Ringkasan MK Filsafat
Ringkasan MK Filsafat
Ringkasan MK Filsafat
TERMINOLOGI
bahasa, yaitu bahasa Inggris dan Yunani. Filsafat dalam bahasa Inggris, yaitu
philosophy, sedangkan dalam bahasa Yunani, filsafat merupakan gabungan dua kata,
yaitu philein yang berarti cinta atau philos yang berarti mencintai, menghormati,
menikmati, dan sophia atau sofein yang artinya kehikmatan, kebenaran, kebaikan,
filsafat adalah suatu perbincangan mengenai segala hal, sarwa sekalian alam secara
wacana, atau perbincangan mengenai segala hal secara sistematis sampai konsekwensi
alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat adalah suatu proses
kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang dijunjung tinggi
Filsafat adalah analisis logis dari bahasa dan penjelasan tentang arti kata dan
pengertian ( konsep )
Filsafat adalah kumpulan masalah yang mendapat perhatian manusia dan yang
3. Aristetoles
estetika.
4. Descartes
Filsuf muslim terbesar sebelum Ibnu Sina, mengatakan filsafat adalah ilmu
sebenarnya
6. Immanuel Kant
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari segala
dimana harapan kita (agama), dan apa yang dinamakan dengan manusia
(antropologi).
7. Hasbullah Bakri
8. Kattsof
Filsafat adalah hasil pemikiran manusia alam bentuk analisa dan abstraksi
9. Cicero ( (106 – 43 SM ) :
Filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “( the mother of all the arts“ ia
yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu bidang atau jenis
memikul sekaliannya .
2) Notonegoro
3) Driyakarya
Adapun ruang lingkup filsafat adalah segala sesuatu lapangan pikiran manusia yang
amat luat. Segala sesuatu yang mungkin ada dan benar, benar ada (nyata), baik
material konkrit maupuan nonmaterial abstrak (tidak terlihat). Filsafat sebagai induk
ilmu-ilmu lainnya pengaruhnya masih terasa. Setelah filsafat ditingkalkan oleh ilmu-
ilmu lainnya, ternyata filsafat tidak mati tetapi hidup dengan corak tersendiri yakni
sebagai ilmu yang memecahkan masalah yang tidak terpecahkan oleh ilmu-ilmu
khusus. Akan tetapi jelaslah bahwa filsafat tidak termasuk ruangan ilmu pengetahuan
Objek pemikiran filsafat yaitu dalam ruang lingkup yang menjangkau permasalhan
kehidupan mausia, alam semesta dan alam sekitarnya adalah juga objek pemikiran
diberikannya
1. Ontologi Ilmu
Meliputi apa hakikat ilmu itu, apa hakikat kebenaran dan kenyataan yang inheren
dengan pengetahuan ilmiah, yang tidak terlepas dari persepsi filsafat tentang apa dan
bagaimana (yang) “Ada” itu (being Sein, het zijn). Paham monisme yang terpecah
2. Epistemologi Ilmu
Meliputi sumber, sarana, dan tatacara mengunakan sarana tersebut untuk mencapai
sendirinya mengakibatkan perbedaan dalam menentukan sarana yang akan kita pilih.
Akal (Verstand),akal budi (Vernunft) pengalaman, atau komunikasi antara akal dan
epistemologik beserta tolok ukurnya bagi pengetahuan (ilmiah) itu seped teori ko-
3. Aksiologi
Meliputi nilal-nilal (values) yang bersifat normatif dalam pemberian makna terhadap
kebenaran atau kenyataan sebagaimana kita jumpai dalam kehidupan kita yang
fisik-material. Lebih dari itu nilai-nilai juga ditunjukkan oleh aksiologi ini sebagai
suatu conditio sine qua non yang wajib dipatuhi dalam kegiatan kita, baik dalam
Strategi Pengembangan ilmu, yang menyangkut etik dan heuristik. Bahkan sampal
pada dimensi kebudayaan untuk menangkap tidak saja kegunaan atau kemanfaatan
SM. Filsafat muncul ketika orang-orang mulai berpikir-pikir dan berdiskusi akan
keadaan alam, dunia, dan lingkungan di sekitar mereka dan tidak menggantungkan
diri kepada agama lagi untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini.
daerah yang beradab lain kala itu seperti Babilonia, Yudea (Israel) atau Mesir.
Jawabannya sederhana: di Yunani, tidak seperti di daerah lain-lainnya tidak ada kasta
Orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar filosof ialah Thales dari Mileta,
sekarang di pesisir barat Turki. Tetapi filosof-filosof Yunani yang terbesar tentu saja
ialah: Socrates, Plato, dan Aristoteles. Socrates adalah guru Plato sedangkan
Aristoteles adalah murid Plato. Bahkan ada yang berpendapat bahwa sejarah filsafat
tidak lain hanyalah “komentar-komentar karya Plato belaka”. Hal ini menunjukkan
pertengahan filsafat modern dan filsafat kontemporer. Filsafat klasik di dominasi oleh
oleh pemikiran keagamaan, peran mitologi yang sebelumnya mengikat segala aspek
Pada saat inilah, para filsofof kemudian mencoba memandang dunia dengan
cara yang lain yang belum pernah dipraktekkan sebelumnya, yaitu berpikir secara
ilmiah. Dalam mencari keterangan tentang alam semesta, mereka melepaskan diri dari
hal-hal mistis yang secara turun-temurun diwariskan oleh tradisi. Dan selanjutnya
mereka mulai berpikir sendiri. Di balik aneka kejadian yang diamati secara umum,
mengerti kejadian-kejadian itu. Dalam artian inilah, mulai ada kesadaran untuk
mendekati problem dan kejadian alam semesta secara logis dan rasional.
pertanyaan-pertanyaan lain dan penilaian serta kritik dalam memahami alam semesta.
Semangat inilah yang memunculkan filosof-filosof pada jaman Yunani. Filsafat dan
menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu
umum sekali. Tugas penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat
dengan ilmu.
Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu , yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala
memperkatakan seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari seluruh
kenyataan.
dari semua ilmu pengetahuan dan mempunyai peranan yang mendasar dalam sebuah
pendidikan. Keberadaan filsafat yang berasal dari pemikiran seseorang yang dapat
dikarenakan sifatnya yang sangat rasional dan merupakan buah pemikiran yang
berdasarkan empiris yang dilakukan oleh para filosof sehingga menghasilkan suatu
Sasaran filsafat berbeda dengan sasaran ilmu pengetahuan. Kedua hal tersebut
penting karena setiap ilmu membutuhkan filsafatnya. Ada ilmu hukum ada pula
filsafat hukum, ada ilmu pendidikan ada pula filsafat pendidikan. Pengetahuan
dimulai dari rasa ingin tahu, kepastian dimulai dari rasa ragu-ragu dan filsafat dimulai
dari keduanya. Berfilsafat adalah dorongan untuk mengetahui apa yang diketahui dan
dan menerbitkan serta mengatur semua itu dalam bentuk sistematik. Filsafat
yang menjadi dasar suatu tindakan. Semua ilmu baik ilmu sosial maupun ilmu alam
bertolak belakang dari pengembangan filsafat. Awal mula filsafat terdiri dari tiga segi,
yaitu apa yang disebut benar dan apa yang disebut salah (logika); Mana yang
dianggap baik dan mana yang dianggap buruk (etika); Apa yang termasuk indah dan
apa yang termasuk jelek (estetika). Ketiga cabang utama itu berkembang menjadi
cabang-cabang filsafat yang mempunyai bidang kajian yang lebih spesifik. Cabang-
Ilmu tersebut pada tahap selanjutnya menyatakan diri otonom, bebas dari
induk dari ilmu tersebut. Filsafat sering disebut para ahli sebagai induk dari semua
Filsafat adalah ilmu yang mempelajari tentang segala sesuatu yang ada di alam
semesta dan merupakan induk dari ilmu pengetahuan, serta membahas 3 hal penting
Ciri ilmu filsafat yang membedakan dengan ilmu lain adalah filsafat
membahas ilmu secara sinopsis (menyeluruh), filsafat itu mendasar (radikal) atau
membahas tuntas dari awal, filsafat selalu menanyakan sesuatu dibalik persoalan yang
dihadapi dan dipelajari oleh ilmu (spekulatif) tersebut, menetapkan dan
pemikiran dan pertimbangan terhadap akal sehat. Idealisme yaitu pemikiran yang
berdasarka ide, materi, dan perkembangan pada pemikiran jiwa dan raga.
pada hakikat kodrat pribadi manusia (sebagai makhluk individu, makhluk sosial, dan
makhluk Tuhan). Hal ini berarti bahwa filsafat mendasarkan pada penjelmaan
manusia secara total dan sentral sesuai dengan hakikat manusia sebagai makhluk
monodualisme (manusia secara kodrat terdiri dari jiwa dan raga). Manusai secara total
bermacam-macam filsafat.
pandangan hidup yang dijadikan dasar setiap tindakan dan tingkah laku dalam
yang dihadapi dalam kehidupan. Pandangan hidupnya itu akan tercermin didalam
sikap hidup dan cara hidup. Sikap dan cara hidup tersebut dapat muncul apabila
Filsafat sendiri artinya adalah sebab-akibat, yang dimana jika kita sebelum
artinya adalah bagaimana kita mengartikan apa itu hidup sesungguhnya? Apakah kita
akan hidup dalam kehidupan atau hidup dalam kematian? Itu sebuah pilihan. Jika kita
berbicara mengenai filsafat hidup maka lakukanlah sesuai apa yang benar dan apa
yang salah. Karena semua yang kita lakukan belum tentu benar dan belum tentu salah
sedangkan output yang akan terjadi bisa berupa baik dan bisa berupa buruk tergantung
pada pilihan apa yang kita ambil. Mengambil sebuah kesimpulan baik menurut kita
belum tentu baik bagi orang lain, begitu juga sebaliknya. Pandangan hidup dan
Pandangan Hidup itu lebih kepada retorika dalam berbicara dan menyikapi
sifat dan sikap setiap makhluk di Dunia. Kalau anda mengetahui Socrates, dia
merupakan filsuf yang berpengaruh di Dunia. Dalam kata katanya adalah "Orang
yang bijak adalah yang mengetahui bahwa dia tidak tahu" artinya dalam filsafat hidup
disini jika kita tidak mengetahui jangan hanya berdiam diri, kita mengetahui
ILMU AGAMA
rasional-logis, mendalam dan bebas (tidak terikat dengan tradisi, dogma agama)
untuk memperoleh kebenaran. Kata ini berasal dari Yunani, Philos yang berarti
(baik teoretik maupun praktik). Akan tetapi lama kelamaan ilmu-ilmu khusus
Gerak spesialisasi ilmu-ilmu itu semakin cepat pada zaman modern, pertama
ilmu-ilmu eksakta, lalu diikuti oleh ilmu-ilmu sosial seperti: ekonomi, sosiologi,
sejarah, psikologi dan seterusnya. (Lihat Franz Magnis Suseno, 1991:18 dan Van
Peursen, 1989 : 1). Secara garis besar, Jujun S. Suriasumanteri (dalam A.M.
umum, yakni:
1) Pengetahuan tentang yang baik dan yang buruk (yang disebut juga
dengan etika/agama);
estetika/seni) dan
3) Pengetahuan tentang yang benar dan yang salah (yang disebut dengan
meliputi objek material dan objek formal, fisik dan metafisik, termasuk
dari segala sesuatu yang ada (yang wujud), baik yang fisik maupun
(Dep. P & K, tt.: 21 dan lihat Cony et al. 1988 : 45). Berbeda dengan
filsafat, ilmu hanya membatasi diri pada objeknya yang empiris dan
ilmu membatasi diri pada pengkajian objek yang berada dalam lingkup
dan metodologi.
Objek bagi kedua cabang ilmu itu seringkali tumpang tindih (Koento
Wibisono,1988 : 7)
sumber yang sama, yaitu akal atau rasio. Karena akal manusia terbatas,
objek, filsafat memiliki objek kajian yang lebih luas dari ilmu. Jika
diberikan oleh Tuhan kepada manusia, yaitu akal, budi dan rasa serta
yaitu:
1. Filsafat sebagain ilmu, yaitu bahwa filsafat berusaha untuk mencari tentang hakikat
atau inti dari suatu hal. Hakikatnya ini sifatnya sangat dalam dan hanya dapat
dimengerti oleh akal. Untuk mencari pengetahuan hakikat, haruslah dilkukan dengan
abstraksi, yaitu semua perbuatan akal untuk menghilangkan keadaan, sifat-sifat yang
2. Filsafat sebagai cara berpikir, yaitu cara berpikir yang sangat mendalam (radikal)
sehingga akan sampai pada hakikat sesuatu. Pemikiran yang dilakukan dengan
melihatdari berbagai sudut pandang pemikiran atau dari sudut pandang ilmu
pengetahuan.
3. Filsafat sebagai pandangan hidup, yaitu bahwa filsafat pada hakikatnya bersumber
pada hakikat kodrat diri manusia, yang berperan sebagai mahluk individu, mahluk
sosial dan mahluk Tuhan. Filsafat sebagai pandangan hidup dapat dijadikan dasar
setiap tindakan dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari, juga dipergunakan
cara hidup tersebut akan muncul apabila manusia sanggup memikirkan dirinya
sendiri secara utuh, total dan menyeluruh. Pengkajian manusia secara total dan
1. Filsafat sosial, yang mengkaji manusia dengan kedudukannya sebagai mahluk sosial
3. Filsafat antropologi, meneliti manusia dengan unsur kesatuan jiwa dan raganya
4. Filsafat etika, meneliti manusia dengan unsur kehendaknya untuk berbuat baik dan
buruk
dan lain-lain.
menyeluruh, mendasar dan spekulatif. Menyeluruh , artinya bahwa filsafat mencakup tentang
pemikiran dan pengkajian yang luas, sebgaimana objek filsafat yang dikemukakan di atas,
tidak membatasi diri dan bukan hanya ditinjau dari sudut pandang tertentu. Kajian filsafat
dapat dipakai untuk mengetahui hubungan antara ilmu yang satu dengan ilmu yang lain,
hubungan ilmu dengan moral, seni dan tujuan hidup. Sedangkan mendasar artinya bahwa
filsafat adalah suatu kajian yang mendalam, mendetail, yang sampai kepada hasil yang
fundamental atau esensial, sehingga dapat dijadikan dasar berpijak bagi segnap nilai dan
keilmuan. Adapun filsafat memiliki ciri spekulatif, karena hasil pemikiran filsafat yang
diperoleh dijadikan dasar bagi pemikiran selanjutnya. Hasil pemikirannya selalu ditujukan
Salah satu bagian yang menarik perhatian dalam sejarah India adalah mengenai
FILSAFAT India. Pembahasan sejarah India akan selalu berkaitan juga dengan
filsafat, sebab selain menjadi bagian integral dalam sejarah juga merupakan kesatuan
perkembangan agama di India. Sejarah filsafat India seperti halnya di Tiongkok dan
dan Yunani adalah bahwa di India filsafat itu tidak dapat berkembang sendiri lepas
dari agama, serta menjadi suatu kekuatan rohani yang beridir sendiri. Filsafat di India
senantiasa bersifat religius. Tujuan terakhir filsafat India adlah keselamatan manusia
Pertumbuhan filsafat agama itu dalam waktu yang sangat lama, dan melalui proses
yang sangat perlahan. Jika pada jaman Upanisad dipandang sebagai saat kelahiran bayi
filsafat India, maka bayi itu sudah ada dalam kandungan ibu “agama Hindu” selama kira-
kira sebelas abad. Selama masa tersebut “embrio filsafat India” berkembang, sehingga
dapat lahir sebagai filsafat India, sekalipun sesudah kelahirannya itu tidak pernah
melepaskan diri dari pelukan ibunya, yakni agama Hindu. Jadi sejarah filsafat India dapat
dibatasi oleh dua pembatasan, yaitu kira-kira 1500 SM hingga 1000 SM. Periode yang
panjang tersebut oleh Radhakrishnan dibagi menjadi empat bagian besar, yaitu Jaman
Jaman Weda (1500 SM – 600 SM), meliputi jaman kedatangan bangsa Arya dan
pemikiran filsafat sudah terdapat dalam kesusasteraan yang terkuno, yang disebut
pada kesusasteraan Brahmana dan Upanisad. Akan tetapi jaman ini belum dapat
disebutkan sebagai jaman filsafat dalam arti yang teknis, meskipun sudah dimulai
Upanisad yang tertua dan sistem-sistem filsafat (darsana). Kitab Ramayana dan Kitab
Mahabarata menjadi alat untuk menyebarkan cita-cita baru, yaitu mengenai sifat dan ciri-
ciri kepahlawanan dan kedewataan dalam hubungan insani atau kemanusiaan. Sistem-
sistem dari agama Budha, Jainisme, agama Siwa, agama Wisnu termasuk juga dalam
periode ini. Pada jaman ini juga sudah dimulai timbulnya sutra-sutra.
Jaman Sutra-Sutra (200 M – dan seterusnya). Pada jaman ini bahan-bahan pemikiran
perangkuman. Hal ini terjadi dalam bentuk Sutra-sutra, yang sebenarnya sudah dimulai
pada jaman sebelumnya (Wiracarita). Pada jaman ini sutra-sutra yang makin lama
semakin banyak itu memerlukan penjelasan lebih lanjut. Sejak itu kemudian berkembang
sikap kritis dalam filsafat India. Jaman tumbuhnya sutra-sutra ini sukar sekali dipisahkan
dari jaman para komentatornya. Sistem-sistem filsafat yang berkembang pada jaman ini
sulit dicari urutannya. Menurut R. Garbe yang tertua adalah Sankhya, kemudian timbul
Jaman Scholastik (200 M dan seterusnya). Jaman ini sulit dipisahkan dengan jaman
sutra-sutra. Dalam periode ini timbul orang-orang besar, seperti Sankara, Ramanuja,
Madwa, dan lain-lain. Pada periode ini juga timbul pemimpin-pemimpin yang mendirikan
ajaran-ajaran kuno dan berhasil memberi angin baru dalam perkembangan pemikiran
Filsafat Timur adalah tradisi falsafi yang terutama berkembang di Asia, khususnya India,
Tiongkok dan daerah-daerah lain yang pernah dipengaruhi budayanya. Sebuah ciri khas
filsafat timur ialah dekatnya hubungan filsafat dengan agama. Namun, sebenarnya filsafat
timur ini tidak hanya di pandang filsafat agama juga, tetapi termasuk falsafah hidup.
Filsafat Cina adalah salah satu dari filsafat tertua di dunia dan dipercaya menjadi salah satu
filsafat dasar dari tiga filsafat dasar yang mempengaruhi sejarah perkembangan filsafat dunia,
disamping filsafat India dan filsafat Barat. Filsafat Cina sebagaimana filsafat lainnya
Ada tiga tema pokok sepanjang sejarah filsafat cina, yakni harmoni, toleransi dan
dua ekstrem: antara manusia dan sesama, antara manusia dan alam, antara manusia
dan surga.
pluralitas yang luar biasa, juga dalam bidang agama. Kemudian pada
filsafat Barat. Manusia-lah yang selalu merupakan pusat filsafat Cina. Ketika
dikuasai oleh suatu nasib buta (“Moira”), dan ketika kebudayaan India masih
mengajar bahwa kita di dunia ini tertahan dalam roda reinkarnasi yang terus-menerus,
maka di Cina sudah diajarkan bahwa manusia sendiri dapat menentukan nasibnya dan
tujuannya.
Filsafat Cina secara umum mengajarkan sikap optimistis dan demokratis. Filosof Cina
yang anekaragam dan tidak cenderung memandang sesuatu secara hitam putih.
kenabian, kemanusiaan, alam, realitas ontologi, pandangan tentang hakikat ruang, waktu, dan
materi. Selain itu berkembang juga dalam ilmu kalam, usul fiqh, dan tasawuf yang
berasaskan ajaran Islam sebagai bentuk alur pemikiran yang logis dan sistematis.
Filsafat Islam berupaya memadukan antara wahyu dengan akal, serta untuk
menjelaskan bahwa wahyu tidak bertentangan dengan akal manusia. Beberapa pendapat
mengatakan bahwa filsafat Islam adalah pemikiran yang lahir dari dunia Islam untuk
menjawab tantangan zaman yang berkaitan dengan Allah dan alam semesta, wahyu dan akal,
agama dan filsafat. Selain itu juga dianggap sebagai pembahasan tentang alam dan manusia
Filsafat barat adalah tradisi filosofis dunia barat dan berasal dari pemikir Pra-Sokrates
aktif di Yunani Kuno pada abad ke 6 SM. seperti Thales (sekitar 624-546 SM) dan
dan juga disebut physiologoi (murid physis, atau alam). Socrates adalah seorang filsuf yang
sangat berpengaruh, yang bersikeras bahwa dia tidak memiliki kebijaksanaan tapi merupakan
pengejar kebijaksanaan. Filsafat Barat dapat dibagi menjadi tiga era: Kuno (Yunani-
Era kuno didominasi oleh ajaran filsafat Yunani yang muncul dari beberapa murid
Socrates, seperti Plato yang mendirikan Akademi Platonis. Plato merupakan salah satu
pemikir Yunani yang paling berpengaruh dalam keseluruhan pemikiran Barat Murid Plato,
Aristoteles juga sangat berpengaruh, ia mendirikan Sekolah Peripatetik. Tradisi lain termasuk
dibahas oleh orang-orang Yunani termasuk metafisika (dengan teori-teori yang kompeten
seperti atomisme dan monisme), kosmologi, sifat kehidupan yang baik (eudaimonia),
kemungkinan pengetahuan dan sifat akal budi (logo). Dengan bangkitnya kerajaan Romawi,
filsafat Yunani juga semakin banyak dibahas dalam bahasa Latin oleh para filsuf Roma
Filsafat Abad Pertengahan (abad ke 5 - 16) adalah periode setelah jatuhnya kekaisaran
Romawi barat dan didominasi oleh bangkitnya kekristenan dan karenanya mencerminkan
pemikiran Yunani-Romawi. Masalah seperti keberadaan dan sifat Tuhan, sifat iman dan akal,
metafisika, masalah kejahatan dibahas dalam periode ini. Beberapa pemikir utama Abad
Pertengahan mencakup St. Agustinus, Thomas Aquinas, Boethius, Anselm dan Roger Bacon.
Filsafat bagi para pemikir ini dipandang sebagai penyokong untuk Teologi (ancilla
theologiae) dan karena itu mereka berusaha menyelaraskan filsafat mereka dengan
pertengahan berdasarkan pembacaan dan perdebatan yang dekat pada teks-teks kunci.
Periode Renaisans (1355-1650) lebih melihat peningkatan fokus pada pemikiran klasik
Yunani-Romawi dan pengaruh humanisme yang kuat. Filsafat modern awal di dunia Barat
dimulai dengan pemikir seperti Thomas Hobbes dan René Descartes (1596-1650) Setelah
pengetahuan sekuler dan rasional, beralih dari struktur otoritas tradisional seperti agama,
pemikiran skolastik dan Gereja. Filsuf modern utama meliputi Spinoza, Leibniz, Locke,
Berkeley, Hume, dan Kant Filsafat abad ke-19 dipengaruhi oleh gerakan yang lebih luas
yang disebut the Enlightenment, dan termasuk tokoh-tokoh seperti Hegel tokoh kunci dalam
Karl Marx yang mengembangkan fondasi untuk Komunisme dan orang Amerika William
James. Abad ke 20 menjadi saksi perpecahan antara filsafat analitik dan filsafat kontinental,
serta tren filosofis seperti fenomenologi, eksistensialisme, Positivisme Logis, Pragmatisme
dan Linguistik.
BARAT
Pada umumnya filsafat terbagi menjadi 2 garis besar yaitu filsafat Barat (occidental)
dan Timur (oriental). Filsafat barat dan filsafat Timur tentu sangat berbeda karakteristinya
karena berkembang di daerah yang berbeda dengan kebudayaan serta peradaban yang
berbeda pula. Banyaknya ilmuwan dari Barat yang selalu menciptakan inovasi baru untuk
kemajuan dunia membuat filsafat Timur kurang mendapat perhatian. Filsafat Timur memang
terkenal dengan sifatnya yang religius, mistis-magis sehingga kurang bis diterima secara
rasional. Filsafat Timur berkembang di daerah China, India, Jepang yang banyak
Di wilayah Timur juga terkenal sebagai wilayah yang mempunyai peradaban besar didunia
dan sumber agama serta pandangan tentang manusia dan dunia. Banyak orang yang mencari
ketenangan di daerah Timur karena dianggap memiliki suatu keadaan yang mendamaikan dan
mententramkan jiwa. Cara pandang filsafat Timur lebih pada realita yang terjadi di
Secara geografis wilayah Barat dan Timur memiliki banyak perbedaan, hal ini juga
tetntu mempengaruhi cara berfikir mereka. Perbedaan paham antara Barat dan Timur yaitu
jika di dunia belahan Timur mempunyai banyak negara dan banyak penduduk dengan jumlah
yang besar serta angka kelahiran yang sangat tinggi. Mereka juga masih tergolong sebagai
kemajuan teknologi sejak lama. Manusia di bagian barat juga tergolong aktif sedangkan di
Timur tergolong pasif. Hal ini sesuai dengan keyakinan dan ajaran pokok mereka seperti
spiritual, dan mistis. Berdasarkan hal inilah maka orang Timur mempercayai bahwa dengan
memiliki jiwa yang baik maka mereka akan mencapai kebijaksanaan dan kebaikan hidup.
Jika di bagian barat mereka lebih condong pada keadaan masyarakat sekitar serta pada ilmu
pengetahuan. Didunia barat yang mereka lihat adalah objek dan kerja lapangan jadi manusia
harus menguasai alam untuk kepentingannya. Jika didaerah timur manusia merupakan bagian
dari alam.orang Barat berpedoman “to do is more important than to be” (berbuat lebih
penting daripada sekedar ada), jika orang timur lebih kepada “to be is more important than to
do” (kehadiran lebih penting daripada seseorang perbuat), jadi orang timur kurang suka
Cara berfikir orang timur lebih pada cara mereka melihat dunianya, bagaimana
mereka melihat diri sendiri dan sesama, dan bagaimana mereka menggantungkan diri pada
Sang Pencipta. Persprektif filsafat orang timur lebih pada human dan religius. Paham tentang
religius dan kosmis mereka melekat dan menguasai tata kehidupan orang timur. Pendekatan
yang berkembang seperti Hinduisme, Budhisme, Konfusius dll. Dari perbedaan paham antara
timur dan barat sudah berbeda jadi dapat disimpulkan bahwa cara pandang dan berfalsafah
antara orang barat dan timur ada perbedaan, meskipun ada perbedaan tidak menutup
kemungkinan bahwa terjadi kesamaan tergantung dari sudut mana mereka melihatnya
Pandangan filosofis orang timur dengan melihat berbagai macam sosiokultur dan
keadaan masyarakat yang dianut oleh manusia di daerah bagian Timur jadi bagaimana cara
mereka berfikir, menilai dunia dan hidup mereka jadi pandangan orang Timur dalam melihat
kosmologi. Orang Timur memandang kosmos sebagai sesuatu yang tercipta dari Tuhan dan
diberikan kepada manusia. Pandangan falsafah orang Timur kosmos adalah dunia dengan
sesuatu yang tercipta dan diberi dari sang kuasa. Kosmos selalu dikaitkan dengan sesuatu
yang bersifat ilahi, kosmos bersifat suci dan kudus sehingga di anggap sebagai wujud yang
menguasai manusia dan manusia harus memberi hormat dan sembah (Kebung, 2011: 14).
Tuntutan dasar dari kosmis ini bersifat religius dan harus di buktikan dengan moral-
etis jadi bagaimana manusia bersikap baik terhadap dirinya sendiri, orang lain dan dunia. Hal
ini diperlihatkan dengan cara bagaimana mencintai sesama dan mencintai alam. Mereka juga
percaya bahwa roh-roh yang diyakini itu memiliki tempat yang aman dan tentram dan tidak
boleh diganggu (Kebung, 2011: 15). Filsafat Timur masih dianggap belum memenuhi kriteria
Jika filsafat barat memang lebih menekankan pada rasional, misalnya pada zaman
Yunani Kuno, filusuf yang terkenal Plato, Aristoteles, Socrates dalam pemikirannya masih
spekulatif tetapi pada dasarnya mereka berspekulasi dengan keadaan yang dilihat tanpa
mencampurkan unsur religiusnya secara mendalam. Filsafat barat lebih menekankan pada
pola pikir yang rasional dan manusia sebagai pusatnya. Memang ada gagasan di filsafat barat
mengenai religius yaitu pada abad pertengahan dimana pemikiran St. Agustinus
mencampurkan dengan religius dengan berpedoman pada Alkitab karena pada saat itu agama
Kristen merupakan agama yang mutlak untuk dianut sehingga pemikiran-pemikiran pada
Arah gerak filsafat Barat muncul karena pemikiran rasional dari para filusuf.
Misalnya Karl Marx yang mempunyai pemikiran tentang historis matrealisme. Karl Marx
berfikiran secara rasional karena saat itu kapitalisme sedang genjar dan juga kaum borjuis
telah menindas kaum buruh sehingga kaum buruh harus sengsara dibawah majikannya. Marx
menginginkan masyarakat tanpa kelas sehingga dia ingin memperjuangkan hak kelas dalam
masyarakat. Karl Marx akhirnya mengeluarkan teori konflik yang tujuannya ingin
Arah gerak filsafat Timur lebih kepada intuisi, intelegensi dan akal budi. Tujuan dari
Filsafat Timur lebih mengedepankan ilmu pengetahuan yang didasari moralitas tujuannya
agar manusia menjadi bijaksana dalam menjalani hidup. Misalnya filsafat Konfusius yang
lebih mengedepankan moral dan kebajikan. Konfusius melihat bahwa rakyat Tiongkok yang
mengamalkan dan mengajarkan nilai-nilai moral serta kebajikan yang diajarkan pada murid-
muridnya.
Dalam filsafat barat yang dijadikan subjek adalah manusia dan alam dijadikan objek,
jadi mereka memanfaatkan alam untuk kepentingan mereka sedangkan di filsafat timur alam
dan manusia lebih menyatu. Mereka menganggap bahwa alam merupakan bagian dari
manusia yang harus dipelihara. Pandangan Filsafat Barat terhadap cita-cita hidup diisi dengan
bekerja dan bersikap aktif sebagai kebaikan tertinggi. Dengan sifat yang rasional filsafat barat
lebih memandang dengan bekerja keras maka segala kebutuhan akan terpenuhi. Sedangkan
pandangan filsafat Timur mengenai cita-cita hidup yaitu lebih kepada harmonisan,
Menurut etimologi (bahasa), berasal dari bahasa arab yaitu falsafat tau juga berasal
dari bahasa yunani yang terdiri dari dua kata yaitu"filos" yang berarti cinta dan "sofia" yang
berarti kebijaksanaan.
Jadi dapat dimengerti bahwa filsafat diartikan cinta kebijaksanaan dan dalam arti
atau menyelidiki sesuatu secara mendalam. Filsafat merupakan ilmu yang mengkaji tentang
segala sesuatu yang ada secara kritis, universal, radikal, dan sistematis.
adalah sesuatu yang bersifat umum dan berkaitan dengan logika dan diketahui oleh banyak
Dalam dalam pengertian pendidikan itu sendiri adalah proses pembelajaran yang
mengandung timbal balik yang bersifat mendidik untuk menciptakan tingkah laku yang
Yang selanjutnya, saya akan memaparkan dari sistematika filsafat pendidikan yang
kenyataan yang sebenarnya & benar-benar adanya dan "logos" adalah ilmu tentang
pengetahuan secara sistematis. Jadi antologi merupakan ilmu yang membahas tentang hakikat
Ada tiga bentuk atau isi ilmu pendidikan dalam antologi pendidikan yakni :
Generasi generalisasi, yaitu kesimpulan umum yang diambil dari hal-hal khusus.
Teori-teori
Kedua yaitu epistimologi. Epistimologi berasal dari bahasa yunani "epis" yang berarti
Jadi dapat diartikan bahwa epistimologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang
Ketiga yaitu aksiologi. Aksiologi adalah istilah yang berasal dari bahasa yunani "aksio"
berarti nilai dan "logos" berarti teori. Jadi dapat diartikan bahwa aksiologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang nilai. Teori aksiologi ada dua yaitu etika (adat kebiasaan/perilaku) dan
Permasalahan filsafat adalah materi yang dibahas dalam filsafat satu demi satu dan
seluruhnya. Dan ini yang disebut dengan problematika filsafat, mengapa? karena dibahas
menurut susunan tertentu (sistematika filsafat) dan dibahas dalam filsafat sistematis.
Langeveld (1959) merupakan sistematika yang dinilai cukup lengkap tetapi tidak terlalu
banyak dan kompleks sehingga mudah dipahami. Menurut Langeveld, secara garis besarrnya
Sebagian pihak berpendapat, bahwa inti kegiatan mengetahui atau tahu adalah adanya
pemikiran mengenai hal tersebut, tanpa berpikir tentang sesuatu, tidak mungkin seseorang
mengetahui sesuatu, sedangkan pihak lain berpendapat bahwa mengetahui atau tahu,
berintikan pada sesuatu yang pernah dialaminya. Dalam masalah tahu, mengetahui da
pengetahuan terdapat pula logika yang mengatur kelurusan berpikir, serta epistemologi yang
Logika
Logika adalah bagian filsafat yang memperbincangkan hakikat ketepatan, cara menyusun
pikiran yang dapat menggambarkan ketepatan berpengetahuan. Tepat belum tentu benar,
sedangkan benar selalu mempunyai dasar yang tepat. Logika tidak mempersoalkan kebenaran
sesuatu yang dipikirkan, tetapi membatasi diri pada ketepatan susunan berpikir menyangkut
Namun, pengertian dasarnya sering disebut sebagai ilmu barekta-kata atau ilmu berpikir
Pada awal kelahiran, logika manusia itu sangat sederhana dan digunakan untuk mengahadapi
hal-hal sederhana dengan hasil yang sederhana pula. Logika itu bersifat alami atau disebut
logika naturalis yang berdasarkan kodrat atau fitrahnya saja. Sedangkan logika buatan atau
Logika Formal, adalah wacana atau argumentasi yang membicarakan hakikat hukum-hukum
ketepatan susunan berpikir. HAl yang terpenting dalam logika ini adalah masalah
pengaturannya, rumusan atau hukum-hukum bagi ketepatan susunan berpikir, isinya tidak
Logika Material, adalah wacana atau argumentasi mengenai hakikat penggunaan ketepatan
susunan berpikir terhadap bidang-bidang kegiatan berpikir tertentu. Logika material ini
disebut teori metodologi. Teori metodologi adalah wacana mengenai cara-cara menyusun
Logika Induktif, merupakan hasil penelitian atau teori mengenai prinsip-prinsip kesimpulan
LogikaDialektis.
2.Epistemologi
antara epistemologi dan filsafat ilmu. Secara umum, epistemologi mempersoalkan kebenaran
pengetahuan, sedangkan filsafat ilmu, secara khusus mempersoalkan ilmu atau keilmuan
pengetahuan. Dalam hal ini, terdapat empat jenis kebenaran yang secara umum dikenal
orang, yaitu :
Kebenaran Religius, adalah kebenaran yang memenuhi atau dibagun berdasarkan kaidah-
kaidah agama atau keyakinan tertentu disebut juga kebenaran mutlak yang tidak dapat
Kebenaran Filosofis, ialah kebenaran hasil perenungan dan pemikiran refleksi ahli filsafat
yang disebut hakikat, meskipun bersifat subjektif dan relatif, namun mendalam karena
penghayatan eksistensial bukan hanya karena pengalaman dan pemikaran intelektual semata.
Kebenaran Estetis, ialah kebenaran yang berdasarkan penilaian indah dan buruk, serta cita
rasa estetis. Artinya keindahan yang berdasarkan harmoni dalam pengertian luas yang
menyangkut adanya teori yang menunjang dan sesuai dengan bukti. Kebenaran teoritis adalah
kebenaran yang berdasarkan rasio, atau kebenaran rasional, berdasarkan teori-teori yang
menunjangnya.
Metafisika Umum atau Ontologi. Ontologi mempersoalkan adanya segala sesuatu yang ada.
hal ini berbeda dengan metafisika khusus yang mempersoalkan hakikat yang ada.
Metafisika Khusus. Metafisika khusus mempersoalkan hakikat segala sesuatu yang ada.
Secara umum, terdapat tiga kelompok atau hal yang berbeda menurut Langeveld. Oleh karena
itu Langeveld mengemukakan bahwa dalam mempersoalkan hakikat segala sesuatu terdapat
1) Kosmologi adalah bagian metafisika khusus yang mempersoalkan hakikat alam semesta
3) Teologi adalah bagian metafisika khusus yang mempersoalkan hakikat Tuhan. hal-hal
yang dibicarakan didalamnya menyangkut kebaikan, kesucian, kebenaran, keadilan dan sifat-
Aksiologi
dengan masalah atau teori umum formal mengenai nilai. Aksiologi yang kita kenal dalam dua
Etika adalah bagian filsafat yang mempersoalkan penilaian atau perbuatan manusia dari sudut
baik dan jahat. Etika dalam bahasa Yunani, ethos yang artinya kebiasaan, habit atau custom.
Maksudnya hampir tidak ada orang yang tidak memiliki kebiasaan baik atau buruk. Istilah
Estetika merupakan bagian filsafat yang mempersoalkan penilaian atas sesuatu dari sudut
indah dan jelek. Secara umum, estetika disebut sebagai kajian filsafati mengenai apa yang
membuat rasa senang. Tokoh paling terkenal dalam bidang ini ialah Alexander Baumgarten
(1714-1762) dalam disertasinya pada 1735 yang justru dianggap awal diwacanakannya
estetika.
BAB V
Shopis adalah nama yang diberikan kepada sekelompok filsafat yang hidup dan berkarya
pada zaman yang sama dengan sokrates.Mereka muncul pada pertengahan hingga akhir abad
ke-5 SM Meskipun sezaman, kaum sofis dipandang sebagai penutup era filsafat pra sokrates
sebab Sokrates akan membawa perubahan besar di dalam filsafat Yunani Golongan shopis
bukanlah suatu mazhab tersendiri, sebab para filsuf yang digolongkan sebagai shopis tidak
memiliki ajaran bersama ataupun organisasi tertentu. Karena itu, shopisme dipandang sebagai
suatu gerakan dalam bidang intelektual di Yunani saat itu yang disebabkan oleh beberapa
faktor yang timbul saat itu. Di dalam sejarah filsafat, kaum shopis sering dipandang secara
negatif. Misalnya saja, mengajar untuk mendapatkan uang yang banyak, menghalalkan segala
cara untuk memenangkan argumentasi, serta mengajarkan relativisme Salah satu faktor yang
menyebabkan hal itu adalah adanya pernyataan dari Sokrates, plato, dan Aristoteles terhadap
kaum shopis Akan tetapi, kini telah ada usaha-usaha untuk menilai kaum sofis secara positif.
1. Kaum sofis menjadikan manusia sebagai pusat pemikiran filsafatnya. Tidak hanya itu,
bahkan pemikiran manusia itu sendiri dijadikan tema filsafat mereka Contohnya
atau pandangan Protagoras tentang proses pemikiran untuk mengenali sesuatu. Kaum
sofis merupakan pionir dalam hal pentingnya bahasa di dalam filsafat Hal itu terlihat
dari berkembangnya retorika dan juga pentingnya pemakaian kata yang tepat Selain
itu, kaum sofis juga menciptakan gaya bahasa baru untuk prosa Yunani Sejarawan-
2. Kaum sofis memberikan pengaruh besar terhadap pemikiran Sokrates, Plato, dan
Aristoteles. Karena itu, secara tidak langsung, kaum sofis memberikan sumbangan
besar terhadap filsafat zaman klasik dengan tiga filsuf utama tersebut.
kaum sofis. Sokrates hadir dalam rangka menjawab apa yang telah mapan dalam
konstruksi pemikiran kaum Sofis. Kaum Sofis sejak zaman Yunani Kuno sudah tidak
baik. Dengan kehebatan mereka dalam berargumentasi, kaum Sofis dianggap sering
memiliki arti penting. kaum Sofis menjadikan manusia sebagai pusat pemikiran 35
Mengenal Filsafat Antara Metode Praktik dan Pemikiran Socrates, Plato dan
relativisme kaum Sofis mengatakan bahwa tidak ada pengenalan pun yang
bersifat absolut atau objektif.39 Akibat dari paham yang demikian, maka
ukuran kebenaran menjadi relatif dan subjektif. Maka dari itu sangat tidak
Sokrates adalah orang yang juga menguasai seni berargumentasi seperti kaum
sebenarnya kalau kita melihatnya secara sepintas antara Sokrates dengan kaum
Sofis tidak memiliki banyak perbedaan. Sama dengan kaum Sofis, Sokrates
Sokrates di dunia ini ada kebenaran yang bersifat objektif, di mana kebenaran
itu tidak bergantung pada saya atau kita. Dan untuk membuktikan adanya
tersebut kita kenal dengan metode dialektika dari kata kerja Yunani yang
kepada kaum Sofis bahwa pengetahuan yang umum ada, yaitu definisi itu.
Dalam hal ini kaum Sofis tidak seluruhnya benar: yang benar ialah sebagian
pengetahuan bersifat umum dan sebagian bersifat khusus; yang khusus itulah
Sekarang coba kita analisis atu kita lihat secara keseluruhan kursi yang ada di
dunia ini. Kita menemukan kursi hakim, ada tempat duduk dan sandaran,
kakinya ada empat. Walaupun terdapat perbedaan pada jumlah kaki di setiap
masing-masing kursi. Namun pada setiap kursi ada tempat duduk dan
sandarannya. Kedua ciri ini akan ada pada setiap kursi yang ada di seluruh
dunia. Dari sini semua orang akan bersepakat bahwa kursi ada tempat duduk
yang memiliki sandaran, ketika semua orang bersepakat tentang ciri dari kursi
yang harus rela minum racun sebagai konsekuensi atas ajaran filsafatnya.
Filsafat Pra Socrates juga dapat dikatakan sebagai filsafat alam, karena para ahli
filsafat dimasa tersebut menjadikan alam semesta sebagai objek pemikirannya. Tujuan
filosofi mereka dalam memikirkan soal alam semesta yaitu untuk mengetahui darimana
terjadinya alam atau darimana alam ini berasal, hal inilah yang menjadi sentral persoalan bagi
mereka. Pemikiran yang demikian itu merupakan pemikiran yang sangat maju, rasional dan
radikal. Sebab pada waktu itu kebanyakan orang menerima begitu saja keadaan alam seperti
apa yang dapat ditangkap dengan indranya, tanpa mempersoalkannya lebih jauh. Sedang di
lain pihak orang cukup puas menerima keterangan tentang kejadian alam dari cerita nenek
moyang.
Filosuf yang hidup pada masa pra Socrates disebut para filosuf alam karena objek yang
mereka jadikan pokok persoalan adalah alam. Yang dimaksud dengan alam (fusis) adalah
kenyataan hidup dan kenyataan badaniah. Jadi, perhatian mereka mengarah kepada apa yang
dapat diamati.
Aliran ini disebut Aliran Miletos karena tokoh-tokohnya merupakan warga asli Miletos, di
Asia Kecil, yang merupakan sebuah kota niaga yang maju. Berikut beberapa tokoh yang
termasuk kedalam Aliran Miletos atau dikenal pula dengan istilah Madzhab Milesian.
THALES (624-546 SM)
Thales adalah seorang filsuf yang mengawali sejarah filsafat barat pada abad ke-6 SM.
Sebelum Thales, pemikiran Yunani dikuasai cara berpikir mitologis dalam menjelaskan
segala sesuatu. Pemikiran Thales dianggap sebagai kegiatan berfilsafat pertama, karena
mencoba menjelaskan dunia dan gejala-gejala di dalamnya tanpa bersandar pada mitos
melainkan pada rasio manusia. Ia juga dikenal sebagai salah seorang dari tujuh orang
bijaksana (Dalam bahasa Yunani Hoi Hepta Sophoi). Yang oleh Aristoteles diberi gelar
“filsuf yang pertama”. Selain sebagai filsuf, Thales juga dikenal sebagai ahli Geometri,
mengatakan bahwa Thales adalah orang yang pertama kali memikirkan tentang asal mula
terjadinya alam semesta. Karena itulah, Thales juga dianggap sebagai perintis filsafat alam
(natural Philosophy).
Thales memberikan jawaban bahwa segala sesuatu berasal dari air, ia juga menyatakan
bahwa bumi ini berasal dari air. Air adalah pusat dan sumber segala yang ada atau pokok dari
segala sesuatu. Segala sesuatu berasal dari air dan kembali ke air. Dari air itu terjadilah
tumbuh-tumbuhan dan binatang, bahkan tanah pun mengandung air. Argumen Thales
Pandangan Thales merupakan cara berpikir yang sangat tinggi, karena sebelumnya, orang-
orang Yunani lebih banyak mengambil jawaban-jawaban tentang alam dengan kepercayaan
dan mitos-mitos yang dipenuhi dengan ketakhayulan. Thales telah membuka alam pikiran
dan keyakinan tentang alam dan asal muasalnya tanpa menunggu dalil-dalil yang agamis.
Selain itu, ia juga mengemukakan pandangan bahwa bumi terletak di atas air. Bumi
dipandang sebagai bahan yang satu kali keluar dari laut dan kemudian terapung-apung di
atasnya.
Thales berpendapat bahwa segala sesuatu di jagat raya memiliki jiwa. Jiwa tidak hanya
terdapat di dalam benda hidup tetapi juga benda mati. Teori tentang materi yang berjiwa ini
disebut hylezoisme. Argumentasi Thales didasarkan pada magnet yang dikatakan memiliki
Anaximandros adalah salah satu murid Thales. Anaximandros adalah seorang ahli astronomi
dan ilmu bumi. Meskipun dia murid Thales namun ia mempunyai prinsip dasar alam satu
akan tetapi bukanlah dari jenis benda alam seperti air sebagai mana yang dikatakan oleh
gurunya.
Prinsip dasar alam haruslah dari jenis yang tak terhitung dan tak terbatas yang oleh dia
disebut Apeiron yaitu zat yang tak terhingga dan tak terbatas serta tidak dapat dirupakan dan
tidak ada persamaannnya dengan apapun. Meskipun tentang teori asal kejadian alam tidak
begitu jelas namun dia adalah seorang yang cakap dan cerdas. Pendapatnya yang lain yaitu,
bumi seperti silinder, lebarnya tiga kali lebih besar dari tingginya. Sedangkan bumi tidak
Anaximenes berpendapat bahwa udara merupakan asal usul segala sesuatu. Udara melahirkan
semua benda dalam alam semesta ini karena suatu proses pemadatan dan pengeceran, kalau
udara semakin bertambah maka muncullah berturut-turut angin, air, tanah dan akhirnya batu.
Sebaliknya kalau udara itu menjadi encer yang timbul adalah api.
Pandangan Anaximenes tentang susunan jagat raya bertolak belakang dengan Anaximandros.
Menurut Anaximenes bumi ini seperti meja bundar dan melayang di atas udara. Demikian
pula matahari, bulan dan bintang. Benda-benda yang ada dijagad raya itu tidak terbenam di
bawah bumi sebagaimana yang dipikirkan Anaximandros tetapi mengelilingi bumi yang datar
itu, matahari lenyap pada waktu malam tertutup di belakang bagian-bagian tinggi
Aliran Pythagoras
Pythagoras lahir di Samos sekitar 580-500 SM. Ia berpendapat bahwa semesta ini tak lain
adalah bilangan. Unsur bilangan merupakan prinsip unsur dari segala-galanya. Dengan kata
lain, bilangan genap dan ganjil sama dengan terbatas dan tak terbatas.
Xenophanes merupakan pengikut Aliran Pythagoras yang lahir di Kolophon, Asia Kecil,
sekitar tahun 545 SM. Dalam filsafatnya ia menegaskan bahwa Tuhan bersifat kekal, tidak
mempunyai permulaan dan Tuhan itu Esa bagi seluruhnya. Ke-Esaan Tuhan bagi semua
merupakan sesuatu hal yang logis. Hal itu karena kenyataan menunjukkan apabila semua
orang memberikan konsep ketuhanan sesuai dengan masing-masing orang, maka hasilnya
akan bertentangan dan kabur. Bahkan “kuda menggambarkan Tuhan menurut konsep kuda,
sapi demikian juga” kata Xenophanes. Jelas kiranya ide tentang Tuhan menurut Xenophanes
Xenophanes. Ia berpendapat bahwa asal segalanya adalah api dan api adalah lambing dari
perubahan. Api yang selalu bergerak dan berubah menunjukkan bahwa tidak ada yang tetap
Aliran Elea
Lahir sekitar tahun 540-475 di Italia Selatan. Ajarannya adalah kenyataan bukanlah gerak dan
perubahan melainkan keseluruhan yang bersatu. Dalam pandangan Pamenides ada dua jenis
pengetahuan yang disuguhkan yaitu pengetahuan inderawi dan pengetahuan rasional. Apabila
dua jenis pengetahuan ini bertentangan satu sama lain maka ia memilih rasio. Dari
pemikirannya itu membuka cabang ilmu baru dalam dunia filsafat yaitu penemuannya
tentang metafisika sebagai cabang filsafat yang membahasa tentang yang ada.
Lahir di Elea sekitar 490 SM. Ajarannya yang penting adalah pemikirannya tentang
MELISSOS
Lahir di Samos tanpa diketahui secara tepat tanggal kelahirannya. Ia berpendapat bahwa
“yang ada” itu tidak berhingga, maka menurut waktu maupun ruang.
Aliran Pluralis
EMPEDOKLES
Lahir di Akragas Sisislia awal abad ke-5 SM. ia menulis buah pikirannya dalam bentuk puisi.
Ia mengajarkan bahwa realitas tersusun dari empat anasir yaitu api, udara, tanah, dan air.
ANAXAGORAS
Lahir di Ionia di Italia Selatan. Ia berpendapat bahwa realitas seluruhnya bukan satu tetapi
banyak. Yang banyak itu tidak dijadikan, tidak berubah, dan tidak berada dalam satu ruang
yang kosong. Anaxagoras menyebut yang banyak itu dengan spermata (benih).
Aliran Atomis
Pelopor atomisme ada dua yaitu Leukippos dan Demokritos. Ajaran aliran filsafat ini ikut
berusaha memecahkan masalah yang pernah diajukan oleh aliran Elea. Aliran ini mengajukan
konsep mereka dengan menyatakan bahwa realitas seluruhnya bukan satu melainkan terdiri
dari banyak unsur. Dalam hal ini berbeda dengan aliran pluralisme maka aliran atomisme
berpendapat bahwa yang banyak itu adalah “atom” (a = tidak, tomos = terbagi).
Aliran Sofis
Sofisme berasal dari kata Yunani “sophos” yang berarti cerdik atau pandai. Tokoh-tokoh
Filsafat pada masa Socrates sering juga di sebut dengan filsafat periode klasik. Akan tetapi,
Socrates belum sampai pada suatu system filosofi, yang memberikan nama klasik kepada
filosofi itu. Ia baru membuka jalan. Ia baru mencari kebenaran. Ia belum sampai menegakkan
suatu system pandangan. Tujuannya terbatas hingga mencari dasar yang baru dan kuat bagi
Socrates tentang pengetahuan dan etika beserta filosofi alam yang berkembang sebelum
Socrates.
SOCRATES
Socrates lahir di Athena pada tahun 470 SM dan meninggal pada tahun 399 SM. Bapaknya
Socrates terkenal sebagai orang yang berbudi baik, jujur, dan adil. Cara penyampaian
pemikirannya kepada para pemuda mengunakan metode Tanya jawab. Socrates juga dikenal
sebagai seorang yang tidak tampan, berpakaian sederhana, tanpa alas kaki dan berkeliling
mendatangi masyarakat Athena untuk berdiskusi soal filsafat. Dia melakukan ini pada
awalnya didasari satu motif religius untuk membenarkan suara gaib yang didengar seorang
kawannya dari Oracle Delphi yang mengatakan bahwa tidak ada orang yang lebih bijak dari
Socrates. Merasa diri tidak bijak dia berkeliling membuktikan kekeliruan suara tersebut, dia
datangi satu demi satu orang-orang yang dianggap bijak oleh masyarakat pada saat itu dan dia
ajak diskusi tentang berbagai masalah kebijaksanaan. Metode berfilsafatnya inilah yang dia
sebut sebagai metode kebidanan. Dia memakai analogi seorang bidan yang membantu
kelahiran seorang bayi dengan caranya berfilsafat yang membantu lahirnya pengetahuan
melalui diskusi panjang dan mendalam. Dia selalu mengejar definisi absolut tentang satu
masalah kepada orang-orang yang dianggapnya bijak tersebut meskipun kerap kali orang
yang diberi pertanyaan gagal melahirkan definisi tersebut. Pada akhirnya Socrates
membenarkan suara gaib tersebut berdasar satu pengertian bahwa dirinya adalah yang paling
bijak karena dirinya tahu bahwa dia tidak bijaksana sedangkan mereka yang merasa bijak
pada dasarnya adalah tidak bijak karena mereka tidak tahu kalau mereka tidak bijaksana.
Cara berfilsafatnya inilah yang memunculkan rasa sakit hati para kaum sofis terhadap
Sokrates karena setelah penyelidikan itu maka akan tampak bahwa mereka yang dianggap
bijak oleh masyarakat ternyata tidak mengetahui apa yang sesungguhnya mereka duga
mereka ketahui. Rasa sakit hati inilah yang nantinya akan berujung pada kematian Sokrates
melalui peradilan dengan tuduhan resmi merusak generasi muda, sebuah tuduhan yang
Apologi karya Plato. Socrates pada akhirnya wafat pada usia tujuh puluh tahun dengan cara
meminum racun sebagaimana keputusan yang diterimanya dari pengadilan dengan hasil
objektif, yaitu yang tidak bergantung kepada aku dan kita, dalam membenarkan kebenaran
yang objektif, ia menggunakan metode tertentu yang terkenal dengan metode dialektika.
Dialektika berasal dari kata Yunani yang berarti bercakap-cakap atau dialog. Didalam
mengenai salah dan benar. Ia bertanya kepada negarawan, hakim, tukang, pedagang, dan
dan lain-lain kepada siapapun yang menurutnya patut ditanya. Socrates selalu menganggap
jawaban pertama sebagai hipotesis, dan dengan jawaban yang lebih lanjut, menarik
konsekuensi yang dapat disimpulkan dari jawaban tersebut. Jika tenyata hipotesis pertama
tidak dapat dipertahankan, karena menghasilkan konsekuensi yang mustahil, hipotesis itu
diganti dengan hipotesis lain, lalu hipotesis kedua ini diselidiki dengan jawaban-jawaban lain,
dan begitu seterusnya. Sering terjadi, percakapan itu berkhir dengan kebingungan. Akan
tetapi, tidak jarang, dialog itu menghasilkan suatu definisi yang dianggap berguna. (Ahmad
definisi. Ia menggunakan istilah induksi manakala pemikiran betolak dari pengetahuan yang
khusus, lalu ia menyimpulkannya dengan pengertian umum. Pengertian umum diperoleh dari
mengambil sifat-sifat yang sama (umum) dari masing-masing kasus khusus dan cirri-ciri
khusus yang tidak disetujui bersama disisihkan. Ciri umum tersebut dinamakan ciri esensi
dan semua ciri khusus itu dinamakan ciri-ciri eksistensi. Suatu definisi dibuat dengan
menyebutkan semua ciri esensi suatu objek dengan menyisihkan semua ciri eksestensinya.
Demikianlah jalan untuk memperoleh definisi tentang suatu persoalan. (Ahmad Syadali dan
Mudzakkir, 2004 : 66-67 ). Begitulah cara Socrates mencapai pengertian. Melalui induksi
sampai definisi. Definisi, yaitu pembentukan pengertian yang berlaku universal. Pengertian
menurut paham Socrates sama dengan apa yang disebut Kant: prinsip regulative dan dasar
menyusun. Dengan jalan begitu, hasil yang dicapai tidak lagi takluk kepada paham subjektif,
seperti yang diajarkan kaum Sofis, melainkan umum sifatnya, berlaku untuk selama-
Dengan cara itu, Socrates membangun jiwa lawannya berdialog tentang keyakinan bahwa
kebenaran tidak diperoleh begitu saja sebagai ayam panggang terlompat ke dalam mulut yang
ternganga, melainkan dicari dengan perjuangan seperti memperoleh segala barang yang
tertinggi nilainya. Dengan cara mencari kebenaran seperti itu, terlaksana pula tujuan yang
Selain memiliki metode dialektika yang digunakan untuk mencari suatu kebenaran, Socrates
juga memiliki suatu falsafah tentang etika. Mohammad Hatta (1986 : 83-84) menjelaskan
bahwa pandangan Socrates tentang etika bermula dari definisinya tentang budi. Menurut
Socrates, budi adalah tau. Inilah inti dari etikanya, orang yang berpengatahuan dengan
sendirinya akan berbudi baik. Paham etikanya merupakan kelanjutan dari metodenya. Induksi
Selanjutnya, peninggalan pemikiran Socrates yang paling penting ada pada cara dia
berfilsafat dengan mengejar satu definisi absolut atas satu permasalahan melalui satu
dialektika. Pengejaran pengetahuan hakiki melalui penalaran dialektis menjadi pembuka jalan
bagi para filsuf selanjutnya. Perubahan fokus filsafat dari memikirkan alam menjadi manusia
juga dikatakan sebagai jasa dari Sokrates. Manusia menjadi objek filsafat yang penting
setelah sebelumnya dilupakan oleh para pemikir hakikat alam semesta. Pemikiran tentang
manusia ini menjadi landasan bagi perkembangan filsafat etika dan epistemologis di
kemudian hari. Sumbangsih Socrates yang terpenting bagi pemikiran Barat adalah metode
penyelidikannya, yang dikenal sebagai metode elenchos, yang banyak diterapkan untuk
menguji konsep moral yang pokok. Karena itu, Socrates dikenal sebagai bapak dan sumber
Membicarakan filsafat Yunani sesudah masa Socrates sama artinya membicarakan mengenai
PLATO
Plato adalah seorang filosof Barat yang paling populer dan dihormati di antara filosof
lainnya. Karya-karyanya menjadi rujukan awal bagi perkembangan filsafat dunia. Plato
dilahirkan di Athena sekitar tahun 427 SM, pada masa akhir zaman keemasan Athena setelah
setahun kekuasaan Pericles berakhir, atau tiga tahun sejak perang Athena dengan Sparta.
Solon, seorang aristokrat reformis yang menulis undang-undang tentang demokrasi Athena.
Kehidupan Plato dalam lingkungan aristokrat membuatnya cukup dikenal di kalangan pejabat
Pemikiran filsafatnya sangat dipengaruhi oleh gurunya, Socrates, yang telah mengajarinya
selama 8 tahun. Pemikiran Plato pun banyak dipengaruhi oleh Socrates. Plato adalah guru
dari Aristoteles. Karyanya yang paling terkenal ialah Republik (dalam bahasa Yunani
Πολιτεία atau Politeia, “negeri”) yang di dalamnya berisi uraian garis besar pandangannya
pada keadaan “ideal”. Dia juga menulis ‘Hukum’ dan banyak dialog di mana Socrates adalah
peserta utama. Salah satu perumpamaan Plato yang termasyhur adalah perumpaan tentang
orang di gua. Cicero mengatakan Plato scribend est mortuus (Plato meninggal ketika sedang
menulis).
Ciri-ciri Karya-karya Plato yang pertama adalah Bersifat Sokratik yang dalam Karya-karya
yang ditulis pada masa mudanya, Plato selalu menampilkan kepribadian dan karangan
Sokrates sebagai topik utama karangannya. ciri yang kedua adalah Berbentuk dialog Hampir
semua karya Plato ditulis dalam nada dialog. Dalam Surat VII, Plato berpendapat bahwa pena
dan tinta membekukan pemikiran sejati yang ditulis dalam huruf-huruf yang membisu. Oleh
karena itu, menurutnya, jika pemikiran itu perlu dituliskan, maka yang paling cocok adalah
tulisan yang berbentuk dialog. sedangkan ciri yang ketiga adalah Adanya mite-mite Plato
menggunakan mite-mite untuk menjelaskan ajarannya yang abstrak dan adiduniawi Verhaak
menggolongkan tulisan Plato ke dalam karya sastra bukan ke dalam karya ilmiah yang
sistematis karena dua ciri yang terakhir, yakni dalam tulisannya terkandung mite-mite dan
berbentuk dialog.
Sumbangsih Plato yang terpenting adalah pandangannya mengenai idea. Pandangan Plato
terhadap idea-idea dipengaruhi oleh pandangan Sokrates tentang definisi. Idea yang
dimaksud oleh Plato bukanlah ide yang dimaksud oleh orang modern. Orang-orang modern
berpendapat ide adalah gagasan atau tanggapan yang ada di dalam pemikiran saja.Menurut
Plato idea tidak diciptakan oleh pemikiran manusia. Idea tidak tergantung pada pemikiran
manusia, melainkan pikiran manusia yang tergantung pada idea. Idea adalah citra pokok dan
perdana dari realitas, nonmaterial, abadi, dan tidak berubah. Idea sudah ada dan berdiri
sendiri di luar pemikiran kita. Idea-idea ini saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
Misalnya, idea tentang dua buah lukisan tidak dapat terlepas dari idea dua, idea dua itu
sendiri tidak dapat terpisah dengan idea genap.Namun, pada akhirnya terdapat puncak yang
paling tinggi di antara hubungan idea-idea tersebut. Puncak inilah yang disebut idea yang
Dunia indrawi adalah dunia yang mencakup benda-benda jasmani yang konkret, yang dapat
dirasakan oleh panca indera kita Dunia indrawi ini tiada lain hanyalah refleksi atau bayangan
daripada dunia ideal. Selalu terjadi perubahan dalam dunia indrawi ini. Segala sesuatu yang
terdapat dalam dunia jasmani ini fana, dapat rusak, dan dapat mati.
Dunia idea adalah dunia yang hanya terbuka bagi rasio kita. Dalam dunia ini tidak ada
perubahan, semua idea bersifat abadi dan tidak dapat diubah. Hanya ada satu idea “yang
bagus”, “yang indah”. Di dunia idea semuanya sangat sempurna. Hal ini tidak hanya merujuk
kepada barang-barang kasar yang bisa dipegang saja, tetapi juga mengenai konsep-konsep
pikiran, hasil buah intelektual. Misalkan saja konsep mengenai “kebajikan” dan “kebenaran”.
Pandangan Plato tentang karya seni dipengaruhi oleh pandangannya tentang ide Sikapnya
terhadap karya seni sangat jelas dalam bukunya Politeia (Republik). Plato memandang
negatif karya seni. Ia menilai karya seni sebagai mimesis mimesos. Menurut Plato, karya seni
hanyalah tiruan dari realita yang ada. Realita yang ada adalah tiruan (mimesis) dari yang asli.
Yang asli itu adalah yang terdapat dalam ide. Ide jauh lebih unggul, lebih baik, dan lebih
indrawi, yang terdapat dalam Philebus. Plato berpendapat bahwa keindahan yang
sesungguhnya terletak pada dunia ide. Ia berpendapat bahwa kesederhanaan adalah ciri khas
dari keindahan, baik dalam alam semesta maupun dalam karya seni. Namun, tetap saja,
keindahan yang ada di dalam alam semesta ini hanyalah keindahan semu dan merupakan
ARISTOTELES
Aristoteles lahir di Stagira, kota di wilayah Chalcidice, Thracia, Yunani (dahulunya termasuk
wilayah Makedonia tengah) tahun 384 SM. Ayahnya adalah tabib pribadi Raja Amyntas dari
Makedonia. Pada usia 17 tahun, Aristoteles menjadi murid Plato. Belakangan ia meningkat
akademi tersebut setelah Plato meninggal, dan menjadi guru bagi Alexander dari Makedonia.
Saat Alexander berkuasa di tahun 336 SM, ia kembali ke Athena. Dengan dukungan dan
bantuan dari Alexander, ia kemudian mendirikan akademinya sendiri yang diberi nama
Lyceum, yang dipimpinnya sampai tahun 323 SM. Perubahan politik seiring jatuhnya
Alexander menjadikan dirinya harus kembali kabur dari Athena guna menghindari nasib naas
sebagaimana dulu dialami Socrates. Aristoteles meninggal tak lama setelah pengungsian
Dalam bidang ilmu alam, ia merupakan orang pertama yang mengumpulkan dan
Berlawanan dengan Plato yang menyatakan teori tentang bentuk-bentuk ideal benda,
Aristoteles menjelaskan bahwa materi tidak mungkin tanpa bentuk karena ia ada (eksis).
Pemikiran lainnya adalah tentang gerak dimana dikatakan semua benda bergerak menuju satu
tujuan, sebuah pendapat yang dikatakan bercorak teleologis. Karena benda tidak dapat
bergerak dengan sendirinya maka harus ada penggerak dimana penggerak itu harus
mempunyai penggerak lainnya hingga tiba pada penggerak pertama yang tak bergerak yang
kemudian disebut dengan theos, yaitu yang dalam pengertian Bahasa Yunani sekarang
dianggap berarti Tuhan. Logika Aristoteles adalah suatu sistem berpikir deduktif (deductive
reasoning), yang bahkan sampai saat ini masih dianggap sebagai dasar dari setiap pelajaran
tentang logika formal. Meskipun demikian, dalam penelitian ilmiahnya ia menyadari pula
Hal lain dalam kerangka berpikir yang menjadi sumbangan penting Aristoteles adalah
silogisme yang dapat digunakan dalam menarik kesimpulan yang baru yang tepat dari dua
* maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Sokrates pasti akan mati
Di bidang politik, Aristoteles percaya bahwa bentuk politik yang ideal adalah gabungan dari
bentuk demokrasi dan monarki. Karena luasnya lingkup karya-karya dari Aristoteles, maka
Psikologi, Metafisika (misalnya studi tentang prisip-prinsip awal mula dan ide-ide dasar
tentang alam), logika formal, etika, politik, dan bahkan teori retorika dan puisi.
Di bidang seni, Aristoteles memuat pandangannya tentang keindahan dalam buku Poetike.
bahwa pengetahuan dibangun atas dasar pengamatan dan penglihatan. Menurut Aristoteles
sebuah karya seni adalah sebuah perwujudan artistik yang merupakan hasil chatarsis disertai
dengan estetika. Chatarsis adalah pengungkapan kumpulan perasaan yang dicurahkan ke luar.
Kumpulan perasaan itu disertai dorongan normatif. Dorongan normatif yang dimaksud adalah
dorongan yang akhirnya memberi wujud khusus pada perasaan tersebut. Wujud itu ditiru dari
apa yang ada di dalam kenyataan. Aristoteles juga mendefinisikan pengertian sejarah yaitu
Sejarah merupakan satu sistem yang meneliti suatu kejadian sejak awal dan tersusun dalam
bentuk kronologi. Pada masa yang sama, menurut beliau juga Sejarah adalah peristiwa-
peristiwa masa lalu yang mempunyai catatan, rekod-rekod atau bukti-bukti yang konkrit.
Pada masanya, pemikiran Aristoteles sangat berpengaruh pada pemikiran Barat dan
teologi Kristiani dilakukan oleh Santo Thomas Aquinas di abad ke-13, dengan teologi Yahudi
oleh Maimonides
BAB VI
A. FILSAFAT SCHOLASTIK
Filsafat abad pertengahan lazim disebut abad filsafat skolastik. Kata tersebut diambil
dari kata schuler yang berarti ajaran atau sekolahan. Belakangan kata skolastik menjadi
istilah bagi filsafat pada abad 9-15 yang mempunyai corak khusus yaitu filsafat yang
dipengaruhi agama.
karakteristik dan ciri khas pemikiran filsafatnya. Beberapa karakteristik yang perlu
dimengerti adalah:
Secara garis besar filsafat abad pertengahan ini dibagi dua periode, yaitu Periode
B. FILSAFAT KRISTEN
C. FILSAFAT HINDU
Dalam tradisi intelektual India Darsana merupakan padanan yang paling mendekati
istilah filsafat (barat), namun secara esensial ada perbedaan yang sangat mendasar, filsafat
(barat) terlepas dari agama sedangkan darsana tetap mengakar pada agama Hindu. Kata
darsana berasal dari urat kata ‘drs’ yang berarti melihat (ke dalam) atau mengalami, menjadi
kata darsana yang artinya penglihatan atau pandangan tentang realitas. ‘Melihat’ dalam
koteks ini bisa bermakna observasi perseptual atau pengalaman intuitif. Secara umum
‘darsan’ berarti eksposisi kritis, survei logis, atau sistem-sistem, yang lebih lanjut menurut
Radhakrisnan kata ‘darsana’ menandakan sistem pemikiran yang diperoleh melalui
pengalaman intuitif dan dipertahankan, diberlanjutkan melalui argumen logis. Kata darsana
sendiri dalam pengertian filsafat pertama kali digunakan dalam Waisesika sutra karya
Kanada.
Filsafat Hindu (darsana) merupakan proses rasionalisasi dari agama dan merupakan
bagian integral dari agama Hindu yang tidak bisa dipisah-pisahkan. Agama memberikan
aspek praktis ritual dan darsana memberikan aspek filsafat, metafisika, dan epistemology
sehingga antara agama dan darsana sifatnya saling melengkapi. Darsana muncul dari usaha
manusia untuk mencari jawaban-jawaban dari permasalahan yang sifatnya transenden, dan
yang menjadi titik awalnya adalah kelahiran dan kematian. Mengapa manusia itu lahir?, apa
yang menjadi tujuan kelahiran manusia? dan apa yang hilang ketika manusia mati?,
pertanyaan-pertanyaan inilah yang menjadi titik awal dari darsana.
Filsafat Hindu sering kali dianggap Atman sentris, artinya semuanya dimulai dari
Atman dan akhirnya berakhir pada Atman. Dalam proses pembelajarannya selalu
mengarahkan pada tujuan hidup tertinggi yaitu Moksa, semua proses pikiran dan perasaan
selalu diarahkan menuju tujuan tersebut. Sehingga filsafat Hindu bukanlah proses pemikiran
yang kering dan tanpa tujuan. Realisasi atman menjadi tujuan setiap darsana walaupun dalam
berbagai kapasitas yang berbeda, Veda menyatakan “ Atma va’re drastavyah “ (Atman agar
direalisasikan) atau kembalinya kedudukan asli atman sebagai pelayan abadi Tuhan. Atman
merupakan asas inti dari setiap kehidupan sehingga harus dipahami keberadaannya.
Pada intinya secara esensial, dalam konteks agama maupun darsana, terdapat sebuah
landasan bahwasannya didalam diri manusia terdapat asas yang sifatnya abadi dalam diri
manusia, yaitu atman. Atman sebagai asas roh dan badan sebagai asas materi, atman sebagai
entitas yang independent dan kekal selalu bersifat murni terbebas dari berbagai mala
(kekotoran). Mengembalikan atman yang sifatnya abadi menuju sumber keabadian inilah
yang menjadi tujuan bersama antara darsana dan agama. Atman didalam Bhagavad Gita
digambarkan sebagai berikut :
Karena sifat darsana sebagai pandangan yang merupakan akibat dari aktifitas
‘melihat’, maka dapat disadari bahwa ada beberapa pandangan (darsana) dalam tradisi
intelektual India, secara umum filsafat India (Veda) dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
1. Pandangan yang orthodox, disebut juga Astika, kelompok ini secara langsung
maupun tidak langsung mengakui otoritas Veda sebagai sumber ajarannya. Terdiri
dari 6 aliran filsafat (Sad Darsana) yang pada akhirnya disebut sebagai filsafat Hindu,
terdiri dari : Nyaya, Vaisesika, Samkhya, Yoga, Purwwa Mimamsa, Wedanta (Uttara
Mimamsa).
2. Pandangan yang heterodox , disebut juga Nastika, kelompok ini tidak mengakui
otoritas Veda sebagai sumber ajarannya. Terdiri dari Carwaka, Jaina, dan Buddha.
Enam aliran filsafat Hindu (sad darsana) merupakan konsep yang saling berhubungan
satu sama lain : 1. Nyaya dan Waiseika, 2. Samkhya dan yoga, 3. Mimamsa dan Wedanta.
Waisesika merupakan tambahan dari Nyaya, Yoga merupakan tambahan dari Samkhya, dan
Wedanta merupakan satu perluasan dan penyelesaian dari Samkhya.
Wedanta (puncak ajaran Weda) sebagai filsafat yang muncul secara langsung dari
teks-teks upanisad merupakan system filsafat yang dianggap paling memuaskan. Dari
penafsiran-penafsiran filsafat Wedanta muncul berbagai aliran pemikiran antara lain : konsep
adwaita dari Sankaracarya, konsep wisistadwaita dari Ramanujacarya, dan konsep dwaita dari
Sri Madhwacarya, konsep Acintya bheda abheda tattva dari Sri Caitanya. Tiap-tiap pemikiran
filsafat ini mebicarakan tiga masalah pokok yaitu : mengenai Brahman, Alam, dan atman
(roh). Selain ketiga aliran pemikiran yang muncul dari filsafat Wedanta tersebut, masih
terdapat beberapa aliran pemikiran lainnya namun sifatnya lebih pada penggabungan dari tiga
konsep pemikiran tersebut.
1. Tanah, air, api, dan udara adalah elemen dari alam semesta.
2. Tubuh, indra, dan objek-objek merupakan hasil kombinasi dari berbagai elemen alam.
3. Kesadaran muncul dari material seperti sifat alkohol anggur yang muncul dari anggur
yang dipermentasi.
4. Tidak ada roh, yang ada adalah tubuh yang sadar
5. Kepuasan adalah satu-satunya tujuan hidup manusia.
6. Kematian adalah pembebasan.
B. Jaina
Filsafat jaina merupakan sistem filsafat yang mengembangkan tradisi atheisme namun
spiritual, kata jaina sendiri berarti ‘penakluk spiritual’. Pengikut jaina mempercayai 24
tirthangkara (pendiri keyakinan), tirthangkara pertama adalah Rsabhadeva dan yang terakhir
adalah Mahavira. Sistem ini menekankan pada aspek etika yang ketat, yang terutama adalah
ahimsa. Jaina mengklasifikasikan pengetahuan menjadi 2, yaitu :
1. Aparoksa : pengetahuan langsung, terdiri dari avadhi (kemampuan melihat hal-hal
yang tidak nampak oleh indra), manahparyaya (telepathi), dan kevala
(kemahatahuan).
2. Paroksa : pengetahuan antara, terdiri dari mati (mencakup pengetahuan perseptual
dan inferensial) dan sruta (pengetahuan yang diambil dari otoritas)
Jaina menerima tiga jenis pramana, yaitu pratyaksa (persepsi), anumana (inferensi),
dan sruta (otoritas). Jaina meyakini tentang adanya pluralisme roh, terdapat roh-roh sesuai
dengan banyaknya tubuh. Tidak hanya roh dalam manusia, binatang, dan tumbuhan, tapi
meyakini hingga roh-roh yang ada dalam debu. Roh memiliki kualifikasi tinggi dan rendah,
namun semuanya mengalami belenggu dalam pengetahuan yang terbatas. Belenggu dapat
dihilangkan dengan :
Dengan tiga hal tersebut maka perasaan akan dikendalikan, dan karma yang
membelenggu roh akan hilang, hingga roh mencapai kesempurnaan alamiahnya yang tak
terbatas. Jaina tidak mempercayai dengan adanya Tuhan, para tirthangkara menggantikan
tempatNya. Jaina mengenal lima disiplin spiritual, yang terdiri dari :
Keberadaan filsafat pada masa ini juga menandai masa kegemilangan dunia Islam,
yaitu selama masa Daulah Abbasiyah di Bagdad (750-1258) dan Daulah Amawiyah di
Spanyol (755-7492). Menurut Hasbullah Bakry, istilah skolastik Islam jarang dipakai
dalam Khazanah pemikiran Islam. Istilah yang sering dipakai adalah ilmu kalam atau
filsafat Islam. Kedua ilmu tersebut dalam pembahasannya dipisahkan. Periode
skolastik Islam dapat dibagi ke dalam empat masa, yaitu :
1. Periode Kalam Pertama
Periode ini ditandai dengan munculnya kelompok-kelompok mutakallimin/aliran-
aliran dalam ilmu kalam, yakni :
a. Khawarij
b. Murjiah
c. Qadariyah
d. Jabariah
e. Mu'tazilah
f. Ahli Sunnah
Aliran yang paling menonjol adalah Mu'tazilah yang dimotori oleh Wasil bin Atha
dan dianggap sebagai rasionalisme Islam. Aliran ini timbul sebagai jawaban atas
tantangan-tantangan yang timbul berupa paham-paham mengenai masalah Tuhan dan
hubungan manusia dengan Tuhan, yaitu paham tasybih (antropomorphisme),
jabariyah (determinisme), dan khawarij (paham teokratik). Mu'tazilah memberi
jawaban dengan konsep-konsep dan ajarannya, yaitu :
a. Keesaan Tuhan (al-tauhid)
b. Kebebasan kehendak (al-iradah)
c. Keadilan Tuhan (al-'adalah)
d. Posisi tengah (al-manzilah bain al-manzilatain)
e. Amar ma'ruf nahi munkar (al-amr bi al-ma'ruf wa al nahy 'an al-munkar) .
2. Periode Filsafat Pertama
Periode filsafat Islam pertama adalah periode munculnya filsuf-filsuf Muslim di
wilayah Timur, masing-masing adalah :
a. Al-Kindi (806-873 M)
b. Al-Razi (865-925 M)
c. Al-Farabi (870-950 M)
d. Ibnu Sina (980-1037 M).
3. Periode Kalam Kedua
Periode ini ditandai dengan tampilnya tokoh-tokoh kalam penting dan besar
pengaruhnya terhadap perkembangan ilmu kalam berikutnya, antara lain :
a. Al-Asyi'ari (873-957 M)
Semula ia adalah pengenut Mu'tazilah, tetapi karena tidak puas dengan keterangan-
keterangan yang diberikan oleh gurunya, Al-Juba'i, akhirnya ia keluar dari Mu'tazilah.
Aliran dan pahamnya disebut Asy'ariyah. Di samping Asy'ariyah juga Al-Matudiri.
b. Al-Ghazali (1065-1111 M)
Ia adalah sosok Muslim yang berpengaruh besar terhadap dunia Islam. Ia bergelar
"hujjatul Islam" (benteng Islam).
4. Periode Filsafat Kedua
Periode ini ditandai dengan tampilnya sarjana-sarjana dan ahli-ahli dalam berbagai
bidang yang juga meminati filsafat. Mereka hidup dalam masa Daulah Amawiyah di
Spanyol (Eropa) pada saat Eropa sedang dalam masa kegelapan. Dengan tampilnya
para filsuf Muslim di Eropa ini, ilmu dan peradaban tumbuh berkembang dan terus
meningkat. Mereka adalah :
a. Ibnu Bajjah (1100-1138 M), di Barat di kenal Avempace
b. Ibnu Thufail (m. 1185 M), di Barat di kenal Abubacer
c. Ibnu Rusyd (1126-1198 M), di Barat di kenal Averroce
5. Periode Kebangkitan
Periode ini dimulai dengan adanya kesadaran dan kebangkitan kembali dunia Islam
setelah mengalami kemerosotan alam pikiran sejak abad XV hingga abad XIX. Oleh
karenanya, periode ini disebut juga sebagai Renaissans Islam. Di antara tokoh yang
berpengaruh pada periode ini adalah Jamaluddin Al-Afgani, Muhammad Abduh,
Rasyid Ridha, Muhammad Iqbal, dan masih banyak lagi.
Adalah seperangkat gagasan filosofis yang diprakarsai oleh orang Kristen dari abad
Filsafat Kristen muncul dengan tujuan mendamaikan sains dan iman, dimulai dari penjelasan rasional
alami dengan bantuan wahyu Kristen. Beberapa pemikir seperti Agustinus percaya bahwa ada
hubungan yang harmonis antara sains dan iman, yang lain seperti tertulis mengklaim bahwa ada
Ada ulama yang mempertanyakan keberadaan filsafat Kristen itu sendiri. Klaim ini
bahwa tidak ada orisinalitas dalam pemikiran Kristen dan konsep serta ide-idenya diwarisi
dari filsafat Yunani.. Dengan demikian, filsafat Kristen akan melindungi pemikiran filosofis,
Namun, Boehner dan Gilson mengklaim bahwa filsafat Kristen bukanlah pengulangan
sederhana dari filsafat kuno, meskipun mereka berutang kepada ilmu pengetahuan Yunani
pengetahuan yang dikembangkan oleh Plato, Aristoteles dan Neo-Platonis. Mereka bahkan
mengklaim bahwa dalam filsafat Kristen, budaya Yunani bertahan dalam bentuk organic.
Filsafat Kristen dimulai sekitar abad ke-2. Hal ini muncul melalui gerakan komunitas
Kristen yang disebut patristik, yang memiliki tujuan utama mempertahankan iman kristen.
Kemungkinan Patristik berakhir sekitar abad ke-8. Sejak abad ke-11, filsafat Kristen
dimanifestasikan melalui Skolastisisme . Inilah periode filsafat abad pertengahan atau Abad
Pertengahan yang berlangsung hingga abad ke-15, sebagaimana dikemukakan oleh T. Adão
Lara. Sejak abad ke-16 dan seterusnya, filsafat Kristen, dengan teori-teorinya, mulai hidup
mengingat bahwa titik awal filsafat Kristen adalah pesan agama Kristen. Kegiatan misionaris
para rasul, pengikut Yesus Kristus, berkontribusi pada penyebaran pesan Kristen, meskipun
Dalam filsafat Kristen, proposisi perlu ditunjukkan secara alami dan dia menggunakan
refleksi yang dikondisikan oleh pengalaman - dengan penggunaan akal. Titik tolak filosofis
filsafat Kristen adalah logika, tidak terkecuali teologi Kristen Meskipun ada hubungan
antara doktrin teologis dan refleksi filosofis dalam filsafat Kristen, refleksinya sangat
rasional. Dalam cara melihat kedua disiplin ini, jika setidaknya salah satu premis suatu
argumen diturunkan dari wahyu, argumen itu masuk dalam ranah teologi; jika tidak, ia jatuh
Pada dasarnya, cita-cita filosofis Kristen adalah membuat keyakinan agama menjadi
jelas secara rasional melalui akal sehat. Sikap filosof Kristen ditentukan oleh iman dalam hal-
hal yang berkaitan dengan kosmologi dan kehidupan sehari-hari. Berbeda dengan filosof
Sekuler, filosof Kristen mencari kondisi untuk identifikasi kebenaran abadi, yang dicirikan
oleh religiusitas
Ada kritik terhadap filsafat Kristen karena agama Kristen saat ini sedang hegemonik
dan memusatkan elaborasi semua nilai. Koeksistensi filsafat dan agama dipertanyakan,
karena filsafat itu sendiri kritis dan agama didirikan di atas wahyu dan dogma yang mapan.
Lara percaya bahwa ada pertanyaan dan tulisan dengan karakteristik filosofis di Abad
Pertengahan, meskipun agama dan teologi mendominasi. Dengan cara ini ia didirikan oleh
dogma, dalam beberapa aspek, tidak mencegah konstruksi filosofis yang signifikan.
Tradisi
Filsafat Kristen berkembang dari filsafat pendahulunya. Justin didasarkan pada filsafat
Yunani, sebuah akademi di Agustinus dan Patristik. Dalam tradisi pemikiran filosofis Kristen
atau Yudaisme, yang darinya ia diwarisi dari Perjanjian Lama dan lebih mendasar lagi dalam
pesan Injil, yang mencatat atau menjadi pusat pesan yang dianjurkan oleh Kekristenan.
Skolastisisme mendapat pengaruh dari filsafat Yahudi dan filsafat Islam . Eropa Kristen ini
tidak tetap secara eksklusif dipengaruhi oleh dirinya sendiri, tetapi mengalami pengaruh kuat
Sistematisasi tampilan
realitas dalam satu kesatuan yang harmonis. Ada kurangnya semangat kreatif, yang
dikompensasi oleh visi keseluruhan. Wahyu Kristen sendiri memberikan gambaran umum
Filsafat Modern yaitu pembagian dalam sejarah Filsafat Barat yang dibuat sebagai tanda
selesainya era skolastisisme Waktu munculnya filsafat modern yaitu masa ratus tahun ke-17
sampai awal masa ratus tahun ke-20 di Eropa Barat dan Amerika Utara Filsafat Modern ini
pun dimulai sejak munculnya rasionalisme lewat pemikiran Descartes seorang filsuf
Masa modern dibuat sebagai identitas di dalam filsafat Modern. Pada masa ini
rasionalisme semakin dipikirkan. Tidak remeh untuk menentukan mulai dari kapan Masa
ratus tahun Pertengahan berhenti. Namun, bisa disebutkan bahwa Masa ratus tahun
Pertengahan itu selesai pada masa ratus tahun 15 dan 16 atau pada belakang masa
Renaissance Masa setelah Masa ratus tahun Pertengahan yaitu masa Modern. Sekalipun,
memang tidak jelas kapan selesainya Masa ratus tahun Pertengahan itu. Akan tetapi, berada
hal-hal yang jelas menandai masa Modern ini, yaitu dibuat sebagai bertambah sempurna
pesat berbagai kehidupan manusia Barat, khususnya dalam segi kebudayaan, pengetahuan
pengetahuan, dan ekonomi Usaha untuk menghidupkan kembali kebudayaan klasik Yunani-
Romawi Kebudayaan ini pulalah yang diresapi oleh suasana kristiani. Di segi Filsafat,
terdapat aliran yang terus mempertahankan masa Klasik. Aliran-aliran dari Kungfu dan
mazhab Stoa dibuat sebagai aliran-aliran yang terus dipertahankan. Pada masa Renaissance
Satu hal yang yang dibuat sebagai perhatian pada masa Renaissance ini yaitu ketika
kita melihat perkembangan pemikirannya. Perkembangan pada masa ini menimbulkan sebuah
masa yang amat berperan di dalam dunia filsafat. Inilah yang dibuat sebagai awal dari masa
Pada masa Modern terjadi perkembangan yang pesat pada segi ekonomi. Hal ini
terlihat dari kota-kota yang dibuat sebagai bertambah sempurna dibuat sebagai pusat
perdagangan, pertukaran barang, programa ekonomi monoter, dan perbankan. Kaum kelas
suatu kebebasan tertentu. Kebebasan ini bersesuaian dengan syarat-syarat dasar kehidupan.
Segala macam barang kebutuhan bisa dibeli dengan uang. Makanisme pasar pun sudah mulai
mengambil peranan penting untuk menuntut manusia untuk rajin, cerdik, dan cerdas. Dari
tuntutan baru dan praktis yang harus dijawab berdasarkan kemampuan muslihat budi yang
mereka miliki. Kemampuan ini tanpa harus mengacu untuk otoritas lain, entah itu dari
kekuasaan gereja, tuntutan tuan tanah feodal, maupun petuah muluk-muluk dari para filsuf.
Dari sudut pandang sejarah Filsafat Barat melihat bahwa masa modern yaitu periode
dimana berbagai aliran pemikiran baru mulai muncul bersamaan dan beradu dalam kancah
pemikiran filosofis Barat Filsafat Barat dibuat sebagai penggung perdebatan antar filsuf
terkemuka Setiap filsuf tampil dengan gaya dan argumentasinya yang khas. Argumentasi
mereka pun tidak jarang yang bersifat kasar dan sini, kadang tajam dan pragmatis, berada
juga yang sentimental. Sejarah filsafat pada masa modern ini dibagi ke dalam tiga zaman
atau periode, yaitu: zaman Renaissans (Renaissance), zaman Pencerahan Budi (Aufklarung),
Berada sebagian tokoh yang dibuat sebagai perintis yang membuka perlintasan baru
menuju perkembangan ilmiah yang modern. Mereka yaitu Leonardo da Vinci (1452-1519),
Nicolaus Coperticus (1473-1543), Johannes Kepler (1571-1630) dan Galileo Galilei (1564-
1643). Sedangkan Francis Bacon (1561-1623) yaitu filsuf yang meletakkan dasar
filosofisnya untuk perkembangan dalam segi pengetahuan pengetahuan. Dia yaitu bangsawan
Inggris yang terkenal dengan karyanya yang bermaksud untuk menggantikan teori
Sekalipun demikian, Rene Descartes yaitu filsuf yang paling terkenal pada masa
filsafat modern ini. Rene Descartes (1596-1650) diberikan gelar sebagai bapa filsafat modern.
Dia yaitu seorang filsuf Perancis. Descartes berusaha dapat filsafat pada Kolese yang
dipimpin Pater-pater Yesuit di desa La Fleche. Descartes menulis sebuah buku yang terkenal,
yaitu Discours de la method pada tahun 1637 Bukunya tersebut berisi tentang uraian tentang
metode perkembangan intelektuilnya. Dia dengan lantang menyatakan bahwa tidak berpuas
diri dengan filsafat dan pengetahuan pengetahuan yang dibuat sebagai bahan pendidikannya.
Dia juga menjelaskan bahwa di dalam dunia ilmiah tidak berada sesuatu pun yang
dianggapnya pasti. Segala sesuatu bisa dipersoalkan dan pada kenyataannya memang
dipersoalkan juga.
2. MASA AUFKLARUNG
Aufklarung berarti Zaman pencerahan atau zaman fajar budi adalah suatu gerakan
besar di eropa pada abad ke-18m yang memberi kedudukan dan kepercayaan luar biasa
kepada akal budi manusia. Masa ini dihiasi dengan aneka temuan pengetahuan oleh para ahli.
Selain temuan pengetahuan, masa aufklarung juga berkontribusi besar terhadap perubahan
sejarah dunia. Salah satu peristiwa besar yang dipengaruhi oleh periode ini adalah Revolusi
Kalau Renaissance dipandang sebagai peremajaan pikiran, maka Aufklarung menjadi masa
pendewasaannya. Periode Aufklarung telah membawa banyak perubahan pola pikir manusia.
Jerman, Inggris, dan Perancis. Berbagai Negara mempunyai karakteristik masing masing
akal budi sebagai sumber utama pengetahuan. Hampir semua ahli muncul pada zaman ini
merupakan ahli Matematika, seperti Descartes, Spinoza, dan Leibnis. Mereka mencoba
bahwa sumber pengetahuan harus di cari dalam pengalaman. Tokoh Empirisme pada
umumnya memberikan tekanan lebih besar pada pengalaman dibandingkan dengan filsuf
filsuf lain. Pengalaman indrawi menurut mereka adalah satu satunya sumber pengetahuan,
bukan akal. Aliran Empirisme diawali dari Francis Bacon, yang memberi tekanan kepada
pengalaman sebagai sumber pengenalan. Aliran ini diterima dan dikembangkan oleh tokoh
tokoh terkemuka Empirisme, seperti Thomas Hobbes, John Locke, dan D.Hume.
KANTIANISME Tokoh yang terkenal dalam aliran ini adalah Immanuel Kant. Ia
adalah salah seorang pemikir kritikus dan pemikir besar di barat. Dia dengan gigih berupaya
mendamaikan pertentangan yang terjadi antara Rasionalisme dan Empirisme. Kant mencoba
yakni pengalaman dan kearifan akal budi. Pengalaman indrawi adalah unsur a posteriori(yang
datang kemudian), sedangkan akal budi merupakan unsur a priori( yang datang lebih dulu).
manusia dengan akalnya. Lawan rasionalisme dalam epistimologi ialah empirisme yang
Aliran idealisme ini diwakili oleh beberapa tokoh diantaranya J.G. Flitcher,
F.W.S.Schelling,dan F.Hegel.
metode ilmiah dengan memasukan eksperimen dan ukuran- ukurannya. Jadi Positivisme itu
positivisme adalah Auguste Comte, seorang filsuf Prancis yang besar pengaruhnya terhadap
benar tidaknya suatu ucapan,dalil, atau teori, semata-mata bergantung kepada manfaatnya
dalam kehidupan. Salah satu tokoh yang terkenal dalam aliran ini adalah William James. Ia
beranggapan bahwa tidak ada kebenaran yang mutlak, berlaku umum, dan yang berdiri lepas
dari akal.
dalam filsafat biasa dihubungkan dengan ilmu hermeneutic, yaitu ilmu yang mempelajari arti
daripada fenomena ini. Ahli Fenomenologi yang pertama Edmumd Husserl yang memulai
berbagai gejala dengan berdasar pada eksistensinya. Artinya bagaimana manusia berada
Aufklarung sangat dirasakan pada perkembagan teknologi dan pemikiran dalam abad
modern. Masa ini melahirkan beberapa tokoh dan ahli- ahli yang berperan dalam
perkembangan ilmu pengetahuan. Selain itu masa Aufklarung juga menghasilkan beberapa
filsafat penting yang masi diadopsi sampai saat ini dalam berbagai ilmu pengetahuan.
MASA AUFKLARUNG
Pada abad ke-18 dimulailah suatu zaman baru, yang memang telah ada
pada Renais s ance s erta yang mew ujudkan buah pahit dari ras ionalis m e dan
empirisme. Abad ke-18 masa itu terkenal dengan sebutan zaman Pencerahan
Dalam kurun waktu “pencerahan’ pada ummnya yang berkuasa ialah semangat yang
menaruh kepercayaan optimistik pada kekuatan akal pemikiran eropa. Mulailah semakin
lama semakin banyak kaum borjuis yang sadar mengambil tempat dalam kehidupan ilmiah.
Di samping itu khususnya perkembangan yang cepat dalam bidang matematika serta fisikalah
yang mengilhami optimisme ini. Terutama peletakan dasar-dasar fisika klasik oleh Isaac
Newton (1642-1727) memberi kesan yang hebat. Oleh peristiwa itu fisika mendapatkan
dasar-dasarnya yang tetap dan membayangkan suatu perkembangan tak terbatas. Orang
mengira bahwa apa yang berlaku pada fisika dapat dijangka pula bagi ilmu pengetahuan yang
lain. Dengan terjadinya semua itu lambat-laun orang semaki menaruh harapan pada
pengusahaan ilmu pengetahuan positif dibanding pada pengusahaan filsafat. Oleh sebab itu
abad ke-18 merupakan abaf yang didalamnya filsafat mengalami perkembangan yang sedikit.
Hal-hal penting yang dapat dicatat terletak pada bidang kritik maupun pada bidang-bidang
Pencerahan berasal dari Inggris. Hal ini disebabkan karena menjelang akhir abad
ke-17 di Inggris berkembanglah suatu tata ne gara yang liberal. Oleh karena itu,
lambat-laun pencerahan tumbuh menjadi keyakinan umum di antara para ahli pikir.
Gerakan ini dibawa dari Inggris ke Perancis, kemudian dari sana tersebar ke seluruh
eropa. Di Perancis gerakan ini secara sadar dan terus beriringan dengan keadaan
kemasyarakatan, kenegaraan dan kegerejaan pada waktu itu. Akhirnya, Jerman mengikuti
jejak Perancis. Akan tetapi, gerakan pencerahan berjalan dengan lebih tenang dan serasi,
Pencerahan di Inggris
Salah satu gejala Pencerahan di Inggris ialah yang disebut Deisme, suatu
aliran dalam filsafat Inggris pada abad ke-18, yang menggabungkan diri dengan
gagasan Eduard Herbert dari Cherburry (1581-1648), yang dapat disebut pemberi alas
ajaran agama alamiah. Deisme adalah suatu aliran yang mengakui adanya yang
menciptakan alam semesta ini. Akan tetapi, setelah dunia diciptakan, Allah
agama Kristen ditaklukkan kepada akal. Atas dasar pendapat ini, ia menentang
segala kepercayaan yang berdasarkan wahyu. Terhadap segala skeptisme di bidang
Pencerahan di Perancis
Pada abad ke-18 filsafat di Perancis menimba gagasannya dari Inggris. Para
pelopor filsafat di Perancis sendiri (Descartes, d1l) telah dilupakan dan tidak dihargai
lagi. Sekarang, yang menjadi guru mereka adalah Locke dan Newton.
Dua tok oh ya ng a ka n di bi ca ra ka n di s in i, ya it u p er ta ma - ta ma
V o lt ai re (1694-1778), yang adalah nama samaran dari Francois Marie Arouet. Pada
Newton. Apa yang telah diterimanya dari kedu tokoh ini ialah: a) sampai di
mana jangkauan akal manusia, dan b) di mana letak batas - batas akal manus ia.
Orang kedua yang akan dibicarakan adalah Jean Jacques Rousseau (1712-
dia, menyebarkan kesenian dan ilmu pengetahuan yang umum, tanpa disertai
penilaian yang baik, dengan terlalu percaya kepada pembaharuan umat manusia melalui
Pencerahan di Jerman
terhadap agama Kristen seperti yang terjadi di Perancis. Memang orang juga
kuat. Penting sekali baginya adalah susuanan sitem filsafat yang bersifat
didaktis, gagasan-gagasan yang jelas dan penguraian yang tegas. Dialah yang
menciptakan istilah-istilah filsafat dalam bahasa Jerman dan menjadikan bahasa itu
menjadi serasi bagi pemikiran ilmiah . Pekerjaannya itu membuat filsafat menarik
perhatian umum.
b a r u y a n g m e m b e r i a r a h k e p a d a s e g a l a p e m i k i r a n f i l s a f a t d i za ma n y an g
keluar dari keadaan tidak akil balik, yang disebabkan karma kesalahan
manusi a sendiri. Kesalahan itu terletak di sini, bahwa manusia tidak mau
bahwa zaman pewalian pemikiran manusia telah tiada lagi. Umat manusia telah
merasa bebas, merdeka dan tidak memerlukan lagi tiap kuas a yang datang dari
luar dirinya, di bidang apa pun. Sekarang, orang dapat tanpa gangguan hidup