Proskrip Sistem Informasi Akuntansi
Proskrip Sistem Informasi Akuntansi
Proskrip Sistem Informasi Akuntansi
PENERIMAAN KAS
STUDI KASUS PADA PUSAT KAJIAN RESOLUSI KONFLIK DAN
PEMBERDAYAAN LPPM IPB (CARE LPPM IPB)
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
NPM : 191210259
PROPOSAL SKRIPSI
Menyetujui:
Pembimbing
Penguji
xxxxxxxxxxxxxx
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur bagi Allah SWT karena telah melimpahkan karunianya bagi
alam semesta, dan khususnya bagi penulis hingga akhirnya dapat
menyelesaikan penyusunan Proposal Skripsi ini yang berjudul “Analisis Sistem
Informasi Akuntansi Penerimaan Kas. Studi Kasus Pada Pusat Kajian Resolusi
Konflik LPPM IPB (CARE LPPM IPB)”. Penyusunan Proposal Skripsi ini
bertujuan untuk memenuhi persyaratan Mata Kuliah Seminar Program Studi
Akuntansi Strata I.
Akhir kata, semoga Proposal Skripsi ini dapat menjadi langkah awal untuk
penelitian dan penyelesain skripsi selanjutnya sehingga dapat berguna bagi
penulis, pembaca dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................3
DAFTAR ISI....................................................................................................................4
DAFTAR TABEL.............................................................................................................6
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................7
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Penelitian.........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN............................7
2.1 Landasan Teori.............................................................................................7
2.1.1 Pengertian Sistem...............................................................................7
2.1.2 Tujuan Sistem.......................................................................................8
2.1.3 Pengertian Akuntansi..........................................................................8
2.1.4 Pengertian Sistem Akuntansi...........................................................9
2.1.5 Faktor-Faktor dalam Penyusunan Sistem Akuntansi............10
2.1.6 Tujuan Sistem Akuntansi................................................................10
2.1.7 Unsur-Unsur Sistem Akuntansi Pokok........................................12
2.1.8 Pengertian Sistem Informasi.........................................................12
2.1.9 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi....................................13
2.1.10 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi................................14
2.1.11 Komponen Sistem Informasi Akuntansi................................16
2.1.12 Fungsi Sistem Informasi Akuntansi.........................................17
2.1.13 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sistem Informasi
Akuntansi18
2.1.14 Perbandingan Antara Sistem Informasi Akuntansi Manual
dan Terotomatisasi...........................................................................................18
2.1.15 Keterkaitan Sistem Informasi Akuntansi dengan Proses
Bisnis dan Organisasi.......................................................................................19
2.1.16 Bagan Alir.........................................................................................22
2.1.17 Jenis-Jenis Bagan Alir...................................................................26
ii
2.1.18 Penerimaan Kas..............................................................................26
2.1.19 Pengertian Sistem Penerimaan Kas........................................27
2.1.20 Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai.....................29
2.1.21 Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai.....................30
2.1.22 Dokumen Terkait dalam Sistem Penerimaan Kas dari
Penjualan Tunai..................................................................................................31
2.1.23 Catatan Terkait dalam Sistem Penerimaan Kas dari
Penjualan Tunai..................................................................................................32
2.1.24 Jaringan Prosedur Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan
Tunai 33
2.2 Kerangka Pemikiran Konseptual..........................................................34
2.3 Penelitian Terdahulu.................................................................................35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.....................................................................40
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian..................................................................40
3.2 Jenis, Objek, dan Subjek/Informan Penelitian................................40
3.3 Metode Pengumpulan Data....................................................................40
3.4 Metode Analisis Data................................................................................41
3.5 Pengujian Keabsahan/Kualitas Data...................................................42
3.6 Jadwal Penelitian........................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................43
LAMPIRAN.....................................................................................................................44
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I PENDAHULUAN
1
mencapai tujuannya, program studi dan pusat penelitian yang ada di IPB
banyak memberikan kontribusi dan berusaha melakukan peningkatan setiap
tahunnya. Berbagai riset dilakukan, baik riset nasional maupun skala
internasional. Kegiatan-kegiatan tersebut menghasilkan transaksi antara
IPB dan pihak ketiga. Sebagai sebuah PTN yang berbadan hukum, terdapat
rangkaian sistem yang memungkinkan agar suatu transaksi terjadi dengan
baik dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Bentuk dan Mekanisme
Pendanaan Perguruan Tinggi diuraikan pada Pasal 1 Ayat 3 Peraturan
Pemerintah (PP) No 26 Tahun 2015(PP Nomor 26 Tahun 2015 2015). Di
dalamnya dinyatakan bahwa PTN berbadan hukum adalah perguruan tinggi
negeri yang didirikan oleh pemerintah dan berstatus sebagai subjek hukum
yang otonom. Otonom berarti PTN-BH bersifat independen dalam
pemerintahannya. Selain PP No 26 tahun 2015 peraturan tentang PTN-BH
juga diuraikan pada Pasal 76 Undang-Undang No 12 Tahun 2012 tentang
Perguruan Tinggi. Pada Undang-Undang tersebut diuraikan bahwasanya
perguruan tinggi yang berstatus PTN-BH memiliki keadikuasaan dalam
pengaturan pendidikan. Selain itu, hak dan kemandirian untuk melakukan
pengelolaan dalam berbagai bidang pun dimiliki oleh perguruan tinggi.
Dasar PTN-BH dalam mengelola keuangan dibahas pula dalam dua Undang-
Undang, yakni UU No 12 Tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi dan UU No
17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. PTN-BH masuk dalam kategori
kekayaan negara yang dipisahkan di dalam UU Dikti. Kondisi tersebut mirip
dengan status Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Yang diuraikan dalam UU
No. 19. Tujuan dari UU tersebut adalah supaya pengelolaan keuangan pada
perguruan tinggi yang berstatus PTN-BH dapat berlangsung secara
independen.
Dengan banyaknya kegiatan yang dilakukan IPB serta statusnya
sebagai PTN-BH, maka kegiatan yang ada perlu ditunjang dengan sistem
keuangan yang mutakhir. IPB memiliki sistem keuangan yang bernama GL
(General Ledger). Awal mulanya IPB mengaplikasikan ambivalen sistem
terkait pengelolaan keuangan yakni SIMKEU dan GL. SIMKEU meliputi
pengelolaan keuangan pada unit kerja, sedangkan transaksi yang ada di
pusat yaitu pendapatan dan transaksi non kas masuk pada lingkup GL.
Kompilasi data dari kedua sistem tersebut dilakukan sebagai proses
penyusunan laporan keuangan. Dengan adanya dua data yang berbeda,
maka terdapat proses manual yang harus dilakukan. Pada tahun 2017,
untuk menanggulangi dan minimalisasi kesalahan maka
2
pengimplementasian single entry on one system dilakukan dengan
menggunakan Sistem GL. Hal ini berarti bahwa semua aktivitas pengelolaan
keuangan yang selama ini menggunakan SIMKEU akan dialihkan ke Sistem
GL. Agar dapat mengolah laporan keuangan secara langsung tanpa melalui
proses kompilasi data lagi, maka proses perpindahan sistem ini dilakukan.
Salah satu pusat penelitian yang berada dipayungi oleh LPPM IPB
adalah Pusat Kajian Resolusi Konflik dan Pemberdayaan LPPM IPB atau
disingkat CARE (Center for Alternative Dispute Resolution and
Empowerment). CARE LPPM IPB dikembangkan untuk menjawab tantangan
atas tingginya intensitas dan fenomena potensi konflik, sejalan dengan
kompleksitas permasalahan dan kebinekaan yang menjadi ciri khas bangsa
dan masyarakat Indonesia. Kompetensi pengelolaan dan resolusi konflik
yang menjadi mandat utama CARE LPPM IPB sangat dibutuhkan untuk
mendukung efektifitas peran nyata IPB dalam pembangunan bangsa dan
khususnya di perdesaan, pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan
dan perikanan. Kebutuhan terhadap CARE LPPM IPB juga sejalan dengan
isu-isu strategis. (CARE LPPM IPB, 2017) Sebelum tahun 2017, CARE LPPM
IPB memiliki sistem keuangan mandiri atau terpisah dari IPB. Namun demi
menjunjung tinggi peraturan dan mencapai tujuan PTN, pada 2017 CARE
LPPM IPB turut menggunakan sistem keuangan IPB, yakni GL. Menurut
wawancara dengan Pengelola Keuangan Unit CARE LPPM IPB, GL memiliki
berbagai macam fungsi. Salah satu fungsi GL yakni sebagai sarana
pengajuan dana kerja sama dengan pihak ketiga. IPB menerapkan one door
system. Yang berarti semua transaksi yang ada pada fakultas, departemen,
dan pusat penelitian akan masuk ke rekening rektor, sehingga penerimaan
dana/kas oleh masing-masing fakultas, departemen, dan pusat penelitian
harus dilakukan melalui GL agar kas dapat berpindah ke rekening masing-
masing unit.
(Pakadang, 2013) Menyatakan bahwa kas adalah aset paling lancar
yang dimiliki perusahaan. Setiap transaksi yang dilakukan oleh perusahaan
hampir selalu melibatkan kas (Salibana Sharon Debora Claudia, Winston
Pantoh and Uw 2019). (Hall, 2007: 90) Menyatakan bahwa penerimaan kas
dan pengeluaran kas disebabkan oleh transaksi yang dilakukan oleh
perusahaan dalam kegiatannya(Bernardus Dito Laponsa 2018). Hal tersebut
tentu akan berpengaruh terhadap penambahan dan pengurangan kas.
Transaksi pendapatan Operasi biasanya menghasilkan penambahan kas.
Sedangkan, pengeluaran untuk pemenuhan kegiatan operasi perusahaan
3
biasanya menimbulkan pengurangan kas. Lain lagi dengan buku Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.2 (IAI, 2009:2.2). Dalam buku
tersebut dikatakan bawah Kas adalah: Kas terdiri dari saldo kas (cash on
hand) dan rekening giro dan setara kas (cash equivalent) adalah investasi
yang sifatnya sangat liquid berjangka pendek dan dengan cepat dapat
disajikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan
nilai yang signifikan(Ikatan Akuntan Indonesia 2009).
Penerimaan kas adalah: “Saldo kas dan bank milik perusahaan yang
bertumbuh diakibatkan adanya transaksi penjualan hasil produksi.
Pertambahan kas juga disebabkan oleh penerimaan piutang maupun hasil
transaksi lainnya”(Ekonomi et al. 2018). Mulyadi (2013:455) di sisi lain
menjelaskan bahwasanya penerimaan kas dari penjualan tunai dan
penerimaan kas dari piutang merupakan dua sumber utama penerimaan
kas. Dari pemaparan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pendapatan
tunai, penerimaan piutang, penerimaan transfer maupun penerimaan-
penerimaan lainnya menyebabkan meningkatnya saldo kas tunai, dan bank
milik perusahaan (Dewi Dayani 2013). Setiap perusahaan tentu
membutuhkan sistem akuntansi penerimaan kas yang baik agar dapat
mencapai tujuannya. Sistem akuntansi penerimaan kas menurut Sudarmo
(2006:61) adalah: Proses aliran kas yang terdapat di perusahaan dan
terdiri dari aliran kas masuk (cash flow) (Fathoni 2018). Sedangkan
menurut Mulyadi (2013:500) Catatan atas kegiatan penerimaan uang dan
penjualan tunai atau dari piutang yang siap dan bebas digunakan untuk
menjalankan kegiatan umum perusahaan merupakan definisi dari Sistem
akuntansi penerimaan kas (Muhammad Chairudin 2019). Mengacu pada
empat pengertian ahli di atas, maka yang dimaksud dengan sistem
akuntansi penerimaan kas yaitu suatu rangkaian prosedur yang berguna
untuk menangani suatu peristiwa transaksi di perusahaan yang
menimbulkan terjadinya penambahan saldo kas yang berasal dari penjualan
tunai maupun piutang yang melibatkan banyak bagian penting yang saling
memiliki keterkaitan satu sama lain.
Penerimaan kas adalah salah satu kegiatan rutin yang selalu
dilakukan oleh CARE LPPM IPB saat piutang dari pihak ketiga dibayarkan.
Untuk mengawasi kegiatan penerimaan kas tersebut diperlukan sebuah
sistem yang memadai. Sehingga dalam proses penerimaan kas menjadi
lebih efektif dan minim penyalahgunaan. Dalam hal ini sistem informasi
akuntansi memiliki peran yang signifikan. Sistem informasi akuntansi yang
4
dilakukan sesuai dengan standar akan menghasilkan informasi yang akurat,
efektif, dan reliable. Sehingga keputusan dibuat oleh jajaran pimpinan atau
dewan direksi dapat lebih cepat dan akurat (Periyanti Sitorus and
Rumapeag 2017). CARE LPPM IPB memiliki penanggung jawab atas
penagihan penerimaan kas yaitu Pengelola Keuangan unit yang menjadi
narasumber dari penelitian ini. Berdasarkan wawancara dengan
narasumber, dapat diketahui bahwa secara garis besar sistem akuntansi
penerimaan kas CARE LPPM IPB memiliki rangkaian yang kompleks,
panjang, dan memerlukan banyak dokumen, selain itu sistem akuntansi
penerimaan kas di CARE LPPM IPB juga terbilang unik, karena CARE LPPM
IPB merupakan pusat penelitian, bukan perusahaan dagang seperti yang
umumnya dibahas oleh para ahli dan banyak peneliti lainnya. Penggunaan
aplikasi sistem dalam penerimaan kas dinilai dapat mempermudah
pengolahan data dan penyajian informasi seperti ditulis dalam penelitian
Damayanti dan M. Yusuf Hernandez. Pengelolaan data penerimaan dan
pengeluaran kas, penyajian laporan dan pencarian data dapat lebih cepat
dengan penggunaan aplikasi sistem (Damayanti 2018). Selain penggunaan
sistem GL untuk memproses dan mencatat penerimaan kas, CARE LPPM IPB
juga masih menggunakan metode manual dengan menggunakan Microsoft
Excel. Penggabungan keduanya tentu mempengaruhi kinerja sistem
informasi akuntansi penerimaan kas. Sistem informasi akuntansi
penerimaan memiliki pengaruh positif terhadap sistem pengendalian
(Yusmalina, Sri Elvi Sahfitri, Kasirul Fadli 2020). Pengendalian internal
tentunya menjadi hal yang sangat penting dalam berjalannya sistem
informasi akuntansi yang ada di CARE LPPM IPB. Maka berdasarkan
pemaparan di atas, sistem akuntansi penerimaan kas di CARE LPPM IPB
menjadi suatu topik yang menarik untuk diteliti.
5
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan sistem
informasi akuntansi penerimaan kas pada CARE LPPM IPB
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai literatur untuk kegiatan
penelitian berikutnya di masa mendatang.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan kontribusi
praktis yang dapat bermanfaat bagi pengelola keuangan lembaga
serupa dengan lembaga tempat dilakukannya penelitian. Sehingga
risiko kesalahan pada sistem yang sama dapat diminimalisasi.
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
7
Definisi serupa dikemukakan pulan oleh Romney & Steinbart
(2014:3) (Lermin Siahaan 2018). Bahwasanya sistem merupakan
mekanisme komponen-komponen yang saling memiliki keterkaitan
untuk mencapai sebuah tujuan. Dari pemaparan tersebut, sistem
dapat didefinisikan sebagai rangkaian komponen-komponen yang
saling berkaitan dan berfungsi untuk mencapai tujuan tertentu.
8
akuntansi adalah proses mengidentifikasikan, mengukur, dan
melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan penilaian dan
pengambilan keputusan yang jelas dan tegas para pengguna
informasi tersebut.” Pengertian tersebut memiliki 2 pengertian, yaitu
:
1. Kegiatan akuntansi
Proses yang terdiri atas identifikasi, pengukuran dan pelaporan
informasi ekonomi merupakan pengertian dari akuntansi.
2. Kegunaan akuntansi
Dalam penilaian dan pengambilan keputusan, informasi ekonomi
yang dihasilkan akuntansi diharapkan bermanfaat (Surabaya
2019).
“Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang
mengidentifikasi, mencatat dan mengkomunikasikan peristiwa-
peristiwa ekonomi suatu perusahaan atau organisasi bagi para
pengguna memiliki kepentingan.” Kieso (2007:4) dalam
Handikad Wasilah (Renaldo 2012). Mengacu pada beberapa
pengertian di atas, maka dapat diketahui bahwa akuntansi
adalah suatu informasi yang diberikan perusahaan atau
organisasi melalui laporan keuangan dengan tujuan untuk
memberikan gambaran yang tepat guna akan kondisi suatu
perusahaan.
9
perusahaan atau organisasi. Howard F. Settler (STIE Widya Gama
Lumajang 2019).
10
2.1.6 Tujuan Sistem Akuntansi
Menurut Mulyadi (2016:15) berikut ini merupakan tujuan umum
penyusunan sistem akuntansi:
11
memungkinkan untuk merevisi informasi yang disajikan oleh sistem
(Resti Misra Aini 2019).
1. Formulir
Untuk merekam transaksi yang terjadi dalam perusahaan
diperlukan sebuah alat bernama formulir. Istilah lain dari formulir
adalah dokumen. Transaksi yang terjadi di perusahaan direkam
pada formulir. Beberapa contoh formulir yang ada di perusahaan
adalah faktur pembelian, bukti kas masuk, dan lain-lain.
2. Jurnal
Untuk pencatatan pertama dalam mencatat, mengklasikfikasikan
dan meringkas transaksi dalam perusahaan dikenal dengan istilah
Jurnal. Contoh jurnal adalah jurnal penerimaan kas, jurnal utang,
jurnal piutang, dan lain-lain
3. Buku Besar
Buku besar sering pula disebut sebagai general ledger. Komponen
buku besar adalah rekapitulasi pos-pos keuangan yang berasal
dari jurnal. Pos-pos yang dibutuhkan untuk penyusunan laporan
keuangan.
4. Buku Pembantu
Komponen buku pembantu adalah pos-pos pembantu yang
merupakan rincian data keuangan yang dicantumkan dalam pos
tertentu pada buku besar. Sebagai contoh buku pembantu hutang
yang berfungsi untuk mencatat hutang yang dimiliki perusahaan
5. Laporan Keuangan
Setelah proses pencatatan akuntansi yang panjang, maka semua
proses akuntansi tersebut akan bermuara pada laporan
keuangan. Laporan keuangan bisa berbentuk neraca, laporan rugi
laba, laporan perubahan modal, laporan harga pokok produksi,
dan lain-lain (Sapti 2019).
12
Umumnya terdiri dari beberapa komponen, baik manual ataupun basis
komputer, yang terkumpul dan terintegrasi. Sistem informasi sangat
bermanfaat untuk mengkoleksi, menyimpan, dan mengelola data yang
pada puncaknya berfungsi untuk menyajikan data bagi pihak-pihak
yang membutuhkan informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi
tersebut.
13
1
2.1
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.1.5
2.1.6
2.1.7
2.1.8
14
informasi utama dan sebagai penyedia informasi utama bagi pihak
manajemen yang berkepentingan
15
pada tahun berjalan. Selain itu, dengan memanfaatkan informasi
omset, pengelola juga dapat menentukan besaran hutang atau
piutang yang akan diberikan atau diterima oleh perusahaan.
4. Menghasilkan Informasi untuk Penilaian Kinerja Karyawan atau
Divisi
Untuk penilaian kinerja karyawan maupun divisi, sistem informasi
dapat pula dimanfaatkan. Pada minimarket contohnya, sistem
informasi dapat menilai kinerja kasir yang mana yang lebih
cekatan sehingga apresiasi maupun sanksi bagi kasir yang malas
dapat diberikan oleh manajer dengan tepat guna.
5. Menyediakan Data Masa Lalu untuk Kepentingan Audit
(Pemeriksaan)
Proses audit akan menjadi mudah jika data yang ada tersimpan
dengan baik. Semua perusahaan harus siap untuk diperiksa. Baik
oleh kantor pajak maupun audit eksternal. Maka dari itu kesediaan
data sangat penting jika sewaktu-waktu perusahaan mendapat
giliran pemeriksaan. Meskipun perusahaan belum pernah
mendapat giliran pemeriksaan dari kantor pajak, ada baiknya
perusahaan menyewa auditor eksternal untuk pemeriksaan
mandiri. Audit mandiri seperti ini berfungsi untuk meningkatkan
kewaspadaan perusahaan, maka dari itu perusahaan dapat
melakukan evaluasi serta memperbaiki diri dari masa ke masa.
6. Menghasilkan Informasi untuk Penyusunan dan Evaluasi Anggaran
Untuk mengendalikan pengeluaran kas, perusahaan sering
menggunakan alat yang sering disebut sebagai anggaran.
Anggaran berfungsi untuk mengontrol pengeluaran yang telah
disetujui serta pengeluaran yang tidak seharusnya terjadi. Dengan
adanya anggaran pula, perusahaan dapat mengalokasikan dana.
Skala prioritas yang sesuai dengan tujuan perusahaan juga dapat
ditentukan menggunakan anggaran. Sistem informasi pun bisa
dirancang untuk mempermudah pengawan terhadap batas
pengeluaran.
7. Menghasilkan Informasi yang Diperlukan dalam Kegiatan
Perencanaan dan Pengendalian
Sistem Informasi menghasilkan data historis. Data historis
tersebut berfungsi sebagai data dasar dalam melakukan
16
peramalan. Sebagai contoh, ramalan pertumbuhan selling, aliran
kas, dsb (Diana, A & Setiawati 2011) .
17
ada berdasarkan informasi yang dihasilkan oleh monitoring
Sistem Informasi Akuntansi. Oleh karena informasi yang ada,
operator produksi terbantu untuk menjaga kualitas produk.
Kualitas produk yang terjaga mengakibatkan minimalisasi limbah
dan minimalisasi biaya.
2 Meningkatkan Efisiensi.
Pendekatan manufaktur just-in-time menjadi memungkinkan
karena adanya informasi yang tepat waktu, akurat, konstan dan
terbatu. Contohnya informasi tentang bahan baku dan lokasi.
3 Berbagi Pengetahuan
Sistem Informasi Akuntansi dapat dimanfaatkan oleh kantor
akuntan punlik untuk berbagi pengetahuan dan keahlian guna
meningkatkan keunggulan kompetitif. Sistem informasi dapat
pula dimanfaatkan kantor akuntan public untuk mendukung
komunikasi antar kantor. Dengan kemudahan mencari database
untuk mengidentifikasi ahli untuk klien yang spesifik, kantor
akuntan public dapat meningkatkan layanan sekelas akuntan
public internasional untuk klien local.
4 Menginkatkan Efisiensi dan Efektifitas Rantai Pasokannya
Dengan sistem informasi akuntansi, sistem entri pesanan
penjualan yang dapat mengurangi penjualan biaya pemasaran
dapat diakses langsung oleh pelanggan. Hal ini bermanfaat untuk
meningkatkan tingkat retensi pelanggan.
5 Meningkatkan Struktur Pengendalian Internal
Sistem Informasi Akuntansi yang memiliki struktur pengendalian
internal yang canggih dan tepat dapat membantu melindungi
sistem dari kecurangan, kesalahan, kegagalan sistem, dan
bencana.
6 Meningkatkan pengambilan keputusan.
Dengan Sistem Informasi Akuntansi yang baik, manajemen
memungkinkan untuk mengambil keputusan. Pengambilan
keputusan merupakan hal yang penting bagi perusahaan
(Romney, Marshall & Steinbart 2015).
18
2.1.13 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sistem Informasi
Akuntansi
Faktor-faktor yang mempengaruhi Sistem Informasi Akutansi
merupakan hal-hal eksternal. Meskipun demikian, factor-faktor
tersebut menentukan keberhasilan sistem. Faktor-faktor tersebut
adalah :
19
Informasi Akuntansi Manual dan Terotomatisasi (Diana, A & Setiawati
2011)
20
minimarket, siklus transaksi penjualan akna dimulai dengan pembelian
barang oleh pelanggan, barang dibayar di kasir, kasir memberikan
struk bukti penjualan, hasil penjualan diinput ke dalam sistem, dan
pada akhir periode, rekapitulasi transaksi penjualan dapat diurutkan
menggunakan sistem.
Kebijakan Prosedur
Sp
an
id
i ri m
es
ng
a
Pe
in
r
de
Lsi
Pengiriman
Or
a s
pteo
mra
inn P
fo en
r j a
m
as lan
u
i
21
Orang, wewenang, kebijakan, dan prosedur yang berfungsin
untuk menyusun strategi, control operasional serta organisasi
membentuk sub sistem manajemen. Sub sistem operasi umumnya
terdiri dari orang, kebijakan, dan prosedur yang menjadi dasar
berjalannya sebuah organisasi. Sub sistem operasi umumnya terdiri
dari bagian produksi, distribusi, warehouse, marketing dan penjualan.
1. Simbol input/output
2. Simbol Pemrosesan
22
3. Simbol Penyimpanan
4. Simbol Arus dan lain-lain
23
Gambar 2. 3 Penjelasan Bagan Alir
24
Simbol Nama Penjelasan
Simbol Pemrosesan
25
Simbol Nama Penjelasan
Simbol Arus dan Lain-lain
Langkah Pembuatan
Keputusan Keputusan
Penambahan komentar
Anotasi (Catatan deskriptif atau catatan
Tambahan) penjelasan sebagai klarifikasi
26
1
2.1
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.1.5
2.1.6
2.1.7
2.1.8
2.1.9
2.1.10
2.1.11
2.1.12
2.1.13
2.1.14
2.1.15
2.1.16
27
3. Bagan Alir Program (program flowchart)
Urutan operasi logis yang dilakukan oleh komputer dalam
mengeksekusi program dapat digambarkan melalui bagan alir
program. Bagan Alir Program menerangkan logika khusus yang
dipakai dalam melaksanakan proses yang ditunjukkan di bagan
alir sistem (Romney, Marshall & Steinbart 2015).
1. Kasir menerima pelunasan uang dalam bentuk kas atau cek dari
pelanggan. Penerimaan dapat diperoleh secara langsung atau
melalui bank. Atau melalui surat masuk kemudian diberikan ke
bagian kasir dengan daftar penerimaan uang.
2. Transaksi uang masuk dimasukkan melalui terminal oleh Seksi
Surat Masuk
3. Atas penerimaan kas, kasir membuat bukti kas masuk 3 rangkap.
Lembar 1 dan 2 khusus untuk pelanggan, kembar ketiga disimpan
sebagai data sekaligus bukti historis untuk input penerimaan uang
ke dalam file melalui terminal. Lembar ketiga memiliki nomor urut
guna kepentingan pengarsipan.
4. Program up date master dan buku besar memproses file transaksi
uang masuk. Outputnya merupakan master file piutang dan buku
besar yang sudah terbaharui, serta jumlah untuk kontrol dan
daftar penerimaan uang yang sudah terbaharui juga.
5. Seksi audit intern menerima daftar penerimaan uang.
6. Seksi audit intern juga menerima laporan bank setiap periode
sebagai fondasi untuk penyusunan laporan rekonsiliasi bank.
28
2.1.19 Pengertian Sistem Penerimaan Kas
Berdasarkan buku Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) No. 2 (IAI, 2014:2.2) pengetian kas adalah: “Kas terdiri dari
saldo kas (cash on hand) dan rekening giro (demand deposits) dan
setara kas (cash equivalent) merupakan komponen kas dan
merupakan investasi yang berifat likuid, jangka waktunya singkat,
dan bisa dikonversikan ke bentuk kas dalam waktu cepat dan
jumlahnya dapat ditentukan serta risiko perubahan nilainya yang
tidak signifikan.”
1. Pendapatan operasional
29
Hasil kegiatan usaha dan operasional perusahaan, termasuk di
dalamnya hasil penjualan barang dan jasa, serta kegiatan
operasional utama perusahaan yang melibatkan perusahaan
lainnya merupakan pendapatan operasional.
2. Pendapatan non operasional (pendapatan lain-lain)
Pendapatan yang didapat dari hasil kegiatan utama perusahaan
dan dengan perusahaan lainnya sering disebut sebagai
pendapatan operasional atau pendapatan lain-lain
Seluruh bentuk penerimaan perusahaan perusahaan yang
berasal dari transaksi penjualan baik tunai maupun piutang, serta
non tunai seperti surat berharga yang bersifat liquid dan bisa segera
diuangkan termasuk sebagai kategori penerimaan kas karena
transaksi-transaksi tersebut menambah penerimaan kas.
Untuk melengkapi uraian tersebut, Berikut pemaparan tentang
sumber penerimaan kas oleh Mulyadi (2016:379):
Penjualan tunai merupakan sumber terbesar penerimaan kas dalam
suatu perusahaan. Terutama perusahaan dagang. Yang harus
diperhatikan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai
adalah :
1. Kas yang diterima dalam bentuk tunai sebaiknya disetorkan ke
bank secepat mungkin. Proses penyerahan tunai tersebut dapat
melibatkan beberapa pihak seperti kasir. Kasir bertanggung
jawab dalam melakukan cek internal.
2. Kas yang diterima dari penjualan tunai dapat dilakukan dengan
transaksi kartu kredit. Pihak bank terlibat dalam penerbitan kartu
kredit. Selain itu pihak bank juga terlibat dalam pencatatan atas
transaksi yang terjadi, yakni transaksi penerimaan kas. Jadi
dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi penerimaan kas
adalah suatu prosedur yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan
penerimaan uang dari penjualan tunai atau dari piutang yang
siap dan dapat digunakan untuk kegiatan umum perusahaan.
30
barang. Barang atau produk dipilih oleh pembeli, kemudian
pembayaran atas barang dilakukan dengan bantuan kasir, terakhir
pembeli menerima barang yang dibelinya. Perusahaan menerima
uang tunai, cek, atau pembayaran langsung yang menggunakan
credit card atau debit card dalam tahap over-the-counter sale ini.
2. Cash-on-delivery sales (COD sales) merupakan transaksi
penjualan yang melibatkan pihak atau perusahaan lain dalam
transaksinya. Sebagai contoh, minimarket, bank, wahana
pengiriman pos, perusahaan angkutan daring untuk penyerahan
dan penerimaan kas atas penjualan.
3. Credit card sale. Dengan metode penerimaan kas
credit card sale, maka baik pembeli dan penjual mendapatkan
kemudahan transaksi. Pembeli mendapatkan kemudahan
pembayaran dan penjual mendapatkan kemudahan dalam
penagihan.
1. Fungsi Penjualan
Seluruh proses transaksi mulai dari melayani order dari pembeli,
membuat faktur penjualan, hingga menyerahkan barang yang
dibeli oleh pelanggan dilakukan oleh fungs penjualan. Fungsi
penjualan dipayungi Bagian Order Penjualan dalam struktur
organisasi.
2. Fungsi Kas
31
Penerimaan kas dari pembeli ditangani langsung oleh fungsi kas.
Fungsi kas termasuk dalam Bagian Kas di dalam struktur
organisasi.
3. Fungsi Gudang
Persiapan barang pesanan dilakukan oleh fungsi gudang. Tak
hanya persiapan barang pesanan, fungsi gudang juga
menyerahkan barang pesanan ke fungsi pengiriman. Fungsi ini
termasuk ke dalam Bagian Gudang pada struktur organisasi.
4. Fungsi Pengiriman
Fungsi pengiriman menerima barang pesanan dari fungsi gudang.
Barang yang diterima dibungkus dan diserahkan kepada pembeli
sesuai dengan harga yang telah pembeli bayar. Fungsi pengiriman
termasuk ke dalam Bagian Pengiriman pada struktur organisasi.
5. Fungsi Akuntansi
Setelah transaksi pengiriman selesai, maka transaksi yang terjadi
harus dicatat oleh fungsi akuntansi. Baik transaksi penjualan
maupun pembelian. Fungsi akuntansi berada dalam Bagian Jurnal
dalam struktur organisasi (Anisyah, Dzulkirom, and Dwiatmanto
2019).
Berdasarkan penjelasan mengenai fungsi-fungsi dalam sistem
penerimaan kas yang berasal dari penjualan tunai di atas, maka
dapat diketahui bahwa fungsi-fungsi yang ada memiliki kegunaan
dan kewajibannya masing-masing. Fungsi-fungsi tersebut memiliki
kegunaan berantai, yang berarti sebuah transaksi tidak akan terjadi
jika salah satu fungsi hilang. Sekalipun sistem bisa berjalan,
tentunya terdapat kecacatan atau ketidaksempurnaan dari sistem
tersebut. Dari penjelasan di atas pula dapat diketahui bahwa dengan
adanya pemisahan fungsi menjadikan sistem yang ada jelas dan
tepat guna. Dengan adanya fungsi-fungsi yang menangani tanggung
jawab yang berbeda-beda sebuah transaksi bisa dikatakan efektif
dan efisien. Adanya alur yang jelas dari fungsi penerimaan order
hingga fungsi pencatatan akuntasi memungkinkan laporan keuangan
suatu perusahaan tersaji dengan baik.
32
terjadi Kesalahan di salah satu bagian, bagian lain akan
berkoordinasi satu sama lain untuk mengadakan koreksi.
Pengendalian internal yang tinggi dan efektif dapat meminimalisasi
terjadinya penyelewengan kas atau penggelapan kas.
33
Credit card center bank yang menerbitkan kartu kredit
bertanggung jawab untuk menghasilkan dokumen ini atas
transaksi yang terjadi dengan menggunakan kartu kredit.
4. Bill of Lading
Penyerahan barang dari perusahaan ke perusahaan angkutan
umum memerlukan bukti pelengkap, yakni dokumen bill of lading.
Fungsi pengiriman menggunakannya untuk penjualan Cash On
Delivery. Transaksi COD biasanya dilakukan oleh perusahaan
wahana pengiriman atau angkutan umum
5. Faktur Penjualan COD
Faktur penjualan berguna untuk merekam penjualan Cash On
Delivery. Setelah transaksi penjualan terekam, copy dari faktur
penjualan diberikan ke pelanggan melalui bagian pengiriman atau
angkut atau delivery perusahaan. Atau bisa juga melalui pihak
luar seperti wahana pengiriman swasta, atau angkutan umum.
Faktur tersebut harus ditandatangani oleh pembeli sebagai tanda
barang telah diterima dengan baik.
6. Bukti Setor Bank
Setelah fungsi kas melakukan penyetoran ke bank, maka fungsi
kas akan membuat dokumen bukti setor bank sebagai bukti setor.
Bukti setor tersebut setelahnya diserahkan kepada fungsi
akuntansi di mana setelahnya akan menjadi dokumen sumber
pencatatan transaksi penyetoran kas atas penerimaan kas dari
penjualan tunai. Transaksi tersebut dicatat dalam jurnal
penerimaan kas.
7. Rekap Beban Pokok Penjualan
Harga pokok produk yang terjual selama satu periode
memerlukan ringkasan. Maka dari itu perlu digunakan dokumen
rekap beban pokok penjualan. Oleh fungsi akuntansi dokumen ini
digunakan sebagai alat pendukung atau bahan bukti memorial
(Putri Wulansari 2012).
34
2.1.23 Catatan Terkait dalam Sistem Penerimaan Kas dari
Penjualan Tunai
Menurut Mulyadi (2016;391) terdapat beberapa catatan
akuntansi yang umumnya digunakan dalam sistem akuntansi
penerimaan kas dari penjualan tunai:
1. Jurnal Penjualan
Pencatatan dan peringkasan data penjualan dicatat ke dalam
jurnal penjualan oleh fungsi akuntansi. Informasi yang dihasilkan
dari jurnal penjualan akan memudahkan manajemen untuk
melihat jenis prosuk yang terjual serta melakukan forecast
penjualan dalam jangka waktu yang ditentukan.
2. Jurnal Penerimaan Kas
Berbagai sumber penerimaan kas haruslah dicatat. Maka dari itu
jurnal penerimaan kas ada. Contoh sumber penerimaan yang
selalu ada di perusahaan dagang adalah penerimaan kas dari
penjualan tunai.
3. Jurnal Umum
Setelah transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai terjadi,
fungsi akuntansi mencatat harga pokok produk yang dijual atau
terjual dalam jurnal umum.
4. Kartu Persediaan
Fungsi akuntansi menggunakan kartu persediaan untuk mencatat
pergerakan harga pokok produk yang dijual. Kartu persediaan
berfungsi pula untuk mengontrol mutasi dan persediaan yang ada
di gudang.
5. Kartu Gudang
35
2.1.24 Jaringan Prosedur Sistem Penerimaan Kas dari
Penjualan Tunai
Jaringan prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas
dari penjualan tunai menurut Mulyadi (2016:392):
36
Kas yang diterima akan dicatat oleh fungsi akuntansi ke dalam
jurnal penerimaan kas oleh fungsi akuntansi. Informasi
penerimaan kas bersumber dari bukti setor bank yang diterima
oleh fungsi kas dari bank.
7. Prosedur Pencatatan Beban Pokok Penjualan
Rekapitulasi beban pokok penjualan dibuat oleh fungsi akuntansi.
Pencatatan bersumber dari data yang ada pada kartu persediaan.
Rekapitulasi beban pokok penjualan ini juga berfungsi bagi fungsi
akuntansi sebagai dokumen sumber untuk komponen pencatatan
pada jurnal umum (Dionisius Dimas Andi Wijaya 2014).
SISTEM INFORMASI
AKUNTANSI
PENERIMAAN KAS
38
4 Hija Yani, R. Analisis - SIA Penerimaan Kas Perbedaannya adalah:
Sistem Informasi Pada PT. POS Indonesia - Penelitian dilakukan
Akuntansi Kota Jambi sudah cukup di PT. POS Indonesia
Penerimaan Kas pada memadai kendati Kota Jambi
PT. POS Indonesia terdapat beberapa
Kota Jambi.2018 kekurangan yang dapat
dan sebaiknya
diperbaiki. Kebaikan
yang terdapat dalam
sistem informasi
akuntansi pada PT. Pos
Indonesia Kota Jambi
adalah terdapat fungsi-
fungsi yang terpisah
dalam menjalankan
sistem, terdapat fungsi
pengawasan, karyawan
yang kompeten, dsb.
Sedangkan kelemahan
yang ada di antaranya
adalah aplikasi sistem
informasi akuntansi
yang dipergunakan
belum menyeluruh dan
masih terdapat
pencatatan manual.
5 Rumapea, M & Sistem Informasi Perbedaannya adalah:
Perayanti Sitorus, S. Akuntansi Pendapatan - Penelitian dilakukan
Sistem Informasi dan Penerimaan Kas di PT. Telkom Medan
Akuntansi yang terdapat pada PT.
Pendapatan dan Telkom Medan telah
Penerimaan Kas pada sesuai dengan standar
PT. Telkom akuntansi yang berlaku
Medan.2017 sehingga informasi yang
dihasilkan menjadi
akurat dan efektif dan
dapat bermanfaat bagi
keputusan yang diambil
oleh jajaran pimpinan
atau dewan direksi.
6 Tambunan, F, dkk. Sistem Sistem akuntansi Perbedaannya adalah:
Analisis Pengaruh Informasi penjualan dan - Penelitian dilakukan
SIstem Informasi penerimaan kas di PT. Golden
Akuntansi
Akuntansi Penjualan berperan terhadap Communication
dan Penerimaan Kas Penjualan dan sistem pengendalian Tanjung Balai Karimun
terhadap Sistem Penerimaan internal. Hal tersebut - Penelitian
Pengendalian Kas (variabel ditunjukkan oleh nilai merupakan penelitian
Internal (Studi Kasus independen) koefisien 0.976 peran kuantitatif.
pada PT. Golden sistem informasi
dan Sistem
Communication akuntansi penjualan dan
Tanjung Balai Pengendalian penerimaan kas
Karimun).2020 Internal memiliki nilai positif dan
(variabel signifikan terhadap
dependen) pengendalian internal
penjualan, dengan nilai
koefisien sebesar 0,976
dan tingkat pengaruh
39
sebesar 95,2%.
7 Damayanti & Yusuf Pengaplikasian sistem Perbedaannya adalah:
Hernandez, M. informasi penerimaan - Penelitian dilakukan
Sistem Infromasi dan pengeluaran kas di di KPRI Andan Jejama
Akuntansi KPRI Andan Jejama Kabupaten
Penerimaan dan memudahkan Pewasaran.
Pengeluaran Kas pengolahan data dan - Penelitian terbatas
pada KPRI Andan mempercepat penyajian pada aplikasi sistem
Jejama Kabupaten laporan. yang terdapat pada
Pewasaran. 2018 KPRI Andan Jejama.
8 Saifudin & Pri Ardani, Sistem SIA Penerimaan dan Perbedaannya adalah:
F. Sistem Informasi Informasi Pengeluaran Kas serta - Penelitian dilakukan
Akuntansi Pengendalian Internal di RSUP Dr. Kariadi
Akuntansi
Penerimaan dan yang dilakukan pada Semarang.
Pengeluaran Kas Penerimaan RSUP Dr. Kariadi - Penelitian
dalam Meningkatkan dan Semarang telah merupakan penelitian
Pengendalian Internal Pengeluaran dilakukan dengan baik, kuantitatif.
atas Pendapatan Kas (variabel efektif, efisien,
pada RSUP Dr. Kariadi sistematis dan sesuai
independen)
Semarang. 2017 dengan standar yang
dan digunakan pada rumah
Pengendalian sakit-rumah sakit
Internal lainnya.
(variabel
dependen)
9 Arisqua, R, dkk. Pengendalian internal Perbedaannya adalah:
Analisis Sistem pada PDAM Tirta - Penelitian dilakukan
Informasi Akuntansi Dharma Purabaya di PDAM Tirta Dharma
Penerimaan dan Kabupaten Madiun. Purabaya Kabupaten
Pengeluaran Kas 2017 belum efektif Madiun.
Guna Efektifitas karena terdapat unsur- -Penelitian berfokus
Pengendalian Intern unsur pengendalian pada pengendalian
pada PDAM Tirta inrternal yang belum intern lembaga.
Dharma Purabaya lengkap. Tidak adanya
Kabupaten Madiun. fungsi monitoring pada
2017 sistem mengakibatkan
sistem pengendalian
intern menjadi lemah
dan rentan kecurangan.
10 Jaya, H. Analisis Sistem Informasi Perbedaannya adalah:
Sistem Informasi Akuntansi pada PT Putra - Penelitian dilakukan
Akuntansi Penjualan Indo Cahaya Batam di PT Putra Indo
dan Penerimaan Kas masih belum sesuai Cahaya Batam.
dalam Meningkatkan dengan standar yang
Pengendalian Intern berlaku dikarenakan
(Studi Kasus PT Putra masih terdapat fungsi
Indo Cahaya Batam). dobel, catatan akuntansi
2018 yang tidak lengkap,
serta kelalaian
penyetoran kas pada
hari yang berbeda.
40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
41
2005:6). Menurutnya metode penelitian kualitatif dilakukan untuk
mendalami pemahaman fenomena non angka seperti perilaku, motivasi,
tindakan, dsb. Semuanya dijelaskan dalam bentuk non angka, yakni secara
kata-kata.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripiskan penerapan sistem
informasi akuntansi penerimaan kas pada CARE LPPM IPB. Di mana
penerapan sistem informasi akuntansi penerimaan kas pada CARE LPPM IPB
merupakan objek penelitian. Yang mana nantinya hasil penelitian adalah
penjabaran tentang sistem akuntansi penerimaan kas yang ada di lembaga
tersebut. Dari data-data yang dikumpulkan akan disajikan kembali sebagai
hasil penelitian melalui kata-kata dan bahasa. Penelitian ini termasuk ke
dalam penelitian eksploratori karena sifat dari penelitian ini tidak
membandingkan hubungan antara beberapa variabel. Penelitian ini hanya
ada satu variabel saja yang diteliti. Selain itu peneliti terlibat langsung
dalam proses penelitian karena melakukan wawancara dan observasi.
Subjek penelitian adalah Pengelola Keuangan Unit CARE LPPM IPB.
42
(2000) yang mengatakan bawah analisis data dapat diketahui sebagai
proses pengorganisasian dan pengurutan data menjadi sebuah klasifikasi
yang berguna untuk mengkategorikan sebuah data hingga menjadi uraian
dasar. Uraian tersebut berguna untuk menentukan hipotesis atas sebuah
data.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
thematic analysis. Thematic Analysis merupakan salah satu dari sekian
banyak metode analisis data penelitian kualitatif. Menurut Barun & Clarke
(2006) Thematic Analysis digunakan untuk mengidentifikasi pola yang
kemudian berguna untuk menemukan tema yang diolah dari data yang
umumnya berupa hasil wawancara yang telah ditranskripkan. Tema
tersebut dapat berupa satu atau beberapa tema yang kemudian akan
dijabarkan lebih lanjut. Terdapat beberapa tahapan dalam melakukan
thematic analysis yaitu memahami data, menyusun kode, dan mencari
tema. Thematic Analysis merupakan pengetahuan dasar dalam melakukan
penelitian yang bersifat kualitatif. Menurut Holloway & Todres (2003),
metode analisis ini bagi penelitian kualitatif merupakan generic skill.
Sehingga dapat dikatakan bahwa metode analisis ini sangat penting bagi
peneliti pemula yang baru melakukan peneitian kualitatif secara holistik.
Metode thematic analysis dipilih untuk penelitian ini karena tepat
untuk menganalisis data yang nantinya akan didapatkan dengan metode
wawancara kepada subjek penelitian serta dokumentasi yang didapatkan
untuk menjabarkan dan melengkapi pola dan alur sistem akuntansi
penerimaan kas di CARE LPPM IPB.
43
informan, sehingga data yang didapat akan lebih lengkap dan
informasi yang didapat dari informan lebih kredibel.
b. Peningkatan Ketekunan
Peningkatan ketekunan dilakukan dengan cara observasi pada saat
dilakukannya penelitian. Dengan demikian hasil penelitian tidak
terpaku pada dokumentasi yang ada, namun juga memahami proses
dan alur. Sehingga, jika terdapat kesalahan peneliti dapat melakukan
pengecekan kembali.
c. Membercheck
Membercheck dilakukan dengan cara pengecekan data yang dimiliki
oleh peneliti kepada informan. Jika data-data yang dimiliki peneliti
disetujui atau disepakati oleh informan, maka data tersebut valid.
Sebaliknya, jika data tersebut ditolak oleh informan maka data yang
ada tidak valid. Jika data tidak valid maka peneliti dapat melakukan
diskusi dengan informan.
DAFTAR PUSTAKA
Anisyah, janua nur, Moch Dzulkirom, and Dwiatmanto. 2019. “DALAM MENDUKUNG
PENGENDALIAN INTERN ( Studi Pada PT . Astra International , Tbk Auto 2000
Malang Sutoyo ).” 70(1): 73–81.
Baridwan, Zaki. 2018. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Kedu. Yogyakarta: BPFE-
YOGYAKARTA.
Bernardus Dito Laponsa. 2018. “Analisis Sistem Informasi Penerimaan Kas (Studi Kasus
Koperasi Wahana Murti Sukabumi).” Journal of Business Ethics 14(3): 37–45.
https://www-jstor-org.libproxy.boisestate.edu/stable/25176555?
Search=yes&resultItemClick=true&searchText=
44
%28Choosing&searchText=the&searchText=best&searchText=research&searchTex
t=design&searchText=for&searchText=each&searchText=question.
%29&searchText=AND.
Damayanti, Damayanti. 2018. “Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Dan Pengeluaran
Kas Pada Kpri Andan Jejama Kabupaten Pesawaran.” Jurnal Tekno Kompak 12(2):
57.
Dewi Dayani. 2013. “Penerapan Sistem Akuntasi Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Pada
BMT As-Salam.” 日本畜産学会報 84: 487–92.
http://ir.obihiro.ac.jp/dspace/handle/10322/3933.
Diana, A & Setiawati, L. 2011. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET.
Dionisius Dimas Andi Wijaya. 2014. “ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEMAKUNTANSI
PENERIMAAN KAS Studi Kasus Di TX Travel Babarsari Yogyakarta.” journal Skripsi:
1–178.
Ekonomi, Fakultas, D A N Bisnis, Universitas Islam, and Negeri Sumatera. 2018. “Kas
Dalam Meningkatkan Sistem.”
Fathoni, Ali. 2018. “Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Pada Kjks Bmt Mandiri Sejahtera
Karangcangkring Gresik Jawa Timur.” Al-Idarah: Jurnal Manajemen dan
Administrasi Islam 2(1): 137.
Hendry Jaya. 2018. “(Akuntansi, Ekonomi, Universitas Riau Kepulauan, Indonesia).”
Measurement 12(2): 33–48.
https://www.neliti.com/id/publications/134744/penyusunan-strategi-dan-sistem-
penjualan-dalam-rangka-meningkatkan-penjualan-tok.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. “Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 02
Laporan Arus Kas.” Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan 02(02): h. 1-52.
Indonesia, Ikatan Akuntan. 2010. “E Xposure D Raft P Ernyataan S Tandar A Kuntansi K
Euangan PENDAPATAN.” 23(23).
Lermin Siahaan. 2018. “Evaluasi Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Studi Kasus Di Paroki
St. Petrus Dan Paulus Babadan.” Journal of Business Ethics 14(3): 37–45.
https://www-jstor-org.libproxy.boisestate.edu/stable/25176555?
Search=yes&resultItemClick=true&searchText=
%28Choosing&searchText=the&searchText=best&searchText=research&searchTex
t=design&searchText=for&searchText=each&searchText=question.
%29&searchText=AND.
Mercubuana Yogyakarta. 2014. “Landasan Teori.” : 11–38.
Muhammad Chairudin. 2019. “Analisis Penerapan Sistem Informasi Akuntansi
Penerimaan Kas Pada Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.” ペイ
ンクリニック学会治療指針2 (May): 1–9.
Paranoan, Selmita. 2010. “Teori Akuntansi Masa Kini.” : 5–32.
Periyanti Sitorus, Sofia, and Melanthon Rumapeag. 2017. “SISTEM INFORMASI
AKUNTANSI PENDAPATAN DAN PENERIMAAN KAS Sofia Perayanti Sitorus , 2
Melanthon Rumapea.” 1(1): 1–9.
45
“PP Nomor 26 Tahun 2015.” 2015. PP Nomor 26 Tahun 2015.
Putra, Yananto Mihadi, and Rino Mauladiputro. 2020. “UNIVERSITAS MERCUBUANA
JAKARTA 2020.”
Putri Wulansari. 2012. “PERANCANGAN SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS SECARA
TERKOMPUTERISASI PADA SUKAKU BACA MEDIA YOGYAKARTA.” :)3(66 עלון הנוטע
39–37.
Rahmawati, Dewi, Rita Indah Mustikowati, and Sulistyo. 2016. “Kas Untuk Meningkatkan
Pengendalian Intern Perusahaan (Studi Pada PT Arema Indonesia Malang).” Journal
Riset Mahasiswa Akuntansi (JRMA) 4(2).
Renaldo, Martin. 2012. “Penerapan Akuntansi Pada Usaha Kecil Menengah.” Jurnal
Akuntansi 1(2): 57–62.
Resti Misra Aini, Delin TRi. 2019. “Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Dalam
Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Pada Cv. Surya Kuantan Singingi.”
Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Dalammenunjang Efektivitas
Pengendalian Internal Pada Cv. Surya Kuantan Singingi: 193–207.
http://www.ejournal.uniks.ac.id/index.php/PERAK/article/view/584.
Riama, L. 2020. “Sistem Akuntansi Penjualan Tunai Pada Pd. Panca Motor Prabumulih.”
Akuntanika 6(1): 82–92.
http://www.journal.poltekanika.ac.id/index.php/akt/article/download/144/132.
Romney, Marshall & Steinbart, Paul. 2015. Sistem Informasi Akuntansi (Accounting
Information System). 13th ed. New Jersey: Penerbit Salemba Empat.
Saifudin, Firda Pri Ardani. 2017. “Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Dan
Pengeluaran Kas Dalam Meningkatkan Pengendalian Internal Atas Pendapatan
Pada Rsup Dr. Kariadi Semarang.” Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Dan
Pengeluaran Kas Dalam Meningkatkan Pengendalian Internal Atas Pendapatan
Pada Rsup Dr. Kariadi Semarang 2(2): 16.
Salibana Sharon Debora Claudia, Winston Pantoh, Stanley Kho Walando, and Uw. 2019.
“Puri Manado Analysis of the Internal Control System of Cash Receipts At Gran Puri
Hotels.” 7(1): 1121–30.
Sapti, Mujiyem. 2019. “済無 No Title No Title.” Kemampuan Koneksi Matematis
(Tinjauan Terhadap Pendekatan Pembelajaran Savi) 53(9): 1689–99.
STIE Widya Gama Lumajang. 2019. “Landasan Teori.” Journal of Chemical Information
and Modeling 53(9): 1689–99.
Surabaya, STIKOM. 2019. “Landasan Teori.” Journal of Chemical Information and
Modeling 53(9): 1689–99.
Universitas Muhamadiyah Yogyakarta (UMY). 2016. “Landasan Teori.” : 8–34.
Viliant Arisqua, Rr. Fanny, Isharijadi, and Anggita Langgeng Wijaya. 2017. “Analisis
Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Guna Efektivitas
Pengendalian Intern Pada PDAM Tirta Dharma Purabaya Kabupaten Madiun.” Vol.
5 No. 1 Hlmn. 278-288 Madiun, Oktober 2017 e-ISSN: 2337-9723 5: 278–88.
46
Yunita. 2018. “SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN KAS DARI PENJUALAN
TUNAI MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 2015 PADA CV ANUGERAH BERSAMA DI
BANJARMASIN.”
Yusmalina, Sri Elvi Sahfitri, Kasirul Fadli, Ferawaty Tambunan. 2020. “Analisis Pengaruh
Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Dan Penerimaan Kas Terhadap Sistem
Pengendalian Internal (Studi Kasus Pada PT. Goldencommunication Tanjung Balai
Karimun).” Jurnal Cafetaria 1(2): 56–63.
LAMPIRAN
47