CJR Kepemimpinan Pendidikan - PUSPITA DEWI

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL JURNAL REPORT (CJR)

Disusun guna memenuhi tugas dari mata kuliah

KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

Disusun Oleh : Puspita Dewi (0307202044)

Dosen pengampu : Dr. Muhammad Rifa’i, M.Pd.

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI

SUMATERA UTARA

MEDAN

2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Jurnal Review (CJR)
yang berjudul “KEPEMIMPINAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM” dengan lancar. CJR
ini penulis susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kepemimpinan Pendidikan.

Dalam pembuatan CJR ini, penulis berterima kasih kepada bapak Dr. Muhammad
Rifa’i M.Pd. Selaku dosen pengampu mata kuliah Kepemimpinan Pendidikan yang sudah
memberikan bimbingannya untuk tugas CJR ini sehingga dapat selesai dengan baik dan
berjalan dengan lancar.

Adapun CJR ini penulis buat berdasarkan informasi yang ada. Penulis juga
menyadari bahwa tugas CJR ini masih banyak kekurangan oleh karena itu penulis minta maaf
jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna kesempurnaan tugas CJR ini. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih
semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Medan, 23 Mei 2022

Puspita Dewi

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CJR

Critical Journal Report(CJR) merupakan suatu hal yang penting bagi mahasiswa karena
mempermudah dalam membahas inti hasil penelitian yang telah ada. Terdapat beberapa hal
penting sebelum kita mengkritik jurnal, seperti menemukan jurnal yang sesuai dengan topik
yang diangkat, membaca keseluruhan dari isi jurnal dan mencoba untuk menuliskan kembali
dengan bahasa sendiri pengertian dari jurnal tersebut. Jurnal memiliki beberapa ciri-ciri
seperti dibatasi sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh organisasi perorganisasi yang memuat
jurnal ilmiah, memiliki judul dan nama penulis serta alamat email dan asal organisasi penulis,
terdapat abstrak yang berisi ringkasan dari isi jurnal, introduction, metodologi yang dipakai
sebelumnya dan metodologi yang diusulkan, implementasi, dan daftar pustaka.

Langkah penting dalam mereview sebuah jurnal, yaitu mengemukakan bagian


pendahuluan, mengemukakan bagian diskusi, mengemukakan bagian kesimpulan, hal-hal
yang perlu ditampilkan dalam CJR, yaitu mengungkapkan beberapa landasan teori yang
digunakan oleh peneliti sebagai acuan dari penelitiannya dan tujuan apa yang ingin dicapai,
mengungkapkan metode yang digunakan, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, alat
pengumpul data, dan analisis data yang digunakan, mengambil hasil dari penelitian yang
telah dilakukan dengan memberikan deskripsi secara singkat,jelas,dan padat serta
menyimpulkan isi jurnal.

B. Tujuan Penulisan CJR


1. Memahami dan menganalisis kelebihan dan kekurangan dari suatu jurnal.
2. Mempermudah dalam membahas inti hasil penelitian yang telah ada.
3. Mencari dan mengetahui yang ada dalam suatu jurnal.
4. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kepemimpinan Pendidikan

3
5. Menambah pengetahuan dan wawasan untuk penulis cara bagaimana
penyusunan jurnal yang baik dan benar.
C. Manfaat CJR
1. semua kalangan dalam mengetahui dari hasil penelitian yang terdapat dalam
suatu jurnal.
2. Menjadi bahan evaluasi dalam pembuatan suatu jurnal dipenerbitan
berikutnya.
3. Untuk melatih mahasiswa untuk menganalisis kelebihan dan kekurangan yang
terdapat dalam jurnal
4. Untuk mempelajari tentang materi yang bersangkutan dengan Kepemimpinan
pendidikan
5. Mengetahui bagaimana penulisan jurnal yang baik dan benar.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Jurnal Utama

1 Judul jurnal : KEPEMIMPINAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

2. Volume : 14 no. 29
3. Penulis. : Ushansyah
4. Tahun. : 2016
5. Latar belakang : Kepemimpinan merupakan kemampuan dan kesiapan yang dimiliki
oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun,
menggerakkan dan kalau perlu memaksa orang lain agar ia menerima pengaruh itu,
dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian tujuan-tujuan
tertentu. Kepemimpinan pada hakikatnya berhubungan dengan tenaga manusia, hanya
terdapat pada kelompok yang terorganisasi, dan sebagai satu kekuatan atau potensi.
6. Rumusan Masalah : Rumusan yang diambil oleh peneliti dalam penelitiannya adalah
menganalisis dan mencari tahu tentang Kepemimpinan, Organisasi, dan Pendidikan
islam
7. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui tentang apa itu kepemimpinan dan bagaimana
kepemimpinan dalam lembaga pendidikan Islam.
8. Metode Penelitian : Penulisan jurnal ini menggunakan metode deskriptif. Data yang
diperoleh melalui observasi dan wawancara langsung dengan Pihak Sekolah. Teknik
pengumpulan data dilakukan berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan dengan
mengidentifikasi semua peristiwa penting yang mempunyai hubungan dengan objek
penelitian. Tujuan pengamatan adalah untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran
yang lebih lengkap mengenai objek yang diteliti.

5
9. Pembahasan
A. Pengertian Kepemimpinan
Mendefinisikan kepemimpinan meru pakan suatu masalah yang komplek dan
sulit, karena sifat dasar kepemimpinan itu sendiri memang sangat kompleks. Akan
tetapi, perkembangan ilmu saat ini telah membawa banyak kemajuan sehingga
pemahaman tentang kepemimpinan menjadi lebih sistematis dan objektif.
Kepemimpinan melibatkan hubungan pengaruh yang mendalam yang terjadi. Di
antara orang-orang yang menginginkan perubahan yang signifikan, dan perubahan
tersebut mencerminkan tujuan yang dimiliki bersama oleh pemimpin dan
pengikutnya (bawahan).
Kepemimpinan menurut Soeharto Indrafachrudi dkk.. (1993: 23) adalah
kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat
mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan dan kalau perlu
memaksa orang lain agar ia menerima pengaruh itu dan selanjutnya berbuat
sesuatu yang dapat membantu pencapaian tujuan-tujuan tertentu.
B. Ciri-ciri seorang Pemimpin
Mujamil Qomar (2007; 277), menyebutkan bahwa ciri-ciri dari seorang
pemimpin dalam kepemimpinan pendidikan Islam antara lain:
 Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang cukup untuk
mengendalikan lembaga atau organisasinya.
 Memfungsikan keistimewaannya yang lebih dibanding orang lain (QS.
al-Baqarah: 247)
 Memahami kebiasaan dan bahasa orang yang menjadi tanggung
jawabnya (QS. Ibrahim: 4)
 Mempunyai kharisma atau wibawa di hadapan manusia atau orang lain
(QS.Huud: 91).
 Bermuamalah dengan lembut dan kasih sayang terhadap bawahannya,
agar orang lain simpatik kepadanya (QS. Ali Imran: 159).
 Bermusyawarah dengan para pengikut serta mintalah pendapat dan
pengalaman mereka (QS. Ali Imran: 159).
 Mempunyai power dan pengaruh yang dapat memerintah serta
mencegah karena seorang pemimpin harus melakukan control
pengawasan atas pekerjaan anggota, meluruskan kekeliruan, serta

6
mengajak mereka untuk berbuat kebaikan dan mencegah kemungkaran
(QS al-Hajj: 41).
 Bersedia mendengar nasehat dan tidak sombong, karena nasehat dari
orang yang ikhlas jarang sekali kita peroleh (QS. Al Baqarah: 206).
C. Peran Kepemimpinan dalam Lembaga Pendidikan Islam
Salah satu bentuk kepemimpinan dalam lembaga pendidikan Islam adalah
kepala sekolah. Menurut Mulyasa (2004; 24), kepala sekolah merupakan salah
komponen pendidikan yang paling berperan dalam menentukan keberhasilan
suatu lembaga. Pendidikan, karena ia merupakan pemimpin di lembaganya.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa kegagalan dan keberhasilan sekolah.
Banyak ditentukan oleh kepala sekolah, karena mereka merupakan pengendali
dan penentu arah yang hendak ditempuh sekolah menuju tujuannya, yaitu
sekolah yang efektif, bermutu, dan favorit tidak lepas dari peran kepala
sekolahnya, maka ia harus mampu membawa lembaganya ke arah tercapainya
tujuan yang telah ditetapkan, ia harus mampu melihat adanya perubahan serta
mampu melihat masa depan dalam kehidupan global yang lebih baik. Kepala
sekolah harus bertanggung jawab atas kelancaran dan keberhasilan semua
urusan pengaturan dan pengelolaan sekolah secara formal kepada atasannya
atau secara informal kepada masyarakat yang telah menitipkan anak didiknya.
D. Teori Kepemimpinan
Ada dua teori kepemimpinan menurut Isjoni (2007: 33) yang cukup
menarik perhatian para pengamat dan praktisi pengembangan sosial antara lain
sebagai berikut:
1. Teori kepemimpinan kharismatik (charismatic leadership)
Pemimpin-pemimpin kharismatik menampilkan ciri-ciri sebagai berikut:
 Memiliki visi yang amat kuat atau kesadaran tujuan yang jelas
 Mengkomunikasikan visi itu dengan efektif
 Mendemonstrasikan konsistensi dan fokus
 Mengetahui kekuatan- kekuatan sendiri dan memanfaatkannya.
2. Teori kepemimpinan transformasional (transformational leadership
Pemimpin-pemimpin transaksional membimbing atau memotivasi
pengikutnya atau bawahannya ke arah tujuan yang telah ditentukan dengan
ketentuan-ketentuan cara peran menjelaskan dan tugas. Pemimpin

7
transformasional memberikan pertimbangan yang bersifat individual,
stimulasi intelektual dan memiliki kharismatik. Kepemimpinan
transformational dibangun dari kepemimpinan transaksional.
E. Tipe kepemimpinan
1. Partisipatif
Kepemimpinan yang partisipatif menurut Isjoni (2007; 58) adalah suatu
cara memimpin yang memungkinkan para bawahan turut serta dalam
proses pengambilan keputusan Bila ternyata proses tadi mempengaruhi
kelompok, atau bila memang kelompok (bawahan) ini mampu turut
berperan dalam pengambilan keputusan dalam hal ini atasan tidak hanya
memberikan kesempatan kepada mereka yang berinisiatif akan tetapi akan
membantu mereka menyelesaikan tugas mereka sendiri, umpamanya
dengan memberi kan fasilitas.
2. Laissez faire (bebas)
Dengan cara ini seorang pemimpin akan meletakkan tanggung jawab
pengambilan keputusan sepenuhnya kepada para bawahan. Di sini
pemimpin hanya sedikit saja atau hampir sama sekali tidak memberikan
pengarahan. Sudah barang tentu dengan cara ini maksud pemimpin adalah
menganggap bawahannya sudah dewasa, dan tahu apa kewajibannya.
Dalam cara ini komunikasi antar bawahan, maupun antara bawahan dan
pemimpinnya kurang sekali.
F. Beberapa Permasalahan yang Dihadapi oleh Seorang Pemimpin
Jenis dan bentuk konflik itu memiliki implikasi dan konsekuensi bagi
manajer lembaga pendidikan Islam. Karena, manajer memiliki peran yang
fungsional dalam mengelola konflik dan diharapkan mampu mengelolanya
sebaik mungkin sehingga menghasilkan kepuasan bagi semua pihak, terutama
pihak yang berkonflik. Setidaknya, mereka tidak lagi membuat ulah yang
berpotensi menyulut konflik baru pasca penyelesaian konflik. Di samping itu,
hal ini juga menuntut pemimpin untuk bisa memberi. Teladan bagi dirinya
sendiri maupun orang lain. Contoh bagi diri sendiri sering kali kurang bisa
direalisasi oleh para pemimpin. Maka, pemimpin pendidikan Islam harus:
belajar dan menghayati kasus yang di alami, harus disadari bahwa memerintah
diri sendiri terkadang lebih sulit dibanding memerintah orang lain.

8
10. kelebihan : Jurnal ini penjelasannya sangat lengkap dan bahasa yang digunakan juga
sangat jelas sekali
11. Kelemahan : jurnal ini penjelasannya memang sangat lengkap sekali namun
pemaparannya dalam satu paragraf terlalu panjang sehingga pembaca mudah bosan
dalam membacanya.
12. Rekomendasi : jurnal ini hampir tidak memiliki kelemahan sudah sangat bagus
namun hanya pemaparan paragraf saja yang perlu di perbaiki selain itu semua sudah
sangat bagus dan bermanfaat bagi pembaca.

B. Jurnal Pembanding

1. Judul jurnal : KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN DAN ESSENTIAL TRAITS


2. Volume : 4 No. 2
3. Penulis. : Ermi Sola
4. Tahun : 2020
5. Nama jurnal : Jurnal Idarah
6. Email. : [email protected]
7. Latar Belakang : Secara umum kepemimpinan adalah kegiatan yang memotivasi
orang lain untuk melakukan sesuatu. dengan jelas dinyatakan bahwa pimpinan Ini
berhubungan dengan beberapa orang lain secara individu atau kelompok untuk apa
yang diinginkan pemimpin untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kepemimpinan
itu penting dalam keberhasilan atau kegagalan sekolah. Seorang kepala sekolah
memiliki tanggung jawab yang besar terhadap manajemen sekolahnya secara
keseluruhan, seperti pengajaran program pendidikan dan infrastruktur. Selain itu,
kepala sekolah harus mengoptimalkan peran dan pendidikannya, fungsi kepala
sekolah yaitu pemimpin, motivator, pendidik, supervisor, administrator, inovator,
Pengelola. Tanggung jawab tersebut dapat dilaksanakan dengan baik jika kepala

9
sekolah memiliki kualitas yang membuatnya menjadi pemimpin yang hebat sebagai
seorang pemimpin.
8. Rumusan Masalah : Rumusan yang diambil oleh peneliti dalam penelitiannya adalah
menganalisis dan mencari tahu tentang definisi kepemimpinan pendidikan, Fungsi
Kepemimpinan Pendidikan, dan kualitas kepribadian pemimpin
9. Tujuan penelitian : adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan
memahami tentang apa definisi dari kepemimpinan pendidikan, bagaimana Fungsi
Kepemimpinan Pendidikan, dan bagaimana kualitas kepribadian pemimpin
10. Metode Penelitian : Penulisan karya ilmiah ini menggunakan metode deskriptif. Data
yang diperoleh melalui observasi dan wawancara langsung dengan Pihak Sekolah.
Teknik pengumpulan data dilakukan berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan
dengan mengidentifikasi semua peristiwa penting yang mempunyai hubungan dengan
objek penelitian. Tujuan pengamatan adalah untuk mengetahui dan mendapatkan
gambaran yang lebih lengkap mengenai objek yang diteliti.
11. Pembahasan :
Definisi Kepemimpinan Pendidikan
Istilah leadership atau kepemimpinan sejatinya memiliki sudut pandang yang luas
dan beragam, sebagaimana Haris (2013, h. 13) mengatakan “Tidak ada defenisi yang
baku mengenai kepemimpinan tersebut”. Dalam pengertian yang sangat lugas,
Makawimbang (2012, h. 6) mendefenisikan “Kepemimpinan sebagai kapabilitas yang
dipunyai oleh individu dengan tujuan membujuk orang lain”. Secara praktis, dipahami
sebagai kegiatan penataan dalam bentuk kemampuan untuk mempengaruhi tingkah
laku orang lain supaya bisa bekerja sama dengan baik dalam situasi tertentu.
Kepemimpinan juga diartikan sebagai kepiawaian atasan dalam menjalankan peran
kepemimpinannya dengan tujuan agar bawahannya bergerak berdasarkan keputusan
yang telah ditetapkan. Orang-orang yang bergerak atau melakukan kegiatan dalam
sebuah organisasi harus mengacu kepada tujuan organisasi tersebut. Seorang
pemimpin merupakan sosok individu yang dipandang memiliki kelebihan dalam hal
kewenangan dan kekuasaan tertentu, menyangkut program jangka pendek maupun
jangka panjang (Suryadi, 2010). Educational leadership adalah juga kesanggupan
pimpinan dalam menggerakkan orang lain secara sukarela agar tujuan pendidikan
dapat dicapai (Soetopo dan Soemanto dalam Nasution, 2015). Lengkapnya, Fatonah
(2017, h. 114) mengatakan “Kepemimpinan terkhusus dalam ranah kependidikan
dimaknai sebagai kesanggupan seorang individu dalam membimbing, menggerakkan

10
dan mengarahkan anggota atau bawahannya berkenaan dengan implementasi proses
pendidikan dan pengajaran dalam rangka mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.”
Dari berbagai pengertian dan penjelasan para ahli tersebut, dapat dipahami bahwa
leadership pendidikan berkaitan dengan kemahiran atau keahlian seorang pimpinan
dalam memengaruhi dan mengerahkan para guru serta semua orang yang berada
dalam naungan sekolah, tidak terkecuali warga masyarakat agar secara aktif ikut
berpartisipasi melaksanakan dan mengembangkan berbagai kegiatan pendidikan
secara optimal dan berkesinambungan demi tercapainya tujuan pendidikan yang
diinginkan.

Fungsi Kepemimpinan Pendidikan


Fungsi manager meliputi kemampuan dalam menyusun program, kemampuan
dalam menyusun organisasi kepegawaian, menggerakkan staf, kemampuan dalam
mengoptimalkan daya institusi pada lembaga pendidikan yang ditempati.
Fungsi administrator, meliputi kemampuan dalam mengelola segala administrasi
yang menyangkut proses belajar mengajar, kemampuan mengelola bimbingan dan
konseling, kesiswaan, ketenagaan, keuangan, sarana dan prasarana, mengelola
administrasi persuratan.
Fungsi supervisor bermakna kepala sekolah bertindak sebagai manajer. Fungsi
leader bermakna kepala sekolah menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai
inovator dan motivator. Terakhir, fungsi inovator dan motivator, pada fungsi ini
kepala sekolah menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai leader
Khamdani (2014) mengemukakan fungsi utama pemimpin pendidikan sebagai
berikut: (1) Mampu menciptakan suasana kerja sama dan persaudaraan yang baik.
Sehingga pekerjaan yang dijalani terasa mudah; (2) Mampu mengorganisir bawahan
sehingga tujuan dapat tercapai: (3) Mampu membuat prosedur kerja untuk kelompok
dengan melihat lingkungan sekitar sehingga dapat memilih prosedur yang lebih
efektif dan efisien; (3) Bertanggung jawab dalam menangani kasus bersama kelompok
dan adil dalam memimpin kelompok.

Kualitas Kepribadian Pemimpin “Besar”


Kualitas kepribadian pemimpin yang ideal penting dimiliki oleh seorang
pemimpin, tidak terkecuali pemimpin pendidikan. Seorang pemimpin harus mampu
bertemu sesering mungkin dengan para anggota organisasi pendidik dan tenaga

11
pendidik lainnya; bahkan jika perlu dengan staf lainnya seperti cleaning service,
driver, security, dan kantin. Pertemuan dimaksud tidak harus selalu secara formal
coffee morning, tapi dapat melalui percakapan ringan “bermakna”. Seorang pemimpin
juga harus mampu merangkul anggota atau bawahannya dari semua lini tanpa
membedakan fungsi dan posisi masing-masing. Di samping itu, pemimpin juga harus
mampu mengarahkan anggota atau bawahannya secara “ing ngarso sung tulodo, ing
madyo mangun karso, tut wuri handayani” (Ki hajar Dewantara). Artinya, pemimpin
harus mampu mengarahkan, menyemangati, dan mendorong para pendidik, tenaga
kependidikan, dan para staf lainnya yang memiliki semangat dan motivasi tinggi
dalam bekerja; yang masih belum optimal dalam bekerja, bahkan yang masih malas).
Terakhir, seorang pemimpin tidak diharapkan untuk “overconfidence” dalam
melakoni kepemimpinannya. Sikap overconfidence dapat menjerumuskan pemimpin
kepada perilaku "lalai/lengah". Lengah dan lalainya pemimpin karena overconfidence
tersebut akan berakibat pada gagalnya rencana yang telah disusun matang dan dapat
berujung pada tujuan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan/targetkan. Kualitas
kepribadian yang dapat menjadikan seseorang sebagai pemimpin besar dicirikan
sebagai berikut, yaitu: fokus pada apa yang dilakukan (focus); memiliki rasa percaya
diri yang baik (confidence); transparan pada hal-hal yang memang seharusnya jujur
(transparency); memiliki integritas tinggi terhadap komitmen (integrity); dapat
menginspirasi bawahan dan atau orang lain (inspiration): memiliki obsesi/keinginan
kuat untuk sukses (passion); inovatif (innovative); sabar, (patience); tabah (stoicism);
tidak sembrono (wonkiness); otentik/keaslian (authenticity); berpikiran terbuka (open-
mindedness); tegas dalam berkeputusan dan bertindak (decisiveness): berkepribadian
(personableness); memberdayakan. (empowerment); mampu membangun budaya
(optimis positivity); murah hati (generosity); gigih, ulet (persistence); memiliki
wawasan luas (insightfulness); mampu berkomunikasi dengan baik dengan bawahan
dan orang lain. (communication): dapat dipertanggungjawabkan (accountability), dan
resah ketika bawahan memiliki masalah dan tidak mampu mereka selesaikan
(restlessness).
12. Kelebihan : Pemaparan materi sudah lengkap dan juga penjelasan disetiap paragraf
tidak terlalu panjang sehingga tidak mudah bosan membacanya
13. Kekurangan : jurnal ini memang sudah lengkap dan bisa di jadikan referensi namun
penggunaan bahasa nya yang masih banyak menggunakan bahasa asing sehingga
tidak mudah dimengerti oleh pembaca, dan juga penulisannya yang kurang rapi.

12
14. Rekomendasi : jurnal ini hampir tidak memiliki kelemahan sudah sangat bagus
namun hanya pemaparan paragraf saja yang perlu di perbaiki selain itu semua sudah
sangat bagus dan bermanfaat bagi pembaca.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan dan penilaian kedua jurnal dengan jurnal utama yaitu berjudul
Kepemimpinan Lembaga Pendidikan Islam (Ushansyah) dan jurnal Pembanding yaitu
Kepemimpinan Pendidikan dan Essentials Traits (Ermi Sola) Berdasarkan penyajian,
penyusunan tulisan dan metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian. Maka
penyusun dapat memberikan kesimpulan bahwa jurnal utama lebih baik dibandingkan jurnal
pembandingnya karena jurnal dalam jurnal pembanding bahasa yang digunakan masih susah
untuk dimengerti

B. Saran

13
Dalam cjr yang saya buat apabila nantinya terdapat kesalahan mungkin karena kekeliruan
dan keteledoran saya dalam membuatnya, saya selaku penulis memohon maaf yang sebesar-
besarnya. Karena, saya bukanlah makhluk yang sempurna dan yang sempurna hanya Allah
Swt. Maka dari itu saya menghimbau kepada teman-teman mahasiswa/(i) untuk turut
berpartisipasi dalam memberikan keritik, saran, dan masukan yang membangun buat kami
kedepannya nanti, semoga cjr yang saya buat bisa memberikan manfaat buat kita semua.

14

Anda mungkin juga menyukai