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang kondisi pasien berisi kajian ulang kondisi pasien
ditetapkan. (D,O) rujuk balik oleh dokter/ program rujuk balik
FKTRL dan dokter gigi
tindak lanjut tentang kondisi
pasien program
rujuk balik, Surat
rujuk balik dari RS
EP 2 Dokter/dokter gigi penanggung jawab pelayanan melakukan rekam Pelaksanaan tindak Dokter/dokter
tindak lanjut terhadap rekomendasi umpan balik rujukan medis/CPPT lanjut terhadap gigi
sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan. tentang tindak rekomendasi umpan penanggung
(D,O,W) lanjut balik rujukan jawab
rekomendasi melakukan
umpan balik tindak lanjut
rujukan terhadap
rekomendasi
umpan balik
rujukan
EP 3 Monitoring dalam proses rujukan balik harus di catat dalam Pelaksanaan
form monitoring. (D) monitoring
proses rujukan
balik dalam CPPT
Jumlah 0
STANDAR 3.8
Penyelenggaraan Rekam Medis
KRITERIA 3.8.1.
Tata kelola penyelenggaraan rekam medis dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
POKOK PIKIRAN
• Penyelenggaraan Rekam Medis dilakukan secara berurutan dari sejak pasien masuk sampai pasien pulang, dirujuk atau meninggal, meliputi kegiatan :
- Registrasi pasien
- Pendistribusian rekam medis
- Isi rekam medis dan pengisian informasi klinis
- Pengolahan data dan pengkodean
- Klaim pembiayaan
- Penyimpanan rekam medis
- Penjaminan mutu
- Pelepasan informasi kesehatan
- Pemusnahan rekam medis
• SK Pelayanan Rekam Medis yang minimal mengatur : bentuk rekam medis, simbol dan singkatan, registrasi pasien, pendistribusian rekam medis, isi rekam medis dan pengisian informasi klinis, pengolahan data dan pengkodean
penyimpanan rekam medis, penjaminan mutu, pelepasan informasi kesehatan, pemusnahan rekam medis, koreksi pengisian rekam medis
KRITERIA 3.8.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Penyelenggaraan rekam medis yang meliputi a sampai dengan SK Pelayanan Bentuk rekam Penataan rekam Petugas rekam
i termasuk riwayat alergi obat, dilakukan sesuai dengan Rekam Medis; medis, simbol dan medis, kelengkapan medik tentang
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan. (D, O, W) Pedoman singkatan,isi pengisian rekam penyelenggara
pelayanan rekam medis dan medis termasuk an,
rekam medis; kelengkapan riwayat alergi obat pendistribusian
SOP pelayanan pengisian rekam , pengolahan
rekam medis medis, bukti data dan
( akses rekam pelaksanaan pengkodean
medis, penilaian dan
penyimpanan kelengkapan penyimpanan
rekam medis , rekam medis, serta
koreksi berita acara pemusnahan
pengisian pemusnahan rekam medis
rekam rekam medis, dsb
medis,dll)
EP 2 Rekam Medis diisi secara lengkap dan dengan tulisan yang Bukti Rekam Medik terisi Kelengkapan
terbaca serta harus dibubuhi nama, waktu dan tanda tangan kelengkapan lengkap, nama, waktu pengisian
Dokter, Dokter Gigi dan atau Tenaga Kesehatan yang pengisian rekam dan tanda tangan rekam medik
melaksanakan pelayanan kesehatan perseorangan, serta medis/CPPT Dokter, Dokter Gigi oleh dokter,
apabila ada kesalahan dalam melakukan pencatatan di rekam termasuk waktu, dan atau Tenaga dokter Gigi dan
medis dilakukan koreksi sesuai ketentuan peraturan nama dan tanda Kesehatan yang atau Tenaga
perundang-undangan. (D, O, W) tangan PPA, melaksanakan kesehatan
koreksi pengisian pelayanan
rekam medis
sesuai SK dan SOP
Jumlah 0
STANDAR 3.9
Penyelenggaraan Pelayanan laboratorium dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
KRITERIA 3.9.1
Pelayanan laboratorium dikelola sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan.
POKOK PIKIRAN
• Regulasi pelayanan laboratorium perlu disusun sebagai acuan, yang meliputi kebijakan dan pedoman, serta prosedur-prosedur pelayanan laboratorium yang mengatur tentang:
a. jenis-jenis pelayanan laboratorium yang disediakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kemampuan Puskesmas
b. waktu penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium
c. pemeriksaan laboratorium yang berisiko tinggi
d. proses permintaan pemeriksaan, penerimaan specimen, pengambilan, dan penyimpanan specimen
e. pelayanan pemeriksaan di luar jam kerja pada Puskesmas rawat inap atau puskesmas yang menyediakan pelayanan di luar jam kerja
f. proses pemeriksaan laboratorium
g. kesehatan dan keselamatan kerja dalam pelayanan laboratorium
h. penggunaan alat pelindung diri
i. pengelolaan reagen
• Yang perlu diperhatikan di laboratorium : Simbol dan pelabelan reagensia B3, Penyimpanan Reagensia B3, Ketersediaan MSDS untuk tiap reagensia B3, yang dilakukan jika terjadi tumpahan, yang dilakukan jika terjadi pajanan
• SK Pelayanan Laboratorium yang mengatur jenis-jenis pelayanan laboratorium yang disediakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kemampuan Puskesmas, waktu penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium, pemeriksa
tinggi, proses permintaan pemeriksaan, penerimaan specimen, pengambilan, dan penyimpanan specimen,pelayanan pemeriksaan di luar jam kerja pada Puskesmas rawat inap atau puskesmas yang menyediakan pelayanan di lu
laboratorium kesehatan dan keselamatan kerja dalam pelayanan laboratorium, penggunaan alat pelindung diri, pengelolaan reagen dan terutama menetapkan nilai normal, rentang nilai rujukan dan nilai kritis
• SOP pelayanan laboratorium seperti permintaan, penerimaaan, pengambilan dan penyimpanan spesimen, pengelolaan reagen, pelaksanaan pemeriksaan, dan penyampaian hasil pemeriksaan kepada pihak yang membutuhka
dan bahan berbahaya dan beracun (B3)
KRITERIA 3.9.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Kepala Puskesmas menetapkan nilai normal, rentang nilai SK Pelayanan Form hasil
rujukan untuk setiap jenis pemeriksaan yang disediakan, dan Laboratorium pemeriksaan
nilai kritis pemeriksaan laboratorium.(R) ( jenis laboratorium
pelayanan mencantumkan
waktu nilai normal dan
penyerahan nilai rentang
hasil rujukan
pemeriksaan
lab,
pemeriksaan
lab beresiko
tinggi, proses
permintaan
pemeriksaan,
penerimaan
dst,
pemeriksaan
diluar jam
kerja, K3,
pengelolaan
reagen),
Pedoman
pelayanan
laboratorium,
SOP pelayanan
laboratorium
dan
pengelolaan
limbah
EP 2 Reagensia esensial dan bahan lain tersedia sesuai dengan jenis MSDS tiap Pengelolaan
pelayanan yang ditetapkan, pelabelan dan penyimpanannya, reagen, Bukti reagen,
termasuk proses untuk menyatakan jika reagen tidak tersedia. penyimpanan pelabelan dan
(D, W) dan pelabelan penyimpanan
reagensia sesuai
dengan regulasi
(check list), bukti
perhitungan
kebutuhan
reagensia
termasuk buffer
stock, bukti
pemesanan
reagensia, check
list monev
ketersediaan
reagensia
EP 3 Penyelenggaraan pelayanan laboratorium yang meliputi a SOP jika terjadi Hasil monev Observasi Penyelenggara
sampai dengan i, dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan tumpahan kepatuhan penggunaan APD, an lab dari a sd
prosedur yang ditetapkan. (D, O, W) reagen dan terhadap penataan dan i, termasuk
pajanan prosedur pelabelan serta layanan diluar
petugas pelayanan lab penyimpanan reagen, jam kerja
dan TL, bukti suhu,
monitoring
penggunaan APD
dan TL
EP 4 Dilakukan pemantapan mutu internal dan pemantapan mutu Bukti pelaksanaan observasi PMI yang Pelaksanaan
eksternal terhadap pelayanan laboratorium sesuai ketentuan PMI dan dilakukan dan pemantapan
peraturan perundang-undangan dan dilakukan perbaikan jika PME .Bukti sertifikat PME mutu internal
terjadi penyimpangan (D,O,W) pelaksanaan dan
perbaikan bila pemantapan
terjadi mutu eksternal
penyimpangan
EP 5 Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut waktu pelaporan hasil Form hasil evaluasi dan
pemeriksaan laboratorium.(D,W) pemeriksaan tindak lanjut
laboratorium. waktu
Evaluasi hasil pelaporan hasil
pemantauan dan pemeriksaan
tindak lanjut laboratorium
waktu pelaporan
hasil
pemeriksaan
laboratorium
Jumlah 0
STANDAR 3.10
Penyelenggaraan Pelayanan kefarmasian dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
KRITERIA 3.10.1
Pelayanan kefarmasian dikelola sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan.
POKOK PIKIRAN
• Pelayanan farmasi di Puskesmas terdiri dari:
a. Pengkajian resep dan penyerahan obat
b. Pemberian informasi obat (PIO)
c. Konseling
d. Visite pasien (khusus Puskesmas rawat inap)
e. Rekonsiliasi obat
f. Pemantauan terapi obat (PTO)
g. Evaluasi penggunaan obat
• Pengelolaan sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) terdiri dari:
a.Perencanaan kebutuhan
b. Permintaan
c. Penerimaan
d. Penyimpanan
e. Pendistribusian
f. Pengendalian
g. Pencatatan, pelaporan dan pengarsiapan
h. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan
• SK, Pedoman dan SOP Pelayanan kefarmasian minimal mengatur pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP, pelayanan farmasi, peresepan obat termasuk psikotropika dan narkotika, obat kadaluarsa, formularium obat, obat yang p
KRITERIA 3.10.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Tersedia daftar formularium obat puskesmas. (D) SK, Pedoman Formularium
dan SOP Puskesmas, Bukti
Pelayanan Penyusunan
kefarmasian Formularium
(pengelolaan Obat
sediaan dan
BHMP,
peresepan ob,
psikotropika
narkotika, ob
kadaluarsa,
formularium
ob, High alert,
ob emergensi)
EP 2 Dilakukan pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis LPLPO serta bukti Observasi Mekanisme
pakai oleh tenaga kefarmasian sesuai dengan pedoman dan pengawasan pengelolaan sediaan pengawasan
prosedur yang telah ditetapkan. (D,O,W) pengelolaan dan farmasi dan bahan pengelolaan
penggunaan obat medis habis pakai dan
oleh Dinas penggunaan
Kesehatan, bukti obat oleh
penerimaan obat Dinas
dan kartu stok Kesehatan
obat, bukti
penanganan obat
kadaluarsa
EP 3 Dilakukan rekonsiliasi obat, dan pelayanan farmasi klinik oleh Form rekonsiliasi CPPT, obat yang Pelaksanaan
tenaga kefarmasian sesuai dengan prosedur yang telah obat, bukti diberikan rekonsiliasi
ditetapkan. (D,O,W) asuhan farmasi obat
dalam CPPT
rekam medis
EP 4 Dilakukan kajian resep dan pemberian obat dengan benar pada Bukti Proses kajian resep Proses kajian
setiap pelayanan pemberian obat (D, O, W) kajian/telaah dan pemberian obat resep dan
resep dengan benar pemberian
obat dengan
benar
EP 5 Dilakukan edukasi pada setiap pasien tentang indikasi dan cara Bukti pelaksaaan Pelaksanaan edukasi pelaksaaan PIO
penggunaan obat. (D,O,W) PIO PIO
EP 6 Obat emergensi tersedia pada unit-unit dimana diperlukan, dan Bukti penyediaan Tempat penyimpanan Pengelolaan
dapat diakses untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat obat emergensi obat emergensi, cara obat emergensi
emergensi, dipantau dan diganti tepat waktu setelah serta mengakses,
digunakan atau bila kadaluarsa. (O, D, W) monitoringnya pemantauan dan
penggantian obat
emergensi
EP 7 Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut ketersediaan obat, Form observasi Wawancara
kesesuaian peresepan dengan formularium. (D,W) pemantauan ketersediaan obat hasil evaluasi
ketersediaan obat dan vaksin indikator dan tindak
dan vaksin dan kesesuaian lanjut
indikator di peresepan dengan ketersediaan
Puskesmas.Hasil formularium obat dan vaksin
evaluasi dan indikator dan
tindak lanjut kesesuaian
ketersediaan obat peresepan
terhadap dengan
formularium formularium
Hasil evaluasi dan
tindak lanjut
kesesuaian resep
dengan
formularium.
Form monitoring
kesesuaian obat
dengan
formularium
Jumlah 0
Total Skor 0
Total EP 370
CAPAIAN 0
gai titik waktu dalam proses pelayanan. Misalnya,
SIMULASI REKOMENDASI
simulasi
petugas ttg
pelayanan yang
memperhatika
n hak dan
kewajiban
pasien,
identifikasi
pasien,
mengatasi
kendala dan
hambatan
pasien
g digunakan untuk menyusun keputusan layanan klinis.
SIMULASI REKOMENDASI
SIMULASI REKOMENDASI
Simulasi
pelaksanaan
triage
SIMULASI REKOMENDASI
uhan Gizi Terstandar (PAGT) yang tercantum di dalam
SIMULASI REKOMENDASI
an memperoleh tindak lanjut pelayanan sesudah
erlukan rujukan ke FKRTL, pasien yang karena kondisinya
SIMULASI REKOMENDASI
sien dan tindakan yang telah dilakukan.
SIMULASI REKOMENDASI
s kajian dengan memperhatikan rekomendasi umpan balik
SIMULASI REKOMENDASI
an data dan pengkodean, klaim pembiayaan,
SIMULASI REKOMENDASI
n jika terjadi pajanan
SIMULASI REKOMENDASI
ularium obat, obat yang perlu diwaspadai, obat emergensi
SIMULASI REKOMENDASI
0.00%
BAB IV. PROGRAM PRIORITAS NASIONAL (PPN)
Puskesmas :
Kab/ Kota :
Tanggal :
Surveior :
• Dalam pencegahan dan penurunan stunting dilakukan upaya-upaya promotif dan preventif untuk meningkatkan layanan dan cakupan intervensi gizi sensitif (lintas sektor) dan intervensi gizi spesifik (lintas program) sesuai dengan
• Puskesmas melakukan pengukuran terhadap indikator kinerja yang telah ditetapkan dan disertai dengan analisa capaian. Analisa capaian indikator dilakukan dengan metode analisa sesuai dengan pedoman, panduan yang berla
metode analisa situasi yang terdapat di dalam buku pedoman manajemen Puskesmas.
• Rencana program pencegahan dan penurunan stunting disusun dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif berdasarkan hasil analisis masalah gizi di wilayah kerja Puskesmas dengan melibatkan lintas program, yang te
pelayanan UKM dan UKPP
KRITERIA 4.1.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Ditetapkannya indikator dan target kinerja stunting disertai Ada SK Ada bukti pelaksanaan Bagaimana
analisis capaiannya (R,D,W) Indikator dan program stunting cara
target kinerja disertai analisisnya puskesmas
stunting (penanggung
jawab/koordin
ator program)
melakukan
identifikasi
kebutuhan dan
harapan
masyarakat /
kelompok
masyarakat /
sasaran
EP 2 Ditetapkan program pencegahan dan penurunan stunting. (R) Ada SK,
pedoman,
panduan , KAK,
SOP program
pencegahan
dan penurunan
stunting
EP 3 Kegiatan pencegahan dan penurunan stunting dalam bentuk 1.SK TIM : TIM DOKUMENTASIKAN
intervensi gizi spesifik dan sensitif dikoordinasikan dan PENURUNAN PELAKSANAAN
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang disusun bersama STUNTING KEGIATAN
lintas program dan lintas sektor sesuai dengan kebijakan, PUSKESMAS , 1.NOTULEN LOKMIN
pedoman/panduan, prosedur dan kerangka acuan yang telah SK TIM LP DAN LS
ditetapkan. (R, D, O, W) PENURUNAN 2.LAPORAN MMD
STUNTING 3.LAPORAN
KECAMATAN X PELAKSANAAN
2.PEDOMAN/ SURVEILANS GIZI
PANDUAN
PENURUNAN
STUNTING
3.KERANGKA
ACUAN
KEGIATAN
4.SOP :
MISALNYA SOP
SURVEILANS
GIZI
EP 4 Dilakukan pemantauan, evaluasi dan tindak lanjut terhadap 1. Ada rencana atau
pelaksanaan program pencegahan dan penurunan stunting (D, jadwal pemantauan
W). sesuai RPK 2.
Tersedia bukti proses
pemantauan dan
penilaian (Ceklist
pemantauan, catatan
pelaksanaan, dll---
cukup jelas)
3. Tersedia bukti
tindak lanjut sesuai
hasil pemantauan
4.Ada rencana
tindak lanjut sesuai
hasil pemantauan dan
penilaian 5.
Tersedia bukti proses
penyusunan rencana
tidak lanjut
(DAUN/GAUN, dll---
cukup jelas)
EP 5 Dilakukan pencatatan dan pelaporan sesuai prosedur yang SOP Ada bukti pencatatan
telah ditetapkan. (R,D) Pencatatan dan dan pelaporan
pelaporan
Jumlah 0
STANDAR 4.2. PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) DAN ANGKA KEMATIAN BAYI(AKB)
Puskesmas memberikan pelayanan kesehatan ibu hamil, pelayanan kesehatan ibu bersalin, pelayanan kesehatan masa sesudah melahirkan, pelayanan kesehatan bayi baru lahir beserta pemantauan dan evaluasinya sesuai dengan
perundang-undangan
KRITERIA 4.2.1
Puskesmas melaksanakan pelayanan kesehatan ibu hamil, pelayanan kesehatan ibu bersalin, pelayanan kesehatan masa sesudah melahirkan dan pelayanan kesehatan bayi baru lahir.
POKOK PIKIRAN
• Pelayanan kesehatan pada ibu hamil, persalinan, masa sesudah melahirkan, dan bayi baru lahir dilakukan sesuai dengan standar dalam pedoman yang berlaku.
• Upaya pelayanan kesehatan pada ibu hamil dilaksanakan terintegrasi dengan lintas program dalam rangka penurunan AKI & AKB.
• Pelayanan Kesehatan ibu bersalin, yang selanjutnya disebut persalinan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang ditujukan pada ibu sejak dimulainya persalinan hingga 6 (enam) jam sesudah melahirkan.
• Pelayanan kesehatan bayi baru lahir dilakukan melalui pelayanan kesehatan neonatal esensial sesuai standar. Pelayanan kesehatan neonatal esensial dilakukan pada umur 0-28 hari.
• Puskesmas melakukan pengukuran terhadap indikator kinerja yang telah ditetapkan dan dilakukan analisis capaian. Analisis capaian indikator dilakukan dengan metode analisis sesuai dengan pedoman/panduan yang berlaku, m
metode analisis situasi yang terdapat di dalam buku pedoman manajemen Puskesmas.
• Rencana program penurunan AKI dan AKB disusun dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif berdasarkan hasil analisis masalah AKI dan AKB di wilayah kerja Puskesmas dengan melibatkan lintas program, yang terint
pelayanan UKM dan UKPP
1. IDENTIFIKASI
MASALAH
HASIL IKH 2. PRORITAS MASALAH POLA PENYUSUNAN RUK MENGIKUTI POLA YANG ADA DI BAB II SESUAI DENGAN PEDOMAN MANAJEMEN PUSKESM
3. PENENTUAN AKAR
MASALAH
DATA PIS PK
4. ALTERNATIF
PEMECAHAN MASALAH
Berd asarkan analisis masalah d i atas tahap b erikutnya adalah menyusun prog ram
keg iatan yang akan d ilakukan. Contoh prog ram untuk meningkatkan cakupan
persalinan Nakes d alam rang ka p enurunan AKI antara lain:
5. RUK,RPK MASUK KE RUK, RPK DAN BUATKAN KAK
Partnership dukun dan b id an Terinteg rasi dengan
Penyed iaan fasilitas tempat ting g al bag i b id an d esa keg iatan UKM lainnya
Penguatan peran LS melalui Gerakan Sayang Ib u, d kk Puskesmas (1.1, 2.1)
KRITERIA 4.2.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Ditetapkannya indikator dan target kinerja pelayanan Ada SK Ada bukti pelaksanaan Bagaimana
kesehatan ibu, bayi dan balita yang disertai capaian dan Indikator dan pelayanan kesehatan cara
analisisnya. (R,D) target ibu, bayi dan balita puskesmas
pelayanan disertai analisisnya (penanggung
kesehatan ibu, jawab/koordin
bayi dan balita ator program)
melakukan
identifikasi
kebutuhan dan
harapan
masyarakat /
kelompok
masyarakat /
sasaran
EP 2 Ditetapkan program penurunan AKI dan AKB. (R) Ada SK, Ada bukti pelaksanaan
pedoman, program penurunan
panduan , KAK, AKI dan AKB disertai
SOP program analisisnya
penurunan AKI
dan AKB
EP 3 Tersedia alat, obat, bahan habis pakai dan prasarana Ada SK, Ada bukti pelaksanaan
pendukung pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir pedoman, penyediaan alat, obat,
termasuk standar alat kegawatdaruratan maternal dan panduan , KAK, bahan habis pakai dan
neonatal sesuai dengan standar dan dikelola sesuai dengan SOP prasarana pendukung
prosedur. (R,D, O, W) penyediaan pelayanan kesehatan
alat, obat, ibu dan bayi baru lahir
bahan habis termasuk standar alat
pakai dan kegawatdaruratan
prasarana maternal dan
pendukung neonatal sesuai
pelayanan dengan kebijakan
kesehatan ibu
dan bayi baru
lahir termasuk
standar alat
kegawatdarura
tan maternal
dan neonatal
EP 4 Dilakukan pelayanan kesehatan pada masa hamil, masa Ada SK, Ada bukti pelaksanaan
persalinan, masa sesudah melahirkan dan bayi baru lahir sesuai pedoman, pelayanan kesehatan
dengan prosedur yang ditetapkan, kewajiban penggunaan panduan , KAK, pada masa hamil,
partograph pada saat pertolongan persalinan dan upaya SOP pelayanan masa persalinan,
stabilisasi pra rujukan pada kasus komplikasi termasuk kesehatan masa sesudah
pelayanan pada Puskesmas mampu PONED sesuai dengan pada masa melahirkan dan bayi
kebijakan, pedoman/panduan, prosedur dan kerangka acuan hamil, masa baru lahir sesuai
yang telah ditetapkan. (R, D, W) persalinan, dengan kebijakan
masa sesudah
melahirkan dan
bayi baru lahir
(SK, SOP
Pelayanan ANC
Terpadu)
EP 5 Dilakukan pelayanan persalinan sesuai dengan kebijakan, 1.SK JENIS Ada bukti pelaksanaan
pedoman/panduan, prosedur dan kerangka acuan yang telah PELAYANAN - pelayanan persalinan
ditetapkan. (R,D, O, W) PELAYANAN sesuai dengan
PERSALINAN kebijakan
2.SK TIM
RUANG
BERSALIN DI
PUSKESMAS
3.SOP
ASUHAN
PERSALINAN
NORMAL
4.KAK
ASUHAN
PERSALINAN
NORMAL DI
PUSKESMAS
EP 6 Kegiatan penurunan AKI dan AKB dikoordinasikan dan 1.SK TIM : TIM DOKUMENTASIKAN
dilaksanakan sesuai dengan rencana kegiatan yang disusun PENURUNAN PELAKSANAAN
bersama lintas program dan lintas sektor. (D, W) AKI DAN AKB KEGIATAN
PUSKESMAS , 1.NOTULEN LOKMIN
SK TIM LP DAN LS
PENURUNAN 2.LAPORAN MMD
AKI DAN AKB 3.LAPORAN
KECAMATAN X PELAKSANAAN
2.PEDOMAN/ SURVEILANS AKI DAN
PANDUAN AKB
PENURUNAN
AKI DAN AKB
3.KERANGKA
ACUAN
KEGIATAN
4.SOP :
MISALNYA SOP
SURVEILANS
AKI DAN AKB
EP 7 Dilakukan pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut terhadap 1. Ada rencana atau
pelaksanaan program penurunan AKI dan AKB termasuk jadwal pemantauan
pelayanan kesehatan pada masa hamil, persalinan dan bayi sesuai RPK 2.
baru lahir di Puskesmas. (D, W) Tersedia bukti proses
pemantauan dan
penilaian (Ceklist
pemantauan, catatan
pelaksanaan, dll---
cukup jelas)
3. Tersedia bukti
tindak lanjut sesuai
hasil pemantauan
4.Ada rencana
tindak lanjut sesuai
hasil pemantauan dan
penilaian 5.
Tersedia bukti proses
penyusunan rencana
tidak lanjut
(DAUN/GAUN, dll---
cukup jelas)
EP 8 Dilakukan pencatatan dan pelaporan sesuai prosedur yang SOP Ada bukti pencatatan
telah ditetapkan. (R,D) Pencatatan dan dan pelaporan
pelaporan
Jumlah 0
KRITERIA 4.3.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Ditetapkannya indikator dan target kinerja imunisasi yang Ada SK Ada bukti pelaksanaan
disertai capaian dan analisisnya. (R,D) Indikator dan target kinerja
target imunisasi disertai
pelayanan analisisnya
imunisasi
EP 3 Tersedia vaksin dan logistik sesuai dengan kebutuhan program Ada SK, Ada bukti pelaksanaan
imunisai. (D,O,W) pedoman, penyediaan vaksin
panduan , KAK, dan logistik sesuai
SOP dengan kebutuhan
penyediaan program imunisai
vaksin dan sesuai dengan
logistik sesuai kebijakan
dengan
kebutuhan
program
imunisai
EP 4 Dilakukan pengelolaan vaksin untuk memastikan rantai vaksin Ada SK, Ada bukti pelaksanaan
dikelola sesuai dengan prosedur. (R,D, O, W) pedoman, pengelolaan vaksin
panduan , KAK, sesuai dengan
SOP kebijakan
pengelolaan
vaksin
EP 5 Kegiatan Peningkatan cakupan dan mutu imunisasi 1.SK TIM : TIM DOKUMENTASIKAN
dikoordinasikan dan dilaksanakan sesuai dengan rencana dan PENINGKATAN PELAKSANAAN
prosedur yang telah ditetapkan bersama lintas program dan CAKUPAN DAN KEGIATAN
lintas sektor sesuai dengan kebijakan, pedoman/panduan dan MUTU 1.NOTULEN LOKMIN
kerangka acuan yang telah ditetapkan. (R,D, W) IMUNISASI LP DAN LS
PUSKESMAS 2.LAPORAN MMD
dan 3.LAPORAN
KECAMATAN X PELAKSANAAN
2.PEDOMAN/ SURVEILANS
PANDUAN IMUNISASI
PENINGKATAN
CAKUPAN DAN
MUTU
IMUNISASI
3.KERANGKA
ACUAN
KEGIATAN
4.SOP :
MISALNYA SOP
SURVEILANS
IMUNISASI; SK,
SOP MEDIA
KOMUNIKASI
EP 6 Dilakukan pemantauan, dan evaluasi serta tindaklanjut upaya 1. Ada rencana atau
perbaikan program imunisasi. (D, W) jadwal pemantauan
sesuai RPK 2.
Tersedia bukti proses
pemantauan dan
penilaian (Ceklist
pemantauan, catatan
pelaksanaan, dll---
cukup jelas)
3. Tersedia bukti
tindak lanjut sesuai
hasil pemantauan
4.Ada rencana
tindak lanjut sesuai
hasil pemantauan dan
penilaian 5.
Tersedia bukti proses
penyusunan rencana
tidak lanjut
(DAUN/GAUN, dll---
cukup jelas)
EP 7 Dilakukan pencatatan dan pelaporan sesuai prosedur yang SOP Ada bukti pencatatan
telah ditetapkan. (R,D) Pencatatan dan dan pelaporan
pelaporan
Jumlah 0
KRITERIA 4.4.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 EP 1.Ditetapkannya indikator dan target kinerja pengendalian SK tentang Bukti pelaksanaan
tuberkulosis yang disertai capaian dan analisisnya (R,D) Penetapan Indikator dan Target
Indikator dan Kinerja Pengendalian
Target Kinerja Tuberkulosis disertai
Pengendalian capaian dan
Tuberkulosis analisisnya(pedoman
(dapat manajemen
dijadikan satu puskesmas)
SK dengan
indikator
program
lainnya).
EP 4 EP 4.Logistik baik OAT maupun non OAT disediakan sesuai SOP Disediakan logistik Perlu dihindari
dengan kebutuhan program serta dikelola sesuai dengan Permintaan sesuai kebutuhan stock out OAT
prosedur (R,D,O,W) OAT, SOP program dan non OAT,
Penerimaan agar
OAT, SOP kesinambunga
Pengelolaan n pelayanan
OAT, SOP dan
Pendistribusian pengobatan
OAT, SOP selalu terjaga
Pemusnahan
OAT.
EP 5 EP 5.Dilakukan tata laksana kasus tuberkulosis mulai dari JUKNIS TATA Ada bukti pelaksanaan
diagnosis,penngobatan, pemantauan,evaluasi, dan tindak LAKSANA Program
lanjut sesuai dengan kebijakan,pedoman/panduan dan KASUS TBC Penanggulangan
prosedur yang telah ditetapkan (R,D,O,W) Tuberkulosis sesuai
prosedur
Jumlah 0
Puskesmas melaksanakan pengendalian penyakit tidak menular utama yang meliputi hipertensi, diabetes mellitus, kanker payudara dan leher rahim, Pengguna layanan Rujuk Balik (PRB) Penyakit Tidak Menular (PTM) dan penyakit
kompetensi di tingkat primer, serta penanganan faktor risiko PTM.
KRITERIA 4.5.1
Program pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular serta faktor resikonya direncanakan, dilaksanakan, dipantau dan ditindaklanjuti.
POKOK PIKIRAN
• Meningkatnya faktor risiko dan penyakit tidak menular berdampak pada terjadinya peningkatan angka morbiditas, mortalitas dan disablilitas, namun juga berdampak kehilangan produktivitas yang berdampak pada beban ekono
keluarga, dan masyarakat
• Upaya pengendalian penyakit tidak menular dilakukan melalui berbagai kegiatan promotif dan preventif tanpa mengesampingkan tindakan kuratif dan rehabilitatif.
• Deteksi dini atau penapisan (screening) perlu dilakukan untuk mencegah terhadinya peningkatan kasus PTM.
• Dalam upaya pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular, antara lain: pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, merokok, dan faktor risiko yang lain, dilakukan secara terintegrasi melalui pendekatan keluarga dengan PIS
• Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan tindaklanjut dilakukan secara terintegrasi lintas program dan lintas sektor.
• Rencana program penanggulangan penyakit tidak menular dan faktor risikonya disusun dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif berdasarkan hasil analisis masalah penyakit tidak menular di wilayah kerja Puskesma
program, yang terintegrasi dengan RUK dan RPK pelayanan UKM dan UKPP.
• Pengendalian PTM diselenggarakan melalui upaya antara lain:
- Penyelenggaraan UKBM melalui Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM
- Deteksi dini kanker payudara melalui SADANIS
- Deteksi kanker leher Rahim melalui pemeriksaan IVA
- Menindaklanjuti Program Rujuk Balik (PRB) PTM
- Penyelenggaraan pelayanan penyakit DM, HT, kanker payudara/leher rahim dan penyakit katastropik lainnya sesuai PPK
- Peningkatan kapasitas SDM dalam penanganan PTM dan faktor risiko PTM; dan lain-lain
• Tahapan kegiatan & pemeriksaan PTM di Posbindu meliputi: pendaftaran peserta, wawancara faktor risiko PTM, pengukuran faktor risiko PTM, pemeriksaan faktor risiko PTM, Identifikasi faktor risiko PTM, edukasi dan tindak lanju
• JUKNIS TATA LAKSANA KASUS meliputi: Diagnosis, Pengobatan, REKAM MEDIS, REGISTER LABORATORIUM, Pemantauan, Panduan Wawancara, Evaluasi, Tindak Lanjut
• Pencatatan dan pelaporan Program Pengendalian Penyakit Tidak Menular; meliputi: Register kunjungan Posbindu PTM, Register Pemeriksaan IVA, Register Program Rujuk Balik, dll.
KRITERIA 4.5.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Ditetapkan indikator kinerja Pengendalian Penyakit Tidak SK tentang Tabel Capaian dan
Menular yang disertai capaian dan analisisnya. (R,D,W) Penetapan Analisis Indikator
Indikator dan Program
Target Kinerja Pengendalian
Pengendalian Penyakit Tidak
Penyakit Tidak Menular disertai
Menular (dapat capaian dan
dijadikan satu analisisnya(pedoman
SK dengan manajemen
indikator puskesmas)
program
lainnya).
EP 5 Dilakukan tata laksana Penyakit Tidak Menular secara terpadu JUKNIS TATA
mulai dari diagnosis, pengobatan, pemantauan, evaluasi, dan LAKSANA
tindak lanjut sesuai dengan panduan praktik klinis dan KASUS
algoritma pelayanan PTM oleh tenaga kesehatan yang
berkompeten. ( R,D, O, W)
EP 6 Dilakukan pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut terhadap Rencana KOORDINASI LINTAS
pelaksanaan program pengendalian penyakit tidak menular. (D, Program SEKTOR/LINTAS
W) Pengendalian PROGRAM
Penyakit Tidak ,PELAKSANAAN,PEMA
Menular NTAUAN
PELAKSANAAN,Pandu
an Wawancara
Monitoring
Pelaksanaan Program
Program
Pengendalian
Penyakit Tidak
Menular
EP 7 Dilakukan pencatatan dan pelaporan sesuai prosedur yang SOP tentang Bukti pencatatan dan
telah ditetapkan. (D) Pencatatan dan pelaporan Program
Pelaporan Program
Program Pengendalian
Program Penyakit Tidak
Pengendalian Menular
Penyakit Tidak
Menular
Jumlah 0
Total Skor 0
Total EP 340
CAPAIAN 0
puan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar
SIMULASI REKOMENDASI
evaluasinya sesuai dengan ketentuan peraturan
AH
SIMULASI REKOMENDASI
oman/panduan yang berlaku, misal dengan merujuk pada
SIMULASI REKOMENDASI
tata laksana kasus terdiri dari pengobatan pengguna
ehatan.
SIMULASI REKOMENDASI
Menular (PTM) dan penyakit katastropik lainnya sesuai
SIMULASI REKOMENDASI
0.00%
BAB.V. Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP).
Puskesmas :
Kab./Kota :
Tanggal :
Surveior :
STANDAR 5.1.
Peningkatan Mutu dilaksanakan secara berkesinambungan
KRITERIA 5.1.1
Kepala Puskesmas menetapkan Tim dan Program Peningkatan Mutu Puskesmas
POKOK PIKIRAN
• Penetapan tim atau petugas yang diberi tanggungjawab terhadap Peningkatan Mutu, Keselamatan Pasien, PPI dan Manajemen Risiko
• Persyaratan kompetensi : sarjana kesehatan, mempunyai kapasitas terkait pengelolaan mutu, keselamatan pasien, manajemen risiko, dan PPI, serta mempunyai pengalaman kerja di Puskesmas
• Uraian tugas : melakukan fasilitasi, koordinasi, pemantauan dan membudayakan kegiatan peningkatan mutu, keselamatan pasien, manajemen risiko, dan pencegahan dan pengendalian infeksi. Para tim tersebut juga harus menj
dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan.
• Kebijakan dan prosedur serta pedoman sebagai acuan Kepala Puskesmas, Penanggung jawab upaya pelayanan puskesmas dan koordinator dan pelaksana kegiatan puskesmas dalam hal; 1) peningkatan mutu, 2) keselamatan pas
pencegahan dan pengendalian infeksi.
• Kepala Puskesmas memfasilitasi, mengalokasikan, dan menyediakan sumber daya.
• Program Mutu dan Keselamatan, Program Manajemen Risiko, Program PPI
• Pengawasan, pengendalian, penilaian, tindak lanjut dan upaya perbaikan berkelanjutan.
• Hasil pemantauan dilakukan penilaian kesesuaian dengan target untuk disusun RTL perbaikan mutu. Bukti pertemuan evaluasi yang dapat dilakukan pada pertemuan RTM maupun Lokmin Lintas Program
KRITERIA 5.1.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 1. Kepala Puskesmas menetapkan program peningkatan mutu SK PJ Mutu dan Bukti komitmen Pemahaman
dan tim atau petugas yang diberi tanggungjawab untuk Tim mutu, kepala Puskesmas dan petugas
peningkatan mutu, keselamatan pasien, manajemen resiko dan dengan uraian tim Mutu, bukti terhadap
PPI yang memenuhi persyaratan kompetensi yang dilengkapi tugas dan penyusunan program Program
dengan uraian tugas masing-masing (R, D, W) fungsi; SK secara kolaboratif , peningkatan
program bukti perencanaan mutu, Program
peningkatan Program peningkatan Keselamatan
mutu, mutu, Keselamatan Pasien,
Pedoman Pasien, manajemen Program
Mutu, Program resiko dan PPI, bukti manajemen
peningkatan sosialisasi program, resiko dan
mutu, Program Bukti pelatihan tim Program PPI
Keselamatan Mutu,Data capaian
Pasien, kinerja 2 tahun
Program terakhir, evaluasi
manajemen program UKM, UKP,
risiko dan admen, PIS-PK,PKP,
Program PPI, SPM
SOP
EP 2 2. Dilakukan pengawasan, pengendalian, penilaian, tindak Hasil pemantauan, Pelaksanaan Tindak lanjut
lanjut dan upaya perbaikan berkesinambungan terhadap Pengawasan, Program dan perbaikan
pelaksanaan Program peningkatan mutu, Program Keselamatan pengendalian, peningkatan pelaksanaan
Pasien, Program manajemen resiko dan Program PPI (D, O, W) penilaian kesesuaian mutu, Program Program
dengan target, Keselamatan peningkatan
RTL,tindak lanjut dan Pasien, mutu,
upaya perbaikan Program Keselamatan
berkelanjutan manajemen Pasien,
Program. Bukti resiko dan manajemen
pertemuan evaluasi Program PPI resiko dan PPI
yang dapat dilakukan
pada pertemuan RTM
maupun Lokmin LP
Jumlah 0
KRITERIA 5.1.2.
5.1.2. Kepala Puskesmas dan tim atau petugas yang diberi tanggung jawab untuk peningkatan mutu dan keselamatan pasien berkomitmen untuk membudayakan peningkatan mutu secara berkesinambungan melalui pengelolaan in
POKOK PIKIRAN
• Penetapan area prioritas Puskesmas untuk perbaikan mutu sesuai prioritas masalah di wilayah kerja Puskesmas
• Indikator mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas berdasarkan regulasi terdiri dari Indikator mandatori dan indikator non mandatori
• Indikator mutu mandatori yaitu 6 INM; 1. Indikator kepatuhan identifikasi pasien; 2. Indikator kepatuhan kebersihan tangan (KKT); 3. Indikator kepatuhan penggunaan APD; 4. Indikator pelayanan ibu hamil; 5. Indikator TB; 6. Ind
• Indikator mutu non mandatori adalah indikator yang disusun berdasarkan permasalahan yang ada/dihadapi di masing-masing puskesmas. Berupa 1. Indikator Mutu Prioritas Puskesmas (IMPP) dan 2. Indikator mutu di masing-m
• Indikator mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas berdasarkan tujuan terdiri dari Indikator untuk merepresentasi mutu dan indikator untuk melakukan upaya perbaikan
• Indikator mutu yang merepresentasikan mutu layanan kesehatan adalah indikator yang digunakan untuk menilai apakah suatu layanan yang diterima bermutu atau tidak. Yaitu 1. Indikator Nasional Mutu Puskesmas (INM) dan 2
Pasien (SKP)
• Indikator mutu untuk upaya perbaikan merupakan indikator yang menggambarkan upaya yang harus dilakukan karena target/capaian indikator tidak tercapai sesuai standar; Upaya perbaikan karena : 1. capaian yang tidak tercap
yang lebih rendah dari mitra kaji banding, 3. capaian yang tidak sesuai harapan pengguna, 4. capaian yang lebih berpeluang untuk ditingkatkan
• Indikator Mutu :
a. Indikator Mutu Prioritas Tingkat Puskesmas (IMPP) adalah indikator mutu yang ditetapkan berdasarkan area prioritas Puskesmas untuk perbaikan mutu sesuai prioritas masalah di wilayah kerja Puskesmas
b. Indikator Mutu Prioritas Program
- Indikator Mutu Nasional (INM) adalah indikator mutu yang ditetapkan oleh Kemenkes untuk dilakukan pengukuran oleh seluruh Puskesmas di Indonesia (mandatori)
- Indikator Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) adalah indikator mutu SKP yang ditetapkan oleh Puskesmas berdasarkan masalah keselamatan pasien di Puskesmas di luar dari indikator mutu SKP yang telah ditetapkan dalam INM.
• Indikator mutu yang sudah tercapai dan dapat dipertahankan selama tahun berjalan maka dapat diganti dengan indikator mutu baru. Indikator mutu yang belum mencapai target dapat tetap diukur di tahun berikutnya.
KRITERIA 5.1.2. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 1. Terdapat kebijakan tentang prioritas peningkatan mutu SK Indikator Bukti pertemuan
pelayanan dan pencapaian sasaran keselamatan pasien dan Mutu pemilihan/Penetapan
PPI. ( R ) Puskesmas area prioritas
(meliputi perbaikan Puskesmas
Indikator
Nasional Mutu,
Indikator Mutu
Prioritas,
Indikator
Sasaran
Keselamatan
Pasien,
Indikator PPI)
beserta profil
indikatornya
EP 2 2. Dilakukan pengumpulan dan analisis capaian indikator mutu Data capaian indikator Cara
dan Sasaran Keselamatan Pasien. (D, W) mutu dan Sasaran pengumpulan
Keselamatan Pasien data,
serta analisisnya pengambilan
sampel dan
analisis
capaian2
indikator mutu
dan Sasaran
Keselamatan
Pasien
EP 3 3. Dilakukan evaluasi efektivitas upaya peningkatan mutu Bukti evaluasi upaya Hasil analisis
puskesmas berdasarkan hasil analisis capaian Indikator Mutu peningkatan mutu, capaian
Puskesmas. (D, W) hasil analisis capaian indikator mutu
indikator2 mutu
EP 4 4. Terdapat rencana peningkatan pengetahuan dan Rencana dan Rencana
keterampilan staf yang terlibat dalam perencanaan dan Kerangka Acuan peningkatan
perbaikan mutu sesuai dengan peran masing-masing. (D, W) Kegiatan peningkatan pengetahuan
pengetahuan dan dan
keterampilan staf keterampilan
yang terlibat dalam staf yang
perencanaan dan terlibat dalam
perbaikan mutu. Bukti perencanaan
pelaksanaan kegiatan dan perbaikan
mutu
Jumlah 0
KRITERIA 5.1.3.
5.1.3. Dilakukan analisis dan validasi terhadap hasil pengumpulan data indikator mutu sebagai informasi yang menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk peningkatan mutu Puskesmas.
POKOK PIKIRAN
• Tujuan Validasi untuk menjamin data indikator mutu akurat/shahih agar dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan, perubahan kebijakan, perbaikan dan memberikan informasi pada masyarakat.
• Kapan validasi dilakukan, jika :
- terdapat indikator baru yang diterapkan untuk menilai mutu pelayanan
- terdapat indikator mutu yang akan ditampilkan kepada masyarakat melalui media informasi yang ditetapkan
- terdapat perubahan pada metode pengukuran yang ada, antara lain: perubahan numerator atau denominator, perubahan metode pengumpulan, perubahan sumber data, perubahan subjek pengumpulan data, perubahan definis
• Dalam rangka mencapai sebuah kesimpulan dan membuat keputusan maka data harus digabungkan, dianalisis dan diubah menjadi informasi yang berguna.
• Dalam menetapkan frekuensi pengumpulan data dan analisisnya harus mempertimbangkan kebutuhan untuk perbaikan mutu kegiatan pelayanan.
• Analisis data dapat dilakukan dengan membandingkan data-data puskesmas melalui kaji banding dalam empat hal : melihat kecenderungan (trend), membandingkan dengan puskesmas lain, membandingkan dengan standar, jik
membandingkan dengan praktik yang diinginkan dalam literatur (best practice)
KRITERIA 5.1.3. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 1. Dilakukan pengumpulan data hasil pengukuran indikator Bukti pengumpulan cara
mutu menggunakan metode dan teknik statistik sesuai data indikator mutu pengumpulan
kebutuhan. (D, W) menggunakan aplikasi data hasil
INM maupun manual pengukuran
indikator mutu
EP 2 2. Dilakukan validasi data hasil pengumpulan pengukuran Surat tugas tim Cara Tanyakan
indikator sebagaimana diminta pada pokok pikiran. (D, O, W) validasi data.Bukti melakukan kepada
validasi data indikator validasi data petugas cara
mutu IMPP, INM, SKP, dan hasil input dan
Indikator Mutu validasi validasi data
Pelayanan dan PPI indikator mutu
EP 3 3. Terdapat analisis data yang dilakukan melalui kaji banding Bukti puskesmas cara
seperti yang disebutkan dalam pokok pikiran dan hasilnya melakukan analisis melakukan
disampaikan kepada Kepala Puskesmas untuk tindak lanjut (contohnya melihat analisis;
perbaikan. (D, W) trend dari waktu ke Pemahaman
waktu); Dokumen kaji kaji banding
banding data indikator mutu
indikator mutu
Jumlah 0
STANDAR 5.1.4
Peningkatan mutu dicapai dan dipertahankan
POKOK PIKIRAN
Metode untuk meningkatkan dan mempertahankan mutu dan keselamatan pasien/masyarakat antara lain dapat menggunakan siklus Plan (merencanakan perbaikan), Do (uji coba perbaikan), Study (mempelajari/menganalisis has
(menindak lanjuti hasil analisis uji coba perbaikan).
Setelah perbaikan direncanakan, dilakukan uji coba perubahan dan dipelajari hasilnya dengan mengumpulkan data selama kegiatan uji coba, dan dilakukan penilaian kembali untuk membuktikan bahwa perubahan yang dilakukan
perbaikan
Dengan demikian dapat dipastikan bahwa dilakukan proses perbaikan berkelanjutan berdasarkan pengumpulan dan analisis data secara berkesinambungkan.
Perubahan yang efektif yang dapat dilakukan antara lain adalah: perbaikan kebijakan, perbaikan alur pelayanan, perbaikan standar operasional prosedur, pendidikan staf, ketepatan waktu ketersediaan peralatan, dan berbagai ben
perubahan tersebut dinilai efektif, maka dapat dilakukan replikasi ke unit kerja yang lain.
KRITERIA 5.1.4. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Terdapat bukti Puskesmas telah membuat rencana perbaikan Hasil pengukuran PDSA mulai
mutu dan keselamatan pasien dan telah diujicobakan /pengumpulan data dari
berdasarkan hasil capaian indikator mutu ( D,W) capaian indikator perencanaan,
mutu secara periodik, perbaikan, uji
analisis dan tindak coba
lanjut. Bukti dilakukan
PDSA mulai dari
perencanaan
perbaikan mutu dan
keselamatan pasien
berdasarkan hasil
capaian indikator
mutu. Bukti
melakukan perbaikan
dan uji coba
EP 2 Terdapat bukti Puskesmas telah melakukan evaluasi dan tindak Bukti PDSA :dilakukan evaluasi dan
lanjut terhadap hasil uji coba perbaikan ( D,W) evaluasi hasil uji coba tindak lanjut
perbaikan. Bukti terhadap hasil
tindak lanjut uji coba
perbaikan perbaikan
( perubahan
kebijakan, prosedur,
replikasi?)
KRITERIA 5.2.1
Risiko dalam penyelenggaraan berbagai upaya Puskesmas terhadap pengguna layanan, keluarga, masyarakat, petugas dan lingkungan diidentifikasi, dianalisis dan dilakukan penatalaksanaannya
POKOK PIKIRAN
• Manajemen risiko merupakan pendekatan proaktif yang komponen-komponen pentingnya meliputi:
- identifikasi risiko
- prioritas risiko
- pelaporan risiko
- manajemen risiko
- investigasi terhadap insiden yang terjadi baik pada pengguna layanan, petugas, keluarga dan pengunjung
- manajemen terkait tuntutan (klaim)
• Identifikasi Risiko terhadap kejadian/insiden yang sudah terjadi didokumentasikan dalam Register Risiko. Sedangkan risiko yang belum terjadi dan berpotensi menimbulkan kejadian/insiden didokumentasikan pada Identifikasi D
• Kategori risiko di puskesmas adalah risiko yang mungkin ataupun telah terjadi terkait dengan KMP (kepemimpinan dan manajemen puskesmas), UKPP (Upaya Kesehatan Perseorangan dan Penunjang) dan UKM (Upaya Kesehatan
• Register Risiko dan Identifikasi Daftar Potensi Risiko harus dibuat sebagai dasar penyusunan Program Manajemen Risiko dan untuk membantu petugas Puskesmas mengenal dan mewaspadai kemungkinan risiko dan akibatnya.
KRITERIA 5.2.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Dilakukan identifikasi dan analisis risiko yang sudah terjadi Register Risiko. Bukti Cara
dalam area KMP, UKM dan UKPP yang dituangkan dalam pertemuan identifikasi melakukan
Register Risiko. (D,W) dan analisis risiko identifikasi dan
analisis risiko
yang sudah
terjadi dalam
area KMP,
UKM dan UKPP
EP 2 Dilakukan identifikasi dan analisis potensi risiko yang belum Identifikasi Daftar Cara
terjadi dalam area KMP, UKM dan UKPP yang dituangkan dalam Potensi Risiko.Bukti melakukan
Identifikasi Daftar Potensi Risiko. (D,W) pertemuan identifikasi identifikasi dan
dan analisis risiko analisis potensi
risiko yang
belum terjadi
dalam area
KMP, UKM dan
UKPP
Jumlah 0
KRITERIA 5.2.2.
Risiko dalam penyelenggaraan berbagai upaya Puskesmas terhadap pengguna layanan, keluarga, masyarakat, petugas dan lingkungan yang telah diidentifikasi, dianalisis dan ditindak lanjuti.
POKOK PIKIRAN
• Program Manajemen Risiko (MR) yang berisi strategi dan kegiatan untuk mereduksi atau memitigasi risiko, disusun setiap tahun, terintegrasi dalam perencanaan Puskesmas.
• Pelaksanaan program manajemen risiko yang terdiri dari proses manajemen risiko berupa identifikasi, analisis, penatalaksanaan risiko dan monitor perbaikannya untuk menentukan strategi reduksi dan mitigasi risiko.
• Satu alat/metode analisis proaktif terhadap proses kritis dan beresiko tinggi adalah failure mode effect analysis (analisis efek modus kegagalan) untuk menganalisis minimal satu proses kritis atau berisiko tinggi yang dipilih setiap
KRITERIA 5.2.2 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Program manajemen risiko disusun berdasar analisi kejadian Bukti penyusunan Proses
yang sudah terjadi dan hasil identifikasi proses berisiko tinggi Program Manajemen penyusunan
dan menjadi bagian terintegrasi dalam perencanaan Risiko. Ada analisa Program
Puskesmas. (D,W) kejadian yang sudah Manajemen
terjadi ( RR) . Ada Risiko.
analisa hasil Pelaksanaan
identifikasi proses program sesuai
berisiko tinggi . Hasil rencana
analisa terintegrasi
dalam RUK
Puskesmas. Bukti
pelaksanaan program
sesuai rencana
EP 4 Ada bukti puskesmas telah melakukan dan menindaklanjuti Bukti FMEA proses berisiko
failure mode effect analysis (analisis efek modus kegagalan) tinggi yang
setahun sekali pada proses berisiko tinggi yang diprioritaskan. diprioritaskan
(D,W)
Jumlah 0
STANDAR 5.3.
SASARAN KESELAMATAN PASIEN
KRITERIA 5.3.1
Proses identifikasi pasien dilakukan dengan benar
POKOK PIKIRAN
• Salah identifikasi pasien dapat terjadi di Puskesmas baik proses pelayanan sebagai akibat dari kelalaian petugas, kondisi kesadaran pasien, perpindahan tempat tidur dan kondisi lain yang menyebabkan terjadinya salah identitas
• Kebijakan dan prosedur identifikasi pasien perlu disusun termasuk identifikasi pasien pada kondisi tertentu, misalnya pasien tidak dapat menyebutkan identitas, penurunan kesadaran, koma, gangguan jiwa, datang tanpa identita
pasien mempunyai nama yang sama atau mirip.
• Identifikasi harus dilakukan minimal dengan dua cara yang relatif tidak berubah, antara lain: nama lengkap, tanggal lahir, nomor rekam medis, dan nomor induk kependudukan, dan tidak boleh menggunakan nomor kamar atau lo
• Proses identifikasi dengan benar harus dilakukan mulai dari skrining, pada saat pendaftaran, setiap akan melakukan prosedur diagnostik, prosedur tindakan, pemberian obat dan pemberian diit.
KRITERIA 5.3.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Dilakukan identifikasi pasien sebelum dilakukan prosedur SK dan SOP Bukti dilakukan Pelaksanaan Pasien/
diagnostik, tindakan, pemberian obat, pemberian imunisasi dan identifikasi identifikasi sesuai identifikasi petugas:
pemberian diit, sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang pasien prosedur sebelum pasien sebelum apakah d
ditetapkan. (D, O, W) dilakukan prosedur dilakukan ilakukan
diagnostik, tindakan, prosedur identifikasi
pemberian obat, diagnostik, pasien sebelum
pemberian imunisasi tindakan, dilakukan
dan pemberian diit pemberian prosedur
obat, diagnostik,
pemberian tindakan,
imunisasi dan pemberian
pemberian diit obat,
pemberian
imunisasi dan
pemberian diit
EP 2 Dilakukan prosedur tepat identifikasi pada kondisi khusus Bukti dilakukan Pelaksanaan Pasien/
seperti disebutkan pada pokok pikiran (D,O,W) prosedur tepat identifikasi petugas:
identifikasi pada pasien pada apakah d
kondisi kondisi ilakukan
khusus,misalnya khusus,misalny identifikasi
pasien tidak dapat a pasien tidak pasien sebelum
menyebutkan dapat dilakukan
identitas, penurunan menyebutkan prosedur
kesadaran, koma, identitas, diagnostik,
gangguan jiwa, datang penurunan tindakan,
tanpa identitas yang kesadaran, pemberian
jelas, dua atau lebih koma, obat,
pasien mempunyai gangguan jiwa, pemberian
nama yang sama atau datang tanpa imunisasi dan
mirip. identitas yang pemberian diit
jelas, dua atau
lebih pasien
mempunyai
nama yang
sama atau
mirip.
Jumlah 0
KRITERIA 5.3.2
Proses untuk meningkatkan efektifitas komunikasi dalam pemberian asuhan ditetapkan dan dilaksanakan
POKOK PIKIRAN
• Kesalahan pembuatan keputusan klinis, tindakan dan pengobatan dapat terjadi akibat komunikasi yang tidak efektif dalam proses asuhan pasien
• Komunikasi yang rentan terjadi kesalahan antara lain: 1) terjadi pada saat pemberian perintah secara verbal, 2) pemberian perintah verbal melalui telepon, 3) penyampaian nilai kritis hasil pemeriksaan penunjang diagnostis, 4) s
pemindahan pasien dari unit yang satu ke unit yang lain
• Kebijakan dan prosedur komunikasi efektif perlu disusun dan diterapkan dalam penyampaian pesan verbal, pesan verbal lewat telpon, penyampaian nilai kritis hasil pemeriksaan penunjang diagnostik, serah terima pasien pada s
terima dari unit yang satu ke unit yang lain, misalnya untuk pemeriksaan penunjang dan pemindahan pasien ke unit lain.
• Pelaporan kondisi pasien dalam komunikasi verbal atau lewat telepon antara lain dapat dilakukan dengan menggunakan teknik SBAR (Situation, Background, Asessment, Recommendation).
• Pelaksanaan komunikasi efektif verbal atau lewat telepon ditulis lengkap (T), dibaca ulang oleh penerima perintah (B) dan dikonfirmasi kepada pemberi perintah (K)
• Nilai kritis hasil pemeriksaan penunjang yang berada di luar rentang angka normal secara mencolok harus ditetapkan dan segera dilaporkan oleh tenaga kesehatan yang bertanggungjawab dalam pelayanan penunjang kepada do
sesuai dengan ketentuan waktu yang ditetapkan oleh Puskesmas.
KRITERIA 5.3.2 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Pemberian perintah secara verbal ditulis lengkap dan dibaca SK dan SOP Bukti dilakukan Pelaksanaan Petugas: proses
ulang oleh penerima perintah serta dikonfirmasi oleh pemberi komunikasi komunikasi komunikasi komunikasi
perintah. (D, O, W) efektif efektif/SBAR dalam efektif dalam efektif dalam
pemberian asuhan pemberian pemberian
( CPPT rekam medis) asuhan pasien asuhan pasien
EP 2 Pelaporan kondisi pasien dan pelaporan nilai kritis hasil Bukti pelaporan Pelaksanaan Petugas:Pelapo
pemeriksaan laboratorium ditulis lengkap, dibaca ulang oleh kondisi pasien (TBK) . komunikasi ran kondisi
penerima pesan dan dikonfirmasi oleh pemberi pesan Bukti pelaporan dalam efektif dalam pasien dalam
dilakukan sesuai prosedur dan dicatat dalam rekam medis, form pelaporan nilai pemberian komunikasi
termasuk identifikasi kepada siapa nilai kritis hasil pemeriksaan kritis asuhan pasien verbal atau
laboratorium dilaporkan. (D, O, W, S) lewat telepon
EP 3 Proses komunikasi serah terima pasien yang memuat hal-hal Bukti komunikasi saat Proses Petugas:Proses
kritial dilakukan secara konsisten sesuai dengan prosedur, serah terima pasien komunikasi komunikasi
metode dan menggunakan form yang dibakukan. (D, O, W, S) (form serah terima serah terima serah terima
pasien) pasien pasien
Jumlah 0
KRITERIA 5.3.3
Proses untuk meningkatkan keamanan terhadap obat-obat yang perlu diwaspadai ditetapkan dan dilaksanakan
POKOK PIKIRAN
• Pemberian obat pada pasien perlu dikelola dengan baik dalam upaya keselamatan pasien. Kesalahan penggunaan obat-obat perlu diwaspadai dapat menimbulkan cedera pada pasien.
• Obat yang perlu diwaspadai (high alert) adalah obat-obat yang dalam penggunaannya sering menyebabkan kesalahan dan/atau kejadian sentinel, beresiko tinggi untuk penyalahgunaan, antara lain: obat-obatan dengan rentang
koagulan, kemoterapi, obat-obatan psikoterapi, narkotika dan obat-obatan dengan nama serupa dan rupa mirip.
• Kesalahan pemberian obat dapat juga terjadi akibat adanya obat dengan nama dan rupa obat mirip (look alike sound alike)
KRITERIA 5.3.3 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Disusun daftar obat yang perlu diwaspadai dan obat dengan SK daftar obat Daftar obat yang perlu pelabelan, Petugas
nama atau rupa mirip serta dilakukan pelabelan dan penataan dan SOP diwaspadai ( high penataan dan farmasi dan
obat yang perlu diwaspadai dan obat dengan nama atau rupa pengawasan alert) dan obat penyimpanan medis :pengaw
mirip sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang disusun. dan dengan nama atau obat yang perlu asan dan
(D,O, W) pengendalian rupa mirip ( diwaspadai dan pengendalian
penggunaan LASA/NORUM) obat dengan penggunaan
obat nama atau obat
psikotropika/n rupa mirip psikotropika/n
arkotika dan arkotika dan
high alert high alert
EP 2 Dilakukan pengawasan dan pengendalian penggunaan obat- Bukti pengawasan dan Petugas
obatan psikotropika/narkotika dan obat-obatan lain yang perlu pengendalian farmasi dan
diwaspadai (high alert). (D, W) penggunaan obat medis :pengaw
psikotropika/narkotik asan dan
a dan high alert pengendalian,p
enggunaan
obat
psikotropika/n
arkotika dan
high alert
Jumlah 0
KRITERIA 5.3.4
Proses untuk memastikan tepat pasien, tepat prosedur, tepat sisi pada pasien yang menjalani operasi/tindakan medis ditetapkan dan dilaksanakan
POKOK PIKIRAN
• Terjadinya cedera dan kejadian tidak diharapkan dapat diakibatkan oleh salah orang, salah prosedur, salah sisi pada pemberian tindakan invasif atau tindakan pada pasien.
• Puskesmas harus menetapkan tindkan operatif, tindakan invasif dan prosedurnya, yang meliputi semua tindakan yang meliputi sayatan/insisi atau tusukan, pengambilan jaringan, pencabutan gigi, pemasangan implan dan tindak
lain yang menjadi kewenangan puskesmas sebagi fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama.
• Puskesmas harus mengembangkan suatu sistem untuk memastikan benar pasien, benar prosedur, benar sisi jika melakukan tindakan dengan menerapkan Protokol Umum (Universal Protocol), yang meliputi:
- Proses verifikasi sebelum dilakukan tindakan
- Penandaan sisi yang akan dilakukan tindakan / prosedur; dan
- Time out yang dilakukan segera sebelum dimulainya prosedur
KRITERIA 5.3.4 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Dilakukan penandaan sisi operasi / tindakan medis secara SK dan SOP Penandaan sisi Tenaga medis/
konsisten oleh pemberi pelayanan yang akan melakukan Penandaan operasi/tindaka pasien:
tindakan sesuai kebijakan dan prosedur yang ditetapkan. (O, lokasi pra n medis penandaan sisi
W) operasi/tindaka operasi/tindaka
n medis n medis
EP 2 Dilakukan verifikasi sebelum operasi/tindakan medis untuk Bukti proses verifikasi verifikasi Petugas:
memastikan prosedur telah dilakukan dengan benar. (D, O, W) sebelum tindakan sebelum pelaksanaan
dilakukan ( Form tindakan verifikasi
penandaan lokasi sebelum
operasi/tindakan tindakan
medis)
EP 3 Dilakukan time-out sebelum operasi/tindakan medis, untuk bukti dilakukan time- Petugas :Pelaks
memastikan semua pertanyaan sudah terjawab atau out sebelum operasi anaan time-out
meluruskan kerancuan. (D,W) sebelum
operasi/tindaka
n medis
Jumlah 0
KRITERIA 5.3.5
Proses untuk mengurangi resiko jatuh disusun dan dilaksanakan
POKOK PIKIRAN
• Penapisan resiko jatuh dilakukan pada pasien rawat jalan dengan mempertimbangkan:
1. kondisi pasien; contoh: pasien geriatri, dizzines, vertigo, gangguan keseimbangan, gangguan penglihatan, penggunaan obat, sedasi, status kesadaran dan atau kejiwaan, konsumsi alkohol
2. diagnosis; contoh: pasien dengan diagnosis penyakit Parkinson
3. situasi; pasien mendapatkan sedasi atau pasien dengan riwayat tirah baring lama yang akan dipindahkan untuk pemeriksaan penunjang dari ambulans, perubahan posisi akan mengakibatkan risiko jatuh
4. lokasi; hasil identifikasi area-area di Puskesmas yang berisiko terjadi pasien jatuh, antara lain lokasi yang dengan kendala penerangan atau mempunyai barrier/penghalang yang lain, misalnya tempat pelayanan fisioterapi, tangg
KRITERIA 5.3.5 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Dilakukan penapisan pasien dengan risiko jatuh sesuai dengan SK dan SOP Petugas: Petugas :
kebijakan dan prosedur serta dilakukan upaya untuk penapisan penapisan upaya
mengurangi risiko tersebut. (O, W, S) pasien dengan pasien risiko penapisan
risiko jatuh jatuh dan pasien dengan
tindak risiko jatuh
lanjutnya
EP 2 Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut untuk mengurangi risiko Bukti evaluasi dan Tindak lanjut Petugas:
terhadap situasi dan lokasi yang diidentifikasi berisiko terjadi tindak lanjut untuk terhadap tindak lanjut
pasien jatuh. (D, O, W) mengurangi resiko situasi dan untuk
pasien jatuh lokasi yang mengurangi
diidentifikasi risiko terhadap
berisiko terjadi situasi dan
pasien jatuh. lokasi yang
diidentifikasi
berisiko terjadi
pasien jatuh.
Jumlah 0
STANDAR 5.4
Puskesmas menetapkan sistem pelaporan insiden keselamatan pasien dan pengembangan budaya keselamatan
KRITERIA 5.4.1
Dilakukan pelaporan, dokumentasi, analisis dan penyusunan rencana penyelesaian masalah, upaya perbaikan dan pencegahan insiden keselamatan pasien
POKOK PIKIRAN
• Insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien.
• Insiden keselamatan pasien terdiri atas: 1)Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), 2)Kejadian Nyaris Cedera (KNC), 3)Kejadian Tidak Cedera (KTC), 4)Kejadian Potensial Cedera (KPC) dan 5)Kejadian Sentinel (KS)
• Pelaporan insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut pelaporan insiden adalah suatu sistem untuk mendokumentasikan laporan insiden keselamatan pasien. Pelaporan insiden terdiri dari Laporan Insiden Internal dan La
• Puskesmas perlu melakukan analisis dengan menggunakan matriks grading risiko yang akan menentukan jenis investigasi insiden yang akan dilakukan setelah Laporan Insiden Internal. Investigasi terdiri dari Investigasi sederhana
• Pelaporan insiden keselamatan pasien dilaporkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
KRITERIA 5.4.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Dilakukan pelaporan jika terjadi insiden sesuai kebijakan dan SK dan SOP Laporan insiden Tim
prosedur yang ditetapkan kepada tim keselamatan pasien yang pelaporan internal,analisa risiko, keselamatan
disertai dengan analisis, investigasi insiden dan tindak lanjut insiden investigasi insiden, pasien:
terhadap insiden ( D,W) keselamatan dan tindak lanjut prosedur
pasien insiden pelaporan jika
terjadi insiden
Jumlah 0
KRITERIA 5.4.2
Tenaga kesehatan pemberi asuhan berperan penting dalam memperbaiki perilaku dalam pemberian pelayanan yang mencerminkan budaya mutu dan budaya keselamatan.
POKOK PIKIRAN
• Upaya peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien menjadi tanggungjawab seluruh tenaga kesehatan yang memberikan asuhan pasien
• Perilaku terkait budaya keselamatan berupa:
a. penyediaan layanan yang baik, termasuk pengambilan keputusan bersama
b. bekerjasama dengan pasien atau klien
c. bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain
d. bekerjasama dengan sistem layanan kesehatan
e. meminimalkan risiko
f. mempertahankan kinerja profesional
g. perilaku profesional dan beretika
h. memastikan pelaksanaan proses pelayanan yang terstandar
i. upaya peningkatan mutu dan keselamatan termasuk keterlibatan dalam pelaporan dan tindak lanjut insiden
• Mutu layanan klinis tidak hanya ditentukan oleh sistem pelayanan yang ada, tetapi juga perilaku dalam pemberian pelayanan. Tenaga kesehatan perlu melakukan evaluasi terhadap perilaku dalam pemberian pelayanan dan mel
pada sistem pelayanan maupun perilaku pelayanan yang mencerminkan budaya keselamatan dan budaya perbaikan pelayanan klinis yang berkelanjutan.
KRITERIA 5.4.2 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Dilakukan identifikasi dan pelaporan perilaku yang tidak SK tentang Bukti penyusunan Petugas: Petugas
mendukung budaya keselamatan/"tidak dapat diterima" dan standar Standar Perilaku, pelaksanaan kesehatan:
upaya perbaikannya ( D, O,W) perilaku yang Form pelaporan standar pemahaman
mendukung perilaku yang tidak perilaku yang tentang
budaya sesuai / tidak mendukung standar
keselamatan, mendukung budaya budaya mutu perilaku dan
perilaku yang keselamatan pasien. dan penerapan
tidak boleh. Tindak lanjut laporan keselamatan budaya mutu
SOP tentang perilaku yang tidak pasien dan
pelaporan jika sesuai keselamatan
mengalami pasien
perlakuan yang
tidak sesuai.
EP 2 Dilakukan edukasi tentang mutu klinis dan keselamatan pasien KAK pendidikan dan Tenaga
pada tenaga kesehatan pemberi asuhan ( D,W) pelatihan atau kesehatan
Workshop Mutu dan pemberi
Keselamatan Pasien. asuhan:
Bukti pelaksanaan tentang
Diklat atau Workshop penerapan
mutu dan budaya mutu
keselamatan pasien klinis dan
pada semua nakes keselamatan
pemberi asuhan pasien
Jumlah 0
STANDAR 5.5.
Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dilaksanakan untuk mencegah dan meminimalkan terjadinya infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan
KRITERIA 5.5.1.
Regulasi dan program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dilaksanakan oleh seluruh karyawan Puskesmas secara komprehensif untuk mencegah dan meminimalkan risiko terjadinya infeksi yang terkait dengan pelayanan kesehat
POKOK PIKIRAN
• Sumber rujukan utama yaitu Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 tahun 2017 tentang Pedoman PPI di Fasyankes dan Petunjuk Teknis PPI di FKTP tahun 2020
• Puskesmas perlu menyusun program PPI yang meliputi kewaspadaan isolasi yang terdiri dari kewaspadaan standar dan kewaspadaan berdasarkan transmisi; pendidikan dan pelatihan PPI (dapat berupa pelatihan atau workshop)
pasien dan keluarga serta masyarakat; penyusunan dan penerapan bundles infeksi terkait pelayanan kesehatan serta penggunaan anti mikroba secara bijak.
• Kegiatan yang tercantum dalam program PPI tergantung pada kompleksitas kegiatan klinis dan pelayanan puskesmas, besar kecilnya area puskesmas, tingkat risiko dan cakupan populasi yang dilayani, geografis, jumlah & jenis pe
pegawai dan merupakan bagian terintegrasi dengan Program Peningkatan Mutu
• Untuk memantau dan menilai pelaksanaan program PPI disusun indikator-indikator sebagai bukti dilaksanakannya kegiatan-kegiatan yang direncanakan
KRITERIA 5.5.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Puskesmas menyusun rencana dan melaksanakan program PPI SK , Pedoman KAK Program PPI.Bukti Pelaksanaan
secara komprehensif dalam penyelenggaraan pelayanan di dan SOP PPI proses penyusunan program PPI di
puskesmas ( R, D, O) program dan puskesmas
indikator
PPI.Dokumen
perencanaan sd
penyusunan RUK, RPK
Program PPI
Puskesmas yang
terintegrasi dg
perencanaan Pusk,
bukti Pelaksanaan
kegiatan dalam
program PPI di
puskesmas
EP 2 Dilakukan pemantauan, evaluasi dan tindak lanjut terhadap SK indikator PPI Pengumpulan data Pemantauan,
pelaksanaan program PPI dengan menggunakan indikator yang dan profil capaian indikator PPI. evaluasi dan
ditetapkan ( D, W) indikatornya Bukti pelaksanaan tindak lanjut
program PPI.Analisa, pelaksanaan
evaluasi dan program PPI
rencana/tindak lanjut dengan
program PPI setiap menggunakan
bulan.Bukti indikator yang
pemantauan/ ditetapkan
pelaporan hasil audit
PPI setiap bulan oleh
tim PPI. Laporan
surveillance tiap
bulan. Laporan PPI ke
Kepala Puskesmas
Jumlah 0
KRITERIA 5.5.2.
Dilakukan identifikasi risiko-risiko infeksi dalam penyelenggaraan pelayanan sebagai dasar untuk menyusun dan menerapkan strategi untuk mengurangi risiko-risiko tersebut
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas melakukan identifikasi dan kajian risiko baik dalam penyelenggaraan pelayanan upaya kesehatan perseorangan maupun upaya kesehatan masyarakat yang mungkin atau pernah terjadi terhadap pasien, pengunjung, pe
• Berdasarkan hasil kajian tersebut disusun strategi dalam pencegahan dan pengendalian infeksi melalui dengan menerapkan program PPI yang terdiri dari kewaspdaan isolasi yang terdiri dari dua lapis yaitu kewaspadaan standar
transmisi, penggunaan anti mikroba secara bijak dan pelaksanaan bundles infeksi terkait pelayanan kesehatan antara lain infeksi aliran darah primer, infeksi daerah operasi, infeksi saluran kemih akibat pemasangan kateter, dan in
terjadi akibat pelayanan kesehatan
• ICRA (Infection Control Risk Assesment) merupakan program penilaian risiko pengendalian infeksi melalui proses multidisiplin yang berfokus pada pengurangan risiko dari infeksi ke pasien dengan perencanaan fasilitas, desain da
KRITERIA 5.5.2 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Dilakukan identifikasi dan kajian risiko infeksi terkait dengan Bukti identifikasi Pelaksanaan Pelaksanaan
penyelenggaraan pelayanan di Puskesmas ( O, W) ( POA) dan kajian identifikasi dan identifikasi dan
risiko infeksi terkait kajian risiko kajian risiko
pelayanan pada infeksi terkait infeksi terkait
pasien, pengunjung dengan dengan
dan petugas termasuk penyelenggara penyelenggara
penunjang layanan an pelayanan an pelayanan
( Form Kajian Risiko
PPI)
EP 2 Disusun dan dilaksanakan strategi untuk meminimalkan risiko Bukti penyusunan Tim PPI :
infeksi terkait dengan penyelenggaraan pelayanan di POA dan strategi ICRA tentang
Puskesmas dan dipastikan ketersediaan a) sampai g) di dalam dalam pelaksanaan penyusunan
pokok pikiran ( D, W) Program PPI pada dan
renovasi bangunan pelaksanaan
strategi untuk
meminimalkan
risiko infeksi
Jumlah 0
KRITERIA 5.5.3
Puskesmas mengurangi risiko infeksi yang terkait dengan pelayanan kesehatan, perlu melaksanakan dan mengimplementasikan program PPI, untuk mengurangi risiko infeksi baik bagi pasien, petugas, keluarga pasien, masyarakat d
POKOK PIKIRAN
• Program PPI di puskesmas adalah untuk mengidentifikasi dan mengurangi risiko tertular dan menularkan infeksi diantara pasien, petugas, keluarga dan masyarakat dan lingkungan melelui penerapan kewaspadaan isolasi yang te
dan kewaspadaan berdasar transmisi, penggunaan antimikroba secara bijak, dan bundles untuk infeksi terkait pelayanan kesehatan, pendidikan dan pelatihan, dan surveilans HAI's
• Pelaksanaan program tersebut perlu dipantau secara terus menerus untuk menjamin penerapan yang konsisten melalui kepatuhan pelaksanaan program PPI, misalnya audit kepatuhan kebersihan tangan, audit bundle's HAI's, dll
• Pemantauan pelaksanaan program dilakukan oleh tim PPI atau petugas yang diberi tanggungjawab agar dilaksanakan secara periodik dalam penyelenggaraan kegiatan pelayanan Puskesmas.
• Kewaspadaan standar meliputi:
a. Kebersihan tangan
b. Penggunaan APD
c. Pengendalian lingkungan
d. Pengelolaan limbah dan benda tajam
e. Pengelolaan alat medis (instrumen)
f. Pengelolaan linen
g. Penyuntikan yang aman
h. Kebersihan pernafasan dan etika batuk
i. Penempatan pasien
j. Perlindungan Kesehatan Karyawan
KRITERIA 5.5.3 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Terdapat bukti penerapan dan pemantauan prinsip-prinsip SK tentang Bukti penerapan dan Penerapan Pemantauan
kewaspadaan standar sesuai pokok pikiran sesuai prosedur Penerapan pemantauan prinsip- prinsip prinsip
yang ditetapkan ( D, O,W) Kewaspadaan prinsip kewaspadaan kewaspadaan kewaspadaan
Standar, SOP standar di puskesmas standar standar
kebersihan
tangan,
penggunaan
APD,
penyuntikan
yang aman,
penggunaan
peralatan
perawatan
pasien,
pengendalian
kesehatan
lingkungan,
penanganan
limbah
infeksius dan
non infeksius,
benda tajam
dan jarum,
darah dan
komponen
darah,
pemrosesan
peralatan
pasien dan
penatalaksanaa
n linen dan
laundry,
kesehatan
karyawan/perli
ndungan
petugas
kesehatan.
EP 2 Bila ada pengelolaan (kebersihan lingkungan, pengelolaan penempatan MOU dengan pihak Petugas
limbah, pengelolaan linen) yang dilaksanakan oleh pihak ketiga, pasien, hygiene ketiga dan evaluasinya kesling:
puskesmas harus memastikan standar mutu diterapkan oleh respirasi/etika pengelolaan
pihak ketiga sesuai peraturan perundang-undangan ( D, W) batuk, tertusuk (kebersihan
jarum lingkungan,
pengelolaan
limbah,
pengelolaan
linen)
Jumlah 0
KRITERIA 5.5.4
Kebersihan tangan diterapkan untuk menurunkan risiko infeksi yang terkait dengan pelayanan kesehatan
POKOK PIKIRAN
• Prosedur kebersihan tangan perlu disusun dan disosialisasikan, serta media edukasi ditempel pada tempat yang mudah dibaca. Tenaga medis, tenaga kesehatan dan karyawan puskesmas harus dilatih dalam penerapan tentang k
kebersihan tangan perlu juga dilakukan untuk pasien dan keluarga pasien.
• Setiap karyawan puskesmas harus memahami dan mampu menerapkan 6(enam) langkah dan 5(lima) kesempatan melakukan kebersihan tangan dengan benar.
• Puskesmas wajib menyediakan perlengkapan dan peralatan untuk melakukan kebersihan tangan antara lain:
a. fasilitas cuci tangan meliputi air mengalir, sabun, tisu pengering tangan/handuk sekali pakai; dan/atau
b. hand rubs berbasis alkohol yang ketersediaannya harus terjamin di Puskesmas
KRITERIA 5.5.4 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Dilakukan edukasi kebersihan tangan pada tenaga medis, SOP kebersihan Bukti sosialisasi Pemahaman
tenaga kesehatan, seluruh karyawan Puskesmas, pasien dan tangan kebersihan tangan tenaga medis,
keluarga pasien ( D, W) pada tenaga medis, tenaga
tenaga kesehatan, kesehatan,
seluruh karyawan seluruh
Puskesmas, pasien karyawan
dan keluarga pasien . Puskesmas,
banner, leaflet pasien dan
tentang kebersihan keluarga
tangan pasiententang
kebersihan
tangan
EP 2 Perlengkapan dan peralatan untuk kebersihan tangan tersedia Hasil monitoring Perlengkapan
di tempat pelayanan ( D, O) kelengkapan fasilitas dan peralatan
kebersihan tangan untuk
kebersihan
tangan di
tempat
pelayanan
EP 3 Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap pelaksanaan Instrumen audit evaluasi dan
kebersihan tangan ( D, W) kepatuhan kebersihan tindak lanjut
tangan 5 momen. terhadap
Bukti hasil audit, penilaian
evaluasi dan tindak kepatuhan
lanjut, aplikasi INM kebersihan
tangan
Jumlah 0
KRITERIA 5.5.5
Dilakukan upayan pencegahan penularan infeksi dengan penerapan kewaspadaan berdasar transmisi dalam proses penyelenggaraan pelayanan pasien yang dapat ditularkan melalui transmisi air borne
POKOK PIKIRAN
• Program PPI dalam kewaspadaan isolasi terdiri dari kewaspadaan standar dan kewaspadaan transmisi. Kewaspadaan berdasar transmisi meliputi kewaspadaan terhadap penularan melalui kontak, droplet dan air borne.
• Penularan penyakit air borne disease termasuk penularan yang diakibatkan oleh prosedur atau tindakan yang menimbulkan aerosolisasi merupakan salah satu risiko yang perlu diwaspadai dan mendapat perhatian khusus di pus
• Untuk mengurangi risiko penularan air borne disease diantaranya dengan menggunakan APD, penataan ruang periksa, penempatan pasien, maupun transfer pasien dilakukan sesuai dengan prinsip PPI.
• Untuk mencegah penularan air borne disease perlu melakukan identifikasi pasien yang berisiko dengan memberikan masker, menempatkan pasien di tempat tersendiri atau kohorting dan mengajarkan etika batuk
• Untuk pencegahan penularan transmisi air borne ditetapkan alur dan SOP pengelolaan pasien sesuai ketentuan
KRITERIA 5.5.5 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Dilakukan identifikasi penyakit infeksi yang ditularkan melalui SOP Alur penatalaksanaan pelaksanan pelaksanan
transmisi air borne dan prosedur atau tindakan yang penatalaksanaa pasien infeksius.Bukti identifikasi identifikasi
menimbulkan aerosolisasi yang dilayani di puskesmas serta n pasien identifikasi penyakit pasien beresiko pasien beresiko
upaya pencegahan penularan infeksi melalui transmisi air infeksius infeksi terutama saat dan upaya dan upaya
borne dengan pemakaian APD, penataan ruang periksa, penerimaan pasien di pencegahan pencegahan
penempatan pasien, maupun transfer pasien sesuai dengan puskesmas infeksi,pemakai infeksi
regulasi yang disusun ( D, O, W) an APD,
penataan
ruang periksa,
penempatan
pasien,
maupun
transfer pasien
EP 2 Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap hasil Bukti pemantauan, penataan pemantauan,
pemantauan terhadap pelaksanaan penataan ruang periksa, tindak lanjut ruang periksa, tindak lanjut
penggunaan APD, penempatan pasien, transfer pasien untuk pencegahan transmisi penggunaan upaya
mencegah transmisi infeksi. ( D, O, W) infeksi APD, pencegahan
penempatan transmisi
pasien, transfer infeksi
pasien untuk
mencegah
transmisi
infeksi
Jumlah 0
KRITERIA 5.5.6
Ditetapkan dan dilakukan proses untuk menangani outbreak infeksi baik di puskesmas atau di wilayah kerja puskesmas
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas menetapkan kebijakan tentang outbreak , bagaimana penanggulangan sesuai dengan wewenangnya, untuk menjamin perlindungan kepada petugas, pengunjung dan perlindungan pasien
• Kriteria outbreak infeksi terkait pelayanan kesehatan di puskesmas adalah:
a. terdapat kejadian infeksi yang sebelumnya tidak ada atau sejak lama tidak pernah muncul yang diakibatkan oleh kegiatan pelayanan kesehatan yang berdampak risiko infeksi baik di puskesmas atau di wilayah kerja puskesmas
KRITERIA 5.5.6 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Dilakukan identifikasi kemungkinan terjadinya outbreak infeksi SK kriteria Alur penatalaksanaan Petugas :
baik yang terjadi di puskesmas atau di wilayah kerja puskesmas outbreak outbreak. Dokumen outbreak
( D, W) puskesmas . bukti identifikasi infeksi baik
Panduan. SOP kejadian outbreak yang terjadi di
penanganan infeksi di puskesmas puskesmas
outbreak atau di wilayah kerja atau di wilayah
infeksi akibat puskesmas kerja
pelayanan di puskesmas
Puskesmas
EP 2 Jika terjadi outbreak infeksi, dilakukan penanggulangan sesuai Bukti Penanggulanga
dengan kebijakan, panduan, protokol kesehatan dan prosedur penatalaksanaan n outbreak,
yang disusun serta dilakukan evaluasi dan tindak lanjut kejadian outbreak evaluasi dan
terhadap pelaksanaan penanggulangan sesuai regulasi yang infeksi. Bukti tindak lanjut
disusun ( D, W) monitoring dan tindak
lanjut dari
penanggulangan
kejadian outbreak
infeksi
Jumlah 0
Total Skor 0
Total EP 440
CAPAIAN 0
m tersebut juga harus menjamin pelaksanaan kegiatan
SIMULASI REKOMENDASI
gan melalui pengelolaan indikator mutu.
esmas
hun berikutnya.
SIMULASI REKOMENDASI
smas.
SIMULASI REKOMENDASI
mpelajari/menganalisis hasil uji coba perbaikan), Action
SIMULASI REKOMENDASI
n pelayanan UKM serta masyarakat
SIMULASI REKOMENDASI
mitigasi risiko.
SIMULASI REKOMENDASI
erjadinya salah identitas
SIMULASI REKOMENDASI
penunjang diagnostis, 4) serah terima antar shift, dan 5)
SIMULASI REKOMENDASI
pelaporan nilai
kritis hasil
pemeriksaan
laboratorium
Proses serah
terima pasien
at-obatan dengan rentang terapi yang sempit, insulin, anti
SIMULASI REKOMENDASI
liputi:
SIMULASI REKOMENDASI
SIMULASI REKOMENDASI
Petugas :
upaya
mengurangi
risiko terhadap
situasi dan
lokasi yang
diidentifikasi
berisiko terjadi
pasien jatuh.
SIMULASI REKOMENDASI
dengan pelayanan kesehatan
SIMULASI REKOMENDASI
dap pasien, pengunjung, petugas, keluarga dan masyarakat.
SIMULASI REKOMENDASI
uarga pasien, masyarakat dan lingkungan.
etika batuk
SIMULASI REKOMENDASI
wilayah kerja puskesmas
SIMULASI REKOMENDASI
0.00%
REKAPITULASI CAPAIAN SELURUH BAB
NB : Halaman ini tidak perlu diisi / diketik. Skor dan Nilai akan muncul otomatis.
SKOR
NO BAB TOTAL SKOR MAKSIMUM CAPAIAN
E.P
Puskesmas :
Kab./ Kota :
Tanggal :
Surveior :
1
2
3
4
5
6
7