Pengaruh Jenis Air Rendaman Terhadap Kuat Tekan Mortar Busa Sebagai Pengganti Timbunan Pada Konstruksi Jalan
Pengaruh Jenis Air Rendaman Terhadap Kuat Tekan Mortar Busa Sebagai Pengganti Timbunan Pada Konstruksi Jalan
Pengaruh Jenis Air Rendaman Terhadap Kuat Tekan Mortar Busa Sebagai Pengganti Timbunan Pada Konstruksi Jalan
Tesis
Oleh :
Yuni Wijiastuti
NPM. 173121005
Diajukan kepada :
PROGRAM MAGISTER TEKNIK SIPIL
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2019
i
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
YUNI WIJIASTUTI
iv
PRAKATA
Segala Puji ke hadirat Allah SWT atas Rahmat, Nikmat dan Taufiknya, sehingga
dapat diselesaikannya tesis yang berjudul “Pengaruh Jenis Air Rendaman Terhadap Kuat
Tekan Mortar Busa Sebagai Pengganti Timbunan Pada Konstruksi Jalan”. Tesis ini
disusun untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat magister teknik di Program
Pascasarjana Universitas Islam Riau, Pekanbaru.
Penulis menyadari bahwa tesis ini tidak dapat terselesaikan dengan baik dan
lancar apabila tanpa bantuan dan bimbingan berbagai pihak, oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Ir. Saipul Bahri., M.Ec. selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas
Islam Riau.
2. Dr. Anas Puri, ST., MT. selaku Ketua Program Magister Teknik Sipil Program
Pascasarjana Universitas Islam Riau yang telah memberikan izin melakukan
penelitian ini.
3. Prof. Dr. Ir. H. Sugeng Wiyono, MMT. selaku Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan arahan pada penyusunan tesis ini.
4. Dr. Elizar, ST., MT. selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan
arahan pada penyusunan tesis ini.
5. Semua pihak yang membantu dalam penyusunan dan penyelesaian tesis ini.
Penulis sangat menyadari bahwa di dalam tesis ini masih banyak dijumpai
kekurangan. Segala saran dan kritik membangun dari para penelaah sangat bermanfaat
untuk penyempurnaannya.
Penulis
v
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ............................................................................................ iv
PRAKATA .................................................................................................... v
ABSTRAK .................................................................................................... xv
vi
3.2 Mortar.................................................................................. 14
vii
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 45
Grafis ..................................................................... 67
viii
Metode Analitis, Empiris dan Grafis ..................... 72
DAFTAR PUSTAKA
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Distribusi tegangan akibat beban roda pada perkerasan jalan
rendaman 14 hari.........................................................................51
x
Gambar 5.4 Hasil pengujian kuat tekan mortar busa pada
Gambar 5.7 Grafik hubungan kuat tekan bebas mortar busa dan lama
Gambar 5.8 Grafik hubungan kuat tekan bebas mortar busa dan lama
bersih .............................................................................. 60
Gambar 5.9 Grafik perbandingan nilai PH air rendaman dengan nilai kuat
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.2 Gradasi agregat halus untuk mortar busa (PUPR, 2015) .......... 19
Tabel 5.1 Hasil pemeriksaan agregat halus (quary Danau Bingkuang) .... 45
Halus .......................................................................................... 46
Tabel 5.4 Komposisi material untuk 1m3 mortar busa untuk kuat tekan
Tabel 5.6 Nilai kuat tekan rata-rata mortar busa pada rendaman
7 hari ................................................................................ 49
Tabel 5.7 Nilai kuat tekan rata-rata mortar busa pada rendaman
14 hari ............................................................................... 51
Tabel 5.8 Nilai kuat tekan rata-rata mortar busa pada rendaman
21 hari ............................................................................. 52
Tabel 5.9 Nilai kuat tekan rata-rata mortar busa pada rendaman
28 hari ............................................................................. 54
Tabel 5.10 Nilai kuat tekan rata-rata mortar busa pada rendaman
35 hari .............................................................................. 55
xii
Tabel 5.11 Hubungan umur benda uji dan lama waktu perendaman
plastik .............................................................................. 57
Tabel 5.12 Hubungan umur benda uji dan lama waktu perendaman
Tabel 5.13 Perbandingan nilai PH air dengan nilai kuat tekan bebas
Tabel 5.14 Hubungan jenis metode perawatan dengan kuat tekan bebas
Tabel 5.15 Modulus elastisitas mortar busa berdasarkan Hukum Hooke ... 64
2-1992 ............................................................................... 69
Tabel 5.21 Penurunan kuat tekan bebas mortar busa pada lama waktu
xiii
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
ALAT
(DATA
SEKUNDER)
xv
PENGARUH JENIS AIR RENDAMAN TERHADAP KUAT TEKAN
MORTAR BUSA SEBAGAI PENGGANTI TIMBUNAN
PADA KONSTRUKSI JALAN
ABSTRAK
Salah satu kendala dalam pembangunan infrastruktur jalan di Provinsi
Riau adalah kondisi tanah yang sebagian besar berupa tanah lunak dan gambut
yang memiliki kuat dukung yang rendah. Salah satu teknologi yang sedang
dikembangkan saat ini adalah penggunaan mortar busa sebagai alternatif
pengganti bahan timbunan tanah dalam konstruksi jalan. Mortar busa sebagai
pengganti timbunan yang berfungsi sebagai pondasi jalan baik pondasi atas (base)
maupun pondasi bawah (sub base) berada di bawah lapisan perkerasan sehingga
akan berpotensi tergenang air pada waktu dan kondisi tertentu, sehingga ada
kemungkinan akan berpengaruh pada kuat tekan mortar busa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis air rendaman
terhadap kuat tekan mortar busa, pengaruh durasi perendaman dan jenis perawatan
terhadap kuat tekan mortar busa, serta pengaruh air rendaman terhadap modulus
elastisitas mortar busa pada umur rendaman 35 hari. Penelitian ini berupa
ekperimental di laboratorium dengan benda uji mortar busa berbentuk silinder
diameter 100 mm dan tinggi 200 mm. Benda uji ini direndam dengan 4 jenis air
yaitu air bersih, air hujan, air gambut dan air laut, kemudian diuji kekuatan
tekannya setelah perendaman selama 7, 14, 21, 28 dan 35 hari. Sebelum dilakukan
perendaman benda uji terlebih dahulu dirawat selama 14 hari dengan 2 metode
perawatan yaitu perawatan dibungkus plastik dan perawatan dengan perendaman
air bersih.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada mortar busa dengan rendaman
air hujan selama 35 hari dengan perawatan dibungkus plastik memiliki nilai kuat
tekan bebas tertinggi jika dibandingkan dengan rendaman air yang lain dan umur
rendaman yang lebih rendah yaitu 12,33 kg/cm2. Pada umur rendaman 7 hari
terjadi penurunan nilai kuat tekan bebas mortar busa pada semua jenis air
rendaman apabila dibandingkan dengan kuat tekan bebas sebelum direndam,
penurunan tertinggi terjadi pada rendaman air hujan (perawatan direndam air
bersih) sebesar 58,38%, sedangkan penurunan kuat tekan terkecil terjadi pada
rendaman air gambut (perawatan dibungkus plastik) sebesar 27, 85%. Perawatan
dengan dibungkus plastik menghasilkan penurunan nilai kuat tekan bebas yang
lebih rendah jika dibandingkan dengan jenis perawatan direndam air bersih.
Modulus elastisitas tertinggi mortar busa pada perendaman 35 hari berdasarkan
analisa tegangan-regangan terjadi pada rendaman air bersih (perawatan dibungkus
plastik) senilai 485,50 Mpa, nilainya tidak jauh berbeda dengan nilai modulus
elastisitas berdasarkan metode grafis yaitu 519,87 Mpa (Eurocode 2-1992) dan
497,71 (ASTM 469). Nilai modulus elastisitas tertinggi berdasarkan kedua
metode grafis ini terjadi pada rendaman air hujan dengan perawatan dibungkus
plastik.
Kata kunci : mortar busa, kuat tekan bebas, air rendaman, modulus elastisitas
xv
ABSTRACT
One of the problems in road construction in Riau Province is the
condition of land wich is mostly consist of soft soil and peat wich has a low
supporting strength. Foam mortar is one of the technologies being developed as an
alternative to subtitute soil embankment in road construction. Mortar foam as a
substitute for embankment for base course and sub base course is under the
pavement layer so that it will potentially be soaked at certain times and certain
conditions, so there is a possibility of influencing the foam mortar compressive
strength.
The purposed of this research are to determine the effect of soaking
water types on foam mortar compressive strength, to determine the effect of
soaked duration and curing type on foam mortar compressive strength, and to
determine the effect of soaked water types on elastic modulus of foam mortar at
35 days of soaking. This research is an experimental in the laboratory with
cylindrical foam mortar specimens (diameter 100 mm, height 200 mm). The
specimens were soaked with 4 types of water, namely clean water, rainwater, peat
water and sea water, then tested their compressive strength after soaking for 7, 14,
21, 28 and 35 days. The specimen was cured for 14 days before soaking.
The type of curing are wrapped in plastic and soaked in clean water.
The results showed that the foam mortar wich soaked by rain water for
35 days with plastic-wrapped curing had the highest unconfined compressive
strength value than the other water soaked and a lower soaked duration, that is
12.33 kg/cm2. At 7 days immersion duration there was a decrease in foam mortar
compressive strength in all types of soaking water when compared with free
compressive strength before soaking. The highest decrease occurred in rainwater
soaked (soaked in clean water curing) of 58.38%, while the lowest decrease in
occurred in peat water soaked (wrapped in plastic curing)of 27.85%. Plastic wrap
curing results a lower value of decrease compressive strength than the soaked in
clean water curing. The highest elastic modulus at 35 days immersion based on
stress-strain analysis occurred at 485.50 Mpa was on clean water soaked (soaked
in clean water curing), the value was not much different from the elastic modulus
based on the graphical method of 519.87 Mpa (Eurocode 2- 1992) and 497.71
(ASTM 469). The highest modulus of elasticity based on these two graphical
methods occurs in rainwater soaked with curing by plastic wrapped. The highest
elastic modulus based on these two graphical methods occurs in rainwater soaked
with plastic wrapped curing.
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
nasional.
tanah yang sebagian besar merupakan tanah lunak dan gambut. Jenis tanah
ini memiliki kuat dukung yang rendah sehingga sangat rentan terhadap
berat sendiri timbunan maupun beban lalu lintas di atasnya (Iqbal, 2012).
busa memiliki berat yang ringan, mudah dalam pelaksanaan karena tidak
perlu dilakukan pemadatan, memiliki kuat tekan yang cukup tinggi dan
1
waktu pelaksanaan yang relatif lebih cepat jika dibandingkan dengan
pondasi jalan baik pondasi atas (base) maupun pondasi bawah (sub base)
pada waktu dan kondisi tertentu. Misalnya pada musim penghujan, mortar
busa akan berpotensi tergenang air hujan, jalan di daerah pantai akan
berpotensi tergenang oleh air laut, sedangkan jalan pada daerah rawa akan
tentang pengaruh jenis air rendaman terhadap kuat tekan mortar busa
mortar busa ?
2
4. Bagaimana pengaruh jenis air rendaman terhadap modulus elastisitas
mortar busa.
Penelitian ini perlu dibatasi dengan maksud agar dapat fokus pada
masalah yang ingin diangkat dan tujuan yang ingin dicapai. Ruang lingkup
1. Penelitian ini tidak mengkaji sifat sifat kimia maupun mekanis dari
2. Perawatan benda uji dengan cara dibungkus plastik dan dengan cara
3
3. Jenis air yang digunakan untuk merendam benda uji setelah proses
perawatan adalah air bersih, air hujan, air gambut dan air laut.
nilai PH.
lapangan.
jalan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
penelitian ini adalah mengevaluasi perilaku dan kinerja deformasi stabilitas dan
tanah merah laterit. Analisis stabilitas dan penurunan pada penelitian ini
8.6 berdasarkan metode elemen hingga. Penelitian ini menggunakan model Mohr-
timbunan ringan. Dari hasil analisis diperoleh nilai penurunan sebesar 3,53 dan
faktor keamanan (SF) 2,74 untuk timbunan ringan mortar busa, sedangkan untuk
timbunan pilihan nilai penurunan yang terjadi adalah sebesar 13,79 cm dan faktor
keamanan (SF) 1,36. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa penggunaan
timbunan ringan di atas tanah lunak akan menghasilkan penurunan lebih kecil
timbunan pilihan.
5
Fadilah dan Hamdhan (2017), Analisis Stabilitas dan Penurunan Pada
penelitian ini adalah menganalisis stabilitas dan penurunan pada timbunan yang
menggunakan mortar busa di dua lokasi, yaitu oprit jembatan Kedaton Kota
Cirebon – Jawa Barat dan di ruas badan jalan Pangkalan Bun – Kalimantan
bantuan program Plaxis 2D AE dengan 3 (tiga) model tanah yang berbeda yaitu
Soft Soil, Mohr Coulomb, dan Hardening Soil. Dari hasil analisis disimpulkan
meningkatkan nilai faktor keamanan disebabkan sifat mortar busa yang kaku
seperti beton. Pada studi kasus di oprit jembatan, model timbunan biasa
penurunan yang terjadi rata-rata 3,34 m dengan nilai faktor keamanan (SF) 1,129
sedangkan timbunan dengan material ringan penurunan yang terjadi hanya sebesar
1 m dengan nilai SF sebesar 3. Pada studi kasus di Pangkalan Bun dengan model
timbunan biasa terjadi penurunan sebesar 2,5 m dengan nilai SF sebesar 2,3
sedangkan pada model timbunan ringan penurunan yang terjadi hanya sebesar 1 m
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis penurunan seketika yang terjadi pada
fondasi di flyover Antapani dan penggunaan teknologi CMP pada tanah lunak.
6
Analisis dilakukan dengan menggunakan program Plaxis 3D yang berbasis
metode elemen hingga. Dari hasil analisis didapat kesimpulan bahwa besarnya
penurunan pada flyover Antapani dengan kondisi tanah asli maupun kondisi tanah
lunak akibat konstruksi dan beban lalu lintas masih memenuhi standar izin
penurunan seketika, yaitu berada pada nilai rentang di bawah 25,4 mm. Besar
beda penurunan antar titik fondasi terdekat maupun antar abutmen jembatan untuk
kedua kondisi model masih dalam rentang yang diizinkan dan tidak membentuk
sudut lebih dari 1:300. Besar beda penurunan antar titik abutmen jembatan juga
masih memenuhi standar penurunan ijin untuk kedua jenis model yaitu < 76,2 mm
Hidayat dkk (2016), Analisis Material Ringan dengan Mortar Busa pada
Konstruksi Timbunan Jalan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh
Plaxis, yaitu analisis deformasi pada timbunan dengan menggunakan mortar busa
yaitu beban merata sebesar 15 kPa dan beban terpusat (beban gandar belakang
truk standar) sebesar 112,5 kN. Hasil analisis menunjukkan bahwa timbunan
dengan mortar busa menghasilkan nilai deformasi tanah dasar yang jauh lebih
7
apabila menggunakan timbunan mortar busa hanya sebesar 39,9 mm akibat beban
Mortar busa. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi kinerja timbunan ringan
dengan mortar busa pada uji coba skala penuh di Kedaton (Cirebon, Jawa Barat)
terpasang. Untuk menilai kinerja timbunan, hasil analisis numerik dan monitoring
(2008). Pada oprit jembatan Kedaton disimpulkan bahwa timbunan ringan dengan
mortar busa pada oprit Jembatan memenuhi kriteria stabilitas dan deformasi.
pada oprit dengan timbunan ringan tersebut memenuhi syarat deformasi dari
kedua pedoman tersebut baik dari segi penurunan diferensial maupun kecepatan
menurut Kimpraswil (2002b). Dari segi kriteria deformasi, konstruksi uji coba
skala penuh ini tidak memenuhi syarat dari Kimpraswil (2002b). Kimpraswil
Akan tetapi, penurunan selama masa konstruksi diprediksi hanya mencapai 21%.
8
Samsuhadi dan Yopi (2013), Studi Penentuan Desain Campuran Material
Ringan dengan Mortar Busa pada Oprit Jembatan. Tujuan penelitian ini adalah
tekan 800 KPa hanya memiliki kuat tekan 745 KPa dengan densitas 0,6 t/m3 dan
sampel-sampel yang dipersiapkan untuk target desain kuat tekan 2000 KPa hanya
diuraikan pada sub bab 2.1 merupakan penelitian yang bertujuan menganalisa dan
mengevaluasi nilai stabilitas dan deformasi yang terjadi pada tanah dasar akibat
yang ingin diketahui yaitu nilai kuat tekan dari mortar busa dengan empat variasi
9
jenis air rendaman yang berbeda, pada umur rendaman 7, 14, 21, 28 dan 35 hari
setelah dilakukan perawatan selama 14 hari dengan dua macam metode perawatan
yaitu perawatan dibungkus plastik dan perawatan direndam dengan air bersih.
10
BAB III
LANDASAN TEORI
tidak mengalami tegangan dan regangan yang berlebihan akibat beban lalu lintas.
(Hardiyatmo, 2011).
kualitas material semakin berkurang karena tegangan akibat beban roda lalu lintas
Secara umum perkerasan jalan tersusun dari tiga lapisan utama, yaitu
(Hardiyatmo, 2011):
area permukaan tanah dasar yang lebih luas dibandingkan dengan luas kontak
11
antara roda dan perkerasan, sehingga akan mereduksi tegangan maksimum yang
terjadi pada tanah dasar, yaitu pada tegangn di mana tanah dasar tidak mengalami
perkerasan.
Distribusi tegangan yang terjadi pada lapisan perkerasan akibat beban roda
Gambar 3.1 Distribusi tegangan akibat beban roda pada perkerasan jalan
(Hardiyatmo, 2011)
Pada Gambar 3.1 terlihat bahwa tegangan terbesar terjadi pada lapisan
paling atas dan dengan bertambahnya kedalaman tegangan yang terjadi semakin
berkurang.
12
Adapun komponen-komponen pekerasan jalan terdiri dari (FHWA, 2006) :
kekesatan, tahanan gesek dan penutup kedap air atau drainase air permukaan.
memberikan daya dukung yang cukup sekaligus sebagai penghalang air yang
3. Lapis fondasi (base course) dan lapis fondasi bawah (subbase course) tak
lentur) dan juga memberikan ketahanan terhadap pengaruh air yang akan
merusak struktur perkerasan serta pengaruh degradasi yang lain (erosi dan
seragam dan merupakan landasan yang stabil bagi lapisan material perkerasan
di atasnya.
5. Sistem drainase yang dapat membuang air dengan cepat dari sistem
perkerasan, sebelum air menurunkan kualitas lapisan granuler tak terikat dan
tanah dasar.
timbunan untuk fondasi jalan, maka susunan lapisan perkerasan jalan dapat
13
Lapisan permukaan
Lapisan fondasi atas mortar busa, UCS
min 2000 kPa, γ maks 0,8 t/m3
Gambar 3.2 Tipikal konstruksi jalan dengan menggunakan mortar busa sebagai
lapis fondasi (PUPR, 2015)
Pada Gambar 3.2 terlihat bahwa mortar busa untuk lapisan fondasi atas
harus memiliki nilai kuat tekan minimum 2000 kPa dengan γmaks 0,8 t/m3,
sedangkan untuk lapisan fondasi bawah kuat tekan minimum yang disyaratkan
3.2 Mortar
halus (pasir), air dan bahan perekat (tanah liat, kapur atau semen Portland) dengan
1. Mortar lumpur (mud mortar), yaitu mortar dengan bahan perekat berupa
tanah.
14
Tipe mortar berdasarkan spesifikasi kekuatan tekan mortar adalah sebagai
1. Mortar tipe M, yaitu mortar berkekuatan tekan 17,2 MPa yang dibuat
2. Mortar tipe S, yaitu mortar berkekuatan tekan 12,5 MPa yang dibuat
3. Mortar tipe N, yaitu mortar berkekuatan tekan 5,2 MPa yang dibuat
telah ditentukan.
4. Mortar tipe O, yaitu mortar berkekuatan tekan 2,4 MPa yang dibuat
telah ditentukan.
Mortar busa adalah material ringan pengganti timbunan yang terbuat dari
campuran cairan foam agent, semen, pasir, dan air. Mortar busa sebagai bahan
15
Tabel 3.1 Kriteria desain mortar busa untuk timbunan jalan (PUPR, 2015)
Kuat Tekan Minimum 14
No Desain Mix Formula Hari
(kPa) (Kg/cm2)
1. Lapis fondasi bawah (subbase course) 800 8
2. Lapis fondasi atas (base course) 2000 20
1. Memiliki berat yang ringan sehingga nilai kepadatan dari material campuran
mortar busa tersebut memiliki nilai densitas 0,5 sampai dengan 1,2 t/m3.
Mortar busa tersusun dari empat jenis material, yaitu semen, pasir atau
16
3.4.1 Semen
(PUPR, 2015).
menggiling terak semen portland terutama yang terdiri atas kalsium silikat
berupa satu atau lebih bentuk kristal senyawa kalsium sulfat dan boleh
(SNI, 2004).
penggilingan bersama-sama terak semen portland dan gips dengan satu atau
lebih bahan anorganik, atau hasil pencampuran antara bubuk semen portland
dengan bubuk bahan anorganik lain. Bahan anorganik tersebut antara lain
terak tanur tinggi (blast furnace slag), pozolan, senyawa silikat, batu kapur,
17
3.4.2 Pasir (Agregat Halus)
batu pecah, dan kerak tungku besi yang dipakai bersama-sama dengan
suatu media pengikat untuk membentuk mortar atau beton semen hidrolik
atau adukan. Agregat halus disebut pasir, baik berupa pasir alami yang
diperoleh langsung dari sungai atau tanah galian, atau dari hasil pemecahan
batu. Agregat yang butir-butirnya lebih kecil dari 1,2 mm disebut pasir halus,
sedangkan butir-butir yang lebih kecil dari 0,075 mm disebut silt, dan yang
awet (durable). Pasir tidak boleh mengandung lumpur, tanah liat dan
lebih dari 3% (SNI, 1990). Pasir harus bebas dari arang, benda-benda dari
18
Tabel 3.2 Gradasi agregat halus untuk mortar busa (PUPR, 2015)
No. Ukuran Ayakan (ASTM) % Berat Lolos Saringan
Inci/No. mm Minimum Maksimum
1 ½” 12,7 100 100
2 3/8” 9,51 98 100
3 ¼” 6,35 96 100
4 No. 4 4,76 95 100
5 No. 8 2,36 80 100
6 No. 16 1,19 50 85
7 No. 30 0,595 25 60
8 No. 50 0,297 11 33
9 No. 100 0,149 4 15
10 No. 200 0,075 0 3
digunakan sebagai bahan penyusun mortar busa. Gradasi agragat halus (pasir)
untuk penyusun mortar busa juga dapat dilihat dalam grafik yang ditunjukkan
120
100
80
Lolos Saringan
60
40
20
0
0.075 0.149 0.297 0.5951.192.364.766.359.5112.7
Ukuran Saringan (mm)
Min Maks
Gambar 3.3 Gradasi agregat halus (pasir) untuk mortar busa (PUPR, 2015)
19
Gambar 3.3 menunjukkan gradasi agregat halus yang dapat digunakan
sebagai bahan penyusun mortar busa adalah agregat halus yang % berat lolos
Kandungan air yang ada pada suatu agregat (di lapangan) perlu
mortar, dan untuk mengetahui berat satuan agregat. Keadaan yang dipakai
sebagai dasar perhitungan adalah agregat kering tungku dan jenuh kering
Persamaan 3.1.
tetapi mengandung sedikit air di dalam pori. Oleh karena itu pasir dalam
ini tidak ada air di permukaan tetapi butir-butiran agregat pada tahap ini
tidak menyerap dan juga tidak menambah jumlah air bila dipakai dalam
3.4.3 Air
Dalam campuran mortar busa fungsi air serupa dengan air pada
Air yang digunakan untuk mortar busa adalah air yang tidak
minyak, mengandung garam, gula atau bahan kimia lainnya karena akan
mengurangi kekuatan mortar busa dan dan dapat merubah sifat-sifat semen.
Air untuk pembuatan mortar busa minimal memenuhi syarat sebagai air
minum yaitu tawar, tidak berbau, bila dihembuskan dengan udara tidak keruh
dan lain lain, tetapi tidak berarti air yang digunakan untuk pembuatan beton
21
Persyaratan air sebagai bahan bangunan, sesuai dengan
1989):
2 gram / liter.
15 gram/liter. Kandungan klorida (Cl), tidak lebih dari 500 p.p.m. dan
6. Semua air yang mutunya meragukan harus dianalisa secara kimia dan
Cairan busa (foam agent) adalah suatu bahan yang terbentuk dengan
menjebak banyak sekali gelembung gas dalam benda cair atau padat,
22
Foam agent berbentuk cairan yang dicampur dengan air dan diaduk
nilai berat isi sebesar 0,075 – 0,085 t/m3 bila bercampur dengan air
menggunakan alat pembangkit busa (foam generator). Cairan busa ini akan
menghasilkan material ringan mortar busa bila dicampur dengan pasir, semen,
harus memenuhi kriteria dan kualitas sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan. Untuk itu perlu dilakukan beberapa pengujian baik pada saat mortar
busa dalam kondisi segar maupun pada saat mortar busa telah mengeras dan
23
1. Pengujian nilai flow, yakni pengujian kekentalan campuran mortar busa yang
2. Pengujian densitas basah, yang juga dilakukan pada kondisi segar dengan
cara menimbang benda uji hasil pengujian flow dan mengurangi nilai yang
3. Pengujian kuat tekan bebas (UCS), dilaksanakan pada kondisi mortar busa
ini bertujuan untuk mengetahui tegangan maksimum yang terjadi pada benda
beban persatuan luas yang menyebabkan benda uji hancur oleh gaya tekan
dengan menggunakan alat uji tekan Compression Machine hingga benda uji
Dimana :
24
Adapun faktor-faktor yang sangat mempengaruhi kuat tekan mortar
diantaranya adalah faktor air semen, jumlah semen, umur mortar, dan sifat
agregat.
Faktor air semen adalah angka perbandingan antara berat air dan
berat semen dalam campuran mortar atau beton. Secara umum diketahui
bahwa semakin tinggi nilai f.a.s., semakin rendah mutu kekuatan beton.
Namun demikian, nilai f.a.s. yang semakin rendah tidak selalu berarti bahwa
kekuatan beton semakin tinggi. Nilai f.a.s. yang rendah akan menyebabkan
2. Jumlah semen
Pada mortar dengan f.a.s sama, mortar dengan kandungan semen lebih
banyak belum tentu mempunyai kekuatan lebih tinggi. Adapun faktor-faktor yang
sangat mempengaruhi kuat tekan mortar diantaranya adalah faktor air semen,
Faktor air semen adalah angka perbandingan antara berat air dan
berat semen dalam campuran mortar atau beton. Secara umum diketahui
bahwa semakin tinggi nilai f.a.s., semakin rendah mutu kekuatan beton.
Namun demikian, nilai f.a.s. yang semakin rendah tidak selalu berarti bahwa
kekuatan beton semakin tinggi. Nilai f.a.s. yang rendah akan menyebabkan
4. Jumlah semen
25
5. Umur mortar busa
umur dimana pada umur 28 hari mortar akan memperoleh kekuatan yang
diinginkan.
6. Sifat agregat
temperatur ideal ntuk mencegah hidrasi yang berlebihan serta menjaga agar
menjaga supaya mortar busa tidak terlalu cepat kehilangan air atau sebagai
tindakan untuk menjaga kelembaban dan suhu mortar busa, segera setelah proses
(Tjokrodimuljo, 2007).
mortar busa yang sudah mengeras (umur 24 jam) dengan menggunakan plastik
atau terpal selama 14 hari. Hal ini dimaksudkan agar mortar busa dapat terhindar
(PUPR, 2015).
26
3.8 Modulus Elastisitas
antara tegangan dan regangan, dimana tegangan (stress) adalah besar gaya yang
Dimana
σ = Tegangan (MPa)
awal (L0)
Dimana
27
Modulus elastisitas dapat juga dihitung dengan metode grafis, yaitu
Dimana
𝜀(0,4 𝑓′𝑐) = Nilai kurva regangan pada saat 40% tegangan runtuh
Dimana
28
1. Air Bersih/Air Tanah
klorida, silika.
boron.
zirkon.
2. Air Hujan
Kandungan utama air hujan adalah uap air (H2O) sebanyak 99,9% dan
sisanya terdiri dari asam nitrat, karbon, asam sulfat dan garam
29
3. Air Gambut
Air gambut adalah air permukaan yang banyak terdapat di daerah berawa
rendah.
Kandungan air gambut di Kampar, Prov Riau (Fadillah dkk, 2017) adalah
sebagai berikut :
a. PH : 4,89.
4. Air Laut
уаng terdapat dalam air laut аdаlаh klorida (55%), natrium (31%), sulfat
(kurang dаrі 1%) teridiri dаrі bikarbonat, bromida, asam borak, strontium
30
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Umum
atau model empiris, yaitu pemodelan yang didasari oleh hasil pengujian
(eksperimen) secara langsung untuk memperoleh suatu data atau hasil yang
1. Pengumpulan bahan
4. Perendaman benda uji dengan 4 jenis air, yaitu air tanah atau air bersih, air
7. Menarik kesimpulan
PT. Semangat Hasrat Tata Jaya (lokasi Pembangunan Fly Over Simpang SKA
31
4.3 Bahan atau Materi Penelitian
Padang.
PT. Semangat Hasrat Tata Jaya proyek pembangunan flyover simpang SKA
Pekanbaru.
5. Air untuk merendam benda uji terdiri dari air bersih, air hujan, air gambut
b. Gelas ukur
b. Alat tekan udara (air compressor) dengan kapasitas tekanan 0,6 s/d 1
MPa
32
3. Alat pengujian densitas basah, antara lain :
a. Sendok mortar
c. Pisau
c. Penggaris/mistar
c. Stopwatch
Beberapa peralatan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Gambar 4.1
33
Gambar 4.1 menunjukkan beberapa peralatan yang digunakan dalam
penelitian ini, diantaranya alat uji UCS, cetakan silinder, alat pengaduk (mixer),
Benda uji pada penelitian ini dibuat 3 buah untuk masing-masing variasi,
yaitu 4 jenis air rendaman dan 2 jenis metode perawatan untuk 5 macam umur
rendaman, ditambah 3 benda uji untuk variasi umur 3, 7, dan 14 hari pada jenis
perawatan dengan rendaman air bersih (sebelum masuk 4 jenis air rendaman).
Total benda uji yang dibuat berjumlah 129 buah. Benda uji dapat dilihat pada
Gambar 4.2.
Gambar 4.2 adalah benda uji mortar busa yang dibuat pada penelitian ini
34
4.6 Tahapan Penelitian
tahapan dengan urutan yang jelas dan sistematis sehingga akan diperoleh hasil
1. Tahap I (persiapan)
benda uji, yakni air bersih, air hujan, air gambut dan air laut.
35
Gambar 4.3 Pembuatan campuran mortar busa
36
Gambar 4.4 menunjukkan cara dan tahapan dalam melakukan
mencetak benda uji mortar busa dengan tujuan agar benda uji yang sudah
37
4. Tahap IV (perawatan/curing)
Pada tahap ini dilakukan perawatan terhadap benda uji dengan 2 jenis
yang berisi air bersih, kemudian direndam dalam wadah yang juga berisi
air bersih. Hal ini dilakukan untuk memastikan benda uji terendam dengan
sempurna karena pada waktu awal perendaman benda uji akan mengapung
Gambar 4.6 menunjukkan proses perawatan benda uji setelah benda uji
38
5. Tahap V (perendaman benda uji dengan 4 jenis air)
Benda uji yang telah selesai masa perawatan, pada tahap ini direndam
dengan 4 jenis air yang berbeda yaitu air bersih, air hujan, air gambut dan
air laut. Cara perendaman benda uji pada tahap ini sama dengan cara
perendaman benda uji pada Tahap IV. Proses perendaman benda uji dapat
Gambar 4.7 menunjukkan proses perendaman benda uji dengan 4 jenis air
6. Tahap VI (pengujian)
Pada tahap ini dilakukan pengujian kuat tekan bebas benda uji setelah
direndam selama 7, 14, 21, 28 dan 35 hari. Proses pengujian kuat tekan
39
Gambar 4.8 Pengujian kuat tekan bebas (UCS)
dan prosedur detail mengenai pengujian UCS ini dijelaskan dalam sub bab
dalam penelitian.
Pada tahap ini ditarik kesimpulan dari hasil analisis data yang telah
Tahapan penelitian dapat dilihat pada diagram alir (flow chart) yang
40
MULAI
Persiapan :
Bahan (foam agent, pasir, semen, air) TAHAP I
Alat
Perijinan
Tidak TAHAP II
Cek gradasi pasir
Campuran air, pasir dan semen : Penentuan komposisi awal factor air semen dan komposisi agregat (pasir) terhadap busa
Tidak
Cek foam
(0,055-0,085 t/m3)
Ya
Campuran material/mortar
Foam (busa)
Tidak
Check flow
Ya
41
A
TAHAP III
TAHAP IV
Perawatan benda uji hingga umur 14 hari (direndam air ber
Perawatan benda uji hingga umur 14 hari (dibungkus plastik)kuat tekan umur 3, 7 dan 14 hari
Pengujian
Nilai kuat tekan umur 3, 7 dan 14 hari didapat dari data sekunder (Syarkawi, 2019)
TAHAP V
Perendaman benda uji dengan 4 jenis air, selama 7, 14, 21, 28 dan 35 hari
TAHAP VI
Pengujian tekan bebas (UCS) pada benda uji setelah direndam selama 7, 14, 21, 28 dan 35
SELESAI
42
4.7 Prosedur Pengujian
Dalam sub bab ini akan dijelaskan beberapa prosedur pengujian yang
dilaksanakan pada penelitian ini, yaitu pengujian nilai flow dan pengujian kuat
Pengujian nilai flow mengacu pada ASTM C 230. Pengujian nilai flow
2. Angkat ring flow perlahan hingga mortar-busa mengalir dan menyebar untuk
Pengujian kuat tekan bebas (UCS) mortar busa mengacu pada SNI
2. Benda uji ditimbang untuk memperoleh berat benda uji sebelum pelaksanaan
pengujian UCS.
43
3. Letakkan benda uji pada mesin UCS tepat pada pusat pelat dasar. Alat UCS
digerakkan perlahan-lahan hingga pelat atas menyentuh benda uji. Arloji ukur
deformasi, dan waktu pada interval yang sesuai untuk mendapatkan bentuk
44
BAB V
sifat fisik pada material khususnya pada air yang akan digunakan untuk
Agregat halus yang digunakan dalam penelitian ini adalah agregat halus
Hasil pemeriksaan karakteristik agregat halus yang tertera pada Tabel 5.1
45
untuk digunakan sebagai bahan pembuatan mortar busa dimana tingkat
penyerapan air adalah 0,88% sehingga masih dibawah nilai maksimum yang
gradasi agregat halus yang berasal dari quary Danau Bingkuang tertera pada
Tabel 5.2.
Tabel 5.2 Hasil pemeriksaan Analisa Saringan Presentase Lolos Agregat Halus
No. Ukuran Ayakan Lolos Spesifikasi
(ASTM) Saringan
Inci/No. mm (%) Minimum Maksimum
1 ½” 12,7 100 100 100
2 3/8” 9,51 100 98 100
3 ¼” 6,35 100 96 100
4 No. 4 4,76 95,46 95 100
5 No. 8 2,36 85,29 80 100
6 No. 16 1,19 52,5 50 85
7 No. 30 0,595 41,87 25 60
8 No. 50 0,297 20,00 11 33
9 No. 100 0,149 5,77 4 15
10 No. 200 0,075 0,41 0 3
nilai prosentase berat yang lolos di setiap nomor saringan. Berdasarkan Tabel 5.2
hasil pemeriksaan gradasi agregat halus dapat digambarkan dalam bentuk grafik
ditentukan zona gradasi masing-masing aggregat halus, seperti terlihat pada Gambar 5.1
46
120
100 Min
Lolos Saringan
80
Maks
60
D.
Bingkuang
40
20
0
0.0750.1490.2970.595 1.19 2.36 4.76 6.35 9.51 12.7
Ukuran Saringan (mm)
Gambar 5.1 Gradasi agregat halus quari Danau Bingkuang
Bingkuang masuk kedalam zona 2 sesuai dengan SK SNI T-15-1990-03 dan memenuhi
untuk merendam benda uji. Hasil pengujian PH air dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Dari tabel 5.3 dapat terlihat bahwa air bersih, air hujan dan air gambut
yang digunakan untuk merendam benda uji memiliki nilai PH<7 sehingga bersifat
asam, sedangkan air laut memiliki nilai PH 8 sehingga bersifat basa atau alkalis.
47
5.2 Rancangan Campuran Mortar Busa
Simpang SKA Pekanbaru dengan kekuatan tekan bebas rencana 800 kPa untuk
lapisan fondasi bawah (sub base). Komposisi material penyusun untuk 1m3 mortar
Tabel 5.4 Komposisi material untuk 1m3 mortar busa untuk kuat tekan bebas
rencana 800 kPa
No. Jenis Material Jumlah (kg)
1. Semen 320,00
2. Pasir 343,31
3. Air 114,00
4. Foam agent 49,60
TOTAL 856,91
Dari Tabel 5.4 dapat dilihat bahwa berat total bahan pembentuk 1m 3 mortar busa
adalah 856,91 kg, dengan rincian berat semen 320 kg, pasir 343,31 kg, air 144 kg dan
foam agent 49,60 kg. Apabila dibandingkan terhadap penggunaan semen maka
perbandingannya adalah 1 semen : 1,073 pasir : 0,45 air : 0,155 foam agent.
Pengujian nilai flow mortar busa dilakukan dalam kondisi segar, yaitu
Pengujian nilai flow dilakukan setiap kali membuat adukan. Hasil pengujian nilai
48
Tabel 5.5 Hasil pengujian nilai flow
Jenis Nilai Flow (cm)
Jenis Perawatan 7 14 21 28 35
Rendaman Hari Hari Hari hari Hari
Air Bersih 18 18,5 18 19 20
Air Hujan 18 19 19 19 20
Dibungkus plastik
Air Gambut 18,5 18,5 19 19 20
Air Laut 19 19 19 19 19
Air Bersih 18 18,5 18 19 20
Direndam air Air Hujan 18 19 19 19 20
bersih Air Gambut 18,5 18,5 19 19 20
Air Laut 19 19 19 19 19
Pada tabel 5.5 terlihat bahwa nilai flow tertinggi adalah 20 cm dan nilai
Pengujian kuat tekan bebas mortar busa dilakukan pada durasi perendaman
Dari pengujian yang dilakukan pada rendaman 7 hari pada 4 jenis air
rendaman dan dua metode perawatan didapatkan hasil kuat tekan bebas rata-
Tabel 5.6 Nilai Kuat Nilai Kuat Tekan Bebas Rata-rata Mortar Busa Pada
Rendaman 7 Hari
Nilai Kuat Tekan Bebas Rata-rata (kg/cm2)
Jenis Air
No. Perawatan
Rendaman Perawatan Diplastik
Direndam
1. Air bersih 5,31 5,83
2. Air Hujan 5,43 4,67
3. Air Gambut 6,1 7,63
4. Air Laut 6,4 7,87
49
Tabel 5.6 menunjukkan hasil pengujian kuat tekan bebas rata-rata
mortar busa pada rendaman 7 hari. Hasil pengujian kuat tekan bebas rata-rata
mortar busa pada rendaman 7 hari juga dapat dilihat pada grafik yang
8 7.63 7.87
6.1 6.4
5.83
6 5.43
5.31
4.67
Kuat Tekan Bebas
4
Perawatan Diplastik
Perawatan Direndam
2
0
Air Bersih Air Hujan Air Gambut Air Laut
Jenis Air Rendaman
Gambar 5.2 Hasil Pengujian Kuat Tekan Bebas Mortar Busa Pada
Rendaman 7 Hari
Dari Gambar 5.2 terlihat bahwa pada rendaman 7 hari kuat tekan
bebas rata-rata tertinggi terjadi pada mortar busa dengan rendaman air laut
dengan perawatan direndam yaitu sebesar 7,87 kg/cm2, sedangkan kuat tekan
bebas rata-rata terendah terjadi pada rendaman air hujan dengan perawatan
yang direndam yaitu 4,67 kg/cm2. Dari gambar tersebut juga terlihat bahwa
pada rendaman 7 hari kuat tekan bebas seluruh benda uji belum mencapai
50
2. Kuat Tekan Bebas Mortar Busa Pada Rendaman 14 Hari
Dari pengujian yang dilakukan pada rendaman 14 hari pada 4 jenis air
rendaman dan dua metode perawatan didapatkan hasil kuat tekan bebas rata-
Tabel 5.7 Nilai Kuat Nilai Kuat Tekan Bebas Rata-rata Mortar Busa Pada
Rendaman 14 Hari
Nilai Kuat Tekan Bebas Rata-rata (kg/cm2)
Jenis Air
No. Perawatan
Rendaman Perawatan Diplastik
Direndam
1. Air bersih 6,2 6,59
2. Air Hujan 5,99 5,82
3. Air Gambut 7,51 7,63
4. Air Laut 6,64 8,48
mortar busa pada rendaman 14 hari. Hasil pengujian kuat tekan bebas rata-
rata mortar busa pada rendaman 14 hari juga dapat dilihat pada grafik yang
10
8.48
7.51 7.63
8
6.59 6.64
6.2 5.99 5.82
6
Kuat Tekan Bebas
Perawatan Diplastik
4 Perawatan Direndam
0
Air Bersih Air Hujan Air Gambut Air Laut
Jenis Air Rendaman
Gambar 5.3 Hasil Pengujian Kuat Tekan Bebas Mortar Busa Pada
Rendaman 14 Hari
Dari Gambar 5.3 terlihat bahwa pada rendaman 14 hari kuat tekan
bebas rata-rata tertinggi terjadi pada rendaman air laut dengan perawatan
51
direndam yaitu 8,48 kg/cm2, sedangkan kuat tekan bebas rata-rata terendah
terjadi pada rendaman air hujan dengan perawatan yang direndam yaitu 5,82
kg/cm2. Dari gambar tersebut juga terlihat bahwa pada rendaman 14 hari kuat
tekan bebas seluruh benda uji pada rendaman air laut dengan perawatan
direndam sudah mencapai persyaratan kuat tekan bebas minimum untuk lapis
fondasi bawah (sub base) yaitu > 8 kg/cm2, namun pada jenis rendaman yang
Dari pengujian yang dilakukan pada rendaman 21 hari pada 4 jenis air
rendaman dan dua metode perawatan didapatkan hasil kuat tekan bebas rata-
Tabel 5.8 Nilai Kuat Nilai Kuat Tekan Bebas Rata-rata Mortar Busa Pada
Rendaman 21 Hari
Nilai Kuat Tekan Bebas Rata-rata (kg/cm2)
Jenis Air
No. Perawatan
Rendaman Perawatan Diplastik
Direndam
1. Air bersih 8,42 9,66
2. Air Hujan 8,17 6,89
3. Air Gambut 7,57 9,22
4. Air Laut 7,55 9,19
mortar busa pada rendaman 21 hari. Hasil pengujian kuat tekan bebas rata-
rata mortar busa pada rendaman 21 hari juga dapat dilihat pada grafik yang
52
10 9.66 9.22 9.19
8.42
8.17
8 7.57 7.55
Kuat Tekan Bebas 6.89
6
Perawatan Diplastik
4 Perawatan Direndam
0
Air Bersih Air Hujan Air Gambut Air Laut
Jenis Air Rendaman
Gambar 5.4 Hasil Pengujian Kuat Tekan Bebas Mortar Busa Pada
Rendaman 21 Hari
Dari Gambar 5.4 terlihat bahwa pada rendaman 21 hari kuat tekan
bebas rata-rata tertinggi terjadi pada rendaman air bersih dengan perawatan
direndam yaitu 9,66 kg/cm2, sedangkan kuat tekan bebas rata-rata terendah
terjadi pada rendaman air hujan dengan perawatan yang direndam yaitu 6,89
kg/cm2. Dari gambar tersebut juga terlihat bahwa pada rendaman 21 hari kuat
tekan bebas sebagian besar benda uji sudah mencapai persyaratan kuat tekan
minimum untuk lapis fondasi bawah (sub base) yaitu > 8 kg/cm2, kecuali
pada jenis rendaman air hujan (perawatan direndam), rendaman air gambut
(perawatan diplastik) dan rendaman air laut (perawatan diplastik) belum ada
Dari pengujian yang dilakukan pada rendaman 28 hari pada 4 jenis air
rendaman dan dua metode perawatan didapatkan hasil kuat tekan bebas rata-
53
Tabel 5.9 Nilai Kuat Nilai Kuat Tekan Bebas Rata-rata Mortar Busa Pada
Rendaman 28 Hari
Nilai Kuat Tekan Bebas Rata-rata (kg/cm2)
Jenis Air
No. Perawatan
Rendaman Perawatan Diplastik
Direndam
1. Air bersih 9,67 9,71
2. Air Hujan 10,35 11,86
3. Air Gambut 7,64 9,67
4. Air Laut 8,69 10,31
mortar busa pada rendaman 28 hari. Hasil pengujian kuat tekan bebas rata-
rata mortar busa pada rendaman 28 hari juga dapat dilihat pada grafik yang
12 11.86
10.35 9.6710.31
9.67 9.71
10 8.69
7.64
Kuat Tekan Bebas
6 Perawatan Diplastik
4 Perawatan Direndam
2
0
Dari Gambar 5.5 terlihat bahwa pada rendaman 28 hari kuat tekan
bebas rata-rata tertinggi terjadi pada rendaman air hujan dengan perawatan
direndam yaitu 11,86 kg/cm2. Sedangkan kuat tekan bebas rata-rata terendah
terjadi pada rendaman air gambut dengan perawatan diplastik yaitu sebesar
7,64 kg/cm2. Dari gambar tersebut juga terlihat bahwa pada rendaman 28 hari
hanya pada rendaman air gambut dengan perawatan diplastik yang tidak
54
memenuhi persyaratan kuat tekan bebas minimum untuk lapis fondasi bawah
Dari pengujian yang dilakukan pada rendaman 35 hari pada 4 jenis air
rendaman dan dua metode perawatan didapatkan hasil kuat tekan bebas rata-
Tabel 5.10 Nilai Kuat Nilai Kuat Tekan Bebas Rata-rata Mortar Busa Pada
Rendaman 35 Hari
Nilai Kuat Tekan Bebas Rata-rata (kg/cm2)
Jenis Air
No. Perawatan
Rendaman Perawatan Diplastik
Direndam
1. Air bersih 9,71 10,62
2. Air Hujan 12,33 11,92
3. Air Gambut 8,74 9,94
4. Air Laut 10,89 11,39
mortar busa pada rendaman 35 hari. Hasil pengujian kuat tekan bebas rata-
rata mortar busa pada rendaman 35 hari juga dapat dilihat pada grafik yang
14
12.33 11.92
12 10.62 10.89 11.39
9.94
10 9.71
8.74
Kuat Tekan Bebas
8
6
Perawatan Diplastik
Perawatan Direndam
4
2
0
Air Bersih Air HujanAir Gambut Air Laut
Jenis Air Rendaman
Gambar 5.6 Hasil Pengujian Kuat Tekan Bebas Mortar Busa Pada
Rendaman 35 hari
55
Dari Gambar 5.6 terlihat bahwa pada rendaman 35 hari kuat tekan
bebas rata-rata tertinggi terjadi pada rendaman air hujan dengan perawatan
diplastik yaitu 12,33 kg/cm2, sedangkan kuat tekan bebas rata-rata terendah
terjadi pada rendaman air gambut hujan dengan perawatan yang diplastik
yaitu 8,74 kg/cm2. Dari gambar tersebut juga terlihat bahwa pada rendaman
35 hari seluruh benda uji memenuhi persyaratan kuat tekan bebas minimum
5.5 Hubungan Antara Kuat Tekan Bebas Mortar Busa dan Lama Waktu
Perendaman
Pada sub bab ini disajikan hubungan kuat tekan bebas mortar busa dengan
lama waktu perendaman pada mortar busa yang dirawat dengan dibungkus plastik
1. Hubungan Antara Kuat Tekan Bebas Mortar Busa dan Lama Waktu
Hubungan antara kuat tekan bebas mortar busa dan lama waktu
Tabel 5.11.
56
Tabel 5.11 Hubungan umur benda uji dan lama waktu perendaman terhadap
kuat tekan bebas rata-rata untuk jenis perawatan dibungkus plastik
Umur Lama
Kuat Tekan Bebas Rata-rata Benda Uji
No. Benda Waktu
(kg/cm2)
Uji Rendaman
Tidak
Air Air Air Air Direndam
(hari)
Bersih Hujan Gambut Laut (data
sekunder)
1. 0 0 0 0 0 0 0
2. 3 0 4,9 4,9 4,9 4,9 4,9
3. 7 0 8,43 8,43 8,43 8,43 8,43
4. 14 0 8,87 8,87 8,87 8,87 8,87
5. 21 7 5,31 5,43 6,1 6,4 10,86
6. 28 14 6,2 5,99 7,51 6,64 10,91
7. 35 21 8,42 8,17 7,57 7,55 -
8. 42 28 9,67 10,35 7,64 8,69 -
9. 49 35 9,71 12,33 8,74 10,89 -
Dari tabel 5.11 terlihat bahwa kuat tekan bebas tertinggi terjadi pada
benda uji yang direndaman air hujan pada lama waktu perendaman 35 hari
yaitu sebesar 12,33 kg/cm2. Untuk mempermudah membaca data yang tertera
pada Tabel 5.11 maka dapat dilihat pada grafik yang ditunjukkan pada
Gambar 5.7.
57
Tahap Perawatan Tahap Perendaman
12.5
10
Air Bersih
Kuat Tekan Bebas
0
0 7 14 21 28 35 42 Umur
49 Benda Uji (hari)
Lama Waktu
35Perendaman (hari)
0 7 14 21 28
Gambar 5.7 Grafik Hubungan Kuat Tekan Bebas Mortar Busa dan Lama
Waktu Perendaman Untuk Jenis Perawatan Dibungkus Plastik
rendaman 4 jenis air terjadi penurunan kuat tekan bebas pada umur rendaman
7 hari masing-masing sebesar 40,14% pada rendaman air bersih, 38,78% pada
rendaman air hujan, 31,23% pada rendaman air gambut dan 27,85% pada
rendaman air laut. Penurunan ini cukup signifikan sehingga nilai kuat tekan
bebas benda uji menjadi lebih kecil dari persyaratan nilai kuat tekan bebas
mortar busa untuk pengganti sub base yaitu > 8 kg/cm2. Seiring dengan
bertambahnya umur rendaman nilai kuat tekan bebas benda uji kembali naik
dan mencapai nilai kuat tekan bebas yang diijinkan, yakni pada umur
rendaman 21 hari untuk rendaman air bersih dan air hujan, pada umur
rendaman 35 hari untuk rendaman air gambut dan umur 28 hari untuk
rendaman air laut. Kuat tekan bebas tertinggi terjadi pada benda uji dengan
58
rendaman air hujan pada umur rendaman 35 hari, yaitu sebesar 12,33 kg/cm2.
Untuk benda uji yang tidak direndam nilai kuat tekan bebas terus meningkat
seiring dengan bertambahnya umur benda uji, namun pada umur benda uji 21
hari menuju umur 28 hari peningkatan nilai kuat tekan sangat kecil sekali,
sehingga dapat dikatakan bahwa sudah tidak ada peningkatan nilai kuat tekan
2. Hubungan Antara Kuat Tekan Bebas Mortar Busa dan Lama Waktu
Hubungan antara kuat tekan bebas mortar busa dan lama waktu
perendaman untuk jenis perawatan direndam air bersih dapat dilihat pada
Tabel 5.12.
Tabel 5.12 Hubungan umur benda uji dan lama waktu perendaman terhadap
kuat tekan bebas rata-rata untuk jenis perawatan direndam air bersih
Umur Lama
Kuat Tekan Bebas Rata-rata Benda Uji
No. Benda Waktu
(kg/cm2)
Uji Rendaman
Air Air Air Air
(hari)
Bersih Hujan Gambut Laut
1. 0 0 0 0 0 0
2. 3 0 4,94 4,94 4,94 4,94
3. 7 0 8,55 8,55 8,55 8,55
4. 14 0 11,22 11,22 11,22 11,22
5. 21 7 5,83 4,67 7,63 7,87
6. 28 14 6,59 5,82 8,29 8,48
7. 35 21 9,66 6,89 9,22 9,19
8. 42 28 9,71 11,86 9,67 10,31
9. 49 35 10,62 11,92 9,94 11,39
Dari Tabel 5.12 terlihat bahwa kuat tekan bebas tertinggi terjadi pada
benda uji yang direndam air hujan dengan lama waktu perendaman 35 hari yaitu
59
sebesar 11,92 kg/cm2. Untuk mempermudah membaca data yang tertera pada
Tabel 5.12 maka dapat dilihat pada grafik yang ditunjukkan pada Gambar 5.8.
12.5
10
Air Hujan
Air Gambut
5 Air Laut
2.5
0
0 7 14 21 28 35 42 49 Umur Benda Uji (hari)
Lama Waktu
35 Perendaman (hari)
0 7 14 21 28
Gambar 5.8 Grafik Hubungan Kuat Tekan Bebas Mortar Busa dan Lama
Waktu Perendaman Untuk Jenis Perawatan Direndam Air Bersih
dalam rendaman 4 jenis air terjadi penurunan kuat tekan bebas pada umur
58,38% pada rendaman air hujan, 32% pada rendaman air gambut dan
29,86% pada rendaman air laut. Penurunan ini cukup signifikan sehingga
nilai kuat tekan bebas benda uji menjadi lebih kecil dari persyaratan nilai kuat
tekan bebas mortar busa untuk pengganti sub base yaitu > 8 kg/cm2. Seiring
dengan bertambahnya durasi rendaman nilai kuat tekan bebas benda uji
60
kembali naik dan mencapai kuat tekan yang diijinkan, yakni pada durasi
perendaman 21 hari untuk rendaman air bersih, 28 hari untuk air hujan, 14
hari pada air gambut dan air laut. Kuat tekan bebas tertinggi terjadi pada
benda uji dengan jenis rendaman air hujan pada durasi perendaman 35 hari
Perbandingan nilai PH air rendaman dengan nilai kuat tekan bebas mortar
busa untuk masing-masing umur rendaman dapat dilihat pada Tabel 5.13.
Tabel 5.13 Perbandingan nilai PH air dengan nilai kuat tekan bebas mortar busa.
Jenis PH Nilai Kuat Tekan Bebas (kg/cm2)
Jenis
Perawatan 7 14 21 28 35
Rendaman Air Hari Hari Hari hari Hari
Air Bersih 6 5,31 6,2 8,42 9,67 9,71
Dibungkus Air Hujan 5 5,43 5,99 8,17 10,35 12,33
plastik Air Gambut 4 6,1 7,51 7,57 7,64 8,74
Air Laut 8 6,4 6,64 7,55 8,69 10,89
Air Bersih 6 5,83 6,59 9,66 9,71 10,62
Direndam air Air Hujan 5 4,67 5,82 6,89 11,86 11,92
bersih Air Gambut 4 7,63 7,63 9,22 9,67 9,94
Air Laut 8 7,87 8,48 9,19 10,31 11,39
Pada Tabel 5.13 dapat dilihat perbandingan nilai PH air rendaman dengan
nilai kuat tekan bebas mortar busa pada masing-masing umur rendaman dengan
dua jenis metode perawatan. Perbandingan nilai PH air dengan nilai kuat tekan
mortar busa untuk lama waktu rendaman tertinggi (35 hari) disajikan dalam grafik
61
12.00 10.62 12.33 11.39 12.00
9.94
11.92 10.89
9.71 8.00
8.74
Kuat Tekan Bebas
PH
6.00 6.00 6.00
5.00
4.00
3.00 3.00
Air BersihAir HujanAir GambutAir Laut
Jenis Air
PH Air
Kuat Tekan Bebas 35 hari (direndam air bersih) Kuat Tekan Bebas 35 hari (dibungkus pla
nilai kuat tekan bebas tertinggi terjadi pada rendaman air hujan yang memiliki
nilai PH 5, nilai kuat tekan tertinggi tersebut masing-masing 12,33 kg/cm 2 untuk
mortar busa dengan perawatan dibungkus plastik dan 11,92 kg/cm 2 untuk mortar
busa dengan perawatan direndam air bersih. Nilai kuat tekan bebas terendah pada
umur rendaman 35 hari terjadi pada rendaman air gambut yang memiliki nilai PH
4, dengan nilai masing-masing 8,74 kg/cm2 untuk mortar busa dengan perawatan
dibungkus plastik dan 9,94 kg/cm2 untuk mortar busa dengan perawatan direndam
air bersih.
62
5.7 Hubungan Antara Jenis Metode Perawatan dengan Kuat Tekan
Hubungan antara jenis metode perawatan dengan kuat tekan bebas mortar
busa untuk masing-masing umur rendaman dapat dilihat pada Tabel 5.14.
Tabel 5.14 Hubungan Jenis Metode Perawatan dengan Kuat Tekan Bebas
Mortar Busa
Jenis Nilai Kuat Tekan Bebas (kg/cm2)
Jenis
Perawatan 7 14 21 28 35
Rendaman Hari Hari Hari hari Hari
Air Bersih 5,31 6,2 8,42 9,67 9,71
Dibungkus Air Hujan 5,43 5,99 8,17 10,35 12,33
plastik Air Gambut 6,1 7,51 7,57 7,64 8,74
Air Laut 6,4 6,64 7,55 8,69 10,89
Air Bersih 5,83 6,59 9,66 9,71 10,62
Direndam air Air Hujan 4,67 5,82 6,89 11,86 11,92
bersih Air Gambut 7,63 7,63 9,22 9,67 9,94
Air Laut 7,87 8,48 9,19 10,31 11,39
Pada Tabel 5.14 dapat dilihat bahwa pada lama waktu rendaman 7, 14, 21
dan 28 hari nilai kuat tekan bebas tertinggi terjadi pada mortar busa dengan jenis
perawatan direndam air bersih dengan nilai masing-masing sebesar 7,87 kg/cm 2,
8,48 kg/cm2, 9,66 kg/cm2 dan 11,86 kg/cm2. Namun pada umur rendaman 35 hari
nilai kuat tekan bebas tertinggi terjadi pada mortar busa dengan jenis perawatan
Modulus elastisitas mortar busa dengan berbagai jenis air rendaman dan
lama waktu rendaman pada penelitian ini diperoleh dari pengolahan data secara
analitis, empiris dan grafis. Modulus elastis ditinjau hanya pada durasi rendaman
63
5.8.1 Modulus Elastisitas Mortar Busa Berdasarkan Analitis Tegangan dan
Hasil perhitungan untuk masing-masing jenis air rendaman yang lain dapat dilihat
Tabel 5.15 menunjukkan nilai modulus elastis mortar busa pada waktu
berdasarkan analitis tegangan dan regangan juga dapat dilihat pada grafik dalam
Gambar 5.10.
64
500 485.50 476.80
424.80 455.60
435.60
411.00 397.60
400 349.60
Modulus Elastisitas
300 Dibungkus Plastik
100
0
Air Bersih Air hujan Air gambut Air laut
Jenis Air Rendaman
Pada Gambar 5.10 terlihat bahwa modulus elastis mortar busa terbesar
pada durasi perendaman 35 hari adalah pada rendaman air bersih dengan
perawatan dibungkus plastik yaitu sebesar 485,50 Mpa. Hal ini menunjukkan
bahwa mortar busa dengan rendaman air bersih (perawatan dibungkus plastik)
memiliki sifat material yang paling kaku dibandingkan dengan yang lain.
Hasil perhitungan untuk masing-masing jenis air rendaman yang lain dapat dilihat
65
Tabel 5.16 Modulus elastisitas mortar busa berdasarkan
SK SNI T-15 1991-03
Modulus
Jenis Berat Isi Elastisitas
Jenis Air Tegangan (f’c)
Perawatan (Wc) (Ec =
Rendaman 0,043.Wc1,5√f’c )
Tabel 5.16 menunjukkan nilai modulus elastis mortar busa pada umur
2000
1802.49
1606.39 1711.98 1505.42 1562.51 1634.83
1600 1521.32
1490.00
Modulus Elastisitas
1200
Dibungkus Plastik
400
0
Air BersihAir hujanAir gambutAir laut
Jenis Air Rendaman
Gambar 5.11 Diagram perbandingan modulus elastisitas mortar busa pada
lama waktu perendaman 35 hari (SK SNI T-15 1991-03)
66
Pada Gambar 5.11 terlihat bahwa modulus elastis mortar busa terbesar
pada durasi perendaman 35 hari adalah pada rendaman air hujan dengan
Cara memperoleh nilai ε(0,4.f’c) dilakukan secara grafis, dapat dilihat pada
Gambar 5.12.
67
10 f’c = 9,71 kg/cm2
9
8
7
6
Kuat Tekan Bebas
ε(0,4f’c) = 0,75
0
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00
Regangan (ε)
68
Tabel 5.17 Modulus elastis mortar busa berdasarkan metode
Eurocode 2-1992
Kuat
Modulus Elastisitas
Jenis Tekan ε 0,4 f'c
Jenis (Ec = 0,4.f'c/
Air Bebas 0,4 f'c x 10-3
Perawatan (0,4 f'c)
Rendaman (f'c)
(Kg/cm2) (Kg/cm2) (Kg/cm2) (Mpa)
Air Bersih 9,71 3,88 0,75 5178,67 517,87
Dibungkus Air hujan 12,33 4,93 0,95 5191,58 519,16
Plastik Air gambut 8,74 3,50 0,98 3567,35 356,73
Air laut 10,89 4,36 0,95 4585,26 458,53
Air Bersih 10,62 4,25 0,99 4290,91 429,09
Direndam Air hujan 11,92 4,77 0,95 5018,95 501,89
Air Bersih Air gambut 9,94 3,98 0,95 4185,26 418,53
Air laut 11,39 4,56 0,95 4795,79 479,58
Tabel 5.17 menunjukkan nilai modulus elastis mortar busa pada lama
600
517.87 519.16 501.89
458.53 479.58
429.09 418.53
Modulus Elastisitas
400
356.73
Dibungkus Plastik
0
Air Bersih Air hujanAir gambut Air laut
Jenis Air Rendaman
Gambar 5.13 Diagram perbandingan modulus elastisitas mortar busa pada
lama waktu rendaman 35 hari (Eurocode 2-1992)
69
Pada Gambar 5.13 terlihat bahwa modulus elastis mortar busa terbesar
pada durasi perendaman 35 hari adalah pada rendaman air hujan dengan
perawatan dibungkus plastik yaitu sebesar 519,16 Mpa. Hal ini menunjukkan
bahwa mortar busa dengan rendaman air hujan (perawatan dibungkus plastik)
memiliki sifat material yang paling kaku dibandingkan dengan yang lain.
(3,88−0,4)
𝐸𝑐 = ((0,75𝑥10−3)−0,00005) = 4977,14 kg/cm = 497,14 Mpa
2
Cara memperoleh nilai σ2, σ1 dan ε2 dilakukan secara grafis, dapat dilihat
3 σ2
2
σ1 1 ε2
0
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00
Ε1 Regangan (ε)
70
Gambar 5.14 menunjukkan langkah-langkah metode grafis ASTM 469
dalam menentukan nilai σ2, σ1 dan ε2 pada mortar busa dengan rendaman air
bersih (perawatan dibungkus plastik). Nilai σ2, σ1 dan ε2 yang diperoleh masing-
masing secara berturut-turut adalah 3,88; 0,40; dan 0,75. Selanjutnya nilai tersebut
497,14 Mpa.
Hasil perhitungan untuk masing-masing jenis air rendaman yang lain dapat
Tabel 5.18 Modulus elastisitas mortar busa berdasarkan metode ASTM 469
Kuat ε2 σ1 Modulus
σ2 ε1
Jenis Jenis Tekan ε (0,4 f'c) Elastisitas
Air (0,4 f'c) x 10-3
Perawatan Bebas x 10-3 (Ec = 0,4.f'c/
Rendaman (f'c) ε(0,4 f'c) )
Tabel 5.18 menunjukkan nilai modulus elastisitas mortar busa pada lama
mempermudah pembacaan Tabel 5.18, data modulus elastisitas mortar busa juga
71
600
523.56
497.71 485.33
408.44 439.56 461.78
425.32
354.41
Modulus Elastisitas
400
Dibungkus Plastik
0
Air BersihAir hujanAir gambutAir laut
Jenis Air Rendaman
Gambar 5.15 Diagram perbandingan modulus elastisitas mortar busa pada lama
waktu rendaman 35 hari (ASTM 469)
Pada Gambar 5.15 terlihat bahwa modulus elastis mortar busa terbesar
pada durasi perendaman 35 hari adalah pada rendaman air hujan dengan
perawatan dibungkus plastik yaitu sebesar 523,56 Mpa. Hal ini menunjukkan
bahwa mortar busa dengan rendaman air hujan (perawatan dibungkus plastik)
memiliki sifat material yang paling kaku dibandingkan dengan yang lain.
72
Tabel 5.19 Perbandingan nilai modulus elastisitas mortar busa antara metode
analitis, empiris dan grafis
Jenis Jenis Air Modulus Elastisitas (Mpa)
Analitis Empiris Grafis
Perawatan Rendaman
Hooke SK SNI T- Eurocode ASTM
15 1991-03 2-1992 469
Air bersih 485,50 1521,32 517,87 497,71
Dibungkus Air hujan 411,00 1802,49 519,16 523,56
plastik Air gambut 349,60 1490,00 356,73 354,41
Air laut 435,60 1562,51 458,53 439,56
Air bersih 424,80 1606,39 429,09 425,32
Direndam air Air hujan 476,80 1711,98 501,89 485,33
bersih Air gambut 397,60 1505,42 418,53 408,44
Air laut 455,60 1634,83 479,58 461,78
Dari Tabel 5.19 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan yang cukup
empiris, namun hasil perhitungan modulus elastisitas secara analitis dengan grafis
Nilai modulus elastisitas tertinggi secara analitis terjadi pada rendaman air
grafis nilai modulus elastisitas tertinggi terjadi pada rendaman air hujan dengan
73
74
Hal-hal penting yang dapat dirangkum berdasarkan Tabel 5.20 adalah
sebagai berikut :
1. Terjadi penurunan nilai kuat tekan bebas mortar busa pada lama waktu
busa sebelum direndam (umur 14 hari) sehingga keseluruhan nilai kuat tekan
bebas mortar busa tidak memenuhi persyaratan kuat tekan minimum untuk
lapis fondasi bawah (sub base) < 8 kg/cm2. Nilai penurunan kuat tekan bebas
Tabel 5.21 Penurunan kuat tekan bebas mortar busa pada lama waktu
rendaman 7 hari
Jenis Jenis Air Kuat Tekan Kuat Tekan Penurunan
Bebas Bebas
Perawatan Rendaman
Sebelum Rendaman
Direndam 7 Hari
(kg/cm2) (kg/cm2) (%)
Air bersih 8,87 5,31 -40,14
Dibungkus Air hujan 8,87 5,43 -38,78
plastik Air gambut 8,87 6,1 -31,23
Air laut 8,87 6,4 -27,85
Air bersih 11,22 5,83 -48,04
Direndam air Air hujan 11,22 4,67 -58,38
bersih Air gambut 11,22 7,63 -32,00
Air laut 11,22 7,87 -29,86
Dari Tabel 5.21 terlihat bahwa penurunan nilai kuat tekan bebas terbesar
adalah 58,38% pada rendaman air hujan (perawatan direndam air bersih),
(perawatan dibungkus plastik). Pada Tabel 5,21 juga terlihat bahwa jenis
75
bebas yang lebih kecil dibandingkan dengan jenis perawatan direndam air
bersih.
2. Pada perendaman awal (7 dan 14 hari) nilai kuat tekan bebas tertinggi terjadi
pada rendaman air laut yang memiliki sifat basa atau alkalis, namun pada
umur rendaman yang lebih tua (21, 28 dan 35 hari) nilai kuat tekan bebas
tertinggi terjadi pada rendaman air bersih dan air hujan yang memiliki sifat
asam.
air bersih menghasilkan nilai kuat tekan bebas yang tertinggi, namun pada
air bersih.
nilai yang tidak jauh berbeda dengan nilai yang diperoleh dengan metode
grafis, namun memiliki perbedaan yang cukup signifikan dengan nilai yang
76
5. Modulus elastisitas tertinggi menunjukkan sifat material yang paling kaku
berbanding lurus dengan nilai kuat tekan bebas pada saat perendaman 35 hari,
yakni semakin tinggi nilai kuat tekan bebas menghasilkan nilai modulus
elastisitas semakin tinggi pula. Hal ini tidak berlaku pada modulus elastis
nilai regangan (faktor pembagi) yang tidak konstan pada setiap variasi air
rendaman.
77
BAB VI
6.1 Kesimpulan
busa yang diperuntukan sebagai pengganti timbunan jalan pada lapisan fondasi
bawah (sub base) dengan perilaku direndam dalam 4 jenis air yang berbeda
selama 7, 14, 21, 28 dan 35 hari setelah sebelumnya dilakukan proses perawatan
selama 14 hari dengan 2 jenis metode perawatan yakni dibungkus plastik dan
nilai kuat tekan pada durasi perendaman 7 hari jika dibandingkan dengan
kuat tekan mortar busa sebelum direndam. Penurunan kuat tekan terbesar
terjadi pada rendaman air hujan dengan perawatan direndam air bersih,
2. Kuat tekan mortar busa pada durasi perendaman terlama yaitu 35 hari
lebih rendah untuk semua jenis air rendaman dan metode perawatan. Nilai
kuat tekan pada umur 35 hari untuk mortar busa dengan perawatan
dibungkus plastik pada rendaman air bersih, air hujan, air gambut dan air
laut, berturut-turut adalah 9,71 kg/cm2, 12,33 kg/cm2, 8,74 kg/cm2, dan
78
10,89 kg/cm2. Sedangkan nilai kuat tekan pada perendaman 35 hari untuk
mortar busa dengan perawatan direndam air bersih pada rendaman air
bersih, air hujan, air gambut dan air laut, berturut-turut adalah
ini yang sebaiknya dilakukan pada mortar busa. Metode perawatan dengan
485,50 MPa. Nilai ini tidak jauh berbeda dengan nilai modulus elastisitas
dan 497,71 (ASTM 469). Berdasarkan kedua metode grafis ini nilai
empiris memiliki nilai yang jauh berbeda dengan metode analitis dan
grafis.
79
6.2 Saran
beberapa saran yang terkait dengan penelitian ini, diantaranya adalah sebagai
berikut :
perubahan lingkungan (dalam hal ini kondisi kering dan tergenang air),
lebih lama (>14 hari) sebelum mortar busa dimasukkan ke dalam 4 jenis
air yang berbeda. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh tingkat kematangan (umur) mortar busa terhadap nilai kuat tekan
plastik.
80
5. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai pengaruh jenis air rendaman
terhadap kuat tekan mortar busa dan mortar tanpa busa untuk mengetahui
mengetahui perilaku antara kedua jenis mortar ini terhadap jenis air
rendaman.
umur rendaman pada umur benda uji yang sama, dan sebaliknya pengaruh
umur benda uji pada umur rendaman yang sama terhadap nilai kuat tekan
mortar busa.
mortar busa dengan perendaman > 35 hari (dalam hal ini apakah nilai kuat
tekan bebas akan terus meningkat atau tidak) maka perlu dilakukan
penelitian lanjutan.
81
DAFTAR PUSTAKA
ASTM, 1995. ASTM C-469, Test Methode for Static Modulus Elasticity
International.
Vol.3, Bandung.
Bandung.
Fadillah. M.L. dkk, 2017, Densitas, Nilai Slump, Dan Kuat Tekan Beton
Febrijanto, R., 2008, Laporan Akhir Penyusunan DED Uji Coba Skala
Highway Administration.
Hidayat dkk, 2016, Analisis Material Ringan Dengan Mortar Busa Pada
https://www.geologinesia.com/2016/03/pengertian-jenis-manfaat-
dan-pencemaran-air-tanah.html.
Handayani, F., 2007, Timbunan Badan Jalan Dengan Bahan Tmbunan
http://pusatkrisis.kemkes.go.id/kandungan-zat-kimia-yang-terdapat-
pada-air-hujan.
Pekerjaan Umum.
Rakyat.
Kemen. PUPR, 2015, Pedoman Perancangan Campuran Material Ringan
Perumahan Rakyat.
(Kimpraswil).
Kusnaedi, 2006, Mengolah Air Gambut dan Kotor Untuk Air Minum,
Negeri Bandung.
Nasional, Bandung.
Bandung.
Nasional, Bandung.
SNI 3638 : 2012, Metode Pengujian Kuat Tekan Bebas Tanah Kohesif,
Rakyat.