Laporan10 1 Muhammad Noor 2111013110005
Laporan10 1 Muhammad Noor 2111013110005
Laporan10 1 Muhammad Noor 2111013110005
KELOMPOK 1
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Prinsip percobaan kali ini yaitu berdasarkan pada senyawa hasil sintesis
secara rekristalisasi. Rekristalisasi adalah teknik pemurnian suatu zat padat dari
campuran atau pengotornya yang dilakukan dengan cara mengkristalkan
kembali zat tersebut setelah dilarutakan dalam pelarut (solven) yang sesuai.
Kristalisasi dikategorikan sebagai salah satu proses pemisahan yang efisien.
Pada umumnya tujuan dari proses kristalisasi adalah untuk pemisahan dan
pemurnian (Umam, 2019).
3.1 Alat
3.2 Bahan
50 mL akuades
Ditambahkan dan diaduk hingga reaktan larut sempurna.
Dipanaskan larutan diatas hot plate sampai volumenya tinggal
setengah dari volume larutan mula-mula, kemudian dinginkan larutan.
Dimasukkan gelas beker berisi larutan tersebut kedalam gelas beker
yang berisi es .
Didinginkan larutan dalam penangas es tersebut hingga diperoleh
endapan.
Dipisahkan endapan dari larutan dengan cara menyaringnya
menggunakan corong dan kertas saring.
Dipanaskan kembali filtrat yang diperoleh hingga volumenya tinggal
separuh, dinginkan dalam air es hingga diperoleh endapan kristal.
Digabung kristal yang diperoleh dari Langkah 8 dan 9.
15 mL Akuades
Dilarutkan kristal yang diperoleh, diuapkan larutan ini.
Didinginkan larutan dalam air es hingga diperoleh endapan kristal
Ditimbang berat kertas saring kosong
Dipisahkan endapan dari pelarutnya dengan menggunakan corong dan
kertas saring yang telah ditimbang sebelumnya, dikeringkan dalam
oven.
Ditimbang berat kristal yang diperoleh setelah mengering
Hasil
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
= 126 gram/mol
= 0,1 M
: 2 ek/mol 0,1 M
: 0,2 ek/L
N NaOH =
= 0,11 ek/L
Diketahui:
V CH3COOH yang dititrasi : 15 mL
V rata-rata NaOH untuk titrasi : 21,4 mL
N NaOH untuk titrasi : 0,11 ek/L
N asam asetat =
M asam asetat =
= 0,16 ek/L
1 ek/L
= 0,16 M
Sebelum dititrasi, asam asetat telah diencerkan terlebih dahulu. Sehingga data
yang telah diperoleh dari perhitungan di atas adalah konsentrasi asam asetat
setelah diencerkan. Konsentrasi asam asetat sebelum diencerkan dapat dihitung
sebagai berikut:
Diketahui:
M CH3COOH : 0,16 M
V CH3COOH sebelum pengenceran : 10 mL
V CH3COOH setelah pengenceran : 250 mL
Ditanya: M CH3COOH sebelum pengenceran…?
Jawab:
(M . V) sebelum pengenceran = (M . V) setelah pengenceran
M sebelum =
M sebelum = 4 M
:4M 60 gram/mol
: 24 % (b/v)
4.3 Pembahasan
Campuran dapat dibentuk dari persenyawaan antar senyawa. Di dalam
persenyawaan ini terjadi proses pemisahan zat yang dimurnikan dengan
campurannya. Salah satu cara pemisahan zat yang dimurnikan adalah dengan
kristalisasi. Menurut (Hoiriyah, et al., 2016) kristalisasi adalah proses
pembentukan bahan padat dari pengendapan larutan. Proses pemisahan zat pada
kristalisasi bisa menggunakan cara pemanasan atau pendinginan.
Percobaan kali ini dilakukan pembuatan K2SO3 dengan menggunakan
metode kristalisasi. Berdasarkan pengertian dari (Chong, et al., 2018) K 2SO3
merupakan rumus senyawa kalium sulfit. Kalium sulfit sebagai senyawa
anorganik dengan bentuk padatan putih yang sangat larut dalam air. Pada proses
pembuatan K2SO3 dilakukan dengan kristalisasi dan penyaringan. Sedangkan
pemurnian K2SO3 dilakukan dengan cara rekristalisasi, kristalisasi, dan
penyaringan. Terdapat perbedaan antara kristalisasi dengan rekristalisasi.
Kristalisasi adalah proses pembentukan bahan padat dari pengendapan larutan
sedangkan rekristalisasi menurut (Umam, 2019) adalah proses pemisahan zat
padat yang berbentuk kristalin. Pada pembuatan K2SO3 direaksikan kan senyawa
Na2SO3 dengan KCl. Proses reaksinya dapat ditulis sebagai berikut :
Na2SO3 + 2 KCl → K2SO3 + 2 NaCl
pembuatan K2SO3 memerlukan 1,26 gram Na2SO3, 1,49 gram KCl dan air.
Mula-mula campuran antara Na2SO3 dengan KCl berbentuk larutan. pada proses
ini dilakukan penambahan akuades sebanyak 50 ml. Akuades menurut (Sumarna,
2015) adalah sebagai pelarut yang bersifat netral untuk melarutkan suatu
senyawa. Setelah larutan tercampur, dilakukan pemanasan dengan menggunakan
hot plate. Menurut (Suastiyanti, et al., 2014) proses pemanasan larutan
menggunakan hot plate adalah untuk mendapatkan endapan dari larutan tersebut.
Pada percobaan kali ini dihasilkan endapan K2SO3 setelah proses pemanasan
larutan campuran Na2SO3 dengan KCl. Endapan tersebut disaring menggunakan
kertas saring yang ditempelkan pada corong. Filsafat penyaringan dipanaskan
dan didinginkan beberapa kali dengan tujuan agar Filtrat tidak memberikan
endapan.
Besarnya Na2SO3 1,46 gram dengan massa molekul relatif sebesar 126
gram/mol dan KCl 1,49 gram dengan massa molekul relatif 74,5 gram/mol dapat
hitung jumlah mol masing-masing yaitu sebesar 0,01 mol dan 0,02 mol. Dari
persamaan reaksi antara Na2SO3 dan KCl dihasilkan K2SO3 dan NaCl, sehingga
diperoleh massa K2SO3 yang seharusnya diperoleh yaitu 0,07 gram dan bisa
rendemen sebesar 4,47%. Rendemen adalah perbandingan antara ekstrak yang
diperoleh dengan simplisa awal. Rendemen menggunakan satuan persen,
semakin tinggi nilai rendemen yang dihasilkan menandakan dari ekstrak yang
dihasilkan semakin banyak (Pratiwi, et al., 2019).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan