Kelompok 2 Kriteria Dan Kontribusi Umkm

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK 2

KARAKTERISTIK DAN KONTRIBUSI UMKM

Disusun oleh :

Gede Urip Suteja NIM ; 2117041164

Ketut Ari Widyarini NIM ; 2117047281

Ni Nym Langkiranindya S.A NIM ; 2117041090

Ni Putu Agastiya Darmayani NIM ; 2117041227

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2022
A. PENGERTIAN UMKM

UMKM adalah singkatan dari Usaha Mikro Kecil Menengah, menurut peraturan undang-
undang No. 20 tahun 2008 UMKM adalah usaha produktif yang dimiliki perorangan maupun
badan usaha yang telah memenuhi kriteria sebagai usaha mikro. UMKM dibedakan secara
masing-masing seperti usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah. Selain dari pengertian
diatas, ada pula pendapat menurut para ahli mengenai definisi dari UKMK.

Menurut Rudjito, pengertian UMKM adalah usaha yang mempunyai peran ppenting
dalam perekonomian Negara, baik dari sisi lapangan kerja yang tercipta maupun dari sisi jumlah
usahanya. Menurut ina Primiana, pengertian UMKM adalah pengembangan empat kegiatan
ekonomi utama yang menjadi motor atau pengerak pengembangan Indonesia, meliputi industry
manufaktur, Agribisnis, bisnis kelautan , sumber daya manusia. Selain itu Ina Primiana juga
mengtakan bahwa UMKM dapat diartikan sebagai pengembangan kawasan andalan untuk
mempercepat pemulihan perekonomian untuk mewadahi program prioritas dan pengembangan
berbagai sektor dan potensi. Sedangkan usaha kecil merupakan peningkatan berbagai upaya
pemberdayaan masyarakat.

Pada intinya pemberdayaan UMKM sangatlah penting dan strategi dalam mengantisipasi
perekonomian kedepan terutama dalam memperkuat struktur perekonomian nasioal. Adanya
kritis perekonomiannasional seperti sekrang ini sangat mempengaruhi stabilitas nasional,
ekonomi dan politik yang imbasnya akan berdampak pada kegiatan-kegiatan usaha besar yang
semakin terpuruk. Sementara UMKM serta koperasi relative dapat mempertahankan kegiatan
usahanya.

B. KRITERIA UMKM

Menurut undang-undang Nomor 20 tahun 2008 UMKM memiliki kriteria sebagai


berikut:

1. Usaha mikro, yaitu usaha produktif milik orang perorangan atau badan usaha milik
perorangan yang memenuhi kriteria : memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.
50.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, serta memiliki hasil
penjualan paling banyak Rp 300.000.000.
2. Usaha kecil, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
bukan cabang perusahaan yang dimiliki menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah yang memenuhi kriteria : memiliki kekayaan bersih
lebih dari Rp 50.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, serta memiliki penjualan tahunan
lebihdari Rp 300.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (
dua milyar lima ratus juta rupiah).
3. Usaha menengah, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar yang memenuhi kriteria :
Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 sampai dengan paling banyak
Rp10.000.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha serta,
Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 sampai dengan
paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi UMKM berdasarkan kuantitas
tenaga kerja. Usaha kecil merupakan usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 orang samapai
dengan 19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan usaha yang memiliki jumlah tenaga
kerja 20 orang sampai dengan 99 orang.

C. KLASIFIKASI UMKM

Dalam perspektif perkembangannya, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)


merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar.Selain itu kelompok ini terbukti
tahan terhadap berbagai macam goncangan krisi ekonomi.Maka sudah menjadi keharusan
penguatan kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang melibatkan banyak kelompok.
Berikut merupakan klasifikasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) :

1. Livelhood Activities, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang
digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang labih umum biasa
disebut sektor informal. Contohnya pedagang kaki lima.
2. Micro Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang
memiliki sifat pengrajin tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan.
3. Small Dynamic Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan
ekspo.
4. Fast Moving Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang
telah memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi usaha
besar (UB).
D. PERAN UMKM

Peran UMKM ialah dapat menyediakan jaring pengaman untuk menjalankan kegiatan
ekonomi khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah. UMKM juga berperan dalam
membentuk dan menyumbang produk domestik bruto. Selain itu, peranannya juga mampu
memperluas penyerapan dan kesempatan kerja serta menciptakan lowongan pekerjaan.

Mendorong pemerataan ekonomi Melalui UMKM, kondisi ekonomi di wilayah-wilayah


kecil bisa ikut terdorong. Masyarakat di wilayah pedesaan memiliki kesempatan untuk
mengakses barang dan jasa atau kebutuhan primer lainnya di sekitar tempat tinggal mereka.
Membuka lapangan kerja Usaha UMKM umumnya memiliki syarat maupun kualifikasi yang
lebih ringan jika dibandingkan perusahaan-perusahaan besar. Dengan begitu, lowongan kerja
UMKM cenderung terbuka untuk semua lapisan masyarakat.

Membuka lapangan kerja Usaha UMKM umumnya memiliki syarat maupun kualifikasi yang
lebih ringan jika dibandingkan perusahaan-perusahaan besar. Dengan begitu, lowongan kerja
UMKM cenderung terbuka untuk semua lapisan masyarakat. Penopang ekonomi di situasi kritis
Seperti halnya krisis ekonomi pada 1998 silam, di masa pandemi seperti saat ini pun sektor
UMKM mampu beradaptasi dari sejumlah kebijakan dan turut serta membantu penekanan angka
penyebaranCovid-19.

Meningkatkan devisa negara Sejumlah produk-produk UMKM sudah mampu menggaet


konsumen asing. Kegiatan ekspor pun semakin marak dilakukan oleh para pelakunya. Semakin
menjamurnya UMKM dengan produk berkualitas yang mampu menjangkau pasar luar negeri,
maka devisa negara pun akan ikut tumbuh. Memenuhi kebutuhan masyarakat UMKM mampu
memenuhi kebutuhan masyarkat kecil secara akurat. Bukan hanya itu, pegiat UMKM juga lebih
mudah mendapatkan bahan baku produksi dari lingkungan sekitar dan produsen lokal.

E. KARAKTERISTIK UMKM

Usaha Mikro kecil menengah atau sering disebut dengan UMKM memiliki beberapa
karakteristik yaitu sebagai berikut :

1. Sistem pembukuan yang masih menggunakan administrasi pembukuan secara sederhana


dan cenderung tidak mengikuti kaidah administrasi pembukuan standar. Kadangkala
pembukuan tidak di up to date dan masih bercampur dengan uang pribadi, sehingga sulit
untuk menilai kerja usahanya.
2. Usaha kecil dilakukan oleh sendiri ataupun dengan pegawai yang berjumlah sedikit
3. Jenis produk yang dihasilkan tidak tetap dan dapat berganti sesuai dengan situasi serta
kondisi
4. Lokasi transaksi yang terjadi tidak tetap dan dapat berpindah-pindah
5. Modal yang dimiliki terbatas
6. Pengalaman manajerial dan aturan kebijakan dalam mengelola usaha masih terbatas
7. Kemampuan dalam hal pemasaran dan juga negosiasi serta diversifikasi pasar sangat
terbatas
8. Skala ekonomi yang terlalu kecil sehingga sulit mengharapkan untuk dapat menekan
biaya mencapai titik efisiensi jangka panjang.
F. KEKUATAN DAN KELEMAHAN UMKM

Menurut Tambunan (2000:166-167), ada beberapa hal yang menjadi kekuatan dan
kelemahan UMKM. Beberapa kekuatan yang dimiliki oleh UMKM, khususnya usaha kecil
antara lain:

a. Daya tahan

Sebagaimana di negara lain, pelaku usaha sektor UMKM memegang peran yang
signifikan. Salah satu keunggulan pelaku sektor usaha ini adalah kemampuannya dalam
beradaptasi. Ketika lingkungan ekonomi berubah, pelaku usaha ini akan dengan cepat melakukan
penyesuaian. Kondisi ini berbeda dengan perusahaan besar atau korporasi yang membutuhkan
waktu yang lebih lama untuk melakukan penyesuaian. Lihainya UMKM dalam berdaptasi
terlihat dari jumlah pelaku usaha sektor ini yang relatif tidak berubah pasca krisis tahun 1998,
yang menandakan bahwa gejolak ekonomi tidak terlalu berpengaruh terhadap eksistensi pelaku
usaha mikro (Jatmiko dan Djumena, 2015:2).

Walaupun selama krisis ekonomi terbukti banyak juga usaha kecil di subsektor –
subsektor manufaktur tertentu yang gugur (terutama mereka yang sangat tergantung pada impor),
secara umum dapat dikatakan bahwa usaha kecil memiliki kemampuan bertahan hidup yang
tinggi. Motivasi pengusaha kecil sangat kuat dalam mempertahankan kelangsungan usahanya
karena usaha itu merupakan satu – satunya sumber penghasilan keluarganya. Oleh karena itu,
usaha kecil sangat adaptif dalam mengadapi perubahan situasi dalam lingkungan usahanya.

b. Padat karya

Usaha kecil merupakan usaha yang sangat padat karya dan persediaan tenaga kerja di
Indonesia sangat banyak sehingga harganya (upah) relatif lebih murah jika dibandingkan dengan
negara – negara lain dengan jumlah penduduk yang lebih sedikit daripada di Indonesia.

c. Keahlian khusus (tradisional)

Usaha mikro dan kecil di Indonesia lebih banyak membuat produk – produk sederhana
yang di satu pihak membutuhkan keahlian khusus. Keahlian khusus (traditional skills) tersebut
biasanya dimiliki warga setempat secara turun – temurun, dari generasi ke generasi. Namun,
pada era perdagangan bebas saat ini, para pengusaha UMKM di Indonesia juga perlu
menambahkemampuannya melalui pendidikan formal, terutama mengenai pemasaran global dan
modern management.

d. Jenis produk

Banyak usaha mikro dan kecil di Indonesia yang membuat produk – produk yang
bernuansa kultur, seperti produk – produk kerajinan tangan dari bambu dan rotan atau ukir –
ukiran kayu, yang pada dasarnya merupakan keahlian tersendiri dari masyarakat di masing –
masing daerah.
e. Permodalan

Kebanyakan pengusaha kecil menggantungkan diri pada uang (tabungan) sendiri atau
dana pinjaman dari sumber – sumber informal (di luar sektor perbankan/keuangan) untuk
kebutuhan modal kerja dan investasi mereka, walaupun banyak juga pengusaha kecil yang
memakai fasilitas – fasilitas kredit khusus dari pemerintah. Selain itu, memang investasi usaha
mikro dan kecil rata – rata jauh lebih rendah daripada investasi di usaha menengah dan usaha
besar.

f. Kontribusi yang besar bagi pertumbuhan PDB

Pengusaha sektor UMKM sejauh ini menjadi kontributor terbesar bagi pertumbuhan PDB
di Indonesia, yaitu diatas 50%. Hal ini lantaran sebagian besar dari pelaku usaha sektor tersebut
beroperasi di wilayah perdesaan, dan keberadaan mereka banyak memberikan dampak positif
terhadap pembangunan di area tersebut berupa serapan tenaga kerja. Kemudian, tidak sedikit dari
pelaku usaha ini juga banyak yang bermain di pasar ekspor serta menjadi penyuplai bagi industri
yang lebih besar (ADB dalam Jatmiko dan Djumena, 2015:3).

Sedangkan kelemahan UMKM, khususnya usaha kecil menurut Tambunan (2000:167)


tercermin pada kendala – kendala yang dihadapi kelompok usaha tersebut yang sering kali
menjadi hambatan – hambatan serius bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Tambunan
(2000:167) mengatakan bahwa diperkirakan jumlah unit usaha kecil yang gugur atau mengalami
stagnasi setiap tahunnya sangat besar, terutama pada saat periode krisis. Kemudian, kendala –
kendala lain yang banyak dialami oleh pengusaha – pengusaha UMKM adalah keterbatasan
modal khususnya modal kerja, kesulitan dalam pemasaran dan penyediaan bahan baku,
keterbatasan sumber daya manusia (pekerja dan manajer), pengetahuan yang minim mengenai
bisnis, serta keterbatasan dan kurangnya penguasaan teknologi. Kelemahan lainnya yang menjadi
permasalahan pengusaha – pengusaha adalah pengadaan bahan baku (misalnya tempat beli bahan
baku terlalu jauh, harga mahal, dan tidak selalu tersedia), kurang keahlian dalam jenis – jenis
teknik produksi tertentu (misalnya tenaga ahli/perancang sulit dicari atau mahal), kurang
keahlian dalam pengelolaan, dan persaingan yang tajam.

Dalam hal pemasaran, pengusaha – pengusaha kecil menghadapi kesulitan yang


disebabkan oleh keterbatasan akan berbagai hal penting, seperti informasi mengenai perubahan
dan peluang pasar yang ada, dana pemasaran/promosi, pengetahuan mengenai bisnis dan strategi
pemasaran (terutama pada tingkat regional dan internasional), dan komunikasiKeterbatasan –
keterbatasan tersebut membuat banyak pengusaha UMKM, khususnya usaha mikro dan kecil
yang ada di perdesaan menjadi sangat tergantung pada pedagang – pedagang keliling dan
pemilik – pemilik grosir di kota – kota, khususnya bagi mereka yang ingin menjualnya ke pasar
– pasar di luar daerah mereka. Sedangkan pengusaha – pengusaha kecil yang hanya melayani
pasar lokal, kebanyakan mereka berhubungan langsung dengan konsumer, tanpa perantara
pedagang.

Kemudian dalam hal persaingan, produk – produk usaha mikro dan usaha kecil mendapat
persaingan yang ketat dari produk – produk hasil usaha yang skalanya lebih besar seperti usaha
menengah dan usaha besar dalam negeri maupun barang – barang impor. Persaingan tidak saja
dalam hal kualitas dan harga, tetapi juga dalam pelayanan – pelayanan setelah penjualan (after
sale services) dan penampilan produk. Keterbatasan – keterbatasan yang ada, mulai dari
keterbatasan dana, skill, hingga kesulitan mendapatkan bahan baku dengan kualitas baik,
membuat banyak usaha mikro dan usaha kecil di Indonesia mengalami kesulitan untuk
meningkatkan kualitas produk mereka agar dapat bersaing di pasar domestik dan ekspor.

G. KONTRIBUSI UMKM

Kontribusi UMKM dalam perekonomian Indonesia sangat penting dan dapat


dilihat dari kemajuan Indonesia saat ini. Peningkatan atau penurunan pertumbuhan
ekonomi di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk keterlibatan UMKM.
Sesuai dengan UUD 1945 pasal 33 ayat 4, UMKM merupakan bagian dari perekonomian
nasional yang mandiri dan memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan UMKM memiliki peran yang signifika n dalam pertumbuhan ekonomi
negara.
Berdasarkan informasi Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
(Kemenkop UKM) pada bulan Maret 2021 lalu, jumlah pelaku UMKM di Indonesia
mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar
61,07% atau Rp8.573,89 triliun. UMKM mampu menyerap 97% dari total angkatan kerja
dan mampu menghimpun hingga 60,42% dari total investasi di Indonesia.
Sebagai salah satu pilar perekonomian Indonesia, UMKM memiliki peran yang signifikan yaitu
sebagai berikut:
1. UMKM telah berkontribusi besar terhadap PDB Indonesia yaitu 61,97% dari total PDB
nasional atau setara dengan Rp8.500 triliun di tahun 2020.
2. UMKM sukses menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar yakni sekitar 97% dari daya
serap dunia usaha di tahun 2020. Jumlah UMKM yang banyak berbanding lurus dengan
menyebarnya lapangan pekerjaan di Indonesia sehingga UMKM memiliki andil besar dalam
penyerapan tenaga kerja di Indonesia.
3. UMKM telah menyerap kredit terbesar di tahun 2018 kurang lebih sebesar Rp1 triliun.

3 Kontribusi utama UMKM bagi perekonomian Indonesia.


1. Menekan angka kemiskinan
Adanya kehadiran UMKM sebagai bisnis berskala kecil sangatlah membantu
pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Hal ini dikarenakan UMKM
memiliki potensi untuk menggunakan sumber daya manusia sesuai dengan keahlian dan
pengalamannya, mulai dari orang yang bertanggung jawab pada proses produksi,
pengiriman, hingga penjualan. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UMKM yang
diperoleh dari umkm-id.com, UMKM produktif dapat menyerap tenaga kerja lebih dari
107,6 juta orang Indonesia, sehingga berkontribusi terhadap pendapatan domestik bruto
Indonesia sebesar 60,6%.
2. Meratakan kondisi perekonomian masyarakat
Sebagai bisnis yang dapat ditemukan di berbagai wilayah yang ada di Indonesia,
UMKM juga berperan besar untuk meratakan kondisi perekonomian masyarakat,
khususnya yang termasuk sebagai masyarakat menengah ke bawah. Karena seperti yang
telah disebutkan, UMKM bisa ditemukan di berbagai tempat, termasuk tempat yang jauh
dari pemukiman modern seperti halnya di kota-kota besar. Berkat kehadiran UMKM,
kesenjangan ekonomi antara masyarakat menjadi lebih sedikit. Makanya, kehadiran
UMKM juga membantu pemerintah untuk mencegah terjadinya urbanisasi secara besar-
besaran akibat masyarakat ingin memperoleh penghidupan yang layak di kota.
3. Menjadi sumber pemasukan devisa negara
Kontribusi yang dihasilkan oleh UMKM yang juga berperan penting bagi
Indonesia ialah menjadi pemasukan negara dalam bentuk devisa. Seperti yang kita tahu,
saat ini tidak sedikit UMKM asal Indonesia yang mampu bersaing di dunia internasional
dan mengekspor produk-produknya ke berbagai negara. Bahkan berdasarkan data yang
diperoleh dari Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun 2017, devisa negara dari para
pelaku UMKM mencapai angka Rp88,45 miliar, yang berarti telah terjadi peningkatan
delapan kali lipat apabila dibandingkan pada tahun 2016.

Kontribusi-kontribusi yang dilakukan UMKM untuk negara sangat penting. Oleh karena
itu, masyarakat dan pemerintah perlu memberikan dukungan kepada para pelaku UMKM agar
dapat terus berkembang. Selain itu, kita juga perlu mengatasi masalah kendala teknologi yang
seringkali menghambat para pelaku UMKM untuk mengikuti perkembangan zaman.
Walaupun UMKM ini berperan penting dan berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia,
usaha UMKM ini juga masih memiliki kelemahan dalam beroperasi. Oleh karena itu, pemerintah
perlu memberikan dukungan dan pendampingan agar usaha UMKM ini dapat berjalan dengan
lancar. Selain itu, terdapat kendala keterbatasan inovasi dan teknologi, serta kendala dalam
mengakses sumber pendanaan yang cukup terbatas.
Dengan mengenali beberapa permasalahan tersebut, pemerintah dapat memaksimalkan
belanja daerah yang dianggarkan oleh APBD untuk mendorong perekonomian masyarakat,
menggerakkan sektor barang konsumsi, dan menciptakan lapangan kerja yang seluas-luasnya
untuk mengurangi dampak ekonomi dan sosial yang mungkin terjadi.
DAFTAR PUASTAKA

Cashlez, 2020. 3 Kontribusi Utama UMKM Bagi Perekonomian Indonesia. [Online] Available
at: https://www.cashlez.com/blog/3-kontribusi-utama-umkm-bagi-perekonomian-
indonesia_480.html [Accessed 1 Mei 2022].

Nurhaliza, S., 2022. Begini Pentingnya Peran UMKM dalam Perekonomian Indonesia! [Online]
Available at: https://www.idxchannel.com/economics/begini-pentingnya-peran-umkm-
dalam-perekonomian-indonesia [Accessed 1 Mei 2022].

Rudjito. (22 Maret 2020). Pengertian UMKM Menurut Undang-undang, Kriteria, dan Ciri-Ciri
UMKM. idcloudhost.com. https://idcloudhost.com/pengertian-umkm-menurutundang-undang-
kriteria-dan-ciri-ciri-umkm/#Rudjito

Tiktik Sartika Partomo&Abd. Rachman Soejoedono, “ Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan


Koperasi”, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004), hal. 13.

Tulus Tambunan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia, hal 12

Anda mungkin juga menyukai