Cepat Dan Efektif Membunuh Kuman Dengan One Step Hand Sanitizer

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

Cepat dan efektif membunuh kuman dengan One Step Hand Sanitizer.

One Step
Hand Sanitizer membunuh 99,9% kuman tanpa air. Gunakan untuk melengkapi
cuci tangan rutin dan membunuh kuman penyebab penyakit. Pembersih tangan
ini diperkaya dengan pelembab Aloe Vera untuk formulasi lembut yang membuat
tangan terasa segar dan tidak akan menyebabkan kekeringan. Botol pompa yang
nyaman memungkinkan untuk aplikasi yang cepat, mudah dan tidak berantakan.

    Membunuh 99,9% kuman tanpa air


    Diperkaya dengan pelembab Aloe Vera untuk formula yang lembut di tangan
    Gunakan untuk melengkapi cuci tangan rutin
    Pompa yang nyaman memungkinkan aplikasi yang cepat dan mudah
    Sanitizer mengandung 62% Etil Alkohol
    Volume: 236 mL
    Buatan Kanada

Ketahui cara menggunakan hand sanitizer agar efektif membersihkan tangan:

 Hanya mencuci tangan dengan hand sanitizer apabila tidak ada kotoran yang terlihat
jelas di tangan. Bila Anda kotoran bekas cairan, tanah, atau lainnya makan mencuci
tangan dengan air dan sabun lebih direkomendasikan.
 Oleskan cairan pembersih tangan secukupnya ke telapak tangan.
 Gosok tangan bersama-sama menutupi semua permukaan tangan dan jari.
 Tunggu sampai cairan meresap dan kering.

Hand sanitizer tidak dapat bekerja dengan baik apabila tidak digunakan dengan benar. Selain
itu, jangan menggunakan cairan pembersih ini terlalu banyak dan sering. Kandungan
alkoholnya mungkin akan membuat kulit tangan kering dan pada satu titik memicu masalah
kesehatan lainnya.

Tentu saja hand sanitizer adalah cara terbaik untuk menjaga kebersihan tangan Anda, namun
mencuci tangan dengan benar menggunakan sabun dan air menjadi cara terbaik nomor satu
berdasarkan rekomendasi CDC.

DISINFEKTAN

Sementara, dilansir dari Pharma Guideline, cairan disinfektan merupakan zat kimia yang
digunakan untuk membersihkan dan membunuh kuman pada benda tak hidup. Pada
umumnya, disinfektan digunakan untuk mensterilkan benda-benda dari pertumbuhan kuman
dan bakteri. Untuk mempermudah dalam mengetahui perbedaan keduanya adalah sebagai
berikut: dokter akan mengoleskan cairan antiseptik pada badan pasien sementara alat-alat
operasi disterilkan menggunakan cairan disinfektan. disinfektan, pada umumnya, banyak
ditemukan dalam produk pembersih lantai, dapur, dan pembersih rumah tangga lainnya.
Produk yang paling umum ditemukan adalah produk pembersih kerak dan pemutih yang
mengandung alkohol. Di sisi lain, perlu Anda ketahui bahwa beberapa mikroorganik
mungkin bersifat resistansi terhadap cairan disinfektan sehingga beberapa mikroba tidak
terbunuh secara keseluruhan. Akan tetapi, disinfektan tetap berfungsi sebagai cairan yang
dapat menghambat pertumbuhan mikroba dan tidak membahayakan untuk kesehatan.
Keduanya, baik antiseptik maupun disinfektan mengandung bahan kimia yang disebut
biosida. Hidrogen peroksida adalah contoh bahan umum dalam antiseptik dan disinfektan.
Namun, antiseptik biasanya mengandung konsentrasi biosida yang lebih rendah daripada
disinfektan. Sebagai contoh, fenol dapat digunakan sebagai antiseptik jika konsentrasinya 0,2
persen tetapi untuk menggunakannya sebagai disinfektan konsentrasi yang dimilikinya harus
1 persen. Oleh karenanya, cairan disinfektan lebih beracun dibandingkan dengan antiseptik.
Sangat tidak disarankan untuk mengaplikasikan disinfektan pada permukaan kulit atau
jaringan hidup lain karena dapat menyebabkan iritasi dan reaksi berlebih seperti ditulis pada
laman Pharma Guideline.

Baca selengkapnya di artikel "Apa Beda Antiseptik dan Disinfektan Serta Bagaimana
Penggunaannya?", https://tirto.id/eEiR

Disinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau
pencemaran oleh jasad renik atau obat untuk membasmi kuman penyakit [1] Pengertian lain
dari disinfektan adalah senyawa kimia yang bersifat toksik dan memiliki kemampuan
membunuh mikroorganisme yang terpapar secara langsung oleh disinfektan.[2][3] Disinfektan
tidak memiliki daya penetrasi sehingga tidak mampu membunuh mikroorganisme yang
terdapat di dalam celah atau cemaran mineral.[2] Selain itu disinfektan tidak dapat membunuh
spora bakteri sehingga dibutuhkan metode lain seperti sterilisasi dengan autoklaf[4]

Daftar isi
JAKARTA, balipuspanews com – Lingkungan tempat tinggal bersih dan sehat perlu menjadi
perhatian setiap keluarga di tengah penyebaran coronavirus disease 2019 atau Covid – 19.
Salah satu upaya yaitu sanitasi lingkungan, uaha untuk membina dan menciptakan suatu
keadaan yang baik di bidang kesehatan.

Di tengah penyebaran Covid-19, disinfeksi ramai dibicarakan oleh masyarakat. Disinfeksi


yaitu proses dekontaminasi atau menghilangkan secara kimia mikroorganisme.

Profesor Arif Sumantri, Ketua Umum Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia
(HAKLI) menyampaikan bahwa masyarakat perlu memperhatikan dalam melakukan
disinfeksi.

“Memulai dengan cuci tangan yang bersih. Yang kedua harus pakai sarung tangan karena
desinfektan itu mempunyai zat yang bisa menimbulkan iritasi kulit atau juga menimbulkan
bau, atau bisa juga menimbulkan sesuatu yang berkaitan pada tubuh kita,” jelas Arif pada
Sabtu (21/3) di Graha BNPB, Jakarta Timur.

Arif menambahkan bahwa pemakaian masker penting karena beberapa jenis disinfektan dapat
menimbulkan gangguan pernafasan. Selain itu, Arif mengingatkan untuk menggunakan baju
khusus untuk melindungi tubuh saat melakukan penyemprotan.

Keluarga dapat secara mandiri melakukan upaya pencegahan dengan disinfeksi. Langkah
sederhana untuk pembuatan disinfektan yaitu pemanfaatan cuka atau cairan masam dan
bahan baku lain.

“Dengan memanfaatkan setengah cangkir gelas cuka, dengan setengah gelas air, ditambah
dengan 12 sampai 24 tetes minyak esensial, seperti kayu manis, cengkeh, kayu putih, dan
jeruk nipis, maka ini akan menjadi sebuah disinfektan, yaitu antiseptik,” tutur Arif.
Cara membuat disinfketan tersebut dapat mencampurkan beberapa bahan tadi lalu kocok
dalam botol penyemprot. Jangan lupa memberi label sebagai tanda aman dan menyimpan di
tempat yang jauh dari jangkauan anak-anak.

Setelah membuat disinfektan, kita dapat enyemprotkan ke permukaan benda, seperti hendel
pintu atau permukaan meja. Namun, kita perlu melakukan pembersihan klinik dengan tujuan
benda yang akan disemprotkan bersih dari debu.

“Setelah dibersihkan, baru kemudian dibilas. Kemudian dibersihkan dan dibilas dengan lap
microfiber,” jelas Arif.

Ketua Kolegium Pengurus Pusat Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan (Hakli) Prof Arif
Sumantri menyarankan masyarakat untuk menggunakan cara yang baik dalam melakukan
disinfeksi berbagai bibit penyakit, terutama virus corona penyebab COVID-19.

Sementara itu, iia mengingatkan setelah disinfeksi dilakukan adalah tidak kalah penting perlu
menanamkan budaya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), seperti rajin mencuci tangan
dengan sabun serta membuat sanitasi yang baik.

Apabila disinfeksi sudah dilakukan tetapi PHBS tidak diterapkan dan sanitasi buruk, kata dia,
maka proses pembersihan mikroorganisme itu tidak akan efektif karena dapat kembali hadir
baik karena pertumbuhan atau ada pembawa yang menempelkannya.

Alasannya, lanjut dia, setelah disinfeksi dilakukan tetap akan ada ancaman mikroorganisme
seperti di benda-benda mati akan sering dipegang tangan banyak orang dan bisa terkena
percikan _droplet_ bersin atau batuk.

“Ada satu hal yang perlu diketahui yaitu sanitasi. Apapun lingkungannya tidak efektif jika
sanitasi tidak baik. Pada benda mati itu tidak terlihat jika menjadi tempat melekat
mikroorganisme, saling menempel tangan atau droplet,” kata dia.

Arif mengatakan inti dari disinfeksi adalah menghilangkan mikroorganisme baik melalui
proses fisika atau kimia. Disinfeksi merupakan upaya membunuh mikroorganisme dari benda
mati dengan disinfektan.

Menurut dia, terdapat perbedaan jika disinfeksi itu menggunakan antispetik yang fungsinya
menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan hidup.(rls/BPN/tim

Anda mungkin juga menyukai