Makalah Nabi Ayyub

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

MENINGKATKAN KEIMANAN MELALUI SEJARAH

NABI AYYUB as
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti Guru Pengampu Mahmud Syarif, S.Pd.I

Disusun oleh :
Nama : Fauziatul Zulfa
NIS : 215971
Kelas : XI MIPA 5

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


PROVINSI JAWA TENGAH
SMA N 1 BANDONGAN
2023

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Meningkatkan Keimanan melalui
sejarah Nabi Ayyub as”.
Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini tidak lepas
dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini  penulis
menghaturkan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada semua
pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini. Penulis menyadari
bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik materi maupun cara penulisannya. 
Namun, demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh
karenanya penulis dengan rendah hati dan tangan terbuka menerima
masukan, saran, dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis.

Magelang, 18 Februari 2023


Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................................3

BAB I.......................................................................................................................4

A. Latar Belakang..............................................................................................4

B. Rumusan Masalah.........................................................................................5

C. Tujuan...........................................................................................................5

D. Manfaat Pembaca..........................................................................................5

BAB II.....................................................................................................................6

Nabi Ayyub Mendapat Cobaan............................................................................7

Nabi Ayyub Sembuh dari Penderitaannya.........................................................10

Nabi Ayyub Membayar Nadzar.........................................................................11

Kenabian Ayyub as............................................................................................12

BAB III..................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Allah SWT telah menceritakan kepada kita beberapa kisah nabi dan rasul
di dalam kitab-Nya yang mulia agar dijadikan sebagai pelajaran, ibroh bagi kita,
meneguhkan hati Nabi Muhammad SAW, memperkuat keimanan orang-orang
yang beriman dan sebagai petunjuk serta rahmat bagi kaum yang beriman. Allah
SWT berfirman :

Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-


orang yang mempunyai akal. Al Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat buat,
akan tetapi membenarkan (kitab-kitab)yang sebelumnya dan menjelaskan segala
sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (QS. Yusuf:
111).
Allah SWT berfirman :

Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah
yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang
kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang
beriman. (QS. Hud: 120)
Di antara rasul yang diceritakan di dalam Al-Qur’an adalah Nabi Ayyub
alaihis salam. Allah SWT berfirman:

4
dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku),
sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha
Penyayang di antara semua penyayang". Maka Kami pun memperkenankan
seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami
kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka,
sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua
yang menyembah Allah.(QS. Al-Anbiya’: 83- 84)
Nabi Ayyub adalah seorang yang kaya raya, ia memiliki banyak binatang
ternak, kebun, anak-anak, dan lainnya. Kemudian Allah SWT mengujinya dengan
mengambil seluruh kekayaannya menjadi habis dan wafat anak-anaknya, serta
didatangkannya penyakit kusta yang ada di seluruh tubuhnya, dan yang tersisa
hanya hati dan lidahnya.

Banyaknya cobaan yang dihadapi oleh Nabi Ayyub a.s, ia tetap senantiasa
beribadah kepada Allah SWT. Oleh karena itu, penulis menyusun makalah ini
untuk mengetahui dan menambah ilmu pengetahuan mengenai kehidupan Nabi
Ayyub a.s. serta megetahui keteladanan Nabi Ayyub di dalam hidupnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah kehidupan Nabi Ayyub as. ?
2. Bagaimana sikapa Nabi Ayyub a.s dalam menghadapi cobaan yang
diberikan oleh Allah ?
3. Apa saja perilaku Nabi Ayyub yang bisa diteladani ?
C. Tujuan
1. Mengetahui kisah hidup/ sejarah Nabi Ayyub as
2. Mengetahui keteladanan dari Nabi Ayyub as.
3. Dapat meneladani perilaku Nabi Ayyub as.

5
D. Manfaat Pembaca
Dalam penulisan makalah ini,pembaca diharapkan mengetahui atau
memperoleh pembelajaran tentang keteladanan Nabi Ayyub dalam menghadapi
segala ujian didalam hidupnya. Dan semoga pembaca dapat meneladani sikap dari
Nabi Ayyub as.

6
BAB II
PEMBAHASAN
Nabi Ayyub ‘alaihis saam (sekitar 1540-1420 SM) merupakan cucu dari
Nabi Ishaq bin Ibrahim as. Nabi Ayyub ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil
dan Kaum Amoria (Aramin) di Haran, Syam. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun
1500 SM dan namanya disebutkan sebanyak 4 kali di dalam Al-Qur’an.

Ayyub berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti "menggantikan."


Ayyub adalah putra dari Aish (Eswa) bin Ishaq bin Ibrahim. Sebagaimana
disebutkan dalam kisah Ya'qub, Aish adalah saudara kembar Ya'qub, jadi Ayyub
masih kemenakan Yaqub dan sepupu Yusuf. Dalam website Tayibah.com
dijabarkan bahwa silsilah Ayyub adalah Ayyub bin Amush bin Tawih bin Rum
bin Ais (Eswa) bin Ishaq bin Ibrahim. Sumber lain mengatakan bahwa silsilah
Ayyub adalah Ayyub bin Amwas bin Zarih dari keturunan Ibrahim.

Kekurangan harta benda, menderita sakit yang berkepanjangan dan bahkan


kehilangan nyawa anak-anak beliau semua itu tidak dapat meruntuhkan benteng
keimanan Nabi Ayub as. Justru sebaliknya, semua itu semakin menambahkan
cinta dan ketaatannya kepada Allah SWT. Beliau senantiasa beribadah kepada
Allah SWT. dalam keadaan suka maupun duka, sehat maupun sakit, dan kaya
maupun miskin.

Di negeri tempatnya berpijak beliau dan keluarganya dikenal sebagai


orang yang kaya-raya lagi dermawan. Harta yang melimpah ruah, rumah dan
gedung-gedung indah yang dimilikinya, perhiasan emas dan perak, serta tanaman
dan hasil bumi yang dihasilkannya, tidak menjadikan beliau sombong dan angkuh.
Justru beliau dan keluarga (istri dan anak-anaknya) selalu membantu orang-orang
fakir yang miskin, anak-anak yatim, dan janda-janda tua yang hidupnya serba
kekurangan.

Oleh karena itu, tidak ada satu orang pun dari penduduk setempat yang
meminta bantuan kepada keluarga Nabi Ayub, pulang dengan tangan hampa.

7
Tidak heran, apabila seluruh orang memuji atas kebaikkan dan kedermawanan
beliau. Sanjungan tersebut tidak hanya datang dari golongan manusia, bahkan
para malaikat pun turut memuji amal saleh yang dilakukan oleh Nabi Ayub as.
Berkata salah seorang malaikat kepada kawan-kawannya yang sedang berkumpul
berbincang-bincang tentang tingkah laku makhluk Allah, jenis manusia di atas
bumi, “Aku tidak melihat seorang manusia yang hidup di atas bumi Allah yang
lebih baik dari hamba Allah Ayyub”. Ia adalah seorang mukmin sejati ahli ibadah
yang tekun.

Nabi Ayyub Mendapat Cobaan


Karena kesabarannya dalam menghadapi segala persoalan, maka iblis jadi
iri hati. la ingin mencoba kesabaran itu dan meminta izin pada Allah Iblis yang
dengki itu akhirnya dikabulkan Allah untuk menggoda Ayyub. Sebab Allah ingin
menunjukkan padanya bahwa hambanya yang bernama Ayyub tidak pernah
melupakan meskipun ia dalam keadaan sangat sulit. Tuhan ingin menunjukkan
pada iblis bahwa Ayyub adalah utusan-Nya yang sangat sabar. Dan hendaknya
iblis malu pada perbuatannya yang ingkar.
Mula-mula Allah menguji nabi Ayyub dengan dikikiskannya harta yang
melimpah itu. Sedikit demi sedikit harta itu habis sehingga kehidupan nabi Ayyub
menjadi miskin. Orang tidak akan mengira akan kekayaan nabi Ayyub yang bisa
habis dalam waktu singkat.
Nabi Ayyub tidak pernah mengeluh sedikitpun tentang hartanya yang telah
ludes. la tetap bertaqwa sebagaimana biasanya. Dengan ludesnya harta itu, ia
memperoleh keringanan, sebab selama ini selalu merasa berdosa jika lalai
memberi santunan pada anak yatim. Tidak berapa lama setelah kejadian itu, Allah
mencoba lagi dengan dimatikannya semua anak nabi Ayyub. Sebab Iblis masih
belum percaya dengan firman Allah yang menerangkan kesabaran nabi Ayyub.
Tiap hari anaknya menderita sakit, kemudian meninggal. Begitu
seterusnya sampai semua anak-anaknya tidak ada lagi yang hidup. Bagi orang
awam mungkin hal ini merupakan pukulan batin yang amat berat. Namun, bagi
nabi Ayyub hanya cobaan, dan untuk itulah ia tidak pernah meratapi kematian

8
anak-anaknya. Nabi Ayyub beranggapan bahwa semua yang ada di muka bumi ini
akan musnah. Begitu pula dengan kepergian anaknya. Mereka menghadap
kembali pada Allah. Alangkah tabahnya nabi Ayyub dalam menghadapi cobaan
yang tidak pernah berhenti itu. la tetap menjalankan ibadahnya seperti biasa. la
tidak pernah mengeluh sedikitpun meskipun semua hartanya telah ludes dan anak-
anaknya sudah tiada.
Karena iblis belum puas dengan godaannya itu, maka ia meminta pada
Allah agar memberi cobaan berupa penyakit yang menimpa nabi Ayyub. Penyakit
itu berupa penyakit kulit seperti kusta dan termasuk penyakit yang berbahaya.
Menurut sebuah riwayat Ibnu Katsir dalam tafsirnya ialah yang sakit adalah
anggota tubuhnya, hanya akal dan pikirannya saja yang masih waras.
Meskipun ia mendapat cobaan yang beruntun dan tidak pernah ada
habisnya nabi Ayyub tetap beribadah kepada Allah seperti biasanya. Hal ini
membuat hati Iblis semakin dengki. la sudah mencoba dengan segala upaya untuk
menggoda Ayyub agar tidak beribadah kepada Allah. Namun usahanya selalu sia-
sia.
Karena bencana yang menimpa terus menerus, membuat semua
sahabatnya tidak ada yang berani mendekatinya, bahkan mereka menjauhinya.
Mereka menganggap jika masih berdekatan dan berhubungan dengan nabi Ayyub,
maka semua usahanya akan sial. Mereka menganggap nabi Ayyub kena tuah dari
tuhan-tuhannya.
Meskipun semua sahabatnya tidak ada lagi yang datang menjenguknya dan
bahkan ia mendengar akan ocehan-ocehan mereka tidak membuat sakit hatinya. la
bahkan semakin taqwa kepada Allah, la yakin bahwa penyakitnya pasti terobati.
Dan ia yakin bahwa semua itu adalah cobaan dari Allah.
Karena hartanya ludes dan ia sendiri tidak dapat mencari nafkah maka
isterinya yang memegang peranan. Pada mulanya ia bekerja di pabrik roti. Namun
hal itu tidak berlangsung lama sebab ia diberhentikan oleh majikannya.
Pemberhentian ini dengan alasan takut ketularan penyakit yang diderita nabi
Ayyub.

9
Karena setiap mendapat pekerjaan ia selalu diberhentikan, akhirnya untuk
makan sudah tidak ada. Dengan tulus ia memotong rambutnya yang berurai untuk
dijual pada tetangganya.
Walaupun nabi Ayyub dilanda cobaan yang begitu berat, ia selalu
mendekatkan diri kepada Allah, la masih beribadah seperti sedia kala meskipun
tidak dapat berdiri lagi. la hanya memohon kepada Allah agar diberikan
kesembuhan.
Meskipun doanya belum dikabulkan oleh Allah, nabi Ayyub tidak pernah
putus asa dalam beribadah. la malah mendekatkan dirinya dengan penuh
kesungguhan hati. Semua yang dialaminya diterima dengan sabar.
Melihat nabi Ayyub masih beribadah dengan tidak mengurangi sedikitpun, iblis
semakin marah. Semua upaya mulai dari ludesnya harta, matinya anak-anak
Ayyub dan ia sendiri yang dicoba tidak membuahkan hasil. Hal ini semakin
membuat iblis geram.
Dasar iblis, setelah semua usahanya untuk menggagalkan ibadah nabi
Ayyub kepada Allah tidak menemui hasil, maka iblis mencoba menggoda istrinya
(istri Ayyub). la membisikkan kata-kata agar segera meninggalkan nabi Ayyub,
sebab suaminya sudah tidak dapat mencari nafkah lagi. Semula isterinya masih
mampu bertahan, namun bisikan iblis semakin kuat akhirnya ia meninggalkan
juga. Kita sudah dapat membayangkan bagaimana penderitaan nabi Ayyub ketika
itu. Sebab dirinya sudah sakit parah, ditinggalkan pula oleh isterinya.
Namun menurut beberapa riwayat, istrinya tidak meninggalkan nabi
Ayyub. la hanya enggan disuruh suaminya. Maka ketika nabi Ayyub mengetahui
bahwa istrinya sudah enggan kepadanya ia pun mengucapkan nadzar.

" Jika aku sembuh nanti niscaya akan kupukul seratus kali, "kata nabi Ayyub
kepada istrinya dengan nada marah. Istri nabi Ayyub yang sudah tergoda oleh
iblis tidak menghiraukan sama sekali. la langsung pergi meninggalkan nabi
Ayyub. Ketika mengetahui istrinya tidak mau lagi melayani dan menungguinya
maka ia memohon kepada Allah agar disembuhkan.

10
Firman Allah dalam surat Shood ayat 41 telah diterangkan mengenai penyakit
yang diderita nabi Ayyub :

Artinya: Ingatlah ketika Ayyub menyeru kepada Tuhannya : "Ya Tuhan ! Aku


dapat penyakit dan cobaan dari syetan".
Nabi Ayyub berkata demikian karena setanlah yang meminta agar Allah
mengujinya. Menguji ketaatan beribadahnya. Setan tidak senang jika melihat
orang yang selalu taat dengan ajaran agama. Setan punya pikiran bahwa jika nabi
Ayyub menderita tentu ia akan durhaka kepada Allah. Allah pun memperlihatkan
ketaatan nabi Ayyub kepada setan.

Nabi Ayyub Sembuh dari Penderitaannya


Selama bertahun-tahun nabi Ayyub menderita. Selama itu pula ia tidak
pernah durhaka kepada Allah bahkan semakin meningkatkan ketakwaannya.
Semua harta yang ia kumpulkan selama bertahun-tahun lenyap begitu saja,
kemudian anaknya mati dan ia sendiri sakit. Akhirnya istri yang setia
meninggalkan pula. Sungguh lengkap penderitaan yang dialami nabi Ayyub.
Karena setan sudah tidak mampu lagi menggoda nabi Ayyub ia tidak lagi
mencobanya. Sebab semua upayanya untuk menaklukkan nabi Ayyub sia-sia
belaka.
Setelah ia mengucapkan janji pada istrinya, nabi Ayyub pun berdoa agar
disembuhkan dari penyakitnya. Doa itupun dikabulkan oleh Tuhan seperti yang
tertera dalam Al Qur'an surat Al Anbiyaa' ayat 83 sampai 84 :

Artinya : dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku),
sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha

11
Penyayang di antara semua penyayang". Maka Kami pun memperkenankan
seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami
kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka,
sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua
yang menyembah Allah.(QS. Al-Anbiya’: 83- 84)
Demikianlah nabi Ayyub memohon kesembuhannya pada Allah dan
Allahpun mengabulkan doanya. Allah juga mengembalikan semua harta dan anak-
anaknya, bahkan lebih dari sedia kala.
Dalam surat Shood ayat 42 sampai 43 juga telah diterangkan mengenai
kesembuhannya, sebagaimana berikut:

Allah SWT berfirman kepada nabi Ayyub: Rentangkanlah kakimu di atas tanah,
niscaya terbit mata air di sana, itulah air mandi yang sejuk dan minumlah. Lalu
sembuhlah penyakitnya. Kami anugerahi ia famili yang berlipat ganda dari yang
terdahulu, sebagaimana rahmat dari pada Kami dan peringatan bagi orang-
orang yang berakal. (Shood: 42-43)

Setelah mendengar firman itu, maka ia lakukan sebagaimana yang telah


difirmankan Allah kepadanya. Ia pun berusaha merangkak. Kemudian ia
menjejakkan kakinya ke tanah dan memancarlah air dari bekas injakkannya.
Kemudian nabi Ayyub mandi dan minum dari air tersebut. sehingga sembuhlah
dari penyakitnya. Tidak lama kemudian ia mencari isterinya untuk membayar janji
yang telah diucapkan sewaktu sakit.

12
Nabi Ayyub Membayar Nadzar
Begitu ia sembuh dari penyakitnya, maka yang perlu dilakukannya
pertama kali adalah membayar janji pada istrinya ketika masih sakit. la mencari
istrinya, setelah ketemu ia hendak memukulnya seratus kali. Namun belum
sampai terlaksana, ia mendapat pelajaran dari Allah

Teguran itu sudah diterangkan dalam Al Qur'an surat Shod ayat 44 :

Artinya : Ambillah sekerat kayu dengan tanganmu sendiri, lalu pukullah istrimu
satu kali, maka Engkau tiada melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami mendapat
Ayyub itu orang yang sabar. Dia sebaik-baik hamba yang banyak bertobat
kepada Allah (Shod : 44)
Kemudian nabi Ayyub mengambil seratus batang rumput dan diikatkan
menjadi satu. Lalu ia pukulkan ke istrinya hanya sekali saja. Kemudian istrinya
menjelaskan sebab-sebab ia tidak mau melayani dan menunggui suaminya ketika
sakit. Semua itu adalah ulah dari syetan yang telah menggodanya.

Kenabian Ayyub as.


Kenabian Ayyub ini telah diterangkan dalam Al Qur'an surat An Nisa' ayat 163 :

Artinya: Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagai-mana


Kami telah memberikan Wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi kemudian. Dan Kami
telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya'kub dan anak
cucunya, Isa, Ayyub. (An Nisa’: 163)

13
Ayat itu tujuannya untuk memberikan nabi Muhammad bahwa sebelum
pengangkatannya menjadi Nabi, Allah telah mengangkat beberapa orang nabi.

BAB III
KESIMPULAN
Dari kisah Nabi Ayyub yang telah kita pelajari, banyak keteladanan yang
dapat kita temukan di sana, antara lain adalah:
1. Dermawan
2. Selalu beribadah kepada Allah
3. Tabah dan sabar dalam menghadapi cobaan
Nabi Ayyub telah mendapatkan cobaan dari Allah secara beruntun. Semua
ujian tersebut dijalaninya dengan sabar dan tabah. Beliau tidak pernah mengeluh,
apalagi protes dengan cobaan yang diberikan Allah padanya. Kesabaran dan
ketabahannya tersebut ternyata pada akhirnya dapat mengembalikan nikmat Allah
yang dulu pernah diterimanya.
Sabar menurut Islam adalah menahan diri dari berputus asa, meredam amarah
jiwa, mencegah lisan untuk mengeluh, serta menahan anggota badan untuk
berbuat kemungkaran. Sabar merupakan akhlaq mulia yang muncul dari dalam
jiwa, dapat mencegah perbuatan yang tidak baik.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin berkata, “Sabar itu terbagi
menjadi tiga macam:
1. Bersabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah.
2. Bersabar untuk tidak melakukan hal-hal yang diharamkan Allah.
3. Bersabar dalam menghadapi takdir-takdir Allah yang dialaminya, berupa
berbagai hal yang menyakitkan dan gangguan yang timbul di luar
kekuasaan manusia ataupun yang berasal dari orang lain.
Sabar adalah sebab untuk bisa mendapatkan berbagai kebaikan dan menolak
berbagai keburukan. Hal ini sebagaimana diisyaratkan oleh firman
Allah ta’ala, “Dan mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat.” (QS. Al
Baqarah: 45)

14
Seorang siswa juga harus bersabar dalam menuntut ilmu. Syaikh Nu’man
mengatakan, “Betapa banyak gangguan yang harus dihadapi oleh seseorang yang
berusaha menuntut ilmu. Maka dia harus bersabar untuk menahan rasa lapar,
kekurangan harta, jauh dari keluarga dan tanah airnya. Sehingga dia harus
bersabar dalam upaya menimba ilmu dengan cara menghadiri pengajian-
pengajian, mencatat dan memperhatikan penjelasan serta mengulang-ulang
pelajaran dan lain sebagainya.

Yahya bin Abi Katsir mengatakan, “Ilmu itu tidak akan didapatkan dengan
banyak mengistirahatkan badan”, sebagaimana tercantum dalam shahih Imam
Muslim. Maka dari itu, untukmemperoleh ilmu kita harus berusaha sekuat tenaga
dan selalu bersabar jika belum berhasil.
Meneladani perilaku Nabi Ayyub.
1. Pemaaf
Nabi Ayyub ditinggal istrinya pergi di saat sakit, kemudian istrinyaa
kembali lagi sewaktu Nabi Ayyub telah sembuh. Meski demikian Nabi
Ayyub tidak tega jika harus melaksanakan janjinya, yaitu memukul
istrinya 100 kali. Akhirnya untukmelaksanakan janjinya itu Nabi Ayyub
hanya memukul istrinya sekali menggunakan seratus lidi. Dari kisah ini
dapat kita teladani bahwa memaafkan harus diutamakan dan kita tidak
diperbolehkan untuk balas dendam.
2. Dermawan.
Allah telah menganjurkan kepada kita agar selalu beramal. Dalam Al
Quran Allah telah berjanji akan melipatgandakan amal kita sebanyak 700
kali. Dalam beramal harus disertai rasa ikhlas dan niat kita hanya
mengharapkan rida Allah. Amal akan sia-sia jika disertai dengan
mengungkit-ngungkit pemberian kita, berniat agar dipuji dan dikagumi
orang, serta niat agar diberi imbalan.
3. Rajin beribadah.
Allah menciptakan jin dan manusia tidak lain adalah untuk beribadah
kepada-Nya. Ibadah tidak hanya berupa salat, puasa, zakat maupun haji.

15
Berbuat baik kepada sesama manusia, hewan dan menjaga lingkunga kita
juga termasuk ibadah. Namun demikian, sebagai seorang muslim kita
tidak boleh sekali-kali meninggalkan ibadah wajib, yaitu salat, zakat,
puasa dan haji bagi yang mampu. Kita beribadah dengan tujuan untuk
mendekatkan diri pada Allah. Selain itu ibadah juga merupakan ungkapan
rasa syukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah diberikan kepada
kita.
4. Sabar dan tabah dalam menghadapi segala cobaan.
Manusia dalam kehidupannya tidak lepas dari cobaan. Sebagai orang yang
beriman, kita harus sabar dan tabah dalam menerima cobaan Allah
tersebut. Ingatlah bahwa Allah tidak akan memberikan cobaan yang
beratnya melebihi kekuatan kita. Allah memberi cobaan kepada manusia
dengan tujuan untuk meningkatkan derajat keimanannya. Sesungguhnya
Allah bersama orang-orang yang sabar.

16
DAFTAR PUSTAKA
Mustolih Rifin, “Karakeristik Syukur Dalam Al-Qur‟an (Kisah Nabi Ayyub dan
Sulaiman)” (Skripsi UIN Raden Intan Lampung 2019), [diakses tanggal 24
Februari 2023]
Dr. Amin bin Abdullah asy-Syaqawi,”Kisah Nabi Ayyub Alaihis Salam”(islamhouse
2010-1431), [diakses tanggal 23 Februari 2023]
Renny Adhyatma,”Cerita Sejarah Nabi Ayyub AS”, (academia.edu tanpa tahun) [diakses
tangga 25 Februari 2023]
Nurdin, M. “Kisah Nabi Ayyub ‘alaihis salam”, biografi-tokoh-ternama.blogspot.com
[diakses tangga 25 Februari 2023]

17

Anda mungkin juga menyukai