Onang Yang Disajikan Bapak Ridwan Aman Nasution: Kajian Makna Teks Dan Struktur Melodi Lagu Onang
Onang Yang Disajikan Bapak Ridwan Aman Nasution: Kajian Makna Teks Dan Struktur Melodi Lagu Onang
Onang Yang Disajikan Bapak Ridwan Aman Nasution: Kajian Makna Teks Dan Struktur Melodi Lagu Onang
SKRIPSI SARJANA
O
L
E
H
OLEH :
Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya USU Medan,
untuk melengkapi salah satu syarat Ujian Sarjana Seni
dalam bidang disiplin Etnomusikologi
DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI
MEDAN
2017
ii
DITERIMA OLEH :
Pada Tanggal :
Hari :
Dekan,
iii
DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI
KETUA,
iv
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas kasih
dan anugerah-Nya yang begitu besar yang telah menolong dan menyertai hidup
penulis, serta memberi kekuatan dan pengertian dalam penyelesaian skripsi ini.
Skripsi ini berjudul “Kajian Makna Teks dan Struktur Melodi Lagu
Perkawinan Adat Mandailing di Kota Medan.” Skripsi ini diajukan sebagai syarat
penulisan atau penyusunan skripsi ini. Selain itu juga tidak luput dari kebosanan
dan jenuh yang penulis rasakan. Namun, dengan adanya dorongan dari orang-
orang sekitar penulis, maka penulis semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
orang tua tercinta, yakni ayahanda S.M. Sinaga, S.H. dan ibunda M.S. Samosir,
S.Pd. Terimakasih atas cinta kasih dan perhatian yang telah diberikan kepada
ananda. Demikian pula motivasi-motivasi yang diberikan dan juga doa yang
Dr. Budi Agustono., M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya USU Medan.
Sumatera Utara.
vi
FIB USU yang juga dosen pembimbing I penulis yang telah membimbing dan
melimpah serta kesehatan kepada Bapak. Terima kasih juga kepada Ibu Dra.
yang telah membantu lancarnya administrasi kuliah saya selama ini, serta ilmu
yang diberikan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada yang terhomat Bapak Drs.
menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih untuk perhatian, ilmu, dan kebaikan yang
Etnomusikologi FIB USU yang telah membantu semua urusan administratif dan
pendekatannya.
Bapak Drs. Irwansyah Harahap, M.A., Ibu Drs. Rithaony Hutajulu, M.A., Bapak
Drs. Bebas Sembiring, M.Si., Ibu Arifninetrirosa, SST,M.A., Ibu Dra. Frida
vii
Purba, M.Si., dan Bapak Drs. Torang Naiborhu, M.Hum. Juga kepada semua
kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak dan Ibu yang telah membagikan ilmu
dan pengalaman hidup Bapak/Ibu sekalian. Seluruh ilmu dan pengalaman hidup
Ibu Rosmati Lubis, Bapak Ishak Jamal Lubis, dan Hardiansyah Nasution.
Sungguh pengalaman dan kesempatan yang tak terhingga yang penulis dapat
Andrey, Freny Octaviana, Ria Afriana, Ridhayani, Ruth Darmayana yang juga
skripsi ini. Dan juga kepada : Citra Butar-butar, Ardy Manurung, Amsal Siburian,
Rian Situmorang, Yusuf Regar, Surung, BenPur, Jackson, Bang Dolok, Hendra
Woyoo, Rendy, Ferry, Rani, Upay, Jenny, Hotlan, Mueq, Ryan Ambarita,
Goppaz, Zube, Daniel Pardosi, Velix, pra Salomo, Gogo, Kia, Ade Pasaribu, Bang
Ivan Sianipar, Bang Batoan, Bang Fuad, Black Canal Family, Cici, Basecamp
SkaMerkunjo, dan lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu,
viii
Jayalah almamaterku.
ix
Abstraksi ................................................................................................ V
Kata Pengantar ..................................................................................... VI
Daftar Isi ................................................................................................ X
Daftar Gambar ...................................................................................... XII
Daftar Tabel ........................................................................................... XIII
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Pokok Permasalahan .................................................................... 7
1.3 Tujuan dan Manfaat ..................................................................... 8
1.3.1 Tujuan ................................................................................ 8
1.3.2 Manfaat ............................................................................. 8
1.4 Konsep dan Teori .......................................................................... 9
1.4.1 Konsep ............................................................................... 9
1.4.2 Teori ................................................................................... 10
1.5 Metode Penelitian ......................................................................... 12
1.5.1 Studi Kepustakaan .............................................................. 13
1.5.2 Kerja Lapangan ................................................................... 13
1.5.3 Wawancara ......................................................................... 14
1.5.4 Observasi ............................................................................ 15
1.5.5 Kerja Laboratorium ............................................................ 15
1.6 Lokasi Penelitian ........................................................................... 15
BAB V: PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................ 69
5.2 Saran .......................................................................................... 71
Daftar Pustaka ......................................................................................... 72
Daftar Informan ....................................................................................... 73
Lampiran .................................................................................................. 74
xi
xii
xiii
disebut kebudayaan adalah segala sesuatu yang dapat dipikirkan, dikerjakan, dan
penampakan identitas diri dari suku bangsa tersebut. Suatu suku bangsa dapat
dikenal oleh dunia apabila suatu suku bangsa tersebut sanggup memperkenalkan
Kekayaaan Indonesia ini didukung oleh banyaknya etnik atau suku yang
mendiami seluruh wilayah Indonesia mulai dari Sabang sampai Merauke. Masing-
masing etnik memiliki ciri khas yang menjadi identitas etnik tersebut. Salah satu
Sumatera Utara. Etnik Mandailing adalah orang yang berasal dari Mandailing
Mandailing memiliki alat musik kesenian yang menjadi ciri khas kebudayaan
budaya suku bangsa Mandailing. Musik ini adalah seperangkat alat musik sakral
yang terdiri dari sembilan buah gendang yang berukuran besar. Dikatakan sakral
Gondang Dua, Gordang Lima dan Gordang Sambilan. Alat musik yang termasuk
ansambel Gondang Dua yaitu Sarune, Penyanyi, Gondang Dua, Ogung, Doal,
Momongan, dan Tali Sasayap. Alat musik yang termasuk ansambel Gordang
Lima yaitu Gordang Lima, Sarune, Ogung, Momongan, dan Doal. Alat musik
enek), gong (dada boru dan jantan), mongmongan, dan tali sasayak.
raja (Raja Nasution, Raja Lubis), Tua Porang, Mandailing, Sarama Babiat, Orja,
Dalam tulisan ini penulis lebih berfokus pada teks dan melodi lagu onang-
adalah sulim. Onang-onang, yang secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu
nasehat dan dapat juga diartikan sebagai penggunaan kosakata tertentu yang
bersifat puitis. Onang-onang termasuk dalam bentuk kesenian musik vokal (oral
penyelenggaraan.
1
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ansambel yaitu kelompok pemain
musik (penyanyi).
secara lisan dan pada tiap ucapan akan diakhiri dengan kata onang-onang. Para
mora, kahanggi, dan anak boru. Ketiga kelompok ini secara spontan
Untuk dapat melihat dengan jelas mengenai seni tradisi maka setidaknya
dihuni oleh berbagai macam suku bangsa, yang memiliki kekayaan budaya dapat
suku-suku bangsa di Indonesia, baik itu dalam upacara adat, hiburan, dan
komunikasi sosial. Dengan letaknya yang strategis sebagai jalur perdagangan dan
lalu lintas pelayaran, baik itu sejak zaman Hindu-Budha, Islam, dan hingga saat
sekarang ini, musik sebagai bagian dari kebudayaan, mendapat pengaruh dari luar
memiliki dua sifat utama, yaitu sifat universal dan sifat partikular. Musik juga
merupakan ekspresi emosi yang berkait dengan kehidupan. Rhythm atau ritem
dan melodi dalam musik dapat mengungkapkan emosi yang disampaikan oleh
senimannya. Selain itu musik juga merupakan alat komunikasi sosial yang
bagian dari kajian antropologi, dimana antropologi secara harfiah dapat dikatakan
tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
sosial yang mempelajari musik dalam konteks kebudayaan. Secara jelas dan tegas
Apa yang dikemukakan oleh Merriam seperti kutipan di atas, bahwa para
disiplin itu, tentu saja setiap etnomusikolog akan berada dalam fokus keahlian
ilmu pada salah satu bidangnya saja, tetapi tetap mengandung kedua disiplin
tersebut.
etnomusikologi menulis secara teknis tentang struktur suara musik sebagai suatu
memperlakukan musik sebagai suatu bagian dari fungsi kebudayaan manusia, dan
Di dalam masa yang sama, beberapa sarjana dipengaruhi secara luas oleh
Dalam kerja yang seperti ini, penekanan etnologis yang dilakukan para sarjana ini
lebih luas dibanding dengan kajian struktur komponen suara musik sebagai suatu
Hal tersebut telah disarankan secara bertahap oleh Bruno Nettl yaitu
etnomusikologi ini, tidak begitu berbeda, baik dalam geografi, teori, metode,
hanya pada semua hal yang berkaitan dengan struktur musik saja. Para sarjana
dibentuk dari dua disiplin ilmu dasar yaitu antropologi dan musikologi. Walaupun
Namun terdapat persamaan bahwa mereka sama-sama berangkat dari musik dalam
konteks kebudayaannya.
telah dikemukakan dan dianalisis oleh para pakar etnomusikologi. Pada tulisan
edisi berbahasa Indonesia, Rizaldi Siagian dari Universitas Sumatera Utara (USU)
Medan, dan Santosa dari Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Surakarta, telah
buku yang berjudul Etnomusikologi, tahun 1995. Buku ini diedit oleh Rahayu
musikologi, yang mengkaji musik baik secara struktural dan juga sebagai
fenomenal sosial dan budaya manusia di seluruh dunia. Para ahlinya (lulusan
etnomusikolog.
dan ruang lingkup kajian, seperti: guna dan fungsi musik, pemusik dalam konteks
sosial, studi teks nyanyian, kajian pengkategorian musik, musik dan kreativitas
budaya, musik dalam konteks kontinuitas dan perubahan, juga organologi (alat-
alat musik).
meneliti lebih dalam lagi tentang teks Onang-onang Mandailing oleh bapak
Ridwan Aman Nasution termasuk struktur melodinya. Penelitian ini akan dibuat
ke dalam karya tulis ilmiah dengan judul: “Kajian Makna Teks dan Struktur
Melodi Lagu Onang-onang yang Disajikan Bapak Ridwan Aman Nasution Pada
Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam tulisan ini adalah dua aspek
berikut ini.
Medan?
1.3.1 Tujuan
oleh Bapak Aman Ridwan Nasution dalam konteks upacara perkawinan adat
Mandailing di Medan.
1.3.2 Manfaat
1.4.1 Konsep
atau analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan
penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh
pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Dengan demikian, kata
adalah pengungkapan melalui gagasan melalui bunyi, yang unsur dasarnya berupa
melodi, irama, dan harmoni dengan unsur pendukung berupa gagasan, sifat dan
warna bunyi. Dari pengertian musik ini, dapat dikatakan bahwa musikal
merupakan suatu ungkapan dari ekspresi manusia yang diolah dalam suatu nada-
objek kajian Etnomusikologi, karena ada atau terbentuk dari struktur, bentuk,
harmoni. Sesuai dengan pengertian diatas, maka penulis akan membahas yang
Teks adalah naskah yang berupa kata-kata dari pengarang, kutipan dari
kitab suci untuk pangkal ajaran atau alasan, bahan tertulis untuk dasar
edisi keempat 2008:1474). Dari pengertian teks diatas, maka tekstual adalah
sesuatu yang berkaitan dengan teks. Sesuai dengan judul tulisan ini, penulis akan
1.4.2 Teori
phenomena.”
proposisi yang menunjukkan suatu urutan yang sistematis dengan fenomena yang
10
teori weighted scale (bobot tangga nada) yang dikemukakan oleh William P.
Malm. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mendeskripsikan melodi yaitu: (1)
tangga nada, (2) nada dasar (pitch center), (3) wilayah nada, (4) jumlah nada-
nada, (5) jumlah interval, (6) pola-pola kadensa, (7) formula-formula melodik,
pada notasi musik yang dinyatatakan Seeger yaitu notasi preskriptif dan
pembaca tentang ciri-ciri atau detail-detail komposisi musik yang belum diketahui
oleh pembaca.
tentang Onang-onang dengan detail agar jelas tujuan dari komposisi Onang-
onang.
berbeda. Karena kebudayaan musik dunia dikerjakan dengan cara yang tidak sama
11
berpedoman pada teori William P. Malm. Dalam buku Music Culture of The
Pasific, the Near, East, and Asia (1977) ia menyatakan bahwa dalam musik vokal,
hal yang sangat penting diperhatikan adalah hubungan antara musik dengan
teksnya. Apabila setiap nada dipakai untuk setiap silabel atau suku kata, gaya ini
disebut silabis. Sebaliknya bila satu suku kata dinyanyikan dengan beberapa nada
disebut melismatis.
hubungan antara aksen dalam bahasa dengan aksen pada musik, Serta sangat
membantu melihat reaksi musikal bagi sebuah kata yang dianggap penting dan
semiotik. Istilah kata semiotik ini berasal dari bahasa Yunani, semeioni. Panuti
Sudjiman dan van Zoest (Bakar, 2006:45-51) menyatakan bahwa semiotika berarti
tanda atau isyarat dalam satu sistem lambang yang lebih besar. Teori semiotik
12
2006:24).
Jadi, metode penelitian adalah cara yang dipakai untuk mendapatkan atau
memperoleh informasi atau fakta yang ada didalam objek penelitian. Penulis juga
penelitian, penulis terlebih dahulu mencari dan membaca serta mempelajari buku-
yang berkaitan dengan objek penelitian. Kemudian mencari teori-teori yang dapat
pengaturan awal mengenai apa yang diteliti. Studi pustaka ini bertujuan untuk
lapangan.
13
1.5.3 Wawancara
menambah atau melengkapi data yang lain. Dalam hal ini penulis terlebih dahulu
menyiapkan daftar pertanyaan yang akan ditanyakan pada saat wawancara secara
bebas ataupun tertuju dari satu topik ke topik lain dan materinya tetap berkaitan
Bapak Ridwan Aman Nasution selaku informan kunci, dan beberapa informan
atau keterangan tidak ada yang hilang. Untuk pemotretan dan perekaman
14
pertanyaan.
Semua hasil pengolahan data tersebut disusun dalam satu laporan hasil penelitian
Serdang yang juga merupakan lokasi bengkel instrumen beliau. Tempat ini juga
15
16
Masyarakat Mandailing diduga sudah ada pada ribuan tahun yang lalu.
pendapat orang berbeda-beda, dan pendapat berbeda itulah bila tidak didukung
asal usul Masyarakat Mandailing sebagai bahan informasi mengenai asal usul
Kerajaan Majapahit pada sekitar tahun 1287 Caka (365 M). dimana salah satu
syairnya disebut nama Mandailing. Adapun syair tersebut yaitu, “Lwir ning nusa
rekan Kampar mwang I pane/ kampe harw athawe mandailing I tumihang parilak
17
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nama Mandailing sudah terlukis pada
(Mhd. Arbain Lubis Ha 11-24) Menurut ulasan dari seorang tokoh budaya
Z.Pangaduan Lubis. Dosen Fakultas Sastra USU atau sekarang Ilmu Budaya USU
Medan dalam bukunya “Kisah Asal Usul Mandailing”, (Tahun 1986 hal 4-6),
tanah Mandailing itu pula Si Boru Deakparujar turun dari kayangan. Dapat
Tua. Dan menurut mitologi Si Boru Deakparujar adalah Puteri Debata Mulajadi
Deakparujar merupakan Kesusasteraan Toba Tua yang klasik yang terdiri dari 10
pasal sebagai dasar atau sumber dari falsafah masnyarakat dan kerohanian
berarti Ibu yang Hilang. Selanjutnya ia mengatakan bahwa ada yang menyangka
nama Mandailing berasal dari perkataan Mundahilang yang berarti munda yang
18
India pada masa yang silam melakukan pengungsian kepada mereka terdesak oleh
Bangsa Aria, menurut Slamet Mulyana menjelaskan dalam bukunya Asal Bangsa
kedatangan Bangsa Aria, Bangsa Munda menduduki India Utara. Karena desakan
bangsa Aria, maka bangsa Munda menyingkir ke selatan yang terjadi sekitar 1500
SM.”
Pada waktu perpindahan bangsa Munda dari India Utara ke Asia Tenggara
oleh karena terdesak bangsa Aria. Diduga ada sebagian yang masuk ke Sumatera.
yang berasal dari perkataan Mundahiling yang berarti munda yang mengungsi.
Lubis bahwa menurut orang tua, nama Mandailing berasal dari perkataan
Mandala Holing. Pada zaman dahulu kala Mandala Holing adalah sebuah kerjaan
yang menguasai daerah mulai dari Portibi di Gunung Tua Padang Lawas sampai
Gunung Tua, tenpat dimana banyak ditemukan Candi-candi Purba. Oleh karena
ke Piu Delhi dimana kemudian hari kota ini dikenal dengan nama Pidoli di daerah
candicandi purba pada waktu silam didaerah Pidoli tetapi hancur oleh pasukan
islam dibawah pimpinan Tuanku Imam Bonjol ratusan tahun yang lalu.
19
Pakpak-Dairi. Yang persamaan itu bisa dilihat pada Bahasa dan Adat Istiadatnya.
Kelompok Proto ini berasal dari Tiongkok Selatan, dan berpindah di Wilayah
Indonesia yang kemungkinan terjadi pada abad 7 atau ke 8 SM. Dan dari cici-ciri
khas bentuk fisik dan temperamen, bahwa nenek moyang suku-suku bangsa
berjudul Kisah Asal Usul Mandailing (1986:6-10) dengan pejabarannya yang luas
dan yang berhubungan antara satu dengan yang lain dan berdasarkan
metodemetode yang abash kiranya dapat dicatat bahwa asal usul nama Mandailing
kembali nama Mandailing yang harum semenjak dari seribu yang silam.
menganut Agama Islam dan hanya sedikit Agama Kristen, tetapi Nenek Moyang
dengan Animisme atau dikenal dengan pele begu (suatu pemujian terhadap roh
nenek moyang). Ajaran relegi tersebut mengakui adanya bermacam makhlus halus
penyakit dan mala petaka atas diri manusia (Parlaungan Rotonga, 1997:10)
sudah ahli dan bukan orang sembarangan. Orang itu adalah orang yang
20
roh nenek moyang dapat turun ke bumi dengan menurunkan pemberian berkah
atau sebaliknya. Sistem animisme ini mulai terhapus sekitar tahun 1820 sejak
Agama Islam masuk ke Mandailing yang dibawa oleh Kaum Padri dari
Minangkabau.
Ajaran yang dibawa langsung oleh Kaum Padri ini adalah ajaran Agama
Islam yang keras. Mereka tidak kompromi dengan masyarakat dan pemuka Adat
Mandailing. Siapa saja yang tidak mau masuk ke Agama Islam akan dibunuh atau
akan menjadi budak kepada Kaum Padri. Lama kelamaan Masyarakat Mandailing
roh yang dipuja pada upacara ritual tersebut, karena dianggap bertentangan
dengan ajaran Agama Islam. Sekitar tahun 1839 Agama Kristen mulai masuk ke
terlebih dahulu menganut agama Islam sehingga yang menganut Agama Kristen
sangat sedikit, dan kebanyakan yang menganut Agama Kristen adalah orang-
21
istiadat yang disebut dengan markoum marsisolkot, adat istiadat ini sudah
Karena dari arti dan makna markaoum adalah berkaum atau famili dekat,
meskipun ia dari orang yang juah atau orang yang tidak pernah dikenal.
22
masih satu marga atau suku dari satu nenek moyang. Adat Istiadat Markoum
baik dalam upacara siriaon (upacara suka cita) ataupun Upacara siluluton
Patik adalah peraturan adat yang tidak boleh dilanggar , jika dilanggar
akan dihukum, sebagaimana patik sebagai peraturan yang dipakai untuk pedoman
agar semua kegiatan dalam kehidupan dapat menciptakan kasih sayang, atau tidak
ugari adalah kebiasaan yang diangkat seperti peraturan. Jadi adat kebiasaan yang
diadatkan dari suatu daerah tidak merusak adat. Kemudian, uhum adalah sanksi
hokum terhadap perlanggaran atas peraturan seperti patik, ugari, dan hapantunon.
Uhum atau sanksi pelanggaran itu bertingkat tingkat mulai dari teguran, denda,
pasung, diusir dari kampong, dan kepada hukuman mati. Hapantunon adalah
salah satu adat istiadat yang bertujuan memperhalus hubungan manusia atau
Keluarga yang mempelajari etika pergaulan ataupun etika dalam bergaul sehari-
hari atau dalam ikatan keluarga didalam pertuturon. Adat istiadat Markaoum
Tolu . Dalihan artinya batu tungku, dan na tolu artinya yang tiga, maksudnya
ketiga batu ini menjujung satu wadah atau satu adat. Yakni tiga unsur kelompok
23
Kahanggi adalah kelompok yang terdiri dari pihak kita sendiri yang
bersaudara kandung dan ditambah dengan kelompok yang sesame satu marga.
kampung).
Anak Boru adalah tempat pemberian anak-anak gadis dari kelompok kita tadi.
Atau kelompok kerabat yang menerima anak gadis dari pihak Mora. Dan biasanya
pihak keluarga anak boru hormat kepada pihak moranya. Di lain sisi, mora adalah
kelompok saudara-saudara dari istri-istri dari pihak kita atau tempat pengambilan
Dari hasil keputusan musyawarah dari ketiga kelompok inilah atau dari
pihak kahanggi, Anak Boru, dan Mora terciptanya adat Mandailing yang
tidak diikut sertakan, maka upacara Adat Mandailing yang berdasarkan adat
dari Marga Ayah atau disebut dengan patrilineal. Orang-orang yang atau garis
dimaksud sama dengan clan. Adapun marga yang terdapat di Mandailing yaitu
(a) Nasution, (b) Lubis, (c) Pulungan, (d) Rangkuti, (e) Batu Bara, (f) Dulae,
24
nama marganya di belakang marga sendiri. Karena hal ini merupakan suatu tradisi
dahulu. Marga adalah suatu yang memiliki nilai-nilai solidaritas didalam keluarga
Sistim kekerabatan lain yang luas dari marga juga terdapat pada
Masyarakat Mandailing. Sistim kekerabatan ini didasari oleh adanya suatu ikatan
darah dan ikatan perkawinan antara anggota kelompok marga yang ada pada
masyarakat. Ikatan darah dan perkawinan inilah yang melahirkan sistem sosial
2.1.5 Kesenian
seni musik yang hidup pada saat itu sangat berkaitannya dengan sistim
kepercayaan lama atau dengan pelebegu (menyembah roh nenek moyang). Setiap
melakukan upacara ritual atau keagamaan pada masa itu musik digunakan sebagai
masa pra islam, musik merupakan sebahagian yang tidak dapat dipisahkan dari
kegiatan keagamaan (religi) dan upacara-upacara adat, baik itu upacara yang
bersifat suka cita yang dinamakan siriaon, ataupun upacara adat siluluton, yaitu
25
religi) pada kedudukan yang tinggi. Seperti penjelasan yang dibuat oleh
koentjaraningrat bahwa : hal itu disebabkan karena suara, nyanyian dan musik,
merupakan suatu unsur yang sangat penting dalam upcara keagamaan sebagai hal
Dalam tradisi di Mandailing pada masa Pra Islam pemujaan itu selalu
pemain musik yang ahli pada masa itu dinamakan datu peruning-
uningan atau datu pargondang. Dikarenakan mereka belajar bermain musik bukan
dari manusia, melainkan dari begu. Yang secara khusus pula begu memberikan
ditujukan kepada roh nenek moyang tidak dibenarkan untuk ditampilkan, karena
hal itu sangat bertentangan dengan ajaran Agama Islam. misalnya tradisi
diperkenankan yang tidak sesaui dengan kaidah ajaran islam. Dalam bentuk
nyanyian ungut-ungut. Nyanyian ini sering dibawakan oleh anak muda (meskipun
siapa saja boleh membawakannya) sebagai nyanyian pelipur lara yang melukiskan
tentang rasa duka dalam hal percintaan, dan dinyanyikan tidak di depan umum
atau secara tertutup hanya secara pribadi. Masyarakat Mandailing, terutama ibu-
26
nyanyian agar buah hatinya tertidur. Tradisi bernyanyi seperti ini jarang hampir
tidak dipergunakan oleh masyarakat terutama ibu rumah tangga. Hal ini
menyebutkan segala jenis nyanyian atau seni vocal yang terdapat pada masyarakat
tersebut. Walaupun pada tiap nyanyian yang dibawakan oleh masyarakat yang
a) tulila, merupakan alat musik tiup yang digunakan oleh para anak-anak
muda untuk memikat anak gadis yang dilakukan pada malam hari. Sang
b) uyup-uyup, merupakan alat musik tiup yang terbuat dari batang padi.
c) ole-ole atau olang-olang yang merupakan alat musik tiup ini terdapat
memperbesar suara.
27
bawah pohon.
Jenis alat musik membranofon yang sumber bunyi berasal dari kulit atau
a) Gondang dua. Ensambel ini juga dinamakan gondang boru. Alat musik ini
terdiri dari dua buah gondang. Keduanya memliki ukuran dan bentuk
yang sama dan kegunaan gondang dua atau gondang boru ini digunakan
pada upacara adat siriaon (suka cita) misalnya perkawinan yang berfungsi
b) Gordang tano, gordang tanoh ini terbuat dari tanah yang dikorek kemudian
ditutup dengan papan dan dibuat tiang penyangga yang fungsinya untuk
c) gordang sambilan, ensambel ini terdiri dari sembilan buah gordang yang
pakantan, huta pungkut, dan tamiang. untuk sepasang gordang yang paling
kudong (3,4), panduai (5,6), patolu (7,8) dan enek-enek (9), sedangkan di
28
bagian yaitu (1) jangat siangkaan, (2) jangat silitonga , dan (3) jangat
pohon ingul tetapi pada saat sekarang tidak jarang memakai batang pohon
kulit lembu yang diikat dengan rotan yang besarnya jari kelingking orang
yang memiliki ukuran dan nama yang berbeda – beda. Ukuran yang terbesar
ketiga dinamaka padua, yang keempat adalah patolu, dan yang terkecil
lainnya yang bersifat kordofon yaitu gondang bulu, dalam sub klasifikasi
tarian tortor.
Jenis kesenian alat musik Mandailing yang sumber bunyinya berasal dari
dirinya sendiri (idiofhon) terdiri dari yaitu (a) tali sasayak, (b) ogung jantan (lebih
kecil dari ogung boru), (c) ogung betina atau ogung boru, (d) doal,
(e) momongan yang terdiri dari (1) pamulusi, (2) panduai, dan (3) panolongi.
29
gondang berdasarkan kepada falsafah adat. Tortor yang dilakukan dengan gerakan
asal daerah. Organisasi masyarakat penting untuk dijelaskan dalam penelitian ini,
Pengurus Daerah (DPD) Tingkat I Sumatera Utara dan Dewan Pengurus Cabang
(DPC) terdapat di Jln. Letda Sutjono, Medan. IKANAS (Ikatan Marga Nasution)
organisasi masyarakat yang didasarkan pada marga Nasution, organisasi ini tidak
sesuai dengan kontribusi yang diberikan pada organisasi. Organisasi lainnya pada
30
swasta ataupun sebagai pejabat-pejabat lainnya. Selain itu, ada juga pekerjaan
pekerjaan lainnya seperti supir angkot, becak dan pengusaha itu semua yang
mereka.
Biografi berasal dari kata bios (bahasa Yunani) yang artinya hidup, dan
graphien yang berarti tulis. Biografi secara bahasa bisa diartikan sebagai sebuah
seorang tokoh sejarah, namun tak jarang juga tentang orang yang masih hidup.
awal yang susah” atau “ambisi dan pencapaian”). Walau begitu, beberapa yang
lain berfokus pada topik-topik atau pencapaian tertentu. Biografi juga menulis dan
Biografi dapat berbentuk beberapa baris kalimat saja, namun juga dapat
berupa lebih dari satu buku. Perbedaanya adalah, biografi singkat hanya
31
yang baik.
tidak terkenal, namun biasanya biografi orang tidak terkenal akan menjadikan
orang tersebut dikenal secara luas, jika didalam biografinya terdapat sesuatu yang
berfokus pada orang-orang yang terkenal saja. Banyak biografi yang ditulis secara
menceritakan masa anak-anak sampai masa dewasa seseorang, namun ada juga
beberapa biografi yang lebih berfokus pada suatu topik-topik pencapaian tertentu.
utama dapat berupa benda-benda seperti surat-surat, buku harian, atau kliping
buku referensi atau sejarah yang memaparkan peranan subyek biografi itu.
Beberapa aspek yang perlu dilakukan dalam menulis sebuah biografi antara lain:
(a) Pilih seseorang yang menarik perhatian anda; (b) Temukan fakta-fakta utama
mengenai kehidupan orang tersebut; (c) Mulailah dengan ensiklopedia dan catatan
waktu.
yang dapat dijadikan pertimbangan, misalnya: (a) Apa yang membuat orang
tersebut istimewa atau menarik untuk dibahas; (b) Dampak apa yang telah beliau
32
apa yang akan sering penulis gunakan untuk menggambarkan orang tersebut; (d)
Contoh apa yang dapat dilihat dari hidupnya yang menggambarkan sifat tersebut;
(e) Kejadian apa yang membentuk atau mengubah kehidupan orang tersebut; (f)
Apakah beliau memiliki banyak jalan keluar untuk mengatasi masalah dalam
resiko,atau karena keberuntungan; (h) Apakah dunia atau suatu hal yang terkait
dengan beliau akan menjadi lebih buruk atau lebih baik jika orang tersebut hidup
ataupun tidak hidup, bagaimana, dan mengapa demikian. Lakukan juga penelitian
lebih lanjut dengan bahan-bahan dari studi perpustakaan atau internet untuk
membantu penulis dalam menjawab serta menulis biografi orang tersebut dan
homework/wsbiography.html).
Dalam tulisan ini, penulis memilih Ridwan Aman Nasution sebagai objek
Mandailing dimulai pada saat dia masih kecil yang didapatnya dari orang tuanya
Bapak Ridwan dan juga dari rekan-rekan. Peranan dan pengalaman beliau yang
33
sebagai pemusik, dan kehidupan sebagai pembuat alat musik. Semua uraian
dibawah ini penulis dapatkan dari hasil wawancara langsung dengan Bapak
Ridwan Aman Nasution, juga dari beberapa keluarga dan kerabat beliau.
Lubis. Beliau merupakan anak ke empat(4) dari sepuluh (10) orang bersaudara.
Beliau lahir dari keturunan seniman Mandailing. Ayah dari bapak Ridwan ini
dan membuat alat musik dari ayahnya sendiri. Sampai saat ini masih ada alat
gordang sambilan dan lain-lain. Ibu dari ibu beliau ini merupakan seorang vokal
di tradisi Mandailing. Ayah dari ibu beliau merupakan kepala kelompok Lubis,
sedangkan ayah dari ayah beliau juga merupakan kepala kelompok Nasution.
Beliau pertama kali merantau ke medan berusia 20 tahun, sewaktu lajang, beliau
pernah membuat grup gambus, beliau juga dulu pernah membuat beberapa alat
34
SD. Bapak Ridwan SD di tempat kelahirannya yaitu Pekantan. Beliau tidak dapat
SD, beliau mengikuti ayahnya dalam bertani dan bermain musik. (wawancara
Bapak Ridwan menikah tahun 1987 dengan istrinya Rosmati Lubis. Dari
pernikahan mereka lahirlah satu orang putra dan dua orang putri, yaitu:
Seperti yang telah dibahas di sub bab sebelumnya, bahwa latar belakang
keluarga banyak mempengaruhi dan membuat beliau seorang yang piawai dalam
35
musik tradisional Mandailing. Hingga sekarang ilmu yang di dapat dari ayahnya
terus dikembangkan dan menjadi bekal bagi beliau untuk memulai karir beliau
Medan.
Mandailing
pembuat alat musik tradisional Mandailing saja, beliau juga mahir dalam
memainkan alat musik tradisional Mandailing tersebut. Telah banyak tempat yang
mengikuti acara budaya Penang Fair di Malaysia pada tahun 1988-1989 yang
pada saat itu beliau mengikuti grup batang gadis, pada tahun 1988, beliau juga
mengikuti acara MTQ Nasional di Jogjakarta yang pada saat itu beliau mengikuti
grup Sarta Barita. Bukan hanya itu, beliau juga pernah mengikuti acara-acara
kebudayaan lainnya seperti di Jakarta, HUT TVRI Medan tahun 2014, acara
budaya di Batam.
36
dan dapat juga diartikan sebagai penggunaan kosakata tertentu yang bersifat
penyelenggaraan.
Mandailing. Isi dari onang-onang itu sendiri berupa nasehat. Lirik onang-onang
melismatik. Melismatik berarti satu suku kata dapat dinyanyikan dengan beberapa
nada. Dalam teks onang-onang ditemukan berbagai suku kata yang diciptakan
Dalam Bab III ini, penulis mengkaji teks onang-onang yang disajikan oleh
suatu pesan.
37
percakapan yang normal. Ciri-ciri bahasa dalam lagu adalah jenis terjemahan yang
istimewa yang mana kadang kala memerlukan pengetahuan bahasa yang istimewa
pula (1964:188).
akan menjabarkan liriknya dan artinya dalam bahasa Indonesia. Artinya ini
Alhamdulillah pengabisan
Artinya:
Alhamdulillah di akhir
2
Kata yang digunakan sehari-hari untuk menandakan perasaan
38
Diendehon, diurourohon
Dinyanyikan, ditimang-timang
39
5. Bope namarsusah-payah
(Walaupun bersusah-payah
40
41
Pinayungan Lubis
Ari na tupa
Ari pangkorjahonkon
42
On ma ari na tama
Ari na tupa
Ari na silangsae
Suada mara
43
Obanon tu pardegean
Obanon tu pardegean
Sampai tua
3
Pondasi panggangan lemang yang terbuat dari pelepah aren yang sudah dipotong lidinya,
sehingga memiliki arah yang berbeda-beda
4
Sejenis buah-buahan yang memiliki rasa asam
44
Somba mu on
Tu ama ina
(Hormati ayah
Hormati ibu
Doanta sasude na
45
Singkoru di golom-golom
Singkoru di remas-remas
Singkoru di golom-golom
Maranak na jitu-jitu
Marboru na marpohom
Singkoru diremas-remas
46
(Layulah dingin-dingin
Nasution, terdiri dari lima belas bait teks, yang setiap barisnya diisi oleh rata-rata
empat kata. Bait yang satu menyatu dengan bait yang lainnya secara utuh.
satu bait dengan bait berikutnya. Intinya tema itu adalah kisah kehidupan
pengantin lelaki dan perempuan di daerah yang terpisah, namun telah dijodohkan
oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Setiap bait memiiki tema teks sebagai berikut.
Tabel 3.1
47
keempat Cerita anak lelaki tersebut sekolah SD, SMP, dan SMA
ketujuh Walau sudah sarjana kasih ayah dan ibunya tak akan pernah
putus.
Kedua belas Harapan menjadi keluarga ini yang damai dan dikaruniai
keturunan.
Kelima belas Doa agar keturunannya (anak) menjadi baik dan sopan.
mulo : mula
hata : kata
48
mangido : meminta
mohop : maaf
ampot : barangkali
adong : ada
taon : tahun
sorang : lahir
dilehen : diberi
goar : nama
dompak : sewaktu
menekni : kecilnya
tikki : ketika
anggunan : ayunan
ompaan : gendongan
diendehon : dinyanyikan
diuro-urohon : ditimang-timang
laos : menjelang
magodang : besar
49
dung : setelah
maginjang : tinggi
anso : pasti
pataru : antarkan
poda : pengajaran
bope : biarpun
dalan : jalan
marutang : berhutang
marudan :kehujanan
mangkuling : berbunyi
tarbege : terdengar
tu bariba : ke seberang
bahat : banyak
hepeng : uang
sonang : senang
pangarohai : perasaan
harana : karena
tongtong : tetap
50
dapot : dapat
hita : kita
bahen : buat
mukobul : tercapai
pangidoan : permintaan
ama : ayah
ina : ibu
sian : dari
ima : itulah
dipapondok : diperpendek
sada : satu
arito : cerita
madung : sudah
tolak : sampai
parumaen : menantu
mora : mertua
bagas : rumah
parpokatan : kesepakatan
mambahen : membuat
51
topet : tepat
ari : hari
on ma : inilah
pabotohonkon : memberitahukan
tu : kepada
bahasona : bahwasanya
mamolus : melangsungkan
ulang : jangan
songon : seperti
52
hamu : kalian
muda : kalau
malamun : matang
tubu : lahir
obanon : dibawa
maroban : membawa
hadamean : perdamaian
sombahon : sembahkan
taradopkon : kepada
dison : di sini
sahat : sampai
daganak : anak-anak
muse : maupun
pahompu : cucu
golom-golom : remas-remas
53
malos : layu
tondi : roh
horas : salam
ini terdiri dari berbagai jenis kata dalam bahasa Mandailing. Di antara kata
tersebut adalah kata dasar, kata sifat, kata kerja, kata keterangan (waktu, tempat,
keadaan, sifat), dan lain-lainnya. Kosa-kosa kata inilah yang membentuk baris per
baris dan kemudian bait dan selanjutnya memiliki makna secara umum, dan
marga dan boru kedua pengantin, nama orang tua kedua pengantin dan kampung
riwayat hidup kedua pengantin dari sewaktu kecil hingga besar. Selama enam
belas tahun duduk di bangku pendidikan dan berhasil mendapat gelar sarjana,
membuat perasaan kedua orang tua senang dan bangga. Orang tua memiliki kasih
sayang yang tidak pernah habis, mereka rela kerja banting tulang menahankan
hujan dan teriknya matahari dan juga rela berhutang agar si anak menjadi seorang
yang berhasil dan terpelajar. Setelah itu, bilamana si anak mendapat jodoh, orang
54
cucu. Dilain kata, menjadi keluarga yang sakinah ‘mawadah ‘warobmah. Tetapi
sebelum semua hal itu terlaksana, si anak tersebut harus meminta ridho (restu)
kepada kedua orang tua kedua belah pihak dan demikian pula sebaliknya dengan
pasangannya.
sebagai berikut:
1. Meminta terima kasih kepada kedua orang tua karena sudah membesarkan,
2. Meminta maaf kepada kedua orang tua bilamana ada kesalahan yang
dilakukan si anak, karena tidak ada manusia yang tidak luput dari
kesalahan.
3. Memohon ridho (restu) kepada kedua orang tua kedua belah pihak, karena
ridho (restu) kedua orang tua adalah ridho Allah (restu Yang Maha
pernikahan tersebut.
55
Gambar 3.2
Penyajian Onang-onang oleh Bapak Ridwan Nasution
(Dokumentasi Penulis, 2016)
56
Gambar 3.4
Pemain Suling Pengiring Onang-onang
(Dokumentasi Penulis, 2016)
57
4.1 Transkripsi
Menurut ilmu etnomusikologi, transkripsi merupakan proses penulisan
dikemukakan oleh Charles Seeger. Notasi deskriptif adalah notasi yang ditujukan
menggunakan notasi barat. Penulis membuat hasil transkripsi dari hasil penelitian
penulis.
merupakan simbol-simbol dalam notasi Barat. Berikut ini, beberapa simbol yang
58
do
59
yang tertulis atau terdapat dalam lampiran partitur agar pembaca dapat mengerti
dan memahami artinya. Hal ini untuk menjelaskan tentang hal-hal yang
dimaksudkan dari notasi tersebut. Dari transkripsi yang diurai diatas, maka
teori yang dikemukakan oleh William P. Malm yang dikenal dengan teori
yaitu (1) tangga nada (scale); (2) nada dasar (pitch center); (3) wilayah nada
60
intervals); (6) pola kadensa (cadence patterns); (7) formula melodik (melody
formula); dan (8) kontur (contour) (Malm dalam terjemahan Takari 1993: 13)..
Dalam analisis ini, yang dimaksud tangga nada adalah susunan nada-nada
nada yang terendah hingga nada yang tertinggi. Tangga nada onang-onang
dikategorikan ke dalam jenis tangga nada heptatonik yaitu tangga nada yang
tersusun dari rangkaian interval penuh dan setengah, interval tersebut adalah satu
laras atau 200 sent dan setengah laras atau 100 sent.
nada yang terdapat dalam onang-onang tersebut dimulai dari nada terendah
sampai nada yang tertinggi. Penulis memperoleh 4 nada mulai dari nada terendah
1 ½ 1 Laras
61
data tersebut dan ditranskripsikan ke dalam notasi barat. Hasil yang didapatkan
Wilayah nada adalah jarak antara nada tertinggi dan nada terendah dalam
2 ½ laras
500 sent
dalam suatu musik baik musik instrumental atau vokal. Dalam melodi Onang-
onang penulis memperoleh 85 nada Ab, 30 nada Bb, 63 nada Cb, 36 nada Db.
Nada yang paling sering muncul dalam Onang-onang adalah nada Ab,
disusul nada Cb,Db dan Bb. Dengan demikian, intensitas kemunculan yang paling
tonalitasnya.
62
Interval adalah jarak antara satu nada dengan nada yang lain yang terdiri
dari interval naik maupun turun. Di bawah ini merupakan tabel jumlah interval
dalam Onang-onang.
Tabel 4.1
- 33
2m 36 540
3
- 48
3m 49 735
1
- 70
3M 82 1230
12
- 6
3M 20 300
14
4P - 1 1 15
63
kali, interval 3m dengan jumlah 735 kali, interval 2m dengan jumlah 540 kali dan
onang.
penutup pada bagian akhir melodi atau di tengah kalimat, sehingga bisa menutup
Dalam Onang-onang hanya terdapat 1 jenis pola kadensa baik dari akhir
64
Formula melodik yang akan dibahas tulisan ini meliputi bentuk dan frasa.
Bentuk adalah gabungan dari beberapa frasa yang terjalin menjadi satu pola
2. Iterative adalah bentuk nyanyian yang memakai formula melodi yang kecil
nyanyian.
yaitu bentuk A dan B. Namun dalam penyajiannya, bentuk B akan diulangi pada
65
onang merupakan nyanyian yang terdiri dari 6 frasa. 6 frasa tersebut adalah
sebagai berikut:
Frasa I
Frasa II
Frasa III
Frasa IV
Frasa V
Frasa IV
66
1. Ascending yaitu garis melodi yang bergerak dengan bentuk naik dari nada yang
2. Descending yaitu garis melodi yang bergerak dengan bentuk turun dari nada
3. Pendulous yaitu garis melodi yang bentuk gerakannya melengkung dari nada
yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah, kemudian kembali lagi ke nada
4. Conjuct yaitu garis melodi yang sifatnya bergerak melangkah dari satu nada ke
5. Terraced yaitu garis melodi yang bergerak berjenjang baik dari nada yang
lebih tinggi ke nada yang lebih rendah atau dimulai dari nada yang lebih
6. Disjuct yaitu garis melodi yang bergerak melompat dari satu nada ke nada yang
lainnya, dan biasanya intervalnya di atas sekonde baik mayor maupun minor.
7. Static yaitu garis melodi yang bentuknya tetap yang jaraknya mempunyai
batas-batasan.
Garis kontur yang terdapat pada melodi Onang-onang pada umumnya adalah
ascending, descending, conjuct, dan juga static. Untuk lebih jelasnya lihat gambar
di bawah ini:
67
Kontur Descending
Kontur Static
Kontur Conjuct
68
5.1 Kesimpulan
segala sesuatu yang dapat dipikirkan, dikerjakan, dan diterapkan oleh manusia.
Budaya suatu suku bangsa merupakan suatu penampakan identitas diri dari suku
bangsa tersebut. Suatu suku bangsa dapat dikenal oleh dunia apabila suatu suku
Kekayaaan Indonesia ini didukung oleh banyaknya etnik atau suku yang
mendiami seluruh wilayah Indonesia mulai dari Sabang sampai Merauke. Masing-
masing etnik memiliki ciri khas yang menjadi identitas etnik tersebut. Salah satu
Utara. Etnik Mandailing adalah orang yang berasal dari Mandailing secara turun
repertoar musik, antara lain Gondang Sampuara Batu Magulang, Roba Na Mosok,
Udan Potir, Aek Magodang, Mamele Begu, Jolo-jolo Turun, Alap-alap Tondi,
69
nasehat dan dapat juga diartikan sebagai penggunaan kosakata tertentu yang
bersifat puitis. Onang-onang termasuk dalam bentuk kesenian musik vokal (oral
onang-onang.
berisikan cerita riwayat hidup pengantin dari sewaktu masih kanak-kanak sampai
tumbuh besar menjadi anak yang baik dan terpelajar hingga duduk di pelaminan.
1. Meminta terima kasih kepada kedua orang tua karena sudah membesarkan,
2. Meminta maaf kepada kedua orang tua bilamana ada kesalahan yang
dilakukan si anak, karena tidak ada manusia yang tidak luput dari
kesalahan.
3. Memohon ridho (restu) kepada kedua orang tua kedua belah pihak, karena
ridho (restu) kedua orang tua adalah ridho Allah (restu Yang Maha
pernikahan tersebut.
Bentuk atau pola nyanyian nya adalah strophic atau gaya nyanyian yang
diulang dengan teks yang baru atau berbeda. Dapat dikatakan bahwa onang-onang
dengan logogenic.
70
ini. Maka itu, peneliti selanjutnya yang akan menyempurnakan tulisan ini, baik
dapat mengkaji bagian-bagian dari Mandailing yang masih banyak mulai dari
ritual, nyanyian, tari-tarian, dan yang lainnya yang tidak bisa disebutkan satu
persatu. Walaupun sudah banyak yang mengkaji tentang Mandailing tetapi pasti
ada salah satu yang belum terjamah oleh kita sebagai penulis.
dan meningkatkan kebudayaan yang ada di Mandailing agar tidak hilang dimakan
oleh waktu.
bermanfaat bagi yang membaca agar menjadi pengetahuan dan sumber informasi
71
Bakar, Abdul Latiff Abu. 2006. Aplikasi Teori Semiotika dalam Seni
Pertunjukan.Etnomusikologi (Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Seni),(53), 45-
51. Depdikbud, 2005.Kamusbesarbahasaindonesia.Jakarta balaipustaka.
Malm. William P. 1977. Music Culture of the Pasific, the Near East, and
Asia (terjemahan). Medan. Departemen Etnomusikologi Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara (terjemahan Takari). Nettl, Bruno.1964.Theory
and Method of Ethnomusicology. New York: The Free Press.
Nettle, Bruno. 1964. Theory and Method Of Ethnomusicology. New York: The
Free Press-A Division Old Mc Milan publishing, Co, Inc.
Purba, Anna. 2014. Analisis Musikal dan Tekstual Dampeng Pada Upacara Adat
Perkawinan Suku Pesisir di Kota Sibolga. Skripsi Sarjana Departemen
Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.
Pane, Mahyar Sofyan. 2014. Gordang Sambilan dalam Upacara Adat Perkawinan
Mandailing di Kota Medan: Analisis Ritme dan Fungsi. Skripsi Sarjana
Departemen Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera
Utara.
www.ethnomusicology.org
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29774/4/Chapter%20II.pdf
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41364/4/CHapter%20II.pdf
72
Umur : 55 tahun
Deli Serdang
Pekerjaan : Wiraswasta
Umur : 46 Tahun
Deli Serdang
Umur : 48 tahun
Umur : 45 Tahun
73
Lampiran 2
74