Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
Pada masa modern seperti ini diddalam dunia perindustrian tidak bisa dilepaskan dari
peranan-peranan aplikasi yang sangat canggih untuk mempercepat kinerja industry untuk
menghasilkan produk yang akn dihasilkan. Mulai dari aplikasi CAD (Computer Aided Design),
aplikasi management dan sebagainya.
Salah satu aplikasi yang sedang naik daun saat ini adalah SAP (system Aplication and
Product in Data Processing), didalam perindustrian aplikasi ini mempunyai peranan yang sangat
vital, yaitu mengintegrasikan semua jaringan bisnis, software dan sebagainya agar tercipta suatu
keuntungan waktu yang lebih banyak
Salah satu yang di untungkan terciptanya aplikasi ini adalah seorang yang mempunya
dasar mesin (Mechanical engineering), yang secara khusus kegunaan SAP dibidang esin adalah
hamper sama dengan lainya untuk mengintegrasikan semua aplikasi bisnis atau software CAD
untuk menciptaka suatu hubungan yang harmonis dan terkinian (updating).
Dalam aplikasi bidang ini, sudah banyak industry yang menggunakan aplikasi SAP ini,
dengan bahasa pemrograman generasi ABAP keempat ini, pengguna sangat dimudahkan untuk
menggunakan system aplikasi ini dan mendorong mereka untuk menggunakan tool-tool yang
ada di SAP ini pada bilah kiri screen perangkat computer yang kita gunakan.
Aplikasi ini dapat menambah daya saing pengguna untuk mencari suatu pekerjaan karena
sekarang sudah banyak industry yang mempercayakan system pengintegrasianya menggunakan
aplikasi SAP (system Aplication and Product in Data Processing).
Pada bab 8 sebelumnya kita telah membahas mengenai tiga tahapan dalam sebuah proses
siklus sistem, diantaranya: Definisi, Construction, dan implementasi. Kemudian, di bab 9 ini kita
kembali pada pembahasan rinci dari tiga tahap ini dalam pengembangan aplikasi perangkat lunak
baru menggunakan pendekatan yang sangat terstruktur. Pembahasan lebih rinci mengenai SLDC
dimana, SDLC adalah tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh analis sistem dan
programmer dalam membangun sistem informasi. Berikut merupakan review atas jurnal yang
terkait dengan pembahasan pada bab 9:
Judul jurnal: “HASIL RANCANG BANGUN SISTEM ERP DENGAN SDLC MODEL
WATERFALL: STUDI KASUS SISTEM INVENTORI PT PAN BROTHERS, TBK.”
1
Penelitian ini mengenai pembangunan sistem informasi berbasis ERP pada perusahaan,
dimana membuthkan perencanaan yang matang dalam membangun sistem ERP. Salah satu
komponen yang mennentukan adalah bagaimana memilih dan menggunakan metode
pengembangan sistem informasi yang tepat. komponen yang dimaksud adalah SLDC. SDLC
(system development life cycle) berkembang sangat pesat seiring dengan perkembangan
teknologi informasi. Karena itu perlu memilih SDLC yang tepat dalam membangun sistem
terintegrasi berbasis ERP. Setiap model SDLC memiliki kekurangan dan kelebihan masing-
masing dan tidak ada model SDLC yang paling baik secara umum.
Pada penelitian ini menggunakan studi kepustakaan dan berdasarkan pengamatan
langsung dan pengalaman penulis sebagai praktisi dan konsultan di bidang Sistem Informasi
khususnya dalam implementasi dan pengembangan sistem ERP. Hasil penelitian mengatakan
bahwa model SDLC memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing dan tidak ada model
SDLC yang paling baik secara umum. Model SDLC hanya akan optimal jika SDLC digunakan
sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
Seperti yang telah dijelaskan di buku Brown (2012) mengatakan bahwa pendekatan
SDLC juga menyediakan dasar untuk memahami apa yang terlibat dalam mengembangkan
sistem aplikasi, apakah dengan IS profesional yang dipekerjakan oleh organisasi, dengan sistem
informasi profesional yang diimplementasikan oleh sebuah perusahaan pengembangan perangkat
lunak atau konsultasi, atau gabungan dari internal dan eksternal spesialis sistem informasi atau
berakhir pada user.
Judul Jurnal: “PENGEMBANGAN PROTOTYPE TEKNOLOGI RFID UNTUK
OPTIMALISASI STOK DALAM RANTAI PASOK PADA SISTEM DISTRIBUSI
BARANG”
Penelitian mengenai Pemanfaatan teknologi informasi selain dapat digunakan sebagai
media otomatisasi data dan akurasi informasi dalam optimalisasi stok, juga memungkinkan
adanya koordinasi antar bagian, menyederhanakan proses, serta mempermudah kontrol dan
perencanaan bisnis. Dimana tujuan akhirnya adalah kepuasan pelanggan. Optimalisasi stok dapat
dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi, dalam hal ini Radio Frequency
Identification (RFID) sebagai media input data dalam rangkaian aktivitas sistem distribusi
barang.
2
Tujuan penelitian ini adalah mengimplementasikan prototipe teknologi RFID dalam
sistem distribusi barang yang mampu mengoptimalisasi stok dalam rantai pasok yaitu dengan
meminimalkan stockouts dan over stock, dimana rantai pasok dibangun berdasarkan informasi
supply dan demand secara real-time. Prototipe ini memperhatikan presepsi pelanggan yaitu
faktor efisiensi waktu, akurasi informasi dan otomatisasi data. Penelitian ini merupakan
penelitian eksperimen murni, yang dilakukan dengan membuat sebuah prototype yang diuji
coba, pre dan post test.
Berdasarkan penelitian tersebut jika dihubungkan dengan teori yang ada maka dapat
dikatakan bahwa prototype metodologi digunakan sebagai pengembangan informasi perusahan
yang efektif. Karena prototype metodologi merupakan suatu pendekatan sistem yang mampu
memahami kebutuhan dan kondisi organisasi. Prototype adalah jenis proses pengembangan
evolusioner. Konsep prototyping juga dapat diterapkan untuk suatu proses di mana sistem nyata
dikembangkan bagi pengguna untuk mencoba serta untuk situasi di mana hanya "mainan"
(nonoperational, biasanya dibuang tanpa mengubahnya ke sistem operasional) prototipe
dikembangkan. Adapun kelebihan dan kekurangan prototyping sebagai berikut:
Kelebihan
1. Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan.
2. Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan.
3. Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan system.
4. Lebih menghemat waktu dalam pengembangan system.
5. Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya.
Kekurangan
1. Pelanggan kadang tidak melihat atau menyadari bahwa perangkat lunak yang ada belum
mencantumkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan juga belummemikirkan
kemampuan pemeliharaan untuk jangja waktu lama.
2. Pengembang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek. Sehingga
menggunakanalgoritma dan bahasa pemrograman yang sederhana untuk membuat
prototyping lebihcepat selesai tanpa memikirkan lebih lanjut bahwa program tersebut
hanya merupakancetak biru sistem.
3. Hubungan pelanggan dengan komputer yang disediakan mungkin tidak mencerminkan
teknik perancangan yang baik.
3
Review Jurnal: Perancangan WEB e-Commerce dengan Metode Rapid Application
Development (RAD) untuk Produk Unggulan Desa
Dalam buku Brown (2012) dijelaskan mengenai Rapid application development (RAD)
atau rapid prototyping adalah model proses pembangunan perangkat lunak yang tergolong dalam
teknik incremental (bertingkat). RAD menekankan pada siklus pembangunan pendek, singkat,
dan cepat. Waktu yang singkat adalah batasan yang penting untuk model ini. Rapid Application
Development menggunakan metode iteratif (berulang) dalam mengembangkan sistem di mana
working model (model bekerja) sistem dikonstruksikan di awal tahap pengembangan dengan
tujuan menetapkan kebutuhan (requirement) user dan selanjutnya disingkirkan. Working model
digunakan kadang-kadang saja sebagai basis desain dan implementasi sistem final.
Dalam penelitian mengenai perancangan E commerce dengan metode RAD pada produk
unggulan desa menghasilkan temuan bahwa dalam perancangan sistem, terdapat perancangan
conceptual schema, database, interface. Selain itu, Dalam analisis sistem, terdapat kelemahan
sistem yaitu sistem penjualan dikendalikan langsung oleh pemasok/pengrajin/pabrik tanpa
dukungan dokumen yang cukup.
Dari hasil analisi menunjukkan bahwa Model RAD mengadopsi model waterfall dan
pembangunan dalam waktu singkat yang dicapai dengan menerapkan :
4
dan setiap tim mengerjakan tugas yang selevel, namun berbeda. Sesuai dengan pembagian modul
sistem.
Adapun beberapa hal (kelebihan dan kekurangan) yang perlu diperhatikan dalam
implementasi pengembangan menggunakan model RAD :
1. Model RAD memerlukan sumber daya yang cukup besar, terutama untuk proyek
dengan skala besar.
2. Model ini cocok untuk proyek dengan skala besar.
3. Model RAD memerlukan komitmen yang kuat antara pengembang dan pemesssan,
bahkan keduanya bisa tergabung dalam 1 tim
4. Kinerja dari perangkat lunak yang dihasilkan dapat menjadi masalah manakala
kebutuhan-kebutuhan diawal proses tidak dapat dimodulkan, sehingga pendekatan
dengan model ini kurang bagus.
5. Sistem yang tidak bisa dimodularisasi tidak cocok untuk model ini.
6. Penghalusan dan penggabungan dari beberapa tim di akhir proses sangat diperlukan
dan ini memerlukan kerja keras.
7. Proyek bisa gagal karena waktu yang disepakati tidak dipenuhi
8. Risiko teknis yang tinggi juga kurang cocok untuk model ini.\
5
Fungsi dari pembelian custom dari pihak eksternal adalah keuntungan besar dalam lingkungan
bisnis yang berubah cepat saat ini. Hanya saja strategi ini memiliki kelemahan utama, yaitu dapat
meningkatkan ketergantungan pada vendor yang bisa keluar dari bisnis kapan saja.
Proses untuk pembelian aplikasi didasarkan pada fase siklus hidup yang sama dengan
pendekatan kustom: Definisi, Konstruksi, dan Implementasi. Bahkan jika sebuah aplikasi yang
akan dibeli, sebuah organisasi harus terlebih dahulu mendefinisikan kebutuhan sistem dasar
sebelum mencoba untuk memilih yang terbaik atas solusi sepaket aplikasi. Tahap Definisi juga
mencakup pengembangan RFP untuk dikirim ke vendor software dan evaluasi respon penjual.
Jika berhasil, fase Definisi berakhir dengan kontrak penjual, yang harus dinegosiasikan dengan
bantuan spesialis kontrak.
Dalam buku Brown (2012) dijelaskan bahwa sebuah tren baru (atau pembaharuan praktek
lama) terkait dengan menerapkan solusi dikemas mulai muncul di industri IT selama dekade
pertama memasuki era milenium baru: application service providers (ASPs). Di bawah opsi
pembelian ASP, pembeli memilih untuk menggunakan "host" aplikasi bukan untuk membeli
aplikasi perangkat lunak dan menyimpannya pada peralatan sendiri. Oleh karena itu ASP
merupakan penyedia layanan yang sedang berlangsung, dan pilihan ASP adalah jenis yang
berbeda dari keputusan untuk membeli atau membuat aplikasi sistem. Berdasarkan uraian di atas
maka kami akan mereview artikel yang berhubungan dengan teori tersebut dengan judul
“Product-driven supply chain selection using integrated multi-criteriadecision-making
methodology”
Penelitian ini menguji potensi penyedia layanan aplikasi (ASP) untuk mengubah
pemerintahan elektronik (e-government) jasa di tingkat lokal. Model ASP membantu pemerintah
daerah mengatasi hambatan untuk menawarkan layanan e-government gelombang berikutnya
seperti kekurangan staf IT terampil dan sumber daya keuangan yang terbatas. Realisasi potensi
penuh, bagaimanapun, memerlukan pertama adopsi dari model ASP. Lima kondisi yang
mendukung keputusan untuk menggunakan ASP adalah (1) dukungan manajemen puncak yang
kuat, (2) ketersediaan peningkatan efisiensi besar, (3) kemampuan IT yang cukup pada bagian
dari unit pemerintah untuk mengidentifikasi bagian kunci dari teknologi, (4 aturan) kurang
memberatkan outsourcing dan prosedur, dan (5) berbagai ASP kualitas tinggi dan handal dari
yang untuk memilih secara lokal. Untuk memastikan keberhasilan proyek ASP, pemerintah
daerah perluh membangun kemampuan IT di lingkungan pemerintahan untuk mengevaluasi ASP
6
dan untuk mengembangkan langkah-langkah kinerja yang tepat. Manajemen harus fokus
melayani warga dan bisnis dan mengembangkan kemampuan untuk bernegosiasi serta
mengelolah tingkat kontrak layanan dengan ASP. Terus-menerus dukungan manajemen puncak
diperlukan untuk menangani kemungkinan resistensi awal dan memastikan komunikasi antar
departemen dan kerjasama.
Dengan teori dan artikel mengenai application service providers (ASPs) dapat
disimpulkan bahwa aplikasi ini memang dirancang untuk mempermudah organisasi dalam
melakukan pengembangan IT untuk proses bisnis atau penyedia layanan jasa yang bukan profit
oriented. Seperti yang dijelaskan di artikel ada kondisi sebagai penunjang berjalannya ASPs
sesuai tujuan dan efektif. Begitu juga manfaat utama dari ASPs diklasifikasikan menjadi 2 poin
penting (Brown, 2012) yaitu:
1. penghematan biaya, dan
2. kecepatan lebih cepat dari implementasi.
IT merupakan sebuah siklus kehidupan yang melekat pada setiap individu maupun
organisasi. Dalam penggunaan IT tentunya untuk meningkatkan segala kemudahan terutama
pada organisasi profit oriented maupun organisasi bukan profit oriented. IT dirancang sesuai
dengan kebutuhan setiap organisasi dengan asumsi bahwa setiap pengimplementasian aplikasi
berbasis T akan memberikan resiko proyek IT dan ruang lingkupnya. Seperti jurnal dengan judul
“Understanding and managing systemic innovation in project-based industries” oleh Taylor &
Raymond (2000) yang meneliti mengenai peningkatkan kemampuan kita untuk memahami,
memprediksi, dan mempengaruhi tingkat difusi inovasi sistemik dalam industri berbasis proyek.
Taylor et al (2000) melakukan penelitian mengenai beberapa implikasi yang menjelaskan
bagaimana manajer proyek dipengaruhi oleh inovasi sistemik dan strategi untuk menghadapi
kesulitan-kesulitan penggunaan IT industri. Berdasarkan penelitian tersebut dihasilkan bahwa
inovasi sistemik menyebar secara signifikan lebih lambat dari inovasi inkremental di Amerika
Serikat pada industri bangunan perumahan.
Inovasi inkremental adalah mereka yang memperkuat produk atau proses yang ada dan
memberikan dampak yang terukur pada produktivitas (misalnya, transisi dari konstruksi tongkat-
dibangun untuk penggunaan gulungan dinding prefabrikasi gedung perumahan). Dalam kasus
inovasi inkremental, produktivitas untuk masing-masing komponen dapat meningkat sementara
produktivitas secara keseluruhan dapat meningkatkan, penurunan, atau tetap tidak berubah.
7
inovasi sistemik, di sisi lain, mengacu pada inovasi yang memperkuat produk yang sudah ada
tetapi memerlukan perubahan dalam proses yang memerlukan beberapa perusahaan untuk
mengubah praktek mereka. Inovasi sistemik biasanya memungkinkan peningkatan yang
signifikan dalam produktivitas secara keseluruhan dalam jangka panjang. Dengan inovasi
sistemik adanya pengalihan biaya karena mengurangi sumber daya manusia dan lebih dominan
pada proses berbasis IT. Contoh inovasi sistemik meliputi desain virtual dan konstruksi, integrasi
rantai pasokan, dan sistem dinding subkomponen prefabrikasi di gedung rumah. Maka dari
itulah, yang membuat perusahaan di AS lebih memilih pada inovasi inkrementas karena
produktivitas lebih terukur.
Implementasi Modul Material Management Dan Modul Finance Sap Pada
Enterprise Central Component Siklus Pembelian DI PT ”X”
Wijaya dan Sadjiarto melakukan penelitian yang bertujuan untuk memahami dan
menganalisa implementasi modul Material Management (MM) dan modul Finance (FI) SAP
ECC pada siklus pembelian di PT. “X”. SAP MM (Material Management) adalah modul
terpenting dalam sistem SAP, karena modul ini saling terkait dengan modul SAP lainnya. Modul
MM ini dirancang dengan berbagai aspek, seperti tahap mengelolah bahan baku, merencanakan
pengelolaan bahan-bahan dan kontrol, pembelian, penerimaan barang, mengelolah persediaan
dan yang terakhir adalah invoice verfication. Modul FI menyediakan dokumen keuangan yang
mampu melacak (mengaudit) setiap angka yang terdapat dalam suatu laporan keuangan hingga
ke data transaksi lainnya. Modul FI (Financial Accounting) memiliki serangkaian komponen,
yaitu Jurnal Umum (General Ledger), AR/AP (Account Recievable/ Account Payable), Jurnal
Khusus (Special Journal), Aset Tetap (Fixed Asset Accounting), Legal Consolidation (erat
hubungannya dengan akuntansi keuangan dan transfer data langsung dari pernyataan individu
kedalam laporan konsolidasi).
Implementasi modul MM (Material Management) di siklus pembelian:
a. Dalam melakukan transaksi seperti:
1. Melakukan seleksi vendor sebelum transaksi pembelian dilakukan untuk mempermudah.
2. Menyediakan fasilitas perbandingan harga antar vendor
3. Mengaktifkan MRP Material Requirements Planning pada SAP digunakan untuk
menghasilkan jumlah kebutuhan pada waktu yang tepat.
4. Dapat memantau purchase order dalam sistem.
8
5. Melakukan penerimaan barang berdasarkan purchase order
6. Memberikan informasi mengenai nilai inventory secara realtime dan menyeluruh.
b. Dokumen yang dihasilkan adalah:
1. Purchase Requisition
2. Purchase Order
3. Dokumen penerimaan barang ( Surat terima gudang)
c. Keunggulan dari modul MM adalah :
1. Merencanaan kebutuhan material yang baik dan otomatis melalui sistem (MRP) Material
Requirement Planning sehingga lebih efektif dan efisien.
2. Mempermudah dalam menganalisa proses pengadaan barang seperti transaksi yang
terjadi dalam suatu periode tertentu. Misalnya vendor history (apakah datangnya tepat
waktu atau tidak), price history kenaikan harga berapa persen, kapan,dll)
Implementasi SAP yang dilakukan oleh PT.”X” pada modul FI (Financial Accounting)
di siklus pembelian untuk:
a. Mencatat transaksi seperti:
1. Pengakuan Hutang (Account Payable) pada SAP
2. Pencatatan pembelian asset perhitungan penyusutannya secara otomatis.
3. Penerapan dan perhitungan PPN secara otomatis yang dilakukan pada saat pembelian
barang.
b. Laporan yang dihasilkan seperti:
1. Laporan hutang perbulan
2. Laporan Kas atau Bank Keluar
3. Laporan bulanan neraca dan laba rugi baik untuk pihak external maupun internal.
c. Keunggulan dari modul FI adalah :
1. Membantu menpersiakan pembuatan laporan internal dan eksternal.
2. Mempermudah perolehan data laporan keuangan secara akurat dan realtime
3. Dapat melakukan manajement keuangan untuk berbagai lokasi dalam satu sistem yang
terintegrasi.
4. Terintegrasi dengan modul MM sehingga pergerakan barang yang terjadi pada modul
MM secara otomatis nilai barang tersebut dibukukan di modul FI.
9
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa siklus pembelian yang diterapkan oleh SAP di PT
“X”, modul MM dan FI yang saling terintegrasi, dapat mempermudah dalam menangani proses
bisnis di PT. ”X”. Dimulai dengan proses pembelian barang, barang yang dipermudah dengan
Material Requirements Planning (MRP) pada SAP, penerimaan barang, pemindahan barang,
sampai pada sistem pembayaran. Kelemahannya, setiap pengguna SAP harus bisa
mengoperasikan SAP, sehingga pengguna perlu training supaya proses bisnis dapat berjalan
lancar dan memperoleh hasil yang akurat. Kelemahan lainnya, PT.”X” mempunyai plant yang
berbeda wilayah, masih menggunakan one way authentication. Sehingga perlu menggunakan two
way authentication dalam melakukan pergerakan material dari satu plant ke plant lainnya.
Evaluasi Kesuksesan Sistem Informasi ERP pada Usaha Kecil Menengah Studi Kasus:
Implementasi SAP B1 di PT. CP
Kursehi Falgenti Said Mirza Pahlevi2
PT. CP adalah salah satu perusahaan yang bergerak pada bidang produksi dan pemasaran
jus buah premium. Hingga saat ini perusahaan telah memproduksi 150 jenis produk dan terus
berkembang dengan memiliki kantor pemasaran di Medan, Bandung, Yogyakarta, Semarang,
Surabaya, Bali, dan Samarinda. Sampai bulan Agustus 2012 jumlah karyawan PT. CP berjumlah
89 orang. Manajemen tingkat atas memutuskan menggunakan aplikasi Akutansi X dengan paket
ERP SAP B1 untuk mengintegrasikan proses bisnis dari kantor pusat ke kantor-kantor pemasaran
di Bali, Surabaya, Yogyakarta dan Bandung pada tahun 2009. PT. CP membentuk tim kecil
implementasi SAP B1 terdiri dari 4 orang; manajer keuangan bertindak sebagai ketua tim
implementasi, anggota terdiri dari supervisor akuntansi, kepala bagian produksi, dan sistem
administrator. Mereka bekerja sama dengan tim implementator. Direktur juga turut aktif
mengawasi dan menyelesaikan permasalahan yang muncul selama proses implementasi.
Keuntungan implementasi SAP B1 di PT. CP ini diantaranya adalah:
1. Pencatatan mulai dari perencanaan produksi barang sampai dengan pengiriman ke pelanggan
membantu UKM membangun tatakelola kelola bisnis yang lebih baik dan dapat berperan
meningkatan efisiensi dan produktivitas pengguna.
2. kepada pelanggan, proses pengiriman barang dapat dilakukan lebih cepat dan lebih akurat
3. pekerjaan-pekerjaan penyusunan laporan penjualan bulanan yang selama ini dikerjakan oleh
tiga orang tenaga outsourching dapat dialihkan ke karyawan tetap dan laporan untuk untuk
10
kebutuhan manajemen dapat dibuat dengan cepat didukung dengan data yang selalu tersedia
melalui sistem yang bekerja secara realtime.
Kualitas informasi, kualitas sistem, dan kualitas layanan berperan memberi pengaruh
positif terhadap penggunaan dan kepuasan pengguna sistem. Penggunaan dan kepuasan
pengguna selanjutnya berperan mempengaruhi secara positif keuntungan bersih, melalui dampak
positif yang dihasilkan diantaranya:
1. Peningkatan efisiensi pekerjaan karyawan yang didukung oleh sistem yang realtime yang
pada akhirnya meningkatkan produktivitas karyawan dalam bekerja;
2. Pengiriman barang kepelanggan dapat diproses dengan cepat didukung oleh sistem informasi
yang bekerja realtime. Pelanggan juga lebih peduli untuk menyelesaikan kewajiban
pembayaran melalui kontrol piutang pada sistem
3. Efisiensi pekerjaan karyawan juga memberikan keuntungan kepada pihak menajemen dengan
melakukan penghematan dengan mengalihkan pekerjaan-pekerjaan yang selama ini ditangani
tenaga outsourcing kepada karyawan tetap.
Prosedur Pembayaran Gaji Pegawai Dengan System Application And Product In Data
Processing (SAP) PADA PT. PLN (Persero)
SRI DEWI ANGGADINI
PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Pengatur Distribusi (APD)
Bandung telah melaksanakan penggajian menggunakan dokumen-dokumen atau formulir-
formulir yang dicetak. Dokumen-dokumen tersebut disusun cukup sederhana, mudah dimengerti
dan sesuai dengan keperluan sehingga memungkinkan penyajian yang benar dan lengkap dan
diotorisasi oleh lebih dari satu orang karyawan sehingga dapat dikatakan penggunaan dokumen
pada bagian penggajian cukup baik. Adapun dokumen atau formulir yang digunakan dalam
prosedur penggajian sebagai berikut:
1. Dokumen pendukung perubahan gaji
2. Kartu absensi (daftar hadir)
3. Rekapitulasi daftar hadir
4. Daftar gaji
5. Rekapitulasi daftar gaji
6. Surat pernyataan gaji
11
7. Bukti kas keluar (BKK)
Kebijakan penggajian yang diberikan oleh PT. PLN (Persero) kepada karyawannya
adalah:
1. Penetapan besarnya gaji dasar
Besarnya gaji dasar yang ditetapkan oleh PT PLN telah sesuai dengan aturan yang berlaku
atau sudah sesuai dengan UMR (Upah Minimum Regional) yang ditetapkan oleh pemerintah
ditambah dengan tunjangan-tunjangan, yang semuanya itu akan tertulis rinci pada setiap slip
gaji yang diterima karyawan setiap bulannya beserta segala jenis potongan-potongan yang
dikenakan, termasuk potongan apabila karyawan tersebut mengambil program pinjaman.
2. Pemberian biaya kesehatan
Besarnya biaya kesehatan ini dihitung berdasarkan status, satu istri dan jumlah anak
(maksimal 3 anak).
3. Pemberian uang makan
4. Tunjangan Hari Raya (THR)
Tunjangan ini diberikan kepada karyawan setiap hari raya, besarnya tunjangan adalah satu
kali dari gaji karyawan sesuai dengan peringkat yang dimiliki masing-masing karyawan.
Hasil penelitian yang diperoleh penulis pada subjek penelitian, antara lain:
1. Prosedur pembayaran gaji pegawai dengan System Application and Product in Data
Processing (SAP) yang dilaksanakan sudah cukup baik walaupun masih banyak masalah
yang dihadapi dalam prosedur pembayaran gaji pegawai dengan SAP.
2. Kebijakan mengenai penggajian telah sesuai dengan UMR (Upah Minimum Regional) yang
telah ditetapkan oleh pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan dilihat dari
adanya pemberian tunjangan-tunjangan, biaya kesehatan, uang lembur dan lain sebagainya.
3. Dari beberapa hambatan-hambatan yang diketahui dalam proses pembuatan dan pembayaran
gaji pegawai, terdapat masalah yang sulit ditemukan solusinya oleh para pegawai pada PT.
PLN (Persero) khususnya pada bagian SDM. Pada saat unit induk mengunci program SAP
yang dilakukan selama kurang lebih tiga hari, para pegawai tidak dapat melakukan apapun
selain menunggu sampai program SAP tersebut dibuka kembali oleh unit induk.
Menurut penulis hambatan yang mudah untuk ditemukan solusinya adalah pada saat para
pegawai kurang memahami kata-kata dalam bahasa asing, maka dari itu PT. PLN (Persero)
12
mengadakan pelatihan untuk mempelajari kata-kata dalam bahasa asing yang terdapat pada
software SAP, walaupun pasti pegawai menghadapi kesulitan dalam mempelajarinya karena
faktor usia, tetapi perusahaan sudah berusaha untuk memperbaiki kekurangan yang dimiliki
perusahaan.
Success And Failure Factors Of Adopting SAP in ERP System Implementation
Vidyaranya B. Gargeya
Cydnee Brady
Penelitian Gargeya dan Brady bertujuan untuk menyelidiki dan menganalisa keadaan
umum yang terjadi dalam sebagian besar proyek ERP, dan menentukan daerah yang merupakan
kunci sukses dari penerapan SAP dalam sistem ERP dibandingkan dengan mereka yang
berkontribusi terhadap kegagalan. Penelitian ini didasarkan pada analisis dari laporan
implementasi SAP di 44 perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat enam faktor
yang diidentifikasi dalam keberhasilan dan kegagalan implementasi SAP. Keberhasilan
implementasi meliputi faktor pemeliharaan lingkup, dukungan tim proyek/manajemen/ konsultan
dan bekerja sesuai dengan fungsi SAP (working with SAP functionality). Sedangkan, faktor
kegagalan implementasi SAP antara lain persiapan yang memadai dalam internal perusahaan dan
pelatihan, perencanaan yang tidak sesuai dan penganggaran yang tidak tepat (inappropriate
budgeting).
Kesalahan utama dalam implementasi ERP tampaknya bahwa tidak ada cukup waktu dan
perhatian yang ditujukan pada kesiapan internal dan perubahan selama proses implementasi.
Sebagian besar perusahaan menerapkan sistem ERP hanya untuk tetap kompetitif. Dukungan
manajemen dan komitmen adalah strategi utama yang diperlukan untuk menciptakan lingkungan
yang diperlukan untuk pengenalan sukses dari perubahan yang dibawa oleh sistem ERP.
Perlawanan dari karyawan dan kesiapan untuk perubahan adalah alasan utama untuk kegagalan
implementasi. Hal ini mutlak penting bagi perusahaan untuk menjadi responsif terhadap
"pelanggan internal" mereka sementara mereka menciptakan sistem yang akan membantu
mereka menangani lebih efisien dengan "pelanggan eksternal".
Application of SAP R/3in on-line inventory control
Purnendu Mandala, A. Gunasekaranb,*
Sebuah daya saing suatu organisasi bergantung pada efektivitas arus informasi dan aliran
material. Sistem informasi berbasis komputer sangat berkontribusi terhadap komunikasi yang
13
efektif dalam suatu organisasi (manufaktur atau jasa). Bagi perusahaan untuk menjadi
kompetitif, mereka perlu memiliki akses “informasi yang tepat pada waktu yang tepat”. Sebuah
sistem Enterprise Resource Planning (ERP) dapat membantu untuk meningkatkan komunikasi
dalam suatu organisasi. Penelitian ini menggambarkan bagaimana software SAP R/3 sangat
efektif membantu manajemen persediaan di sebuah perusahaan.
Makalah ini mempresentasikan pengalaman dalam menerapkan peningkatan kinerja
sistem IT (yaitu, bar-coding system) untuk mengintegrasikan sistem keseluruhan strategi TI di
perusahaan sehingga diharapkan dapat menempatkan perusahaan dalam posisi kompetitif yang
kuat. Hasil yang diperoleh dari studi kasus ini, memiliki banyak manfaat yang dapat dilakukan
perusahaan lain, yaitu:
a. Perusahaan perlu membuat perubahan tertentu untuk proses bisnis mereka ketika mereka
mencoba untuk menerapkan IT/IS,
b. Kesesuaian antara perangkat keras dan perangkat lunak komponen sangat penting dalam
keberhasilan penerapan suatu IT/IS dalam organisasi,
c. Dalam pemilihan IT/IS, perusahaan harus menyesuaikan karakteristik bisnis perusahaan,
d. Integrasi teknologi seperti bar coding dengan IT/IS adalah penting. Hal ini akan membantu
meningkatkan proses pengumpulan data dan integrasi dengan IT/IS lainnya,
e. Pelatihan dan pendidikan tentang IT/IS baru termasuk bar-coding system (BCS) sangat
penting sebagai kinerja sistem yang bergantung pada kualitas input. Oleh karena itu,
karyawan pada tingkat yang berbeda harus diberikan pendidikan dan pelatihan dalam
menggunakan BCS
dan SAP R/2
f. Beberapa bagian dari IT/IS harus dikembangkan dengan tujuan untuk membuat hardware
dan software yang lebih kompatibel antara satu sistem yang ada dengan sistem lainnya,
g. Saat mengukur kinerja penerapan IT/IS, perusahaan harus melihat berbagai dampak strategis,
intangibles dan ukuran kinerja non-keuangan.
Untuk perusahaan multinasional dibahas di sini, pelaksanaan sistem bar-coding memungkinkan
perusahaan untuk mencapai peningkatakan akurasi saham dan rotasi saham, redistribusi kegiatan
staf administrasi untuk tugas-tugas perencanaan, pemantauan persediaan real time, dan semakin
banyak informasi baik diantara perusahaan. SAP R/3 memberikan kesempatan untuk
menghubungkan sistem manajemen persediaan dengan berbagai bidang fungsional lainnya.
14
BAB II
LANDASAN TEORI
SAP merupakan software yang banyak dipakai di perusahaan besar untuk mendukung
integrasi proses bisnis. Lima tahun terakhir, di perusahaan negara-negara Asia, termasuk
Indonesia, sedang gencar-gencarnya mengimplementasikannya. Software buatan Jerman ini telah
lama dipakai di perusahaan besar Eropa dan Amerika. SAP juga telah menyiapkan paket khusus
untuk perusahaan level menengah ke bawah (baca UKM). Dengan penambahan area supporting
SAP, akan menambah pangsa pasar SAP dan juga membuka peluang tenaga kerja bagi dunia IT.
Di Indonesia, banyak perusahaan besar yang telah mengimplementasikan SAP, misalnya
Astra International, Toyota Astra Motor, Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Bentoel Prima,
United Tractor, Daihatsu Motor, Pertamina, Aqua, Telkomsel, Auto 2000, Blue Bird dan masih
banyak perusahaan lagi yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Modul yang
diimplementasikan tiap perusahaan pun beragam. Ada yang hanya memakai untuk keperluan
area tertentu seperti Financial Accounting saja atau Sales and Distributon saja, namun banyak
pula yang mengintegrasikan beberapa modul. Scope integrasi, harga license tiap user SAP yang
relative mahal, biaya consultan yang lumayan dan tingginya ‘kutu loncat’ SDM SAP,
menyebabkan tidak semua perusahaan ‘berani’ memakai solusi SAP.
Pengertian SAP
SAP (System Application and Product in data processing) adalah suatu software yang
dikembangkan untuk mendukung suatu organisasi dalam menjalankan kegiatan operasionalnya
secara lebih efisien dan efektif. SAP merupakan software Enterprise Resources Planning (ERP),
15
yaitu suatu tools IT dan manajemen untuk membantu perusahaan merencanakan dan melakukan
berbagai aktivitas sehari-hari.
SAP terdiri dari sejumlah modul aplikasi yang mempunyai kemampuan mendukung
semua transaksi yang perlu dilakukan suatu perusahaan dan tiap aplikasi bekerja secara berkaitan
satu dengan yang lainnya. Semua modul aplikasi di SAP dapat bekerja secara
terintegrasi/terhubung yang satu dengan lainnya.
Modul-Modul di SAP
16
Dampak Integrasi
Parameter Integrasi
Suatu karakteristik utama yang menandakan suksesnya integrasi informasi dalam suatu
perusahaan adalah bahwa segala informasi hanya perlu di input satu kali saja pada sistem. Sistem
SAP memungkinkan hal ini terjadi dengan mentransfer/mengcopy informasi yang sudah di-input
pada satu dokumen ke dokumen lainnya sehingga mengurangi pekerjaan input data dan sekaligus
mengupdate semua dokumen yang berkaitan dengan rangkaian proses tertentu.
17
Semua informasi tersimpan didalam SAP sehingga dapat diakses oleh bagian organisasi yang
membutuhkan pada saat yang dibutuhkan.
Data di SAP
2. Master Data
Data utama yang harus dibuat dengan benar supaya transaksi bisa dilakukan, contoh:
material master, vendor master, customer master
Master data tersimpan secara terpusat dan digunakan oleh seluruh modul aplikasi dalam
sistem SAP
18
diuraikan secara garis besar mengenai proses-proses bisnis yang berlaku pada suatu organisasi
manufacturing meliputi:
1. Rangkaian proses end-to-end
2. Proses Procurement to Payment
3. Proses Order to Cash
4. Proses Inventory/Warehouse Management
5. Proses Plan & Manage Enterprise (FI/CO)
19
Proses Procurement to Payment
20
Proses Inventory/Warehouse Management
21
konstan dan memiliki strategi yang baik dalam archiving. SAP merupakan software integrasi
dari modul-modul bisnis proses yang biasa diimplementasikan di perusahaan besar. Integrasi ini
melibatkan banyak tabel dalam database dan dalam pengaksesannya memerlukan indexing.
Keinginan Technical team dan user sering bersebrangan. Bagi user, kondisi yang
diinginkan adalah semua data dapat di akses dengan cepat. Dari sisi technical, keinginan user ini
dipertanyakan. Kenapa semua data harus disimpan terus? Dengan menyimpan data terus menerus
menyebabkan disk penuh dan index tree menjadi gemuk. Index yang gemuk ini akan
menyebabkan pengaksesan terhadap record menjadi lambat. Secara technical, index ini bisa
diatasi dengan menambah kapasitas memory dan processor. Sama pula bila disk penuh, tinggal
membeli dan menambah disk. Berapa investasi yang diperlukan tiap tahun untuk menambah
disk, memory dan processor.
Secara bisnis, tidak semua data diakses tiap hari. Hanya data yang diperlukan untuk
keperluan bisnis yang sering diakses. Data yang secara bisnis proses sudah closed, (misal dari
Purchase Order, Good Receipt dan sampai payment) tidak akan diakses oleh lagi kecuali
keperluan khusus. Setiap bulan, oleh financial dilakukan month end closing, sebuah proses tutup
buku bulanan. Data yang secara bisnis proses sudah berstatus closed, tentu tidak akan diubah.
Bayangkan bila data pemesanan barang dengan spesifikasi dan harga tertentu yang sudah
dibayar, tapi dilakukan pengubahan nilai rupiahnya atau speknya. Data yang secara bisnis role
tidak boleh diubah ini, bila masih dibutuhkan untuk diakses, bisa dilakukan archiving. Dengan
archiving, keinginan user untuk mengakses semua data (hanya yang dibutuhkan) dengan cepat
bisa terwujud. Begitu pula keinginan technical team (Administrator) untuk menjaga kerampingan
index database, mengurangi investasi penambahan hardware terpenuhi.
Data Archiving
Secara technical Data Archiving adalah memindahkan record data, dari tabel-tabel
database di Sistem SAP dan menyimpannya di dalam archiving file (paling sedikit 1 file). Isi dari
object bisnis di Sistem SAP, didistribusikan melalui beberapa tabel di database. Archiving Object
mengelompokkan table-tabel yang secara logika dihubungkan oleh business objects. Hal ini
untuk memastikan bahwa semua informasi yang dimiliki R/3 business object ditulis ke dalam
archive file dan menghapusnya dari database.
22
Proses Archive Data
Ada 2 tahap dalam archiving :
Membuat archive files : Program archiving menulis (write) data yang diarchive dari R/3
database ke dalam bentuk archive files.
Menghapus data : Program deletion akan membaca data dari archive file dan akemudian
menghapusnya dari database
23
Dimungkinkan tahap ketiga adalah memindah archive file ke storage lain, seperti Optical disk.
Sangat mungkin menggunakan fasilitas SAP untuk mengarchive data. Namun SAP
memang tidak menfokuskan diri untuk mengembangkan archiving. Ada beberapa perusahaan
lain (third party) yang mencoba memberikan solusi tambahan yang diperlukan perusahaan.
Untuk lebih jelasnya, archiving tidak hanya diperuntukkan buat data, tapi bisa juga print list atau
document.
Ada 3 komponen yang dapat di-archive: Data, Electronics Document, dan Print List.
24
- Yang bisa dilakukan oleh SAP hanyalah melakukan data archiving, dan selebihnya
dilakukan oleh third party.
- Syarat utama bagi third party adalah kemampuan meng-cover archiving ketiga komponen
ini, dan ini dibuktikan oleh sertifikasi dari SAP.
Bagi perusahaan yang ingin mengimplementasikan Archiving, haruslah mengerti benar
kondisi database dan keinginan user. Pelajari third party solution seperti IXOS, Mobius, HP,
Content Manager (IBM) atau lainnya.
Basis (Administrator)
Basis menangani sizing server, instalasi, security, database management, monitoring dan
system performance. Bisa dibayangkan, pengetahuan apa yang diperlukan dan mendukung.
Pengetahuan teknis terhadap server, baik UNIX, Windows, AS400 atau pun Linux akan sangat
membantu.Apalagi ditambah pendalaman database baik SQL Server, Oracle atau pun DB2.
Seberapa besar bisnis perusahaan yang akan dimasukkan dalam scope SAP Project, seberapa
strict system dan berapa durasi sistem akan on line menentukan Server, jumlah-kecepatan
processor, memory, kapasitas disk dan Operating System yang dipakai. Penentuan kapasitas ini
dinamai dengan SIZING. Bagi pemula, scope UNIX, AS400 server atau Oracle dan DB2 sangat
‘mahal’ dan langka. Namun dengan berbekal pengetahuan SQL server dan Windows Server akan
sangat berguna, karena banyak juga perusahaan yang menggunakan Windows sebagai Server dan
SQL Server sebagai database. Kebanyakan perusahaan akan memakai Server kelas menengah,
baik secara harga mau pun performance seperti UNIX. AS400 dan DB2 400 sangat kuat
performancenya, namun harganya sangat mahal. DI Indonesia hanya ada 2 perusahaan yang
memakai AS400 yaitu TMMIN (Toyota Motor Manufacturing Indonesia) dan Indofood.
ABAPer (programer)
ABAPer menangani enhancement system terhadap kebutuhan bisnis proses user. Secara
mudah adalah kebutuhan report. Tidak semua report yang dibutuhkan oleh user bisa dipenuhi
SAP, sehingga diperlukan program kecil dengan bahasa ABAP (standar SAP) untuk
membuatnya. Sebelum SAP diimplementasikan, di suatu perusahaan bisa saja sudah terdapat
25
system aplikasi dan ada kebutuhan untuk menghubungkan (interface) kedua system ini. Interface
ini juga memerlukan kehandalan seorang ABAPer.
Functional
Setiap perusahaan memiliki keunikan tersendiri berdasarkan core businessnya. Sebagai
contoh, perusahaan automotive Toyota dan Daihatsu. Kedua perusahaan ini sama-sama
memproduksi mobil. Keduanya membutuhkan komponen yang hampir sama, namun bisa jadi
proses order komponen dan penerimaan barang bisa memiliki proses yang berbeda.
Jika bisnis prosesnya berbeda, maka sistem yang dikustom pun, akan berbeda.
Kemampuan analisa bisnis (business analyst) dan teknis IT mutlak diperlukan untuk menjadi tim
Functional. Bisa saja orang yang berbasis bisnis menekuni IT atau sebaliknya orang IT yang
mendalami bisnis proses. Berbicara mengenai functional, akan mengingatkan lagi pada tulisan
pertama saya, dimana di SAP dibagi bermacam-macam module seperti : Financial, Contolling,
Material Management, Plant Maintenance, Sales, Quality, HR atau lainnya.
Mengenal aplikasi SAP (System, Application, Products in Data Processing) tidak bisa
hanya membaca teori dan memahami konsep ERP. Kita perlu langsung menyentuh aplikasi
tersebut. Mahalnya aplikasi SAP, bukan berarti kita tidak bisa menggunakan SAP. Kita dapat
memulai belajar dengan menggunakan SAP IDES baik yang terinstall di computer kita atau
menyewa akses remote SAP IDES melalui berbagai jasa di internet (+/- US$50/bulan). SAP
IDES adalah SAP International Demo and Education System.
Untuk memanggil SAP dimulai dengan menjalankan aplikasi SAP GUI , melalui menu windows:
Start > programs > SAP Front End > Sap Logon atau langsung mengklik icon pada layar
desktop komputer kita:
26
Selanjutnya akan ditampilkan window yang berisikan daftar server system SAP yang
dapat anda gunakan. Daftar server system SAP ini biasanya terdapat di saplogon.ini. yang
didistribusikan oleh administrator kepada pengguna system SAP.
27
Gambar 3: Layar Logon ke dalam Sistem SAP
Setelah kita lengkapi isian tersebut, tekan enter atau klik tombol untuk login ke dalam
system SAP. Terkadang sebelum masuk ke layar login, muncul kotak dialog dari system SAP
men. Sesudah kita baca, tekan continue atau tekan enter untuk menutup dialog box untuk
melanjutkan ke layar system SAP.
28
Setelah kita klik tombol , kita telah berhasil memasuki aplikasi system SAP. Selamat datang di
Sistem SAP !!!
29
Logoff dari Aplikasi Sistem SAP
Untuk keluar dari system SAP atau log off adalah dengan memilih menu System > log off
30
Mendefinisikan Akses Server System SAP
Pada penjelasan sebelumnya, profile dari nama dan alamat server SAP telah disediakan
oleh administrator. Namun demikian sering kali kita harus mendefinisikan sendiri nama dan
alamat servernya sesuai dengan informasi yang diberikan oleh Administrator ke kita. Caranya
adalah klik icon SAP GUI, lalu pilih tombol User-Defined. Isikan property dari server baru, lalu
klik tombol yang sesuai yaitu Add untuk menambahkan ke dalam list server, logon untuk
langsung masuk tetapi tidak disimpan dalam list server, add and log on untuk langsung masuk ke
dalam server SAP sekaligus menyimpan dalam list server dan cancel untuk membatalkan proses
pendefinisian server.
31
Mengganti Password
Pada saat kita pertama kali menerima dan menggunakan password pada SAP GUI,
biasanya kita akan otomatis diminta untuk langsung mengganti password kita. Selanjutnya bila
kita ingin mengganti password, maka yang harus kita lakukan adalah masuk ke layar login, isi
user name dan password kita lalu klik tombol New Password:
32
Masukkan password baru dan ulangi password baru tersebut lalu tekan enter atau klik tombol
33
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pendahuluan
Peran Sistem Informasi (SI) saat ini sudah tidak dapat dipungkiri lagi menjadi salah satu
elemen penting dalam mendukung proses bisnis di suatu perusahaan, dimana setiap perusahaan
dituntut untuk selalu memperhatikan teknologi yang dimiliki oleh perusahaan secara
menyeluruh, agar dapat mengikuti perubahan dari perkembangan teknologi tersebut.
Hal inilah yang akhirnya menyebabkan munculnya sebuah sistem informasi, yaitu sebuah
sistem yang khusus dirancang untuk mendapatkan, mengelola, dan menghasilkan informasi yang
dibutuhkan oleh penggunanya. Namun seiring dengan meningkatnya kompleksitas proses dan
fungsi operasional dalam perusahaan, maka muncul kebutuhan atas sebuah sistem informasi
yang terintegrasi yang dapat memberikan informasi-informasi secara real time kepada para
penggunanya. Kebutuhan tersebut terjawab dengan hadirnya ERP (Enterprise Resources
Planning), yaitu sebuah sistem yang dirancang untuk mengintegrasikan seluruh area fungsional
dalam sebuah organisasi demi mencapai titik efektifitas dan efisiensi tertinggi.
Sistem informasi menurut O’Brien (2005) merupakan kombinasi teratur dari orang-orang,
hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan,
mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Orang menggunakan sistem
informasi untuk berkomunikasi satu sama lain menggunakan berbagai perangkat keras
34
(hardware), piranti lunak (software) untuk perintah dan prosedur pemrosesan informasi
(software), jaringan komunikasi (network), dan sumber daya data yang disimpan.
Para praktisi bisnis bergantung pada banyak jenis sistem informasi yang menggunakan
berbagai teknologi informasi. Menurut O’Brien (2005) tiga peran utama dari sistem informasi
bisnis antara lain mendukung proses dan operasi bisnis, mendukung pengambilan keputusan
dalam bisnis, serta mendukung berbagai strategi untuk keunggulan kompetitif
Menurut O’Brien (2005) sistem informasi merupakan kombinasi teratur dari orang-orang,
hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan,
mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi (O’Brien, 2005). Komponen
sistem informasi tersebut secara lebih jelas ditunjukkan pada Gambar 1.
35
Ketiga tujuan tersebut menunjukkan bahwa manajer dan pengguna lainnya perlu
memiliki akses ke informasi akuntansi manajemen dan mengetahui bagaimana cara
menggunakannya. Informasi akuntansi manajemen dapat membantu mereka mengidentifikasi
suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja (informasi akuntansi
dibutuhkan dam dipergunakan dalam semua tahap manajemen, termasuk perencanaan,
pengendalian dan pengambilan keputusan).
Menurut O’Brien (2005), terdapat 3 peran utama sistem informasi dalam bisnis yaitu :
a. Mendukung proses bisnis dan operasional.
b. Mendukung pengambilan keputusan.
c. Mendukung strategi untuk keunggulan kompetitif
Solusi sistem informasi yang mampu mengatasi masalah bisnis adalah tantangan utama
untuk para manajer dan praktisi bisnis saat ini. Adapun untuk seorang manajer
bertanggungjawab untuk mengelola pengembangan usahanya yang dilakukan para spesialis
sistem informasi dan para pemakai akhir bisnis. Mengembangkan solusi sistem informasi untuk
mengatasi masalah bisnis dapat diimplementasikan dan dikelola sebagai beberapa proses
bertahap atau beberapa siklus yaitu investigasi, analisis, pembentukan design, implementasi
sistem informasi, dan menjaga keberlanjutan sistem informasi seperti ditunjukkan pada Gambar
3 di bawah ini (O’Brien, 2005).
36
Gambar 3. Siklus Pengembangan Sistem Informasi
Proses bisnis dalam perusahaan harus berjalan dengan efektif, untuk menunjang
kebutuhan perusahaan akan persaingan yang semakin ketat. Implementasi IT dapat mendukung
hal ini, namun implementasi IT yang tidak tepat akan menambah beban perusahaan. Salah satu
implementasi IT yang banyak digunakan dan terbukti dapat meningkatkan efektivitas perusahaan
adalah ERP. Berikut ini akan dibahas pengertian ERP, keuntungan dan kerugian ERP, serta
implementasi ERP di perusahaan di Indonesia.
ERP (Enterprise Resource Planning) atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan
Perencanaan Sumberdaya Perusahaan adalah struktur sistem informasi yang digunakan untuk
mengintegrasikan proses bisnis dalam perusahaan manufaktur/jasa yang meliputi operasional dan
distribusi produk yang dihasilkan. Tujuan dari implementasi ERP adalah menyatukan semua
divisi yang ada dalam perusahaan menjadi satu sistem yang dapat dikendalikan secara terpusat.
ERP lebih ditujukan pada sistem back-office, dimana sistem ERP tidak bersentuhan secara
langsung dengan konsumen.
Pada umumnya, ERP dibangun sebagai sistem berbasis modul yang menangani proses
manufaktur, logistik, distribusi, inventori, invoice, akuntasi perusahaan dan lain sebagainya. Dari
modul-modul tersebut, maka aktivitas penjualan, pengiriman, produksi, manajemen persediaan,
manajemen kualitas dan sumber daya manusia dapat dikontrol dengan baik dan informasi yang
berhubungan dengan aktivitas tersebut dapat diperoleh dengan cepat.
37
ERP dibagi menjadi tiga modul utama, yaitu modul operasi, modul financial dan
akuntansi, dan modul sumber daya manusia. Ketiga modul ini berjalan secara terpisah, sehingga
perusahaan tidak harus mengimplementasikan ketiganya secara langsung. Namun, ketiga modul
tersebut berhubungan langsung dengan satu database terpusat. Misalnya ketika bagian penjualan
menerima pesanan dari konsumen, bagian gudang langsung mengetahui dan mempersiapkan
pesanan tersebut. Kemudian bagian akuntansi dapat melihat apakah barang pesanan sudah
dikirim atau belum, sehingga ia dapat mempersiapkan tagihan untuk konsumen.
Agar sebuah perusahaan dapat menerapkan konsep ERP dengan baik, setiap aspek dari
organisasi, manusia, informasi, dan teknologi harus dipersiapkan dengan baik. Dengan demikian
penerapan tata kelola perusahaan yang baik dapat diimplementasikan pada industri sehingga
dapat meningkatkan daya saing di pasar. Berikut akan dibahas beberapa komponen yang
mempengaruhi implementasi ERP.
38
b. Bisnis proses
Untuk membangun sistem ERP, proses bisnis harus disusun dengan jelas dan tepat.
Tanpa proses bisnis yang benar, sistem apapun yang diterapkan tidak akan mampu memperbaiki
keadaan perusahaan. Dalam membangun sistem ERP, sebaiknya batasan sistem yang akan
dibangun jelas, sehingga implementasi ERP tidak berkembang ke hal-hal yang tidak diperlukan.
c. Vendor
Vendor adalah perusahaan yang menyediakan paket sistem ERP yang akan
diimplementasikan di perusahaan. Selain menyediakan software dan hardware, vendor juga harus
memberikan pelatihan pada karyawan perusahaan yang menggunakan jasanya, agar karyawan
terbiasa dengan sistem IT yang baru, dan memastikan sistem yang baru ini berjalan sesuai
dengan permintaan perusahaan dan sesuai dengan proses bisnisnya.
Kemampuan sistem ERP untuk menangani seluruh aktivitas dalam organisasi, membawa
budaya kerja baru dan integrasi dalam organisasi. Sistem ERP juga membawa dampak
penghematan biaya (cost efficiency) yang signifikan dengan adanya integrasi dan monitoring
yang berkelanjutan terhadap performance organisasi.
Aplikasi ERP bukan hanya suatu software semata, namun merupakan suatu solusi
terhadap permasalahan informasi dalam organisasi. Enterprise Resource Planning (ERP) dapat
didefinisikan sebagai aplikasi sistem informasi berbasis komputer yang dirancang untuk
mengolah dan memanipulasi suatu transaksi di dalam organisasi dan menyediakan fasilitas
perencanaan, produksi dan pelayanan konsumen yang real-time dan terintegrasi.
39
ERP merupakan suatu sistem yang terintegrasi, sehingga aplikasi ERP mampu
memberikan kepada organisasi penggunanya suatu model pengolahan transaksi yang terintegrasi
dengan aktivitas di unit bisnis lain dalam organisasi. Sebagai hasilnya, Sistem ERP dapat
mendorong ke arah kemampuan pengambilan keputusan yang lebih baik dengan parameter yang
terukur secara kuantitatif. Sehingga keputusan yang dihasilkan tersebut dapat saling mendukung
proses operasional perusahaan atau organisasi.
Visi
Perusahaan Total Food Solutions
Misi
Memberikan solusi atas kebutuhan pangan secara berkelanjutan
Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi dan teknologi kami
Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan secara
berkelanjutan
Meningkatkan stakeholders' values secara berkesinambungan
40
ERP, SAP Advance Plannerand Optimizer (SAP APO) sebagai solusi Supply Chain
Management (SCM) dan mySAP Business Intelligence dengan SAP Business Information
Warehouse (SAPBW).
Ketika memilih platform dari system ERP, Indofood melihat 3 buat kriteria antara
lainreliability, scalability dan kemudahan manajemen. Dengan melihat criteria itu, maka
terpilihlah IBM iSeries sebagai platform hardware yang digunakan. iSeries memiliki keamanan,
skalability dan efisiensi biaya dalam mendukup SAP, dan membantu perusahaan Indofood
memaksimalisasi nilai dari solusi SAP. Ketika Indofood memperluas inti dari system SAP R/3
untuk memasukkan SAP BW dan SAP APO, tidak ada yang perlu dipertanyakan lagi untuk
mengganti platform server. Data SAP tersimpan dan diatur oleh IBM BD2 Database
Management
iSeries telah berjalan dengan sangat baik, dan kami memiliki kemampuan dasar dari
OS/400. Oleh karena itu, merupakan pilihan logis jika kami tetap mempertahankan teknologi
dari IBM ini. iSeries memberikan virtually trouble-free operation, dan memberikan apapun yang
kami butuhkan sesuai dengan kriteria kami yaitu scalability, reliability, dan maintainability.
Distribusi Informasi
Data yang disediakan oleh SAP R/3 sistem dan SAP APO sangat penting untuk
perencanaan produksi dan pengendalian persediaan di bagian operasional, manajemen dan tim
eksekutif tidak perlu data transaksi yang mentah. Untuk meningkatkan akurasi maupun ringkasan
41
manajemen yang tepat waktu, PT Indofood mengimplementasikan SAP BW pada bulan Juli
2003, dan aplikasi tersebut memberikan informasi yang sangat mendetail, seperti pencacahan
berapa pak sebenarnya Indomie rasa kari ayam yang terjual di suatu area selama periode tertentu.
Dengan sistem ERP, Indofood telah memulai perencanaan kedepan, yang bertujuan untuk
memperluas operasinya sekaligus meningkatkan efisiensi biaya. Dimana salah satu tujuan
bisnisnya saat ini adalah untuk mengelompokkan pelanggan-pelangannya dengan lebih akurat,
kemudian melayani setiap kelompok sesuai minatnya masing-masing.
Pengarsipan Dokumen
SAP R/3 merupakan nama perangkat lunak ERP yang diproduksi oleh
SAP AG. SAP pada dasarnya menyediakan semua solusi untuk semua fungsi
dalam perusahaan,dalam industri manapun. Tapi pada umumnya modul SAP yang sering dipakai
adalah:
•FICO (Financial Controlling)
•SD (Sales & Distribution)
•MMPP (Material Management, Production Planning)
•HR (Human Resources)
Modul dan aplikasi yang terdapat didalam software SAP R/3 tergantung pada versinya.
SAP secara terus menerus melakukan upgrade terhadap software R/3 agar sesuai dengan
42
kebutuhan dan perkembangan zaman yang sejalan dengan perkembangan IT. Secara
keseluruhan, SAP R/3 versi 4.6C juga terbagi menjadi tiga functional area:
A. Financial
1. FI-Financial Accounting
Software bisnis SAP ditujukan untuk menyediakan pengukuran secara kontinu terhadap
profitabilitas perusahaan. Modul FI juga dapat mengukur kinerja keuangan perusahaan,
berdasarkan pada data transaksi intenal maupun eksternal. Modul FI menyediakan dokumen
keuangan yang mampu melacak (mengaudit) setiap angka yang terdapat dalam suatu laporan
keuangan hingga ke data transaksi awalnya
Controlling (CO)
Treasury (TR)
2. CO-Controlling
Fungsi dari modul CO adalah untuk mendukung empat kegiatan operasional:
3. IM- Investment Management
Fungsi dari modul IM overlapping dengan fungsi yng dijalankan oleh modul TR, namun
modul IM lebih spesifik ditujukan untuk menganalisis kebijakan investasi jangka panjang dan
fixed assets dari perusahaan dan membantu manajemen dalam membuat suatu keputusan.
4. EC-Enterprise Controlling
Tujuan dari modul EC adalah untuk memberikan akses bagi Enterprise Controller kepada
InformationWarehouse mengenai hal-hal berikut:
5. TR-Treasury
44
Modul TR berfungsi untuk mengintegrasikan antara cash management dan
cashforecasting dengan aktivitas logistik dan transaksi keuangan.
B. Logistics
1. LE-Logistics Execution
Modul LO juga merupakan modul yang terintegrasi dengan modul yang lainnya, yaitu
modul PP, EC, SD, MM, PM dan QM. Pada intinya, modul ini fokus pada pengaturan logistic
dari masa purchasing hingga distribusi. Dari purchaser question, good receipt hingga delivery.
2. SD-Sales Distribution
Desain dari modul SD ditekankan kepada penggunaan strategi penjualan yang sensitif
terhadap perubahan yang terjadi di pasar. Prioritas utama dari penggunaan modul ini adalah
untuk membuat struktur data yang mampu merekam, menganalisis, dan mengontrol aktivitas
untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan dan menghasilkan profit yang layak pada periode
akuntansi yang akan datang.
3. MM-Materials Management
Fungsi utama dari modul MM adalah untuk membantu manajemen dalam aktivitas
sehari-hari dalam tipe bisnis apapun yang memerlukan material, termasuk energi dan servis.
4. PP-Production Planning
5. PM-Plant Maintenance
6. QM-Quality Management
45
Modul QM terintegrasi dengan modul PP-PI Production Planning for Process Industries.
Salah satu fungsi dari modul QM adalah untuk menyediakan master data yang dibutuhkan
berdasarkan rekomendasi dari ISO-9000 series.
7. PS-Project System
C. Human Resources
Berfungsi untuk:
46
Membangun sistem rekruitmen dan pembangunan SDM yang efisien melalui manajemen
karir
47
Flowchart Proses Buku Besar Umum
48
Kebijakan Akuntansi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
Laporan keuangan konsolidasian PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk telah disusun
sesuai dengan Standar Akuntasi Keuangan (“SAK”) di Indonesia, yang mencakup Pernyataan
dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan
Indonesia dan Peraturan Nomor VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian serta Pengungkapan
Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) untuk perusahaan
publik.
49
Sistem Pengendalian Internal PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
Sistem pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur pengendalian yang
disusun oleh Direksi dan manajemen guna memberikan keyakinan yang memadai terhadap
pelaksanaan kegiatan operasional yang efektif dan efisien, laporan keuangan yang akurat dan
dapat diandalkan, serta kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku, agar dapat mencapai sasaran
Perseroan. Untuk mencapai hal-hal di atas, manajemen menetapkan berbagai kriteria yang
meliputi elemen-elemen berikut:
1. Lingkungan pengendalian, dimana Perseroan senantiasa berupaya menciptakan budaya kerja,
lingkungan dan perilaku yang tangguh berdasarkan Indofood Core Values dan Kode Etik
Indofood; dimana peraturan-peraturan tersebut menjadi dasar dan pedoman bagi Dewan
Komisaris, Direksi dan karyawan dalam menjalankan tugas-tugasnya secara etis, dengan
disiplin, integritas, saling menghargai, kesatuan, keunggulan dan inovasi.
2. Manajemen risiko, dimana Perseroan menerapkan Enterprise Risk Management (“ERM”)
untuk melakukan identifikasi, pengukuran, tindakan dan mitigasi risiko melalui pelaksanaan
pengendalian internal.
3. Aktivitas pengendalian dan pengujian, setelah risiko-risiko diidentifikasi, lapis pertama
pengendalian berada pada masing-masing unit usaha dan divisi dimana kebijakan dan
prosedur telah ditetapkan untuk menjamin adanya pengendalian untuk mengurangi ruang
terjadinya risiko dan penyimpangan.
Pengendalian internal yang diimplementasikan harus diuji dan diaudit guna memperoleh
jaminan memadai tentang adanya pengendalian yang efektif dalam semua hal yang material
dan berbagai sistem dalam Perseroan telah mencukupi dan berfungsi sebagaimana mestinya.
Audit Internal melaksanakan audit termasuk memperoleh pemahaman terhadap pengendalian
internal atas pengendalian keuangan dan operasional, melakukan penilaian risiko dimana
terdapat kelemahan yang material, melakukan pengujian dan evaluasi atas efektivitas
rancangan dan operasi pengendalian internal berdasarkan risiko yang dinilai, melakukan
penelaahan atas kepatuhan pada hukum dan peraturan yang berlaku, serta melakukan
prosedur-prosedur lain yang dipandang perlu untuk menetapkan efektivitas pengendalian
internal.
4. Pengawasan, setiap kelemahan pengendalian yang ditemukan selama proses audit wajib
disempurnakan oleh manajemen. Audit Internal memastikan bahwa tindakan perbaikan
50
dilaksanakan secara tepat waktu dan memadai, semua kegiatan operasional dan aktivitas
telah mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku, serta semua aset Perseroan telah cukup
dijaga.
51
g. Aset Akuntansi
h. Integrasi dengan SD dan MM
Dalam sistem ERP SAP, setiap transaksi yang memiliki dampak keuangan dicatat dalam
akun buku besar umum (G/L) atau dalam sub-buku besar rekening yang diposting ke G/L
melalui akun rekonsiliasi. Tugas utama dari akuntansi G/L adalah untuk memberikan gambaran
yang komprehensif untuk akuntansi eksternal dan akun-akun. Mencatat (recording) semua
transaksi bisnis (posting utama serta pembayaran dari akuntansi internal) dalam sistem perangkat
lunak yang terintegrasi dengan semua wilayah operasional lain dari perusahaan yang memastikan
bahwa data akuntansi selalu lengkap dan tepat.
SAP FI General Ledger memiliki beberapa fitur berikut:
a. Otomatis dan posting simultan dari semua item sub-buku besar di umum sesuai
buku besar (akun-akun rekonsiliasi)
b. memperbarui buku besar secara simultan dan di daerah akuntansi biaya
c. Evaluasi real-time dari dan melaporkan data akuntansi saat ini, dalam bentuk rekening
display, laporan keuangan dengan versi laporan keuangan yang berbeda dan tambahan
analisis
d. Laporan dapat berubah secara terus-menerus
Pada dasarnya, buku besar berfungsi sebagai catatan lengkap dari semua transaksi bisnis.
Transaksi actual secara individual dapat diperiksa setiap saat secara real-time dengan
menampilkan dokumen asli, line items, dan angka transaksi di berbagai tingkatan seperti:
Informasi Akun
Jurnal-jurnal
Jumlah total atau transaksi
evaluasi pada neraca/laba rugi
Akun Neraca melacak rekening yang muncul pada neraca:
Aset merupakan hal yang dimiliki perusahaan, seperti uang tunai, piutang, tetap dan
persediaan.
Liabilities: berhubungan dengan utang perusahaan seperti hutang dan pinjaman bank
Ekuitas merupakan nilai bersih dari perusahaan yang dimiliki oleh pemegang saham
Akun laba/rugi (P& L) digunakan untuk melacak pendapatan dan biaya perusahaan. Akun
pendapatan mencatat pendapatan-pendapatan yang diperoleh dari penjualan barang kepada
52
pelanggan. Akun pengeluaran merupakan uang yang dihabiskan untuk menghasilkan barang dan
jasa, seperti gaji, pembelian bahan dan overhead, penjualan dan biaya administrasi. Pada akhir
tahun fiskal, akun P&L "ditutup" untuk akun laba ditahan pada neraca.
Akun rekonsiliasi digunakan untuk melacak perubahan ke akun sub-ledger. Misalnya, jika Anda
melakukan pembayaran ke vendor, dimana pembayaran perlu dicatat ke akun sub-ledger vendor
sehingga account payable untuk vendor tersebut dilacak dengan tepat. Ketika Anda memposting
pembayaran kepada vendor di akun sub-ledger, posting tersebut juga secara otomatis dibuat
dalam akun rekonsiliasi G/L sehingga buku besar tetap balanced.
G/L Master Record
Akun G/L sebagai Master data. Data master menjelaskan item atau objek yang digunakan dalam
bisnis seperti akun-akun, material/bahan, pelanggan, vendor, dan lain lain. Master data adalah
data yang tidak berubah selama jangka waktu. Misalnya, alamat pelanggan adalah master data,
sedangkan informasi tentang pesanan tertentu oleh pelanggan bukan master data.
Data transaksional. Data transaksional secara teratur dihapus dari sistem dan diarsipkan,
sedangkan data master selalu disimpan dalam sistem.
Beberapa fitur penting pada modul akuntansi keuangan:
a. Laporan hingga ke transaksi awal, dari perhitungan total hingga kerincian transaksi, dari
permintaan transaksi keuangan hingga eksekusi dan realisasi.
b. Integrasi, sentralisasi dan fleksibilitas atas pengendalian keuangan sehingga aktivitas
pengendalian dapat dilakukan secara terpusat pada banyak unit usaha (pada kasus kelompok
usaha)
c. Kesesuaian dengan standar akuntansi internasional.
Subsistem akuntansi dan keuangan adalah sebagai berikut :
1. General Ledger
Dukungan seluruh aktivitas akuntansi keuangan. Fiturnya sebagai berikut
Fleksibilitas penstrukturan alokasibiaya dan transaksi keuangan
Otomatis dan terdistribusiaplikasi
Kostumisasi pelaporan yang menyedikan laporan keuangan
2. Account Receivable dan Account Payable (AR/AP)
Digunakan untuk mengelola transaksi bisnis anatara perusahaan dengan mitra bisnisnya.
3. Asset Accounting
53
Digunakan untuk mengelola kekayaan tetap (fixed asset) dan menyedikan informasi rinci
mengenai transaksi yang berhubungan dengan aset.
4. Legal Consolidation
Digunakan untuk merencanakan strategi balance sheet yang sesuai dengan kebutuhan
perusahaan.
54
Modul-modul umum yang terdapat pada subsistem controling adalah:
1. Overhead Cost Controlling
Modul Overhead Cost Controlling berfokus pada monitoring dan alokasi Overhead
(diarahkan langsung)
2. Cost Center Accounting
Menganalisis adanya Overhead dalam organisasi, serta mampu merinci aktivitas akuntansi
3. Overhead Order
Mengumpulkan dan menganalisa biaya, berdasarkan ukuran individu internal.
4. Activity Based Costing (ABC)
Respon atas kebutuhan untuk memonitor dan mengendalikan proses bisnis antar
departement.
5. Product Cost Controlling
Digunakan untuk menetukan biaya yang ditimbulkan dari pembuatan sebuah produk atau
penyediaan layanan tertentu
6. Cost Object Controlling
Digunakan untuk membantu memonotor order di area produksi.
7. Profittability Analysis
Salahsatu tahap yang dilakukan dalam pengalokasian biaya, dalam hal pendapatan ditetapkan
berdasarkan biaya pada segmen pasar tertentu.
IM- INVESTMENT MANAGEMENT
Fungsi dari modul IM overlapping dengan fungsi yng dijalankan oleh modul TR, namun
modul IM lebih spesifik ditujukan untuk menganalisis kebijakan investasi jangka panjang dan
fixed assets dari perusahaan dan membantu manajemen dalam membuat suatu keputusan.
Ada beberapa fasilitas pada investment management adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan dan anggaraninvestasi yang dapat dibuat mulai dari tingkat tertinggi, untuk
keperluan proyek atau order tertentu.
b. Perencanaan dan dan pengelolan distribusi modal
55
c. Melakukan perencanaan dan perhitungan pengurangan nilai investasiberdasarkan ukuran
tertentu.
EC-ENTERPRISE CONTROLLING
Tujuan dari modul EC adalah untuk memberikan akses bagi Enterprise Controller kepada
Information Warehouse mengenai hal-hal berikut:
(1) Kondisi keuangan perusahaan
(2) Hasil dari perencanaan dan pengendalian perusahaan
(3) Investasi
(4) Maintenance dari aset perusahaan
(5) Akuisisi dan pengembangan SDM perusahaan
(6) Kondisi pasar yang berkaitan dengan pengambilan keputusan, seperti ukuran pasar, market
share, competitor performance
(7) Faktor-faktor struktural dari proses bisnis, seperti struktur produksi,struktur biaya, financial
accounting dan profitability analysis.
Selain itu, Modul EC mendukung fungsi pengendalian atas seluruh organisasi. Subsistem
Enterprise Controlling adalah sebagai berikut :
a. Executive Information Sytem (EIS)
EIS menyedikan informasi yang diperlukan untuk mengelola organisasi.
b. Busnees Planning and Budgeting
Mendukung tim manajemen unit bisnis atauy group untuk menghitung target bisnis.
c. Profit Center Accounting
Menganalisis keuntungan yang mungkin didapatkan oleh unit bisnis tertentu.
TR-TREASURY
Modul TR berfungsi untuk mengintegrasikan antara cash management dan
cashforecasting dengan aktivitas logistik dan transaksi keuangan. Mendukung proses
pengelolaan likuiditas, portofolio, dan manajemen resiko yang efesien.
Treasury terdiri atas:
1. Cash Management
Mengindentifikasi dan mencatat kebutuhan pengembangan anggaran keuangan.
2. Treasury Management
56
Menyedikan fungsi untuk mengelola posisi dan perjanjian keuangan, mulai dari proses
transaksi penjualan hingga transfer data kebagian akuntansi keuangan.
3. Market Risk Management
Koleksi data, pengukuran risiko, analisis dan simulasi serta perencanaan aktif instrumen
keuangan.
4. Fund Management
Mendukung pengelolaan proses pendanaan mulai dari anggaran hingga ke pembayaran,
termasuk memonitor [engeluaran, aktivitas, sumber daya, dan pendapatan
SAP PEMBELIAN
Di era globalisasi seperti sekarang ini, perusahaan dituntut untuk tepat, cermat, dan cepat.
Keputusan yang tepat dan cermat memberikan dampak yang signifikan terhadap kemampuan
daya saing perusahaan. Persaingan yang semakin ketat menuntut manajer memanfaatkan
57
informasi untuk keputusan manajerialnya. Untuk itu, manajer membutuhkan sebuah sistem
informasi yang akan mengumpulkan semua data-data yang diperlukan. Salah satu informasi
terpenting yang dihasilkan oleh sistem informasi tersebut adalah informasi keuangan yang
berupa laporan-laporan keuangan.
Pembelian adalah proses penemuan sumber dan pemesanan bahan, jasa, dan
perlengkapan. Kegiatan tersebut terkadang disebut Pengadaan barang. Tujuan utamanya adalah
memperoleh bahan dengan biaya serendah mungkin yang konsisten dengan kualitas dan jasa
yang dipersyaratkan. Terlepas dari memastikan bahwa perusahaan mempunyai persediaan bahan
tanpa henti, adalah fungsi dari pembelian untuk memastikan bahwa ada keseimbangan antara
persediaan bahan dengan tingkat inventaris sehingga perusahaan dapat mempertahankan posisi
labanya sepanjang menyangkut biaya bahan baku. Kegiatan pembelian merupakan salah satu
fungsi dasar dari sebuah perusahaan, fungsi pembelian ini dikatakan dasar karena suatu
perusahaan tidak akan dapat beroperasi dengan baik tanpa adanya fungsi tersebut. Fungsi
pembelian ini sangat penting untuk dikelola dengan sungguh-sungguh karena ruang lingkup dari
pembelian tidak hanya sebatas bagaimana manajemen berhasil menerapkan suatu mekanisme
pengadaan barang secara tepat waktu dan sesuai dengan target harga, namun lebih jauh lagi
adalah bagaimana menetukan strategi kemitraan antar perusahaan yang efektif.
Sistem akuntansi pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan barang yang
diperlukan oleh perusahaan. Transaksi pembelian dapat digolongkan menjadi dua: pembelian
lokal dan impor. Pembelian lokal adalah pembelian dalam negeri, sedangkan impor adalah
pembelian pemasok dari luar negeri.
Dalam penerapannya, secara sekilas fungsi pembelian terlihat sederhana namun pada
kenyataannya terdapat suatu hal tertentu yang harus diperhatikan, terutama yang berkaitan
dengan karakteristik barang yang dibutuhkan dan faktor-faktor eksternal di sekitar perusahaan.
Oleh karena itulah manajemen dalam pembelian penting untuk diterapkan dalam perusahaan.
58
langsung pakai (tidak diselanggarakan persediaan di barang digudang), permintaan pembelian
diajukan oleh pemakai barang.
2. Fungsi Pembelian
Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai barang,
menentukan pemasok yang dipilih dalam pengadaan barang, dan mengeluarkan order pembelian
kepada pemasok yang dipilih.
3. Fungsi Penerimaan
Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan
pemriksaan terhadap jenis, mutu, dan kuantitas barang yang diterima pemasok guna menentukan
dapat atau tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan. Fungsi ini juga bertanggung jawab
untuk menerima barang dari pembeli yang berasal dari retur penjualan
4. Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi yang terkait dalam transaksi pembelian adalah fungsi pencatatan utang dan
fungsi pencatatan persediaan. Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi pencatat utang
bertanggung jawab untuk mencatat transaksi pembelian kedalam registrasi bukti kas keluar untuk
menyelenggarakan arsip dokumen sumber (bukti kas keluar) yang berfungsi sebagai catatan
utang. Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi pencatat persediaan bertanggung jawab untuk
mencatat harga pokok persediaan barang yang dibeli kedalam kartu persediaan.
Secara garis besar transaksi pembelian mencakup prosedur berikut ini:
1. Fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian ke fungsi pembelian.
2. Fungsi pembelian meminta penawaran harga dari berbagi pemasok.
3. Fungsi pembelian menerima penawaran harga dari berbagai pemasok dan melakukan
pemilihan pemasok.
4. Fungsi pembelian membuat order pembelian kepada pemasok yang dipilih.
5. Fungsi penerimaan memeriksa dan menrima barang yang dikirim oleh pemasok.
6. Fungsi penerimaan menyerahkan barang yang diterima kepada fungsi gudang untuk disimpan
7. Fungsi penrimaan melaporkan penerimaan barang kepada fungsi akuntansi.
8. Fungsi akuntansi menerima faktur tagihan dari pemasok dan atas dasar faktur dari pemasok
tersebut, fungsi akuntansi mencatat kewajiban yang timbul dari transaksi pembelian.
59
Jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi pembelian adalah:
a. Prosedur Permintaan Pembelian
Dalam prosedur ini fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian dalam formulir
surat permintaan pembelian kepada fungsi pembelian. Jika barang tidak dimasukkan ke
gudang maka, fungsi yang memakai barang mengajukan permintaan pembelian langsung ke
fungsi pembelian dengan menggunakan surat permintaan pembelian.
b. Prosedur Permintaan Dan Penawaran Harga Dan Pemilihan Pemasok
Fungsi pembelian mengirimkan surat permintaan penaawaran harga kepada para pemasok
untuk memperoleh informasi mengenai harga barang dan syarat pembelian yang lain, sistem
akuntansi pembelian dibagi menjadi sebagi berikut:
a) Sistem Akuntansi Pembelian Dengan Pengadaan Langsung
pemasok dipilih langsung oleh fungsi pembelian, tanpa melalui penawaran harga.
b) Sistem Akuntansi Pembelian Dengan Penunjukkan Langsung
dalam sistem ini pemilihan pemsok dilakukan oleh fungsi pembelian, dengan terlebih
dahulu dilakukan pengiriman permintaan penawaran harga kepada paling sedikit tiga
pemasok dan didasarkan pada perimbangan harga penaaran dari para pemasok tersebut.
c) Sistem Akuntansi Pembelian Dengan Lelang
Pemilihan pemasok dilakukan oleh panitia lelang yang dibentuk melalui lelang yang
diikuti oleh pemasok yang jumlahnya terbatas. Prosedur pemilihan pemasok dengan
lelang ini dilakukan melalui beberapa tahap berikut ini:
- Pembuatan rerangka acuan (terms of reference), yang berisi uarian rinci jenis,
spesifikasi, dan jumlah barang yang akan dibeli melalui lelang.
- Pengiriman rerangka acuan kepada para pemasok untuk kepentingan pengajuan
penawaran harga.
- Penjelasan kepada para pemasok mengenai rerangka acuan tersebut.
- Penerimaan penawaran harga dengan dilampiri berbagi persyaratan lelang oleh para
pemasok dalam amplop tertutup.
- Pembukaan amplop penawaran harga oleh panitia lelangdidepan para pemasok
- Penetapan pemasok yang dipilih (pemegang lelang) oelh panitia lelang
60
Siklus Pembelian
Siklus pembelian adalah suatu kegiatan atau transaksi pembelian, baik itu secara tunai
maupun kredit dalam suatu organisasi. Sistem Informasi Akuntansi Pembelian berarti suatu
sistem pembelian atau suatu sistem transaksi untuk mendapatkan barang-barang baik secara
kredit maupun secara tunai di dalam suatu organisasi / perusahaan yang merupakan kombinasi
dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan
untuk mendapatkan jalur komunikasi yang penting, memberi sinyal kepada management dan
menyediakan suatu dasar informasi pembelian untuk pengambilan keputusan yang cerdik. Siklus
pembelian terdiri atas :
a. Pembelian Tunai berdasarkan penawaran supplier
b. Pembelian Tunai berdasarkan inisiatif perusahaan
c. Pembelian kredit berdasarkan penawaran supplier
d. Pembelian kredit berdasarkaninisiatif perusahaanII.3 Alur Transaksi Pembelian
Pada setiap perusahaan baik perusahaan barang dan jasa dalam menjalankan aktivitasnya
selalu memerlukan barang-barang yang pengadaannnya harus dibeli dari pihak lain. Misalnya
perlengkapan kantor , barang yang dibeli untuk dijual (barang dagangan) atau barang yang dibeli
untuk diolah kembali (bahan Baku). Pembelian barang-barang dapat dilakukan dengan
pembelian tunai maupun kredit. Kelengkapan administrasi pembelian Pada perusahaan yang
telah memiliki SOP (Standard Operational Procedure) dan penyelenggaraan administrasinya
secara manual, jeis perlengkapan yang diperlukan terdiri atas : formulir-formulir, buku-buku
untuk mencatat, peralatan kantor (ATK), mesin kantor dan kegiatan kesekretariatan lainnya.
Formulir adalah daftar isian baik itu yang tercetak maupun tidak yang memiliki ruang untuk diisi
dengan informasi. Formulir bermanfaat untuk menetapkan tanggung jawab timbulnya transaksi
bisnis, merekam data, mengurangi kesalahan dan menyampaikan informasi pokok dari satu ke
orang lain. Format formulir di tiap-tiap perusahaan tidaklah sama, tetapi secara umum memiliki
data yang sama yang harus diisi.
Formulir-formulir yang diperlukan dalam aktivitas pengelolaan pembelian adalah sebagai
berikut :
61
a. Surat permintaan pembelian : Surat ini diisi oleh bagian gudang atau bagian lain yang
memerlukan barang. Surat permintaan pembelian berisi antara lain mengenai: nama,
jenis,tipe, kuantitas dan kualitas barang yang diminta, kapan barang yang bersangkutan
harus sudah diterima.
b. Surat permintaan penawaran harga : Surat ini diisi oleh bagian pembelian dalam hal
barang yang diminta dalam surat paermintaan pembelian belum ada pada daftar
langganan (pemasok/supplier). Surat permintaan penawaran harga berisi antara lain
mengenai: nama, jenis, tipe, kuantitas dan kualitas barang yang diminta tanggal paling
lambat penerimaan barang yang diminta permintaan informasi mengenai syarat
pembayaran dan syarat penyerahan yang diminta oleh calon pemasok
c. Surat Order pembelian (Purchase Order/PO) : Formulir ini diisi oleh bagian pembelian.
Formulir ini berisi keterangan mengenai nama dan alamat pemasok nama, jenis, tipe,
kuantitas dan kualitas barang yang diminta tanggal paling lambat penerimaan barang
yang dipesan syarat pembayaran dan syarat penyerahan barang
d. Laporan penerimaan barang : Formulir ini diisi oleh bagian penerimaan barang setelah
barang yang diterima dan diperiksa. Laporan penerimaan barang berisi data hasil
pemeriksaan atas barang yang diterima dan dokumen-dokumen yang terkait antara lain
berisi keterangan mengenai : Tanggal penerimaan barang, Nomor order pembelian yang
bersangkutan, nama, jenis, tipe, kuantitas dan kualitas barang yang diterima catatan hasil
pemeriksaan barang misalnya cocok tidaknya barang dengan order, adanya barang yang
rusak dan sebagainya
e. Bukti pengeluaran kas : Formulir ini diisi oleh bagian hutang apabila karena adanya
pembelian secara kredit yang jatuh tempo pembayarannya
Prosedur Pembelian
A. Prosedur Pembelian Tunai Berdasarkan Penawaran Supplier :
a). Bagian supplier mengirimkan SPH (Surat Penawaran Harga) ke bag pembelian.
b). Bagian pembelian menerima SPH dari pemasok lalu membuat permintaan daftar barang
yang dikirim ke bagian gudang.
c). Bagian gudang menerima permintaan daftar barang lalu membuat daftar barang yang ada
dan dikirimkan ke bagian pembelian.
62
d). Bagian pembelian menerima daftar barang yang ada lalu memutuskan apakah akan
memesan atau tidak. Jika tidak akan memesan maka berakhir, tetapi juka mau memesan
maka bagian pembelian akan membuat SPP(Surat Permintaan Pembelian) yang dikirim
ke pemimpin
e). Pemimpin setelah menerima SPP dari bagian pembelian, jika menyetujuinya akan
mengacc SPP. SPP yang telah diacc dikirim ke bagian pembelian
f). Bagian pembelian setelah menerima SPP yang telah diacc akan membuat SOP(Surat
Order Pembelian) rangkap 4. SOP lembar 1 akan dikirimkan kepada supplier,SOP lembar
kedua akan dikirimkan ke bagian gudang, SOP lembar ketiga akan dikirimkan ke bagian
keuangan dan SOP lembar keempat akan disimpan sebagai arsip.
g). Supplier menerima SOP dari bagian pembelian. Setelah itu supplier membuat faktur, lalu
mengirimkan faktur beserta barang yang dibeli kepada bagian pembelian.
h). Bagian pembelian menerima barang dan faktur dari supplier setelah itu mengirimkan
barang beserta faktur kepada bagian gudang
i). Bagian gudang menerima barang dan faktur dari bagian pembelian. Bagian gudang
membuat laporan penerimaan barang rangkap 2 berdasarkan barang dan SOP. Laporan
penerimaan barang lembar 1 disimpan sebagai arsip, sedangkan lembar kedua dikirim ke
bagian keuangan beserta faktur.
j). Bagian keuangan melakukan pembayaran berdasarkan atas SOP, laporan penerimaan
barang dan faktur. Pembayaran tersebut dikirim ke supplier .
Supplier setelah menerima pembayaran membuat faktur lunas yang dikirimkan ke bagian
keuangan.
k). Bagian keuangan menerima faktur lunas dan berdasarkan faktur lunas tersebut bagian
keuangan membuat laporan pemeblian tunai rangkap 2, lembar pertama kan disimpan
sebagai arsip dan lembar kedua kan dikirimkan ke pemimpin.
63
b). Bagian Pembelian menerima SPP lembar 1 dari Bagian Gudang. Berdasarkan SPP
lembar 1, maka Bagian Pembelian membuat SPPH. SPPH tersebut dikirimkan ke Bagian
Supplier. Dan Supplier membuat SPH. SPH tersebut dikirimkan ke Bagian Pembelian.
Berdasarkan SPH tersebut, Bagian Pembelian membuat SDP (Surat Daftar Pembelian)
dikirim ke Pimpinan untuk mendapat persetujuan.
Jika Pimpinan menyetujui SDP tersebut, maka SDP yang telah disetujui dikirimkan
kembali ke Bagian Pembelian. Jika tidak, maka kembali ke transaksi awal.
Berdasarkan SDP yang sudah disetujui, Bagian Pembelian membuat SOP (Surat Order
Pembelian) rangkap4. Lembar ke-1 dikirim kepada Supplier. Lembar ke-2 dikirim ke
Bagian Keuangan. Lembar ke-3 dikirim ke Bagian Gudang dan lembar ke-4 disimpan
sebagai arsip.
c). Supplier menerima SOP lembar ke-1 dariBagianPembelian. Kemudian Supplier membuat
faktur rangkap 2. Lembar ke-1 dikirim beserta barang pesanan ke Bagian Pembelian.
Lembar ke-2 disimpan sebagai arsip.
d). Bagian Pembelian menerima faktur beserta barang pesanan dari Supplier. Kemudian,
faktur dan barang dikirim ke Bagian Gudang.
e). Bagian Gudang menerima barang dan mencatat barang masuk berdasarkan SOP lembar
ke-3 dan membuat LPB (Laporan Penerimaan Barang) rangkap 3. Lembar ke-1
dikirimkan ke Bagian Pembelian. Lembar ke-2 dan Faktur dikirim ke Bagian Keuangan.
Dan lembar ke-3 disimpan sebagai arsip.
f). Bagian Keuangan menerima SOP lembar ke-2dan, Faktur serta LPB lembar ke-2 dari
Bagian Gudang.
Berdasarkan SOP lembar ke-2, Faktur dari Bagian Pembelian serta LPB lembar ke-2,
Bagian Keuangan melakukan pembayaran kepada Bagian Supplier.
g). Bagian Supplier menerima uang dari Bagian Keuangan. Supplier membuat Faktur Lunas
rangkap 2. Lembar ke-1 dikirmkan ke Bagian Keuangan dan lembar ke-2 disimpan
sebagai arsip.
h). Bagian Keuangan menerima faktur lunas. Berdasarkan faktur lunas tersebut, Bagian
Keuangan membuat Laporan Pembayaran Tunai rangkap 2. Lembar ke-1 dikirimkan ke
Pimpinan dan lembar ke-2 disimpan sebagai arsip.
64
Sistem Informasi Pembelian Kredit
Untuk dapat menjual barang tentunya perusahaan terkebih dahulu harus memperoleh
barang yang akan dijual. Sistem pembelian kredit yang baik dapat memberikan informasi
mengenai dari mana barang berasal, barang mana yang persediaannya kurang, faktur pembelian
yang sudah jatuh tempo, analisis hutang per periode untuk menjadwalkan pembayaran, daftar
giro yang dibayarkan. Dengan sistem pembelian kredit yang baik, diharapkan masalah
persediaan yang menumpuk, masalah penjadwalan pembayaran hutang dan giro yang
dibayarkan, karena kurangnya informasi dapat dihindari.
Sistem pembelian kredit merupakan bagian dari siklus pengeluaran (expenditure).
Komponen lain dari sistem pengeluaran adalah sistem penggajian dan pengeluaran kas lainnya.
Pada sistem pembelian umumnya diperlukan informasi-informasi sebagai berikut:
Sebuah sistem informasi pembelian pada suatu perusahaan umumnya memiliki aktivitas-
aktivitas sebagai berikut:
Berdasarkan aliran data secara umum tersebut, kita dapat mengenal proses pencatatan apa
saja yang perlu dilakukan. Bagian internal (yang mengoperasikan sistem) adalah bagian
pembelian dan keuangan/hutang. Dari proses tersebut dapat dirancang sistem berbasis komputer
yang memanfaatkan teknologi basis data (database).
65
C. Perancangan Basis Data
Berdasarkan analisis aliran data di atas, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya sisrtem
pembelian kredit memiliki 2 transaksi penting yaitu:
Kedua transaksi tersebut dapat menjadi lebih sederhana, misalnya jika pembelian eceran,
bahwa sebagian besar dilakukan secara tunai, maka proses-proses tersebut menjadi satu
kesatuan. Dengan demikian sistem pembelian eceran hanya memiliki satu transaksi saja.
Berikut ini adalah sebuah contoh rancangan basis data untuk sistem pembelian kredit, namun
dapat digunakan untuk sistem pembelia tunai. Basis data terdiri dari 4 tabel transaksi, yaitu tabel
pembelian dan detil pembelian, tabel pembayaran dan detil pembayaran. Basis data yang terdiri
yang dari 3 tabel induk (master) yaitu tabel supplier, tabel barang dan tabel kelompok barang.
66
b. Membuat Purchase Order (PO) dengan otorisasi dari manajer pembelian dan
dibuat rangkap 4 yang masing-masing akan diberikan kepada:
Lembar 1 : pemasok
Lembar 2 : arsip
Lembar 3 : bagian gudang
Lembar 4 : bagian keuangan dan administrasi
3. Pemasok
a. Melakukan negosiasi dengan kepala bagian pembelian
b. Membuat surat penawaran harga
c. Mengirimkan surat penawaran harga kepada kepala bagian pembelian
d. Menerima PO dari bagian pembelian
e. Lanjut ke “Prosedur Penerimaan Barang”
4. Kepala Bagian Pembelian
a. Menerima surat penawaran harga dari pemasok
b. Melakukan negosiasi harga secara langsung
5. Bagian Keuangan Dan Administrasi
a. Menerima PO dari bagian pembelian dan melakukan pencatatan tanggal
penerimaan
B. Prosedur Penerimaan Barang
1. Pemasok
a. Lanjut dari “Prosedur Pesanan Pembelian”
b. Mengirim barang ke bagian gudang disertai dengan dokumen pengiriman
(invoice, delivery order, dan faktur pajak). Masing-masing terdiri dari rangkap
4:
Lembar 1 : arsip
Lembar 2 : bagian pembelian
Lembar 3 : bagian gudang
Lembar 4 : bagian keuangan dan administrasi
2. Bagian Gudang
a. Menerima barang dari pemasok dengan dokumen pengirimannya sebanyak
rangkap 3, yang selanjutnya dikirim ke tiap-tiap bagian
67
b. Dengan PO, bagian gudang akan melakukan pengecekan secara fisik terhadap
pesanan yang dikirim
Apabila sesuai, maka barang diturunkan dan kepala bagian gudang
mengotorisasi delivery order
Apabila tidak sesuai, maka lanjut “Prosedur Penolakan Barang”
c. Mengirim dokumen pengiriman lembar 2 ke bagian pembelian
d. Mengirim dokumen pengiriman lembar 4 ke bagian keuangan dan administrasi
3. Bagian Pembelian
a. Menerima dokumen pengiriman dari bagian gudang
4. Bagian Keuangan Dan Administrasi
a. Menerima dokumen pengiriman dari bagian gudang
68
D. Prosedur Pencatatan Pembelian
1. Bagian Keuangan Dan Administrasi
a. Lanjut dari “Prosedur Penerimaan Barang”
b. Mencocokkan tanggal penerimaan barang antara PO dengan dokumen
pengiriman
c. Menyatukan dokumen-dokumen pembelian
d. Melakukan pencatatan ke dalam jurnal
2. Bagian Pembelian
a. Lanjut dari “Prosedur Penerimaan Barang”
b. Membuat tanda terima barang dan slip material, masing-masing dokumen
rangkap 2:
Lembar 1 : bagian keuangan dan administrasi
Lembar 2 : arsip
E. Prosedur Pembayaran
1. Bagian keuangan dan administrasi
a. Lanjutan dari “Prosedur Pencatatan Pembelian”
b. Menerima bukti terima barang dan slip material dari bagian pembelian
c. Melakukan pencocokkan tanggal pada bukti terima barang dan slip material
dengan dokumen sebelumnya (PO, invoice, delivery order, faktur pajak)
d. Melaporkan kepada direktur terkait transaksi pembelian barang
e. Menerima cek/giro mundur dari direktur
f. Mengirim cek/giro mundur ke pemasok
2. Direktur
a. Menerima laporan pembelian dari bagian keuangan dan administrasi
b. Melaporkan transaksi pembelian kepada direktur utama
c. Menerima cek/giro mundur dari direktur utama
d. Mengirim cek/giro mundur ke bagian keuangan dan administrasi
3. Direktur Utama
a. Menerima laporan transaksi pembelian dari direktur
b. Membuat cek/giro mundur
69
c. Mengirim cek/giro mundur ke direktur
4. Pemasok
a. Menerima cek/giro mundur dari bagian keuangn dan administrasi
b. Selesai
70
D. Prosedur Pengeluaran Barang
1. Staf Bagian Produksi
a. Membawa nota permintaan barang ke bagian gudang
2. Staf Bagian Gudang
a. Menerima nota permintaan barang dari staf bagian produksi
b. Menyiapka barang yang dibutuhkan sesuai dengan nota permintaan
c. Menyiapkan dokumen bukti pengeluaran barang rangkap 2
Lembar 1 : arsip
Lembar 2 : bagian produksi
d. Menyerahkan dokumen bukti pengeluaran barang ke kepala bagian gudang
3. Kepala bagian gudang
a. Menerima bukti pengeluaran barang dari star bagian gudang
b. Mengotorisasi bukti pengeluaran barang
c. Mengawasi pengeluaran barang
E. Prosedur Stock Opname
1. Staf administrasi bagian gudang dan staf administrasi bagian produksi menyusun
laporan stok barang akhir di masing-masing bagian dengan menyesuaikan kartu
gudang tambahan.
2. Stock opname pertama dilakukan oleh staf masing-masing bagian
3. Staf administrasi masing-masing bagian membuat laporan stock opname dengan
diotorisasi oleh kepala bagian masing-masing
4. Stock opname kedua dilakukan oleh manajer pabrik dan manajer produksi
5. Stock opname persediaan bahan baku dilakukan oleh manajer pabrik, kepala bagian
pembelian, dan kepala bagian gudang
6. Stock opname barang dalam proses dan barang jadi dilakukan oleh manajer
produksi dan manajer pabrik dengan dibantu oleh kepala bagian masing-masing
bagian produksi
7. Membuat berita acara yang disetujui oleh manajer pabrik dan manajer produksi
71
72
73
74
75
Sistem informasi manajemen produksi
Sistem informasi manajemen produksi mendukung fungsi produksi/operasi yang meliputi
semua aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan dan pengadilan proses menghasilkan barang
atau jasa. Sistem ini mendapatkan dan memproses data mengenai semua aktivitas mencakup
produksi yang baik dan pelayanan (services) yang dibutuhkan oleh konsumen.
Tujuan dari sistem informasi produksi ini :
1. Digunakan dalam merencanakan, monitoring dan mengontrol proses produksi yg terjadi
sehingga lebih efisien
2. Menghasilkan efisiensi proses produksi, kontrol kualitas yg ketat serta menghasilkan produk
yg lebih bagus
3. Mengurangi biaya dari penggunaan berbagai inventarisasi dengan mendapatkan kontrol
material yang baik
4. Produksi yang dihasilkan tepat
Dalam suatu perusahaan banyak faktor yang perlu mendapat perhatian dan dukungan
yang cepat dari pengelolaannya dalam upaya mencapai tujuan operasional secara optimal. Pada
saat ini komputer merupakan salah satu alternatif utama untuk mendukung kegiatan operasional
suatu perusahaan, baik perusahaan besar, menengah, maupun kecil. Komputer berfungsi sebagai
alat bantu dalam menyelesaikan masalah, baik untuk keperluan administrasi, perhitungan yang
rumit, arsip, pembuatan sistem informasi, pengambilan keputusan, dan lain-lain.
Oleh sebab itu pada era globalisasi ini, komputer merupakan pendukung yang handal
dalam kemajuan suatu usaha. Salah satunya adalah dalam bidang produksi barang. Salah satu
fungsi dalam bidang produksi yang sangat penting adalah menghitung harga pokok produksi.
Ketidakakuratan dalam menghitung harga pokok produksi akan menimbulkan dampak yang
negatif. Sebab harga pokok produksi mempengaruhi harga jual suatu produk. Bila terlalu tinggi
maka harga jualnya pun relatif tinggi. Sehingga mengakibatkan kalah bersaing dengan produk
dari perusahaan lain yang mempunyai harga jual yang lebih rendah. Sebaliknya, bila harga
pokok produksi terlalu rendah, maka jelas ini akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
Fungsi lainnya yang juga sangat penting dalam bidang produksi adalah kontrol produksi.
Dalam proses produksi suatu barang, kebanyakan memiliki tahapan-tahapan proses produksi
yang cukup banyak.Yaitu mulai dari bahan baku sampai terbentuk menjadi barang setengah jadi
76
atau bahkan menjadi barang jadi. Dari setiap tahapan proses produksi harus dikontrol dengan
seksama. Karena kesalahan kecil saja dari salah satu tahap dapat menyebabkan suatu kerugian
yang besar bagi perusahaan.
77
mengendalikan proses fisik yang terus berjalan. Pengendalian mesin adalah penggunaan berbagai
komputer untuk mengendalikan berbagai tindakan mesin. Hal ini juga terkenal disebut sebagai
Pengendalian numerik (numerical control). Jadi sistem komputerisasi saat ini sangat penting
didalam menciptakan keputusan manajemen produksi.
Manajemen Produksi
Dalam melakukan kegiatan produksi ada berbagai faktor yang harus dikelola yang sering disebut
sebagai faktor – faktor produksi yaitu:
1. Material atau bahan
2. Mesin atau peralatan
3. Manusia atau karyawan
4. Modal atau uang
5. Manajemen yang akan memfungsionalisasikan keempat faktor yang lain.
Dengan demikian manajemen operasi berkaitan dengan pengelolaan faktor – faktor
produksi sedemikian rupa sehingga keluaran (output) yang dihasilkan sesuai dengan permintaan
konsumen baik kualitas, harga maupun waktu penyampaiannya. Sekilas telah disebutkan dari
uraian di atas bahwa manajemen produksi operasi bertanggung jawab atas dihasilkannya
keluaran (output) baik yang berupa produk maupun jasa yang sesuai dengan permintaan dan
kebutuhan konsumen dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau serta disampaikan
tepat pada waktunya. Bertitik tolak dari tanggung jawab ini maka ukuran kinerja suatu sistem
operasi dapat diukur dari :
1. Ongkos Produksi
Bila dikaitkan dengan tujuan suatu sistem usaha, maka ukuran kinerja sering diukur
dengan keuntungan yang dapat dicapai, namun seperti diuraikan diatas bahwa sistem produksi
hanyalah salah satu dari sub sistem yang ada dalam suatu sistem usaha, sehingga untuk
mengukur seberapa besar kontribusi sistem operasi di dalam pencapaian keuntungan bukanlah
hal yang mudah. Oleh sebab itu untuk mengukur kinerja sistem produksi diambil ukuran waktu
operasi tertentu (biasanya dalam waktu satu tahun). Ongkos produksi ini meliputi semua biaya
yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk / jasa ketangan konsumen. Dengan ongkos
produksi yang murah diharapkan bahwa produk / jasa dapat dipasarkan dengan harga yang dapat
dijangkau oleh konsumen.
2. Kualitas Produk / Jasa
78
Kenyataan menunjukan bahwa konsumen tidak hanya memilih produk/jasa yang
harganya murah namun juga produk/jasa yang berkualitas, oleh sebab itu baik buruknya suatu
sistem produksi juga diukur dari kualitas produk/jasa yang dihasilkan. Ukuran kualitas produk
yang dimaksudkan disini tentunya yang disesuaikan dengan selera konsumen bukan ukuran
kualitas secara teknologi semata
3. Tingkat Pelayanan
Bagi konsumen untuk menilai baik buruknya suatu sistem produksi / operasi lebih dinilai
dari pelayanan yang dapat diberikan oleh system produksi kepada konsumen itu sendiri.
Berbicara mengenai tingkat pelayanan (service level) merupakan ukuran yang tidak mudah untuk
diukur, sebab banyak dipengaruhi oleh faktor – faktor kualitatif, walaupun demikian beberapa
ukuran obyektif yang sering digunakan antara lain:
a. Ketersediaan (availability) dan kemudahan untuk mendapatkan produk / jasa.
b. Kecepatan pelayanan baik yang berkaitan dengan waktu pengiriman (delivery time) maupun
waktu pemrosesan (processing time).
Agar dapat dicapai kinerja sistem operasi diatas maka seorang manajer produksi / operasi
dituntut untuk mempunyai sedikitnya dua kompetensi, yaitu:
a. Kompetensi Teknikal yaitu kompetensi yang berkaitan dengan pemahaman atas teknologi
proses produksi dan pengetahuan atas jenis – jenis pekerjaan yang harus dikelola. Tanpa
memiliki kompetensi teknikal ini maka seorang manajer produksi / operasi tidak akan
mengerti apa yang sebenarnya harus diperbuat
b. Kompetensi Manajerial yaitu kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan yang berkaitan
dengan pengelolaan sumber – sumber daya (faktor – faktor produksi) serta kemampuan untuk
bekerja sama dengan orang lain. Kompetensi ini sangat diperlukan mengingat penguasaan
pengelolaan atas faktor -– faktor produksi serta menjalin koordinasi dan kerjasama dengan
fungsi – fungsi lain yang ada didalam suatu unit usaha merupakan keharusan yang tak dapat
dihindarkan.
79
SUB SISTEM INPUT PRODUKSI
Dalam sistem informasi produksi sebagian data diperoleh dari sistem informasi akuntansi
yang menempatkan terminal komputer diseluruh pabrik dengan tugas mencatat setiap
kegiatan karyawan bagian produksi dan mesin saat terjadi proses produksi.
Data lainnya yang diterima oleh sistem informasi produksi adalah data yang berasal dari
subsistem produksi (rekayasa industry). Subsistem ini memiliki beberapa ahli produksi
industry). Subsistem ini memiliki beberapa ahli produksi yang mempelajari secara terus
menerus proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan agar lebih efisien. Para ahli
produksi memiliki tugas merancang bagaimana system produksi secara fisik termasuk
menentukan lokasi, alur produksi, urutan proses yang harus dilakukan, jadwal pelaksanaan
proses dan persediaan.
Subsistem lainnya yang member data kepada system informasi produksi adalah subsistem
intelejen manufaktur. Subsistem ini memberikan data-data yang berhubungan dengan
supplier dan serikat kerja.
80
SUB SISTEM OUTPUT PRODUKSI
Ada empat subsistem output yang menjadi acuan dalam proses produksi, yaitu:
Subsistem informasi produksi menunjukkan bagaimana dan kapan tahap-tahap pekerjaan
tertentu harus dilakukan.
Subsistem informasi persediaan yang menghitung volume produksi yang dihasilkan baik
untuk barang dalam proses maupun barang jadi.
Subsistem informasi kualitas mengukur kualitas bahan-bahan yang digunakan dalam proses
produksi sejak diterima dari supplier sampai dengan menjadi barang jadi.
Subsistem informasi biaya menghitung berapa biaya yang dikeluarkan saat terjadi proses
produksi.
Modul Sales & Distribution termasuk salah satu modul yang banyak diterapkan pengguna SAP
karena proses penjualan dan pengiriman barang atau penyampaian jasa ke pelanggan adalah
fungsional yang sangat penting di perusahaan. Beberapa sebab mengapa proses Sales &
Distribution adalah hal yang penting bagi perusahaan adalah:
Keinginan pelanggan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu terhadap barang atau
jasa berkualitas baik dengan harga terjangkau.
Kemajuan teknologi informasi (IT) yang memungkinkan proses penjualan dan distribusi
dilakukan secara elektronik dan real-time bahkan dari jarak yang jauh.
Globalisasi yang menuntut perusahaan untuk menjual dan mendistribusikan produk serta
mendapatkan informasinya secara cepat dan handal tanpa terbatas ruang dan waktu.
Kebutuhan untuk memangkas biaya yang ada namun tetap dituntut untuk meningkatkan
kecepatan dan kualitas layanan.
Intinya, pasar menuntut perusahaan untuk meningkatkan pelayanan, mengurangi waktu
pemrosesan pesanan hingga pengiriman dan pembayaran, meningkatkan kualitas distribusi dan
mengurangi biaya distribusi. Untuk memenuhi tuntutan pasar tersebut, perusahaan memerlukan 3
metode, yaitu Business Process Re-engineering, New Technology Implementation dan
Strategic Alliances with Customer. SAP-SD merupakan solusi di bagian New Technology
Implementation. Namun perlu diingat bahwa SAP akan berjalan maksimal jika proses bisnis
telah ditentukan dan didefinisikan dengan jelas serta dioptimalkan dalam Business Process Re-
81
engineering. Namun tidak perlu khawatir karena SAP sangat fleksibel dan dapat mengikuti
perubahan dan kebutuhan bisnis dengan cepat.
PROSES BISNIS SALES AND DISTRIBUTION (SD) PADA SAP
Proses bisnis pada Sales and Distribution merupakan proses bisnis yang menerangkan
jalanya bisnis dari permintaan sampai proses pembayaran Order--to-Cash Process.
Gambar 1 Merupakan gambaran proses bisnis yang terjadi di modul sales and distibution pada
SAP. Proses menjual dan mendistribusikan barang atau jasa dimulai dengan interaksi awal antara
pelanggan dan penjual. Hal ini berakhir setelah produk yang dibeli telah dikirim/disampaikan.
Proses Pertama yaitu membuat Quotation (sebuah kutipan) yang berisi informasi mengenai
barang atau jasa yang ditawarkan kepada pelanggan, harga, dan informasi pendukung. Kemudian
membuat Sales order dengan atau tanpa referensi dari dokumen sebelumnya. Sales Order ini
dilakukan setelah penjualan telah dikonfirmasi oleh pelanggan, maka pesanan penjualan disusun
untuk membantu dalam pengolahan pesanan. Dengan selesainya order penjualan, modul lainnya
dapat memanfaatkan data nya untuk menyelesaikan proses penjualan.
Membuat document pengiriman dimana barang secara fisik telah diterima. Mengubah
dokumen pengiriman sehingga mencerminkan pengambilan (picking). Lalu, proses selanjutnya
mengubah dokumen pengiriman hingga mencerminkan Hasil Goods Issue. Sebelum, barang
secara fisik dikirim maka diperlukan memo Kredit atau debit dengan atau tanpa referensi
82
dokumen sebelumnya. Setelah itu, membuat Dokumen pembayaran lalu mencetak faktur atau
tagihan biaya (invoice).
Di SAP, Sales & Distribution (SAP-SD) dibagi menjadi 4 sub-modul, yaitu Sales
Support, Sales, Shipping dan Billing. Berikut adalah diagram dari SAP mengenai Sales &
Distribution untuk memudahkan pemahaman anda. Penjelasan singkat mengenai sub-modul akan
diberikan di post ini. Namun untuk pemahaman lebih mendalam, masing-masing sub-modul
akan dibahas pada post tersendiri.
Sales Support
Pada sub-modul Sales Support terdapat beberapa kegiatan seperti pencarian pelanggan,
penentuan strategi promosi, pengelolaan data pelanggan dan kompetitor serta aktivitas marketing
lainnya berdasarkan informasi yang ada di Sales Information System. Data dan informasi akan
dikelola dalam SAP dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dengan pengembangan
lebih lanjut.
Sales
Sub-modul Sales berisi kegiatan yang dimulai dari penerimaan permintaan pelanggan
(inquiry) hingga pembuatan sales order. Sub-modul ini juga menangani proses kontrak dengan
83
pelanggan (Contract), retur barang (Returns) dan persetujuan atau perjanjian dalam jadwal
pengiriman barang atau jasa (Scheduling Agreement). Pada sub-modul Sales juga terdapat fitur
Pricing yang sangat fleksibel dan menjadi andalan dari SAP-SD. Berikut ini adalah beberapa
proses bisnis yang ada pada Modul SD (Sales and Distribution) SAP sebagai berikut :
Inquiry
Inquiry yaitu pelanggan meminta informasi rinci tentang barang-barang tertentu, dalam
harga yang sudah ditentukan. Kita menggunakan proses bisnis ini dalam rangka untuk
menanggapi permintaan yang dibuat oleh calon pelanggan untuk informasi tentang barang-
barang tertentu, dan khususnya, pada harga. Calon pelanggan menghubungi vendor dan meminta
informasi yang detail tentang produk. Kita dapat membuat inquiry pada SAP CRM. Berikut ini
merupakan alur proses inquiry yang terjadi pada CRM SAP :
1. Membuat Inquiry Calon pelanggan membuat sebuah inquiry mengenai satu atau beberapa
produk dari perusahaan. Perusahaan membuatkan Inquiry.
2. Membuat Aktivitas Perusahaan membuat suatu kegiatan dalam rangka untuk mengambil
kontak pribadi dengan mitra bisnis dikemudian hari, jika perlu.
3. Memonitor Status Inquiry Perusahaan memeriksa secara teratur apakah status inquiry
telah berubah, misalnya, apakah mitra bisnis tertarik pada quotation.
Quotation
Quotation (sebuah kutipan) yang berisi informasi mengenai barang atau jasa yang
ditawarkan kepada pelanggan, harga, dan informasi pendukung. Sebuah quotation memiliki masa
berlaku. Dalam masa berlaku, pelanggan memiliki pilihan untuk menempatkan pesanan dalam
kondisi yang disepakati dengan mengacu pada quotation,atau membatalkan kontrak. Perusahaan
menggunakan proses bisnis ini dalam rangka untuk memberikan konfirmasi pada mitra bisnis
84
bahwa perusahaan akan memberikan produk dalam jumlah tertentu pada waktu tertentu,dan
untuk harga tertentu. Dalam pemrosesan quotation, berbagai fungsi penjualan tersedia untuk
karyawan penjualan, serta fungsi khusus untuk quotation. Berikut ini merupakan proses bisnis
yang menggabungkan antara inquiry dan quotation:
1. Proses ini dimulai ketika perusahaan menerima sebuah inquiry dari calon
pelanggan. Pelanggan menulis atau mendokumentasikan kebutuhannya secara
lebih rinci. Perusahaan dapat mengelola semua dokumen bersamaan.
2. Perusahaan dapat memperkirakan biaya produk sebelum pembuatan quotation
dengan pertimbangan kompleksitas produk dan persyaratan khusus dari
pelanggan. Oleh karena itu, Perusahaan membuat sebuah proyek inquiry
(penyelidikan), sehingga perusahaan dapat menetapkan biaya akun
untukpemrosesan inquiry.
3. Perusahaan melakukan perencanaan awal untuk tanggal dan biaya pada proyek.
Sales Order adalah kontrak perjanjian antara sales organization (perusahaan) dengan pelanggan
mengenai penjualan barang atau jasa beserta harga, jumlah dan waktu pengiriman.
Selain Sales Order yang bersifat standar (umum), terdapat dua jenis Special Sales Order, yaitu:
a. Cash Order
Cash Sales adalah jenis order dimana pelanggan melakukan order, mengambil dan
menerima barang serta membayarnya secara langsung (cash) dalam waktu yang
berdekatan. Invoice dari Cash Sales dapat dicetak secara langsung.
b. Rush Order
85
Rush Order adalah jenis order dimana pelanggan melakukan order dan pengiriman
terhadap pelanggan tersebut akan dilakukan pada hari yang sama. Penagihan dan
pembayaran dapat dilakukan setelahnya.
c. Standart Order
Merupakan sebuah objek bisnis dari sistem Manajemen Account (FS-AM) yang
menggambarkan pembayaran pesanan berkala secara kredit atau debet dari satu atau lebih
rekening penerima. Standing Order dengan satu penerima disebut pesanan tunggal atau
individu, sedangkan pesanan dari beberapa penerima, disebut Collective Standing Order.
Untuk Standing Order, kita membedakan antara yang tetap (fixed), yang berarti
jumlahnya yang selalu sama dengan yang jumlahnya selalu berubah-ubah (variabel),
yang dikenal sebagai variable standing order.
Shipping
Sub-modul Shipping berisi proses yang berhubungan dengan pengiriman barang atau
penyampaian jasa ke pelanggan.
Billing
Sub-modul Billing berisi proses yang berhubungan dengan penagihan dan pembayaran.
Sub-modul ini juga melayani proses Credit Memo dan Debit Memo.
Credit Memo
adalah sales document yang digunakan ketika harga yang diberikan ke pelanggan terlalu
besar sehingga memerlukan pemotongan. Contoh: Kesalahan perhitungan harga karena lupa
memberikan diskon yang dijanjikan sehingga harga menjadi lebih tinggi dari yang seharusnya.
Debit Memo
86
adalah sales document yang digunakan ketika harga yang diberikan ke pelanggan terlalu
rendah sehingga memerlukan penambahan. Contoh: Kesalahan perhitungan harga sehingga harga
yang diberikan ke pelanggan lebih rendah dari yang seharusnya.
87
Sales Organization merepresentasikan bagian dari perusahaan yang di dalamnya terdapat
proses penjualan dan distribusi barang. Biasanya, Sales Organization di SAP difokuskan pada
area-area penjualan tertentu dan dibagi berdasarkan wilayah.
Contoh: Sales Organization Jawa Timur, Sales Organization Jawa Barat.
2. Distribution Chanel
Distribution Channel merupakan pembagian area penjualan berdasarkan bagaimana
produk atau layanan disampaikan atau diterima oleh pelanggan.
Contoh: wholesale, retail.
3. Division
Division merupakan pembagian area penjualan berdasarkan produk yang dijual.
Contoh: Unit Alat Berat, Spare-part.
- Internal Organization
Internal Organization dibagi menjadi tiga, sebagai berikut :
1. Sales Office
Sales Office merepresentasikan cabang dari perusahaan dimana terjadi aktivitas
penjualan. Sales Office dapat menangani satu atau lebih Sales Area.
2. Sales Group
Sales Group merupakan sekumpulan Sales Personnel yang dikelompokkan berdasarkan
kategori tertentu.
3. Sales Personnel
Sales Personnel adalah seorang sales yang bekerja di sebuah perusahaan.
88
Proses Order to Cash
Keterangan :
Proses menjual dan mendistribusikan barang atau jasa dimulai dengan interaksi awal antara
pelanggan dan penjual. Hal ini berakhir setelah produk yang dibeli telah dikirim/disampaikan.
Proses Pertama yaitu membuat Quotation (sebuah kutipan) yang berisi informasi mengenai
barang atau jasa yang ditawarkan kepada pelanggan, harga, dan informasi pendukung.
Kemudian membuat Sales order dengan atau tanpa referensi dari dokumen sebelumnya. Sales
Order ini dilakukan setelah penjualan telah dikonfirmasi oleh pelanggan, maka pesanan
penjualan disusun untuk membantu dalam pengolahan pesanan. Dengan selesainya order
penjualan, modul lainnya dapat memanfaatkan data untuk menyelesaikan proses penjualan.
Membuat dokumen pengiriman dimana barang secara fisik telah diterima. Mengubah dokumen
pengiriman sehingga mencerminkan pengambilan (picking). Lalu, proses selanjutnya mengubah
dokumen pengiriman hingga mencerminkan hasil Goods Issue. Sebelum, barang secara fisik
dikirim maka diperlukan memo Kredit atau debit dengan atau tanpa referensi dokumen
sebelumnya. Setelah itu, membuat Dokumen pembayaran lalu mencetak faktur atau tagihan
biaya (invoice)
89
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Kegiatan proses yang menggunakan ERP pada PT Indofood dimulai dari Perencanaan
dan Kontrol Produksi, melalui kebutuhan peramalan dan inteligensibisnis, Indofood
mempercayakan SAP R/3 sebagai solusi ERP, SAP Advance Plannerand Optimizer (SAP
APO) sebagai solusi Supply Chain Management (SCM) danmySAP Business Intelligence
dengan SAP Business Information Warehouse (SAPBW).
2. PT Indofood memiliki tiga criteria dalam memilih platform ERP, tiga kriteria antara lain
reliability, scalability dan kemudahan manajemen
3. SAP R/3 merupakan nama perangkat lunak ERP yang diproduksi oleh SAP AG
4.2 Saran
1. Guna meningkatkan nilai saing perusahaan, implementasi ERP dapat terus diperluas
kesektor lain, hal ini dapat lebih meningkatkan integrasi antar proses dan divisi, lalu
meminimalisir kekurangan informasi yang tak sampai.
2. PT. Indofood harus selalu memperhatikan perkembangan teknologi dan pengembangan
software ERP, sehingga dapat terus mengadopsi hal-hal yang dianggap akan bermanfaat
dalam menunjang proses bisnis.
90
DAFTAR PUSTAKA
Anggadini, Sri Dewi. (2010). Prosedur Pembayaran Gaji Pegawai Dengan System Application
And Product In Data Processing (SAP) Pada PT. PLN (Persero). Majalah Ilmiah
UNIKOM, 10(2)
Falgenti, K., & Pahlevi, S. M. (2013). Evaluasi Kesuksesan Sistem Informasi ERP pada Usaha
Kecil Menengah, Studi Kasus: Implementasi SAP B1 di PT. CP. Jurnal Manajemen
Teknologi, 10, 161-183.
Gargeya, V. B., & Brady, C. (2005). Success and failure factors of adopting SAP in ERP system
implementation. Business Process Management Journal, 11(5), 501-516.
Hall, James, 2011. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Empat, Salemba Empat, Jakarta
Mandal, P., & Gunasekaran, A. (2002). Application of SAP R/3 in on-line inventory control.
International Journal of Production Economics, 75(1), 47-55.
Wijaya, D. K., & Sadjiarto, A. (2015). Implementasi Modul Material Management Dan Modul
Finance Sap Pada Enterprise Central Component Siklus Pembelian Di PT” X”. Tax &
Accounting Review, 4(2).
http://www.slideshare.net/srilu999/sap-modules-overview-and-business-processes
http://www.slideshare.net/PeterEzzat1/sap-fico-overview?next_slideshow=1
http://memberfiles.freewebs.com/75/12/84191275/documents/Tugas%20Makalah%20SAP
%20ERP.pdf
http://priandoyo.wordpress.com/2007/03/30/belajar-sap-r3-dari-mana/, Belajar SAP R/3 dari
mana?,2007
www.tutorialspoint.com/sap/sap_tutorial.pdf
https://www.academia.edu/6294514/SISTEM_INFORMASI_MANAJEMEN_PRODUKSI?
auto=download
http://forum.onestopsap.com/forum_posts.asp?TID=833. Indofood gets a taste for
efficient PP with SAP , 2007.2.
http://en.wikipedia.org/wiki/SAP R/3 2010
91
http://www.erpweaver.com/index.php?option=com_content&view=article&id=22 %3Amodul-
functional-sap-r3&catid=14%3Aaplikasi- bisnis&Itemid=27 , Modul Functional SAP R/3,
2009
92