Modul Praktikum Basis Data
Modul Praktikum Basis Data
Basis Data
DAFTAR ISI
MODUL I
PEMBUATAN DAN PEMELIHARAAN TABEL
Tujuan :
1. Mahasiswa dapat memahami perintah-perintah dalam Data Definition Language (DDL).
2. Mahasiswa dapat memahami perintah CREATE.
3. Mahasiswa dapat memahami perintah ALTER.
4. Mahasiswa dapat memahami perintah DROP.
5. Mahasiswa dapat memahami penggunaan Constraint.
Tugas Pendahuluan :
1. Apa Yang anda ketahui tentang Data Definition Language (DDL)?
2. Apa saja perintah-perintah yang tergolong dalam DDL?
DASAR TEORI
DDL atau Data Definition Language adalah bagian dari SQL yang digunakan untuk
mendifinisikan data dan objek database. Apabila perintah ini digunakan, entri akan dibuat ke dalam
kamus data dari SQL (Octaviani, 2010). Didalam kategori ini terdapat perintah-perintah sebagai
berikut :
Perintah CREATE
Sistem manajemen (DBMS) memungkinkan untuk membuat dan mengelola banyak
database independent. Untuk membuat database berikut querinya.
Sebelum membuat tabel dalam database pastikan terlebih dahulu database tempat anda
membuat tabel sudah aktif, untuk mengaktifkan database yang anda buat dapat menggunakan
statement USE nama_database . Untuk membuat tabel berikut querinya.
DATETIME Kombinasi tanggal dan jam, dengan jangkauan dari ‘1000-01-01 00:00:00’
s/d ‘9999-12-31 23:59:59’
TIMESTAMP Kombinasi tanggal dan jam, dengan jangkauan dari ‘1970-01-01 00:00:01’
s/d ‘2038-01-19 03:14:07
LONGBLOB, Ukuran 4294967295 byte. Mampu menyimpan data hingga berukuran GIGA
LONGTEXT BYTE. Tipe data ini memiliki batas penyimpanan hingga 232-1.
Constrains
Constaraint merupakan batasan atau aturan yang ada pada tabel. MySQL menyediakan
beberapa tipe constaint berikut:
1. NOT NULL merupakan suatu kolom yang mendifinisikan dengan constraint
NOT NULL. Kolom yang berfungsi sebagai kunci primer (Primary Key)
otomatis tidak boleh NULL.
2. UNIQUE mendifinisikan suatu kolom bersifat unik, artinya antara satu data
dengan data lain namanya tidak boleh sama, misal alamat email.
3. PRIMARY KEY Constaint PRIMARY KEY membentuk key yang unik untuk
suatu tabel.
4. FOREIGN KEY Constraint didefinisikan pada suatu kolom yang ada pada suatu
tabel, dimana kolom tersebut juga dimiliki oleh tabel yang lain sebagai suatu
PRIMARY KEY bisa digunakan untuk menghubungkan antara dua tabel.
5. CHECK constraint yang satu ini mendefinisikan sebuah kondisi untuk data agar
dapat masuk dalam field artinya tiap pemasukan data atau editing terhadap data
record, field yang dimasukkan akan selalu diperiksa apakah isinya ada diantara
data-data yang dimasukkan, jika tidak ada maka SQL akan menampilkan pesan
ERROR.
6. DEFAULT digunakan untuk mendefinisikan nilai default dari field yang mana
ketika ada baris baru yang dimasukkan kedalam tabel nilai default dari field akan
digunakan apabila tidak ada nilai yang diberikan padanya.
Perintah ALTER
Setelah membuat tabel dalam database, dapat memodifikasi field pada tabel yang telah
dibuat. Dengan perintah ALTER dapat membuat perubahan pada struktur tabel tanpa menghapus
dan menciptakan. Queri ALTER :
Untuk
DROP menghapus
DATABASETabel:
namadatabase
KEGIATAN PRAKTIKUM
Untuk lebih memahami tentang DDL (Data Definition Language) maka buatlah database
dengan nama “Toko” yang mempunyai dua tabel yaitu tabel “Barang” dan tabel “Pembelian”,
isilah kedua tabel sesuai dengan ketentuan tabel dibawah ini !
Create database
CREATE DATABASE toko
Pakai database yang sudah dibuat
USE
Create table
Untuk membuat tabel Barang.
Tabel 2.5 Tabel Barang
Nama Field Tipe data
ID_Barang Varchar
Nama_Barang Varchar
Tanggal_terima Datetime
Stok_Barang Int
CREATE TABLE
Barang (
id_barang VARCHAR(50) NOT NULL,
nama_barang VARCHAR(255) NOT
NULL, tanggal_terima DATETIME
NOT NULL, stok_barang INT NULL
DEFAULT 0,
CONSTRAINT pk_barang PRIMARY KEY (id_barang)
CREATE TABLE
Hasilnya anda bisa lihat pada
pembelian ( gambar dibawah ini!
id_pembeli VARCHAR(50) NOT NULL,
id_barang VARCHAR(50) NULL ,
tanggal_beli DATETIME NOT NULL,
Gambar 1.2 Hasil dari Create tabel Pembelian.
nama_pembeli VARCHAR (60) NOT
NULL, jumlah_pembelian INT NULL ,
Karena belum menambahkan Foreign key pada saat membuat tabel Pembelian, maka dapat
CONSTRAINT pk_pembelian PRIMARY KEY (id_pembeli)
menambahkan Foreign key dengan perintah ALTER seperti queri dibawah ini.
)
Pada queri alter diatas, akan ditambahkan foreign key pada ID_Barang menggunakan
perintah ALTER TABLE. Selain itu juga bisa langsung memasukkan foreign key pada saat
CREATE TABLE Pembelian.
Alter
Contoh penggunaan Alter.
Menambahkan field “Alamat_Pembeli” pada tabel Pembelian.
Merubah tipe data field (kolom) Nama_Barang dari tipe data Varchar (255) menjadi tipe
data Int pada tabel Barang, pada gambar dibawah ini merupakan gambar saat field Nama_Barang
belum dirubah tipe datanya.
Gambar 1.5 Tampilan sebelum merubah Nama Barang pada tabel Barang.
Gambar 1.6 Tampilan sesudah merubah Nama Barang pada tabel Barang.
Drop
Menghapus tabel Barang.
MODUL II
MANIPULASI DATA
Tujuan :
1. Mahasiswa dapat melakukan manipulasi data yang tersimpan dalam basis data.
2. Mahasiswa dapat memahami perintah INSERT.
3. Mahasiswa dapat memahami perintah UPDATE.
4. Mahasiswa dapat memahami perintah DELETE.
Tugas Pendahuluan :
1. Apa yang anda ketahui tentang DML?
2. Sebutkan perintah-perintah SQL yang tergolong dalam DML dan jelaskan perbedaan antar
DML dan DDL!
3. Apa yang anda ketahui tentang perintah INSERT, UPDATE, dan DELETE?
4. Sebutkan macam-macam klausa dan operator pada perintah SELECT!
DASAR TEORI
DML (Data Manipulation Language) adalah bahasa yang memungkinkan pengguna mengakses
atau memanipulasi data yang berbentuk suatu model data tertentu (Silberschatz,2011). Tipe akses
data adalah (Silberschatz,2011):
Adapun perintah-perintah umum dalam DML yang disediakan dalam MySQL adalah sebagai
berikut:
Untuk lebih memahami perintah-perintah DML (Data Manipulation Language), berikut ini adalah
penjelasan dalam praktikum untuk masing-masing dari perintah-perintah di atas.
KEGIATAN PRAKTIKUM
INSERT
Sebelum memulai praktikum, pastikan bahwa struktur basis data yang digunakan sudah ada
sebelumnya. Stuktur basis data yang digunakan disini adalah struktur basis data yang dibuat dalam
MODUL II sebelum dikenakan perintah ALTER. Setelah tabel dibuat beserta constraint-
constraintnya jika diperlukan, maka tabel siap digunakan untuk menampung data. Perintah pada
MySQL untuk memasukkan data ke dalam tabel adalah perintah INSERT. Masukkan data pada
tabel barang dan tabel pembelian. Bentuk perintah INSERT adalah sebagai berikut :
Kolom yang tidak disebutkan pada pernyataan INSERT secara otomatis akan diisi dengan
NULL. Pada Stok_Barang nilainya akan terisi 0 karena pada saat membuat tabel Barang
memberikan tipe data int, default value untuk int adalah 0.
INSERT
Dan INTO silahkan
data seterusnya pembelian
masukkan sendiri dengan petunjuk perintah diatas berdasarkan data
(id_pembeli,id_barang,tanggal_beli,
pada Gambar 2.2. nama_pembeli,
jumlah_pembelian)
VALUES('P01','BRG03','2015-04-07','Mahadewi Istirani',2);
Memasukkan data dari tabel lain juga dimungkinkan dalam perintah insert. Untuk
mempraktekkannya buatlah satu tabel lagi pada basis data “toko” dengan nama tabel “pelanggan”
yang memiliki field ID_Pelanggan dan Nama_Pelanggan. Untuk membuat tabel pelanggan
gunakan perintah dibawah ini:
CREATE
Setelah tabel pelanggan dibuat, TABLEjalankan
kemudian pelanggan
perintah dibawah ini untuk mengisi tabel
(id_pelanggan
“Pelanggan” dengan data dari tabel pembelian.
VARCHAR(10),
INSERTkebenarannya,
INTO pelanggannama_pelanggan VARCHAR(80));
Untuk memeriksa gunakan perintah dibawah ini dan lihat hasilnya!
(id_pelanggan,
nama_pelanggan)
SELECT * penambahan
FROM pelanggan;
Gambar 2.3 Hasil dari pada tabel Pelangan.
SELECT id_pembeli,nama_pembeli FROM pembelian;
UPDATE
Perintah UPDATE digunakan untuk memodifikasi data pada tabel dalam basis data.
WHERE : Menentukan kondisi atau syarat dari baris-baris yang akan diganti.
Berikut ini perintah untuk meng-update field nama barang pada tabel barang dengan nama “LG”
yang awalnya bernama “HTC”.
UPDATE
Gambar 2.4 Hasilbarang
perintah UPDATE pada tabel barang
SET nama_barang='LG'
DELETE WHERE id_barang='BRG03';
Pernyataan DELETE digunakan untuk menghapus baris pada tabel, bentuk perintahnya sebgai
berikut.
DELETE
Pada contoh ini akan menghapus FROM
record [tabel]
dengan ID_Barang = ’BRG01’ pada tabel pembelian.
Untuk mempraktekkannya tulislah perintah dibawah ini!=
WHERE [field]
Dalam perintah DELETE jika ingin menghapus semua data pada tabel tanpa menghapus tabel,
maka klausa WHERE tidak perlu disebutkan, berikut perintahnya.
UntukSELECT * FROM
mendapatkan barang
data dengan WHERE
kriteria tidak id_barang IN ('BRG04',
sama persis, digunakan 'BRG05');
like, contohnya:
SELECT
Tanda persen * FROM
(%) dapat pelanggan
diartikan WHERE
sebagai apa saja, nama_pembeli LIKE
jadi dengan menulis %tu%';
‘%tu%’ berarti akan
mencari semua yang mengandung ‘tu’ apapun huruf di depan dan belakangnya. Namun, jika ditulis
‘%tu’ maka akan dicari hanya yang berakhiran dengan ‘tu’.
TUGAS
1. Isilah tabel jurusan dan tabel biodata yang anda buat dengan ketentuan sebagai berikut:
Misalkan isi tabel jurusan:
MODUL III
PENGAMBILAN DATA DARI BANYAK TABEL
Tujuan :
1. Mahasiswa memahami perintah-perintah SQL untuk pengambilan data dari banyak tabel.
2. Mahasiswa mampu memahami tipe-tipe join.
3. Mahasiswa mampu memahami tentang cartesian product.
4. Mahasiswa mampu memahami tentang penggabungan tabel.
Tugas Pendahuluan :
1. Apa yang anda ketahui tentang JOIN?
2. Sebutkan macam-macam JOIN !
3. Apakah perbedaan Left JOIN dengan Right JOIN?
DASAR TEORI
Tipe-tipe join
Di dalam database, ada kalanya membutuhkan data dari beberapa tabel yang saling
berhubungan. Untuk mendapatkan data dari beberapa tabel tersebut dapat digunakan perintah JOIN
pada perintah SQL (Alam, 2005). Fungsi dari operator ini adalah untuk menggabungkan data-data
dari dua buah tabel atau lebih. Operator JOIN ini berlaku pada tabel biasa ataupun VIEW. Untuk
mengambil data dari kombinasi dua tabel atau lebih bisa menggunakan JOIN. MySQL
menyediakan fasilitas penggabungan dan JOIN tabel antara lain [5]:
Cartesian product atau disebut pula sebagai cross join akan menciptakan hasil yang didasarkan
pada semua kemungkinan kombinasi tuple dalam kedua set data. Dengan demikian, jumlah tuple
yang dikembalikan adalah N x M, dimana N adalah jumlah tuple dalam tabel A dan M jumlah
tuple dalam tabel B. Bentuk perintah dari CROSS JOIN pada MySQL adalah :
b. INNER JOIN
INNER JOIN ini merupakan perintah JOIN yang paling umum yang dapat digunakan pada semua
basis data. Penggabungan hanya dilakuakan pada dua buah tabel yang telah merelasikan field-nya.
Maksudnya adalah data pada tabel pertama akan dihubungkan dengan data pada tabel kedua
apabila nilai field yang dijadikan patokan relasi kedua tabel memiliki nilai yang sama.
Perbedaan antara EQUI JOIN dan INNER JOIN terletak pada tuple yang dikembalikan (return).
EQUI JOIN mengembalikan tuple yang memiliki isi yang sama pada field tertentu. Sedangkan dua
atau lebih tabel yang digabungkan pada INNER JOIN hanya mengembalikan tuple yang memenuhi
syarat penggabungan. Bentuk baku perintah INNER JOIN :
c. LEFT JOIN
SELECT [field1], [field2], [..], [fieldn]
LEFT JOINFROM [tabel_A]
(left outer join) akan menampilkan data pada tabel kiri walaupun tidak memiliki relasi
INNER JOIN [tabel_B]
pada tabel di bagian kanan, bentuk perintahnya sebagai berikut:
ON [tabel_A].[field key] = [tabel_B].[field_key];
Atau
SELECT [field1], [field2], [..],
SELECT [field1],[fieldn]
[field2], [..], [fieldn]
FROM [tabel_A]
LEFT LEFT
OUTERJOIN
JOIN[tabel_B]
[tabel_B]
ON [tabel_A].[field key] = [tabel_B].[field_key];
d. RIGHT JOIN
RIGHT JOIN (right outer join) akan menampilkan data pada tabel disebelah kanan walaupun tidak
mempunyai data yang berhubungan dengan tabel disebelah kirinya. Bentuk perintahnya sebagai
berikut:
Atau
SELECT [field1], [field2], [..], [fieldn]
FROM [tabel_A]
KEGIATANRIGHT OUTER JOIN [tabel_B]
PRAKTIKUM
ON pemahaman
Agar lebih memperdalam [tabel_A].[field key] = MySQL
tentang fungsi-fungsi [tabel_B].[field_key];
diatas, silahkan coba perintah
dibawah ini pada basis data “toko” yang anda buat.
a. Cartesian Products
c. LEFT JOIN
TUGAS
1. Cobalah masing-masing perintah join yang sudah anda praktikkan dengan menggunakan
data base Mahasiswa yang anda buat!
2. Buatlah kesimpulan tentang perbedaan klausa antaran Right join dan Left join!
MODUL IV
FUNGSI-FUNGSI SQL
Tujuan:
1. Mahasiswa dapat memahami fungsi-fungsi SQL.
2. Mahasiswa dapat memahami single row functions dalam SQL.
3. Mahasiswa dapat memahami character functions dalam SQL.
Tugas Pendahuluan:
1. Apa yang anda ketahui tentang fungsi-fungsi SQL?
2. Sebutkan macam-macam dari fungsi SQL!
3. Apa saja yang tergolong dalam single row function?
DASAR TEORI
Secara garis besar function dibagi menjadi dua bagian yaitu: Single row functions dan
group function, perbedaan kedua fungsi ini yaitu pada Single row functions memproses satu baris
data pada satu proses dan memberikan satu output untuk setiap satu baris data masukan.
Salah satu contoh single-row functions adalah UPPER yang berfungsi mengubah data
input menjadi huruf kapital. Sedangkan group function memproses multi-row data pada saat
bersamaan dan memberikan satu output.
Contoh group function adalah SUM untuk menghitung nilai total. Namun yang akan
dibahas adalah Single row function. Berdasarkan tipe data yang diproses, single-row function
dibagi menjadi lima jenis, yaitu:
Character functions
Fungsi karakter menerima input berupa karakter dan mengembalikan nilai yang bisa
berupa karakter maupun angka. Beberapa contoh penggunaan dalam character function.
KEGIATAN PRAKTIKUM
Untuk lebih memahami fungsi-fungis SQL, tulislah statement-statement berikut pada
database Toko yang anda buat!
Contoh
1. LOWER
2. UPPER
3. SUBSTRING
Mengambil nama barang yang dimulai dari huruf kedua sebanyak lima huruf.
4. LTRIM
5. RTRIM
6. RIGHT
8. LENGTH
9. REVERSE
10. SPACE
Memberikan spasi sebanyak 40 spasi.
TUGAS
1. Buatlah perintah SQL yang memanfaatkan single row function (Masing-masing 1)!
MODUL V
SORTING DAN AGGREGATE
Tujuan :
1. Mahasiswa mampu memahami suatu fungsi pengurutan data dengan klausa ORDER BY.
2. Mahasiswa mampu memahami pengambilan data dari basis data menggunakan fungsi-
fungsi aggregate.
3. Mahasiswa mampu mamahami fungsi-fungsi aggregate.
4. Mahasiswa mampu memahami klausa GROUP BY.
5. Mahasiswa mampu memahami klausa HAVING.
Tugas Pendahuluan :
1. Apa yang anda ketahui tentang Fungsi Aggregate?
2. Sebutkan pembagian fungsi-fungsi aggregate!
DASAR TEORI
Sorting data
Pada SQL sorting digunakan untuk mengurutkan data, terdapat dua macam metode untuk
mengurutkan data, yaitu :
Klausa ORDER BY
Penggunaan klausa Order By harus dikuti dengan ASC atau DESC karena klausa ORDER
BY ini digunakan untuk mengurutkan data, jika ingin menampilkan data dalam tabel berdasarkan
kriteria yang ditentukan, queri nya sebagai berikut(Octaviani, 2010):
1. AVG
Untuk menghitung nilai rata-rata dari suatu kolom tertentu yang telah definisikan dalam
perintah select. Perintah:
SELECT AVG([field]) FROM [tabel];
2. COUNT
Untuk menghitung jumlah baris dalam sebuah tabel. Perintah:
SELECT COUNT([field]) FROM [tabel];
3. SUM
Untuk menjumlahkan suatu kolom tertentu yang telah didefinisikan dalam perintah SELECT.
Perintah:
SELECT SUM([field]) FROM [tabel];
4. MAX
Untuk mengetahui nilai terbesar dari sebuah kolom tertentu dalam perintah SELECT.
Perintah:
SELECT MAX([field]) FROM [tabel];
5. MIN
Untuk mengetahui nilai terkecil dari sebuah kolom tertentu dalam perintah select. Perintah:
Dalam SQL terdapat banyak kata kunci yang digunakan untuk melengkapi statement SELECT
untuk meperoleh tampilan data yang dikehendaki, diantaranya yaitu GROUP BY. GROUP BY ini
merupakan kata kunci yang digunakan untuk mengelompokkan satu atau lebih field yang memiliki
nilai yang sama untuk membentuk satu kelompok.
Perintah:
Menampilkan data pada tabel Barang dengan urutan DESC atau terurut secara abjad terbalik.
Fungsi-fungsi SQL seperti Character function bisa dipadukan dengan queri Order By,
sepereti contoh-contoh dibawah ini.
Untuk lebih memahami fingsi-fungsi aggregate, cobalah perintah-perintah MySQL dibawah ini
pada basis data “Toko” yang anda buat!
AVG
COUNT
MIN
Menamapilkan pembelian paling sedikit pada tabel pembelian.
SELECT MIN(jumlah_pembelian) AS 'min_pembelian'
FROM pembelian;
GROUP BY
Menampilkan nama barang serta jumlahnya berdasarkan nama barang pada tabel barang.
HAVING
Menampilkan nama pembeli yang memiliki rata-rata pembelian lebih dari satu.
MODUL VI
SUBQUERIES DAN SET OPERATION
Tujuan :
1. Mahasiswa dapat memahami dan membuat subqueri serta penggunaan set operation dalam
SQL.
2. Memahami tentang subqueries dan dapat menerapkan subqueries.
3. Memahami penggunaan operator UNION.
4. Memahami penggunaan operator INTERSECT.
5. Memahami penggunaan operator EXCEPT.
Tugas Pendahuluan
1. Apa yang anda ketahui tentang subqueries?
2. Apa perbedaan antara subqueri dengan queri biasa?
DASAR MATERI
Subqueries
Subqueries merupakan perintah SQL SELECT-FROM-WHERE yang terdapat dalam perintah SQL
lain (Silberschatz,2011). Perintah ini digunakan untuk mengambil data dari lebih dari satu tabel.
Subqueri biasanya terdiri dari dua atau lebih perintah SQL. Perintah SQL yang pertama disebut
dengan perintah SQL utama dan perintah SQL yang lain disebut subqueri. Untuk lebih jelasnya
mengenai subqueri berikut perintahnya:
UNION
Operator UNION digunakan untuk mendapatkan tabel (himpunan) gabungan dari dua buah tabel
yang ada. Bila dilakukan penggabungan dua tabel maka yang didapatkan adalah semua field dari
kedua tabel tersebut. Perintahnya sebagai berikut:
Misalkan pada basis data "toko" mempunyai tabel bernama "barang" dan "barang1" dengan nama
field kedua tabel adalah sama yaitu ID_Barang, Nama_barang, Tanggal_terima, Stok_Barang,
maka untuk menampilkan semua data pada tabel "barang" dan "barang1" hanya menggunakan
perintah berikut:
Subqueri
Menampilkan data pada tabel pembelian dimana jumlah pembeliannya yang paling sedikit.
SELECT * FROMGambar
pembelian
7.2 Hasil subqueri pada tabel pembelian.
WHERE jumlah_pembelian = (SELECT
Menampilkan MIN(jumlah_pembelian)
Nama_Barang, Tanggal_terima, FROM pembelian);
dan Stok_Barang pada tabel barang dengan Jumlah
pembelian lebih dari satu berdasarkan tabel pembelian.
SELECT nama_pembeli,jumlah_pembelian
FROM pembelian
UNION
SELECT nama_barang,stok_barang
FROM barang;
Gambar 6.4 Hasil UNION pada tabel pembelian dan tabel barang
SELECT nama_pembeli,jumlah_pembelian
Gambar 6.5 Hasil UNION ALL pada tabel pembelian dan tabel barang
FROM pembelian
UNION ALL
Menampilkan Tanggal_Beli, Nama_Pembeli, dan Jumlah_Pembelian pada tabel pembelian dimana
SELECT nama_barang,stok_barang
Jumlah_Pembelian = 1 dan
FROM menampilkan Tanggal_Beli, Nama_Pembeli, Jumlah_Pembelian pada
barang;
tabel pembelian berdasarkan Nama_Pembeli yang mengandung huruf ‘ma’.
SELECT tanggal_beli,nama_pembeli,jumlah_pembelian
FROM pembelian WHERE jumlah_pembelian='1'
UNION ALL
SELECT tanggal_beli,nama_pembeli,jumlah_pembelian
FROM pembelian WHERE nama_pembeli LIKE'%ma%';
TUGAS
1. Buatlah perintah MySQL masing-masing pada basis data mahasiswa dengan menggunakan
subqueries dan set operation!
2. Buatlah perintah MySQL yang menghasilkan output INTERSECT dan EXCEPT dengan
menggunakan fungsi UNION!
3. Perhatikan output-nya dan buatlah kesimpulan mengenai perbedaan antara perintah
masing- masing!
MUDUL VII
VIEWS DAN CONTROL FLOW FUNCTION
Tujuan :
1. Mahasiswa dapat memahami konsep serta penggunaan view dalam basis data
2. Mahasiswa dapat memahami control flow function.
3. Mahasiswa dapat memahami penerapan konsep view dalam SQL.
4. Mahasiswa dapat memahami pembuatan view.
5. Mahasiswa dapat memahami modifikasi view.
6. Mahasiswa dapat memahami penggunaan variabel dalam fungsi SQL.
7. Mahasiswa dapat mamahami penggunaan control flow function MySQL.
8. Mahasiswa dapat mamahami penggunaan tabel temporary.
Tugas Pendahuluan :
1. Apa yang anda ketahui tentang View?
2. Apa yang anda ketahui tentang control flow function MySQL?
DASAR TEORI
Konsep View
View merupakan tabel yang tidak tampak, hanya di memori saja. View sering digunakan oleh para
pengembang basis data untuk mempermudah menampilkan data dengan kriteria tertentu yang
diambil dari satu atau beberapa tabel sekaligus. Selain menampilkan hasil, view juga dapat
digunakan sebagai sumber data saat perintah dijalankan. View juga berguna untuk membatasi akses
basis data, membuat perintah kompleks secara mudah, mengizinkan independensi data dan untuk
menampilkan bentuk data yang berbeda dari data yang sama. View juga disebut sebagai relasi
virtual (Silberschatz,2011).
Pembuatan view
Sama seperti halnya objek basis data, view juga dapat diedit dengan perintah ALTER VIEW.
Perintahnyanya sebagai berikut.
Sedangkan untuk menghapus view yang sudah tidak diperlukan, dapat menggunakan perintah
sebagai berikut:
Seperti bahasa pemrograman, pada MySQL juga terdapat variabel yang dapat digunakan dalam
perintahnya. User-Defined Variables merupakan variabel session-specific. Dengan kata lain, user-
defined variables yang dideklarasikan oleh salah satu client tidak dapat dilihat oleh clien lainnya.
Semua variabel yang diberikan ke client akan hilang apabila client tersebut keluar.
SET
@[variabel]=[value
],
@[variabel]=[value
], [..],
@[variabeln]=[value];
Ini adalah statement pengendali alur program yang paling umum dan sangat sering digunakan pada
bahasa-bahasa pemrograman lainnya. Bentuk IF yang paling sederhana adalah sebagai berikut:
SELECT
Pada contoh perintah dibawah ini, IF ([kondisi],
jika kondisi yang ada setelah IF bernilai False maka statement
[Statement
yang ada dibawahnya akan dihindari atau tidak dilaksanakan.
Benar],
[Statement
SELECT IF (2 = 4,
’Benar’,
’Salah’);
IFNULL
IFNULL menggunakan dua ekspresi dimana jika ekspresi pertama tidak dalam kondisi NULL
maka MySQL akan mengembalikan ekspresi pertama. Jika ekpresi pertama dalam kondisi NULL,
maka ekspresi kedua yang akan dikembalikan.
Keuntungan penggunaan tabel temporary adalah tidak membebani besarnya file, keuntungan
lainnya adalah tabel temporary dapat digunakan untuk proses secara bersamaan pada waktu yang
sama dengan pengguna yang berbeda-beda atau lebih mudahnya tabel temporary sangat membantu
untuk aplikasi program berbasis client server tanpa perlu membuat tabel bantu pada masing-
masing client. Berikut perintahnya:
PRAKTIKUM
View
Untuk lebih memahami tentang penggunaan View maka akan membuat View pada databse “Toko”,
buatlah view dengan nama “Laporan”, tulislah perintah dibawah ini!
Apabila pembuatan View ini sukses, maka pada navigator anda akan melihat tampilan yang sama
seperti gambar dibawah ini.
Gambar 7.1 Tampilan navigator view Laporan pada basis data Toko
Untuk dapat menggunakan view yang telah dibuat dengancara sebagai berikut.
DROP View
Untuk lebih memahai tentang penggunaan user-defined variables, tulislah perintah dibawah ini!
Untuk memahami konsep control flow function, mari mempraktikkan contoh penggunaannya satu
persatu pada praktikum kali ini.
a. IF
Hasil yang akan dicetak adalah Salah, karena 2 tidak sama dengan 4.
SELECT IF (2 = 4, 'Benar', 'Salah');
SELECT
Hasilnya dapat anda lihat pada gambar dibawah ini.
IFNULL
((SELECT nama_barang FROM barang
WHERE id_barang =
'a'),
Gambar'Tidak Ditemukan')
7.6 Contoh AS
Penggunaan IFNULL
c. NULLIF
Pengunaan perintah NULLIF dibawah menggunakan perintah yang hampir sama dengan contoh
IFNULL. Perhatikan perbedaannya.
SELECT NULLIF
((SELECT nama_barang
Gambar 7.7 Hasil dari FROM barang
NULLIF
WHERE id_barang =
d. CASE 'BRG01'), 'Sony') AS hasil;
SELECT id_barang ,
jumlah_pembelian, CASE
WHEN jumlah_pembelian=1 THEN 'Cuma
Satu' WHEN jumlah_pembelian>1 THEN
'Banyak' ELSE 'Kosong'
END AS jum
FROM
pembelian
Untuk lebih memahami tentang pembuatan tabel temporary, silahkan mencoba perintah dibawah ini!
CREATE
Setelah tabel temporary TEMPORARY
terbentuk, anda dapat TABLE templatihan
memperlakukan tabel tersebut seperti tabel biasa.
( id INT PRIMARY KEY,
Untuk megetahui apakah tabel sudah terbentuk, dapat digunakan perintah SELECT seperti berikut:
nama VARCHAR(80),
alamat
VARCHAR(50),
SELECT * FROM templatihan;
hobby VARCHAR(70)
); Gambar 7.10 Hasil dari tabel temporary
TUGAS
MUDUL VIII
USER-DEFINED FUNCTIONS, STORED PROCEDURE, TRIGERS
Tujuan :
1. Mahasiswa memahami lebih mendalam mengenai fungsi programmable object .
2. Mahasiswa memahami penggunaan user-defined functions dalam MySQL.
3. Mahasiswa memahami penggunaan stored procedures dalam MySQL.
4. Mahasiswa memahami penggunaan triggers dalam MySQL.
Tugas Pendahuluan :
1. Apa yang anda ketahui tentang stored procedures?
2. Apa yang anda ketahui tentang triggers?
DASAR TEORI
User-defined functions
Merupakan suatu program yang terdiri dari sekumpulan perintah yang tersimpan sebagai suatu
objek didalam basis data dengan pengambilan nilai. Pada User Defined Function (UDF) ini
MySQL menginzinkan pengguna membuat fungsinya sendiri seperti stored prosedure. Untuk
membuat sebuah fungsi adalah sebagai berikut:
MenghapusCREATE
fungsi: FUNCTION [nama_fungsi] ([parameter] [tipe data])
RETURNS [tipe data return]
BEGIN
Kata kunci RETURNS mendifinisikan tipe data yang
DROP FUNCTION akan menampung hasil atau nilai yang akan
([nama_fungsi]);
[perintah
dikembalikan oleh fungsi ke sistem. Sedangkan RETURN akan mengembalikan hasil kerja
deklarasi]
fungsi kepada sistem. Statement-statement yang diperbolehkan dalam fungsi adalah sebagai
[perintah
berikut.
eksekusi]
SETEND;
WHILE
IF
DECLARE
SELECT
INSERT
UPDATE
DELETE
Untuk melakukan pemanggilan pada fungsi yang dibuat bisa menggunakan perintah dibawah ini:
Terdapat perbedaan antara storedprosedure dengan fungsi adalah stored procedure tidak
SELECT
mengembalikan nilai, sedangkan [nama
fungsi harus fungsi] ([value]);
mengembaliakan nilai. Fungsi dan stored prosedure
dapat digunakan dalam perintah MySQL.
Stored Procedures
Stored procedure merupakan sekumpulan statement yang disusun sedemikian rupa untuk
menjalankan tugas tertentu. Stored procedure digunakan untuk mempermudah pengolahan data
dengan mendekatkan kode program dengan datanya. Stored procedure biasanya disimpan dalam
sebuah nama jadi dapat diprekompilasi (Kadir, 2002).
Sebuah stored procedure dikompilasi dan lebih cepat dalam mengeksekusi batch atau
perintah.
Memproses data lewat stored procedure dilakukan pada server sehingga mengurangi
intensitas lalu lintas data network
Stored procedure menawarkan pemrograman modular hal ini karena sebuah stored
procedure dapat memanggil stored procedure yang lain.
Stored procedure bisa jadi adalah salah satu komponen penting dalam keamanan databsae.
Jika semua akses user melalui stored procedure maka semua akses langsung ke tabel dan
data dapet dikontrol.
Pada stored procedure dikenal dua macam tipe stored procedure yaitu stored procedure yang suda
ada pada sistem dan stored procedure yang dibuat oleh user. Perintah untuk membuat stored
procedure adalah sebagai berikut.
2. Memperbaiki trigger atau memodifikasi trigger yang ada, maka anda akan dapat
CREATE TRIGGER [nm_trigger]
menggunakan perintah ALTER TRIGGER.
[trigger_time]
3. Menghapus terigger yang tidak diperlukan, dapat menggunakan perintah DROP
[trigger_event]
TRIGGER.
ON [nm_tabel/[nm_view] FOR EACH ROW
PRAKTIKUM
DROP TRIGGER [nm_trigger]
Praktikkan user-defined functions, stored procedures dan pembuatan trigger.
User-defined functions
Untuk lebih memahami tentang User defined function, tulislah perintah berikut!
DELIMITER //
CREATE FUNCTION tambah (angka1 INT, angka2 INT)
RETURNS
INT BEGIN
RETURN angka1 +
angka2; END; //
DELIMITER ;
Stored Procedures
Untuk lebih memahami tentang Stored procedure, tulislah perintah dibawah ini !
DELIMITER //
CREATE procedure Latihan ( OUT nilai INT )
BEGIN
DECLARE nilai_a
INT; SET nilai_a =
50;
label1: WHILE nilai_a <= 200
DO SET nilai_a = nilai_a *
2;
END WHILE label1;
SET nilai = nilai_a;
Setelah selesai membuat Stored procedure, anda dapat menjalankan perintah diatas dengan
perintah sebagai berikut:
Selanjutnya akan mencoba mempraktekkan penggunaan parameter pada stored procedure dengan
mengunakan basis data ”Toko”, pertama tulislah perintah dibawah ini !
Pada perintah diatas akan terelihat data pada tabel Pembelian dengan Jumlah_Barang yang
berjumlah 1 sampai 2, dan lihatlah hasilnya pada gambar dibawah ini.
Trigger
Buat sebuah trigger mengunakan basis data Toko. Untuk membuat sebuah trigger gunakan perintah
dibawah ini!
DELIMITER
Apabila // Trigger ini sukses, maka pada navigator anda akan melihat tampilan yang
pembuatan
CREATE TRIGGER Stockbarang
sama seperti gambar berikut ini.
AFTER INSERT
ON pembelian FOR EACH ROW
BEGIN
UPDATE barang SET barang.Stok_Barang = barang.Stok_Barang
+ NEW.Jumlah_Pembelian
WHERE barang.ID_Barang=NEW.ID_Barang;
END;
Pada perintah diatas akan dibuat sebuah trigger dengan nama Stockbarang dimana trigger tersebut
akan terpicu jika ada perubahan di tabel Pembelian. Pada pembuatan trigger ini bertujuan untuk
merubah nilai Stok_Barang pada tabel Barang dengan menambahkan nilai Stok_Barang yang
sekarang dengan jumlah barang yang dibeli (Jumlah_Pembelian). Perhatikan pada perintah diatas
terdapat kata inserted, ini merupakan logika yang digunakan untuk menyimpan data yang memicu
terjadinya trigger, dalam hal ini nilai data yang dimasukkan (insert) kedalam tabel pembelian,
selain inserted, tabel logika lainnya adalah deleted, tabel logika ini digunakan untuk trigger yg
terpicu dengan kejadian delete.
Perhatikan gambar dibawah ini, gambar dibawah ini merupakan gambar pada saat menginsertkan
data pada tabel Barang saat trigger belum dibuat, yaitu kondisikan nilai Stok_Barang dalam
kondisi default 0.
Untuk mengetahui apakah trigger yang dibuat tadi bisa berjalan, coba menginsertkan data pada
tabel Pembelian.
Pada saat menuliskan perintah diatas maka akan terlihat message dibagian bawah seperti gambar
diatas yang artinya ketika menuliskan perintah diatas maka secara otomatis akan menginsertkan
data sekaligus kedalam tabel Pembelian dan tabel Barang.
Anda akan melihat hasil pada tabel Pembelian dan tabel Barang seperti gambar dibawah ini.
Pada gambar diatas terlihat nilai pada Stok_Barang sudah terisi sesuai dengan jumlah pembelian
yang dimasukkan pada perintah Insert tabel Pembelian diatas.
TUGAS
1. Buatlah sebuah stored procedure pada basis data “Mahasiswa” yang anda buat untuk
menampilkan semua data mahsiswa berdasarkan ketua jurusannya!
2. Buatlah stored procedure yang akan mencari nama ketua jurusan dengan nama tertentu!
3. Buatlah sebuah trigger pada basis data “Mahasiswa”!
4. Apakah perbedaan antara stored procedure dengan fungsi?
MODUL IX
CONSEPTUAL DATA MODEL DAN PHYSICAL DATA MODEL
Tujuan :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang CDM dan PDM
2. Mahasiswa mampu membuat CDM
3. Mahasiswa mampu membuat PDM
4. Mahasiswa mampu membaca PDM dan menterjemahkan kedalam bentuk SQL.
Tugas Pendahuluan :
1. Apa Yang anda ketahui tentang Conceptual Data Model (CDM)?
2. Apa Yang anda ketahui tentang Physical Data Model (PDM)?
DASAR TEORI
1..*
KEGIATAN PRAKTIKUM
Salah satu perangkat lunak yang dapat digunakan untuk membuat CDM dan PDM adalah
Power Designer. Power Designer akan memudahkan dalam membuat dan mengecek model yang
telah dibuat. Misal terdapat permasalahan seperti berikut:
Sebuah artshop menjual berbagai barang kerajinan. Ketika ada customers yang datang
untuk melakukan pembelian barang, kasir Artshop harus melakukan pencatatan transaksi
menggunakan buku besar. Artshop melakukan pengadaan barang dengan cara membeli barang dari
beberapa supplier. Ketika barang di terima dari suppliers kasir harus langsung menambahkan stok
barang ke dalam buku besar.
1. Buka Power Designer, klik File, New Model, atau langsung tekan Ctrl+N di keyboard
2. Pilih Information, pilih Conceptual Data, kemudian masukkan nama model yang akan
dibuat kedalam kolom Model name. Misal disini masukkan artshop.
3. Rubah notasi CDM dengan klik pada Tools, kemudian klik Model Options
6. Klik pada area kosong, akan terbentuk sebuah entitas. Setelah terbentuk entitas, pada
toolbox klik pada pointer. Kemudian klik duakali pada entitas yang terbentuk.
7. Pada halaman Entity Property, di tab General berikan nama entitas pada kolom Name.
8. Pindah ke tab Atributtes dengan mengklik nama tab nya, kemudian isikan nama
atribut. Untuk atribut yang merupakan primary key, berikan tanda centang pada kolom
P. Untuk merubah tipe data, klik … yang terpadap pada kolom Data Type
9. Pilih Tipe data yang bersesuaian. Pada contoh ini dipilih Variable characters. Karena
pada Variable characters memerlukan Panjang, maka harus dimasukkan pada kolom
length yang berada di bawah. Untuk tipe data yang tidak memerlukan Panjang, kolom
ini tidak akan aktif.
10. Pindah ke tab Identifiers dengan mengklik nama tab nya, kemudian masukkan nama
identifiernya. Kemudian klik OK
Sampai pada tahap ini sudah berhasil dibuat sebuah entitas. Ulangi langkah tersebut untuk
membuat entitas lainnya.
Kasir
id_kasir <pi> Integer <M>
nm_kasir Variable characters (100)
pk_kasir <pi>
Hasi
l akhirnya akan tampak sebagai berikut:
11. Tahap seanjutnya adalah menambahkan relasi. Pada toolbox klik Relationship,
kemudian Tarik dari atas sebuah entitas, ke entitas lainnya. Klik pada Pointer,
kemudian klik dua kali pada relasi yang telah terbentuk
12. Pada halaman Relationship Properties, di tab General, masukkan nama relasi pada
kolom Name.
13. Pindah ke tab Cardinalities dengan mengklik nama tab nya, kemudian Sesuaikan
dengan relasi yang ingin dibuat. Kemudian klik OK
Sampai tahap ini telah meng dibuat sebuah relasi untuk dua buah entitas. Lakukan hal yang
serupa untuk membuat relasi yang lain.
melakukanbeli
dijual
transaksi_beli
<pi> Integer<M> Date & Time Integer
kd_beli tgl_beli
<M> Integer
barang kd_brg dibeli jml_brg_beli tot_hrg_beli
nm_brg hrg_brg<pi> Integercharacters (100) Integer
Variable pk_beli <pi>
pk_plgn <pi>
menyediakan
supplier
id_sup <pi> Integer<M> nm_supVariable characters (100)
pk_sup <pi>
Smapai pada tahap ini, proses pembuatan CDM sudah selesai, namu untuk memastikan
model yang dibuat sudah benar, maka perlu dilakukan pengecekan terhadap model yang dibuat.
Power Designer menyediakan tools untuk melakukan pengecekan, caranya adalah
1. Klik Pada Tools, Kemudian Klik pada Check Model, atau dengan menekan F4 pada
keyboard.
2. Pada halaman Check Model Parameters, pilih opsi pengecekan yang ingin dilakukan,
kemudian klik OK
3. Hasil pengecekan akan ditampikan pada bagian output, di kiri bawah. Jika tertulis 0
error dan 0 warning berarti secara teknis sudah tidak ada masalah pada model yang
dibuat.
Power Designer menyediakan tools untuk membuat PDM dari CDM. Untuk dapat
membuat PDM dari CDM, harus dipastikan dulu CDM sudah didicek dan tidak terdapat masalah.
Untuk membuat PDM dari CDM dapat dilakukan dengan cara berikut:
1. Klik tools, klik Generate Physical Data Model, atau tekan Ctrl + Shift + P pada keyboard
2. Pada halaman PDM Generation Option pilih Generate Physical Data Model, kemudian
pilih DBMS yang sesuai, pada contoh ini digunankan MySQL. Beri nama pada kolom
Name. Terakhir, klik OK. Tunggu beberapa saat, PDM akan tercipta.
Untuk memastikan tidak terpadap masalah teknis pada PDM ini maka lakukan
pengecekan, seperti pada CDM (Tekan F4 pada keyboard), jika sudah terdapat 0 error dan 0
warning, maka CDM tidak memiliki masalah secara teknis.
Query SQL untuk membuat table dari seluruh entitas yang ada pada PDM dapat dilakukan
dengan otomatis. Power designer telah menyediakan fasilitas untuk itu. Caranya sebagai berikut:
1. Klik Database, Klik Generate Database atau tekan Ctrl + G pada Keyboard.
3. Setelah uery berhasil dibuat akan muncul informsi lokasi file yg dibuat. Klik Close.
Sampai pada tahap ini query SQL sudah berhasil terbentuk, silahkan buka lokasi
penyimpanan file.
TUGAS
Cari sebuah permasalahan nyata, paparkan masalahnya, kemudian bangun CDM PDM dan
query untuk membuat tabelnya.
DAFTAR PUSTAKA
Alam.J, M. Agus. 2005, Pemrograman Transact-SQL pada SQL Server 2005, Elexmedia
Komputindo, Bandung;
Kadir, Abdul. 2002. Penuntun Praktis Belajar SQL, Penerbit Andi Yogyakarta.
Octaviani, HS. 2010, SQL Server 2008 Express, Penerbit Andi, Yogyakarta
Rosa dan Shalahuddin, M. 2013. Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur Dan Berorientasi Objek.
Informatika. Bandung
Silberschatz, A., Korth, H., dan Sudarshan, S., 2011, Database System Concepts 6th Edition,
McGraw-Hill