Tugas Kelompok 2 Tanaman Timun
Tugas Kelompok 2 Tanaman Timun
Tugas Kelompok 2 Tanaman Timun
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
FAKULTAS PERTANIAN
TP. 2022-2023
Timun (Cucumis sativus)
PENGANTAR
Mentimun, timun, atau ketimun merupakan tumbuhan yang menghasilkan buah yang dapat
dimakan. Buahnya biasanya dipanen ketika belum masak Ketimun merupakan tanaman sayuran
buah yang paling banyak diminati masyarakat hampir di seluruh daerah di Indonesia. Tanaman
sayuran buah biasanya selalu tersaji dimeja-meja makan, dan cukup setia mendampingi masakan
yang lain baik sebagai sayuran yang dimasak sebagai sayur, maupun disajikan sebagai lalapan
pendamping lauk pauk seperti ayam goreng, ikan goreng atau yang lainnya dan tentunya tidak
ketinggalan sambal pedas sebagai temannya, bahkan mentimun bisa juga disajikan sebagai
penyegar pelepas dahaga jika disajikan sebagai minuman segar. Itulah beberapa kenikmatan
yang disajikan sayuran buah yang satu ini.
Mentimun sebagai tanaman sayuran buah selalu ada dan hadir di setiap daerah karena
memang sayuran ini banyak dibudidayakan dimasyarakat, sayuran ini dibudidayakan sebagai
komoditi sayuran yang berorientasi bisnis maupun sekedar dibudidayakan secukupnya oleh
masyarakat dan hanya untuk memenuhi kebutuhan sayur keluarga. Karena memang tanaman
sayuran buah ini cukup mudah dibudidayakan. Mentimun sangat cocok dibudidayakan di tanah
yang ringan (tidak terlalu basah atau mudah terendam) baik di daerah panas maupun di daerah
pegunungan berhawa dingin.
1. Sejarah Singkat
Mentimum adalah salah satu jenis sayur-sayuran yang dikenal di hampir setiap negara.
Tanaman ini berasal dari Himalaya di Asia Utara. Saat ini, budidaya mentimum sudah meluas ke
seluruh baik wilayah tropis atau subtropis. Mentimun memiliki berbagai nama daerah seperti
timun (Jawa), bonteng (jawa barat), temon atau antemon (Madura), ktimun atau antimun (Bali),
hantimun (lampung) dan Timon (Aceh).
2. Jenis Tanaman
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Ocotyledonae
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Cucumis
Spesies : Cucumis sativus L.
3. Manfaat Tanaman
Timun memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan kecantikan karena banyak mengandung
beragam vitamin seperti A, B, dan C; serta mineral, seperti magnesium, kalium, mangan, dan
silika. Beberapa penelitian membuktikan timun memiliki manfaat berupa potensi antidiabetes,
aktivitas antioksidan, aksi pembersihan racun dan limbah, efek menenangkan terhadap iritasi
kulit, dan pencegahan sembelit.
4. Sentra Penanaman
Sentral penanaman timun Sumatera Utara, Langkat, Deli serdang, Tapanuli Utara
5. Syarat Pertumbuhan
5.1 Iklim
Iklim Di daerah tropis, mentimun dapat ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi karena
daya adaptasi tanaman pada berbagai iklim cukup tinggi. Untuk pertumbuhan yang optimum
diperlukan iklim kering, sinar matahari yang cukup (tidak ternaungi), temperatur 21,1-26,7
derajat C dan tidak banyak hujan.
5.2 Media Tanam
Media Tanam Hampir semua jenis tanah cocok untuk ditanami mentimun. Untuk tujuan
komersil, sebaiknya lahan yang dilipih adalah lahan yang subur, gembur, banyak mengandung
humus, tata air baik, tanah mudah meresapkan air, pH tanah antara 6-7
5.3 Ketinggian Tempat
Ketinggian Tempat Mentimun lokal lebih cocok ditanam di dataran rendah dan biasanya
merupakan tanaman yang diikutkan dalam pola pergiliran tanaman. Sebaliknya, mentimun
introduksi lebih baik ditanam di dataran rendah pada ketinggian 1.000-1.200 meter dpl.
6. Pedoman Budidaya
6.1 Pembibitan
1. Persyaratan Benih Memperbanyak tanaman mentimun dilakukan dengan biji. Benih dapat
ditanam langsung di lubang tanam sebanyak 3 benih/lubang atau dengan sistem semai
yang dapat menghemat benih.
2. Penyiapan Benih Mentimun varitas lokal dapat dibenihkan kembali dengan cara: a) Pilih
buah yang matang pohon, sehat dan bentuknya sempurna. b) Belah menjadi dua,
keluarkan bijianya. c) Keringkan biji sampai kadar airnya 12%. d) Pilih biji yang baik
(tidak keriput) dan simpan di wadah tertutup
3. Teknik Penyemaian Benih Untuk menghemat benih sebaiknya benih disemaikan dulu di
dalam polibag ukuran 8x10 cm. Sebelum disemai, benih direndam di dalam air hangat
55-60 derajat C selama 30 menit atau dibungkus dengan handuk basah selama 12 jam.
Media tumbuh berupa campuran tanah halus dan pupuk kandang matang yang halus
dengan perbandingan 7:3. Sebelum disemai benih dikecambahkan dulu dengan cara
meletakkan benih di kain basah yang diletakkan di atas plastik, kemudian plastik dan kain
itu digulung. Biarkan 12 jam dan setiap benih yang berkecambah dipindahkan ke dalam
polibag sedalam 0,5-1 cm.
4. Pemeliharaan Bibit Polybag ditempatkan di bawah naungan plastik bening dan bibit
disiram setiap dua kali sehari. Setelah berumur 12-20 hari atau berdaun 3-4 helai, bibit
dipindahkan ke kebun.
1. Pembedengan
2. Pemberian pupuk kandang
3. Pemelastikan bedengan
4. Pemasangan lanjaran
5. Pemasangan tali lanjaran
9. Pasca panen
9.1 Pengumpulan
Pengumpulan Buah yang baru dipetik disimpan di tempat penampungan seperti gudang atau
tempat lain yang teduh dan sejuk.
9.2 Penyortian
Buah busuk, rusak mekanis dan abnormal dipisahkan dari yang baik dan sempurna
9.3 Pengemasan
buah dicuci dengan air mengalir atau disemprot sampai bersih dan ditiriskan. Buah dimasukkan
ke dalam wadah sebaiknya berupa kotak karton atau keranjang plastik. Buah diatur rapi
sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi terjadinya pergeseran akibat pengangkutan. Di
pasar tradisional, buah dikemas di dalam karung. Untuk menghindari kerusakan mekanis, buah
di dalam karung harus tersusun rapi dan sebaiknya tidak melebihi 20 kg/karung
9.4. Pemasaran
Pemasaran dilakukan di pajak sore terjun marelan
10. Analisis Ekonomi Budidaya Tanaman
10. 2. Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya Timun 2 Rantai selama masa tanam 3 bulan di daerah pasar 4
klumpang tahun 2022
Modal
Bambu = 300.000
= 8.000.000- 846.000
= Rp 7.154.000
11. Lampiran
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrazak, Muhammad, H., Ainun, M. 2013. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Mentimun
(Cucumis sativus L) Akibat Perbedaan Jarak Tanam Dan Jumlah Benih Per Lubang
Tanam. Jurnal Agrista Vol. 17 No. 2, 2013.
Samadi, B. 2002.Teknik Budidaya Mentimun Hibrida.Kanisius. Yogyakarta
Sutejo, M.M. dan A.G. Kartasapoetra. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta, Jakarta
Widiastuti, W. 2014. Penyakit Tanaman Mentimun Cucumis sativus. Fakultas Pertanian
Universitas Sriwijaya Indralaya..