Debby Handika Bab II

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Umum

Data proyek untuk Tugas Akhir desain gedung perkuliahan ini sebagai

berikut:

Nama Proyek : JASA KONSTRUKSI DESIGN AND BUILD


PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN NAGRAK
TOWER 6-10
Alamat Proyek : NAGRAK,CILINGCING, JAKARTA UTARA
Konsultan : PT. ELSADAI SERVO CONS
Kontraktor : KSO-ADHI-JAYA KONSTRUKSI-PENTA
Struktur Atap : BETON BERTULANG
Struktur Bangunan : BETON BERTULANG

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian Servie O, Dapas, Ronny Pandeleke (2018) dengan judul

“PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BETON BERTULANG DENGAN

SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS (SRPMK)”. Hasil penelitian

menunjukkan hasil analisis pada gedung laboratorium dengan dimensi penampang

balok 400 x 600 mm dan kolom 700 x 600 mm telah memenuhi kriteria penampang

untuk sistem rangka pemikul momen khusus (SRPMK), yaitu Strong Column Weak

Beam, tahan terhadap gaya geser, dan telah memenuhi syarat pendetailan setiap

komponen-komponen struktur.

6
Hasil penelitian HISYAM ASHFAHANI (2017) dengan judul “DESAIN

STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN DI SURABAYA

MENGGUNAKAN SRPMK DAN SHEARWALL SERTA METODE

PELAKSANAAN PEKERJAAN PONDASI”. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa diperlukannya dinding geser atau shearwall pada bangunan agar tinjauan

Unraked dan periode fundamental struktur yang dimodelkan bisa masuk kisaran

periode struktur yang diizinkan atau memenuhi Ta ≤ T ≤ Cu x Ta. Jika nilai

fundamental struktur tidak memenuhi syarat maka struktur bangunan harus

diperkuat dengan menggunakan dinding geser (shearwall) dan harus diperiksa

kembali pada pemodelan SAP2000. Apabila periode fundamental struktur sudah

memenuhi syarat, maka sistem struktur Dual System dapat digunakan untuk desain

bangunan gedung. Untuk memperoleh struktur yang efisien, perencanaan struktur

Gedung Perkuliahan di Surabaya 11 lantai yang dikenai desain seismik D dan

termasuk kategori resiko IV, dapat dirancang menggunakan sistem struktur

penahan beban lateral yang memenuhi syarat khusus (Sistem Ganda yaitu SRPMK

dan Shearwall) dan pengaruh gempa rencana harus ditinjau dengan periode ulang

gempa 2500 tahun.

Hasil penelitian EDDO BAGUS ARDIANSYAH (2017) dengan judul

“DESAIN STRUKTUR GEDUNG HOLLAND PARK BATU-MALANG

DENGAN MENGGUNAKAN METODE DUAL SYSTEM DAN METODE

PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK DAN PLAT”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa diperlukannya dinding geser atau shearwall pada bangunan

agar tinjauan Unraked dan periode fundamental struktur yang dimodelkan bisa

7
masuk kisaran periode struktur yang diizinkan atau memenuhi Ta ≤ T ≤ Cu x Ta.

Jika nilai fundamental struktur tidak memenuhi syarat maka struktur bangunan

harus diperkuat dengan menggunakan dinding geser (shearwall) dan harus

diperiksa kembali pada pemodelan SAP2000. Apabila periode fundamental struktur

sudah memenuhi syarat, maka sistem struktur Dual System dapat digunakan untuk

desain bangunan gedung. Berdasarkan data tanah, bangunan gedung Holland Park

termasuk KDS D dan kontrol periode fundamental tidak memenuhi ketika Open

Frame sehingga perlu didesain dengan menggunakan metode Dual System.

Hasil penelitian I Putu Bagus Brahmantya Karna (2015) dengan judul

“PERBANDINGAN PERILAKU STRUKTUR BANGUNAN TANPA DAN

DENGAN DINDING GESER BETON BERTULANG”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa hasil simpangan struktur arah X yang terbesar terjadi pada M1

pada lantai ke-7, dengan prsentase 36,11% lebih besar dari M2 dan lebih besar

32,70% dari M3. Untuk simpangan struktur arah Y terbesar terjadi pada M1 pada

lantai ke-7, dengan presentase 46,27% lebih besar dari M2 dan lebih besar 41,43%

dari M3. Penggunaan dinding geser mengakibatkan bertambahnya berat struktur

sebesar 3,98% sehingga perlu dilakukan perubahan dimensi struktur pada balok dan

kolom agar berat strukturnya hanya bertambah sebesar 0,55%.

2.3 Umum

Dalam kenyataanya, peraturan gempa modern semakin kompleks seiring

perkembangan pengetahuan para ahli gempa dan insinyur lainnya tentang

kegempaan yang telah dipelajari dari setiap peristiwa gempa yang telah terjadi.

Dalam perencanaan struktur yang terletak di zona wilayah gempa intensitas

8
tinggi/sangat tinggi perlu dipertimbangkan adanya gaya lateral yang bekerja

terhadap struktur karena beban gempa sangat mempengaruhi perencanaan kekuatan

struktur.

Tata cara perencanaan telah diatur dalam SNI 2847-2019 dimana

perencanaan desain dibedakan berdasarkan Kategori Desain Seismik (KDS) yang

dikenakan pada struktur bangunan. Menurut SNI 2847-2019, bangunan dibagi

menjadi beberapa kategori dimana bangunan dengan resiko seismik rendah

dikategorikan sebagai KDS A dan B, untuk bangunan dengan resiko seismik

menengah dikategorikan sebagai KDS C, dan untuk bangunan dengan resiko

seismik tinggi dikaregorikan sebagai KDS D, E, dan F.

2.4 Sistem Ganda (Dual System)

Menurut SNI 1726-2019 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa

untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non-gedung. Sistem Ganda merupakan

sebuah sistem struktur dengan rangka pemikul beban gravitasi secara lengkap,

sedangkan beban lateral yang diakibatkan oleh gempa dipikul oleh sistem rangka

pemikul momen dan dinding geser dengan rangka pemikul momen yang mampu

menahan paling sedikit 25% gaya gempa yang ditetapkan.

Pada SNI 1726-2019 Tabel 12, sistem ganda dengan rangka pemikul momen

khusus yang mampu menahan paling sedikit 25% gaya gempa yang ditetapkan

dengan dinding geser bertulang khusus memiliki nilai Koefisien Modifikasi

Respons (R) = 7; Faktor Kuat-Lebih Sistem (Ω0) = 2,5; dan Faktor Pembesaran

Defleksi (Cd) = 5,5.

9
2.5 Sistem Rangka Pemikul Momen (SRPM)

Dalam tugas akhir desain struktur gedung perkuliahan ini, direncanakan

menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen (SRPM), dimana terdapat 3 jenis

Sistem Rangka Pemikul Momen, yaitu:

• Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa (SRPMB)

Pada SRPMB, struktur direncanakan tidak terjadi sendi plastis pada balok

ketika terjadi gempa. Pada SRPMB tidak ada detailing khusus pada elemen-

elemen struktur karena memiliki daktilitas terbatas, sehingga hanya cocok

digunakan pada bangunan yang memiliki maksimal KDS B.

• Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM)

Pada SRPMM, struktur direncanakan terbentuk sendi plastis pada saat terjadi

gempa namun bangunan diharapkan sudah runtuh atau gagal sebelum semua

sendi plastis terjadi. Pada SRPMM sudah mulai ada detailing khusus untuk

elemen-elemen struktur. Karena memiliki daktilitas sedang, maka dapat

digunakan pada bangunan yang memiliki maksimal KDS C.

• Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK)

Pada SRPMK, struktur direncanakan terbentuk sendi plastis pada seluruh

balok pemikul gempa sebelum terjadi keruntuhan. Pada SRPMK memiliki

detailing yang lebih ketat pada balok, kolom, dan joint balok-kolom agar

mencapai kondisi struktur yang diharapkan. Karena daktilitas penuh, maka

dapat digunakan pada bangunan yang memiliki KDS D, E, dan F.

10
2.6 Dinding Geser (Shearwall)

Struktur bangunan dengan dinding geser merupakan salah satu konsep

penyelesaian masalah gempa dalam suatu struktur gedung. Dinding geser

merupakan suatu sub-sistem struktur gedung yang berfungsi untuk memikul beban

geser akibat pengaruh gempa rencana yang runtuhnya disebabkan oleh momen

lentur (bukan dari gaya geser) dengan terjadinya sendi plastis pada kakinya, dimana

nilai momen lelehnya dapat mengalami peningkatan terbatas akibat pergeseran

tegangan. Jadi, dinding geser dapat didefinisikan sebagai suatu sub-struktur yang

membantu struktur utama menahan gaya geser yang besar akibat pengaruh gempa

yang direncanakan sedemikian rupa sehingga dapat runtuh akibat terjadinya sendi

plastis pada kakinya dan bukan akibat gaya geser.

Pemasangan dinding geser pada struktur utama sebaiknya simetris. Jika

pemasangan dinding geser tidak simetris, maka efek yang dapat ditimbulkan adalah

terjadinya mode-mode awal struktur yang berbahaya bagi keamanan dan

kenyamanan pengguna gedung. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam

perencanaan dinding geser adalah bahwa dinding geser tidak boleh runtuh akibat

gaya geser. Hal ini disebabkan fungsi utama dinding geser adalah untuk menahan

gaya geser akibat gempa yang tinggi, dan apabila dinding geser tersebut runtuh

akibat gaya geser itu sendiri, maka keseluruhan struktur akan ikut runtuh

dikarenakan tidak ada lagi yang dapat menahan gaya geser tersebut. Dinding geser

hanya boleh runtuh akibat adanya momen plastis yang menyebabkan timbulnya

sendi plastis pada bagian kakinya.

11
Pada dasarnya, Shearwall disebut juga Sistem Dinding Struktural yang

dikelompokkan sebagi berikut:

1. Dinding Struktural Beton Biasa (SDSB)

Sistem dinding struktural yang memiliki tingkat daktilitas terbatas dan hanya

boleh digunakan untuk struktur bangunan yang dikenakan maksimal KDS C.

2. Dinding Struktural Beton Khusus (SDSK)

Sistem dinding struktural yang memiliki tingkat daktilitas penuh dan harus

digunakan untuk struktur bangunan yang dikenakan KDS D, E, dan F.

Gambar 2.1 Mekanisme Keruntuhan Ideal dengan Sendi Plastis pada Ujung-
Ujung Balok dan Kaki Kolom

12

Anda mungkin juga menyukai