Makalah Retorika Dan Konsep Diri
Makalah Retorika Dan Konsep Diri
Makalah Retorika Dan Konsep Diri
DI SUSUN OLEH:
1. WINDI EFRILIYA PUTRI GINTING
2. TIA ANDINI
3. ANUGRAH RAMADHAN PASARIBU
4. MAHARANI NASUTION
5. FAJAR SIDDIQ
6. ANIS AFIZA RAMBE
7. IMELDA
8. ROSA KURNIA RAMBE
9. ROMINA H
10. RINI ANTIKA
11. FIRLY LAILA
Dalam komunikasi interpersonal, konsep diri memiliki peranan yang sangat penting.
Berkaitan dengan konsep diri, maka ada 2 faktor yang mempengaruhi konsep diri, yaitu
orang lain dan kelompok rujukan.
1) Orang Lain
Dalam membentuk konsep diri kita, maka orang lain memiliki pengaruh yang sangat
dominan. Dalam hal ini, orang yang paling dekat dengan diri kita yang disebut sebagai
significant others (orang lain yang sangat penting, mereka adalah orang tua kita,
saudara- saudara kita, dan orang yang tinggal satu rumah dengan kita), merupakan
orang-orang yang memiliki pengaruh yang sangat kuat dengan pembentukan konsep diri
kita.
Sebagai contoh orang tua kita, ketika kecil orang tua selalu mengajarkan kita untuk
selalu mengucapkan salam ketika masuk rumah, maka kebiasaan tersebut akan
mempengaruhi kita sampai kita dewasa. Orang-orang yang disebut dengan significant
others memiliki pengaruh yang sangat dominan dalam pembentukan konsep diri kita,
karena kita selalu berinteraksi dengan mereka sepanjang waktu, selalu bersama-sama
dan sangat dekat dengan kita. Sehingga secara tidak langsung akan memengaruhi konsep
diri kita.
Dalam melakukan komunikasi, setiap individu harus memahami karakter orang lain yang
memiliki budaya yang berbeda. Budaya mempengaruhi pembentukan konsep diri dan juga
berpengaruh terhadap individu ketika melakukan komunikasi interpersonal. Budaya merupakan
penataan alur berpikir yang membedakan suatu kelompok manusia dari kelompok lainnya (Geert
Hofstede). Dalam memandang budaya, Dr Gary (1985) membagi kebudayaan menjadi masyarakat
abstraktif dan asosiatif atau masyarakat dengan kebudayaan Barat dan Timur. Tantangan dan
kesempatan budaya tersebut muncul pada tahun 1900-an dimana banyak bermunculan budaya yang
berbeda di dunia.
Ketika melakukan komunikasi, sukses atau tidaknya komunikasi tersebut sangat bergantung
pada kualitas konsep diri yang dimiliki, positif atau negatif.
Orang yang memiliki konsep diri negatif, dapat diketahui dari 4 tanda yang diungkapkan
oleh William D. Brooks dan Philip Emmert
orang yang memiliki konsep diri negatif, ia peka terhadap kritik. Orang ini sangat
tidak tahan terhadap kritik. Bagi orang ini, koreksi seringkali dipersepsi sebagai
usaha untuk menjatuhkan harga dirinya. Dalam komunikasi, orang yang memiliki
konsep diri negatif cenderung menghindari dialog yang terbuka, dan bersikeras
mempertahankan pendapatnya dengan berbagai justifikasi atau logika yang keliru.
orang yang memiliki konsep diri negatif, responsif sekali terhadap pujian.
Walaupun ia mungkin berpura-pura menghindari pujian, ia tidak dapat
menyembunyikan antusiassmenya pada waktu menerima pujian.
orang yang memiliki konsep diri negatif, ia selalu mengeluh, mencela, atau
meremehkan apa pun dan siapa pun. Mereka tidak pandai dan tidak sanggup
mengungkapkan penghargaan atau pengakuan pada kelebihan orang lain.
Orang-orang yang memiliki konsep diri positif ditandai dengan lima hal, yaitu:
1) Yakin akan kemampuannya mengatasi masalah;
2) Merasa setara dengan orang lain;
3) Menerima pujian tanpa rasa malu;
4) Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan
perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat;
5) Mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-
aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya.
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
Aspek retorika secara umum, seperti etos, pathos dan logos dimiliki oleh semua
kandidat, sehingga penampilan ketiga pasang calon gubernur dan wakil gubernur bila
dinilai dari penggunaan prinsip- prinsip retorika aristoteles nyaris sempurna
dipraktekkannya. Seperti, Inventio (Penemuan), Disposito (penyusunan), Elocutio
(Gaya), Memoria (Memori), Pronountiatio (Penyampaian).
Orang yang memiliki konsep diri positif, akan cenderung berpikir positif dan
komunikasi interpersonal yang terjadi juga akan lancar, akan tetap sebaliknya, jika
orang tersebut memiliki konsep diri yang negatif, maka orang tersebut akan cenderung
tertutup dan menghindari percakapan dengan orang lain. Konsep diri dipengaruhi oleh
orang lain dan juga kelompok rujukan, selain itu, konsep diri juga dipengaruhi oleh
budaya dimana individu tersebut berada, hal inilah yang membedakan individu yang
satu dengan individu yang lain. Perbedaan budaya mempengaruhi konsep diri dan juga
kemampuan untuk membuka diri dalam berkomunikasi. Adanya perbedaan tersebut
akan bisa menghasilkan konflik jika kita tidak bisa memahami perbedaan tersebut. Oleh
karena itu, setiap individu harus bisa memahami budaya yang berbeda ketika melakukan
interaksi melalui komunikasi interpersonal.
II. Saran
Jika kita menjadi orang yang masuk kedalam orang berpolitik sehendaknya kita
berbicara menggunakan Aspek Rektorika yang tepat dan mempunyai konsep diri yang
positif .
Daftar Pustaka
http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/Proceedings/article/view/1185/953
http://journal.ummat.ac.id/index.php/jail/article/view/1365
Timur. Tantangan dan kesempatan budaya tersebut muncul pada tahun 1900-an dimana banyak
bermunculan budaya yang berbeda di dunia