MODUL AJAR EKONOMI PPN Dan PPNBM Pertemuan 1
MODUL AJAR EKONOMI PPN Dan PPNBM Pertemuan 1
MODUL AJAR EKONOMI PPN Dan PPNBM Pertemuan 1
Informasi Umum
Kompetensi Awal
Kompetensi Inti
Pemahaman Bermakna
Pertanyaan Pemantik
Persiapan Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Asesmen
PENYUSUN:
EMA SUKMADI
KELAS: XI IPS
F9
Problem-Based Learning
Sarana Prasarana Papantulis
Spidol
Komputer/Laptop
Jaringan Internet
LCD Proyektor
Buku paket
Gadget
Target Peserta Didik Regular/tipikal pembelajar dalam hal ini peserta
didik mampu memahami materi pelajaran
dengan baik
Hambatan Belajar keberagaman kemampuan
Cerdas Istimewa Berbakat Istimewa
Karakteristik Peserta Didik Bernalar kritis
Kreatif
Daftar Pustaka Modul
LKS
BukuPaket
https://www.youtube.com/watch?v=gIOngbeJt2M
Internet.
Bagian 2. Komponen Inti
Topik PPN (pajak pertambahan nilai) dan PPnBM (Pajak penjualan barang
mewah).
Tujuan Pembelajaran Setelah kegiatan pembelajaran ini diharapkan peserta didik
dapat mnguraikan pengertian Pajak pertambahan nilai dan
pajak penjualan barang mewah, subjek pajak pertambahan
nilai, objek pajak penjualan barang mewah dan cara
perhitungan PPN dan PPNBM. Peserta didik juga akan
membandingkan pajak dengan pungutan resmi lainnya.
Diharapkan muncul rasa ingin tahu dan tanggung jawab
bahwa pajak PPN dan PPNBM sangat dibutuhkan dalam
pembangunan negara.
Pemahaman semua pungutan pajak harus berdasarkan UU, sehingga bagi
Bermakna yang melanggar akan dapat dikenai sanksi hukum..
pajak PPN dan PPNBM harus dipungut pada saat yang tepat
bagi wajib pajak (saat yang paling baik), misalnya disaat
wajib pajak baru menerima penghasilannya atau disaat wajib
pajak menerima.
biaya pemungutan pajak PPN dan PPNBM diusahakan
sehemat mungkin, jangan sampai terjadi biaya pemungutan
pajak lebih besar dari hasil pemungutan pajak.
pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara harus
sesuai dengan kemampuan dan penghasilan wajib pajak.
Negara tidak boleh bertindak diskriminatif terhadap wajib
pajak.
Pertanyaan Pemantik Ada yang pernah bayar pajak? atau Bayar pajak jenis PPN atau
PPNBM?
ada yang dengan jenis PPN atau PPNBM?
Bernalar Kritis
Mandiri
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 5
\
Bentuk Asesmen
Asessmen Diagnostik :
Non Kognitif
Kognitif
Asessmen Formatif
Asesmen
Profile Pelajar Pancasila : Jurnal Penilaian Sikap
Perfoma : Penilaian mandiri dan
menjawab soal
Pengetahuan : Kuis dan Penugasan LKPD
Asessmen Sumatif
Tes tulis
Projek
Refleksi Guru
Keterangan :
100 : Sangatbaik
75 : Baik
50 : Kurangbaik
25 : Tidakbaik
Pedoman Penskoran
Materi
Ajar
1. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
a. Pengertian Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Pajak Pertambahan Nilai atau PPN adalah pungutan yang
dibebankan atas transaksi jual-beli barang dan jasa yang dilakukan
oleh wajib pajak pribadi atau wajib pajak badan yang telah menjadi
Pengusaha Kena Pajak (PKP). Jadi, yang berkewajiban memungut,
menyetor dan melaporkan PPN adalah para Pedagang/Penjual.
Namun, pihak yang berkewajiban membayar PPN adalah konsumen
akhir. PPN atau Pajak Pertambahan Nilai dikenakan dan disetorkan
oleh pengusaha atau perusahaan yang telah dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak (PKP). Namun beban PPN tersebut
ditanggung oleh konsumen akhir. Sejak 1 Juli 2016, PKP se-
Indonesia wajib membuat faktur pajak elektronik atau e-Faktur
untuk menghindari penerbitan faktur pajak fiktif untuk pengenaan
PPN kepada lawan transaksinya. Pajak Penjualan atas Barang
Mewah dikenakan di samping PPN, artinya untuk barang mewah
selain kena PPN juga dikenakan PPn BM.
b. Objek Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Yang dikenakan Pajak Pertambahan Nilai atau biasa disebut dengan
Objek PPN adalah:
1) Penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan Jasa Kena Pajak
(JKP) di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh pengusaha.
2) Impor Barang Kena Pajak.
3) Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah
Pabean di dalam Daerah Pabean.
4) Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam
Daerah Pabean.
5) Ekspor Barang Kena Pajak berwujud atau tidak berwujud dan
Ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP).
c. Tarif Pajak PPN dan PPnBM
Tarif PPN menurut ketentuan Undang-Undang No.42 tahun 2009
pasal 7:
1) Tarif PPN (Pajak Pertambahan Nilai) adalah 10% (sepuluh
persen).
2) Tarif PPN (Pajak Pertambahan Nilai) sebesar 0% (nol persen)
diterapkan atas:
Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud.
Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud.
Ekspor Jasa Kena Pajak.
3) Tarif pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berubah
menjadi paling rendah 5% (lima persen) dan paling tinggi
sebesar 15% (lima belas persen) sebagaimana diatur oleh
Peraturan Pemerintah. Menurut Pasal 8 Undang-Undang No. 42
Tahun 2009, tarif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
ditetapkan paling rendah 10% (sepuluh persen) dan paling tinggi
sebesar 200% (dua ratus persen). Jika pengusaha melakukan
ekspor Barang Kena Pajak yang tergolong mewah maka akan
dikenai pajak dengan tarif sebesar 0% (nol persen).
Barangbarang yang tergolong mewah dan harus dikenai PPnBM
ialah:
Barang yang bukan merupakan barang kebutuhan pokok.
Barang yang hanya dikonsumsi oleh masyarakat tertentu.
Barang yang hanya dikonsumsi oleh masyarakat
berpenghasilan tinggi.
Barang yang dikonsumsi hanya untuk menunjukkan status
atau kelas sosial.
Rumus:
PPN = Tarif PPN x Dasar Pengenaan Pajak
(DPP)