LKPD Fisika Kelas X SMK
LKPD Fisika Kelas X SMK
LKPD Fisika Kelas X SMK
FISIKA
UNTUK SMK KELAS X
Di susun oleh
Nenny Nurjanah, ST
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
ii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
iii
Nenny Nurjanah, ST Fisika
BAB 1
BESARAN DAN PENGUKURAN
Standar Kompetensi:
Mengukur besaran dan menerapkan satuannya
Kompetensi Dasar:
Menguasai konsep besaran dan satuannya
Menggunakan alat ukur yang tepat untuk mengukur suatu besaran fisis
2. Besaran Turunan
Besaran turunan adalah besaran yang diperoleh dengan cara menurunkan
dari besaran pokok
1
Nenny Nurjanah, ST Fisika
3. Dimensi Besaran
5. Sistem Besaran
Sistem Internasional
Besaran Satuan (dalam SI) Satuan Baku
Gaya newton (N) kg m / s2
Tekanan pascal (Pa) kg / m s2
Energi joule (J) kg m2 / s2
Frekuensi hertz (Hz) 1 / s atau s-1
Hambatan Listrik ohm (Ω) Kg m / A s3
2
Nenny Nurjanah, ST Fisika
6. Satuan Baku
Satuan Nama Satuan Nilai Satuan Baku
mm Millimeter 1 x 10-3 m
cm Centimeter 1 x 10-2 m
dm Desimeter 1 x 10-1 m
m Meter
dam Dekameter 1 x 10 m
hm Hectometer 1 x 102 m
km Kilometer 1 x 103 m
µm Micrometer 1 x 10-6 m
Nm Nanometer 1 x 10-9 m
Aº angstrom 1 x 10-10 m
pm picometer 1 x 10-12 m
a. Kecepatan
b. Gaya
c. Tekanan
d. Massa jenis
e. Energi
3
Nenny Nurjanah, ST Fisika
B. PENGUKURAN
Beberapa jenis alat ukur yaitu seperti dituliskan dalam tabel berikut
Besaran Alat ukur
Meteran, mistar, jangka sorong,
Panjang
mikrometer skrup.
Massa Timbangan, neraca
Waktu Jam, stopwatch
Kuat arus listrik Amperemeter
Suhu Termometer
Tegangan listrik Voltmeter
Hambatan listrik Ohmmeter
Volume Gelas ukur
Gaya Dinamometer
Massa jenis zat cair Higrometer
Dan lain-lain Dan lain-lain
2. Pengukuran Panjang
a. Menggunakan Mistar
Nilai skala terkecil yang dimiliki oleh mistar adalah 1 mm dan skala
utamanya adalah 1 cm
3. Pengukuran Massa
a. neraca pegas
b. neraca Tuas
5
Nenny Nurjanah, ST Fisika
Neraca Tiga Lengan (Ohaus) Neraca Dua Lengan
6
Nenny Nurjanah, ST Fisika
c. Pengukuran Waktu
a. Jam
Jam tangan analog Jam tangan digital
b. Stopwatch
Stopwatch Analog Stopwatch Digital
7
Nenny Nurjanah, ST Fisika
5. Hasil pengukuran jangka sorong yang di tunjukkan pada skala berikut adalah
...
C. MENGUKUR
1. Angka Penting
Yaitu semua angka yang digunakan untuk menyatakan hasil pengukuran, baik
angka pasti maupun angka taksiran
8
Nenny Nurjanah, ST Fisika
pengukuran atau perhitungan
a. Kesalahan kalibrasi
Yaitu kesalahan dalam pengukuran yang disebabkan karena
pembagian skala alat ukur yang tidak tepat. Hal ini dapat terjadi akibat
keadaan alat ukut itu sendiri yang sudah tidak baik akibat pengaruh
usia, suhu, kelembaban, atau hal lainnya.
d. Kesalahan Paralaks
yaitu kesalahan dalam pengukuran akibat pandangan
(penglihatan) si pengukur tidak pada posisi yang tepat
10
1N × å x å x N 1
2
2
x
N
Nenny Nurjanah, ST Fisika
b. Data berulang
Data berulang yaitu data yang diperoleh dari hasil pengukuran
yang dilakukan secara berulang-ulang. Nilai x dari hasil pengukuran
tersebut merupakan nilai rata-rata, sedangkan nilai ∆x dihitung dengan
rumus:
No X X
2
1
2
3
4
N=4 Σx Σx2
11
Nenny Nurjanah, ST Fisika
Σx2 = jumlah seluruh nilai hasil pengukuran setelah dikuadratkan Latihan Soal Mengukur
1. Sebuah kubus mempunyai sisi 16,5 cm. Volume kubus tersebut adalah…
Hasil pengukuran panjang dan lebar suatu pelat adalah 11,25 m dan 4,6
m. Menurut aturan angka penting luas lantai adalah…
2. logam diperoleh hasil panjang 1.5 m dan lebar 1.25 m. Luas plat menurut
satuan angka penting adalah …
3. Suatu batang logam panjangnya terukur sebesar 2,76 m. dan logam lainnya
5,5 m. panjang total kedua batang logam tersebut menurut aturan angka
penting adalah . . .
4. Nilai 6,023 jika dibulatkan sebesar 3 angka, menjadi . . .
5. Kesalahan pengukuran akibat cara pandang yang kurang pas, dinamakan . . .
6. Kesalahan titik nol yaitu kesalahan pengukuran akibat keadaan alat yang
pada posisi awal, skalanya tidak tepat menunjuk ke titik nol. Kesalahan ini
dapat diantisipasi dengan cara . . .
7. Nilai 2055 jika dibulatkan sebesar 3 angka, menjadi . . .
8. Rumus dimensi daya (satuan: kg m2 / s3) adalah …
10. 2 mm + 4000 µm =............m
11. tuliskan hasil pengukuran mikrometer sekrup berikut lengkap dengan ketelitiannya!
12. Dari hasil pengukuran panjang, lebar dan tinggi suatu balok adalah 5,70 cm, 2,45
cm dan 1,62 cm. Volume balok dari hasil pengukuran tersebut menurut aturan
angka penting adalah ….Cm3
13. Dari hasil pengukuran panjang batang baja dan besi masing- masing 1,257 m dan
4,12 m, Jika kedua batang disambung, maka berdasarkan aturan penulisan angka
penting, panjangnya adalah … . m
12
By Rudy Djatmiko X-2
BAB 2
GERAK DAN GAYA
Standar Kompetensi:
Menerapkan Hukum Gerak dan Gaya
Kompetensi Dasar:
Menguasai konsep gerak dan gaya
Menguasai hukum Newton
Menghitung gerak lurus
Menghitung gerak melingkar
Menghitung gaya gesek
A. GERAK LURUS
1. Jarak dan Perpindahan
Jarak: Panjang lintasan yang ditempuh
Perpindahan: jarak dari posisi awal ke posisi akhir.
2. Laju dan Kecepatan
Laju adalah besarnya jarak yang ditempuh tiap satuan waktu. Laju termasuk
besaran skalar. Besarnya laju:
Laju jarak
waktu
Laju sesaat adalah laju gerak dalam rentang waktu yang sangat kecil. Secara
metematis, besarnya:
dx
LajuSesaat
dt
perpindahan
Kecepa tan waktu
13
xx
vt
vt
By Rudy Djatmiko X-2
x
v
x0
t
Grafik v – t pada GLB t
Grafik x – t pada GLB
v v v
a atau a 2 1
t t2 t1
a = percepatan (m/s2)
v
a
v0
t t
Grafik a – t pada GLB Grafik v – t pada GLB
14
By Rudy Djatmiko X-2
1 2
x v t o at v v0 at v2 v o2 2ax
2
x = jarak (m)
t = waktu (s)
v0 = kecepatan mula-mula (m/s)
v = kecepatan (m/s)
a = percepatan (m/s2)
Terdapat dua jenis GLBB. Yaitu GLBB dipercepat dan GLBB diperlambat.
o GLBB dipercepat nilai dari percepatannya positif (a)
o GLBB diperlambat nilai percepatannya negatif (-a).
a. x
t
b. jarak
waktu
c. perpindahan
waktu
d. x
t
15
By Rudy Djatmiko X-2
e. dx
dt
A B
C
Jika jarak AB 120 m dan jarak BC
160 m, Berapa perpindahannya?
a. 100 m
b. 120 m
c. 160 m
d. 200 m
e. 280 m
16
By Rudy Djatmiko X-2
17
By Rudy Djatmiko X-2
b. 152 m
c. 155 m
d. 148 m
18
By Rudy Djatmiko X-2
b. 11
m/s
4
c. 10
m/s
4
d. 11
m/s
3
e. 11
m/s
6
19
By Rudy Djatmiko X-2
b. 20 m/s
c. 25 m/s
d. 30 m/s
e. 33 m/s
t
c t
x da
t t
e
v
20
2t 0 2 1
2t2×
0
2
By Rudy Djatmiko X-2
B. GERAK MELINGKAR
Dalam gerak melingkar dikenal Gerak Melingkar Beraturan (GMB) dan Gerak
Melingkar Berubah Beraturan (GMBB)
t
0 ×
t
b. 4 Hz
c. 5 Hz
22
By Rudy Djatmiko X-2
d. 6 Hz
e. 8 Hz
c. 1,6 m/s
d. 1,7 m/s
d. 0,8 rad/s2
25
By Rudy Djatmiko X-2
a. 10 m/s2
b. 20 m/s2
c. 30 m/s2
d. 40 m/s2
e. 50 m/s2
C. GAYA
Gaya adalah suatu dorongan, tarikan, atau perlakuan yang dapat
menyebabkan keadaan suatu benda menjadi berubah. Perubahan keadaan
tersebut meliputi:
o Perubahan bentuk, misalnya karet jika ditarik bentuknya memanjang.
o Perubahan gerakan, misalnya motor yang melaju jika direm geraknya menjadi
lambat
o Perubahan posisi, misalnya meja jika didorong dapat berpindah tempat
o dan lain-lain.
1. Hukum Newton
Hukum Newton I : “suatu benda dalam keadaan diam atau bergerak
dengan kecepatan tetap jika resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut
sama dengan nol”
å F0
Hukum Newton II: “percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang
bekerja pada suatu benda berbanding lurus dengan resultan gaya, searah
dengan resultan gaya, dan berbanding terbalik dengan massa benda”
a
åF
atau
m å Fm×
Hukum Newton III: “untuk setiap aksi, timbul reaksi yang sama besar
tetapi berlawanan arah”
aksi reaksi
2. Gaya Gesek
Gaya gesek merupakan gaya yang bekerja berlawanan arah dengan gaya
yang diberikan.
F
f
Besarnya gaya gesek(f) paling besar yaitu sama dengan besarnya gaya (F)
yang diberikan.
Jika benda bergerak saat mengalami gesekan, maka gaya geseknya
dinamakan gaya gesek kinetis(Fk).
26
By Rudy Djatmiko X-2
Fk k × N
27
By Rudy Djatmiko X-2
Jika benda diam, maka gaya gesek yang terjadi dinamakan gaya gesek
statis(Fs).
Fs s × N
N adalah gaya normal, yaitu besarnya gaya yang bekerja tegak lurus terhadap
arah gaya gesek. Pada bidang yang horizontal, besarnya gaya normal sama
dengan gaya berat benda.
Gaya gesek ada yang merugikan dan ada pula yang menguntungkan.
Contoh gaya gesek yang merugikan:
o Gesekan pada mesin menyebabkan mesin menjadi cepat panas
o Gesekan kinetis yang terjadi pada ban kendaraan menyebabkan ban
kendaraan menjadi aus
Contoh gaya gesek yang menguntungkan:
o Gaya gesek pada rem kendaraan, untuk mengurangi dan
menghentikan laju kendaraan
o Gaya gesek statis pada ban kendaraan dengan permukaan jalan,
kendaraan menjadi tidak slip saat melaju dijalan.
LATIHAN GAYA
28
By Rudy Djatmiko X-2
29
By Rudy Djatmiko X-2
30
By Rudy Djatmiko X-2
Dik:
V1 = 20 m/s
V2 = 2 m/s
T=2s
Dit:
F =.........?
Jawab:
V2 V1
a t Pertama, hitung dulu besar perlambatannya, yaitu percepatan
yang nilainya negatif
8 20
a 2
a 6 m / s2
Setelah didapat besar perlambatannya, baru dapat dihitung
Fm×a besar gayanya.
F 800 ×
(6)
F 4800 N
Jadi, besarnya gaya yang dikerahkan rem mobil adalah 4800 N, tanda minus ( - )
menunjukan arah gaya berlawanan dengan arah gerak mobil
31
By Rudy Djatmiko X-2
Fs m × as
2
as v as 2× r
r
33
By Rudy Djatmiko X-2
34
By Rudy Djatmiko X-2
SOAL-SOAL LATIHAN
35
By Rudy Djatmiko X-2
Catatan:
36
By: Rudy Djatmiko X-3
BAB 3
GERAK TRANSLASI, GERAK ROTASI, DAN
KESEIMBANGAN BENDA TEGAR
STANDAR KOMPETENSI
Menerapkan gerak translasi, rotasi, dan keseimbangan benda tegar
KOMPETENSI DASAR
Menguasai konsep gerak translasi dan rotasi
Menguasai konsep keseimbangan benda tegar
Menghitung gerak translasi dan rotasi
Menghitung keseimbangan benda tegar
A. GERAK TRANSLASI DAN ROTASI
Gerak rotasi yaitu gerak dalam arah melingkar. Pada gerak rotasi, besaran posisi
dituliskan dalam sudut. Untuk membedakan gerak translasi dengan gerak rotasi, Gerak
translasi biasanya disebut gerak Linier, sedangkan gerak rotasi disebut gerak Anguler
yang artinya sudut.
r : jari-jari (m)
37
By: Rudy Djatmiko X-3
38
By: Rudy Djatmiko X-3
8. Lintasan pentil sebuah ban motor bergerak dalam bidang datar dengan arah
yang lurus sesuai dengan …
A. C. E.
B. D.
39
By: Rudy Djatmiko X-3
F ´r
F × r × Sin( )
F×r
τ : torsi (Nm)
F : gaya (N)
r : jari-jari (m)
Ө : sudut antara arah gaya dengan perpanjangan jari-jari
Jika dihubungkan dengan momen inersia, besarnya torsi dapat juga ditulis:
I×
40
By: Rudy Djatmiko X-3
41
By: Rudy Djatmiko X-3
I = m r2
Sedangkan besarnya momen inersia benda yang berputar dengan poros pada titik
berjarak d dari pusat massa benda tersebut adalah:
I = Ip + m d2
Ip : momen inersia pada pusat massa
Besarnya momen inersia pada tiap benda berbeda-beda tergantung dari bentuk benda
dan poros putaran benda tersebut.
42
By: Rudy Djatmiko X-3
43
By: Rudy Djatmiko X-3
4. Sebuah bola pejal bila diputar dengan sumbu putar pada salah satu
sisinya adalah …
1
A. MR 2
5
5
B. MR 2
7
C. MR 2
7
D. MR 2
5
9
E. MR 2
5
A. ω 1 > ω 2
B. ω 1 = ω 2
C. ω 1 £ ω 2
D. ω 1 ³ ω 2
E. ω 1 < ω 2
6. Besaran yang merupakan perkalian antara gaya dengan jarak titik terhadap gaya
disebut ....
A. benda tegar
B. massa benda
C. momen gaya
D. momen inersia
E. rotasi benda
A. = F x ℓ
B. = F x r
C. = F . ℓ sin
D. = F . ℓ sin
E. semua salah
45
By: Rudy Djatmiko X-3
Keseimbangan translasi → å F 0 å 0 å F 0
y
; Fx ;
Keseimbangan rotasi → å 0
contoh soal
sebuah batang kayu yang panjangnya l dan beratnya W tergeletak pada posisi pada
gambar dibawah
jika = 530, dinding licin, koefisien gesek benda dengan lantai . Tentukan
besarnya agar benda tersebut seimbang !
Penyelesaian
Untuk menyelesaikan permasalahan diatas, lakukanlah langkah-langkah berikut:
1. lukislah komponen gaya-gaya yang berkerja pada benda tersebut terhadap lantai
dan dinding
D
Nd
Nd = normal benda terhadap dinding
l Nl = normal benda terhadap lantai
Fs = gaya gesek antara benda dengan lantai
NL W = berat benda (terpusat pada bagian tengah benda)
W θ
fSL L
2. selesaikan komponen gaya-gaya yang saling sejajar dan berlawanan arah untuk
menentukan keseimbangan
å F 0 x
Nd f sL 0
Nd l × Nl 0
Nd Nl × l .......................................... (i)
å F 0 x
Nl W 0
Nl W .................................................. (ii)
46
By: Rudy Djatmiko X-3
å 0
1
W× × l × cos × l × sin 0
N
d
2
1
×W × l × cos
Nd 2
l × sin
1 cos .................................. (iii)
N W
d
2 sin
W× 1 cos
×W ×
l
2 sin
1 cos
l ×
2 sin
L=I.ω
I1 . ω1 = I2. ω2
L : momentum sudut
I : momen inersia
ω : kecepatan sudut
47
By: Rudy Djatmiko X-3
A. 256 Nm
B. 200 Nm
C. 128 Nm
D. 96 Nm
E. 48 Nm
48
By: Rudy Djatmiko X-3
D. TITIK BERAT
Titik berat adalah titik pada suatu benda dimana gaya berat benda terkonsentrasi paling besar
pada titik tersebut. Umumnya titik berat benda berada pada pusat benda atau bagian tengah
benda tersebut, tapi tidak selalu seperti itu.
Koordinat titik berat benda homogen dapat ditentukan dengan rumus berikut:
X0
å xn An ; Y å yn An
0
å An å yn
X0 : koordinat titik berat sumbu-x
Y0 : koordinat titik berat sumbu-y
xn : jarak sumbu-x titik pusat massa benda ke-n
yn : jarak sumbu-y titik pusat massa benda ke-n
An : luas benda ke-n
Benda homogen adalah benda yang besar massanya tiap titik bagian benda tersebut sama
besarnya.
2. Silinder pejal 1
y 0= t
z2 2
t = tinggi silinder
z t
y0
z1
49
By: Rudy Djatmiko X-3
4. Kerucut pejal T 1
y 0= t
4
t = tinggi kerucut
t 1
V = luas alas x tinggi
3
y0 z
T’
5. Setengah bola pejal
3
y0= R
z y0 8
R = jari-jari bola
A E F B
2. Jajargenjang, belah D C 1
y 0= t
Ketupat, bujur sangkar, 2
persegi panjang. t = tinggi
t
y0
A B
3. Juring lingkaran 2 talibusurAB
y 0 = 3R busurAB
A B R = jari-jari lingkaran
z
R
y0
X
O
4. Setengah lingkaran 4R
y0 =
Y 3
R = jari-jari lingkaran
z0
R y0 X
A 0 B
50
By: Rudy Djatmiko X-3
A z B
l
2. Busur lingkaran talibusurAB
y 0= R x busurAB
R = jari-jari lingkaran
z
y
0
A R B
0
3. Busur setengah 2R
y 0=
lingkaran. Y
R = jari-jari lingkaran
z
y0
A 0 B
1. Sebuah balok kayu ditopang dengan penumpu A dan penumpu B pada bagian
bawahnya seperti pada gambar. Di atasnya diletakkan sebuah benda yang
P
A B
O
1
By: Rudy Djatmiko X-3
2
By: Rudy Djatmiko X-3
Catatan:
3
By Rudy Djatmiko X-4
BAB 4
USAHA DAN ENERGI
Standar Kompetensi:
1. Menerapkan konsep usaha, daya dan energi
Kompetensi Dasar:
2. Menguasai Konsep Usaha, Daya Dan Energi
3. Menguasai Hukum Kekekalan Energi
4. Menghitung Usaha, Daya Dan Energi
W = Usaha (joule)
WF×s F = gaya (Newton)
s = perpindahan (m)
Daya atau tenaga (power) adalah usaha yang dilakukan atau energi yang
berubah tiap satuan waktu.
W
p P = Daya (watt)
t t = waktu (sekon)
Atau
F×s
p t
5
F =30 N
60
By Rudy Djatmiko X-4
a. 300 watt
b. 2400 watt
c. 3000 watt
d. 12000 watt
e. 19200 watt
6m
besar usaha yang dilakukan untuk
menarik kotak adalah . . . joule
a. 15 joule
b. 30 joule
c. 30 3 joule
d. 90 joule
e. 90 3 joule
6
By Rudy Djatmiko X-4
e. 150 joule
a. 9 joule
b. 12 joule
c. 18 joule
d. 54 joule
e. 72 joule
B. ENERGI
Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha
1. Energi Potensial
Energi potensial adalah energi yang dimiliki oleh suatu objek akibat
keadaannya atau kedudukannya
Ep m × g × h
Ep = energi potensial (joule)
m = massa benda (kg)
2. Energi Kinetik
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki suatu g = percepatan grafitasi
benda karena geraknya.
(m/s2)
1 h = ketinggian benda
Ek ×m×v2
2 Ek = energi kinetic (joule)
v = kecepatan gerak benda
3. Energi Mekanik
Energi mekanik adalah jumlah energi potensial dan energi kinetik
Em Ep Ek
1
Em m × g × h m×v2
2
7
W
1
2
× m ×v
2
2
1v2
By Rudy Djatmiko X-4
W Ep
LATIHAN ENERGI
1. Sepeda massanya 40 kg melaju
dengan kecepatan 4 m/s. Agar
kecepatannya bertambah menjadi 10
m/s, diperlukan usaha sebesar . . . .
a. 160 joule
b. 240 joule
c. 400 joule
d. 720 joule
e. 1600 joule
9
By Rudy Djatmiko X-4
a. 24 joule
b. 48 joule
c. 96000 joule
d. 98000 joule
e. 112000 joule
10
By Rudy Djatmiko X-4
Em1 Em2
1 1
m × g × h 1 m × v1 2 m × g ×2h m ×2v2
2 2
11
By Rudy Djatmiko X-4
3.
Sebuah benda massanya 100 gram
meluncur pada lintasan menanjak
seperti pada gambar hingga berhenti
13
By Rudy Djatmiko X-4
d. 2.4 m
e. 3.2 m
a. 5 m/s
b. 18 m/s
2 c. 18 m/s
d. 20 m/s
e. 22 m/s
14
By Rudy Djatmiko X-4
Catatan:
15
By Rudy Djatmiko X-5
BAB 5
MOMENTUM DAN IMPULS
STANDAR KOMPETENSI
Menerapkan konsep impuls dan momentum
KOMPETENSI DASAR
Mengenali jenis tumbukan
Menguasai konsep impuls dan hukum kekekalan momentum
Menerapkan hubungan impuls dan momentum dalam perhitungan
A. MOMENTUM
Momentum merupakan suatu besaran yang dimiliki oleh benda yang memiliki massa dan
bergerak
Momentum ialah: Hasil kali massa sebuah benda dengan kecepatan.
Pm×
LATIHAN MOMENTUM
16
By Rudy Djatmiko X-5
6. Andi massanya 60 kg melompat ke perahu yang diam dan massanya 180 kg.
Jika sesaat sebelum menginjak perahu, kecepatan gerak horizontal andi 12
m/s, besar kecepatan gerak perahu dan Andi sesaat setelah andi menginjak
perahu adalah . . .
A. 0.5 m/s
B. 0.8 m/s
C. 1.0 m/s
D. 1.5 m/s
E. 3.0 m/s
17
By Rudy Djatmiko X-5
å På
Atau
18
By Rudy Djatmiko X-5
19
(v 2 'v1 ' )
e
v2 v1
By Rudy Djatmiko X-5
C. TUMBUKAN
Tumbukan yaitu peristiwa dimana dua buah atau lebih benda bergerak dengan arah lintasan
gerak saling berpotongan satu sama lain. Singkatnya, dalam kehidupan sehari-hari, tumbukan
serupa dengan tabrakan.
20
By Rudy Djatmiko X-5
LATIHAN TUMBUKAN
1. Jenis tumbukan berikut yang berlaku hukum kekekalan energi kinetik adalah .
..
a. tumbukan lenting sempurna
b. tumbukan lenting sebagian
c. tumbukan tidak lenting
d. semua jenis tumbukan
e. tumbukan antar benda yang keras.
21
By Rudy Djatmiko X-5
5. Suatu benda yang memiliki koefisien restitusi (e) = 0, jika bertumbukan akan
mengalami tumbukan . . . .
a. Lenting sempurna
b. Tidak lenting sama sekali
c. Lenting sebagian
d. Lenting sedikit
e. Tidak lenting sebagian
6. Sebuah bola yang mempunyai koefisien kelentingan 0,9 dijatuhkan dari suatu
ketinggian hingga saat menyentuh lantai kecepatannya 8 m/s. Besar
kecepatan bola sesaat setelah dipantulkan oleh lantai adalah . . .
a. 7 m/s
b. 7.1 m/s
c. 7.2 m/s
d. 8.9 m/s
e. 10 m/s
8. Sebuah bola basket dilepaskan dari ketinggian 1.5 m di atas lantai. Setelah
dipantulkan lantai, bola tersebut bergerak hingga mencapai ketinggian 1.5 m.
Tumbukan yang dialami bola basket terhadap lantai tersebut adalah . . .
a. Lenting sempurna
b. Tidak lenting sama sekali
c. Lenting sebagian
22
By Rudy Djatmiko X-5
d. Lenting sedikit
23
By Rudy Djatmiko X-5
D. IMPULS
Impuls adalah hasil kali gaya dengan selang waktu (lamanya gaya tersebut bekerja pada
benda).
I F × t
Impuls merupakan Besaran vektor yang arahnya searah dengan arah gaya
I P'P
Im×
(v'v)
F × t m × (v'v)
25
By Rudy Djatmiko X-5
26
By Rudy Djatmiko X-5
A. tidak lenting
B. tidak lenting sama sekali
C. lenting sebagian
D. lenting sempurna
3. Sebuah mobil melaju dengan cepat dan menabrak pohon dan kemudian
berhenti besarnya massa mobil tersebut dikalikan dengan kecepatannya
dinamakan . . .
A. momentum
B. impuls
C. usaha
D. gaya
E. energi
28
By Rudy Djatmiko X-5
29
By Rudy Djatmiko X-5
Catatan:
30
By Rudy Djatmiko X-6
BAB 6
SIFAT MEKANIK BAHAN
Standar Kompetensi:
Menginterpretasikan sifat mekanik bahan
Kompetensi Dasar:
Menguasai Konsep Elastisitas Bahan
Menguasai Hukum Hooke
Menentukan Kekuatan Bahan
A. HUKUM HOOKE
1. Gaya Pegas
Menurut Hooke, besarnya pertambahan panjang (∆x) sebuah pegas sebanding dengan
besarnya gaya yang bekerja pada pegas itu (F).
2. Konstanta Pegas
Tiap pegas memiliki koefisien elastisitas pegas (konstanta pegas) yang berbeda-beda.
Besarnya konstanta pegas tersebut dipengaruhi oleh jenis bahan pegas.
F
k
x
3. Susunan Pegas
a. Susunan Seri
k1
1 1 1 1 ...
kp k1 k k3
k2
2
k1 = konstanta pegas 1 (N/m)
k2 = konstanta pegas 2 (N/m)
k3 k3 = konstanta pegas 3 (N/m)
kp = konstanta pegas pengganti
atau konstanta pegas
gabungan (N/m)
31
By Rudy Djatmiko X-6
b. Susunan Paralel
k1 k2 k3 Kp k1 k 2 k 3
...
1 1
Ep F × x Ep × k × x 2
2 atau 2
32
By Rudy Djatmiko X-6
C. 4.00 joule
D. 7.68 joule
E. 8.00 joule
33
By Rudy Djatmiko X-6
10. .
Ka Kb
Kc
34
By Rudy Djatmiko X-6
15. F (N)
52
4 ∆l (cm)
35
By Rudy Djatmiko X-6
B. ELASTISITAS
Elastisitas adalah kemampuan benda untuk dapat kembali ke bentuk semula ketika gaya
yang bekerja padanya dihilangkan
1. Stress (tegangan)
Stress yaitu besarnya gaya tarik atau gaya dorong yang diberikan tiap satuan luas
penampang benda.
F
Stress
A
2. Strain (regangan)
Strain adalah perbandingan antara perubahan panjang dengan panjang semula
x
Strain
x0
LATIHAN ELASTISITAS
1. Modulus elastisitas atau modulus Young adalah ukuran kekuatan suatu bahan, yang
besarnya merupakan . . . .
a. perbandingan antara tegangan dengan regangan
b. perbandingan anrara regangan dengan tegangan
c. perbandingan antara perubahan panjang bahan dengan panjang benda sebelum
diberi perlakuan
d. perbandingan antara gaya dengan luas penampang bahan
e. perbandingan antara luas penampang bahan dengan gaya
36
By Rudy Djatmiko X-6
37
By Rudy Djatmiko X-6
8. .
k1
Jika K1 = 200 N/m, K2
= 300 N/m, K3 = 400
N/m, dan K4 = 500 N/m,
besar konstanta pegas
k2
gabungan pegas
disamping adalah …
k3
k4
9.
38
By Rudy Djatmiko X-6
10. .
Ka Kb
F
Diketahui besar Ka = 3500 N/m dan
besar Kb = 5500 N/m. hitunglah:
a. Konstanta pegas
gabungannya
b. Pertambahan panjang pegas
setelah di tarik dengan gaya F
sebesar 90 N
39
By Rudy Djatmiko X-6
Catatan:
40
By Rudy Djatmiko X-7
BAB 5
SUHU DAN KALOR
Standar Kompetensi:
Menerapkan konsep suhu dan kalor
Kompetensi Dasar:
1. Menguasai konsep suhu dan kalor
2. Menguasai pengaruh kalor terhadap zat
3. Mengukur suhu dan kalor
4. Menghitung kalor
A. SUHU
Suhu adalah derajat panas suatu zat. Suhu dapat dirasakan sebagai panas,
dingin, atau hangat.
1. Skala Termometer
Suhu diukur dengan menggunakan termometer. Terdapat 4 macam jenis
skala termometer, yaitu: Celcius, Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin.
100o
80
o 212o 373o Titik didih air
o
0 o
Titik beku air
o 32
o
273
0
41
By Rudy Djatmiko X-7
100o Tdx
Maka berlaku:
Tc Tx Tx Tbx Tc 0
Tdx Tbx 100 0
o Tbx
0
Celsius Termometer X
TC TR TF 32 TK 273
100 80 180 100
TC : suhu dalam satuan skala Celsius (ºC) T R
: suhu dalam satuan skala Reamur (ºR) TF :
suhu dalam satuan skala Fahrenheit (ºF) TK :
suhu dalam satuan skala Kelvin (K)
42
By Rudy Djatmiko X-7
LATIHAN SUHU
43
By Rudy Djatmiko X-7
B. KALOR
Kalor adalah suatu bentuk energi yang dapat berpindah dari zat yang suhunya
tinggi ke zat yang suhunya lebih rendah
Kalor Jenis adalah kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu 1 satuan massa
suatu zat sebesar 1°C atau 1 K
Kapasitas Kalor adalah kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu suatu zat
sebesar 1°C atau 1°K
Cm×c
ketika suatu zat mengalami kenaikan atau penurunan suhu sebesar ∆t ºC, maka
zat tersebut menerima atau melepaskan kalor sebesar :
Q m × c × t
C. PERUBAHAN WUJUD.
Terdapat 3 jenis wujud, yaitu : Padat, Cair, dan Gas
Kalor Laten (L)
Kalor laten suatu zat ialah kalor yang dibutuhkan untuk merubah wujud zat
tersebut wujud yang lain pada suhu dan tekanan yang tetap.
Jika kalor laten = L, maka untuk merubah wujud suatu zat bermassa m
seluruhnya menjadi wujud yang lain diperlukan kalor sebesar :
Q=m.L
Dimana :
Q : kalor (kalori atau joule)
m : massa (gram atau kg)
L : kalor laten (kal/g atau Joule/kg)
Kalor lebur ialah kalor laten pada perubahan wujud padat menjadi cair
pada titik leburnya.
Kalor beku ialah kalor laten pada perubahan wujud cair menjadi padat
pada titik bekunya.
Kalor didih (kalor uap) ialah kalor laten pada perubahan wujud cair menjadi
uap pada titik didihnya.
45
By Rudy Djatmiko X-7
6. untuk menentukan kapasitas kalor suatu zat, kita membutuh kan informasi …
a. massa dan volume
b. kalor jenis dan massa
c. kalor jenis dan volume
d. volume dan massa jenis
e. massa jenis dan kalor jenis
46
By Rudy Djatmiko X-7
D. PEMUAIAN
Pemuaian panjang.
Bila suatu batang pada suatu suhu tertentu panjangnya Lo, jika suhunya
dinaikkan sebesar t, maka batang tersebut akan bertambah panjang sebesar L
yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
L = Lo . . t
Jika suatu benda panjangnya pada suhu t0ºC adalah L0. Koefisien muai panjang =
, kemudian dipanaskan sehingga suhunya menjadi t 1ºC maka panjang benda
tersebut akan bertambah sebesar:
L = L0..(t1 – t0)
Lt = Lo (1 + t)
48
By Rudy Djatmiko X-7
Pemuaian Luas.
Bila suatu lempengan logam (luas Ao) pada t 0 ºC, dipanaskan sampai t 1 ºC,
luasnya akan menjadi At, dan pertambahan luas tersebut adalah :
A = Ao . t dan
At = Ao (1 + t) t = t1 – t0
Pemuaian Volume
Bila suatu benda berdimensi tiga (mempunyai volume) mula-mula volumenya Vo
pada suhu to, dipanaskan sampai t 1 ºC, volumenya akan menjadi V t, dan
pertambahan volumenya adalah :
V = Vo . T
VT = Vo (1 + T) T = T1 – T0
dan
adalah Koefisien muai Volume ( = 3 )
Vt = Volume benda setelah dipanaskan t 0C
Vo = Volume mula-mula.
= Koefisien muai ruang
t = Selisih antara suhu akhir dan suhu mula-mula.
Pada Gas
P1 ×V1 P2 ×V2
T1 T2
49
By Rudy Djatmiko X-7
Anomaly Air
Tidak semua zat mengikuti hukum pemuaian, misalnya air. Di dalam interval
suhu 0ºC- 4ºC air akan menyusut saat dipanaskan dan memuai saat didinginkan,
tetapi setelah melewati 4º C, air akan kembali normal, yaitu memuai bila
dipanaskan dan menyusut bila didinginkan. Keadaan ini disebut ANOMALI AIR.
LATIHAN PEMUAIAN
50
By Rudy Djatmiko X-7
b. Lebih kecil dari logam A
51
By Rudy Djatmiko X-7
c. Sangat besar
d. Lebih besar dari logam A
e. Sangat kecil
E. AZAS BLACK
Jika 2 macam zat pada tekanan yang sama, suhunya berbeda jika dicampur maka
zat yang bersuhu tinggi akan melepaskan kalor, sedangkan zat yang bersuhu lebih rendah
akan menyerap kalor.
Jadi berlaku : Kalor yang diserap = kalor yang dilepaskan
Qserap = Qlepas
F. PERPINDAHAN KALOR
52
By Rudy Djatmiko X-7
1. Konduksi.
Pada peristiwa konduksi, perpindahan panas yang terjadi tidak disertai dengan
perpindahan partikel zat.
Banyaknya kalor yang merambat tiap satuan waktu yang dialami oleh suatu batang yang
panjangnya L, luas penampangnya A, dan perbedaan suhu antara ujung-ujungnya ∆t,
adalah :
k × A × T
H L
k adalah koefisien konduksi panas bahan dan besarnya tergantung dari jenis bahan.
Semakin besar nilai k suatu bahan, semakin baik sifat konduktifitas bahan tersebut.
2. Konveksi.
Pada peristiwa konveksi, perpindahan panas yang terjadi disertai dengan perpindahan
partikel. Besarnya Kalor yang merambat tiap satuan waktu adalah :
H = h . A . ∆t
h = koefisien konveksi
3. Radiasi.
Radiasi adalah peristiwa perpindahan kalor tanpa melalui medium atau zat. gelombang
elektromagnetik. Energi panas tersebut dipancarkan dengan kecepatan yang sama dengan
gelombang-gelombang elektromagnetik lain di ruang hampa (3 x 108 m/det)
Banyaknya panas yang dipancarkan per satuan waktu menurut Stefan Boltzman adalah :
W=e..T4
Dengan:
W = Intensitas radiasi yang dipancarkan per satuan luas (J/m2.det atau watt/m2)
e = Koefisien emisivitas (Daya pancaran) permukaan
= Konstanta umum = 5,672 x 10 –8 watt / m2 k4
T = Suhu mutlak benda (K)
53
By Rudy Djatmiko X-7
2. berikut ini contoh gejala yang terjadi akibat perpindahan kalor secara
konduksi, kecuali …
a. mesin mobil terasa panas
b. permukaan gelas berisi air panas menjadi panas
c. pada siang hari udara terasa panas
d. komponen elektronik menjadi panas
e. setrika menjadi panas
54
By Rudy Djatmiko X-7
a. 40 °C
b. 50 °C
c. 60 °C
d. 70 °C
e. 80 °C
8. berikut adalah hal yang dapat terjadi pada suatu zat akibat perpindahan kalor,
kecuali …
a. volume zat bertambah
b. volume zat berkurang
c. wujud zat berubah
d. suhu zat berkurang
e. massa zat berkurang
9. kita merasa hangat pada saat malam hari di sekitar api unggun. Hal tersebut
akibat perpindahan kalor dengan cara …..
a. konduksi
b. konveksi
c. radiasi
d. melalui udara
e. melalui api
55
By Rudy Djatmiko X-7
56
By Rudy Djatmiko X-7
Catatan:
57
DAFTAR PUSTAKA
Marthen Kanginan, 2007, Fisika Untuk SMA Kelas XI, Jakarta: penerbit
ERLANGGA
vi