Proposal Echa (Pak Ardi)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN

KEPATUHAN PENGENDALIAN TEKANAN DARAH


PADA PENDERITA HIPERTENSI PRIMER

Oleh:
PUTU ECHA LEONA SETIAWAN
NIM. 203213230

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA BALI DENPASAR
2023
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Hipertensi merupakan masalah utama dalam Kesehatan masyarakat, yang umumnnya


dialami oleh lansia. Penyakit ini tidak menampakan gejala tetapi begitu penyakit ini
diderita, maka tekanan darah pasien harus di pantau dengan rutin. Hal ini dilakukan
untuk mengantisipasi tekanan darah yang naik dan akan menimbulkan gejala yang
berkelanjutan seperti penyakit jantung coroner, stroke ( Yogiantoro,2016)

Berdasarkan data World Health Organization( WHO ) dilaporkan pada tahun 2015
sekitar 1,13 miliar orang didunia menyandang hipertensi, yang artinnya 1 dari 3 orang di
dunia terdiagnosis hipertensi. Jumlah hipertensi terus meningkat setiap tahunnya, di
perkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 miliar orang terkena hipertensi dan setiap
tahunnya 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya, (WHO,2020).
Berdasarkan riskesdas 2018 prevalensi berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk
usia 18 tahun sebesar 34,1%, tertinggi dikalimantan selatan sebesar 44,1%, dan terendah
di papua sebesar 22,2% sedangkan provinsi bali sebesar 29,9% (Riskesda,2018).
Berdasarkan data dari dinas Kesehatan provinsi bali di laporkan kasus hipertensi di bali
pada tahun 2018 sebanyak 728.192 kasus, dengan kasus terbanyak terdapat di kabupaten
gianyar, yaitu sebanyak 284.744 kasus (39,1%) ( Dinas Kesehatan Provinsi Bali,2019).
Pada UPTD puskesmas ubud 1 jumlah kasus hipertensi di tahun 2019 dilaporkan
sebanyak 2.889 dengan jumlah hipertensi primer dilaporkan sebanyak 2.577 ( UPTD
Puskesmas Ubud 1,2019). Kasus hipertensi primer merupakan penyakit terbanyak ktiga
setelah ISPA dan Faringitis di UPTD Puskesmas Ubud 1. Berdasarkan data rekam medis
di UPTD Puskesmas Ubud 1 tahun 2020, kasus kunjungan hipertensi primer dalam 3
bulan terakhir sebanyak 657 dan kasus individu di bulan juli sebanyak 110 orang.

Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dikategorikan menjadi hipertensi


primer ( hipertensi esensial) dan hipertensi sekunder ( hipertensi non esensial ).
Hipertensi primer merupakan hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui ( idiopatik ),
walaupun dikaitkan dengan kombinasi factor gaya hidup seperti kurang gerak dan pola
makan, terjadi sekitar 90% penderita hipertensi ( Kemenkes RI,2014). Penyakit
hipertensi akan menjadi masalah yang serius jika tidak segera di tangani. Hipertensi
merupakan penyakit kronis yang perlu pengobatan secara rutin. Mengontrol tekanan
darah secara teratur dapat mencegah akibat lanjut atau komplikasi yang mungkin terjadi
pada penderita hipertensi dampak jika hipertensi berlangsung dalam jangka waktu yang
lama ( persisten ) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal ( gagal ginjal), jantung
(penyakit jantung coroner) dan otak (menyebabkan stroke)mbila tidak dideteksi secara
dini dan mendapat pengobatan yang memadai,dan hipertensi menjadi tidak terkontrol
dan jumlahnya terus meningkat (Andria,2013). Menurut (Nugraha,2020) dampak dari
hipertensi yang tidak mendapatkan penanganan yang baik menyebabkan komplikasi
stroke, diabetes gagal ginjal dan kebutaan. Stroke sebesar 51% dan jantung coroner
sebesar 45% yang merupakan penyebab kematian tertinggi.
Upaya yang dilakukan pemerintah terhadap pengobatan hipertensi melalui revitalisasi
puskesmas untuk pengendalian PTM (Penyakit Tidak Menular) melalui peningkatan
sumber daya tenaga Kesehatan yang professional dan kompeten dalam pengendalian
PTM, upaya pencegahan dan penanggulangan hipertensi dimulai dengan meningkatkan
keasadaran masyarakat dan perubahan pola hidup kea rah yang lebih sehat.
Pengendalian tekanan darah bisa dilakukan melalui peraturan makan, berhenti merokok,
pengaturan berat badan, aktivitas dan olahraga yang teratur dan sesuai, manajemen
setres serta kepatuhan mengkonsumsi obat sesuai yang di anjurkan oleh dokter.
Beberapa usaha yang telah dilakukan oleh tenaga Kesehatan yaitu penyuluhan,
pembentukan kelompok prolanis ( program pengelolaan penyakit kronis), konsultasi,
sampai dengan pendamping oleh kader Kesehatan, namun usaha tersebut berdampak
optimal (Kurniawati,2019).

Kepatuhan terhadap pengendalian tekanan darah merupakan factor yang sangat


penting terhadap keberhasilan pengobatan pasien hipertensi. Kepatuhan serta
pemahaman yang baik dalam menjalankan terapi mempengaruhi tekanan darah dan
secara bertahap guna mencegah terjadinya komplikasi. Tekana darah yang terkontrol
berarti suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang dapat dikontrol dalam batas
normal dengan obat dan perubahan gaya hidup (Dramawan,2018). Pengendalian
hipertensi pada pasien dapat ditingkatkan atau dapat berhasil dengan baik dengan
adannha dukungan keluarga untuk mengawasi anggota pasien dalam program
pengendalian tekanan darah pada pasien hipertensi (Nugraha,2020).

Keluarga bisa memberikan dukungan kepada penderita hipertensi, bukan hanya dalam
bentuk mengantar anggota keluarga yang sakit saat berobat ke fasilitas kesehtan, nsmun
juga memberi cinta, perhatian dan bantuan yang dibutuhkan oleh pasien
(Kurniawati,2019). Dukungan keluarga merupakan suatu bentuk yang melayani yang
dilakukan oleh keluarga, baik dalam bentuk dukungan emosional (perhatian dan kasih
saying), dukungan penghargaan (menghargai dan memberikan umpan balik positif),
dukungan informasi (saran,nasihat,dan informasi) serta dukungan instrumental (bantuan
tenaga,uang dan waktu). Adannya dukungan keluarga akan memberikan kekuatan dan
penciptaan suasana saling memiliki satu sama lain pada anggota keluarga tersebut dalam
memenuhi kebutuhan, hal ini merupakan strategi preventif yang paling baik untuk
meningkatkan dukungan keluarga yang adekuat dalam membantu anggota dalam
mempertahankan kesehatannya(Handayani & Wahyuni,2012). Dukungan keluarga
terbukti memiliki keterkaitan yang kuat dan kepatuhan penderita hipertensi minum obat
dan melakukan usaha pengendalian tekanan darah yang lain, dimana semakin baik
dukungan yang diberikan oleh keluargakepada penderita hipertensi,semakin baik
kepatuhan penderita. Selanjutnya, semakin baik kepatuhan penderita dalam melakukan
usaha pengendalian tekanan darah, semakin terkontrol tekanan darah pasien
(Kurniawati,2019). Beberapa penelitian telah dilakukan terkait dengan hipertensi. Salah
satunnya tentang dukungan keluarga. Pada penelitian ningrum (2019) dengan judul
”Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat Pasien Hipertensi di
Puskesmas Seyegan Sleman Yogyakarta” mengungkapkan bahwa ada hubungan
dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pasien hipertensi. Penelitian yang di
lakukan oleh Nugraha (2020) dengan judul “ Hubungan dukungan kluarga pada pasien
dengan tekanan darah tinggi dalam pengendalian Hipertensi di wilayah kerja puskesmas
Panjang kota Bandar Lampung “ mengungkapkan adanya hubungan dukungan kluarga
pada pasien dengan tekanan darah tinggi dalam pengendalian darah tinggi,
perbedaannya pada tempat penelitian yang di gunakan .

Berdasarkan study pendahuluan yang peneliti lakukan, pada bulan agustus 2020 di
UPTD Puskesmas Ubud I dengan melakukan wawancara terhadap 10 orang penderita
hipertensi primer didapatkan sebanyak 9 orang yang mengatakan jarang mendapatkan
perhatian kasih saying, di hargai memberikan umpan balik positif, memberikan saran ,
nasehat, informasi serta bantuan tenaga, uang dan waktu dari keluarganya, sedangkan 1
orang yang mengatakan mendapatkan perhatian, kasih saying, di harai, memberikan
umpan balik positif, memberikan saran, nasihat, informasi serta banuan tenaga, uang
dan waktu dari kluarganya. Dari 10 orang tersebut sbanyak 8 orang yang tekanan
darahnya tidak terkontrol ( >140/100 mmHg ) dan sebanyak 2 orang yang tekanan
darahnya terkontrol (<140/90 mmHg ) .

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang


hubungan dukungan kluarga dengan kepatuhan pengendalian teknanan darah pada
penderita hipertensi primer di wilayah kerja UPTD Puskesmas Ubud I.

1.2 Rumusan masalah penelitian


Berdasarkan latar blakang di atas maka di rumusknan masalah penelitan sebagai
berikut :”Apakah ada hubungan dukungan kluarga dengan kepatuhan pengendalian
tekanan darah pada penderita hipertensi primer di wilayah kerja UPTD Puskesmas Ubud
I.

1.3 Tujuan penelitian


Mengetahui hubungan dukungan kluarga dengan kepatuhan pengendalian tekanan
darah pada penderita hipertensi primer di wilayah kerja UPTD Puskesmas Ubud I.
Tujuan khusus
1. Mengidentifikasi dukungan kluarga pada penderita hipertensi primer di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Ubud I.
2. Mengidentifikasi kepatuhan pengendalian tekanan darah pada penderita
hiprtensi primer di wilayah kerja UPTD Puskesmas Ubud I.
3. Menganalisi hubungan dukungan kluarga dengan kepatuhan pengendalian
tekanan darah pada penderita hipertensi primer di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Ubud I.
1.4 Manfaat penelitian
Di harapkan hasil penlitian ini dapat memberikan kontribusi akademis bagi
pengembangan teori tentang hubungan dukungan kluarga dengan kepatuhan
pengendalian tekanan darah pada penderita hipertensi primer dan bagi peneliti
selanjutnya, diharapkan hasil penelitian ini dapat di gunakan sbagai dasar
melaksanakan penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai