LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi Juliani A. Mau
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi Juliani A. Mau
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi Juliani A. Mau
Masalah terpilih
Akar Penyebab Analisis alternatif
No. yang akan Eksplorasi alternatif solusi
masalah solusi
diselesaikan
1 Rendahnya hasil Guru belum Kajian literatur Penerapan model
belajar peserta menerapkan Menerapkan pembelajaran inovatif pembelajaran kooperatif
didik kelas 4 model menurut Smith & Ragan (1999), rancangan pembelajaran adalah proses tipe jigsaw dan PBL
dalam pelajaran pembelajaran sistematis dalam mengartikan prinsip belajar dan pembelajaran ke dalam dapat menarik minat
IPS materi yang inovatif pedoman untuk bahan dan aktivitas pembelajaran. Pengertian rancangan dan memotivasi peserta
kehidupan sosial pembelajaran sebelumnya dikemukakan oleh Reigeluth (1983) yaitu suatu didik dalam
budaya sistem pengembangan setiap unsur atau komponen pembelajaran, meliputi; pembelajaran, peserta
tujuan, isi, metode, dan pengembangan evaluasi. Adapun menurut Gagne, didik akan lebih mudah
Briggs, dan Wager (1992) rancangan pembelajaran adalah penyiapan memahami materi
kondisi eksternal peserta didik secara sistematis yang menggunakan apabila disajikan dalam
pendekatan sistem guna meningkatkan mutu kinerjanya. Sejalan dengan itu, bentuk vidio
Reiser (2002) mengatakan bahwa desain pembelajaran berbentuk rangkaian pembelarajan yang
prosedur sebagai suatu sistem untuk pengembangan program pendidikan bagus. Hal ini akan
dan pelatihan secara konsisten dan teruji. Dick & Carey (2005) mampu meningkatkan
menegaskan desain pembelajaran mencakup seluruh proses yang hasil belajar peserta
dilaksanakan dengan pendekatan sistem. Pendekatan sistem itu sendiri didik. Pemberian
meliputi analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. penghargaan atau
Adapun rancangan pembelajaran inovatif dalam hal ini dimaknai sebagai reward juga
aktivitas persiapan pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan unsur- berpengaruh pada hasil
unsur pembelajaran terbaru di abad 21 dan terintegrasi dalam komponen belajar peserta didik.
maupun tahapan pembelajaran yang akan dilaksanakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Unsur-unsur pembelajaran terbaru yang
dimaksud, antara lain; TPACK (technological, pedagogical, content
knowledge) sebagai kerangka dasar integrasi teknologi dalam proses
pembelajaran, pembelajaran berbasis Neuroscience, pendekatan
pembelajaran STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and
Mathematics), HOTS (Higher Order Thinking Skills), Tuntutan Kompetensi
Abad 21 atau 4C (Comunication, Collaboration, Critical Thinking,
Creativity), kemampuan literasi, dan unsur-unsur lain yang terintegrasi
dalam komponen maupun tahapan rencana pembelajarannya.
Pembelajaran berbasis HOTS
Menurut Sani (2019, hlm. 2) Higher Order Thinking Skill (HOTS) atau
kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah kemampuan berpikir strategis
untuk menggunakan informasi dalam menyelesaikan masalah,
menganalisa argumen, negosiasi isu, atau membuat prediksi.
Krathwohl (2002) dalam A revision of Bloom’s Taxonomy, yang
menyatakan bahwa indikator untuk mengukur kemampuan berpikir
tingkat tinggi meliputi: menganalisis (C4) yaitu kemampuan
memisahkan konsep ke dalam beberapa komponen dan
menghubungkan satu sama lain untuk memperoleh pemahaman atas
konsep secara utuh, mengevaluasi (C5) yaitu kemampua
menetapkan derajat sesuatu berdasarkan norma, kriteria atau
patokan tertentu, dan mencipta (C6) yaitu kemampuan memadukan
unsur-unsur menjadi sesuatu bentuk baru yang utuh dan luas, atau
membuat sesuatu yang orisinil. Kita juga dapat menemukan bahwa
pembagian aspek pengetahuan serupa tercantum pada Permendikbud
no. 22 tahun 2016 tentang standar proses pendidikan dasar dan
menengah yang menyatakan bahwa penilaian aspek pengetahuan
terbagi menjadi 5 level, yaitu: mengingat, memahami, menerapkan,
menganalisis, dan mengevaluasi.
Menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Menurut Isjoni (2009:77) pembelajaran kooperatif tipe jigsaw salah satu
tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling
membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi
maksimal. Dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terdapat 3
karakteristik yaitu: a. kelompok kecil, b. belajar bersama, dan c.
pengalaman belajar. Esensi kooperatif learning adalah tanggung jawab
individu sekaligus tanggung jawab kelompok, sehingga dalam diri siswa
terbentuk sikap ketergantungan positif yang menjadikan kerja kelompok
optimal. Keadaan ini mendukung siswa dalam kelompoknya belajar bekerja
sama dan tanggung jawab dengan sungguh-sungguh sampai suksesnya
tugas-tugas dalam kelompok.
Berikut merupakan langkah dalam aktivitas Model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw:
a. Membuat grup yang terdiri dari bermacam latar belakang yang
terdiri dari 4 hingga 6 siswa.
b. Dalam grup siswa akan diberi sub-konsep yang berbeda.
c. Setiap grup berdiskusi dan menjelaskan sub-konsep yang telah
diberikan dan memutuskan staf ahli yang bergabung ke grup staf
ahli.
d. Anggota staf ahli akan mendiskusikan setiap sub-konsep yang ada
dan mengkoneksikan satu dengan yang lainnya.
e. Grup ahli dibimbing untuk diskusi tentang konsep yang ada dan
saling bahu membahu memahami konsep yang diberikan.
f. Setiap grup akan menjelaskan di depan kelas hasil dari diskusi yang
telah dilaksanakan.
g. Guru akan mengadakan kuis untuk setiap siswa pada akhir
pembelajaran mengenai materi konsep yang sudah diterima siswa.
h. Siswa akan menyelesaikan kuis individu dan grup.
Menerapkan model pembelajaran berbasis masalah (PBL)
Menurut (Tan Onn Seng, 2000) Model pembelajaran berbasis masalah
merupakan pembelajaran yang menggunakan berbagai kemampuan berpikir
dari peserta didik secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata
untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan,dan kontekstual.
Tujuan PBL adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan
konsep-konsep pada permasalahan baru/nyata, pengintegrasian konsep
Higher Order Thinking Skills (HOT’s), keinginan dalam belajar,
mengarahkan belajar diri sendiri dan keterampilan (Norman and Schmidt
Modul HOTS, 2018). Karakteristik yang tercakup dalam PBL menurut Tan
(dalam Amir, 2009) antara lain: (1) masalah digunakan sebagai awal
pembelajaran; (2) biasanya masalah yang digunakan merupakan masalah
dunia nyata yang disajikan secara mengambang (ill-structured); (3) masalah
biasanya menuntut perspektif majemuk (multiple-perspective); (4) masalah
membuat pembelajar tertantang untuk mendapatkan pembelajaran di ranah
pembelajaran yang baru; (5) sangat mengutamakan belajar mandiri; (6)
memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu sumber
saja, dan (7) pembelajarannya kolaboratif, komunikatif dan kooperatif.
Karakteristik ini menuntut peserta didik untuk dapat menggunakan
kemampuan berpikir tingkat tinggi, terutama kemampuan pemecahan
masalah.
Menggunakan Media pembelajaran audio visual
Menurut ( Snaky, 2010 : 105 ) Media audio visual berarti gabungan alat
yang bisa memproyeksikan media gambar yang bergerak serta bersuara.
Kombinasi antara gambar dan suara bisa membuat karakter yang sesuai
dengan objek yang asli. Media ini bisa membuat sesuatu berupa visual
mirip dengan objek yang digambarkan, beserta suara aslinya sehingga
membuat orang yang melihat maupun mendengar lebih paham.
Kelebihan dari media pembelajaran audio visual, yaitu: (1) dapat
digunakan berulang kali; (2) mampu menyajikan dan memaparkan
materi dengan detail; (3) menyajikan gambar dan suara yang mampu
meningkatkan fokus; (4) pembelajaran bisa dilakukan dimana saja.
Hasil wawancara dengan teman sejawat
Menurut bapak Zakarias Bere, S. Pd.
Hasil belajar peserta didik dapat ditingkatkan dengan menerapkan
model pembelajaran dan media yang menarik motivasi peserta didik.
Media pembelajaran yang menarik membuat peserta didik lebih cepat
memahami materi sehingga dapat berdampak pada hasil belajar yang
baik.
Memberikan penghargaan atau reward sebagai bentuk motivasi kepada
peserta didik.