Jurnal KREATIF : Pemasaran, Sumberdaya Manusia dan Keuangan, Vol. 6, No. 2, April 2018
KRE TI F ISSN : 2339 — 0689, EASSN : 2406-8616
A JLKREATIF, Vol. 6, No.2 April 2018 78-97)
(@Prodi Mangjemen Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang
Jumal Iimiah
PENGARUH CURRENT RATIO (CR) DAN DEBT TO EQUITY RATIO
(DER) TERHADAP RETURN ON ASSET(ROA)
(Studi pada PT Astra International, Tbk)
‘Tri Wartono
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang
[email protected]
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan Current Ratio (CR),
Debt To Equity (DER), Return on Asset (ROA) dan mengetahui signifikansi_ pengaruh,
variabel CR dan DER, baik secara parsial maupun secara bersama-sama terhadap ROA pada
PT. Astra International Tbk.
Metode penulisan yang digunakan adalah dengan metode penulisan kuantitatif,
maksudnya penelitian yang menggambarkan atau menceritakan serta menguraikan bagaimana
hasil dari perhitungan data-data financial perusahaan dalam bentuk laporan keuangan, Objek
penelitiannya yaitu pada PT. Astra International, Tbk. Data primer yang digunakan adalah
Laporan Keuangan yang berupa laporan neraca dan Laporan Laba Rugi pada periode 2007-
2016. Metode analisa data menggunakan Analisa uji asumsi klasik, korelasi berganda, regresi
berganda, koefisien determinasi dan uji hipotesis.
Hasil penelitian Current ratio mempunyai koefisien regresi sebesar -1.391 dan tingkat
signifikan sebesar 0.207. Hal ini berarti HI ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa Current
ratio berpengaruh namun tidak signifikan terhadap Return on asset, variable debt to equity
mempunyai koefisien regresi sebesar -0.81 Idan tingkat signifikasi sebesar 0.444, Hal ini
berarti H2 ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa debt to equity berpengaruh namun tidak
signifikan terhadap Return on asset karena tingkat signifikasi yang dimiliki variable debt to
equity lebih besar dari 0.05, Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai F sebesar 0.994
dengan tingkat signifikasi 0.417. Karena tingkat signifikasi lebih besar dari 0.05, maka dapat
dikatakan bahwa hipotesis H3 ditolak, yaitu Current ratio, debt to equity berpengaruh namun
tidak signifikan terhadap Return on asset.
Kata Kunci: CR, DER dan ROA
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Seiring dengan kemajuan jaman dan era globalisasi, maka perkembangan
teknologi di bidang transportasi semakin maju, Kemajuan teknologi membuat manusia
berusaha untuk melakukan aktivitas dengan cepat dan mudah. Alat transportasi yang
sangat dikenal oleh masyarakat yaitu jenis sepeda motor. Sepeda motor adalah salah satu
bentuk alat transportasi yang paling disukai oleh masyarakat karena lebih efisien, mudah
dan terjangkau.
Pada kenyataannya, perkembangan perusahaan dewasa ini baik secara
keseluruhan maupun perusahaan dalam bidang yang sejenis, mendorong perusahaan
untuk merebutkan setiap kesempatan yang ada, dengan mempertimbangkan kemampuan
18Jurnal KREATIF : Pemasaran, Sumberdaya Manusia dan Keuangan, Vol. 6, No. 2, April 2018
memperoleh laba untuk menjamin kelangsungan hidupnya. Pada umumnya suatu
perusahaan mempunyai sasaran tertentu yang ingin dicapai, yaitu mencapai laba atau
keuntungan, maka diperlukan kerjasama yang teratur dan terintegrasi antara fungsi —
fungsi yang terdapat dalam perusahaan, Salah satu aspek yang perlu diperhatikan bagi
perusahaan adalah bagaimana mengolah kebijaksanaan keuntungan dengan baik, karena
pihak manajemen menyusun suatu laporan keuangan yang akan menggambarkan kegiatan
perusahaan selama periode tertentu.
Seiring dengan semakin sengitnya persaingan antar perusahaan, kini perusahaan
berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan Keuntungan atau laba yang besar untuk
menarik minat investor menanamkan modal pada perusahaan. Keuntungan sebuah
perusahan yang telah dicapai akan disajikan dalam sebuah laporan keuangan yang akan
dipublikasikan.
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu
perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan tata atau aktivitas
perusahaan tersebut. Penggunaan laporan Keuangan yang disusun merupakan salah satu
sumber informasi yang dipergunakan untuk melakukan analisis dan keputusan keuangan
baik bagi pihak manajer maupun investor.
Investor mempunyai tujuan utama dalam menanamkan dananya ke dalam
perusahaan yaitu untuk mencari pendapatan atau tingkat pengembalian investasi. Investor
‘mengharapkan laba yang diperoleh perusahaan dapat dikelola baik oleh manajer secara
tepat dan optimal demi kepuasan para investor dan demi kelangsungan perusahaan. Laba
yang diperoleh akan dialokasikan pada dua komponen yaitu laba ditahan dan dividen
Laba yang dialokasikan pada laba ditahan akan digunakan perusahaan untuk
diinvestasikan kembali pada aktiva-aktiva yang menguntungkan, Sedangkan laba yang
dialokasikan pada dividen akan dibagikan kepada investor sebagai return atas dana yang
diinvestasikan dalam bentuk saham
Beberapa teknik yang dapat digunakan dalam menganalisis data keuangan untuk
kebijakan dividen perusahaan diantaranya analisis rasio keuangan. Rasio keuangan dapat
digunakan untuk mengetahui tingkat likuiditas perusahaan, apakah manajemen efektif
dalam menghasilkan laba operasi atas aktiva yang dimiliki perusahaan, bagaimana
perusahaan didanai, apakah pemegang saham biasa mendapat tingkat pengembalian yang
cukup.
Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan dalam menentukan kebijakan
dividen. Karena dividen bagi perusahaan merupakan kas keluar, maka semakin besar
posisi kas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan semakin besar pula
kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Untuk mengetahui tingkat likuiditas
perusahaan salah satunya dapat diukur dengan current ratio (CR).
Daya tarik utama bagi investor dalam suatu perusahaan adalah tingkat
profitabilitas yang tinggi. Salah satu alat ukur profitabilitas yaitu Return on Asset (ROA),
Return on assets adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam
‘menghasilkan laba dengan seluruh aset yang dimiliki perusahaan, Menurut Fahmi, Rasio
ini menilai sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan
pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan (2012:137)
Leverage adalah perbandingan antara hutang dan aktiva yang menunjukan
beberapa bagian aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang. Leverage dapat diukur
dengan Debt to Equity Ratio (DER). Jadi semakin tinggi DER, maka komposisi hutang
juga semakin tinggi, sehingga akan berakibat pada semakin rendahnya kemampuan untuk
membayar dividen.
9Jurnal KREATIF : Pemasaran, Sumberdaya Manusia dan Keuangan, Vol. 6, No. 2, April 2018
Pada PT. Astra Internasional Tbk. yang beralamat JI. Gaya Motor Raya No 8
Sunter I] Jakarta Utara Jakarta 14330 Indonesia.PT. Astra Internasional Tbk.berdiri
pada tahun 1957 di Jakarta, sebagai perusahaan perdagangan di sebuah ruang kecil hingga
berkembang menjadi salah satu perusahaan besar nasional yang diperkuat dengan
189.459 orang karyawan pada tahun 2013 di 178 perusahaan termasuk anak perusahaan,
perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities. Pada tahun 1969, Astra menjadi
distributor tunggal sepeda motor Honda dan mesin perkantoran di Indonesia. Perusahaan
ini telah tercatat di Bursa Efek Jakarta sejak tanggal 4 April 1990. Saat ini mayoritas
kepemilikan sahamnya dimiliki oleh Jardine Cycle & Cartiage’s sebesar 50,19
Perusahaan ini mempunyai ruang lingkup sebagai perusahaan perindustrian, jasa
pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan dan jasa konsultasi yang meliputi
perakitan dan penyaluran mobil, sepeda motor berikut suku cadangnya, penjualan dan
peyewaan alat berat, pertambangan dan jasa terkait, pengembangan perkebunan, jasa
keuangan, infrastruktur dan teknologi informasi.
Tabel 1
Perkembangan Current Ratio, Debt To Equity, dan Return on Asset
PT, Astra Internasional Thk
Current Ratio Debt to Equity Return on Asset
Tahun (CR) (DER) (ROA)
2007 91.2% 171.0% 16.7%
2008 132.1% 71.0% 14.7%
2009) 137.3% 55.0% 14.3%
2010 128.4% 64.0% 13.0%
2011 134.3% 103.0% 13.6%
2012 139.9% 103.0% 12.4%
2013) 124.1% 102.0% 10.4%
2014 130.9% 96.0% 9.4%
2015 137.9% 94.0% 6.3%
2016 123.9% 87.0% 6.9%
Sumber: woww.idx.co.id yang telah diolah
Dari table diatas dapat dilihat bahwa CR yang tidak stabil, terdapat peningkatan
pada tahun 2007 tetapi terdapat penurunan pada tahun 2010 dan 2013 dan selanjutnya
peningkatan kembali pada tahun 2011, 2014, 2015 dan juga 2016. Tetapi untuk DER dari
tahun ke tahun mengalami penurunan, ini berarti rasio hutang berjalan baik, namun
seharusnya apabila berjalan baik, profitabilitas perusahaan juga semakin meningkat,
tetapi pada kenyataannya terdapat masalah pada ROA yang semakin menurun dari tahun
2007-2016, Padahal semakin besar ROA menunjukan kinerja perusahaan semakin baik,
Karena tingkat pengembalian (return) yang semakin besar.
Hal ini menarik perhatian penulis untuk menganalisis lebih jauh tentang
“Pengaruh Current Ratio dan Debt to Equity terhadap Return on Asset (studi pada PT
Astra International, Tbk)”
B_ Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka penulis
mengidentifikasi masalah yang akandibahas adalah sebagai berikut:
1. Current Ratio pada PT. Astra International Tbk dari tahun ke tahun naik turun.
2. Debt to Equity pada PT. Astra International Tbk dari tahun ke tahun tidak stabil
80Jurnal KREATIF : Pemasaran, Sumberdaya Manusia dan Keuangan, Vol. 6, No. 2, April 2018
3. Return on Asset pada PT. Astra International Tbk tidak terlalu tinggi dan cenderung
menurun tiap tahunnya.
C_Pembatasan Masalah
‘Sehubungan dengan proposal ini, maka penulis memberikan batas~ batas tertentu
agar ruang lingkup permasalahan tersebut tidak terlalu luas, dan tidak ada penyimpangan
dari permasalahan yang diteliti. Pembatasan masalah tersebut adalah sebagai berikut
1, Yang dimaksud dengan Current Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan
menggunakan aktiva lancar yang dimiliki.
2. Yang Dimaksud Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk
menilai utang dengan ekuitas. Untuk mencari rasio ini dengan cara membandingkan
antara seluruh utang termasuk utang lancar dengan ekuitas.
3. Yang dimaksud Return Of Asset (ROA) adalah ukuran untuk menilai seberapa besar
tingkat pengembalian dari asset yang dimiliki perusahaan.
4, Objek penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia yang terletak di JI. Jend
Sudirman Kay. 52-53 Jakarta 12190, Indonesia. Bursa Efek Indonesia yang dikenal
sebagai pasar modal di Jakarta, khususnya data yang berhubungan dengan laporan
keuangan sebagai aspek pertimbangan untuk mengintrepretasikan kondisi keuangan
pada PT. Astra Intemasional, TBK. Pengambilan data pada Laporan Keuangan yang
berupa Laporan Neraca dan Laporan Laba Rugi dari tahun 2007 sampai dengan 2016..
D_ Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis akan menyusun perumusan
masalah tersebut sebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan Current Ratio, Debt To Equity, Return on Asset pada
PT. Astra International Tbk?
2. Bagaimana pengaruh Current Ratio secara parsial terhadap Return on Asset pada
PT. Astra International Tbk?
3. Bagaimana pengaruh Debt To Equity secara parsial terhadap Return on Asset
pada PT. Astra International Tbk?
imana pengaruh Current Ratio dan Debt To Equity secara bersama-sama
terhadap Return on Asset pada PT. Astra International Tbk?
E_ Kerangka Berfikir
Keuangan ialah gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode
tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana, Berikut
adalah bagan yang menggambarkan kerangka pikit
Raita in,
aa ae
[+] tebe,
| Se
feant!00% Gambar 1.1
Toa
Diagram Kerangka Berfikir
8Jurnal KREATIF : Pemasaran, Sumberdaya Manusia dan Keuangan, Vol. 6, No. 2, April 2018
F Hipotesis
Hipotesis menurut Sugiyono (2010: 93) adalah jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian, Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori yang relefan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
Hi: Diduga terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara Current Ratio
terhadap Return On Asset pada PT. Astra International, Tbk.
Hz: Diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan secarak parsial antara Debt to
Equity Ratio terhadap Return On Asset pada PT. Astra International, Tbk.
Hs =: Diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara Current
Ratio dan Debt to Equity Ratio terhadap Return On Asset pada PT. Astra
International, Tbk.
LANDASAN TEORI
A. Rasio Likuiditas
Menurut Kasmir (2012 :130) Rasio likuiditas atau sering juga disebut dengan
nama rasio modal kerja merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa
likuidnya suatu perusahaan. Caranya adalah dengan membandingkan komponen yang
ada di neraca, yaitu total aktiva lancar dengan total passiva lancar (utang jangka pendek).
Penilaian dapat dilakukan untuk beberapa periode sehingga terlihat perkembangan
likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu, Tujuan dan manfaat rasio likuditas untuk
perusahaan menurut Kasmir (2012 : 132) adalah sebagai berikut: (1) Untuk mengukur
kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau utang yang secara jatuh tempo pada
saat ditagih, Artinya, kemampuan untuk membayar kewajiban yang sudah waktunya
dibayar sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu)., (2)
Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan
aktiva lancar secara keseluruhan, Artinya jumlah kewajiban yang berumur di bawah satu
tahun atau sama dengan satu tahun, dibandingkan dengan total aktiva lancar. (3) Untuk
mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva
Jancar tanpa memperhitungkan sediaan atau piutang. Dalam hal ini aktiva lancar
dikurangi sediaan dan utang yang dianggap likuiditasnya lebih rendah, Jenis-jenis rasio
likuiditas diantaranya adalah
Rasio lancar (current ratio)
Rasio lancar atau current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh
tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva
lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek atau utang yang segera
jatuh tempo. Rumus untuk mencari rasio lancar atau current ratio dapat yang digunakan
sebagai berikut.
Aktiva Lancar (Current Assets)
Current Ratio (CR) ban Lancar (Current Liabilities)
B. Rasio Solvabilitas
‘Menurut Kasmir (2008 : 151) Rasio solvabilitas (leverage) merupakan rasio yang
Gigunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiaya dengan hutang,
Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan
aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek
‘maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).
82Jurnal KREATIF : Pemasaran, Sumberdaya Manusia dan Keuangan, Vol. 6, No. 2, April 2018
Sedangkan tujuan pethitungan rasio solvabilitas menurut Kasmir (2008 : 153)
adalah sebagai berikut: (1) Untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban
kepada pihak Iainnya (kreditor). (2) Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban yang bersifat tetap (seperti angsuran pinjaman termasuk bunga) (3)
Untuk menilai keseimbangan antaranilai aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal.
(4) Untuk menilai seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang. Diantaranya
adalah: Debt to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang
dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang,
termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rumus untuk mencari debt to equity ratio
dapat digunakan perbandingan antara total hutang dengan total ekuitas sebagai berikut:
Debt to Equity = 228! Ut2ns 99%,
Total Modal
C. Rasio Profitabititas
Menurut Kasmir (2012: 196) Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam meneari keuntungan, Rasio ini juga memberikan ukuran
tingkat efektivitas mangjemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang
dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi.Intinya adalah penggunaan rasio ini
menunjukkan efisiensiperusahaan, Tujuan penggunaan rasio profitabiltas bagi
Perusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan, yaitu: (1) Untuk mengukur atau
menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu. (2) Untuk
menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang. (3) Untuk
menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu, (4) Untuk menilai besamya laba bersih
sesudah pajak dengan modal sendiri, (5) Untuk mengukur produktivitas seluruh dana
Perusahaan yang digunakan baik modal pinjman maupun modal sendiri. (6) Untuk
mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal
sendiri, Jeni jenis rasio profitabilitas diantaranya adalah:
Hasil Pengembalian Aset (Return On Asset/ROA)
Retum On Assets adalah ukuran untuk menilai seberapa besar tingkat
pengembalian dari asset yang dimiliki perusahaan, Rumus untuk meneari return on
‘Assets (ROA) adalah sebagai berikut:
Return On Asset (ROA) = Eating Before interest and Tax
Total Assets
METODE PENELITIAN
‘A. Ruang Lingkup Penelitian
1. “Lokasi penelitian
Dalam penel renulis mengambil penelitian pada PT. Astra International,
Tbk dan untuk memperoleh data dan informasi dalam penulisan penelitian ini,
penulis telah melakukan penelitian PT. Indonesian Capital Market Electronic
Library (ICAMEL) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) yang berlokasi di JIn.
Jendral Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190, phone (021) 5150515, fax (021)
5152319.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan terhitung mulai bulan Desember 2016 — Juli 2017.
Penelitian ini dilaksanakan secara bertahap, mulai dari pengajuan proposal,
seminar proposal, revisi proposal, pengajuan surat izin, bimbingan dan
pengolahan data penyusunan penelitian
3. Sifat Penelitian
83Jurnal KREATIF : Pemasaran, Sumberdaya Manusia dan Keuangan, Vol. 6, No. 2, April 2018
Penelitian yang dilakukan penulis dalam menyusun penelitian ini bersifat
deskriptif “dengan pendekatan Kuantitatif maksudnya penelitian yang
menggambarkan atau menceritakan serta menguraikan bagaimana hasil dari
perhitungan data-data financial perusahaan dalam bentuk laporan_keuangan.
Menurut Sugiono (2009:23) data data analisa yang digunakan adalah data yang
bersifat kuantitatif yaitu data-data yang bersifat angka. Data yang diambil untuk
penelitian penelitian ini berupa Laporan Laba Rugi dan Neraca PT. Astra
Intemational, Tbk dari tahun 2007-2016.
4. Objek Penelitian
Objek yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah Laporan Keuangan
yang berupa neraca dan Laporan Laba rugi pada PY. Astra International, Tbk
periode 2007-2016,
B. Metode Pengumpulan Data
Dalam penulisan penelitian ini penulis menggunakan metode atau teknik
pengumpulan data dengan dua cara yaitu:
1, Jenis Dan Sumber Data
a. Data Primer
‘Merupakan data yang diperolch atau dikumpulkan langsung dilapangan oleh orang
yang melakukan penelitian atau bersangkutan yang memerlukanya. Sumber data
yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sumber data primer yang diambil
langsung dari objek penelitiannya yaitu PT. Astra International, Tbk. Data primer
yang digunakan adalah Laporan’ Keuangan yang berupa laporan neraca dan
Laporan Laba Rugi periode 2007-2016,
b. Data Sckunder
Data tersebut berupa dokumen perusahaan yang akan diteliti dengan menggunakan
berbagai sumber kepustakaan, Dalam memperoleh data sekunder tersebut cara
yang digunakan adalah dokumentasi yaitu pengumpulan data yang diperoleh
‘dengan cara mengumpulkan dokumen dan catatan yang berhubwngan dengan
‘masalah yang diteliti guna mendapatkan informasi yang tepat. Data sekunder
diperoleh’ melalui situs resmi yaitu www.astra.co.id dokumen yang dikumpulkan
peneliti itu berupa struktur organisasi atau laporan keuangan.
2, Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi : Yaitu pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan oleh
pengumpul data terhadap gejala atau peristiwa yang diselidiki pada objek
penelitian,
b. Studi Dokumentasi : Metode Dokumentasi ini digunakan untuk memperoteh
data yang berhubungan dengan sejarah berdirinya perusahaan, struktur organisasi
perusahaan, dan Laporan Keuangan dati tahun 2007-2016.
¢. Keperpustakaan : Data yang diperoleh untuk penelitian ini adalah data dengan
membaca literature, buku, artikel, jumal, dan lain-lain yang berhubungan dengan
aspek yang diteliti sebagai upaya untuk memperoleh data yang valid,
d. Pencarian melalui internet : Terkadang buku refrensi atau literature yang kita
miliki atau meminjam diperpustakaan tertinggal selama beberapa waktu atau
kadaluarsa, Karena ilmu selalu berkembang, penulis melakukan penelitian dengan
teknologi yang berkembang yaitu Internet, schingga diperoleh data yang terkini.
Metode Analisis Data
Uji Asumsi Klasik
Dalam penilitian ini ada beberapa jenis asumsi klasik yaitu:
84Jurnal KREATIF : Pemasaran, Sumberdaya Manusia dan Keuangan, Vol. 6, No. 2, April 2018
1. Uji Normalitas
Menurut Duwi Priyatno (2012: 144 -147) uji normalitas pada model regresi ini
digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi
terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang
‘memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal. Beberapa metode uji
normalitas yaitu dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada
sgrafik P-P Plot of Regression Standarized Residual atau dengan uji One Sempel
Kolmogorov Smimov.
2. Multikolinearitas
Menurut Duwi Priyanto (2010:151-152) Uji multikolinearitas bertujuan untuk
menguji adaya korelasi antar variabel bebas (independen). Suatu model
persamaan regresi harus bebas dari gejala multikolinearitas yang berarti tidak
terdapat korelasi yang kuat antara variabel independen yang satu dengan variabel
independen lainnya dalam suatu model persamaan regresi. Pengujian asumsi
‘multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai variance inflation factor (VIF)
dan nila tolerance value-nya. Suatu model persamaan regresi dikatakan bebas
dari gejala multikolinearitas, apabila nilai dari variance inflation factor (VIF) di
bawah 10 dan nilai tolerance value-nya di atas 0,10)
3. Heteroskedastisitas
Menurut Duwi Priyanto (2010:158-165) Uji heteroskedasitas digunakan untuk
‘mengetahui ada atau tidaknya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua
pengamtan pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model
regresi adalah tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Ada beberapa metode
pengujian yang bisa digunakan di antaranya, yaitu Uji Spearman’s rho, Uji
Glejser, Uji Park, dan melihat pola grafik regresi. Pada Uji Spearman’s tho, jika
signifikansi korelasi Kurang dari 0,05 maka pada model regresi terjadi masalah
heteroskedastisitas.
4. Autokorelasi
Menurut Duwi Priyanto (2010:172) Autokorelasi adalah keadaan dimana pada
model regresi ada korelasi antar residual pada periode t dengan residual pada
periode sebelumnya (t-1). Model Regresi yang baik adalah yang tidak terdapat
‘masalah pada autokorelasi
Salah satu penyimpanan asumsipenting dalam regresi berganda adalah
autokorelasi. Autokorelasi ataupun korelasi (hubungan) yang terjadi_ antara
anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian
waktu. Salah satu pengujian yang digunakan ‘untuk mengetahui autokorelasi
adalah dengan uji Durbin Watson dan uji Run Test. Uji Durbin-Watson hanya
digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan
‘mensyaratkan adanya intercept (Konstanta) dalam model regresi dan tidak ada
variabel lag di antara variabel bebas. Dasar pengambilan keputusan dalam uji
durbin Watson: Deteksi Autokorelasi Positif:
D. Analisis Regresi Linier Berganda
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan
analisis regresi linier berganda dengan pengolahan data melalui software SPSS
(Statistik Package for Social Science). Dimana untuk menganalisis pengaruh Current
Ratio dan Debt to Equity Ratio terhadap Return On Asset. Model linier berganda yang
digunakan dirumuskan sebagai berikut:
Y= at by Xi tb: Xs te
Dimana:
85Jurnal KREATIF : Pemasaran, Sumberdaya Manusia dan Keuangan, Vol. 6, No. 2, April 2018
Y Return on Asset
a = Konstanta
X= Current Ratio
X= Debt to Equity
bi.b2 = Koefisien regresi variable independent
e Variabel lain yang belum diketahui
E. Uji Hipotesis
1. Uji t (pengujian secara parsial)
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi Current Ratio (CR)
dan Debt equity Ratio (DER) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Return
On Asset (ROA), Langkah—langkah uji t adalah (Priyatno, 2010):
1) Menentukan hipotesis
Ho: secara parsial tidak ada pengaruh antara variabel independen terhadap
variabel dependen,
Ha: secara parsial ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel
dependen.
2) Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan 0,05 (a= 5%)
3) _Menentukan t hitung
Nilai thitung dapat dicari dengan rumus (Priyatno, 2010):
thitung Soi... Keterangan:
bi: koefisien regresi variabel i
Shi: standar error variabel i
4) Menentukan t tabel
Tabel distribusi t dicari pada a = 5%: 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat
kebebasan (df) n-k-l
5) Kriteria Pengujian
Ho diterima jika ~t tabel < t hitung < t table
Ho ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t table
6) Membandingkan t hitung dengan t tabel
Menentukan variabel independen mana yang mempunyai pengaruh paling
dominan terhadap variabel dependen. Hubungan ini dapat dilihat dari
koefisien regresinya
Uji F (pengujian secara simultan)
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah Current Ratio (CR) dan Debt Equity
ratio (DER) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh secara_signifikan
tethadap ROA. Tahap-tahap yang dilakukan adalah (Priyatno, 2010):
1) Merumuskan Hipotesis
Ho diterima: berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel
independen terhadap variabel dependen
Ha diterima: berarti terdapat pengaruh yang signifikan antaravariabel
independen terhadap variabel dependen (return sham) secara simultan,
2) Menentukan tingkat signifikansi yaitu sebesar 0.05 (a-0,05)
3) Menentukan F hitung
4) Menentukan F tabel
5) Kriteria pengujian
Ho ditetima bila F hitung < F tabel
Ho ditolak bila F hitung > F tabel
6) Membandingkan F hitung dengan F tabel
86Jurnal KREATIF : Pemasaran, Sumberdaya Manusia dan Keuangan, Vol. 6, No. 2, April 2018
F. Koefisien Determinasi (R?)
Koefisien determinansi (R?) digunakan untuk mengetahui_persentase
sumbangan pengaruh variabelindependen secara serentak terhadap _variabel
dependen. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar persentase variasi variabel
independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel
dependen.R%ama dengan 0, maka tidak ada sedikit pun prosentase sumbangan
pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen, R*sama
dengan 1, maka persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen
tethadap variabel dependen adalah sempurna.
G. Koefisien Korela
Analisis koefisien korelasi adalah pengaruh antar variable yang satu. dengan
variable yang lain. Koefisien korelasi merupakan nilai untuk mengukur lemahnya
hubungan antara variable, Koefisien korelasi ( r ) dinyatakan dengan bilangan, yaitu
bergerak antara 0 sampai dengan +1 atau 0 sampai dengan -1, apabila:
aJika r= mendekati 1, maka menunjukan adanya hubungan antara X dan Y sempuma
dan positif (mendekati I berarti hubungannya sangat kuat dan positif )
b. Jika r = mendekati -1, maka menunjukan adanya hubungan antara X dan Y
sempurna dan negatif ( mendekati -I berarti hubungannya sangat kuat dan negatif)
¢. Jika m= mendekati 0, maka menunjukan adanya hubungan antara X dan Y lemah
atau tidak adanya hubungan antara variable — variable tersebut.
HASIL ANALISIS DAN PPEMBAHASAN PENELITIAN
‘A. Current Ratio pada PT, Astra Internasional Tbk,
Current ratio menunjukkan tingkat keamanan kreditor jangka pendek atau
kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang jangka pendek. Semakin
tinggi current ratio (CR) menunjukkan perubahan laba yang tinggi
AktivaLancar
Current Rati 100%
HutangLancar
Tabel 4.1
current ratio pada PT. Astra Internasional Tbk
Periode tahun 2007-2016
Tabel kondi
Aktiva Hutang | Current Ratio ee
Tahun Lancar Lancar (CR) %
2007 19,474 21,343 OT 91
2008 35531 26,883 132 132
2009 36,742 26,760 137 137
2010 | 46.843 37,124 1.26 126
2011 66,065 D168 134 134
2012 75,199 34178 1.40 140)
2013 BID 7138 124 124
2014 72m 74241 i3T 131
2015 | 105,161 716,242 138 138
2016 | 110,403 | 89,079 124 124
‘Sumber: Diolah dari Laporan Tahunan PTAStra Internasional Tbk
Berdasarkan table 4.1 diatas dapat dilihat bahwa current ratio pada PT. Astra
Intemasional Tbk pada tahun 2007 yang merupakan awal periode pada penelitian ini
‘menunjukkan tingkat current ratio Sebesar 91% kemudian pada tahun 2008 current
87Jurnal KREATIF : Pemasaran, Sumberdaya Manusia dan Keuangan, Vol. 6, No. 2, April 2018
ratio mengalami peningkatan sebesar 41% yang menunjukkan bahwa perusahaan
Kurang baik dalam mengelola hutang-hutang perusahaan. Hal tersebut dikarenakan
pada tahun 2008 jumlah hutang lancar yaitu sebesar Rp. 26.833.000.000,- Pada tahun
2009 current ratio mengalami peningkatan sebesar 3 % menjadi 137%. Pada tahun
2010 jumlah current ratio mengalami penurunan kembali yaitu sebesar 126 %. Tetapi
pada tahun 2011 dan 2012 mengalami peningkatan kembali yaitu 134 % dan 140 %,
Tetapi mengalami penurunan sebesar 16 % pada tahun 2013. Dan peningkatan
kembali pada tahun 2014 dan 2015 yaitu current ratio sebesar 131% dan 18%, Dan
pada tahun 2016 mengalami penurunan kembali sebesar 124%, Hal tersebut tidak
menunjukkan hal positif karena jumlah current ratio yang besar menunjukkan tingkat
keamanan kreditor dalam mengelola hutang-hutangnya,
2. Debt To Equity pada PT, Astra Internasional Tbk
Debt To Equity merupakan jenis rasio yang digunakan untuk mengukur
Kemampuan perusahaan dalam menjamin hutangnya dengan sejumlah aktiva yang
dimiliki. Nilai Debt To Equity diukur dengan menggunakan rumus:
Total Utang 499,
Total Modal
Tabel 4.2
Tabel kondisi Debt To Equity pada PT. Astra Internasional Tbk
Periode tahun 2007-2016
Debt to Equity Rati
Total | Debt to Equit Debt
(wie Total Cean gS \aodal oe ~ PER
2007 31,551 26,962 TIT 17
2008 23.533 33,080 oT Ti
2009 21921 39,894 055 35
2010 31738 29,310 0.64 @
30m 78.481 75.858 1.05 105
2012 92.460 89,814 1.05 103
2013 107,806 | 106.188 102 102
2014 115,840 120.187 0.96 36
2015 118902126333 0.94 94
2016 121,949 | 139,906 0387 a7
‘Sumber diolah dari Lapran Tahunan PT Astra Internasional Tbk
Berdasarkan table 4.2 diatas dapat dilihat bahwa jumlah Debt To Equity pada
PY. Astra Intemasional Tbk menunjukkan peningkatan dari awal hingga akhir
periode, Pada tahun 2007 yang merupakan awal periode penelitian ini yaitu tingkat
Debt To Equity sebesar 117%, sclanjutnya mengalami penurunan sebesar 46% yaitu
‘menjadi 71%, Dan langsung mengalami penurunan kembali pada tahun 2009 yaitu
sebesar 16%, Pada tahun 2010 Debt To Equity perusahaan mengalami kenaikan yaitu
64% yang menunjukkan bahwa perusahaan kurang baik dalam mengelola hutang-
hutang perusahaan. Karena jumlah tersebut masih sangat kecil untuk menjamin
hhutang-hutang perusahaaan, Pada tahun 2011 dan 2012 mengalami peningkatan
kembali dengan total Debt to Equity Ratio yang sama yaitu 103 %. Dan pada tahun
2013 mengalami penurunan sebesar 1% yaitu 102%. Begitupun dengan tahun 2014,
2015 dan 2016 sudah mengalami penurunan angka Debt to Equity ratio yaitu 96%,
94% dan 87%, Jumlah ini akan berpengaruh tethadap kondisi hutang dan aktiva
88Jurnal KREATIF : Pemasaran, Sumberdaya Manusia dan Keuangan, Vol. 6, No. 2, April 2018
perusahaan, Apabila jumlah hutang perusahaan meningkat dari tahun ke tahun maka
perusahaan tidak dapat menutupi jumlah aktiva perusahaan yang akan digunakan
untuk kelangsungan hidup perusahaan.
3. Return on Asset pada PT. Astra Internasional Tbk
Profitabilitas perusahaan merupakan suatu analisis yang memungkinkan untuk
mengevaluasi laba perusahaan dengan memperhatikan nifai penjualan, beberapa nilai
asset atau penanam modal. Untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan dapat
diukur dengan menggunakan rasio ROA. merupakan perbandingan antara laba
sebelum pajak usaha dengan modal senditi termasuk modal asing yang dipergunakan
‘untuk menghasitkan taba tersebut. Periode penelitian didasarkan pada data yang
digunakan dalam analisis merupakan data historis, artinya data yang telah terjadi dan
mencerminkan keadaan keuangan yang sebenarya pada saat analisis.
Return On Asset = L2ba beni sebelum pajak
TotalAKtiva
Tabel 4.3,
Tabel kondisi Return on Asset (ROA) pada PT. Astra Internasional Tbk
Periode tahun 2007-2016
100%,
Return on Return on
Laba Sih . As
iain Rea Total Akiva RGA) ron)
%
2007 10,633 B19 0.167 167
7008 Tha 307400147 Ta
2009 12,756 88,938 0.143 14.3
2010 14,75 112,857) 0.130 130
2011 21077 154319] 0.136 Bs
2012 3.782 182.274 | 0.125 5
2013 22,297 213,994 0.104 10.4
2014 22,131 236,027 0.094 94
2015 i561 245.435 | 0.068 63
2016 18,302 261,855 0.069 6.9
Sumber: Diolah dari Laporan Tahunan PT Astra Intermasional Tok
Berdasarkan table 4.3 diatas dapat dilihat bahwa jumlah Return on Asset dari
tahun ke tahun mengalami penurunan. Hal tersebut tidak menunjukkan hal positif
karena Return on Asset merupakan tolak ukur untuk mengevaluasi laba perusahaan,
Pada tahun 2007, tingkat ROA sebesar 16.7% dan mengalami penurunan 2% pada
tahun selanjutnya yaitu 14.7%, Pada tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 0.4%
yaitu dari 14.7% menjadi 14.3%. Pada tahun 2010 juga mengalami penurunan
disebabkan total aktiva yang lebih besar dari tahun sebelumnya maka Return on
Assetnya juga menurun yaitu menjadi hanya 13 % Pada tahun 2011 mengalami
peningkatan sebesar 0.6% yaitu dari 13% menjadi 13.6%. Pada tahun 2012
mengalami penuruman yaitu 12.5 %, Pada tahun 2013 tidak jauh berbeda dengan
tahun sebelumnya yaitd 10.4%, Dan pada tahun 2014 dan 2015 mengalami angka
‘yang terus menerus menurun yaitu 9.4% dan 6.3% dan kembali meningkat pada tahun
2016 yaitu 6.9%. Hal tersebut menunjukan bahwa perusahaan belum maksimal dalam
mengelola modal yang dimiliki untuk dapat menghasilkan laba secara maksimal
89Jurnal KREATIF : Pemasaran, Sumberdaya Manusia dan Keuangan, Vol. 6, No. 2, April 2018
3. Current Ratio, Debt Equity Ratio dan Return on Asset pada PT. Astra
Internasional Thk
Tabel 4.4
Tabel kondisi CR, DER dan ROA pada PT. Astra Internasional Tbk
Periode tahun 2007-2016
Xi X Y
Tahun (CR) (DER) (ROA)
2007 0.912 17 0.167
2008 1321 O71 O47
2009 1373 055 0.143
2010 1.284 O64 0.130
2011 1343 1.03, 0.136
2012 1.399 103 0.124
2015 1247 102 0.104
2014 1.309 096 0.094
2015; 1379 0.94 0.063
2016 1.239 O87 0.069
Berdasarkan table 4.4 diatas dapat dilihat bahwa jumlah CR dan DER
menunjukan angka yang kecil dan tidak stabil setiap tahunnya. CR yang besar
menunjukkan tingkat keamanan kreditor dalam mengelola hutang-hutangnya dan
DER juga berpengaruh terhadap kondisi hutang dan aktiva perusahaan. Selain itu
terdapat masalah pada ROA yang semakin menurun dari tahun 2007-2016. Hal ini
menunjukan kinerja perusahaan yang kurang baik, Karena tingkat pengembalian
(return) yang semakin kecil,
4. Statistik Deskriptif
Hasil analisis data penelitian akan diuraikan dengan statistic deskriptif. Hasil
analisis deskriptif variabel penelitian disajikan sebagai berikut:
Tabel 4.5
Statistik Deskriptif
Statistics
Missing
Mean
Std. Error of Mean
Std. Deviation
Variance
Range
Minimum
Maximum
Sum
90Jurnal KREATIF : Pemasaran, Sumberdaya Manusia dan Keuangan, Vol. 6, No. 2, April 2018
a. Current Ratio
Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa nilai minimum Current Ratio sebesar 0.91
dan nilai maksimum 1.40. Hasil tersebut menunjukkan bahwa besamya Current
Ratio yang menjadi sampel penelitian ini berkisar antara 0.91 sampai 1.40 dengan
rata-rata sebesar 1.27 dan standar deviasi sebesar 0.141. Dati hasil di atas dapat
dilihat bahwa variasi data yang digunakan bersifat heterogen.
b. Debt To Equity Ratio
Dari tabel 4,5 dapat diketahui bahwa nilai minimum Debt To Equity sebesar 0.5
dan nilai maksimum 1.17. Hasil tersebut menunjukkan bahwa besamya Debt To
Equity yang menjadi sampel penelitian ini berkisar antara 0.55 sampai 1.17
dengan rata-rata sebesar 0.892 dan standar deviasi sebesar 0.197. Dari hasil di atas
dapat dilihat bahwa variasi data yang digunakan bersifat heterogen.
¢. Return on Asset
Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa nilai minimum Return on Asset sebesar 0.06
dan nilai maksimum 0.17, Hasil tersebut menunjukkan bahwa besarnya Return on
‘Asset yang menjadi sampel penelitian ini berkisar antara 0.06 sampai 0.17 dengan.
rata-rata sebesar 0.117 dan standar deviasi sebesar 0.034. Dari hasil di atas dapat
dilihat bahwa variasi data yang digunakan bersifat heterogen.
5. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas
Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram
One-Sample Kolmogorov-Smirnoy Test
N 0
Normal Parameters*® — Mean 1178000
Std 01612793,
Deviation
Most Extreme Absolute 152
Differences Positive 152
Negative ~100
Test Statistic 152
20084
‘a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.6 dan Gambar di atas, penyebaran data berada di sekitar
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal dan juga pada uji kolmogrov-
smimov test menunjukan angka signifikansi 0.152 yang artinya terdistribusi
secara normal karena lebih dari 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi
telah memenuhi asumsi normalitas,
b, Hasil Uji Multikolonieritas
Uji multikolonicritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
baik scharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk
mendeteksi adanya multikolonieritas dapat dilakukan dengan melihat nila
Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar
91Jurnal KREATIF : Pemasaran, Sumberdaya Manusia dan Keuangan, Vol. 6, No. 2, April 2018
variabel independen. Hasil uji multikolonieritas adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficients*
(Constant)
Current ratio 814 1.229]
Debt to Equit 814 1.229)
' Dependent Variable: Return on Asset
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan Tabel 4.9, hasil perhitungan nilai Tolerance menunjukkan tidak
ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance lebih dari 0.10, yaitu 0.814
untuk variabel Current ratio dan 0.814 untuk variabel debt to equity. Hasil
perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama, yaitu tidak ada satu pun
variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10, yaitu 1.229 untuk
variabel Current ratio dan 1.229 untuk variabel debt to equity, Jadi dapat
disimpulkan bahwa tidak ada gejala multikolonieritas antar variabel independen
dalam model regresi.
¢. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Pengujian Heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu. pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah Homoskedastisitas atau tidak
terjadi Heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas terdapat dalam Gambar
4.10 sebagai berikut:
Tabel 4.7
Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Spearman’s rho Test
Correlations
fT Por ftw
SR Correlation Coelicient 7.000
Sig. (2-tailed)
N 10
‘Correlation Coefficient =.140
Sig. (2-tailed) 699
N 10)
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed) 675
10.
‘Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan 4,7, tingkat signifikansi pada uji spearman’s tho lebih dari 0.05
maka pada model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi
layak dipakai untuk memprediksi Return on asset berdasarkan variabel-variabel yang
mempengaruhinya, yaitu Current ratio dan Debt to equity.
92Jurnal KREATIF : Pemasaran, Sumberdaya Manusia dan Keuangan, Vol. 6, No. 2, April 2018
d. Hasil Uji Autokorelasi
6.
Uji autokorelasi bertujuan apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Problem autokorelasi_muncul Karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya, Kondisi ini sering ditemukan pada data
runtut waktu (time series) Karena adanya “gangguan” pada individu atau kelompok
cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individu atau kelompok yang sama pada
periode berikutnya. Penelitian ini menggunakan pengujian run test untuk menguji
apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Apabila nilai Asymp. Sig. (2
tailed) = Test Value 5
Total Cases 10
Ha
Number of Runs 4
z 1,006
Asymp. Sig, (2-tailed)
314
a. Median
Berdasarkan table 4.13 diatas, diketahui nilai Asymp. Sig. (2-tailed) scbesar 0.314
lebih besar dari 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak dapat gejala atau
masalah autokorelasi. Dengan demikian, masalah autokorelasi yang tidak dapat
terselesaikan dengan Durbin Watson dapat teratasi melalui uji Run Test sehingga
analisis Regresi linear dapat dilanjutkan.
Hasil Analisis Regresi Berganda
Untuk mengetahui besarmya pengaruh masing-masing variabel independen
tethadap varibel dependen dapat dilihat pada tabel berikut ini
93Jurnal KREATIF : Pemasaran, Sumberdaya Manusia dan Keuangan, Vol. 6, No. 2, April 2018
Tabel 4.14
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coefficients*
‘Unstandardized Standardized
Coefficients ‘efficients
Model |b [sid Error] Beta
T (Constant) 324 149)
Current ratio 125 090 514
Debt to Equity ~052 064 -300
‘a. Dependent Variable: Return on Asset
‘Sumber: data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.14 di atas hasil yang telah diperoleh dari Koefisien regresi
di atas, maka dapat dibuat suatu persamaan regresi sebagai berikut:
Y= 0.324 +0.125 Xi — 0.052 X
Pada persamaan regresi di atas menunjukkan nilai konstanta sebesar 0.324.
Hal ini menyatakan bahwa jika Variabel Current ratio debt to equity dianggap konstan
atau bemilai 0 (nol), maka return on asset sebesar 0.125 satuan, Koefisien regresi
pada Variabel Debt to equity sebesar -0.052, hal ini berarti jika Variabel debt to
equity berkurang satu satuan maka variabel return on asset akan menurun sebesar
0.052 satuan dengan catatan variabel lain dianggap konstan
7. Uji Hipotesi
a. Hasil Uji Statistik T (uji parsial)
Uji statistik T pada dasamya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Hasil uji regresi secara parsial ditunjukkan dalam Tabel 4.14 Hasil Uji Regresi
Linier Berganda dapat disimpulkan bahwa
1) Hasil Uji Hipotesis 1 (Current Rat
Tabel 4.14 di atas, variabel CR memiliki t hung t nie maka hipotesis diterima. Hasil penelitian
diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,207 > 0,05; maka disimpulkan bahwa
Hi ditolak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa current ratio (CR)
berpengaruh namun tidak signifikan terhadap Return On Asset (ROA).
2) Hasil Uji Hipotesis 2 (Debt to Equity Ratio)
Berdasarkan tabel 4.14, variabel DER memiliki t yiung t abie maka hipotesis diterima. Hasil penelitian
diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,444 > 0,05; maka disimpulkan bahwa
H; ditolak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa debt to equity ratio
(DER) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Return On Asset,
(ROA),
b. Hasil Uji Statistik F (Uji Simultan)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen
yang dimasukkan ke dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
tethadap variabel dependen. Hasil uji regresi secara simultan (uji statistik F)
ditunjukkan dalam Tabel 4.15 sebagai berikut:
4Jurnal KREATIF : Pemasaran, Sumberdaya Manusia dan Keuangan, Vol. 6, No. 2, April 2018
Tabel 4.15
Hasil Uji i
ANOVA*
‘Sum of ‘Mean
Mode! Squares] df | Square
T_ Regression ‘On| 2 ‘oor a
Residual 008} 7 001
co onl 9
& Dependent Variable: Return on Asset
b. Predictors: (Constant), Debt to Equity, Current ratio
Sumber: Data sekunder yang diolah
Hasil Uji Hipotesis 3
Berdasarkan tabel 4.15, nilai F tian diperoleh sebesar 0.994 dengan tingkat
signifikasi 0.417, Pada (0) = 0,05 dengan k=2 dan n=10, maka diketahui bahwa F
table sebesar 4.46, jadi nilai F tong