0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
104 tayangan27 halaman

Analisa Dan Perkuatan Struktur: SMP Islam Al-Azhar Cibinong

Dokumen tersebut membahas analisis struktur dan perkuatan gedung SMP Islam Al-Azhar Cibinong yang terdiri dari 4 lantai dan 1 lantai atap. Dokumen menjelaskan sistem struktur, asumsi, peraturan, material, pembebanan, kombinasi beban, dan analisis gempa yang digunakan dalam perancangan struktur gedung tersebut.

Diunggah oleh

agung
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
104 tayangan27 halaman

Analisa Dan Perkuatan Struktur: SMP Islam Al-Azhar Cibinong

Dokumen tersebut membahas analisis struktur dan perkuatan gedung SMP Islam Al-Azhar Cibinong yang terdiri dari 4 lantai dan 1 lantai atap. Dokumen menjelaskan sistem struktur, asumsi, peraturan, material, pembebanan, kombinasi beban, dan analisis gempa yang digunakan dalam perancangan struktur gedung tersebut.

Diunggah oleh

agung
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 27

ANALISA DAN

PERKUATAN STRUKTUR

SMP ISLAM AL-AZHAR


CIBINONG

disusun oleh :

@oktober 2022
Laporan Analisa Struktur SMP Islam Al-Azhar, Cibinong

BAB I

PEMODELAN STRUKTUR

Gedung SMP Islam Al-Azhar, Cibinong didesain terdiri dari 4 (empat) lantai dengan lantai
ke 5 sebagai atap, yang dibangun dengan struktur beton bertulang dengan sistem SRMK (Struktur
Rangka Momen Khusus) dengan prinsip Strong Coloumn Weak Beam.

1.1. Lokasi Pekerjaan


Gedung yang dianalisa berlokasi di Cibinong, Provinsi jawa Barat.

1.2. Sistem Struktur

Bangunan yang direncanakan merupakan bangunan gedung 4 lantai dengan lantai 5


sebagai atap, berfungsi sebagai Bangunan Sekolah yang secara umum dengan ketinggian
lantai sebagai berikut :
Tabel 1. Elevasi & Ketinggian Struktur

Lantai Struktur Elevasi (m) Tinggi Tingkat (m)


Atap + 12.000 -
Lantai 4 + 9.000 3.000
Lantai 3 + 6.000 3.000
Lantai 2 + 3.000 3.000
Lantai 1 ± 0.000 3.000

Sistem struktur atas terdiri atas Pelat Lantai, Balok Anak, Balok Induk, Kolom dari bahan
beton bertulang. Struktur pelat beton bertulang menggunakan pelat satu arah dan dua arah
yang ditumpu di tepinya oleh balok beton bertulang. Sistem struktur penahan beban lateral
terdiri atas balok-kolom-pelat sebagai rangka portal Arah X dan Arah Y sebagai Sistem
Rangka Pemikul Momen Khusus Beton Bertulang dengan Kategori Resiko IV sesuai yang
disyaratkan SNI 1726-2019.

1.3. Asumsi yang Digunakan


a. Pemodelan struktur dilakukan secara Frame and Shell Element, yang berarti elemen
balok dan kolom (frame) serta plat lantai (shell) dimodelkan secara utuh untuk
mendapatkan analisis struktur yang lebih akurat dan sesuai dengan kondisi aslinya.
b. Plat lantai dianggap sebagai elemen shell yang bersifat menerima beban tegak lurus
bidang (vertical) dan dapat mendistribusikan beban lateral (horizontal).

1.4. Peraturan dan Standart yang Digunakan


a. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Gedung SNI 2847-2013
b. Tata Cara Perhitungan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung SNI 1729-2015
c. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung dan Bangunan Lain SNI 1727-2018
d. Tata Cara Perancanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non
Gedung SNI 1726-2019

PT. Tambarang Global Pratama 1


Laporan Analisa Struktur SMP Islam Al-Azhar, Cibinong

1.5. Material Struktur


Mutu material yang digunakan diasumsikan adalah :
a. Beton
Mutu Beton Kolom = fc’ 24,9 Mpa
Modulus Elastisitas (Ec) = 4700 n ′ = 23452,95 Mpa
Angka poison ( ) = 0,2
Modulus Geser (G) = Ec/[2(1+ )] = 9772,06 Mpa

Mutu Beton Balok dan Pelat Lantai = fc’ 24,9 Mpa


Modulus Elastisitas (Ec) = 4700 n ′ = 23452,95 Mpa
Angka poison ( ) = 0,2
Modulus Geser (G) = Ec/[2(1+ )] = 9772,06 Mpa

b. Baja Tulangan
Diameter ≤ 12 mm menggunakan baja tulangan fy 240 Mpa
Diameter ≥ 13 mm menggunakan baja tulangan fy 390 Mpa

c. Baja Ringan
Rangka atap menggunakan Rangka Baja Ringan dengan Penutup atap genteng
Multiroof.

1.6. Pembebanan
Beban yang diperhitungkan adalah sebagai berikut :

a. Beban Mati (Dead Load)


Yaitu akibat berat sendiri struktur. Berat sendiri komponen struktur berupa Balok,
Kolom dan Plat Lantai dihitung secara otomatis oleh Program ETABS.

b. Beban Mati elemen tambahan (Superimposed Dead Load)


Beban Superimposed Dead Load pada Pelat lantai meliputi :
Beban Plafond dan penggantung = 0,2 kN/m2 = 20,40 kg/m2
Beban ME = 0,25 kN/m2 = 25,50 kg/m2
Beban Lantai Keramik = 0,22 kN/m2 = 22,43 kg/m2
Beban Pasir setebal 5 cm = 0,8 kN/m2 = 81,60 kg/m2
Beban Spesi setebal 3 cm = 0,66 kN/m2 = 67,30 kg/m2
=217,23 kg/m2

Beban Superimposed Dead Load pada Balok meliputi :


□ Beban dinding pasangan bata = 9,25 kN/m1 = 943,23 kg/m1
□ Beban reaksi pada balok akibat tangga = 13,65 kN/m1 = 1391,91 kg/m1

Beban Superimposed Dead Load pada Ring Balk akibat beban atap meliputi :
Beban Plafond dan penggantung = 0,2 kN/m2 = 20,40 kg/m2
Beban ME = 0,25 kN/m2 = 25,50 kg/m2
Beban Atap Baja Ringan = 10,00 kg/m2

PT. Tambarang Global Pratama 2


Laporan Analisa Struktur SMP Islam Al-Azhar, Cibinong

Beban Genteng Multiroof = 7,00 kg/m2


Beban hidup (air hujan, angin, pekerja) =100,00 kg/m2
=162,90 kg/m2

c. Beban Hidup (Live Load)


Beban Hidup yang bekerja mengacu pada SNI 1727-2018 tentang pembebanan.
Beban hidup tersebut berbeda-beda untuk tiap fungsi ruangan yang berbeda. Berikut
adalah beban hidup merata yang digunakan dalam analisa struktur :
Ruang Kelas = 1,92 kN/m2 = 192 kg/m2
Koridor diatas lantai pertama = 3,83 kN/m2 = 383 kg/m2
Koridor lantai pertama = 4,79 kN/m2 = 479 kg/m2

d. Beban Gempa (Earthquake Load)


Meliputi Beban Gempa Static Ekuivalen dan Dinamik (Respons Spektrum)

1.7. Kombinasi Pembebanan


Struktur gedung dirancang mampu menahan Beban Mati, Beban Hidup, dan Beban Gempa
sesuai SNI 1726-2019 dimana gempa rencana ditetapkan mempunyai periode ulang 500
tahun, sehingga probabilitas terjadinya terbatas pada 2% selama umur gedung 50 tahun
dengan redaman 5%. Kombinasi pembebanan yang digunakan mengacu pada SNI 1726-
2019 pasal 4.2.2 (Kombinasi beban untuk metode ultimate) sebagai berikut :

PT. Tambarang Global Pratama 3


Laporan Analisa Struktur SMP Islam Al-Azhar, Cibinong

Besarnya nilai angka beban (load factor) yang berbeda-beda dimaksudkan untuk
mengantisipasi adanya kesalahan perhitungan beban pada struktur dan untuk
mengantisipasi adanya beban tambahan atau perubahan beban yang mungkin terjadi
selama umur rencana bangunan.

Kombinasi pembebanan yang dipilih adalah yang memberikan pengaruh paling besar pada
struktur. Rincian kombinasi beban yang direncanakan adalah sebagai berikut :

1.8. Analisa Beban Gempa (Seismik)


Analisis beban gempa dilakukan dengan 2 cara yaitu respon spektrum dari analisa dinamik
dan analisa statik ekuivalen mengikuti Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung, SNI 1726:2019. Hasil analisa dari kedua
perhitungan gempa tersebut diambil yang menghasilkan pengaruh gaya dalam paling
besar.

a. Kategori Risiko dan Faktor Keutamaan Gempa


Gedung yang difungsikan sebagai Bangunan Sekolah dan Fasilitas Pendidikan
berdasarkan SNI 1726:2019 dikelompokkan dalam kategori risiko IV dengan nilai faktor
keutamaan gempa (Ie) sebesar 1,50.

b. Klasifikasi Situs
Penentuan Klasifikasi Situs menggunakan nilai penetrasi standart atau N-SPT yang
didapat dari hasil pengujian tanah dari hasil Laporan Penyelidikan Tanah yang telah
dilakukan. Karena tidak adanya Data Tanah sehingga diasumsikan dikategorikan
sebagai Tanah Sedang (SD).

PT. Tambarang Global Pratama 4


Laporan Analisa Struktur SMP Islam Al-Azhar, Cibinong

c. Klasifikasi Situs
Parameter percepatan gempa (Ss, S1) dapat diketahui secara detail melalui situs online
Dinas PU di link : http://rsapuskim2019.litbang.pu.go.id/
Data yang diinput dalam situs tersebut adalah sebagai berikut :
Gedung terdapat pada koordinat :
Lintang = -6.46667
Bujur = 106.9
Dengan jenis Tanah Sedang diperoleh nilai SDS (g) = 0,71, SD1 (g) = 0,54 dengan gambar
Respon Spektra sebagai berikut :

Gambar : respon Spektra Gedung Rencana dari Peta Zonasi Gempa Indonesia, 2019
(http://rsapuskim2019.litbang.pu.go.id/)

Tabel 4. Parameter Desain Seismik

Parameter Nilai Parameter Nilai


SS (g) 0.9403 SDS (g) 0.71
S1 (g) 0.4353 SD1 (g) 0.54

PT. Tambarang Global Pratama 5


Laporan Analisa Struktur SMP Islam Al-Azhar, Cibinong

d. Menentukan Kategori Desain Seismic


Penentuan Kategori Desain Seismic (KDS) berdasarkan kategori risiko dan parameter
respons spectral percepatan desain sesuai tabel 8 dan tabel 9 SNI Gempa 1726-2019
pasal 6.5 sebagai berikut :

Berdasarkan data sebelumnya, didapatkan parameter percepatan respons spectral


pada periode pendek, SDS = 0,71 g dan parameter percepatan respons spectral pada
periode 1 detik, SD1 = 0,54 g, maka termasuk kategori Resiko D.

e. Pemilihan Sistem Struktur dan parameter Sistem


Pemilihan sistem struktur untuk berbagai tingkat kegempaan adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Pemilihan Sistem Struktur Berdasarkan Tingkat Resiko Gempa

Tingkat Resiko Kegempaan


Rendah Menengah Tinggi
A, B C D, E, F
Sistem Penahan SRMB/M/K SRMM/K SRMK
Gempa SDSB/K SDSB/K SDSK

Jenis struktur gedung yang direncanakan masuk pada kategori tingkat resiko gempa
tinggi (D), sehingga digunakan sistem penahan gempa SRMK (Struktur Rangka Momen
Khusus) dengan factor R, Cd dan 0 sesuai ditunjukkan pada tabel berikut:

PT. Tambarang Global Pratama 6


Laporan Analisa Struktur SMP Islam Al-Azhar, Cibinong

PT. Tambarang Global Pratama 7


Laporan Analisa Struktur SMP Islam Al-Azhar, Cibinong

f. Menghitung Periode Struktur (T)


Waktu getar struktur adalah peristiwa bergetar dan bergoyangnya struktur dalam 1
periode. Peristiwa tersebut dimodelkan sebagai model massa terpusat (lump mass
model) ditunjukkan pada gambar sebagai berikut :

Peristiwa Bergetarnya Struktur dalam 1 Periode

Perioda fundamental pendekatan Ta (detik) ditentukan dari persamaan T a = Ct . hx n


Dimana :
hn = ketinggian struktur (m) diatas dasar sampai tingkat tertinggi
Ct dan x = ditentukan sesuai SNI 1726:2019 Pasal 7.8.2.1 tabel 17 dan tabel
18 :

PT. Tambarang Global Pratama 8


Laporan Analisa Struktur SMP Islam Al-Azhar, Cibinong

Percepatan desain periode 1 detik (SD1) = 0,54


Koefisien untuk batas periode (Cu) = 1,4
Koefisien Ct = 0,0466
Koefisien x = 0,9
Tinggi bangunan seismic = 12 m
Perhitungan perkiraan periode struktur untuk rangka beton pemikul momen adalah
sebagai berikut :
Ta = Ct x hnx
= 0,0466 x 120,9
= 0,4362 detik
Periode maksimum
Tmax = Cu x Ta
= 1,4 x 0,4362
= 0,6107 detik

1.9. Pemodelan Struktur

Pemodelan struktur secara 3 dimensi dilakukan dengan bantuan Software Computer


ETABS v 19.0.1 (Extended Three Dimensional Analysis of Building Systems). Pemodelan
hanya dilakukan untuk Struktur Atas (Upper Structure) karena ketiadaan Data Tanah.

Pemodelan elemen struktur mengikuti gambar perencanaan yang diterima.

1.9.1. Input Program

Elemen Frame dan Shell Lantai Dasar

PT. Tambarang Global Pratama 9


Laporan Analisa Struktur SMP Islam Al-Azhar, Cibinong

Elemen Frame dan Shell Lantai -2

Elemen Frame dan Shell Lantai -3

PT. Tambarang Global Pratama 10


Laporan Analisa Struktur SMP Islam Al-Azhar, Cibinong

Elemen Frame dan Shell Lantai -4

Ring Balk

PT. Tambarang Global Pratama 11


Laporan Analisa Struktur SMP Islam Al-Azhar, Cibinong

3D View

PT. Tambarang Global Pratama 12


Laporan Analisa Struktur SMP Islam Al-Azhar, Cibinong

1.9.2. Output Program

Setelah semua beban dimasukkan dan dimasukkan Load Combinations dengan faktor
koefisien sesuai SNI kemudian di Run Analize untuk medapatkan output dari analisa
struktur. Output dari Program ETABS adalah sebagai berikut :

Diagram Momen Max akibat Beban Kombinasi

Diagram Geser Max akibat Beban Kombinasi

PT. Tambarang Global Pratama 13


Laporan Analisa Struktur SMP Islam Al-Azhar, Cibinong

Diagram Axial Force akibat Beban Kombinasi

Diagram Torsi akibat Beban Kombinasi

PT. Tambarang Global Pratama 14


Laporan Analisa Struktur SMP Islam Al-Azhar, Cibinong

Diagram Momen Max Plat Lantai akibat Beban Kombinasi

1.9.3. Pengecekan Elemen Struktur


A. Pengecekan Elemen Kolom

PT. Tambarang Global Pratama 15


Laporan Analisa Struktur SMP Islam Al-Azhar, Cibinong

PT. Tambarang Global Pratama 16


Laporan Analisa Struktur SMP Islam Al-Azhar, Cibinong

B. Pengecekan Elemen Balok

Posisi Balok P-3 yang perlu perkuatan :


Lantai-2

Lantai-3

PT. Tambarang Global Pratama 17


Laporan Analisa Struktur SMP Islam Al-Azhar, Cibinong

Lantai-4

Posisi Balok P-4 yang perlu perkuatan :


Lantai-2

PT. Tambarang Global Pratama 18


Laporan Analisa Struktur SMP Islam Al-Azhar, Cibinong

Lantai-3

Lantai-4

PT. Tambarang Global Pratama 19


Laporan Analisa Struktur SMP Islam Al-Azhar, Cibinong

Posisi Balok P-5 yang perlu perkuatan :


Lantai-2

Lantai-3

Lantai-4

PT. Tambarang Global Pratama 20


Laporan Analisa Struktur SMP Islam Al-Azhar, Cibinong

PT. Tambarang Global Pratama 21


Laporan Analisa Struktur SMP Islam Al-Azhar, Cibinong

C. Pengecekan Elemen Plat Lantai


Plat tebal 130 mm

PT. Tambarang Global Pratama 22


Laporan Analisa Struktur SMP Islam Al-Azhar, Cibinong

PT. Tambarang Global Pratama 23


Laporan Analisa Struktur SMP Islam Al-Azhar, Cibinong

Plat tebal 120 mm

PT. Tambarang Global Pratama 24


Laporan Analisa Struktur SMP Islam Al-Azhar, Cibinong

PT. Tambarang Global Pratama 25


Laporan Analisa Struktur SMP Islam Al-Azhar, Cibinong

KESIMPULAN

1. Analisa Struktur diasumsikan berada pada Klasifikasi Situs Tanah Sedang (SD)

2. Mutu beton diasumsikan seragam = fc’ 24,5 MPa atau K-300 untuk semua Elemen Struktur.

3. Mutu Tulangan diasumsikan fy 400 untuk diameter > 12 mm dan fy 320 MPa untuk diameter
< 12 mm

4. Pembebanan meliputi :
a. Beban Mati
b. Beban Hidup
c. Beban Superimposed
d. Beban Gempa Statik dan Dinamik

5. Kombinasi Pembebanan sesuai dengan SNI 1726-2019 pasal 4.2.2 (Kombinasi beban untuk
metode ultimate) yang merupakan Peraturan Gempa Indonesia terbaru.

6. Balok P-3, P-4, P-5 dan P-10A perlu dilakukan perkuatan karena Kapasitas
Tulangan terpasang kurang dari Kapasitas yang diperlukan, terjadi akibat Kombinasi
Pembebanan akibat Beban Gempa.

7. Plat Lantai perlu dilakukan perkuatan karena Kapasitas Tulangan terpasang kurang
dari Kapasitas yang diperlukan, terjadi akibat Kombinasi Pembebanan akibat Beban
Hidup dan Beban Mati.

PT. Tambarang Global Pratama 26

Anda mungkin juga menyukai