Makalah: Klasifikasi Obat
Makalah: Klasifikasi Obat
Makalah: Klasifikasi Obat
Klasifikasi Obat
Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Farmakologi
Dosen : Faida Annisa, S. Kep., Ns., MNS
Dini Prastyo Wijayanti, S. Kep., Ns., M. Kep.
Disusun Oleh :
D3 KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KERTA CENDEKIA
2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT. yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala
puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah farmakologi ini tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini merupakan
salah satu tugas yang diberikan ibu Faida Annisa, S. Kep., Ns., MNS dan. Dini Prastyo Wijayanti,
S. Kep., Ns., M. Kep dalam mata kuliah Farmakologi. Makalah farmakologi ini telah kami susun
dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Akhir kata, kami berharap semoga makalah farmakologi ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penulis
1
DAFTAR ISI
2
BAB 1
PENDAHULUAN
3
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Antibiotik, antipiretik, analgesic, anestesi?
2. Apa saja golongan obat dari Antibiotik, antipiretik, analgesic, anestesi?
3. Bagaimana mekanisme kerja obat Antibiotik, antipiretik, analgesic, anestesi?
4. Bagaimana efek Farmakodinamika dari obat Antibiotik, antipiretik, analgesic, anestesi?
4
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Antibiotik
2.1.1 Pengertian Antibiotik
Antibiotik adalah zat kimiawi, yang dihasilkan oleh mikroorganisme secara
semisintesis, yang mempunyai kemampuan untuk membunuh atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme lain terutama bakteri karena memiliki sifat toksik. Sifat
toksik senyawa-senyawa yang terbentuk mempunyai kemampuan menghambat
pertumbuhan bakteri (efek bakteriostatik) dan ada pula yang langsung membunuh
bakteri ( efek bakterisid). Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mengobati
infeksi bakteri. Permasalahan dalam penggunaan terapi antibiotik adalah ketika
bakteri sudah resistensi terhadap antibiotik. Pemilihan antibiotik harus didasarkan
atas spektrum antibiotik, efektivitas klinik, keamanan, kenyamanan dan cocok
tidaknya obat yang dipilih untuk pasien bersangkutan, biaya atau harga obat, serta
potensi untuk timbulnya resistensi dan risiko superinfeksi.
5
bakteri) dan bakteriostatik (bekerja menghambat bakteri). Cara yang ditempuh oleh
antibiotik dalam menekan bakteri dapat bermacam-macam, namun tujuan yang sama
yaitu menghambat perkembangan bakteri. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 2406/Menkes/Per/XII/2011 Tentang Pedoman Umum
Penggunaan Antibiotik, penggolongan antibiotik berdasarkan mekanisme kerja, yaitu
b. Vankomisin
Vankomisin merupakan antibiotika lini ketiga yang terutama aktif terhadap
bakteri Gram-positif. Vankomisin hanya diindikasikan untuk infeksi yang
disebabkan oleh Streptococcus aureus yang resistensi terhadap metisilin.
Semua basil Gram-negatif dan mikobakteri resisten terhadap vankomisin.
Vankomisin diberikan secara intravena, dengan waktu paruh sekitar 6 jam.
Efek sampingnya adalah reaksi hipersensitivitas, demam, flushing dan
hipotensi (pada infus cepat), serta gangguan pendengaran dan nefrotoksisitas
pada dosis tinggi.Contoh obat ini antara lain Vancodex, Vancomycin
Hydrochloride, dan Vancep
c. Basitrasin
Basitrasin adalah kelompok yang terdiri dari antibiotik polipeptida, yang utama
adalah basitrasin A. Basitrasin tersedia dalam bentuk salep mata dan kulit, serta
bedak untuk topikal. Basitrasin jarang menyebabkan hipersensitivitas. Pada
beberapa sediaan, sering dikombinasi dengan neomisin dan/atau polimiksin.
Basitrasin bersifat nefrotoksik bila memasuki sirkulasi sistemik.Berbagai
6
bakteri kokus dan basil Gram-positif, Neisseria, H. influenzae, dan Treponema
pallidum sensitif terhadap obat ini. Contoh obat ini antara lain Bacitracin –
Polymyxin B, Enbatic, Liposin, NB Topical Ointment, Nebacetin, Scanderma
Plus, dan Tracetin
7
4. Obat yang mempengaruhi sintesis atau metabolisme asam nukleat
a. Kuinolon.
Antibiotik yang termasuk golongan ini yaitu:
1) Asam nalidiksat
2) Fluorokuinolon golongan ini meliputi Siprofloksasin, Ofloksasin,
Moksifloksasin, Norfloksasin, Levofloksasin dan lain-lain.
Fluorokuinolon biasa digunakan untuk infeksi yang di sebabkan oleh
Gonokokus, Shgella, E.coli, Salmonella, Haemophilus, Moraxella
catarrhalis serta Enterobacteriacea dan P.aerginosa.
b. Nitrofuran
Nitrofuran meliputi Nitrofurantoin, Furazolidin dan Nitrofurazo. Nitrofuran
dapat menghambat bakteri Gram-positif dan negatif, termasuk E.coli,
Staphylococcus sp, Klebsiella sp, Enterococcus sp, Neisseria sp, Salmonella
sp, Shigella sp dan Proteus sp.
8
2.1.5 Resistensi Antibiotik
Resistensi antibiotik adalah keadaan dimana kuman tidak dapat lagi dibunuh
dengan antibiotik. Pada saat antibiotik diberikan sejumlah kuman akan mati. Tapi
kemudian terjadi mutasi gen kuman sehingga ia dapat bertahan dari serangan antibiotik
tersebut. Kuman yang tidak bisa bertahan dari serangan antibiotik akan mati, tapi
kuman yang mengalami mutasi akan bertahan hidup. Kuman ini lalu membelah dengan
cepat dan terbentuklah jutaan kolonikuman yang mampu melawan antibiotik tersebut.
Bila nanti kumpulan kuman ini menginfeksi individu lain, maka antibiotik tersebut tak
akan mampu mengatasi infeksi tersebut.
Resistensi antibiotik menyebabkan semakin sedikit pilihan yang dapat dipakai
untuk mengobati infeksi. Semakin sering antibiotik digunakan, semakin cepat
resistensi timbul. Infeksi yang tadinya dapat ditangani dengan mudah namun karena
antibiotik yang biasa tidak lagi bisamengatasinya, maka infeksi menjadi sulitditangani.
Contohnya, beberapa tahun setelah penggunaan penisilin massal, kuman
Staphylococcus aureus merupakan salah satu yang mengalami resisten. Bakteri ini
merupakan bagian dari mikroflora yang hidup dikulit manusia. Sekarang, sebagian
besar Staphylococcus aureus resisten terhadap banyak antibiotik dan infeksinya
menjadi sulit ditangani
Resistensi antibiotik akan terus berjalan seiring dengan penggunaan antibiotik,
namun lajunya dapat kita perlambat
a. Minumlah antibiotik hanya bila anda memerlukannya dan bila diberi oleh dokter
b. Minumlah antibiotik sampai habis sesuai petunjuk dokter. Jangan
menghentikannya di tengah-tengah hanya karena merasa sudah baikan
c. Janganlah minum antibiotik orang lain hanya karena anda merasa penyakit anda
sama dengan orang tersebut
d. Janganlah membeli antibiotik sendiri untuk flu dan nyeri tenggorokan. Penyakit
ini biasanya disebabkan oleh virus
e. Cucilah tangan untuk menghindari penularan penyakit infeksi
9
antimalaria, antijamur dan anticacing. Jika infeksi oleh jenis kuman yang spesifik,
biasanya dokter langsung memberikan antibiotik yang sesuai dengan jenis kuman
penyebab. Caranya dengan melakukan penbiakan (kultur) kuman. Bahan biakannya
diambil dari dahak, darah, air liur, tinja, nanah, cairan otak kerokan kulit
Dengan perkembang biakan kuman, selainmenemukan jenis kumannya, dapat
langsung diperiksa pula jenis antibiotik yang cocok untukmenumpasnya. Dengan
demikian, pengobatan infeksinya lebih tepat. Jia tidak dilakukan tes resistensi, bisa
jadi antibiotik yang dianggap mampu sudah tidak mempan, sebab kumannya sudah
kebal terhadap jenis antibiotik yang dianggap ampuh tersebut
2.2 Antipiretik
2.2.1 Pengertian Antipiretik
Obat antipiretik adalah obat untuk menurunkan panas atau untuk obat
mengurangi suhu tubuh yang tinggi. Obat tersebut hanya menurunkan temperatur
suhu tubuh saat panas dan tidak berefektif pada orang normal. Dapat menurunkan
panas karena dapat menghambat prostatglandin pada CNS. Contoh obat
antipiretik yaitu parasetamol, panadol, paracetol, paraco, praxion, primadol,
santol, zacoldin, poldan mig, acetaminophen, asetosal atau asam salisilat,
salisilamida.
Demam adalah keadaan dimana suhu meningkat diatas 37°C. Tubuh tidak
berhasil lagi menyingkirkan melalui saluran-saluran normalnya. Semua kalor
yang diproduksi berlebihan. Peningkatan sampai 38 disebut peningkatan suhu
anata 38°C dan 39°C disebut demam sedang, dan suhu diatas 39 dinamakan
tinggi. Demam dapat disebabka oleh infeksi atau non infeksi. Penyebab demam
oleh infeksi antara lain disebabkan oleh kuman, virus, parasit, atau
mikroorganisme lain.
10
biasa terjadi jika pengobatan dihentikan secara mendadak. Sehingga untuk
mencegah efek samping tersebut perlu dilakukan penurunan dosis secara
bertahap dengan jangka waktu tertentu sebelum pengobatan dihentikan.
3. Piralozon
Di pasaran piralozon terdapat dalam antalgin, neuralgin, dan novalgin. Obat ini
amat manjur sebagai penurun panas dan penghilang rasa nyeri. Namun
piralozon diketahui menimbulkan efek berbahaya yakni agranulositosis
(kurangnya sel darah putih), karena itu penggunaan analgesik yang
mengandung piralozon perlu disertai resep dokter.
11
2.3 Analgesic
2.3.1 Pengertian Analgesic
Analgetik atau analgesik, adalah obat yang digunakan untuk mengurangi
atau menghilangkan rasa sakit atau obat penghilang nyeri tanpa menghilangkan
kesadaran dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman pada orang yang
menderita. Nyeri merupakan suatu pengalaman sensorik dan motorik yang tidak
menyenangkan, berhubungan dengan adanya potensi kerusakan jaringan atau
kondisi yang menggambarkan kerusakan tersebut. Gejala Nyeri dapat
digambarkan sebagai rasa benda tajam yang menusuk, pusing, panas seperti rasa
terbakar, menyengat, pedih, nyeri yang menjalar, rasa nyeri yang hilang timbul
dan berbagai tempat nyeri. Adapun jenis nyeri beserta terapinya, yaitu:
1. Nyeri ringan
Contohnya: sakit gigi, sakit kepala, sakit otot karena virus infeksi, nyeri haid,
keseleo. Pada nyeri ringan dapat digunakan analgetik perifer seperti
parasetamol, asetosal dan glafenin.
2. Nyeri yang disertai pembengkakan
Contohnya : Jatuh, tendangan, dan tubrukan Pada nyeri ini dapat digunakan
analgetik antiradang seperti aminofenazon dan NSAID (ibu profen,
mefenaminat, dll)
3. Nyeri hebat
Contoh: nyeri organ dalam, lambung, usus, batu ginjal, batu empedu. Pada
nyeri ini dapat digunakan analgetik sentral berupa morfin, atropine,
butilskopolamin (bustopan), camylofen ( ascavan).
4. Nyeri hebat menahun
Contoh : kanker, rematik, dan neuralgia berat. Pada nyeri ini dapat digunakan
analgetik berupa fentanil, dekstromoramida, dan benzitramida.
2.3.2 Penggolongan obat analgesic
Analgetik dibagi menjadi dua golongan, yaitu golongan opioid dan non-opioid.
a. Analgetik golongan opioid
Analgetik opioid merupakan kelompok obat yang memiliki sifat seperti
opium. Opium yang berasal dari getah papaver somniferum mengandung
sekitar 20 jenis alkaloid diantaranya morfin, kodein, tebain, dan papaverin.
Saat ini analgetik opioid adalah analgetik paling kuat yang tersedia dan
digunakan dalam penatalaksanaan nyeri sedang-berat sampai berat. Obat-obat
ini merupakan patokan dalam pengobatan nyeri pascaoperasi, dan nyeri terkait
kanker. Contoh jenis analgetik golongan opioid seperti kodein, morfin,
methadone, oksikodon, dan hidrokodon.
12
Efek analgetik yang ditimbulkan oleh opioid tertutama terjadi akibat kerja
opioid pada reseptor μ . Reseptor δ dan κ dapat juga ikut berperan dalam
menimbulkan analgesia terutama pada tingkat spinal dengan cara berikatan
dengan reseptor opioid yang terutama didapatkan di SSP dan medulla spinalis
yang berperan oada transmisi dan modulasi nyeri. Ketiga jenis reseptor utama
yaitu reseptor μ, δ dan κ banyak didapatkan pada kornu drosalis medula
spinalis. Reseptor didapatkan baik pada saraf yang mentransimisi nyeri di
medulla spinalis maupun pada aferen primer. Agonis opioid melalui reseptor
μ, δ dan κ pada ujung sinaps aferen primer nosiseptif mengurangi pelepasan
transmiter, dan selanjutnya menghambat sara yang mentransmisi nyeri di
kornu dorsalis medula spinalis. Dengan demikian opioid memiliki efek
analgetik yang kuat melalui pengaruh pada medula spinalis.
2.4 Anestesi
2.4.1 Pengertian Anestesi
Anestesi (pembiusan; berasal dari Bahasa Yunani an-"tidak, tanpa" dan
aesthētos, "persepsi, kemampuan untuk merasa"), secara umum berarti suatu
tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai
prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Istilah anestesi
digunakan pertama kali oleh Oliver Wendel Holmes Sr pada tahun 1846. Anestesi
menurut arti kata adalah hilangnya kesadaran rasa sakit, namun obat anestasi
umum tidak hanya menghilangkan rasa sakit akan tetapi juga menghilangkan
kesadaran. Pada operasi-operasi daerah tertentu seperti perut, maka selain
hilangnya rasa sakit dan kesadaran, dibutuhkan juga relaksasi otot yang optimal
agar operasi dapat berjalan dengan lancer
15
Efedrin
Obat untuk Anestesi Spinal:
Buvanest atau Bunascan
Catapress (kadang dokter tertentu menambahkannya untuk menambah efek buvanest)
16
· penyempitan bronkus
· mual muntah (+)
Midazolam
- Midazolam sering digunakan sebagai premedikasi pada pasien pediatrik sebagai sedasi
dan induksi anestesia.
- Pre-medikasi, induksi, rumatan, sedasi post operasi.
- Memiliki efek antikonvulsan sehingga dapat digunakan untuk mengatasi kejang grand
mal
- Dianjurkan sebelum pemberian ketamin karena pasca anestesi ketamin dosis 1-
2mg/kgBB menimbulkan halusinasi.
Diazepam
- induksi, premedikasi, sedasi
- menghilangkan halusinasi karena ketamin
- mengendalikan kejang
- menguntungkan untuk usia tua
- jarang terjadi depresi nafas, batuk, disritmia
- premedikasi 1m 10 mg, oral 5-10 mg
17
OBAT-OBATAN ANESTESI
Jenis anestesi lokal dalam bentuk parenteral yang paling banyak digunakan adalah:
1. Anestesi permukaan.
Sebagai suntikan banyak digunakan sebagai penghilang rasa oleh dokter gigi untuk mencabut
geraham atau oleh dokter keluarga untuk pembedahan kecil seperti menjahit luka di kulit.
Sediaan ini aman dan pada kadar yang tepat tidak akan mengganggu proses penyembuhan
luka.
2. Anestesi Infiltrasi.
Tujuannya untuk menimbulkan anestesi ujung saraf melalui injeksi pada atau sekitar jaringan
yang akan dianestesi sehingga mengakibatkan hilangnya rasa di kulit dan jaringan yang
terletak lebih dalam, misalnya daerah kecil di kulit atau gusi (pada pencabutan gigi).
3. Anestesi Blok
Cara ini dapat digunakan pada tindakan pembedahan maupun untuk tujuan diagnostik dan
terapi.
4. Anestesi Spinal
Obat disuntikkan di tulang punggung dan diperoleh pembiusan dari kaki sampai tulang dada
hanya dalam beberapa menit. Anestesi spinal ini bermanfaat untuk operasi perut bagian bawah,
perineum atau tungkai bawah.
5. Anestesi Epidural
Anestesi epidural (blokade subarakhnoid atau intratekal) disuntikkan di ruang epidural yakni
ruang antara kedua selaput keras dari sumsum belakang.
6. Anestesi Kaudal
Anestesi kaudal adalah bentuk anestesi epidural yang disuntikkan melalui tempat yang berbeda
yaitu ke dalam kanalis sakralis melalui hiatus skralis.
18
kombinasi dengan opioid atau narkotika, seperti fentanyl dan sufentanil, untuk mengurangi
dosis yang diperlukan bius lokal. Efek somatic ini timbul didalam kecerdasan dan
menumbuhkan dorongan untuk bertahan atau menghindari kejadian tersebut. Kebanyakan
pasien akan melakukan modifikasi terhadap manifestasi efek somatic tersebut dan menerima
keadaan yaitu dengan Nampak tenang. Reaksi saraf simpatis terhadap rasa takut atau nyeri
tidak dapat disembunyikan oleh pasien. Rasa takut dan nyeri mengaktifkan syaraf simpatis
untuk menimbulkan perubahan system sirkulasi dalam tubuh. Perubahan ini disebabkan oleh
stimulasi efferen simpatis yang ke pembuluh darah, dan sebagian karena naiknya katekolamin
dalam sirkulasi.
19
mungkin dapat merintangi transmisi rangsangan di sinaps dan dengan demikian
mengakibatkan anastesia.
Kebutuhan dan cara kerja anestesi beranekaragam. Anestesi juga memiliki cara penggunaan
yang berbeda sesuai kebutuhannya. Tak hanya cara disuntikkan saja, tetapi juga dihirup
melalui alat bantu nafas. Beberapa cara penggunaan anestesi ini di antaranya :
1. Melalui Pernafasan
Beberapa obat anestesi berupa gas seperti isoflurane dan nitrous oxide, dapat dimasukkan
melalui pernafasan atau secara inhalasi. Gas-gas ini mempengaruhi kerja susunan saraf pusat
di otak, otot jantung, serta paru-paru sehingga bersama-sama menciptakan kondisi tak sadar
pada pasien.
Penggunaan bius jenis inhalasi ini lebih ditujukan untuk pasien operasi besar yang belum
diketahui berapa lama tindakan operasi diperlukan. Sehingga, perlu dipastikan pasien tetap
dalam kondisi tak sadar selama operasi dilakukan.
2. Injeksi Intravena
Sedangkan obat ketamine, thiopetal, opioids (fentanyl, sufentanil) dan propofol adalah obat-
obatan yang biasanya dimasukkan ke aliran vena. Obat-obatan ini menimbulkan efek
menghilangkan nyeri, mematikan rasa secara menyeluruh, dan membuat depresi pernafasan
sehingga membuat pasien tak sadarkan diri. Masa bekerjanya cukup lama dan akan
ditambahkan bila ternyata lamanya operasi perlu ditambah.
20
Obat-obatan jenis iodocaine dan bupivacaine yang sifatnya lokal dapat diinjeksikan dalam
ruang spinal (rongga tulang belakang) maupun epidural untuk menghasilkan efek mati rasa
pada paruh tubuh tertentu. Misalnya, dari pusat ke bawah.
Beda dari injeksi epidural dan spinal adalah pada teknik injeksi. Pada epidural,injeksi dapat
dipertahankan dengan meninggalkan selang kecil untuk menambah obat anestesi jika
diperlukan perpanjangan waktu tindakan. Sedang pada spinal membutuhkan jarum lebih
panjang dan hanya bisa dilakukan dalam sekali injeksi untuk sekitar 2 jam ke depan.
4. Injeksi Lokal
Iodocaine dan bupivacaine juga dapat di injeksi di bawah lapisan kulit untuk menghasilkan
efek mati rasa di area lokal. Dengan cara kerja memblokade impuls saraf dan sensasi nyeri dari
saraf tepi sehingga kulit akan terasa kebas dan mati rasa.
21
6. Indikasi & Keuntungan anastesi lokal
7. Penderita dalam keadaan sadar serta kooperatif.
8. Tekniknya relatif sederhana dan prosentase kegagalan dalam penggunaanya relatif kecil.
9. Pada daerah yang diinjeksi tidak terdapat pembengkakan.
10. Peralatan yang digunakan, sedikit sekali dan sederhana serta obat yang digunakan relatif
murah.
11. Dapat digunakan sesuai dengan yang dikehendaki pada daerah anatomi tertentu.Mula kerja
harus sesingkat mungkinDurasi kerja harus cukup lama.
22
BAB III
PENUTUP
2.5 Kesimpulan
Obat-obatan anestesi terdiri dari obat-obatan pre-medikasi, obat induksi anestesi, obat
anestesi inhalasi, obat anestesi intravena, obat pelumpuh otot (muslce relaxant), obat anestesi
lokal/regional, dan analgesia (opioid dan non-opioid). Metode pemberian obat anestesi terdiri dari
oral, lidah dan mukosa pipi, intramuskular, subkutan, intravena, rektal, transdermal, inhalasi,
epidural, dan spinal. Anamnesis riwayat kemungkinan alergi obat sebelumnya penting untuk
selalu dilakukan walaupun harus dinilai dengan kritis untuk menghindari tindakan berlebihan.
Pengobatan alergi obat terdiri dari antihistamin, steroid, bila terjadi reaksi anafilaksis beri
adrenalin 1/1000 sc dan pengobatan sesuai seperti reaksi anafilaksis karena sebab lain,
menghindari alergen penyebab, dan cara desensitisasi
Anastesi umum adalah obat yang menimbulkan keadaan yang bersifat reversibel dimana seluruh
perasaan dan kesadaran ditiadakan. Obat anestesi umum dibagi menurut bentuk fisiknya dibagi
terdiri dari tiga golongan yaitu obat anestesi gas (inhalasi), obat anestesi yang menguap dan obat
anestesi yang diberikan secara intravena. Anestesi umumyang ideal akan bekerja secara tepat dan
baik serta mengembalikan kesadaran dengan cepat segera sesudah pemberian dihentikan.
Anestesi lokal atau zat penghilang rasa setempat merupakan obat yang pada penggunaan lokal
merintangi secara reversibel penerusan impuls saraf ke sistem saraf pusat dan dengan demikian
menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri, gatal gatal, rasa panas atau dingin. Obat anestesi lokal
dibagi menurut bentuk fisiknya dibagi terdiri dari tiga golongan yaitu senyawa ester, senyawa
amida dan senyawa lainnya. Anestesi lokal adalah teknik untuk menghilangkan atau mengurangi
sensasi di bagian tubuh tertentu. Ada kalangan medis yang membatasi istilah anestesi lokal hanya
untuk pembiusan di bagian kecil tubuh seperti gigi atau area kulit.
B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat membantu mahasiswa dalam proses pembelajaran dan semoga bisa
menambah ilmu pengetahuan mengenai obat-obat anestesi umum dan anestesi lokal sehingga
materi yang disampaikan dan dimengerti dalam farmakologi dapat diterima dengan baik. Apabila
penggunaan nya atau pun penggunaan obat secara universal ini disalahgunakan, tentulah akibat
buruk yang akan di dapat di akhri eksperimen kita sebagai orang awam yang tak tahu apapun
tentang obat dan efek sampingnya apabila penggunaannya salah.
23
DAFTAR PUSTAKA
Latief SA, Suryadi KA, Dachlan MR. Petunjuk Prakis Anestesiologi Edisi Kedua.
Jakarta: Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI; 2002.
1. Muhiman M, Thaib MR, Sunatrio S, Dahlan R, editors. Anestesiologi. Jakarta: Bagian
Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI; 1989.
2. . Komplikasi Anestesi Lokal. Available
at:http://www.gudangmateri.com/2010/03/komplikasi-anastesi-lokal.html. Accessed:
September 16th, 2011.
3. 4. Patofisiologi Alergi. Available at:http://www.irwanashari.com/pdf/patofisiologi-
alergi.html. Accessed: September 16th, 2011.
4. 5. Resiko Anestesi. Available at: http://irwanto-fk04usk.blogspot.com/2011/06/resiko-
anestesi.html. Accessed : September 16th, 2011.
5. 6. Seputar Obat Bius. Available
at:http://www.ikatanapotekerindonesia.net/articles/general-articles/743-seputar-obat-bius-
lain-jenis-lain-kegunaannya.html. Accessed: September 16th, 2011.
6. 7. Apakah Alergi Obat Itu. Available at: http://www.sehatgroup.web.id/?p=1115.
Accessed: September 16th, 2011.
7. 8. Alergi Obat. Available at: http://www.facebook.com/note.php?note_id=92634282078.
Accessed: September 16th, 2011.
8. 9. Seputar Obat Bius. Available
at:http://www.hypnosis45.com/download/Seputar%20Obat%20Bius.pdf. Accessed:
September 17th, 2011.
9. 10. Menguak Misteri Kamar Bius. Available
at:http://www.slideshare.net/rennechiaki/menguak-misterikamarbius. Accessed: September
17th, 2011.
24