Bab I
Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
rakyatnya yang dicantumkan dalam Konstitusi Negara. Hal ini tertuang dalam
ketertiban dunia”.
serta sumber lainnya yang sesuai dengan undang-undang yang nantinya akan
daerahnya sendiri. Menurut Bagir Manan, otonomi luas bisa bertolak dari
tangga daerah, kecuali yang ditentukan sebagai urusan pusat, dalam negara
potensi yang ada di daerah masing-masing.2 Hal ini menjadi kesempatan yang
1
https://syahrulfitra.wordpress.com/2014/05/15/peran-retribusi-daerah-dalam-pelaksanaan-
otonomi-daerah/
2
Ibid,
sangat baik bagi Pemerintah Daerah untuk membuktikan kemampuannya
potensi yang menjadi hak dari daerah. Maju atau tidaknya suatu daerah sangat
dari : Pendapatan Asli Daerah (PAD); Dana Alokasi Umum (DAU); Dana
dalam pendapatan daerah yang sah. Penyerahan urusan dan pemberian sumber
hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan
pendapatan asli daerah yang sah. PAD menjadi hal yang sangat penting dalam
Retribusi menjadi menjadi salah satu penyumbang PAD yang cukup signifikan,
terlihat bahwa retribusi juga memiliki peran yang tidak bisa dipandang sebelah
mata. Setidaknya apabila retribusi tersebut dikelola dengan baik, tentunya akan
sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus
orang pribadi atau badan. Retribusi itu berdasarkan pula atas peraturan-
dapat pula dipaksa, yaitu barang siapa yang ingin mendapatkan suatu prestasi
wajib yang dilakukan oleh pribadi atau badan kepada daerah dengan imbalan
jasa atau pemberian izin tertentu yang disediakan atau diberikan oleh
pemerintah kepada setiap orang atau badan, sedangkan karena imbalan (kontra-
3
R. Santoso Brotodihardjo, Pengantar Ilmu Hukum Pajak, Aditama, Yogyakarta, 2005, hlm. 10.
prestasi) nya langsung dapat dirasakan. Maka dari sudut sifat paksaannya lebih
mengarah pada hal yang bersifat ekonomis. Artinya, apabila seseorang atau
satunya adalah retribusi tempat rekreasi dan olahraga. Retribusi tempat rekreasi
dan olahraga termasuk kedalam golongan retribusi jasa usaha yang memiliki
khususnya bagi kabupaten atau kota yang memiliki banyak tempat rekreasi dan
olahraga, termasuk Kota Padang. Kota Padang memiliki beberapa lokasi yang
bahwa prasarana olahraga adalah tempat atau ruang termasuk lingkungan yang
4
Ibid,hlm 12
5
Skripsi Reno Reynaldo, Pengelolaan Gelanggang Olahraga H. Agus Salim Padang, Padang,
Fakultas Hukum, Universitas Andalas, 2015, hlm 4.
Sumatera Barat dan Pemerintah Kota Padang melakukan perjanjian pinjam
pakai terhadap GOR H. Agus Salim melalui Surat Perjanjian Pinjam Pakai
Agus Salim dikelola oleh Pemerintah Kota Padang dan memiliki kewenangan
yang ada pada GOR H. Agus Salim adalah retribusi terhadap pedagang yang
pribadi atau badan yang menggunakan GOR H. Agus Salim sebagai lokasi
dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima, Pedagang Kaki Lima adalah pelaku
fasilitas umum, lahan dan bangunan milik pemerintah dan/atau swasta yang
pembangunan.
Pemungutan retribusi terhadap Pedagang di GOR H. Agus Salim
digolongkan ke dalam retribusi tempat rekreasi dan olahraga, karena itu yang
Tahun 2016 Tentang Retribusi Jasa Usaha. Di dalam Perda tersebut diatur
berjualan di GOR H. Agus Salim jauh berbeda dari besaran tarif yang diatur
oleh Perda. Kenyataan ini juga diperkuat dengan berita yang diterbitkan oleh
Minggu pagi sangat tidak wajar,” kata Andri salah seorang pedagang di
kawasan GOR sebesar Rp 5.000. Tidak itu saja, pedagang juga diminta uang
pemuda setempat, ala kadarnya, sebesar Rp 3.000 tanpa karcis oleh oknum
pemuda diperkirakan usia sekitar 20 tahun, kemudian uang kebersihan Rp2.000
tanpa karcis diminta seseorang dengan ciri kulit sawo matang, badan agak
gendut, belum lagi pakir dibayar pedagang sebesar Rp5.000 untuk kendaraan
jenis mobil tanpa ada karcis resmi. Jika dihitung-hitung, lanjutnya pedagang
Rp10.000. “Apakah ini tidak pungli namanya, uang dipungut tanpa retrisbusi
resmi, namun ada juga pakai karcis tapi harus bayar lebih dari tertera di karcis
Pungutan tidak wajar ini tentu saja cukup jauh dari tarif yang ditetapkan
sebelumnya oleh Perda dan dapat dikategorikan sebagai pungutan liar (pungli).
Meskipun sudah ada Perda yang berlaku, nyatanya belum cukup untuk
tapi juga dapat mempengaruhi pencapaian pemasukan PAD Kota Padang yang
tentang pengelolaan retribusi tempat rekreasi dan olahraga yang mana penulis
B. Rumusan Masalah
6
www.padang-today.com/diduga-ada-pungli-kawasan-gor-terhadap-pedagang/
1. Bagaimana pengelolaan retribusi tempat rekreasi dan olahraga terhadap
C. Tujuan Penelitian
orang tentunya akan memiliki suatu tujuan yang hendak dicapai. Demikian
Adapun yang menjadi tujuan dari penulis dalam penulisan Karya Ilmiah
Padang.
1. Secara Teoritis
Selain itu diharapkan dengan penelitian ini dapat diketahui apa saja yang
untuk mengatasinya.
2. Secara Praktis
bahan masukan dan pertimbangan bagi pihak yang terkait dalam hal ini
E. Metode Penelitian
1. Metode Pendekatan
“pendekatan yuridis sosiologis, yaitu melihat hukum dalam artian nyata dan
meneliti bagaimana bekerjanya hukum di lingkungan masyarakat.”7 Dalam
2. Sifat Penelitian
Padang.
a. Data Primer
“Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari lapangan dan
dari sumber pertama.”9 Dalam penelitian ini data primer berupa hasil
7
http://idtesis/metode-penelitian-hukum-empiris-dan-normatif/
8
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, Universitas Indonesia, 2007, hlm 10
9
Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajagrafindo Persada,
Jakarta, 2004, hlm 30.
1) Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) dan pihak-pihak lain yang
b. Data Sekunder
1945
Pemerintah Daerah
Pemerintahan Daerah
10
Ibid, hlm 31.
11
Ibid, hlm 33.
e) Peraturan Pemerintah Tahun Nomor 66 Tahun 2001
12
Ibid, hlm 34
13
Ibid, hlm 35.
4. Teknik Pengumpulan Data
adalah :
a. Wawancara
atau penelitian subyektif dari penelitian, jadi dalam hal ini peneliti
populasi.
b. Studi Dokumen
14
Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum, Rineka Cipta, Jakarta, 1996., hlm 87-91.
mengelompokkannya ke dalam konsep-konsep pokok yang terdapat
yang diteliti.
menyusun kembali data yang telah diperoleh dan memilih data yang
sesuai dengan keperluan dan tujuan penelitian, hal ini dilakukan agar
cukup.”
b. Analisis data
dipahami oleh semua pihak. Dalam penelitian ini data-data tersebut akan
sampai tabulasi, yaitu uraian terhadap data yang telah terkumpul dengan
tidak memasukkan angka-angka namun lebih berdasarkan kepada
penulis.