Proposal Skirpsi Alfan Hampir Fixx
Proposal Skirpsi Alfan Hampir Fixx
Proposal Skirpsi Alfan Hampir Fixx
SKRIPSI
Proposal skripsi ini adalah hasil karya sendiri, dan semua sumber baik yang
dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
NPM : 1914301076
TANDA TANGAN :
i
3
HALAMAN PENGESAHAN
Tim penguji
Tanggal :
ii
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan proposal skripsi ini. Penulisan proposal
skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai
gelar Sarjana Keperawatan Prodi Sarjana Terapan pada jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Tanjungkarang. Saya menyadari tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan
skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan proposal skripsi ini.
Oleh karena itu saya mengucapkan terimakasih kepada:
1) Warjidin Alianto, S.KM., M.Kes selaku Direktur Poltekkes Tanjungkarang
2) Gustop Amatiria, S.Kp., M.Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Poltekkes Tanjungkarang
3) Dr. Anita, M.Kep., Sp.Mat selaku Ketua Prodi Sarjana Terapan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjungkarang
4) Ns. Retno P.H., M.Kep selaku pembimbing utama yang telah
menyediakan waktu, tenaga dan fikiran untuk membimbing serta
memberikan saran-saran untuk pembuatan proposal skripsi ini.
5) Dr. Anita, M.Kep., Sp.Mat selaku pembimbing pendamping yang telah
menyediakan waktu, tenaga dan fikiran untuk membimbing serta
memberikan saran-saran untuk pembuatan proposal skripsi ini.
6) Al Murhan, SKM., M.Kes Selaku Penguji Utama yang telah menyediakan
waktu, tenaga dan fikiran untuk membimbing serta memberikan saran-
saran untuk pembuatan proposal skripsi ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu.Semoga skripsi ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
Penulis
iii
5
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS............................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iv
DAFTAR ISI..................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ vi
DAFTAR TABEL............................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... viii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................... 9
B. Rumusan Masalah.................................................................... 12
C. Tujuan Penelitian..................................................................... 12
D. Manfaat Penelitian................................................................... 12
E. Ruang Lingkup Penelitian........................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 47
LAMPIRAN
iv
6
DAFTAR GAMBAR
v
7
DAFTAR TABEL
vi
8
DAFTAR LAMPIRAN
vii
9
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
kutilang dan ruang mawar pada bulan Oktober - November 2022 yaitu
sebanyak 65 pasien mengalami fraktur ekstremitas. Peneliti melakukan
wawancara kepada perawat pelaksana, perawat pelaksana mengatakan untuk
pasien Fraktur boleh dilakukan latihan range of motion (ROM) di hari ke 3
dengan latihan 2 kali sehari, untuk pasien Fraktur yang boleh di latih range of
motion (ROM) itu untuk semua jenis Fraktur, dan yang melatih range of
motion (ROM) itu perawat pelaksana. Namun selama ini belum ada frekuensi
di setiap gerakan dan latihan range of motion (ROM) pasif dan aktif untuk
peningkatan kekuatan otot di ruang kutilang dan ruang mawar Di Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.
Berdasarkan hasil uraian tersebut, atas dasar inilah peneliti merasa tertarik
ingin melakukan penelitian supaya memperoleh hasil yang akurat dan nyata
mengenai “pengaruh frekuensi latihan range of motion (ROM) pasif dan aktif
terhadap kekuatan otot pada pasien post operasi fraktur ekstremitas di Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2023.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan menjadi referensi bagi mahasiswa
keperawatan atau perawat dalam memberikan Frekuensi Latihan
Range Of Motion (ROM) Pasif Dan Aktif Terhadap Kekuatan Otot
Pada Pasien Post Operasi Fraktur Ekstremitas, serta dapat dijadikan
data dasar untuk penelitian selanjutnya terutama dibidang keperawatan
bedah – perioperative. Selain itu juga dapat digunakan untuk
meningkatkan derajad kesehatan di wilayah penelitian.
2. Manfaat Aplikatif
Bagi institusi rumah sakit atau pelayanan kesehatan dapat di pakai
sebagai bahan pertimbangan dalam pemberian Frekuensi Latihan
Range Of Motion (ROM) Pasif Dan Aktif Terhadap Kekuatan Otot
Pada Pasien Post Operasi Fraktur Ekstremitas Di Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung (2023)
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah keperawatan bedah – perioperative,
dengan menggunakan metode Deskriptif dengan desain One Group Pretest-
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Konseptual
A. Fraktur
1. Konsep Fraktur
Fraktur merupakan terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya
tulang yang utuh, yang biasanya disebabkan oleh trauma/rudapaksa atau
tenaga fisik yang ditentukan jenis dan luasnya trauma (Lukman & Nurma,
2013). Pada kondisi fraktur secara klinis bisa berupa fraktur terbuka yang
14
disertai dengan kerusakan jaringan lunak (otot, kulit, jaringan saraf, dan
pembuluh darah) dan fraktur tertutup yang dapat disebabkan oleh trauma
langsung pada ekstremitas (Noor Helmi, 2014).
Akibat dari trauma pada tulang tergantung pada jenis trauma, kekuatan,
dan arahnya. Trauma tajam yang langsung atau trauma tumpul yang kuat
dapat menyebabkan fraktur dengan luka terbuka sampai ke tulang yang
disebut fraktur terbuka. Fraktur di dekat sendi atau mengenai sendi dapat
menyebabkan fraktur disertai luksasi sendi yang disebut dengan fraktur
dislokasi (Sjamsuhidajat & Jong, 2011). Tidak hanya keretakan atau
terpisahnya korteks, kejadian fraktur lebih sering mengakibatkan kerusakan
yang komplit dan fragmen tulang terpisah. Tulang relatif rapuh, namun
memiliki kekuatan dan kelenturan untuk menahan tekanan. Fraktur dapat
diakibatkan oleh cedera atau trauma langsung dan berupa trauma tidak
langsung, stres yang berulang, kelemahan tulang yang abnormal atau disebut
juga fraktur patologis (Hoppenfield & Stanley, 2011).
a. Penyebab/Faktor predisposisi
Menurut (Wahid, 2013) fraktur dapat di sebabkan beberapa hal antara lain
yaitu:
1) Kekerasan langsung
Kekerasan langsung menyebabkan patah tulang pada titik terjadinya
kekerasan. Fraktur demikian sering bersifat fraktur terbuka dengan garis
patahan melintang atau miring.
2) Kekerasan tidak langsung
Kekerasan tidak langsung menyebabkan patah tulang yang jauh dari
tempat terjadinya kecelakaan. Biasanya bagian patah adalah bagian yang
paling lemah dalam jalur hantaran vektor kekerasan.
3) Kekerasan akibat tarikan otot
Patah tulang akibat tarikan otot sengat jarang terjadi. Kekuatan dapat
berupa pemuntiran, penekukan, dan penekanan, kombinasi dari ketiganya,
serta penarikan.
2. Etiologi
15
mengalami kelemahan otot lengan maupun otot kaki berupa latihan tulang
maupun sendi, sehingga pasien memerlukan bantuan perawat atau keluarga.
ROM aktif adalah latihan yang dilakukan secara mandiri oleh pasien tanpa
bantuan perawat dari setiap gerakan yang dilakukan. Tujuan ROM yaitu
mempertahankan atau memelihara kekuatan otot, memelihara mobilitas
persendian, merangsang sirkulasi darah, mencegah kelainan bentuk (Potter &
Perry, 2010).
Menurut Istianah (2017) penatalaksanaan medis antara lain :
Kekuatan otot adalah merupakan kekuatan suatu otot atau group otot
yang dihasilkan untuk dapat melawan tahanan dengan usaha yang
maksimum. Kekuatan otot merupakan suatu hal penting untuk setiap orang,
karena kekuatan otot merupakan suatu daya dukung gerakan dalam
menyelesaikan tugas-tugas (Jassen, 2010).
Haryanto (2006) menjelaskan, menurut Harsono (1988) kekuatan otot
adalah kemponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik
secara keseluruhan, hal ini disebabkan, yaitu:
1. Kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik.
2. Kekuatan memegang peranan yang penting dalam melindungi dari
kemungkinan cedera.
3. Dengan kekuatan otot yang baik, dapat berlari lebih cepat, melempar
atau menendang lebih jauh dan lebih efisien, memukul lebih kersa,
demikian pula dapat membantu memperkuat stabilitas sendi-sendi.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kekuatan Otot
Menurut sulistyaningsih (2011) kekuatan otot ditentukan oleh beberapa
faktor yaitu subjektif, psikologis, metodological faktor, faktor otot itu
sendiri, serta faktor dari pengukuran.
1. Faktor subjektif, faktor ini meliputi hasil pemeriksaan kesehatan secara
menyeluruh, adanya penyakit, gender, tingkat aktifitas dan usia.
2. Faktor psikologis, status kognitif, harapan, motivasi, depresi, tekanan
dan kecemasan menjadi faktor yang mempengaruhi pada kekuatan otot.
3. Faktor metodological, yaitu posisi subjek, peralatan yang digunakan,
stabilitas, posisi persendian.
4. Faktor otot, faktor ini terdapat pada otot tiap individu yang didalam
struktur otot terdapat tipe serat otot, panjang otot, arsitekstur otot, lokasi
otot, serta pengaruh latihan pada otot.
5. Faktor pengukuran, faktor ini di definisikan lebih ke pelaksanaan
operasional, rehabilitasi, dan validitas alat ukur yang digunakan.
27
Presentasi
Skal
Kekuatan Karakteristik
a
Normal
Saat mengukur kekuatan otot, ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
yaitu (Pudjiastuti & Utamo, 2013) :
a. Posisikan pasien sedemikian rupa sehingga otot mudah berkontraksi sesuai
dengan kekuatannya. Posisi yang harus dipilih harus memungkinkan
kontraksi otot dan gerakan mudah diobservasi.
b. Bagian tubuh yang akan diperiksa harus terbebas dari pakaian yang
menghambat.
c. Usahakan pasien dapat berkonsentrasi saat dilakukan pengukuran.
d. Berikan penjelasan dan contoh gerakan yang harus dilakukan.
e. Bagian otot yang akan diiukur ditempatkan pada posisi antigravitasi. Jika otot
terlalu lemah, maka sebaliknya pasien ditempatkan pada posisi terlentang.
f. Bagian proksimal area yang akan diukur harus dalam keadaan stabil untuk
menghindari kompensasi dari otot yang lain selama pengukuran.
g. Selama terjadi kontraksi gerakan yang terjadi diobservasi baik palpasi pada
tendon atau otot.
h. Tahanan diperlukan untuk melawan otot selama pengukuran.
i. Lakukan secara hati-hati, bertahap dan tidak tiba-tiba.
j. Catat hasil pengukuran pada lembar observasi.
1. definisi
dan lengkap untuk meningkatkan masa otot dan tonus otot (Potter & Perry,
2010). Latihan gerak sendi adalah pergerakan maksimal dapat dilakukan pada
sendi terdiri dari tiga bidang, yaitu sagital, frontal dan transvesal. Bidang
sagital adalah bidang yang melewati tubuh dari depan ke belakang, membagi
tubuh menjadi sisi kanan dan sisi kiri. Bidang frontal melewati tubuh dari sisi
ke sisi dan membagi tubuh ke depan dan kebelakang. Bidang transvesal
adalah bidang horizontal yang membagi tubuh menjadi atas dan bawah (Potter
& Perry, 2010).
2. Manfaat Range of Motion (ROM)
Menurut (Potter & Perry, 2010) manfaat dari Range Of Motion (ROM)
adalah :
a. Menentukan nilai kemampuan sendi tulang, dan otot dalam melakukan
pergerakan.
b. Menkaji tulang, sendi, dan otot
c. Mencegah terjadinya kekakuan sendi
d. Memperlancar sirkulasi darah
e. Memperbaiki tonus otot
f. Meningkatkan mobilisasi sendi
g. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan
3. Jenis Range Of Motion (ROM)
pada Range Of Motion (ROM) aktif adalah sendi di seluruh tubuh dari kepala
sampai ujung jari kaki oleh pasien sendiri secara aktif.
b) Range Of Motion (ROM) pasif
Range Of Motion (ROM) pasif adalah latihan Range Of Motion (ROM)
yang dilakukan pasien dengan bantuan perawat untuk setiap gerakan. Indikasi
latihan Range Of Motion (ROM) pasif yaitu pasien semi koma dan tidak sadar,
pasien tirah baring total, atau pasien dengan paralisis ekstremitas total.
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan
persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya
perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien. Sendi yang digerakkan
pada Range Of Motion (ROM) pasif adalah seluruh persendian tubuh atau
hanya pada ekstremitas yang terganggu dan klien tidak mampu
melasanakannya secara mandiri (Saratun, 2015).
4. Hal Yang Perlu di Perhatikan
Lingkungan dan klien perlu diperhatikan sebelum melakukan mobilisasi.
Latihan yang dilakukan harus sesuai dengan kemampuan klien dan harus
memperhatikan kesungguhan serta tingkat konsentrasi dalam melakukan
latiahan (Lukman & Ningsih, 2013).
5. Prosedur
c. Pergelangan kaki
1) Dorsifleksi: Menggerakkan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke
atas (20-30°)
2) Plantarfleksi: Menggerakkan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke
bawah (45-50°)
d. Kaki
1) Inversi: Memutar telapak kaki ke samping dalam (10°)
2) Eversi: Memutar telapak kaki ke samping luar (10°)
e. Jari-jari kaki
1) Fleksi: Menekukkan jari-jari kaki ke bawah (30-60°)
2) Ekstensi: Meluruskan jari-jari kaki (30-60°)
3) Abduksi: Menggerakkan jari-jari kaki satu dengan yang lain (15°)
4) Adduksi: Merapatkan kembali bersama-sama (15°)
6. Kontraindikasi ROM
Kontraindikasi dan hal-hal yang harus diwaspadai pada latihan Range Of
Motion (ROM) menurut (Carpenito, 2014). yaitu :
a. Latihan Range Of Motion (ROM) tidak boleh diberikan apabila gerakan
dapat mengganggu proses penyembuhan cedera.
b. Gerakan yang terkontrol dengan seksama dalam batas-batas gerakan
yang bebas nyeri selama fase awal penyembuhan akan
memperlihatkan manfaat terhadap penyembuhan dan pemulihan.
c. Terdapat tanda-tanda terlalu banyak atau terdapat gerakan yang salah,
termasuk meningkatnya rasa nyeri dan peradangan.
d. Range Of Motion (ROM) tidak boleh dilakukan bila respon pasien atau
kondisinya membahayakan.
C. Kerangka Teori
1) Kecelakaan
2) Cedera
3) Trauma
4) Tumor tulang
5) Infeksi
Fraktur
Aktif
D. Kerangka Konsep
Pretest Postest
E. Hipotesis Penelitian
Ha : Ada pengaruh Frekuensi Latihan Range Of Motion (ROM) Pasif Dan
Aktif Terhadap Kekutan Otot Pada Pasien Post Operasi Fraktur
Ekstremitas Bawah di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi
Lampung tahun 2023.
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini yaitu Deskriptif dengan rancangan One Group Pretest
Postest design. Peneliti memilih jenis penelitian ini bertujuan untuk
Mengetahui adanya Pengaruh Frekuensi Latihan Range Of Motion (ROM)
Pasif Dan Aktif Terhadap Kekuatan Otot Pada Pasien Post Operasi Fraktur
Ekstremitas. Data yang diperoleh sesudah dilakukan observasi pertama
(pretest) terlebih dahulu sebelum diberikan intervensi (perlakuan), setelah itu
diberikan intervensi (perlakuan), dan kemudian dilakukan observasi kedua
(posttest). Desain rancangan penelitian ini adalah sebagai berikut:
02
01 X (a) 02
02
2. Sampel
𝑧21−α/2. (1−𝑃) 𝑁
𝑛=
d2(𝑁−1) +𝑧 21−α/2. (1−𝑃)
1,96.0,5(1 − 0,5) 65
𝑛=
(0,05)2(65− 1) + 1,96.0,5(1 − 0,5)
31,85
𝑛=
0,0025.64 + 0,49
31,85
𝑛=
0,65
𝑛 = 49 responden
Keterangan :
d = Tingkat penyimpanan yang diinginkan 0,05 atau 0,01
Z = Standar deviasi normal pada derajat kepercayaan (kemaknaan 95%
atau 1,69)
P= Proporsi sifat populasi misal prevalensi, bila tidak diketahui digunakan
0,5 atau 50%
N = Besarnya populasi
41
n = Besarnya sampel
Populasi yang didapatkan 65 responden, demikian hasil perhitungan
terdiri dari 49 responden sample.
D. Variabel Penelitian
1 latihan Latihan gerak aktif- Sop range of dinyatakan dalam Lembar Rasio
ROM pasif atau range of motion : Observasi
aktif dan motion (ROM) adalah (rom)
pasif latihan yang dilakukan 1. Jika dilakukan
untuk
2. jika tidak
mempertahankan atau
42
maksimum 5
b. 1= kontraksi
saat palpasi,
tetapi tidak ada
gerakan yang
terlihat
c. 2= ada
gerakan, tetapi
tidak dapat
melawan
gravitasi
d. 3= dapat
bergerak
melawan
gravitasi
e. 4= dapat
melawan tahanan
tetapi masih
43
lemah
f. 5= dapat
bergerak dan
melawan tahanan
dengan kekuatan
penuh
3. Pengumpulan Data
G. Analisis Data
Analisa data adalah kegiatan yang sangat penting dalam suatu penelitian,
karena dengan analisis data dapat mempunyai arti/makna yang berguna untuk
memecahkan masalah penelitian. (Aprina & Anita, 2022). Analisa data dalam
penelitian ini:
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariate
Daftar Pustaka
Black, Joyce M dan Jane Hokanson Hawks. (2014). Keperawatan Medikal Bedah
Edisi 8 Buku 1. Jakarta: Salemba Medika.
Dahlan, A., & Arif F, A. (2020). Pengaruh Teknik Relaksasi Napas Dalam
terhadap Nyeri Frakture: Literature Review.
Janssen I, Heymsfield SB, Wang ZM, Ross R. (2010). Sceletal Mass and
Distribution in 468 Men and Woman Aged. Journal of Physiologi. Diakses
tanggal 9 januari 2014.
Kozier, B., et al. (2012). Kozier and Erb’s Fundamentals of nursing, concept,
process and practic, eighth edtion
Kneale, Julia dan Peter Davis. (2011). Keperawatan Orthopedik & Trauma.
Jakarta: EGC.
Noviyanti, S., Santoso, T. B., Fis, S., Widodo, A., & Fis, S. (2014). Hubungan
Kekuatan Otot Quadriceps Femoris dengan Risiko Jatuh pada Lansia
(Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Potter, & Perry. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,
dan Praktik. Jakarta: ECG.
Platini, H., Chaidir, R., & Rahayu, U. (2020). Karakteristik Pasien Fraktur
Ekstermitas Bawah. Jurnal Keperawatan'Aisyiyah, 7(1), 49-53.
Rahayu , N., & Safitri, W. (2021). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post
Operasi Fraktur Femur Dalam Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman
Rino, M., & Al Fajri, J. (2021). Pengaruh Range Of Motion Aktif terhadap
Pemulihan Kekuatan Otot dan Sendi Pasien Post Op Fraktur Ekstremitas
di Wilayah Kerja Puskemas Muara Kumpeh. Jurnal Akademika
Baiturrahim Jambi, 10(2), 324-330.
Supardi, S., & Rusika. (2013). Buku Ajar Metodologi Riset Keperawatan. CV
Trans Info Media.
LAMPIRAN
50
Lampiran 1
PENJELASAN PENELITIN
Judul: Pengaruh Frekuensi Latihan Range Of Motion (ROM) Pasif Dan Aktif
Terhadap Kekuatan Otot Pada Pasien Post Operasi Fraktur Ekstremitas
Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi
Lampung Tahun 2023.
LEMBAR PERSETUJUAN
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Saya telah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian yang akan
“pengaruh frekuensi latihan range of motion (ROM) pasif dan aktif terhadap
kekuatan otot pada pasien post operasi fraktur ekstremitas bawah”. Dan saya
Peneliti Responden
53
Lampiran 3
KARAKTERISTIK RESPONDEN
Inisial Nama :
Alamat :
Tanggal Pengkajian :
Usia :
Jenis Fraktur :
Riwayat Fraktur :
Lama dirawat :
54
Lampiran 4
Tanggal Tanggal
Jumlah
55
Lampiran 5
Sop Latihan Range Of Motion (Rom) Pasif Dan Aktif Pada Ekstremitas Bawah
Peralatan 1. Handscoon
2. Tempat tidur
3. Bantal
B. Tahap Orientasi
keluarga/pasien
3. Memberikan kesempatan pasien bertanya
4. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Mencuci tangan
2. Menjaga privasi pasien
3. Atur posisi yang nyaman : berbaring dengan posisi tangan
rileks badan telentang biasa (lateral)
4. Memakai sarung tangan
5. Memposisikan perawat di sisi sebelah kanan pasien
Evaluasi ROM
1. Tidak terjadi cedera
2. Tanyakan keadaan dan kenyamanan pasien setelah
tindakan
3. Peningkatan rentang gerak sendi.
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3. Berpamitan dengan klien
4. Membereskan alat-alat
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
59
60
61
62
63
64
65
66