Metode Mayeroff
Metode Mayeroff
Metode Mayeroff
Disusun oleh
Ir. Akhmad Marzuko, M.T. Edy Purwanto, Dr.Ir.,CES.,DEA. M. Rifqi Abdurrozak, S.T., M.Eng.
NIK: 885110107 NIK: 855110101 NIK: 135111101
Mengesahkan,
Ketua Program Studi Teknik Sipil
Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena Penulis
dapat meyelesaikan laporan Tugas Akhir yang berjudul Analisis Kapasitas Dukung
dan Penurunan Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Fakultas
Vokasi (TILC) Universitas Gadjah Mada. Laporan Tugas Akhir ini merupakan salah
satu syarat akademik dalam menyelesaikan studi tingkat sarjana di Prodi Teknik
Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta.
Dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini banyak hambatan yang dihadapi
Penulis, namun berkat saran, kritik, serta dorongan semangat dari berbagai pihak,
Alhamdullilah Praktik Kerja ini dapat diselesaikan. Berkaitan dengan ini, Penulis
ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Ir. Akhmad Marzuko, M.T. selaku dosen pembimbing tugas akhir, terima
kasih atas bimbingan, nasehat, dan dukungan yang diberikan kepada saya selama
penyusunan Tugas Akhir maupun selama masa perkuliahan.
2. Bapak Edy Purwanto, Dr.Ir.,CES.,DEA. selaku dosen penguji 1dan Bapak M.
Rifqi Abdurrozak, S.T., M.Eng. selaku dosen penguji 2.
3. Ibu Dr. Ir. Sri Amini Yuni Astuti, M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia.
4. Orang tua tercinta Bapak Adam Kadarusman dan Ibu Siti Fatmawati yang tidak
hentinya memberikan kasih sayang, doa, dan dukungan di setiap langkah saya
dalam menuntut ilmu.
5. Kakak tercinta Kurniawati Kadarusman yang selalu memberikan dukungan, doa,
dan semangat untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.
6. Teman-teman saya Mamus, Rhesnu, dan Hoga yang telah membantu saya ketika
ada yang kurang dipahami dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
iv
7. Amartya, Yumi, Aya, Vyanda, Koko, Bagas, Aryo, Aul, Adit, Bagus, Fauzi,
Kiko, Haikal yang selalu ada memberi motivasi, semangat, dan dukungan untuk
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Akhirnya Penulis berharap agar laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi
berbagai pihak untuk pengembangan penelitian-penelitian selanjutnya.
v
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Halaman Pengesahan ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN xi
DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN xi
ABSTRAK xiv
ABSTRACT xv
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penelitian 3
1.4 Batasan Penelitian 3
1.5 Manfaat Penelitian 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1 Kapasitas Dukung Tiang Pancang 6
2.1.1 Metode Analisis Kapasitas Dukung Tiang Pancang 6
2.1.2 Penurunan Pondasi 6
2.2 Penelitian Sebelumnya 7
2.3 Perbandingan Penelitian Sebelumnya dengan Penelitian Penulis 9
BAB III LANDASAN TEORI 15
3.1 Kapasitas Dukung 15
vi
3.1.1 Kapasitas Dukung Tiang Tunggal dari Data Sondir Metode
Mayerhoff 15
3.1.2 Kapasitas Dukung Tiang Tunggal dari Data SPT Metode
Mayerhoff 16
3.1.3 Kapasitas Dukung Kelompok Tiang 17
3.2 Penurunan Pondasi 20
3.2.1 Penurunan Tiang Tunggal 21
3.2.2 Penurunan Kelompok Tiang 21
3.2.3 Penurunan Izin Pondasi 22
3.3 Analisis Pembebanan SAP2000 23
3.3.1 Pembebanan 24
BAB IV METODE PENELITIAN 25
4.1 Metode Penelitian 25
4.2 Teknik Pengumpulan Data 26
4.3 Metode Analisis 26
4.4 Pelaksanaan Penelitian 27
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN 30
5.1 Data Gedung 30
5.1.1 Data Umum 30
5.1.2 Spesifikasi Material 31
5.1.3 Denah Konstruksi 31
5.1.4 Data Struktur 32
5.2 Pembebanan Menggunakan Program SAP2000 32
5.3 Analisis Pondasi Tiang Pancang 34
5.3.1 Kapasitas Dukung Pondasi Tiang Pancang 34
5.3.1.1 Menghitung Kapasitas Dukung dari Data Sondir 34
5.3.1.2 Menghitung Kapasitas Dukung dari Data SPT 43
5.3.2 Kapasitas Dukung Pondasi Tiang Bor Kondisi Existing 62
vii
viii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
Gambar 5.18 Posisi Tiang Terhadap Data N-SPT Diameter 0,8 m 59
Gambar 5.19 Posisi Tiang Terhadap Grafik SPT Diameter 0,8 m 59
Gambar 5.20 Susunan Tiang Pancang Diameter 0,8 m Data SPT 62
Gambar 5.21 Grafik Uji Sondir Terhadap Posisi Tiang Diameter 0,8 m Kondisi
Existing 63
Gambar 5.22 Susunan Tiang Bor Diameter 0,8 m Data Sondir Kondisi Existing 66
Gambar 5.23 Posisi Tiang Terhadap Data N-SPT Diameter 0,8 m Kondisi Existing 67
Gambar 5.24 Posisi Tiang Terhadap Grafik SPT Diameter 0,8 m Kondisi Existing 68
Gambar 5.25 Susunan Tiang Bor Diameter 0,8 m Data SPT Kondisi Exisiting 70
Gambar 5.26 Hasil dan Perbandingan Kapasitas Dukung Ultimit Pondasi Tiang
Tunggal 86
Gambar 5.27 Hasil dan Perbandingan Kapasitas Dukung Pondasi Kelompok Tiang 87
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN
xii
Q𝑢𝑙𝑡i𝑚𝑎𝑡𝑒 = kapasitas daya dukung tiang tunggal
RSX = beban gempa arah x
RSY = beban gempa arah y
S = penurunan pondasi tiang tunggal
s = jarak pusat ke pusat tiang
SF = safety factor
Sg = penurunan pondasi kelompok tiang
Sizin = penurunan yang diizinkan
Wp = berat tiang
θ = arc tg D/S (dalam derajat)
xiii
ABSTRAK
Pondasi merupakan bagian dari struktur bawah konstruksi yang akan menyalurkan beban yang
terjadi pada struktur atas kedalam lapisan tanah keras, sehingga dapat memikul beban konstruksi
tersebut. Untuk menentukan jenis pondasi yang digunakan dalam bangunan konstruksi harus
mengetahui jenis dan karakteristik tanah terlebih dahulu, agar tidak terjadi kegagalan konstruksi.
Untuk pembangunan gedung Fakultas Vokasi (TILC) Universitas Gadjah Mada kondisi existing jenis
tanah pasir dan digunakan jenis pondasi tiang bor dengan panjang tiang 12 m dan diameter tiang
sebesar 0,8 m.
Jenis pondasi yang akan digunakan dalam analisis yaitu pondasi tiang pancang dengan panjang
tiang 12 m dan diameter tiang sebesar 0,4 m, 0,6 m, dan 0,8 m. Untuk perhitungan analisis
menggunakan data uji Sondir dan SPT yang diperoleh dari PT. PP Persero G2 Proyek Gedung TILC
UGM. Metode yang digunakan untuk menghitung kapasitas daya dukung yaitu metode Mayerhoff dan
untuk penurunan pondasi tiang tunggal menggunakan metode empiris, serta penurunan kelompok tiang
menggunakan metode Vesic (1977).
Hasil dari analisis diperoleh nilai kapasitas dukung ultimit pondai tiang tunggal (Qu) dan
kapasitas dukung pondasi kelompok tiang (Qg) dari data Sondir dan SPT. Nilai kapasitas dukung
ultimit pondai tiang tunggal (Qu) pada diameter tiang 0,4 m, 0,6 m, 0,8 m, dan kondisi existing 0,8 m
diperoleh nilai sebesar 260,081 Ton, 474,500 Ton, 924,395 Ton, dan 924,395 Ton. Kemudian dari
data SPT diperoleh nilai sebesar 484,191 Ton, 953,350 Ton, 1573,293 Ton, dan 1573,293 Ton. Nilai
kapasitas dukung pondasi kelompok tiang (Qg) dari data Sondir diameter 0,4 m diperoleh sebesar
1431,86, sedangkan untuk hasil dari data SPT diperoleh nilai dari diameter 0,4 m, 0,6 m, 0,8 m, dan
kondisi existing 0,8 m masing-masing nilainya sebesar 1420,002 Ton, 1548,200 Ton, 1529,865 Ton,
dan 1844,523 Ton. Hasil kapasitas dukung pondasi kelompok tiang (Qg) dari kedua data tersebut
memenuhi syarat yaitu lebih dari beban aksial (P) sebesar 1412,566 Ton. Nilai penurunan kelompok
tiang berdasarkan data Sondir untuk diameter 0,4 m, 0,6 m, 0,8 m, dan kondisi existing 0,8 m masing-
masing penurunannya sebesar 0,243 m, 0,123 m, 0,051 m, dan 0,036 m. Sedangkan dari data SPT
masing-masing sebesar 0,178 m, 0,069 m, 0,047 m, dan 0,047 m. Maka yang paling aman untuk
digunakan yaitu tiang dengan diameter 0,8 m dari data SPT dengan nilai kapasitas dukung 1529,865
Ton, penurunan pondasi sebesar 0,047 m yang merupakan nilai penurunan pondasi paling kecil dan
jumlah tiang 3 buah.
Kata kunci : pondasi taing pancang, kapasitas daya dukung metode Mayerhoff, penurunan pondasi,
xiv
ABSTRACT
The foundation is part of the structure under construction that will distribute the load that
occurs on the upper structure into the hard soil layer, so that it can carry the load of the construction.
To determine the type of foundation used in construction buildings, it is necessary to know the type and
characteristics of the soil first, so that construction failure does not occur. For the construction of the
Vocational Faculty (TILC) building, Gadjah Mada University, the existing condition was sandy soil
type and a drill pile foundation was used with a pile length of 12 m and a pile diameter of 0.8 m.
The type of foundation that will be used in the analysis is a pile foundation with a pile
length of 12 m and a pile diameter of 0.4 m, 0.6 m, and 0.8 m. For the calculation of the analysis using
Sondir test data and SPT obtained from PT. PP Persero G2 UGM TILC Building Project. The method
used to calculate the bearing capacity is the Mayerhoff method and for the settlement of single pile
foundations using the empirical method, and the settlement of pile groups using the Vesic method
(1977).
The results of the analysis obtained the value of the ultimate bearing capacity of single pile
foundations (Qu) and the bearing capacity of pile group foundations (Qg) from Sondir and SPT data.
The value of the ultimate bearing capacity of single pile foundations (Qu) at pile diameters of 0.4 m,
0.6 m, 0.8 m, and the existing condition 0.8 m obtained values of 260,081 Tons, 474,500 Tons, 924,395
Tons, and 924,395 Tons. . Then from the SPT data obtained values of 484,191 tons, 953,350 tons,
1573,293 tons, and 1573,293 tons. The value of the bearing capacity of the pile group foundation (Qg)
from the Sondir data with a diameter of 0.4 m was obtained at 1431.86, while the results from the SPT
data obtained values for a diameter of 0.4 m, 0.6 m, 0.8 m, and conditions existing 0.8 m with each
value of 1420.002 Tons, 1548,200 Tons, 1529,865 Tons, and 1844,523 Tons. The results of the bearing
capacity of the pile group foundation (Qg) from the two data meet the requirements, namely more than
the axial load (P) of 1412,566 tons. The value of the decline in the pile group based on Sondir data for
diameters of 0.4 m, 0.6 m, 0.8 m, and the existing condition 0.8 m decreased by 0.243 m, 0.123 m,
0.051 m, and 0.036 m, respectively. Meanwhile, the SPT data are 0.178 m, 0.069 m, 0.047 m, and
0.047 m, respectively. So the safest to use is a pile with a diameter of 0.8 m from SPT data with a
carrying capacity value of 1529.865 Tons, a foundation settlement of 0.047 m which is the smallest
foundation settlement value and the number of piles is 3 pieces.
Kata kunci : pile foundation, Mayerhoff method bearing capacity, foundation settlement
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
galian tanah terlalu dalam karena lapisan tanah dangkal sudah cukup keras, biasanya
digunakan pada konstruksi yang mempunyai beban ringan dengan kondisi tanah
cukup baik, misalnya pada bangunan rumah sederhana. Untuk jenis pondasi dalam
dibutuhkan pengeboran atau pemancangan dalam dikarenakan lapisan tanah yang
keras berada di kedalaman cukup dalam, biasanya digunakan pada konstruksi yang
mempunyai beban berat seperti jembatan, dan sebagainya.
Penyelidikan karakteristik atau jenis tanah di lapangan perlu dilakukan,
setelah dilakukan penyelidikan serta analisis karakteristik jenis tanah dan analisis
struktur atas , hasil yang diperoleh jenis tanah di lapangan adalah pasir berbutir
sedang. Hasil penyelidikan dan analisis tersebut pada pembangunan Gedung Fakultas
Vokasi (TILC) Universitas Gadjah Mada dapat digunakan pondasi tiang pancang.
Maka dari itu Penulis ingin menganalisis atau perencanaan ulang pondasi
menggunakan tiang pancang yang berbeda dengan yang digunakan jenis pondasi di
lapangan yaitu bore pile. Hal lain yang menjadi alasan atau dasar pertimbangan
penulis untuk menggunakan jenis tiang pancang adalah :
1. tidak adanya masalah dengan muka air dangkal dilapangan,
2. untuk mengetahui nilai daya dukung menggunakan tiang pancang,
3. dapat memadatkan tanah pasir, maka dari itu kapasitas daya dukung tanah akan
bertambah,
4. nilai daya dukung dapat diketahui dan diperkirakan dengan menggunakan rumus
sehingga pelaksanaan konstruksi dapat dengan mudah diawasi.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
“Analisis Kapasitas Dukung Metode Mayerhoff dan Penurunan Pondasi Tiang
Pancang Terhadap Variasi Dimensi”.
1. Bagaimana kapasitas dukung dan penurunan pondasi tiang pancang dengan variasi
dimensi pada proyek Gedung Fakultas Vokasi (TILC) Universitas Gadjah Mada?
2. Bagaimana kapasitas dukung dan penurunan pondasi bore pile pada kondisi
existing proyek Gedung Fakultas Vokasi (TILC) Universitas Gadjah Mada?
7. panjang tiang pondasi yang akan digunakan oleh Penulis dalam menganalisis
adalah 12 m,
8. data yang akan digunakan oleh Penulis dalam menganalisis adalah data uji
Sondir dan SPT yang diperoleh dari PT. PP Persero G2 Proyek Gedung TILC
UGM,
9. titik yang ditinjau Penulis dalam menganalisis adalah frame titik 2400,
10. beban pondasi yang akan digunakan oleh Penulis dalam menganalisis adalah
1412,566 Ton diperoleh dari analisis pembebanan menggunakan software
SAP2000,
11. safety factor (angka aman) yang digunakan pada lokasi penelitian adalah 2,5, dan
12. safety factor (angka aman) yang digunakan oleh Penulis dalam menganalisis
adalah 3.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Pustaka adalah kerangka teoritis yang menjadi acuan atau landasan
pemikiran serta guna mempertajam konsep yang digunakan berisi penelitian
sebelumnya untuk menghindari duplikasi. Pada penelitian yang akan dilakukan,
mengacu pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, yakni mengenai analisis
kapasitas dukung pondasi tiang pancang. Sehingga akan menjadi pertimbangan serta
masukan dalam penelitian ini. Akan tetapi penelitian-penelitian sebelumnya tidak
memiliki kesamaan dengan penelitian ini.
hingga. Selain itu perhitungan daya dukung lateral menggunakan metode Broms dan
menghitung penurunan elastis tiang pancang yang terjadi serta menghitung efesiensi
dan daya dukung kelompok tiang. Hasil penelitian tersebut diperoleh daya dukung
ultimit tiang dengan menggunakan data SPT titik Bore Hole II kedalaman 18 m
diperoleh sebesar 107,610 ton. Kemudian untuk data sondir diperoleh sebesar
264,949 ton untuk kedalaman 14.4 . Sedangkan hasil perhitungan PDA pada tubuh
bendung diperoleh nilai daya dukung ultimit sebesar 108 ton. Dan perhitungan
dengan data Kalendering menggunakan metode Hiley diperoleh daya dukung ultimit
sebesar 198,343 ton, sedangkan dengan menggunakan metode ENR diperoleh nilai
daya dukung ultimit sebesar 105,032 ton, dan menggunakan metode Danish Formula
diperoleh sebesar 273,377 ton. Untuk hasil analisis dengan menggunakan metode
elemen hingga diperoleh nilai daya dukung ultimit sebesar 120,436 ton. Kemudian
nilai daya dukung lateral ultimit dengan menggunakan metode Broms dengan cara
analitis diperoleh sebesar 8,555 ton, sedangkan secara grafis diperoleh sebesar 8,930
ton. Untuk perhitungan penurunan elastis tunggal diperoleh nilai sebesar 2,540 mm,
sedangkan dengan menggunakan metode Poulus dan Davis diperoleh nilai sebesar
7,340 mm. Dan untuk perhitungan penurunan menggunakan metode elemen hingga
diperoleh sebesar 38,690 mm, sedangkan dari tes PDA nilai penurunan pondasi
diperoleh sebesar 26 mm.
sebelumnya dengan penelitian yang akan Penulis lakukan dapat dilihat pada Tabel 2.1
berikut.
Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian Sebelumnya dan Penelitian Penulis
Peneliti
Peneliti Terdahulu
Sekarang
Aspek
Dwi Sultan Ansyari Andi Yusti, Andri Sapora Astrya Penulis,
Prahastini, Utama, (2013) (2014) Ginting, (2013) Simalango, (2017) (2020)
(2010)
Analisa Daya Analisis Daya Analisis Daya Analisis Daya Analisis Daya Analisis
Dukung Dukung Pondasi Dukung Pondasi Dukung Pondasi Dukung dan Kapasitas
Pondasi Tiang Tiang Pancang Tiang Pancang Tiang Pancang Penurunan Pondasi Dukung dan
Pancang Pada Proyek Diverifikasi dengan Sistem Tiang pancang Penurunan
Kelompok Pembangunan Dengan Hasil Hidrolis Pada Proyek dengan Metode Pondasi Tiang
Pada Proyek Switchyard di Uji Pile Driving Pembangunan Analitis dana Pancang Pada
Pembangunan Kawasan PLTU Analyzer Test Gedung Perpustakaan Metode Elemen Proyek
Gedung DPRD Pangkalan Susu- dan Capwap Universitas Negeri Hingga Pada Bore Pembangunan
Judul Sumatera Sumatera Utara Medan Hole II (Study Gedung
Utara Medan Kasus Fakultas
Pembangunan Vokasi (TILC)
Bendung Bejayu Universitas
Sei Padang Gadjah Mada
Kabupaten
Serdang Bedagai
Sumatera Utara
Tiang Pancang Tiang Pancang Tiang Pancang Tiang Pancang Tiang Pancang Tiang Pancang
Jenis
Pondasi
9
Peneliti
Peneliti Terdahulu
Sekarang
Aspek
Dwi Sultan Ansyari Andi Yusti, Andri Sapora Astrya Penulis,
Prahastini, Utama, (2013) (2014) Ginting, (2013) Simalango, (2017) (2020)
(2010)
Bagemann,
deRuiter dan
Beringen,
Aoki dan De
Mayerhoff Aoki dan DeAlencar,
Alencar, dan
Metode Mayerhoff (1976), dan metode Mayerhoff Mayerhoff
metode
Mayerhoff Mayerhoff
Meyerhoff
(1956), ,
Tomlinson
(1977)
Menghitung Menghitung Menganalisis Menghitung daya Mencari nilai daya Menghitung
dan daya dukung dan dukung tiang dari dukung aksial dan
menganalisis tiang dari hasil membandingkan hasil sondir, perencanaan menganalisis
daya dukung Sondir, daya dukung Standard Penetration pondasi tiang kapasitas daya
tiang pancang Standard pondasi tiang Test (SPT) dan pancang dukung dan
kelompok Penetration Test tunggal secara bacaan manometer berdasarkan data penurunan
Tujuan pada proyek (SPT), analitis dan pada alat hydroulic Standard pondasi tiang
Penelitian pembangunan Kalendering dan numeris dengan jack system Penetration Test pancang
gedung kantor Loading Test, pengujian (SPT), sondir dengan
DPRD serta dinamik tes di metode
Sumatera membandingkan lapangan atau mayerhoff
Utara hasil daya Pile Driving
dukung tiang Analyzer (PDA)
dari beberapa dan CAPWAP
10
Peneliti
Peneliti Terdahulu
Sekarang
Aspek
Dwi Sultan Ansyari Andi Yusti, Andri Sapora Astrya Penulis,
Prahastini, Utama, (2013) (2014) Ginting, (2013) Simalango, (2017) (2020)
(2010)
metode
penyelidikan
yang terjadi
pada tiang
tunggal
Gedung Switchyard di Gedung Kantor Gedung Perpustakaan Bendung Bejayu Sei Gedung
Kantor DPRD Kawasan PLTU Bank Sumatera Universitas Negeri Padang Kabupaten Fakultas Vokasi
Sumatera Pangkalan Susu- Selatan Babel di Medan Serdang Bedagai (TILC)
Utara Sumatera Utara Pangkalpinang Sumatera Utara Universitas
Gadjah Mada
Struktur
Atas
11
Peneliti
Peneliti Terdahulu
Sekarang
Aspek
Dwi Sultan Ansyari Andi Yusti, Andri Sapora Astrya Penulis,
Prahastini, Utama, (2013) (2014) Ginting, (2013) Simalango, (2017) (2020)
(2010)
Perhitungan Hasil Metode Daya dukung pondasi Daya dukung Hasil dari
daya dukung perhitungan Mayerhof terdapat perbedaan ultimit tiang analisis
ultimate tiang daya dukung (1956) memiliki nilai, baik dilihat dari berdasarkan data diperoleh nilai
pada pondasi dari nilai rentang penggunaan metode SPT pada titik kapasitas
kedalaman data sondir Aoki paling kecil perhitungan Aoki dan Bore Hole II pada dukung ultimit
21.00 m dan De Alencar dibandingkan DeAlencar, serta kedalaman 18 pondai tiang
diperoleh, data Qu=115,640 dengan metode- metode Mayerhoff. meter adalah tunggal (Qu)
sondir dengan ton, dari data metode lainya Dimana dari data 107,610ton. Data dan kapasitas
menggunakan sondir metode yang sondir Aoki dan De sondir adalah dukung
metode Aoki Meyerhof Qu = diverifikasi Alencar Qu = 264,949 ton pada pondasi
dan De 280,339 ton, dengan 182,017 ton, dari data kedalaman 14.4 . kelompok
Alencar titik-1 dari data SPT pengujian PDA sondir Mayerhoff Qu Dari hasil tiang (Qg) dari
Hasil perhitungan PDA
Qult = 260.62 metode dan CAPWAP. = 274,258 ton, dari data Sondir
Penelitian pada tubuh
ton dan titik-2 Meyerhof Qu = Nilai Qu sebesar data SPT Qu = dan SPT. Nilai
Qult = 251.31 198,287 ton, 128,298 ton 190,74 ton dan dari bendung adalah kapasitas
ton, dengan dari data berbanding 118 data bacaan alat 108 ton. Dari hasil dukung ultimit
metode kalendering ton, dan 102 ton hydraulic jack perhitungan pondai tiang
Mayerhoff metode Danish pada titik BH1. Qu=203,152 ton. Kalendering tunggal (Qu)
titik-1 Qult = Formula Qu = Sedangkan pada Dari hasil dengan metode pada diameter
455.30 ton dan 123,337 ton, titik BH2 Qu perhitungan daya Hiley adalah tiang 0,4 m,
titik-2 Qult = dari data sebesar 118,679 dukung tiang, lebih 198,343 ton, 0,6 m, 0,8 m,
494.55 ton. kalendering ton berbanding aman memakai dengan Metode dan kondisi
Untuk data metode 165 ton, dan perhitungan dari hasil ENR adalah existing 0,8 m
SPT Modifield New 163 ton. data manometer pada 105,032 ton, diperoleh nilai
12
menggunakan ENR alat hydroulic jack dengan Metode sebesar
Peneliti
Peneliti Terdahulu
Sekarang
Aspek
Dwi Sultan Ansyari Andi Yusti, Andri Sapora Astrya Penulis,
Prahastini, Utama, (2013) (2014) Ginting, (2013) Simalango, (2017) (2020)
(2010)
metode Qu=133,131ton, karena lebih aktual. Danish Formula 260,081 Ton,
Mayerhoff dari bacaan 273,377 ton. Dari 474,500 Ton,
titik-1 Qult = loading test hasil perhitungan 924,395 Ton,
230.65 ton dan metode metode elemen dan 924,395
titik-2 Qult = Davisson Qu = hingga adalah Ton.
228.54 ton. 124,0 ton dan 120,436 ton. Daya Kemudian dari
Dari data dari data loading dukung lateral data SPT
Daily Piling test metode ultimit berdasarkan diperoleh nilai
Record bacaan Mazurkiewicz Metode Broms sebesar
manometer Qu= 216,0 ton secara analitis 484,191 Ton,
saat sebesar 8,555 ton, 953,350 Ton,
pemancangan dan secara grafis 1573,293 Ton,
didapat Qult = sebesar 8,930 ton. dan 1573,293
327.87 ton. Penurunan elastis Ton. Nilai
tunggal yang kapasitas
dihasilkan sebesar dukung
2,540 mm dan pondasi
berdasarkan kelompok
Metode Poulus dan tiang (Qg) dari
Davis sebesar data Sondir
7,340 mm, diameter 0,4
penurunan m diperoleh
dengan Metode sebesar
elemen hingga 1431,86,
13
sedangkan
Peneliti
Peneliti Terdahulu
Sekarang
Aspek
Dwi Sultan Ansyari Andi Yusti, Andri Sapora Astrya Penulis,
Prahastini, Utama, (2013) (2014) Ginting, (2013) Simalango, (2017) (2020)
(2010)
adalah sebesar untuk hasil
38,690 mm dan dari data SPT
dari tes PDA diperoleh nilai
diketahui dari diameter
penurunan sebesar 0,4 m, 0,6 m,
26 mm. 0,8 m, dan
kondisi
existing 0,8 m
masing-
masing
nilainya
sebesar
1420,002 Ton,
1548,200 Ton,
1529,865 Ton,
dan 1844,523
Ton. Hasil
kapasitas
dukung
pondasi
kelompok
tiang (Qg) dari
kedua data
tersebut
14
memenuhi
Peneliti
Peneliti Terdahulu
Sekarang
Aspek
Dwi Sultan Ansyari Andi Yusti, Andri Sapora Astrya Penulis,
Prahastini, Utama, (2013) (2014) Ginting, (2013) Simalango, (2017) (2020)
(2010)
syarat yaitu
lebih dari
beban aksial
(P) sebesar
1412,566 Ton.
Nilai
penurunan
kelompok
tiang
berdasarkan
data Sondir
untuk
diameter 0,4
m, 0,6 m, 0,8
m, dan kondisi
existing 0,8 m
masing-
masing
penurunannya
sebesar 0,243
m, 0,123 m,
0,051 m, dan
0,036 m.
Sedangkan
15
dari data SPT
Peneliti
Peneliti Terdahulu
Sekarang
Aspek
Dwi Sultan Ansyari Andi Yusti, Andri Sapora Astrya Penulis,
Prahastini, Utama, (2013) (2014) Ginting, (2013) Simalango, (2017) (2020)
(2010)
masing-
masing
sebesar 0,178
m, 0,069 m,
0,047 m, dan
0,047 m.
16
BAB III
LANDASAN TEORI
15
16
Qultimate = Qp + Qs (3.1)
= (qc . Ap) + (JHL . p)
Qizin = Qu - Wp (3.2)
SF
keterangan :
Q𝑢𝑙𝑡i𝑚𝑎𝑡𝑒 = kapasitas daya dukung tiang (Ton)
Qp = kapasitas daya dukung ultimit (Ton)
Qs = kapasitas daya dukung selimut tiang (Ton)
Qizin = kapasitas daya dukung izin (Ton)
qc = tahanan ujung sondir (kg/cm²)
JHL = jumlah hambatan lekat (Ton/m)
p = keliling tiang (m)
Ap = luas penampang tiang (m²)
SF = safety factor
Wp = berat tiang
3.1.2 Kapasitas Dukung Tiang Tunggal dari Data SPT Metode Mayerhoff
Standart Penetration Test (SPT) adalah sejenis percobaan dinamis dengan
memasukkan suatu alat yang dinamakan split spoon ke dalam tanah. Dengan
percobaan ini akan diperoleh kepadatan relatif (relative density), sudut geser tanah
Qp = 40 . Nb . Ap (3.3)
keterangan :
Nb = nilai N-SPT rata-rata pada elevasi dasar tiang pancang
N1 = nilai SPT pada kedalaman 4D dari ujung tiang ke bawah
N2 = nilai SPT pada kedalaman 8D dari ujung tiang ke atas
Namun pada penelitian Mayerhoff (1976) selanjutnya, Mayerhoff
mengusulkan Persamaan 3.4 berikut.
Qp = Ap . (40 . Nb) . (Lb) ≤ 400 . Nb . (Ap) (3.4)
D
Qs = 2 . N-SPT . p . Li (3.5)
keterangan :
Qp = daya dukung ultimate (Ton)
Qs = daya dukung selimut tiang (Ton)
N-SPT = nilai rata-rata SPT sepanjang tiang
Ap = luas penampang tiang (m²)
p = keliling tiang (m)
Li = panjang lapisan tanah (m)
menghitung jarak tiang, dan menghitung nilai efisiensi kelompok tiang. Formasi tiang
dalam satu kelompok menurut Bowles, J.E., 1991 dapat dilihat pada Gambar 3.1
berikut ini.
Untuk menghitung jumlah tiang dapat digunakan Persamaan 3.6 dibawah ini :
n = p
(3.6)
Qizin
keterangan :
P = beban yang bekerja (ton)
19
S ≥ 2,5D (3.7)
S ≤ 3D (3.8)
keterangan :
S = jarak pusat ke pusat tiang
D = diameter tiang
Jarak antar tiang berdasarkan Dirjen Bina Marga Departemen P.U.T.L dalam
Sardjino (1991) dapat dilihat pada Gambar 3.2 di bawah ini.
2. Bila S > 3D
Dengan jarak sebesar 3D, maka hal yang akan terjadi yaitu tidak ekonomis yang
disebabkan oleh besarnya ukuran dimensi pada pile cap.
Kapasitas ultimit kelompok tiang dengan memperlihatkan faktor efisiensi tiang
dinyatakan dengan Persamaan 3.9 dibawah ini :
Qg = n x Qizin x Eg (3.9)
(n )m (m )n′
Eg =1–θ (3.10)
90 . m . n′
keterangan :
Qg = beban kelompok tiang yang mengakibatkan keruntuhan (Ton)
Qu = beban maksimum tiang tunggal (Ton)
Eg = efisiensi kelompok tiang
m = jumlah baris tiang
n’ = jumlah tiang dalam satu baris
θ = arc tg D/S (dalam derajat)
S = jarak pusat ke pusat tiang
θ = arc tg d/s
D Q. L
S = + (3.11)
100 Ap .Ep
keterangan :
S = penurunan total di kepala tiang (m)
D = diameter tiang (m)
Q = beban yang bekerja (Ton)
Ap = luas penampang tiang (m²)
L = panjang tiang (m)
Ep = modulus elastisitas tiang (Ton/m²)
Sg = S . √Bg (3.12)
D
22
keterangan :
Sg = penurunan pondasi kelompok tiang (m)
S = penurunan pondasi tiang tunggal (m)
Bg = lebar kelompok tiang (m)
D = diameter tiang tunggal (m)
keterangan :
D = diameter tiang (m)
Kemudian untuk penurunan izin pada pondasi kelompok tiang dapat dihitung
dengan Persamaan 3.14 berikut :
L
Sizin = (3.14)
250
keterangan :
L = kedalaman tiang (m)
23
3.3.1 Pembebanan
Pembebanan Pembebanan gedung harus memperhitungkan beban mati, beban
hidup, dan beban gempa agar bangunan dapat dikatakan aman dan stabil. Berikut
adalah pembebanan yang digunakan dalam proyek Gedung Fakultas Vokasi (TILC)
Universitas Gadjah Mada :
25
1. Beban Mati
Berdasarkan SNI 1727 : 2013 beban mati merupakan berat seluru bahan
konstruksi bangunan gedung yang terpasang, termasuk dinding, lantai, atap,
plafond, tangga, dinding partisi tetap, finishing, kladding gedung.
2. Beban Hidup
Beban hidup yang digunakan berdasarkan SNI 03-1726-2012 tentang Tata
Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung disesuaikan
dengan fungsi gedung dan ruangan. Gedung Fakultas Vokasi (TILC)
Universitas Gadjah Mada termasuk pada gedung pendidikan, sehingga nilai
beban hidup (QL) sebesar 2,46 kN/m² untuk lantai dan 0,981 kN/m² untuk
atap sedangkan untuk koridor digunakan QL sebesar 4,79 kN/m²
3. Beban Gempa
Pembangunan Gedung Fakultas Vokasi (TILC) Universitas Gadjah Mada
terletak di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang difungsikan sebagai
gedung pendidikan dan memiliki tipe tanah sedang.
a. Nilai Respon Spektrum Gempa Berdasarkan SNI 03-1726-2012 tentang
Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung, nilai
respon spektrum gempa dapat diketahui dengan mencari parameter
percepatan terpetakan. Parameter ini terdiri dari percepatan batuan dasar
pada perioda pendek (Ss) dan percepatan batuan dasar pada perioda 1
detik (S1) yang dapat dilihat pada Gambar 3.2 Dan Gambar 3.3 berikut
ini.
26
Data Fa, Fv, Ss, dan S1 dapat dilihat pada SNI 03-1726-2012 dalam pasal –
pasal berikut ini :
27
1. Koefisien situs untuk perioda pendek pada perioda 0,2 detik (Fa) dapat
dilihat pada pasal 6.2,
2. Koefisien situs untuk perioda panjang (Fv) dapat dilihat pada pasal 6.2,
3. Parameter percepatan respon sprectal MCE dari peta gempa pada
perioda pendek redaman 5 persen (Ss) dapat dilihat pada pasal 6.1.1,
dan
4. Parameter percepatan respon spectral MCE dari peta gempa pada
perioda 1 detik, redaman 5 persen (S1) dapat dilihat pada pasal 6.1.1.
Berdasarkan SNI – 1726 – 2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung, Daerah Istimewa Yogyakarta
termasuk daerah gempa wilayah 3, sehingga besarnya nilai koefisien geser dasar
untuk wilayah gempa, waktu getar, dan kondisi tanah (C) data dilihat pada Gambar
3.4 di bawah ini.
25
26
Mulai
Program Baru
(New Project)
Pengaturan Satuan
dan Geometri Gedung
Input :
1. Material (material properties)
2. Penampang rangka (frame section)
3. Penampang pelat dan drop panel (area
section)
4. Pembebanan (load core)
5. Kombinasi beban (load combination)
Selesai
Mulai
Tidak
Qg > P ?
Ya
Selesai
30
31
= 1256 cm2
= 0,1256 m²
Keliling tiang (p) =π.D
= π . 40
35
= 125,680 cm
= 1,2568 m
Tabel 5.1 Nilai Tahanan Ujung Sondir (qc) dan JHL (TF) Pada Titik S-20
Jumlah hambatan
Kedalaman (m) qc (kg/cm²)
lekat (Tf)
0,00 0 0
0,20 0,0 0
0,40 26,01 8,53
0,60 26,01 17,06
0,80 114,44 25,58
1,00 124,85 39,23
1,20 187,27 69,93
1,40 145,66 100,63
1,60 145,66 100,63
1,80 133,17 117,69
2,00 145,66 126,21
2,20 208,08 126,21
2,40 187,27 134,74
2,60 104,04 134,74
2,80 46,82 134,74
3,00 41,62 134,74
3,20 124,85 160,32
3,40 93,64 160,32
3,60 41,62 279,72
3,80 176,87 305,3
4,00 187,27 390,58
4,20 187,27 501,44
4,40 249,70 578,19
36
Jumlah hambatan
Kedalaman (m) qc (kg/cm²)
lekat (Tf)
4,60 176,87 578,19
4,80 156,06 598,66
5,00 208,08 598,66
5,20 124,85 598,66
5,40 93,64 641,30
5,60 104,04 701,00
5,80 124,85 726,58
6,00 93,64 726,58
6,20 62,42 752,16
6,40 41,62 769,22
6,60 52,02 777,75
6,80 60,34 789,69
7,00 41,62 798,21
7,20 26,01 820,39
7,40 52,02 837,44
7,60 31,21 871,55
7,80 31,21 871,55
8,00 10,40 888,61
8,20 2,08 927,84
8,40 15,61 936,37
8,60 12,48 950,01
8,80 12,48 963,66
9,00 10,40 972,18
9,20 52,02 989,24
9,40 41,62 1006,30
9,60 31,21 1006,30
9,80 10,40 1014,82
10,00 20,81 1014,82
10,20 20,81 1040,41
10,40 41,62 1040,41
10,60 36,41 1057,46
10,80 67,63 1091,57
11,00 67,63 1125,69
11,20 114,44 1134,21
11,40 93,64 1134,21
37
Jumlah hambatan
Kedalaman (m) qc (kg/cm²)
lekat (Tf)
11,60 52,02 1181,97
11,80 62,42 1224,61
12,00 62,42 1258,72
12,20 83,23 1292,83
12,40 88,43 1292,83
12,60 104,04 1335,47
12,80 72,83 1361,06
13,00 104,04 1403,70
13,20 119,65 1437,81
13,40 130,05 1437,81
13,60 134,21 1482,15
13,80 139,41 1535,03
14,00 140,45 1586,19
14,20 150,86 1635,66
14,40 208,08 1695,35
14,60 254,90 1768,69
14,80 364,14 1836,92
15,00 436,97 1913,67
15,20 499,39 1998,95
Sumber : PT. PP Persero G2 Proyek Gedung TILC UGM)
38
Gambar 5.6 Grafik Uji Sondir Terhadap Posisi Tiang Diameter 0,4 m
Nilai konus (qc) dapat diperoleh dengan cara 8D keatas dari ujung
tiang dan 4D ke bawah dari ujung tiang dengan panjang tiang 12 m, maka
didapatkan :
= 49,874 kg/cm²
39
= 112,363 kg/cm²
qca = 12 . (qc1 + qc2)
= 1 . (49,874 + 112,363)
2
= 81,119 kg/cm²
Qp = qc. Ap
= 81,119 . 1256
= 101885,464 kg
= 101,885 Ton
Qs = JHL . p
= 1258,720 . 125,680
= 158195,930 kg
= 158,196 Ton
Q𝑢𝑙𝑡i𝑚𝑎𝑡𝑒 = Qp + Qs
= (qc . Ap) + (JHL . p)
= (81,119 . 1256) + (1258,720 . 125,680)
= 260081,394 kg
= 260,081 Ton
qc .Ap JHL . p
Qizin = +
3 5
81,119 . 1256 1258,720 .125,680
= +
3 5
= 65601,007 kg
= 65,601 Ton
n = P
Qijin
1412,566
=
65,601
= 21,532
= 25 buah
s =3.D
= 3 . 0,4
= 1,2 m
Qg = n . Qizin . Eg
= 25 . 65,601. 1
= 1640,025 Ton
=1.π.62
4
= 2827,433 cm2
= 0,2827 m²
42
Grafik uji sondir terhadap posisi tiang diameter 0,6 m titik S-20 dapat
dilihat Gambar 5.8 berikut.
Gambar 5.8 Grafik Uji Sondir Terhadap Posisi Tiang Diameter 0,6 m
= 39,708 kg/cm²
(62,42 . 0,2)+(83,23 . 0,2)+(88,43 . 0,2)+(104,04 . 0,2)+(72,83 . 0,2)+
qc2 =
2,4
(104,04 . 0,2)+(119,65 . 0,2)+(130,05 . 0,2)+(134,21 . 0,2)+(139,41 . 0,2)+
=
2,4
(140,45 . 0,2)+(150,86 . 0,2)+(208,08 . 0,2)
=
2,4
= 128,142 kg/cm²
qca = 12 . (qc1 + qc2)
= 1 . (39,708 + 128,142)
2
= 83,925 kg/cm²
Qp = qc. Ap
= 83,925 . 2827,433
= 237292,315 kg
= 237,292 Ton
Qs = JHL . p
= 1258,720 . 188,450
= 237205,784 kg
= 237,206 Ton
Q𝑢𝑙𝑡i𝑚𝑎𝑡𝑒 = Qp + Qs
= (qc . Ap) + (JHL . p)
= (83,925 . 2827,433) + (1258,720 . 188,450)
= 474498,099 kg
= 474,500 Ton
qc .Ap JHL . p
Qizin = +
3 5
83,925 . 2827,433 1258,720 . 188,450
= +
3 5
= 126538,595 kg
= 126,539 Ton
n = P
Qizin
1412,566
=
126,539
= 11,163
= 12 buah
s =3.D
= 3 . 0,6
= 1,8
Qg = n . Qizin . Eg
= 12 . 126,539. 1
= 1518,468 Ton
= 1 . π . 802
4
= 5024 cm2
= 0,5024 m²
Keliling tiang (p) =π.D
= π . 80
46
= 251,327 cm
= 2,513 m
Grafik uji sondir terhadap posisi tiang diameter 0,8 m titik S-20 dapat
dilihat Gambar 5.10 berikut.
Gambar 5.10 Grafik Uji Sondir Terhadap Posisi Tiang Diameter 0,8 m
= 48,736 kg/cm²
(62,42 . 0,2)+(83,23 . 0,2)+(88,43 . 0,2)+(104,04 . 0,2)+(72,83 . 0,2)+
qc2 =
3,2
(104,04 . 0,2)+(119,65 . 0,2)+(130,05 . 0,2)+(134,21 . 0,2)+(139,41 . 0,2)+
=
3,2
(140,45 . 0,2)+(150,86 . 0,2)+(208,08 . 0,2)+(254,90 . 0,2)+(364,14 . 0,2)+
=
3,2
(436,97. 0,2)+(499,39 . 0,2)
=
3,2
= 193,319 kg/cm²
qca = 12 . (qc1 + qc2)
= 1 . (48,736 + 193,319)
2
= 121,028 kg/cm²
Qp = qc. Ap
= 121,028 . 5024
= 608044,672 kg
= 608,045 Ton
Qs = JHL . p
= 1258,720 . 251,327
= 316350,321 kg
= 316,350 Ton
48
Q𝑢𝑙𝑡i𝑚𝑎𝑡𝑒 = Qp + Qs
= (qc . Ap) + (JHL . p)
= (121,028 . 5024) + (1258,720 . 251,327)
= 924394,993 kg
= 924,395 Ton
qc .Ap JHL . p
Qizin = +
3 5
121,028 . 5024 1258,720 . 251,327
= +
3 5
= 265951,622 kg
= 265,952 Ton
n = P
Qizin
1412,566
=
265,952
= 5,311
= 6 buah
s =3.D
= 3 . 0,8
= 2,4
Qg = n . Qizin . Eg
= 6 . 265,952. 1
= 1595,712 Ton
Dari data di atas dapat dihitung dukung ultimit pada ujung tiang sebagai
berikut.
1. Tiang Pancang Diameter 0,4 m
a. Kapasitas Dukung Ujung Tiang
Ap = 1 . π . D²
4
= 1 . π . 0,4²
4
p =π.D
= π . 0,4
= 1,257 m
52
8D = 8 . 0,4
= 3,2 m
4D = 4 . 0,4
= 1,6
= 60
= 9043,200 kN ≤ 3014,400 kN
= 302,529 Ton
Qs = 2 x N-SPT x p x Li
= 2 x 60 x 1,257 x 12
= 1810,080 kN
= 181,662 Ton
Q𝑢𝑙𝑡i𝑚𝑎𝑡𝑒 = Qp + Qs
= 302,529 + 181,662
= 484,191 Ton
Qult
Qizin = SF
- Wp
53
= 157,778 Ton
e. Jumlah Tiang
n = P
Qizin
1412,566
=
157,778
= 8,953
= 9 buah
f. Jarak Tiang
s =3.D
= 3 . 0,4
= 1,2 m
Untuk susunan tiang pancang diameter 0,4 m menggunakan data SPT dapat
dilihat Gambar 5.14 di bawah ini.
54
Qg = n . Qizin . Eg
= 9 . 157,778 . 1
= 1420,002 Ton
Ap = 1 . π . D²
4
= 1 . π . 0,6²
4
= 0,2827 m²
p =π.D
= π . 0,6
= 1,885 m
8D = 8 . 0,6
= 4,8 m
4D = 4 . 0,6
= 2,4
= 60
= 13569,600 kN ≤ 6784,800 kN
= 680,930 Ton
Qs = 2 x N-SPT x p x Li
= 2 x 60 x 1,885 x 12
57
= 2714,400 kN
= 272,420 Ton
Q𝑢𝑙𝑡i𝑚𝑎𝑡𝑒 = Qp + Qs
= 680,930 + 272,420
= 953,350 Ton
Qult
Qizin = - Wp
SF
= 309,640 Ton
e. Jumlah Tiang
n = P
Qizin
1412,566
=
309,640
= 4,562
= 5 buah
f. Jarak Tiang
s =3.D
= 3 . 0,6
= 1,8 m
Untuk susunan tiang pancang diameter 0,6 m menggunakan data SPT dapat
dilihat Gambar 5.17 di bawah ini.
58
Qg = n . Qizin . Eg
= 5 . 309,640 . 1
= 1548,200 Ton
Ap = 1 . π . D²
4
= 1 . π . 0,8²
4
= 0,5024 m²
p =π.D
= π . 0,8
= 2,513 m
8D = 8 . 0,8
= 6,4 m
4D = 4 . 0,8
= 3,2
= 60
= 18086,400 kN ≤ 12057,600 kN
= 1210,114 Ton
Qs = 2 x N-SPT x p x Li
= 2 x 60 x 2,513 x 12
61
= 3618,720 kN
= 363,179 Ton
Q𝑢𝑙𝑡i𝑚𝑎𝑡𝑒 = Qp + Qs
= 1210,114 + 363,179
= 1573,293 Ton
Qult
Qizin = - Wp
SF
= 509,955 Ton
e. Jumlah Tiang
n = P
Qizin
1412,566
=
509,955
= 2,770
= 3 buah
f. Jarak Tiang
s =3.D
= 3 . 0,8
= 2,4 m
Untuk susunan tiang pancang diameter 0,8 m menggunakan data SPT dapat
dilihat Gambar 5.20 di bawah ini.
62
Qg = n . Qizin . Eg
= 3 . 509,955. 1
= 1529,865 Ton
= 1 . π . 802
4
= 5024 cm2
63
= 0,5024 m²
Keliling tiang (p) =π.D
= π . 80
= 251,327 cm
= 2,513 m
Grafik uji sondir terhadap posisi tiang diameter 0,8 m titik S-20 kondisi
existing dapat dilihat Gambar 5.21 berikut.
Gambar 5.21 Grafik Uji Sondir Terhadap Posisi Tiang Diameter 0,8 m
Kondisi Existing
= 48,736 kg/cm²
(62,42 . 0,2)+(83,23 . 0,2)+(88,43 . 0,2)+(104,04 . 0,2)+(72,83 . 0,2)+
qc2 =
3,2
(104,04 . 0,2)+(119,65 . 0,2)+(130,05 . 0,2)+(134,21 . 0,2)+(139,41 . 0,2)+
=
3,2
(140,45 . 0,2)+(150,86 . 0,2)+(208,08 . 0,2)+(254,90 . 0,2)+(364,14 . 0,2)+
=
3,2
(436,97. 0,2)+(499,39 . 0,2)
=
3,2
= 193,319 kg/cm²
qca = 12 . (qc1 + qc2)
= 1 . (48,736 + 193,319)
2
= 121,028 kg/cm²
Qp = qc. Ap
= 121,028 . 5024
= 608044,672 kg
= 608,045 Ton
Qs = JHL . p
= 1258,720 . 251,327
= 316350,321 kg
= 316,350 Ton
Q𝑢𝑙𝑡i𝑚𝑎𝑡𝑒 = Qp + Qs
= (qc . Ap) + (JHL . p)
= (121,028 . 5024) + (1258,720 . 251,327)
= 924394,993 kg
= 924,395 Ton
Qult
Qizin = 2,5
-Wp
= 355,282 Ton
n = P
Qizin
1412,566
=
355,282
= 3,980
= 4 buah
s =3.D
66
= 3 . 0,8
= 2,4
Untuk susunan tiang pancang diameter 0,8 m menggunakan data Sondir dapat
dilihat Gambar 5.22 di bawah ini.
Gambar 5.22 Susunan Tiang Bor Diameter 0,8 m Data Sondir Kondisi
Existing
Qg = n . Qizin . Eg
= 4 . 355,282. 1
= 1421,128 Ton
SPT kondisi existing dengan diameter 0,8 m yang dapat dilihat pada Gambar
5.23 dan 5.24 berikut.
Gambar 5.23 Posisi Tiang Terhadap Data N-SPT Diameter 0,8 m Kondisi
Existing
68
Gambar 5.24 Posisi Tiang Terhadap Grafik SPT Diameter 0,8 m Kondisi
Existing
Ap = 1 . π . D²
4
= 1 . π . 0,8²
4
= 0,5024 m²
p =π.D
= π . 0,8
= 2,513 m
8D = 8 . 0,8
= 6,4 m
4D = 4 . 0,8
69
= 3,2
= 60
= 18086,400 kN ≤ 12057,600 kN
= 1210,114 Ton
Qs = 2 x N-SPT x p x Li
= 2 x 60 x 2,513 x 12
= 3618,720 kN
= 363,179 Ton
Q𝑢𝑙𝑡i𝑚𝑎𝑡𝑒 = Qp + Qs
= 1210,114 + 363,179
= 1573,293 Ton
Qult
Qizin = SF
- Wp
= 1573,293 - 1 . π . 0,8² . 2,4 . 12
2,5 4
= 614,841 Ton
e. Jumlah Tiang
70
n = P
Qizin
1412,566
=
614,841
= 2,297
= 3 buah
f. Jarak Tiang
s =3.D
= 3 . 0,8
= 2,4 m
Gambar 5.25 Susunan Tiang Bor Diameter 0,8 m Data SPT Kondisi Existing
Qg = n . Qizin . Eg
= 3 . 614,841. 1
= 1844,523 Ton
= 90,478 Ton
Berat total (Q) = P + Berat tiang
= 1412,566 + 90,478
= 1503,044 Ton
Luas Penampang (Ap) = 1 x π x 0,4²
4
= 0,1256 m²
0,4 1503,044 . 12
= +
100 0,1256 . 2350000
= 0,065 m
Jarak Tiang (s) =3.D
= 3 . 0,4
= 1,2 m
Lebar Kelompok Tiang (Bg) = D + 4.S + D
= 0,4 + 4 . 1,2 + 0,4
= 5,6 m
= 0,065 . √5,6
0,4
= 0,243 m
= 97,716 Ton
Berat total (Q) = P + Berat tiang
= 1412,566 + 97,716
= 1510,282 Ton
Luas Penampang (Ap) = 1 x π x 0,6²
4
= 0,2827 m²
0,6 1510,282 . 12
= +
100 0,2827 . 2350000
= 0,033 m
Jarak Tiang (s) =3.D
= 3 . 0,6
= 1,8 m
Lebar Kelompok Tiang (Bg) = D + 2.S + D
= 0,6 + 4 . 1,8 + 0,6
= 8,4 m
= 0,033 . √8,4
0,6
= 0,123 m
= 86,860 Ton
Berat total (Q) = P + Berat tiang
= 1412,566 + 86,860
= 1499,426 Ton
Luas Penampang (Ap) = 1 x π x 0,8²
4
= 0,5024 m²
0,8 1499,426 . 12
= +
100 0,5024 . 2350000
= 0,023 m
Jarak Tiang (s) =3.D
= 3 . 0,8
= 2,4 m
Lebar Kelompok Tiang (Bg) = D + s + D
= 0,8 + 2,4 + 0,8
=4m
= 0,023 . √4
0,8
= 0,051 m
= 32,572 Ton
Berat total (Q) = P + Berat tiang
= 1412,566 + 32,572
= 1445,138 Ton
Luas Penampang (Ap) = 1 x π x 0,4²
4
= 0,1256 m²
Q. L
Penurunan (S) = D100 + Ap . Ep
0,4 1445,138 . 12
= +
100 0,1256 . 2350000
= 0,063 m
Jarak Tiang (s) =3.D
= 3 . 0,4
= 1,2 m
Lebar Kelompok Tiang (Bg) = D + 2.s + D
= 0,4 + 2,4 + 0,4
= 3,2 m
= 0,063 . √3,2
0,4
= 0,178 m
= 40,715 Ton
Berat total (Q) = P + Berat tiang
= 1412,566 + 40,715
= 1453,281 Ton
Luas Penampang (Ap) = 1 x π x 0,6²
4
= 0,2827 m²
Q. L
Penurunan (S) = D100 + Ap . Ep
0,6 1453,281 . 12
= +
100 0,2827 . 2350000
= 0,032 m
Jarak Tiang (s) =3.D
= 3 . 0,6
= 1,8 m
Lebar Kelompok Tiang (Bg) = D + 0,87.s + D
= 0,6 + 1,566 + 0,6
= 2,766 m
= 0,032 . √ 2,766
0,6
= 0,069 m
= 43,429 Ton
Berat total (Q) = P + Berat tiang
= 1412,566 + 43,429
= 1455,995 Ton
Luas Penampang (Ap) = 1 x π x 0,8²
4
= 0,5026 m²
Q. L
Penurunan (S) = D100 + Ap . Ep
0,8 1455,995 . 12
= +
100 0,5026 . 2350000
= 0,022 m
Jarak Tiang (s) =3.D
= 3 . 0,8
= 2,4 m
Lebar Kelompok Tiang (Bg) = D + 0,87.s + D
= 0,8 + 2,088 + 0,8
= 3,688 m
= 0,022 . √ 3,688
0,8
= 0,047 m
= 57,906 Ton
Berat total (Q) = P + Berat tiang
= 1412,566 + 57,906
= 1470,472 Ton
78
= 0,5026 m²
= 0,016 m
Jarak Tiang (s) =3.D
= 3 . 0,8
= 2,4 m
Lebar Kelompok Tiang (Bg) =D+s+D
= 0,8 + 2,4 + 0,8
=4m
= 0,016 . √4
0,8
= 0,036 m
= 43,429 Ton
Berat total (Q) = P + Berat tiang
79
= 1412,566 + 43,429
= 1455,995 Ton
Luas Penampang (Ap) = 1 x π x 0,8²
4
= 0,5026 m²
= 0,022 m
Jarak Tiang (s) =3.D
= 3 . 0,8
= 2,4 m
Lebar Kelompok Tiang (Bg) = D + 0,87.s + D
= 0,8 + 2,088 + 0,8
= 3,688 m
= 0,022 . √3,688
0,8
= 0,047 m
syarat penurunan yang diizinkan pada diameter 0,4 m, 0,6 m, 0,8 m dan kondisi
exisiting 0,8m.
1. Data Sondir
80
a. Diameter 0,4 m
L
Sizin =
250
12
=
250
= 0,048 m
Sg = 0,243 m
maka,
b. Diameter 0,6 m
L
Sizin =
250
12
=
250
= 0,048 m
Sg = 0,123
maka,
c. Diameter 0,8 m
L
Sizin =
250
12
=
250
= 0,048 m
Sg = 0,051
maka,
L
Sizin =
250
12
=
250
= 0,048 m
Sg = 0,036
maka,
2. Data SPT
a. Diameter 0,4 m
L
Sizin =
250
12
=
250
= 0,048 m
Sg = 0,178 m
maka,
b. Diameter 0,6 m
L
Sizin =
250
12
=
250
= 0,048 m
Sg = 0,069 m
maka,
82
c. Diameter 0,8 m
L
Sizin =
250
12
=
250
= 0,048 m
Sg = 0,047 m
maka,
= 0,048 m
Sg = 0,047 m
maka,
ZP My . Xi MX . Yi
Pi = ± ±
n Z X² Zy²
= 43,429 Ton
Berat Total = 1412,566 + 35,405 + 43,429
= 1491,400 Ton
Jumlah Tiang = 3 buah
ZP My . Xi MX . Yi
P1 = + +
n Z X² Zy²
1491,400 129,874 . 2 4,665 . 0
= + +
3 8 0
= 529,602 Ton
ZP My . Xi MX . Yi
P2 = - -
n ZX² Zy²
1491,400 129,874 . 2 4,665 . 0
= - -
3 8 0
= 464,665 Ton
84
σ = P < σizin
A
dengan :
P = 529,602 Ton
A = 1 . π . 0,8²
4
= 0,5026 m²
529,602
σ =
0,5026
= 1053,725 Ton/m²
σizin = K-301,205
= 301,205 . 0,83
= 250 kg/m²
= 2500 Ton/m²
maka,
5.4 Pembahasan
Dalam merencanakan sebuah bangunan tidak lepas dari struktur atas dan
bawah. Struktru atas terdiri dari kolom, balok, pelat, dan atap, sedangkan struktur
85
bawah merupakan pondasi. Fungsi pondasi yaitu meneruskan beban struktur atas ke
lapisan tanah keras, sehingga dapat menahan beban tanpa terjadi kerusakan dan
mengalami penurunan sesuai dengan batas yang ditentukan.
Data yang digunakan untuk analisis diperoleh dari proyek pembangunan gedung
Fakultas Vokasi (TILC) Universitas Gadjah Mada yaitu PT. PP Persero G2 Proyek
Gedung TILC UGM. Dimana data tersebut terdiri dari data uji Sondir dan SPT.
Kedua data tersebut digunakan untuk menghitung kapasitas dukung pondasi tiang
pancang dan penurunan pondasi.
1800
1600
1400
1200
Qu (Ton)
1000
800 Sondir
600 SPT
400
200
0
0,4 0,6 0,8 0,8
Diameter (m) Existing
Gambar 5.26 Hasil dan Perbandingan Kapasitas Dukung Ultimit Pondasi Tiang
Tunggal
Dari Tabel 5.2 dan Gambar 5.26 dapat dilihat nilai kapasitas dukung ultimit
(Qu) pondasi tiang tunggal pada diameter tiang 0,4 m, 0,6 m, dan 0,8 m dari data
Sondir dan SPT. Untuk nilai kapasitas dukung ultimit (Qu) dari data Sondir dengan
diameter 0,4 m, 0,6 m, dan 0,8 m diperoleh nilai sebesar 260,081 Ton, 474,500 Ton,
dan 924,395 Ton. Kemudian dari data SPT diperoleh nilai sebesar 484,191 Ton,
953,350 Ton, dan 1573,293 Ton. Sedangkan hasil analisis existing dengan
menggunakan tiang bor serta diameter tiang tiang 0,8 m dan panjang tiang 12 m
diperoleh nilai kapasitas dukung ultimit (Qu) dari data Sondir sebesar 924,395 Ton
dan dari data SPT diperoleh sebesar 1573,293 Ton.
diameter 0,4 m, 0,6 m, dan 0,8 m serta kondisi existing dengan menggunakan tiang
bor diameter 0,8 m dapat dilihat pada Tabel 5.3 dan Gambar 5.27 berikut ini.
1700
1650
1600
1550
Qg (Ton)
Sondir
1500
SPT
1450
1400 1412,566
1350
1300
0,4 0,6 0,8 0,8
Diameter (m) Existing
Dari Tabel 5.3 dan Gambar 5.27 diperoleh nilai kapasitas dukung pondasi
kelompok tiang (Qg) untuk diameter tiang 0,4 m, 0,6 m, 0,8 m, dan konsisi existing
dengan diameter 0,8 m. Untuk hasil dari data Sondir diperoleh nilai dari masing-
masing diameter sebesar 1640,025 Ton, 1518,468 Ton, dan 1595,712 Ton.
88
Sedangkan untuk hasil dari data SPT diperoleh nilai dari masing-masing diameter
sebesar 1420,002 Ton, 1548,200 Ton, dan 1529,865 Ton. Kemudian untuk kondisi
existing dengan menggunakan tiang bor deiameter 0,8 m diperoleh hasil kapasitas
dukung pondasi kelompok tiang (Qg) dari data Sondir sebesar 1421,128 Ton dan
berdaarkan data SPT sebesar 1844,523 Ton. Hasil kapasitas dukung pondasi
kelompok tiang (Qg) dari kedua data tersebut memenuhi syarat yaitu lebih dari beban
aksial (P) sebesar 1412,566 Ton.
Tabel 5.4 Rekapitulasi Nilai Penurunan Tiang Tunggal dan Kelompok Tiang
Analisis Tiang Pancang Tiang Bor
Data Sondir Data SPT Sondir SPT
D (m) 0,4 0,6 0,8 0,4 0,6 0,8 0,8 0,8
Penurunan
Tiang 0,065 0,033 0,023 0,063 0,032 0,022 0,016 0,022
Tungggal (m)
Penurunan
Kelompok 0,243 0,123 0,051 0,178 0,069 0,047 0,036 0,047
Tiang (m)
Penurunan
yang 0,048 0,048 0,048 0,048 0,048 0,048 0,048 0,048
Diizinkan (m)
89
Dari tabel penurunan pondasi diatas dapat dilihat nilai penurunan pondasi tiang
tunggal dan kelompok tiang, baik dari data Sondir maupun SPT. Untuk penurunan
tiang tunggal dari data Sondir untuk diameter tiang 0,4 m, 0,6 m, dan 0,8 m masing-
masing nilainya sebesar 0,065 m, 0,033 m, 0,023 m, dan untuk penurunan kelompok
sebesar 0,243 m, 0,123 m, 0,051 m. Kemudian dari data SPT untuk nilai penurunan
tiang tunggal diameter 0,4 m, 0,6 m, dan 0,8 m masing-masing nilainya sebesar 0,063
m, 0,032 m, 0,022 m, sedangkan nilai penurunan kelompok tiang masing-masing
sebesar 0,178 m, 0,069 m, 0,047 m. Kemudian untuk kondisi existing menggunakan
tiang bor dengan diameter 0,8 m, penurunan tiang tunggal dari data Sondir sebesar
0,016 m dan dari data SPT sebesar 0,022 m. Dan hasil penurunan kelompok tiang
dari data Sondir sebesar 0,036 dan berdasarkan data SPT sebesar 0,047 m.
Nilai penurunan pondasi di atas tidak semua aman untuk digunakan setelah dicek
penurunan izin pondasi. Untuk penurunan tiang tunggal harus kurang dari 10%. D,
sedangkan untuk nilai penurunan kelompok tiang harus kurang dari L . Maka dari
250
penurunan tiang pondasi yang paling aman digunakan yaitu diameter 0,8 m dari data
SPT dengan nilai penurunan tiang pondasi sebesar 0,047 m.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis kapasitas dukung menggunakan metode Mayerhoff dan
penurunan pondasi tiang pancang menggunakan metode Vesic (1977) dengan panjang
tiang 12 m dapat diperoleh :
1. hasil analisis kapasitas dukung pondasi kelompok tiang (Qg) untuk diameter tiang
0,4 m, 0,6 m, dan 0,8 m berdasarkan data Sondir diperoleh nilai dari masing-
masing diameter sebesar 1640,025 Ton, 1518,468 Ton, dan 1595,712 Ton.
Sedangkan untuk hasil dari data SPT diperoleh nilai dari masing-masing diameter
sebesar 1420,002 Ton, 1548,200 Ton, dan 1529,865 Ton. Sedangkan berdasarkan
data SPT masing-masing diameter diperoleh sebesar 1420,002 Ton, 1548,200 Ton,
dan 1421,128 Ton. Hasil penurunan kelompok tiang (Sg) berdasarkan data Sondir
masing-masing diameter diperoleh sebesar 0,243 Ton, 0,123 Ton, dan 0,051 Ton.
Untuk nilai penurunan tiang berdasarkan data SPT masing-masing diperoleh
sebesar 0,178 m, 0,069 m, dan 0,047. Maka dari hasil analisis kapasitas dukung
dan penurunan pondasi tersebut tiang yang aman untuk digunakan adalah dengan
diameter 0,8 m berdasarkan data SPT dengan nilai penurunan tiang pondasi paling
aman,
2. kapasitas dukung pondasi kelompok tiang (Qg) untuk konsisi existing dengan
diameter 0,8 m berdasarkan data Sondir diperoleh sebesar 1421,128 Ton,
sedangkan berdasarkan data SPT diperoleh sebesar 1844,523. Kemudian
penurunan kelompok tiang berdasarkan data Sondir diperoleh sebesar 0,036 m
dan berdasarkan data SPT diperoleh sebesar 0,047 m.
90
6.2 Saran
Saran yang bisa Penulis sampaikan adalah untuk hasil analisis yang lebih baik
dapat dilakukan analisis-analisis berikutnya seperti :
1. menghitung kapasitas daya dukung pondasi dengan metode lainnya,
2. serta melakukan analisis dengan dukungan perangkat lunak atau software seperti
Plaxis.
91
DAFTAR PUSTAKA
Husnah, H. 2015. Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek
Pembangunan Pondasi Tissue Block 5 & 6. Tugas Akhir. Universitas Abdurrab.
Riau.
Prahastini, Dwi. 2010. Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Kelompok Pada
Proyek Pembangunan Gedung DPRD Sumatera Utara Medan. Tugas Akhir.
Universitas Sumatera Utara.
Ginting, Andri Sapora dan Rudi Iskandar. 2013. Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang
Pancang Dengan Sistem Hidrolis Pada Proyek Pembangunan Gedung Perpustakaan
Universitas Negeri Medan. Tugas Akhir. Universitas Sumtera Utara.
Utama, Ansyari Sultan. 2013. Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada
Proyek Pembangunan Switchyard di Kawasan PLTU Pangkalan Susu –
Sumatera Utara. Tugas Akhir. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Yusti, Andi. 2014. Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Diverifikasi
Dengan Hasil Uji Pile Driving Analyzer Test dan Capwap. Tugas Akhir.
Universitas Bangka Belitung.
Simalango, Astrya. 2017. Analisis Daya Dukung dan Penurunan Pondasi Tiang
Pancang dengan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga pada Bore Hole
II. Tugas Akhir. Universitas Sumatera Utara.
Sulistia, Ayu Fithrosyam. 2018. Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang
dengan Metode Meyerhoff. Tugas Akhir. Universitas Mataram. Nusa Tenggara
Barat.
Bowles, J. E., 1997, Foundation Analysis and Design, Fifth Edition, Washington D.c.
Vesic, A.S. 1977. Design of Pile Fondations. NCHRP Synthesis of Practice No.42.
Washington D.c : Transportation Research Board, 68.
92
P.N, Aditya Rakit. 2007. Analisis Kapasitas Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada
Jembatan Bantar III. Tugas Akhir. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.
Hardiyatmo, H.C. 2015. Analisis dan Perancangan Fondasi II. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Hardiyatmo. H.C., 2019. Analisis dan Perancangan Fondasi II. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Badan Standarisasi Nasional. 2012. SNI 1726 : 2012 Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung.
Jakarta.
93
LAMPIRAN
94
Lampiran 1 Data Tanah
Lampiran data tanah yang digunakan Penulis dalam menganalisis kapasitas daya
dukung dan penurunan pondasi tiang pacang dapat dilihat pada data pendukung atau
lampiran di bawah ini.
94
Gambar L-1.1 Data Pembacaan Sondir S-19
(Sumber : PT. PP Persero G2 Proyek Gedung TILC UGM)
94
Gambar L-1.2 Grafik Sondir S-19
(Sumber : PT. PP Persero G2 Proyek Gedung TILC UGM)
94
94
Gambar L-1.3 Data Pembacaan Sondir S-20
(Sumber : PT. PP Persero G2 Proyek Gedung TILC UGM)
94
Gambar L-1.4 Grafik Sondir S-20
(Sumber : PT. PP Persero G2 Proyek Gedung TILC UGM)
94
94
Gambar L-1.5 Data Pembacaan Sondir S-21
(Sumber : PT. PP Persero G2 Proyek Gedung TILC UGM)
94
Gambar L-1.6 Grafik Sondir S-21
(Sumber : PT. PP Persero G2 Proyek Gedung TILC UGM)
94
Gambar L-1.7 Hasil Pengujian SPT
(Sumber : PT. PP Persero G2 Proyek Gedung TILC UGM)
94
Gambar L-1.8 Hasil Boring Log Geoteknik
(Sumber : PT. PP Persero G2 Proyek Gedung TILC UGM)
94
Gambar L-1.9 Hasil Boring Log Geoteknik
(Sumber : PT. PP Persero G2 Proyek Gedung TILC UGM)
94
Lampiran 2 Hasil Pembebanan SAP2000
Lampiran hasil pembebanan menggunakan program SAP2000 yang digunakan
Penulis dalam menganalisis kapasitas daya dukung tiang pacang dapat dilihat pada
data pendukung atau lampiran di bawah ini.
94
TABLE : Element Forces-Frames
Frame Station OutputCase P V2 M2 M3
2400 4,2 COMB1 -12296,096 30,719 166,3368 -85,3396
2400 0 COMB19 -10146,544 27,758 -64,0258 38,9195
2400 2,1 COMB19 -10085,927 27,758 41,3208 -19,3724
2400 4,2 COMB19 -10025,311 27,758 146,6675 -77,6643
2400 0 COMB15 -6865,705 401,983 71,1213 1060,338
2400 0 COMB17 -6865,705 401,983 71,1213 1060,338
2400 2,1 COMB15 -6822,061 401,983 35,999 216,1748
2400 2,1 COMB17 -6822,061 401,983 35,999 216,1748
2400 4,2 COMB15 -6778,417 401,983 0,8767 -627,989
2400 4,2 COMB17 -6778,417 401,983 0,8767 -627,989
2400 0 COMB11 -6710,901 270,508 34,0519 706,9996
2400 2,1 COMB11 -6667,257 270,508 31,8767 138,9323
2400 4,2 COMB11 -6623,614 270,508 29,7015 -429,135
2400 0 COMB14 -6411,076 15,868 -37,7445 22,6505
2400 0 COMB13 -6410,912 15,729 -37,7835 22,2783
2400 2,1 COMB14 -6367,432 15,868 23,8925 -10,6716
2400 2,1 COMB13 -6367,269 15,729 23,8882 -10,7529
2400 4,2 COMB14 -6323,788 15,868 85,5295 -43,9936
2400 4,2 COMB13 -6323,625 15,729 85,5598 -43,7842
2400 0 COMB12 -6111,087 -238,911 -109,58 -662,071
2400 2,1 COMB12 -6067,443 -238,911 15,904 -160,357
2400 4,2 COMB12 -6023,800 -238,911 141,3878 341,3571
2400 0 COMB18 -5956,283 -370,386 -146,649 -1015,41
2400 2,1 COMB18 -5912,640 -370,386 11,7816 -237,599
2400 4,2 COMB18 -5868,996 -370,386 170,2126 540,2107
2400 0 COMB16 -5866,287 -446,819 -168,2 -1220,83
2400 2,1 COMB16 -5822,643 -446,819 9,385 -282,505
2400 4,2 COMB16 -5779,000 -446,819 186,9701 655,8159
94