Makalah Sistem Pernapasan
Makalah Sistem Pernapasan
Makalah Sistem Pernapasan
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum War. Wab.
Alhamdullah penulis ucapkan atas pertolongan dan rahmat Lil Alamin,
Tuhan Semesta Alam, yang telah memberikan kekuatan dan rahmat-Nya kepada penulis,
sehingga atas izin-Nyalah penyusunan makalah ini dapat terselesaikan yang tidak kurang
dari waktu yang ditentukan. Sholawat dan salam selalu kita khaturkan kepada Nabiullah
Muhammad SAW yang telah membimbing dan membawa kita ke Alam yang penuh dengan
Ilmu dan Iman, semoga beliau selalu mendapat tempat yang tertinggi seperti yang dijanjikan
oleh Allah SWT.
Terimakasih yang sedalam-dalamnya penulis ucapakan kepada Bp. drh.
Makmun, M.Sc selaku dosen pembimbing mata kuliah Histologi yang selalu mengajar dan
membimbing kami, sehingga penulis termotivasi untuk mandiri dalam memenuhi setiap
tugas yang diberikan.
Dalam makalah ini penulis mencoba memaparkan dan membahas
tentang : Sistem Pernapasan, yang berkaitan langsung dengan apa pengertian dan
fungsi sistem pernapasan serta struktur histologi dari sistem pernapasan itu sendiri.
Akhir kata “Tiada Gading yang tak Rentak” jadi bagaimanapun usaha yang
dilakukan oleh penulis untuk menyempurnakan isi pembahasan dalam makalah ini, tentunya
masih terdapat hal-hal yang bersifat keliru dan salah. Oleh karena itu input Bapak dosen
serta rekan-rekan mahasiswa yang berupa saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan, guna memperbaiki dan menyempurnakan pembahasan dalam makalah
ini. “Semua yang hilaf datangnya dari kita manusia, sedangkan kesempurnaan hanya
milik Allah SWT”.
Wassalamu’alaikum War. Wab.
DAFTAR ISI
JUDUL/COVER_________________________________________________ i
KATA PENGANTAR ___________________________________________ ii
DAFTAR ISI __________________________________________________ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang________________________________________________ 1
B. Rumusan Masalah_____________________________________________ 1
C. Tujuan ______________________________________________________ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Dan Fungsi Sistem Pernapasan _________________________ 2
1. Pengertian__________________________________________________ 2
2. Fungsi sistem pernapasan______________________________________ 3
B. Struktur atau saluran histologi pernapasan __________________________ 3
1. Saluran sistem pernapasan atau respirasi__________________________ 3
2. Organ-organ sistem pernafasan_________________________________ 4
3. Mekanisme pernapasan_______________________________________ 10
C. Gangguan pada sistem pernapasan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Suatu organisme atau mahluk hidup memiliki bermacam-macam sistem
jaringan atau organ dalam tubuhnya, dimana sistem tersebut memiliki fungsi dan peranan
serta manfaat tertentu bagi mahluk hidup. Salah satu sistem yang ada pada suatu
organisme yakni sistem pernapasan. Sistem pernapasan ini sendiri memiliki fungsi dan
peranan yang sangat struktural dan terkoordinir.
Dalam ilmu histologi, sistem pernapasan akan dibahas secara detail bahkan
sampai anatominya, sehingga kita bisa mengetahui organ dan saluran apa saja yang ikut
berperanan dalam menyalurkan oksigen (O2) yang kita hirup.
Oleh sebab itu Bp. drh. Makmun, M.Sc selaku dosen pembimbing pada
mata kuliah Histologi di kampus STKIP-Bima memberikan tugas pada mahasiswanya
khususnya penulis yang mendapat tugas dengan judul “Sistem Pernapasan”.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Dan Fungsi Sistem Pernapasan
2. Struktur atau saluran histologi, Organ-organ dan Mekanisme perrnapasan
3. Gangguan pada sistem pernapasan
C. TUJUAN
Tujuan inti dari penyusunan makalah adalah tiada lain dan tiada bukan untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Histologi yang diberikan oleh Bp. Drh. Makmun, M.Sc.
selain itu, agar kita memahami apa yang dimaksud dengan sistem dan Fungsi
pernapasan serta struktur histologi sistem pernapasan.
BAB II
PEMBAHASAN
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
2.1 Hidung
Struktur berongga yang disebut dengan rongga hidung (cavum nasalis). Memiliki rambut
pendek dan tebal untuk menyaring udara dan menangkap kotoran yang masuk bersama
udara.
Rongga hidung terdiri atas vestibulum dan fosa nasalis. Pada vestibulum di
sekitar nares terdapat kelenjar sebasea dan vibrisa (bulu hidung). Epitel di dalam vestibulum
merupakan epitel respirasi sebelum memasuki fosa nasalis. Pada fosa nasalis (cavum nasi)
yang dibagi dua oleh septum nasi pada garis medial, terdapat konka (superior, media,
inferior) pada masing-masing dinding lateralnya. Konka media dan inferior ditutupi oleh
epitel respirasi, sedangkan konka superior ditutupi oleh epitel olfaktorius yang khusus
untuk fungsi menghidu/membaui. Epitel olfaktorius tersebut terdiri atas sel penyokong/sel
sustentakuler, sel olfaktorius (neuron bipolar dengan dendrit yang melebar di permukaan
epitel olfaktorius dan bersilia, berfungsi sebagai reseptor dan memiliki akson yang bersinaps
dengan neuron olfaktorius otak), sel basal (berbentuk piramid) dan kelenjar
Bowman pada lamina propria. Kelenjar Bowman menghasilkan sekret yang membersihkan
silia sel olfaktorius sehingga memudahkan akses neuron untuk membaui zat-zat. Adanya
vibrisa, konka dan vaskularisasi yang khas pada rongga hidung membuat setiap udara yang
masuk mengalami pembersihan, pelembapan dan penghangatan sebelum masuk lebih jauh.
2.2 Faring
Tempat persimpangan antara saluran pernapasan pada bagian depan (anterior)
dan saluran pencernaan pada bagian belakang (posterior). Nasofaring dilapisi oleh epitel
respirasi pada bagian yang berkontak dengan palatum mole, sedangkan orofaring
dilapisi epitel tipe skuamosa/gepeng.
2. 3 Laring
Laring atau tekak (jakun) terdapat di bagian belakang (posterior) faring. Organ ini
terdiri atas 9 susunan tulang rawan (kartilago) yang berbentuk kotak. Laring merupakan
bagian yang menghubungkan faring dengan trakea. Pada lamina propria laring terdapat
tulang rawan hialin dan elastin yang berfungsi sebagai katup yang mencegah masuknya
makanan dan sebagai alat penghasil suara pada fungsi fonasi. Epiglotis merupakan juluran
dari tepian laring, meluas ke faring dan memiliki permukaan lingual dan laringeal. Bagian
lingual dan apikal epiglotis ditutupi oleh epitel gepeng berlapis, sedangkan permukaan
laringeal ditutupi oleh epitel respirasi bertingkat bersilindris bersilia. Di bawah epitel
terdapat kelenjar campuran mukosa dan serosa.
Di bawah epiglotis, mukosanya membentuk dua lipatan yang meluas ke
dalam lumen laring: pasangan lipatan atas membentuk pita suara palsu (plika
vestibularis) yang terdiri dari epitel respirasi dan kelenjar serosa, serta di lipatan bawah
membentuk pita suara sejati yang terdiri dari epitel berlapis gepeng, ligamentum vokalis
(serat elastin) dan muskulus vokalis (otot rangka). Otot muskulus vokalis akan membantu
terbentuknya suara dengan frekuensi yang berbeda-beda.
2.4 Trakea
Mendorong keluar debu-debu dan bakeri dengan gerakan silia-silia di trakea.
Permukaan trakea dilapisi oleh epitel respirasi. Terdapat kelenjar serosa pada lamina
propria dan tulang rawan hialin berbentuk C (tapal kuda), yang mana ujung bebasnya
berada di bagian posterior trakea. Cairan mukosa yang dihasilkan oleh sel goblet dan sel
kelenjar membentuk lapisan yang memungkinkan pergerakan silia untuk mendorong partikel
asing. Sedangkan tulang rawan hialin berfungsi untuk menjaga lumen trakea tetap terbuka.
Pada ujung terbuka (ujung bebas) tulang rawan hialin yang berbentuk tapal kuda tersebut
terdapat ligamentum fibroelastis dan berkas otot polos yang memungkinkan pengaturan
lumen dan mencegah distensi berlebihan.
3. Mekanisme pernapasan
Mekanisme sistem pernapasan dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan
membuang napas ke udara dilakukan dengan dua cara pernapasan yakni pernapasan
dada dan perut.
3.1 Pernapasan Dada (Costal Breathing).
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Otot
antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut, Tulang rusuk terangkat ke atas, Rongga
dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil sehingga udara
masuk ke dalam badan.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
3.1.1 Fase Inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga
dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada
tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
3.1.2 Fase Ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang
rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada
menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar
daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida
keluar.
3.2 Pernapasan Perut (Diaphragmatic Breathing)
Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma. Otot difragma
pada perut mengalami kontraksi, Diafragma datar, Volume rongga dada menjadi besar yang
mengakibatkan tekanan udara pada dada mengecil sehingga udara pasuk ke paru-paru.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
3.2.1 Fase Inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma sehingga rongga dada
membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di
luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
3.2.2 Fase Ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diaframa ke posisi
semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai
akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar,
sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang
karbondioksida ke lingkungan. Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :
1. Respirasi Luar (Ekternal) yaitu pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara yang
terjadi di sekitar alveoli.
2. Respirasi Dalam (Internal) yaitu pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan yang uraikan diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan
antara lain :
Sistem pernapasan merupakan sistem yang berfungsi untuk mengabsorbsi oksigen dan
mengeluarkan karbondioksida dalam tubuh yang bertujuan untuk mempertahankan
homeostasis. Fungsi ini disebut sebagai respirasi. Sistem pernapasan dimulai dari rongga
hidung/mulut hingga ke alveolus, di mana pada alveolus terjadi pertukaran oksigen dan
karbondioksida dengan pembuluh darah.
Sistem Pernapasan atau Respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen
(O2), pengeluaran karbondioksida (CO2) hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Sistem
respirasi itu sendiri mencakup semua proses pertukaran gas yang terjadi antara atmosfir
melalui rongga hidung faring laring trakea bronkus paru-
paru alveolus sel-sel melalui dinding kapiler darah.
Organ-organ sistem pernapasan meliputi hidung, faring, laring, trakea, Paru-paru
atau pulmo yang terdiri dari bronkus, brokiolus dan alveolus.
Mekanisme Pernapasan meliputi Pernapasan dada atau costal breathing dan
Pernapasan perut atau diaphragmatic breathing yang melalui masing-masing dua fase yaitu
fase inspirasi dan ekspirasi yang melibatkan pernapasan eksternal (luar) dan pernapasan
internal (dalam).
Gangguan pada sistem pernapasan bisa disebabkan karena terganggunya
pengangkutan O2 ke sel-sel atau jaringan tubuh (asfiksi) atau keracunan gas-gas
berbahaya.
B. SARAN
Agar tidak terjadi gangguan pada sistem pernapasan kita, hindarilah polusi
udara dan gas-gas beracun, serta rawatlah paru-paru (pulmo) agar tetap bersih, karena
Paru-paru mudah sekali terserang penyakit infeksi sehingga menimbulkan kerusakan
jaringannya.
DAFTAR PUSTAKA
1. www.google.com Kategori : Sistem Pernapasan
2. www.google.com Kategori : Pengertian Sistem Pernapasan
3. www.wiki.org.co.id Kategori : Sistem Pernapasan Pada manusia
4. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi Dasar Teks & Atlas. 10th ed. Jakarta: EGC; 2007. p.
335-54. www.eksiklopediabebas.com
5. Kuehnel. Color Atlas of Cytology, Histology, and Microscopic Anatomy. 4th ed Stuttgart:
Thieme; 2003. p. 340-51. www.eksiklopedia bebas.com
6. www.eksiklopedia bebas.com Sistem Pernapasan Pernapasan dada & perut
7. www.eksiklopediabebas.com Histologi Sistem respirasiOrgan pernapasan Mekanisme
pernapasan