Ukom Siap219
Ukom Siap219
Ukom Siap219
Dalam SIAP 219 Kepala Puskesmas menetapkan Tim atau petugas diberi tanggung jawab
peningkatan mutu, keselamatan pasien, menejemen resiko dan PPI yang memenuhi persyaratan
kompetensi yang disertai dengan uraian tugasnya terdapat pada :
Kriteria 5.1
Kriteria 5.1.2
Standar 5.1.1
Kriteria 5.1.1 (V)
2. Kebijakan dan prosedur pelayanan anestesi lokal sesuai kebutuhan di Puskesmas memuat :
Penyusunan rencana termasuk identifikasi perbedaan antara dewasa, geriatri dan anak atau
pertimbangan khusus, persyaratan persetujuan khusus, teknik melakukan anestesi lokal
frekuensi dan jenis bantuan pasien yang diperlukan, tata laksana kegawatdaruratan
Penyusunan rencana termasuk identifikasi perbedaan antara dewasa, geriatri dan anak atau
pertimbangan khusus, persyaratan pengisisan rekam medis, teknik melakukan anestesi
lokal, persyaratan kompetensi, tata laksana terhadap komplikasi
Penyusunan rencana termasuk identifikasi perbedaan antara dewasa, geriatri dan anak atau
pertimbangan khusus, persyaratan persetujuan khusus, teknik melakukan anestesi lokal,
persyratan kompetensi, tata laksana kegawatdaruratan anastesi lokal
Penyusunan rencana termasuk identifikasi perbedaan antara dewasa, geriatri dan anak atau
pertimbangan khusus, persyaratan persetujuan khusus, teknik melakukan anestesi lokal,
persyaratan kompetensi, tata laksana terhadap komplikasi (V)
4. Termasuk indikator mutu yang merupakan indikator perbaikan mutu dalam SIAP 219 adalah :
Indikator mutu nasional yang bersifat non Mandatori
Indikator mutu PPI
Indikator mutu prioritas Puskesmas (V)
Indikator mutu SKP
9. Program Prioritas Nasional yang termasuk dalam SIAP 219 adalah, kecuali :
Program AKI dan AKN, stunting,, Imunisasi, Tuberkulosis, Hipertensi
Program AKI dan AKN, stunting,, Imunisasi, Tuberkulosis, Malaria (V)
Program AKI dan AKN, stunting,, Imunisasi, Tuberkulosis, DM
Program AKI dan AKN, stunting,, Imunisasi, Tuberkulosis, PTM
10. Pasien dengan kebutuhan darurat dan mendesak diberikan prioritas untuk mendapatkan
pelayanan dengan :
Setiap pasien yang datang ke ruang gawat darurat didahulukan diperiksa dokter sebelum
pasien yang lain, segera mendapatkan pelayanan diagnostik dan obat emergency
Keadaan pasien diidentifikasi, bila dengan kebutuhan darurat dan mendesak atau segera,
pasien sesegera mungkin diperiksa dan mendapat asuhan (V)
Apabila pelayanan di Puskesmas tidak tersedia, pasien segera dirujuk ke fasilitas kesehatan
yang memiliki kemampuan lebih tinggi
Penanganan pasien segera dengan mempertimbangkan prinsip kewaspadaan universal
11. Regulasi yang mengatur penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
keluarga adalah :
Permenkes 29 Tahun 2015
Permenkes 36 Tahun 2015 (fraud JKN)
Permenkes 36 Tahun 2016 (kefarmasian)
Permenkes 39 tahun 2016 (V)
12. Bahwa pasien dengan kebutuhan darurat atau mendesak diprioritaskan untuk asesmen dan
pengobatan, ditunjukkan dengan bukti :
Dilaksanakan triase dan pasien diberi pelayanan berdasar urgensi kebutuhan (V)
Pasien dengan kebutuhan darurat langsung dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang
lebih mampu
Diprioritaskan berdasarkan nomor antrian atau booking on line
Diprioritaskan berdasar identifikasi pasien dengan kebutuhan khusus
14. Persetujuan tindakan medik diminta sebelum pelaksanaan tindakan bagi yang membutuhkan
persetujuan tindakan medik dengan
Penjelasan tentang tindakan kedokteran minimal mencakup diagnosis, tata cara, tujuan,
alternatif, tanggung jawab, prognosis, komplikasi dan biaya (V)
Harus disaksikan oleh keluarga pasien
Sebelum menyetujui, pasien diberi konseling tentang hal yang berhubungan dengan
pelayanan yang direncanakan
Tidak boleh dilakukan secara lisan
15. Menejemen informasi asuhan dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan organisasi dengan cara
Penggunaan data rekam medis untuk keperluan selain pelayanan pasien tidak diijinkan
Puskesmas mengidentifikasi praktisi kesehatan yang mempunyai akses ke berkas rekam
medis
Form rekam medis harus selalu diperbaharui supaya up to date
Ketika periode retensi yang ditetapkan dipenuhi, seluruh berkas rekam medis segera
dimusnahkan (V)
17. Proses untuk meningkatkan efektifitas komunikasi dalam pemberian asuhan ditetapkan dan
dilaksanakan melalui
Penetapan media komunikasi dalam pemberian asuhan, pembakuan form proses
komunikasi serah terima pasien, edukasi SKP dan PPI, penetapan indikator mutu SKP terkait
komunikasi efektif
Penetapan kebijakan dan prosedur komunikasi efektif dalam pemberian asuhan, edukasi
komunikasi efektif, penetapan prosedur penyampaian nilai kritis hasil pemeriksaan
laboratorium, pembakuan form proses komunikasi serah terima pasien
Penetapan kebijakan dan prosedur komunikasi efektif dalam pemberian asuhan, edukasi
SKP dan PPI , penetapan prosedur penyampaian nilai kritis hasil pemeriksaan laboratorium,
pembakuan form proses komunikasi serah terima pasien (V)
Penetapan kebijakan dan prosedur komunikasi efektif dalam pemberian asuhan, edukasi
komunikasi efektif, penetapan indikator mutu SKP, tidak perlu pembakuan form proses
komunikasi serah terima pasien
18. Pelayanan laboratorium dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
sehingga Puskesmas harus
Menyediakan pelayanan laboratorium selama tujuh hari dalam seminggu dan 24 jam pada
Puskesmas yang memberikan pelayanan gawat darurat
Menetapkan nilai rentang secara kolaboratif dengan seluruh praktisi klinis (V)
Menetapkan nilai kritis dan nilai ambang kritis sesuai kemasan reagen
Melakukan pemantapan mutu sesuai dengan jenis dan ketersediaan pelayanan
19. Untuk mendapatkan hasil analisis kebutuhan masyarakat perlu dilakukan analisis situasi data
kinerja Puskesmas dan status kesehatan masyarakat. Perencanaan Puskesmas yang diperoleh
dari data
Data PIS-PK, data dasar, data UKM esensial, data UKM pengembangan, data UKP (V)
Data UKP, data capaian SPM, hasil SMD, data UKM esensial dan pengebangan
Data dasar, data PIS-PK, data UKM esensial, data UKM pengembangan, data UKPP
Data UKM esensial dan pengembangan, data hasil survei kepuasan, data indikator mutu,
data UKP
21. Hasil pemeriksaan laboratorium selesai dan tersedia dalam waktu sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan dapat dibuktikan dengan
Hasil pengukuran dan analisis ketepatan waktu pelaporan hasil sesuai ketentuan yang
ditetapkan (V)
Waktu pelaporan hasil ditetapkan seragam sehingga memudahkan pasien dan petugas
Pemeriksaan laboratorium kritis dilakukan segera
Bukti evaluasi hasil laboratorium luar sesuai indikator mutu yang ditetapkan
22. Adanya uraian tugas terkait dengan pengorganisasian pelayanan UKM, sesuai yang diminta
dalam standar akreditasi
Tidak semua karyawan harus mempunyai uraian tugas
Tidak boleh melakukan perubahan uraian tugas karena sudah ditetapkan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota
Uraian tugas hanya perlu disusun untuk Kepala Puskesmas dan penanggung jawab UKM dan
dipahami oleh semua karyawan
Uraian tugas disusun untuk setiap karyawan, harus dikaji ulang secara regular dan jika perlu
dilakukan perbaikan (V)
23. Untuk menilai efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pelayanan, kesesuaian dengan rencana
dan pemenuhan terhadap kebutuhan dan harapan masyarakat, maka dilakukan pengawasan
dan pengendalian serta penilaian kinerja dalam SIAP 219 dapat berupa
Pemantauan, supervisi, lokmin, audit internal dan rapat tinjauan menejemen
Pemantauan, supervisi, lokmin, audit internal dan rapat tinjauan menejemen, serta SMD
Pemantauan, supervisi, lokmin, audit internal dan rapat tinjauan menejemen, serta MMD
Pemantauan, supervisi, lokmin, audit internal dan rapat tinjauan menejemen dan rapat tim
mutu (V)
24. Seluruh petugas kesehatan memperhatikan dan menghargai kebutuhan dan hak pasien selama
pelaksanaan pelayanan dalam bentuk, kecuali :
Keluhan pasien diidentifikasi, dievaluasi dan ditindak lanjuti
Seluruh harapan pasien diperhatikan dan dipenuhi
Pemberi asuhan melakukan kajian dan penanganan nyeri (V)
Pasien diberi informasi untuk menyampaikan keluhan pasien/keluarga pasien
25. Agar obat terjamin keamanan dan layak dikonsumsi oleh pasien, Puskesmas melakukan
Apabila pasien melaporkan obat kadaluarsa , obat segera ditarik dari peredaran
Pemberian obat disertai dengan label dan informasi lengkap sesuai dengan prosedur
Petugas menjelaskan penanganan obat yang kadaluarsa kepada pasien
Tersedia persyaratan penyimpanan obat di gudang obat sesuai dengan peraturan yang
berlaku (V)
27. Yang dimaksud dengan komunikasi efektif dalam pelayanan pada Sasaran Keselamatan Pasien
yang kedua adalah :
Komunikasi via telepon, hand over, transfer, termasuk penyampaian hasil alboratorium kritis
Sistim komunikasi yang dibangun untuk memperlancar komunikasi antar petugas di fasilitas
pelayanan kesehatan
Komunikasi inter personal antara pasien dan pemberi pelayanan (V)
Komunikasi.................
29. Salah satu unsur penting dalam penilaian implementasi PIS-PK adalah terkait dengan data Indeks
keluarga, IKS tiap keluarga dapat diidentifikasi
Masalah kesehatan dari tiap kecamatan
Semua benar (V)
Masalah kesehatan dari tiap keluarga
Masalah kesehatan dari tiap desa/kelurahan
30. Sebagai bukti dipenuhinya standar akreditasi tentang hak pasien dan keluarga ditunjukkan
dengan
Adanya informasi tentang hak pasien dan keluarga, ada bukti petugas paham dan hafal
tentang hak pasien dan keluarga dan ada bukti dilakukan penyuluhan kepada pasien tentang
hak pasien dan ada bukti dilakukan edukasi hak pasien pada karyawan (V)
Petugas dan pasien memahami hak pasien dan keluarga
Adanya pengumuman tentang hak pasien dan keluarga
Hak pasien dilaksanakan dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari dalam pelayanan yang
dipandu oleh kebijakan pelayanan dan prosedur-2 pelayanan yang mengatur tentang
pelaksanaan pemenuhan hak-hak pasien
33. Penetapan jenis dan isi kajian awal dalam rekam medis
Ditetapkan secara kolaboratif berdasar kesepakatan praktisi klinis yang bekerja di
Puskesmas (V)
Disusun dan ditetapkan oleh Kepala Puskesmas berdasar arahan dari Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota
Disusun dan ditetapkan oleh Kepala Puskesmas berdasar acuan yang jelas
Disusun dan ditetapkan oleh Penanggung jawab UKP dengan meminta pertimbangan pada
penanggung jawab UKM
34. Kepala Puskesmas bersama penanggung jawab wajib menyelaraskan perencanaan dengan visi,
misi, tujuan dan tata nilai Puskesmas dengan kebutuhan masyarakat. Untuk menilai bahwa hal
tersebut dilaksanakan, surveior melakukan
Melihat agenda dan notulen rapat lokakarya mini bulanan yang menunjukkan capaian
kinerja puskesmas bulanan dan dicocokkan dengan visi Puskesmas
Melihat agenda dan notulen rapat evaluasi tahunan dan menilai capaian indikator apakah
sesuai dengan visi, misi, tata nilai dan tujuan puskesmas dan rencana lima tahuanan yang
disusun
Meminta Kepala Puskesmas dan penanggung jawab menunjukkan keterkaitan visi, misi,
tujuan dan tata nilai puskesmas dengan indikator kinerja yang disusun
Melihat agenda dan notulen rapat lokakarya mini puskesmas dalam penyusunan
perencanaan yang agendanya adalah paparan Kepala Puskesmas tentang visi, misi, tujuan
dan tata nilai puskesmas, hasil analisis kebutuhan masyarakat dan keterkaitan antara visi,
misi, tata nilai, tujuan dan hasil analisis kebutuhan masyarakat dengan program-2 yang
direncanakan. (V)
35. Kebijakan, pedoman, prosedur merupakan dokumen regulasi yang dipersyaratkan untuk disusun
dalam memenuhi persyaratan akreditasi. Dokumen-dokumen tersebut harus diperlakukan
sebagai berikut :
Disusun sesuai dengan format baku untuk memenuhi persyaratan dokumen yang ada pada
elemen penilaian
Dokumen regulasi tidak perlu dikendalikan
Dikendalikan dengan baik sesuai dengan kebijakan pengendalian dokumen dan rekam
implementasi dan tersedia di tempat pelayanan (V)
Cukup disediakan dan disimpan di sekretariat akreditasi dan hanya diberikan jika ada yang
membutuhkan
36. Pencegahan penularan infeksi melalui airborne baik di Puskesmas maupun di masyarakat
dilakukan dengan cara
Pasien dengan infeksi yang ditularkan melalui airborne wajib menggunakan maskes N95
Petugas memakai masker bedah dan pasien dengan infeksi airborne cukup menggunakan
masker bedah
Pemakaian APD yang tepat, memakai masker N95 jika melayani pasien infeksi airborne yang
masih aktif, penataan ruang periksa di Puskesmas, penempatan pasien rawat inap di
Puskesmas dengan benar (V)
37. Dibawah ini termasuk dalam jenis pelayanan dasar pada standar pelayanan minimal kesehatan
daerah Kabupaten/Kota, kecuali :
Pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis
Pelayanan kesehatan pada penderita malaria (V)
Pelayanan kesehatan pada usia produktif
Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat
38. Tanggung jawab untuk melakukan fasilitasi pemberdayaan masyarakat dapat ditelusur dari:
Terlaksananya posyandu, penimbangan balita sesuai dengan perencanaan yang disusun dan
kesepakatan dengan kader dan masyarakat
Tersedianya bukti evaluasi dan tindak lanjut terhadap kegiatan-2 program UKM terutama
yang melibatkan peran lintas sektor dan lintas program
Terlaksananya kegiatan promosi kesehatan sesuai dengan rencana kegiatan yang disusun
Adanya kejelasan tanggung jawab setiap karyawan untuk memfasilitasi pemberdayaan
masyarakat, adanya bukti pelaksanaan kegiatan, pelaksanaan fasilitasi pembentukan UKBM
dan fasilitasi pelaksanan SMD dan MMD (V)
39. Proses kajian awal dilakukan secara paripurna, mencakup berbagai kebutuhan dan harapan
pasien/keluarga dapat dilihat melalui :
Tersedia dan terisi form kajian awal secara lengkap yang meliputi proses pengumpulan data
kondisi fisik, psikologi, status sosial, riwayat penyakit, riwayat alergi, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang (V)
Kajian yang dilakukan oleh masing-2 tenaga medis, keperawatan/kebidanan dan tenaga
klinis yang lain secara lengkap sesuai dengan perkembangan kondisi pasien
Proses kajian pasien yang dinamis dan berkesinambungan, baik untuk pasien rawat jalan
maupun rawat inap
Kajian awal mengenai status ekonomi, psikososiospiritual, riwayat alergi, asesmen nyeri,
penegakan diagnosis, penetapan pelayanan dan rencana pemulangan
40. Pengelolaan jejaring dan jaringan Puskesmas dalam SIAP 219 adalah
Dilakukan identifikasi jejaring dan jaringan, menyusun rencana program pembinaan
terhadap jejaring FKTP dan jaringan Puskesmas, dilakukan evaluasi dan tindak lanjut
terhadap pelaksanaan program pembinaan jejaring dan jaringan.(V)
Dilakukan identifikasi jejaring dan jaringan, menyusun rencana program pembinaan
terhadap jejaring dan jaringan FKTP, dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap
pelaksanaan program pembinaan jaringan.
Dilakukan identifikasi jejaring dan jaringan, menyusun rencana program pembinaan
terhadap jejaring dan jaringan Puskesmas, dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap
pelaksanaan program pembinaan jaringan.
Dilakukan identifikasi jejaring dan jaringan, menyusun rencana program pembinaan
terhadap jejaring dan jaringan FKTP, dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap
pelaksanaan program pembinaan jejaring dan jaringan.
41. Pemberian makanan dan terapi gizi sesuai dengan kebutuhan pasien dan ketentuan peraturan
perundangan pada SIAP 219 adalah
Penyediaan makanan secara regular, pemesanan dan pemberian makanan atau makanan
khusus yang lain hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten, keluarga pasien
tidak dapat berpartisipasi dalam penyediaan makanan
Penyediaan makanan secara regular, pemesanan dan pemberian makanan dapat dilakukan
oleh keluarga pasien atau di pihak tiga, namun disertai edukasi tentang makanan kontra
indikasi dengan kebutuahan pelayanan termasuk informasi interkasi obat dan makanan (V)
Penyediaan makanan secara regular, pemesanan dan pemberian makanan atau makanan
khusus yang lain hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten, pembinaan
edukasi tentang makanan yang kontra indikasi dengan rencana pelayanan termasuk
informasi interaksi obat dan makanan
Penyediaan makanan secara regular, pemesanan dan pemberian makanan dapat dipihak
ketigakan, keluarga pasien berpartisipasi dalam penyediaan makanan
42. Untuk meminimalkan terjadinya kesalahan dalam pelayanan pasien di Puskesmas maupun
pelayanan terhadap sasaran program UKM dalamkegiatan UKM, perlu diterapkan :
Perlu dilakukan FMEA untuk setiap proses kegiatan pelayanan UKM dan UKP
Pengukuran capaian indikator-2 kinerja pelayanan UKM dan UKP analisis dan tindak
lanjutnya
Diterapkan manajemen resiko baik dalam pelayanan UKM dan UKP
Dilakukan monitoring terjadinya insiden keselamatan pasien dan insiden yang dialami
petugas maupun sasaran UKM (V)
45. Penerapan PPI di Puskesmas sebagaimana dipersyaratkan dalam standar akreditasi dan
peraturan perundangan adalah
Dietrapkannya kewaspadaan berbasis...... dan ......
Diterapkannya kewaspadaan standar, penggunaan antibiotika dengan bijak dan.........
Dilakukan kebersihan tangan sebagai wujud pelaksanaan program PPI (V)
Diterapkannya prinsip kewaspadaan isolasi, penggunaan antibiotika dengan bijak dan........
46. Upaya Peningkatan mutu Puskesmas dan keselamatan pasien dilaksanakan berdasar rencana
program yang disusun. Dalam menyusun program tersebut, perlu diperhatikan :
Program PPI bukan merupakan program terintegrasi dari program mutu Puskesmas dan
harus direncanakan sendiri
Program mutu pelayanan klinis dan keselamatan pasien perlu dipisahkan dari program PPI
Masing-masing penanggung jawab pelayanan menyusun rencana program mutu masing-2
berdasar permasalahan mutu yang dijumpai
Program tersebut bersifat terintegrasi antara program mutu manajemen, program mutu
UKM dan program mutu UKP dan keselamatan pasien serta PPI (V)
47. Untuk mengupayakan keselamatan pasien sesuai dengan referensi “ to err is human “ adalah :
Redisain sistem agar orang berbuat benar dan mencegah orang berbuat salah (V)
Setiap terjadi insiden dicari profesional pemberi asuhan yang memberi pelayanan untuk
menganalisa kesalahan dan pemberi asuhan
Petugas yang terbukti melakukan kesalahan dipindahkan ke unit lainnya tidak langsung
menangani pasien
Jik terjadi insiden dilkukan analisis kompetensi dari petugas yang memberikan asuhan
48. Pertemuan H – 1 dilakukan oleh surveior dengan Kepala Puskesmas, perwakilan karyawan dan
perwakilan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan tujuan :
Makan malam bersama
Beramah tamah dengan Kepala Puskesmas dan perwakilan dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
Untuk menjelaskan rangkaian kegiatan survei, menjelaskan kode etik survei dan perkenalan
(V)
Sekedar menjalin keakraban antara tim surveior dengan pihak Puskesmas dan Dinas
Kesehatan
49. Untuk menilai bahwa pemeliharaan peralatan dilakukan dengan baik, maka surveior akan
menelusur :
Ada penanggung jawab peralatan, dialkuakn inventaris alat, ada program pemeliharaan
yang dilaksanakan dimonitor, dievaluasi dan ditindak lanjuti (V)
Semua alat tertata rapi dan bersih
Semua alat ditata dalam lemari alat yang terkunci
Semua mobil ambulance tidak ada yang rusak dan berfungsi
50. Untuk menilai bahwa penilaian kinerja Puskesmas dilakukan dengan baik, maka surveior
memperhatikan hal-hal berikut :
Ditetapkannya indikator kinerja, dilakukan pengumpulan data kinerja, dilakukan analisis dan
tindak lanjut (V)
Indikator kinerja pelayanan klinis harus disusun sebagai prioritas utama di Puskesmas
Kaji banding kinerja antar Puskesmas hanya dilakukan jika tersedia dana untuk melakukan
visitasi ke Puskesmas lain
Puskesmas tidak perlu melakukan kaji banding kinerja dengan Puskesmas lain
51. Ada kewajiban bagi Kepala Puskesmas dan para penanggung jawab program/kegiatan untuk
melakukan pengarahan, yang ditelusur surveior adalah :
Memeriksa catatan harian Kepala Puskesmas apa saja kegiatan harian yang dilakukan dan
kapan saja dilakukan, pengarahan kepada karyawan dengan kejelasan waktu, materi
pengarahan dan hasil-2 pengarahan
Wawancara pada karyawan Puskesmas dan menanyakan pada mereka apa tindak lanjut
yang dilakukan setelah diberi pengarahan oleh Kepala Puskesmas dan hasil-2 yang dicapai
Mekanisme pengarahan yang ditetapkan dalam kebijakan, tersedianya SOP-SOP pengarahan
sesuai dengan mekanisme yang ditetapkan dalam kebijakan dan bukti-bukti pelaksanannya
melalui periksa rekam kegiatan dan wawancara (V)
Memeriksa pada notulen lokakarya mini Puskesmas, apakah ada catatan tentang
pengarahan yang dilakukan oleh Kepala Puskesmas dan berusaha memahami isi pengarahan
tersebut.
52. Kepala Puskesmas bersama penanggung jawab wajib menyelaraskan perencanaan dengan visi,
misi, tujuan dan tata nilai Puskesmas dan dengan kebutuhan masyarakat. Untuk menilai hal
tersebut dilaksanakan, surveior melakukan :
Melihat agenda dan notulen rapat evaluasi tahunan dan menilai capaian indikator apakah
sesuai dengan visi, misi, tata nilai dan tujuan Puskesmas dan rencana lima tahunan yang
disusun
Melihat agenda dan notulen rapat lokakarya mini Puskesmas dalam penyusunan
perencanaan yang agendanya adalah paparan Kepala Puskesmas tentang visi, misi, tata nilai
Puskesmas, hasil analisis kebutuhan masyarakatdan keterkaitan antara visi, misi, tata nilai,
tujuan dan hasil analisis kebutuhan masyarakat dengan program-program yang
direncanakan (V)
Meminta Kepala Puskesmas dan Penaggung jawab menunjukkan keterkaitan visi, misi, tata
nilai Puskesmas dengan indikator kinerja yang disusun
Melihat agenda dan notulen rapat lokakarya mini bulanan yang menunjukkan capaian
kinerja Puskesmas bulanan dan dicocokkan dengan visi Puskesmas