Makalah Kain Perca
Makalah Kain Perca
Makalah Kain Perca
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari tidak akan lepas dari suatu benda yang berbahan dasar
tekstil. Banyak sekali benda-benda disekeliling kita yang berasal dari tekstil, contohnya
pakaian dan kerajinan rumah tangga lainnya seperti keset dan gorden jendela. Tekstil
adalah bahan yang berasal dari serat yang diolah menjadi benang atau kain. Tekstil sudah
ada sejak zaman neolitikum atau zaman batu baru (8000 - 2000 SM). Pada zaman tersebut
sudah ditemukan adanya alat tenun batu yang digunakan untuk proses pemintalan dan
penenunan.
Seiring perkembangan zaman, perkembangan tekstil juga semakin meningkat. Sudah
banyak berkembang jenis-jenis tekstil masa kini. Banyak dari wirausahawan yang membuat
inovasi-inovasi baru didunia tekstil, seperti kerajinan-kerajinan tekstil. Kerajinan tekstil
memiliki arti sebagai karya seni atau kerajinan yang berbahan utama tekstil.
Pada makalah kali ini akan dibahas tentang kerajinan tekstil yang berfokus pada
pengolahan kain perca. Bukti sejarah menunjukkan bahwa kerajinan kain perca sudah ada
sejak zaman mesir kuno dan cina kuno sekitar 5000 tahun yang lalu. Seiring dengan
berjalannya waktu dan tersebarnya seni kerajinan tekstil berbahan kain perca ke penjuru
dunia, semakin banyak kreasi dan motif penggabungan kain yang tercipta.
Kain perca merupakan sisa kain dari proses penjahitan. Sepintas kain sisa ini adalah
kain yang tidak memiliki manfaat, tapi sebenarnya sisa kain ini dapat dimanfaatkan menjadi
suatu produk yang berguna. Daripada terbuang menjadi sampah lebih baik digunakan sebagai
barang yang lebih berguna. Kain perca ini dapat dimanfaatkan menjadi barang-barang
kerajinan tangan seperti tas, sarung bantal, ataupun produk-produk yang lain.
Usaha ini bergerak dalam bidang industri rumah tangga, pada dasarnya didirikan
bertujuan untuk mencari keuntungan serta untuk memenuhi kebutuhan atau permintaan
konsumen akan suatu produk yang berkualitas dan bermutu. Sedangkan penciptaan kualitas
dan mutu yang baik dengan biaya yang rendah adalah syarat utama jika menginginkan
keuntungan yang terus meningkat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, makalah ini berfokus pada pembahasan sebagai
berikut :
1. Apa yang dimaksud kerajinan kain perca?
2. Sejak kapan kerajinan kain perca itu ada?
3. Bagaimana perkembangan kerajinan kain perca di Indonesia?
1
4. Bagaimana cara mengolah dan memanfaatkan limbah kain perca?
5. Bagaimana teknik guntingan dan jahitan agar menghasilkan kerajinan kain perca
yang berkualitas?
6. Apa saja jenis kain yang dapat digunakan untuk membuat kerajinan kain perca?
7. Apa saja jenis-jenis kerajinan tekstil berbahan kain perca?
8. Bagaimana cara membuat kerajinan bros dari kain perca?
9. Bagaimana cara membuat kerajinan keset dari kain perca?
10. Bagaimana cara membuat kerajinan gantungan kunci dari kain perca?
C. Tujuan Penulisan
Bertujuan untuk memberikan keterampilan kepada para siswa sehingga nantinya dapat
meningkatkan kreatifitas dan produktivitas para siswa.
2
BAB II
PEMBAHASAN
B. Sejarah Kerajinan Kain Perca
Kerajinan kain perca termasuk kerajinan yang paling tua. Teknik penggabungan
berbagai macam potongan kain untuk menciptakan motif unik dan satu kain lebar baru
ternyata sudah tercipta sejak ribuan tahun yang lalu.
Bukti sejarah menunjukkan bahwa kerajinan perca sudah ada sejak zaman Mesir Kuno
dan Cina kuno sekitar 5000 tahun yang lalu. Di masa abad pertengahan, kerajinan perca juga
digunakan oleh berbagai bangsa untuk melapisi baju perang para prajurit mereka yang terbuat
dari baja.
Semakin lama, teknik kerajinan kain perca semakin berkembang. Di abad XI hingga
abad XIII, orang-orang di Eropa sudah mulai menggunakan teknik kerajinan ini untuk
3
membuat berbagai kebutuhan rumah tangga, termasuk selimut, baju, dan lain sebagainya. Hal
ini seiring dengan perubahan cuaca yang menjadi semakin dingin.
Kemudian, kreasi dan motif -motif baru dalam kerajinan kain ini juga semakin
berkembang hingga menjadi salah satu kesenian yang indah. Tradisi pembuatan kerajinan
perca ini kemudian tersebar ke seluruh dunia karena dibawa oleh para pengembara dan
musafir.
Seiring dengan berjalannya waktu dan tersebarnya seni kerajinan perca ke penjuru
dunia, semakin banyak pula kreasi dan motif penggabungan kain yang tercipta. Semula
kerajinan ini diciptakan hanya untuk menggabungkan beberapa potongan kain dan membuat
pakaian yang lebih bisa menghangatkan.
Tujuan pembuatannya semakin berkembang dan lebih bernilai seni tinggi. Bahkan
sekarang, pembuatan kerajinan kain perca tidak hanya dengan tujuan pemanfaatan limbah
kain saja. Kerajinan perca juga dibuat dengan tujuan kenyamanan dan keindahan si pemakai.
Cukup banyak juga para pengrajin kerajinan perca yang menggunakan 100% bahan
baru yang dipotong-potong. Potongan kain tersebut kemudian dibentuk kembali dengan
teknik kerajinan kain ini sehingga hasilnya lebih berkualitas, baik dari segi kenyamanan
maupun nilai estetikanya. Bahkan motif perca juga sering menjadi ide para desainer untuk
menciptakan karya-karya unik dan indah yang baru.
Kain perca memiliki sejarah yang panjang, bahkan telah ditemukan ribuan tahun yang
lalu. Bangsa Cina dan Mesir Kuno melapisi baju perangnya yang terbuat dari besi dari kain
perca.
Pada tahun 1100 sampai 1300 kain perca dipakai untuk membuat selimut, baju, dan
lain-lain untuk melindungi tubuh dari dinginnya musim dingin di Eropa.Setelah abad tersebut,
perca mulai menyebar ke seluruh dunia.
Seni Kerajinan Perca atau Quilting sudah ada sejak abad ke-19 di USA, Mesir, China
dan Eropa. Sekarang sudah menyebar ke seluruh dunia. Walaupun di Indonesia seni kerajinan
perca sudah ada sejak dulu, beberapa tahun belakangan ini mulai berkembang menjadi
kesenian modern. Paduan warna dan bahan katun yang nyaman dipakai ini mulai menghiasi
butik-butik mahal di kota besar di Indonesia.
4
sekali orang yang ingin memiliki dan juga mempelajari seni kerajinan ini. Barang-barang
hasil kerajinannya pun semakin beragam dan bernilai jual cukup tinggi.
Kerajinan kain ini juga menjadi salah satu kerajinan yang diminati para ibu rumah
tangga dan remaja putri untuk dipelajari. Sudah banyak kelompok-kelompok kreatif yang
khusus mengerjakan berbagai kerajinan kain ini dan menjualnya.
Bahkan, tidak sedikit dari kelompok-kelompok tersebut yang sukses menciptakan
kerajinan berkualitas dan bernilai seni tinggi hingga dapat menembus pasar internasional. Jadi,
kerajinan ini juga bisa menjadi peluang usaha yang menjanjikan bagi para ibu rumah tangga,
remaja putri atau siapa saja yang memiliki bakat dan minat di bidang jahit-menjahit.
Jika Anda tertarik dengan dunia kreasi kerajinan kain perca, Anda juga bisa belajar
membuat dan menghasilkan karya yang tidak kalah berkualitas. Anda bisa mulai belajar dari
teknik-teknik dasar terlebih dahulu dan kemudian mulai mengembangkan kreasi setelah anda
cukup mahir.
Untuk mempelajari kerajinan perca ini, Anda bisa belajar secara otodidak dengan
membaca berbagai buku panduan yang bisa ditemukan di berbagai toko buku, baik online
maupun offline. Selain itu, Anda juga bisa belajar langsung dari para pengrajin kain perca
yang saat ini sudah cukup banyak yang membuka kursus kerajinan perca untuk umum.
5
4. Bentuk Manusia, Hewan dan Tumbuhan
Biasanya bentuk ini dipakai sebagai pemanis, tapi banyak juga yang memakai bentuk ini
untuk motif utama. Bentuknya yang lucu dan bervariatif membuat banyak orang
menyukai bentuk yang satu ini.
6
Untuk memulai bisnis kerajinan kain perca, ada beberapa persiapan yang harus Anda
perhatikan :
1. Pertama-tama tentukan ide dan desain produk yang akan Anda produksi. Sesuaikan desain
yang Anda buat dengan target pasar yang ingin Anda bidik. Contohnya saja desain warna-
warni cerah untuk konsumen anak-anak dan remaja, sedangkan untuk konsumen ibu-ibu bisa
memilih desain yang lebih simpel dengan warna yang lebih kalem.
2. Perluas pengetahuan dan kemampuan Anda dengan membaca buku-buku kreasi perca
maupun searching model-model baru dari internet. Langkah ini cukup penting agar
produk Anda tidak ketinggalan zaman.
3. Persiapkan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan selama proses produksi
berlangsung. Mulai dari mesin jahit, benang, jarum, gunting, dan lain sebagainya.
4. Jalin kerjasama dengan pemasok kain perca. Bisa saja Anda mendapatkan kain perca dari
tukang jahit di sekitar kota Anda, atau dari toko-toko kain yang memiliki sisa potongan
kain cukup banyak. Bisnis kerajinan kain perca termasuk salah satu peluang usaha yang
bisa dijalankan dengan modal kecil namun menjanjikan untung yang cukup besar bagi
pelakunya. Bahan baku kain perca bisa Anda dapatkan dengan harga murah meriah dari
para penjahit maupun pabrik konveksi yang ada di sekitar lokasi Anda. Bahkan bila Anda
sudah menjalin hubungan baik dengan pelaku bisnis konveksi, pasokan potongan kain
sisa bisa Anda dapatkan secara cuma-cuma alias gratisan dari rekanan bisnis Anda.
Kendala yang sering dihadapi para pelaku usaha yaitu tingkat persaingan produk yang
semakin ketat. Saat ini sudah banyak pelaku bisnis yang memproduksi aneka macam barang
daur ulang untuk merebut perhatian konsumen. Selain itu, terkadang bahan kain perca yang
Anda dapatkan tidak semuanya berkualitas bagus. Hal ini membuat kualitas produk Anda
juga akan ikut menurun. Karenanya untuk menghindari resiko tersebut, sebelumnya
lakukanlah penyortiran untuk memisahkan kain perca yang berkualitas bagus dan yang
kurang berkualitas.
7
Alat dan Bahan :
a. Kain sisa (perca)
b. Gunting
c. Benang
d. jarum jahit
e. peniti bros
f. lem bakar
g. jika tidak ada tembakan untuk melelehkan siapkan lilin dan korek api
h. satu lagi hampir lupa, benda bulat untuk mencetak pola dan pena
Langkah Pembuatan :
1. Buat pola dengan cetakan sesuatu yang berbentuk bulat, lakukan hingga permukaan
kain terpenuhi dengan pola.
2. Buat pola dengan cetakan sesuatu yang berbentuk bulat, lakukan hingga permukaan
kain terpenuhi dengan pola.
3. Gunting semua pola yang telah di buat, seperti ini. Dan bila masih ada sisa guntingan
yang berupa kain kecil - kecil ini jangan dibuang.
4. Kemudian, dari hasil pengguntingan tersebut sisakan satu pola yang memliki warna
dominan atau sesuka hati teman - teman.
5. Membentuk kelopak bunga, ambil pola lain selain pola yang telah disisihkan tadi.
Tekuk jadi dua hingga membentuk setengah lingkaran.
6. Lalu kerutkan, atau dengan cara membuat lipatan-lipatan kecil lalu menumpuknya.
7. Lalu jahit lalu putar benang, agar bentuk tidak berubah
8. Lakukan terus hingga pola habis.
9. Membentuk bagian tengah bunga. Ambil satu pola yang tadi, lalu kumpulkan sisa kain
dari pengguntingan pola, kumpulkan terus hingga membentuk bulatan.
10. Masukan sisa pengguntingan pola kedalam satu pola yang telah disendirikan tadi,
bulatkan hingga memadat.
11. Bulatan yang memadat tadi, bagian belakangnya harus segera dijahit agar bulatan bisa
terbentuk dengan bagus.
12. Untai setiap kelopak yang sudah dibuat tadi dengan jarum dan benang jahit atau
rekatkan dengan lem bakar, pastikan sisi - sisinya sama, dengan sisi warna dan
cekungan yang di inginkan.
13. Setelah diuntai, lingkarkan hingga membentuk sebuah bunga, jahit lagi agar
bentuknya kokoh
14. Satukan bulatan atau bagian tengah bunga yang sudah dibuat tadi dan jahit, atau bisa
juga di lem dengan lem bakar, setelah selesai sematkan peniti bros dibagian balakang
bunga dengan menjahitnya atau di lem dengan lem bakar.
8
2. Membuat Keset
3. Membuat Gantungan Kunci
9
Alat dan Bahan :
a. Jarum dan benang jahit
b. Gunting
c. Kain perca
d. Kancing/mote/manik
Langkah Pembuatan :
1. Kain perca digunting memanjang, tidak perlu panjang, cukup 12 - 15cm dan lebar 2-
3cm. Untuk lebar kain, bisa dibuat dari 2cm kemudian membesar hingga 3cm atau
lurus saja (sesuai selera).
2. Ambil salah satu ujungnya, lipat kebagian belakang kain, kemudian lipat menjadi dua.
3. Jahit jelujur, hingga mendekati ujung kain satunya. Ujung kain dilipat ke bagian
belakang kain, kemudian lanjutkan jelujurnya.
4. Jika sudah, tarik benang jahit perlahan, hingga membentuk kerutan. Kemudian benang
di simpul mati dan gunting.
5. Beri hiasan, kali ini memakai kancing berwarna merah.
6. Hiasan siap di aplikasikan ke kain bundar, untuk selanjutnya dibuat kerut yo-yo
dengan tutup botol plastik.
10
banyak dipergunakan. Mesin ini bila menggunakan dinamo atau motor listrik
maka penggeraknya adalah tenaga listrik.
2) Mesin Jahit Semi Otomatis
Mesin jahit semi otomatis adalah mesin jahit serba guna yang memiliki
berbagaimacam fasilitas, dan mesin ini digerakkan dengan menggunakan motor
listrik. Mesin ini memiliki fasilitas yang lebih lengkap dibandingkan mesin jahit
manual. Dengan demikian, mesin ini selain digunakan untuk menjahit lurus, juga
dapat menjahit berbagai macam setikan hiasan. Selain itu mesin jahit ini
dilengkapi pula dengan berbagai macam sepatu jahit dengan berbagai fungsi
(sepatu lubang kancing, pasang kancing dan lain-lain.). Mesin jahit ini dikatakan
semi otomatis karena untuk pembuatan berbagai macam setikan hiasannya masih
memerlukan peralatan (cam) lain yang sesuai dengan motif yang diinginkan. Bila
menggunakan berbagai macam bentuk hiasan, maka cam nya pun harus diganti
sesuai dengam motifnya.
3) Mesin Jahit Otomatis
Mesin jahit otomatis ini biasanya berbentuk portable atau tanpa menggunakan
meja. Kegunaan mesin jahit ini hampir sama dengan mesin jahit semiotomatis.
Perbedaannya adalah dalam mesin jahit ini memiliki komponen yang lebih praktis.
Hal itu terutama terletak dalam menggunakan fasilitas bermacam-macam hiasan.
Pada mesin jahit tersebut cukup menekan tombol saja sesuai dengan motif yang
diinginkan.
4) Mesin Jahit Industri
Mesin jahit industri adalah mesin jahit yang digunakan di industri pakaian jadi,
yang digunakan untuk produksi dalam jumlah yang besar. Mesin ini disebut pula
sebagai mesin jahit high speed atau mesin jahit dengan kecepatan tinggi. Biasanya
hanya digunakan untuk menjahit lurus.
5) Mesin Jahit Penyelesaian
Mesin jahit penyelesaian dapat disebut sebagai mesin jahit khusus. Mesin jahit
jenis ini hanya digunakan untuk satu macam penyelesaian jahitan saja. Misalnya,
mesin obras yang digunakan khusus untuk penyelesaian tiras (pinggiran) busana.
b. Alat Menjahit Pendukung
Alat menjahit pendukung adalah semua peralatan menjahit yang secara tidak langsung
membantu dalam proses jahit menjahit. Dengan bantuan alat-alat penunjang ini, maka
dapat memperlancar dan mempermudah pekerjaan menjahit. Contoh alat-alat
penunjang diantaranya adalah sebagai berikut:
11
1) Alat pengukur
Alat mengukur adalah peralatan yang digunakan untuk mengambil ukuran
badan dalam pembuatan busana. Alat pengukur tersebut sering disebut sebagai
pita ukuran atau metlin/meteran. Untuk mengambil ukuran badan tersebut
diperlukan pula veterban yang berfungsi untuk menandai tempat mengambil
ukuran.
2) Alat pembuat pola
Alat membuat pola adalah alat yang digunakan untuk membuat pola
pakaian. Membuat pola pakaian biasanya dilakukan pada kertas, baik yang
berukuran kecil maupun besar. Pola yang berukuran kecil (skala kecil) biasanya di
buat pada kertas yang kecil pula (buku pola yang berukuran kuarto/ buku kostum),
sedangkan pola yang yang berukuran besar (skala satu) dibuat pada kertas yang
lebar. Dengan demikian, peralatan untuk membuat pola diantaranya adalah
penggaris baik penggaris meter biasa maupun penggaris pola pakaian (dress
marker ruler), pensil hitam, pensil merah biru, kertas payung, kertas doorslag dan
lain-lain. Penggaris pola pakaian (dress marker ruler) adalah macam- macam
penggaris yang digunakan untuk mempermudah dalam membuat bentuk pola pada
busana.
3) Alat Pemotong
Alat pemotong adalah peralatan menjahit yang digunakan untuk memotong
kain/bahan pada saat membuat pakaian. Contoh alat pemotong kain di antaranya
adalah gunting kain, gunting kertas, gunting zig zag, gunting benang, cutter, dan
gunting listrik. Gunakan gunting-gunting tersebut sesuai dengan fungsinya agar
gunting tetap dalam kondisi yang baik. Gunting kain hanya untuk memotong kain,
dan gunting kertas hanya dipakai untuk menggunting kertas. Gunting zigzag,
biasanya digunakan untuk penyelesaian tiras kain. Gunting benang digunakan
untuk memotong benang pada saat proses menjahit. Gunting listrik digunakan
untuk memotong kain dalam ukuran yang besar dan biasanya banyak digunakan
oleh industri-industri busana yang besar pula. Usahakan gunting selalu dibersihkan
dan tidak boleh jatuh.
4) Alat Pemberi Tanda
Alat pemberi tanda adalah semua peralatan menjahit yang digunakan untuk
memindahkan garis-garis pola pada kain. Alat-alat untuk memberi tanda tersebut
di antaranya adalah rader, karbon jahit, kapur jahit, pensil kapur, dan skirt marker.
Rader adalah alat untuk memindahkan garis pola pada kain/bahan, agar garis pola
dapat pindah pada kain. Untk itu, dibutuhkan karbon jahit (tracing paper). Rader
ada 2 macam, yaitu rader bergerigi dan tidak bergerigi. Rader bergerigi digunakan
12
uantuk kain-kain yang agak tebal, sedangkan rader tidak bergerigi digunakan
untuk kain-kain yang tipis. Rader biasanya terbuat dari logam dengan pegangan
kayu serta ada yang terbuat dari plastik dengan roda dari besi.
c. Alat-Alat Pelengkap Menjahit
Selain alat menjahit pokok dan alat menjahit pendukung, di dalam menjahit
atau membuat pakaian diperlukan alat pelengkap menjahit. Fungsi alat pelengkap ini
adalah agar pekerjaan jahit menjahit tidak terhambat atau lancar. Alat-alat pelengkap
menjahit di antaranya adalah jarum tangan, jarum pentul, bidal, pendedel, needle
threader, dan bantalan jarum. Jarum tangan adalah jarum yang digunakan untuk
pekerjaan menjahit yang menggunakan tangan, misalnya pekerjaan mengelim atau
menjelujur. Jenis jarum tangan yang baik adalah yang berkepala kuning emas pada
lubangnya.
d. Attachment
Attachment adalah alat-alat yang digunakan untuk membantu pada saat
menjahit dengan menggunakan mesin jahit. Attachment ini biasanya berbentuk sepatu
mesin. Contoh attachment diantaranya adalah sepatu retsluiting, sepatu klim gulung,
sepatu memasang kancing, sepatu lubang kancing, sepatu melipit, sepatu mengelim,
setikan hias (zig-zag), sepatu untuk merompok, sepatu untuk mengerut, dan lain-lain.
Sepatu retsluiting ada 2 macam, yaitu sepatu retsluiting biasa yang mempunyai
satu kaki dan terbuat dari logam. Sepatu retsluting Jepang terbuat dari plastik, di
tengahnya terdapat lubang untuk tempat masuk dan keluarnya jarum, dan di bawahnya
terdapat 2 jalur tempat gigi retsluting. Sepatu klim terbuat dari logam, di bagian
tengahnya terdapat alat spiral untuk menggulung kain.
Sepatu lubang kancing terbuat dari logam, bentuknya bermacam-macam,
mulai dari ukuran yang kecil sampai yang besar. Untuk mesin jahit semi otomatis dan
otomatis, biasanya telah dilengkapi sepatu lubang kancing tersebut.
e. Alat Mengepres
Alat mengepres adalah alat yang digunakan untuk memberikan bentuk yang tetap
pada bagian-bagian busana dengan cara diseterika. Dengan demikian, alat yang
dibutuhkan untuk pengepresan ini adalah macam-macam seterika, ironing press,
bantalan setrika, dan papan seterika. Ironing press berbentuk persegi panjang seperti
papan seterika. Pada bagian bawah terdapat papan pres yang dilapisi dengan kain
putih yang tidak mudah terbakar. Bagian atas terdapat lempengan logam untuk
pengepres. Bantalan seterika adalah bantalan yang digunakan untuk membantu proses
menyeterika atau mengepres. Bentuknya bermacam- macam bergantung dari
fungsinya, misalnya bantalan untuk lengan, bahu, dan lain-lain. Papan seterika
digunakan pada saat akan menggosok kain dengan menggunakan seterikaan.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kerajinan kain perca merupakan salah satu kerajinan yang memanfaatkan bahan-bahan
sisa atau limbah dari proses penjahitan, yang akan menghasilkan sebuah karya kerajinan
yang indah dan memiliki nilai estetika tinggi.
2. Kerajinan kain perca termasuk kerajinan yang paling tua. Bukti sejarah menunjukkan
bahwa kerajinan kain perca sudah ada sejak zaman Mesir Kuno dan Cina Kuno sekitar
5000 tahun yang lalu.
3. Kain perca dapat dimanfaatkan kembali menjadi sebuah kerajinan tekstil yang
fungsional dan memiliki nilai jual. Memanfaatkan kain perca sebagai bahan baku utama
pembuatan kerajinan teksil ternyata bisa menjadi salah peluang bisnis yang sangat
menguntungkan.
4. Bentuk guntingan yang digunakan untuk membuat kerajinan kain perca bisa
berbentuk bangunan geometri seperti segitiga dan persegi. Bias juga berbentuk hewan,
manusia, atau bahkan tumbuh-tumbuhan seperti bunga.
5. Teknik jahitan dapat berupa jahitan tangan maupun jahitan mesin. Teknik jahitan
yang digunakan untuk kerajinan kain perca ini ada 3 yaitu, teknik patchwok, teknik
applique, dan teknik quilting.
6. Semua jenis kain sebenarnya bias digunakan untuk membuat kerajinan kain perca,
namun tidak semua kain sisa atau kain perca dapat digunakan. Harus diperhatikan
terlebih dahulu kualitas dari kain perca. Kain perca yang memiliki kualitas rendah
sebaiknya tidak digunakan, karena akan membuat kualitas produk menurun. Contoh kain
yang biasa digunakan yaitu, kain batik, kain satin, kain rayon, dan kain sutera
7. Produk hasil kerajinan kain perca dapat berupa bros, hiasan dinding dan juga peralatan
rumah tangga seperti sarung bantal, keset, sprei atau bed cover, gorden, dan tutup
galon.
8. Kendala yang biasa dihadapi oleh pengusaha kerajinan tekstil adalah percaingan yang
sangat ketat dengan produk kerajinan lainnya seperti kerajinan barang-barang daur
ulang. Hal ini dapat memicu turunnya harga beli dan harga jual pada produk kerajinan
kain perca. Solusi yang bisa dilakukan adalah dengan memasarkan produk kejangkauan
yang lebih luas, seperti dunia maya. Para pengusaha juga bias bekerja sama dengan toko-
toko peralatan rumah tangga untuk menitipkan produk nya dan juga bias menikuti bazar-
bazar yang tersedia.
14
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dan simpulan yang telah dijelaskan sebelumnya, ada
beberapa saran mengenai usaha kerajinan tekstil kain perca sebagai berikut:
1. Untuk para pengusaha penjahitan atau koveksi, sebaiknya kain perca sisa-sisa penjahitan
diolah kembali supaya menghasilkan suatu barang yang memiliki nilai jual. Dengan
begitu limbah hasil proses penjahitan semakin berkurang.
2. Untuk para pengusaha kerajinan tekstil kain perca, sebaiknya menggunakan kain sisa
atau kain perca yang berkualitas dan layak untuk digunakan kembali. Hal tersebut akan
mempengaruhi produk yang dihasilkan supaya memiliki nilai estetika dan nilai jual
yang tinggi.
3. Sebagai para pengusaha kerajinan tekstil, seharusnya bersaing secara sehat untuk
mendapatkan perhatian dari para konsumen. Carilah peluang serta inovasi-inovasi yang
menarik agar para konsumen tertarik kepada produk yang akan anda hasilkan.
4. Lestarikan budaya kerajinan tekstil yang ada di Indonesia, salah satunya adalah kerajinan
kain perca. Jangan sampai produk dari luar negeri bisa mengalahkan produk yang
dihasilkan oleh para pengusaha di Indonesia
15
DAFTAR PUSTAKA
Berliana, Nada. (2017). Pengertian kerajinan menurut para ahli. [Online]. Tersedia:
http://nadaberliana.blogspot.com/2017/11/pengertian-kerajinan- menurut-para-ahli.html
[11 Juli 2022].
Putri, Fadilah Nurul. (2016). Pengertian dan sejarah kain perca. [Online]. Tersedia:
http://fadilahnp.blogspot.com/2016/03/pengertian-dan-sejarah-kain- perca.html [11 Juli
2022].
16
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT. kami panjatkan atas limpahan Rahmat,
Hidayah, serta Inayah-Nya kami bisa menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam semoga
tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi akhir zaman, penolong ummat, yaitu Baginda
Muhammad SAW. yang telah menunjukkan kita kepada jalan yang diridhoi oleh Allah dengan
ajarannya yaitu agama Islam.
Makalah kami buat untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan
di SMA PGRI Pagar Alam. Di dalam makalah ini dibahas tentang Kerajinan dari Kain Perca.
Pembuatan makalah ini banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, terutama guru
Pembimbing yang telah dengan ikhlas dan sabar membimbing kami dalam pembuatan makalah
ini, untuk itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada beliau. Juga kepada
pihak-pihak yang telah membantu kami dan tidak dapat kami sebutkan satu persatu, kami
ucapkan terima kasih.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Kerajinan dari Kain Perca. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa
di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang akan kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Penulis
17
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang........................................................................................................... 1
B.Rumusan Masalah...................................................................................................... 1
C.Tujuan Penulisan........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A.Seni Kerajinan Perca.................................................................................................. 3
B.Sejarah Kerajinan Kain Perca.................................................................................... 3
C.Kerajinan Kain Perca di Indonesia............................................................................. 4
D.Bentuk Guntingan Kerajinan Kain Perca................................................................... 5
E.Teknik Jahitan dalam Kerajinan Kain Perca.............................................................. 6
F.Cara Memanfaatkan Kain Perca Batik....................................................................... 6
G.Cara Membuat Kerajinan dari Kain Perca................................................................. 7
1. Membuat Bros.................................................................................................... 7
2. Membuat Keset.................................................................................................. 9
3. Membuat Gantungan Kunci............................................................................... 9
H.Pengenalan Alat-alat dan Bahan Menjahit...................................................................... 10
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan................................................................................................................ 14
B.Saran........................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
18
Guru Pembimbing :
Disusun Oleh :
1. AZIA FEBY APISTA
2. NURUL HANNISA
3. MUHAMMAD RANGGA
4.
5. AGIL KRISTIAN
19
20