Laporan Praktikum - Ucs-1
Laporan Praktikum - Ucs-1
Laporan Praktikum - Ucs-1
MEKANIKA BATUAN
UNIAXIAL TEST
OLEH:
NAMA : SULKARNAIN
NIM :190930390
KELOMPOK : I (SATU)
GELOMBANG : I (SATU)
DESEMBER
2021
PERCOBAAN IV
UNIAXIAL TEST
A. Tujuan
Tujuan pengujian uniaxial test yaitu untuk mengetahui nilai kuat tekan
sampel batuan.
B. Landasan Teori
Uji kuat tekan uniaksial (uniaxial compressive strength test) telah banyak
digunakan untuk menentukan parameter kekuatan batuan utuh. Namun
demikian alat uji kuat tekan uniaksial ini memiliki keterbatasan, salah satunya
dalam preparasi contoh. Salah satu alternatif yang bisa digunakan untuk
menentukan parameter kekuatan batuan adalah uji beban titik (point load test).
Dimana preparasi contoh pada uji beban titik lebih sederhana dibandingkan
dengan uji kuat tekan uniaksial, serta kemudahan alat untuk dibawa
kelapangan. Sehingga uji beban titik bisa digunakan untuk menentukan
parameter kekuatan batuan secara tidak langsung dilapangan (Broch &
Franklin, 1972; Bieniawski, 1975), dan hasilnya nanti bisa di korelasikan
dengan nilai dari hasil pengujian kuat tekan uniaksial di laboratorium. (ASTM,
2008) menyatakan bahwa nilai UCS/Is adalah 24 untuk semua tipe batuan
(Danu Mirza Rezky, 2020).
Dijelaskan oleh Arthur (2000), bahwa strength (kekuatan) pada batuan
merupakan faktor yang sangat penting untuk penentuan laju pemboran.
Strength pada batuan adalah kemampuan batuan untuk mengikat komponen-
komponennya bersama-sama. Salah satu parameter penting dalam menentukan
properties kekuatan massa batuan yaitu kekuatan batuan intact rock
(Fibriatmodjo, 2011). Parameter ini salah satunya diperoleh melalui uji UCS
(Uniaxial Compressive Strength) dan PLI (Poin Load Index) (Putra
Ardiansyah, 2014).
Uji kuat tekan uniaksial dilakukan untuk menentukan kuat tekan batuan,
Modulus Young, Nisbah Poisson, dan kurava tegangan-tegangan. Contoh
batuan berbentuk silinder ditekan atau dibebani sampai runtuh. Perbandingan
antara tinggi dan diameter contoh silinder yang umum digunakan adalah 2
67 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
sampai 2,5 dengan luas permukaan pembebanan yang datar, halus dan parallel
tegak lurus terhadap sumbu aksis contoh batuan.
Pada pengujian kuat tekan uniaksial ini terhadap suatu batuan, terdapat
beberapa tipe pecahan diantaranya:
68 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
Uji kuat tekan uniaxial dilakukan untuk menentukan kuat tekan batuan
(σc), modulus young (E), Nisbah Poisson (V), dan kurva tegangan-regangan.
1. Kuat Tekan Batuan (σc)
Tujuan utama uji kuat tekan uniaksial adalah untuk mendapatkan
nilai kuat tekan dari contoh batuan.
F
σc ¿
A
Keterangan :
σc = Kuat tekan uniaksial batuan (Mpa)
F = Gaya yang bekerja pada saat contoh batuan hancur (KN)
A = Luas penampang awal contoh batuan yang tegak lurus arah gaya
(mm)
2. Modulus Young (E)
Modulus young atau modulus elastis adalah kemampuan batuan
untuk mempertahankan kondisi elastisnya. Pada uji kuat tekan uniaksial,
contoh batuan yang diberi tekanan akan mengalami beberapa tahap
deformasi yakni deformasi elastic dan deformasi plastic. Nilai Modulus
Young diturunkan dari kemiringan kurva tegangan regangan pada bagian
yang linear karena pada saat inilah contoh mengalami deformasi elastis.
Δσ
E¿
Δɛa
Keterangan :
E = Modulus elastis (Mpa)
Δσ = Perubahan tegangan (Mpa)
Δɛa = Perubahan regangan aksial (%)
3. Nisbah Poisson (Poisson Ratio)
Nisbah poisson merupakan perbandingan negatif antara regangan
lateral dan regangan aksial. Nisbah poisson menunjukan adanya
pemanjangan kearah lateral akibat adanya tegangan dalam arah aksial.
69 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
−ɛl
V¿
ɛa
Keterangan :
V = Nisbah poisson
ɛl = Regangan lateral (%)
ɛa = Regangan aksial (%)
(Mustofa, 2012)
Kuat tekan benda uji dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
P
σcα =
A
σc α
σc =
{0,88+¿ ¿
Keterangan :
σcα : Nilai kuat tekan benda uji sebelum koreksi H/D (kN/Cm2)
σc : Nilai kuat tekan benda uji setelah dikoreksi yang mempunyai
perbandingan H/D = 2 (kN/Cm2)
P : Beban sumbu (kN)
D : Diameter benda uji (Cm)
H : Tinggi badan uji (Cm)
A : Luas permukaan bidang atas dan bidang bawah benda uji (Cm2)
Л : ketetapan (3,14 atau 22/7)
R : Jari – jari lingkaran
70 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
(Sumber : Yuliadi, 2015)
Gambar 4.2 Alat Pengujian Uniaxial Test
Fungsi dari tombol dan bagian pada mesin uji tekan beton ini, yaitu :
a. Saklar (On/Off) : untuk mengaktifkan dan menonaktifkan
mesin
b. Valve : untuk membuka/menutup pengaliran oli
c. Variable Speed : untuk mempercepat proses pengaliran oli
d. Piston : sebagai penekan umum
e. Cylinder : sebagai tempat penampung oli
f. Planes atas/bawah : sebagai penekan sampel beton
g. Dudukan sampel : sebagai tempat penyimpanan sampel beton
kubus
h. Manometer : sebagai pengukur tekanan sampel beton
i. Jarum merah : sebagai pembaca
j. Jarum hitam : sebagai penggerak utama
(Achmad zakaria,2017).
71 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
C. Alat dan Bahan
1. Alat
Tabel 4.1 Alat yang digunakan pada pengujian uniaxial test
No Nama Alat Kegunaan
1 2 3 4
5 6 7
72 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
Gambar 4.3 Alat – Alat Yang Digunakan Dalam Pengujian
2. Bahan
a. Sampel halus (A1, A2, A3)
b. Sampe kasar (B1, B2, B3)
c. Oli
a b
73 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
D. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada saat percobaan Point Load
Test yaitu :
74 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
5. Diputar tuas pengunci dengan diputar
tuas pada alat concrete compression
machine searah jarum jam
75 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
8 Setelah nilai kuat tekan didapatkan,
maka mesin concreate compression
machine dimatikan kembali.
76 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
E. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil
Adapun hasil yang diperoleh dari pengujian uniaxial test, yaitu :
Tabel 4.2 Hasil Pengujian
No Sampel P (kN) D (cm) H (cm) R (cm)
1 A1 75 7.27 14.43 3.635
2 A2 35 5.25 11.61 2.76
3 A3 35 4.46 9.43 2.23
4 B1 60 7.38 14.31 3.63
5 B2 35 5.23 11.11 2.615
6 B3 35 4.58 9.59 2.29
(Sumber : Sulkarnain dkk, 2021 )
Rumus yang digunakan :
A = лr2
P
σcα =
A
σc α
σc = D
{0,88+0,24 }
H
Keterangan :
σcα : Nilai kuat tekan benda uji sebelum koreksi H/D (kN/Cm2)
σc : Nilai kuat tekan benda uji setelah dikoreksi yang mempunyai
perbandingan H/D = 2 (kN/Cm2)
P : Beban sumbu (kN)
D : Diameter benda uji (Cm)
H : Tinggi badan uji (Cm)
A : Luas permukaan bidang atas dan bidang bawah benda uji (cm2)
Л : ketetapan (3,14 atau 22/7)
R : Jari – jari lingkaran
77 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
Perhitungan :
Sampel halus
Sampel A1
A = лr2
= 3,14 cm x 3,6352 cm
= 41,490 cm2
P
σcα =
A
75 kN
=
41,490 cm2
= 1,808 kN/Cm2
σc α
σc = D
{0,88+0,24 }
H
1,808 kN /cm 2
=
0,88+( 0,24 X 0,504)
1,808 kN /cm 2
=
0,88+ 0,121
1,808 kN /cm 2
=
1.001
= 1,806 kN/Cm2
Sampel A2
A = лr2
= 3,14 cm x 2,762 cm
= 23,919 cm2
P
σcα =
A
35 kN
=
23,919 cm2
= 1,463 kN/Cm2
σc α
σc = D
{0,88+0,24 }
H
1,463 kN /cm2
=
0,88+( 0,24 X 0,452)
1,463 kN /cm2
=
0,88+ 0,109
1,463 kN /cm2
=
0,989
= 1,480 kN/Cm2
Sampel A3
A = лr2
78 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
= 3,14 cm x 2,232 cm
= 15,615 cm2
P
σcα =
A
35 kN
=
15,615 cm2
= 2,241 kN/Cm2
σc α
σc = D
{0,88+0,24 }
H
2,241 kN /cm 2
=
0,88+( 0,24 X 0,437)
2,241kN /Cm 2
=
0,88+0,114
2,241kN /cm2
=
0,994
= 2,256 kN/Cm2
Sampel kasar
Sampel B1
A = лr2
= 3,14 cm x 3,632 cm
= 41,375 cm2
P
σcα =
A
60 kN
=
41,375 cm2
= 1,450 kN/Cm2
σc α
σc = D
{0,88+0,24 }
H
1,450 kN /cm 2
=
0,88+( 0,24 X 0,516)
1,450 kN /cm 2
=
0,88+ 0,124
1,450 kN /cm 2
=
1,004
= 1,445 kN/Cm2
Sampel B2
A = лr2
= 3,14 cm x 2,6152cm
= 21,472 cm2
P
σcα =
A
35 kN
=
21,472cm 2
79 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
= 1,630 kN/Cm2
σc α
σc = D
{0,88+0,24 }
H
1,630 kN /cm2
=
0,88+( 0,24 X 0,471)
1,630 kN /cm 2
=
0,88+ 0,113
1,630 kN /cm 2
=
0,993
= 1,642 kN/Cm2
Sampel B3
A = лr2
= 3,14 cm x 2,292 cm
= 16,466 cm2
P
σcα =
A
35 kN
=
16,466 cm2
= 2,126 kN/Cm2
σc α
σc = D
{0,88+0,24 }
H
2,126 kN /cm 2
=
0,88+( 0,24 X 0,478)
2,126 kN /cm 2
=
0,88+ 0,115
2,126 kN /cm 2
=
0,995
= 2,137 kN/cm2
80 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
2. Pembahasan
SAMPEL HALUS
2.500
2.000
Kuat Tekan
1.500
σc
1.000
0.500
0.000
A1 A2 A3
Kode Sampel
81 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
A2 sesudah koresi (σc) yaitu 1,480 kN/cm2. Pada saat mengalami failure
(runtuh) tipe pecahan yang di hasilkan yaitu homogeneous shear (hancuran
geser).
Pada sampel A3 memiliki diameter (D) 4,46 cm, tinggi (H) 9,43 cm
dan beban sumbu (P) 35. Kemudian nilai kuat tekan sebelum koreksi (σcα)
pada sampel A3 yaitu 2,241 kN/cm2 dan nilai kuat tekan pada sampel A3
sesudah koresi (σc) yaitu 2,256 kN/cm2. Pada saat mengalami failure
(runtuh) tipe pecahan yang di hasilkan yaitu axial spiltting (belahan arah
axial).
SAMPEL KASAR
2.500
2.000
Kuat Tekan
1.500
σc
1.000
0.500
0.000
B1 B2 B3
Kode Sampel
82 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
(runtuh) tipe pecahan yang di hasilkan yaitu splintery union leaves &
buckling (serpihan mengulit bawang dan menekuk).
Pada sampel B3 memiliki diameter (D) 4,58 cm, tinggi (H) 9,56 cm
dan beban sumbu (P) 35 kN. Kemudian nilai kuat tekan sebelum koreksi
(σcα) pada sampel B3 yaitu 2,126 kN/cm2 dan nilai kuat tekan pada sampel
B3 sesudah koreksi (σc) yaitu 2,137 kN/cm 2. Pada saat mengalami failure
(runtuh) tipe pecahan yang di hasilkan yaitu axial spiltting (belahan arah
axial).
DAFTAR PUSTAKA
83 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
Adriansyah Putra, 2014. Penetuan Factor Konversi (K) Nilai UCS (Uniaxial
Compressive Strength) Berdasarkan Nilai PLT (Point Load Test). Pada
Batuan Penyusun Lereng Tambang Batu Hijau PT Newment Nusa
Tenggara. Teknik Geologi Universitas Padjajaran. Jawa Barat.
Mustofa,2012. Modulus Young.
Ramdhan HM, 2016. Laporan Akhir Uji Kuat Uniaxial Test. Scribd.com
Rezky D.M, 2020. Analisis Korelasi Anatra Uniaxial Compressive Strength Dan
Point Loat Index Pada Batu Gamping Di Pantai Ngrumput Yogyakarta.
Teknik Pertambangan. Universitas Pembangunan Nasional Yogyakarta.
Sahrul, 2021. Modul Mekanika Batuan. Fakultas Sains Dan Teknologi.
Universitas Sembilanbelas November Kolaka.
Zakaria Ahmad 2017. Alat Uji Uniaxial Test.
84 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a