Supeno PDF
Supeno PDF
Supeno PDF
TUGAS AKHIR
.•?:/T\V\"
•$:
Oleh :
Nama : Supeno
NIM :02522081
TUGASAKHIR
Oleh :
Nama :SUPENO
No Mahasiswa ; 02 522 081
TUGAS AKHIR
Oleh:
Nama : S U P E N O
Ketua
Anggota I
Tuafiq Imawan, ST, MM
Anggota II
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Industri
Fakultas Tekncm^i Industri
liversitas Islam Indonesia
S i: R A I K F T F R \ X CI \ \
No. : 119P&GAPKLXH2006
: 0612241
r eigunian i uiggj
: I'XIVERSITAS ISLAM IXDONLSI
Departemcu : POC
Adalah benar Mahasiswa Magang di PI. Chemco Harapan Nusantara scjak langgal 01 .November
2006
Mulai
cM • fanggal
t .' .,' 01 .Wr,
, .cmber 2006 vana
•' - bersanak
-- =-utan telah menvelesaikan praklek kerianva
sehmgga terhrtung rnu a, tanggal 22 Desember 2006 vang bersangkutan sudah udak mdalukan
se'
piakki,
pi Kcija di pmisahaan kanu lag;.
K^nudian atas segala pengalxhan yang dibcikan .elatna bekerja. perusahaan mengucapkan ierima
Demikian sural keterangan mi dibuat untuk dapat dipergunakan daman semestmva.
Cfrntur Privadi
('c : ! iJ;n;pin;iri Den' NfMP vhs
'rsonnel & GA Dem.
maupun materiik
tiada henti.
"Merantaulah demi cita-cita disana kamu temukan yang dicari, longgar dada karena
sesak, luas ilmu serta wawasan, kehidupan dan sahabat baik, lama sudah
menanti"(Asj. Sjafi'I)
"Allah meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat"
(Q.S Al Mujaadalah :11)
Jadikanlah dirimu sebagai lautan yang luas, apapun kejadian itu harus diterima dengan
tawakal dan dengan iman yang tebal
Ilmu yang tidak diamalkan adaJah kosong dan pekerjaan yang tidak diselesaikan
adalah sia - sia
VI
KATA PENGANTAR
^jj^gg= ffitj
Assalamualaikum Wr.Wb
Tugas akhir ini dibuat sebagai salah satu syarat menyeiesaikan studi strata
satu (S-l) di jurusan Teknik Industri UII. Banyak sekali pengalaman dan ilmu yang
didapatkan penuiis selama menyeiesaikan penelitian, yang mudah-mudahan dapat
menjadi bekal bagi penuiis nantinya.
Atas bantuan dan bimbingan berbagai pihak sehingga tugas akhir ini dapat
selesai, maka dalam kesempatan yang baik ini kami ucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak dan Ibu yang telah mendidik.
2. Istriku yang selalu memberikan semangat.
3. Ir. Ali Parkhan, MT sebagai dosen pembimbing dalam penulisan laporan tugas
akhir ini.
vn
Penuiis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan.
Penuiis
vm
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
SURAT KETERANGAN iv
HALAMAN PERSEMBAHAN v
HALAMAN MOTTO vi
DAFTAR ISI ix
ABSTRAKSI xv
BAB I PENDAHULUAN
ix
2.4.2. Histogram 17
2.4.6. PetaKontrol 22
2.6. SIPOC 25
Kerja Manusia
2.9. PICA 29
3.6.3. StudiAwal 34
3.6.6. PenentuanCTQ 36
3.6.11. Kesimpulan 38
XI
4.9.2. Data Lingkungan Kerja Stasiun Kerja proses 70
Finishing
BAB V PEMBAHASAN
BAB VI PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
XII
DAFTAR TABEL
xni
DAFTAR GAMBAR
xiv
ABSTRAKSI
xv
BAB I
PENDAHULUAN
Pada beberapa dekade terakhir terjadi perubahan paradigma dalam dunia bisnis.
Pelanggan akan menjadi sumber penggerak bagi jalannya perusahaan. Globalisasi
membuat akses yang mudah bagi konsumen untuk mendapatkan informasi tentang produk
dan jasa. Hal ini mengakibatkan berubahnya pandangan konsumen terhadap produk dan
jasa itu sendiri. Konsumen semakin kritis dan lebih selektif dalam memilih sebuah produk
atau jasa. Konsumen akan memilih produk dan jasa yang memiliki kualitas sesuai dengan
nilai yang dibayarkannya. Perusahaan yang tidak dapat memenuhi harapan konsumen
tidak akan memenangkan persaingan. Kualitas adalah penggerak utama dalam upaya
mendapatkan pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan yang ada. Perusahaan akan
menjadikan kualitas sebagai alat bersaing dalam mempertahankan pelanggannya.
Pasar domestik kini telah menjadi bagian pasar dunia. indikasi ini semakin
diperjelas dengan terbentuknya blok-blok ekonomi maupun perdagangan dunia yang
bersumber pada persamaan region, seperti APEC (Asia Pacific Economic Cooperation),
AFTA (Asean Free Trade Area), NAFTA (North America Free Trade Area). EU
(Europea Union) dan Iain-lain.
Bentuk usaha yang dapat dilakukan adalah dengan peningkatan kualitas total {total
quality improvement) secara terus menerus {continous improvement). Karena kualitas atau
mutu merupakan salah satu faktor dasar yang mempengaruhi pilihan konsumen untuk
berbagai jenis produk atau jasa yang berkembang pesat saat ini. Kualitas produk yang
dihasilkan dari suatu perusahaan sangatlah penting peranannya bagi perusahaan tersebut
agar bisa bersaing di pasar yang hiperkompetitif saat ini.
Dari penjelasan tentang latar belakang masalah dapat disimpulkan bahwa yang menjadi
pokok permasalahan adalah masalah ketidakpuasan pelanggan yang disebabkan kualitas.
sehingga menyebabkan berpindahnya pelanggan ke perusahaan lain. Masalah yang harus
dipecahkan adalah:
1. Produk apa yang mendesak untuk diperbaiki berdasarkan keluhan dari pelanggan?
2. Jenis cacat apa dari produk tersebut yang menyebabkan keluhan pelanggan?
3. Faktor-faktor apa yang menyebabkan jenis cacat tersebut?
4. Rekomendasi perbaikan apa untuk mengatasi cacat tersebut agar tidak terjadi di
masa yang akan datang?
Pembatasan masalah perlu dilakukan untuk memfokuskan kajian yang akan dilakukan.
Sehingga tujuan penelitian dapat dicapai dengan cepat dan baik. Adapun pembatasan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Obyek penelitian di PT Chemco Harapan Nusantara.
2. Obyek yang diteliti adalah produk yang memiliki tingkat kepentingan paling
tinggi untuk segera di perbaiki berdasarkan keluhan pelanggan.
3. Tools yang digunakan dalam proses penelitian ini adalah Pareto chart, CTQ
tree, SIPOC diagram, Fishbone diagram, dan Problem identification and
corrective action
Tujuan Penelitian yang ingin dicapai oleh penuiis dari pelaksanaan openelitian adalah:
1. Dapat mengelahui produk yang mendesak untuk diperbaiki berdasarkan keluhan
pelanggan.
Penelitian ini dilakukan dalam suatu stmktur format, yang diuraikan dalam kerangka
pembahasan berikut:
Kajian pustaka memuat penjelasan tentang konsep dan prinsip dasar yang
uraian tentang hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh peneliti
Bab ini mengenai obyek penelitian, waktu dan tempat penelitian, teknik
Pada bab ini berisi tentang data yang diperoleh selama penelitian dan bagaimana
menganalisa data tersebut. Hasil pengolahan data ditampilkan baik dalam bentuk
tabel maupun grafik. Yang dimaksud dengan pengolahan data juga termasuk
analisis yang dilakukan terhadap hasil yang diperoleh. Pada bab ini merupakan
BABV PEMBAHASAN
Bab ini membahas hasil penelitian berupa tabel hasil pengolahan data, grafik,
persamaan atau model serta analisa yang menyangkut penjelasan teoritis secara
kualitatif, kuantitatif maupun statistik dari hasil penelitian dan kajian untuk
menjawab tujuan penelitian.
BAB VI PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan memuat pernyataan singkat dan
tepat yang dijabarkan dari hasil penelitian serta pembahasan untuk membuktikan
hipotesis atau menjawab permasalahan. Saran dibuat untuk ditujukan kepada para
peneliti (perusahaan) dalam bidang yang sejenis, yang ingin melanjutkan dan
KAJIAN PUSTAKA
Banyak definisi yang berbeda tentang kualitas, bervariasi dari yang konvensional sampai
yang lebih strategik. Secara konvensional, kualitas didefinisikan dengan penggambaran
karakteristik langsung dari suatu produk. seperti performansi. keandalan. kemudahan
dalam penggunaan. estetika dan sebagainya.
Menurut D.A. Galvin. (dalam lovelock. 1994; Ross, 1993). ada beberapa perpektif
pendekatan untuk mendefmisikan arti dari kualitas, yaitu:
• Poduk based
Contohnya adalah bahwa jok dari berkualitas lebih tinggi daripada kulit
imitasi dari vinyl, sebab kulit lebih tahan api dan lebih kuat.
sehingga suatu yang mempunyai kualitas paling tinggi belum tentu produk
yang bernilai. Akan tetapi yang paling bernilai adalah produk yang paling
tepat dibeli.
• User based
• Market (pasar)
• Money (uang)
Meningkatnya persaingan yang terjadi dalam dunia industri saat ini seiring
dengan fluktuasi ekonomi dunia. telah menumnkan laba. Kebutuhan akan
12
• Management (manajemen)
• Man (manusia)
• Motivation (motivasi)
• Material (bahan)
Adapun beberapa definisi dari kata kualitas yang berhubungan dengan konteks
pengendalian dan peningkatan kualitas menurut barbagai sumber adalah:
"kualitas merupakan suatu tingkat yang dapat diprediksi dari keseragaman pada
biaya yang rendah dan sesuai dengan pasar "
Dari beberapa definisi yang telah diungkapkan oleh para pakar dan organisasi
dunia tersebut diatas terdapat beberapa kesamaan pengertian tentang kulitas, yaitu:
• Kualitas meliputi usaha untuk memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan.
Pengukuran kualitas dapat dilakukan pada tingkat . yaitu: pada tingkat proses {procces
level), tingkat output {output level), dan tingkat out come {outcome level). Pengendalian
proses statistikal {statistical process control =SPC) dapat diterapkan pada ketiga tingkat
pengukuran performansi kualitas itu. Ketiga tingkat pengukuran performansi kualitas
tersebut adalah:
Data adalah catatan tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitataif maupun kuantitatif,
yang digunakan sebagai petunjuk untuk bertindak. Fakta-fakta yang ada dipelajari
berdasarkan data, dan kemudian mengambil tindakan yang tepat berdasarkan fakta itu.
Secara umum dikenal dua jenis data, yaitu: (Montgomery, 1990).
1. Data Atribut
Adalah data kualitatif yang dapat dihitung menggunakan daftar pencacahan untuk
keperluan pencatatan dan analisis. Data atribut sering disebut sebagai data
kualitatif yang bersifat diskrit. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk-
16
2. Data Variabel
Adalah data kuantitatif yang diukur menggunakan alat pengukuran tertentu untuk
keperluan pencatatan dan analisis. Data variabel mempakan data kuantitatif
bersifat kontinyu. Data variabel biasanya didapat dari hasil pengukuran.
Dalam proses pengumpulan dan penganalisaan data dikenal ada lujuh alat bantu
yang biasa digunakan dalam proses pengendalian kualitas. yaitu: (Gasperz. 1998).
Lembar periksa adalah suatu formulir. dimana item-item yang akan diperiksa telah
dicetak dalam formulir itu, dengan maksud agar data dapat dikumpulkan secara mudah
dan ringkas. Tujuan penggunaan lembar periksa adalah :
a. Memudahkan proses pengumpulan data terutama untuk mengetahui bagaimana
suatu masalah sering terjadi.
2.4.2. Histogram
o _
TO iS 1 ->
EE -M, 1.3
4-
1' 2 1 22 26 27 3 1 22 "> 6 3T A 1 -12 -if; ^1"
Umur [tahun]
Diagram pareto. pertama kali diperkenalkan oleh Vilfredo pareto, adalah suatu grafik
batang yang menjelaskan hierarki dari masalah-masalah yang timbul atau menjelaskan
masalah berdasarkan urutan banyaknya kejadian. Masalah yang paling banyak terjadi
ditunjukan oleh grafik batang pertama yang tertinggi serta ditempatkan pada sisi paling
kiri. dan setemsnya sampai masalah yang paling sedikit terjadi ditunjukkan oleh grafik
batang yang terakhir yang terendah serta ditempatkan pada sisi paling kanan.
Diagram pareto dibentuk berdasarkan oleh prinsip bahwa 80% permasalahan
disebabkan oleh 20% akar masalahnya, sehingga dengan menfokuskan penyelesaian pada
akar masalah akan membuat 80% masalah terselesaikan.
o £
Diagram sebab akibat atau fishbone diagram yang untuk pertama kali diperkenalkan oleh
kaoru ishikawa adalah suatu diagram yang menunjukkan hubungan antara sebab dan
akibat. Prinsip yang dipakai adalah brainstorming, yaitu suatu metode yang
mengumpulkan pendapat dari orang-orang yang dianggap ahli di bidangnya untuk
menemukan penyebab dari permasalahan yang sedang dihadapi.
Chaundry (1999) menyatakan bahwa untuk dapat menemukan akar penyebab dari
suatu masalah, maka kita perlu memahami dua prinsip yang berkaitan dengan hokum
sebab akibat, yaitu:
1. Suatu akibat terjadi atau ada hanya jika penyebabnya itu ada pada titik
yang sama dalam ruang dan waktu
2. Setiap akibat yang terjadi mempunyai paling sedikit dua penyebab dalam
bentuk:
Karyawari
Motva* (C)
Lay-out Forri.C)
~7 * 7
/ / /
2. Machine (mesin-mesin)
Berkaitan dengan mesin-mesin dan peralatan yang diperlukan dalam suatu
pemrosesan, termasuk alat komunikasi yang terbatas, jumlah computer yang
kurang, dan sebagainya.
4. Material
5. Media
Berkaitan dengan tempat dan waktu kerja yang tidak memperhatikan aspek-aspek
kebersihan, kesehatan dan keselamatan kerja. dan lingkungan kerja yang kondusif.
Adalah suatu diagram yang menggambarkan hubungan antara dua faktor dengan memplot
data kedua faktor tersebut pada suatu grafik. Dengan diagram ini kita dapat menentukan
korelasi antara kedua faktor. Diagram tebar dapat digunakan untuk :
a. Mengujf kuatnya hubungan antara dua variabel.
b. Menentukan jenis hubungan dari dua variable.
??
Scater Diagram
•=
Peta kontrol adalah bentuk grafik dengan batasan-batasan yang berguna dalam
menetapkan pengambilan keputusan dalam pengendalian kualitas secara statistik. Peta
kontrol digunakan untuk:
-L'i — \* -g-fcta
Run chart adalah suatu bentuk grafis yang dipergunakan sebagai alat analisis untuk:
• mengumpulkan dan menginterpretasikan data, juga merupakan ringkasan
visual dari data itu. sehingga memudahkan dalam pemahaman.
• Menunjukan out put dari suatu proses sepanjang waktu.
24
• Membandingkan data dari periode yang satu dengan yang lain, demik lan
CO
* <&<* ^ ^
Bulan
2.5. CTQTree
Tool ini digunakan untuk mengidentifikasi proses atau produk yang akan di perbaiki
untuk menterjemahkan permintaan pelanggan. Biasanya bentuknya hanya terdiri dari
turunan masalah atau breakdown dari semua masalah sampai tercapai atau teridentifikasi
masalah yang sesungguhnya guna memenuhi keinginan pelanggan.
utama yang diinginkan oleh pelanggan. Tools yang dipakai untuk menentukan karakter
CTQ adalah CTQ Tree. Dengan menggunakan CTQ Tree, maka keinginan pelanggan
yang bersifat umum dapat diterjemahkan menjadi suatu karakter kualitas yang bersifat
lebih spesifik.
SIPOC adalah sebuah peta proses yang didalamnya teridentifiksi siapa pemasoknya
(supplier), apa input-nya, bagaimana prosesnya. apa hasilnya dan siapa saja pemakainya.
Kualitas ditentukan oleh output yang dihasilkan. Untuk itu output yang dihasilkan hams
ditingkatkan dengan menganalisa input dan variabel-variabel yang ada didalamnya.
SIPOC merupakan tool yang sangat efektif. SIPOC dapat memastikan bahwa semua
orang akan melihat proses dalam cara pandang yang sama. Untuk itulah SIPOC hams ada
pada tahap awal proyek.
Diagram operasi adalah alat untuk menggambarkan proses dalam bentuk yang ringkas,
sehingga mudah untuk dimengerti. Diagram operasi akan memberi gambaran secara
grafis dari tiap-tiap kejadian dalam suatu pekerjaan. Simbol-simboi yang digunakan untuk
membuat diagram proses diperlihatkan pada table 2.1.
Simbol-simboi tersebut berlaku seperti sebuah alat bantu dalam membuat langkah-
Iangkah detail pada sebuah proses dengan cepat dan mudah. Seperti pada urutan-urutan
aktifitas seseorang. atau langkah-langkah yang dilalui oleh sebuah material. Penggunaan
diagram proses secara benar dapat mendeteksi dan mengusulkan tindakan-tindakan
perbaikan yang perlu dilakukan terhadap proses. Misalnya pengurangan waktu.
penggabungan aktifitas sehingga lebih efesien, dan Iain-lain.
Simbol iNama
Keterangan
2.8. Kondisi Lingkungan Kerja Yang mempengaruhi Aktifitas Kerja Man usia
Aktifitas manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak bisa lepas dari pengaruh
lingkungannnya. Termasuk ketika manusia melakukan aktifitas kerja, lingkungan kerja
yang tidak kondusif akan berpengaruh buruk terhadap performansi kerjanya. Faktor-
faktor lingkungan kerja yang secara signifikan dapat berpengaruh terhadap performansi
kerja manusia adalah:
a) Temperatur/Suhu
b) Pencahayaan
c) Kebisingan
Ada tiga aspek yang menentukan kualitas bunyi yang bisa menentukan tingkat
gangguan terhadap manusia yaitu:
Tahap perbaikan (Improve) adalah tahap yang cukup penting dalam upaya perbaikan
kualitas, sebab upaya perbaikan yang dibuat harus sangat realistis dan hams dapat
disesuaikan dengan kondisi yang ada.
Tool yang digunakan pada tahap ini hanya satu, yaitu PICA. Didalam PICA terdapat
keterangan mengenai perbaikan apa yang perlu dilakukan terhadap penyebab
permasalahan. PICA berbentuk tabel yang isinya diperoleh dari hasil penveledikian dari
analisis sebab-sebab terjadinya kecacatan produk. Hasil yang akan diperoleh oleh PICA
adalah berupa usulan-usulan kegiatan perbaikan terhadap sebab-sebab masalah yang
sudah diidentifikasi sebelumnya. Pada Tabel 2.3. merupakan contoh format PICA.
Tabel 2.3. Contoh Tabel PICA
METODOLOGI PENELITIAN
Data-data yang dibutuhkan untuk menyeiesaikan masalah dalam penelitian ini antara lain:
1. Data keluhan pelanggan yang didapat pada saat awal penelitian. Dari data
keluhan tersebut akan ditentukan produk yang mendesak untuk segera
dilakukan perbaikan.
2. Data proses produksi yang akan dijadikan sebagai dasar analisa penyebab
cacat dan kerangka dasar perbaikan proses.
I. Data primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan peneliti langsung dari sumbernya
yaitu perusahan. Data primer meliputi:
30
31
Adalah data-data yang berasal dari sumber lain, misalnya dari buku-buku
perpustakaan, jurnal-jurnal. prosiding-prosiding dan sumber lain yang dapat
dijadikan sebagai referensi yang mendukung penyelesaian masalah pada
proses penelitian.
Dalam penyusunan tugas akhir ini, penusli menggunakan meode pengumpulan data yang
telah lazim digunakan, yaitu:
a. Wawancara (interview)
b. Observasi
Mulai
Identifikasi Masalah
Study Awal
Pengumpulan Data 1 ;
1. Data Umum Perusahaan
2.Data Keluhan pelanggan
._...3iJ2§ta_2![oses produksj
Penetapan permasalahan
dan pernyataan tujuan
Observasi
lapangan
Membuat process
map (SIPOC)
Membuat analisa
Fishbone diagram
Membuat PICA
selesai
Identifikasi masalah adalah tahapan dalam penelitian, yang dijadikan sebagai sarana
penganalisaan sumber permasalahan pada obyek penelitian. Didalamnya akan memuat
alasan keharusan dilaksanakannya penelitian berdasarkan fakta-fakta yang didapatkan.
Dalam hal ini akan mencantumkan permasalahan pokok yang menjadi dasar
dilaksanakanya penelitian, serta permasalahan yang hams diseiesaikan secara terperinci.
Itu dilakukan dalam menyikapi fakta-fakta yang telah didapatkan.
Penetapan tujuan penelitian akan mengemukakan hal-hat yang ingin dicapai dari
penelitian yang dilakukan secara terperinci, sehingga dapat mengarahkan proses
penelitian. Peneliti akan lebih terfokus dalam melakukan penelitian. Dan tentunya tujuan
tersebut berhubungan dengan permasalahan urgent yang hams diseiesaikan berdasarkan
fakta yang terdapat pada identifikasi masalah.
Studi awal dilakukan sebagai bekal dalam pelaksanaan penelitian itu sendiri. Disini akan
dipelajari berbagai sumber teori yang berkaitan dengan pencarian solusi masalah
penelitian. Adapun sumber-sumber tersebut dapa? berupa buku, jurnal, makalah dan lain-
lain yang berhubungan dengan masalah peneiitian.
35
Pengumpulan data dilakukan dalam perusahaan, dimana dalam hal ini data yang akan di
ambil berkaitan dengan masalah penelitian adalah berupa data umum perusahaan data
keluhan pelanggan
Data keluhan yang diperoleh dari pelanggan dijadikan indikasi apa yang menjadi
sebab ketidakpuasan pelanggan. Ini penting bagi perusahaan agar tidak kehilangan
pelanggannya. Penentuan produk yang akan diteliti atau dilakukan perbaikan kualitas
adalah produk yang pada saat awal penelitian mendapat keluhan dari pelanggan serta
berdasarkan tingkat claim dari jenis cacat yang termuat dalam produk tersebut.
Tahapan ini akan berbeda dengan identifikasi masalah karena tahapan ini sudah spesifik
ke dalam permasalahan yang lebih kecil areanya, yaitu pada internal produk. Penetapan
permasalahan berisi deskripsi masalah yang ada saat ini dari produk yang
direkomendasikan untuk segera dilakukan perbaikan. Sedangkan pernyataan tujuan akan
mendifinisikan tujuan akhir dari improvement yang ingin di capai.
36
Penentuan CTQ sangat penting dilakukan. Penentuan CTQ didasarkan dari data keluhan,
yang merupakan terjemahan definisi VOC secara kuantitatif. VOC digunakan untuk
mengetahui keinginan pelanggan. persepsi maupun pendapat mereka mengenai produk.
Ini akan dijadikan dasar untuk :
Dalam proses ini alat yang akan digunakan adalah CTQ tree, karena dengan CTQ
tree akan dapat menerjemahkan keinginan pelanggan yang luas kedalam CTQ yang lebih
spesifik. memastikan teridentifikasinya semua aspek keinginan pelanggan.
SIPOC dipakai agar semua orang. khususnya peneliti. untuk dapat memastikan bahwa
semua orang akan melihat proses dalam cara pandang yang sama. Di dalamnya akan
memuat:
Kesimpulan sebagai penjelasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan serta
rekomendasi yang diberikan kepada perusahaan menyikapi hal-hal yang didapatkan
dalam proses penelitian yang diharapkan akan adanya perbaikan di masa yang akan
datang.
BAB IV
Pada bab ini. aktivitas yang dilakukan adalah mengumpulkan data-data yang diperlukan
dalam penelitian. Dalam penelitian ini. data yang diperlukan mencakup data yang bersifat
kuntitatif dan data yang bersifat kualitatif. Keseluruhan data yang dibutuhkan diperoleh
dari berbagai sumber yang terkait dalam proses penelitian. Data kuantitatif diperoleh
dengan observasi secara langsung ke lapangan, sedangkan untuk data yang bersifat
kualitatif. diperoleh dengan melihat langsung proses yang ada, diskusi. dan wawancara
dengan berbagai pihak serta melalui dokumen-dokumen perusahaan.
Proses pengumpulan dan pengolahan data pada penelitian ini dilakukan secara
menyatu dan tidak terpisahkan. Hal tersebut dikarenakan pengambilan data berikutny a
39
40
"'Menjadi yang terdepan dalam kualitas. inovasi. citra. dan kenyamanan pada sektor
industri komponen otomotif dari sudut pandang konsumen".
TJ'Sl!*^'!
j ii
jj s
Hiatal? I SjW^D *KAl
Manager POC Dec: o| Manager PPPC Dspt Manas? MS Deff s Manager Tecncs Dec: ? " y^a-jef Fnn/Acc Dep; j i tea:.: PSG^. Oe!
J L i i i
Master cylinder
Master power roda 4.
Data laporan masalah ini merupakan data yang diperoleh dari laporan-laporan vane
keluhan (claim maupun complain). Hal itu berkaitan pelayanan yang baik terhadap
pelanggan, terutama dalam hal kualitas.
Tabel 4.1 Data keluhan pelanggan periode September sampai dengan November
2006
C Jt Mam pet
Carburator
C Footrest 1 Lecet
3S0
c Painting mengelupas
September c Dakon/dekok material
5TL
5TP Black
c Bruntus 1 1
1S7
10 C HubRR22 Keropos 12
5TL
"
3S0 Lecet/Baret 2
...
November C Gompal 6
C Penvok
_
= • _
Sumber : Data QA/QC Departement PTCHN
Hasil rekapituasi data keluhan pelanggan pada tabel 4.1 menunjukan bahwa produk Hub
Comp Rear 1S7 memiliki frekuensi keluhan paling besar, yaitu sebanyak 3 kali dalam
tiga bulan terakhir, dengan jumlah produk cacat sebanyak 21 buah. Dengan definisi cacat
stopper patah, cat mengelupas, gompal, penyok dan tidak ada champer. Adapun jumlah
part untuk masing-masing cacat adalah stopper patah sebanyak 9buah. tidak ada champer
I buah, cat mengelupas sebanyak 4buah, gompal sebanyak 6buah. dan penyok sebanyak
1buah. Jenis cacat stopper patah selain memiliki kuantitas paling banyak, juga memiliki
kepentingan bobot paling tinggi untuk segera di perbaiki (level claim B). karena berkaitan
dengan fungsi dari produk itu sendiri. Mengingat PT Chemco Harapan Nusantara adalah
pemasok utama PT Yamaha Indonesia Motor Manufacture untuk produk Hub Comp Rear
1S7 maka perbaikan kualitas mendesak untuk dilakukan.
10
^_______ -> ,100
CD
o
|T " "
8
I H ^"^ : 80
6
4 I I j 40
I i
2 I !
j i 20
0 SI . [;•"••* 1 ; 0
Defects
Didasarkan pada fakta itulah maka selanjutnya penelitian akan difokuskan pada
produk Hub Comp Rear 1S7 . Dan tujuan yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan
kualitas produk Hub Comp Rear 1S7 melakukan perbaikan-perbaikan proses saat ini,
agar keluhan stopper patah tidak terjadi di masa yang akan datang.
Hub Comp Rear 1S7 adalah salah satu komponen brake system untuk sepeda motor
Yamaha Tipe Jupiter. Fungsi part itu selain sebagai lining yang berputar bersama-sama
dengan roda belakang. Adapaun jenis cacat stopper patah adalah keadaan dimana salah
satu atau lebih stopper yang berada di dalam lubang bearing patah. Setiap hub memiliki
stopper 3 buah. Stopper itu sendiri berfungsi untuk menahan bearing agar tidak bergeser.
Gambar di bawah ini salah satu contoh hub comp rear 1S7 dengan keadaan cacat stopper
patah.
46
Gambar 4.3. Hub Comp Rear dengan salah satu stopper patah
Data yang digunakan untuk membuat CTQ Tree berasal dari data laporan masalah dan
keluhan yang diterima oleh bagian Quality Control. Berikut data keluhan konsumen
terhadap produk Hub Comp Rear 1S7 periode Januari sampai dengan November 2006
yang akan dijadikan dasar pembuatan CTQ Tree.
Table 4.2. Data keluhan pelanggan untuk produk Hub Comp Rear 1S7 periode Januari
sampai dengan November 2006
c Cat bintik
47
Diameter bearing +
Cat mengelupas
hub
Cat mengelupas
Hub lecet
Cat bintik
Cat mengelupas
Cat mengelupas
Stopper patah
Cat meler
Cat meler
Cat bintik
B Stopper patah 1
C Cat mengelupas 4
C Gompal 6
c Penyok 1
Dari data keluhan di atas dapat diketahui apa yang sebenarnya menjadi
persyaratan kualitas pelanggan. Dari keseluruhan data keluhan di atas akan diolah
menjadi pernyataan - pernyataan dalam bentuk critical to quality. Hal itu bertujuan agar
proses perbaikan akan lebih terfokus dan tetap sasaran dengan apa yang menjadi
keinginan pelanggan.
Berdasarkan data di atas, yang menjadi kebutuhan bagi pelanggan adalah produk
Hub Comp Rear 1S7 yang berkualitas tinggi. Sedangkan yang menjadi penentu (driver)
dalam menghasilkan pernyataan-pernyataan CTQ tersebut ada tiga, yaitu material, proses
dan pengiriman. Pembagian penentu (driver) ke dalam tiga kategori ini dibuat dengan
melihat kecenderungan banyaknya masalah yang berkaitan dengan ketiga hal tersebut.
yaitu dengan material yang dipakai. proses yang dilalui. dan dengan cara pengiriman yang
diterapkan. Dengan menggunakan driver tersebut. maka karakteristik utama yang
50
diinginkan oleh pelanggan dapat diidentifikasi secara lebih fokus. Dari tiap-tiap penentu
(driver) dapat diidentifikasi beberapa CTQ. Untuk material, karakteristik kualitas yang
diharapkan adalah material yang memiliki ketahanan terhadap beban yang dikenakannva.
Pada tahapan proses, CTQ yang dihasilkan adalah proses machining yang sempurna yang
akan menunjang pada ketepatan dimensi produk. serta proses machining yang tidak
menimbulkan cacat burry dan sejenisnya. Proses painting berdasarkan persyaratan
kualitas yang diharapkan pelanggan adalah painting yang tidak bintik. meler. tipis.
benang dan Iain-Iain. Demikian juga pada proses material handling yang rapi sehingga
baik material, produk dalam proses dan produk jadi tidak mengalami cacat yang
disebabkan buruknya material handling. CTQ terakhir adalah dari proses pengiriman.
vaitu pengiriman yang sesuai purchase order dan juga ketetapan antara dokumen dengan
keadaan barang..
Berdasarkan karakter CTQ yang telah didefinisikan. maka pada cabang terakhir
dapat terlihat hal-hal terpenting yang diinginkan oleh pelanggan. Cabang-cabang tersebut
dapat dijadikan sebagai input atau bahan masukkan bagi upaya peningkatan kualitas.
Proses produksi hub comp rear 1S7 melalui empat proses utama yaitu casting, finishing,
machining, dan painting. Berikut gambaran secara umum proses pembuatan hub comp
rear IS7.
51
FROSTS UTAMA
~— ^^
]<•
J- MSHfNG ».WK'\N(;
HAINriNL",
___--
Empat proses utama seperti yang tergambar di atas akan terbagi ke dalam sub
proses-sub proses. Penjelasan secara terperenci mengenai proses-proses diatas adalah
sebaaai berikut:
Material yang akan diproses pada proses casting adalah Alumunium YDC-11 dan insert
lining 29N. Proses utama casting adalah mencairkan alumunium YDC-11 untuk
kemudian dicetak menggunakan dies bersama insert lining 29N
Proses casting memiliki tiga sub proses utama, yaitu melting, holding dan die
casting. Material utama yang diproses pada proses casting adalah Alumunium YDC-1 1
dan insert lining 29N. Kedua material tersebut akan dikirim dari gudang menggunakan
lorry- sesuai dengan rencana produksi hanan. Proses melting adalah proses pencairan
alumunium YDC-11 menggunakan mesin hurry melter. Alumunium YDC-11 yang
dicairkan akan dicampur dengan scrap dengan ketentuan jumlah minimal alumunium
YDC-1 150% dari uimlah total, dan jumlah maksimal scrap adalah 50% dari jumlah total.
Dalam ke. 'aan cair alumunium akan dikirimkan secara otomotis ke holymesy
untuk proses holding. Proses holding dilakukan untuk menjaga temperatur alumunium
52
ca,r yaitu 680«± 20° Csebeium masuk ke proses pencetakan (*, (W,>,„. Sdanjutnva
alumuniun, cair akan dialirkan ke daiam rf/„ yang ^ ^ ^ ^ ^ .^
Lnlng 29N. Proses pemasukan cairan alumunium ke dalam <fa dilakukan secara otomatis
oleh mesin «,.„;„,, u„nrk selanjutnya di kenai ,ekana„ ,ingg._ |(asi| proses ^. ^^ ^
k'rin, ke bagian ./;,„,/„,„, me„„gu„kan /„„,, Lony standar, va„s dipakai bcrkapashas
100 pan per /„,„, Dimana bentuk lorn terdiri dari 20 penusuk bcsi denSa„ masi„,.-
™sing penusuk maksima, di isi 5par,. .Beriku, urutan sub proses pada proses „„,„„
yang di lakukan di factory 2.
Terima material
(cek kuantitas)
Holding
Die
casting
MencaTrkan^Ajui^unjum YDC-1
Holimesy Mempertahankan temperatur alumunium
I.orrv
46 j Menampung hasil cetakan dari mesin
j casting, dan selanjutnya digunakan sebagai
: alat pengirim menuju stasiun kavyafinishing
Proses utamafinishing adalah membersihkan atau merapikan part setelah melalui proses
casting. Karena hasil dari proses casting masih kasar dan masih ada scrap-scrap yang
menempel pada part. Prosesfinishing memiliki dua sub proses utama yaitu trimming dan
huffing. Trimming adalah proses pembuangan scrap vang menempel pada part terutama
bekas gate (pintu masuk cairan alumunium ke dalam dies). Trimming dilakukan secara
manual menggunakan kikir plat dan bulat. Demikian juga proses buffing dilakukan secara
manual menggunakan mesin gerinda. Proses buffing dilakukan untuk mcnghnh„k:,n
permukaan part. Sebelum dikirim tefactory karawang untuk dilakukan proses machining,
' """ '" 'V* m"°" '" :'rc'" ",SP''U; P'-»L';"m:m \^fi,ctnry karavvang menggunakan
truck box dengan kondisi part tetap berada di lorry. Berikut ini urutan sub proses pada
54
Terima material
(cek kuantitas)
>
cc
o
Tnmmmg
3uffina
inspection
(cek kualitas)
KlklrPlat i 12 \ MenghilangT^anTw^^
55
Kikir bulat
j Menghilangkan scrap bagian dalam
: lubang bearing.
Mesin gerinda
Menghaluskan, permukaan HuaT dari
part.
Material yang akan diproses adalah part hasil proses finishing. Proses machining
dilakukan dengan melalui 4sub proses proses yaitu operatlon pn)ses , (diameter)_
operation proses 2(diameter), operation proses 3(lubang spoke), operation proses 4
(camper dalam spoke). Operation proses 1dilakukan mesin CNC Moriseiki CL 253, pada
sub proses ini yang dilakukan adalah operasi machining untuk membuat diameter luar
hub dan diameter dalam bearing. Operation proses 2 dilakukan pada mesin CNC
Moriseiki CL2000. proses ini dilakukan untuk operasi machining pembuatan tebal body
hub. Operation proses 3 dilakukan untuk membuat lubang spoke, dan dilakukan
menggunakan mesin Multi drill. Sub proses terakhir dari proses machining adalah
pembuatan champer dengan menggunakan mesin Kitagavva Ironworks. Berikut urutan sub
proses pada proses machining:
56
Terima material
(cek kuantitas)
>-
DC
o
OP1
(diameter)
>-
cr
O
OP2
(diamater)
>
cc
O
OP3
(lubang
spoke)
>-
OP4
(camper
spoke)
No
^JanT^JVIe^irVAlat i Jumlah Fungsi
bodv hub
Proses painting merupakan proses terakhir dari proses pembuatan hub comp rear 1S7.
Part akan dilakukan sentuhan akhir yaitu pengecatan atau painting. Adapun sub proses
pada proses painting adalah Degreasing. desmuting. non chromating, drying, spray
painting, oven, dan beberapa kali water rinse. Part yang sudah dilakukan proses
machining di factory karawang akan dikirim kembali kefactory 2untuk dilakukan proses
painting. Mula-mula part akan melalui proses pre degreasing dan degreasing yaitu proses
untuk menghilangkan kotoran. terutama oli dan debu. Setelah di water rinse 1 dan 2
(dibilas) part akan melalui sub proses desmuting (anti karat), kemudian di water rinse 3
dan 4 (dibilas kembali). Proses selanjutnya adalah sub proses non chromating
menggunakan cairan allodine. kemudian di water rinse 5 dan 6 (dibilas kembali). Setelah
part dianggap bersih selanjutnya adalah proses drying (pengcringan) menggunfiUn nu-sin
blower, untuk membuang sisa-sisa air yang masih terdapat pada part. Selanjutnya
::"-ii:"-ii,: ;•=*•=*.* v'•'•'{,• p<"1i;U'Jn vKin oven, ^v'ician n.cim;j?' nan pkipm omnium huh romo
*—~ ' i~' i
rear 1S7 yang sudah jadi di cek 100% pada area inspeksi. Berikut urutan sub proses pada
IT)
ArJOl
1) _
0 «
-O
3
C3
D
Tf
Z o
K3
o
59
Data yang dibutuhkan untuk membuat SIPOC ini kebanyakan adalah data tentang proses
produksi yang diperoleh dari data umum perusahaan yang merupakan data kualitatif.
Penyusunan SIPOC bertujuan agar semua orang dapat mengetahui seluruh proses secara
sederhana. Berikut dapat dilihat bentuk aliran SIPOC.
60
DIAGRAM SIPOC
- I -. P - o ~ c
— -. . - _
— ._ .. . _ .
—- --- — -.-
Penenmaan Material
Painting
Oranodme ' - ' -
[>eli\erA
PT Nippon Paint
Nippe Suporcoat ••• —
700 primer gre1.
Thinner mppe
S'jpercoa: '-OO
siKerSrcw ;ng C UN
:h i ner
— —
NDM Engineer
Teknisi
operator
Dari SIPOC diatas dapat diketahui bahwa yang menjadi supplier untuk kebutuhan
produksi ada dua. yaitu pihak perusahaan penyedia bahan baku dan sumber daya manusia
yang dimiliki perusahaan. Perusahaan penyedia bahan baku terdiri dari PT Alcasa dan PT
61
Shanghai Sigma untuk bahan baku utama casting yaitu Alumunium Ingot YDC-11.
Bahan baku untuk proses painting akan dipasok oleh PT Henkel, PT Nippon Paint, dan
PT Cargloss. Sedangkan sumber daya manusia terdiri dari para engineer, teknisi, dan
operator. Dimana para personel tersebut akan bertugas membuat desain gambar, membuat
dokumen proses produksi dan yang memproses bahan baku menjadi produk Hub Comp
Rear IS7.
Proses yang hams dilalui oleh material terdiri dari proses penerimaan, manufaktur
dan proses pemeriksaan. Pada proses manufaktur terdapat proses persiapan bahan, dimana
material akan melalui tahapan casting,finishing, machining, painting.
Hasil (Output) yang diperoleh setelah material diproses adalah berupa produk Hub
Comp Rear 1S7 yang sudah jadi dan setengah jadi. Produk ini nantinya akan dikirim ke
pelanggan (Customer) yaitu PT Yamaha Indonesia Motor Manufacture untuk produk jadi
dan PT Ihara untuk produk setengah jadi.
62
Data Sumber daya manusia yang diambil dalam penelitian ini adalah sumber daya
manusia yang berkaitan proses pembuatan hub comp rear 1S7. Dimana tiap-tiap proses,
yang dimulai dari penerimaan hingga inspeksi akhir, memiliki pihak penanggung jawab
masing-masing. Jam kerja yang berlaku di PT Chemco Harapan Nusantara adalah enam
hari kerja dengan ketentuan hari sabtu hanya berlaku setengah hari kerja. Dalam satu hari
akan di bagi menjadi tiga shift dengan perincian:
> Shift 1 : 07.00- 15.00
> Shift 2 : 15:00-23.00
> Shifts :23.00-07.00
Bagian receiving mempakan bagian yang menerima segala material yang akan digunakan
dalam proses produksi. Bagain receiving bernaung dibawah department POC (purchase
order control). Bagian receiving hanya beroperasi pada shift 1dan shift 2. Adapun
personil yang berada pada bagian receiving adalah:
QC receiving leader.
Forklift i 6 STM Melakukan un loading
driver i
1 j material dari supplier.
POC 2 STM (bekerja lebih dari 5 Bertanggung jawab terhadap
personel tahun) kesesuaian material yang
diterima berdasarkan order
Pada proses casting, setiap mesin casting akan di operasikan satu orang operator, dimana
mesin casting yang digunakan untuk pembuatan hub comp rear 1S7 sebanyak 7buah
dengan 1 buah mesin hurry milter yang terdapat pada line Afactory 2. Kedelapan
operator tersebut akan dibawahi oleh seorang leader pada tiap shift. Leader akan bertugas
mengawasi jalannya proses catting serta memeriksa hasil casting sebelum di kirim ke
bagian finishing. Proses pengecekan dilakukan bersama checker (QC) secara berkala
64
(tidak ,00o/o). Adapun secara rinci personel yang berada pada bagian casting adalah
sebagai berikut.
^LBeJakan^Pendrt^^
Fon'eman
STM (training jepang) Bertanggung jawab terhadap
jalannya proses casting
selaina_3_shift
Leader-
STM (bekerja lebih dari 3 koordinator proses casting
casting tahun) tiap shift, dan mengirimkan |
hasil casting ke bagian
finishing.
Operator I 24 STM (fresh graduate) Menjalankan mesin casting,
hwryjnelter__^
Checker
STM (bekerja lebih dari 3 Bersama leader memeriksa
QC tahun) hasil poses casting secara
berkala ( 3 kali dalam tiap
shift)
Dies
STM (bekerja lebih dari 3 Bertanggung jawab terhadap
tahun) dies yang digunakan pada
fW^^£astipg_
D3 teknik mesin Bertanggung jawab terhadap
mesin-mesin yang dipakai
J2^d^prose^_ras/mg1__^
Mengangkut bahan baku dari
udan.e .terdasarkanj
65
kebutuhan produksi
Pada bagianfinishing tidak terdapat leader, dimana operator akan langsung dibawahi oleh
seorang foreman. Setelah proses buffing akan dilakukan pengecekan 100 %oleh Checker.
Adapun personel yang terdapat pada bagian finishing adalah:
gerinda.
Leader STM (bekerja lebih dari 3 Bertanggung jawab
QC tahun) kualitas produk pada
proses finishing
Checker STM (fresh graduate) Melakukan pengecekan
QC
terhadap hasil proses
finishing dengan metode
pengecekan 100 %
66
Bagian machining akan ierdapa, mesin atama. dimana masing-masing mesin akan
dioperasikan oleh seorang operator d, bawah pengawasan We,. Berikm perincian
personel pada proses machining.
Tabel 4.10. Data Personel Departemen Machining
LlJtaHjiajanjJjaj^shift)
Maintenan D3 teknik mesin Bejrtatjjgjjujjg
67
ce
terhadap mesin-mesin
Pada proses painting akan di koordinir oleh seorang foreman yang bertanggung jawab
terhadap jalannya proses^^. Proses^,, manual akan di|akukan o]eh ^ ^
operator. Berikut perincian personel pada bagian painting.
Tabel 4.1 I. Data Personel Departemen Painting
Jabatan Jumlah
J^terJBeJakatT^Pend^ J[anjgi|un<gjawab_
Foreman
STM (training jepang) Bertanggung jawab
terhadap jalannya proses
££i)2iP2Kl^\^^^}}fi__
koordinator proses
PBJfjtin^f^^nfi^^^^
Paint man
STM (bekerja lebih dari 3 Bertanggung jawab
tahun) terhadap bahan baku cat
serta proses pencapuran
_cat yang digunakan.
N1ejaku^tn__j)ej2g^^
68
^jpray^uri
seca£ajp.anual.
Leader
STM (bekerja lebih dari 3 Bertanggung jawab
QC tahun) kualitas produk pada
proses painting
Checker
STM {fresh graduate) Melakukan pengecekan
QC
terhadap hasil proses
painting dengan metode
100 %
Maintsnan D3 teknik mesin Bertanggung jawab atas
ce
mesin-mesin yang di
pakai pada proses ini.
Bagian delivery akan mengirimkan semua produk jadi maupun setengah jadi dari PT
Chemco Harapan Nusantara ke pelanggan berdasarkan pesanan yang telah diterima.
Produk hub comp rear 1S7 jadi akan dikirim ke YIMM dan setengah jadi PT 1HARA.
Adapun data personel yang ada di bagian delivery adalah sebagai berikut:
Tabel 4.12. Data Personel Departemen Delivery
part ke pelanggan.
kernet Membantu driver
STM (fresh graduated)
Kondisi dan situasi lingkungan tempat kerja memiliki dampak yang sangat besar, baik
dalam produktivitas operator maupun pada kualitas output yang dihasilkan. Parameter
lingkungan yang sering digunakan antara lain meliputi tingkat pencahayaan, tingkat
kebisingan. kebersihan, tingkat suhu, polusi udara dan Iain-lain. Data lingkungan kerja di
ambil untuk masing-masing stasiun kerja yang ada pada proses produksi hub comp rear
1S7.
Keterangan
PEMBAHASAN
Data laporan masalah yang terdapat pada tabel 4.1. merupakan data keluhan yang di
kirimkan oleh pelanggan kepada PT Chemco Harapan Nusantara. Keluhan berkaitan
dengan kualitas produk yang dihasilkan oleh PT Chemco Harapan Nusantara.
Berdasarkan kebijakan PT Chemco Harapan Nusantara yaitu merespon dengan cepat apa
yang menjadi keluhan pelanggan untuk segera dilakukan perbaikan, maka penelitian
difokuskan pada produk yang mendapat keluhan pada awal penelitian.
Dari data yang terdapat pada table 4.1. produk yang mendapat keluhan pada awal
penelitian adalah produk hub comp rear 1S7. Berdasarkan fakta tersebut maka penelitian
difokuskan pada produk hub comp rear 1S7.
Penetapan permasalahan dan pernyataan tujuan dibuat berdasarkan data laporan masalah
yang terdapat pada tabel 4.1. dan juga berdasarkan kebijakan yang diterapkan oleh PT
Chemco Harapan Nusantara. Dari data yang didapatkan menunjukan hub comp rear 1S7
memiliki frekuensi keluhan terbesar dalam periode September sampai dengan November
2006, yaitu sebanyak tiga kali.
74
75
Dari berbagai jenis data keluhan . jenis keluhan stopper patah merupakan jenis
keluhan yang terbanyak yaitu sembilan produk. Selain jumlah yang terbanyak jenis
stopper patah juga merupakan jenis kerusakan yang berkaitan dengan fungsi produk
dengan level claim B, atau mendesak untuk dilakukan perbaikan. Dari fakta tersebut
maka dapat ditetapkan permasalahan utama adalah masih rendahnya kualitas produk hub
comp rear 1S7. dengan jenis kerusakan stopper patah mendesak untuk dilakukan
perbaikan.Tujuan utama adalah untuk perbaikan proses produksi saat ini agar jenis cacat
stopper patah tidak terjadi pada masa mendatang.
Berdasarkan penetapan permasalahan dan pernyataan tujuan, maka produk hub comp rear
1S7 akan diteliti lebih mendalam. Langkah awal untuk melakukan perbaikan adalah
mencari apa yang menjadi karakteristik utama yang disyaratkan oleh pelanggan. dengan
menggunakan CTQ tree. Pembuatan CTQ tree didasarkan pada data keluhan pelanggan
terhadap produk hub comp rear 1S7 periode Januari sampai dengan November 2006 yang
terdapat pada tabel 4.2. Dari pengolahan data yang terdapat pada tabel 4.2. didapatkan
yang menjadi CTQ adalah cabang terakhir pada gambar 4.3.. adapun penjelasannya
sebagai berikut:
1. CTQ yang menyatakan "Material yang tidak mudah berkarat** didasarkan pada
keluhan pelanggan tanggal 15 April 2006. yaitu adanya produk hub comp rear IS7
yang berkarat.
3. CTQ yang menyatakan "Proses finishing yang sempurna, sehingga tidak terjadi
cacat over buffing" didasarkan pada keluhan pelanggan pada tanggal 19 Mei 2006.
Keluhan tersebut berupa adanya produk hub comp rear 1S7 memuat cacat
permukaan luar yang bergelombang, dan itu diindikasikan dari proses finishing
pada sub proses buffing yang beriebihan. Cacat tersebut dinamakan cacat over
buffing.
bearing tergores yang terjadi pada tanggal 27 Juli 2006. Cacat penyok dikeluhkan
pelanggan pada tanggal 3Januari 2006, 21 Februari 2006 dan 1November 2006.
Cacat gompal dikeluhkan pelanggan pada tanggal 15 Februari 2006.dan I
November 2006. Cacat dengan level claim Bberupa stopper patah dikeluhkan
pelanggan pada 7Juli 2006, 2Oktober 2006 dan 1November 2006.
7- CTQ yang menyatakan "Ketepatan dokumen pengiriman, dengan keadaan barang
yaitu sesuai dengan purchase order" didasarkan pada keluhan pelanggan pacfe
tanggal 9Maret 2006. Keluhan tersebut menyatakan jumlah barang tidak sesuai
dengan apa yang tertulis dengan dokumen pengiriman, serta ada barang yang tidak
sesuai purchase order.
Berdasarkan penetapan permasalahan dan pernyataan tujuan yang merujuk pada keluhan
yang didapatkan perusahaan dari pelanggan. maka akan di telusuri penyebab vang di duga
menimbulkan eaca, produk, sehingga dikeluhkan pelanggan. Dalam hal ini keluhan
pelanggan yang mendesak untuk diperbaiki adalah keluhan "stopper patah". Penelusuran
sebab-sebab jenis eaca, tersebut akan dilakuka„ sejak awal sampai akhir proses produksi.
Perawatan kurang
Mesin Casting
METODE
A. Faktor Manusia
Faktor manusia sebagai operator adalah orang yang bertanggung jawab terhadap
keberhasilan pelaksanaan proses produksi. Beberapa permasalahan yang muncul pada
proses casting yang diakibatkan oleh manusia sebagai operator adalah:
1. Kurangnya keterampilan para pekerja terhadap tugas yang dibebankan kepadanya
sebagai operator. Semua operator mempakan fresh graduate dari SMK (Data
terdapat pada table 4.8.) sehingga pengalaman mereka sangat minim.
2. Sikap kerja yang kurang professional, yaitu seringnya mereka meninggalkan pos
mereka ketika tidak diawasi oleh leader, dan itu mengakibatkan ada beberapa
tugas jfeng kurang mereka perhatikan, serta bersikap sembarang terhadap
pekerjaan yang dibebankannya.
79
B. Faktor Mesin/peralatan
Mesin yang sering bermasalah adalah mesin casting. Dimana mesin sering mengalami
Hash atau keadaan dimana mesin tidak dapat melakukan injeksi secara maksimal
sehingga kemampuan cetak dari mesin tersebut menjadi tidak sempurna juga. Tidak
sempumanya proses injeksi tentunya akan berpengaruh terhadap kualitas hasil
pencetakan, seperti tingkat kepadatan material yang tidak baik sehingga part akan mudah
patah atau gompal. Hal itu dapat terjadi dalam skala besar atau kecil. Perawatan mesin
dilakukan sebulan sekali. Dari pengamatan yang dilakukan. ada beberapa panel mesin
tidak berfungsi dengan baik, seperti panel keadaan suhu dies yang tidak dapat berfungsi
atau panel tidak dapat menunjukan tingkat suhu.
Lorry yang digunakan untuk menampung part sekaligus sebagai alat material
handling juga dapat menyebabkan stopper patah. Hal itu dikarenakan desain lorry itu
sendiri, dimana besi (tanpa dilapisis apapun) yang digunakan untuk menempatkan part
dapat berpotensi besar menyebabkan terjadinya benturan dengan stopper, karena letak
stopper sendiri berada pada lubang bearing dalam. Ketika saling berbenturan dapat
menyebabkan stopperpatah.
C. Faktor Metode
80
Faktor metode kerja sangat berpengaruh sekali terhadap kualitas produk hub comp rear
1S7 yang akan di hasilkan. Metode pembuangan scrap yang masih menempel pasca
proses casting khususnya scrap yang ada pada lubang bearing dilakukan dengan langsung
memasukannya ke dalama besi lorry dapat menyebabkan stopper patah. Metode inspeksi
setelah proses casting hanya dilakukan secara berkala yaitu pada awal, tengah dan akhir
waktu tiap shift. Hal itu memungkinkan adanya part dengan jenis cacat stopper patah
tidak di ketahui dan diproses oleh proses selanjutnya.
D. Faktor Lingkungan
E. Faktor Material
Material utama alumunium YDC-11 akan dicampur dengan scrap dengan perbandingan
komposisi. alumunium YDC-11 minimal berjumlah 50% dari jumlah total dan jumlah
scrap maksimal 50% dari jumlah total. Ukuran perbandingan tersebut sangat
memungkinkan adanya ketidaksempurnaan alumunium cair yang dihasilkan.
MANUSIA
Pengalaman sedikit
Fresh Graduate -
SMK
Lorry
/ Tidak konsentrasi
J / Cacat '
. j stopper
,\ patah
...scat
Stopper patan
rcios
Polusi udara
nspeks
tidak memeriksa
Keadaan stopper kebisingan
METODE
LINGKUNGAN
A Faktor Manusia
Operator yang ada pada proses finishing juga merupakan fresh graduate dari SMK,
keadaan yang terjadi hampir sama seperti pada proses casting. Sikap kerja yang kurang
professional, yaitu seringma mereka berbicara dengan sesama pekerja. Dan itu
mengakibatkan kurangnya konsentrasi yang berimbas pada kelalaian. Terutama operator
82
trimming penggunaan kikir bulat yang tidak konsentrasi dan fokus dapat menyebabkan
stopper patah.
B. Faktor mesin/peralatan
Cacat stopper patah yang diakibatkan oleh faktor mesin pada proses finishing sangat
kecil. Mesin yang dipakai pada proses ini hanya mesin gerinda yang digunakan untuk
menghaluskan bagian luar part. Kikir bulat yang digunakan untuk menghilangkan
sekahgus menghaluskan bagian lubang bearing sangat mungkin menyebabkan stopper
patah apabila penggunaan salah (terlalu kasar). Fasilitas material handling yang
digunakan pasca proses finishing sama dengan dengan proses casting dengan keadaan
desain yang sama juga. sehingga sangat memungkinkan cacat stopper patah yang
diakibatkan jenis lorry tersebut.
C Faktor Metode
Metode inspeksi yang dipakai pada proses finishing merupakan metode inspeksi 100 %.
Dimana setelah part melewati proses buffing akan dilakukan inspeksi satu per satu di
meja inspeksi. Akan tetapi pada proses inspeksi tidak memuat poin pemeriksaan terhadap
keadaan stopper yang ada di bagian lubang bearing. Fakta tersebut memungkinkan part
dengan keadaan stopper patah akan dikirim ke proses selanjutnya.
D. Faktor Lingkungan
Keadaan lingkungan kerja di areafinishing tidak jauh berbeda dengan area casting tingkat
suhu yang cukup tinggi yaitu sebesar 30°C dan tingkat kebisingan yang tinggi juga yaitu
sebesar 83.6 dB. Hal itu terjadi karena kedua area tersebut saling berdekatan serta tidak
ada penyekat untuk memisahkannya, sehingga buruknya lingkungan kerja di area casting
berimbas ke area finishing. Dari keadaan suhu dan kebisingan yang tidak kondusif
tersebut dapat mengganggu konsentrasi para pekerja, terutama operator trimming yang
membutuhkan konentrasi tinggi. Karena kesalahan trimmingdapat menyebabkan stopper
patah.
Pengaiaman sedikit
\
\
SMK f
Lorry
-_./ Cacat
— _j stopper
: ,s patah
Cacat
tapper patah
lotos
nspeksi
dak memenksa
Keadaan stopper
84
A. Faktor Manusia
Penyebab patahnya stopper patah yang diakibatkan oleh manusia masih sama seperti pada
proses sebelumnya, dimana sikap kurang profesional dari para pekerja. Sikap tidak
profesional itu di tunjukan dengan seringnya para operator berbicara dengan operator lain
dan meninggalkan pos kerja mereka. Ketika mereka harus menyeiesaikan target yang
dibebankan. mereka akan bekerja dengan terburu-buru dan cenderung tidak
memperhatikan keadaan part. Keadaan tersebut terlihat pada saat part selesai proses
champer. penempatan part ke lorry dilakukan secara sembarangan.
B. Faktor Metode
Metode inspeksi yang dilakukan pada proses machining sama seperti pada proses casting
yaitu hanya dilakukan pada awal. tengah dan akhir proses. Point inspeksi juga tidak
memuat pemeriksaan keadaan stopper, pemeriksaan di fokuskan pada dimensi produk.
Dari hal tersebut sangat memungkinkan part dengan keadaan stopper patah dapat diproses
lebih lanjut dan sangat memungkinkan part tersebut sampai pada pelanggan.
C. Faktor Mesin/peralatan
Fasilitas material handling yang dipakai untuk mengirimkan dari satu sub proses
ke sub proses berikutnya pada proses machining menggunakan jenis lorry yang sama
dengan jenis lorry proses sebelumnya sehingga cacat stopper patah ditengah-tengah
proses machining yang disebabkan oleh desain lorry sangat mungkin terjadi.
85
MESIN
MANUSIA
Pengalaman sedikit
Fresh Graduate
SMK
Tidak konsentrasi
Kurang profesional
Cacat " ,
stopper
, patah •-
riau menyengat— —•
'speksi
tidak memeriksa
Keadaan stopper
kebisingan
METODE
LINGKUNGAN
A. Faktor Manusia
Pekerja yang melakukan loading dan unloading part pada proses painting sebanyak 2
orang tiap shift dan semua operator merupakan fresh graduate SMK. Sikap kurang
professional juga ditunjukan oleh para pekerja bagian loading dan unloading, ha. itu
terlihat ketika mereka sering bercakap-cakap satu sama lain. Keadaan tersebut membuat
pekerja kehilangan banyak waktu. padahal pekerja tersebut melayani 2buah conveyor
berjalan. Ketika mereka tertinggal oleh rangkain part mereka akan melakukan dengan
cepat dan cenderung sembarang. Terutama ketika menurunkan part dari conveyor. Proses
hading dan unloading secara sembarangan sangat mungkin menyebabkan stopper patah.
86
B. Faktor Mesin/Peralatan
Cacat stopper patah yang diakibatkan faktor mesin atau peralatan yang digunakan pada
saat proses painting sama dengan proses-proses sebelumnya. yaitu jenis lorry yang
digunakan. Lorry pada proses painting digunakan untuk mengirimkan ke area final
inspection sekaligus ke gudang jadi.
C. Faktor Metode
Pada dasarnya inspeksi yang dilakukan setelah proses painting merupakan pemeriksaan
akhir (final inspection) karena proses berikutnya adalah proses pengiriman ke gudang jadi
dilanjutkan ke pelanggan. Metode inspeksi yang dilakukan adalah inspeksi 100%, tetapi
metode pemeriksaan tidak memuat point pengecekan terhadap keadaan stopper. Padahal
dimungkinkan ada nya stopper yang patah setelah melewati beberapa proses. Dari fakta
tersebut inspeksi yang dilakukan kurang ketat. Dan dimungkinkan produk jadi dengan
keadaan stopper patah dapat terkirim ke pelanggan.
D. Faktor lingkungan
Lingkungan kerja pada proses painting cukup panas, hal itu sebagai akibat radiasi dari
oven dan juga ventilasi yang kurang. Ventilasi pada proses painting sangat sedikit karena
proses painting tidak mengijinkan adanya udara luar yang masuk terlalu banyak. Karena
akan berpengaruh terhadap hasil painting. Tingkat suhu mencapai 30°C dan kebisingan
yang mencapai 78,2 dB dengan bau-bauan yang menyengat sangat mengganggu kinerja
87
operator, khususnya operator loading dan unloading. Kinerja yang burur dari operator
LoTy
/
Desain besj sebagai
tempat pari
Cacat
stopper
patah
*dak ada
Inspeksi sebelum
Di kirim
METODE
A. Faktor Mesin/peralatan
Pengiriman produk jadi hub comp 1S7 ke pelanggan yaitu PT YIMM menggunakan truck
box. Pengangkutan dengan keadaan produk tetap pada lorry. Dengan keadaan tersebut
sangat memungkinkan produk saling berbenturan ketika dalam perjalanan. Karena lorry
itu sendiri dilengkapi dengan roda. sehingga dapat bergeser-geser pada waktu di dalam
truck box.
88
B.Faktor Metode
Tidak ada proses pengecekan sebelum produk di kirim ke pelanggan, tetapi langsung
diangkut dari gudang jadi, berdasarkan order yang diterima. Hal tersebut memungkinkan
produk dengan cacat stopper patah terkirim ke pelanggan.
Berdasarkan analisa tulang ikan diatas dapat diketahui sebab-sebab potensial yang
menjadi penyebab adanya cacat stopper patah. Langkah selanjutnya adalah melakukan
perbaikan-perbaikan untuk memperbaiki proses saat ini agar kejadian stopper patah yang
diakibatkan sebab-sebab tersebut tidak terjadi lagi. Alat yang digunakan untuk
memberikan usulan perbaikan adalah PICA. Didalam PICA akan memuat 5W-1H, yaitu
what, when, where, who. why, dan how. sehingga langkah perbaikan menjadi jelas dan
terperinci. Berikut hasil penyusunan PICA untuk usulan perbaikan proses produk hub
comp rear 1S7 dengan keluhan stopper patah.
Tabel 5.1. Problem Identification and Corrective Action proses casting
No Masalah Analisa Perbaikan Mengapa_
Claim
Bagaimana JCarj^IL Dimana PIC
Proses material Perbaikan Agar para
customer
Membuat 26/12/06 Ruang Jarkasi
handling yang dilakukan operator
PTYIMM standart QA Dept
dilakukan pada proses mengetahui
kondisi operasi
operator tidak handling standart yang
stopper mengenai
hati-hati, khususnya pasti mengenai proses
patah pada khususnya pada waktu perlakuan material
pi"»duk ketika loading loading dan terhadap part handling
Hi.j Comp"' dan unloading unloading. khususnya pada
Rear 1S7 khususnya
part, kejadian Peningkatan saat proses
,dan point loading
tersebut dapat sikap dari loading dan
keluhan dan unloading
menyebabkan pekerja, unloading part.
ini sudah Membuat 26/12/06 Ruang Jarkasi
stopper patah. terutama Sehingga cacat
terulang point card QA Dept
Operator kedisiplinan stopper patah
dalam tiga mengenai
besikap tidak kerja yang
bulan proses loading
professional, dikarenakan
terakhir dan unloading
serta tidak ada buruknya
sebanyak Sosialisasi 27/12/2006 Area Darso
standar yang perlakuan part
9 unit standar Casting
baku mengenai pada saat material
proses loading material
handling dan
dan unloading handling tidak penempelan
part terjadi lagi point card
Pelatihan 27/12/2006 Area Darso
kedisiplinan Casting
kepada
operator
©
• Benturan • Perbaikan Menccgah • Modifikasi 26/12/06 Workshop Kirdi
dengan penusuk pada stopper patah lorry dengan
lorry yang peralatan yang di melapisi j
terbuat dari besi material karenakan i
selang atau
dapat handling(lo peralatan bahan lentur j
menyebabkan rry) yang material pada besi [
stopper patah dipakai handling tempat part.
(lorry) • Standarisasi 26/12/06 QA Dept Jarkasi
lorry baru
<3s
1 -j—
I • Benturan • Perbaikan Mencegah
| • Modifikasi 26/12/06 Workshop
dengan besi pada Kirdi
stopper patah lorry dengan
tempat part peralatan yang di
lorry yang
melapisi
material karenakan selang atau
j terbuat dari besi handling{lo peralatan bahan lentur
uapat try) yang
! material pada besi
1 menyebabkan dipakai handling
j tempat part.
stopper patah {lorry)
• Standarisasi 26/12/06 QA Dept Jarkasi
lorry baru
—— — , „
• Inspeksi pada • Check 100 Agar produk • Standarisasi 26/12/06 Ruang QA Jarkasi
pada proses % pada Hub Comp Rear proses
casting hanya bagian 1S7 dengan pengcekan
bersifat berkala machining cacat stopper setelah proses
dengan patah, tidak finishing
point terkirim ke dengan poin
pengecekan proses painting pengecekan
keadaan dan seterusnya keadaan
stopper
stopper
• Pembuatan 27/12/2006 Area Darso
point card Machining
serta sosialisi
di bagian
—- Machining
—. . 1 ~ *- J
-J
Tabel 5.3. Problem Identification and Corrective Action proses machining
OO
Tabel 5.4. Problem Identification and ( 'orrective Action proses painting
o
o
panas hal itu maksimal
memungkinkan
operator sering
melakukan
kesalahan
\MDONESIA
</>
svnsa3AiMnl §%
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Pengalaman operator masih sedikit dan sikap kerja yang kurang profesinal.
b.Mesin
Desain lorry^ yang kurang tepat, injeksi mesin casting tidak stabil
c Metode
Area casting sangat tidak kondusif untuk bekerja, suhu yang mencapai
30°C, dan tingkat kebisingan yang tinggi
e. Material
102
103
/rli^;^:^"' >>^
/''••• Yfi I''' :
L£iiJi.!iIj!iiji::'::\-i
2. Memodifikasi lorry dengan cara melapisi besi penusuk menggunakan selang atau
bahan lemur lainnya serta standarisasi lorry hasil modifikasi.
3- Pembuatan Jig Khusus untuk membuang scrap pada lubang bearing dalam serta
pelatihan cara penggunaannya kepada operator.
4. Perbaikan mesin casting agar kekuatan injeksi dapat stabil.
5- Penambahan checkpoint padafinal inspection yaitu pengecekan keadaan stopper,
serta pemberian marking pada ketiga stopper yang terdapat pada lubang bearing
dalam.
6. Memasang kipas angin dengan kekuatan besar un.uk masing-masing area mesin
casting,finishing, dan painting.
7- Memberikan penutup telinga kepada semua personel yang berada di casting area.
8- Pembuatan standar baru mengenai campuran bahan baku utama alumunium YDC-
11 dengan scrap yaitu dengan komposisi 70:30.
j DIBU
DIBUAT PERTAMA
2? SEPT 2006 PT. CHEMCO HARAPAN NUSANTARA"
STANDARD OPERASI DEPARTEMEN QUALITY ASSURAHF ~
NO.DOK.: QS/05/QA/002
T
Membuat IKK dan check stock d, PT Chemco. Customer &Suppfa
T
Informasi kepada departemen produksi bersangkutan
Judgment
Co'jntermeesO'e L rrlt D"ate
1C AloWMfltlMopfr
Part Number Part Nams Delivery Dels User Code OD No.
l*?7~ F>> 1) -OO - Tal - Ml
-1HS2L ?fr ' ^w £ £)£< 2ZH
Scctch Problem :
Detected Problem
V^ Receiving
^^ P^n;/fcS QTY
Delivery ]2op Pes
Check 7 SO Pes
p£^yov'.if^. OK Pes
IMG 17 Pes
17 P:
Freg. Claim I
Comment : Part NG tersebut :
K"?T^ba'i
12.
933.f by YWVVVJ
i VW'. •.+ C t-
Heoair dv vc.oor
O'.ho-
*f CtGiATeC M(?c^otP *f-o.'—-i vO^^ij \^i-^?o.i t;»-i-^al. \S~ MCJfPidtr ?.£ot>- StotusQRV
Cause :
VrMPjOM (FA*!
Aiw-cr.Mu* -.--
Total 37 37
Level A - Ox
Level B = OX
Level C - 9 x
X QRV = 1 lemhai
List Claim Customer Cikarang, 18 Oktober 2006
CHKMCO 'S' ) PT. CHEMCO HARAPAN NUSANTARA
Disetujui Diperiksa Dibuat
Quality Assurance Departemen /'
OKTOBER 2006
Arifan C Eshor 'qrkasih
TSL Level Qty
No No Claim Iteir / Part Model Masalah Factory Kembalian
Counter Measure Ket
Kejadian Claim N& Claim
Part
48 10-OM-2006 HubRR?..'F 22F Keropos 12 Fact 2
Ada
175 16-OM-2006 Plate Assy 37J Cis 37J Paint leleh
3 Fact 2 Ada
bruntus
216 20-OW-2006 Handle seat 5TL 5TL Leleh 1 Fact 4
114 30-Okl-2006 Plate Assy 3S0 3S0 Gompal
Fad 2
Lecet/baret
Total 23 23
CANCEL 13 13
CLAIM DITERIMA 10 10
Cet : Level A = Ox
Level B = 1 X
Level C - 4 x
.^gjjMon. List Claim Customer Cikarang, 06 November 2006
C Penyok 1 Handling
1/ 1/
. . .. . . . . . _.
Total 17 17
CANCEL 0 0
CLAIM DITERIMA 17 17
1 Level A = 0 x
Level B = 1 X
Level C - 3 x
XQRV = 1 lembnr
PT. CHEMCO HARAPAN NUSANTARA
Moncicl.iliiii Diseiujui Diperiksa Dibuat
QAS QC DEPARTEMEN
YKARLY RKPORICCSIOMKR CLAIM 2006
DITERBITKAN PT. CHEMCO HARAPAN NUSANTARA DISAHKAN PT.YAMAHA INDONESIA MOTOR MFG.
DEPARTEMEN QUALITY ASSURANCE
NOMOR KONTROL DEPARTEMEN QUALITY ASSURANCE
CHN-QA-DQCP-F2-DC-YMH-0O8 DISEXUJIJI FJIPERIKSA DIBUAT DISETUJUI
MODEL 1S7 DIPERIKSA DITERIMA
3. MELTING/HURRY MELTER
•-—'•-»
6. DIE CASTING
7. DELIVERY
(Fast Start)
Press UpTime. 0.2 -30 m/s
(Inlensifier)
DieOpen 5- 14 Sec
.f«=M Vcdc Susnk Prri Mcr-I ;=d, Mcs.n (t). KcbDkaron (2) tak3e,.-cnl, ,3) Td=k Lnrvl.bju (4| Kc5rlri«Gunc3rg,n l,s:rt
Helaman: 4 / 4
% STANDARD INSPEKSI No. Koiitrol: CHN-QA-SI-F2-DC-YMH-O08
COMPLETE PRODUCT
Hal: 1/2
NO.DOK.QS/05/QA/0O1
PART NOT COMPLETE
CASTED PART
o. Part
NAMA PAKT
QUAUTY OF
1S7-F5311-00 MATERIAL YDC-11
HUB, COMP REAR
HEAT TREATMENT
o Gambar
PROSES
SURFACE
Die Casting TREATMENT
Point
Item inspeksi Kapan
Panting Nilai Standard AJat/Metode Frek. Pengecekan PIC Type of Data
TIDAK BURRY
Q£I -+o°5 V CALIPER
TIDAK GOMPAL 8
TIDAK BURRY
SOLDERiNG 3 CRACK
•AMETER LUBANG 0 30.852
<
< <
PUN CUT SIS! LUAR C.5 M.AX
PLAMGE SPCKE
~rzi
JiAMETER STOPPER 020 '^.".L.rrzr,
PACER
^ TG
••n\
H AFPL i<T K'ffl" rX-iZ FCTrK ;p'i^ rViiri - p.T, i^-iP DiF
17 MAR'05 DIBUAT PERTAMA ADHIS A.RIFAN
TANGGAL LAPORAN REV1SI DISETUJUI DIBUAT TANGGAL LAP.REV1S! DISETUJUI DIBUAT
DISAHKAN DITERBITKAN
Tanda My kontrol item penting PT. YAVAHA INDONESIA MOTOR MFG. DEPARTEMEN QUAUTY ASSURANCE
Sesuai gambar dibuatkan list dari item yang panting.
PT. CHEMCO HARAPAN NV "NTARA
Setelah membuat Hat diberikan ke produksi untuk
dllaksantkan.
No. Kontrol: CHN-QA-SI-F2-DC-YMH-008 |Hal: 2/2
STANDARD INSPEKSI
NO.DOK.QS/05/QA/OOI
o.Part
1S7-F5311 -00
o Gambar
DISAHKAN DITERBITKAN
1. Tanda \*y kontrol item penting PT. YAMAHA INDONESIA MOTOR MFG. DEPARTEMEN QUAUTY ASSURANCE
2. Sesuai gambar dibuatkan list dari item yang penting
PT. CHEMCO HARAPAN NUSANTARA
3.Setelah membuat listdiberikan ke produksi untuk DISETUJUI DIPERIKSA DITERIMA
dilaksanakan.
in*/. mm :i,»:vii.voa/0(>2
J
»".v\j.\/tnu
Gores
Kikir Bulat
Finishing Dekas Gale Tidak Gompal 8 -CL
i Operator Lihal All Proses Point Card Kikir Dial Knsar
(Trimming ) lidak Burry Awal Prod
Kikir Plat Mains '-•fa:
Parting t inn Tidak Ada Burry
Kiku Pulal
Lubang As Tidak Soldering S Pasir Buffing
WOO
lidak Pinny
Line! / liisoil lidak Mini'-:]
Tidak Burry
Ki™».™ .Wr- P.,,k Pa,., mom pd. ,.,„,„ ,„ Kcita,,,n„ ,?, T.dnk rV.l,,,,,, ,3) TidaK La,»Ma„, WKc,*„r,VG,i„cn,,u,n U:,lnk
Halaman; 2/2
DISA.HKAW PT. YAMAHA INDGWEiVA MOTOR WFG.
sX j 11 , 5.rA" -STJJEVfi rx* UTiS 1 1 t£Hy-j\in CLiNS'ARA" -•pous
i
-.<r ,Aj: -.cro r Sjij.r. 1
kir-i 'T^\rt 3. FrASAOAN
B •Vv.ri I •,'""• , . ' "™r"|llSl«l.Tll[l^llll,»
5 1 StlnlkattT-1 l.-i.'.'-.r.lrd |
2. ; £ I
*
>*.V ^^r.lVir let
— •" • • - - ...
—
Air Pips sum 0.4 • 0.6 Kfa t/alnl VlilU-V t y 1 Shift pi/cs ^B A'*
- ;-p£:
— - —
- -- 1 Lihat Standart Inspeksi HidraiAc Press Msinl, Vrsual 1 x 1Shift PMCS
2O-40Kg!,'cm
no kontrol.CHN-QA-M-SI-HCR-1S7-001
OUUJETR
Vir^L^ii^f.o.niri^ (m S- 7 % Main I ( WStlln PMCS
1
-
(0911
Level HdnVik Cukup Marl. Visual 1 x 1 Shift PMCS
- - - - - -
r
1 W.l,''.. i-tS'liMULTI DRILL
l STTB i
| I
- — —
- "
'
i I
,i_.
„--..-,.-, •i J
l i --starrsr••. 'J