Presentasi Sejawat UKMPPD Kardiovaskular
Presentasi Sejawat UKMPPD Kardiovaskular
Presentasi Sejawat UKMPPD Kardiovaskular
KARDIOVASKULAR
Kampus Sejawat
Sejawat Indonesia
LAYOUT SISTEM
KARDIOVASKULAR
SNPPDI 2019
LAYOUT SISTEM KARDIOVASKULAR SNPPDI 2019
SOAL NO. 1
Seorang wanita berusia 52 tahun datang dengan keluhan nyeri dada sejak 4 jam yang
lalu. Nyeri ini dirasakan kurang lebih 50 menit dan tidak membaik meskipun pasien
beristirahat. Pada pemeriksaan EKG didapatkan adanya gambaran T inverted pada
lead II, III dan avF. Dokter kemudian melanjutkan pemeriksaan enzim jantung dan
didapatkan hasil kadar troponin T tidak meningkat.
Diagnosis yang sesuai dengan kondisi pasien adalah …
a. Angina pektoris stabil
b. Angina pektoris tidak stabil
c. Angina prinzmetal
d. STEMI
e. NSTEMI
SOAL NO. 1
Seorang wanita berusia 52 tahun datang dengan keluhan nyeri dada sejak 4 jam yang
lalu. Nyeri ini dirasakan kurang lebih 50 menit dan tidak membaik meskipun pasien
beristirahat. Pada pemeriksaan EKG didapatkan adanya gambaran T inverted pada
lead II, III dan avF. Dokter kemudian melanjutkan pemeriksaan enzim jantung dan
didapatkan hasil kadar troponin T tidak meningkat.
Diagnosis yang sesuai dengan kondisi pasien adalah …
a. Angina pektoris stabil
b. Angina pektoris tidak stabil
c. Angina prinzmetal
d. STEMI
e. NSTEMI
SOAL NO. 1
- Nyeri dada >20 menit, tidak membaik dengan istirahat
- EKG: T inverted pada lead II, III, avF
- Biomarker jantung: Troponin T tidak meningkat
Diagnosis yang sesuai dengan kondisi pasien adalah …
a. Angina pektoris stabil → nyeri dada membaik dengan istirahat, EKG dan
biomarker jantung normal
b. Angina pektoris tidak stabil
c. Angina prinzmetal → vasospasme, sering pada malam hari, EKG ST elevasi
yang membaik dengan nitrat
d. STEMI → nyeri dada tidak membaik dengan istirahat, EKG ST elevasi,
biomarker jantung meningkat
e. NSTEMI → nyeri dada tidak membaik dengan istirahat, EKG ST depresi atau T
inverted, biomarker jantung meningkat
SKDI
3B
SINDOMA KORONER AKUT
ISKEMIA INFARK
LOKASI OKLUSI
SKDI
SINDOMA KORONER AKUT 3B
Nyeri dada kardiak atau non Sifar nyeri dan faktor risiko pada kasus
kardiak?
Normal: Stable Angina Pectoris
EKG
STEMI NSTEMI
LOKASI OKLUSI
SKDI
SINDROMA KORONER AKUT 3B
BIOMARKER JANTUNG
- Nyeri dada <20 menit - Nyeri dada >20 menit - Nyeri dada >20 menit
- Biasanya muncul - Nyeri saat aktivitas - Nyeri saat aktivitas maupun istirahat
saat aktivitas maupun istirahat - EKG abnormal
- Hilang saat istirahat - Enzim jantung normal - Enzim jantung meningkat
- Penunjang: Treadmill
SOAL NO. 2
Seorang laki-laki berusia 67 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan nyeri dada kiri
yang tidak bisa ditunjuk lokasinya sejak satu jam yang lalu. Nyeri dirasakan seperti
tertindih benda berat dan menjalar sampai ke bahu kiri. Keluhan disertai dengan
keringat dingin dan mual. Keluhan ini tidak membaik meskipun pasien sudah
beristirahat. Pasien pernah mengalami hal serupa sebelumnya, namun membaik
dengan sendirinya. Setelah dilakukan pemeriksaan EKG didapatkan gambaran ST
elevasi pada lead I, AVL dan V5-V6 dengan peningkatan enzim troponin.
Diagnosis yang tepat dari kasus di atas adalah ….
a. STEMI inferior
b. STEMI lateral
c. STEMI anterolateral
d. NSTEMI lateral
e. Unstable angina
SOAL NO. 2
Seorang laki-laki berusia 67 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan nyeri dada kiri
yang tidak bisa ditunjuk lokasinya sejak satu jam yang lalu. Nyeri dirasakan seperti
tertindih benda berat dan menjalar sampai ke bahu kiri. Keluhan disertai dengan
keringat dingin dan mual. Keluhan ini tidak membaik meskipun pasien sudah
beristirahat. Pasien pernah mengalami hal serupa sebelumnya, namun membaik
dengan sendirinya. Setelah dilakukan pemeriksaan EKG didapatkan gambaran ST
elevasi pada lead I, AVL dan V5-V6 dengan dengan peningkatan enzim troponin.
Diagnosis yang tepat dari kasus di atas adalah ….
a. STEMI inferior
b. STEMI lateral
c. STEMI anterolateral
d. NSTEMI lateral
e. Unstable angina
SOAL NO. 2
• Nyeri dada kiri sejak satu jam yang lalu dan tidak membaik meskipun beristirahat
• EKG: ST elevasi pada lead I, avL dan V5-V6
• Terdapat peningkatan enzim troponin.
Diagnosis yang tepat dari kasus di atas adalah ….
a. STEMI inferior → ST elevasi pada lead II, III, aVF
b. STEMI lateral
c. STEMI anterolateral → ST elevasi pada lead V2-V6, I, aVL
d. NSTEMI lateral → ST depresi atau T inverted pada lead I, aVL dan V5-V6
e. Unstable angina
PEMBAHASAN NO. 2 SKDI
SINDROMA KORONER AKUT 3B
SKDI
3B
SINDOMA KORONER AKUT
SKDI
SINDROMA KORONER AKUT 3B
LOKASI OKLUSI
SKDI
SINDROMA KORONER AKUT 3B
LOKASI OKLUSI
SOAL NO. 3
Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan nyeri dada kiri
sejak satu jam yang lalu. Nyeri ini dirasakan secara tiba-tiba saat sedang membaca
koran dan masih dirasakan hingga saat ini. Keluhan ini disertai dengan mual dan
keringat dingin. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 150/90 mmHg,
denyut nadi 95 kali/menit, frekuensi napas 22 kali/menit dan suhu 36,5 C. pada
pemeriksaan EKG didapatkan ST elevasi pada lead I, avL, dan V5-V6 dan ditemukan
peningkatan enzim jantung. Jarak lokasi RS rujukan dengan cathlab sejauh 3 jam
perjalanan.
Tatalaksana definitif yang tepat pada pasien ...
a. Diberikan ISDN 5 mg sublingual
b. Rujuk pasien ke RS rujukan untuk tindakan PCI
c. Berikan streptokinase 1,5 juta unit IV
d. Asam asetilsalisilat 1 x 320 mg PO
e. Asam asetilsalisilat 1 x 80 mg PO
SOAL NO. 3
Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan nyeri dada kiri
sejak satu jam yang lalu. Nyeri ini dirasakan secara tiba-tiba saat sedang membaca
koran dan masih dirasakan hingga saat ini. Keluhan ini disertai dengan mual dan
keringat dingin. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 150/90 mmHg,
denyut nadi 95 kali/menit, frekuensi napas 22 kali/menit dan suhu 36,5 C. pada
pemeriksaan EKG didapatkan ST elevasi pada lead I, avL, dan V5-V6 dan ditemukan
peningkatan enzim jantung. Jarak lokasi RS rujukan dengan cathlab sejauh 3 jam
perjalanan.
Tatalaksana definitif yang tepat pada pasien ...
a. Diberikan ISDN 5 mg sublingual
b. Rujuk pasien ke RS rujukan untuk tindakan PCI
c. Berikan streptokinase 1,5 juta unit IV
d. Asam asetilsalisilat 1 x 320 mg PO
e. Asam asetilsalisilat 1 x 80 mg PO
SOAL NO. 3
- Laki-laki, 60 tahun
- Nyeri dada kiri satu jam lalu, tiba-tiba hingga saat ini
- EKG: ST elevasi pada lead I, avL dan V5-V6
- Jarak lokasi rujukan cathlab sejauh 3 jam perjalanan
Tatalaksana definitif yang tepat pada pasien ...
a. Diberikan ISDN 5 mg sublingual
b. Rujuk pasien ke RS rujukan untuk tindakan PCI
c. Berikan streptokinase 1,5 juta unit IV
d. Asam asetilsalisilat 1 x 320 mg PO
e. Asam asetilsalisilat 1 x 80 mg PO
PEMBAHASAN NO. 3 SKDI
SINDROMA KORONER AKUT 3B
SKDI
3B
SINDOMA KORONER AKUT
SKDI
SINDROMA KORONER AKUT 3B
TATALAKSANA
Aspirin
• (ISDN tab 5 mg, NTG 0.4 – 05 mg) pada pasien yang masih nyeri
dada di IGD
• Dapat diulang 3 kali dengan jarak 5 menit → tidak membaik maka
nitrat dapat diberikan secara IV
Morfin sulfat
TATALAKSANA
SKDI
SINDROMA KORONER AKUT 3B
TATALAKSANA
KONTRAINDIASI FIBRINOLITIK
Trauma
Stroke hemoragik Stroke iskemik >3 kraniofasial
kapanpun jam dan <3 bulan signifikan dalam
3 bulan
Perdarahan aktif
atau gangguan
perdarahan
SOAL NO. 4
Seorang laki-laki berusia 65 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sesak napas yang
dirasakan sejak 4 bulan yang lalu. Sesak ini dirasakan secara terus menerus saat
beraktivitas maupun istirahat. Pasien juga mengeluhkan sering terbangun malam hari
karena sesak napas dan kadang perlu beberapa bantal untuk tidur. Riwayat hipertensi
sejak 7 tahun yang lalu, namun tidak rutin konsumsi obat. Pada pemeriksaan fisis
ditemukan tekanan darah 160/100 mmHg, denyut nadi 92 kali/menit, frekuensi napas 30
kali/menit dan suhu 36,9 C, JVP 5+3, ronkhi +/+ basal paru dan edema kedua tungkai.
Pada pemeriksaan xray thorax didapatkan kardiomegali.
Diagnosis yang tepat untuk kondisi pasien ...
a. Emboli paru
b. Asma kardiak
c. Penyakit paru obstruktif
d. Gagal jantung kronik
e. Angina pektoris tidak stabil
SOAL NO. 4
Seorang laki-laki berusia 65 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sesak napas
yang dirasakan sejak 4 bulan yang lalu. Sesak ini dirasakan secara terus menerus saat
beraktivitas maupun istirahat. Pasien juga mengeluhkan sering terbangun malam hari
karena sesak napas dan kadang perlu beberapa bantal untuk tidur. Riwayat hipertensi
sejak 7 tahun yang lalu, namun tidak rutin konsumsi obat. Pada pemeriksaan fisis
ditemukan tekanan darah 160/100 mmHg, denyut nadi 92 kali/menit, frekuensi napas 30
kali/menit dan suhu 36,9 C, JVP 5+3, ronkhi +/+ basal paru dan edema kedua tungkai.
Pada pemeriksaan xray thorax didapatkan kardiomegali.
Diagnosis yang tepat untuk kondisi pasien ...
a. Emboli paru
b. Asma kardiak
c. Penyakit paru obstruktif
d. Gagal jantung kronik
e. Angina pektoris tidak stabil
SOAL NO. 4
• Laki-laki, 65 tahun
• sesak napas sejak 4 bulan lalu, terus menerus saat aktivitas dan istirahat
• sering terbangun malam hari dan perlu bantal untuk tidur
• riwayat HT, tidak rutin konsumsi obat
• TD 160/100 mmHg, JVP 5+3, ronkhi basal paru dan edema tungkai
• CXR: Kardiomegali
Diagnosis yang tepat untuk kondisi pasien ...
a. Emboli paru
b. Asma kardiak
c. Penyakit paru obstruktif
d. Gagal jantung kronik
e. Angina pektoris tidak stabil
PEMBAHASAN NO. 4
SKDI
GAGAL JANTUNG 3A/3B
POSITIF apabila
2 MAYOR
ATAU
1 MAYOR +
2 MINOR
SKDI
GAGAL JANTUNG 3A/3B
SKDI
GAGAL JANTUNG KANAN DAN KIRI 3A/3B
TATALAKSANA
SKDI
3A/3B
GAGAL JANTUNG
PEMBESARAN JANTUNG
ATRIUM KANAN
P Pulmonale
Merupakan gambaran P yang meninggi
(P lebih dari 3 kotak), sering
diakibatkan oleh kelainan jantung
kongenital, kelainan katup tricuspid
dan hipertensi pulmunal
PEMBESARAN JANTUNG
VENTRIKEL KANAN
• Pemeriksaan fisis: apex jantung bergeser ke
lateral
• CXR: apex terangkat pada foto PA dan
penyempitan ruang retrosternal pada lateral
• EKG: rasio R/S >1 di V1
RVH
ATRIUM KIRI
P Mitral
Adalah P yang lebih dari 3 kotak dan dapat berbentuk seperti huruf M
Kriteria EKG
1. Sokolow Lyon : S di V1 + R di V5/V6 >35 mm
2. Cornell : S pada V3 + R di aVL >24 mm pada
pria dan >20 mm pada wanita
SOAL NO. 5
Seorang wanita berusia 63 tahun datang dengan keluhan sesak napas sejak 3 bulan
yang lalu. Sesak napas ini dirasakan saat melakukan aktivitas ringan, namun membaik
apabila istirahat. Pasien juga tidur dengan2 bantal dan sering terbangun pada malam
hari karena sesak. Pasien memiliki riwayat hipertensi namun tidak rutin minum obat
sejak 5 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 150/100
mmHg, denyut nadi 85 kali/menit, frekuensi napas 29 kali/menit, suhu afebris, JVP
meningkat, ronkhi basah halus pada basal kedua paru dan edema tungkai.
Klasifikasi kondisi pasien berdasarkan acuan NYHA adalah ...
a. NYHA I
b. NYHA II
c. NYHA III
d. NYHA IV
e. NYHA V
SOAL NO. 5
Seorang wanita berusia 63 tahun datang dengan keluhan sesak napas sejak 3 bulan
yang lalu. Sesak napas ini dirasakan saat melakukan aktivitas ringan, namun membaik
apabila istirahat. Pasien juga tidur dengan2 bantal dan sering terbangun pada malam
hari karena sesak. Pasien memiliki riwayat hipertensi namun tidak rutin minum obat
sejak 5 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 150/100
mmHg, denyut nadi 85 kali/menit, frekuensi napas 29 kali/menit, suhu afebris, JVP
meningkat, ronkhi basah halus pada basal kedua paru dan edema tungkai.
Klasifikasi kondisi pasien berdasarkan acuan NYHA adalah ...
a. NYHA I
b. NYHA II
c. NYHA III
d. NYHA IV
e. NYHA V
SOAL NO. 5
• Wanita, 63 tahun
• Sesak napas sejak 3 bulan lalu saat aktivitas ringan dan membaik saat istirahat
• Tidur dengan dua bantal dan sering terbangun malam hari
• Riwayat hipertensi, tidak rutin minum obat sejak 5 tahun yang lalu
• TD 150/100 mmHg, JVP meningkat, ronkhi basah halus edema tungkai
POSITIF apabila
2 MAYOR
ATAU
1 MAYOR +
2 MINOR
PNR PICASO
SKDI
GAGAL JANTUNG 3A/3B
KLASIFIKASI
Stadium A: memiliki faktor risiko tinggi gagal jantung. Tidak Kelas I: Tidak ada batasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
ada gangguan struktural atau fungsional, serta tidak ada Aktivitas sehari-hari tidak menyebabkan lelah, dyspnea, atau
tanda/gejala palpitasi (disfungsi ventrikel kiri asimptomatik).
Stadium B: terdapat kelainan struktural jantung yang Kelas II: Keterbatasan ringan dalam melakukan aktivitas sehari-
berhubungan dengan perkembangan gagal jantung, tidak hari. Aktivitas sehari-hari menimbulkan lelah, palpitasi, dyspnea,
terdapat tanda/gejala dan nyeri dada (gagal jantung kronik ringan).
POSITIF apabila
2 MAYOR
ATAU
1 MAYOR +
2 MINOR
PNR PICASO
SKDI
GAGAL JANTUNG 3A/3B
KLASIFIKASI
Stadium A: memiliki faktor risiko tinggi gagal jantung. Tidak Kelas I: Tidak ada batasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
ada gangguan struktural atau fungsional, serta tidak ada Aktivitas sehari-hari tidak menyebabkan lelah, dyspnea, atau
tanda/gejala palpitasi (disfungsi ventrikel kiri asimptomatik).
Stadium B: terdapat kelainan struktural jantung yang Kelas II: Keterbatasan ringan dalam melakukan aktivitas sehari-
berhubungan dengan perkembangan gagal jantung, tidak hari. Aktivitas sehari-hari menimbulkan lelah, palpitasi, dyspnea,
terdapat tanda/gejala dan nyeri dada (gagal jantung kronik ringan).
TATALAKSANA
SKDI
GAGAL JANTUNG 3A/3B
TATALAKSANA
TATALAKSANA
SOAL NO. 7
Seorang laki-laki, usia 40 tahun, datang ke IGD dengan keluhan jantung berdebar-debar. Keluhan
disertai dengan keringat dingin dan sesak napas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
100/80 mmHg, nadi 115 kali/menit, Suhu 36.5C, frekuensi napas 27 kali/menit, SpO2 98% dan akral
dingin. Pada pemeriksaan EKG didapatkan gambaran:
ARITMIA
ATRIAL FIBRILASI
Laju : >350x/menit
Irama : Irreguler
Gelombang O : Tidak terlihat
Interval PR : Sulit dinilai
SKDI
3B TAKIARITMIA
SUPRAVENTRIKULAR TAKIKARDI
Laju : 150-250x/menit
Irama : Reguler
Gelombang O : Tidak terlihat
Interval PR : Normal
ATRIAL FLUTTER
Laju : 200-350x/menit
Irama : Reguler
Gelombang O : Sawtooth
Interval PR : Sulit dinilai
SKDI
3B TAKIARITMIA
VENTRIKULAR TAKIKARDI
Laju : 100-250x/menit
Irama : Reguler
Gelombang O : Tidak ada
Interval PR : Tidak ada
TORSADES DE POINTES
Laju : 200-250x/menit
Irama : Irreguler
Gelombang O : Tidak ada
Interval PR : Tidak ada
VENTRIKULAR FIBRILASI
Laju : Tak dapat dinilai
Irama : Kacau
Gelombang O : Tidak ada
Interval PR : Tidak ada
TAKIARITMIA
TATALAKSANA (AHA 2015)
SKDI
3B
SKDI
TAKIARITMIA 3B
Stabil ATAU tidak stabil?
STABIL
QRS SEMPIT
STABIL
QRS LEBAR
Ventrikel Fibrilasi
Ireguler
Amiodarone
Torsedes de Pointes * TdP → MgS04
SKDI
TAKIARITMIA 3B
Stabil ATAU tidak stabil?
TIDAK STABIL
QRS SEMPIT
Supraventicular takikardi
Reguler Synchronize cardioversion 50 – 100 J
(50 J)
Atrial Flutter
TIDAK STABIL
QRS LEBAR
Ventrikel Fibrilasi
Ireguler Defibrilasi
Torsedes de Pointes
SKDI
3B
TAKIARITMIA
TATALAKSANA (AHA 2020, ACLS PERKI 2021)
PERBEDAAN:
Kontraindikasi
ARITMIA
Derajat 1 seperti lagi LDR! Makin lama makin jauh terus tiba-tiba
Jaraknya jauh dan konstan (PR interval dimintai putus (PR semakin memanjang
memanjang konstan, tanpa ada blok) dan ada blok)
BRADIARITMIA
TATALAKSANA
AV Block Derajat 2 Mobitz 2 dan 3
langsung diberikan pacemaker
SKDI
3B
BRADIARITMIA
TATALAKSANA
PERBEDAAN:
Fluid challenge dilakukan dengan memberi cairan koloid atau kristaloid 250-500 ml dalam
20-30 menit. Apabila membaik maka mungkin merupakan syok hipovolemik
SKDI
SYOK KARDIOGENIK 3A/3B
IBU (doBUtamin)
baPA (doPAmin)
NEnek (NorEpinefrin)
Tanda syok:
CRT >2 detik, akral dingin
SKDI
SYOK KARDIOGENIK 3A/3B
PERBEDAAN:
CARDIAC ARREST
HIGH QUALITY CPR
Push fast
Push hard
(kecepatan
(minimal 5 cm
kompresi 100-
untuk dewasa)
120x/menit)
Complete recoil
Hindari ventilasi
setelah setiap
berlebihan
kompresi
Interupsi minimal
SKDI
CARDIAC ARREST 3A/3B
1. VF
1. VT
2. VT
SKDI
CARDIAC ARREST 3A/3B
1. VT
2. Asystole
SOAL NO. 11
Seorang laki-laki berusia 45 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan jantung berdebar-
debar sejak 2 hari yang lalu. Keluhan ini dirasakan hilang timbul sejak 4 bulan terakhir
namun pasien belum berobat. Keluhan lain tidak ada. Saat pemeriksaan fisik didapatkan
tekanan darah 120/70 mmHg, denyut nadi 130 kali/menit, frekuensi napas 24 kali/menit
dan suhu 37,1 C. saat dilakukan auskultasi didapatkan adanya kelainan jantung berupa
stenosis katup trikuspid.
Hasil auskultasi yang sesuai dengan diagnosis di atas adalah...
a. Murmur sistolik pada ICS IV parasternalis kiri
b. Murmur sistolik pada apeks jantung
c. Murmur diastolik pada apeks jantung
d. Murmur diastolik pada ICS IV parasternalis kiri
e. Murmur kontinyu pada ICS II sternalis kiri
SOAL NO. 11
Seorang laki-laki berusia 45 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan jantung berdebar-
debar sejak 2 hari yang lalu. Keluhan ini dirasakan hilang timbul sejak 4 bulan terakhir
namun pasien belum berobat. Keluhan lain tidak ada. Saat pemeriksaan fisik didapatkan
tekanan darah 120/70 mmHg, denyut nadi 130 kali/menit, frekuensi napas 24 kali/menit
dan suhu 37,1 C. saat dilakukan auskultasi didapatkan adanya kelainan jantung berupa
stenosis katup trikuspid.
Hasil auskultasi yang sesuai dengan diagnosis di atas adalah...
a. Murmur sistolik pada ICS IV parasternalis kiri
b. Murmur sistolik pada apeks jantung
c. Murmur diastolik pada apeks jantung
d. Murmur diastolik pada ICS IV parasternalis kiri
e. Murmur kontinyu pada ICS II sternalis kiri
PEMBAHASAN NO. 11
SKDI
PENYAKIT KATUP JANTUNG 3A/3B
Murmur Murmur
KATUP
Sistolik Diastolik
Aorta,
Stenosis Regurgitasi
Pulmonal
Mitral,
Regurgitasi Stenosis
Trikuspid
PEMBAHASAN NO. 11
PENYAKIT KATUP JANTUNG SKDI
3A/3B
1. Lokasi katup
• Katup aorta → SIC 2 parasternal dextra • Katup trikuspid → SIC 4 parasternal sinistra
• Katup pulmonal → SIC 2 parasternal sinistra • Katup mitral → SIC 4 midclavicula sinistra
2. Fase katup
• Sistolik (ventrikel kontraksi) → katup pulmonal, aorta terbuka • Diastolik (ventrikel mengisi) → katup trikuspid, mitral terbuja
3. Kelainan katup
• Stenosis → gangguan saat membuka
• Regurgitasi/insufisiensi→ gangguan saat menutup
Tetralogy of Fallot
(ToF)
Transposition of Great
Arteries (TGA)
SKDI
ASIANOTIK 2
Tertralogy of Fallot Bising ejeksi sistolik linea parasternalis kiri SIC 1-2
L→R
Tertralogy of Fallot Bising ejeksi sistolik linea parasternalis kiri SIC 1-2
ETIOLOGI
Robekan pada tunika intima aorta yang
menyebabkan aliran darah dari lumen aorta • Hipertensi (75%)
menuju tunika media → false lumen • Trauma tindakan intravaskular (5%)
• Pada usia <40 tahun → Marfan dan kehamilan
Manifestasi Klinis:
• Nyeri mendadak seperti dirobek
• Tanda syok
• ETIOLOGI:
Inflamasi pada arteri atau vena Gangren pada
(vaskulitis) ujung jari
• LOKASI:
Tersering pada a. tibialis dan a. radialis
• EPIDEMIOLOGI dan FAKTOR RISIKO: TATALAKSANA
Terbanyak pada usia <35 tahun
berhubungan dengan perokok • Cilostazol: inhibitor fosfodiesterase dengan
efek vasodilator dan antiplatelet, meningkatkan
• GEJALA: durasi olahraga. Dosis 100 mg (2 kali sehari),
kladikasio intermitten, nyeri pada ujung hati-hati pada gagal jatung (dosis jadi 50 mg 2
kaki saat istirahat dan gangren/ulkus kali sehari
pada ujung-ujung jari • Pentoxifylline: derivate xantine, meningkatkan
aliran darah ke mikrosirkulasi
SOAL NO. 16
Seorang laki-laki berusia 59 tahun dibawa ke IGD oleh keluarganya karena mengeluh
nyeri perut hebat secara tiba-tiba sejak satu jam yang lalu. Nyeri juga dirasakan
menjalar sampai ke bagian punggung. Riwayat nyeri seperti ini sebelumnya tidak ada.
Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 6 tahun yang lalu, namun tidak rutin minum
obat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 80/50 mmHg, denyut nadi 105
kali/menit, frekuensi napas 19 kali/menit, suhu 36,7 C, akral dingin dengan CRT 3 detik.
Pada pemeriksaan abdomen teraba massa pulsatil di regio umbilicalis.
Kemungkinan diagnosis pasien adalah ….
a. Nefrolithiasis
b. Infark Miokard
c. Diseksi Aorta
d. Ruptur aneurisma aorta abdominalis
e. Aneurisma aorta abdominalis
SOAL NO. 16
Seorang laki-laki berusia 59 tahun dibawa ke IGD oleh keluarganya karena mengeluh
nyeri perut hebat secara tiba-tiba sejak satu jam yang lalu. Nyeri juga dirasakan
menjalar sampai ke bagian punggung. Riwayat nyeri seperti ini sebelumnya tidak ada.
Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 6 tahun yang lalu, namun tidak rutin minum
obat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 80/50 mmHg, denyut nadi 105
kali/menit, frekuensi napas 19 kali/menit, suhu 36,7 C, akral dingin dengan CRT 3
detik. Pada pemeriksaan abdomen teraba massa pulsatil di regio umbilicalis.
Kemungkinan diagnosis pasien adalah ….
a. Nefrolithiasis
b. Infark Miokard
c. Diseksi Aorta
d. Ruptur aneurisma aorta abdominalis
e. Aneurisma aorta abdominalis
PEMBAHASAN NO. 16
SKDI
ANEURISMA AORTA ABDOMINALIS 1
( Dilatasi diameter aorta ≥50% dari ukuran normal (diameter ≥ 30 mm) )
Manifestasi Klinis
• Etiologi: terutama berkaitan dengan • Seringkali asimptomatis
proses degenerasi dan aterosklerosis • Massa pulsatik tidak nyeri pada abdomen
• Nyeri punggung atau nyeri abdomen kronik
• Faktor risiko: merokok, hipertensi, • Hematuria/perdarahan saluran cerna
dislipidemia, laki-laki, usia >65 tahun,
Komplikasi: Ruptur Aneurisma Aorta
genetik
• Gejala: nyeri abdomen, punggung atau pinggang yang
• Lokasi: infrarenal (tersering), suprarenal, mendadak
pararenal, juxtarenal • Dapat menimbulkan syok hemoragik
Pemeriksaan penunjang
• USG
• CT Scan Angiografi
• CTA dan MRA: gold standard
Terapi
• Repair endovaskular
TERIMA
KASIH