PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI SD
TUGAS 2
PURYANTI
856599057
UPBJJ JAMBI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022
Kasus A
Ibu Ani adalah seorang guru dikelas 4 Sekolah Dasar. Dalam mata pelajaran matematika materi
pecahan, Ibu Ani menjelaskan cara menjumlahkan pecahan dan menyederhanakan hasil
dengan memberi contoh di papan tulis. Salah satu penjelasannya adalah sebagai berikut:
Ibu Ani:
"Perhatikan anak-anak, kalau kita menjumlahkan pecahan, penyebutnya harus disamakan
terlebih dahulu, kemudian pembilangnya dijumlahkan. Hasil penjumlahan tersebut
disederhanakan dengan dibagi dengan pembilang dan penyebut angka yang sama ya.
Perhatikan contoh berikut:
+ =+==1 Perhatikan
lagi contoh ini:
+ = + = =1
Jadi yang dijumlahnya adalah pembilangnya, sedangkan penyebutnya tetap. Hasil penjumlahan
tersebut disederhanakan dengan dibagi dengan pembilang dan penyebut angka yang sama.
Mengerti anak-anak?"
Anak-anak diam
Ibu Ani:
Pasti sudah jelas, kan. Nah sekarang coba kerjakan soal-soal ini."
Ibu Ani menulis 5 soal di papan tulis dan anak-anak mengeluarkan buku latihan. Secara
berangsur-angsur mereka mulai mengerjakan soal, namun sebagian besar anak ribut karena
tidak tahu bagaimana cara mengerjakannya. Hanya beberapa anak yang tampak mengerjakan
soal, yang lain hanya menulis soal, dan ada pula yang bertengkar dengan temannya. Selama
anak-anak bekerja Ibu Ani duduk di depan kelas sambil membaca.
Setelah selesai, anak-anak diminta saling bertukar hasil pekerjaannya. Ibu Ani meminta seorang
anak menuliskan jawabannya di papan tulis. Tetapi karena jawaban itu salah, Ibu Ani lalu
menuliskan semua jawaban di papan tulis. Kemudian anak-anak diminta memeriksa pekerjaan
temannya, dan mencocokkan dengan jawaban di papan tulis. Alangkah kecewanya Ibu Ani
ketika mengetahui bahwa dari 30 anak, hanya seorang yang benar semua, sedangkan seorang
lagi benar 3 soal, dan yang lainnya salah semua.
Pertanyaan Kasus A
1. Identifikasi 3 kelemahan pembelajaran yang dilakukan Ibu Ani dalam kasus di atas. Berikan
alasan mengapa itu anda anggap sebagai kelemahan.
2. Jika anda yang menjadi Ibu Ani, jelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan anda
tempuh untuk mengajarkan pecahan dengan penyebut yang berbeda. Beri alasan mengapa
langkah-langkah itu yang anda tempuh (kegiatan pendahuluan, inti dan penutup).
Kasus B
Bapak Rahman mengajar di kelas 1 Sekolah Dasar. Suatu hari Bapak Rahman mengajak anak-
anak berbincang-bincang mengenai buah-buahan yang banyak dijual di pasar. Anak-anak
diminta menyebutkan buah yang paling disukainya dan menuliskannya di buku masing-masing.
Anak-anak kelihatan gembira dan berlomba menyebutkan dan menuliskan buah yang
disukainya. Pada akhir perbincangan Bapak Rahman meminta seorang anak menuliskan nama
buah yang sudah disebutkan, sedangkan anak-anak lain mencocokkan pekerjaannya dengan
tulisan di papan.
Setelah selesai anak-anak diminta membuat kalimat dengan menggunakan kata-kata yang
ditulis di papan tulis.
Bapak Rahman:
"Anak-anak, lihat kata-kata ini. Ini nama buah-buahan. Baca baik-baik, buat kalimat dengan
kata-kata itu ya."
Anak-anak menjawab serentak:
"Ya, pak."
Kemudian Bapak Rahman pergi ke mejanya dan memperhatikan apa yang dilakukan anak-anak.
Karena tak seorang pun yang mulai bekerja, Bapak Rahman kelihatan tidak sabar.
"Cepat bekerja, dan angkat tangan jika sudah punya kalimat." kata Bapak Rahman dengan suara
keras. Anak-anak kelihatan bingung, namun Bapak Rahman diam saja dan tetap duduk di
kursinya. Perhatian anak-anak menjadi berkurang, bahkan ada yang mulai mengantuk, dan
sebagian mulai bermain-main. Mendengar suara gaduh, Bapak Rahman dengan keras
menyuruh anak-anak diam dan menunjuk seorang anak untuk membacakan kalimatnya. Anak
yang ditunjuk diam karena tidak punya kalimat yang akan dibacakan. Bapak Rahman memanggil
kembali dengan suara keras agar semua anak membuat kalimat.
Pertanyaan Kasus B
1. Bandingkan suasana kelas yang diuraikan pada paragraf 1 dan paragraf selanjutnya, ditinjau
dari segi guru, murid, dan kegiatan
2. Pendekatan pembelajaran mana yang sebaiknya diterapkan oleh Bapak Rahman ketika
mengajar tentang buah-buahan untuk anak-anak kelas 1? Berikan alasan, mengapa
pendekatan tersebut yang anda anggap sesuai.
3. Kembangkan topik buah-buahan yang akan anda sajikan dengan pendekatan yang anda
sebut pada nomor 2.
Jawaban:
Kasus A
1. Kelemahan pembelajaran yang dilakukan ibu Ani yaitu:
1) Ibu Ani sebelum memulai materi, tidak melakukan kegiatan pendahuluan ia langsung
melakukan kegiatan inti.
Alasan: Karena kegiatan pendahuluan sangat penting dilakukan agar konsep pembelajaran
dapat tergambarkan seperti pada kegiatan apersepsi. Gunanya apersepsi dilakukan yaitu
untuk mengingat kembali pelajaran yang telah berlalu dan menghubungkan dengan
pembelajaran yang akan dipelajari ini serta dapat mengkaitkan konsep pelajaran yang akan
dipelajari dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga akan lebih memudahkan siswa untuk
memahami konsep materi yang akan dipelajari dan menyampaikan kepada siswa tujuan
pembelajaran yang akan dicapai siswa.
2) Ibu Ani tidak melibatkan langsung siswa dalam pembelajaran dan tidak menggunakan
contoh soal yang bertahap serta beragam.
Alasan: Agar siswa dapat berpikir kritis dan lebih memahami konsep pembelajaran yang
diberikan. Paling tidak ada beberapa siswa diberi kesempatan untuk maju mengerjakan
beberapa soal dipapan tulis agar siswa aktif dan lebih paham terhadap materi yang
disampaikan. Selain itu, ibu Ani tidak menjelaskan sama sekali bagaimana caranya untuk
menyamakan penyebut bilangan pecahan dan menyederhanakan menjadi pecahan
campuran. Penjelasannya terlalu singkat sehingga sulit bagi siswa untuk memahaminya.
Padahal penjelasan yang runtun, jelas dan logis diperlukan untuk siswa memahami
penjumlahan pecahan tersebut.
3) Ibu Ani tidak melibatkan langsung siswa dalam pembelajaran dan tidak menggunakan
contoh soal yang bertahap serta beragam.
4) Ibu Ani tidak melibatkan langsung siswa dalam pembelajaran dan tidak menggunakan
contoh soal yang bertahap serta beragam.
Alasan: Agar siswa dapat berpikir kritis dan lebih memahami konsep pembelajaran yang
diberikan. Paling tidak ada beberapa siswa diberi kesempatan untuk maju mengerjakan
beberapa soal dipapan tulis agar siswa aktif dan lebih paham terhadap materi yang
disampaikan. Selain itu, ibu Ani tidak menjelaskan sama sekali bagaimana caranya untuk
menyamakan penyebut bilangan pecahan dan menyederhanakan menjadi pecahan
campuran. Penjelasannya terlalu singkat sehingga sulit bagi siswa untuk memahaminya.
Padahal penjelasan yang runtun, jelas dan logis diperlukan untuk siswa memahami
penjumlahan pecahan tersebut.
5) Ibu Ani berargumen bahwa siswa dapat langsung memahami materi penjumlahan pecahan
secara mudah setelah selesai dijelaskan.
Alasan: Sebagai guru jangan pernah berargumen bahwa siswa akan paham terhadap materi
yang disampaikan begitu saja, yang perlu kita ketahui bahwa setiap siswa memiliki
kemampuan yang berbeda-beda dalam memahami pembelajaran, ada yang langsung
paham, ada yang perlu tambahan penjelasan baru bisa paham dan ada yang perlu
memerlukan waktu cukup lama agar bisa memahami materi pembelajaran. Kalau kita
berargumen siswa sudah paham setelah diberikan beberapa contoh soal dan langsung
memberikan tugas untuk diselesaikan ini merupakan tindakan yang keliru.
4) Ibu Ani tidak dapat mengkondisikan kelas yang kondusif, saat mengerjakan soal suasana
kelas ribut dan ibu Ani hanya duduk di depan kelas sambil membaca.
5) Ibu Ani tidak dapat mengkondisikan kelas yang kondusif, saat mengerjakan soal suasana
kelas ribut dan ibu Ani hanya duduk di depan kelas sambil membaca.
Alasan: Suasana kelas yang ribut bisa saja menjadi gambaran bahwa siswa tidak
memahami materi pembelajaran matematika yang dijelaskan oleh ibu Ani, keributan selain
dapat mengganggu siswa lain yang ada didalam kelas juga dapat mengganggu siswa lain
yang ada di dalam kelas juga dapat mengganggu kelas lain yang berada tidak jauh dari
kelas tersebut, siswa ribut bisa diakibatkan beberapa hal salah satunya adalah karena siswa
tidak memahami materi yang disampaikan, tidak berhasil menyelesaikan Lembar Kerja
Siswa (LKS) dan ingin mencontek milik temannya. Seharusnya ibu Ani bisa berkeliling
memastikan siswa mengerjakan sambil memantau siswa yang masih kesulitan sehingga
guru bisa membantu menjelaskan ulang materi agar lebih mudah untuk dipahami dan agar
siswa bisa menyelesaikan soal yang guru berikan.
6) Ibu Ani tidak dapat mengkondisikan kelas yang kondusif, saat mengerjakan soal suasana
kelas ribut dan ibu Ani hanya duduk di depan kelas sambil membaca.
Alasan: Suasana kelas yang ribut bisa saja menjadi gambaran bahwa siswa tidak
memahami materi pembelajaran matematika yang dijelaskan oleh ibu Ani, keributan selain
dapat mengganggu siswa lain yang ada didalam kelas juga dapat mengganggu siswa lain
yang ada di dalam kelas juga dapat mengganggu kelas lain yang berada tidak jauh dari
kelas tersebut, siswa ribut bisa diakibatkan beberapa hal salah satunya adalah karena siswa
tidak memahami materi yang disampaikan, tidak berhasil menyelesaikan Lembar Kerja
Siswa (LKS) dan ingin mencontek milik temannya. Seharusnya ibu Ani bisa berkeliling
memastikan siswa mengerjakan sambil memantau siswa yang masih kesulitan sehingga
guru bisa membantu menjelaskan ulang materi agar lebih mudah untuk dipahami dan agar
siswa bisa menyelesaikan soal yang guru berikan.
7) Ibu Ani tidak dapat mengkondisikan kelas yang kondusif, saat mengerjakan soal suasana
kelas ribut dan ibu Ani hanya duduk di depan kelas sambil membaca.
Alasan: Suasana kelas yang ribut bisa saja menjadi gambaran bahwa siswa tidak
memahami materi pembelajaran matematika yang dijelaskan oleh ibu Ani, keributan selain
dapat mengganggu siswa lain yang ada didalam kelas juga dapat mengganggu siswa lain
yang ada di dalam kelas juga dapat mengganggu kelas lain yang berada tidak jauh dari
kelas tersebut, siswa ribut bisa diakibatkan beberapa hal salah satunya adalah karena siswa
tidak memahami materi yang disampaikan, tidak berhasil menyelesaikan Lembar Kerja
Siswa (LKS) dan ingin mencontek milik temannya. Seharusnya ibu Ani bisa berkeliling
memastikan siswa mengerjakan sambil memantau siswa yang masih kesulitan sehingga
guru bisa membantu menjelaskan ulang materi agar lebih mudah untuk dipahami dan agar
siswa bisa menyelesaikan soal yang guru berikan.
8) Ibu Ani tidak dapat mengkondisikan kelas yang kondusif, saat mengerjakan soal suasana
kelas ribut dan ibu Ani hanya duduk di depan kelas sambil membaca.
Alasan: Suasana kelas yang ribut bisa saja menjadi gambaran bahwa siswa tidak
memahami materi pembelajaran matematika yang dijelaskan oleh ibu Ani, keributan selain
dapat mengganggu siswa lain yang ada didalam kelas juga dapat mengganggu siswa lain
yang ada di dalam kelas juga dapat mengganggu kelas lain yang berada tidak jauh dari
kelas tersebut, siswa ribut bisa diakibatkan beberapa hal salah satunya adalah karena siswa
tidak memahami materi yang disampaikan, tidak berhasil menyelesaikan Lembar Kerja
Siswa (LKS) dan ingin mencontek milik temannya. Seharusnya ibu Ani bisa berkeliling
memastikan siswa mengerjakan sambil memantau siswa yang masih kesulitan sehingga
guru bisa membantu menjelaskan ulang materi agar lebih mudah untuk dipahami dan agar
siswa bisa menyelesaikan soal yang guru berikan.
2. Langkah-langkah pembelajaran penjumlahan pecahan pada siswa kelas 4 SD sebagai berikut:
1) Kegiatan Pendahuluan
Mengucapkan salam, berdoa sama-sama dan melakukan absensi terhadap kehadiran
siswa.
Melakukan refleksi dan apersepsi yaitu membahas secara singkat materi yang berkaitan
dengan penjumlahan pecahan yaitu perkalian dan Kelipatan Persekutuan Terkecil
(KPK).
Menyampaikan materi yang akan dipelajari
Menyampaikan tujuan yang akan dicapai setelah pembelajaran berakhir
2) Kegiatan Inti
Menjelaskan materi secara bertahap, mulai dari mengatakan bahwa bagian atas pecahan
disebut pembilang dan bagian bawah pecahan disebut penyebut. Selanjutnya
menjelaskan bahwa hal yang harus dilakukan siswa adalah menyamakan penyebut
terlebih dahulu baru bisa mendapatkan hasilnya, menjelaskan cara mencari penyebutnya
agar sama. Lalu menjelaskan perkalian yang harus dilakukan yaitu apabila penyebut
dikali maka pembilang juga harus dikali sama dengan penyebut. Lalu terakhir
menyelesaikannya dengan menjumlahkan hasilnya. Contohnya : 1/2 + 3/6, untuk
menyamakan penyebut yang berbeda, penyebut yang lebih besar dibagi dulu dengan
penyebut yang lebih kecil, seperti contoh penyebut 2 dan 6 maka yang besar 6 dibagi 2
hasilnya 3, angka tersebut bisa dibagi maka penyebutnya adalah 6. Jika penyebut yang
berbeda tidak bisa dibagi atau hasilnya berkoma atau tidak genap, maka penyebutnya
harus dicari untuk menyamakan penyebut. Atau dengan cara kedua mengalikan
penyebut dan pembilang agar penyebutnya sama 1/2 + 3/6 = 1x3/ 3x3 + 3x1/6x1 = 3/6
+ 3/6 = 6/6=1 penyebut dari 2 dan 6 adalah 6, di dapat dari perkalian 1 yaitu 2x3= 6 dan
pada perkalian 6 yaitu 6x1=6. Jadi ketemu penyebut 2 dan 6 adalah 6. Atau bisa dengan
cara ketiga yaitu, menyamakan penyebut dengan mencari KPK dari penyebutnya.
Mencari KPK dari dua angka yang berbeda yaitu memilih hasil pemfaktoran yang sama
atau angka yang sama yang paling besar contoh 2 dengan maka yang dpilih adalah
dikalikan dengan hasil pemfaktoran yang berbeda baru menemukan hasil KPK nya.
Di angka penyebut 2 dan 6, KPK dari 2 yaitu 1x2 dan KPK dari 6 adalah 2x3 yang
hasilnya 6, berdasarkan hasil dari KPK 2 dan 6 pemfaktoran yang sama adalah 2 dan
angka yang berbeda adalah 1 dan 3 maka KPK nya yaitu 1x2x3= 6. Sehingga penyebut
untuk 2 dan 6 adalah 6. Maka hasil operasi penjumlahan pecahan 1/2+3/6 = 3/6+3/6 =
6/6. Untuk pecahan yang masih dapat disederhanakan, maka hasilnya harus
disederhanakan dengan cara membagi angka yang sama pada pembilang dan penyebut,
6/6 karena angkanya sama maka langsung saja dibagi 6 maka hasilnya 1/1 atau boleh
juga dituliskan 1 saja.
Untuk menyederhanakan menjadi pecahan campuran di contoh nomor 2, 2/3+3/4 untuk
menyamakan penyebut, saya lebih mudah menjelaskan menggunakan KPK yaitu
mencari pemfaktoran dari 3 yaitu 3x1 dan 4 adalah 2x2 atau 2 pangkat 2, maka
pemfaktoran dari 3 dan 4 yaitu, 1,3 dan atau = 4. Maka hasil KPK nya yaitu 1x3x
=1x3x4=12. Setelah mengetahui penyebutnya pecahan tersebut diganti
penyebutnya dan dibagi dengan pembilangnya untuk 2/3 yaitu 12 dibagi 3= 4 dikalikan
dengan pembilangnya 2 menjadi 8/12 dan 3/4 yaitu 12 dibagi 4= 3 dikalikan dengan
pembilangnya 3 menjadi 9/12 maka operasi penjumlahannya menjadi 8/12+9/12 =
17/12. Untuk pecahan yang hasilnya pembilang lebih besar dari penyebut maka harus
disederhanakan, dengan cara membagi pembilang dengan penyebut, contoh 17/12 ini 17
dibagi 12 dapat 1 sisa 5, maka 1 hasilnya dituliskan sisa 5 menjadi pembilang dan
penyebutnya tetap 12 sehingga hasilnya adalah
Setelah menjelaskan kemudian menanyakan kepada siswa terhadap materi yang baru
saja disampaikan tadi, jika siswa meminta untuk diulang atau ada yang bertanya maka
guru mengulang untuk menjelaskan. Apabila siswa sudah mengatakan paham, maka
guru bisa menuliskan contoh di papan tulis, lalu meminta salah satu siswa untuk
menyelesaikannnya dan begitu seterusnya hingga beberapa soal.
Setelah beberapa siswa maju ke depan mengerjakan soal guru membahas soal yang
dikerjakan siswa agar siswa lain juga paham cara menyelesaikannya.
Barulah kemudian memberikan soal Latihan yang harus dikerjakan siswa dengan
diawasinya oleh guru. Selain itu guru juga bisa berjalan-jalan ke arah bangku siswa
untuk memastikan semua siswa mengerjakan soal agar kelas kondunsif, memastikan
bahwa siswa mengerjakan tugas dengan baik, membantu siswa mengarahkan cara
mencarinya untuk siswa yang masih belum mengerti dan memberikan penjelasan lagi
apabila diminta siswa.
Setelah tugas selesai selanjutnya guru bisa meminta beberapa orang siswa untuk
menuliskannya di papan tulis. Kemudian siswa yang lainnya memperhatikan dengan
melihat hasil pekerjaannya, apabila terdapat kesalahan maka gurunya segera
meluruskan dengan memberikan jawaban yang benar.
3) Kegiatan Penutup
Guru menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, jika ada yang ingin
ditanyakan.
Guru memberikan tugas tambahan untuk siswa kerjakan dirumah.
Dan mengakhiri pembelajaran dengan ucapan salam.
Alasan mengapa langkah diatas dilakukan, karena:
1) Mengajar matematika tentu tidak semudah mengajarkan mata pelajaran lain, perlu
pemahaman yang mendalam, konsep yang ditanamkan kepada siswa harus jelas ketika
mengajarkan pembelajaran matematika sehingga siswa mantap dalam mengembangkan
konsep yang diberikan guru dalam mengerjakan soal.
2) Menggunakan contoh soal yang banyak sangat baik untuk dilakukan, sebab dengan
banyaknya contoh soal maka siswa akan lebih paham dan juga mengerti.
3) Memberikan penjelasan secara bertahap dan jelas ketika pembelajaran matematika
berlangsung. Lebih baik lagi dalam pembelajaran matematika guru memberikan berbagai
alternatif cara menyelesaikan soal. Karena daya tangkap dan pemahaman siswa yang
berbeda atau bervariasi, sehingga nanti siswa bisa memilih cara yang dianggap lebih
mudah, cepat dan tepat dalam meyelesaikan soal.
4) Menggunakan media pembelajaran tertentu, misalnya pada materi penjumlahan pecahan
ini dapat menggunakan media papan pecahan dan media pembelajaran pada materi-
materi lain untuk membantu dalam menyampaikan materi pembelajaran.
Kasus B
1. Suasana kelas yang diuraikan pada paragraf 1 dan paragraf selanjutnya, ditinjau dari segi
guru, murid, dan kegiatan yaitu:
Pada paragraf 1 Bapak Rahman sudah sangat baik dalam memulai pelajaran terlebih lagi
untuk siswa kelas 1 SD yaitu dengan mengajak berbincang-bincang menjalin komunikasi
yang sangat baik dengan siswa tentang lingkungan yang ada disekitar kehidupan sehari-
hari yaitu menyebutkan buah-buahan yang disukai siswa dan buah yang banyak dijual
dipasar. Siswa terlihat aktif dan bersemangat dalam kegiatan pembelajaran, mereka
berlomba menyebutkan dan menuliskan buah yang disukainya.
Pada paragraf selanjutnya, Bapak Rahman tidak menjelaskan cara membuat kalimat
sederhana dan juga tidak memberikan contoh kalimat sederhana yang terdiri dari kata-
kata buah buahan. Suasana kelas gaduh dan ribut, karena siswa tidak mengerti cara
mengerjakan soal yang diberikan Bapak Rahman yaitu membuat kalimat yang terdiri dari
kata-kata buah buahan. Bapak Rahman mengeluarkan suara keras karena mendengar
kegaduhan dan memanggil siswa dengan suara keras agar semua siswa membuat kalimat.
2. Pendekatan pembelajaran yang sebaiknya dilakukan Bapak Rahman bisa saja menggunakan
Pendekatan terpadu kepada siswa yaitu dengan memberikan contoh cara membuat kalimat
sederhana yang terdiri dari kata-kata buah buahan. Lalu meminta siswa menyebutkan nama
buah-buahan yang ada dipasar, kemudian meminta siswa menuliskannya dibuku dan
membuatnya menjadi sebuah kalimat sederhana.
Alasan menggunakan pendekatan terpadu karena penggunaan pendekatan terpadu bisa disebut
dengan pendekatan tematik, sehingga satu materi bisa digunakan untuk mata pelajaran yang
lain. Pendekatan terpadu adalah pendekatan yang lebih berpusat pada keaktifan siswa saat
pembelajaran berlangsung, fleksibel, sesuai dengan minat dan perkembangan siswa.
Bapak Rahman bisa membiarkan setiap siswa untuk berfikir, berimajinasi dan
mengungkapkan kalimat yang dibuat siswa meskipun menggunakan bahasa sehari-hari (tidak
menggunakan bahasa baku), barulah setelah siswa berhasil mengungkapkannya Bapak
Rahman memberikan pernyataan yang benar terhadap kalimat yang diungkapkan siswa.
3. Mengembangkan topik buah-buahan yang akan disajikan dengan pendekatan pada soal nomor
sebelumnya.
Guru memberikan penjelasan tentang cara membuat kalimat yang baik dan benar, lalu
memberikan kalimat sederhana yang terdiri dari kata-kata buah buahan, misalnya: buah apel
berwarna merah, ibu membeli buah jeruk, saya suka buah pisang dan sebagiannya, cukup
dengan kalimat sederhana yang terdiri dari 3-4 kata saja.
Apabila kita mengajarkan pembelajaran tematik dikelas 1 dengan tema buah-buahan, maka
tema ini dapat dikembangkan untuk membelajarkan siswa pada berbagai mata pelajaran yang
terkait dengan tema itu. Misalnya, untuk pelajaran bahasa indonesia, siswa dapat diminta
menuliskan jenis buah-buahan yang biasa mereka jumpai dipasar, untuk mata pelajaran IPA
siswa dapat diajak untuk mengenal bagian-bagian pada buah buahan. Pada mata pelajaran
PKN misalnya, guru dapat mengajarkan perilaku jujur dalam kegiatan jual beli dipasar, pada
mata pelajaran matematika dapat mengajarkan jumlah uang yang harus dibayar saat membeli
buah dipasar dan untuk pelajaran Penjaskes untuk tubuh sehat, kita membutuhkan zat-zat
bergizi berupa vitamin yang terdapat dalam buah-buahan yang kita konsumsi.