BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk mendapatkan suatu definisi yang dapat dipahami dengan baik dari
pengertian pemodelan sistem, maka dari kita harus mengetahui secara mendalam
apa arti sebenarnya dari dua kata tersebut, yakni pemodelan (model) dan sistem.
Model adalah rencana, representasi, atau deskripsi yang menjelaskan suatu objek,
sistem, atau konsep yang sering kali berupa penyederhanaan atau idealisasi.
Pemodelan adalah proses untuk membuat sebuah model dari sistem.
Model adalah representasi dari sebuah bentuk nyata, sedangkan sistem adalah
saling ketegantungan antar elemen yang membangun sebuah kesatuan, biasanya
dibangun untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan suatu pemodelan adalah untuk
menganalisa dan memberi prediksi yang dapat mendekati kenyataan sebelum
sistem diterapkan dilapangan. Kesulitan untuk memprediksi dan mengamati
proses tertentu pada lapangan akan menjadi persoalannya, dimana model dapat
memformulasikan sebuah proses tertentu namun tidak memungkinkan untuk
melakukan analisa untuk mendapatkan solusi tepat sehingga perlu dikatakan lagi
perbandingan atau validasi antara pemodelan matematik dengan kondisi lapangan.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa saja karakteristik sistem yang baik?
2. Bagaimana pemodelan sistem berpengaruh terhadap model konseptual?
1.3 Tujuan Masalah
Adapun maksud dan tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui apa saja karakteristik sistem yang baik
2. Untuk mengetahui pemodelan sistem berpengaruh terhadap model
konseptual.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem
Sistem adalah sekelompok komponen dan elemen yang digabungkan
menjadi satu untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem berasal dari bahasa Latin
(systema) dan bahasa Yunani (sustema) adalah suatu kesatuan yang terdiri
komponen atau elemen yang dihubungkan bersama unttuk memudahkan aliran
informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Istilah ini sering
dipergunakan untuk menggambarkan suatu setentitas yang berinteraksi, dimana
suatu model matematika seringkali bisa dibuat.
Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan
yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh
umum misalnya seperti negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa
elemen kesatuan lain seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga
membentuk suatu negara dimana yang berperan sebagai penggeraknya yaitu
rakyat yang berada dinegara tersebut.
2.2 Klasifikasi Sistem
Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dan
komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus
yang terjadi didalam sistem tersebut. Sistem dapat diklasifikasikan kedalam
beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:
1. Sistem Statis dan Dinamis. Sistem statis merupakan sistem yang
direncanakan, dibangun dan diimplementasikan hanya pada satu tahap
saja. Sistem dinamis merupakan sistem yang mempunyai perilaku dasar
steady state dan growth state yang dinamis. Steady state merupakan
perilaku pada sistem yang terus melakukan perubahan untuk tumbuh baik
secara negative dan positif. Kedua model merupakan jenis model yang
memiliki situasi yang berhubungan terhadap waktu. Model statis 77
dinamika Teknik Januari menjelaskan sebuah hubungan yang jika berubah
terhadap waktu sementara modal dinamis berhubungan dengan inteSistem
deterministik dan skokastik.
3. Sistem deterministik merupakan sistem terbentuk dari sumber data
masukan yang tertentu dan dalam proses serta outputnya juga
menghasilkan keluaran tertentu yang sedikit atau tidak mengandung nilai
random atau probabilistik. Sistem stokastik merupakan suatu bentuk
sistem yang memiliki komponen probabilitas atau dapat dikatakan bahwa
dalam sistem ini di daerah beberapa komponen random terutama pada
input datanya.
4. Sistem diskrit dan kontinyu. Sistem diskrit merupakan sistem dengan
variabel keadaan yang mengalami perubahan langsung pada titik terpisah
dalam rentang waktu tertentu. Sistem kontinu merupakan suatu sistem
dimana aktivitas-aktivitas dominan menyebabkan perubahan yang halus
pada atribut dan entitas sistem.
2.3 Ciri-ciri Sistem
Sistem tata cara beberapa ciri-ciri sistem yang dapat diketahui untuk dapat
dijadikan sebagai informasi pengetahuan. Di mana, berikut merupakan beberapa
ciri-ciri sistem secara umum:
1. Memiliki Tujuan, kenapa dikatakan sebagai goals yang harus tercapai.
Dalam konteks apapun, tujuan selalu ada. Begitu juga dalam sistem, sistem
tentu akan memiliki sebuah tujuan bergantung dari dalam aspek apa sistem
tersebut digunakan. Perbedaan penggunaan sistem dalam suatu bidang
dapat mempengaruhi tujuan dari sistem tersebut.
2. Memiliki Batas, batas merupakan salah satu ciri yang dimiliki oleh
sistem. Gimana batas merupakan suatu batas sebuah sistem untuk
menunjukkan adanya pemisahan antara sistem dengan lingkungan
eksternalnya. Dengan adanya batasan nilai sistem dapat ditentukan
konfigurasinya, ruang lingkupnya, dan kemampuan dari sistem itu sendiri.
3. Subsistem, menggambarkan adanya sebuah sistem yang saling terkait dan
berhubungan satu sama lain. Sayangnya dalam proses persiapan tujuan
akan lebih mudah.
4. Ada keterikatan, dalam sebuah sistem pasti akan memiliki keterkaitan
antara subsistem atau komponen lain yang mendukung. Hari ini agak
tujuan dari sistem tersebut lebih mudah dicapai.
2.4 Karakteristik Sistem
Karakteristik sistem analisis mempunyai komponen dalam bentuk
penyederhanaan dari sebuah elemen dan komponen yang sangat kompleks untuk
mengubah pemahaman dari informasi yang dibutuhkan. Karakteristik dari pada
pemodelan sistem, adalah sebagai berikut:
1. Dibuat adalah membuat grafis dan tambahan keterangan secara tekstual.
2. Dapat diamati dengan pola top- down dan partitioned.
3. Memenuhi prasyaratan minimal redundancy.
4. Presentasikan tingkah laku sistem dengan cara yang transparan.
Dari karakteristik pemandangan di atas, kenapa diambil kesimpulan bahwa
model itu seperti gambar sehingga dapat memudahkan customer dan dilengkapi
juga dengan keterangan dari gambar atau grafis tersebut. Alur dari proses model
tersebut dapat dilihat dan diamati, syarat minimal reudansi dan yang terpenting
adalah dapat mempresentasikan proses daripada sistem yang dibuat dan dapat
dipahami oleh customer. Menurut Grady Booch, James Rumbaugh dan Ivar
Jacobson prinsip dari pemodelan adalah:
1. Memilih model apa yang digunakan, bagaimana masalahnya dan
bagaimana juga solusinya.
2. Setiap model dapat dinyatakan dalam tingkatan yang berbeda.
3. Model yang terbaik adalah yang berhubungan dengan realitas.
4. Tidak pernah denger tunggal yang cukup, setiap sistem yang baik
memiliki serangkaian model kecil yang independen.
Prinsip pembuatan sistem tidak terlalu menitik beratkan kepada bentuk
model apa untuk merancang sebuah sistem, bentuk model ini bebas, bisa
menggunakan bentuk apa saja, sesuai dengan keinginan kita, contohnya bisa
berupa narasi, prototipe, maupun gambar, yang terpenting adalah harus mampu
merepresentasikan visualisasi bentuk sistem yang diinginkan oleh user, karena
sistem akhir yang dibuat dari user akan diturunkan dari hasil model tersebut.
2.5 Karakteristik Pemodelan Sistem yang Baik
1. Tingkat Generalisasi
Semakin tinggi tingkatan generalisasi suatu model, maka semakin baik,
sebab kemampuan model dalam memecahkan masalah semakin besar.
2. Mekanisme transparansi
Suatu model dikatakan baik jika kita dapat melihat mekanisme suatu model
dalam pemecahan masalah. Menerangkan kembali malam tersebut tanpa
ada yang disembunyikan.
3. Potensial untuk dikembangkan suatu model yang berhasil biasanya
mampu membangkitkan interest peneliti lain untuk menyelidikannya lebih
lanjut. Dan membuka kemungkinan pengembangannya menjadi model
yang lebih kompleks untuk menjawab masalah sistem nyata.
4. Peka terhadap perubahan asumsi hal ini menunjukkan bahwa proses
pemodelan tidak pernah berakhir (selesai), selalu memberi celah untuk
membangkitkan asumsi.
2.6 Model Konseptual
Model Konseptual adalah suatu kerangka kerja konseptual, sistem atau
skema yang menerangkan tentang serangkaian ide produk tentang keterlibatan
individu, kelompok, situasi atau kejadian, terhadap suatu ilmu dan
pengembangannya.
Antara model dan teori ada suatu kesamaan dalam pengertian, namun
sebenarnya ciri-ciri model konseptual berbeda dalam beberapa hal diantaranya
pada tingkat abstraknya.
Model konseptual memakai sistem dengan abstrak yang tinggi dari
model konsep global dan dalil-dalil.
Model konseptual tidak dapat diuji secara langsung karena konsepnya
tidak terdefinisi secara operasional, namun hubungannya dapat
terobservasi.
Sebuah model konseptor merupakan representasi, yang terbuat dari
susunan konsep yang digunakan untuk membantu orang tahu, mengerti, atau
mensimulasikan objek model mewakili. Ini juga merupakan seperangkat konsep.
Sebaliknya, model fisik adalah objek fisik; misalnya, model mainan yang
mungkin dirakit, dan dapat dibuat berfungsi seperti benda yang diwakilinya.
Model konseptual dapat merujuk pada mobil yang terbentuk setelah proses
konseptualisasi atau generalisasi. Model konseptual seringkali merupakan
abstraksi dari hal-hal di dunia nyata, baik fisik maupun sosial. Studi semantik
relevan dengan berbagai tahap pembentukan konsep. Semantik pada dasarnya
adalah tentang konsep, makna yang diberikan makhluk berpikir kepada berbagai
elemen pengalaman mereka.
2.7 Sifat Model Konseptual
Istilah model konseptual adalah normal. Ini bisa berarti “model konsep”
atau bisa juga berarti “model yang konseptual”. Perbedaan dapat dibuat antara
model apa dan modelnya dibuat. Dengan pengecualian mengambil ikonik, seperti
model skala Katedral Winchester, sebagian besar model adalah konsep. Tetapi
mereka, sebagian besar, dimaksudkan untuk menjadi model keadaan dunia nyata.
Nilai model biasanya berbanding lurus dengan seberapa bayi model itu sesuai
dengan keadaan masa lalu, sekarang, masa depan, aktual, atau potensial. Sebuah
model konsep sangat berbeda karena untuk menjadi model yang baik tidak perlu
ada korespondensi dunia nyata.
Dalam model konseptual kecerdasan buatan dan grafik persatuan
digunakan untuk membangun sistem pakar dan sistem berbasis pengetahuan, di
sini para analis berkepentingan untuk mewakili pendapat ahli tentang apa yang
benar bukan gagasan mereka sendiri tentang apa yang benar.
2.8 Ruang Lingkup Model Konseptual
Model konseptual (model yang konseptual) memiliki rentang tipe dari
yang lebih konkret, seperti Citra mental dari objek fisik yang sudah dikenal
hingga ke generalitas formal dan keabsahan model matematika yang tidak tampak
dalam pikiran sebagai citra. Model konseptual juga beragam dalam hal ruang
lingkup materi pelajaran yang mereka wakili. Sebuah model dapat misalnya
mewakili satu hal misalnya patung liberty), seluruh kelas benda (misalnya
elektron), dan bahkan domain materi pelajaran yang sangat luas seperti alam
semesta fisik. Keragaman dan ruang lingkup adalah konseptual disebabkan oleh
keragaman tujuan yang dimiliki oleh orang yang menggunakannya.
Pemodelan konseptual adalah aktivitas mendeskripsikan secara formal
beberapa aspek dunia fisik dan sosial di sekitar pemahaman dan komunikasi.
2.9 Tujuan Model Konseptual
Tujuan utama model konseptual adalah untuk menyampaikan prinsip-
prinsip dasar dan fungsionalitas dasar dari sistem yang diwakilinya. Selain itu,
model konseptual harus dikembangkan sedemikian rupa untuk memberikan
interpretasi sistem yang mudah dipahami bagi pengguna model.
Model konseptual, jika diterapkan dengan benar, harus memenuhi empat
tujuan fundamental yaitu:
1. Meningkatkan pemahaman individu tentang sistem perwakilan.
2. Memfasilitasi penyampaian detail sistem yang efisien antara pemangku
kepentingan.
3. Memberikan titik acuan bagi perancang sistem untuk mengekstrak
spesifikasi sistem.
4. Dokumentasikan sistem interferensi di masa mendatang dan sediakan
sarana untuk kolaborasi.
Gambar 2.1 Siklus Model Konseptual
Model konseptual memainkan peran penting dalam siklus hidup
pengembangan sistem secara keseluruhan. Gambar 2.1 di atas, menggambarkan
peran modal konseptual dalam skema pengembangan sistem yang khas. Jelas
bahwa jika model konseptual tidak sepenuhnya dikembangkan, eksekusi properti
sistem fundamental mungkin tidak dapat diimplementasikan dengan baik,
sehingga menimbulkan masalah atau kekurangan sistem di masa mendatang.
Kegagalan ini memang terjadi di industri dan telah dikaitkan dengan kurangnya
masuk pengguna, persyaratan yang tidak lengkap atau tidak jelas, dan persyaratan
yang berubah. Tautan lemah dalam desain sistem dan proses pengembangan dapat
ditelusuri ke pelaksanaan yang tidak tepat dari tujuan dasar pembuatan
konseptual. Pentingnya pemuda dan konseptual terbukti ketika kegagalan
sistemik tersebut diatasi dengan pengembangan sistem yang menyeluruh dan
kepatuhan pada tujuan/teknik pengembangan yang telah terbukti.
2.10 Karakteristik Sistem
a. Komponen Sistem (Components)
suatu sistem terdiri dari sejumlah komponenyang saling berinteraksi, yang
bekerja sama membentuk satu kesatuan.
Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk
subsistem.
Setiap subsistem memiliki sifat-sifat dari sistem yang menjalankan suatu
fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar, yang disebut
dengan Supra Sistem.
b. Batasan Sistem (Boundary)
Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem
dengan sistem lainnya atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan
sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan
yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
c. Lingkungan Luar Sistem (Environment)
Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang
mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut dengan lingkungan luar
sistem.
d. Penghubung Sistem (Interface)
Sebagai media yang menghubungkan subsistem dengan subsistem lain.
Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu
subsistem ke subsistem yang lain.
Keluaran suatu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem yang
lain dengan melewati penghubung.
e. Masukan Sistem (Input)
Dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input).
Contoh : pada sistem komputer, program adalah maintenance input yang
digunakan untuk mengoperasikan komputer, data adalah signal input yang
akan diolah menjadi informasi
f. Keluaran Sistem (Output)
Hasil masukan sistem yang diolah dan diklasifikasikan. Keluaran ini
merupakan masukan bagi subsistem lain.
g. Pengolah Sistem (Proses)
Suatu sistem akan dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah
masukan menjadi keluaran.
h. Sasaran Sistem (Objective)
Sistem mempunyai sasaran yang pasti dan bersifat deterministik. Suatu
sistem dapat dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang
telah direncanakan.
2.11 Konsep Dasar Informasi
Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah untuk digunakan
dalam proses pengambilan keputusan.
Informasi dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian :
1. Informasi Strategis
Informasi ini digunakan untuk mengambil keputusan jangka panjang,
mencakup
informasi eksternal, rencana perluasan perusahaan dan sebagainya.
2. Informasi Taktis
Informasi ini dibutuhkan untuk mengambil keputusan jangka menengah,
seperti
informasi trend penjualan yang dapat dimanfaatkan untuk menyusun rencana
penjualan
3. Informasi Teknis
Informasi ini dibutuhkan untuk keperluan operasional sehari-hari, seperti
informasi persediaan barang, laporan kas harian.
Fungsi utama informasi adalah menambah pengetahuan atau mengurangi
ketidakpastian pemakai informasi. Informasi yang disampaikan kepada pemakai
mungkin merupakan hasil dari data yang dimasukkan ke dalam pengolahan.
Dalam kebanyakan pengambilan keputusan yang kompleks, informasi hanya
dapat menambah kemungkinan kepastian atau mengurangi bermacam-macam
pilihan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Karakteristik daripada pemodelan sistem, adalah sebagai berikut:
Dibuat dalam bentuk grafis dan tambahan keterangan secara tekstual.
Dapat diamati dengan pola top- down dan partitioned.
Memenuhi persyaratan minimal redundansy.
Dapat mempresentasikan tingkah laku sistem dengan cara yang
transparan.
2. Model konseptual jika diterapkan dengan benar, harus memenuhi 4 tujuan
fundamental yaitu:
Meningkatkan pemahaman individu tentang sistem perwakilan.
Memfasilitasi penyampaian detail sistem yang efisien antara pemangku
kepentingan.
Memberikan titik acuan bagi perancang sistem untuk mengekstrak
spesifikasi sistem.
Dokumentasikan sistem untuk referensi di masa mendatang dan
sediakan sarana untuk kolaborasi.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan kepada pembaca dapat menambah wawasan pengetahuan dan
memberi masukkan terkait dengan karakteristik sistem.
2. Berdasarkan hasil diskusi dari kelompok kami, maka kami menyadari
masih terdapat banyak keterbatasan dan kekeliruan yang ada dalam
makalah ini.