REVISI BAB I Tambahan Bab II Neng Dina
REVISI BAB I Tambahan Bab II Neng Dina
REVISI BAB I Tambahan Bab II Neng Dina
PROPOSAL PENELITIAN
NENG DINA
NPM: 18.156.01.11.091
PROPOSAL PENELITIAN
NENG DINA
NPM: 18.156.01.11.091
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1
Keaslian Penelitian
4. Etiologi
Penyebab hipertensi sudah banyak di perbincangkan, dan yang paling
sering di bahas adalah dua penyebab hipertensi yaitu hipertensi primer dan
hipertensi sekunder.
Menurut (Smeltzer & Bare dalam Triyanto, 2017) penyebab hipertensi
dibagi menjadi 2, yaitu :
1) Hipertensi Esensial atau Primer
Penyebab dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat
diketahui. Sekitar 90% penderita hipertensi tergolong, sedangkan
hipertensi esensial 10% nya tergolong hipertensi sekunder. Efek
samping hipertensi esensial terjadi pada usia 30-35 tahun. Hipertensi
esensial adalah kondisi hipertensi dimana penyebab sekunder dari
hipertensi tidak ditemukan. Pada hipertensi esensial, tidak ditemukan
penyakit Renovaskuler, aldosteronism, pheochro-mocytoma, gagal
ginjal dan penyakit lainnya. Genetik dan ras merupakan bagian yang
menjadi penyebab timbulnya hipertensi primer, termasuk faktor lain
yang diantaranya adalah faktor stres, merokok, alkohol, demografi,
lingkungan, dan gaya hidup.
2) Hipertensi Sekunder
Hipertensi Sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat
dibedakan, termasuk masalah organ tiroid (hipertiroidisme) pembuluh
darah ginjal, penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme) golongan
tersebut terbesar dari penderita hipertensi adalah hipertensi esensial,
sehingga pemeriksaan dan pengobatan difokuskan pada penderita
hipertensi esensial.
5. Patofisiologi
Meningkatnya tekanan darah didalam arteri bisa terjadi melalui
bebrapa cara yaitu jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan
lebih banyak cairan pada setiap detiknya arteri besar kehilangan
kelenturanya dan menjadi kaku sehingga tidak dapat mengembang pada
saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Darah disetiap
denyutan jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit dari pada
biasanya dan menyebabkan naiknnya tekanan, dimana dinding arterinya
telah menebal dan kaku karena arterioskalierosis. Dengan cara yang sama,
tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika
arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu untuk mengatur karena
perangsangan saraf atau hormon didalam darah. Bertambanya darah dalam
sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi
jika terhadap kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang
sejumlah garam dan air dari dalam tubuh meningkat sehingga tekanan
darah juga meningkat (Pikri et al., 2015).
Sebaliknya, jika aktivitas memompa jantung berkurang arteri
mangalami pelebaran, banyak cairan keluar dari sirkulasi, maka tekanan
darah akan menurun. Penyesuaian terhadap faktor-faktor tersebut
dilaksanakan oleh perubahan didalam ginjal dan sistem saraf otonom
(bagian dari sistem saraf yang mengatur berbagai fungsi tubuh secara
otomatis). Perubahan fungsi ginjal, ginjal mengendalikan tekanan darah
melalui bebrapa cara, jika tekanan darah meningkat, ginjal akan
mengeluarkan garam dan air yang akan menyebabkan berkurangnya
volume darah bertambah dan tekanan kembali normal. Ginjal juga bisa
meningkatkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut
renin, yang memicu pembentukan hormon angiotensi, yang selanjutnya
akan memicu pelepasan hormon aldosteron. Ginjal merupakan organ
penting dalam mengembalikan tekanan darah, oleh karena itu berbagai
penyakit dan gangguan ginjal dapat menyebabkan tekanan darah tinggi.
Misalnya, mengurangi arteri yang mengarah ke salah satu ginjal (stenosis
arteri renalis) bisa menyebabkan hipertensi. Peradangan dan cidera pada
salah satu atau kedua ginjal bisa menyebabkan naiknya tekanan darah
(Pikri et al., 2015).
Perubahan struktural dan fungsional dalam sistem vaskular perifer
bertanggung pada perubahan tekanan darah yang terjadi. Perubahan ini
termasuk aterosklerosis, hilangnya elastisitas mengurangi jaringan ikat
dan relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya
menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.
Akibatnya aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam
mengakomondasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume
secukupnya), hal ini menyebakan penurunan curah jantung dan
peningkatan resistensi perifer (Pikri et al., 2015).
6. Komplikasi
7. Penatalaksanaan Hipertensi
Menurut (Pikri et al., 2015) Faktor risiko dapat dibagi menjadi dua kategori
utama, yaitu tidak dapat diubah dan dapat diubah.
c. Jenis Kelamin
F. Kerangka Teori
Skema 2.1
Faktor risiko
hipertensi
Obesitas
Faktor keturunan Merokok
(Genetik)
Kurang aktivitas
Umur / usia
Diet garam
Jenis kelamin
Dislipidemia
Konsumsi alkohol
Stres psikososial
Pola makan
Aktivitas fisik
Kebiasaan istirahat
Kebiasaan merokok
G. Kerangka Konsep Hipertensi
Kerangka konsep adalah penjelasan tentang konsep-konsep yang
terkandung di dalam asumsi teoritis yang digunakan untuk mengabstraksi
unsur-unsur yang terkandung dalam fenomena yang akan diteliti dan
menggambarkan bagaimana hubungan diantara konsep-konsep tersebut.
Variabel adalah karakteristik yang melekat pada populasi, bervariasi antara
satu orang dengan yang lainnya dan diteliti dalam suatu penelitian. Dalam
penelitian dikenal beberapa jenis variabel berdasarkan hubungan sebab akibat
antara variabel-variabel tersebut antara lain, variabel bebas (independen),
variabel terkait (dependen), variabel perancu (counfounding), variabel antara
dan variabel luar (Dharma, 2017b).
Skema 2.2
Variabel Independen Variabel Dependen
Kejadian
Gaya Hidup
Hipertensi Pada
Usia Dewasa
Keterangan
= Variabel Independen
= Variabel Dependen
= Hubungan
a) Variabel Independen (Bebas)
Variabel independen disebut juga variabel sebab, yaitu karakteristik dari
subjek yang dengan keberadaannya menyebabkan perubahan pada
variabel lainnya (Dharma, 2017).
Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah Gaya Hidup (pola
makan, aktivitas fisik, kebiasaan istirahat, kebiasaan merokok)
b) Variabel Dependen (Terikat)
Variabel Dependen adalah variabel akibat atau variabel yang akan berubah
akibat pengaruh atau perubahan yang terjadi pada variabel independen
(Dharma, 2017).
Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah kejadian
hipertensi pada usia dewasa
H. Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan awal peneliti mengenai hubungan antara variabel yang
merupakan jawaban peneliti tentang kemungkinan hasil peneliti. Hipotesis dalam
penelitian keperawatan terdiri atas hipotesis statistik (hipotesis nul) dan hipotesis
kerja (hipotesis alternatif). Hipotesis alternatif menyatakan adanya hubungan antara
variabel sedangkan hipotesis nol menyatakan tidak ada hubungan antar variabel
(Dharma, 2017).
Ha :
Ada hubungan gaya hidup (pola makan, aktivitas fisik, kebiasaan istirahat,
kebiasaan merokok) dengan kejadian hipertensi pada usia dewasa.