1 PB

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 9

doi: mkts.v28i1.

43380

Durabilitas Baja Tulangan pada Beton Menggunakan


Material Batu Gamping, Pasir Laut dan
Air Laut dalam Campuran Beton
*
Dahlia Patah, Amry Dasar, Amalia Nurdin
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sulawesi Barat, Majene
*)
[email protected]

Received: 15 Desember 2021 Revised: 15 Juli 2022 Accepted: 27 Juli 2022

Abstract

Seawater and sea sand have potential used in concrete. The use of limestone in the concrete has been increasing
due to benefits as aggregate include good strength and low possibility of alkali-silica reaction. Hence, it is
imperative to exploit seawater, sea sand and limestone in concrete particularly corrosion issues follow it. This
study aims to evaluate the effect of limestone, seawater, and sea-sand for mixing concrete on the corrosion of
reinforcing bar. The specimen used in this study was a concrete block with strength design of 25 MPa and
plain reinforcing bar with 10 mm in diameter was embedded. The result of half-cell potential (HCP) will be
compared with the result of visual observations for actual corrosion after HCP readings indicates the
specimens has been corroded. The results showed that reinforcing bar in all specimens mixed with seawater
and using 100% limestone mixed with plain water using sea-sand is estimated to be corroded and
corresponding with the actual corrosion. Further, it can be observed the use of washed sea-sand combine with
50% of limestone and mixed with seawater potentially increase the strength of concrete up to 50%, however,
the risk of corrosion as well.

Keywords: Concrete, corrosion, half-cell potential, actual corrosion, limestone, sea sand, seawater

Abstrak

Air laut dan pasir laut memiliki potensi untuk digunakan dalam beton. Penggunaan batu kapur dalam beton
semakin meningkat karena manfaatnya sebagai agregat memiliki kekuatan yang baik dan kemungkinan reaksi
alkali-silika yang rendah. Oleh karena itu, sangat penting untuk memanfaatkan air laut, pasir laut dan batu
kapur dalam beton terutama masalah korosi yang mengikutinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi
pengaruh pencampuran air laut, batu gamping dan pasir laut yang digunakan secara bersamaan terhadap
korosi baja tulangan beton. Benda uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah balok beton dengan
diameter tulangan 10 mm dengan mutu beton 25 MPa. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah baja
tulangan pada semua benda uji yang dicampur dengan air laut, dan benda uji yang hanya menggunakan 100%
batu gamping yang dicampur air tawar dengan menggunakan pasir laut diestimasi mengalami korosi dengan
metode pengukuran half-cell potensial dan dibuktikan dengan pengukuran aktual korosi. Selanjutnya,
penggunaan pasir laut yang dicuci dengan menggunakan batu gamping 50% dan dicampur air laut dapat
meningkatkan kekuatan hingga 50% dari beton normal dan resiko korosi sama dengan beton normal.

Kata kunci: Beton, korosi, half-cell potential, aktual korosi, batu gamping, pasir laut, air laut

Pendahuluan sungai juga digunakan dalam jumlah yang besar


untuk pembuatan beton. Air tawar dan pasir sungai
Kemajuan teknologi beton yang pesat menuntut yang menjadi bahan bangunan utama dalam
penggunaan bahan maupun agregat alternatif yang konstruksi, mengakibatkan produksi beton
berkelanjutan dan ramah lingkungan. Di seluruh mengkonsumsi beberapa miliar ton air tawar dan
dunia, setiap tahunnya air tawar dalam jumlah besar pasir sungai setiap tahun yang menyebabkan
digunakan untuk pencampuran, perawatan dan peningkatan sumber daya air tawar dan pasir sungai
pembersihan dalam industri beton. Selain itu, pasir menjadi terbatas. Untuk meminimalisir penggunaan

109
Media Komunikasi Teknik Sipil Volume 28, No.1, 2022, 109-117
Dahlia Patah, Amry Dasar, Amalia Nurdin
Durabilitas Baja Tulangan …

air tawar dan pasir sungai dalam konstruksi, peneliti rendah antara 28-90 hari dengan kemungkinan
terus menyelidiki alternatif lain untuk air tawar dan kristalisasi garam. Sedangkan Nishida et al. (2015)
pasir sungai untuk digunakan dalam beton dan memberikan pendapat positif terkait beton yang
kemungkinan menggunakan air laut dan pasir laut dicampur dengan air laut dengan menambahkan
dalam beton campuran harus diselidiki secara mineral admixture seperti BFS. Selain itu Katano et
komprehensif sebagai bahan alternatif. al. (2013) juga memberikan pendapat positif bahwa
penggunaan air laut dan pasir laut dapat mengurangi
Selanjutnya, jika penggunaan air laut sebagai air emisi CO2.
pencampur dan pasir laut sebagai pengganti agregat
halus beton dapat diandalkan, maka akan sangat Penggunaan air laut dan pasir laut dalam beton telah
efisien dan ekonomis dalam konstruksi, terutama menarik perhatian, namun juga menimbulkan
pada pekerjaan konstruksi di pesisir dan pulau pertanyaan terkait durabilitas khususnya beton
terpencil. Untuk penggunaan pasir laut sebagai bertulang. Hal ini dikarenakan besarnya kandungan
pengganti agregat halus telah digunakan pada klorida yang terdapat dalam pasir laut dan air laut
penelitian dan konstruksi di Jepang bahkan telah yang dapat menjadi pemicu terjadinya percepatan
dikomersilkan dimana pasir laut ini harus dicuci reaksi korosi. Studi sebelumnya menggunakan pasir
bersih sebelum digunakan. laut dan air laut dalam pembuatan beton dan
melaporkan evaluasi korosi air laut yang dicampur
Berdasarkan ASTM (2013), untuk penggunaan air dalam beton dimana air laut memberikan dampak
laut sebagai air pencampur harus dihindari untuk positif pada kekuatan beton dan durabilitas terhadap
digunakan dalam struktur beton bertulang karena korosi baja tulangan lebih baik dibandingkan
risiko korosi awal tulangan yang disebabkan oleh dengan beton yang dicampur dengan air tawar
klorida dalam senyawa air laut. Namun, dalam (Dasar et al., 2013; Dasar et al., 2016; Dasar et al.,
kasus situasi yang tidak dapat dihindari, air laut 2020). Disisi lain Liu et al. (2016) menunjukkan
sebagai air pencampur dianjurkan hanya untuk bahwa karbonasi beton menggunakan pasir laut
beton polos. Secara umum dipercaya bahwa nilai dapat dikurangi 20-50% oleh ion klorida yang
pH air yang dapat dipengaruhi oleh tingginya dimasukkan oleh pasir laut di beton. Selanjutnya,
kandungan 𝐶𝑙 − dan 𝑆𝑂42− dalam air laut memiliki pencampuran air laut menyebabkan peningkatan
dampak yang signifikan terhadap kekuatan beton kekuatan lebih awal dan memperbaiki struktur
(Kucche et al., 2015). mikro beton dibandingkan dengan pencampuran air
dari keran.
Mengenai efek pasir laut dan air laut pada
kemampuan kerja beton, kesimpulan yang berbeda Dalam penelitiannya Mohammed et al. (2001)
telah dicapai oleh peneliti yang berbeda. Limeira et melaporkan penurunan kekuatan beton tidak
al. (2012) menyimpulkan bahwa nilai slump mortar ditemui karena percepatan proses hidrasi dengan
menurun dengan meningkatnya kandungan pasir adanya klorida dalam air laut bekas setelah 15 tahun
laut. Sebagian besar peneliti telah sepakat bahwa terpapar di pasang surut air laut. Fukute et al. (1992)
usia dini kuat tekan beton pasir laut sedikit lebih melaporkan hasil benda uji yang terekspos jangka
tinggi dari beton biasa (Ramaswamy et al., 1982), panjang yang dilakukan oleh Port and Airport
meskipun beberapa penelitian telah mencapai Research Institute (PARI) di Jepang menunjukkan
kesimpulan yang berbeda: Chandrakeerthy et al. bahwa jumlah klorida yang diukur dalam beton
(1994) mengamati bahwa kuat tekan beton dengan setelah berumur 20 tahun tidak terpengaruh oleh air
pasir laut mirip dengan beton biasa. pencampuran dan pengaruh negatif air laut yang
digunakan sebagai air pencampur relatif menurun
Girish et al. (2015) menemukan bahwa beton pasir seiring bertambahnya usia (Otsuki, 1985). Selain
laut memiliki kuat tekan 28 hari yang lebih rendah itu, mutu beton dengan pencampuran air laut
daripada beton biasa. Mirip dengan situasi untuk menunjukkan 10 MPa lebih besar dari beton normal
beton pasir laut, sebagian besar percobaan telah pencampuran air tawar, dengan rasio peningkatan
menunjukkan bahwa beton air laut memiliki kekuatan tekan air laut terhadap air tawar adalah 1,2
kekuatan usia dini yang lebih tinggi (Griffin et al., setelah pada beton bertulang yang berumur 36 tahun
1962; Kaushik et al., 1995; Etxeberria et al., 2016; (Patah, 2019).
Mohammed et al. 2004). Islam et al. (2012)
menyimpulkan bahwa kekuatan awal yang lebih Ketergantungan pada batu sungai ataupun batu
tinggi dari beton air laut dibandingkan dengan beton gunung sebagai bahan konstuksi beton dengan
biasa pada dasarnya disebabkan oleh penyumbatan sumber material yang terbatas akan menimbulkan
pori-pori oleh produk hidrasi dan kekuatan jangka masalah dikemudian hari. Untuk itu pemanfaatan
panjang yang lebih rendah adalah karena pencucian sumber daya alam yang tersedia secara optimal
produk hidrasi lunak. Wegian et al. (2010) merupakan salah satu upaya yang tepat untuk
menghubungkan kekuatan beton air laut yang lebih mewujudkan pemenuhan kebutuhan tersebut. Salah

110
Media Komunikasi Teknik Sipil Volume 28, No.1, 2022, 109-117
Dahlia Patah, Amry Dasar, Amalia Nurdin
Durabilitas Baja Tulangan …

satunya adalah batu gamping terdapat di Kabupaten pasaran. Agregat halus/pasir yang digunakan ada
Majene. Batu gamping ini merupakan material lokal dua jenis yaitu pasir sungai dari Mappili dan pasir
yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat daerah laut dari Pamboang di Kabupaten Majene. Pasir
tersebut sebagai pondasi rumah maupun untuk sungai dan pasir laut yang lolos saringan 5 mm
perkerasan jalan, sehingga perlu dilakukan dipilih untuk digunakan sebagai agregat halus
penelitian penggunaan batu gamping sebagai dalam campuran beton. Agregat kasar/kerikil yang
pengganti agregat kasar dalam campuran beton. digunakan yaitu batu pecah dan batu gamping yang
memiliki ukuran maksimum 20 mm. Batu pecah
Pada penelitian ini dilakukan beberapa investigasi diambil dari sungai Laliko dan batu gamping
pada beton yang dicampur dengan air laut dan diambil dari Kabupaten Majene. Batas klasifikasi
menggunakan agregat berupa pasir laut sebagai untuk agregat halus dan agregat kasar ini sesuai
agregat halus dan batu gamping sebagai agregat dengan SNI 03-1968-1990. Properties material
kasar. Sebanyak dua belas benda uji telah ditunjukkan pada Tabel 1.
dievaluasi. Benda uji diekspos di luar laboratorium
dimana benda uji terkena panas dan hujan secara Tabel 1. Properti material
langsung. Variabel utama dalam pengujian ini yaitu
Pasir Kerikil
jenis pencampuran air, variasi jumlah batu
Properties Pasir Pasir Batu Batu
gamping, dan jenis pasir yang digunakan. Tujuan
sungai laut pecah gamping
dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi
Kadar lumpur, % 0,49 0,6 0,55 0,42
pengaruh pencampuran air laut, batu gamping dan
Kadar organis No.2 No.2 No.2 No.2
pasir laut sebagai material beton yang digunakan
Kadar air, % 7,22 10,88 0,64 0,99
secara bersamaan terhadap korosi baja tulangan
Berat jenis, g/m3 2,46 2,61 2,62 2,48
beton. Selain itu, juga untuk mengetahui sejauh
penyerapan air, % 1,69 1,75 0,64 1,98
mana kontribusi pencampuran air laut dan batu
Modulus kehalusan 3,39 2,77 7,82 -
gamping terhadap durabilitas beton setelah
diekspos beberapa bulan pada kondisi lingkungan
yang terkena panas dan hujan. Penelitian ini telah Pembuatan benda uji
mengevaluasi pengukuran korosi baja tulangan
secara elektrokimia dengan metode half-cell Sebanyak 12 benda uji berbentuk segi empat
potential, pengujian kekuatan beton dengan dengan dimensi 40x40x15cm disiapkan dalam
hammer test dan pengamatan secara visual dari penelitian ini. Sebanyak 4 buah baja tulangan polos
aktual korosi baja tulangan. diamter 10 mm tertanam dalam beton dengan
variasi selimut beton 2, 3, 4, dan 5 cm. Pada
penelitian ini hanya fokus pada selimut beton 2 cm
Metode (ST2) dari permukaan beton. Kabel sepanjang 5 cm
disambungkan ke baja tulangan untuk pengukuran
Penelitian ini dilaksanakan dengan metode korosi. Semua agregat halus dan kasar yang
eksperimental, yaitu dengan melakukan percobaaan digunakan dalam kondisi kering permukaan jenuh
pengujian elektrokimia dengan metode half-cell sehingga selama proses pencampuran tidak
potential (HCP), pengujian hammer test dan mempengaruhi rasio air terhadap pengikat. Faktor
pengecekan secara visual aktual korosi pada beton air semen (FAS) yang digunakan adalah 50%.
normal yang menggunakan subtitusi batu gamping Prosedur pencampuran beton sebagai Gambar 1.
terhadap kerikil sebesar 0%, 50% dan 100% dari Benda uji dibungkus plastik selama 20-24 jam agar
berat kerikil. Pasir laut dan air laut juga digunakan tidak terjadi evaporasi, kemudian cetakan dibuka
dalam pencampuran beton. Untuk waktu pengujian dan benda uji dirawat dengan perendaman air
korosi baja tulangan dengan HCP dilakukan pada tawar dengan kondisi ruang laboratorium yang tidak
umur 1 – 189 hari. Pengujian HCP dihentikan ketika terkontrol selama 28 hari.
beton telah terdeteksi korosi sesuai ASTM C876-
15. pada umur 189 hari dilakukan pengujian mutu Putar mixer Putar mixer
beton dengan menggunakan hammer test, selama 1 min selama 1 min
lalu stop lalu stop
selanjutnya dilakukan pengecekan aktual korosi Kerikil + Air
dengan cara ekstraksi baja tulangan dari benda uji semen + pasir
di umur 190 hari.

Material dan mix proporsi


Matikan mixer Campur dan
dan ukur slump aduk manual
Semen yang digunakan dalam penelitian ini Putar mixer
mengacu pada SNI 15-7064-2004 yaitu Semen selama 2 min
Portland Komposit (PCC) Tipe 1 yang diproduksi
oleh pabrik semen Indonesia dan tersedia banyak di Gambar 1. Prosedur pencampuran beton

111
Media Komunikasi Teknik Sipil Volume 28, No.1, 2022, 109-117
Dahlia Patah, Amry Dasar, Amalia Nurdin
Durabilitas Baja Tulangan …

Tabel 2. Desain benda uji


Jumlah
Tipe Pasir Kerikil Pencampuran
benda uji
RS-G0-SW Pasir sungai Batu pecah 100% dan batu gamping 0% Air laut 1
RS-G0-TW Pasir sungai Batu pecah 100% dan batu gamping 0% Air tawar 1
RS-G50-SW Pasir sungai Batu pecah 50% dan batu gamping 50% Air laut 1
RS-G50-TW Pasir sungai Batu pecah 50% dan batu gamping 50% Air tawar 1
RS-G100-SW Pasir sungai Batu pecah 0% dan batu gamping 100% Air laut 1
RS-G100-TW Pasir sungai Batu pecah 0% dan batu gamping 100% Air tawar 1
SS-G0-SW Pasir laut Batu pecah 100% dan batu gamping 0% Air laut 1
SS-G0-TW Pasir laut Batu pecah 100% dan batu gamping 0% Air tawar 1
SS-G50-SW Pasir laut Batu pecah 50% dan batu gamping 50% Air laut 1
SS-G50-TW Pasir laut Batu pecah 50% dan batu gamping 50% Air tawar 1
SS-G100-SW Pasir laut Batu pecah 0% dan batu gamping 100% Air laut 1
SS-G100-TW Pasir laut Batu pecah 0% dan batu gamping 100% Air tawar 1

Pada umur 28 hari tersebut, benda uji dikeluarkan dimana apabila nilai HCP < -256 mV menunjukkan
dari bak perendaman sekanjutnya disimpan di luar 90% kemungkinan telah korosi seperti pada
ruangan yang terkena langsung panas dan hujan. Tabel 3.
Desain benda uji dengan berbagai tipe dan RE Multimeter
campuran dapat dilihat pada Tabel 2. Bentuk dan
ukuran benda uji dapat dilihat pada Gambar 2. Spons
-256mV

basah
- +

2 cm Baja tulangan WE

40 cm
RE : Reference electrode
(Ag/AgCl)
WE : Working Electrode

Beton

15 cm

Gambar 3. Detail pengukuran HCP

Gambar 2. Bentuk dan ukuran benda uji Tabel 3. Prediksi kemungkinan korosi
Half-cell potential (mV) Resiko
Metode pengujian
Elektroda Elektroda kemungkinan
Cu/CuSO4 Ag/AgCl korosi
Pengujian Half-cell potential (HCP)
Rendah (10%
> – 200 > –106
resiko korosi)
Pengujian korosi dilakukan dengan metode Half-
Cell Potential (HCP) dimana metode ini –200 ke –350 –106 ke –256 Menengah
menggunakan alat berupa Referensi Elektroda Tinggi (> 90%
berbahan Ag/AgCl. Nilai HCP diambil dari rata- < – 350 < – 256
resiko korosi)
rata 3 kali pengambilan data yang diukur < – 500 < – 406 Sangat tinggi
menggunakan multimeter dan Referensi Elektroda
(RE) yang disambungkan ke benda uji. Detail Pengujian hammer test
pengukuran dapat dilihat pada Gambar 3.
Pengujian kuat tekan beton dengan hammer test
Pengukuran HCP dilakukan setelah pre-wetting dilaksanakan pada umur 189 hari. Persiapan
selama 30 menit dengan kain basah pada sisi pengujian dengan metode hammer test berdasarkan
permukaan pengukuran pada benda uji. Hal ini SNI-03-4430-1997. Pengujian dilakukan pada sisi
dilakukan untuk mengurangi potensi fluktuasi nilai lebar 40x40 cm dari beton. Sebelum dilakukan
HCP. Pengujian ini mengacu pada ASTM C876-15 pengujian, terlebih dahulu permukaan beton di

112
Media Komunikasi Teknik Sipil Volume 28, No.1, 2022, 109-117
Dahlia Patah, Amry Dasar, Amalia Nurdin
Durabilitas Baja Tulangan …

ratakan. Data diperoleh dari tekanan ke permukaan Setelah baja tulangan diekstraksi, digunakan sebuah
benda uji yang menghasilkan nilai lenting (R) di kertas transparan lalu baja tulangan dibungkus
setiap titik pengujian sebanyak 10 titik yang dicatat dengan hati-hati pada permukaan melingkar dari
dan dihitung nilai rata-ratanya. Nilai terkoreksi juga batang baja berkarat. Kemudian menggunakan
diambil sesuai dengan factor kalibrasi alat. spidol hitam permanen daerah yang berkarat itu
Perkiraan nilai kuat tekan menggunakan kurva dibuat sketsa mengikuti daerah yang korosi/karat.
korelasi yang dapat dilihat pada Gambar 4. Kemudian luas baja tulangan yang terkorosi
dihitung dengan menggunakan perangkat lunak
analisis citra komputer (Image J v1.49).

Hasil dan Pembahasan


Half-cell potential (HCP)

Hasil pengukuran nilai half-cell potential terhadap


perubahan waktu dari umur 1 hari hingga 189 hari
untuk benda uji menggunakan pasir laut (SS) dan
pasir sungai (RS) dapat dilihat pada masing-masing
Gambar 6 dan Gambar 7. Berdasarkan Gambar 6
dan Gambar 7, pada hari pertama setelah cetakan
dibuka, nilai HCP untuk semua benda uji yang di
campur dengan air tawar berada antara -100mV
hingga -200 mV. Untuk semua benda uji yang
Gambar 4. Kurva hubungan nilai pantul dengan
kuat tekan beton
dicampur dengan air laut memiliki nilai potential
yang lebih negatif yaitu mulai -250 hingga -400mV.

Hal ini dikarenakan beton masih basah dan semen


masih belum mengikat secara sempurna sehingga
potential yang terbaca ini akibat pengaruh basahnya
beton (Dasar et al. 2016). Akan tetapi, nilai
potential ini berangsur-angsur menjadi lebih positif
SS-G50-TW berdasarkan waktu. Bahkan hingga melewati masa
hidrasi semen diumur 28 hari, nilai HCP terus pulih
menjadi lebih positif dan dikategorikan 90% tidak
mengalami korosi. Hal ini menandakan semen telah
terikat secara sempurna.

Pada umur mulai dari 137 hari, didapatkan nilai


potential perlahan-lahan menjadi negatif seiring
waktu hingga di umur 189 hari, nilai potential
semua benda uji menjadi lebih negatif. Secara
terperinci, nilai potential semua benda uji di umur
189 hari dapat dilihat pada Gambar 9. Berdasarkan
Gambar 8 didapatkan bahwa semua benda uji yang
dicampur dengan air tawar baik itu menggunakan
pasir laut ataupun pasir sungai pada umur 189 hari
masih dalam kategori menengah atau 50%
kemungkinan korosinya, kecuali pada benda uji SS-
G100 dimana nilai HCP nya mencapai -259mV
yang dikategorikan 90% kemungkinan resiko
korosi.
Gambar 5. Pemisahan baja tulangan dari beton
Untuk benda uji yang dicampur dengan air laut baik
Pengecekan aktual korosi itu menggunakan pasir laut ataupun pasir sungai,
nilai HCP semua benda uji sangat negatif dari -
Untuk evaluasi aktual atau inspeksi visual, korosi 256mV dan dikategorikan 90% resiko korosi.
area baja tulangan dilakukan dengan mengekstraksi Selain itu, nilai HCP untuk benda uji RS-G100-SW
tulangan baja dari beton dengan cara mengupas lebih negatif yaitu -356mV dari pada penggunaan
selimut beton seperti terlihat pada Gambar 5. pasir laut SS-G100-SW yaitu -259mV.

113
Media Komunikasi Teknik Sipil Volume 28, No.1, 2022, 109-117
Dahlia Patah, Amry Dasar, Amalia Nurdin
Durabilitas Baja Tulangan …

150
100
Half-cell potential (SCE), mV

50
waktu, hari
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200
-50
-100
-150
Tap water
-200 (TW)
-250
-300 90% kemungkinan korosi Seawater
(SW)
-350
-400 SS-G100-SW SS-G50-SW SS-G0-SW
SS-G100-TW SS-G50-TW SS-G0-TW

Gambar 6. Nilai half-cell potensial benda uji menggunakan pasir laut (SS)
Half-cell potential (SCE), mV

150
100
50
waktu, hari
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200
-50
-100
-150 Tap water
-200 (TW)

-250
-300 90% kemungkinan korosi
Seawater
-350 (SW)

-400
RS-G100-SW RS-G50-SW RS-G0-SW
RS-G100-TW RS-G50-TW RS-G0-TW

Gambar 7. Nilai half-cell potensial benda uji menggunakan pasir sungai (RS)

50
0
Kuat Tekan Beton, MPa
Half-cell potential (SCE), mV

45
-50
-100 40
-150
35
-200
-250 30
-300
25
-350 SS-G100 SS-G50 SS-G0 RS-G100 RS-G50 RS-G0
-400 Seawater (SW) Tap Water (TW) Seawater (SW) Tap Water (TW)

Gambar 7. Nilai half-cell potensial benda uji Gambar 8. Kuat tekan beton dengan
pada umur 189 hari menggunakan hammer test umur 189 hari

114
Media Komunikasi Teknik Sipil Volume 28, No.1, 2022, 109-117
Dahlia Patah, Amry Dasar, Amalia Nurdin
Durabilitas Baja Tulangan …

Kuat tekan beton dengan hammer test dengan menggunakan pasir laut ataupun pasir
sungai diperlihatkan pada Gambar 11.
Pengujian hammer ini dilakukan pada umur 189
hari bersamaan dimana beberapa benda uji Berdasarkan Gambar 11 dapat dilihat bahwa semua
terdeteksi korosi berdasarkan elektrokimia dengan benda uji yang dicampur dengan air laut telah
menggunakan metode HCP. Hasil pengukuran kuat mengalami korosi dengan nilai korosi area sebesar
tekan beton dengan menggunakan uji hammer pada 9-15%. Sedangkan benda uji yang dicampur dengan
umur 189 hari untuk tiap persentasi penambahan air tawar, hanya benda uji yang memakai batu
batu gamping dan benda uji beton dicampur air laut gamping 100% yang mengalami korosi baik itu
dan air tawar dengan menggunakan pasir laut memakai pasir laut maupun pasir sungai dengan
ataupun pasir sungai diperlihatkan pada Gambar 9. nilai korosi area SS-G100 sebesar 7.41% dan RS-
Berdasarkan Gambar 9 didapatkan bahwa akibat G100 sebesar 5.26%.
pencampuran air laut, nilai kuat tekan benda uji SS-
G100 dan RS-G0 lebih tinggi dari pencampuran air Benda uji lainnya yang dicampur dengan air tawar
tawar. Hal ini menunjukkan bahwa kuat tekan beton masih tidak terdeteksi korosi, hal ini didukung oleh
dengan pencampuran air laut membutuhkan jangka nilai HCP pada masing-masing benda uji dimana
panjang untuk meningkat. nilai HCPnya menunjukkan kategori resiko korosi
menengah atau 50% kemungkinan korosi. Dari
Otsuki et al. (2011) menemukan bahwa kuat tekan hasil pengecekan secara visual, benda uji dengan
jangka panjang beton air laut sedikit lebih tinggi menggunakan air tawar dan batu gamping hingga
daripada beton air tawar. Hal ini mengindikasikan 50% dengan kombinasi pasir laut belum terjadi
bahwa beton dengan pencampuran air laut korosi. Berbeda halnya jika menggunakan batu
berpotensi menunda reaksi hidrasi semen sehingga gamping hingga 100%, baja tulangan telah
perkembangan kuat tekan beton membutuhkan mengalami korosi. Berdasarkan penelitian ini, batu
waktu. Untuk pengaruh penggunaan pasir laut, gamping tidak bisa digunakan secara bersamaan
benda uji dengan penggunaan batu gamping sebesar dengan air laut dalam pencampuran beton.
100% dan 50% memiliki kuat tekan lebih tinggi dari
benda uji dengan penggunaan pasir sungai. Hubungan half-cell potential dengan aktual
korosi
Aktual korosi
Hubungan antara nilai HCP dengan aktual korosi
Penampakan aktual korosi pada baja tulangan yang baja tulangan dapat dilihat pada Gambar 12.
telah diekstraksi dari beton dapat dilihat pada Berdasarkan Gambar 12, terdapat hubungan linear
Gambar 10. Semua baja tulangan yang telah antara pengujian elektrokimia untuk mengukur
diekstraksi lalu dihitung area yang telah korosi. resiko korosi tulangan baja dengan metode HCP
Hasil pengecekan aktual korosi pada umur 189 hari dengan aktual korosi. Persamaan yang didapatkan
untuk tiap persentasi penambahan batu gamping dari hubungan HCP dengan aktual korosi
dimana benda uji dicampur air laut dan air tawar ditunjukkan oleh Persamaan 1.

RS-G50-TW RS-G50-SW

korosi

SS-G50-TW
SP-G50-SW

korosi

Gambar 9. Penampakan aktual korosi baja tulangan

115
Media Komunikasi Teknik Sipil Volume 28, No.1, 2022, 109-117
Dahlia Patah, Amry Dasar, Amalia Nurdin
Durabilitas Baja Tulangan …

dengan beton normal. Penggunaan pasir laut yang


𝑦 = −13.55𝑥 − 145.47 (1)
dicuci dengan menggunakan batu gamping 50% dan
dimana nilai y adalah korosi area dalam % dan x dicampur air laut dapat meningkatkan kekuatan
adalah nilai HCP dalam mV. hingga 50% dari beton normal dan resiko korosi
sama dengan beton normal. Lebih lanjut,
Hubungan R2 dari hubungan linear ini didapatkan penggunaan air laut menurunkan nilai kuat tekan
sebesar 0.87. Ini menandakan bahwa pemeriksaan beton pada banyak kondisi, namun dapat
dengan metode HCP dapat diandalkan dan relevan meningkatkan kuat tekan pada penggunaan batu
untuk mendeteksi kemungkinan korosi tanpa harus gamping 100%.
dilakukan pemeriksaan secara visual pada baja
tulangan beton. Daftar Pustaka
16
American Society for Testing Materials. (2013).
14
Standard Practice for the Preparation of Subsitute
12
Ocean Water. America: ASTM International.
Korosi Area, %

10
8
American Society for Testing and Materials.
6
(1991). Standard Method for Half Cell Potential of
4
Uncoated Reinforcing Steel in Concrete: ASTM
2
C876. America: Annual book of ASTM Standards.
0
SS-G100 SS-G50 SS-G0 RS-G100 RS-G50 RS-G0

Seawater (SW) Tap Water (TW)


Chandrakeerthy, S. D. S. (1994). Suitability of sea
sand as a fine aggregate for concrete production.
Gambar 10. Korosi area
Dasar, A., Hamada, H., Sagawa, Y., & Irmawaty, R.
Korosi Area, % (2013). Corrosion evaluation of reinforcing bar in
0 2 4 6 8 10 12 14 16 sea water mixed mortar by electrochemical method.
0 Proceedings of the Japan Concrete Institute At:
Half-cell potential (SCE), mV

-50 Nagoya, JAPAN Volume, 35(1), 889-894.


-100
y = -13.55x - 145.47 Dasar, A., Hamada, H., Sagawa, Y., & Irmawaty, R.
-150 R² = 0.87
-200 (2013). Corrosion evaluation of reinforcing bar in
sea water mixed mortar by electrochemical method.
-250
Proceedings of the Japan Concrete Institute At:
-300
Nagoya, JAPAN Volume, 35(1), 889-894.
-350
-400 Dasar, A., Hamada, H., Sagawa, Y., & Yamamoto,
Seawater (SW) Tap Water (TW) D. (2016). Recovery In Mix Potential And
Polarization Resistance Of Steel Bar In Cement
Gambar 11. Hubungan actual korosi dan Hardened Matrix During Early Age Of 6 Months-
Half-cell potential Sea-Water Mixed Mortar And Cracked Concrete.
Proceedings of the Japan Concrete Institute At:
Kesimpulan Fukuoka, Volume, 38(1), 1203-1208.
Berdasarkan pengukuran elektrokimia, baja Dasar, A., Patah, D., Hamada, H., Sagawa, Y., &
tulangan pada pada semua benda uji yang dicampur Yamamoto, D. (2020). Applicability of seawater as
dengan air laut dan benda uji yang menggunakan a mixing and curing agent in 4-year-old concrete.
100% batu gamping yang dicampur air tawar Construction and Building Materials, 59, 119692.
dengan menggunakan pasir laut diestimasi
mengalami korosi. Berdasarkan observasi aktual Etxeberria, M., Fernandez, J. M., & Limeira, J.
korosi, semua benda uji terdeteksi korosi selaras (2016). Secondary aggregates and seawater
dengan pengukuran elektrokimia dan didapatkan employment for sustainable concrete dyke blocks
hubungan linear antara aktual korosi dengan production: Case study. Construction and Building
pengukuran nilai HCP. Materials, 113, 586-595.

Penggunaan batu gamping sebesar 50% dapat Fukute, T., Hamada, H., & Yamamoto, K. (1992).
digunakan untuk menggantikan agregat kasar A Study On The Durability Of Concrete Exposed In
dimana memiliki kekuatan yang lebih tinggi dan Marine Environment For 20 YearS. Doboku Gakkai
resiko korosi juga tidak terdeteksi dibandingkan Ronbunshu, 1992(442), 43-52.

116
Media Komunikasi Teknik Sipil Volume 28, No.1, 2022, 109-117
Dahlia Patah, Amry Dasar, Amalia Nurdin
Durabilitas Baja Tulangan …

Girish, C. G., Tensing, D., & Priya, K. L. (2015). binding. Construction and Building Materials, 120,
Dredged offshore sand as a replacement for fine 1-9.
aggregate in concrete. International Journal of
Engineering Sciences & Emerging Technologies, Nishida, T., Otsuki, N., Ohara, H., Garba-Say, Z.
8(3), 88-95. M., & Nagata, T. (2015). Some considerations for
applicability of seawater as mixing water in
Griffin, D. F., & Henry, R. L. (1962). The effect of concrete. Journal of Materials in Civil engineering,
salt in concrete on compressive strength, water 27(7), B4014004.
vapor transmission, and corrosion of reinforcing
steel. Naval Civil Engineering Lab Port Hueneme Mohammed, T. U., Yamaji, T., Aoyama, T., &
CA. Hamada, H. (2001). Marine durability of 15-year
old concrete specimens made with ordinary
Indonesia National Standard (SNI 03-4430-1997). portland, slag, and fly ash cements. Special
Metode Pengujian Kuat Tekan Elemen Struktur Publication, 199, 541-560.
Beton dengan Alat Palu Beton Tipe N dan NR
Mohammed, T. U., Hamada, H., & Yamaji, T.
Islam, M. M., Islam, M. S., Al-Amin, M., & Islam, (2004). Performance of seawater-mixed concrete in
M. M. (2012). Suitability of sea water on curing and the tidal environment. Cement and concrete
compressive strength of structural concrete. Journal research, 34(4), 593-601.
of Civil Engineering (IEB), 40(1), 37-45.
Otsuki, N. (1985). A study of effectiveness of
Katano, K., Takeda, N., Ishizeki, Y., & Iriya, K. Chloride on Corrosion of Steel Bar in Concrete.
(2013). Properties and application of concrete made Report of Port and Harbor Research Institute, 127-
with sea water and un-washed sea sand. In 134.
Proceedings of Third International conference on
Sustainable Construction Materials and Otsuki, N., Furuya, D., Saito, T. and Tadokoro, Y.,
Technologies. 2011, August. Possibility of sea water as mixing
water in concrete. In 36th Conference on Our World
Kaushik, S. K., & Islam, S. (1995). Suitability of sea in Concrete & Structures, Singapore (Vol. 36, pp.
water for mixing structural concrete exposed to a 131-138).
marine environment. Cement and Concrete
Composites, 17(3), 177-185. Patah, D., Hamada, H., Sagawa, Y., & Yamamoto,
D. (2019). The Effect of Seawater Mixing On
Kucche, K. J., Jamkar, S. S., & Sadgir, P. A. (2015). Corrosion of Steel Bar in 36-Years Old RC Beams
Quality of water for making concrete: a review of under Marine Tidal Environment. At Hokaido,
literature. International Journal of Scientific and 41(1), 791-796.
Research Publications, 5(1), 1-10.
Ramaswamy, S., Aziz, M., & Murthy, C. (1982).
Limeira, J., Agulló, L., & Etxeberria, M. (2012). Sea dredged sand for concrete. Extending
Dredged marine sand as a new source for Aggregate Resources. West Conshohocken, PA:
construction materials. Materiales de Construcción, ASTM International, 167-177.
62(305), 7-24.
Wegian, F. M. (2010). Effect of seawater for mixing
Liu, W., Cui, H., Dong, Z., Xing, F., Zhang, H., & and curing on structural concrete. The IES Journal
Lo, T. Y. (2016). Carbonation of concrete made Part A: Civil & Structural Engineering, 3(4), 235-
with dredged marine sand and its effect on chloride 243.

117
Media Komunikasi Teknik Sipil Volume 28, No.1, 2022, 109-117

Anda mungkin juga menyukai