PTK IPAH LATIPAH-DRILLl KELAS 2 SD 2017-2018
PTK IPAH LATIPAH-DRILLl KELAS 2 SD 2017-2018
PTK IPAH LATIPAH-DRILLl KELAS 2 SD 2017-2018
PENDAHULUAN
memberi rasa aman memberikan ruang pada siswa untuk berpikir aktif, kreatif,
itu akan dirasakan oleh siswa ketika ia belajar dan terlibat dalam proses
pembelajaran.
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap
orang sepanjang hidupnya. Hasil dari belajar adalah adanya perubahan sikap dan
tingkah laku pada diri orang itu disebabkan terjadinya perubahan pada tingkat
obat- obatan. Pengaruh tersebut harus bersifat relatif permanen,tahan lama dan
1
2
berkomunikasi.
merupakan salah satu aspek dari kemampuan berbahasa lainnya. Standar isi
Oleh sebab itu, kemampuan seseorang dalam memahami isi bacaan sangat
berkaitan erat dengan cara atau teknik seseorang dalam membaca. Ketika
seorang anak telah memasuki usia sekolah, maka perlu perhatian yang serius
mampu yang bearti kuasa, sanggup melakukan sesuatu. Berdasarkan kata dasar
mampu, kemampuan dapat diartikan sebagai suatu keadaan atau kondisi yang
bacaan.
masalah kesulitan belajar siswa. Kesulitan tersebut muncul karena siswa tidak
ada yang tidak mau mengikuti arahan dari guru. Disaat guru mengajak mereka
untuk belajar membaca siswa banyak yang tidak merespon terhadap apa yang
diajarkan, mereka sibuk memainkan alat tulisnya sendiri. Bahkan ketika guru
Guru dalam era teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini bukan
manajer belajar. Hal tersebut mengandung arti setiap guru diharapkan mampu
siswa, menggunakan multi media, multi metode, dan multi sumber agar
yang disampaikan oleh sumber pesan kepada penerima pesan. Kemudian media
dapat dibagi dalam berbagai macam, salah satunya adalah media visual.
Media visual merupakan penyampaian pesan atau informasi secara teknik dan
kreatif dengan cara menampilkan gambar, grafik serta tata dan letaknya jelas,
sehingga penerima pesan dan gagasan dapat diterima sasaran. Apabila dikaitkan
antara media visual dan pembelajaran maka pembelajaran itu akan menarik,
efektif dan efesien. Dipilih media visual karena peserta didik khususya anak-anak
terutama siswa sekolah dasar masih berfikir konkrit, semua yang guru
utarakan atau sampaikan harus mereka buktikan sendiri dengan mata mereka.
Media visual merupakan sumber belajar yang berisikan pesan atau materi
pelajaran yang dibuat secara menarik dalam bentuk kombinasi gambar, teks,
gerak dan animasi yang disesuaikan dengan usia peserta didik yang dapat
bacaan kemudian hanya menjawab pertanyaan bacaan saja. Hal ini terbukti,
bahwa masih banyak siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan dari bacaan
yang diberikan dengan tepat dikarenakan mereka tidak paham dari bacaan
tersebut. Hal ini diperkuat dari hasil belajar siswa yaitu nilai rapor mereka yang
5
kemampun siswa dalam memahami apa yang dibaca berbeda antara siswa
membaca siswa, salah satunya adalah dengan menggunakan metode drill dalam
memahami teks bacaan. Adapun KKM yang ditetapkan untuk kompetensi dasar
Pandeglang ”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
membaca siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia dikelas II SDN Cadasari 3
D. Manfaat Penelitian
melaksanakan pembelajaran.
E. Penjelasan Istilah
1. Penerapan
Menurut penulis penerapan itu adalah memperagakan sesuatu hal yang sesuai
dengan tujuan.
2. Metode Drill
drill adalah suatu kegiatan dalam melakukan hal yang sama secara
3. Media Visual
Media visual adalah semua alat peraga yang digunakan dalam proses
memegang peran yang penting dalam proses belajar. Media visual dapat
visual dapat diartikan sebagai alat pembelajaran yang hanya bisa dilihat untuk
Menurut penulis media visual adalah semua alat peraga yang digunakan dalam
proses belajar yang bisa dinikmati lewat panca-indera mata. Media visual yang
4. Meningkatkan
5. Kemampuan membaca
berusaha dengan diri sendiri. Kecakapan atau potensi seseorang individu untuk
suatu pekerjaan atau suatu penilaian atas tindakan seseorang. Menurut penulis
bacaan.
BAB ll
KAJIAN TEORITIS
sesuatu, misalnya dalam lari cepat, atletik, berenang, atau berkebun. Sebab itu di
memenuhi tuntutan tersebut ialah metode latihan atau drill ialah suatu
metode yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar dimana siswa
atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. Latihan
Semula metode ini berasal dari Herbart yang terkenal dengan teori
mengulangi saja apa yang sudah diajarkan, bagi murid sebenarnya belum
10
berarti proses belajar. Memang dahulu di sekolah-sekolah lama,
mekanisme
11
11
bagaimana caranya.
Metode drill adalah suatu kegiatan dalam melakukan hal yang sama secara
latihan siap atau drill adalah cara mengajar dengan jalan melatih ketangkasan
atau keterampilan para murid terhadap bahan pelajaran yang telah diberikan.
3
sehinggasiswa memproleh pengetahuan dan keterampilan tertentu. Syaiful
training yang merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan
lugasa/kaku.
Teknik ini dilakukan dengan cara mengajar sekelompok anak didik untuk
bekerja sama dan memecahakan masalah dengan cara mengerjakan tugas yang
diberikan.
memperoleh nilai tambah atau pengetahuan, kecakapan dan sikap sebagai guru.
Dilakukan dengan cara menyuruh anak didik agar belajar sendiri, baik di
belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat
disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut
tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang
belajar mengajar.
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah
berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Dalam bahasa arab media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media juga
terjadinya suatu hubungan, dan membedakan antara media komunikasi dan alat
bantu komunikasi. Dalam konteks ini, media erat kaitannya dengan dunia
komunikasi karena memang media merupakan salah satu bentuk alat untuk
menyampaikan informasi kepada orang lain. Oleh karena itu, dalam hal
Gerlach dan Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis
besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang
Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan
media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar
verbal.
Batasan lain telah pula dikemukakan oleh para ahli yang sebagian
bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.
yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses
belajar siswa dan isi pelajaran. Di samping itu, mediator dapat pula
peran mediasi, mulai dari guru sampai kepada peralatan paling canggih, dapat
perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi, film,
adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan- pesan atau
16
Media Visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak
mengandung unsur suara. Yang termasuk ke dalam media visual adalah film
slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang
dicetak seperti media grafis dan lainnya. Media berbasis visual ( image atau
menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi
ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan
seringkali bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat kompleks, maya dan berada
di balik realitas. Karena itu, media memiliki andil untuk menjelaskan hal-hal
perantara. Bahkan dalam hal-hal tertentu media dapat mewakili kekurangan guru
Namun perlu diingat, bahwa peranan media tidak akan terlihat apabila
kunjungan ke museum atau kebun binatang. Penggunaan gambar clan foto serta
grafik dalam contoh di atas adalah salah satu cara pembelajaran dengan media
basil pembelajaran adalah berkenaan dengan taraf berpikir siswa. Taraf berpikir
berpikir tersebut sebab melalui media pembelajaran hal-hal yang abstrak dapat
1. Media realita adalah adalah benda nyata. Benda tersebut tidak harus
dihadirkan ruang kelas, tetapi siswa dapat melihat langsung ke obyek. Kelebihan
dari media realia ini adalah dapat memberikan pengalaman nyata kepada
2. Model adalah benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan
model untuk mengatasi kendala tertentu sebagai pengganti realia. Misal untuk
memperjelas sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang
simbol untuk menggambarkan struktur dari obyek tertentu secara garis besar.
d) bagan / chart : menyajikan ide atau konsep yang sulit sehingga lebih
mudah dicerna siswa. Selain itu bagan mampu memberikan ringkasan butir-
butir penting dari penyajian. Dalam bagan sering dijumpai bentuk grafis
verbal atau bentuk tertentu yang menggambarkan data kuantitatif. Misal untuk
mempelajari pertumbuhan.
b. Media proyeksi
sebab tata letak ruang kelas tetap seperti biasa, guru dapat bertatap muka dengan
berukuran 35 mm dan diberi bingkai 2X2 inci. Dalam satu paket berisi beberapa
film bingkai yang terpisah satu sama lain. Manfaat film bingkai hampir sama
dengan transparansi OHP, hanya kualitas visual yang dihasilkan lebih bagus.
Sedangkan kelemahannya adalah biaya produksi dan peralatan lebih mahal serta
Bahwa tiap media mempunyai kelebihan dan kelemahannya sendiri. Karena itu
1. Pengertian Membaca
Membaca berasal dari kata dasar baca, yang artinya memahami arti
tulisan. Membaca dalam bahasa arab adalah iqra’ dan dalam bahasa
sesuatu, bacalah alam, tanda-tanda zaman, sejarah, diri sendiri, yang tertulis dan
tidak tertulis. Seperti yang dijelaskan dalam Al-Quran surat Al-‘alaq ayat 1 Allah
berfirman:
Maksud dari ayat tersebut Allah Swt telah mengajarkan Nabi Muhammad
saw dan segenap manusia untuk dapat mempelajari ilmu pengetahuan. Dalam
membaca huruf, kata, suku kata, kalimat, paragraf, denah, petunjuk, tata tertib,
Kata iqra’ merupakan kata perintah (fi’il amr) yang tidak menyebut
membaca apapun, baik ayat-ayat yang tersurat maupun yang tersirat, baik itu
21
(semesta).
mengingat-ingat”.
Khusus untuk sekolah dasar kelas awal, kegiatan membaca diarahkan agar
terdiri dari dua bagian, yaitu yaitu membaca sebagai proses dan membaca
sebagai produk. Membaca sebagai proses mengacu pada aktivitas fisik dan
aktivitas fisik dan mental, yang terdiri dari beberapa aspek.Aspek-aspek tersebut
tertulis.
simbol tulisan dengan aktif dan kritis sebagai pola komunikasi dengan diri
sepanjang hayat.
2. Macam-macam Membaca
23
Ditinjau dari segi terampil membaca, maka jenis membaca ada dua, yaitu
atas :a). Membaca cepat, b). Membaca memindai. c). Membaca ekstensif,
a. Membaca nyaring
Membaca nyaring adalah suatu kegiatan yang merupakan alat bagi guru,
secara tepat, yang diikuti oleh pemahaman makna bacaan oleh pembaca.
Membaca dalam hati ialah cara atau metode membaca tanpa suara. Jenis
membaca ini perlu lebih ditekankan kepada pemahaman isi bacaan. Dalam
dan membaca ekstensif. Membaca jenis ini dapat digolongkan kedalam membaca
telunjuk/petunjuk atau gerakan kepala. Adapun jenis membaca dalam hati adalah
sebagai berikut:
1. Membaca cepat
kecepatan dan juga mengabaikan pemahaman dari isi bacaan tersebut. Kecepatan
2. Membaca memindai
seluruh isi bacaan untuk menggali informasi. Contohnya ketika kita hendak
3. Membaca ekstensif
beberapa wacana.
4. Membaca intensif
memperoleh itu, kita secara aktif bekerja mengolah teks bacaan menjadi bahan
yang bermakna.
25
1. Membaca
a. Pengertian Membaca
Banyak pengetahuan yang dapat kita ketahui melalui membaca. Membaca juga
salah satu dari alternatif untuk mengetahui banyak hal tentang apa yang sedang
proses prolehan pesan penulis yang dilakukan pembaca melalui media kata atau
pesannya dalam dua bentuk, yaitu bentuk tersurat dan bentuk tersirat. Bentuk
kesatuan kata yang dipakai, sedangkan bentuk tersirat adalah bentuk yang
b. Tujuan Membaca
Dengan kata lain, semakin sering dan giat seseorang membaca, semakin
Apabila membaca tidak bertujuan, maka proses dan kegiatan membaca yang
dilakukan tidak memiliki arti sama sekali sehingga dirumuskan tujuan membaca.
26
Adapun tujuan membaca yang lebih rinci seperti yang dikemukakan oleh
Pandawa dalam bukunya bahwa tujuan utama dalam membaca adalah sebagai
berikut:
signifikan. Pembaca yang mempunyai tujuan yang sma, dapat mencapai tujuan
kedudukan yang penting dalam membaca karena akan berpengaruh pada proses
c. Karakteristik Membaca
oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik
membaca pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang
dimiliki oleh siswa. Hal tersebut meliputi kemampuan dasar, motivasi, latar
urutan yang lebih rendah. Hal ini mencakup: a)pengenalan bentuk huruf. b)
lambat.
2. Intonasinya benar
1. Makna kata
2. Makna kalimat
3. Peristiwa
Kelas II SD
Berikut ini penerapan metode drill dengan media visual dalam proses
1. Kegiatan guru
diajukan.
2. Kegiatan murid
yang diperintahkan.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
strategi pemecah masalah yang memanfaatkan tindakan yang nyata dalam bentuk
penelitian. Penelitian ini dilakukan oleh peneliti yang berkolaborasi dengan guru
adalah, “penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui
refleksi diri yang bertujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga
proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dan hasil belajar siswa
dalam satu siklus terdiri dari empat langkah atau tahap, yaitu : perencanaan,
30
31
B. Rancangan Penelitian
tindakannya terdiri atas beberapa siklus. Setiap siklus terdiri atas tahap
Tindakan Kelas. Untuk lebih jelas lihat pada gambar rancangan berikut ini:
1. Perencanaan (Planning)
Pada PTK di mana peneliti dan guru adalah orang yang berbeda, dalam
Rancangan harus dilakukan bersama antara guru yang akan melakukan tindakan
dengan peneliti yang akan mengamati proses jalannya tindakan. Hal tersebut
diajarkan.
siklus.
berupa soal-soal yang akan diberikan setelah pelaksanaan PBM pada masing-
masing siklus.
adalah guru bidang studi Bahasa Indonesia. Antara peneliti dan pengamat dalam
2. Tindakan (Acting)
Pada tahap ini juga diadakan siklus dengan masing-masing satu RPP.
3. Pengamatan (observasi)
33
Pada tahap ini pengamat mengamati setiap kegiatan yang dilakukan oleh
pengamatan ini pengamat mengisi lembar observasi kegiatan guru dan siswa
4. Refleksi (Reflecting)
berdasarkan data yang telah terkumpul dan kemudian melakukan evaluasi guna
Disamping itu siswa yang dikenai tindakan juga dapat diikutsertakan untuk
merespon terhadap tindakan yang dilakukan peneliti pada siklus I sampai dengan
siklus berikutnya.
C. Subjek Penelitian
Adapun yang menjadi subjek penelitian PTK di sini adalah siswa kelas II SDN
1. Observasi
sebagai guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Lembar observasi yang
digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi aktivitas guru dalam
34
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu mengamati aktivitas siswa
dan guru selama proses belajar mengajar untuk setiap kali pertemuan. Observasi
tindakan. Observasi dilakukan oleh peneliti, guru dan teman sejawat dengan
2. Tes
hasil proses atau untuk mengetahui kondisi awal sebelum proses. Ada dua
digunakan untuk mengetahui aktivitas fisik yang dilakukan oleh guru dan siswa
dengan membubuhkan tanda chek- list dalam kolom yang telah disediakan sesuai
siswa pada saat proses pembelajaran dengan penggunaan metode drill dengan
media visual.
2. Soal Tes
membaca. Tes yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari siklus 1, siklus II,
Analisis data aktivitas guru dan siswa diperoleh dari lembar pengamatan
yang diisi selama proses pembelajaran berlangsung. Data ini dianalisis dengan
Keterangan:
P = Angka presentase
Tabel 3.2. Kategori kriteria penilaian hasil pengamatan guru dan siswa
2. 66-79 Baik
3. 56-65 Cukup
4. 40-55 Kurang
5. 30-39 Gagal
pembelajaran minimal 65% dari seluruh tujuan. Sedangkan suatu kelas dikatakan
siswa yang ada di dalam kelas. Sedangkan KKM yang di SDN Cadasari 3
klasikal 65%.
Keterangan:
Pandeglang di kelas II-b tahun Pelajaran 2017/2018 yang beralamat di Jln. Anyar
didirikan di atas tanah seluas 2500 m. SDN Cadasari 3 letaknya sangat strategis
mudah dicapai oleh segenap masyarakat karena letaknya yang dekat dengan
1. Identitas Sekolah
No Identitas Sekolah:
2. Tempat : Beurangong
4. Provinsi : Aceh
38
39
Pandeglang
3 Ruang guru 1
5 Ruang perpustakaan 1
7(UKS)Toilet guru 1
8 Toilet siswa 2
9 Masjid/musholla 1
pelajaran 2017/2018
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa, sarana dan prasarana yang
mengajar.
Tabel 4.3 Data Guru dan Karyawan Di SDN Cadasari 3 Kecamatan Cadasari
Pandeglang
1. Guru PNS 14
2. Guru honorer 9
pelajaran 2017/2018
4. Keadaan siswa
Jumlah siswa 38 46 36 46 36 35
Jumlah ruang 2 2 2 2 2 2
pelajaran 2017/2018
41
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 16 dan 18 November 2017. Pada saat
Dalam penelitian ini diadakan dua kali tes yaitu pre-test dan post tes. Pre-
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Perencanaan adalah tindakan yang akan dilakukan oleh peneliti. Dalam hal
2. Menyusun RPP
b. Tahap pelaksanaan(Tindakan)
tanggal 16 November 2017. Kegiatan awal yang dilakukan guru adalah membuka
kemudian mengkondisikan cara duduk yang baik kepada siswa, dan guru
siswa.
digunakan adalah media visual yaitu gambar tunggal. Selain itu guru juga
kepada siswa bahwa pembelajaran hari ini hanya tentang membaca nyaring teks.
Kemudian tahap penutup guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum
diajarkan.
c. Pengamatan (Observasi)
berupa lembar observasi yang dilakukan oleh dua orang pengamat. Aktivitas
guru diamati oleh satu orang guru mata pelajaran Bahasa Indonesia,
sedangkan aktivitas siswa diamati oleh teman sejawat peneliti yang berasal
dari jurusan PGMI yaitu Firlina. Data kemampuan guru dalam mengelola
Pada Siklus I.
b. mengkomunikasikan tujuan
pembelajaran. 2
44
Kegiatan inti
a. Kemampuan Mengajukan 3
b. Kemampuan Mendengarkan
pembelajaran.
Suasana kelas
tentang materi.
yang diproleh guru dalam mengelola pembelajaran pada siklus 1dalam katagori
apersepsi.
46
2. Kegiatan Inti
mungkin.
3. Kegiatan Akhir
belum dipahami.
Jumlah 53
menggunakan metode drill pada pembelajaran Bahasa Indonesia pada tabel 4.6
adalah 77,94%.
memberikan tes yang berupa soal post-tes dengan jumlah soal 5 sol yang
diikuti oleh 23 siswa untuk mengetahui hasil belajar siswa. Hasil belajar
Tabel 4.7 Nilai tes (post-test) siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan
1. S1 40 Tidak Tuntas
2. S2 20 Tidak Tuntas
3. S3 80 Tuntas
4. S4 80 Tuntas
5. S5 20 Tidak Tuntas
6. S6 80 Tuntas
7. S7 80 Tuntas
8. S8 40 Tidak Tuntas
9. S9 80 Tuntas
Jumlah 1540
atau 30,43% belum mencapai ketuntasan belajar. Oleh karena itu persentase
ketuntasan belajar siswa masih berada di bawah KKM maka hasil belajar siswa
d. Refleksi
guru dan siswa masih dalam katagori cukup. Berdasarkan hasil observasi dan
hasil tes siswa, maka dapat disimpulkan bahwa perlu dilanjutkan lagi ke siklus II.
a. Siklus II
1. Tahap Perencanaan
Dalam hal ini tahap awal yang dilaksanakan peneliti sama seperti siklus
guru dan siswa selama proses belajar mengajar, lembaran LKS-2 dan post test
siswa.
kepada seluruh siswa bahwa pembelajaaran hari ini hanya tentang membaca
siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah
diajarkan.
Dengan Menggunakan Metode Drill Dengan Media Visual Pada Siklus II.
a. Kemampuan memotivasi 4
siswa b. mengkomunikasikan
tujuan 3
51
Kegiatan inti
pembelajaran.
kepada siswa.
Suasana kelas
tentang materi.
62
Persentase (%) = x 100 % = 91,17 %
68
2. apersepsi.
Kegiatan Inti
sebaik mungkin.
kelas. 3
3 Kegiatan Akhir
belum dipahami.
65
Persentase (%) = x 100 % = 95,58 %
68
memberikan tes yang berupa soal post-tes dengan jumlah soal 5 soal yang
diikuti oleh 23 siswa untuk mengetahui hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa
Tabel 4.10 Nilai Tes (post-test) siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia
1. S1 60 Tidak Tuntas
2. S2 40 Tidak Tuntas
3. S3 100 Tuntas
4. S4 80 Tuntas
5. S5 20 Tidak Tuntas
6. S6 80 Tuntas
7. S7 80 Tuntas
8. S8 80 Tuntas
9. S9 100 Tuntas
Jumlah 1820
20
Persentase (%) = x 100 % = 86,95 %
23
siswa atau 13,04% belum mencapai ketuntasan belajar. Dengan demikian dapat
4. Refleksi
sebagai berikut:
Sesuai dengan hasil yang diproleh pada siklus II bahwa pembelajaran sudah bisa
peningkatan.
C. Pembahasan
siklus yang bertujuan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dan untuk
ini juga untuk mengetahui aktivitas siswa pada kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini, maka hal-
siklus II mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari skor yang
diproleh pada siklus I yaitu 69,11% (kategori baik), siklus II yaitu 91,17%
pembelajaran pada kegiatan awal, kegiatan inti. Dan kegiatan akhir sudah
terlaksana sesuai dengan rencana yang telah disusun pada RPP I dan II.
pada siklus I, siklus II yaitu 95,58% (katagori baik sekali), dengan demikian
membaca nyaring teks berlangsung dengan baik dan sesuai dengan kriteria
yang diharapkan.
58
Bahasa Indonesia adalah 75. Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan
individu) jika hasil belajar siswa mencapai 75 atau melebihi KKM yang telah
maka dilakukan tes. Dari hasil tes pada siklus I hanya 16 atau 69,56% siswa
yang mencapai ketuntasan secara individu, pada siklus II siswa yang tuntas
sebanyak 20 atau 86,95 sedangkan 3 siswa atau 13,04% belum tuntas belajarnya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
69,11% dalam kategori baik. Siklus II 91,17% dalam kategori baik sekali.
pada siklus I adalah 77,94% dengan kategori baik, siklus II 95,58% dengan
siswa atau ketuntasan belajar siswa. Hal ini terlihat dari hasil analisis 3 orang
siswa yang tuntas 20 orang dengan persentase 86,95% baik secara individu
60
61
B. Saran-Saran
guru untuk lebih terampil dalam mengelola kelas dan memberikan kesempatan
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta: Pustaka.
Refika Aditama.
Bandung: Rosda.
Nurhadi. 1989. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru dan Ya
Malang.
Grafindo Persada.
Media Group.
Grafindo Persada.
Bandung.
64
MSQ Publising.
Widiasarana Indonesia.