Konteks Situasional Wacana Kelompok 2
Konteks Situasional Wacana Kelompok 2
Konteks Situasional Wacana Kelompok 2
Dosen Pengampu :
Khairun Nisa, M.Pd
Penyusun
i
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang................................................................................................. 1
C. Tujuan .............................................................................................................. 2
A. Simpulan .......................................................................................................... 8
B. Saran ................................................................................................................ 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Analisis wacana adalah ilmu baru yang muncul beberapa tahun belakangan ini.
Aliran-aliran linguistik selama ini membatasi penganalisisannya hanya kepada soal
kalimat dan barulah belakangan ini sebagian ahli bahasa memalingkan perhatiannya
kepada penganalisisan wacana (Lubis, 1991:2). Wacana merupakan susunan bahasa
yang di dalamnya terdapat suatu pesan sesuai dengan keadaan atau domain-domain
yang sesuai dengan kehidupan sosial kita. Maksudnya bentuk dari wacana tersebut
tergantung dari pembuat wacana tersebut, sehingga melahirkan berbagai bentuk wacana
seperti wacana medis dan wacana politik (KOBAYASHI & Itoh, 1991).
Analisis wacana digunakan untuk membongkar makna atau pesan komunikasi
yang terdapat dalam suatu teks baik secara tekstual maupun kontekstual. Sebuah wacana
memiliki dua unsur pendukung utama, yaitu unsur dalam (internal) dan unsur luar
(eksternal). Unsur internal berkaitan dengan aspek formal kebahasaan, sedangkan unsur
eksternal berkenaan dengan hal-hal di luar wacana itu sendiri. Unsur internal dan unsur
eksternal membentuk satu kepaduan dalam suatu struktur yang utuh dan lengkap yang
mana nantinya menjadi konteks situasional.
Konteks situasional mencakup bagaimana situasi atau keadaan lingkungan yang
menjadi tempat lahirnya sebuah teks. Terkait dengan konteks situasioanal wacana
tentunya menggambarkan bagaimana situasi atau keadaan lingkungan yang mana jika
dikaitkan dengan analisis wacana maka menjadi sebuah uraian atau kalimat yang
mendukung kejelasan sebuah makna atau situasi yang berhubungan dengan suatu
kejadian yang kemudian digunakan untuk membongkar makna atau pesan komunikasi
yang terdapat dalam suatu teks baik secara tekstual maupun kontekstual.
Komunikasi secara tekstual yaitu memiliki kekuatan pada isi yang berupa teks (
tulisan). Peran bahasa dalam komunikasi tekstual sangat besar yaitu untuk
mendeskripsikan, menggambarkan, pembahasan, dan lainnya. Untuk komunikasi
kontekstual sendiri atau sering dikenal dgn intrapersonal communication
yakni komunikasi yg terjadi dengan diri sendiri, baik kita sadari atau tidak. Merupakan
1
landasan atau dasar untuk berkomunikasi dengan orang lain, atau bentuk komunikasi
lainnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Hakikat Konteks Situasional?
2. Apa Saja Macam-macam Konteks dalam Wacana?
3. Apa Saja Cir-ciri Konteks Situasional?
C. Tujuan
1. Mengetahui Hakikat Konteks Situasional.
2. Mengetahui Macam – macam Konteks Dalam Wacana.
3. Mengetahui Ciri – ciri Konteks Situasional.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dalam latar belakang sosial budaya yang tinggi, komunikasi yang sangat sopan,
pidato dan lainnya ada kemungkinan seseorang akan mengadopsi ragam bahasa yang
bersifat formal. Antara orang-orang yang tidak saling kenal, mereka yang terjadi kontak
dalam kehidupan sehari-hari (kontak dengan administrasi, hubungan profesional, dll),
atau antara orang-orang yang saling mengenal tetapi tidak dekat satu sama lain, baik
mereka berada atau tidak di tingkat hierarki yang sama, mereka memilih ragam bahasa
formal sebagai gantinya.
4
Konteks luar bahasa disebut dengan konteks situasi dan konteks budaya atau
konteks saja. Konteks luar bahasa ialah unsur di luar tuturan yang mempengaruhi
maksud tuturan.Maksud tidak bisa dilihat dari bentuk dan makna saja, tetapi juga dari
tempat dan waktu berbicara, siapa saja yang terlibat, tujuan, bentuk ujaran, cara
penyampaian, alat berbicara, norma-norma, dan genre.
Tanpa memperhatikan konteks bahasa, dapat terjadi kesalahpahaman dalam
komunikasi. Maksud suatu ujaran dari seseorang dapat diketahui dengan melihat
konteks bahasa. Misalnya ada suatu ujaran “Saya tidak mau dipanggil Pak Guru”.
Dalam konteks yang berbeda, ujaran tersebut mempunyai dua maksud. Pertama, orang
yang mengucapkan ujaran tersebut tidak mau dipanggil dengan sebutan “Pak Guru”.
Kedua, orang yang mengucapkan ujaran tersebut tidak mau memenuhi panggilan Pak
Guru. Dalam berbahasa seseorang harus memperhatikan konteks bahasa agar dapat
memahami maksud suatu kalimat atau ujaran dengan jelas. Dengan adanya pemahaman
yang jelas mengenai konteks bahasa, kecil kemungkinan terjadi kesalahpahaman antara
penutur dan lawan tutur.
5
terhadap manusia atau hewan. Tetapi jika yang berbicara adalah ahli ekonomi, kita akan
paham bahwa yang dimaksud dengan operasi adalah mendistrubusikan beras ke pasar
dari pemerintah untuk menstabilkan harga. Beda pula ketika mengatakan adalah
pencuri, perampok, dan polisi. Jadi, jelas sekali bagaimana pentingnya mengetahui si pe
mbicara demi menafsikan pembicaraannya. Kalau tidak diketahui siapa pembicaranya,
maka akan sulitlah untuk memahami kata-kata yang diucapkan atau dituliskan.
b. Pendengar/pembaca ( Addresse)
Pendengar/pembaca adalah seseorang yang menjadi mitra tutur/baca dalam suatu
kegiatan berkomunikasi atau dapat dikatakan seseorang yang menjadi penerima
(recepient) ujaran. Kepentingan mengetahui si pembicara sama pentingnya dengan
mengetahui si pendengar, terhadap siapa ujaran tersebut ditujukan akan memperjelas
ujaran itu. Berbeda penerima ujaran, akan berbeda pulalah tafsiran terhadap apa yang
didengarnya.
c. Topik pembicaraan (Topic )
Dengan mengetahui topik pembicaraan, akan mudah bagi seseorang
pendengar/pembaca untuk memahami pembicaraan atau tulisan.
d. Saluran (Channel )
Selain partisipan dan topic pembicaraan, saluran juga sangat penting di dalam
menginterpretasikan makna ujaran. Saluran yang dimaksud dapat secara lisan atau
tulisan.
e. Kode (Code)
Kode yang dimaksud adalah bahasa, dialek atau gaya bahasa seperti apa yang
digunakan didalam berkomunikasi. Misalnya, jika saluran yang digunakan bahasa lisan,
maka kode yangdapat dipilih adalah dialek bahasa. Seseorang yang mengungkapkan isi
hatinya dengan bahasa daerah kepada temannya akan merasa lebih bebas, akrab, dan
lain sebagainya dibandingkan dengan menggunakan Bahasa Indonesia.
f. Bentuk Pesan (Message Form)
Pesan yang disampaikan haruslah tepat, karena bentuk pesan ini bersifat penting.
Menyampaikan tentang ilmu pasti misalnya, dengan rumus-rumus tertentu, pastilah
berbeda dengan menyampaikan ilmu sejarah atau ilmu bahasa. Bentuk penyampaian
pesan juga dapat beragam. Seperti lewat khotbah, drama, puisi, surat-surat cinta, dan
lainnya.
6
g. Peristiwa ( Event )
Peristiwa tutur tentu sangat beragam. Hal ini ditentukan oleh tujuan pembicaraan
itu sendiri.Peristiwa tutur seperti wawancara atau dipengadilan akan berbeda dengan
peristiwa tutur di pasar.
h. Tempat dan waktu (Setting)
Keberadaan tempat, waktu, dan hubungan antara keduanya, dalam suatu
peristiwa komunikasi dapat memberikan makna tertentu. Di mana suatu tuturan itu
berlangsung di pasar, di kantor, dan lainnya. Demikian juga, kapan suatu tuturan itu
berlangsung pagi hari, siang hari, suasana santai, resmi, tegang, dan lainnya.
7
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Konteks adalah uraian atau kalimat yang mendukung kejelasan sebuah makna
atau situasi yang berhubungan dengan suatu kejadian. Di antara komponen konteks
situasional seperti status sosial, peran sosial, tradisi, pengalaman, keakraban, umur, jenis
kelamin, pengetahuan yang dimiliki, dan tujuan pembicaraan umumnya dapat
menentukan laras bahasa yang digunakan oleh pembicara, laras yang memanifestasikan
dirinya melalui kosakata dan juga melalui fitur-fitur kebahasaan lainnya. Konteks luar
bahasa Konteks secara penggunaan bahasa merupakan kendala relevan dari situasi
komunikatif yang mempengaruhi penggunaan bahasa, variasi bahasa, dan ringkasan
wacana. Konteks bahasa disebut dengan ko-teks, sedangkan konteks luar bahasa disebut
dengan konteks situasi dan konteks budaya atau konteks saja. Ciri – ciri Konteks
Situasional meliputi Pembicara/penulis (Adressor), pendengar/pembaca (adresse),topik
pembicaraan (topic), saluran (channel), kode (code), bentuk pesan (message form),
peristiwa (event).
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami susun dengan sebaik-baiknya, tentunya kami
menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta
jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya kami akan melakukan perbaikan susunan
makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa
membangun dari para pembaca.
8
DAFTAR PUSTAKA
KOBAYASHI, S., & Itoh, H. (1991). No Titleو ال كام لة ال م تحرك ة ال ت عىي ضات
ال ىجه ية ال ف ك ية ال ت عىي ضات. مم
مممممم
مممم مممم, 1999(December), 1–6.
Ryan, Cooper, & Tauer. (2013). 済無No Title No Title No Title. Paper Knowledge .
Toward a Media History of Documents, 12–26.
Zulfa Ardhini.detik.com (2023, 08 Februari) Diakses pada 19 Maret 2023.
https://www.detik.com/bali/berita/d-6558526/konteks-adalah-jenis-dan-contohnya.
id.wikipedia (2023, 20 Januari) Diakses pada 19 Maret 2023.
https://id.wikipedia.org/wiki/Konteks:text=Kontekssecarapenggunaanbahasa.
Sastrawan.id (2018, 02 Februari) Diakses pada 18 Maret 2023.
https://www.sastrawacana.id/2018/02/pengertian-pragmatik-menurut-para-ahli.
=Konteksluarbahasa.
Dapurimajinasi.com (2011, Desember) Diakses pada 19 Maret 2023.
https://www.dapurimajinasi.com/2011/12/konteks-bahasa.html
https://www.academia.edu/37888980/Ciriciri_konteks
https://irwansahaja.blogspot.com/2016/04/pengertian-kontek-dan-hubungan-antara.html