Bab 1
Bab 1
Bab 1
PENDAHULUAN
termasuk pemicu terjadinya penyakit kelas berat seperti gagal jantung, bahkan
stroke yang mematikan. Tidak jarang penderitanya merasakan tidak ada keluhan,
sehingga hipertensi lebih dikenal sebagai silent killer (pembunuh diam-diam). Hal
ini sesuai dengan pengertian hipertensi yang merupakan tekanan darah sistolik
≥140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥90 mmHg atau bila pasien memakai
peningkatan tekanan darah secara terus menerus hingga melebihi batas normal.
pecahnya pembuluh darah cerebral, penyakit arteri koroner dan gagal ginjal
usia yang dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya gaya hidup.
kasus hipertensi terus meningkat. Gaya hidup gemar makan makanan cepat saji
yang kaya lemak, asin, malas berolahraga dan mudah stres, ikut berperan dalam
menambah jumlah pasien hipertensi. Menurut data WHO tahun 2007, perempuan
1
2
penderita hipertensi lebih tinggi, yaitu 37% sedangkan pria 28% dan prevalensi
80% kenaikan kasus hipertensi dari 639 juta kasus di tahun 2000, diprediksi
meningkat menjadi 1,15 milyar kasus pada tahun 2025, Prediksi ini didasarkan
pada angka penderita hipertensi dan pertambahan penduduk saat ini. Sedangkan
Survei di pedesaan Bali (2010) menemukan prevalensi pria sebesar 46,2% dan
53,9% pada wanita. Menurut data statistik Puskesmas Pasean Pamekasan, jumlah
penderita hipertensi sebanyak 143 orang (tahun 2012), 152 orang (tahun 2013),
176 orang (tahun 2014). Sedangkan tingkat kekambuhan pada penderita hipertensi
tinggi, tidak jarang penderitanya sendiri tidak merubah gaya hidupnya sehingga
dari hipertensi adalah pusing, muka merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung
secara tiba-tiba (Epistaksis), tengkuk terasa pegal, mudah lelah, cepat marah,
gagal ginjal, stroke, dan lain-lain maka perlu dilakukan tindakan penanggulangan
hipertensi yaitu salah satunya pencegahan sehingga penderita dapat merubah gaya
pengobatan tidak saja ditentukan oleh obat antihipertensi, tetapi juga oleh
kepatuhan minum obat dan hal-hal lain yang berhubungan dengan pencegahan
pasien pada hal-hal yang harus dilakukan atau dihindari, misalnya pasien tidak
tidak menghindari penggunaan stimulant seperti rokok, kopi dan lain-lain, tidak
(Reeves,dkk,2001:114).
hipertensi dan besarnya dampak yang ditimbulkannya dari penyakit ini serta
lebih serius lagi dari petugas kesehatan di puskesmas khsusnya perawat, dimana
karena itu, peneliti termotivasi untuk mengetahui kajian faktor resiko pada
a) Jenis kelamin
umumnya insiden pada pria lebih tinggi daripada wanita. Faktor yang
dilakukan oleh pria. Pada usia pertengahan dan usia selanjutnya, insidens pada
wanita mulai meningkat, sehingga pada usia di atas 65 tahun, insiden pada wanita
b) Usia
usia sebelum 20 tahun atau di atas 50 tahun . Jika hipertensi diderita oleh individu
yang berusia kurang dari 35 tahun, maka ia berisiko menderita penyakit arteri
c) Gaya hidup
masyarakat kita beranggapan, bahwa kegemukan identik dengan hidup yang sehat
karena hal itu menunjukkan kesejahteraan hidup sehingga mereka sangat senang
pedesaan. Hal ini antara lain dihubungkan dengan adanya gaya hidup masyarakat
kota yang berhubungan dengan risiko penyakit hipertensi seperti stress, obesitas
(kegemukan), kurangnya olah raga, dan makan makanan yang tinggi kadar
lemaknya. Perokok berat dan peminum alkohol juga memiliki risiko tekanan
pada penderita tekanan darah tinggi dan penyakit jantung. Di samping itu,
d) Sosial Ekonomi
makanan yang serba instan dan mewah serta banyak mengandung lemak tinggi
seimbang juga tidak baik untuk kesehatan. Terlalu banyak makan makanan
e) Penyakit Primer
setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak atau jantung. Berdasarkan pada
penelitian A. Gani di Sumatra, laporan Hermaji dan Sugti, gejala yang banyak
dijumpai gejala pusing, rasa berat di tengkuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang
f) Genetik
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah
pada orang kulit hitam hampir 2 kali lebih banyak dibandingkan dengan orang
kulit putih.Kejadian hipertensi lebih banyak dialami oleh orang kembar monozigot
yang baik maka orang tersebut kecendrungannya memiliki status kesehatan yang
baik pula, namun jika orang tersebut memiliki mekanisme koping yang jelek
maka hal ini dapat memicu seseorang mengalami stress dalam hidupnya. Hal
b) Lingkungan
penderita hipertensi tidak merokok karena apabila merokok bisa menjadi faktor
risiko untuk meningkatnya tekanan darah. Informasi ini hanya disampaikan oleh
Sumenep.
Peragaan Sumenep ?
pembangunan selanjutnya.