Modul Praktek Basis Data
Modul Praktek Basis Data
DAFTAR ISI
MODUL I
CONSEPTUAL DATA MODEL DAN PHYSICAL DATA MODEL
Tujuan :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang CDM dan PDM
2. Mahasiswa mampu membuat CDM
3. Mahasiswa mampu membuat PDM
4. Mahasiswa mampu membaca PDM dan menterjemahkan kedalam bentuk SQL.
Tugas Pendahuluan :
1. Apa Yang anda ketahui tentang Conceptual Data Model (CDM)?
2. Apa Yang anda ketahui tentang Physical Data Model (PDM)?
DASAR TEORI
1..*
KEGIATAN PRAKTIKUM
Salah satu perangkat lunak yang dapat digunakan untuk membuat CDM dan PDM adalah
Power Designer. Power Designer akan memudahkan dalam membuat dan mengecek model yang
telah dibuat. Misal terdapat permasalahan seperti berikut:
Sebuah artshop menjual berbagai barang kerajinan. Ketika ada customers yang datang
untuk melakukan pembelian barang, kasir Artshop harus melakukan pencatatan transaksi
menggunakan buku besar. Artshop melakukan pengadaan barang dengan cara membeli barang
dari beberapa supplier. Ketika barang di terima dari suppliers kasir harus langsung menambahkan
stok barang ke dalam buku besar.
1. Buka Power Designer, klik File, New Model, atau langsung tekan Ctrl+N di keyboard
2. Pilih Information, pilih Conceptual Data, kemudian masukkan nama model yang akan
dibuat kedalam kolom Model name. Misal disini masukkan artshop.
3. Rubah notasi CDM dengan klik pada Tools, kemudian klik Model Options
6. Klik pada area kosong, akan terbentuk sebuah entitas. Setelah terbentuk entitas, pada
toolbox klik pada pointer. Kemudian klik duakali pada entitas yang terbentuk.
7. Pada halaman Entity Property, di tab General berikan nama entitas pada kolom Name.
8. Pindah ke tab Atributtes dengan mengklik nama tab nya, kemudian isikan nama
atribut. Untuk atribut yang merupakan primary key, berikan tanda centang pada kolom
P. Untuk merubah tipe data, klik … yang terpadap pada kolom Data Type
9. Pilih Tipe data yang bersesuaian. Pada contoh ini dipilih Variable characters. Karena
pada Variable characters memerlukan Panjang, maka harus dimasukkan pada kolom
length yang berada di bawah. Untuk tipe data yang tidak memerlukan Panjang, kolom
ini tidak akan aktif.
10. Pindah ke tab Identifiers dengan mengklik nama tab nya, kemudian masukkan nama
identifiernya. Kemudian klik OK
Sampai pada tahap ini sudah berhasil dibuat sebuah entitas. Ulangi langkah tersebut untuk
membuat entitas lainnya.
Kasir
id_kasir <pi> Integer <M>
nm_kasir Variable characters (100)
pk_kasir <pi>
transaksi_beli
barang
kd_beli <pi> Integer <M>
kd_brg <pi> Integer <M>
nm_brg Variable characters (100) tgl_beli Date & Time
jml_brg_beli Integer
hrg_brg Integer
tot_hrg_beli Integer
pk_plgn <pi>
pk_beli <pi>
supplier
id_sup <pi> Integer <M>
nm_sup Variable characters (100)
pk_sup <pi>
11. Tahap seanjutnya adalah menambahkan relasi. Pada toolbox klik Relationship,
kemudian Tarik dari atas sebuah entitas, ke entitas lainnya. Klik pada Pointer,
kemudian klik dua kali pada relasi yang telah terbentuk
12. Pada halaman Relationship Properties, di tab General, masukkan nama relasi pada
kolom Name.
13. Pindah ke tab Cardinalities dengan mengklik nama tab nya, kemudian Sesuaikan
dengan relasi yang ingin dibuat. Kemudian klik OK
Sampai tahap ini telah meng dibuat sebuah relasi untuk dua buah entitas. Lakukan hal yang
serupa untuk membuat relasi yang lain.
melakukanbeli
dijual
transaksi_beli
<pi> Integer<M> Date & Time Integer
kd_beli tgl_beli
Integer
barang dibeli jml_brg_beli tot_hrg_beli
nm_brg hrg_brg Variable characters (100) Integer
kd_brg <pi> Integer<M> pk_beli <pi>
pk_plgn <pi>
menyediakan
supplier
id_sup <pi> Integer<M> nm_supVariable characters (100)
pk_sup <pi>
Smapai pada tahap ini, proses pembuatan CDM sudah selesai, namu untuk memastikan
model yang dibuat sudah benar, maka perlu dilakukan pengecekan terhadap model yang dibuat.
Power Designer menyediakan tools untuk melakukan pengecekan, caranya adalah
1. Klik Pada Tools, Kemudian Klik pada Check Model, atau dengan menekan F4 pada
keyboard.
2. Pada halaman Check Model Parameters, pilih opsi pengecekan yang ingin dilakukan,
kemudian klik OK
3. Hasil pengecekan akan ditampikan pada bagian output, di kiri bawah. Jika tertulis 0
error dan 0 warning berarti secara teknis sudah tidak ada masalah pada model yang
dibuat.
Power Designer menyediakan tools untuk membuat PDM dari CDM. Untuk dapat
membuat PDM dari CDM, harus dipastikan dulu CDM sudah didicek dan tidak terdapat masalah.
Untuk membuat PDM dari CDM dapat dilakukan dengan cara berikut:
1. Klik tools, klik Generate Physical Data Model, atau tekan Ctrl + Shift + P pada
keyboard
2. Pada halaman PDM Generation Option pilih Generate Physical Data Model, kemudian
pilih DBMS yang sesuai, pada contoh ini digunankan MySQL. Beri nama pada kolom
Name. Terakhir, klik OK. Tunggu beberapa saat, PDM akan tercipta.
Untuk memastikan tidak terpadap masalah teknis pada PDM ini maka lakukan
pengecekan, seperti pada CDM (Tekan F4 pada keyboard), jika sudah terdapat 0 error dan 0
warning, maka CDM tidak memiliki masalah secara teknis.
Query SQL untuk membuat table dari seluruh entitas yang ada pada PDM dapat dilakukan
dengan otomatis. Power designer telah menyediakan fasilitas untuk itu. Caranya sebagai berikut:
1. Klik Database, Klik Generate Database atau tekan Ctrl + G pada Keyboard.
3. Setelah uery berhasil dibuat akan muncul informsi lokasi file yg dibuat. Klik Close.
Sampai pada tahap ini query SQL sudah berhasil terbentuk, silahkan buka lokasi
penyimpanan file.
TUGAS
Cari sebuah permasalahan nyata, paparkan masalahnya, kemudian bangun CDM PDM dan
query untuk membuat tabelnya.
MODUL II
PEMBUATAN DAN PEMELIHARAAN TABEL
Tujuan :
1. Mahasiswa dapat memahami perintah-perintah dalam Data Definition Language (DDL).
2. Mahasiswa dapat memahami perintah CREATE.
3. Mahasiswa dapat memahami perintah ALTER.
4. Mahasiswa dapat memahami perintah DROP.
5. Mahasiswa dapat memahami penggunaan Constraint.
Tugas Pendahuluan :
1. Apa Yang anda ketahui tentang Data Definition Language (DDL)?
2. Apa saja perintah-perintah yang tergolong dalam DDL?
DASAR TEORI
DDL atau Data Definition Language adalah bagian dari SQL yang digunakan untuk
mendifinisikan data dan objek database. Apabila perintah ini digunakan, entri akan dibuat ke dalam
kamus data dari SQL (Octaviani, 2010). Didalam kategori ini terdapat perintah-perintah sebagai
berikut :
Perintah CREATE
Sistem manajemen (DBMS) memungkinkan untuk membuat dan mengelola banyak
database independent. Untuk membuat database berikut querinya.
Nama database tidak boleh mengandung spasi dan tidak boleh memiliki nama yang sama
antar database.
Sebelum membuat tabel dalam database pastikan terlebih dahulu database tempat anda
membuat tabel sudah aktif, untuk mengaktifkan database yang anda buat dapat menggunakan
statement USE nama_database . Untuk membuat tabel berikut querinya.
nm_tabel adalah nama dari tabel yang akan di buat, sesuaikan nm_tabel dengan entity
yang diwakilinya. nm_field1, nm_field2 adalah nama field yang harus ada dalam dalam sebuah
tabel yang mewakili element entity tersebut. Tiap field akan menampung data dengan tipe data
tertentu yang ditunjukkan oleh tipedata1, tipedata2 dan seterusnya. Opsi berikutnya adalah
constraint (syarat) masing-masing tabel apakah boleh kosong (NULL) atau harus diisi (NOT
NULL). Nilai default dari constraint ini adalah NULL yang artinya field tersebut boleh kosong
atau tidak diisi (Alam, 2005).
Tipe Data
Tipe data adalah suatu bentuk pemodelan data yang dideklarasikan pada saat melakukan
pembuatan tabel. Tipe data ini akan mempengaruhi setiap data yang akan dimasukkan ke dalam
sebuah tabel. Data yang akan dimasukkan harus sesuai dengan tipe data yang
dideklarasikan.Dalam MySQL terdapat beberapa tipe data, diantaranya:
DATETIME Kombinasi tanggal dan jam, dengan jangkauan dari ‘1000-01-01 00:00:00’ s/d
‘9999-12-31 23:59:59’
TIMESTAMP Kombinasi tanggal dan jam, dengan jangkauan dari ‘1970-01-01 00:00:01’ s/d
‘2038-01-19 03:14:07
LONGBLOB, Ukuran 4294967295 byte. Mampu menyimpan data hingga berukuran GIGA
LONGTEXT BYTE. Tipe data ini memiliki batas penyimpanan hingga 232-1.
Constrains
Constaraint merupakan batasan atau aturan yang ada pada tabel. MySQL menyediakan
beberapa tipe constaint berikut:
1. NOT NULL merupakan suatu kolom yang mendifinisikan dengan constraint
NOT NULL. Kolom yang berfungsi sebagai kunci primer (Primary Key)
otomatis tidak boleh NULL.
2. UNIQUE mendifinisikan suatu kolom bersifat unik, artinya antara satu data
dengan data lain namanya tidak boleh sama, misal alamat email.
3. PRIMARY KEY Constaint PRIMARY KEY membentuk key yang unik untuk
suatu tabel.
4. FOREIGN KEY Constraint didefinisikan pada suatu kolom yang ada pada suatu
tabel, dimana kolom tersebut juga dimiliki oleh tabel yang lain sebagai suatu
PRIMARY KEY bisa digunakan untuk menghubungkan antara dua tabel.
5. CHECK constraint yang satu ini mendefinisikan sebuah kondisi untuk data agar
dapat masuk dalam field artinya tiap pemasukan data atau editing terhadap data
record, field yang dimasukkan akan selalu diperiksa apakah isinya ada diantara
data-data yang dimasukkan, jika tidak ada maka SQL akan menampilkan pesan
ERROR.
6. DEFAULT digunakan untuk mendefinisikan nilai default dari field yang mana
ketika ada baris baru yang dimasukkan kedalam tabel nilai default dari field akan
digunakan apabila tidak ada nilai yang diberikan padanya.
Perintah ALTER
Setelah membuat tabel dalam database, dapat memodifikasi field pada tabel yang telah
dibuat. Dengan perintah ALTER dapat membuat perubahan pada struktur tabel tanpa menghapus
dan menciptakan. Queri ALTER :
Perintah DROP
Perintah terakhir dari Data Definition Language, DROP memungkinkan untuk menghapus
seluruh objek dalam database dari DBMS. Gunakan perintah ini dengan hati-hati, perlu diingat
bahwa perintah DROP akan menghapus data keseluruhan struktur dari database. Querinya sebagai
berikut.
Untuk menghapus database:
KEGIATAN PRAKTIKUM
Untuk lebih memahami tentang DDL (Data Definition Language) maka buatlah database
dengan nama “Toko” yang mempunyai dua tabel yaitu tabel “Barang” dan tabel “Pembelian”,
isilah kedua tabel sesuai dengan ketentuan tabel dibawah ini !
Create database
CREATE DATABASE toko
Create table
Untuk membuat tabel Barang.
Tabel 2.4 Tabel Barang
Nama Field Tipe data
ID_Barang Varchar
Nama_Barang Varchar
Tanggal_terima Datetime
Stok_Barang Int
Karena belum menambahkan Foreign key pada saat membuat tabel Pembelian, maka dapat
menambahkan Foreign key dengan perintah ALTER seperti queri dibawah ini.
Alter
Contoh penggunaan Alter.
Menambahkan field “Alamat_Pembeli” pada tabel Pembelian.
Merubah tipe data field (kolom) Nama_Barang dari tipe data Varchar (255) menjadi tipe
data Int pada tabel Barang, pada gambar dibawah ini merupakan gambar saat field Nama_Barang
belum dirubah tipe datanya.
Gambar 2.5 Tampilan sebelum merubah Nama Barang pada tabel Barang.
Setelah menuliskan queri diatas, maka anda bisa melihat hasilnya pada gambar dibawah ini!
Gambar 2.6 Tampilan sesudah merubah Nama Barang pada tabel Barang.
Drop
Menghapus tabel Barang.
TUGAS
1. Buatlah database baru dengan perintah SQL dengan nama “Mahasiswa” yang memiliki dua
tabel yaitu tabel “Jurusan” dan tabel “Biodata”!
a. Isikan kedua tabel dengan field masing-masing dibawah ini!
Tabel Jurusan : KodJur, NamaJur, Ketua_jurusan
Tabel Biodata : NoMhs, KodJur, Nama, Nilai, Alamat, JK
b. Tentukan tipe data masing-masing field
2. Modifikasi table tersebut dengan menambahkan Primary key serta Foreign Key nya agar
kedua tabel saling berhubungan!
MODUL III
MANIPULASI DATA
Tujuan :
1. Mahasiswa dapat melakukan manipulasi data yang tersimpan dalam basis data.
2. Mahasiswa dapat memahami perintah INSERT.
3. Mahasiswa dapat memahami perintah UPDATE.
4. Mahasiswa dapat memahami perintah DELETE.
Tugas Pendahuluan :
1. Apa yang anda ketahui tentang DML?
2. Sebutkan perintah-perintah SQL yang tergolong dalam DML dan jelaskan perbedaan antar
DML dan DDL!
3. Apa yang anda ketahui tentang perintah INSERT, UPDATE, dan DELETE?
4. Sebutkan macam-macam klausa dan operator pada perintah SELECT!
DASAR TEORI
DML (Data Manipulation Language) adalah bahasa yang memungkinkan pengguna mengakses
atau memanipulasi data yang berbentuk suatu model data tertentu (Silberschatz,2011). Tipe akses
data adalah (Silberschatz,2011):
Adapun perintah-perintah umum dalam DML yang disediakan dalam MySQL adalah sebagai
berikut:
Untuk lebih memahami perintah-perintah DML (Data Manipulation Language), berikut ini adalah
penjelasan dalam praktikum untuk masing-masing dari perintah-perintah di atas.
KEGIATAN PRAKTIKUM
INSERT
Sebelum memulai praktikum, pastikan bahwa struktur basis data yang digunakan sudah ada
sebelumnya. Stuktur basis data yang digunakan disini adalah struktur basis data yang dibuat dalam
MODUL II sebelum dikenakan perintah ALTER. Setelah tabel dibuat beserta constraint-
constraintnya jika diperlukan, maka tabel siap digunakan untuk menampung data. Perintah pada
MySQL untuk memasukkan data ke dalam tabel adalah perintah INSERT. Masukkan data pada
tabel barang dan tabel pembelian. Bentuk perintah INSERT adalah sebagai berikut :
Untuk memasukkan beberapa data sekaligus, dapat menggunakan perintah sebagai berikut:
Dan data seterusnya silahkan masukkan sendiri dengan petunjuk perintah diatas berdasarkan data
pada Gambar 3.1.
Kolom yang tidak disebutkan pada pernyataan INSERT secara otomatis akan diisi dengan
NULL. Pada Stok_Barang nilainya akan terisi 0 karena pada saat membuat tabel Barang
memberikan tipe data int, default value untuk int adalah 0.
Dan data seterusnya silahkan masukkan sendiri dengan petunjuk perintah diatas berdasarkan data
pada Gambar 3.2.
Memasukkan data dari tabel lain juga dimungkinkan dalam perintah insert. Untuk
mempraktekkannya buatlah satu tabel lagi pada basis data “toko” dengan nama tabel “pelanggan”
yang memiliki field ID_Pelanggan dan Nama_Pelanggan. Untuk membuat tabel pelanggan
gunakan perintah dibawah ini:
Setelah tabel pelanggan dibuat, kemudian jalankan perintah dibawah ini untuk mengisi tabel
“Pelanggan” dengan data dari tabel pembelian.
Untuk memeriksa kebenarannya, gunakan perintah dibawah ini dan lihat hasilnya!
UPDATE
Perintah UPDATE digunakan untuk memodifikasi data pada tabel dalam basis data.
UPDATE [tabel]
SET [field] = '[value baru]'
WHERE [field acuan] = '[value]';
Keterangan :
SET : Untuk menentukan kolom yang akan diubah dan isi penggantinya.
diganti.
Berikut ini perintah untuk meng-update field nama barang pada tabel barang dengan nama “LG”
yang awalnya bernama “HTC”.
UPDATE barang
SET nama_barang='LG'
WHERE id_barang='BRG03';
DELETE
Pernyataan DELETE digunakan untuk menghapus baris pada tabel, bentuk perintahnya sebgai
berikut.
Pada contoh ini akan menghapus record dengan ID_Barang = ’BRG01’ pada tabel pembelian.
Untuk mempraktekkannya tulislah perintah dibawah ini!
Dalam perintah DELETE jika ingin menghapus semua data pada tabel tanpa menghapus tabel,
maka klausa WHERE tidak perlu disebutkan, berikut perintahnya.
Untuk mengambil, mengubah, atau menghapus data, dapat digunakan where untuk mencari
beberapa record saja sesuai kriteria yang ditetapkan. Misal
Untuk mendapatkan data yang memenuhi beber nilai untuk sebuah kriteria, dapat digunakan in
Untuk mendapatkan data dengan kriteria tidak sama persis, digunakan like, contohnya:
Tanda persen (%) dapat diartikan sebagai apa saja, jadi dengan menulis ‘%tu%’ berarti akan
mencari semua yang mengandung ‘tu’ apapun huruf di depan dan belakangnya. Namun, jika ditulis
‘%tu’ maka akan dicari hanya yang berakhiran dengan ‘tu’.
TUGAS
1. Isilah tabel jurusan dan tabel biodata yang anda buat dengan ketentuan sebagai
berikut: Misalkan isi tabel jurusan:
2. Masukkan data baru pada tabel biodata dengan kode jurusan “KD04”!
3. Dengan menggunakan perintah UPDATE, cobalah merubah isi tabel jurusan dan biodata
pada basis data mahasiswa yang anda buat dengan ketentuan sebagai berikut :
Mengganti nama mahasiswa pada tabel biodata “Rina Gunawan” menjadi “Rina
Gunawan Astuti”!
Mengganti kode jurusan pada tabel jurusan “KD01” menjadi “KM01”!
Mengganti no mahasiswa pada tabel biodata “210089” menjadi “210098”!
Mengganti nilai pada tabel biodata “3” menjadi “3.3”!
Mengganti kode jurusan pada tabel biodata “KD03” menjadi “KD05”!
4. Buatlah kesimpulan mengenai soal no.2 dan no.3!
MODUL IV
PENGAMBILAN DATA DARI BANYAK TABEL
Tujuan :
1. Mahasiswa memahami perintah-perintah SQL untuk pengambilan data dari banyak tabel.
2. Mahasiswa mampu memahami tipe-tipe join.
3. Mahasiswa mampu memahami tentang cartesian product.
4. Mahasiswa mampu memahami tentang penggabungan tabel.
Tugas Pendahuluan :
1. Apa yang anda ketahui tentang JOIN?
2. Sebutkan macam-macam JOIN !
3. Apakah perbedaan Left JOIN dengan Right JOIN?
DASAR TEORI
Tipe-tipe join
Di dalam database, ada kalanya membutuhkan data dari beberapa tabel yang saling
berhubungan. Untuk mendapatkan data dari beberapa tabel tersebut dapat digunakan perintah JOIN
pada perintah SQL (Alam, 2005). Fungsi dari operator ini adalah untuk menggabungkan data-data
dari dua buah tabel atau lebih. Operator JOIN ini berlaku pada tabel biasa ataupun VIEW. Untuk
mengambil data dari kombinasi dua tabel atau lebih bisa menggunakan JOIN. MySQL
menyediakan fasilitas penggabungan dan JOIN tabel antara lain [5]:
Cartesian product atau disebut pula sebagai cross join akan menciptakan hasil yang didasarkan
pada semua kemungkinan kombinasi tuple dalam kedua set data. Dengan demikian, jumlah tuple
yang dikembalikan adalah N x M, dimana N adalah jumlah tuple dalam tabel A dan M jumlah
tuple dalam tabel B. Bentuk perintah dari CROSS JOIN pada MySQL adalah :
b. INNER JOIN
INNER JOIN ini merupakan perintah JOIN yang paling umum yang dapat digunakan pada semua
basis data. Penggabungan hanya dilakuakan pada dua buah tabel yang telah merelasikan field-nya.
Maksudnya adalah data pada tabel pertama akan dihubungkan dengan data pada tabel kedua
apabila nilai field yang dijadikan patokan relasi kedua tabel memiliki nilai yang sama.
Perbedaan antara EQUI JOIN dan INNER JOIN terletak pada tuple yang dikembalikan (return).
EQUI JOIN mengembalikan tuple yang memiliki isi yang sama pada field tertentu. Sedangkan dua
atau lebih tabel yang digabungkan pada INNER JOIN hanya mengembalikan tuple yang memenuhi
syarat penggabungan. Bentuk baku perintah INNER JOIN :
c. LEFT JOIN
LEFT JOIN (left outer join) akan menampilkan data pada tabel kiri walaupun tidak memiliki relasi
pada tabel di bagian kanan, bentuk perintahnya sebagai berikut:
Atau
SELECT [field1], [field2], [..], [fieldn]
FROM [tabel_A]
LEFT OUTER JOIN [tabel_B]
ON [tabel_A].[field key] = [tabel_B].[field_key];
d. RIGHT JOIN
RIGHT JOIN (right outer join) akan menampilkan data pada tabel disebelah kanan walaupun tidak
mempunyai data yang berhubungan dengan tabel disebelah kirinya. Bentuk perintahnya sebagai
berikut:
Atau
SELECT [field1], [field2], [..], [fieldn]
FROM [tabel_A]
RIGHT OUTER JOIN [tabel_B]
ON [tabel_A].[field key] = [tabel_B].[field_key];
KEGIATAN PRAKTIKUM
Agar lebih memperdalam pemahaman tentang fungsi-fungsi MySQL diatas, silahkan coba perintah
dibawah ini pada basis data “toko” yang anda buat.
a. Cartesian Products
Atau
SELECT barang.id_barang, pembelian.id_pembeli,
pembelian.nama_pembeli, barang.nama_barang
FROM barang, pembelian
Hasil dari kedua perintah tersebut sama-sama cartesian product. Dapat diperhatikan pula
bahwa CROSS JOIN tidak memerlukan perintah ON, karena tidak diperlukan pencocokan field.
Gambar 4.1 merupakan hasil kedua perintah diatas.
c. LEFT JOIN
TUGAS
1. Cobalah masing-masing perintah join yang sudah anda praktikkan dengan menggunakan
data base Mahasiswa yang anda buat!
2. Buatlah kesimpulan tentang perbedaan klausa antaran Right join dan Left join!
MODUL V
FUNGSI-FUNGSI SQL
Tujuan:
1. Mahasiswa dapat memahami fungsi-fungsi SQL.
2. Mahasiswa dapat memahami single row functions dalam SQL.
3. Mahasiswa dapat memahami character functions dalam SQL.
Tugas Pendahuluan:
1. Apa yang anda ketahui tentang fungsi-fungsi SQL?
2. Sebutkan macam-macam dari fungsi SQL!
3. Apa saja yang tergolong dalam single row function?
DASAR TEORI
Secara garis besar function dibagi menjadi dua bagian yaitu: Single row functions dan
group function, perbedaan kedua fungsi ini yaitu pada Single row functions memproses satu baris
data pada satu proses dan memberikan satu output untuk setiap satu baris data masukan.
Salah satu contoh single-row functions adalah UPPER yang berfungsi mengubah data
input menjadi huruf kapital. Sedangkan group function memproses multi-row data pada saat
bersamaan dan memberikan satu output.
Contoh group function adalah SUM untuk menghitung nilai total. Namun yang akan
dibahas adalah Single row function. Berdasarkan tipe data yang diproses, single-row function
dibagi menjadi lima jenis, yaitu:
Character functions
Fungsi karakter menerima input berupa karakter dan mengembalikan nilai yang bisa
berupa karakter maupun angka. Beberapa contoh penggunaan dalam character function.
KEGIATAN PRAKTIKUM
Untuk lebih memahami fungsi-fungis SQL, tulislah statement-statement berikut pada
database Toko yang anda buat!
Contoh
1. LOWER
2. UPPER
3. SUBSTRING
Mengambil nama barang yang dimulai dari huruf kedua sebanyak lima huruf.
4. LTRIM
5. RTRIM
6. RIGHT
7. LEFT
8. LENGTH
9. REVERSE
Membalik nama
barang.
10. SPACE
Memberikan spasi sebanyak 40 spasi.
TUGAS
1. Buatlah perintah SQL yang menggunakan single row function (Masing-masing 1)!
MODUL VI
SORTING DAN
AGGREGATE
Tujuan :
1. Mahasiswa mampu memahami suatu fungsi pengurutan data dengan klausa ORDER BY.
2. Mahasiswa mampu memahami pengambilan data dari basis data menggunakan fungsi-
fungsi aggregate.
3. Mahasiswa mampu mamahami fungsi-fungsi aggregate.
4. Mahasiswa mampu memahami klausa GROUP BY.
5. Mahasiswa mampu memahami klausa HAVING.
Tugas Pendahuluan :
1. Apa yang anda ketahui tentang Fungsi Aggregate?
2. Sebutkan pembagian fungsi-fungsi aggregate!
DASAR TEORI
Sorting data
Pada SQL sorting digunakan untuk mengurutkan data, terdapat dua macam metode untuk
mengurutkan data, yaitu :
Klausa ORDER BY
Penggunaan klausa Order By harus dikuti dengan ASC atau DESC karena klausa ORDER
BY ini digunakan untuk mengurutkan data, jika ingin menampilkan data dalam tabel berdasarkan
kriteria yang ditentukan, queri nya sebagai berikut(Octaviani, 2010):
Fungsi-Fungsi Aggregate
Fungsi aggregate merupakan fungsi yang mengambil set atau multi set nilai sebagai input dan
menghasilkan nilai tunggal sebagai output (Silberschatz,2011). Berikut ini merupakan fungsi-
fungsi Aggregate ayng tersedia dalam SQL:
1. AVG
Untuk menghitung nilai rata-rata dari suatu kolom tertentu yang telah definisikan dalam
perintah select. Perintah:
SELECT AVG[field] FROM [tabel];
2. COUNT
Untuk menghitung jumlah baris dalam sebuah tabel. Perintah:
SELECT COUNT[field] FROM [tabel];
3. SUM
Untuk menjumlahkan suatu kolom tertentu yang telah didefinisikan dalam perintah SELECT.
Perintah:
SELECT SUM[field] FROM [tabel];
4. MAX
Untuk mengetahui nilai terbesar dari sebuah kolom tertentu dalam perintah SELECT.
Perintah:
SELECT MAX[field] FROM [tabel];
5. MIN
Untuk mengetahui nilai terkecil dari sebuah kolom tertentu dalam perintah select. Perintah:
Dalam SQL terdapat banyak kata kunci yang digunakan untuk melengkapi statement SELECT
untuk meperoleh tampilan data yang dikehendaki, diantaranya yaitu GROUP BY. GROUP BY ini
merupakan kata kunci yang digunakan untuk mengelompokkan satu atau lebih field yang memiliki
nilai yang sama untuk membentuk satu kelompok.
Perintah:
SELECT [field], [aggregate] ([field]) FROM [tabel]
WHERE [field] [operator] [value]
GROUP BY [field];
HAVING
Kata kunci ini tidak termasuk fungsi, tetapi kata kunci ini berfungsi untuk melengkapi statement
SELECT. Kegunaannya adalah mendefinisikan sebuah kondisi yang kemudian diterapkan pada
sekelompok data pada beberapa field yang kemudian ditampilkan sebagai hasil perintah.
Perintah:
KEGIATAN PRAKTIKUM
Pernyataan ORDER BY
Menampilkan data pada tabel Barang dengan urutan ASC atau terurut secara abjad.
Menampilkan data pada tabel Barang dengan urutan DESC atau terurut secara abjad terbalik.
Fungsi-fungsi SQL seperti Character function bisa dipadukan dengan queri Order By,
sepereti contoh-contoh dibawah ini.
Untuk lebih memahami fingsi-fungsi aggregate, cobalah perintah-perintah MySQL dibawah ini
pada basis data “Toko” yang anda buat!
AVG
COUNT
MIN
Menamapilkan pembelian paling sedikit pada tabel pembelian.
SELECT MIN(jumlah_pembelian) AS 'min_pembelian'
FROM pembelian;
GROUP BY
Menampilkan nama barang serta jumlahnya berdasarkan nama barang pada tabel barang.
HAVING
Menampilkan nama pembeli yang memiliki rata-rata pembelian lebih dari satu.
TUGAS
1. Buatlah perintah SQL yang menggunakan fungsi Aggregate (Masing-masing 1)!
2. Buatlah perintah SQL dengan klausa Order By, Group By, dan Having!
MODUL VII
SUBQUERIES DAN SET
OPERATION
Tujuan :
1. Mahasiswa dapat memahami dan membuat subqueri serta penggunaan set operation dalam
SQL.
2. Memahami tentang subqueries dan dapat menerapkan subqueries.
3. Memahami penggunaan operator UNION.
4. Memahami penggunaan operator INTERSECT.
5. Memahami penggunaan operator EXCEPT.
Tugas Pendahuluan
1. Apa yang anda ketahui tentang subqueries?
2. Apa perbedaan antara subqueri dengan queri biasa?
DASAR MATERI
Subqueries
Subqueries merupakan perintah SQL SELECT-FROM-WHERE yang terdapat dalam perintah SQL
lain (Silberschatz,2011). Perintah ini digunakan untuk mengambil data dari lebih dari satu tabel.
Subqueri biasanya terdiri dari dua atau lebih perintah SQL. Perintah SQL yang pertama disebut
dengan perintah SQL utama dan perintah SQL yang lain disebut subqueri. Untuk lebih jelasnya
mengenai subqueri berikut perintahnya:
Set Operation
Set operation pada SQL merupakan implementasi dari operasi matematika union (⋃), intersect (∩),
dan except (−) (Silberschatz,2011). Pada MySQL, hanya fasilitas operator UNION yang
disediakan. Untuk mendapatkan hasil INTERSECT dan EXCEPT pada MySQL, dapat
menggunakan kombinasi fungsi UNION dengan fungsi lainnya.
UNION
Operator UNION digunakan untuk mendapatkan tabel (himpunan) gabungan dari dua buah tabel
yang ada. Bila dilakukan penggabungan dua tabel maka yang didapatkan adalah semua field dari
kedua tabel tersebut. Perintahnya sebagai berikut:
Misalkan pada basis data "toko" mempunyai tabel bernama "barang" dan "barang1" dengan nama
field kedua tabel adalah sama yaitu ID_Barang, Nama_barang, Tanggal_terima, Stok_Barang,
maka untuk menampilkan semua data pada tabel "barang" dan "barang1" hanya menggunakan
perintah berikut:
INTERSECT
INTERSECT merupakan operator yang digunakan untuk memperoleh data dari dua buah perintah
dimana data yang ditampilkan adalah yang memenuhi kedua perintah tersebut dengan ketentuan
jumlah, nama, dan tipe kolom dari masing-masing tabel yang akan ditampilkan datanya harus
sama. Perintahnya sebagai berikut:
EXCEPT
EXCEPT merupakan operatoryang memiliki fungsi untuk mengembalikan sekumpulan nilai yang
ada di tabel pertama, tetapi tidak ada pada tabel kedua (Alam, 2005). Perintahnya sebagai berikut:
KEGIATAN PRAKTIKUM
Untuk meningkatkan pengetahuan tentang subqueri dan set operation, cobalah perintah-perintah
dibawah ini pada databse toko yang anda buat.
Subqueri
Menampilkan data pada tabel pembelian dimana jumlah pembeliannya yang paling sedikit.
Menampilkan Nama_Barang, Tanggal_terima, dan Stok_Barang pada tabel barang dengan Jumlah
pembelian lebih dari satu berdasarkan tabel pembelian.
SELECT nama_pembeli,jumlah_pembelian
FROM pembelian
UNION
SELECT nama_barang,stok_barang
FROM barang;
Gambar 7.4 Hasil UNION pada tabel pembelian dan tabel barang
SELECT nama_pembeli,jumlah_pembelian
FROM pembelian
UNION ALL
SELECT nama_barang,stok_barang
FROM barang;
Gambar 7.5 Hasil UNION ALL pada tabel pembelian dan tabel barang
SELECT tanggal_beli,nama_pembeli,jumlah_pembelian
FROM pembelian WHERE jumlah_pembelian='1'
UNION ALL
SELECT tanggal_beli,nama_pembeli,jumlah_pembelian
FROM pembelian WHERE nama_pembeli LIKE'%ma%';
TUGAS
1. Buatlah perintah MySQL masing-masing pada basis data mahasiswa dengan menggunakan
subqueries dan set operation!
2. Buatlah perintah MySQL yang menghasilkan output INTERSECT dan EXCEPT dengan
menggunakan fungsi UNION!
3. Perhatikan output-nya dan buatlah kesimpulan mengenai perbedaan antara perintah
masing-masing!
MUDUL VIII
VIEWS DAN CONTROL FLOW FUNCTION
Tujuan :
1. Mahasiswa dapat memahami konsep serta penggunaan view dalam basis data
2. Mahasiswa dapat memahami control flow function.
3. Mahasiswa dapat memahami penerapan konsep view dalam SQL.
4. Mahasiswa dapat memahami pembuatan view.
5. Mahasiswa dapat memahami modifikasi view.
6. Mahasiswa dapat memahami penggunaan variabel dalam fungsi SQL.
7. Mahasiswa dapat mamahami penggunaan control flow function MySQL.
8. Mahasiswa dapat mamahami penggunaan tabel temporary.
Tugas Pendahuluan :
1. Apa yang anda ketahui tentang View?
2. Apa yang anda ketahui tentang control flow function MySQL?
DASAR TEORI
Konsep View
View merupakan tabel yang tidak tampak, hanya di memori saja. View sering digunakan oleh para
pengembang basis data untuk mempermudah menampilkan data dengan kriteria tertentu yang
diambil dari satu atau beberapa tabel sekaligus. Selain menampilkan hasil, view juga dapat
digunakan sebagai sumber data saat perintah dijalankan. View juga berguna untuk membatasi akses
basis data, membuat perintah kompleks secara mudah, mengizinkan independensi data dan untuk
menampilkan bentuk data yang berbeda dari data yang sama. View juga disebut sebagai relasi
virtual (Silberschatz,2011).
Pe mbuatan view
Modifikasi view
Sama seperti halnya objek basis data, view juga dapat diedit dengan perintah ALTER VIEW.
Perintahnyanya sebagai berikut.
Sedangkan untuk menghapus view yang sudah tidak diperlukan, dapat menggunakan perintah
sebagai berikut:
User-Defined Variables
Seperti bahasa pemrograman, pada MySQL juga terdapat variabel yang dapat digunakan dalam
perintahnya. User-Defined Variables merupakan variabel session-specific. Dengan kata lain, user-
defined variables yang dideklarasikan oleh salah satu client tidak dapat dilihat oleh clien lainnya.
Semua variabel yang diberikan ke client akan hilang apabila client tersebut keluar.
SET
@[variabel]=[value],
@[variabel]=[value],
[..],
@[variabeln]=[value];
Ini adalah statement pengendali alur program yang paling umum dan sangat sering digunakan pada
bahasa-bahasa pemrograman lainnya. Bentuk IF yang paling sederhana adalah sebagai berikut:
SELECT IF ([kondisi],
[Statement Benar],
[Statement Salah]);
Pada contoh perintah dibawah ini, jika kondisi yang ada setelah IF bernilai False maka statement
yang ada dibawahnya akan dihindari atau tidak dilaksanakan.
SELECT IF (2 = 4,
’Benar’,
’Salah’);
IFNULL
IFNULL menggunakan dua ekspresi dimana jika ekspresi pertama tidak dalam kondisi NULL
maka MySQL akan mengembalikan ekspresi pertama. Jika ekpresi pertama dalam kondisi NULL,
maka ekspresi kedua yang akan dikembalikan.
SELECT IFNULL
([ekspresi1], [ekspresi2]);
NULLIF
NULLIF mengembalikan nilai NULL saat ekpresi pertama sama dengan ekpresi kedua. Apabila
ekspresi tidak sama, maka NULLIF mengembalikan ekpresi pertama.
SELECT NULLIF
([ekspresi1], [ekspresi2]);
CASE
Pernyataan CASE merupakan alternatif lain untuk IF dengan kondisi yang bertingkat. Berikut
bentuk perintahnya:
SELECT CASE
WHEN [kondisi] THEN [ekpresi]
WHEN [kondisi] THEN [ekpresi]
[...]
ELSE [ekpresi]
END;
Temporary table
Tabel temporary merupakan tabel sementara yang terbentuk ketika perintah dieksekusi. Fungsi
tabel temporary digunakan untuk menyimpan data dari rangkaian proses untuk memperoleh
informasi yang diinginkan. Pada umumnya tabel temporary diciptakan karena proses yang lakukan
tidak bisa diselesaikan dalam satu kali eksekusi perintah.
Keuntungan penggunaan tabel temporary adalah tidak membebani besarnya file, keuntungan
lainnya adalah tabel temporary dapat digunakan untuk proses secara bersamaan pada waktu yang
sama dengan pengguna yang berbeda-beda atau lebih mudahnya tabel temporary sangat membantu
untuk aplikasi program berbasis client server tanpa perlu membuat tabel bantu pada masing-
masing client. Berikut perintahnya:
Untuk menghapus tabel temporary dapat digunakan perintah DROP diikuti dengan nama tabelnya.
DROP [nama_temp_tabel];
PRAKTIKUM
View
Untuk lebih memahami tentang penggunaan View maka akan membuat View pada databse “Toko”,
buatlah view dengan nama “Laporan”, tulislah perintah dibawah ini!
Apabila pembuatan View ini sukses, maka pada navigator anda akan melihat tampilan yang sama
seperti gambar dibawah ini.
Gambar 7.1 Tampilan navigator view Laporan pada basis data Toko
Untuk dapat menggunakan view yang telah dibuat dengancara sebagai berikut.
User-Defined Variables
Untuk lebih memahai tentang penggunaan user-defined variables, tulislah perintah dibawah ini!
Bila anda eksekusi perintah diatas maka hasil yang anda dapatkan tampak seperti gambar dibawah
ini.
Untuk memahami konsep control flow function, mari mempraktikkan contoh penggunaannya satu
persatu pada praktikum kali ini.
a. IF
SELECT IFNULL
((SELECT nama_barang FROM barang
WHERE id_barang = 'a'),
'Tidak Ditemukan') AS hasil;
Pengunaan perintah NULLIF dibawah menggunakan perintah yang hampir sama dengan contoh
IFNULL. Perhatikan perbedaannya.
SELECT NULLIF
((SELECT nama_barang FROM barang
WHERE id_barang = 'BRG01'),
'Sony') AS hasil;
d. CASE
Untuk lebih memahami tentang pembuatan tabel temporary, silahkan mencoba perintah dibawah
ini!
Setelah tabel temporary terbentuk, anda dapat memperlakukan tabel tersebut seperti tabel biasa.
Untuk megetahui apakah tabel sudah terbentuk, dapat digunakan perintah SELECT seperti berikut:
TUGAS
MUDUL IX
USER-DEFINED FUNCTIONS, STORED PROCEDURE, TRIGERS
Tujuan :
1. Mahasiswa memahami lebih mendalam mengenai fungsi programmable object .
2. Mahasiswa memahami penggunaan user-defined functions dalam MySQL.
3. Mahasiswa memahami penggunaan stored procedures dalam MySQL.
4. Mahasiswa memahami penggunaan triggers dalam MySQL.
Tugas Pendahuluan :
1. Apa yang anda ketahui tentang stored procedures?
2. Apa yang anda ketahui tentang triggers?
DASAR TEORI
User-defined functions
Merupakan suatu program yang terdiri dari sekumpulan perintah yang tersimpan sebagai suatu
objek didalam basis data dengan pengambilan nilai. Pada User Defined Function (UDF) ini
MySQL menginzinkan pengguna membuat fungsinya sendiri seperti stored prosedure. Untuk
membuat sebuah fungsi adalah sebagai berikut:
Menghapus fungsi:
Kata kunci RETURNS mendifinisikan tipe data yang akan menampung hasil atau nilai yang akan
dikembalikan oleh fungsi ke sistem. Sedangkan RETURN akan mengembalikan hasil kerja fungsi
kepada sistem. Statement-statement yang diperbolehkan dalam fungsi adalah sebagai berikut.
SET
WHILE
IF
DECLARE
SELECT
INSERT
UPDATE
DELETE
Untuk melakukan pemanggilan pada fungsi yang dibuat bisa menggunakan perintah dibawah ini:
Terdapat perbedaan antara storedprosedure dengan fungsi adalah stored procedure tidak
mengembalikan nilai, sedangkan fungsi harus mengembaliakan nilai. Fungsi dan stored prosedure
dapat digunakan dalam perintah MySQL.
Stored Procedures
Stored procedure merupakan sekumpulan statement yang disusun sedemikian rupa untuk
menjalankan tugas tertentu. Stored procedure digunakan untuk mempermudah pengolahan data
dengan mendekatkan kode program dengan datanya. Stored procedure biasanya disimpan dalam
sebuah nama jadi dapat diprekompilasi (Kadir, 2002).
Sebuah stored procedure dikompilasi dan lebih cepat dalam mengeksekusi batch atau
perintah.
Memproses data lewat stored procedure dilakukan pada server sehingga mengurangi
intensitas lalu lintas data network
Stored procedure menawarkan pemrograman modular hal ini karena sebuah stored
procedure dapat memanggil stored procedure yang lain.
Stored procedure bisa jadi adalah salah satu komponen penting dalam keamanan databsae.
Jika semua akses user melalui stored procedure maka semua akses langsung ke tabel dan
data dapet dikontrol.
Pada stored procedure dikenal dua macam tipe stored procedure yaitu stored procedure yang suda
ada pada sistem dan stored procedure yang dibuat oleh user. Perintah untuk membuat stored
procedure adalah sebagai berikut.
Pada stored procedure terdapat istilah parameter, parameter ini dapat melewatkan data untuk
diolah oleh stored procedure tersebut. Ini menjadikan stored procedure sangat fleksibel (Kadir,
2002).
Triggers
Trigger merupakan sebuah mekanisme kerja yang dipanggil ketika ada sebuah aksi yang terjadi
pada sebuah tabel. Aksi yang dikenali pada trigger dapat berupa statement DML bisa seperti
INSERT, UPDATE, dan DELETE atau statement DDL. Biasanya yang dieksekusi oleh trigger
adalah stored procedure.
[trigger_time] [trigger_event]
[isi triger]
2. Memperbaiki trigger atau memodifikasi trigger yang ada, maka anda akan dapat
menggunakan perintah ALTER TRIGGER.
3. Menghapus terigger yang tidak diperlukan, dapat menggunakan perintah DROP
TRIGGER.
PRAKTIKUM
User-defined functions
Untuk lebih memahami tentang User defined function, tulislah perintah berikut!
DELIMITER //
CREATE FUNCTION tambah (angka1 INT, angka2 INT)
RETURNS INT
BEGIN
RETURN angka1 + angka2;
END; //
DELIMITER ;
Stored Procedures
Untuk lebih memahami tentang Stored procedure, tulislah perintah dibawah ini !
DELIMITER //
CREATE procedure Latihan ( OUT nilai INT )
BEGIN
DECLARE nilai_a INT;
SET nilai_a = 50;
label1: WHILE nilai_a <= 200 DO
SET nilai_a = nilai_a * 2;
END WHILE label1;
SET nilai = nilai_a;
END; //
DELIMITER ;
Setelah selesai membuat Stored procedure, anda dapat menjalankan perintah diatas dengan
perintah sebagai berikut:
Selanjutnya akan mencoba mempraktekkan penggunaan parameter pada stored procedure dengan
mengunakan basis data ”Toko”, pertama tulislah perintah dibawah ini !
DELIMITER //
CREATE PROCEDURE cr_nm_barang (stok INT)
BEGIN
SELECT * FROM toko.barang
WHERE Stok_Barang = stok;
END; //
DELIMITER ;
Pada perintah diatas akan terelihat data pada tabel Pembelian dengan Jumlah_Barang yang
berjumlah 1 sampai 2, dan lihatlah hasilnya pada gambar dibawah ini.
Trigger
Buat sebuah trigger mengunakan basis data Toko. Untuk membuat sebuah trigger gunakan perintah
dibawah ini!
DELIMITER //
CREATE TRIGGER Stockbarang
AFTER INSERT
ON pembelian FOR EACH ROW
BEGIN
UPDATE barang SET barang.Stok_Barang = barang.Stok_Barang
+ NEW.Jumlah_Pembelian
WHERE barang.ID_Barang=NEW.ID_Barang;
END;
Apabila pembuatan Trigger ini sukses, maka pada navigator anda akan melihat tampilan yang sama
seperti gambar berikut ini.
Pada perintah diatas akan dibuat sebuah trigger dengan nama Stockbarang dimana trigger tersebut
akan terpicu jika ada perubahan di tabel Pembelian. Pada pembuatan trigger ini bertujuan untuk
merubah nilai Stok_Barang pada tabel Barang dengan menambahkan nilai Stok_Barang yang
sekarang dengan jumlah barang yang dibeli (Jumlah_Pembelian). Perhatikan pada perintah diatas
terdapat kata ins e rte d, ini merupakan logika yang digunakan untuk menyimpan data yang
memicu terjadinya trigger, dalam hal ini nilai data yang dimasukkan (insert) kedalam tabel
pembelian, selain ins e rte d, tabel logika lainnya adalah de le te d, tabel logika ini digunakan untuk
trigger yg terpicu dengan kejadian de lete.
Perhatikan gambar dibawah ini, gambar dibawah ini merupakan gambar pada saat menginsertkan
data pada tabel Barang saat trigger belum dibuat, yaitu kondisikan nilai Stok_Barang dalam
kondisi default 0.
Untuk mengetahui apakah trigger yang dibuat tadi bisa berjalan, coba menginsertkan data pada
tabel Pembelian.
Pada saat menuliskan perintah diatas maka akan terlihat message dibagian bawah seperti gambar
diatas yang artinya ketika menuliskan perintah diatas maka secara otomatis akan menginsertkan
data sekaligus kedalam tabel Pembelian dan tabel Barang.
Anda akan melihat hasil pada tabel Pembelian dan tabel Barang seperti gambar dibawah ini.
Pada gambar diatas terlihat nilai pada Stok_Barang sudah terisi sesuai dengan jumlah pembelian
yang dimasukkan pada perintah Insert tabel Pembelian diatas.
TUGAS
1. Buatlah sebuah stored procedure pada basis data “Mahasiswa” yang anda buat untuk
menampilkan semua data mahsiswa berdasarkan ketua jurusannya!
2. Buatlah stored procedure yang akan mencari nama ketua jurusan dengan nama tertentu!
3. Buatlah sebuah trigger pada basis data “Mahasiswa”!
4. Apakah perbedaan antara stored procedure dengan fungsi?
DAFTAR PUSTAKA
Alam.J, M. Agus. 2005, Pemrograman Transact-SQL pada SQL Server 2005, Elexmedia
Komputindo, Bandung;
Kadir, Abdul. 2002. Penuntun Praktis Belajar SQL, Penerbit Andi Yogyakarta.
Octaviani, HS. 2010, SQL Server 2008 Express, Penerbit Andi, Yogyakarta
Rosa dan Shalahuddin, M. 2013. Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur Dan Berorientasi Objek.
Informatika. Bandung
Silberschatz, A., Korth, H., dan Sudarshan, S., 2011, Database System Concepts 6th Edition,
McGraw-Hill
w3school.com