Makalah Peluruhan Radioaktif
Makalah Peluruhan Radioaktif
Makalah Peluruhan Radioaktif
“PELURUHAN RADIOAKTIF”
DISUSUN OLEH :
NUR AMALIA
200105500010
PENDIDIKAN KIMIA B
DOSEN PENGAMPU
Dr. Netti Herawati, M.Si.
Mata Kuliah : Kimia Inti dan Radiokimia
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
I
KATA PENGANTAR
Penulis
II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……...………………………………...………………….II
DAFTAR ISI……………………………………………………………...…..III
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ............................................................................................... 11
B. Saran .......................................................................................................... 11
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Atom terdiri dari nukleus (inti atom), dan dikelilingi oleh elektron yang
memiliki muatan negatif. Pada inti atom, terdapat proton yang bermuatan positif
dan neutron yang tidak memiliki muatan (netral). Atom memiliki diameter sekitar
6-30 nm. Partikel-partikel seperti proton, neutron dan elektron terikat dengan
atom oleh karena adanya suatu gaya elektormagnetik. Inti atom yang memiliki
nomor massa besar memiliki energi ikat inti yang relatif kecil. Sedangkan inti
atom yang memiliki nomor massa kecil memiliki energi ikat inti yang relatif
besar. Inti atom yang memiliki nomor massa besar misalnya uranium 238
cenderung tidak stabil akan memancarkan energi dalam bentuk sinar radioaktif.
Inti atom yang tidak stabil selalu memancarkan secara spontan sinar radioaktif,
sehingga akhirnya akan diperoleh inti atom yang stabil. Peristiwa pemancaran
sinar radioaktif secara spontan disebut radioaktivitas atau peluruhan radioaktif.
Reaksi kimia inti sebagai alternatif yang potensial dan perlu
diperhitungkan. Peluruhan radioaktif dan transmutasi inti merupakan reaksi inti.
Radioaktivitas ditemukan oleh H. Becquerel pada tahun 1896. Becquerel
menamakan radiasidengan uranium. Dua tahun setelah itu, Marie Curie meneliti
radiasi uranium denganmenggunakan alat yang dibuat oleh Pierre Curie, yaitu
pengukur listrikpiezo (lempengankristal yang biasanya digunakan untuk
pengukuran arus listrik lemah), dan Marie Curie berhasil membuktikan bahwa
kekuatan radiasi uranium sebanding dengan jumlah kadaruranium yang
dikandung dalam campuran senyawa uranium. Unsur radioaktif adalah unsur
yang intinya tidak stabil. Unsur radioaktif disebut pula radioisotop atau
radionuklida. Unsur ini berusaha menstabilkan diri dengan cara memancarkan
radiasi (sinar) yang disebut sinar radioaktif.
Oleh karena itu, makalah ini dibuat untuk membahas hal-hal mengenai
reaksi inti. Makalah ini disusun berdasarkan referensi dari berbagai sumber.
Makalah ini dibuat dalam rangka pemenuhan tugas mata kuliah serta diharapkan
1
dapat menambah pengetahuan dan pemahaman penulis maupun pembaca
makalah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis-jenis peluruhan?
2. Bagaimana kinetika peluruhan?
3. Apakah yang dimaksud dengan karbon dating?
C. Tujuan Pembelajaran
1. Untuk mengetahui jenis-jenis peluruhan
2. Untuk memahami kinetika peluruhan
3. Untuk mengetahui konsep dari karbon dating.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
setengah jumlah sampel untuk meluruh habis. Proses peluruhan bersifat
eksponensial, sehingga setelah dua waktu paruh, hanya akan tersisa 25% isotop.
B. Kinetika Peluruhan
4
maksimum yang konstan, yang sama dengan jumlah inti induk mula-mula.
Sehingga: dN1/dt = dN2/dt = λ1N1
N1 = N1,0e-λ1t dan N2 = N1,0( 1 e-λ1t)
atau dapat dituliskan dalam term aktivitas : A1 = N1λ1 = λ1N1,0 e-λ1t
Sebagian besar radioaktif buatan merupakan radioaktif yang meluruh dengan
model tersebut di atas. Contoh :
60
Co → 60Ni (stabil) + βdengan waktu paro = 5,27 tahun.
2. Peluruhan berantai
Bila inti induk menghasilkan inti anak radioaktif, maka peluruhan inti
anak dapat menghasilkan satu atau lebih tahap peluruhan hingga dicapai inti yang
stabil. Jenis peluruhan berantai ini umumnya terjadi pada jenis radionuklida alam,
contoh :
234
Li → 232Th → 226Ra → 222Rn → 218Po → 214Pb → 206Pb (stabil)
Modus peluruhan berantai
p < d (waktu hidup induk < anak )
p ~ d (waktu hidup induk hampir sama dengan anak )
p > d ( waktu hidup induk > anak )
dimana p = induk dan d = anak
3. Peluruhan bercabang
Waktu paro yang ditunjukkan merupakan waktu paro rata-rata dari semua
cabang peluruhan. Pada setiap cabang terdapat satu konstanta parsial (λ1,λ2 )
Konstanta peluruhan totalnya adalah :
λt = λ1 + λ2 + .. + λn
5
Sedangkan waktu paro parsialnya :
T1 = 0,693/ λ1 ; T2 = 0,693/ λ2 ; Tn = 0,693/ λn
1/Tt = 1/ T1 + 1/ T2 +….1/ Tn
λ1= fi x λt ( fi = fraksi peluruhan induk ke-i )
C. Karbon Dating
Penanggalan radiokarbon (disebut pula penanggalan karbon atau
penanggalan karbon-14) adalah suatu metode penentuan usia suatu objek yang
mengandung materi organik dengan memanfaatkan sifat radiokarbon, suatu isotop
radioaktif dari karbon.
Metode ini dikembangkan pada akhir tahun 1940-an oleh Willard Libby,
yang menerima Hadiah Nobel dalam Kimia pada tahun 1960 berkat karyanya ini.
Metode ini didasarkan pada fakta bahwa radiokarbon (14C) dihasilkan terus-
menerus di atmosfer sebagai hasil interaksi sinar kosmik dengan nitrogen di
14
atmosfer. C yang dihasilkan bergabung dengan oksigen di atmosfer untuk
membentuk karbon dioksida radioaktif, yang digunakan tumbuhan untuk proses
fotosintesis; hewan memakan tumbuhan tersebut dan menerima 14C. Ketika hewan
dan tumbuhan tersebut mati, pertukaran karbon antara mereka dengan lingkungan
14
berakhir, dan sejak saat itu, jumlah C yang dikandungnya mulai berkurang
sedikit demi sedikit ketika 14C mengalami peluruhan radioaktif. Pengukuran
jumlah 14C dalam sampel tumbuhan atau hewan mati seperti pada suatu potongan
kayu atau potongan tulang menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk
memperkirakan kapan tumbuhan atau hewan tersebut mati. Semakin tua sampel
tersebut, maka semakin sedikit 14C yang dapat dideteksi dari sampel tersebut, dan
14
karena waktu paruh C (masa ketika setengah dari sampel yang diberikan telah
meluruh) adalah sekitar 5.730 tahun, penanggalan tertua yang dapat terukur
melalui metode ini adalah sekitar 50.000 tahun lalu, meskipun metode penyiapan
khusus terkadang dapat memberikan analisis akurat bagi sampel yang sudah
sangat tua.
Sejumlah penelitian telah dilakukan sejak tahun 1960-an untuk
menentukan proporsi 14C di atmosfer. Hasilnya, dalam bentuk kurva kalibrasi, saat
6
ini digunakan untuk mengkonversi pengukuran radiokarbon dalam suatu sampel
ke dalam perkiraan usia sampel tersebut. Koreksi lainnya harus dibuat dengan
14
mempertimbangkan proporsi C dalam jenis organisme yang berbeda
14
(fraksionasi), serta kadar C yang bervariasi di biosfer (efek reservoir).
Pembakaran bahan bakar fosil seperti arang dan minyak, serta uji nuklir yang
dilakukan pada 1950-an dan 1960-an mempersulit perhitungan penanggalan
karbon. Karena waktu yang diperlukan untuk mengubah materi biologis menjadi
14
bahan bakar fosil lebih lama dibanding waktu yang diperlukan bagi C untuk
meluruh pada batas deteksi, bahan bakar fosil hampir sama sekali tidak
14 14
mengandung C, dan karenanya sempat terjadi penurunan proporsi C di
atmosfer yang berawal pada akhir abad ke-19. Kebalikannya, uji nuklir
meningkatkan jumlah 14C di atmosfer, yang mencapai maksimumnya pada sekitar
tahun 1965 dengan hampir dua kali dari jumlah 14C yang ada sebelum uji tersebut
dimulai.
Pengukuran radiokarbon pada mulanya dilakukan dengan alat pencacah-
beta, yang menghitung jumlah radiasi beta yang dipancarkan melalui peluruhan
14
atom C dalam sampel. Baru-baru ini, spektrometri massa pemercepat menjadi
metode pilihan dalam pengukuran radiokarbon; metode ini menghitung seluruh
14
atom C dalam sampel dan tidak hanya karbon yang akan meluruh selama
pengukuran; karenanya metode ini dapat digunakan dengan sampel yang lebih
sedikit (seperti biji tumbuhan), dan lebih cepat memberikan hasil. Pengembangan
penanggalan radiokarbon berdampak besar pada bidang arkeologi. Selain
memberi penanggalan yang lebih akurat dibandingkan metode sebelumnya,
metode ini mampu membandingkan penanggalan dengan jarak yang amat besar.
Sejarah arkeologi terkadang merujuk pengaruh ini sebagai "revolusi radiokarbon".
Penanggalan radiokarbon memberikan penanggalan bagi sejumlah masa transisi
prasejarah penting, seperti akhir zaman es terakhir, dan awal Neolitikum dan
Zaman Perunggu di wilayah yang berbeda
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Diharapkan
pembaca dapat menemukan lebih banyak sumber untuk menambah wawasan
tentang jenis peluruhan, kinetika peluruhan dan karbon dating
8
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/36343576/Makalah_Radioaktivitas_docx
https://dokumen.tips/documents/kinetika-peluruhan-radioaktif.html
Safitrianaz, D., Latifah, N., Saragih, P. Y., & Saraswati, D. L. (2019). Analogi
Waktu Paruh dan Konstanta Peluruhan (Disintegrasi) Radioaktif. Jurnal
Pendidikan Fisika, 7(2), 179-188.
Sunarya, Y., Setiabudi, A. 2009 Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Bandung: PT.
Setia Purna Inves