Tata Tertib Acara Perayaan Natal
Tata Tertib Acara Perayaan Natal
Tata Tertib Acara Perayaan Natal
Thema
SUSUNAN ACARA
PERAYAAN NATAL GABNIKES 2021
A. Ibadah
1. Prosesi (Hai Mari Berhimpun)
Hai mari berhimpun dan bersukaria
Hai mari semua ke Betlehem
Lihat yang lahir Raja Bala Surga
Sembah dan puji Dia
Sembah dan puji Dia
Sembah dan puji Dia Tuhan-Mu
Terang yang Illahi Allah yang sejati
Telah turun menjadi manusia
Allah sendiri dalam rupa insan
Sembah dan puji Dia
Sembah dan puji Dia
Sembah dan puji Dia Tuhan-Mu
Hai para malaikat
Angkatlah suaramu
Biduan surgawi bernyanyilah
Muliakan Allah Bapa dalam surge
Sembah dan puji Dia
Sembah dan puji Dia
Sembah dan puji Dia Tuhan-Mu
Sembah dan puji Dia Tuhan-Mu
Sembah dan puji Dia Tuhan-Mu
2. Doa Pembuka (Dipimpin oleh WL)
3. Bernyanyi: Hai Kota Mungil Betlehem
Hai kota mungil Betlehem, betapa kau senyap
Bintang di langit cemerlang melihat kau lelap
Namun di lorong gelapmu bersinar terang baka
Harapanmu dan doamu kini terkabulah
Sebab bagimu lahir Mesias, Tuhan-mu
Malaikatlah penjaga-Nya di malam yang teduh
Hai bintang-bintang fajar, beritakan Kabar Baik
Sejahtera di dunia, segala puji naik
Ya Yesus, Anak Betlehem, kunjungi kami pun
Sucikanlah, masukilah yang mau menyambut-Mu
Telah kami dengarkan Berita mulia
Kau beserta manusia kekal selamanya
Kau beserta manusia kekal selamanya
B. Variasi
1. Persembahan
2. Kata Sambutan dari Pembina Gabnikes
3. Kata Sambutan dari yang mewakili undangan
4. Persembahan
5. Kata sambutan dari Ketua Gabnikes
6. Persembahan
Catatan:
Liturgi Pertama
Prolog: Saudara-Saudara yang terkasih didalam Tuhan masih banyak orang yang membuat dunia ini
menjadi Tuhan mereka dan bahkan meniadakan Tuhan sebagai pencipta langit dan bumi
dan marilah kita melihat betapa besar kuasa Allah dalam dunia ini, kita dengarkan
liturgi pertama
1. Mazmur 33:6-7 4. Joh 1:3-4
2. Kejadian 1:31 5. Yoh 1:9-10
3. Joh 1:1-2 6. Kolose 1:16-17
Liturgi Kedua dan ketiga
Prolog: Tinggi hati manusia dapat menghancurkan mereka dan itu dapat dilihat dari
tindakan mereka dan mereka tidak sadar bahwa mereka berasal dari debu tanah. Akibat
hasutan dari iblis, manusia jatuh ke dalam dosa dan mendapatkan hukuman dan
hukuman itu juga terjadi pada manusia sampai saat ini.
Allah telah mengenapkan janjiNya. Seorang Raja yang akan memerintah telah
lahir. pemerintahanNya tidak akan pernah berkesudahan. Mari kita lantunkan
kembali nyanyian para Malaikat beserta para bala tentara surga yang
menyatakan kemuliaan Allah.
Kita dengarkan Liturgi kedua dan ketiga.
1. Kej 2:16-17 6. Yesaya 11:1-2
2. Kej 3:4-5 7. Yoh 3:16
3. Kej 3:6 8. Luk 2: 13-14
4. Kej 6:5 9. Maz 118:1-2
5. Roma 3:23 10. Maz 145:9-11
Liturgi I (Penciptaan)
Langit menceritakan kemuliaan Tuhan, angkasa raya memberitahukan keagungan
ciptaanNya. Malam bersahut-sahutan dengan siang, tidak ada yang tersembunyi di
hadapan Tuhan, untuk itu marilah kita mendengarkan tuturan penciptaan yang telah
Allah lakukan.
1. Matahari telah terbit, tanda sebuah kehidupan yang akan dimulai. Setiap hari
akan membuahkan hikmat. Sampai malam tiba, matahari akan berganti dengan
bulan, maka hari akan berlalu, hikmat akan tinggal.
2. Langit dan cakrawala saling berhias diri, semua menyatakan keindahan kepada
bumi. Langit dalam kemegahannya mencoba membantu mempertahankan ke-
eksisan bumi dengan menaungi dari panas matahari.
3. Udara adalah satu hal yang sangat berharga kepada manusia. Lihatlah rantai
kehidupan yang diciptakan Allah, polusi, dinetralkan oleh tumbuh-tumbuhan
dan kembali menghasilkan O2 yang dibutuhkan oleh manusia, manusia merawat
tumbuh-tumbuhan sehingga pohon-pohon menjadi eksis dalam ruang lingkup
alam.
4. Hewan juga tidak ketinggalan. Hewan menghiasi alam raya dengan karyanya. Ia
ada bukan sebagai pelengkap, namun ia ada sebagai salah satu kebutuhan bumi.
Rantai kehidupan itu menjadi lengkap dan menyambung kembali menciptakan
sebuah lingkaran yang tidak dapat dipisahkan.
5. Sungguh indah, damai dan tentram menyelimuti bumi, sehingga kedinginan
kasih tidak pernah tercipta. Semua menjadi hidup di dalam kehangatan Allah.
6. Darat tempat berpijak, agar manusia, pohon dan hewan memiliki tempat untuk
meletakkan kepalanya. Tidak ada yang kurang, semua menjadi baik. Tanah
menjadi saksi setiap peristiwa yang terjadi di bumi.
7. Laut yang biru rumah sang ikan bertakhta menjadi hidup yang dipagari oleh
darat dan tanah. Ikan akan menari ditengah gemerinciknya air bening. Ribuan
pulau-pulau menjembatani antara darat dengan darat. Sungguh Allah yang
menciptakan semuanya.
1. Setiap hari kita melihat kemajuan yang akan terjadi. Tekhnologi semakin
canggih, hampir semua keinginan terpenuhi. Namun apa dampak yang
dihasilkan? Lihatlah setiap manusia mementingkan dirinya sendiri. Tidak ada
yang perduli lagi dengan sesamanya.
2. Kekuasaan yang melanda hati manusia telah menciptakan sifat egoisme.
Manusia lain yang tidak berkuasa kembali menjadi budak. Yang kuat semakin
kuat, yang lemah semakin lemah.
3. Kaya semakin kaya, miskin semakin miskin. Kebaikan di upayakan oleh
pemerintahnya, dianggap sebagai dongeng belaka. Perbuatan baik diukur
dengan uang. Manusia hidup ditengah-tengah perhambaan akan uang.
4. Adik tidak lagi menghargai abangnya. Orangtua tidak lagi dianggap sebagai
sumber hikmat Ilahi. Penghargaan semakin kurang. Mungkinkan kita mampu
bertahan dalam situasi yang demikian?
5. Kapan semua ini akan berakhir? Kerakusan manusia menciptakan bencana alam
yang tidak dapat lagi dibendung. Pagar alam menjadi rusak dan bercacat. Hutan
tidak lagi mampu bernyanyi. Laut tidak mampu lagi berkilauan. Udara tidak
lagi bersih, air telah tercemar. Semua menjadi rusak.
6. Hukum tidak dihargai, semua menganggap sebuah kebaikan. Menghalalkan
segala cara adalah salah satu jalan pintas. Budaya “semau gue” semakin hidup.
Teguran dan sapaan tidak lagi terngiang. Semua telah pudar.
1. Aku akan bertindak terhadap engkau: Aku akan memurnikan perakmu dengan
garam soda dan akan menyingkirkan segala timah dari padanya.
2. Penuturan Allah itu bukanlah satu hal yang sia-sia. Demi kebaikan manusia,
marilah kita kembali dari jalan kegelapan menuju terang Ilahi.
3. Tidak berguna membangkang dihadapan Tuhan, sungguh Allah telah
menyediakan tempat yang terbaik bagi manusia yang berkenan kepadaNya.
4. Saat ini, ketika kita mendengar suara Allah, marilah kita meluluhkan hati kita,
sehingga keselamatan yang dari pada Allah tidak berlalu dari kita.
5. Bukankah segala perkataan Allah telah hidup dan diam di dalam kita? Bukanlah
firman Allah telah terus berdengung ditelinga kita? Lalu, mengapa kita harus
mengunci hati kita?
6. Allah menyediakan keselamatan yang dari padaNya, camkan dan terimalah
Allah di dalam hidupmu.
Liturgi IV (Penggenapan Keselamatan)
Dua ribu tahun yang lalu firman Allah itu telah menjadi manusia. Ia hidup ditengah-
tengah kita. Ia berkomunikasi dengan kita. Saat ini ketika peristiwa itu kita kenang, apa
yang akan kita perbuat?
1. Dua ribu tahun yang lalu, Yesus hidup ditengah-tengah kita, Ia lahir melalui
Maria bundaNya. Ia memberitahukan bahwa kerajaan Allah sudah dekat.
2. Saat ini kita ingin bersama-sama dengan Yesus kembali. Ketika malaikat
menyuarakan bahwa Raja damai itu telah datang, kita merasa aman dan
tentram, tidak ada yang kurang.
3. Saat ini, mari kita membuka hati kita.. biarkan Kristus bertakhta di relung hati
kita yang terdalam. Mari kita berikan hidup kita, sehingga semuanya menjadi
sebuah kesempurnaan kembali, sama seperti ketika Allah menjadikan dunia ini,
baik dan sempurna.
4. Mengapa engkau masih dalam kegelapan? Lihatlah surya abadi telah terbit. Ia
hadir dan menerangi alam raya. Kegelapan telah disingkirkan, asalkan engkau
membuka hatimu, sinar itu akan meresap.
5. Saudara-saudari, bersama-sama dengan para malaikat, mari kita mengundang
Yesus untuk lahir dan bertakhta di hati kita. Pujilah Tuhan sebab Ia baik,
Pujilah Tuhan sebab Ia maha agung, kasih setiaNya tidak berkesudahan dari
sekarang sampai selamanya.
Liturgi V (Kemuliaan)
Keselamatan itu telah nyata. Firman telah menjadi daging, kemuliaan Tuhan melingkupi
alam raya. Hati yang beku telah dicairkan. Mulialah namaMu, kami puji Dikau, seperti
malak yang mengungkapkan kemuliaanMu.
1. Kemuliaan bagi Allah ditempat yang maha tinggi, damai dibumi diantara
manusia yang berkenan kepadaNya.
2. Pujilah Dia dengan sorak-sorai, pujilah Dia dengan gambus dan kecapi, pujilah
Dia dengan sangkakala, biarlah segala yang bernafas memuji dan memuliakan
namaMu.
3. Tuhan maha adil, tiada yang sebanding dengan Engkau. Kerajaan-kerajaan akan
tunduk dan bertekuk lutut. Semua lidah akan mengaku bahwa Engkau adalah
Allah, Raja dari segala raja. Tuhan dan segala tuan.
4. Gloria bagi namaMu yang maha kudus. Engkau datang memperdamaikan
manusia dengan diriMu. Lihatlah, kesempurnaan kini telah lahir, bumi penuh
dengan sukacita.
5. Alam raya berkumandang, dari lembah ke lembah, dari bukit ke bukit. Sudut-
sudut kota dan alam-alam desa seluruhnya bergemuruh menyuarakan
keagungan sang Raja yang telah lahir.
6. “Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatunya baru”, itulah FirmanMu yang saat
ini telah nyata. Kemuliaan bagi Engkau ditempat yang maha tinggi. Amin