Makalah Sistem Pernapasan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH SISTEM PERNAPASAN

KATA PENGANTAR

      Bismillahirrahmanirrahim.
      Assalamu’alaikum War. Wab.
Alhamdullah penulis ucapkan atas pertolongan dan rahmat           Lil Alamin,
Tuhan Semesta Alam, yang telah memberikan kekuatan dan rahmat-Nya kepada penulis,
sehingga atas izin-Nyalah penyusunan makalah ini dapat terselesaikan yang tidak kurang
dari waktu yang ditentukan. Sholawat  dan salam selalu kita khaturkan kepada Nabiullah
Muhammad SAW yang telah membimbing dan membawa kita ke Alam yang penuh dengan
Ilmu dan Iman, semoga beliau selalu mendapat tempat yang tertinggi seperti yang dijanjikan
oleh Allah SWT.
Terimakasih yang sedalam-dalamnya penulis ucapakan kepada Bp. drh.
Makmun, M.Sc selaku dosen pembimbing mata kuliah Histologi yang selalu mengajar dan
membimbing kami, sehingga penulis termotivasi untuk mandiri dalam memenuhi setiap
tugas yang diberikan.
Dalam makalah ini penulis mencoba memaparkan dan membahas
tentang : Sistem Pernapasan, yang berkaitan langsung dengan apa pengertian dan
fungsi sistem pernapasan serta struktur histologi dari sistem pernapasan itu sendiri.
Akhir kata “Tiada Gading yang tak Rentak” jadi bagaimanapun usaha yang
dilakukan oleh penulis untuk menyempurnakan isi pembahasan dalam makalah ini, tentunya
masih terdapat hal-hal yang bersifat keliru dan salah. Oleh karena itu input Bapak dosen
serta rekan-rekan mahasiswa yang berupa saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan, guna memperbaiki dan menyempurnakan pembahasan dalam makalah
ini. “Semua yang hilaf datangnya dari kita manusia, sedangkan kesempurnaan hanya
milik Allah SWT”.
Wassalamu’alaikum War. Wab.

DAFTAR ISI

JUDUL/COVER_________________________________________________ i
KATA PENGANTAR ___________________________________________ ii
DAFTAR ISI __________________________________________________ iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang________________________________________________ 1
B. Rumusan Masalah_____________________________________________ 1
C. Tujuan ______________________________________________________ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian  Dan Fungsi  Sistem Pernapasan _________________________ 2
      1. Pengertian__________________________________________________ 2
      2. Fungsi sistem pernapasan______________________________________ 3
B. Struktur atau saluran histologi pernapasan __________________________ 3
      1. Saluran sistem pernapasan atau respirasi__________________________ 3
      2. Organ-organ sistem pernafasan_________________________________ 4
      3. Mekanisme pernapasan_______________________________________ 10
C. Gangguan pada sistem pernapasan

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulam _________________________________________________ 12
B. Saran ______________________________________________________ 12

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Suatu organisme atau mahluk hidup memiliki bermacam-macam sistem
jaringan atau organ dalam tubuhnya, dimana sistem tersebut memiliki fungsi dan peranan
serta manfaat tertentu bagi mahluk hidup.  Salah satu sistem yang ada pada suatu
organisme yakni sistem pernapasan. Sistem pernapasan ini sendiri memiliki fungsi dan
peranan yang sangat struktural dan terkoordinir.
Dalam ilmu histologi, sistem pernapasan akan dibahas secara detail bahkan
sampai anatominya, sehingga kita bisa mengetahui organ dan saluran apa saja yang ikut
berperanan dalam menyalurkan oksigen (O2) yang kita hirup.
Oleh sebab itu Bp. drh. Makmun, M.Sc selaku dosen pembimbing pada
mata kuliah Histologi di kampus STKIP-Bima memberikan tugas pada mahasiswanya
khususnya penulis yang mendapat tugas dengan judul “Sistem Pernapasan”.

B.     RUMUSAN MASALAH
      1.   Pengertian  Dan Fungsi  Sistem Pernapasan
2.   Struktur atau saluran histologi, Organ-organ dan Mekanisme perrnapasan  
3.   Gangguan pada sistem pernapasan
C.    TUJUAN
Tujuan inti dari penyusunan makalah adalah tiada lain dan tiada bukan untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Histologi yang diberikan oleh Bp. Drh. Makmun, M.Sc.
selain itu, agar kita memahami apa yang dimaksud dengan sistem dan Fungsi
pernapasan serta struktur histologi sistem pernapasan.

BAB II
PEMBAHASAN
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA

A.    PENGERTIAN  DAN FUNGSI


1. Pengertian
Sistem pernapasan merupakan sistem yang berfungsi untuk mengabsorbsi
oksigen dan mengeluarkan karbondioksida dalam tubuh yang bertujuan untuk
mempertahankan homeostasis. Fungsi ini disebut sebagai respirasi. Sistem pernapasan
dimulai dari rongga hidung/mulut hingga ke alveolus, di mana pada alveolus terjadi
pertukaran oksigen dan karbondioksida dengan pembuluh darah.
Respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran
karbondioksida hingga penggunaan energi di dalam tubuh.

Sistem respirasi atau sistem pernafasan mencakup semua proses pertukaran


gas yang terjadi antara atmosfir melalui rongga
hidung  faring  laring  trakea  bronkus  paru-paru  alveolus  sel-sel melalui
dinding kapiler darah.

Sistem pernapasan biasanya dibagi menjadi 2 daerah utama:


1. Bagian konduksi, meliputi rongga hidung, nasofaring, laring, trakea, bronkus,
bronkiolus dan bronkiolus terminalis
2. Bagian respirasi, meliputi bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris dan alveolus.
Sebagian besar bagian konduksi dilapisi epitel respirasi, yaitu epitel
bertingkat silindris bersilia dengan sel goblet. Dengan menggunakan mikroskop elektron
dapat dilihat ada 5 macam sel epitel respirasi yaitu sel silindris bersilia, sel goblet mukosa,
sel sikat (brush cells), sel basal, dan sel granul kecil.

2. Fungsi Sistem Pernapasan


Setiap sistem yang ada dalam tubuh manusia khususnya, tentunya memiliki
peranan dan fungsinya masing-masing. Sistem pernapasan pun demikian, Sistem ini juga
mempunyai fungsi tersendiri bagi tubuh yang sudah terkoordinir oleh saluran dan organ
tertentu sesuai perintah otak.
Fungsi sistem pernapasan itu sendiri antara lain sebagai berikut:
    Sebagai sistem organ yang digunakan untuk pertukaran gas
    Sistem pernapasan digunakan untuk membawa udara ke dalam paru-paru di mana
terjadi pertukaran gas.
    Berfungsi untuk mengabsorbsi oksigen dan mengeluarkan karbondioksida dalam tubuh
yang bertujuan untuk mempertahankan homeostasis (Respirasi).

B.     STRUKTUR ATAU SALURAN HISTOLOGI PERNAPASAN


1.      Saluran Sistem Pernapasan atau Respirasi
Respirasi adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O²) yang dibutuhkan tubuh
untuk metabolisme sel dan karbondioksida (CO²) yang dihasilkan dari metabolisme tersebut
dikeluarkan dari tubuh melalui paru.

Sistem respirasi terdiri dari:


         Saluran nafas bagian atas. Pada bagian ini udara yang masuk ke tubuh dihangatkan,
disarung dan dilembabkan.
         Saluran nafas bagian bawah. Bagian ini menghantarkan udara yang masuk dari saluran
bagian atas ke alveoli
         Alveoli : terjadi pertukaran gas anatara O2 dan CO2
         Sirkulasi paru. Pembuluh darah arteri menuju paru, sedangkan pembuluh
darah vena meninggalkan paru.
         Paru : terdiri dari : a. Saluran nafas bagian bawah, b. Alveoli, c. Sirkulasi paru
         Rongga Pleura. Terbentuk dari dua selaput serosa, yang meluputi dinding dalam rongga
dada yang disebut pleura parietalis, dan yang meliputi paru atau pleura veseralis
         Rongga dan dinding dada. Merupakan pompa muskuloskeletal yang mengatur pertukaran
gas dalam proses respirasi.

2.      Organ-organ sistem pernafasan


                       
Organ-organ sistem pernapasan pada manusia meliputi hidung, faring, laring, trakea,
paru-paru (bronkus,brokiolus dan alveolus). Berikut penjelasannya :

        Gambar 1. Organ-Organ Sistem Pernapasan Manusia

2.1    Hidung
Struktur berongga yang disebut dengan rongga hidung (cavum nasalis). Memiliki rambut
pendek dan tebal untuk menyaring udara dan menangkap kotoran yang masuk bersama
udara.
Rongga hidung terdiri atas vestibulum dan fosa nasalis. Pada vestibulum di
sekitar nares terdapat kelenjar sebasea dan vibrisa (bulu hidung). Epitel di dalam vestibulum
merupakan epitel respirasi sebelum memasuki fosa nasalis. Pada fosa nasalis (cavum nasi)
yang dibagi dua oleh septum nasi pada garis medial, terdapat konka (superior, media,
inferior) pada masing-masing dinding lateralnya. Konka media dan inferior ditutupi oleh
epitel respirasi, sedangkan konka superior ditutupi oleh epitel olfaktorius yang khusus
untuk fungsi menghidu/membaui. Epitel olfaktorius tersebut terdiri atas sel penyokong/sel
sustentakuler, sel olfaktorius (neuron bipolar dengan dendrit yang melebar di permukaan
epitel olfaktorius dan bersilia, berfungsi sebagai reseptor dan memiliki akson yang bersinaps
dengan neuron olfaktorius otak),  sel basal (berbentuk piramid) dan kelenjar
Bowman pada lamina propria. Kelenjar Bowman menghasilkan sekret yang membersihkan
silia sel olfaktorius sehingga memudahkan akses neuron untuk membaui zat-zat. Adanya
vibrisa, konka dan vaskularisasi yang khas pada rongga hidung membuat setiap udara yang
masuk mengalami pembersihan, pelembapan dan penghangatan sebelum masuk lebih jauh.
2.2    Faring
Tempat persimpangan antara saluran pernapasan pada bagian depan (anterior)
dan saluran pencernaan pada bagian belakang (posterior). Nasofaring dilapisi oleh epitel
respirasi pada bagian yang berkontak dengan palatum mole, sedangkan orofaring
dilapisi epitel tipe skuamosa/gepeng.
2. 3   Laring
Laring atau tekak (jakun) terdapat di bagian belakang (posterior) faring. Organ ini
terdiri atas 9 susunan tulang rawan (kartilago) yang berbentuk kotak. Laring merupakan
bagian yang menghubungkan faring dengan trakea. Pada lamina propria laring terdapat
tulang rawan hialin dan elastin yang berfungsi sebagai katup yang mencegah masuknya
makanan dan sebagai alat penghasil suara pada fungsi fonasi. Epiglotis merupakan juluran
dari tepian laring, meluas ke faring dan memiliki permukaan lingual dan laringeal. Bagian
lingual dan apikal epiglotis ditutupi oleh epitel gepeng berlapis, sedangkan permukaan
laringeal ditutupi oleh epitel respirasi bertingkat bersilindris bersilia. Di bawah epitel
terdapat kelenjar campuran mukosa dan serosa.
         Di bawah epiglotis, mukosanya membentuk dua lipatan yang meluas ke
dalam lumen laring: pasangan lipatan atas membentuk pita suara palsu (plika
vestibularis) yang terdiri dari epitel respirasi dan kelenjar serosa, serta di lipatan bawah
membentuk pita suara sejati yang terdiri dari epitel berlapis gepeng, ligamentum vokalis
(serat elastin) dan muskulus vokalis (otot rangka). Otot muskulus vokalis akan membantu
terbentuknya suara dengan frekuensi yang berbeda-beda.

2.4    Trakea
Mendorong keluar debu-debu dan bakeri dengan gerakan silia-silia di trakea.
Permukaan trakea dilapisi oleh epitel respirasi. Terdapat kelenjar serosa pada lamina
propria dan tulang rawan hialin berbentuk C (tapal kuda), yang mana ujung bebasnya
berada di bagian posterior trakea. Cairan mukosa yang dihasilkan oleh sel goblet dan sel
kelenjar membentuk lapisan yang memungkinkan pergerakan silia untuk mendorong partikel
asing. Sedangkan tulang rawan hialin berfungsi untuk menjaga lumen trakea tetap terbuka.
Pada ujung terbuka (ujung bebas) tulang rawan hialin yang berbentuk tapal kuda tersebut
terdapat ligamentum fibroelastis dan berkas otot polos yang memungkinkan pengaturan
lumen dan mencegah distensi berlebihan.

2.5    Paru-Paru (Pulmo)


Paru-paru pada manusia terdapat sepasang yang menempati sebagian besar dalam cavum
thoracis. Kedua paru-paru dibungkus oleh pleura yang terdiri atas 2 lapisan yang saling
berhubungan sebagai pleura visceralis dan pleura parietalis.

                      Stuktur Paru-Paru (Pulmo)


Unit fungsional dalam paru-paru disebut lobulus primerius yang meliputi semua
struktur mulai bronchiolus terminalis, bronchiolus respiratorius, ductus alveolaris, atrium,
saccus alveolaris, dan alveoli bersama-sama dengan pembuluh darah, limfe, serabut syaraf,
dan jarinmgan pengikat.
Lobulus di daerah perifer paru-paruberbentuk pyramidal atau kerucut didasar
perifer, sedangkan untuk mengisi celah-celah diantaranya terdapat lobuli berbentuk tidak
teratur dengan dasar menuju ke sentral.
Cabang terakhir bronchiolus dalamlobulus biasanya disebut bronchiolus
terminalis. Kesatuan paru-paru yang diurus oleh bronchiolus terminalis disebut acinus.
Bronchiolus Respiratorius
Memiliki diameter sekitar 0.5mm. saluran ini mula-mula dibatasi oleh epitel silindris selapis
bercilia tanpa sel piala, kemudian epitelnya berganti dengan epitel kuboid selapis tanpa cilia.
Di bawah sel epitel terdapat jaringan ikat kolagen yang berisi anyaman sel-sel otot polos dan
serbut elastis. Dalam dindingnya sudah tidak terdapat lagi cartilago.
Pada dinding bronchiolus respiratorius tidak ditemukan kelenjar. Disana-sini
terdapat penonjolan dinding sebagai alveolus dengan sebagian epitelnya melanjutkan diri.
Karena adanya alveoli pada dinding bronchiolus inilah maka saluran tersebut dinamakan
bronchiolus respiratorius.

         2.5.1 Bronkus


Bronkus terdiri dari dua bagian yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Mukosa
bronkus secara struktural mirip dengan mukosa trakea, dengan lamina propria yang
mengandung kelenjar serosa , serat elastin, limfosit dan sel otot polos. Tulang
rawan pada bronkus lebih tidak teratur dibandingkan pada trakea; pada bagian bronkus
yang lebih besar, cincin tulang rawan mengelilingi seluruh lumen, dan sejalan dengan
mengecilnya garis tengah bronkus, cincin tulang rawan digantikan oleh pulau-pulau tulang
rawan hialin.

         2.5.2 Bronkiolus 


Percabangan bronkus yang banyak mengandung otot polos. Bronkiolus tidak
memiliki tulang rawan dan kelenjar pada mukosanya. Lamina propria mengandung otot
polos dan serat elastin. Pada segmen awal hanya terdapat sebaran sel goblet dalam
epitel. Pada bronkiolus yang lebih besar, epitelnya adalah epitel bertingkat silindris
bersilia, yang makin memendek dan makin sederhana sampai menjadi epitel selapis
silindris bersilia atau selapis kuboid pada bronkiolus terminalis yang lebih kecil.
Terdapat sel Clara pada epitel bronkiolus terminalis, yaitu sel tidak bersilia yang  memiliki
granul sekretori dan mensekresikan protein yang bersifat protektif. Terdapat juga badan
neuroepitel yang kemungkinan berfungsi sebagai kemoreseptor.

         2.5.3 Alveolus


dikelilingi kapiler-kapiler darah yang dibatasi oleh membran alveoli-kapiler tempat
terjadinya pertukaran O2 dan CO2 atau pernapasan eksternal. Alveolus merupakan struktur
berongga tempat pertukaran gas oksigen dan karbondioksida antara udara dan darah.
Septum interalveolar memisahkan dua alveolus yang berdekatan, septum tersebut terdiri
atas 2 lapis epitel gepeng tipis dengan kapiler, fibroblas, serat elastin, retikulin, matriks dan
sel jaringan ikat. 
Terdapat sel alveolus tipe 1 yang melapisi 97% permukaan alveolus, fungsinya
untuk membentuk sawar dengan ketebalan yang dapat dilalui gas dengan mudah.
Sitoplasmanya mengandung banyak vesikel pinositotik yang berperan dalam penggantian
surfaktan (yang dihasilkan oleh sel alveolus tipe 2) dan pembuangan partikel kontaminan
kecil. Antara sel alveolus tipe 1 dihubungkan oleh desmosom dan taut kedap yang
mencegah perembesan cairan dari jaringan ke ruang udara.
Sel alveolus tipe 2 tersebar di antara sel alveolus tipe 1, keduanya saling melekat
melalui taut kedap dan desmosom. Sel tipe 2 tersebut berada di atas membran basal,
berbentuk kuboid dan dapat bermitosis untuk mengganti dirinya sendiri dan sel tipe 1. Sel
tipe 2 ini memiliki ciri mengandung badan lamela yang berfungsi menghasilkan surfaktan
paru yang menurunkan tegangan alveolus paru.

3.      Mekanisme pernapasan
Mekanisme sistem pernapasan dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan
membuang napas ke udara dilakukan dengan dua cara pernapasan yakni pernapasan
dada dan perut.
3.1 Pernapasan Dada (Costal Breathing).
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Otot
antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut, Tulang rusuk terangkat ke atas, Rongga
dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil sehingga udara
masuk ke dalam badan.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
3.1.1        Fase Inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga
dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada
tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
3.1.2        Fase Ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang
rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada
menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar
daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida
keluar.
3.2 Pernapasan Perut (Diaphragmatic Breathing)
Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma. Otot difragma
pada perut mengalami kontraksi, Diafragma datar, Volume rongga dada menjadi besar yang
mengakibatkan tekanan udara pada dada mengecil sehingga udara pasuk ke paru-paru.
 Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
3.2.1        Fase Inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma sehingga rongga dada
membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di
luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
3.2.2        Fase Ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diaframa ke posisi
semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai
akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar,
sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang
karbondioksida ke lingkungan. Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :
1.   Respirasi Luar (Ekternal) yaitu pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara yang
terjadi di sekitar alveoli.

2.   Respirasi Dalam (Internal) yaitu pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh.

C.    GANGGUAN PADA SISTEM PERNAPASAN


Gangguan pada sistem pernapasan dapat disebabkan oleh beberapa hal
seperti :
    karena terganggunya pengangkutan O2 ke sel-sel atau jaringan tubuh (asfiksi). Atau
keracunan gas-gas berbahaya.
    Pneumonia. terisinya alveolus dengan cairan limfa karena infeksi Diplokokus
pneumonia atau Pneumokokus
    Polip, Amandel, dan Adenoid. disebabkan karena penyumbatan saluran pernapasan
oleh kelenjar limfa
    Radang; peradangan pada rongga hidung bagian atas (Sinusitis), peradangan pada
bronkus (Bronkitis), serta radang pada pleura (Pleuritis)
     TBC kerusakan pada paru-paru akibat terinfeksi Mycobacterium tuber culosis

BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Dari pembahasan yang uraikan diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan
antara lain :
    Sistem pernapasan merupakan sistem yang berfungsi untuk mengabsorbsi oksigen dan
mengeluarkan karbondioksida dalam tubuh yang bertujuan untuk mempertahankan
homeostasis. Fungsi ini disebut sebagai respirasi. Sistem pernapasan dimulai dari rongga
hidung/mulut hingga ke alveolus, di mana pada alveolus terjadi pertukaran oksigen dan
karbondioksida dengan pembuluh darah.
    Sistem Pernapasan atau Respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen
(O2), pengeluaran karbondioksida (CO2) hingga penggunaan energi di dalam tubuh.  Sistem
respirasi itu sendiri mencakup semua proses pertukaran gas yang terjadi antara atmosfir
melalui rongga hidung  faring  laring  trakea  bronkus  paru-
paru  alveolus  sel-sel melalui dinding kapiler darah.
    Organ-organ sistem pernapasan meliputi hidung, faring, laring, trakea,           Paru-paru
atau pulmo yang terdiri dari bronkus, brokiolus dan alveolus.
    Mekanisme Pernapasan meliputi Pernapasan dada atau costal breathing dan
Pernapasan perut atau diaphragmatic breathing yang melalui masing-masing dua fase yaitu
fase inspirasi dan ekspirasi yang melibatkan pernapasan eksternal (luar) dan pernapasan
internal (dalam).
    Gangguan pada sistem pernapasan bisa disebabkan karena terganggunya
pengangkutan O2 ke sel-sel atau jaringan tubuh (asfiksi) atau keracunan gas-gas
berbahaya.
B.     SARAN
Agar tidak terjadi gangguan pada sistem pernapasan kita, hindarilah polusi
udara dan gas-gas beracun, serta rawatlah paru-paru (pulmo) agar tetap bersih, karena
Paru-paru mudah sekali terserang penyakit infeksi sehingga menimbulkan kerusakan
jaringannya.

DAFTAR PUSTAKA
1.      www.google.com  Kategori : Sistem Pernapasan
2.      www.google.com  Kategori : Pengertian Sistem Pernapasan
3.      www.wiki.org.co.id Kategori : Sistem Pernapasan Pada manusia
4.      Junqueira LC, Carneiro J. Histologi Dasar Teks & Atlas. 10th ed. Jakarta: EGC; 2007. p.
335-54. www.eksiklopediabebas.com      
5.      Kuehnel. Color Atlas of Cytology, Histology, and Microscopic Anatomy. 4th ed Stuttgart:
Thieme; 2003. p. 340-51. www.eksiklopedia bebas.com
6.      www.eksiklopedia bebas.com  Sistem Pernapasan  Pernapasan dada & perut
7.      www.eksiklopediabebas.com  Histologi Sistem respirasiOrgan pernapasan   Mekanisme
pernapasan 

Anda mungkin juga menyukai