Analisis Kondisi Lingkungan Terhadap Masyarakat Rentan (Projek) - Muhammad Eliazar Al-Fatih

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 18

PROJEK KEPERAWATAN HOLISTIK

ANALISIS KONDISI LINGKUNGAN


TERHADAP MASYARAKAT RENTAN

Dosen Pembimbing :
Megah Adriyani, Ph.D

Disusun oleh :
Muhammad Eliazar Al-Fatih
22020122130073
A22.1

DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan laporan karya ilmiah tepat pada waktunya.
Adapun judul dari laporan karya ilmiah adalah “Analisis Kondisi Lingkungan
Terhadap Masyarakat Rentan”.
Pada kesempatan kali ini, Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Megah Adriyani, Ph.D selaku dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan
Holistik yang telah membimbing Penulis untuk menyelesaikan laporan karya
ilmiah. Selain itu, Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan karya ilmiah.
Penulis melakukan wawancara kepada individu yang memiliki lingkungan
tidak sehat atau buruk, dengan menghubungkan teori keperawatan yang ada, dan
merefleksikan diri bagaimana menjadi seorang perawat yang holistik.
Penulis menyadari bahwa dalam menulis laporan karya ilmiah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
diharapkan dapat membuat laporan karya ilmiah ini menjadi lebih baik serta
bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Semarang, 15 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................ 2
BAB II PENGELOLAAN KASUS ........................................................................ 3
2.1 Hasil Wawancara ........................................................................................... 3
2.2 Analisis Kasus ............................................................................................... 5
2.3 Rencana Penyelesaian Masalah ..................................................................... 6
BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................... 8
3.1 Kajian Berdasarkan Teori .............................................................................. 8
3.2 Paradigma Keperawatan Menurut Florence Nightingale ............................ 10
3.2.1 Manusia................................................................................................. 10
3.2.2 Lingkungan ........................................................................................... 10
3.2.3 Kesehatan .............................................................................................. 11
3.2.4 Keperawatan ......................................................................................... 11
3.3 Pengelolaan Kasus Berdasarkan Teori ........................................................ 11
3.4 Refleksi Diri ................................................................................................ 11
3.5 Rencana Pengembangan Diri ...................................................................... 12
BAB IV KESIMPULAN ...................................................................................... 13
4.1 Kesimpulan .................................................................................................. 13
4.2 Saran ............................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makhluk hidup merupakan organisme yang dapat mempertahankan
dirinya dari berbagai bentuk perubahan lingkungan, banyak cara positif
yang dapat dilakukan untuk mempertahankan hidupnya, salah satunya
manusia yang mempertahankan hidupnya dengan memperhatikan segala
kebutuhan primernya tetapi ada sebagian kelompok manusia yang sulit
untuk mempertahankan hidupnya yaitu kelompok rentan, kelompok rentan
adalah kelompok yang tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup yang layak
dan perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah dan orang sekitar.
Dalam Pasal 5 ayat (3) Undang-Undang No.39 tahun 1999
dijelaskan bahwa setiap orang yang termasuk masyarakat rentan berhak
memperoleh perlakuan dan perlindungan lebih berkenan dengan
kekhususannya dan yang termasuk kelompok rentan adalah lansia, anak-
anak, fakir-miskin, wanita hamil, dan penyandang cacat. Tetapi apakah
kelompok rentan ini dapat memperoleh dan mempertahankan hidupnya
dengan baik? Apa tindakan pertahanan yang dilakukan dari kelompok
rentan untuk bertahan hidupnya.
Di indonesia sendiri banyak sekali beragam masalah pada kelompok
rentan, dari masalah biologis, psikologis, spiritual hingga masalah
sosialnya, tetapi dengan itu apakah kita memahami dan peduli dari sekian
banyak kelompok rentan tentang masalah kondisinya.
Sebagai calon perawat juga nantinya harus mengerti dengan kondisi
kliennya, mengerti dalam biologis, psikologis, spiritual hingga kondisi
keadaan sosialnya.
Oleh karena itu penulis mengambil topik ini untuk meneliti lebih
dalam tentang kondisi pada masyarakat rentan, Penulis mewawancarai
narasumber lansia dengan jenis kelamin perempuan pada tanggal 18
November 2022 di Pasar Damar Jalan Damar Terusan Padangsari,

1
Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Dengan
usianya yang 65 tahun beliau masih bisa untuk bekerja keras untuk
memenuhi kebutuhan primernya, beliau berasal dari purwodadi yang
merantau ke semarang. Dengan pekerjaan yang menurut Penulis kurang
baik karena lingkungan pekerjaannya yang kurang sehat.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami kondisi fisik dari lansia tersebut
2. Mengetahui bagaimana lansia menjalani kehidupannya
3. Mengetahui apa penyebab/pengaruh terhadap masalah yang dialami
4. Mengetahui tindakan awal lansia dengan suatu penyakit
5. Menganalisis kasus dan mencoba untuk menyelesaikan

2
BAB II
PENGELOLAAN KASUS
2.1 Hasil Wawancara
Saya mewawancarai Ibu Sulastri pada tanggal 18 November 2022
Pukul 15.14 bertempat di depan Pasar Damar Jalan Damar Terusan
Padangsari, Kecamatan Banyumanik. Ibu Sulastri adalah lansia kelahiran
1957 yang sekarang berusia 65 tahun, Ibu Sulastri mempunyai tiga anak
yaitu anak pertama perempuan dan sudah menikah mempunyai empat anak
kemudian dua anak laki-laki yang kelahirannya tahun 2000 dan 2003.
Tempat lahir Ibu Sulastri di Purwodadi tepatnya di Kabupaten Grobogan
Desa Lajer Kecamatan Penawangan, Pada tahun 2000 Ibu Sulastri
berpindah/merantau ke kota semarang tepatnya di Padangsari, Kecamatan
Banyumanik, Ibu Sulastri mengikuti temannya untuk bekerja dan merantau
bersama dengan bos rongsokan, bos rongsokannya hanya menyediakan
tempat untuk Ibu Sulastri tidur saja, sedangkan untuk kebutuhan primer
seperti makan dan minum Ibu Sulastri harus memenuhinya dengan uang
sendiri.
Ibu Sulastri merantau ke semarang untuk bekerja sebagai pengambil
rongsokan dari tahun 2000 sampai saat ini, memang pekerjaan ini banyak
di pandang buruk oleh masyarakat karena tempat dan penghasilannya cukup
kurang serta pekerjaannya pun kurang baik secara kesehatan, tetapi Ibu
Sulastri tetap sangat bersyukur dan mengerjakan pekerjaannya dengan
penuh tulus dan maksimal, kegiatan sehari-hari Ibu Sulastri sama seperti
lansia pada umunya, pagi sampai sore bekerja dan dilanjutkan istirahat
dimalam hari, tetapi pekerjaan Ibu Sulastri ini bertempat di lingkungan yang
kurang sehat dan juga Ibu Sulastri masih belum bisa menjaga kebersihan
badannya. Ibu Sulastri ini merupakan sosok yang pekerja keras dan selalu
ingat maha penciptanya, ia selalu mengingatkan kepada anak-anaknya dan
orang yang ada di sekelilingnya untuk taat beribadah, pada saat itu juga saya
di ingatkannya oleh Ibu Sulastri untuk taat beribadah ia mengatakan bahwa
“Umur, Rezeki, Kesehatan itu sudah di atur semua oleh Allah SWT, Kamu

3
muslim kan? Jangan tinggalkan sholatnya ya, harus dikerjakan karena Allah
yang memberi semua nikmat di dunia ini”.
Keluarga Ibu Sulastri alhamdulillah sehat selalu, ketiga anaknya
berada di kota semarang, tempat tinggal anak pertama dari Ibu Sulastri
mengontrak di semarang bawah bersama suaminya serta anak kedua dan
ketiga Ibu Sulastri, rumah kontrakan rumah dari ketiga anaknya cukup
lumayan jauh dari tempat tinggal Ibu Sulastri di semarang. Anaknya juga
selalu ingat dan peduli dengan Ibu Sulastri, kedua anaknya sering
mengunjungi Ibu Sulastri di tempat pekerjaannya untuk memberi makanan
dan bertemu dengan Ibunya, begitu juga sebaliknya, Ibu Sulastri sering
mengunjungi ke kontrakan anaknya untuk menengoknya.
Perbedaan lingkungan dari tempat asal Ibu Sulastri dengan tempat
tinggal yang sekarang, ia mengatakan dari sisi transportasinya, melihat dari
kendaraan ketika ingin bepergian, ia merasa jika di purwodadi memakan
banyak uang untuk bepergian, karena transportasi yang kurang tidak seperti
di semarang, Ibu Sulastri merasa bahagia berada di semarang karena
biayanya yang murah dan terjangkau, Ibu Sulastri juga mengunjungi anak-
anaknya menggunakan transportasi Trans Semarang ia mengatakan
transportasi tersebut cukup murah harganya, serta teman-teman dari Ibu
Sulastri juga sangat ramah dan baik sekali kepada Ibu Sulastri.
Ibu Sulastri tidak mempunyai Riwayat Penyakit yang serius, namun
Ibu Sulastri sering merasakan sakit pada kepalanya, tetapi ketika dirinya
terdampak penyakit Ibu Sulastri terkadang menyepelehkan penyakitnya,
Selama Ibu Sulastri sakit, tindakan awal yang dilakukan langsung untuk
membeli obat di apotek dan mengonsumsi obatnya, ia merasa jika dirinya
mengonsumsi obat perubahan pada dirinya jauh lebih baik bahkan langsung
bisa sembuh ketika mengonsumsi obatnya, Ibu Sulastri ketika sakit kadang
meminta tolong anaknya untuk mengerok badannya, ia juga merasa lebih
baik ketika di kerok, Ibu Sulastri jika terdampak penyakit yang cukup serius
dirinya langsung segera menuju puskesmas/rumah sakit terdekat.

4
Penghasilan Ibu Sulastri seharinya 30.000-40.000 begitupun harus
mengumpulkan barang bekas seperti botol minum plastik, kardus, besi dan
lain-lain tergantung pada banyaknya barang yang di dapatkan. Ibu Sulastri
mencari barang tersebut biasanya di depan Pasar Damar tepatnya di tempat
pembuangan sampah, ia mencari barangnya di tumpukan sampah yang ada
di tempat tersebut, Ketika barang yang dicarinya habis Ibu Sulastri biasanya
menunggu sampai kedatangan orang yang membuang sampah untuk
mencari barang yang dicarinya. Ibu Sulastri sering sekali merasa lelah
karena ia harus bekerja setiap hari untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Ibu Sulastri juga mendoakan kepada teman-teman semua agar tetap
sehat, diberikan umur panjang, dilancarkan kuliahnya, dipermudahkan
rezekinya, dan begitupun sebaliknya, saling mendoakan dari saya kepada
Ibu Sulastri.

2.2 Analisis Kasus


Analisis kasus pada saat melakukan wawancara tersebut :
Ibu Sulastri merupakan lansia yang merantau 22 tahun di kota semarang,
Saya menganalisis kasus Ibu Sulastri dengan aspek berikut, Dalam aspek
biologis, Ibu Sulastri mempunyai anggota tubuh yang lengkap dan masih
berfungsi dengan baik semua, Namun ia masih belum bisa menjaga
kebersihan tubuhnya, pada aspek kognitif Ibu Sulastri memiliki pola
berpikir yang baik dan cepat tanggap. Dalam aspek psikologi, ibu Sulastri
sering sekali mengalami sakit di bagian kepala, karena memikirkan faktor
ekonomi dan terlalu lelah harus bekerja setiap hari. Kemudian pada aspek
sosial, Ibu Sulastri suka mengobrol dengan orang lain, pada saat mengobrol
biasanya Ibu Sulastri bercerita tanpa henti dan untuk lingkungan
pertemanan Ibu Sulastri sudah baik, banyak yang mendukung serta peduli
juga dengan Ibu Sulastri. Aspek Kultural pada Ibu Sulastri ketika awal sakit
tindakan dalam proses penyembuhannya Ibu Sulastri langsung menuju
apotek untuk membeli dan mengonsumsi obat, ia merasa dengan
mengonsumsi obat ini keadaannya akan semakin lebih baik dan sembuh.

5
Aspek Spiritual Ibu Sulastri sangat mempercayai Allah bahwa Umur, Sehat,
Rezeki dan Nikmat diberikan semuanya oleh Allah, dan Ibu Sulastri pun
masih lancar dalam beribadah.
Ibu Sulastri juga memiliki semangat dan optimis untuk sembuh dari
penyakit, namun terkadang ia sering menyepelehkan penyakitnya.
Kasus pada saat wawancara yang saya point kan yaitu :
1. Tidak bisa menjaga kebersihan badan
2. Hanya bekerja sebagai pengambil rongsokan
3. Sering merasakan sakit kepala
4. Terkadang menyepelehkan penyakit
5. Memiliki semangat dan optimis sembuh ketika sakit

2.3 Rencana Penyelesaian Masalah


Sebagai lansia yang berusia 65 tahun dan masih bekerja dengan
pekerjaan yang lingkungannya kurang sehat. Ibu Sulastri tidak bisa menjaga
kebersihan badannya, pada saat wawancara di poin ini saya menyarankan
dan mengingatkan Ibu Sulastri untuk tetap menjaga kebersihan badannya.
Ibu Sulastri hanya bekerja sebagai pengambil rongsokan, pada poin
ini juga saya menyarankan untuk mencari pekerjaan tambahan atau
mengganti pekerjaannya karena dari lingkungan yang tidak sehat dan
penghasilan yang tidak menentu, dengan memiliki pekerjaan yang banyak
juga akan mendapatkan penghasilan yang lebih dan dapat memperluas relasi
karena mempunyai teman yang banyak.
Ibu Sulastri sering merasakan sakit kepala, pada point ini saya
menyarankan dan mengingatkan untuk beristirahat yang cukup dan
perbanyak minum air putih supaya tidak dehidrasi.
Ibu Sulastri terkadang menyepelehkan penyakit saat dirinya sakit,
point ini saya menyarankan untuk tidak menyepelehkan penyakit dan
mengingatkan untuk tetap cepat dalam melakukan tindakan saat terdampak
penyakit, disarankan untuk langsung segera menuju ke rumah sakit dan

6
diperiksa penyakitnya serta meminta tolong kepada temannya untuk
membantu ke rumah sakit/membeli obat di apotek.
Ibu Sulastri mempunyai semangat dan optimis sembuh ketika sakit,
point ini saya mengingatkan untuk tetap membersamainya dengan tindakan.

7
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kajian Berdasarkan Teori
Adapun penguraian kasus pada prinsip teori Florence Nightingale :
"Teori Keperawatan" Florence Nightingale berfokus pada lingkungan saat
memberikan asuhan perawatan seperti Sirkulasi udara, kebersihan, tata
ruang, lingkungan terkendali atau memodifikasi sebagai kenyamanan
untuk mendukung keadaan sehat pasien. Komponen lingkungan meliputi
lingkungan fisik, lingkungan psikologis dan Sosial. Keadaan juga berperan
dalam proses tersebut.
Menurut Florence, Lingkungan mengambil peran dalam proses
Keperawatan, karena perawat tidak hanya mempertimbangkan Obat atau
mengobati luka, tetapi melihat pasien secara holistik termasuk
kenyamanan pasien. Florence Nightingale membagi lingkungan menjadi
tiga komponen, diantaranya yaitu :
• Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik adalah lingkungan sekitar yang mempengaruhi
kondisi kesehatan yang mencakup ventilasi, kebersihan, penerangan
dan rumah sehat. Lingkungan fisik dapat berubah menjadi sarang
penyakit karena faktor seperti suhu tidak stabil, lembab, dan
pencahayaan yang kurang.
• Lingkungan Psikologis
Lingkungan internal yang berasal dari diri sendiri, kondisi emosi atau
mental yang seimbang yang baik akan memberikan dampak emosi yang
positif, begitu pula sebaliknya.
• Lingkungan Sosial
Lingkungan dimana kita berinteraksi ataupun bersosialisasi dengan
orang lain, lingkungan sosial dalam kesehatan berkaitan dengan
pencegahan penyakit, ketika kita berada di lingkungan manusia yang
kurang sehat, potensi tertular penyakitnya akan berpengaruh ke kita.

8
Ada 13 Aspek intervensi lingkungan menurut Florence Nightingale
yaitu :
1. Ventilasi dan kehangatan
Menciptakan dan menjaga sirkulasi udara yang tetap stabil atau tidak
terlalu dingin maupun panas. Sirkulasi Ibu Sulastri tidak sehat karena
bisa melihat dari lingkungan
2. Kondisi rumah sehat
Pastikan menciptakan kondisi rumah yang sehat dengan memperhatikan
lima hal yaitu udara bebas polusi, air bersih, pengairan yang efektif,
lingkungan terhindar dari sarang penyakit atau debu, dan cahaya
matahari dapat masuk.
3. Pengaturan managemen
Aspek ini berhubungan dengan peran perawat yang hadir untuk
melakukan perawatan seperti memantau keadaan pasien, memastikan
pasien dalam kondisi aman.
4. Kebisingan
Polusi suara dapat menyebabkan ketidaknyamanan untuk istirahat dan
pasien akan merasa terganggu. Ibu Sulastri di tempat pekerjaannya
sangat berisik karena tempatnya yang dipinggir jalan sehingga banyak
orang yang melewati.
5. Variasi ruang perawat
Ketataan ruang dapat diperhatikan agar pasien tidak merasa bosan dan
apabila pasien di rawat rumah tata ruang dapat diubah sesuai dengan
kenyamanan tetapi tetap memperhatikan aspek rumah sehat.
6. Asupan makanan
Memperhatikan makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh pasien,
apakah yang dikonsumsinya berbahaya bagi kesehatannya atau tidak.
7. Makanan
Memberikan makanan atau minuman yang sesuai dengan kebutuhan
pasien dan dengan harus memahami kesesuaian kondisi kesehatan
pasiennya.

9
8. Tempat istirahat
Pastikan pasien mempunyai tempat tidur yang nyaman, bersih, dan alas
tempat tidur yang rutin diganti.
9. Pencahayaan
Pastikan pencahayaan pada pasien cukup, maksud dari pencahayaannya
adalah cahaya matahari atau sinar lampu.
10. Kerapian ruangan
Harus menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman.
11. Kebersihan diri
Menjaga kebersihan diri seperti mandi dua kali sehari, menggunakan
pakaian bersih, mencuci tangan sebelum makan, serta memotong kuku
yang panjang. Ibu Sulastri belum bisa menjaga kebersihan dirinya.
12. Berikan dukungan dan saran
Hindari perkataan yang tidak bermakna, berikan saran atau dukungan
untuk membangkitkan semangat sehingga akan membuat kondisi
pasien menjadi baik. Wajah Ibu Sulastri ketika diberi berupa dukungan
ataupun saran, Ibu Sulastri berubah semakin ceria dan berterimakasih.
13. Observasi status kesehatan
Melakukan observasi dan mendokumentasikannya.

3.2 Paradigma Keperawatan Menurut Florence Nightingale


3.2.1 Manusia
Ibu Sulastri sering mengalami sakit kepala karena lelah setiap hari
harus bekerja untuk memenuhi kebutuhannya, Ibu Sulastri masih bisa
makan dengan uang yang didapatkan, tetapi jarang meminum air.
Proses timbal balik dari lingkungan pekerjaannya yang berpengaruh
terhadap status kesehatan.
3.2.2 Lingkungan
Ibu Sulastri memiliki lingkungan teman dan keluarga yang baik dan
saling peduli, namun lingkungan pekerjaannya kurang sehat dalam
temperatur dan ventilasinya tidak stabil.

10
3.2.3 Kesehatan
Ibu Sulastri mempunyai semangat dan optimis yang tinggi dalam
bekerja dan meningkatkan kesembuhannya, ketika sakit ia langsung
membeli obat dan mengonsumsinya. Namun ia terkadang
menyepelehkan penyakitnya.
3.2.4 Keperawatan
Penulis sebagai yang mewawancarainya memberikan bantuan
kepada Ibu Sulastri dengan memberikan saran dari masalah
lingkungan pekerjaannya, dan memberi masukan atas masalah yang
ada serta tak lupa untuk mengingatkan menjaga kebersihannya.

3.3 Pengelolaan Kasus Berdasarkan Teori


Dalam kasus ini, lingkungan pasien memberikan dampak pada
kondisi pasien, karena lingkungan ini dapat berubah kapan saja, Lingkungan
yang baik atau lingkungan yang sehat adalah lingkungan yang mempunyai
kestabilan tempat seperti stabil pada suhunya, tidak lembab dan
pencahayaannya yang cukup. Lingkungan juga dapat dipengaruhi oleh
perilaku manusia, kita sebagai manusia seharusnya menjaga lingkungan
dengan baik agar tidak memberikan dampak buruk bagi orang lain,
Lingkungan yang buruk atau tidak sehat adalah lingkungan yang kondisinya
kotor dan tercemar, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dampak
dari lingkungan yang buruk ini bisa mengakibatkan kematian.
Jadi seharusnya kita mulai bisa untuk menjaga lingkungan dengan
memperhatikan 3 faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kondisi
pasien dan 13 aspek pada teori Florence Nightingale.

3.4 Refleksi Diri


Saya merasa bisa menjadi pendengar yang baik saat mewawancarai
pasien, Dapat memilih kata untuk tidak menyinggung perasaan pasien,
bersikap ramah, sopan, tetapi saya masih merasa terlalu banyak bertanya
yang akan membuat pasien tidak nyaman, saya masih belum mengetahui

11
bagaimana cara memecahkan suasana yang canggung dan bagaimana
caranya menegur pasien jika cerita yang diceritakan tidak sesuai dengan
pertanyaan yang diberikan.

3.5 Rencana Pengembangan Diri


Untuk menjadi calon perawat yang baik, Anda harus memiliki sikap
profesional yang harus ditanamkan sejak dini. Nilai-nilai profesi
keperawatan menjadi dasar fundamental untuk berkomunikasi dengan klien.
Mahasiswa keperawatan diharapkan menjadi perawat profesional, dan
mahasiswa dapat terus mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan
untuk mencapai keunggulan pribadi dan profesional dalam profesi
keperawatan. Kualitas personal dan kualitas profesional perawat sangat
mempengaruhi kualitas pelayanan rumah sakit. Selain itu, kondusif untuk
pengembangan diri dan peningkatan kualitas diri yang lebih baik, sehingga
dapat menjaga citra perawat di mata masyarakat. Oleh karena itu, sebagai
mahasiswa keperawatan harus mulai menanamkan nilai-nilai keprofesian.
Sebagai calon perawat yang nantinya akan praktik asuhan
keperawatan kepada pasien yang berbeda-beda dan harus mengetahui
pengetahuan secara kognitif, empiris, etika dan pastinya pengetahuan yang
kita miliki.
Dalam hal ini penulis masih banyak kekurangan dalam karakter dan
sikap profesional yang seharusnya dimiliki oleh perawat. Maka cara
budidaya yang penulis sendiri adalah :
1. Belajar bagaimana cara berkomunikasi dengan baik dan efektif
2. Berlatih mengendalikan emosi dan selalu mendengar dan diam ketika
pasien berbicara walaupun diluar dari topik yang ditanyakan
3. Mempelajari dan memperbanyak ilmu pengetahuan dari keperawatan
dan non keperawatan.
4. Melatih untuk memecahkan suasana yang canggung
5. Mengimplementasikan tiap teori-teori yang ada di Keperawatan.

12
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Perawat yang professional diharuskan untuk melakukan pelayanan
yang optimal dengan menerapkan karakter yang baik sebagai seorang
perawat holistik. Pada Ibu Sulastari yang memiliki Lingkungan tidak baik
atau tidak sehat, saya sebagai pewawancara memberikan sebuah dukungan
kepada Ibu Sulastri untuk tetap semangat dan mendoakan agar tetap sehat
dan dijauhkan dari ketepurukan hal-hal yang negative dan penulis
menerapkan teori Florence Nigthingale untuk melihat kondisi lingkungan
dari Ibu Sulastri.
Penulis atau mahasiswa keperawatan dapat terus mengembangkan
diri yang dibutuhkan agar memenuhi kualitas pribadi dan professional
dalam profesi perawat. Nilai profesional dalam keperawatan menjadi suatu
pondasi dasar untuk berkomunikasi kepada klien. Selain itu, hal tersebut
berguna untuk mengembangkan diri menjadi lebih baik dan meningkatkan
kualitas diri agar citra sebagai perawat nantinya tetap terjaga dihadapan
masyarakat. Oleh karena itu sebagai mahasiswa keperawatan harus mulai
menanamkan nilai - nilai profesionalisme dari sekarang.
4.2 Saran
Saran untuk mahasiswa khususnya calon tenaga kesahatan, pelajari
lebih banyak dan pahami lebih dalam tentang teori pada keilmuannya, dan
tidak lupa untuk mengimplementasikannya, karena kita sebagai calon
tenaga kesehatan butuh dasar yang kuat untuk memberikan bantuan dalam
proses penyembuhan pasien, selalu jaga lingkungan sekitar, karena
lingkungan yang baik dan buruk berasal dari kita, dan lingkungan
merupakan awal dari penyebab kondisi kita yang bisa menjadi sarang
penyakit. Oleh karena itu mari jaga lingkungan untuk kesehatan bersama.

13
DAFTAR PUSTAKA
Risnah and Irwan, M. (2021) Falsafah Dan Teori Keperawatan Dalam Integrasi
Keilmuan. Diakses dari: http://repositori.uin-
alauddin.ac.id/17880/1/Buku_FALSAFAH DAN TEORI
KEPERAWATAN DALAM INTEGRASI KEILMUAN OK.pdf.
Lestari, L. Ramadhaniyati. (2018). Falsafah dan Teori Keperawatan. Yogyakarta:
Pustaka belajar.

14
LAMPIRAN

15

Anda mungkin juga menyukai