Supeno PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 148

ANALISIS PERBAIKAN PROSES PRODUKSI HUB COMP REAR 1S7

MENGGUNAKAN FISHBONE DIAGRAM


Study Kasus Di PT Chemco Harapan Nusantara, Cikarang

TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1
Teknik Industri

.•?:/T\V\"

•$:

Oleh :

Nama : Supeno
NIM :02522081

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2007
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

TUGASAKHIR

ANAL.S.S PERBAIKAN pROSES nom]Ksi Hm cowp


MENGGUNAKAN FISHBONE D.AGRAM
S.ud, Kasus Di PT Chemc„ Harapan N„Sa„,ara, CiUrang

Oleh :

Nama :SUPENO
No Mahasiswa ; 02 522 081

Yogyakarta, Januari 2007


Dosen Pembimbing

(fr. Ali Parkhan, MT)


LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

ANALISIS PERBAIKAN PROSES PRODUKSI HUB COMP REAR 1S7

MENGGUNAKAN FISHBONE DIAGRAM

Study Kasus Di PT Chemco Harapan Nusantara, Cikarang

TUGAS AKHIR

Oleh:

Nama : S U P E N O

No Mahasiswa : 02 522 081

Telah Dipertahankan di Depan Sidang Penguji sebagai Salah Satu Syarat


untuk Memperoleh Gelar Sarjana Jurusan Teknik Industri
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia

Jogjakarta, 29 Januari 2006

Tim Penguji Tanda Tangan

Ir. Ali Parkhan, MT

Ketua

Drs. M. Ibnu Mastur. MSIE

Anggota I
Tuafiq Imawan, ST, MM

Anggota II

Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Industri
Fakultas Tekncm^i Industri
liversitas Islam Indonesia

:hairul Saleh, MSc,Ph.D)


PT. CHEMCO HARAPAN NUSANTARA
MANUFACTURER OF BRAKE SYSTEM

S i: R A I K F T F R \ X CI \ \
No. : 119P&GAPKLXH2006

Yang bertanda tangan Ji bawali ini mcnerangkan dengan sesimgguhn> abalm.


a in a
: SUPENO

: 0612241

r eigunian i uiggj
: I'XIVERSITAS ISLAM IXDONLSI

Program .lurusan : S l/TEHMKINDrSTRi

Departemcu : POC

Adalah benar Mahasiswa Magang di PI. Chemco Harapan Nusantara scjak langgal 01 .November
2006

Mulai
cM • fanggal
t .' .,' 01 .Wr,
, .cmber 2006 vana
•' - bersanak
-- =-utan telah menvelesaikan praklek kerianva
sehmgga terhrtung rnu a, tanggal 22 Desember 2006 vang bersangkutan sudah udak mdalukan
se'
piakki,
pi Kcija di pmisahaan kanu lag;.

K^nudian atas segala pengalxhan yang dibcikan .elatna bekerja. perusahaan mengucapkan ierima
Demikian sural keterangan mi dibuat untuk dapat dipergunakan daman semestmva.

Bckasi, 21 Desember 2006

P1. Chemco Harapan Nusantara

Cfrntur Privadi
('c : ! iJ;n;pin;iri Den' NfMP vhs
'rsonnel & GA Dem.

KAWASAN INDUSTRI JABABEKA


V Jk Jababeka Raya Blok F. 19-28, Cikarang - Bekasi, Jawa Barat
UKAS
Telp. : (021) 8934253, 8934254, 8934255, 8935261 (Hunting)
CVnilk-aic No 1IX1VO;
Fax. : (021)8934256
HALAMAN PERSEMBAHAN

Laporan tugas akhir ini aku persembahkan untuk:


Kedua orang tuaku yang selalu mencurahkan kasih sayangnya scrta dukungan
gan mon!

maupun materiik

l«rik„ .ercima. HtahUn Prihas.vanti yang sclalll membmfca„ ^.^ ^ _:at

tiada henti.

Adikku yang selalu memotifasiku.


Teman-teman dan semua pihak yang B|ah mcndukMng lerse|esaikannva |aporan mgas
akhir ini.
MOTTO

"Merantaulah demi cita-cita disana kamu temukan yang dicari, longgar dada karena
sesak, luas ilmu serta wawasan, kehidupan dan sahabat baik, lama sudah
menanti"(Asj. Sjafi'I)

"Allah meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat"
(Q.S Al Mujaadalah :11)

Jadikanlah dirimu sebagai lautan yang luas, apapun kejadian itu harus diterima dengan
tawakal dan dengan iman yang tebal

Ilmu yang tidak diamalkan adaJah kosong dan pekerjaan yang tidak diselesaikan
adalah sia - sia

VI
KATA PENGANTAR

^jj^gg= ffitj

Assalamualaikum Wr.Wb

Syukur Alhamduliilah penuiis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat, berkah dan hidayahnya. schingga dapat terselesaikan tugas
akhir ini dengan baik.

Tugas akhir ini dibuat sebagai salah satu syarat menyeiesaikan studi strata
satu (S-l) di jurusan Teknik Industri UII. Banyak sekali pengalaman dan ilmu yang
didapatkan penuiis selama menyeiesaikan penelitian, yang mudah-mudahan dapat
menjadi bekal bagi penuiis nantinya.

Atas bantuan dan bimbingan berbagai pihak sehingga tugas akhir ini dapat
selesai, maka dalam kesempatan yang baik ini kami ucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak dan Ibu yang telah mendidik.
2. Istriku yang selalu memberikan semangat.
3. Ir. Ali Parkhan, MT sebagai dosen pembimbing dalam penulisan laporan tugas
akhir ini.

4. Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia.


5. Ketua Jurusan Teknik Industri Universitas Islam Indonesia.
tf. Pimpinan PT CHEMCO HARAPAN NUSANTARA dan staf yang telah
mengijinkan penuiis melakukan penelitian.
/. Pihak-pihak yang telah memberikan dorongan dan motifasi sehingga
terselesaikannya laporan ini.

vn
Penuiis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, Januari 2007

Penuiis

vm
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI iii

SURAT KETERANGAN iv

HALAMAN PERSEMBAHAN v

HALAMAN MOTTO vi

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

ABSTRAKSI xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Perumusan Masalah 3

1.3. Batasan Masalah 3

1.4. Tujuan Penelitian 4

1.5. Manfaat Penelitian 4

1.6. Sistematika Penelitian 5

BAB II KAJ1AN PUSTAKA

2.1. Tinjauan umum 7

2.2. Pengertian Kualitas 7

2.3. Mengukur Performansi Kualitas 14

2.4. The Seven Tools 15

2.4.1. Lembar Periksa 16

ix
2.4.2. Histogram 17

2.4.3. Diagram Pareto 17

2.4.4. Diagram Sebab Akibat 18

2.4.5. Diagram Tebar 21

2.4.6. PetaKontrol 22

2.4.7. Run Chart 23

2.5. CTQ Tree 24

2.6. SIPOC 25

2.7. Diagram Operasi 26

2.8. Kondisi Lingkungan Kerja Yang Memepengaruhi Aktifitas 27

Kerja Manusia

2.9. PICA 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Obyek Penelitian 30

3.2. Data-data Yang Dibutuhkan 30

3.3. Sumber Data 30

3.4. Pengumpulan Data 31

3.5. Diagram Alir Penelitian 33

3.6. Tahapan Penelitian 34

3.6.1. Identiftkasi Masalah 34

3.6.2. Penetapan Tujuan Penelitian 34

3.6.3. StudiAwal 34

3.6.4. Pengumpulan Data 35

3.6.5. Penstapan Permasalahan Dan Pernyataan Tujuan 35

3.6.6. PenentuanCTQ 36

3.6.7. Observasi Lapangan 36

3.6.8. Perr.buatan SIPOC 37


3.6.9. Pembuatan Diagram Tulang Ikan 37
3.6.10. Penyusunan PICA 37

3.6.11. Kesimpulan 38

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1. Data Umum Perusahaan 39

4.1.1. Visi Perusahaan. 40

4.1.2. Struktur Organisasi. 40

4.1.3. HasiI Produksi Perusahaan. 40

4.2. Data Laporan Masalah 4!

4.3. Penetapan Permasalahan dan Pernyataan Tujuan 43


4.4. Identifikasi JenisCacat Stopper Patah 45
4.6. Data Proses Produksi 50

4.6.1. Proses Casting 5]

4.6.2. Proses Finishing 53

4.6.3. Proses Machining 55

4.6.4. Proses Painting 57

4.7. Penyusunan SIPOC 59

4.8. Data Sumber Daya Manusia 62

4.8.1. Departemen Receiving 62


4.8.2. Departemen Casting • 63

4.8.3. Departemen Finishing 65


4.8.4. Departemen Machining 66

4.8.5. Departemen Painting 67

4.8.6. Departemen Delivery 68

4.9. Data Lingkungan Kerja 69

4.9.1. Data Lingkungan Kerja Stasiun Kerja Proses 69


Casting

XI
4.9.2. Data Lingkungan Kerja Stasiun Kerja proses 70
Finishing

4.9.3. Data Lingkungan Kerja Stasiun Kerja Proses 72


Machining

4.9.4. Data Lingkungan Kerja Stasiun Kerja Proses 73


Painting

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Analisa Data Laporan Masalah 74


5.2. Analisa Penetapan Permasalahan Dan Pernyataan Tujuan 74
5.3. Analisa CTQ 75
5.4. Analisa Fishbone Diagram 77
5.4.1. Analisa Fishbone Diagram Proses Casting 77
5.4.2. Analisa Fishbone Diagram Proses Finishing 81
5.4.3. Analisa Fishbone Diagram Proses Machining 83
5.4.4. Analisa Fishbone Diagram Proses Painting 85
5.4.5. Analisa Fishbone Diagram Proses Delivery 87
5.5. Penyusunan PICA gg

BAB VI PENUTUP

6.1. Kesimpulan 102


6.2. Saran
103

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

XII
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Simbol Diagram Proses 26


Tabel 2.2. Kondisi Suara Dan Tingkat Kebisingan 28
Tabel 2.3. PICA ?9
Tabel 4.1. Data Keluhan Pelanggan Periode September-Oktober 2006 42
Tabel 4.2. Data Keluhan Pelanggan Produk Hub Comp Rear 1S7 periode 46
Januari - November 2006

Tabel 4.3. Data Mesin Proses Casting 5?


Tabel 4.4. Data Mesin Proses Finishing 54
Tabel 4.5. Data Mesin Proses Machining 56
Tabel 4.6. Data Mesin Proses Painting 59
Tabel 4.7. Data Personel Departemen Receiving 6?
Tabel 4.8. Data Personel Departemen Casting 64
Tabel 4.9. Data Personel Departemen Finishing 55
Tabel 4.10. Data Personel Departemen Machining 66
Tabel 4.11. Data Personel Departemen Painting 57
Tabel 4.12. Data Personel Departemen Delivery 68
Tabel 4.13. Data Lingkungan Kerja Proses Casting 69
Tabel 4.14. Data Lingkungan Kerja Proses Finishing 71
Tabel 4.15. Data Lingkungan Kerja Proses Machining 72
Tabel 4.16. Data Lingkungan Kerja Proses Painting 73
Tabel 5.1. PICA Proses Casting 90
Tabel 5.2. PICA Proses Finishing 94
Tabel 5.3. PICA Proses Machining 98
Tabel 5.4. PICA Proses Painting 99

xni
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Histogram 17

Gambar 2.2. Diagram Pareto 18

Gambar 2.3. Diagram Sebab Akibat 20

Gambar 2.4. Diagram Tebar 22

Gambar 2.5. Peta kontrol 23

Gambar 2.6. Run Chart 24

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian 33

Gambar 4.1. StrukturOrganisasi PT Chemco Llarapan Nusantara 40


Gambar 4.2. ParetoChart Keluhan Pelanggan 44
Gambar 4.3. Hub Comp Rear Dengan Stopper Patah 46
Gambar 4.4. CTQ Tree 49

Gambar 4.4. Proses Utama Pembuatan Hub Comp Rear 1S7 51


Gambar 4.5. Urutan Sub Proses Casting 52
Gambar 4.6. Urutan Sub Proses Finishing 54
Gambar 4.7. Urutan Sub Proses Machining 56
Gambar 4.8. Urutan Sub Proses Painting 58
Gambar 4.9. Diagram SIPOC 60

xiv
ABSTRAKSI

Persaingan pasar industri Manufaktur semakin ketat khususnya Industri brake


sytem. PT Chemco Harapan Nusantara sebagai salah satu perusahaan manufaktur yang
bergerak di bidang automotive part dengan produk unggulan brake system berusaha
meningkatkan kualitas produk yang di hasilkannya. Program peningkatan kualitas yang
dilakukan akan berdasarkan keluhan yang diterima dari pelanggan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui produk apa yang mendesak untuk
diperbaiki bedasarkan keluhan pelanggan. Hal itu diambil sebagai bentuk pelavanan
yang baik kepadu pelanggan dengan merespon secara cepat apa yang menjadi keluhan
pelanggan. Analisa akan dilakukan untuk mencari sebab-scbab terjadinya keluhan
menggunakan diagram tulang ikan. Langkah selanjutnya adalah membuat rekomendasi
perbaikan berdasarkan hasil analisa yang didupatkan menggunakan probelm
identification and corrective action.
Berdasarkan keluhan pelanggan yang diterima perusahaan pada periode bulan
September sampai dengan November 2006, produk hub comp rear 1S7 memiliki
frekuensi keluhan terbanyak dengan salah satu jenis cacat keluhan berlevel claim B.
Jem's cacat dengan level claim Bmerupakan jenis cacat yang berkaitan dengan dimensi
dan fungsi produk. Jenis cacat tersebut adalah stopper patah. Dari penelitian yang
dilakukan selama November sampai Desember 2006 di area proses produksi
hubcomprear 1S7 penyebab utama terjadinya cacat stopper patah adalah buruknya
proses material handling serta kurangnya profesionalisme opeartor lapangan. serta
beberapa sebab yang lain. Perbaikan proses produksi di fokuskan pada proses dan
fasilitas material handling (lorry) dan program peningkatan kedisiplinan operator.

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada beberapa dekade terakhir terjadi perubahan paradigma dalam dunia bisnis.
Pelanggan akan menjadi sumber penggerak bagi jalannya perusahaan. Globalisasi
membuat akses yang mudah bagi konsumen untuk mendapatkan informasi tentang produk
dan jasa. Hal ini mengakibatkan berubahnya pandangan konsumen terhadap produk dan
jasa itu sendiri. Konsumen semakin kritis dan lebih selektif dalam memilih sebuah produk
atau jasa. Konsumen akan memilih produk dan jasa yang memiliki kualitas sesuai dengan
nilai yang dibayarkannya. Perusahaan yang tidak dapat memenuhi harapan konsumen
tidak akan memenangkan persaingan. Kualitas adalah penggerak utama dalam upaya
mendapatkan pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan yang ada. Perusahaan akan
menjadikan kualitas sebagai alat bersaing dalam mempertahankan pelanggannya.

Pasar domestik kini telah menjadi bagian pasar dunia. indikasi ini semakin
diperjelas dengan terbentuknya blok-blok ekonomi maupun perdagangan dunia yang
bersumber pada persamaan region, seperti APEC (Asia Pacific Economic Cooperation),
AFTA (Asean Free Trade Area), NAFTA (North America Free Trade Area). EU
(Europea Union) dan Iain-lain.

Konsekuensi dari itu semua adalah bahwa perusahaan-perusahaan khususnya di


Indonesia, harus melihat kembali strategi bisnisnya yang telah atau sedang dilaksanakan.
Belum atau sudah cukup kompetitifkah dengan parameter kepuasan pelanggan.
Perusahaan dituntut untuk lebih reaktif dengan apa yang menjadi keinginan dan keluhan
pelanggan.

Bentuk usaha yang dapat dilakukan adalah dengan peningkatan kualitas total {total
quality improvement) secara terus menerus {continous improvement). Karena kualitas atau
mutu merupakan salah satu faktor dasar yang mempengaruhi pilihan konsumen untuk
berbagai jenis produk atau jasa yang berkembang pesat saat ini. Kualitas produk yang
dihasilkan dari suatu perusahaan sangatlah penting peranannya bagi perusahaan tersebut
agar bisa bersaing di pasar yang hiperkompetitif saat ini.

Proses industri hams dipandang sebagai suatu perbaikan terus-menerus, yang


dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide-ide untuk menghasilkan suatu produk,
pengembangan produk, proses produksi, sampai pada distribusinya ke konsumen. Setiap
bagian dari industri modern itu hams saling mendukung dan hams menciptakan sinergi
pada masing-masing elemen tersebut, sehingga aktivitas produksi secara keseluruhan
dapat berjalan dengan baik dan terkendali.

P.T CHEMCO HARAPAN NUSANTARA saat ini sedang gencar melakukan


upaya-upaya perbaikan {Improvement Workout). Terutama perbaikan yang berhubungan
dengan peningkatan kualitas. Hal itu dilakukan untuk memberikan tingkat kepuasan yang
lebih tinggi bagi pelanggan. Terutama untuk memberikan pelayanan dalam hal Quality.
Cost, Delivery, dan Flexibility (QCDF) seoptimal mungkin. Untuk mencapai tujuannya.
yaitu sebagai salah satu World Class Company akan dilakukan perbaikan secara
berkesihambungan. Ketidakpuasan pelanggan dapat diindikasi dari besarnya keluhan
yang diperoleh perusahaan dari pelanggannya. Data keluhan juga dapat di jadikan sebagai
acuan proses perbaikan secara terus menerus. Semakin banyak keluhan mengindikasikan
ketidakpuasan pelanggan. Respon yang lambat terhadap keluhan pelanggan berimbas
berpindahnya pelanggan ke perusahaan lain. Dari sudut pandang bisnis. ini sangat
merugikan bagi perusahaan itu sendiri.

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan sebuah rekomendasi bagaimana


perusahaan dapat meningkatkan kulitas produknya dengan menggunakan keluhan
pelanggan sebagai acuan. Untuk Menyeiesaikan kasus dalam perusahaan maka diperlukan
cara yang sistematis untuk mengatasi masalah diatas.

1.2. Perumusan Masalah

Dari penjelasan tentang latar belakang masalah dapat disimpulkan bahwa yang menjadi
pokok permasalahan adalah masalah ketidakpuasan pelanggan yang disebabkan kualitas.
sehingga menyebabkan berpindahnya pelanggan ke perusahaan lain. Masalah yang harus
dipecahkan adalah:

1. Produk apa yang mendesak untuk diperbaiki berdasarkan keluhan dari pelanggan?
2. Jenis cacat apa dari produk tersebut yang menyebabkan keluhan pelanggan?
3. Faktor-faktor apa yang menyebabkan jenis cacat tersebut?
4. Rekomendasi perbaikan apa untuk mengatasi cacat tersebut agar tidak terjadi di
masa yang akan datang?

1.3. Batasan Masalah

Pembatasan masalah perlu dilakukan untuk memfokuskan kajian yang akan dilakukan.
Sehingga tujuan penelitian dapat dicapai dengan cepat dan baik. Adapun pembatasan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Obyek penelitian di PT Chemco Harapan Nusantara.
2. Obyek yang diteliti adalah produk yang memiliki tingkat kepentingan paling
tinggi untuk segera di perbaiki berdasarkan keluhan pelanggan.
3. Tools yang digunakan dalam proses penelitian ini adalah Pareto chart, CTQ
tree, SIPOC diagram, Fishbone diagram, dan Problem identification and
corrective action

14. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian yang ingin dicapai oleh penuiis dari pelaksanaan openelitian adalah:
1. Dapat mengelahui produk yang mendesak untuk diperbaiki berdasarkan keluhan
pelanggan.

2. Dapat mengetahui penyebab terjadinya keluhan tersebut.


3. Dapat memberikan rekomendasi perbaikan-perbaikan proses agar keluhan yang
sama tidak terjadi dimasa yang akan datang.

15. Manfaat Penelitian

Manfaat setelah dilaksanakannya penelitian ini adalah:


1. Pengembangan khasanah ilmu pengetahuan khususnya pada bidang kualitas.
2. Dapat memberikan usulan perbaikan kualitas/mutu produk.
3. Perusahaan dapat menilai efisiensi konversi sumber dayanya. agar dapat
menghasilkan produk yang dapat di terima pelanggan.
4. Perbaikan kualitas akan berpengaruh dalam skala ekonomi perusahaan, yaitu akan
mendapatkan market share yang lebih besar.
1.6. Sistematika Penulisan

Penelitian ini dilakukan dalam suatu stmktur format, yang diuraikan dalam kerangka

pembahasan berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka memuat penjelasan tentang konsep dan prinsip dasar yang

diperlukan untuk memecahkan masalah penelitian. Disamping itu juga memuat

uraian tentang hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh peneliti

lain yang ada hubungannya dengan penelitian yg dilakukan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini mengenai obyek penelitian, waktu dan tempat penelitian, teknik

pengumpulan data, dan kerangka pemecahan masalah yang dijelaskan dalam

diagram alur penelitian.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Pada bab ini berisi tentang data yang diperoleh selama penelitian dan bagaimana

menganalisa data tersebut. Hasil pengolahan data ditampilkan baik dalam bentuk

tabel maupun grafik. Yang dimaksud dengan pengolahan data juga termasuk

analisis yang dilakukan terhadap hasil yang diperoleh. Pada bab ini merupakan

acuan untuk pembahasan hasil yang akan ditulis pada bab V.

BABV PEMBAHASAN

Bab ini membahas hasil penelitian berupa tabel hasil pengolahan data, grafik,

persamaan atau model serta analisa yang menyangkut penjelasan teoritis secara
kualitatif, kuantitatif maupun statistik dari hasil penelitian dan kajian untuk
menjawab tujuan penelitian.

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan memuat pernyataan singkat dan

tepat yang dijabarkan dari hasil penelitian serta pembahasan untuk membuktikan

hipotesis atau menjawab permasalahan. Saran dibuat untuk ditujukan kepada para

peneliti (perusahaan) dalam bidang yang sejenis, yang ingin melanjutkan dan

mengembangkan penelitian yang telah dilakukan.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Umum

Perusahaan-perusahaan yang menghasilkan produk dan pelayanan yang memuaskan


pelanggan akan memenangkan persaingan. Perusahaan mengukur persepsi pelanggan
melalui suatu sun-ey kepuasan pelanggan. dan kemudian mengaitkan pengukuran mereka
dengan proses-proses bisnis yang dilakukan. Perusahaan yang mengukur kualitas dan
efisiensi proses akan menghasilkan produk dan pelayanan berkualitas tinggi pada tingkat
biaya yang lebih rendah.

Data keluhan pelanggan {complaint data) diperoleh langsung dari pelanggan.


\ ang mana data tersebut akan menunjukan keluhan tentang isu-isu yang berkaitan dengan
produk dan pelayanan. Data keluhan seringkali menjadi indikator yang baik untuk
menunjukan kinerja dari proses. Selain itu juga efektif untuk dijadikan dasar pada upaya-
upaya peningkatan proses. Data keluhan dapat diperoleh melalui saluran komunikasi yang
ada dengan pelanggan, misal: telepon, customer care and service, kotak-kotak saran, dan
Iain-lain.

2.2. Pengertian Kualitas

Banyak definisi yang berbeda tentang kualitas, bervariasi dari yang konvensional sampai
yang lebih strategik. Secara konvensional, kualitas didefinisikan dengan penggambaran
karakteristik langsung dari suatu produk. seperti performansi. keandalan. kemudahan
dalam penggunaan. estetika dan sebagainya.

Dalam era globalisasi. secara strategik kualitas didefinisikan sebagai segala


sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan. Karakteristik
sistem kualitas modern dapat dicirikan dalam lima aspek. yaitu : berorientasi pada
pelanggan. adanya partisipasi aktif yang dipimpin oleh manajemen puncak. adanya
pemahaman dari setiap orang terhadap tanggung jawab spesifik untuk berkualitas. adanya
aktivitas yang berorientasi pada tindakan pencegahan kerusakan dan adanya suatu iilosofi
yang menganggap bahwa kualitas merupakan jalan hidup. pernyataan itu disampaikan
oleh Can Shu San (Dikutip dari Skripsi Andyani Rosiina. 2005).

Sedangkan pengertian kualitas menurut persepsi konsumen. bahwa kualitas


didefinisikan sebagai keseluruhan gabungan karakteristik produk mulai dari pemasaran.
reka>asa. pembuatan dan pemeliharaan yang membuat produk atau layanan tersebut
memenuhi harapan konsumen. Dengan demikian kualitas yang muncul dari suatu produk
mempakan kompromi dari sekelompok karakteristik yang diinginkan konsumen yang
berhasil diterjemahkan oleh produsen. pernyataan tersebut disampaikan Mohammad
Hartono (Dikutip dari Skripsi Andyani Rosiina. 2005)

Menurut D.A. Galvin. (dalam lovelock. 1994; Ross, 1993). ada beberapa perpektif
pendekatan untuk mendefmisikan arti dari kualitas, yaitu:

• Trancedent {quality asexcellence) '•


Pendekatan yang bersifat subyektif yang digunakan sebagai pembeda
antara berkualitas baik dan buruk. Uncur exellency suatu benda menjadi
parameternya. Jadi suatu kualitas dipandang sebagai innate excellence,
dimana suatu kualitas dapat dirasakan atau diketahui. tetapi sulit
didefinisikan.

Contohnya lukisan monalisa mempakan benda yang berkualitas tinggi.

• Poduk based

Dalam pendekatan ini menganggap bahwa suatu kualitas benda


diindikasikan oleh kehadiran specific features atau attribute pada benda
tersebut dan dapat diukur. Perbedaan dalam hal kualitas mencerminkan

perbedaan dalam jumlah beberapa unsure atau atribut yang dimiliki


produk. Karena pandangan ini sangat obyektif. maka tidak dapat
menjelaskan perbedan dalam selera, dan kebutuhan individual.

Contohnya adalah bahwa jok dari berkualitas lebih tinggi daripada kulit
imitasi dari vinyl, sebab kulit lebih tahan api dan lebih kuat.

• Manufactured based (quality asconformance to spesification)


Pendekatan ini memperhatikan praktek-praktek perekayasaan dan
manufaktur, serta mendefinisikan mutu sebagai kesesuaian atau sama
dengan persyaratan {conformance to requirement). Produk yang dibuat
sesuai dengan spesisifikasi desain, mempakan produk yang berkualitas
tinggi. Jadi kualitas dari suatu produk yang dihasilkan adalah mempakan
standar-standar yang ditetapkan oleh perusahaan bukan oleh konsumen
yang menggunakannya.

Contohnya adalah perusahaan HONDA-jepang dalam menentukan


perbandingan tingkat kompresi mesin pada setiap jenis motor yang akan
diproduksinya.
10

• Value based {quality as valuefor the price)

Pendekatan ini memandang kualitas suatu barang diindikasikan oleh

kerelaan pelanggan atau customer untuk membeli barang tersebut


{willingness to pay). Kualitas dalam perspektif ini bersifat relative,

sehingga suatu yang mempunyai kualitas paling tinggi belum tentu produk

yang bernilai. Akan tetapi yang paling bernilai adalah produk yang paling
tepat dibeli.

• User based

Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kaulitas auatu produk


tergantung pada orang yang menggunakannya. sehingga produk yang
paling memuaskan sesorang mempakan produk yang paling tinggi
berkualitas tinggi baginya. Perspektif dan subvektif dan demand orbited,

akan menyebabkan pelanggan menilai kualitas dari suatu produk baginya


adalah sama dengan kepuasan maksimum yang dirasakannya.

Pendekatan yang dijelaskan diatas, hampir semua bersifat subvektif. sehingga


dalam kenyataanya produsen hams melakukan kombinasi dari pendekatan-pendekatan
tersebut.

Definisi konvensial dari mutu biasanya menggambarkan karakteristik langsung


dari suatu produk. seperti performansi (performance), keandalan {reliability), estetika
{esthetics) dan sebagainya. Definisi strategik menvatakan bahwa mutu adalah segala
sesuatu yang memenuhi keinginanan atau kebutuhan pelanggan (Vincent gaspersz, 1997).
Mutu mempunyai beberapa unsur dan ciri-ciri tersendiri. Adapaun unsur-unsur
yang terdapat dalam mutu meliputi unsur keandalan, ketersediaan dan unsur keterawatan.
Sedangkan ciri-ciri dari mutu adalah (Montgomery, 1990).
a. Fisik, meliputi panjang. berat, voltage, kekentalan.
b. Indera, seperti rasa, penampilan, warna.
c. Orientasi waktu, keandalan (dapatnya dipercaya). dapatnya dipelihara.
dapatnya dirawat.

A.V. Feigenbaum mengemukakan bahwa kualitas produk ditentukan oleh


konsumen dan dinilai pula oleh konsumen, bagian pemasaran maupun bagian lain dari
pemsahaan pembuat produk tersebut dan bukan juga ditentukan oleh pihak manajer
perusahaan yang bersangkutan.

Faktor-faktor yang berpengamh terhadap kualitas biasa disebut sebagai 9M


(Feigenbaum, AV. 1992). yang masing-masing meliputi:

• Market (pasar)

Jumlah produk yang akan ditawarkan di pasar akan semakin meningkat


dan sebagian besar dari produk-produk tersebut adalah hasil
pengembangan dan rekayasa teknologi yang baru. Dengan bertambahnya
perusahaan akan menjadikan pasar bersifat global, bisnis hams lebih
fleksibel dan perusahaan hams inovatif.

• Money (uang)

Meningkatnya persaingan yang terjadi dalam dunia industri saat ini seiring
dengan fluktuasi ekonomi dunia. telah menumnkan laba. Kebutuhan akan
12

sistem otomasi dan mekanisasi telah menjadikan pengeluaran biaya yang


besar. Biaya-biaya kualitas yang dikaitkan dengan perbaikan dan
pemeliharaan kualitas telah meningkat drastic.

• Management (manajemen)

Dulu kualitas mempakan tanggung jawab pengawas. Akan tetapi sekarang


ini, semua orang didalam perusahaan muali dari top manajemen sampai
yang paling bawah mempunyai tanggung jawab yang sama terhadap
kualitas.

• Man (manusia)

Manusia sebagai pekerja dituntut untuk mempunyai skill yang tinggi


seiring dengan semakin berkembangnya teknologi dalam industri.

• Motivation (motivasi)

Motivasi bagi karyawan dapat dilakukan dengan cara memberikan hadiah


atau penghargaan khusus bagi karyawan yang berprestasi.

• Material (bahan)

Adanya persyaratan kualitas yang telah ditetapkan oleh pelanggan, telah


membuat pemilihan bahan baku dilakukan secara teliti.

• Machines and Mechanization (mesin dan mekanisasi)


Keinginan perusahaan untuk menurunkan biaya produksi dan
meningkatkan volume produksi telah mendorong perusahaan untuk
menggunakan alat-alat yang berteknologi tinggi.
13

• Modern Information Methods (metode informasi modern)


Teknologi informasi yang modern telah menyediakan cara yang tepat
untuk mengendalikan mesin dan proses selama produksi. Informasi yang
dihasilkan lebih akurat, tepat waktu, dan bersifat ramalan yang mendasari
keputusan-keputusan yang akan dating.

• Mounting product Requirements (persyaratan proses produksi)


Rancangan produk berkembang menjadi lebih rumit sehingga memerlukan
persyaratan proses produksi yang lebih kompleks. Oleh karena itu
diperlukan pengendalian yang lebih ketat pada seluruh proses produksi.

Adapun beberapa definisi dari kata kualitas yang berhubungan dengan konteks
pengendalian dan peningkatan kualitas menurut barbagai sumber adalah:

Definisi menurut DR. W. Edwards Deming(1950)

"kualitas merupakan suatu tingkat yang dapat diprediksi dari keseragaman pada
biaya yang rendah dan sesuai dengan pasar "

Definisi menurut DR. Armand V. Feigenbaum (1986)

'kualitas adalah gabungan karakteristik produk dan jasa dari pemasaran,


rekayasa, pembikinan, dan pemeliharaan yang membuat produk dan jasa yang
digunakan memenuhi harapan-harapan pelanggan "

Definisi menurut ISO 9000

"kualitas adalah keseluruhan karakteristik barang atau jasa yang menunjukan


kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan pelanggan, baik berupa kebutuhan
yang dinyatakan mau^m kebutuhan tersirat"
14

Dari beberapa definisi yang telah diungkapkan oleh para pakar dan organisasi
dunia tersebut diatas terdapat beberapa kesamaan pengertian tentang kulitas, yaitu:
• Kualitas meliputi usaha untuk memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan.

• Konsep kualitas lebih berkaitan dengan evaluasi subvektif dari konsumen.


• Kulitas mencakup produk. jasa. manusia. proses dan lingkungan.
• Kulitas mempakan suatu kondisi yang terus berubah (misalnya. apa yang
dianggap mempakan kualitas saat ini mungkin dianggap kurane
berkualitas pada masa yang akan dating) akan tetapi sedikit banyak dapat
di prediksi.

2.3.Mengukur Performansi Kulitas

Pengukuran kualitas dapat dilakukan pada tingkat . yaitu: pada tingkat proses {procces
level), tingkat output {output level), dan tingkat out come {outcome level). Pengendalian
proses statistikal {statistical process control =SPC) dapat diterapkan pada ketiga tingkat
pengukuran performansi kualitas itu. Ketiga tingkat pengukuran performansi kualitas
tersebut adalah:

a. Pengukuran pada tingkat proses


Yaitu mengukur setiap langkah atau aktivitas dalam proses dan karakteristik
input yang diserahkan oleh pemasok (supplier) yang mengendalikan
karakteristik output yang diinginkan.
Contohnya: prosentase material cacat yang diterima dari pemasok. siklus
waktu produk, banyaknya inventory barang setengah jadi.
15

b. Pengukuran pada tingkat output

Yaitu mengukur karakteristik output yang menghasilkan dibandingkan

terhadap spesifikasi karakteristik yang diinginkan pelanggan.

Contohnya: banyaknya produk cacat. tingkat efektifitas dan efisiensi produksi,

karakteristik kualitas produk yang dihasilkan

c. Pengukuran pada tingkat outcome

Yaitu mengukur bagaimana baiknya suatu produk untuk memenuhi kebutuhan

dan ekspektasi pelanggan (jadi mengukur tingkat kepuasan pelanggan dalam

mengkonsumsi suatu produk yang diserahkan). Pengukuran pada tingkat

outcome mempakan tingkat tertinggi dalam pengukuran performansi kualitas.

Contohnya: banyaknya keluhan pelanggan yang diterima atas produk.


banyaknya produk yang dikembalikan pelanggan.

2.4.The Seven Tools

Data adalah catatan tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitataif maupun kuantitatif,
yang digunakan sebagai petunjuk untuk bertindak. Fakta-fakta yang ada dipelajari
berdasarkan data, dan kemudian mengambil tindakan yang tepat berdasarkan fakta itu.
Secara umum dikenal dua jenis data, yaitu: (Montgomery, 1990).

1. Data Atribut

Adalah data kualitatif yang dapat dihitung menggunakan daftar pencacahan untuk

keperluan pencatatan dan analisis. Data atribut sering disebut sebagai data
kualitatif yang bersifat diskrit. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk-
16

bentuk unit konformans atau ketidaksesuaian dengan spesifikasi atribut yang


ditetapkan.

2. Data Variabel

Adalah data kuantitatif yang diukur menggunakan alat pengukuran tertentu untuk
keperluan pencatatan dan analisis. Data variabel mempakan data kuantitatif
bersifat kontinyu. Data variabel biasanya didapat dari hasil pengukuran.

Dalam proses pengumpulan dan penganalisaan data dikenal ada lujuh alat bantu
yang biasa digunakan dalam proses pengendalian kualitas. yaitu: (Gasperz. 1998).

2.4.1. Lembar Periksa

Lembar periksa adalah suatu formulir. dimana item-item yang akan diperiksa telah
dicetak dalam formulir itu, dengan maksud agar data dapat dikumpulkan secara mudah
dan ringkas. Tujuan penggunaan lembar periksa adalah :
a. Memudahkan proses pengumpulan data terutama untuk mengetahui bagaimana
suatu masalah sering terjadi.

b. Mengumpulkan data tentang jenis masalah yang sedang terjadi.


c. Menyusun data secara otomatis. sehingga data dapat digunakan dengan mudah.
d. Memisahkan antara opini dan fakta.
Berikut adalah contoh dari lembar periksa untuk data variabel yang lazim digunakan:
17

2.4.2. Histogram

Adalah diagram batang yang berfungsi untuk menggambarkan bentuk distribusi


sekumpulan data yang biasanya berupa karakteristik mutu. Histogram dapat membantu
kita untuk menemukan variasi. Histogram dapat dipergunakan sebagai suatu alat untuk :
a. Mengkomunikasikan informasi tentang variasi dalam proses.
b. Membantu manajemen dalam membuat keputusan-keputusan yang berfokus pada
usaha perbaikan terus-menerus.

Distritiusi Pescrta PomiUi Berdasarkan


Kelompok Umur

o _
TO iS 1 ->
EE -M, 1.3

4-
1' 2 1 22 26 27 3 1 22 "> 6 3T A 1 -12 -if; ^1"
Umur [tahun]

Gambar 2.1. Histogram

2.4.3. Diagram Pareto

Diagram pareto. pertama kali diperkenalkan oleh Vilfredo pareto, adalah suatu grafik
batang yang menjelaskan hierarki dari masalah-masalah yang timbul atau menjelaskan
masalah berdasarkan urutan banyaknya kejadian. Masalah yang paling banyak terjadi
ditunjukan oleh grafik batang pertama yang tertinggi serta ditempatkan pada sisi paling
kiri. dan setemsnya sampai masalah yang paling sedikit terjadi ditunjukkan oleh grafik
batang yang terakhir yang terendah serta ditempatkan pada sisi paling kanan.
Diagram pareto dibentuk berdasarkan oleh prinsip bahwa 80% permasalahan
disebabkan oleh 20% akar masalahnya, sehingga dengan menfokuskan penyelesaian pada
akar masalah akan membuat 80% masalah terselesaikan.

Diagram Pareto dapat digunakan sebagai alat interpretasi untuk :


a. Menentukan frekuensi relatif dan urutan pentingnya masalah atau petnebab dari
masalah yang ada.

b. Memfokuskan perhatian pada isu-isu kritis dan penting dengan pembuatan


ranking terhadap masalah atau penyebab dari masalah tersebut secara sienifikan.

Oioqtoni Pareto Peityebab Panjanqnyj Antriai

o £

Gambar 2.2. Diasram Pareto

2.4.4. Diagram Sebab Akibat

Diagram sebab akibat atau fishbone diagram yang untuk pertama kali diperkenalkan oleh
kaoru ishikawa adalah suatu diagram yang menunjukkan hubungan antara sebab dan
akibat. Prinsip yang dipakai adalah brainstorming, yaitu suatu metode yang
mengumpulkan pendapat dari orang-orang yang dianggap ahli di bidangnya untuk
menemukan penyebab dari permasalahan yang sedang dihadapi.
Chaundry (1999) menyatakan bahwa untuk dapat menemukan akar penyebab dari
suatu masalah, maka kita perlu memahami dua prinsip yang berkaitan dengan hokum
sebab akibat, yaitu:

1. Suatu akibat terjadi atau ada hanya jika penyebabnya itu ada pada titik
yang sama dalam ruang dan waktu

2. Setiap akibat yang terjadi mempunyai paling sedikit dua penyebab dalam
bentuk:

a. Penyebab-penyebab yang dapat dikendalikan (controllable causes).


Yang berarti bahwa penyebab itu masih berada dalam lingkup
tanggung jawab dan wewenang kita sehingga dapat diambil
tindakan (actionable)

b. Penyebab-penyebab yang tidak dapat dikendalikan (uncontrollable


causes). Terdiri dua dari penyebab, yaitu penyebab yang dapat
diperkirakan. sehingga memungkinkan kita untuk
mengantisipasinya dan penyebab yang tidak dapat diperkirakan
karena belum adanya referensi atau pengetahuan lain tentang
kejadian sebelumnya.

Tujuan diagram sebab akibat adalah :

1. Membantu mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah.


2. Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah.
3. Membantu dalam penyelidikan atau pencarian fakta lebih lanjut.
20

Karyawari

Motva* (C)

Lay-out Forri.C)

~7 * 7

/ / /

Gambar 2.3. Diagram sebab akibat

Cabang utama (tulang punggung) mempresentasikan efek atau permasalahan yang


akan ditimbulkan dan dilabelkan secara khas pada sisi kanan dari diagram itu. sebagai
kepala ikan. Setiap tulang besar yang bercabang dari tulang punggung berhubungan
dengan suatu penyebab pokok. Tulang kecil yang bercabang dari tulang besar
berhubungan dengan faktor-faktor kausal yang lebih mendetail. Diagram jenis ini berguna
dalam setiap analisis, karena menggambarkan hubungan antara sebab dan akibat secara
rasional. Akar penyebab dari masalah didasarkan pada prinsip 5M. vaitu:

1. Man (tenaga kerja)

Berkaitan dengan kekurangan dalam pengetahuan (tidak terlatih. tidak


berpengalaman. kekurangan dalam ketrampilan dasar yang berkaitan dengan
mental dan fisik. kelelahan, stress, ketidakpedulian. dan skill yang belum merata.
21

2. Machine (mesin-mesin)
Berkaitan dengan mesin-mesin dan peralatan yang diperlukan dalam suatu
pemrosesan, termasuk alat komunikasi yang terbatas, jumlah computer yang
kurang, dan sebagainya.

3. Method (Metode Kerja)


Berkaitan dengan tidak ada prosedur dan metode kerja yang tidak benar, tidak
jelas. tidak diketahui, tidak terstadarisasi. tidak cocok, dan sebagainya.

4. Material

Berkaitan dengan tidak adanya spesifikasi kualitas. ketidaksesuaian dengan


spesifikasi kualitas yang ditetapkan, termasuk aplikasi yang tidak lengkap.

5. Media

Berkaitan dengan tempat dan waktu kerja yang tidak memperhatikan aspek-aspek
kebersihan, kesehatan dan keselamatan kerja. dan lingkungan kerja yang kondusif.

2.4.5. Diagram Tebar {Scatter Diagram)

Adalah suatu diagram yang menggambarkan hubungan antara dua faktor dengan memplot
data kedua faktor tersebut pada suatu grafik. Dengan diagram ini kita dapat menentukan
korelasi antara kedua faktor. Diagram tebar dapat digunakan untuk :
a. Mengujf kuatnya hubungan antara dua variabel.
b. Menentukan jenis hubungan dari dua variable.
??

Diagram tebar dapat menunjukkan:


a. Karakteristik kualitas dan faktor yang mempengamhinya.
b. Dua karakteristik kualitas yang berhubungan.
c Dua faktor yang saling berhubungan yang mempengamhi karakteristik kualitas.

Scater Diagram

•=

Gambar 2.4. Diagram tebar

2.4.6. Peta Kontrol

Peta kontrol adalah bentuk grafik dengan batasan-batasan yang berguna dalam
menetapkan pengambilan keputusan dalam pengendalian kualitas secara statistik. Peta
kontrol digunakan untuk:

1• Menentukan apakah suatu proses berada dalam pengendalian statistik.


2. Memantau proses terus menerus agar proses tetap stabil secara statistik.
3. Menentukan kapabilitas proses (Process Capability). Batas-batas dari variasi
proses ditentukan setelah proses berada dalam pengendalian statistik.
23

Setiap peta kontrol terdiri dari

a. Garis tengah (central limit) dinotasikan sebagai CL.


b. Sepasang batas kontrol (control limits), yaitu:
o Batas kontrol atas (upper control limit), dinotasikan sebagai UCL.
o Batas kontrol bawah (lower control limit), dinotasikan sebagai LCL.
c. Tebaran nilai-nilai karakteristik kualitas yang menggambarkan keadaan proses.
Jika semua nilai berada di dalam batas kontrol, maka proses dalam keadaan
terkontrol atau terkendali secara statistik. dan sebaliknya.

^ " :8 5C' ti: :•: £ 65 64 65 66 6T 68 69

-L'i — \* -g-fcta

Gambar 2.5. Peta control

2.4.7. Run Chart

Run chart adalah suatu bentuk grafis yang dipergunakan sebagai alat analisis untuk:
• mengumpulkan dan menginterpretasikan data, juga merupakan ringkasan
visual dari data itu. sehingga memudahkan dalam pemahaman.
• Menunjukan out put dari suatu proses sepanjang waktu.
24

• Menunjukan kecenderungan dari data sepanjang waktu.


• Menunjukan apa yang sedang terjadi dalam situasi tertentu sepanjang
waktu.

• Membandingkan data dari periode yang satu dengan yang lain, demik lan

pula memeriksa perubahan-perubahan yang terjadi.

Nilai Stok Dicks Sporting

CO

* <&<* ^ ^
Bulan

Gambar 2.6. Contoh Gambar Run Chart

2.5. CTQTree

Tool ini digunakan untuk mengidentifikasi proses atau produk yang akan di perbaiki
untuk menterjemahkan permintaan pelanggan. Biasanya bentuknya hanya terdiri dari
turunan masalah atau breakdown dari semua masalah sampai tercapai atau teridentifikasi
masalah yang sesungguhnya guna memenuhi keinginan pelanggan.

Penentuan CTQ dilakukan dengan -*ra memperoleh suara pelanggan


dikonversikan menjadi bahasa kualitas yang dapat merepresentasikan karakter produk
25

utama yang diinginkan oleh pelanggan. Tools yang dipakai untuk menentukan karakter
CTQ adalah CTQ Tree. Dengan menggunakan CTQ Tree, maka keinginan pelanggan
yang bersifat umum dapat diterjemahkan menjadi suatu karakter kualitas yang bersifat
lebih spesifik.

2.6. SIPOC (Supplier-Input-Proses-Output-Customer)

SIPOC adalah sebuah peta proses yang didalamnya teridentifiksi siapa pemasoknya
(supplier), apa input-nya, bagaimana prosesnya. apa hasilnya dan siapa saja pemakainya.
Kualitas ditentukan oleh output yang dihasilkan. Untuk itu output yang dihasilkan hams
ditingkatkan dengan menganalisa input dan variabel-variabel yang ada didalamnya.
SIPOC merupakan tool yang sangat efektif. SIPOC dapat memastikan bahwa semua
orang akan melihat proses dalam cara pandang yang sama. Untuk itulah SIPOC hams ada
pada tahap awal proyek.

Proses dipetakan menjadi beberapa langkah, kemudian analisa mulai dijalankan


dari kiri ke kanan, yaitu dari pelanggan (customer) ke pemasok (supplier). Langkah-
langkah proses mapping :
- Menamakan proses.

- Membuat batasan titik awal dan akhir proses.


- Membuat daftar output dan pelanggan.
- Membuat daftar input dan pemasok.
-Identifikasi, memberi nama dan mengurutkan langkah-langkah yang ada dalam proses.
26

2.7. Diagram Operasi (Operation Chart)

Diagram operasi adalah alat untuk menggambarkan proses dalam bentuk yang ringkas,
sehingga mudah untuk dimengerti. Diagram operasi akan memberi gambaran secara
grafis dari tiap-tiap kejadian dalam suatu pekerjaan. Simbol-simboi yang digunakan untuk
membuat diagram proses diperlihatkan pada table 2.1.

Simbol-simboi tersebut berlaku seperti sebuah alat bantu dalam membuat langkah-
Iangkah detail pada sebuah proses dengan cepat dan mudah. Seperti pada urutan-urutan
aktifitas seseorang. atau langkah-langkah yang dilalui oleh sebuah material. Penggunaan
diagram proses secara benar dapat mendeteksi dan mengusulkan tindakan-tindakan
perbaikan yang perlu dilakukan terhadap proses. Misalnya pengurangan waktu.
penggabungan aktifitas sehingga lebih efesien, dan Iain-lain.

Tabel 2.1. Simbol diagram proses

Simbol iNama
Keterangan

Operation Operasi terjadi ketika suatu obyek dengan sengaja dirubah


menjadi bentuk atau karakteristik lain
Transportasi terjadi ketika suayu obyek dipindahkan dari tempat
Transportation satu ke tempat lain, tetapi bukan perpindahan yang masih
terintegrasi dalam rangkaian kegiafan operasi
Inspection Inspection terjadi ketika suatu obyek diperiksa atau dibandingkan
dengan standar baik dalam kuantitas maupun kualitas
Delay Delay terjadi ketika kegiatan selanjutnya yang mengikuti kegiatan
|sebelumnya tidak berjalan dengan segera (tertunda)
Storage Storage terjadi ketika suatu obyek disimpan dalam pengawasan,
seperti misalnya pengawasan jumlah pengambilannya
n Dua simbol dapat dijadikan satu ketika menunjukkan aktifitas
Combined
yang dikerjakan sekaligus bersamaan

Sumber sritomo. 1995


27

2.8. Kondisi Lingkungan Kerja Yang mempengaruhi Aktifitas Kerja Man usia

Aktifitas manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak bisa lepas dari pengaruh
lingkungannnya. Termasuk ketika manusia melakukan aktifitas kerja, lingkungan kerja
yang tidak kondusif akan berpengaruh buruk terhadap performansi kerjanya. Faktor-
faktor lingkungan kerja yang secara signifikan dapat berpengaruh terhadap performansi
kerja manusia adalah:

a) Temperatur/Suhu

Menurut penyelidikan untuk berbagai tingkat temperatur lingkungan kerja akan


memberikan pengaruh yang berbeda-beda seperti berikut ini:
• ±49° C : Temperatur ini dapat ditahan sekitar 1jam. aktivitas mental dan
daya tanggap mulai menurun dan cenderung melakukan kesalahan .
• ±30° C : Aktivitas mental dan daya tanggap muali menurun, serta timbul
kelelahan fisik.

• ± 24° C : Kondisi optimum


• ± 10°C : Kelakukan fisik yang ekstrim mulai muncul
Dari suatu penyelidikan pula dapat diperoleh hasil bahwa produktifitas kerja
manusia akan mencapai tingkat yang paling tinggi pada temperature sekitar 24° C
sampai 27° C.

b) Pencahayaan

Pencahayaan sangat mempengaruhi manusia untuk melihat obyek-obyek secara


jelas, cepat tanpa menimbulkan kesalahan. Pencahayaan yang kurang
mengakibatkan mata pekerja menjadi cepat lelah karena mata akan bemsaha
melihat dengan cara membuka lebar-lebar. LeIahnya mata ini akan mengakibatkan
pula lelahnya mental dan lebih jauh lagi bisa menimbulkan rusaknya mata.
28

c) Kebisingan

Ada tiga aspek yang menentukan kualitas bunyi yang bisa menentukan tingkat
gangguan terhadap manusia yaitu:

• Lama waktu bunyi tersebut terdengar. Semakin lama telinga mendengar


kebisingan akan semakin buruk dampaknya bagi pendengaran.
• Intensitas (biasanya diukur dengan satuan decibel dB)
• Frekuensi suara yang menunjukan jumlah gelombang dari gelombang-
gelombang suara yang sampai ditelinga setiap detik. Satuannya
dinyatakan dalam jumlah getaran per detik atau Hertz.

Tabel 2.2. Kondisi Suara dan Tingkat Kebisingan

Kondisi suara _Desibei (dB) _B_atas dengar tertinugi


120 Halilintar

Menulikan 110 Meriam

100 Mesin uap


Sangat hiruk pikuk 90 Jalan hiruk pikuk
80 Perusahaan sangat gaduh
Kuat 70 Kantor gaduh
60 Jalan pada umumnya
Sedang 50 Rumah gaduh
40 Percakapan kuat
Tenang 30 Rumah tenang
20 Percakapan
Sangat tenang 10 Suara daun-daun
29

2.9. PICA (Problem Identification and Corrective Action)

Tahap perbaikan (Improve) adalah tahap yang cukup penting dalam upaya perbaikan
kualitas, sebab upaya perbaikan yang dibuat harus sangat realistis dan hams dapat
disesuaikan dengan kondisi yang ada.

Tool yang digunakan pada tahap ini hanya satu, yaitu PICA. Didalam PICA terdapat
keterangan mengenai perbaikan apa yang perlu dilakukan terhadap penyebab
permasalahan. PICA berbentuk tabel yang isinya diperoleh dari hasil penveledikian dari
analisis sebab-sebab terjadinya kecacatan produk. Hasil yang akan diperoleh oleh PICA
adalah berupa usulan-usulan kegiatan perbaikan terhadap sebab-sebab masalah yang
sudah diidentifikasi sebelumnya. Pada Tabel 2.3. merupakan contoh format PICA.
Tabel 2.3. Contoh Tabel PICA

No Masalah Analisa Perbaikan Mengapa Bagaimana Kapan Dimana Pic


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Obyek Penelitian

Penelitian dilakukan di perusahaan manufaktur yaitu PT Chemco Harapan Nusantara.


Pemsahaan tersebut merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang brake
system. Pada penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah produk dari PT Chemco
Harapan Nusantara yang mendesak untuk segera diperbaiki kualitasnva. Hal tersebut akan
ditentukan berdasarkan keluhan yang diterima dari pelanggan.

3.2. Data-data Yang Dibutuhkan

Data-data yang dibutuhkan untuk menyeiesaikan masalah dalam penelitian ini antara lain:
1. Data keluhan pelanggan yang didapat pada saat awal penelitian. Dari data
keluhan tersebut akan ditentukan produk yang mendesak untuk segera
dilakukan perbaikan.

2. Data proses produksi yang akan dijadikan sebagai dasar analisa penyebab
cacat dan kerangka dasar perbaikan proses.

3.3. Sumber Data

I. Data primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan peneliti langsung dari sumbernya
yaitu perusahan. Data primer meliputi:

30
31

a. Data umum perusahaan.

b. Data yang dibutuhkan dalam penelitian. Adalah data-data dari hasil


pencacatan langsung pada waktu proses produksi sedang berjalan dan juga
data-data lampau (history) yang dimiliki perusahaan yang dapat juga
dijadikan referensi peneliti.
2. Data Sekunder

Adalah data-data yang berasal dari sumber lain, misalnya dari buku-buku
perpustakaan, jurnal-jurnal. prosiding-prosiding dan sumber lain yang dapat
dijadikan sebagai referensi yang mendukung penyelesaian masalah pada
proses penelitian.

3.4. Pengumpulan Data

Dalam penyusunan tugas akhir ini, penusli menggunakan meode pengumpulan data yang
telah lazim digunakan, yaitu:

1. Studi lapangan (fieldresearch)

Metode ini dilakukan langsung ke lapangan untuk mengadakan pengamatan dan


pengambilan data ke obyek penelitian. yaitu bagain QA dan factory PT Chemco
Harapan Nusantara. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data-data primer
yang lebih terperinci guna menunjang penelitian ini. dilakukan dengan
cara/teknik, antara lain:

a. Wawancara (interview)

Metode ini dilaksanakan dengan mengdakan wawancara secara langsung


dengan pihak-pihak pada perusahaan yang berkompeten (khususnva divisi
QA) dan pihak-pihak lain yang akan diteliti oleh penuiis. terutama di
bagian pengendalian proses produksi.
32

b. Observasi

Metode ini dilaksanakan dengan mengadakan pengamatan secara langsung


ke lapangan dan mencatat secara langsung data-data yang dibutuhkan,
khususnya terhadapa proses produksi.
c. Pencatatan tidak langsung

Yaitu dengan mencatat data-data lampau (history) yang dimiliki oleh


perusahaan sebagai tambahan referensi. Dan data-data ini sifatnya hanya
membantu dalam hal analisis.

2. Studi Pustaka (library research)

Studi pustaka dilakukan dengan mempelajari buku-buku referensi yang berkaitan


dengan pokok permasalahan yang akan dibahas, serta artikel-artikel yang
berkaitan dengan program peningkatan kualitas seperti Six Sigma. ISO 9001 :
2000, dan Iain-lain. Tujuannya adalah untuk memperoleh landasan-landasan teori
yang kuat yang akan digunakan dalam analisis kasus sehingga penelitian yang
dilakukan tidak keluar dari kaidah-kaidah yang ditetapkan dan agar penelitian
lebih terarah dengan adanya refensi yang cukup.
33

3.5. Diagaram Alir Penelitian

Mulai

Identifikasi Masalah

Study Awal

Pengumpulan Data 1 ;
1. Data Umum Perusahaan
2.Data Keluhan pelanggan
._...3iJ2§ta_2![oses produksj

Penetapan permasalahan
dan pernyataan tujuan

Observasi
lapangan

Membuat process
map (SIPOC)

Membuat analisa
Fishbone diagram

Membuat PICA

Membuat kesimpulan dan


rekomendasi

selesai

Gambar 3.1. Diagram alir penelitian


34

3.6. Tahapan Penelitian

3.6.1. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah tahapan dalam penelitian, yang dijadikan sebagai sarana
penganalisaan sumber permasalahan pada obyek penelitian. Didalamnya akan memuat
alasan keharusan dilaksanakannya penelitian berdasarkan fakta-fakta yang didapatkan.
Dalam hal ini akan mencantumkan permasalahan pokok yang menjadi dasar
dilaksanakanya penelitian, serta permasalahan yang hams diseiesaikan secara terperinci.
Itu dilakukan dalam menyikapi fakta-fakta yang telah didapatkan.

3.6.2. Penetapan Tujuan Penelitian

Penetapan tujuan penelitian akan mengemukakan hal-hat yang ingin dicapai dari
penelitian yang dilakukan secara terperinci, sehingga dapat mengarahkan proses
penelitian. Peneliti akan lebih terfokus dalam melakukan penelitian. Dan tentunya tujuan
tersebut berhubungan dengan permasalahan urgent yang hams diseiesaikan berdasarkan
fakta yang terdapat pada identifikasi masalah.

3.6.3. Studi Awal

Studi awal dilakukan sebagai bekal dalam pelaksanaan penelitian itu sendiri. Disini akan
dipelajari berbagai sumber teori yang berkaitan dengan pencarian solusi masalah
penelitian. Adapun sumber-sumber tersebut dapa? berupa buku, jurnal, makalah dan lain-
lain yang berhubungan dengan masalah peneiitian.
35

3.6.4. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dalam perusahaan, dimana dalam hal ini data yang akan di
ambil berkaitan dengan masalah penelitian adalah berupa data umum perusahaan data
keluhan pelanggan

Data keluhan yang diperoleh dari pelanggan dijadikan indikasi apa yang menjadi
sebab ketidakpuasan pelanggan. Ini penting bagi perusahaan agar tidak kehilangan
pelanggannya. Penentuan produk yang akan diteliti atau dilakukan perbaikan kualitas
adalah produk yang pada saat awal penelitian mendapat keluhan dari pelanggan serta
berdasarkan tingkat claim dari jenis cacat yang termuat dalam produk tersebut.

Data proses produksi akan diambil berdasarkan dokumentasi pemsahaan dan


melkukan observasi langsung ke lantai produksi. Data proses produksi digunakan untuk
menganalisa kesalahan proses produksi dan dijadikan dasar perbaikan proses.

3.6.5. Penetapan Permasalahan Dan Pernyataan Tuj uan

Tahapan ini akan berbeda dengan identifikasi masalah karena tahapan ini sudah spesifik
ke dalam permasalahan yang lebih kecil areanya, yaitu pada internal produk. Penetapan
permasalahan berisi deskripsi masalah yang ada saat ini dari produk yang
direkomendasikan untuk segera dilakukan perbaikan. Sedangkan pernyataan tujuan akan
mendifinisikan tujuan akhir dari improvement yang ingin di capai.
36

3.6.6. Penentuan CTQ

Penentuan CTQ sangat penting dilakukan. Penentuan CTQ didasarkan dari data keluhan,
yang merupakan terjemahan definisi VOC secara kuantitatif. VOC digunakan untuk
mengetahui keinginan pelanggan. persepsi maupun pendapat mereka mengenai produk.
Ini akan dijadikan dasar untuk :

a. Menentukan produk/pelayanan yang akan di tawarkan.


b. Mengidentiiikasi spesifikasi dan fungsi yang kritikal untuk produk/
sen>ice tersebut.

c Menentukan dimana perbaikan di fokuskan.

d. Mendapatkan dasar pengukuran kepuasan pelanggan terhadap proses


perbaikan.

e. Mengidentifikasi kunci dari kepuasan pelanggan.

Dalam proses ini alat yang akan digunakan adalah CTQ tree, karena dengan CTQ
tree akan dapat menerjemahkan keinginan pelanggan yang luas kedalam CTQ yang lebih
spesifik. memastikan teridentifikasinya semua aspek keinginan pelanggan.

3.6.7. Observasi Lapangan

Observasi lapangan dilakukan untuk mengetahui keadaan sesungguhnya pada lantai


produksi, sehingga dapat mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses
produksi itu sendiri. Di situ akan terlihat faktor dominan yang berpengaruh terhadap
ketidaksesuaian dengan kualitas yang diharapkan. Observasi lapangan juga dilakukan
untuk mendapatkan data cacat produk yang diteliti. beserta penyebabnya. Selain itu juga
akan didapatkan data proses produksi dari produk tersebut.
37

3.6.8. Pembuatan SIPOC

SIPOC dipakai agar semua orang. khususnya peneliti. untuk dapat memastikan bahwa
semua orang akan melihat proses dalam cara pandang yang sama. Di dalamnya akan
memuat:

a. Supplier adalah pihak-pihak yang menyediakan input ke dalam proses.


b. In putadalah data/dokumen/bahan baku yang dibutuhkan dalam proses.
c. Process adalah aktivitas untuk memenuhi segala sesuatu yang diinginkan
pelangan.

d. Out put adalah informasi/produk/hasil yang diinginkan pelanggan.


e. Costumer adalah pihak-pihak yang menggunakan/mengharapkan sesuatu
dari proses kita.

3.6.9. Pembuatan Diagram Tulang Ikan

Pembuatan diagram tulang ikan (Fishbone Diagram) untuk mengidentifikasi faktor-faktor


yang mengakibatkan terjadinya masalah utama. dari diagram tulang inilah dapat diketahui
penyebab-penyebab khusus yang menyebabkan terjadinya cacat yang dikeluhkan
pelanggan

3.6.10. Penyusunan PICA

Penyusunan PICA untuk menunjukan tindakan-tindakan perbaikan yang perlu dilakukan.


Dalam penelitian. ini adalah bagian daripada usulan yang akan di berikan kepada
perusahaan. akan tetapi tidak hams diimplemetasikan, ini berkaitan dengan kebijakan
perusahaan tempat penelitian
3.6.11. Kesimpulan

Kesimpulan sebagai penjelasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan serta
rekomendasi yang diberikan kepada perusahaan menyikapi hal-hal yang didapatkan
dalam proses penelitian yang diharapkan akan adanya perbaikan di masa yang akan
datang.
BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Pada bab ini. aktivitas yang dilakukan adalah mengumpulkan data-data yang diperlukan
dalam penelitian. Dalam penelitian ini. data yang diperlukan mencakup data yang bersifat
kuntitatif dan data yang bersifat kualitatif. Keseluruhan data yang dibutuhkan diperoleh
dari berbagai sumber yang terkait dalam proses penelitian. Data kuantitatif diperoleh
dengan observasi secara langsung ke lapangan, sedangkan untuk data yang bersifat
kualitatif. diperoleh dengan melihat langsung proses yang ada, diskusi. dan wawancara
dengan berbagai pihak serta melalui dokumen-dokumen perusahaan.

Proses pengumpulan dan pengolahan data pada penelitian ini dilakukan secara

menyatu dan tidak terpisahkan. Hal tersebut dikarenakan pengambilan data berikutny a

akan berdasarkan hasil pengolahan data sebelumntva.

4.1. Data Umum Perusahaan

PT Chemco Harapan Nusantara merupakan perusahaan penanaman modal dalam negeri


yang didirikan pada tahun 1984 dengan status perusahaan perseroan terbatas. PT Chemco
Harapan Nusantara merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang memproduksi
komponen brake system dan automotive part untuk dipasok ke berbagai perusahaan
otomotif di sekitar Jakarta dan Jawa Barat. Bangunan pabrik PT Chemco Harapan
Nusantara didirikan di atas tanah seluas 9000 M2. PT Chemco Harapan Nusantara
mempunyai proses utama brake system manufacture.

39
40

4.1.1 Visi Perusahaan

"'Menjadi yang terdepan dalam kualitas. inovasi. citra. dan kenyamanan pada sektor
industri komponen otomotif dari sudut pandang konsumen".

4.1.2. Struktur Organisasi

TJ'Sl!*^'!

Wafiaoer FactXY 1 SI WaraMfFacavZ s V-anaa? Facsri3 I Ms-K^QA/CCDeci

j ii
jj s
Hiatal? I SjW^D *KAl
Manager POC Dec: o| Manager PPPC Dspt Manas? MS Deff s Manager Tecncs Dec: ? " y^a-jef Fnn/Acc Dep; j i tea:.: PSG^. Oe!
J L i i i

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PI Chemco Harapan Nusantara

4.1.3. Hasil Produksi Perusahaan


41

Caliper front / rear untuk Roda 2 dan 4


Master cylinder front/ rear untuk roda 2 dan 4
Hub front dan rear

Cover crank acse

Panel Front dan rear roda 2

Master cylinder
Master power roda 4.

4.2. Data Laporan Masalah

Data laporan masalah ini merupakan data yang diperoleh dari laporan-laporan vane

diterima secara langsung dari pelanggan melalui bagian Quality Assurance!Quality-


Control. Data laporan masalah ini berupa data keluhan pelanggan.

Produk yang dihasilkan oleh PT Chemco Harapan Nusantara sebagian besar


adalah produk komponen brake system dan komponen otomotif lainnya. PT Chemco
Harapan Nusantara juga merupakan pemasok utama untuk perusahaan-perusahaan
manufaktur otomotif di sekitar Jakarta dan Jawa Barat. Pelanggan utama PT Chemco
Harapan Nusantara adalah PT Astra Honda Motor, PT Honda Prospect Motor, PT
Yamaha Indonesia Motor Manufacture, PT Kawasaki Motor Indonesia. PT Indomobil
Suzuki Internasional serta perusahaan lainnya yang bergerak dalam industri otomotif.

Berdasarkan pelanggan utama yang dimiliki, PT Chemco Harapan Nusantara di


tuntut untuk dapat selalu memenuhi pesanan dari segi kualitas. Kebijakan yang diterapkan
oleh PT Chemco Harapan Nusantara adalah merespon dengan cepat apa yang menjadi
42

keluhan (claim maupun complain). Hal itu berkaitan pelayanan yang baik terhadap
pelanggan, terutama dalam hal kualitas.

Tabel 4.1 Data keluhan pelanggan periode September sampai dengan November
2006

Bulan Ianggal Level Item/ part Masalah Jumlah

kejadian claim cacat

C Jt Mam pet

Carburator

C Footrest 1 Lecet

3S0

c Footrest 2 Painting lelch

c 3S0 Painting bruntus

c Painting mengelupas
September c Dakon/dekok material

14 Plate Assy Paint mengelupas


37JCIS

c Handle seat Bintik

5TL

c Hub front Dakon/dekok

5TP Black

21 Plate Assy Material dekok. baret


43

C 3S0 Paint mengelupas 3

c Bruntus 1 1

21 B Hub Rear Tidak ada champer 1

B 1S7 Stopper patah 1

26 C Footrest Cacat (bruntus) 9

1 Assy 1 1S7 Leleh 2


1
26 c Footrest Buffing kasar 1
j
1
1
J Assv 2 1 S7 I
1
2 B Hub Rear Stopper patah 2

1S7

10 C HubRR22 Keropos 12

Oktober 16 c Plate Assy Paint leleh 2


i

c 37J Cis Bruntus 1

1 20 c Handle seat Leleh I

5TL
"

26 c Plate Assy Gompal ^


j

3S0 Lecet/Baret 2
...

1 B Hub Rear Stopper patah 6

c 1S7 Painting mengelupas 4


.

November C Gompal 6

C Penvok
_

= • _
Sumber : Data QA/QC Departement PTCHN

4.3. Penetapan Permasalahan (problem statement) dan Pernyataan Tujuan (goal


statement)
44

Hasil rekapituasi data keluhan pelanggan pada tabel 4.1 menunjukan bahwa produk Hub
Comp Rear 1S7 memiliki frekuensi keluhan paling besar, yaitu sebanyak 3 kali dalam
tiga bulan terakhir, dengan jumlah produk cacat sebanyak 21 buah. Dengan definisi cacat
stopper patah, cat mengelupas, gompal, penyok dan tidak ada champer. Adapun jumlah
part untuk masing-masing cacat adalah stopper patah sebanyak 9buah. tidak ada champer
I buah, cat mengelupas sebanyak 4buah, gompal sebanyak 6buah. dan penyok sebanyak
1buah. Jenis cacat stopper patah selain memiliki kuantitas paling banyak, juga memiliki
kepentingan bobot paling tinggi untuk segera di perbaiki (level claim B). karena berkaitan
dengan fungsi dari produk itu sendiri. Mengingat PT Chemco Harapan Nusantara adalah
pemasok utama PT Yamaha Indonesia Motor Manufacture untuk produk Hub Comp Rear
1S7 maka perbaikan kualitas mendesak untuk dilakukan.

10
^_______ -> ,100
CD
o
|T " "
8
I H ^"^ : 80
6

4 I I j 40
I i
2 I !
j i 20

0 SI . [;•"••* 1 ; 0

Defects

Gambar 4.2 pareto chart keluhan pelanggan

Dengan demikian pernyataan masalah untuk Project Charter ini adalah :


"Masih rendahnya kualitas nroduk Hub Comp Rear IS7 berdasarkan data keluhan
pelanggan pada tiga bulan terakhir. terutama cacat stopper patah"
45

Didasarkan pada fakta itulah maka selanjutnya penelitian akan difokuskan pada
produk Hub Comp Rear 1S7 . Dan tujuan yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan
kualitas produk Hub Comp Rear 1S7 melakukan perbaikan-perbaikan proses saat ini,
agar keluhan stopper patah tidak terjadi di masa yang akan datang.

4.4. Identifikasi Jenis Cacat Stopper Patah

Hub Comp Rear 1S7 adalah salah satu komponen brake system untuk sepeda motor
Yamaha Tipe Jupiter. Fungsi part itu selain sebagai lining yang berputar bersama-sama
dengan roda belakang. Adapaun jenis cacat stopper patah adalah keadaan dimana salah
satu atau lebih stopper yang berada di dalam lubang bearing patah. Setiap hub memiliki
stopper 3 buah. Stopper itu sendiri berfungsi untuk menahan bearing agar tidak bergeser.
Gambar di bawah ini salah satu contoh hub comp rear 1S7 dengan keadaan cacat stopper
patah.
46

Gambar 4.3. Hub Comp Rear dengan salah satu stopper patah

4.5.Penentuan CTQ (Critical to Quality)

Data yang digunakan untuk membuat CTQ Tree berasal dari data laporan masalah dan
keluhan yang diterima oleh bagian Quality Control. Berikut data keluhan konsumen
terhadap produk Hub Comp Rear 1S7 periode Januari sampai dengan November 2006
yang akan dijadikan dasar pembuatan CTQ Tree.

Table 4.2. Data keluhan pelanggan untuk produk Hub Comp Rear 1S7 periode Januari
sampai dengan November 2006

Tanggal kejadian Level clai m Masalah Jumlah

3/01/2006 C Hub penyok

6/01/2006 c Cat meler

9/02/2006 Market (A) Hub pecah pada KM 2000

15/02/2006 C Hub gompal

21/02/2006 C Hub penyok

9/03/2006 c Kesalahan dokumen pada

pengiriman Hub (jumlah

document dengan barang tidak


sama)

23/03/2006 c Cat meler

c Cat bintik
47

Cacat benang paoa permukaan


hub

Diameter bearing +

Cat mengelupas

Liner hub berkarat karena 15

terkena air pada saat delivery

Cacat gompal pada bagian sisi

hub

Cat mengelupas

Permukaan hub bergelombang


(over buffing)

Hub lecet

Cat bintik

Cat mengelupas

Cat mengelupas

Stopper patah

Lubang bearing tergores

Cat meler

Hasil champer burry

Cat meler

Cat bintik

Tidak ada champer


48

B Stopper patah 1

2/10/2006 B Stopper patah 2

1/11/2006 B Stopper patah 6

C Cat mengelupas 4

C Gompal 6

c Penyok 1

Dari data keluhan di atas dapat diketahui apa yang sebenarnya menjadi

persyaratan kualitas pelanggan. Dari keseluruhan data keluhan di atas akan diolah

menjadi pernyataan - pernyataan dalam bentuk critical to quality. Hal itu bertujuan agar

proses perbaikan akan lebih terfokus dan tetap sasaran dengan apa yang menjadi

keinginan pelanggan.

Berikut hasil CTQ Tree pada Gambar 4.2.


49

Kebutuhan Penentu CTQ

Material tidak mudah berkarat.


Material
] Kekuatan materia!

Proses finishing yang sempurna.


sehingga tidak terjadi cacat o\ er
bufring.

Proses inuchiniHg \ any tepat \ ana


Good Hub Rear Proses
•-. menunjang kesempurnaan dimensi
1S7 produk, serta tidak terjadi cacat
hurfv.

; Proses/Kifiilinx \ ang sempurna


sehingga cacat bintik, meler.
benang.cat mengelupas tidak
terjadi.

MaleriLil htiiultin^ yang aman.


sehingga tidak mengakibatkan
produk mengalami cacat lecet.
gompal.gorcs. penyok dan stopper
patah.

_Ketepatan dokumen pengiriman.


dengan keadaan barang (sesuai PO)

Sumber: Data vang diolah

Gambar 4.3. C7(2 Tree

Berdasarkan data di atas, yang menjadi kebutuhan bagi pelanggan adalah produk
Hub Comp Rear 1S7 yang berkualitas tinggi. Sedangkan yang menjadi penentu (driver)
dalam menghasilkan pernyataan-pernyataan CTQ tersebut ada tiga, yaitu material, proses
dan pengiriman. Pembagian penentu (driver) ke dalam tiga kategori ini dibuat dengan
melihat kecenderungan banyaknya masalah yang berkaitan dengan ketiga hal tersebut.
yaitu dengan material yang dipakai. proses yang dilalui. dan dengan cara pengiriman yang
diterapkan. Dengan menggunakan driver tersebut. maka karakteristik utama yang
50

diinginkan oleh pelanggan dapat diidentifikasi secara lebih fokus. Dari tiap-tiap penentu
(driver) dapat diidentifikasi beberapa CTQ. Untuk material, karakteristik kualitas yang
diharapkan adalah material yang memiliki ketahanan terhadap beban yang dikenakannva.
Pada tahapan proses, CTQ yang dihasilkan adalah proses machining yang sempurna yang
akan menunjang pada ketepatan dimensi produk. serta proses machining yang tidak
menimbulkan cacat burry dan sejenisnya. Proses painting berdasarkan persyaratan
kualitas yang diharapkan pelanggan adalah painting yang tidak bintik. meler. tipis.
benang dan Iain-Iain. Demikian juga pada proses material handling yang rapi sehingga
baik material, produk dalam proses dan produk jadi tidak mengalami cacat yang
disebabkan buruknya material handling. CTQ terakhir adalah dari proses pengiriman.
vaitu pengiriman yang sesuai purchase order dan juga ketetapan antara dokumen dengan
keadaan barang..

Berdasarkan karakter CTQ yang telah didefinisikan. maka pada cabang terakhir
dapat terlihat hal-hal terpenting yang diinginkan oleh pelanggan. Cabang-cabang tersebut
dapat dijadikan sebagai input atau bahan masukkan bagi upaya peningkatan kualitas.

4.6. Data Proses Produksi

Proses produksi hub comp rear 1S7 melalui empat proses utama yaitu casting, finishing,
machining, dan painting. Berikut gambaran secara umum proses pembuatan hub comp
rear IS7.
51

FROSTS UTAMA

~— ^^

]<•
J- MSHfNG ».WK'\N(;
HAINriNL",

___--

Gambar 4.4. Proses utama pembuatan hub comp rear IS7

Empat proses utama seperti yang tergambar di atas akan terbagi ke dalam sub
proses-sub proses. Penjelasan secara terperenci mengenai proses-proses diatas adalah
sebaaai berikut:

4.6.1. Proses Casting

Material yang akan diproses pada proses casting adalah Alumunium YDC-11 dan insert
lining 29N. Proses utama casting adalah mencairkan alumunium YDC-11 untuk
kemudian dicetak menggunakan dies bersama insert lining 29N

Proses casting memiliki tiga sub proses utama, yaitu melting, holding dan die
casting. Material utama yang diproses pada proses casting adalah Alumunium YDC-1 1
dan insert lining 29N. Kedua material tersebut akan dikirim dari gudang menggunakan
lorry- sesuai dengan rencana produksi hanan. Proses melting adalah proses pencairan
alumunium YDC-11 menggunakan mesin hurry melter. Alumunium YDC-11 yang
dicairkan akan dicampur dengan scrap dengan ketentuan jumlah minimal alumunium
YDC-1 150% dari uimlah total, dan jumlah maksimal scrap adalah 50% dari jumlah total.

Dalam ke. 'aan cair alumunium akan dikirimkan secara otomotis ke holymesy
untuk proses holding. Proses holding dilakukan untuk menjaga temperatur alumunium
52

ca,r yaitu 680«± 20° Csebeium masuk ke proses pencetakan (*, (W,>,„. Sdanjutnva
alumuniun, cair akan dialirkan ke daiam rf/„ yang ^ ^ ^ ^ ^ .^
Lnlng 29N. Proses pemasukan cairan alumunium ke dalam <fa dilakukan secara otomatis
oleh mesin «,.„;„,, u„nrk selanjutnya di kenai ,ekana„ ,ingg._ |(asi| proses ^. ^^ ^
k'rin, ke bagian ./;,„,/„,„, me„„gu„kan /„„,, Lony standar, va„s dipakai bcrkapashas
100 pan per /„,„, Dimana bentuk lorn terdiri dari 20 penusuk bcsi denSa„ masi„,.-
™sing penusuk maksima, di isi 5par,. .Beriku, urutan sub proses pada proses „„,„„
yang di lakukan di factory 2.

Terima material
(cek kuantitas)

Holding

Die
casting

Gambar 4.5. Urutan sub proses casting


Berikut adalah data mesin yang dipakai pada proses casting

Tabel 4.3. Data Mesin Proses casting

^^P^nialvlelmTAlarj jTmTTah '


53

MencaTrkan^Ajui^unjum YDC-1
Holimesy Mempertahankan temperatur alumunium

cair 680° ± 20° sebelum di masukkan ke

dalam mesin casting


Mesin casting
7 j Mencetak alumunium cair berdasarkan
i

! bentuk dies, atau bentuk utama dari hub


comp rear 1S7

I.orrv
46 j Menampung hasil cetakan dari mesin
j casting, dan selanjutnya digunakan sebagai
: alat pengirim menuju stasiun kavyafinishing

4.6.2. Proses Finishing

Proses utamafinishing adalah membersihkan atau merapikan part setelah melalui proses
casting. Karena hasil dari proses casting masih kasar dan masih ada scrap-scrap yang
menempel pada part. Prosesfinishing memiliki dua sub proses utama yaitu trimming dan
huffing. Trimming adalah proses pembuangan scrap vang menempel pada part terutama
bekas gate (pintu masuk cairan alumunium ke dalam dies). Trimming dilakukan secara
manual menggunakan kikir plat dan bulat. Demikian juga proses buffing dilakukan secara
manual menggunakan mesin gerinda. Proses buffing dilakukan untuk mcnghnh„k:,n
permukaan part. Sebelum dikirim tefactory karawang untuk dilakukan proses machining,
' """ '" 'V* m"°" '" :'rc'" ",SP''U; P'-»L';"m:m \^fi,ctnry karavvang menggunakan
truck box dengan kondisi part tetap berada di lorry. Berikut ini urutan sub proses pada
54

Terima material
(cek kuantitas)

>
cc
o

Tnmmmg

3uffina

inspection
(cek kualitas)

Gambar 4.6. Urutan proses finishing

Berikut adalah data mesin yang dipakai pada prosesfinishing


Tabel 4.4. Data Mesin Proses finishing
No : Nama Mesin/AIat "T^umTalt"^ T Funssi

KlklrPlat i 12 \ MenghilangT^anTw^^
55

Kikir bulat
j Menghilangkan scrap bagian dalam
: lubang bearing.
Mesin gerinda
Menghaluskan, permukaan HuaT dari

part.

4.6.3. Proses Machining

Material yang akan diproses adalah part hasil proses finishing. Proses machining
dilakukan dengan melalui 4sub proses proses yaitu operatlon pn)ses , (diameter)_
operation proses 2(diameter), operation proses 3(lubang spoke), operation proses 4
(camper dalam spoke). Operation proses 1dilakukan mesin CNC Moriseiki CL 253, pada
sub proses ini yang dilakukan adalah operasi machining untuk membuat diameter luar
hub dan diameter dalam bearing. Operation proses 2 dilakukan pada mesin CNC
Moriseiki CL2000. proses ini dilakukan untuk operasi machining pembuatan tebal body
hub. Operation proses 3 dilakukan untuk membuat lubang spoke, dan dilakukan
menggunakan mesin Multi drill. Sub proses terakhir dari proses machining adalah
pembuatan champer dengan menggunakan mesin Kitagavva Ironworks. Berikut urutan sub
proses pada proses machining:
56

Terima material
(cek kuantitas)

>-
DC
o

OP1
(diameter)

>-
cr
O

OP2
(diamater)

>
cc
O

OP3
(lubang
spoke)

>-

OP4
(camper
spoke)

Gambar 4.7. Urutan sub proses machining


Berikut adalah data mesin yang dipakai pada proses machining
Tabel 4.5. Data Mesin Proses Machining

No
^JanT^JVIe^irVAlat i Jumlah Fungsi

CNC Moriseiki CL 25: Melakukan proses pembuatan

diameter luar hub.


_CNCjyioriseiki CL 2000 i
^Melakukan proses^^nibiiatan tebal
57

bodv hub

Multi Drill Melakukan proses pembuatan lubang


spoke.

Kitigawa Iron work Melakukan proses pembuatan


champer pada lubang spoke

4.6.4. Proses Painting

Proses painting merupakan proses terakhir dari proses pembuatan hub comp rear 1S7.
Part akan dilakukan sentuhan akhir yaitu pengecatan atau painting. Adapun sub proses
pada proses painting adalah Degreasing. desmuting. non chromating, drying, spray
painting, oven, dan beberapa kali water rinse. Part yang sudah dilakukan proses
machining di factory karawang akan dikirim kembali kefactory 2untuk dilakukan proses
painting. Mula-mula part akan melalui proses pre degreasing dan degreasing yaitu proses
untuk menghilangkan kotoran. terutama oli dan debu. Setelah di water rinse 1 dan 2
(dibilas) part akan melalui sub proses desmuting (anti karat), kemudian di water rinse 3
dan 4 (dibilas kembali). Proses selanjutnya adalah sub proses non chromating
menggunakan cairan allodine. kemudian di water rinse 5 dan 6 (dibilas kembali). Setelah
part dianggap bersih selanjutnya adalah proses drying (pengcringan) menggunfiUn nu-sin
blower, untuk membuang sisa-sisa air yang masih terdapat pada part. Selanjutnya
::"-ii:"-ii,: ;•=*•=*.* v'•'•'{,• p<"1i;U'Jn vKin oven, ^v'ician n.cim;j?' nan pkipm omnium huh romo
*—~ ' i~' i

rear 1S7 yang sudah jadi di cek 100% pada area inspeksi. Berikut urutan sub proses pada
IT)
ArJOl
1) _
0 «
-O
3
C3
D
Tf
Z o
K3
o
59

Berikut adalah data mesin yang dipakai pada proses painting


Label 4.6. Data Mesin Proses Painting

No Nama Mesin/Alat Jumlah Fungsi

Convevor Sebagai tempat untuk mengantungkan

material pada wktu melalui tahapan-

tahapan pada proses painting


Compresor Di gunakan untuk menyemprot part,

baik pada saat setelah di cuci mauapun

pada waktu proses painting


Spray gun j Untuk menyemprotkan cat ke part
Mesin blow7 off Mengeluarkan kotoran dan air yang

; terdapat pada part sesaat sebelum

spray di lakukan terhadap part

4.7. Penyusunan SIPOC (Supplier-Input-Process-Output-Customer)

Data yang dibutuhkan untuk membuat SIPOC ini kebanyakan adalah data tentang proses
produksi yang diperoleh dari data umum perusahaan yang merupakan data kualitatif.
Penyusunan SIPOC bertujuan agar semua orang dapat mengetahui seluruh proses secara
sederhana. Berikut dapat dilihat bentuk aliran SIPOC.
60

DIAGRAM SIPOC

- I -. P - o ~ c
— -. . - _
— ._ .. . _ .

Ahiinuimnm Ingot PI \ ai iiaha M


PT Alcana Huh Comp Rear '
YDC-I 1 Mai nfactui
lS7judi
In lonesia
- ... —

—- --- — -.-
Penenmaan Material

T Shanghai S:g ma Alumunium Ingfi


YDC-I ; Casting
Hub Comp P "lhara
Rear 1 S7
Finishing
PT Henkcl Ridolin 3_>o seiengah r.tdi
Machining
A Iodine 4S5"

Painting
Oranodme ' - ' -

[>eli\erA

PT Nippon Paint
Nippe Suporcoat ••• —
700 primer gre1.

Thinner mppe
S'jpercoa: '-OO

(.'at superiae 5' ><•"-.'


•-03 5 F C

siKerSrcw ;ng C UN
:h i ner

PI Careless Thinner lackv -,tar h


7<MJ co primer

Lacky star £ "Cm ^


s: 1\erno 3

Lack> star H 7oO co


sil\ er no 4

PT Parin Insert lininii 2v N"

— —

NDM Engineer

Teknisi

operator

sumber : Data vane diolah

Gambar 4.9. Diagram SIPOC

Dari SIPOC diatas dapat diketahui bahwa yang menjadi supplier untuk kebutuhan
produksi ada dua. yaitu pihak perusahaan penyedia bahan baku dan sumber daya manusia
yang dimiliki perusahaan. Perusahaan penyedia bahan baku terdiri dari PT Alcasa dan PT
61

Shanghai Sigma untuk bahan baku utama casting yaitu Alumunium Ingot YDC-11.
Bahan baku untuk proses painting akan dipasok oleh PT Henkel, PT Nippon Paint, dan
PT Cargloss. Sedangkan sumber daya manusia terdiri dari para engineer, teknisi, dan
operator. Dimana para personel tersebut akan bertugas membuat desain gambar, membuat
dokumen proses produksi dan yang memproses bahan baku menjadi produk Hub Comp
Rear IS7.

Selanjutnya pemasok tersebut akan memberikan input yang akan digunakan


sebagai masukan pada proses selanjutnya. Masukan (Input) tersebut berupa Alumunium
Ingot YDC-11. Rindolin 336, Alodine 4850, Granodine 606, Nippe Supercoat 700
Primer, Grey, Thinner Nippe Supercoat 600, Cat Superiae 50000035 F/C Silver, Stoving
CHN Thinner. Lacky Star E700 Co Primer Grey, Thinner Lacky Star E700 Co Primer.
Lacky Star E700 Co silver no.3, Lacky Star E700 Co silver no.4. Sedangkan dokumen-
dokumen proses akan terdiri atas LP (Lembar Proses), LPPB (Lembar Proses Persiapan
Bahan). SK (Standar Kerja) dan IS (Inspection Sheet).

Proses yang hams dilalui oleh material terdiri dari proses penerimaan, manufaktur
dan proses pemeriksaan. Pada proses manufaktur terdapat proses persiapan bahan, dimana
material akan melalui tahapan casting,finishing, machining, painting.

Hasil (Output) yang diperoleh setelah material diproses adalah berupa produk Hub
Comp Rear 1S7 yang sudah jadi dan setengah jadi. Produk ini nantinya akan dikirim ke
pelanggan (Customer) yaitu PT Yamaha Indonesia Motor Manufacture untuk produk jadi
dan PT Ihara untuk produk setengah jadi.
62

4.8. Data Sumber Daya Manusia

Data Sumber daya manusia yang diambil dalam penelitian ini adalah sumber daya
manusia yang berkaitan proses pembuatan hub comp rear 1S7. Dimana tiap-tiap proses,
yang dimulai dari penerimaan hingga inspeksi akhir, memiliki pihak penanggung jawab
masing-masing. Jam kerja yang berlaku di PT Chemco Harapan Nusantara adalah enam
hari kerja dengan ketentuan hari sabtu hanya berlaku setengah hari kerja. Dalam satu hari
akan di bagi menjadi tiga shift dengan perincian:
> Shift 1 : 07.00- 15.00
> Shift 2 : 15:00-23.00
> Shifts :23.00-07.00

Setiap shift akan terdapat dua kali istirahat dengan perincian :


> Shift 1 ; 10.00 -10.10 dan 11.30-12.30
> Shift 2 : 18.00- 18.10 dan 19.30-20.30
> Shift3 : 02.00 -02.10 dan 04.00 -05.00

4.8.1. Departemen Receiving

Bagian receiving mempakan bagian yang menerima segala material yang akan digunakan
dalam proses produksi. Bagain receiving bernaung dibawah department POC (purchase
order control). Bagian receiving hanya beroperasi pada shift 1dan shift 2. Adapun
personil yang berada pada bagian receiving adalah:

Tabel 4.7. Data Personel Departemen Receiving


63

Jabatan Jumiah Latar Belakang Pendidikan Tanggung jawab


Foreman 1 STM (training jepang) Mengawasi jalannya proses
! penerimaan barane
QC 1 STM (bekerja lebih dari 5
1
Bertanggung jawab terhadap
receiving j tahun) kualitas material yang
leader
diterima dari supplier.
i Personil 4 STM (fresh graduate)
i
Melakukan pengecekan
oc ! kualitas material dari
Receiving
supplier di bawah koordinir

QC receiving leader.
Forklift i 6 STM Melakukan un loading
driver i
1 j material dari supplier.
POC 2 STM (bekerja lebih dari 5 Bertanggung jawab terhadap
personel tahun) kesesuaian material yang
diterima berdasarkan order

' 1yang di buat.

4.8.2. Departemen Casting

Pada proses casting, setiap mesin casting akan di operasikan satu orang operator, dimana
mesin casting yang digunakan untuk pembuatan hub comp rear 1S7 sebanyak 7buah
dengan 1 buah mesin hurry milter yang terdapat pada line Afactory 2. Kedelapan
operator tersebut akan dibawahi oleh seorang leader pada tiap shift. Leader akan bertugas
mengawasi jalannya proses catting serta memeriksa hasil casting sebelum di kirim ke
bagian finishing. Proses pengecekan dilakukan bersama checker (QC) secara berkala
64

(tidak ,00o/o). Adapun secara rinci personel yang berada pada bagian casting adalah
sebagai berikut.

Tabel 4.8. Data Personel Departemen Casting

^LBeJakan^Pendrt^^
Fon'eman
STM (training jepang) Bertanggung jawab terhadap
jalannya proses casting
selaina_3_shift
Leader-
STM (bekerja lebih dari 3 koordinator proses casting
casting tahun) tiap shift, dan mengirimkan |
hasil casting ke bagian
finishing.
Operator I 24 STM (fresh graduate) Menjalankan mesin casting,
hwryjnelter__^
Checker
STM (bekerja lebih dari 3 Bersama leader memeriksa
QC tahun) hasil poses casting secara
berkala ( 3 kali dalam tiap
shift)
Dies
STM (bekerja lebih dari 3 Bertanggung jawab terhadap
tahun) dies yang digunakan pada
fW^^£astipg_
D3 teknik mesin Bertanggung jawab terhadap
mesin-mesin yang dipakai
J2^d^prose^_ras/mg1__^
Mengangkut bahan baku dari

udan.e .terdasarkanj
65

kebutuhan produksi

4.7.3. Departemen Finishing

Pada bagianfinishing tidak terdapat leader, dimana operator akan langsung dibawahi oleh
seorang foreman. Setelah proses buffing akan dilakukan pengecekan 100 %oleh Checker.
Adapun personel yang terdapat pada bagian finishing adalah:

Tabel 4.9. Data Personel Departemen Finishing

Jabatan Jumlah Latar Belakang Pendidikan Tanggung Jawab


Foreman STM (training jepang) Bertanggung jawab
terhadap proses finishing
selama 3 shift
Operator STM (fresh graduate) Membersihkan scrap yang
trimming
diakibatkan proses casting.
Operator STM (fresh graduate) Menghaluskan part
buffing
menggunakan mesin

gerinda.
Leader STM (bekerja lebih dari 3 Bertanggung jawab
QC tahun) kualitas produk pada
proses finishing
Checker STM (fresh graduate) Melakukan pengecekan
QC
terhadap hasil proses
finishing dengan metode
pengecekan 100 %
66

4.8.4. Departemen Machining

Bagian machining akan ierdapa, mesin atama. dimana masing-masing mesin akan
dioperasikan oleh seorang operator d, bawah pengawasan We,. Berikm perincian
personel pada proses machining.
Tabel 4.10. Data Personel Departemen Machining

Jabatan Jumlah i^taxJB^Iakjn^endidikan anggung jawab


Foreman
STM (training jepang) Bertanggung jawab
terhadap jalannya proses
machining selama 3 shift
Leader
STM (bekerja lebih dari 3 koordinator proses
machining
tahun) machining imp shift.
Operator
STM (fresh graduate) Menjalankan mesin CNC
OPJ_
jnoriseiki CL 253
Operator
STM {fresh graduate) Menjalankan mesin CNC
OP 2
moriseiki CL 2000
Operator 3
STM {fresh graduate) Menjalankan mesin Multi
OP 3
Drill
Operator
STM (fresh graduate) Menjalankan mesin
OP 4
Kitigawa iron work
Checker
STM (bekerja lebih dari 3 Bersama leader
QC tahun)
memeriksa hasil poses
machining secara berkala

LlJtaHjiajanjJjaj^shift)
Maintenan D3 teknik mesin Bejrtatjjgjjujjg
67

ce

terhadap mesin-mesin

yang dipakai pada proses


machining.

4.8.5. Departemen Painting

Pada proses painting akan di koordinir oleh seorang foreman yang bertanggung jawab
terhadap jalannya proses^^. Proses^,, manual akan di|akukan o]eh ^ ^
operator. Berikut perincian personel pada bagian painting.
Tabel 4.1 I. Data Personel Departemen Painting

Jabatan Jumlah
J^terJBeJakatT^Pend^ J[anjgi|un<gjawab_
Foreman
STM (training jepang) Bertanggung jawab
terhadap jalannya proses
££i)2iP2Kl^\^^^}}fi__
koordinator proses
PBJfjtin^f^^nfi^^^^
Paint man
STM (bekerja lebih dari 3 Bertanggung jawab
tahun) terhadap bahan baku cat
serta proses pencapuran
_cat yang digunakan.

STM (fresh graduate) Melakukan loading dan


unloading part pada
conveyor

N1ejaku^tn__j)ej2g^^
68

^jpray^uri
seca£ajp.anual.
Leader
STM (bekerja lebih dari 3 Bertanggung jawab
QC tahun) kualitas produk pada
proses painting
Checker
STM {fresh graduate) Melakukan pengecekan
QC
terhadap hasil proses
painting dengan metode
100 %
Maintsnan D3 teknik mesin Bertanggung jawab atas
ce
mesin-mesin yang di
pakai pada proses ini.

4.8.6. Departemen Delivery

Bagian delivery akan mengirimkan semua produk jadi maupun setengah jadi dari PT
Chemco Harapan Nusantara ke pelanggan berdasarkan pesanan yang telah diterima.
Produk hub comp rear 1S7 jadi akan dikirim ke YIMM dan setengah jadi PT 1HARA.
Adapun data personel yang ada di bagian delivery adalah sebagai berikut:
Tabel 4.12. Data Personel Departemen Delivery

Jabatan Jumlah _Latar Belakang Pendidikan_ Tanggung jawab


Foreman
STM (training jepang) Bertanggung jawab
terhadap jalannya proses
DeliveryseAama 3 shift
Leader
STM (bekerja lebih dari koord inator proses
painting tahun) delivery tiap shift.
69

Adsministr STM (bekerja lebih dari 3 Bertanggung jawab


asi PO tahun) dokumentasi pengiriman
Driver 12 STM Melakukan pengiriman

part ke pelanggan.
kernet Membantu driver
STM (fresh graduated)

4.9. Data Lingkungan Kerja

Kondisi dan situasi lingkungan tempat kerja memiliki dampak yang sangat besar, baik
dalam produktivitas operator maupun pada kualitas output yang dihasilkan. Parameter
lingkungan yang sering digunakan antara lain meliputi tingkat pencahayaan, tingkat
kebisingan. kebersihan, tingkat suhu, polusi udara dan Iain-lain. Data lingkungan kerja di
ambil untuk masing-masing stasiun kerja yang ada pada proses produksi hub comp rear
1S7.

4.9.1. Data Lingkungan Kerja Pada Stasiun Kerja Proses Casting

Tabel 4.13. Data Lingkungan Kerja Proses Casting

Keterangan

Suhu di sekitar stasiun kerja casting


sangat panas, itu merupakan dampak
dari proses pencairan alumunium yang
bersuhu tinggi, sehingga mempengaruhi
ingkungan disekitarnya.
70

Tingkat 84,8 dB Alat pembawa Alumunium cair dari


Kebisingan hurry melter ke holymesy berkontribusi
paling besar sebagai sumber bunyi-
bunyian, karena alat tersebut dilengkapi
sirine yang berbunyi sangat keras,
sumber bunyi yang lain adalah
kompresor yang digunakan untuk injeksi
Tingkat Cukup Beberapa scrap sering tercecer disekitar
Kebersihan mesin casting, air yang digunakan untuk
membersihkan dies setelah proses
injeksi ada yang tercecer.
Tingkat polusi Tinggi Asap yang keluar dari mesin hurry
udara melter cukup pekat, dan pada saai mesin
casting mengalami flash (injeksi tidak
sempuma/ngempos) akan menimbulkan

asap yang pekat juga.


5 Tingkat Baik Pada siang hari pencahayaan dari luar
i
i
pencahayaan cukup baik, karena di sisi samping
terdapat jendela kaca yang cukup
banyak, pada malam hari pencahayaan
akan di support oleh 12 buah lampu TL
40 watt dengan tingkat iluminance
sebesar 386 lux

4.9.2 Data Lingkungan ^erja Pada Stasiun Kerja Proses Finishing


71

Tabel 4.14. Data Lingkungan Kerja Proses Finishing

No Kategori Kondisi Keterangan


Tingkat Suhu 30° C Suhu di sekitar stasiun kerja finishing
masih tergolong panas, hal itu terjadi
karena berdekatan dengan stasiun kerja
casting.

Tingkat 83.6 dB Sumber bunyi yang berkontribusi


Kebisingan menyebabkan kegaduhan adalah suara

benturan-benturan, dan gesekan antara


part dengan mesin gerinda, sirine dari
bagian casting juga menambah tingkat
kebisingan.
Tingkat Baik Hanya sedikit scrap tercecer di sekitar
Kebersihan meja trimming, penanganan scrap pada
proses buffing sangat baik.
Tingkat polusi Sedang Pada umumnya sumber polusi berasal
udara dari stasiun kerja casting yang berimbas
ke bagian finishing, ventilasi dari
jendela membantu sirkulasi udara
Tingkat Baik Pada siang hari pencahayaan dari luar
pencahayaan cukup baik, karena di sisi samping
terdapat jendela kaca yang cukup
banyak, pada malam hari pencahayaan
akan di support oleh 10 buah lampu TL
40 watt dengan tingkat iluminance
72

sebesar 325 lux. Pada inspection area


tiap meja dilengkapi 2 buah lampu TL
40 watt yang menyala 24 jam.

4.9.3. Data Lingkungan Kerja Pada Stasiun Kerja Proses Machining

Tabel 4.15. Data Lingkungan Kerja Proses Machining

No Kategori Kondisi Keterangan


Tingkat Suhu 28° C Suhu di sekitar stasiun kerja machining
cukup kondusif, hal itu terjadi karena
tidak ada sumber panas yang tinggi
disekitarnya.
Tingkat 79.2 dB Sumber bunyi yang berkontribusi
Kebisingan terhadap timbulnya kebisingan adalah
mesin multi drill.

Tingkat Baik Dikarenakan sebagian besar mesin yang


Kebersihan
digunakan bersifat otomatis, maka
kebersihan terjaga dengan baik
Tingkat polusi Rendah Tidak ada sumber polusi yang cukup
udara
berarti pada stasiun kerja ini
Tingkat Baik Pada siang hari pencahayaan dari luar
pencahayaan jgijjjup^pjik^jtarena di sisi samping ,
73

terdapat jendela kaca yang cukup


banyak, pada malam hari pencahayaan
akan di support oleh 10 buah lampu TL
40 watt dengan tingkat iluminance
sebesar 321 lux.

4.9.4. Data Lingkungan Kerja Pada Stasiun Kerja Proses Painting

Tabel 4.16. Data Lingkungan Kerja Proses Painting

No Kategori Kondisi Keterangan


Tingkat Suhu 30° C Suhu di sekitar stasiun kerja painting
cukup panas, selain sedikitnya ventilasi
juga radiasi dari oven.
Tingkat 78,2 dB Sumber bunyi yang berkontribusi
Kebisingan terhadap tingkat kebisingan adalah
bunyi kompresor dan conveyor.
Tingkat Baik Area painting cukup bersih, hal karena
Kebersihan proses painting sendiri tidak boleh

adanya debu yang menempel pada part


Tingkat polusi Rendah Tidak ada sumber polusi udara yang
udara cukup berarti pada stasiun kerja ini
Tingkat Baik Pencahayaan di support oleh 12 buah
pencahayaan lampu TL masing-masing berkekuatan
40 watt dengan tingkat iluminance
sebesar 374 flux.
BAB V

PEMBAHASAN

5.1. Analisa Data Laporan masalah

Data laporan masalah yang terdapat pada tabel 4.1. merupakan data keluhan yang di
kirimkan oleh pelanggan kepada PT Chemco Harapan Nusantara. Keluhan berkaitan
dengan kualitas produk yang dihasilkan oleh PT Chemco Harapan Nusantara.
Berdasarkan kebijakan PT Chemco Harapan Nusantara yaitu merespon dengan cepat apa
yang menjadi keluhan pelanggan untuk segera dilakukan perbaikan, maka penelitian
difokuskan pada produk yang mendapat keluhan pada awal penelitian.

Dari data yang terdapat pada table 4.1. produk yang mendapat keluhan pada awal
penelitian adalah produk hub comp rear 1S7. Berdasarkan fakta tersebut maka penelitian
difokuskan pada produk hub comp rear 1S7.

5.2. Analisa Penetapan Permasalahan dan Pernyataan tuj uan

Penetapan permasalahan dan pernyataan tujuan dibuat berdasarkan data laporan masalah
yang terdapat pada tabel 4.1. dan juga berdasarkan kebijakan yang diterapkan oleh PT
Chemco Harapan Nusantara. Dari data yang didapatkan menunjukan hub comp rear 1S7
memiliki frekuensi keluhan terbesar dalam periode September sampai dengan November
2006, yaitu sebanyak tiga kali.

74
75

Dari berbagai jenis data keluhan . jenis keluhan stopper patah merupakan jenis
keluhan yang terbanyak yaitu sembilan produk. Selain jumlah yang terbanyak jenis
stopper patah juga merupakan jenis kerusakan yang berkaitan dengan fungsi produk
dengan level claim B, atau mendesak untuk dilakukan perbaikan. Dari fakta tersebut
maka dapat ditetapkan permasalahan utama adalah masih rendahnya kualitas produk hub
comp rear 1S7. dengan jenis kerusakan stopper patah mendesak untuk dilakukan
perbaikan.Tujuan utama adalah untuk perbaikan proses produksi saat ini agar jenis cacat
stopper patah tidak terjadi pada masa mendatang.

5.3. Analisa CTQ

Berdasarkan penetapan permasalahan dan pernyataan tujuan, maka produk hub comp rear
1S7 akan diteliti lebih mendalam. Langkah awal untuk melakukan perbaikan adalah
mencari apa yang menjadi karakteristik utama yang disyaratkan oleh pelanggan. dengan
menggunakan CTQ tree. Pembuatan CTQ tree didasarkan pada data keluhan pelanggan
terhadap produk hub comp rear 1S7 periode Januari sampai dengan November 2006 yang
terdapat pada tabel 4.2. Dari pengolahan data yang terdapat pada tabel 4.2. didapatkan
yang menjadi CTQ adalah cabang terakhir pada gambar 4.3.. adapun penjelasannya
sebagai berikut:

1. CTQ yang menyatakan "Material yang tidak mudah berkarat** didasarkan pada
keluhan pelanggan tanggal 15 April 2006. yaitu adanya produk hub comp rear IS7
yang berkarat.

2. CTQ yang menvatakan "Kekuatan material terhadap gaya yang diterima"


didasarkan pada fakta bahwa pada tanggal 9 Februari 2006 perusahaan mendapat
keluhan pelanggan dengan level claim market iA). Dimana hub comp rear 1S7
mengalami pecah pada pemakaian sejauh 2000 KM.
76

3. CTQ yang menyatakan "Proses finishing yang sempurna, sehingga tidak terjadi
cacat over buffing" didasarkan pada keluhan pelanggan pada tanggal 19 Mei 2006.
Keluhan tersebut berupa adanya produk hub comp rear 1S7 memuat cacat
permukaan luar yang bergelombang, dan itu diindikasikan dari proses finishing
pada sub proses buffing yang beriebihan. Cacat tersebut dinamakan cacat over
buffing.

4. CTQ yang menyatakan "Proses machining yang tepat. sehingga menunjang


kesempurnaan dimensi produk serta tidak terjadi cacat burry" didasarkan keluhan
pelanggan pada tanggal 29 Maret 2005, yang menyatakan keluhan berupa
diameter lubang bearing hub comp rear 1S7 memiliki dimensi lebih dari
spesifikasi. Pada tanggal 2Agustus 2006 juga ada keluhan yang berkaitan dengan
proses machining yaitu adanya produk hub comp rear 1S7 dengan lubang champer
hurry, serta keluhan pelanggan yang didapat pada tanggal 21 September 2006,
yaitu berupa tidak ada champer pada lubang spoke.
5- CTQ yang menyatakan "Proses painting yang sempurna sehingga cacat bintik,
meler, benang, cat mengelupas tidak terjadi" didasarkan keluhan pelanggan. Cacat
bintik yang tidak diinginkan pelanggan dinyatakan pada keluhan tanggal 23 Maret
2006. 22 Juni 2006, 27 Agustus 2006. Cacat hasil painting meler dikeluhkan
pelanggan pada tanggal 6 Januari 2006, 23 Maret 2006, 27 Juli 2006 dan 2
Agustus. Adanya cacat benang dikeluhkan pelanggan pada tanggal 23 Maret 2006.
Kejadian cat mengelupas dikeluhkan pelanggan pada tanggal 12 April 2006, 4
Mei 2006, 22 Juni 2006, 30 Juni 2006, dan 1November.
6- CTQ yang menyatakan "Material handling yang aman, sehingga tidak
mengakibatkan produk mengalami cacat lecet, gompal, gores, penyok, dan stopper
patah" didasarkan pada keluhan pelanggan. Cacat lecet dikeluhkan pelanggan
pada tanggal 2Juni 2006. Adanya keluhan pelanggan yang menyakan lubang
77

bearing tergores yang terjadi pada tanggal 27 Juli 2006. Cacat penyok dikeluhkan
pelanggan pada tanggal 3Januari 2006, 21 Februari 2006 dan 1November 2006.
Cacat gompal dikeluhkan pelanggan pada tanggal 15 Februari 2006.dan I
November 2006. Cacat dengan level claim Bberupa stopper patah dikeluhkan
pelanggan pada 7Juli 2006, 2Oktober 2006 dan 1November 2006.
7- CTQ yang menyatakan "Ketepatan dokumen pengiriman, dengan keadaan barang
yaitu sesuai dengan purchase order" didasarkan pada keluhan pelanggan pacfe
tanggal 9Maret 2006. Keluhan tersebut menyatakan jumlah barang tidak sesuai
dengan apa yang tertulis dengan dokumen pengiriman, serta ada barang yang tidak
sesuai purchase order.

5.4. Analisa Fishbone Diagram

Berdasarkan penetapan permasalahan dan pernyataan tujuan yang merujuk pada keluhan
yang didapatkan perusahaan dari pelanggan. maka akan di telusuri penyebab vang di duga
menimbulkan eaca, produk, sehingga dikeluhkan pelanggan. Dalam hal ini keluhan
pelanggan yang mendesak untuk diperbaiki adalah keluhan "stopper patah". Penelusuran
sebab-sebab jenis eaca, tersebut akan dilakuka„ sejak awal sampai akhir proses produksi.

54.1. Analisa Fishbone Diagram Prose>Casting


78

Perawatan kurang

Mesin Casting

METODE

A. Faktor Manusia

Faktor manusia sebagai operator adalah orang yang bertanggung jawab terhadap
keberhasilan pelaksanaan proses produksi. Beberapa permasalahan yang muncul pada
proses casting yang diakibatkan oleh manusia sebagai operator adalah:
1. Kurangnya keterampilan para pekerja terhadap tugas yang dibebankan kepadanya
sebagai operator. Semua operator mempakan fresh graduate dari SMK (Data
terdapat pada table 4.8.) sehingga pengalaman mereka sangat minim.
2. Sikap kerja yang kurang professional, yaitu seringnya mereka meninggalkan pos
mereka ketika tidak diawasi oleh leader, dan itu mengakibatkan ada beberapa
tugas jfeng kurang mereka perhatikan, serta bersikap sembarang terhadap
pekerjaan yang dibebankannya.
79

Dari fakta tersebut sangat memungkinkan operator menjadi penyebab terjadinya


cacat stopper patah yang diakibatkan kelalaian mereka.

B. Faktor Mesin/peralatan

Mesin yang sering bermasalah adalah mesin casting. Dimana mesin sering mengalami
Hash atau keadaan dimana mesin tidak dapat melakukan injeksi secara maksimal
sehingga kemampuan cetak dari mesin tersebut menjadi tidak sempurna juga. Tidak
sempumanya proses injeksi tentunya akan berpengaruh terhadap kualitas hasil
pencetakan, seperti tingkat kepadatan material yang tidak baik sehingga part akan mudah
patah atau gompal. Hal itu dapat terjadi dalam skala besar atau kecil. Perawatan mesin
dilakukan sebulan sekali. Dari pengamatan yang dilakukan. ada beberapa panel mesin
tidak berfungsi dengan baik, seperti panel keadaan suhu dies yang tidak dapat berfungsi
atau panel tidak dapat menunjukan tingkat suhu.

Lorry yang digunakan untuk menampung part sekaligus sebagai alat material
handling juga dapat menyebabkan stopper patah. Hal itu dikarenakan desain lorry itu
sendiri, dimana besi (tanpa dilapisis apapun) yang digunakan untuk menempatkan part
dapat berpotensi besar menyebabkan terjadinya benturan dengan stopper, karena letak
stopper sendiri berada pada lubang bearing dalam. Ketika saling berbenturan dapat
menyebabkan stopperpatah.

C. Faktor Metode
80

Faktor metode kerja sangat berpengaruh sekali terhadap kualitas produk hub comp rear
1S7 yang akan di hasilkan. Metode pembuangan scrap yang masih menempel pasca
proses casting khususnya scrap yang ada pada lubang bearing dilakukan dengan langsung
memasukannya ke dalama besi lorry dapat menyebabkan stopper patah. Metode inspeksi
setelah proses casting hanya dilakukan secara berkala yaitu pada awal, tengah dan akhir
waktu tiap shift. Hal itu memungkinkan adanya part dengan jenis cacat stopper patah
tidak di ketahui dan diproses oleh proses selanjutnya.

D. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap operator yang menjalankan mesin


casting. Berdasarkan data lingkungan kerja yang terdapat pada tabel 4.13. menunjukan
bahwa suhu yang tedapat pada casting area sangat panas. Suhu tinggi terjadi akibat
radiasi dari alumunium cair dengan tingkat suhu kurang lebih 680°C. Suhu 36°C sangat
tidak kondusif bagi para operator, sehingga menyebabkan operator cepat lelah dan tidak
dapat berkonsentrasi terhadap pekerjaannya. Polusi udara juga sangat tinggi karena asap
yang dikeluarkan setelah proses injeksi, temtama ketika injeksi mengalami flash, akan
terjadi asap yang sangat pekat. Tingkat kebersihan cukup baik, scrap di tempatkan pada
tempat khusus, namun masih ada beberapa scrap yang tercecer di sekitar mesin casting
serta air yang digunakan untuk membersihkan dies ada yang tercecer. Dari fakta keadaan
lingkungan tersebut sangat memungkinkan dapat menyebabkan proses produksi tidak
berjalan dengan semestinya dan terjadi cacat-cacat yang tidak di inginkan termasuk cacat
stopper patah.

E. Faktor Material
Material utama alumunium YDC-11 akan dicampur dengan scrap dengan perbandingan
komposisi. alumunium YDC-11 minimal berjumlah 50% dari jumlah total dan jumlah
scrap maksimal 50% dari jumlah total. Ukuran perbandingan tersebut sangat
memungkinkan adanya ketidaksempurnaan alumunium cair yang dihasilkan.

5.4.2. Analisa Fishbone Diagram Proses Finishing

MANUSIA

Pengalaman sedikit

Fresh Graduate -
SMK
Lorry

/ Tidak konsentrasi

Desain bes sebagai


tempat part Kurang profesionai

J / Cacat '
. j stopper
,\ patah

...scat

Stopper patan
rcios

Polusi udara
nspeks
tidak memeriksa
Keadaan stopper kebisingan

METODE
LINGKUNGAN

A Faktor Manusia

Operator yang ada pada proses finishing juga merupakan fresh graduate dari SMK,
keadaan yang terjadi hampir sama seperti pada proses casting. Sikap kerja yang kurang
professional, yaitu seringma mereka berbicara dengan sesama pekerja. Dan itu
mengakibatkan kurangnya konsentrasi yang berimbas pada kelalaian. Terutama operator
82

trimming penggunaan kikir bulat yang tidak konsentrasi dan fokus dapat menyebabkan
stopper patah.

B. Faktor mesin/peralatan

Cacat stopper patah yang diakibatkan oleh faktor mesin pada proses finishing sangat
kecil. Mesin yang dipakai pada proses ini hanya mesin gerinda yang digunakan untuk
menghaluskan bagian luar part. Kikir bulat yang digunakan untuk menghilangkan
sekahgus menghaluskan bagian lubang bearing sangat mungkin menyebabkan stopper
patah apabila penggunaan salah (terlalu kasar). Fasilitas material handling yang
digunakan pasca proses finishing sama dengan dengan proses casting dengan keadaan
desain yang sama juga. sehingga sangat memungkinkan cacat stopper patah yang
diakibatkan jenis lorry tersebut.

C Faktor Metode

Metode inspeksi yang dipakai pada proses finishing merupakan metode inspeksi 100 %.
Dimana setelah part melewati proses buffing akan dilakukan inspeksi satu per satu di
meja inspeksi. Akan tetapi pada proses inspeksi tidak memuat poin pemeriksaan terhadap
keadaan stopper yang ada di bagian lubang bearing. Fakta tersebut memungkinkan part
dengan keadaan stopper patah akan dikirim ke proses selanjutnya.

D. Faktor Lingkungan
Keadaan lingkungan kerja di areafinishing tidak jauh berbeda dengan area casting tingkat
suhu yang cukup tinggi yaitu sebesar 30°C dan tingkat kebisingan yang tinggi juga yaitu
sebesar 83.6 dB. Hal itu terjadi karena kedua area tersebut saling berdekatan serta tidak
ada penyekat untuk memisahkannya, sehingga buruknya lingkungan kerja di area casting
berimbas ke area finishing. Dari keadaan suhu dan kebisingan yang tidak kondusif
tersebut dapat mengganggu konsentrasi para pekerja, terutama operator trimming yang
membutuhkan konentrasi tinggi. Karena kesalahan trimmingdapat menyebabkan stopper
patah.

54.3. Analisa Fishbone Diagram Proses Machining


k 1ANUS1A

Pengaiaman sedikit
\
\
SMK f
Lorry

/ Tidak konsentrasi »~ /"*—*--^


Desain besi sebagai Lalai
tempat part Kurang profesianal

-_./ Cacat
— _j stopper
: ,s patah

Cacat
tapper patah
lotos

nspeksi
dak memenksa
Keadaan stopper
84

A. Faktor Manusia

Penyebab patahnya stopper patah yang diakibatkan oleh manusia masih sama seperti pada
proses sebelumnya, dimana sikap kurang profesional dari para pekerja. Sikap tidak
profesional itu di tunjukan dengan seringnya para operator berbicara dengan operator lain
dan meninggalkan pos kerja mereka. Ketika mereka harus menyeiesaikan target yang
dibebankan. mereka akan bekerja dengan terburu-buru dan cenderung tidak
memperhatikan keadaan part. Keadaan tersebut terlihat pada saat part selesai proses
champer. penempatan part ke lorry dilakukan secara sembarangan.

B. Faktor Metode

Metode inspeksi yang dilakukan pada proses machining sama seperti pada proses casting
yaitu hanya dilakukan pada awal. tengah dan akhir proses. Point inspeksi juga tidak
memuat pemeriksaan keadaan stopper, pemeriksaan di fokuskan pada dimensi produk.
Dari hal tersebut sangat memungkinkan part dengan keadaan stopper patah dapat diproses
lebih lanjut dan sangat memungkinkan part tersebut sampai pada pelanggan.

C. Faktor Mesin/peralatan

Fasilitas material handling yang dipakai untuk mengirimkan dari satu sub proses
ke sub proses berikutnya pada proses machining menggunakan jenis lorry yang sama
dengan jenis lorry proses sebelumnya sehingga cacat stopper patah ditengah-tengah
proses machining yang disebabkan oleh desain lorry sangat mungkin terjadi.
85

5.4.4. Analisa Fishbone Diagram Proses Painting

MESIN
MANUSIA

Pengalaman sedikit

Fresh Graduate
SMK

Tidak konsentrasi

Kurang profesional

Cacat " ,
stopper
, patah •-

riau menyengat— —•
'speksi
tidak memeriksa
Keadaan stopper
kebisingan

METODE
LINGKUNGAN

A. Faktor Manusia

Pekerja yang melakukan loading dan unloading part pada proses painting sebanyak 2
orang tiap shift dan semua operator merupakan fresh graduate SMK. Sikap kurang
professional juga ditunjukan oleh para pekerja bagian loading dan unloading, ha. itu
terlihat ketika mereka sering bercakap-cakap satu sama lain. Keadaan tersebut membuat
pekerja kehilangan banyak waktu. padahal pekerja tersebut melayani 2buah conveyor
berjalan. Ketika mereka tertinggal oleh rangkain part mereka akan melakukan dengan
cepat dan cenderung sembarang. Terutama ketika menurunkan part dari conveyor. Proses
hading dan unloading secara sembarangan sangat mungkin menyebabkan stopper patah.
86

B. Faktor Mesin/Peralatan

Cacat stopper patah yang diakibatkan faktor mesin atau peralatan yang digunakan pada
saat proses painting sama dengan proses-proses sebelumnya. yaitu jenis lorry yang
digunakan. Lorry pada proses painting digunakan untuk mengirimkan ke area final
inspection sekaligus ke gudang jadi.

C. Faktor Metode

Pada dasarnya inspeksi yang dilakukan setelah proses painting merupakan pemeriksaan
akhir (final inspection) karena proses berikutnya adalah proses pengiriman ke gudang jadi
dilanjutkan ke pelanggan. Metode inspeksi yang dilakukan adalah inspeksi 100%, tetapi
metode pemeriksaan tidak memuat point pengecekan terhadap keadaan stopper. Padahal
dimungkinkan ada nya stopper yang patah setelah melewati beberapa proses. Dari fakta
tersebut inspeksi yang dilakukan kurang ketat. Dan dimungkinkan produk jadi dengan
keadaan stopper patah dapat terkirim ke pelanggan.

D. Faktor lingkungan

Lingkungan kerja pada proses painting cukup panas, hal itu sebagai akibat radiasi dari
oven dan juga ventilasi yang kurang. Ventilasi pada proses painting sangat sedikit karena
proses painting tidak mengijinkan adanya udara luar yang masuk terlalu banyak. Karena
akan berpengaruh terhadap hasil painting. Tingkat suhu mencapai 30°C dan kebisingan
yang mencapai 78,2 dB dengan bau-bauan yang menyengat sangat mengganggu kinerja
87

operator, khususnya operator loading dan unloading. Kinerja yang burur dari operator

tersebut dapat menyebabkan stopper patah.

5.4.4. Analisa Fishbone Diagram Proses Delivery

Roda tidak. ada rem

LoTy

/
Desain besj sebagai
tempat pari

Cacat
stopper
patah

*dak ada
Inspeksi sebelum
Di kirim

METODE

A. Faktor Mesin/peralatan

Pengiriman produk jadi hub comp 1S7 ke pelanggan yaitu PT YIMM menggunakan truck

box. Pengangkutan dengan keadaan produk tetap pada lorry. Dengan keadaan tersebut

sangat memungkinkan produk saling berbenturan ketika dalam perjalanan. Karena lorry

itu sendiri dilengkapi dengan roda. sehingga dapat bergeser-geser pada waktu di dalam
truck box.
88

B.Faktor Metode

Tidak ada proses pengecekan sebelum produk di kirim ke pelanggan, tetapi langsung
diangkut dari gudang jadi, berdasarkan order yang diterima. Hal tersebut memungkinkan
produk dengan cacat stopper patah terkirim ke pelanggan.

5.5. Penyusunan PICA {problem identification and corrective action)

Berdasarkan analisa tulang ikan diatas dapat diketahui sebab-sebab potensial yang
menjadi penyebab adanya cacat stopper patah. Langkah selanjutnya adalah melakukan
perbaikan-perbaikan untuk memperbaiki proses saat ini agar kejadian stopper patah yang
diakibatkan sebab-sebab tersebut tidak terjadi lagi. Alat yang digunakan untuk
memberikan usulan perbaikan adalah PICA. Didalam PICA akan memuat 5W-1H, yaitu
what, when, where, who. why, dan how. sehingga langkah perbaikan menjadi jelas dan
terperinci. Berikut hasil penyusunan PICA untuk usulan perbaikan proses produk hub
comp rear 1S7 dengan keluhan stopper patah.
Tabel 5.1. Problem Identification and Corrective Action proses casting
No Masalah Analisa Perbaikan Mengapa_
Claim
Bagaimana JCarj^IL Dimana PIC
Proses material Perbaikan Agar para
customer
Membuat 26/12/06 Ruang Jarkasi
handling yang dilakukan operator
PTYIMM standart QA Dept
dilakukan pada proses mengetahui
kondisi operasi
operator tidak handling standart yang
stopper mengenai
hati-hati, khususnya pasti mengenai proses
patah pada khususnya pada waktu perlakuan material
pi"»duk ketika loading loading dan terhadap part handling
Hi.j Comp"' dan unloading unloading. khususnya pada
Rear 1S7 khususnya
part, kejadian Peningkatan saat proses
,dan point loading
tersebut dapat sikap dari loading dan
keluhan dan unloading
menyebabkan pekerja, unloading part.
ini sudah Membuat 26/12/06 Ruang Jarkasi
stopper patah. terutama Sehingga cacat
terulang point card QA Dept
Operator kedisiplinan stopper patah
dalam tiga mengenai
besikap tidak kerja yang
bulan proses loading
professional, dikarenakan
terakhir dan unloading
serta tidak ada buruknya
sebanyak Sosialisasi 27/12/2006 Area Darso
standar yang perlakuan part
9 unit standar Casting
baku mengenai pada saat material
proses loading material
handling dan
dan unloading handling tidak penempelan
part terjadi lagi point card
Pelatihan 27/12/2006 Area Darso
kedisiplinan Casting
kepada
operator

©
• Benturan • Perbaikan Menccgah • Modifikasi 26/12/06 Workshop Kirdi
dengan penusuk pada stopper patah lorry dengan
lorry yang peralatan yang di melapisi j
terbuat dari besi material karenakan i
selang atau
dapat handling(lo peralatan bahan lentur j
menyebabkan rry) yang material pada besi [
stopper patah dipakai handling tempat part.
(lorry) • Standarisasi 26/12/06 QA Dept Jarkasi
lorry baru

• Menghilangkan • Pembuatan Agar stopper • Pel at ill an 26/12/06 Area Darso


scrap lubang jig khusus tidak patah terhadap casting
bearing hub untuk karena terkena operator
setelah proses membuang tang atau tusuk tentang
casting scrap hasil lorry pemggunakan
menggunakan casting jig untuk
tang atau yang membuang
langsung di disesuaikan scrap pada
tusukan ke lorry dengan lubang
dapat dimensi bearing.
menyebabkan lubang • Pembuatan 26/12/06 Mesin Jarkasi
stopper patah bearing standart casting
Hub operasi
pembuangan
scrap
• Proses injeksi • Perbaikan Agar dimensi • Pengecekan 26/12/06 Area Luqman
pada proses kckualan stopper patah kemampuan casting
casting tidak pada mesin yang dihar.ilkan injeksi pada
sempurna casting sempurna dan setiap awal
menyebabkan khususnya tidak mudah proses casting ^o

kckualan pari perangkal patah oleh bagian . i


menjadi rendah injeksi
sehingga inaintenunc
stopper mudah
^atah
Inspeksi pada Check 100 Agar produk
pada proses Standarisasi
% pada Hub Comp Rear
casting hanya proses
bagian IS7 dengan
bersifat berkala pengecekan
casting cacat stopper
setelah proses
dengan patah, tidak casting
point terkirim ke
dengan poin
pengecekan proses finishing pengecekan
keadaan dan seterusnya keadaan
stopper
stopper
Pembuatan
point card
serta sosialisi
di bagian
Lingkungan _casting^^
Perbaikan Agar operator
kerja khususnya Menambahkan
kualitas merasa lebih
casting area kipas angin
lingkungan nyaman dalam
tidak kondusif besar pada
pada bekerja,
bagi para tiap mesin
casting area sehingga
operator, suhu casting
mendapatkan Memberikan
yang terlalu hasil yang
panas dan suara penutup
maksimal
bising, hal itu telingapada
memungkinkan tiap-tiap
operator sering personel yang
melakukan berada di
kesalahan casting area
Ketentuan Melakukan Agar kckuat, in
campuran antara Pembuatan 26/12/2006 Ruang
perubahan stopper Arifan
scrap dan standar baru
ketentuan bertambah QA "
Al'imunium mengenai
campuran
YDC-1 1dengan komposisi
bahan baku
komposisi 50:50 campuran
utama
di indikasi bahan baku
dengan
menyebabkan Sosialisasi 27/12/2007 | Mesin
scrap, yaitu Darso
kekuatan part dengan pada operator Hurry
bcrkurang, hurry melter melter
komposisi
termasuk 60:40
kekuatan
slopjx,T_
^^to^^flcuHnandCor^Aa^^j,,^
Masalah Analisa 3erbaikan J^ngapa
Claim J^ajmana J<apan
Proses trimming Perbaikan Agar para J^unana
customer Membuat
yang dilakukan dilakukan 26/12/06 Ruang Jarkasi
PTYIMM operator
operator tidak standart
pada proses mengetahui QA Dept
kondisi operasi
benar/sembaran trimming standart yang
stopper gan, hal itu mengenai
patah pada Peningkatan pasti mengenai proses
karena kurang sikap dari perlakuan
produk nya sikap trimming yang
Hub pekerja, terhadap part
professional baru
terutama khususnya pada
Comp operator. Membuat 26/12/06
kedisiplinan saat proses Ruang Jarkasi
Rear 1S7 point card
kerja trimming, karena QA Dept
,dan mengenai
keluhan perlakukan
proses
ini sudah trimming yang trimming
terulang sembarangan
Sosialisasi 27/12/2006 Area | Darso
dalam tiga dapat
standar proses Finishing
bulan menyebabkan
trimming yang
terakhir stopper patah
baru dan
sebanyak penempelan
9 unit pouit card
Pelatihan 27/12/2006 Area Darso
kedisiplinan Finishing
kepada
operator

Benturan Perbaikan Mencegah Modiflkasi


dengan penusuk pada stopper patal lorry dengan 4^
lorry yang peralatan yang di melapisi
karenakan
terbuat dari besi material peralatan selang atau
dapat handling material
menyebabkan bahan lentur
(lorry) yang handling
stopper patah pada besi
dipakai (lorry) tempat part.
26/12/06 QADept Jarkasi
Standarisasi
Inspeksi pada _/wvn^batii
Penam bahan Agar produ k
pada proses Standarisasi 26/12/06 jRu^ ^rkali
point Hub Comp Rear proses
finishing kurang pengecekan 1S7 dengan QA
ketat. pengecekan
keadaan cacat stopper setelah proses
stopper patah, tidak finishing
tcrkirim ke
dengan poin
proses
pengecekan
machining dan keadaan
seterusnva
stopper
Pembuatan I 27/12/2006 Area Darso
point card inspeksi
serta sosialisi finishing
di bagian
pasting
Lingkungan Perbaikan Agar operator
kerja khususnya Menambahkan 27/12/20061 Are!" ' Kirdi
kualitas merasa lebih
finishing area 6 buah kipas finishing
lingkungan nyaman dalam
tidak kondusif angin besar
pada bekerja,
bagi para padafinishing
finishing sehingga area
operator,suhu area mendapatkan Memberikan
yang terlalu 2712/2006 Area Darso
hasil yang penutup
panas dan suara maksimal
finishing
bising, hal itu telinga pada
memungkinkan tiap-tiap
operator sering personel yang
melakukan
berada di
kesalahan finishing area

<3s
1 -j—
I • Benturan • Perbaikan Mencegah
| • Modifikasi 26/12/06 Workshop
dengan besi pada Kirdi
stopper patah lorry dengan
tempat part peralatan yang di
lorry yang
melapisi
material karenakan selang atau
j terbuat dari besi handling{lo peralatan bahan lentur
uapat try) yang
! material pada besi
1 menyebabkan dipakai handling
j tempat part.
stopper patah {lorry)
• Standarisasi 26/12/06 QA Dept Jarkasi
lorry baru
—— — , „

• Inspeksi pada • Check 100 Agar produk • Standarisasi 26/12/06 Ruang QA Jarkasi
pada proses % pada Hub Comp Rear proses
casting hanya bagian 1S7 dengan pengcekan
bersifat berkala machining cacat stopper setelah proses
dengan patah, tidak finishing
point terkirim ke dengan poin
pengecekan proses painting pengecekan
keadaan dan seterusnya keadaan
stopper
stopper
• Pembuatan 27/12/2006 Area Darso
point card Machining
serta sosialisi
di bagian
—- Machining
—. . 1 ~ *- J

-J
Tabel 5.3. Problem Identification and Corrective Action proses machining

No Masalah Analisa Perbaikan Mengapa Bagaimana Kapan Dimana PIC


1 Claim • Proses material • Perbaikan Agar para • Membuat 26/12/06 Ruang QA Jarkasi
customer handling yang dilakukan operator standart Dept
PT YIMM dilakukan pada proses mengetahui operasi
kondisi operator tidak handling standart yang mengenai
stopper hati-hati. khususnya pasti mengenai proses
patah pada khususnya pada waktu perlakuan material
produk ketika loading loading dan terhadap part handling
Hub Comp dan unloading unloading. khususnya pada khususnya
Rear 1S7 part dapat • Peningkatan saat proses point loading
,dan menyebabkan sikap dari loading dan dan unloading
keluhan stopper patah. pekerja, unloading part. • Membuat 26/12/06 Ruang QA Jarkasi
ini sudah • Operator terutama Sehingga cacat point card Dept
terulang besikap tidak kedisiplinan stopper patah mengenai
dalam tiga professional. kerja yang proses loading
bulan serta tidak ada dikarenakan dan unloading
terakhir standar yang buruknya • Sosialisasi 27/12/2006 Area Darso
i sebanyak baku mengenai perlakuan part standar Machining
9 unit proses loading pada saat material
dan unloading material handling dan
part handling tidak penempelan
terjadi lagi point card
* Pelatihan 27/12/2006 Area Darso
kedisiplinan Machining
kepada
operator ! 1
. .. . . . i

OO
Tabel 5.4. Problem Identification and ( 'orrective Action proses painting

No Masalah Analisa Perbaikan


Claim
Mengapa^ J^aimana JCapan_
Proses material Perbaikan Dimana PIC
Agar para Membuat
customer handling yang 26/12/06 Ruang
dilakukan operator Jarkasi
PTYIMM standart QA Dept
dilakukan pada proses mengetahui
kondisi operasi
operator tidak handling standart yang
stopper hati-hati, mengenai
khususnya pasti mengenai proses
patah pada khususnya pada waktu perlakuan
produk material
ketika loading loading dan terhadap part
Hub dan unloading handling
unloading. khususnya pada
Comp part dapat khususnya
Peningkatan saat proses point loading
Rear 1S7 menyebabkan sikap dari loading dan
,dan stopper patah. dan unloading
pekerja, unloading part.
keluhan Membuat 26/12/06 Ruang Jarkasi
Operator terutama Sehingga cacat
ini sudah point card QA Dept
besikap tidak kedisiplinan stopper patah
terulang mengenai
professional, kerja yang
dalam tiga serta tidak ada
proses loading
dikarenakan
bulan standar yang dan unloading
buruknya
terakhir baku mengenai Sosialisasi 27/12/2006 Area Darso
perlakuan part standar
sebanyak proses loading painting
pada saat
9 unit material
dan unloading material
part handling dan
handlingtidak
penempelan
terjadi lagi
point card
Pelatihan 27/12/2006 Area Darso
kedisiplinan painting
kepada
operator
• Benturan • Perbaikan Mencegah • Modifikasi
dengan penusuk pada stopper patah
~267I27CJ6 YWorkshop Kirdi
lorry den "an
lorry yang peralatan yangdi
terbuat dari besi
melapisi
material karenakan
dapat selang atau
handling peralatan bahan lentur
menyebabkan (lorry) yang material
stopper patah pada besi
dipakai handling tempat part. |
(lorry)
• Standarisasi 26/12/06 QA Dept Jarkasi
lorry baru
_

• Inspeksi pada • Penambahan Agar produk


pada proses • Standarisasi 26/12/06 Ruang Jarkasi
.•*
point Hub Comp Rear proses QA
finishing kurang pengecekan 1S7 dengan
ketat.
pengecekan
keadaan cacat stopper setelah proses
stopper patah, tidak painting
terkirim ke dengan poin
proses pelanggan pengecekan
keadaan
stopper
• Pembuatan 27/12/2006 Area Darso
point card painting
serta sosialisi
di bagian
painting
• Lingkungan • Perbaikan Agar operator • Menambahkan 27/12/2006 Area Kirdi
kerja khususnya kualitas merasa lebih 4 buah kipas painting
painting area lingkungan nyaman dalam angin besar
tidak kondusif pada bekerja,
bagi para pada painting
painting sehingga area
operator,suhu area mendapatkan
L yang terlalu hasil yang
L.

o
o
panas hal itu maksimal
memungkinkan
operator sering
melakukan
kesalahan
\MDONESIA
</>
svnsa3AiMnl §%
BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasi, penelitian yang dilakukan secara langsung di PT Chemco Harapan


Nusantara maka dapat di ambit kesimpulan dan saran sebagai berikut:
'• Produk hub comp rear 1S7 merupakan produk dari PT Chemco Harapan
Nusantara yang paling mendesak untuk dilakukan perbaikan proses.
2- Jenis cacat "stopper patah*' pada hub comp rear 1S7 mendesak untuk
dihilangkan karena memiliki kuantitas paling tinggi dan berlevel claim B
(berkaitan dengan fungsi produk)
3- Faktor yang menyebabkan jenis cacat tersebut:
a. Manusia

Pengalaman operator masih sedikit dan sikap kerja yang kurang profesinal.
b.Mesin

Desain lorry^ yang kurang tepat, injeksi mesin casting tidak stabil
c Metode

Pembuangan scrap sembarangan. inspeksi kurang ketat


d.Lingkungan

Area casting sangat tidak kondusif untuk bekerja, suhu yang mencapai
30°C, dan tingkat kebisingan yang tinggi
e. Material

Pencampuran material utama alumun^m YDC-11 dengan scrap dengan


perbandingan 50:50

102
103
/rli^;^:^"' >>^
/''••• Yfi I''' :
L£iiJi.!iIj!iiji::'::\-i

6.2. Saran V .•> <- LiJi^'l <*-/

Berdasarkan analisis dengan menggunakan fishbone diagram dan penyusunan PICA


maka maka peneliti memberikan saran perbaikan yang harus dilakukan sebagai berikut:
1. Pembuatan standart operasi material handing khususnya proses loading dan
unloading dengan dilengkapi point card serta sosialisasi pada pihak-pihak yang
terkait dalam proses produksi.

2. Memodifikasi lorry dengan cara melapisi besi penusuk menggunakan selang atau
bahan lemur lainnya serta standarisasi lorry hasil modifikasi.
3- Pembuatan Jig Khusus untuk membuang scrap pada lubang bearing dalam serta
pelatihan cara penggunaannya kepada operator.
4. Perbaikan mesin casting agar kekuatan injeksi dapat stabil.
5- Penambahan checkpoint padafinal inspection yaitu pengecekan keadaan stopper,
serta pemberian marking pada ketiga stopper yang terdapat pada lubang bearing
dalam.

6. Memasang kipas angin dengan kekuatan besar un.uk masing-masing area mesin
casting,finishing, dan painting.
7- Memberikan penutup telinga kepada semua personel yang berada di casting area.
8- Pembuatan standar baru mengenai campuran bahan baku utama alumunium YDC-
11 dengan scrap yaitu dengan komposisi 70:30.
j DIBU
DIBUAT PERTAMA
2? SEPT 2006 PT. CHEMCO HARAPAN NUSANTARA"
STANDARD OPERASI DEPARTEMEN QUALITY ASSURAHF ~
NO.DOK.: QS/05/QA/002

Terima Informasi Claim dari Customer / Claim Market

Melakukan Check kondisi barang

T
Membuat IKK dan check stock d, PT Chemco. Customer &Suppfa
T
Informasi kepada departemen produksi bersangkutan

SIFAT ISTIMEWA KONTROL

:laim customer / claim market

URUTAN PROSES PEKERJAAN (PROSES UTAMA)


info, mas, Claim dari Customer atau Claim Market "
hadap part yang bermasalah
at Informasi Ketidaksesuaian Kualitas dan melakukan check
PT. ChemcoL Customer /Supplier.
•ri informasi kepada^partemen ProduksFyang bersangkutan
.an analisa penyebab masalah dan penyebab part bermasalan
: sampai terkirim ke Customer "'"
(an Perbaikan sementara dan permanent
tat laporan
kan evaluasi di PT Chemco dan Customer

KacaMata^ Sepatu Tuftjp telinga>


h)- FMpi WW 6 f*'-Afl% -\;W]
Class
QUALITY REPORT OF VENDOR Platform
YMMWJ (QRV) A /B /<£) f/)0
Document No
Issued Dale ;oj • ji •q^
_a?V- \\- dL ~ ODB

Judgment
Co'jntermeesO'e L rrlt D"ate
1C AloWMfltlMopfr
Part Number Part Nams Delivery Dels User Code OD No.
l*?7~ F>> 1) -OO - Tal - Ml
-1HS2L ?fr ' ^w £ £)£< 2ZH
Scctch Problem :
Detected Problem
V^ Receiving

^^^r^^^o^i-.-^ E/G Assy


"3
> J-- a.'D Assy
Pre

^^ P^n;/fcS QTY
Delivery ]2op Pes
Check 7 SO Pes
p£^yov'.if^. OK Pes
IMG 17 Pes
17 P:
Freg. Claim I
Comment : Part NG tersebut :
K"?T^ba'i
12.
933.f by YWVVVJ
i VW'. •.+ C t-
Heoair dv vc.oor
O'.ho-

*f CtGiATeC M(?c^otP *f-o.'—-i vO^^ij \^i-^?o.i t;»-i-^al. \S~ MCJfPidtr ?.£ot>- StotusQRV

£'.:d"M-, .y^j^j -^ e\ ^^-^ . _^ inlorr^isi


-J-

Cause :

TemDorarv Action Preventive Action

rc (vr.i.-.r.vj; VENDOR SECTION

YMMWJ Aoprovcd Cnookoo issued bv/ Dato


r'Jz !YI?/M)
* QE

VrMPjOM (FA*!
Aiw-cr.Mu* -.--

Ojsllty Erginsflnog Yamaha Motor Manufacturing Weal -"


List Claim Customer
Cikarang, 03 Oktober 2006
PT. CHEMCO HARAPAN NUSANTARA
Disetujui Diperiksa
Quality Assurance Departemen
SEPTEMBER 2006
Arifgn C Eshar Jorkosih
Level Qty
No No Claim Item / Part , Model Masalah Factory Kembalian
Counter treasure Ket
Ke.jadian Claim NO Claim
Part
273 14 Sept 06 Plate Assy 37J CIS 37J Paint ngelotok 1 Factory? Ada
238 14 Sepl06 Handle seat 5TL 5TL Bintik Factory 4 Ada
165 21 Sept 06 Hub front 5TP Black 5TP Dakon/dekok Factory 2 Ada
167 21 Sept 06 IJIate Assy 3S0 3S0 material dekok.baret
Paint ngelotok Factory 2 Ada
bruntus
450 20 Sep 06 Footrest assy 1 1S7 1S/ cacat (bruntus) Factory ?
Ada
leleh factory 2
451 26 Sup 06 Footrest assy 2 1S7 1S7 buffing kasar Factory 2 Ada

005 01-Sepl-0(> ,11 Carburator 3S0 Mnuipot


007 02-Sept-06 Footrest 1 3S0 3S0 Lecet
059 00-Sept 06 Foofrest ? 3S0 3S0 Painting leleh
Parting Bruntus
Paia'mc Nglupas
Dakon/dekok material
TST~ Hub rear 1S/ 18/ tidak no':: champring
==,
stepcer ca'a''

Total 37 37
Level A - Ox

Level B = OX
Level C - 9 x

X QRV = 1 lemhai
List Claim Customer Cikarang, 18 Oktober 2006
CHKMCO 'S' ) PT. CHEMCO HARAPAN NUSANTARA
Disetujui Diperiksa Dibuat
Quality Assurance Departemen /'
OKTOBER 2006
Arifan C Eshor 'qrkasih
TSL Level Qty
No No Claim Iteir / Part Model Masalah Factory Kembalian
Counter Measure Ket
Kejadian Claim N& Claim
Part
48 10-OM-2006 HubRR?..'F 22F Keropos 12 Fact 2
Ada
175 16-OM-2006 Plate Assy 37J Cis 37J Paint leleh
3 Fact 2 Ada
bruntus
216 20-OW-2006 Handle seat 5TL 5TL Leleh 1 Fact 4
114 30-Okl-2006 Plate Assy 3S0 3S0 Gompal
Fad 2
Lecet/baret

008 02-Okl-2006 Hub Rear 1S7 1S7 Stopper pat.ih

Total 23 23
CANCEL 13 13
CLAIM DITERIMA 10 10
Cet : Level A = Ox

Level B = 1 X

Level C - 4 x
.^gjjMon. List Claim Customer Cikarang, 06 November 2006

//'^^^WJfcfc PT. CHEMCO HARAPAN NUSANTARA Disetujui Diperiksa Dibuat


(ciikmci >'•"') Quality Assurance Departemen
V^Hfc(MW"^ NOVEMBER 2006
Arifan C Eshar Jarkasi h

TSL Level Qty Kerhbalfan


No No Claim Item / Part Model Masalah Factory Counter Measure Ket
Kejadian Claim NS Claim Part
i 005 B Hub Rear 1S7 1S7 Stopper patah 6 C*hn karawang
01 Nov 06
C Painting ngelupas 4 Factory 4
17
C Gompal 6

C Penyok 1 Handling

1/ 1/

. . .. . . . . . _.

Total 17 17
CANCEL 0 0
CLAIM DITERIMA 17 17

1 Level A = 0 x

Level B = 1 X

Level C - 3 x

XQRV = 1 lembnr
PT. CHEMCO HARAPAN NUSANTARA
Moncicl.iliiii Diseiujui Diperiksa Dibuat
QAS QC DEPARTEMEN
YKARLY RKPORICCSIOMKR CLAIM 2006

Tgi Niiniii B.i .!IH| Oly


No QRV Typ. Oly NG AiiiHir.,1 Monitoring
Kejeidinn No Bin m. j DHlv.ny Pnib.llkilll PIC Kapan Area
iu.';;uF</i"j[ woo 03 Jan Ob lull <..jmp KV-, •™
Open Close No LTIKK
I llll> I'.-li/nk
I.I 1-1! kill! •
Pull C-Jan-06 delivery 0
2oo/OR/['or.iy;or, 06 Jaii-OG niiii(..oin|ii-v..( r II '..'n 1 {..it Mi'l-i '.|.i.w.|iiiitfl.ikl.(n-..i k.iM.|a„p,,u.nP,,l,.„ir,p,,,y,|,,„ Sugeng 13-Jan-06 Painting 0
_ . . . —
193/GR/PQE/V.<'0p- 09-Fc-b-06 Huh Gomp Rer r !,...•' 1 »\\ 'IV/'H A Mull p.-f ,ih[).i.|.i KM .'UK I irfsiimasi I.Hi.irn ti-f.'k trdlrlt •!•,:. 1 Uliin.iai.ilo.,ami.lkim.inm.il! Arilan 13-Feb-06 Lao 6"_"
'249<OR/PQEn//05" 1o-Feb-06 Hiilir.nni[1(]| Mal.-nal M.in.llinji lni.sk Prnai ahan pa.la operator Eko P 16-Feb-06 all factory
' 2M/QR/PQE/V/05 0
21-feh-0e lib Comp i lluhlVn/r.k Malt'iul Maii'lhMil think I.. tm! •ihan p.iila opo.alor Ekop 27-Feb-u6 all taclory
':~30/OR<PGE>1X/05 Ov-Mnr-OO up Rcu 10. <0 1 ii 0 Ki-:,,il.]h,iii,|l>kiimfii Ii-I.ik .i.f.i ko(iir|iii.i:>ip,,.|.) |..i->!
11 •'" sislem Arva 12-Mar-06" delivery
3.1P/GR/POE/V/05 23-Mar-DC It J 0 1 Cat iTH-kT . till,hi-. In-n.in,; iK-rhiT sugeng 30-Mar-06 Painting 0
•M ;«jR/i'orw/u5 29 Mar or. iim-r Roar 1 I-i.miHn U-,»im<] ' [j.ih.il.ius niliaapahai egowo 2-Apr-06 Machining
•i^'oR/pafr/v/c.":. 0
12 Apr-00 1 lull (. imp Real 1 i) 0 kcni|i(;;,iM c.-inpi it,11,-• ,,' v,|,,|i rahtnal 15-Apr-06 Painting 0
iic/oR/por/vAT. 1r- Apr-OP I1. •••m.i -in ji.i-l.i s.i.il •I.-Ijvt-r .' .ihanpa.l,!p,i.jaii.k-liv.-iv RhJIlO "3 Apr-06 delivery 0
21 api Pi 1 Itihi ..-.11 r .OP).|.,ll|..).|.l '..•.! Hill, •^nliii tin Mill r.ih.in pail •..•l.-lali1i,-a!ii,t-i-.| Bud- 1 May-06 Painting 0
.U'.'VGR/POf MA)'. (1-1 May 0'. lliil'i imp R.--I. ,,1in.u,,Hu|..r nj'Hi.i
in May (16 panning 0
619/OR/POEA/.<0«- 19 May-OP- lui.r ...i|i Real 1: •.'" <• ihiillllml.l" |lrl..,|l,|.,iM, Mik.i ii.1 pa-l-i ii.m buflin.j r-ii-i. .'1 May 06 finishing 0
9S/CR/POEA/I'0'. 02-Jljh-OP lub C imp Real 1; ,' Mill-It•< elj iVtati'ii.s] I l,in..lhni| trl.ik h- .Pi-Hi Pa-la ope.,1101 Lko P O-Jun-06 all factory 0
103/QR'PQE/V!'05 22-Jun-06 HuhC imp tair ;()."j0 4 '.' 0 t hl'lllk mcui)rlil|>d--, hi ruaiii] painting koloi ih.m.lehupada aieap-i-olinp EkoP 2E-Jun-06 Painting
IO-i/CR/POI-AMIo 30 Jtin-OC lul'C •nip Rear L" 00 r.,itin,.h,Mu|Ms thilavin ti-idklu-iMh Sugeng 2-Jul-06 Painting
: rivOR'PQE/vi/os OV-Jul OC lulu" imp (em l.l. 'Ml 1 1)0 .l-.tDI»|i.'l patah Mkrn.l|,.--n.lMlkUiy rihn p,-.-i|-i op.--f,iio. mnt.-ua handing Bu.li IO-jul-06 all factory 0
211,<GR''-'QEAA'05 IS-Jul 00 -lull C imp nVmi 1: ' 1 0[) IlllMPl'll't'.VIIKlK'I'U'H", kciMl>en.|,i l.ij.11:) -ih-in p-i..ia ope.alor Budi 23-JIJ1-06 Machining 0
305.GR/PQE/VI/05 27-Jul-OP -lub Comp Real isr 1 V2'A- 0 0 C .a,m,.-,e,| op-.-i.itoi spray tjuti lalai JOlt Cell" .1 pa.1.1 area spray pan EkoP B-Aug-06 Painting 0
690/QR/POEA/I/D5 02-Aug-OG Hub Comp Real IS" 11'OL'O ?• CO cat meler .tan champer hurry pahat aus lenggainlian paha: legowo 10-Aug-06 Machining 0
5S0/aR?POE7lX/05 27-Aug-00 Hub C mp Rear ".L".."; :i":30 7 0 1 c Cat hmtik [ pi ay gun ti-Jak lancni epair s>pray gun sugeng 28'Aug-06 Painting 0
NO. DOK.-QS/05/QA/002

DITERBITKAN PT. CHEMCO HARAPAN NUSANTARA DISAHKAN PT.YAMAHA INDONESIA MOTOR MFG.
DEPARTEMEN QUALITY ASSURANCE
NOMOR KONTROL DEPARTEMEN QUALITY ASSURANCE
CHN-QA-DQCP-F2-DC-YMH-0O8 DISEXUJIJI FJIPERIKSA DIBUAT DISETUJUI
MODEL 1S7 DIPERIKSA DITERIMA

NAMA BARANG HUB, COMP REAR 'tKJi ,'fV W ^


c^spA-e-
NOMOR BARANG 1S7-F5311-00
ADHI SAKSONO DIDIK BUDIYANTO ACHMAD RIF'AN

STRUKTUR DATA YANG MENYERTAI


URUTAN PROSES (DIE CASTING)
NO NOMOR BARANG SUPPLIER
NAMA BARANG
NAMASUPPLIER
LOKAL IMPOR
<=> 1. TERIMA MATERIAL
ALUMINIUM INGOT YDC-11 ALCASA

2. MATERIAL KIRIM KE PRODUKSI


SHANGHAI SIGMA

3. MELTING/HURRY MELTER
•-—'•-»

4. HOLDING/HOUMESY ,1 r,.1,!i1v,TF.RlCEMDAi.. '\


5. DIES

6. DIE CASTING

7. DELIVERY

KETERANGAN JIS Z 8206


IT PTOSES • CHECK KUAWT1TAS URUTAN PROSES PERSILANGAN TEMPAT
U LOB
CHECK KUAUTAS
£
^7 JUMLAH 1 CEK KUANTITAS PERBEDAAN TEMPAT
A/* 17 MAR '05 PERUBAHAN (PERBAIKAN) DISETJ. DIBUAT
v NO MENSAHKAN
PROSES4 CHECK KUAUTAS PENGIRIMAN KONTROL TGL-BL-TH DIBUAT PERTAMA MEMBUAT DEPT. DEPARTEMEN
Route: Membuat Departemen -> Mensahkan Departemen Membuat Departemen
Halaman : 1 / 4
k«iM..-ac F,,s,-k P,-id.i!..thJ;3d. Mcfln(1) Krbaknran (?) T<
--f.k l-.lMn.fi, I-.:-..-I f" ,,!-, '.•. |„|
r
SIFAT ISTIMEWA KUALITAS
ij.-, PENGONTROLAN SYARAT PRODUKSI
Frek.
iNama Proses i I N (Mesin,Cetakan,Alat,Hidrollk,Sului,dll)
Point Konlrol Cara Frek. Pengiriman
Nilai Standard Pctugas
Mengteek Pengecekan Oall Point Nilai PETA BAGAN
Benluk
Pelugas
Kontrol Standard
Pengecekan Dala

High Speed 1 - 9 m/s FR/SF Lihat Slarl Produk;

Low Speed 0.1 - 1.5m/s

Iligli SpeedLength 130-?30mm

(Fast Start)
Press UpTime. 0.2 -30 m/s

(Inlensifier)
DieOpen 5- 14 Sec

Delivery Jumlah Material Sesuai dgSTTB SF Lihat Tiap Kinm SI IT)

.f«=M Vcdc Susnk Prri Mcr-I ;=d, Mcs.n (t). KcbDkaron (2) tak3e,.-cnl, ,3) Td=k Lnrvl.bju (4| Kc5rlri«Gunc3rg,n l,s:rt
Helaman: 4 / 4
% STANDARD INSPEKSI No. Koiitrol: CHN-QA-SI-F2-DC-YMH-O08
COMPLETE PRODUCT
Hal: 1/2

NO.DOK.QS/05/QA/0O1
PART NOT COMPLETE

CASTED PART
o. Part
NAMA PAKT
QUAUTY OF
1S7-F5311-00 MATERIAL YDC-11
HUB, COMP REAR
HEAT TREATMENT
o Gambar
PROSES
SURFACE
Die Casting TREATMENT

Point
Item inspeksi Kapan
Panting Nilai Standard AJat/Metode Frek. Pengecekan PIC Type of Data

INSERT LINING TIDAK MIRING 8 v VISUAL


TIDAK DALAM
DATE PIN TIDAKN0NJ0L8 VISUAL

TIDAK BURRY
Q£I -+o°5 V CALIPER

!•'! PIN EJECTOR TIDAK CEKOK 8 VISUAL

TIDAK 5URRY V. CALIPER


4 (1C) PIN EJECTOR TIDAK NONJOL 8

57 t o :B\ TiDAK 3URRY

TIDAK GOMPAL 8

TIDAK BURRY

TIDAK SHORT SrlOT. VISUAL

SOLDERiNG 3 CRACK
•AMETER LUBANG 0 30.852
<

—| 2x1 Shift CQC FQC


JN OUT SISI DALAM 0.4 MAX
i f ";rr c;Dfi:,'r: < < <

< <
PUN CUT SIS! LUAR C.5 M.AX

PLAMGE SPCKE
~rzi
JiAMETER STOPPER 020 '^.".L.rrzr,

PACER

V'SUAL PERMUKAAN TIDAK GORES;


TIDAK CRACK ;
KERUT 5 GOMPAL

LE STRENGTH ->• '<•;/> -


AUTCGP

^ TG
••n\

H AFPL i<T K'ffl" rX-iZ FCTrK ;p'i^ rViiri - p.T, i^-iP DiF
17 MAR'05 DIBUAT PERTAMA ADHIS A.RIFAN
TANGGAL LAPORAN REV1SI DISETUJUI DIBUAT TANGGAL LAP.REV1S! DISETUJUI DIBUAT

DISAHKAN DITERBITKAN
Tanda My kontrol item penting PT. YAVAHA INDONESIA MOTOR MFG. DEPARTEMEN QUAUTY ASSURANCE
Sesuai gambar dibuatkan list dari item yang panting.
PT. CHEMCO HARAPAN NV "NTARA
Setelah membuat Hat diberikan ke produksi untuk
dllaksantkan.
No. Kontrol: CHN-QA-SI-F2-DC-YMH-008 |Hal: 2/2
STANDARD INSPEKSI
NO.DOK.QS/05/QA/OOI

o.Part

1S7-F5311 -00

o Gambar

DISAHKAN DITERBITKAN
1. Tanda \*y kontrol item penting PT. YAMAHA INDONESIA MOTOR MFG. DEPARTEMEN QUAUTY ASSURANCE
2. Sesuai gambar dibuatkan list dari item yang penting
PT. CHEMCO HARAPAN NUSANTARA
3.Setelah membuat listdiberikan ke produksi untuk DISETUJUI DIPERIKSA DITERIMA

dilaksanakan.
in*/. mm :i,»:vii.voa/0(>2
J
»".v\j.\/tnu

SIFAT ISTIMEWA KUALITAS


PENGONTROLAN SYARAT PRODUKSI
^ Nama Proses Frek.
Poin! Konlrol Cara Frek Pengiriman (Mesin, Cetakan,Alat,Hidrolik,Suh u,dll)
Petugas
Mengecek Bentuk Data Dala Point
Peiiffecekan Nilai PETA BAGAN
Cara Frek. Benfuk
Pelugas
Knnlinl St.iiKl.ii.i
Terima Climk Penfiecek.in Dala
Jumlah Material sesuai dengan SP Lihat Tiap Datang STTB
Material Kikir Plat
STB STTB
dari Die
-CL
Kondisi Part Tidak Cacal CQC Lihal TiapDalang
Casting Tidak Keii.il 8

Gores
Kikir Bulat
Finishing Dekas Gale Tidak Gompal 8 -CL
i Operator Lihal All Proses Point Card Kikir Dial Knsar
(Trimming ) lidak Burry Awal Prod
Kikir Plat Mains '-•fa:
Parting t inn Tidak Ada Burry
Kiku Pulal
Lubang As Tidak Soldering S Pasir Buffing
WOO
lidak Pinny
Line! / liisoil lidak Mini'-:]

6 (4) Pin Eioclor Tidak Dekok S

Tidak Burry

(10) Pin Elector Tidak Nonpl


Tidak Burry

Dale Pin/Lot Prod Tdk Norijol 8 Burry


I 3 Finishing Visual Permukaan Alur Buffing searah Operator Lihal All Proses Point Card Pasir Buffing Tosa Emery #200 SF Lihal
(Buffing) Bulling Fix dan Awal Piod
Trdak gelombang
MAC MAC 0667
Move Tidak Cacat Kerul
Waktu Oven Bulfim 5 - 10 Menrt Timer
Tidak Crack
Temp Oven Buffnii 60° -90° C Temp
Visual Diameter Tidak Luka
Delivery Control
Jumlah Material sesuai dengan SF Lihal Tiap Kirim STTB
STB STTB

Ki™».™ .Wr- P.,,k Pa,., mom pd. ,.,„,„ ,„ Kcita,,,n„ ,?, T.dnk rV.l,,,,,, ,3) TidaK La,»Ma„, WKc,*„r,VG,i„cn,,u,n U:,lnk
Halaman; 2/2
DISA.HKAW PT. YAMAHA INDGWEiVA MOTOR WFG.
sX j 11 , 5.rA" -STJJEVfi rx* UTiS 1 1 t£Hy-j\in CLiNS'ARA" -•pous
i
-.<r ,Aj: -.cro r Sjij.r. 1
kir-i 'T^\rt 3. FrASAOAN
B •Vv.ri I •,'""• , . ' "™r"|llSl«l.Tll[l^llll,»
5 1 StlnlkattT-1 l.-i.'.'-.r.lrd |
2. ; £ I
*
>*.V ^^r.lVir let
— •" • • - - ...

—-f.lli • ^TTP " '- l-~T 1.! . '™'_^. J _ v -


1" x'mch'.is'iffe ' ^i "^ Jt-JL ;
— —- —
~^~"
TE^MA . r—1
STB STTB r=SS
RiiTEWAL - -
••*..
"X\ -~t— *
1 IJrMMWERlll: MORISEIKI CL253
'. -

Air Pips sum 0.4 • 0.6 Kfa t/alnl VlilU-V t y 1 Shift pi/cs ^B A'*
- ;-p£:
— - —
- -- 1 Lihat Standart Inspeksi HidraiAc Press Msinl, Vrsual 1 x 1Shift PMCS
2O-40Kg!,'cm
no kontrol.CHN-QA-M-SI-HCR-1S7-001
OUUJETR
Vir^L^ii^f.o.niri^ (m S- 7 % Main I ( WStlln PMCS
1
-
(0911
Level HdnVik Cukup Marl. Visual 1 x 1 Shift PMCS

".* Lovel LuhrkuTfil Cutup tAainL Visual 1 x/Shin PMCS


Wm
1fA'CH'.UttilV] 01 Cukup MainL Visual 1 xfShrfl PMCS ••

1 Ur\J\tt MEI.Iri : MDRISfclKI CL 2DD0 •. • „•

Ay Pursuit: 0A-06Mpa Staul t rfShirfl PMCS •


-y -
- - - - -
-

ilKlroiilicPrcr.5 7 0-30 I.Y.a lAiinl 1 * / Shift PMCS H


Lihat Standart Insp eksi -••

Vtj.wf.Rr.iiijiv) [jl •j • 7 % Marl 1 xJShrfi PMCS ^|


t/AYETER no kontrol.CHN-OA-M-S1-HCR-1S7-001 --. -^
- - - -

(OP 11) - liivflHiilidlil. Cut.up IAr.nl 1 k / swn PMCS ^|


levrj 1LibiKVRnl Kb nl. Vsiwl i x; shift PMCS jH ~

- - - - - -

1(rvf1Cul'j'j 0,1 Cukup l.t*lL Vtiiial 1 < 1 SJtifl PMCS H


I'llK-IIT. ChlK> 15-30 Hr;.r. l.tlal Vrswl i x j zm PWCS
..

r
1 W.l,''.. i-tS'liMULTI DRILL

< lf(vko.H:: piH-siiirj 1 • 3 J-t.3 K-iiU VfWvl Ix) S.'iifl F-MC5

Li>eo;3 1.1-n-wC-tO Oi/i.< [H .. - 1 % kWr.L PWCS


Lihat Standart Inspsksi •••;:.
SPOKE
Lewi l.(_aix«*i|Oi! CUV-'FJ I.Vinl V :,.._• 1 x ! TJirft PMCS
(CP'fl) no kontrol.CHN-QA-M-SI-HCR-1S7-001
•- - - -
1 Level HditficO/i Cukup l.te'nL Vrvjal i x^yvfl PMCS «».ri -. .-

KBbrorsihm l/esin Bersih Oji VlfWl 1 i / Shift PMCS


L^
1 NAM I.1ES1II: KJTAGAV/A IR0W7ORK!
CMKER -
P
" " " " -r Ktill* relit an Vosm Bciuli 0.1 Vdsu.l t x J Shift PMCS
oi.Lijy Lihat SianrJart Inspeksi 1
spoke no kontrol.CHN-QA -M-SI-I CR-1S7-0 11 J
. . . . . .
u^S
• -
(Cf iV! p^HHI
DB.IVr.1Y 1 JurisMitf--.il j 55?LiSicHJ--.::n SF Visual Tiap kirir- STTB

l STTB i
| I

- — —

- "

'
i I
,i_.
„--..-,.-, •i J
l i --starrsr••. 'J

Anda mungkin juga menyukai