7302 37143 1 PB
7302 37143 1 PB
7302 37143 1 PB
2023
202 0921 E-ISSN: 2622-6030 VOLUME 6 NOMOR 1 JANUARI 2023] HAL 1-15
2
INTERVENSI PIJAT REFLEKSI DAN MINYAK SERAI TERHADAP
HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS KEMILING BANDAR LAMPUNG
Email Korespondensi:[email protected]
ABSTRAK
ABSTRACT
1
Tahun [JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM), P-ISSN: 2615-
2023
202 0921 E-ISSN: 2622-6030 VOLUME 6 NOMOR 1 JANUARI 2023] HAL 1-15
2
1. PENDAHULUAN
Darah tinggi merupakan penyakit degenratif yang memiliki gangguan
kesehatan dimasyarakat, sebab darah tinggi akan muncul tidak ada gejala
serta biasa disebut dengan pembnuh mematikan(Ariyanti, Preharsini, &
Sipolio, 2020). Berlandaskan ciri-ciri Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment on High Blood Pressure
VII (JNC-VII) yang dipraktikkan di Indonesia, bahwa penderita ini disebut
memiliki darah tinggi bila tekanan darah melebihi batas normal yakni lebih
dari 140/85 (Putra, 2015).
Data Wordl Health Organization (WHO) tahun 2012 dalam Purwanto
(2012) angka kejadian hipertensi di seluruh dunia sekitar 972 juta orang
atau 26,4% penghuni bumi mengidaphipertensi. Angka ini kemungkinan
akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap
hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 juta sisanya berada di
negara sedang berkembang, termasuk Indonesia. Lansia (lanjut usia) adalah
penduduk yang berusia 60 tahun ke atas (Parinduri, 2020). Individu yang
berumur diatas 60 tahun 50-60% mempunyai tekanan darah >140/90 mmHg
(Musfirah & Masriadi, 2019). Dari hasil studi menunjukkan tentang kondisi
sosial ekonomi dan kesehatan lanjut usia, diketahui bahwa angka kejadian
hipertensi sebanyak 38,8% di Indonesia(Arifin, Weta, & Ratnawati, 2016).
Berlandaskan data dari Dinas Kesehatan Kota bahwa Provinsi Lampung
didapatkan bahwa jumlah pasien dengan darah tinggi di tahun 2020
sebanyak 6.216.638 laporan penyakit di semua bagian kota di Provinsi
Lampung. Untuk Kota Bandar Lampung sendiri terdapat 793.936 kasus di
tahun 2020(Kesehatan, 2018).
Factor keturunan, usia, zat racun, gender, suku, rasa stress,
kegemukan, merokok, pola makan tidak teratur, alcohol, narkob, cafein,
kurang istirahat, memiliki riwayat penyakit seperti diabetes melitus, sakit
ginjal serra tingginya konsumsi garam merupakan beberapa factor yang
dapat memicu timbulnya hipertensi pada usia (RENI, 2018). Resiko tinggi
untuk lansia dalam mngidap penyakit hipertensi disebabkan oleh minimnya
pemeriksaan tekanan darah sejak dini yang tidak harus untuk menunggu
munculnya tanda gejala hipertensi, serta kurangnya edukasi penyuluhan
kesehatan pada masyarakat, perilaku hidup yang tidak sehat merupakan
pemicu timbulnya hipertensi (Kesehatan, 2018).
Hipertensi yang terjadi pada lansia apabila tidak dikendalikan
dapat menimbulkan komplikasi dan kerusakan organ tubuh baik secara
langsung maupun tidak langsung. Diantaranya dapat menyebabkan stroke,
penyakit ginjal kronis, penyakit arteri perifer dan juga dapat menyebabkan
retinopati (RENI, 2018). Beberapa tindakan non-farmakologi untuk
mengatasi nyeri salah satunya berdasarkan bentuk relaksasi dengan teknik
foot hand massage dan inhalasi aromaterapi minyak sereh wangi
(chymbopogom nardus). Foot Hand Massage adalah bentuk massage pada
kaki atau tangan yang di dasarkan pada premis bahwa ketidaknyamanan
atau nyeri di area spesifik kaki atau tangan berhubungan dengan bagian
tubuh atau gangguan organ tertentu(Alfitri & Kartika, 2018). Lansia dengan
hipertensi perlu mendapatkan terapi hipertensi yang dikelompokkan dalam
terapi farmakologi dan terapi nonfarmakologi. Terapi farmakologi yaitu
yang menggunakan senyawa obat-obatan yang dalam kerjanya
mempengaruhi tekanan darah pada pasien hipertensi seperti : angiotensin
receptor blocker (ARBs), beta blocker, calcium chanel dan lainnya.
2
Tahun [JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM), P-ISSN: 2615-
2023
202 0921 E-ISSN: 2622-6030 VOLUME 6 NOMOR 1 JANUARI 2023] HAL 1-15
2
Penanganan hipertensi dan lamanya pengobatan dianggap kompleks karena
tekanan darah cenderung tidak stabil(Bilqiis, 2020).
Hubungan tekanan darah yang menurun sebagai efek dari
diberikannya masase ini juga didukung pada penelitian sebelumnya yang di
intervensi oleh zunaidi, 2014 yang memnacri korelasi masase kaki terhadap
penurunan tekanan darah pada pasien darah tinggi di klinik sehat hasta
terapetik disemarang didapatkan hasil memiliki perbedaan sebelum dan
sesudah dilakukan intervensi masase kaki dengan tekanan darah sitol
dengan p value 0.033 artinya p<0.05 serta tekanan darah diastole dengan
hasil p 0.017 artinya p<0.05. juga hal ini dberlandaskan penelitian
sebelumnya, yakni Rindang, 2017 yaitu ada pengaruh masase kaki
terhadapturunnya tekanan darah pada pasien darah tinggi. Hal ini juga
memiliki arti bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata pre dan post
tekanan darah terhadap masase kaki pada kelompok intervensi dan
kelompok control(Riantini, 2018).
Cara penyembuhan hipertensi yang non-medis adalah terapi masase
yang disebut terapi komplementer seperti Tarik napas dalam, hirup
aromaterapi serta dengar terapi music klasik (Widyastuti, 2015). Pada
pemberian terapi nonfarmakologi hipertensi dengan tujuan guna penurunan
nyeri, penurunan peradangan, henti sendi yang rusak, serta memiliki rasa
sejahtera dan mampu untuk memaksimalkan fungsi organ. Menurnkan
gejala merupakan tujuan dari terapi. Lingkup hipertensi yakni patuh
terhadap seimbangnya istirahat, masase kaki, olahraga, menjaga pola
makan, dan supresi proses peradangan. Terapi alternative dengan
menggunakan teknik rileksasi yaitu masase kaki. Masase kaki ini memiliki
manfaat seperti menurnkan skala nyeri pada tubuh, dapat mencegah
beberapa penyakit. Juga dapat membirikan kenikan imunitas tubuh,
membantu memulihkan stress, menurnkan geja sakit kepala sebelah, bisa
memnyembuhkan penyakit kronis, serta dapat menurunkan ketergantung
obat-obatan. Respon-respon yang ada selesai dilaukan tekanan di kaki atau
tangan bisa memberikan stimulasi rileks didalam tubuh (Marisna, 2017).
Sudah diketahui secara universal hambatan suatu penyakit
penderita diakibatkan bisa dari luar atau dari dalam tubuh itu sendiri.
Salah satu penyebab dari luar ada beberapa faktor yaitu contoh
dikarenakan trauma, keracunan, tertusuk benda, tersengat serangga atau
listrik dan lainnya (Simarmata et al., 2022). Sedangkan gangguan dari
dalam yang dimaksud yaitu disebabkan karena pikiran kalut, dan emosi
seseorang. Pokok utama dalam kesehatan organ yaitu memlalui aliran
darah yang lancar dan ini akan menjadikan sehat bagi individu itu sendiri.
Tetapi jika alira vaskuler bermasalah maka akan mermasalah juga organ
tubuh yang lainnya (Simarmata et al., 2022).
Cara-cara guna memudahkan aliran vaskuler yang efektif ialah
dengan cara masase. Terapi yang digunakan yaitu dengan cara memberikan
pijat refleksi disertai dengan mengoleskan minyak serai pada bagian sendi
yang mengalami peradangan.
3. KAJIAN PUSTAKA
1. Konsep hipertensi
1) Definisi hipertensi
Hipertensi merupakan peningkatan aliran darah dalam arteri yang
dipompa ke seluruh aliran vaskuler diorgan tubuh (Sumartini & Miranti,
2019). hipertensi bisa berubah dengan meningkat dalam beberapa waktu
bahkan hitungan detik sesuai dengan tekanan yang diterima (Pertiwi, Nafiah,
& Oktaviani, 2021; Williams, 2007). Tekanan darah tinggi yang biasa
diketahui sebagai hipertensi merupakan penyakit lama atau kronik yang
disebabkan oleh tekanan darah yang banyak sehingga tidak bisa konstan di
dalam arteri (Madyasari, Cintari, & Wiardani, 2020). Dorongan yang
didapatkan pada kekuatan jantung saat dipompa darah. Darah tinggi
berhubungan dengan peningkatan tekanan darah arterial sitemik baik itu
sistolik atau diastolic atau keduanya terus berlangsung (Triandini, 2022).
4
Tahun [JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM), P-ISSN: 2615-
2023
202 0921 E-ISSN: 2622-6030 VOLUME 6 NOMOR 1 JANUARI 2023] HAL 1-15
2
2) Kategori hipertensi
3) Penatalaksanaan Hipertensi
Teknik pengobatan non- medis ialah terapi tidak menggunakan
obat, terapi non medis ini yaitu memperbaiki gaya hidup yaitu kelolaan
stress psikologis serta ansietas ialah awal mula yang perlu dipraktikkan
(Yulendasari & Djamaludin, 2021). Penanganan hipertensi non medis ini
akan memberikam tubuh rileks, kurangnya rasa stress serta penurunan
ansietas. Terapi non medis ini diberikan untuk seluruh penderita darah
tinggi dengan tujuan terjadinya penurunan tekanan darah serta
dikendalikaknnya factor resiko juga bberapa penyakit lainnya. Terapi non
farmakalogi yang dilakukan antara lain yaitu Pijat refleksi guna
melepaskan kekkauan otot, peningkatan aliran vaskuler serta memberikan
respon rileks. Dilepasnya kekauan otot akan terjadi peningkatan
kesimbangan serta koordinasi sehingga istirahat dapat maksimal serta
sebagai obat penurunana nyeri secara non-medis. Pencegahan dengan
penaikkan aktifitas fisik, kegiatan, olarga, kurangi asupan garam dan asin
serta kurangi asupan cafein serta alkohol, perbanyak minum air putih.
5
Tahun [JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM), P-ISSN: 2615-
2023
202 0921 E-ISSN: 2622-6030 VOLUME 6 NOMOR 1 JANUARI 2023] HAL 1-15
2
b) Titik area pijat
5) Konsep nyeri
Tatalaksana nyeri secara non-medis yaitu rangsangan di bagian kulit
atau cutaneous simulation ialah biasa yang dipakai pada nyeri
manajement secara non-medis dengan menggunakan beberapa teknik
pijat yang diakui bisa menghidupkan hormone endogen. Bagian-bagian
analgesic monoaminah yang dipercaya ada manfaat dalam penurunn skala
nyeri. Cara-cara ini tersusun yaitu dengan cara praktik kompres air hangat
dan dingin, pijat refleksi dan TENS (Transcutaneous Electrical Nerve
Stimulation) (Zakiyah 2015). Masase ialah dilakukan menggunakan
tekanan pakai kedua tangan di jaringan otot lunak, seperti otot, tendon
serta ligament tanpa menimbulkan gerakan tau peubahan posisi bagian
sendi yang bertujuan guna meredakan nyeri, mendapatkan hasil rileks
serta membantu melancarkan vaskuler. Accupressure ialah teknik
medikasi dari cina yang sudah umum diketahui. Di Barat, accupressure
ialah adalah diberikannya tekanan penekanan pada area yang aktif dalam
nyeri. Titkk aktif ini sama seperti daerah titik akupuntur.
6
Tahun [JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM), P-ISSN: 2615-
2023
202 0921 E-ISSN: 2622-6030 VOLUME 6 NOMOR 1 JANUARI 2023] HAL 1-15
2
4. METODE
a. Metode yang digunakan pendidikan kesehatan dan demonstrasi pijat
refleksi dan minyak serai untuk mengurangi nyeri hipertensi pada lansia.
Jumlah peserta pengabdian kesehatan masyarakat (PKM) sebanyak 3 pasien
dengan rentang usia> 50 tahun.
b. Menjelaskan langkah-langkah PKM dan langkah-langkah pelaksanaan:
Pelaksaan pendidikan kesehatan:
1) Pembukaan
Kegiatan pendidikan kesehatan dibuka oleh peneliti yang selanjutnya
dilakukan pembacaan do’a sebelum dilakukan pendidikan kesehatan.
2) Acara inti
Bagian acara selanjutnya yaitu bagian utama. Sesi ini peneliti
menjelaskan konsep mengenai penyakit rheumathoid artritis. Yang
selanjutnya dilakukan pelaksanaan kegiatan demontrasi, yakni:
a) Tahap persiapan: peneliti melakukan persiapan alat yang akan
digunakan saat demontrasi, yaitu minyak serai.
b) Tahap perkenalan: peneliti memperkenalkan diri serta informed
consent.
c) Tahap kerja: peneliti melakukan pendidikan kesehatan tentang
konsep penyakit hipertensi (tekanan darah tinggi) serta menjelaskan
prosedur dan tujuan dilakukannya terapi pijat refleksi dan minyak
serai guna meringankan nyeri hipertensi saat kambuh. Peneliti
menentukan titik-titik yang akan dilakukan refleksi. Titik yang
digunakan yaitu dinomor 2 dan nomor 20 (gambar terlampir pada
tinjauan kasus) pada kaki kanan dan kiri peserta. Kegiatan ini
dilakukan selama 1x5-10 menit dan melakukan evaluasi pencapaian
tujuan menggunakan CPPT (catatan perkembangan pasien terpadu).
Tabel 2 Gambaran Tekanan Darah Dan Skala Nyeri Sebelum Dan Sesudah
Dilakukan Penerapan Terapi Pijat Refleksi Dengan Minyak Serai
7
Tahun [JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM), P-ISSN: 2615-
2023
202 0921 E-ISSN: 2622-6030 VOLUME 6 NOMOR 1 JANUARI 2023] HAL 1-15
2
Berdasarkan tabel 2, didapatkan hasil nilai median sebelum dilakukan
intervensi tekanan darah TN.K yaitu 160/100 mmHg lebih tinggi disbanding
dengan sesudah dilakukan intervensi yaitu 153/100 mmHg. Skala nyeri
dengan rata-rata sebelum dilakukan intervensi yaitu 4 lebih tinggi
disbanding sesudah dilakukan intervensi yaitu 2.
Tabel 3 Gambaran Tekanan Darah Dan Skala Nyeri Sebelum Dan Sesudah
Dilakukan Penerapan Terapi Pijat Refleksi Dengan Minyak Serai
Tabel 4 Gambaran Tekanan Darah Dan Skala Nyeri Sebelum Dan Sesudah
Dilakukan Penerapan Terapi Pijat Refleksi Dengan Minyak Serai
8
Tahun [JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM), P-ISSN: 2615-
2023
202 0921 E-ISSN: 2622-6030 VOLUME 6 NOMOR 1 JANUARI 2023] HAL 1-15
2
Tabel 5 Perbandingan Skala Nyeri Sebelum Dan Sesudah Dilakukan
Penerapan Terapi Pijat Refleksi Dengan Minyak Serai
2) Gambaran Dokumentasi
9
Tahun [JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM), P-ISSN: 2615-
2023
202 0921 E-ISSN: 2622-6030 VOLUME 6 NOMOR 1 JANUARI 2023] HAL 1-15
2
b. Pembahasan
Berdasarkan tabel 5, didapatkan hasil Skala nyeri dengan rata-rata
sebelum dilakukan intervensi hari pertama yaitu 6 lebih tinggi
dibanding sesudah dilakukan intervensi yaitu 4. hari kedua skala nyeri
yaitu 3 lebih tinggi dibanding sesudah dilakukan intervensi yaitu 2. hari
ketiga dengan skala nyeri yaitu 2 lebih tinggi dibanding sesudah
dilakukan intervensi yaitu 0.
Sejalan dengan teori Smeltzer (2018) tatalaksana non-medical
untuk hipertensi dalam pencegahan kenaikan tekanan darah yang
disebabkan oleh stress yang dirasakan peserta ialah dengan cara
menghindari pencetus atau menurnukan stressor juga dapat
memperluas keahlian koping pada pasien hipertensi yang memiliki sifat
sesuai dengan keadaan. Pasien yang mengalami stress harus di
praktikkan kelolaan stress atau yang biasa disebut dengan stress
manajemen menurut ivan, 2007. Peningkatan tekanan darah melaui
hormone- hormone epinefrin, kortisol, adrenokortikotropic hormone
(ACTH), kortikosteroid dan tiroid dengan cara dilakukannya rileksasi
agar membantu pasien untuk penurunan tekanan darah yang
disebabkan oleh penekanan pada hormone terkait tersebut. (Smeltzer,
Bare, Hinkle & Cheever, 2018).
Berdasarkan teori Potter & Perry, 2016 bahwa nyeri yang dirasakan
penderita umumnya akan merasakan yang tidak nyaman serta hal ini
akan berhubungan pada aktifitas sehari-hari, tidak maksimalnya adl
serta kebuthan dasar manusia juga akan memiliki efek ke factor koping
dengan contoh isolasi social, tidak mau berkomunikasi, serta
menghindar dari keramaian orang. Pada penderita yang memiliki
darah tinggi umunya akan merasakan asietas serta rasa tidak nyaman
serta hal ini akan ditatalkasana secara medis atau non-medis dan bisa
memberikan kejelas tentang pencetus, pathway, patofisiologi dari
manifestasi klinis penderita. Masase kaki ini merupakan cara non-medis
yang dilaukann darah penurunan tekanan darah yang dikolaborasikan
dengan minyak serai serta mampu memberikan rasa rileks dan nyaman
bagi penderita hipertensi.
Berdasarkan penelitian sebelumnya, ditemukan hasil peneltian
bahwa minyak citronella dikolaborasi dengan pijat kaki dpat
menurnkan tekanan darah. Uji ini dilakukan pada enam peserta yaitu
Tn. K dengan tekanan darah 132/86 mmHg, Tn.Z dengan tekanan darah
129/86 mmHg serta Ny, M tekanan darahnya 131/90 mmHg. Mean
dalam menurunkan tekanan darah dari kempat peserta yang dilakukan
pada masase kaki ini dari awal sampai keenam ini cukup baik dengan
nilai sebanyak 5/3 mmHg yang disebabkan oleh observasi setelah
dilakukan pijat kaki kolaborasi dengan minyal citronella pada peserta
dengan gejala sakit kepala, tengkuk terasa tertimpa benda berat, sulit
untuk tidur. Hal ini membuat peneliti memberikan pembelajaran
kepada keluarga tau masyarakat mengenai pijat kaki supaya bisa
dipraktikkan sendiri saat dirumah, esok hari serta saat terjadi
kekambuhan dan dilakukan pijat kaki bagian daerah telapak kaki
dikolaborasi dengan minyal citronella agar vaskuler balik kearah
jantung menjadi lancar serta adanya respon rileks yang akan
mengeluarkan efek pelebaran pada pembuluh darh serta adanya
rangsangan aktifitas syaraf parasimpatis dan tekanan darah bisa
menurun. (Yumni & Holidah, 2018).
10
Tahun [JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM), P-ISSN: 2615-
2023
202 0921 E-ISSN: 2622-6030 VOLUME 6 NOMOR 1 JANUARI 2023] HAL 1-15
2
Berdasarkan penelitian ini dihasilkan nilai p 0.000 yang artinya
p<0.05 dalam kedua kelompok. Yang artinya pijat refleksi kaki
menggunakan sereh oil memiliki nilai ada perbedaan sebelum dan
setelah dilakukan implementasi. Pijat refleksi kaki ini dibagian telapak
kaki akan menimbulkan rangsangan serta dapat memabntu stamina
tubuh kembali dan bisa memperbaiki bagian keseimbangan serta tubuh
akan menjadi rileks. Hal ini dikarenakan pada kedua kelompok memli
dampak pelebaran pada aliran darah yang dipijat kaki. Pijat kaki ini
memiliki otot-otot yangbesar dibagian kaki agar dimudahkan dalam
aliran darah serta aliran getah bening yang bisa merileks kan serta
pencegahan varises. Saat dilakukannya pijat di otot-otot kaki ini akan
meningkatkan tekanan ke dalam otot secara perlahan guna mengurangi
ketegangan atau kekauan jadi bisa mempermudah aliran vaskuler kea
rah jantung serta terjadinya penurunan tekanan darah (Widowati,
Harnany, Amirudin, Sri, & Sejati, 2015).
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilaksanakan pada
tanggal 27 agustus sampai 3 sepetember 2018 didapatkan hasil
mean peserta yang memiliki hipertensi pada kelompok
perlakukan pijat punggung dengan tekanan darah 146,50/91,00
mmHg. Nilai mean di kelompok control dengan tekanan darah
154,12/92,88 mmHg. Didapatkan hasil uji chi-square p 0.000,
tekanan darah diastole p 0.001 serta mean tekan darah di
kelompok pijat kaki sistol dengan hasil p 0.001 serta diastole
dengan hasil p 0.000. implementasi pijat kaki efektif secara
maksimal disbanding dengan pijat punggung yang dibuktikan
dengan p value tekanan darah diastole pada pasien yang
memiliki darah itnggi. Terapi pijat kaki serta pijat punggung ini
diharapkan agar dipraktikan oleh para petugas kesehatan yang
utama yaitu perawat agar pasien dapat rileks. Terapi ini bisa
dilakukan sendiri dan berfungsi efektif dalam penurunan tekanan
darah. Pembelajaran pada keluarga atau masyarakat khusunya
yang memiliki riwayat darah tinggi bisa dipraktikan secara
sendiri saat dirumah serta dilakukannya dengan pijat pada
bagian kaki kolaborasi menggunakan minyak citronella agar
vaskuler balik kearah jantung menjadi lancar serta adanya
respon rileks yang akan mengeluarkan efek pelebaran pada
pembuluh darh serta adanya rangsangan aktifitas syaraf
parasimpatis dan tekanan darah bisa menurun (Yanti,
Rahayuningrum, & Arman, 2019).
Sesudah diberikan intervensi dalam waktu 3 hari berlangsung,
didapatkan hasil mean tekanan darah di sistol 146,06 serta sesudah
diberikan intervensi 135,00. Nilai rata-rata pada tekanan darah di
diastole sebelum diberikan intervensi 87,67 serta sesudah diberikan
intervensi 83,27. Saat dilakukan sebelum dan sesudah dilakukan
implementasi pada tekanan darah sistol 10,7 mmHg serta tekanan
darah diastole 4,5 mmHg. Dihasilkan nilai p 0.000 yang berarti p<0.05
dengan analisa uji T serta dapat diberi kesimpulan bahwa ada
perubahan tekanan darah sebelum serta setelah diberikan
implementasi masase kaki. Hal ini memiliki arti bahwa Ha bisa
diterima serta Ho akan ditolak yang artinya memiliki pengaruh yang
11
Tahun [JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM), P-ISSN: 2615-
2023
202 0921 E-ISSN: 2622-6030 VOLUME 6 NOMOR 1 JANUARI 2023] HAL 1-15
2
kuat serta ada makna dari pemberian implementasi masase kaki pada
peserta yang memilki hipertensi di bagian kerja puksesmas desa dalam
kecamatan Pontianak barat. Pijat masase kaki ini memiliki hubungan
terhadap kaitannya dengan vaskuler dalam tubuh dengan menggunakan
cara-cara pijat dibagian struktur oto atau jaringan lunak yang memiliki
manfaat rilekskan tubuh serta dapat menurnkan kadar stress psikologis
dengan menurunkan kadar hormon stres seperti kortisol, norepinephrin
dan dopamin di dalam tubuh melalui kenaikan hormone endogen
dengan contoh endorpin, enkefalin dan dinorfin (Marisna, 2017).
Berdasrakan penelitian terkait yang sudah dikerjakan Indah Pratiwi
(2017) dengan judul “ Analisa Intervensi Ilmu Perawatan Dengan
Penderita Hipertensi Dengan Kombinasi Masase Kaki Serta Dzikir Gunan
Menurunkan Tekanan Darah Dan Mengurangi Nyeri Di IGD RSUD Abdul
Wahab Sjahrani Samarinda”, dari hasil meriview jurnal tersebut
menunjukkan adanya penurunan tekanan darah dan nyeri berkurang
dari skala nyeri 6 menjadi 3, setelah dilakukan pijat refleksi selama 5-
10 menit. Menurut pendapat penulis dalam penelitian yang telah
dilakukan dengan menggunakan terapi pijat refleksi dan minyak
serai ditemukan adanya penurunan tekan darah dan pengurangan
skala nyeri pada pasien lansia dengan hipertensi. Dari ketiga
klien lansia dengan hipertensi rata-rata tekanan darah 160/100
mmHg dan skala nyeri 6 mengalami penurunan 5-10 mmHg pada
sistolik, dan skala nyeri dengan interval 2.
Berdasarkan penelitian terkait ditemukan hasil bahwa Tn. A
menggunakan cara masase kaki dan tangan serta hirup aromaterapi
serai wangi pada pengurangan rasa skala nyeri serta memiliki nilai
terhadap pengurangan rasa nyeri didada dimana skala nyeri 5 dengan
kategori sedang turun menjadi skala nyeri 2 dengan kategori ringan.
Masase kaki dan tangan merupakan teknik pijat dibagian jari kaki atau
tangan yang berlandaskan premis tentang rasa tidak nyaman atau nyeri
dibagian kaki secara khusus atau dibagian tangan yang berkaitan
dengan organ tubuh serta pada masalah diorgan terkait. Rasa nyeri
dijumpai serta biasa disebut dengan rasa seperti panas terbakar,
ditusuk benda tajam, tertekan, dengan contoh asanya rasa cemas,
emosi, mabuk. Dan biasanya saat terjadi kekambuhan diikuti oleh rasa
takut dan termotivasi untuk melepaskan diri dari rasa nyeri hebat
tersebut (Alfitri & Kartika, 2018).
Berdasarkan penelitian terkait, ditemukan nilai p= 0.000 yang
artinya p<0.05 dengan analisa uji man whitney guna mencari pengaruh
masase kaki pada hipertensi dengan pasien tekanan darah tinggi primer
setelah dilakukan implementasi kelompok post test memiliki terdapat
perbedaan tekanan darah pada kelompok uji serta kelompok control
setelah dilakukan masase kaki. Masase kaki ini digunakan sebagai
terapi non farmakologi yang diharapkan dapat dipraktikan oleh
perawat pada pasien saat diberikan asuhan keperawatan guna
penurnan tekanan darah pasien darah tinggi. Terdapat skala nyeri yang
turun secara signifikan pada kelompok yang dilakukan masase kaki
daripada kelompok yag tidak dilakukan masase kaki. Sesudah dilakukan
intervensi masase kaki pada hipertensi tingkat 2 dengan mean menjadi
pre-hipertensi serta sebanyak 2 peserta dengan tekana darah yang
normal dibanding pada kelompok yang control sesudah dilakukan
12
Tahun [JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM), P-ISSN: 2615-
2023
202 0921 E-ISSN: 2622-6030 VOLUME 6 NOMOR 1 JANUARI 2023] HAL 1-15
2
intervensi tahap akhir tetap hipertensi tingkat 2. Dari hasil penelitian
terkait ini berarti terdapar efektivitas masase kaki pada penurunan
tekan darah yang berarti efek setelah dilakukan masase kaki. Ini juga
dijelaskan pada peneliti sebelumnya yaitu wahyuni, 2014 bahwa
masase kaki ini berfungsi untuk memudahkan aliran darah ke seluruh
tubuh, serta tubuh akan bugar, sehat dan prima serta bisa menurnkan
rasa nyeri saat terjadi kekambuhan, membuat peningkatan hormone
endorphin sehingga tubuh akan terasa rileks dan nyaman serta terjadi
penurunan tekanan darah (Hartutik & Suratih, 2017).
Berdasrkan penelitian terdahulu dihasilkan nilai p value 0.009 yang
artinya p<0.05 dengan analisa uji T pada kelompok eksperimen dan
control setelah dilakukan implementasi masase kaki pada tekanan
darah serta nilai rata-rata tekanan darah diastole setelah dilakukan
implementasi pada kelompok eksperimen serta control didapatkan
hasil p 0.012 yang memiliki arti bahwa p<0.05 serta Ho akan ditolak.
Bisa diberi kesimpulan bahwa masase kaki memiliki pengaruh pada
penurunan tekanan darah pasien yang memiliki hipertensi primer. Hal
ini membuat peneliti memiliki tanggapan bahwa masase kaki ini bisa
menurunkan tekanan darah dikarenakan peserta selama berjalannya
langsung penyuluhan kesehatan ini bekerjasama dengan baik saat
dilakukan implementasi serta di motivasi juga pada lingkungan serta
suasa yang aman jadi penelitian ini bisa berlangsung sesuai apa yang
dimau. Beradsarkan teori tarigan, 2009 bahwa teknik yag baik untuk
dilakukan guna penurunan tekana darah yaitu dengan masase. Banyak
penelitian studi yang memiliki bukti bahwa masase kaki ini bisa
dipraktikan secara mandiri serta dapat penurunan tekana darah sistolik
serta diastolic, penurunan kadar hormone stress yaitu kortisol,
penurunan pencetus depresi serta ansietas, jadi tekanan darah akan
terjadi penurunan serta fungsi tubuh akan pulih. Penelitian ini juga
memiliki hasil yang dilakukan oleh nurgoho, 2012 dapat disimpulkan
yaitu masase kaki ini dapat membuat tekanan darah turun pada sistolik
serta diastolic pada penderita darah tinggi (Rezky, Hasneli, Hasanah,
Keperawatan, & Riau, 2015).
Berdasarkan penjelasan ini bisa diberikan kesimpulan yaitu
dilakukan masase kaki dengan minyak serai terhadap penderita darah
tinggi bisa memiliki pengaruh aktifitas kerja syaraf di otak. Rangsangan
ini kan merespon kenaikan kerja neurotransmitter dengan berhubungan
pada masa perbaikan psikologis dengan contoh rasa ingin, pemikiran,
emosi. Fungsi dari masase kaki ini sendiri yaitu guna menurunkan rasa
stress serta rasa lelah pada penderita. Terdapat pengaruh yang kecil
pada salah satu peserta ialah disebabkan oleh keyakinan yang minim
pada diri sendiri dan minimnya kemauan atau motivasi pada saat
dilakukan terapi penerapan pijat refleksi dengan minyak serai, klien
dalam suasana hati yang tidak fokus.
6. KESIMPULAN
Kegiatan Pengabdian kesehatan ini yang sudah dilaksanakan dengan
judul Intervensi pijat refleksi dan minyak serai terhadap nyeri hipertensi
pada lansia di Puskesmas Kemiling Bandar lampung terjadi. Teknik Pijat
refleksi ini dilaksanakan selama 1x5 menit selama 3 hari dilakukan pada
pagi hari. Masase kaki ini sering digunakan guna menurunkan rasa nyeri
13
Tahun [JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM), P-ISSN: 2615-
2023
202 0921 E-ISSN: 2622-6030 VOLUME 6 NOMOR 1 JANUARI 2023] HAL 1-15
2
serta berfungsi sebagai penurun tekanan darah menggunakan masase
dengan minyak serai agar dapat memberikan rasa nyaman serta rasa rileks
terhadap penderita hipertensi. Diharapkan penderita serta keluarga dapat
memahami konsep hipertensi, menjauhi pencetus dan menerapka teknik
pijat refleksi dan minyak serai.
Saran
Diharapkan pada perawat dan mahasiswa kesehatan untuk melakukan
sosialisasi tentang terapi non medis berupa penerapan pijat refleksi guna
penurunan nyeri pada masyarakat atau keluarga yang memiliki hipertensi
serta untuk masyarakat untuk menerapkan pijat refleksi ini bila terjadi
kekambuhan serta hal ini bisa menjadi alternative tanpa menimbulkan efek
samping pada penderita hipertensi.
7. DAFTAR PUSTAKA
Alfitri, Z. Q. U., & Kartika, K. (2018). Analisa Praktik Klinik Keperawatan
Pada Pasien Coronary Artery Disease (Cad) Dengan Intervensi Inovasi
Foot Hand Massage Dan Inhalasi Dengan Aromaterapi Minyak Sereh
Wangi (Citronella Oil) Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Di Ruang
Intensif Cardiac Care Unit (Iccu) Rsud Abdul Wahab Syahranie
Samarinda.
Arifin, M., Weta, I. W., & Ratnawati, N. (2016). Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Kelompok Lanjut
Usia Di Wilayah Kerja Upt Puskesmas Petang I Kabupaten Badung
Tahun 2016. E-Jurnal Medika, 5(7), 2303-1395.
Ariyanti, R., Preharsini, I. A., & Sipolio, B. W. (2020). Edukasi Kesehatan
Dalam Upaya Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Hipertensi
Pada Lansia. To Maega: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 3(2), 74-82.
Bilqiis, T. A. (2020). Pola Peresepan Obat Antihipertensi Di Poli Rawat
Jalan Rumah Sakit “X” Malang. Akademi Farmasi Putra Indonesia
Malang,
Hartutik, S., & Suratih, K. (2017). Pengaruh Terapi Pijat Refleksi Kaki
Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Primer. Gaster,
15(2), 132-146.
Kesehatan, D. (2018). Profil Kesehatan Provinsi Lampung. Retrieved From
Https://Www.Google.Com/Url?Client=Internal-Element-
Cse&Cx=Partner-Pub-
6427355813933083:6561391845&Q=Https://Dinkes.Lampungprov.Go
.Id/Download2/256/Umum/5996/Profil-Kesehatan-Provinsi-
Lampung-Tahun-
2020.Pdf&Sa=U&Ved=2ahukewiew4eu98f4ahuur2wghvxdbq0qfnoeca
uqaq&Usg=Aovvaw2uznenc9jw4orfmsjxoizf
Madyasari, A., Cintari, L., & Wiardani, N. K. (2020). Gambaran Tingkat
Konsumsi Natrium Dan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di
Puskesmas Tabanan Iii. Jurusan Gizi,
Marisna, D. (2017). Pengaruh Terapi Pijat Refleksi Kaki Terhadap
Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Wilayah Kerja
Puskesmas Kampung Dalam Kecamatan Pontianak Timur. Jurnal
Proners, 3(1).
Musfirah, M., & Masriadi, M. (2019). Analisis Faktor Risiko Dengan Kejadian
Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Takalala Kecamatan
14
Tahun [JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM), P-ISSN: 2615-
2023
202 0921 E-ISSN: 2622-6030 VOLUME 6 NOMOR 1 JANUARI 2023] HAL 1-15
2
Marioriwawo Kabupaten Soppeng. Jurnal Kesehatan Global, 2(2),
93-102.
Parinduri, J. S. (2020). Pengaruh Tekhnik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Sidangkal. Indonesian Trust Health Journal, 3(2), 374-
380.
Pertiwi, A. N. L., Nafiah, N. N., & Oktaviani, Y. E. (2021). Penatalaksanaan
Fisioterapi Untuk Menurunkan Tekanan Darah Pada Lansia Yang
Mengalami Hipertensi Dengan Metode Slow Deep Breathing Dan
Swedish Massage Therapy Di Desa A. Yani Pura. Jurnal Kajian Ilmiah
Kesehatan Dan Teknologi, 3(1), 7-17.
Putra, T. R. (2015). The Effects Of Obesity In The Blood Pressure Elevation.
Jurnal Majority, 4(3).
Reni, W. (2018). Hubungan Antara Tingkat Stres Dengan Kejadian
Hipertensi Pada Lansia Di Posyandu Bodronoyo Kelurahan Ngegong
Kecamatan Manguharjo Kota Madiun. Stikes Bhakti Husada Mulia,
Rezky, R. A., Hasneli, Y., Hasanah, O., Keperawatan, I., & Riau, U. (2015).
Pengaruh Terapi Pijat Refleksi Kaki Terhadap Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi Primer. Jom, 2(2), 1454-1462.
Riantini, M. W. (2018). Pengaruh Pijat Refleksi Kaki Terhadap Tekanan
Darah Pada Penderita Hipertensi Primer Di Wilayah Kerja Upt
Kesmas Gianyar I Tahun 2018. Jurusan Keperawatan 2018,
Simarmata, J., Makbul, R., Mansida, A., Rachim, F., Dharmawan, V.,
Bachtiar, E., . . . Muadzah, M. (2022). Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja: Yayasan Kita Menulis.
Sumartini, N. P., & Miranti, I. (2019). Pengaruh Slow Deep Breathing
Terhadap Tekanan Darah Lansia Hipertensi Di Puskesmas Ubung
Lombok Tengah. Jurnal Keperawatan Terpadu (Integrated Nursing
Journal), 1(1), 38-49.
Triandini, R. (2022). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Hipertensi Di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Kota Palembang Tahun
2021. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 22(1), 308-313.
Widowati, I., Harnany, A. S., Amirudin, Z., Sri, R., & Sejati, R. S. (2015).
Pengaruh Masase Kaki Dengan Minyak Sereh Wangi Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Hipertensi Lansia Di Kota Pekalongan.
Pena Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi, 26(1).
Widyastuti, I. W. (2015). Pengaruh Terapi Murottal Surah Ar-Rahman
Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Lanjut Usia (Lansia)
Penderita Hipertensi Di Posyandu Lansia Kenanga Wilayah Kerja Upk
Puskesmas Siantan Hulu Kecamatan Pontianak Utara. Proners, 3(1).
Williams, B. (2007). Simple Guide: Tekanan Darah Tinggi: Erlangga.
Yanti, E., Rahayuningrum, D. C., & Arman, E. (2019). Efektifitas Massase
Punggung Dan Kaki Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi. Jurnal Kesehatan Medika Saintika, 10(1), 18-31.
Yulendasari, R., & Djamaludin, D. (2021). Pengaruh Pemberian Teknik
Relaksasi Benson Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi. Holistik Jurnal Kesehatan, 15(2), 187-196.
Yumni, F. L., & Holidah, E. N. (2018). Masase Kaki Dengan Citronella Oil
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pasien Hipertensi Di Wilayah
Puskesmas Medokan Ayu Surabaya. Jurnal Keperawatan
Muhammadiyah, 3(1).
15