Kompetensi Kepemimpinan Dan Kepemimpinan Yang Berkarakter: Dr. Tri Widodo W. Utomo, MA

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 21

KOMPETENSI KEPEMIMPINAN DAN

KEPEMIMPINAN YANG BERKARAKTER

Dr. Tri Widodo W. Utomo, MA.


Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi
Administrasi Negara LAN-RI

Disampaikan pada Kursus Singkat Manajemen Pertahanan


Negara untuk Eksekutif dengan Tema “Kepemimpinan”,
diselenggarakan oleh BPSDM Kementerian Pertahanan RI
Jakarta, 14 Maret 2022
PENDAHULUAN
Dunia masih dihadapkan pada upaya
penanggulangan pandemi COVID 19 dan
berdampak terhadap kondisi pekonomian dunia
(IMF, 2021).

Pandemi mendorong disrupsi inovasi dan


tuntutan adaptasi organisasi.

Kunci adaptasi paling utama adalah penyesuaian


kompetensi sumber daya manusia dan gaya
kepemimpinan (WEF, 2020).
VUCA & Indeks Ketidakpastian Global
Covid 19 sebagai Kekuatan Disruptif
Dampak Disruptif Pandemi
Implikasi Terhadap Birokrasi

Kebutuhan semakin besar untuk


mengembangkan inovasi dengan
Dampak covid pada anggaran, memanfaatkan trend revolusi
cara kerja, dan kompetensi ASN industri 4.0 (teknologi internet,
kecerdasan buatan, robot dsb)

Birokrasi dituntut mampu Tuntutan peningkatan


mengembangkan cara kompetensi ASN
kerja baru, adaptif dan kreatifitas, inovasi, dan
kolaboratif manajemen
pengetahuan
1. Digital literacy

2. Agile mindset & agile organization


Tuntutan
Cara Kerja 3. Health-life (work-life) balance
ASN di era
New Normal 4. Integrated and flexible working
methods

5. Less for more


“Kapasitas kepemimpinan di setiap sektor, serta
pemahaman terhadap perubahan yang
berlangsung masih rendah. Akibatnya, di tingkat
nasional dan global, tidak terbangun kerangka
institusional untuk melakukan tata kelola difusi
inovasi dan mitigasi terhadap proses disrupsi secara
memadai.”

-- Klaus Schwab --
Transformasi Organisasi
TRADITIONAL ORGANIZATION AGILE ORGANIZATION
Agile (Dynamic) Governance
Sumber: Neo & Chen (2007) Able People
• Perlunya birokrasi diisi oleh SDM-SDM yang
PENDORONG kompeten dan kapabel.
• Pembetukan sistem merit dalam manajemen
UTAMA ASN.
• Peningkatan/pengembangan kompetensi dan
kapasitas SDM secara berkelanjutan.

Agile Process
• Perlunya membangun kelembagaan
pemerintah yang agile, cepat, efektif, dan
efisien.
• Pentingnya menciptakan tata kelola kebijakan
yang berbasis pada proses pencarian
bukti/masalah (eveidence-based).

 Dynamic Governance terlaksana jika ada pembelajaran terus menerus untuk


menghasilkan dan mengeksekusi kebijakan adaptif (adaptive policy) melalui TUJUAN Adaptive Policies
pengembangan dynamic capabilities (mencakup kemampuan thinking ahead,
thinking again dan thinking across) pada proses pembangunan able people dan • Terlaksananya kebijakan yang adaptif
agile process. • Dihasilkan melalui inovasi, kontekstualisasi
 Dasar dari proses menghasilkan dynamic governance adalah landasan nilai (evidence-based), implementasi.
budaya (institutional culture) yang dimiliki oleh bangsa.
Nine imperatives can help HR leaders ready
their organization for the future

Purpose Decision Making Learning


Establishing and radiating the Capturing speed in decision Reskilling and upskilling talent;
organization’s purpose making from crisis operation creating a learning culture
(e.g. Covid-19)
Culture Structure Platform
Taking employee experience • Adopting new models; Building an agile, digital HR
(including their work spaces to simplifying the Platform
the next level) organization
• Making the HR more Ecosystem
Value flexible
Collaborating with HR-tech
Rebalancing talent resources;
Talent players and others in the wider
mapping talent to value
• Driving strategic HR HR ecosystem
planning & talent
magnetism
• Introducing next-
generation performance
management

Sumber: McKinsey & Company (2021)


PENGEMBANGAN KOMPETENSI ASN
UNTUK PENCIPTAAN SMART GOVERNANCE

Sesuai arahan Presiden, membutuhkan


keberanian untuk merubah tatakelola
pemerintahan yang lebih smart untuk
membangun Indonesia Maju.

Smart Governance diartikan sebagai tata


kelola pemerintahan berbasis kolaborasi
baik antar instansi pemerintah maupun
non pemerintah dengan memanfaatkan
teknologi komunikasi dan informasi
dalam rangka mewujudkan tujuan
pembangunan secara efektif, inklusif dan
berkelanjutan.
Kepemimpinan Berkarakter

20 Ciri Kepemimpinan yang Berkarakter menurut hasil penelitian Kouzes


& Posner (2007, mewakili benua Amerika, Asia, Eropa dan Australia)

Jujur Mau Memberi dukungan Berani Dewasa


Memandang ke depan Berpikiran Luas Mau Bekerjasama Ambisius
Memberi inspirasi Cerdas Imajinatif Setia
Cakap Lugas Peduli Mampu Mengendalikan Diri
Adil Dapat Diandalkan Bertekad bulat Mandiri
Perbandingan Indeks Kepemimpinan
Indeks Kepemimpinan Indeks Kepemimpinan
Indeks Kepemimpinan Perubahan (IKP)
Nasional Indonesia (IKNI) Kepala Daerah (IKKD)

• Leading Self (Self Mastery)


• Kinerja pemerintah
• Moralitas dan akuntabilitas. daerah • Integritas, Akuntabilitas, Adaptabilitas
• Integritas, kapabilitas, dan dan Profesional
• Capaian kinerja
akseptabilitas seorang • Leading People in Organization
• Penerimaan
pemimpin. • Berempati, komunikatif, berorientasi
penghargaan
• Orientasi kepada tujuan pada pengembangan potensi,
• Kepemimpinan
nasional (Pembukaan UUD berorientasi pada pemberdayaan
Kepala Daerah
1945). karyawan, role model
• Kepemimpinan
• Pengembangan kecerdasan • Leading Organization In Global
birokrasi
paripurna (intelligence, Community
emotional, and spiritual, ESQ). • Kepemimpinan
• Inovatif, digital literacy and
sosial
competency, kolaboratif dan visioner

Lemhanas, 2009 Kemdagri, 2020 LAN, 2021


Karakter (1): Pemimpin Perubahan
Karakter (2): Pemimpin Kolaboratif
Karakter (3): Pemimpin Orkestratif
 Ibarat “Perahu Naga”, antara
pimpinan selaku “penabuh
genderang” dengan bawahan selaku
“pendayungnya”, harus memiliki visi,
persepsi, dan frekuensi yang sama
dalam menjalankan tugas organisasi.
 Tugas yang dilakukan secara
“berjamaah” akan menghidupkan
medan magnet yang membangkitkan
energi lebih dahsyat dibanding
dilakukan sendirian.
 Kolektivitas juga akan membentuk
mutual-trust antara atasan dengan
bawahan dan antar pegawai.
 Jangan membentuk irama sendiri,
jangan keluar dari “orbit”.
Karakter (4): Pemimpin (di masa) Krisis
Karakter (5): Pemimpin “Tidak Terbatas”

Seluruh aspek
kehidupan adalah
GAME, dan setiap orang
bisa menjadikannya
FINITE atau INFINITE
Karakter (6):
Pemimpin Decisive
& Risk Taker

“Bukan sekedar berani


mengambil risiko,
seorang pemimpin
juga harus memiliki
kemampuan untuk
menghitung atau
mengukur risiko
sehingga
keputusannya dapat
meminimalkan risiko.”
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai