Spek Tek

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 84

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR


BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI PEMALI-JUANA
SNVT PELAKSANAAN JARINGAN SUMBER AIR PEMALI JUANA
A l a m a t : Jl. Brig. Jend. S. Soediarto 375, Telp. (024)6723212 Fax. 6722239 Semarang

SPESIFIKASI TEKNIS

PAKET PEKERJAAN :

PENGENDALIAN BANJIR DAN ROB KAWASAN


TAMBAK LOROK TAHAP II

SNVT PELAKSANAAN JARINGAN SUMBER AIR PEMALI-JUANA


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

SUMBER DANA APBN


TAHUN ANGGARAN 2022-2024
BAB – 1
SPESIFIKASI UMUM

1.1 SATUAN PENGUKURAN


Satuan pengukuran yang digunakan dalam proyek ini adalah sistem metrik.

1.2 DATUM
Pada setiap gambar konstruksi paling tidak sebuah ketinggian utama harus dikaitkan
dengan keseluruhan data.

1.3 BENCH MARK


Bench Mark (BM) yang disediakan di lapangan selama survei terdahulu harus
digunakan oleh Penyedia untuk Kontrak ini, semua jalur dan ketinggian yang
ditunjukkan pada gambar-gambar harus dihubungkan dengan titik ini. Sebelum
dimulainya pekerjaan seperti yang diisyaratkan dalam kontrak ini, pemeriksaan
seluruh lokasi dan ketinggian dari titik ini harus secara bersama-sama dilaksanakan
oleh Direksi dan Penyedia dan harus disetujui tempat dan ketinggian dari setiap titik.
Titik-titik selanjutnya harus dibuat oleh Penyedia sebagaimana disyaratkan oleh
Direksi. Bench Mark (BM) akan terdiri dari pipa baja yang berdiameter 25 mm,
ditanam dalam blok beton sebagaimana disyaratkan oleh Direksi dan demikian pula
harus disetujui tempat serta ketinggiannya.
BM ini harus didirikan dengan tingkat ketelitian paling tinggi dan sesuai dengan
kebiasaan yang berlaku. Pada BM harus ditulis nama dan ketinggian.
Penyedia harus melindungi semua BM dari kerusakan atau salah pemindahan.
Apabila suatu BM pindah atau rusak, Penyedia harus membetulkan, mengganti
dan/atau menempatkan kembali hingga memuaskan Direksi.
Suatu pemeriksaan bersama secara periodik atas semua lokasi Bench Mark dan
ketinggiannya harus dilaksanakan oleh Penyedia dan Direksi. Tanpa pemeriksaan
semacam itu Penyedia harus bertanggungjawab menjamin ketelitian pelaksanaan
pekerjaan tahap permanen.

1.4 PENGAMATAN
1.4.1 Pengamatan Cuaca dan Bencana
Selama pelaksanaan proyek, Penyedia diwajibkan mencatat dan melaporkan kondisi
cuaca dan bencana setiap hari kerja. Yang dimaksud cuaca adalah hujan dan angin.
Sedang bencana adalah seperti banjir, gempa, kebakaran, dan sebagainya yang
terjadi di luar kekuasaan manusia.

1.4.2 Pengamatan Pasang Surut


Selama pelaksanaan proyek, Penyedia diwajibkan mengamati muka air terendah dan
tertinggi secara visual dengan menggunakan peilschaal. Skala pembacaan yang
terdapat di peilschaal harus dikaitkan ke Bench Mark.

1.4.3 Pengamatan Gelombang


Selama pelaksanaan proyek, Penyedia diwajibkan mengamati tinggi gelombang
secara visual.

1.4.4 Laporan Pengamatan


Hasil pengamatan seperti tersebut diatas harus dilaporkan setiap bulan kepada
Direksi.

1.5 JAMINAN KUALITAS


1.5.1 Gangguan
Penyedia harus merencanakan dan mengkoordinasikan pekerjaan untuk mengurangi
gangguan terhadap instalasi atau fasilitas yang sudah ada atau gangguan diantara
beberapa pekerjaan dan disiplin.
Apabila gangguan ini terjadi, Direksi akan menentukan pengaturan tempat kembali
dari setiap bagian tanpa mempertimbangkan yang mana yang telah dikerjakan lebih
dahulu. Tempat peralatan dan/atau bahan-bahan harus disesuaikan sebagaimana
yang diminta dengan semua bahan penunjang dan tenaga kerja yang diperlukan
untuk pekerjaan direncanakan.

1.5.2 Mutu Pekerjaan


Direksi hanya akan menyetujui pekerjaan dengan mutu yang memenuhi standar.
Pekerjaan dengan mutu di bawah standar tidak akan diterima.
Penyedia harus menyerahkan kepada Direksi nama-nama karyawan yang
dipekerjakan dengan kualifikasi dan pengalamannya yang baik dalam pekerjaan yang
dilaksanakannya. Direksi berhak meminta mengganti karyawan yang tidak sesuai
dengan standar.

1.5.3 Alat dan Bahan


Semua alat dan bahan-bahan yang digunakan, kecuali jika ditentukan lain dan
disetujui oleh Direksi, harus dalam keadaan baik dan bebas dari cacat atau
ketidaksempurnaan serta harus berasal dari produksi standar terbaru dari pabrik yang
biasa dipesan untuk pembuatan alat dan bahan-bahan semacam itu.

1.5.4 Kondisi Lingkungan


Semua bahan dan alat yang digunakan, sebagaimana yang diterapkan dalam kontrak
ini harus memadai dan sesuai dengan keadaan lingkungan proyek.
Semua bahan dan alat harus memadai dan sesuai dengan Kontrak, dan Penyedia
harus mengetahui benar-benar keadaan lingkungan proyek.

1.5.5 Pemeriksaan
Tanggung jawab terhadap pemeriksaan bahan-bahan, pembuatan oleh pabrik berada
pada pihak Penyedia, tetapi Direksi tetap berhak untuk memeriksa setiap waktu
selama pekerjaan berlangsung untuk menjamin bahwa bahan-bahan dan mutu
pekerjaan sesuai dengan spesifikasi dan pelaksanaan kerja yang paling baik.
Pemeriksaan yang dilaksanakan Direksi terhadap pekerjaan tidak harus
menyebabkan Penyedia lepas dari tanggung jawab sepenuhnya terhadap mutu
pekerjaan.Kesalahan atau kekurangan yang ditemukan selama pembuatan di pabrik
dan setiap bahan yang ditemukan tidak sempurna harus diperbaiki oleh Penyedia
dengan biaya sendiri.

1.5.6 Penyimpanan
Untuk mendapat persetujuan.Untuk mendapatkan persetujuan Direksi, Penyedia
harus menyiapkan dan menyerahkan rencana yang terinci lengkap dengan
spesifikasinya dalam waktu tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari.Dibawah ketentuan
kontrak, Penyedia harus tetap bertanggungjawab atas tidak selesainya pekerjaan
dalam jangka waktu atau waktu-waktu yang ditentukan dalam kontrak.
Persetujuan rencana dan persetujuan atas rencana alternatif oleh Direksi tidak
menyebabkan Penyedia bebas atas kewajiban-kewajiban menurut ketentuan kontrak
dan Penyedia harus menjamin rencana tersebut untuk tujuan yang dimaksud dari
bagian itu atau bagian-bagian dari pekerjaan yang rencana alternatifnya telah
diserahkan oleh Penyedia.

1.5.7 Persyaratan Keamanan


Penyedia harus menyediakan semua tanda peringatan, penghalang untuk keamanan,
alat pemadam kebakaran dan lain-lain yang diperlukan atau yang diminta oleh
Direksi, untuk menjamin keamanan personil dan kendaraan-kendaraan dalam
lingkungan kerja dan jalan masuknya.

1.5.8 Pengawasan Pabrikan


Penyedia harus meminta pabrik yang alatnya banyak dibeli atau dipakai atau
merupakan peralatan ataupun konstruksi khusus untuk menyediakan pelayanan
teknisi yang bermutu untuk mengawasi, memeriksa, menyelesaikan dan menjalankan
alat yang telah dipasang, sebelum atau pada waktu alat tersebut diperiksa dan atau
dipergunakan.
Pengawasan, pemeriksaan, penyelesaian dan pengoperasian tersebut tidak akan
membebaskan Penyedia atas tanggung jawabnya untuk melaksanakan terpasangnya
alat dengan baik dan siap untuk pengoperasian.

1.5.9 Sumber Produksi


Sumber produksi yang ditentukan dalam spesifikasi menunjukkan standar kualitas
yang harus digunakan sebagai dasar pemilihan bahan oleh Penyedia, Direksi akan
mempertimbangkan produksi alat yang serupa dari pihak-pihak lain yang mempunyai
reputasi baik.

1.5.10 Pembersihan
Penyedia harus meninggalkan bangunan-bangunan dan daerah-daerah kerja dalam
keadaan sepenuhnya bersih dan rapi. Penyedia harus membersihkan lokasi
perkerjaan dari sisa – sisa bahan dan peralatan yang tidak terpakai. Penyedia harus
memindahkan semua halangan-halangan sementara, peringatan-peringatan dan alat
pelindung sementara setelah memperbaiki tempat tersebut kepada keadaan semula.

1.6 PENGAWASAN KUALITAS


Penyedia harus memakai (i) sistem pemeriksaan yang baik dan melaksanakan
pemeriksaan yang dimaksud serta menguji bahwa pekerjaan yang dilaksanakan telah
sesuai dengan kontrak dengan persyaratannya dan (ii) memelihara serta
menyediakan untuk Direksi, catatan-catatan yang memadai dari pemeriksaan dan
pengujian tersebut. Pemeriksaan kualitas harus mengacu pada peraturan standar
Indonesia.

1.7 DAERAH KERJA PENYEDIA


Penyedia bekerja sama dengan pemilik, pejabat setempat dan pemilik tanah untuk
menetapkan seluruh daerah kerja Penyedia. Dalam hal ini, Penyedia bila perlu
mendirikan dan memelihara kantor, gudang-gudang, perbekalan, bengkel reparasi,
bengkel kerja, penyimpanan kendaraan, penyimpanan bahan dan lain-lain, serta
semua fasilitas yang menunjang pelaksanaan kerja demi tercapainya efisiensi kerja.
Tiga puluh hari sebelum tanggal dimana Penyedia memulai pembangunan
perkemahan, Penyedia harus menyerahkan gambar-gambar dan spesifikasi-
spesifikasi dengan rincian mempermudah penentuan lokasi yang tepat, untuk
mendapat persetujuan dari Direksi. Tidak ada perkemahan lain yang akan dibangun
selain perkemahan yang sifatnya sementara yang pembangunannya menurut
gambar-gambar dan spesifikasi-spesifikasi yang telah disetujui oleh Direksi.
Tanpa menunggu persetujuan Direksi, Penyedia harus mentaati hukum dan peraturan
setempat yang mengatur bangunan, pemeliharaan atau pengelolaan kemah-kemah
mereka serta harus bertanggungjawab atas setiap kerusakan atau tuntutan yang
diakibatkan dari tidak memadai atau tidak layaknya fasilitas.
1.8 PELAYANAN UNTUK PERKEMBANGAN DAN DAERAH KERJA PENYEDIA
1.8.1 Pelayanan Umum
Untuk kelancaran pekerjaan, Penyedia harus menyediakan sumber tenaga listrik,
penerangan, air, sarana komunikasi, tempat pembuangan air kotor dan sampah
selama masa konstruksi.

1.8.2 Penjagaan dan Penerangan


Untuk menjaga keselamatan kerja, Penyedia harus menyediakan dan memelihara
pelampung atau tanda-tanda lain, lampu penerangan, penjagaan, pagar dan penjaga
apabila diminta oleh Direksi atau pejabat resmi untuk perlindungan pekerjaan.
Penyedia harus mengganti setiap kerugian dan membebaskan pemilik dari setiap
kerugian atau kerusakan yang diderita pihak ketiga karena kesalahan Penyedia yang
tidak menyediakan lampu atau tanda-tanda lain yang diperlukan.

1.8.3 Lain-lain
Kegiatan survei adalah tanggung jawab Penyedia, tetapi Direksi berhak untuk
memeriksa survei tersebut selama masa berlakunya Kontrak.
Atas permintaan Direksi, semua survei yang diperlukan dan peralatan yang
digunakan oleh Direksi untuk pengujian dan pemeriksaan harus disediakan oleh
Penyedia.

1.9 JALAN MASUK KE DAERAH KERJA


Pada awal pekerjaan, Penyedia harus menjamin adanya jalan masuk ke daerah kerja
yang memungkinkan untuk pemindahan alat dan bahan-bahan yang akan digunakan.
Penyedia harus memperbaiki dan memelihara jalan masuk untuk menghindari
kelambatan angkutan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan. Jalan
masuk sementara harus sekecil mungkin menghalangi alinemen jalan-jalan yang ada.
Semua pengoperasian yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dan
pekerjaan sementara sedapat mungkin memenuhi persyaratan Kontrak agar tidak
menggangu saluran-saluran air umum, jalan-jalan umum atau pribadi, jalan setapak
ke atau dari tanah milik orang lain atau Pemilik Proyek. Penyedia harus mengganti
kerugian kepada Pemilik terhadap semua tuntutan-tuntutan secara hukum, proses
hukum, kerugian, biaya-biaya, ongkos-ongkos dan pengeluaran apapun yang timbul
atau dalam hubungannya dengan setiap hal semacam itu sejauh masih menjadi
tanggung jawab Penyedia.
Penyedia harus menyesuaikan pekerjaannya dengan peraturan dari pejabat
pengawasan pelabuhan, jalan raya, jalan kereta api dan harus mematuhi perintah-
perintah dari pejabat yang berwenang dari instansi tersebut tentang penggunaan jalan
air pelabuhan, jalan raya, jalan kereta api. Pelaksanaan pekerjaan oleh Penyedia
harus sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu, merusak dan membahayakan
penggunaan dan bekerjanya fasilitas pelabuhan yang ada termasuk jalan air, jalan,
jalan kereta api, dan lalu lintas setempat, kecuali mendapat persetujuan dari Direksi
untuk pelaksanaan, penyelesaian dan pemeliharaan pekerjaan.
Penyedia harus mengganti kerugian atas kerusakan pada jalan, jembatan dan hak
milik orang lain, sebagaimana tersebut diatas karena kelalaian Penyedia atau Sub
Penyedianya dalam hubungannya dengan pelaksanaan pekerjaan.

1.10 PAPAN NAMA PROYEK


Penyedia harus menyediakan papan nama proyek yang terbuat dari kayu papan atau
seng plat atau bahan lain yang disetujui oleh direksi dengan ukuran 1,5 m x 1,2 m.
Papan nama setidaknya harus mencakup informasi:
- Nama dinas pemilik pekerjaan
- Nama Kegiatan / Pekerjaan
- Volume pekerjaan
- Nilai kontrak
- Jangka waktu pelaksanaan
- Tanggal mulai dan berakhirnya pekerjaan
- Nama penyedia jasa baik jasa konstruksi maupun jasa pengawas.

1.11 RENCANA KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (RK3)


Rencana keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk memelihara kesehatan
dan keselamatan lingkungan kerja serta untuk menciptakan tempat kerja yang aman,
sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau
bebas dari kecelakaan dan PAK yang pada akhirnya dapat meningkatkan sistem dan
produktifitas kerja

Penyedia harus menyediakan peralatan kesehatan untuk pertolongan pertama


apabila terjadi kecelakaan kerja. Peralatan kesehatan harus tersedia di kantor direksi
yang disimpan dalam kotak yang ditempatkan pada tempat sehingga dengan mudah
dapat dilihat dan dijangkau.
Pada lingkungan kerja harus disediakan alat pemadam kebakan berupa APAR (alat
pemadam api ringan).
Penyedia harus menyediakan peralatan keselamatan kerja (APD) yang harus dipakai
oleh pekerja minimal :

- Pelindung kepala (Safety Helmet)


- Pelindung kaki (Safety Shoes)
- Rompi nyala (Flame vest)
- Dan peralatan lain yang diperlukan sesuai dengan resiko pekerjaan

Sedangkan untuk pekerjaan khusus harus dilengkapi dengan pelindung diri seuai
dengan ketentuan dan peraturan.
Peraturan perundang-undangan rujukan yaitu :
- UU No.1 tahun 1970
- UU No.21 tahun 2003
- UU No.13 tahun 2003
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER-5/MEN/1996
- Peraturan Menteri PUPR No. 10/2021

1.12 PENYERAHAN-PENYERAHAN PENYEDIA


1.12.1 Umum
▪ Rencana proyek termasuk peralatan konstruksi, alat dan rencana tenaga kerja.
▪ Rencana kejadian penting bagi persiapan dokumen, pengadaan, pengapalan,
pembangunan dan pemasangan.
▪ Program pengawasan kualitas.
▪ Catatan dokumen yang dikirimkan untuk pemeliharaan, informasi atau
persetujuan.
▪ Program penyerahan.
▪ Petunjuk pengoperasian dan pemeliharaan.
▪ Daftar pemasok.
▪ Daftar gambar-gambar Penyedia.
▪ Gambar-gambar dari pemasok dan dokumen-dokumen termasuk spesifikasi,
data, daftar bagian-bagian dan suku cadang yang disarankan.
▪ Gambar-gambar dari Penyedia, data dan perhitungan fasilitas-fasilitas
sementara dan daerah kerja Penyedia.
▪ Daftar alat utama, daftar suku cadang yang disarankan, dan jadwal pemberian
minyak pelumas.
▪ Laporan pemeriksaan/pengujian pabrik dan prosedur.
▪ Laporan kemajuan bulanan.
▪ Laporan akhir proyek.
Penyedia harus melakukan survei awal untuk mengetahui kondisi eksisting lokasi
pekerjaan, dengan melakukan survei bathimetri / topografi. Dari hasil survei tersebut
selanjutnya dituangkan dalam gambar kerja (shop drawing).
Setiap perubahan di lapangan dari gambar perencanaan/spesifikasi, Penyedia harus
membuat Shop Drawing (gambar kerja) sebelum suatu komponen kerja dilaksanakan,
dan untuk selanjutnya dimasukkan dalam “as built drawing” yang disiapkan oleh
Penyedia. Setiap saat pada masa konstruksi, Penyedia harus menyediakan gambar-
gambar yang telah direvisi sebagai referensi oleh Direksi.

1.12.2 Pekerjaan Sipil dan Struktur


▪ Usulan lokasi pengambilan material
▪ Daftar peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan berikut :
a. Pengambilan material
b. Pekerjaan struktur yang lain
c. Gambar-gambar kerja, prosedur, dan jadwal kerja

1.13 LAPORAN KEMAJUAN


Selama pelaksanaan pekerjaan, setiap hari ke 7 (tujuh) bulan berikutnya, Penyedia
harus menyerahkan kepada Direksi Laporan Kemajuan Bulanan dalam rangkap 6
(enam) yang berisi kemajuan pekerjaan yang sesungguhnya. Laporan ini dibagi
menurut pekerjaan utama berdasarkan kontrak yang tersusun dalam Lingkup
Kontrak. Laporan tersebut harus berisi hal-hal sebagai berikut :
a. Didalam laporan bulanan terinci didalamnya laporan mingguan dan laporan
harian di dalam periode tersebut.
b. Kemajuan pekerjaan selama satu periode pelaporan, yaitu pekerjaan yang telah
selesai dan yang sedang dikerjakan berikut dengan tanggal mulai, tanggal
penyelesaian dan tanggal perkiraan penyelesaian.
c. Pekerjaan-pekerjaan yang direncanakan akan dimulai untuk 2 masa pelaporan
yang akan datang berikut dengan perkiraan tanggal rencana mulai.
d. Uraian singkat mengenai kemajuan kontrak dan penjelasan dari setiap
perubahan-perubahan dari rencana kontrak serta perkiraan dampak perubahan
tersebut berikut tindakan perbaikan yang diusulkan.
e. Daftar alat yang digunakan di tempat pekerjaan selama masa pelaporan dan
daftar alat yang belum/tidak digunakan selama masa pelaporan.
f. Jumlah keseluruhan tenaga kerja yang sebenarnya dipekerjakan di tempat
pekerjaan selama masa pelaporan, yang dirinci atas jumlah karyawan di kantor,
pengawas dan pekerja kasar.
g. Perkiraan jumlah tenaga kerja dan alat yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan yang sedang berlangsung dan direncanakan.
h. Laporan penerimaan bahan-bahan yang berisi tentang bahan yang diterima di
tempat pekerjaan, bahan yang seharusnya diterima tetapi belum masuk selama
periode pelaporan, dan perkiraan pengiriman bahan-bahan untuk setiap
bulannya sampai pekerjaan selesai.
i. Daftar pengujian dan pemeriksaan bahan dan alat yang dipasang untuk
pekerjaan permanen.
j. Ikhtisar laporan atas semua aspek Program Keselamatan Penyedia yang
mencakup semua jenis kecelakaan dan jumlah jam kerja hilang karena
kecelakaan termasuk sub Penyedia.
k. Foto-foto yang menunjukkan kemajuan item masing-masing pekerjaan, minimal
2 (dua) buah.
l. Grafik kemajuan fisik dan keuangan baik yang direncanakan maupun
realisasinya.

1.14 GAMBAR YANG SEBENARNYA TERPASANG DAN PENYERAHAN DATA


Sebelum penyerahan penyerahan pertama dari seluruh atau sebagian pekerjaan,
satu berkas gambar yang sebenarnya terpasang (as built drawing) yang lengkap,
data-data, kepustakaan pabrikan, pedoman pengoperasian, dan dokumen lainnya
yang berhubungan dengan pembangunan, bangunan, alat, sistem atau
perlengkapan-perlengkapan yang termasuk dalam pekerjaan, harus sudah disetujui
dan diserehkan kepada Direksi untuk digunakan dalam mengoperasikan dan
memelihara hasil pekerjaan. Semua bahan yang diserahkan itu harus dengan jelas
diberi tanda “SEBENARNYA TERPASANG (AS BUILT)”.

1.15 DAFTAR ALAT


Penyedia harus menyediakan dan bertanggung jawab atas daftar alat sebagai bagian
dari persyaratan kontrak untuk pemasangan oleh Penyedia, Sub Penyedianya atau
tenaga ahli teknis pemasangan yang mewakili pabrikan.
Penyedia harus mencantumkan nomor katalog milik pabrikan, nomor, nomor-nomor
bagian, nomor model, gaya, jenis, tariff dan setiap identifikasi lainnya yang diminta
untuk memudahkan identifikasi komponen alat.

1.16 SYARAT-SYARAT PENYIMPANAN BAHAN DAN PERALATAN


Syarat-syarat penyimpanan yang baik harus diadakan untuk mengurangi
kemungkinan turunnya mutu. Syarat-syarat tersebut seperti disebutkan dibawah ini :
a. Gudang harus mampu melindungi semua bahan, barang dan peralatan yang
disimpan dari hujan, angin yang menghembuskan pasir dan debu, sinar matahari
langsung (diatas 15oC, dibawah 30oC) dan kelembaban yang tidak lebih dari 70%.
Gudang harus mempunyai ventilasi yang baik, bersih dan rapi.
b. Lantai harus kering dan bebas dari getaran.
c. Gudang harus terhindar dari asap penyebab karat.
d. Dinding dan lantai harus disikat secara berkala dan tetap dijaga kebersihannya.
e. Sedapat mungkin gudang harus bebas dari tikus dan serangga yang merugikan.
Apabila memungkinkan, barang-barang harus disimpan dalam tumpukan-
tumpukan yang seragam paling tidak 15 cm diatas lantai, dengan ketinggian
tumpukan yang memudahkan pemeriksaan.
f. Semua barang-barang harus diletakkan jauh dari dinding dan disimpan
sedemikian rupa sehingga terdapat lorong-lorong untuk mempercepat
pemeriksaan menyeluruh.
1.17 PENERIMAAN DAN PENGELUARAN BARANG-BARANG
a. Apabila memungkinkan, semua barang-barang harus dibongkar di dalam
gudang.
b. Apabila memungkinkan, barang-barang yang dikirim dengan peti-peti yang
terlindung harus dibongkar di dalam gudang dan diperiksa kelengkapannya,
kerusakannya dan penurunan mutunya, kecuali diduga rusak, maka peti tersebut
tidak boleh dibongkar. Panel-panel instrumen dan panel listrik harus dipak
dengan baik sebelum dikirimkan agar tahan lama dalam gudang yang kurang
memenuhi syarat. Panel sebaiknya dibungkus dengan kantung-kantung politin
yang mengandung dessicant dan dengan hati-hari diletakkan dalam kotak
pembungkus. Peti pembungkus sebaiknya tidak dibuka (kecuali bila telah turun
mutunya atau rusak dalam perjalanan) sampai panel-panel tersebut digunakan
dan harus diperiksa dalam selang yang teratur seperti dirinci dalam subbab 7.4
dibawah.
c. Semua barang harus dilengkapi dengan lapisan pelindung. Pembungkus, blok
kayu dan tutupnya, dan sebagainya sebelum dikirim. Barang-barang harus selalu
berada dalam keadaan baik. Apabila setiap bentuk pelindung merosot mutunya,
hilang atau rusak dalam pengiriman, maka harus diganti, kecuali diduga ada
kerusakan-kerusakan pada permukaan barang, maka pelindungnya tidak boleh
diganti. Setiap kerusakan pada lapisan pelindung atau penutup harus segera
diganti/diperbaiki. Bagian tertentu mungkin harus dicat kembali pada selang yang
teratur, hal-hal ini akan dicantumkan dalam Dokumen Kontrak atau Dokumen
yang menyertai barang-barang.
d. Pembukaan setiap peti yang berisi peralatan yang mudah pecah, alat elektronik,
meteran-meteran, pengontrol, dan lain-lain harus di dalam gudang dan dibawah
pengawasan mekanik yang ahli atau kepala tukang yang dapat diandalkan serta
dihadiri pihak berwenang yang ditunjuk oleh Direksi. Peralatan tersebut harus
ditangani secara hati-hati.

1.18 PEMERIKSAAN BARANG-BARANG DALAM GUDANG


Semua barang-barang harus diperiksa secara teratur terhadap tanda-tanda
kerusakan berikut ini:
a. Permukaan logam : berkarat dan berlubang.
b. Sambungan dan paking : mengeras, retak, hancur, memudarnya warna dan
perubahan bentuk.
c. Mesin : kekakuan dari bagian-bagian yang bergerak, karatan dan perubahan
bentuk.
d. Permukaan-permukaan yang dicat : kerusakan pada pekerjaan cat dan karat.
e. Peti-peti yang isinya belum pernah dipindahkan (contoh: panel peralatan) : kayu
pemisah, bentuk dan lubang simpul, bukan sambungan, penggerogotan kayu
oleh binatang pengerat dan serangga, lubang-lubang bor dan puing-puing.
f. Pembungkus dan kantung-kantung plastik : memudarnya warna, merosotnya
mutu dan sobek-sobek.

1.19 PENGUJIAN PENERIMAAN PABRIK


Pemberitahuan mengenai jadwal pengujian yang tepat harus diberikan oleh
Penyedia. Setiap kekurangan-kekurangan dalam alat atau mutu pekerjaan yang
ditemukan oleh pengujian ini harus diperbaiki oleh Penyedia dengan biaya sendiri
sebelum penerimaan pekerjaan.
Penyedia harus menjamin bahwa pabrikan melaksanakan semua pengujian sesuai
dengan Spesifikasi Teknik dan Standar yang dapat diterapkan.

1.20 PENGUJIAN PENYERAHAN


Pengujian penyerahan peralatan permanen harus dilaksanakan sesuai dengan
petunjuk pabrikan dan prosedur pemasangan serta persyaratan-persyaratan
Spesifikasi Kontrak.
Pengujian penyerahan harus membuktikan bahwa fungsi unit-unit yang saling
tergantung cukup memuaskan satu dengan lainnya menurut pengoperasian dan
pengawasan dalam keadaan normal dan keadaan darurat. Apabila diperintahkan oleh
Direksi, kesalahan dan kemacetan harus disimulasikan untuk menunjukkan
kelengkapan dan fungsi alat keselamatan.

1.21 PERATURAN / PERSYARATAN TEKNIK YANG MENGIKAT


1.21.1 Peraturan Teknik Yang Dikeluarkan/Ditetapkan Oleh Pemerintah RI
Apabila tidak disebutkan lain dalam Spesifikasi Teknis dan Gambar Rencana maka
berlaku mengikat peraturan-peraturan di bawah ini :
a. Peraturan Pelaksanaan Bahan-bahan bangunan (PUPB NI-3/56)
b. Peraturan Beton Indonesia PBI 1971/1989
c. Peraturan Umum Bahan Indonesia (PUBI 1982)
d. Standar Nasional Indonesia (SNI) yang terkait
e. Peraturan Perburuhan di Indonesia (tentang Pengerahan Tenaga Kerja)
f. Peraturan-peraturan Pemerintah / Perda setempat

1.21.2 Persyaratan Teknik Pada Gambar / Spesifikasi Teknis Yang Harus Diikuti
a. Pelaksanaan berdasarkan gambar kerja, syarat-syarat dan uraian dalam
Spesifikasi Teknis ini, gambar tambahan serta perubahan-perubahan dalam
Berita Acara Aanwijzing, petunjuk serta perintah Pimpinan Kegiatan pada waktu
atau sebelum berlangsungnya pekerjaan. Termasuk hari ini adalah pekerjaan-
pekerjaan tambah / kurang yang timbul dalam pelaksanaan. Namun demikian
harus dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Pimpinan Kegiatan.
b. Perbedaan ukuran.
Bila terdapat perbedaan ukuran atau ketidaksesuaian antara :
1. Gambar rencana dan detail, maka yang mengikat adalah gambar yang
skalanya besar.
2. Gambar dengan bestek yang berlaku adalah bestek atau petunjuk /
penjelasan dari Pimpinan Kegiatan.
3. Bila pada gambar terlukis sedang dalam bestek tidak dilukiskan maka
gambar yang mengikat.
c. Bilamana dalam bestek tersebut disebutkan, sedang dalam gambar tidak
dilukiskan, maka yang mengikat adalah bestek. Meskipun demikian, hal-hal
tersebut diatas harus diberitahukan kepada Pimpinan Kegiatan untuk
mendapatkan persetujuan sebelum dilaksanakan.
d. Bila dalam gambar terdapat kekurangan notasi ukuran, namun tercantum skala
gambar, maka ukuran berdasarkan skala gambar dapat dipergunakan.

1.22 MASA PELAKSANAAN DAN KEGIATAN MASA PEMELIHARAAN


Masa Pelaksanaan pada pekerjaan ini harus diselesaikan sesuai dengan Syarat-
Syarat Khusus Kontrak, yaitu 720 hari kalender dan merupakan dokumen yang tidak
dapat terpisahkan dari Dokumen Kontrak.
Adapun Pasca Pelaksanaan untuk Paket Pekerjaan ini adalah Sebagai berikut :
1. Penyedia Jasa wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan
sehingga pada saat PHO sampai dengan penyerahan hasil akhir pekerjaan
kondisi bangunan / hasil pekerjaan tetap seperti semula pada saat dilakukan
serah terima pekerjaan selesai yang pertama.
2. Langkah-langkah yang harus dipenuhi oleh Penyedia Jasa adalah:
• Menyediakan personil / Struktur organisasi untuk melaksanakan
pemeliharaan sesuai waktu yang ada di dalam kontrak.
• Memantau secara periodik sesuai kesepakatan antara PIHAK KESATU dan
PIHAK KEDUA.
• Membuat Berita Acara hasil peninjauan bersama dan membuat laporan
secara periodik.
• Membuat dokumentasi hasil peninjauan / inspeksi.
• Dalam hal terjadi kerusakan, Penyedia Jasa harus segera melakukan
perbaikan dan diabadikan dengan foto dokumentasi meliputi; letak
kerusakan, masa perbaikan dan setelah selesai perbaikan serta disusun
sedemikian rupa sebagai lampiran laporan periodik.
• Segala biaya yang timbul pada masa pemeliharaan menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa.
Semua hasil kegiatan pada masa pemeliharaan wajib diketahui / ditanda tangani
bersama dan merupakan bahan untuk penyerahan akhir pekerjaan (FHO).
1.23 PERALATAN UTAMA YANG DIBUTUHKAN :
Pada pekerjaan ini, yang peralatan wajib disediakan oleh Penyedia Jasa adalah :

No. Jenis Kapasitas Jumlah

1. Excavator Standar 0,8 m3 3

2. Excavator Long 0,6 m3 2


Arm
3. Bulldozer 100 HP 3

4. Vibro Roller 8 ton 2

5. Crane 35 ton 2

6. Crane 60 ton 2

7. Ponton 30 ton 2

8. Ponton 60 ton 2

1.24 PERSONIL MANAJERIAL YANG DIBUTUHKAN :


Pada pekerjaan ini, yang personil manajerial yang dipersyaratkan yang wajib dipenuhi
oleh Penyedia Jasa adalah :

Manager Proyek

Manager Manager Manager Ahli K3 Manager


Teknik 1 Teknik 2 Teknik 3 Konstruksi Keuangan
BAB – I
PEKERJAAN PERSIAPAN

1.1 MOBILISASI DAN DEMOBILISASI


Rincian pekerjaan ini sesuai Spesifikasi Umum. Pembayaran secara lumpsum
berdasarkan uraian atau penjabaran biaya mobilisasi dan demobilsasi tiap-tiap
peralatan yang diajukan oleh Penyedia Jasa dan telah disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
Pembayaran dilakukan bulanan selama periode waktu yang ditentukan dalam
kontrak. Total seluruh pembayaran tidak boleh melebihi total harga lumps sum yang
terdapat dalam daftar kuantitas dan harga

1.2 KANTOR DIREKSI

Penyedia harus menyediakan kantor dengan luas minimal  30 m2.

Atas persetujuan Direksi kantor harus dilengkapi dengan meja, kursi meja rapat,
meja gambar, lemari arsip, dan lain-lain.

Penyedia harus menyediakan buku tamu, buku direksi.

Gambar kerja serta jadwal pelaksanaan harus dipasang di kantor direksi.

Penyedia harus bertanggung jawab atas perawatan dan pemeliharaan fasilitas-


fasilitas tersebut dan harus menyediakan kelengkapan sarana keperluan kantor,
barang sanitasi dan konsumsi selama masa kontrak.
BAB – II
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI

SISTEM MANAJEMEN KESELEMATAN KONSTRUKSI


Identifikasi bahaya harus dilakukan setiap metode konstruksi / metode pelaksanaan
pekerjaan, dan persyaratan teknis untuk mencegah terjadinya kegagalan konstruksi dan
kecelakaan kerja;
Setiap metode kerja / konstruksi yang diusulkan penyedia, harus diidentifikasi bahayanya,
diuci efektifitasnya pelaksanaannya dan efisiensi bahayanya. Jika semua faktor kondisi
lokal/tanah/cuaca, alat, perkakas, material, urutan kerja dan kompetensi pekerja/operator
telah ditinjau dan dianalisis serta dipastikan dapat menjamin keselamatan, kesehatan dan
keamanan konstruksi dan pekerja operator, maka metode kerja dapat disetujui
Setiap tahapan pelaksanaan kontruksi utama yang mempunyai potensi bahaya harus
dilengkapi dengan metode kerja yang selamat dan aman. Misal untuk pekerjaan di
ketinggian, mutlak harus digunakan perancah, lantai kerja, papan tepi, tangga kerja, pagar
pelindung serta APD yang sesuai antara lain helm dan sabuk keselamatan agar pekerja
terlindung dari bahaya jatuh. Untuk pekerjaan saluran galian tanah, berpasir yang mudah
longsor dengan kedalaman 1,5m atau lebih mutlak harus menggunakan turap dan tangga
akses bagi pekerja untuk naik/turun
Setiap tenaga ahli harus mempunyai kemampuan untuk melakukan proses manajemen
resiko (identifikasi bahaya,penilaian resiko dan pengendalian resiko) yang terkait dengan
disiplin ilmu dan pengalaman profesionalnya, dan dapat memastikan bahwa semua potensi
bahaya dan resiko yang terkait pada bentuk rancangan, spesifikasi teknis dan metode kerja
tersebut telah dikendalikan pada tingkat yang dapat diterima sesuai dengan standar teknik
dan standar K3 yang berlaku.
Setiap tenaga ahli dan tenaga terampil di bidang K3 diatas mempunyai kemampuan
melakukan analisis keselamatan pekerjaan (job safety analysis) setiap sebelum memulai
pekerjaan, untuk memastikan bahwa potensi bahaya dan resiko telah teridentifikasi dan
diberikan tindakan pencegahan terhadap kecelakaan kerja atau penyakit di tempat kerja.
Setiap identifikasi bahaya, penilaian resiko dan pengendalian resiko sebelum diterapkan
harus ditinjau dan dievaluasi keandalan dan ketepatannya oleh Ahli K3. Dalam
melaksanakan identifikasi bahaya harus dilakukan oleh Ahli K3 dengan Ahli K3 Konstruksi.

Kegiatan penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi, mencakup:

1. Penyiapan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)


RKK berisikan dokumen lengkap rencana penyelenggaraan SMK3 Bidang PU dan
merupakan satu kesatuan dengan dokumen kontrak suatu pekerjaan konstruksi, yang
dibuat oleh Penyedia Jasa dan disetujui oleh Pengguna Jasa, untuk selanjutnya
dijadikan sebagai sarana interaksi antara Penyedia Jasa dengan Pengguna Jasa dalam
penyelenggaraan SMK3 Bidang PU
2. Sosialisasi, Promosi dan Pelatihan terkait SMK
Untuk mengurangi jumlah kecelakaan kerja secara efektif, diperlukan suatu sistem yang
terintegrasi dari tingkat manajemen sampai dengan pekerja operasinal di lapangan.
Penyedia Jasa wajib melaksanakan Bimbingan Teknis SMK3, pelatihan yang terkait
pekerjaan konstruksi, dan menyempurnakan metode dan SOP pelaksanaan pekerjaan
serta dilaksanakan secara konsisten, sehingga meningkatkan kapasitas manusia

3. Alat Pelindung Kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD)


Alat pelindung kerja dan Alat pelindung diri yang dipakai oleh pekerja pada semua
pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaannya harus dalam kondisi baru dan memenuhi
standar yang berlaku
Standar warna helm yang digunakan, sebagai berikut :
- Tamu proyek – warna putih polos;
- Tim proyek :
• Pelaksana – warna putih polos dilengkapi dengan 1 strip (8 mm);
• Kepala pelaksana – warna putih polos dilengkapi dengan 2 strip (2 x 8 mm);
• Kepala proyek – warna putih polos dilengkapi dengan 3 strip berukuran @ 8mm,
dan 1 strip 15 mm di bagian paling atas
- Pekerja pada Unit K3 – warna merah;
- Pekerja pada Unit kerja Sipil – warna kuning
- Pekerja pada Unit kerja Lingkungan – warna hijau; dan
- Jika ada logo perusahaan, ditempatkan di bagian tengah dan depan pelindung kepala
4. Asuransi dan Perizinan terkait SMK3
Penyedia Jasa wajib memastikan setiap peralatan yang digunakan harus memenuhi
standardisasi, kalibrasi, dan masa layanan sebelum pelaksanaan pekerjaan yang
dibuktikan dengan Sertifikat Izin Layak Operasi (SILO) yang masih berlaku dan
memastikan seluruh operator alat berat memiliki kompetensi yang dibuktikan dengan
Surat Izin Operator (SIO) yang masih berlaku
5. Personel K3 Konstruksi
Penyedia Jasa wajib memastikan seluruh tenaga kerja memiliki kompetensi dan
dibuktikan dengan sertifikat kompetensi dan memperhatikan kesejahteraan pekerja dan
program perlindungan pekerja

6. Fasilitas, Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan


Fasilitas, Sarana, Prasarana SMK3 merupakan fasilitas yang harus disediakan oleh
Penyedia Jasa di lokasi proyek konstruksi untuk menjamin kesehatan dan keselamatan
pekerja
- Peralatan P3K
Kotak P3K merupakan perlengkapan pertolongan pertama apabila terjadi kecelakaan
kerja. Kotak P3K dianjurkan terdiri dari kapas, perban, plester, obat luka bakar, kasa,
Sopra-Tulle, gelas pencuci mata, aquades, oba tetes mata, obat merah, rivanol,
alkohol 70%, balsem, peniti, gunting, vinset, dan sarung tangan karet
7. Rambu- rambu yang diperlukan dalam SMK3
Penyedia Jasa wajib menyediakan rambu-rambu dalam menunjang kegiatan SMK3
seperti :
- Rambu Keselamatan Kerja
Rambu – rambu yang berisi Petunjuk, Larangan, Peringatan, Kewajiban, dan
Informasi terkait Pekerjaan di lapangan
- Evacuation Sign / Akses pintu evakuasi tanpa halangan
Pintu darurat harus dapat mengevakuasi pekerja dengan cepat apabila terjadi
bencana. Oleh karena itu, pintu harus diberi tanda evakuasi, penerangan yang
cukup dan tanpa ada halangan (barang-barang)
- Peralatan lain seperti tongkat pengatur lalu lintas, kerucut lalu lintas, lampu putar,
dan lain-lain
8. Konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan Konstruksi
Penyedia Jasa wajib melakukan peningkatan pengawasan pekerjaan oleh Penyedia
Jasa sesuai lingkup pekerjaan dengan kebutuhan di lapangan
9. Lain-Lain terkait Pengendalian Risiko Keselamatan Konstruksi
Penyedia Jasa wajib melakukan kegiatan dan menyediakan peralatan lainnya untuk
meningkatkan pengendalian risiko SMK3 seperti :
- Pemeriksaan dan pengujian peralatan dan lingkungan kerja
Penyedia Jasa wajib melakukan pemeriksaan dan pengujian peralatan dan
lingkungan kerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku
- Peralatan penunjang SMK3 seperti Alat Pemadam Api Ringan (APAR), Sirine,
Bendera K3, Lampu darurat (Emergency Lamp) dan lain-lain
- dan program SMK3 lainnya untuk mewujudkan keselamatan kerja di lapangan
Pembayaran
Pembayaran penyelenggaraan SMK3 dengan cara harga Lumpsum dan dicantumkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga. Tahapan pembayaran dilakukan sebagai berikut :
a. 70 (Tujuh puluh) persen setiap Sub item yang disetujui dari harga Lumpsum, akan
dibayar berdasarkan sertifikasi Direksi terhadap penyediaan alat, sarana dan prasaran
SMK3 yang secara substansial selesai dilaksanakan sesuai rincian yang telah
disampaikan Penyedia Jasa
b. Sisa 30 (tiga puluh) persen terhadap sub item yang telah disetujui dari harga lumpsum
yang ditawarkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, akan dibayarkan berdasarkan
sertifikasi Direksi bahwa penyelenggaraan SMK3 telah dilaksanakan sebagaimana
masa pelaksanaan pekerjaan di lapangan
BAB – III
PEKERJAAN TANGGUL

3.1 Galian Tanah Berlumpur


1. Lingkup Pekerjaan
Galian Tanah Lumpur dengan alat excavator mencakup semua pekerjaan penggalian
dalam batas area pekerjaan yang telah di setujui kecuali galian struktur dan galian tanah
keras, batu, pemindahan, pemuatan, pengangkutan, penimbunan dan
penyempurnaannya atau pembuangan, pembentukan bidang galian, dan
penyempurnaan bidang galian yang terbuka (exposed), sesuai dengan Spesifikasi dan
gris, ketinggian, kelandaian, ukuran dan penampang melintang yang tercantum dalam
Gambar dan petunjuk Konsultan Pengawas dan Direksi Pekerjaan
2. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dilaksanakan dengan satuan meter kubik (m3) sesuai dengan dimensi
gambar atau sesuai dengan yang diperintahkan dan disetujui Direksi Pekerjaan.
Pembayaran dilakukan dengan harga satuan sesuai daftar Kuantitas dan Harga dan
sudah termasuk biaya untuk meyelesaikan seluruh pekerjaan termasuk tenaga,
peralatan, pengangkutan, penanganan, hauling, tempat penampungan sementara hasil
galian dan biaya terkait lainnya

3.2 Urugan Tanah Padas


1. Semua pekerjaan timbunan tanah mendatangkan harus dilaksanakan sesuai dengan
kontrak dan dengan detail seperti yang dikehendaki untuk pekerjaan timbunan tanah
2. Sebelum mengadakan pekerjaan timbunan tanah mendatangkan dipadatkan, penyedia
jasa harus menyerahkan uraian lengkap dan metode-metode yang diusulkan kepada
Direksi untuk mendapatkan persetujuannya
3. Tanah yang dipakai sebagai bahan timbunan adalah tanah mendatangkan dari luar
lokasi pekerjaan
4. Bahan tanggul / timbunan yang berasal dari luar maupun dari bantaran harus terlebih
dahulu diteliti dilaboratorium Mekanika Tanah sebelum digunakan. Penelitian tersebut
meliputi uji Proctor Standar ( Standard Proctor Test ) dan penelitian sifat - sifat tanah
sebagai acuan untuk pembuatan tanggul
5. Berdasarkan hasil laboratorium, Direksi akan menetapkan apakah bahan tersebut
dapat dipergunakan atau tidak. Segala biaya untuk penelitian di laboratorium tersebut
atas tanggung jawab Penyedia jasa
6. Bahan yang dipergunakan harus dihamparkan lapis demi lapis mendatar setebal 30 cm
selebar tanggul / timbunan, ditambah masing-masing 40 cm diluar profil lereng tanggul
timbunan rencana
7. Tanah timbunan dipadatkan dengan alat vibro roller per lapis
8. Pemadatan harus dilaksanakan dengan mesin penggilas. Mesin pemadat yang disetujui
direksi sehingga hasil pemadatan mencapai tidak kurang 90 % dari pemadatan kering
maksimum yang ditentukan oleh tes Standard Proctor Compaction
9. Pengukuran dan Pembayaran :
• Pengukuran dalam satuan volume m3 untuk variasi item pekerjaan timbunan tanah
harus dihitung sesuai dengan actual volume dalam meter kubik sesuai hasil
pengukuran yang dilakukan sebelum dan sesudah pelaksanaan penimbunan
dilakukan. Tidak ada pengukuran dan pembayaran untuk penimbunan diluar batas
lokasi sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar akhir pelaksanaan yang
dilakukan tanpa ijin
• Pembayaran harus termasuk biaya di quarry (dalam hal borrow area), pemilahan,
perataan, penanganan, pemindahan, penempatan, penyiraman, leveling, pemadatan
dan pengetesan material dilokasi penimbunan. Pembayaran juga harus termasuk
biaya persiapan unuk permukaan dan pemangkasan kemiringan dan seluruh tenaga,
material dan peralatan yang penting untuk penyelesaian pekerjaan
10. Pembayaran sesuai dengan harga satuan sebagaimana yang ada dalam Daftar Kuantitas
dan Harga dan sudah termasuk biaya untuk seluruh material, tenaga dan peralatan untuk
menyelesaikan pekerjaan sesuai spesifikasi

3.3 Pengadaan dan Pemasangan Crucuk Bambu


Umum
Penyedia Jasa harus mengadakan serta memasang cerucuk bambu pada tempat dan
dengan ukuran seperti ditunjukan dalam gambar atau ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
Bahan
1. Bahan untuk tiang pancang adalah dari bamboo dengan dia.10cm dan Panjang 4
meter, bambu harus tua.
2. Tiang-tiang harus bebas dari kerusakan-kerusaakan yang dapat merugikan kekuatan
dan ketahannya seperti busuk, retak memanjang, retak melingkar yang menempati
lebih dari setengah keliling batang pada tiang 4 m panjang. Tampang yang mengecil
tiba-tiba tidak boleh lebih dari sepertiga diameter rata-rata tiang. Diameter dari bekas
pokok dahan tidak boleh melebihi 10 cm atau seperti ukuran paling kecil dari
penampang-penampang tiang pada tempat itu. Kayu-kayu yang mempunyai bekas
pkok dahan berkelompok tidak boleh dipergunakan, lubang pada tiang tidak boleh
berdiameter lebih dari 3 cm, atau dalamnya tidak boleh lebih dari seperlima diameter
tiang dimana lubang terjadi.
3. Cerucuk bambu tidak boleh bengkok atau melengkung yang lebih besar dari setengah
diameter pada tengah-tengah batang.
4. Cerucuk bambu satu dengan yang lain harus mempunyai bentuk yang hamper sama
dan berdiameter rata-rata tidak boleh kurang dari yang tercantum dalam gambar.
5. Semua bekas pokok dahan dan cabang harus dipotong atau dikupas sebaik mungkin,
atau rata dengan permukaan tiang.
6. Ujung-ujung tiang dipotong tegak lurus dengan sumbu-sumbu tiang.
Persiapan
1. Cerucuk bambu yang akan dipasang pada lokasi-lokasi sesuai pada gambar, supaya
dipasang patok-patok terlebih dahulu.
2. Cerucuk bambu harus diawetkan terlebih dahulu. Batang bambu direndam selama
beberapa hari dalam campuran yang terdiri dari air dan larutan bahan pengawet.
Konsentrasi larutan pengawet yang digunakan untuk bambu yang baru dipotong harus
lebih tinggi dibanding bambu yang telah dikeringkan dengan penganginan.
Penggarukan kulit bagian luar dapat mempercepat penetrasi larutan pengawet.
3. Pemeliharaan harus dikerjakan sebaik mungkin agar dapat dihindari kerusakan pada
permukaan tiang yang telah diawetkan. Penanganan tiang-tiang harus menggunakan
ikatan dengan tali atau kawat, penggunaan pengait, pasak dan cara-cara lain yang
serupa tidak diperbolehkan.
4. Ujung bambu yang masuk ke dalam tanah, harus dilancipkan dahulu sebelum
dipancang.
5. Bambu-bambu harus diberi tanda berupa angka-angka pada setiap meter panjang
dengan cat yang tidak mudah mengelupas.
Pemancangan
1. Sebelum di gunakan bambu harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dipancang untuk
memastikan bahwa bambu tersebut memenuhi ketentuan dari bahan dan toleransi
yang diijinkan.
2. Cerucuk bambu harus dipancangkan dengan alat yang disetujui Direksi sampai
diperoleh penurunan yang paling kecil atau sampai elevasi seperti tertera dalam
gambar atau ditentukan oleh Direksi.
3. Kepala tiang-tiang pancang bambu harus dilindungi agar tidak pecah dengan
memasangkan blok besi atau dengan menggunakan cincin dari besi tempa.
4. Apabila luas kepala tiang lebih besar dari pada kepala pemukul maka tiang pancang
harus dilengkapi dengan pelindung yang sesuai agar dapat menerima pukulan-pukulan
darinya di seluruh tampang lintang tiang.
5. Tiang-tiang harus dipancangkan seteliti mungkin menurut garis dan kedalaman yang
dipersyaratkan. Penyimpangan yang terjadi tidak boleh melebihi 10 cm arah vertikal
atau terhadap kemiringan yang ditetapkan untuk setiap panjang 5m.
6. Semua tiang harus betul-betul dipotong menurut bidang horizontal pada elevasi yang
disyaratkan kecuali ditetapkan lain dalam gambar. Ujung-ujung tiang harus dipulas
dua kali dengan ter dan ditutup dengan aspal panas.
7. Jarak pemancangan antar tiap – tiap tiang pancang kurang lebih 40 cm.
Batang-batang diagonal
1. Batang-batang diagonal harus dibuat pada tiang-tiang pancang pada tempat-tempat
yang ditunjukkan dalam gambar atau menurut ketentuan oleh Direksi Pekerjaan.
2. Semua takikan pada celahan yang dibuat pada tiang-tiang untuk pemasangan diagonal
harus dipulas dengan ter dua kali dan harus ditutup dengan aspal panas. Lubang-
lubang untuk baut-baut harus dibor dengan mata bor berdiameter sama dengan
diameter bautnya dan lubang-lubang harus diisi dengan aspal panas sebelum baut-
baut dipasang.
Pemancangan yang kurang baik
1. Cerucuk bambu yang kurang baik karena pemancangannya yang tak benar, meleset
dari tempat yang ditentukan, harus diperbaiki oleh Penyedia Jasa dan dengan salah
satu cara di bawah ini :
(a) Bambu harus dicabut dan diganti dengan yang baru
(b) Cerucuk Bambu baru dipancang berdekatan dengan bambu yang kurang baik
tersebut.
2. Apabila pada suatu pemancangan cerucuk bambu terdapat tiang-tiang pancang lain
yang berdekatan tertekan ke atas atau oleh sebab lain, maka cerucuk bambu tersebut
harus dipancang ke bawah lagi.
Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran
Pengukuran dari pengadaan dan pemancangan cerucuk bambu diukur setelah material
tersedia di site dan terpasang dalam satuan meter persegi sesuai persetujuan Direksi.
Pembayaran
Pekerjaan yang diukur sebagaimana ditetapkan di atas, akan dibayar pada Harga
Penawaran per satuan pengukuran untuk Jenis Pembayaran yang terdaftar di bawah dan
terlihat dalam Jadual Penawaran. Harga dan pembayaran ini harus merupakan
kompensasi penuh untuk pengadaan, pembuatan dan penempatan material, termasuk
seluruh peralatan, seluruh pekerja, perkakas, pengujian, pekerjaan pelengkap lain untuk
menyelesaikan pekerjaan seperti diuraikan dalam spesifikasi ini

3.4 Beton K.100 readymix


1. Lingkup Pekerjaan
Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode kerja pelaksanaan,
pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran dalam pelaksanaan pekerjaan
beton. Pedoman ini mencakup kegiatan pelaksanaan seluruh bangunan beton
bertulang beton tanpa tulangan, beton pracetak, beton untuk bangunan baja komposit
dan waterstop. Pedoman ini mencakup penyiapan tempat kerja untuk pengecoran
beton, pengadaan penutup beton, lantai kerja dan pemeliharaan pondasi seperti
pemompaan atau tindakan lain untuk mempertahankan agar pondasi tetap kering.
Pembuatan campuran dan pelaksanaan harus mematuhi peraturan-peraturan yang
berlaku, antara lain:
a. Beton yang akan dibuat adalah beton bertulang. Ukuran ditentukan sesuai dengan
gambar rencana
b. Syarat-syarat bahan untuk pekerjaan beton PBI 1971 NI-2 pasal 21 sampai dengan
pasal 39/SKSNI 1991
c. Syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan beton PBI 1971 NI-2 Bab 13 pasal 8.1 sampai
dengan pasal 8.17/SKSNI 1991
d. Kualitas campuran harus memenuhi sekurang-kurangnya syarat mutu beton K-225
dari perusahaan Readymix
2. Bahan
a) Agregat Halus (Pasir)
1) Agregat halus dapat berupa pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami batu alam
atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu
2) Pasir yang dipakai harus kualitas pasir beton yang bebas dari kandungan tanah
dan Lumpur
3) Agregat halus harus lolos ayakan persegi 5 mm dan tertahan di atas ayakan
persegi 0,076 mm
4) Agregat halus harus bersih, tajam dan keras. Kadar lumpur tidak boleh lebih dari
5% (persentase terhadap berat kering). Yang dimaksud dengan lumpur adalah
bagian-bagian yang lolos ayakan 0,063 mm
b) Agregat Kasar (Split)
1) Agregat kasar untuk campuran beton merupakan hasil dari mesin pemecah batu
(stone crusher)
2) Yang dimaksud dengan agregat kasar pada umumnya adalah agregat dengan
ukuran butiran antara 30-40 mm
Agregat kasar mempunyai modulus kehalusan butir antara 6-7.5 mm, atau
standart beton SK SNI T-15-91-03
3) Agregat kasar harus terdiri dari butiran-butiran yang keras, kompak dan tidak
berpori. Agregat kasar yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai
apabila jumlah butir-butir tersebut tidak melampaui 20% dari berat agregat
seluruhnya
4) Mempunyai Berat Jenis Batu 2.4 Ton /m3 dengan kekuatan tekan tidak boleh
kurang dari 400 kg /cm2. Batu pecah yang digunakan setelah diuji abrasinya
harus lebih kecil 40 % dari berat batu terabrasi
5) Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (persentase
terhadap berat kering). Yang dimaksud dengan lumpur adalah bagian-bagian
yang lolos ayakan 0,063 mm
6) Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton,
seperti zat-zat reaktif asam atau alkali
7) Agregat kasar harus terdiri dari butiran-butiran yang bergradasi baik (well graded)
dengan gradasi sebagai berikut :
➢ Sisa di atas ayakan 31,5 mm harus 0% dari berat seluruhnya
➢ Sisa di atas ayakan 4 mm harus berkisar antara 90% sampai 98% dari berat
seluruhnya
➢ Selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan
maksimum 60% berat dan minimum 10% berat
8) Besar butiran agregat tidak boleh lebih dari pada 1/5 X jarak terkecil antara
bidang-bidang samping cetakan. Penyimpangan dari pembatasan ini diijinkan
apabila menurut Pengawas Ahli cara-cara pengecoran adalah sedemikian rupa
sehingga dapat menjamin tidak terjadinya rongga-rongga dengan cara
disediakan alat penggetar (vibrator) pada waktu pengecoran
c) Air
1) Air yang digunakan untuk campuran beton tidak boleh mengandung minyak,
asam, alkali, garam-garaman, bahan-bahan organik atau bahan-bahan lain yang
dapat mempengaruhi kualitas beton. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air tawar
yang dapat diminum
2) Apabila terdapat keragu-raguan mengenai kualitas air campuran beton,
dianjurkan untuk mengirimkan air tersebut ke laboratorium untuk dilakukan
pengujian
3) Apabila pengujian sampel air seperti yang dimaksud pada butir no 2 tersebut di
atas tidak dapat dilakukan, maka dalam hal adanya keragu-raguan terhadap mutu
air campuran beton, harus dilakukan perbandingan uji kuat tekan beton pada
umur 7 dan 28 hari dari campuran beton yang menggunakan air tersebut
terhadap campuran beton yang menggunakan air destilasi. Kuat tekan dari
campuran beton sekurang-kurangnya 90% dari kuat tekan campuran beton yang
menggunakan air destilasi
4) Jumlah air yang digunakan untuk membuat campuran beton ditentukan
berdasarkan volume atau berat
d) Semen
1) Semen adalah bahan ikat hidrolis yang digunakan dalam pekerjaan pasangan
dan pembetonan
2) Semen yang digunakan harus semen Portland/PC tipe 1 dan memenuhi Standar
Indonesia SNI 15-2049-2004. Semen yang cepat mengeras tidak boleh
digunakan tanpa persetujuan dari Direksi
3) Tempat penyimpanan semen harus kering, terhindar dari hujan dan udara lembab
4) Tumpukan semen diusahakan berjarak minimum 25 cm dari dinding tempat
penyimpanan dan disusun di atas balok-balok kayu minimum 20 cm dari lantai
5) Tinggi penumpukan diatur sedemikian rupa sehingga tidak lebih dari 12 zak. Hal
ini untuk menghindari pengerasan akibat tekanan dari berat semen yang ada di
atasnya
6) Penyimpanan dan pengeluaran semen harus diatur sedemikian rupa sehingga
semen yang datang lebih awal dapat dipakai lebih dahulu
7) Pemeriksaan terhadap kualitas semen di lapangan dapat dilakukan secara visual
dan manual. Apabila semen telah menggumpal dan melalui remasan tangan
terdapat gumpalan-gumpalan keras yang tidak dapat hancur maka semen tidak
boleh dipakai
8) Penyedia Jasa harus menyediakan contoh-contoh semen bila diminta oleh
Direksi untuk pengujian, baik dari gudang Penyedia Jasa maupun dari pabrik.
Penyedia Jasa harus menyerahkan sertifikat pengujian dari pabrik untuk setiap
pengiriman semen ke lokasi. Penyedia Jasa harus menyimpan setiap catatan
yang ada untuk keperluan pemeriksaan oleh Direksi di lokasi pengecoran beton
dari setiap pengiriman semen tersebut
9) Semen dapat ditolak atas perintah Direksi jika tidak memenuhi persyaratan yang
ditentukan dalam spesifikasi ini
3. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dilaksanakan dengan satuan meter kubik (m3) sesuai dengan dimensi
gambar atau sesuai dengan yang diperintahkan dan disetujui Direksi Pekerjaan.
Pembayaran dilakukan dengan harga satuan sesuai daftar Kuantitas dan Harga (BOQ)
dan sudah termasuk biaya untuk meyelesaikan seluruh pekerjaan termasuk material,
tenaga, peralatan, pengangkutan, penanganan dan penyimpanan semen, aggregat dan
bahan additif (bila ada), penyampuran, penempatan, Trial Mix, pengujian sampel beton
baik silinder maupun kubus, uji hammer test (jika diperlukan), finishing dan biaya terkait
lainnya
3.5 Pekerjaan U Ditch 200x200, K.350
1. Lingkup Pekerjaan
Penyedia Barang/Jasa harus melakukan suatu survai lokasi untuk memastikan lokasi,
ukuran saluran, invert level, dan perkiraan besarnya volume air banjir atau air kotor
yang memasuki lokasi. Berdasarkan hasil survai ini, akan ditentukan oleh Konsultan
Pengawas, tipe, letak, karakteristik dan kuantitas yang pasti dari pekerjaan drainase,
yang kemudian akan diberitahukan kepada Penyedia Barang/Jasa secara tertulis
dalam batas waktu sesuai dengan Jadwal Kerja yang telah disetujui. Tanggung jawab
mengenai ketetapan lokasi segala macam aliran yang ada berada pada pihak
Penyedia Barang/Jasa dan biaya survai ini dianggap termasuk ke dalam Harga Satuan
Pembayaran yang ada.
Pekerjaan tersebut harus mencakup penyediaan dan pemasangan U-dith dari beton
bertulang sesuai dengan ukuran desain yang relevan pada Spesifikasi ini dan sesuai
dengan garis, ketinggian, kelandaian serta ukuran sebagaimana tampak dalam
Gambar atau sesuai instruksi Konsultan Pengawas.
Saluran U Ditch yang digunakan ukuran 140x140 cm, mutu beton K.350
2. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dengan satuan panjang dari U-dith dengan ukuran yang tertera digambar,
dengan beton mutu K-350 dilaksanakan sesuai dengan gambar, spesifikasi dan
persetujuan Direksi Pekerjaan.
Pembayaran dilakukan dengan harga satuan sesuai daftar Kuantitas dan Harga (BOQ)
dihitung satuan unit terpasang dan sudah termasuk biaya untuk meyelesaikan seluruh
pekerjaan termasuk material, tenaga, peralatan, pengangkutan, penanganan,
penyimpanan, penempatan dan biaya terkait lainnya

3.10 Pengadaan dan Pemasangan Matras Bambu


1. Lingkup Pekerjaan
Penyedia jasa harus mengadakan serta memasang sesek bambu pada tempat dan
dengan ukuran seperti ditunjukkan dalam gambar atau ditentukan oleh Direksi
2. Bahan
▪ Bahan untuk sesek adalah dari bambu yang berkualitas seperti ditentukan dalam
gambar atau menurut persetujuan Direksi. Bambu untuk sesek harus tua benar dan
yang berkulit luar.
▪ Memiliki tebal 1 cm
▪ Sesek bambu harus bebas dari kerusakan-kerusakan yang dapat merugikan
kekuatan dan ketahanannya
3. Pelaksanaan
Sesek bambu diikat dengan kawat pengikat galvanis Ø 4 mm
4. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran sesek bambu yang telah dilaksanakan dengan satuan meter persegi (m2)
terpasang sesuai dengan dimensi gambar atau sesuai dengan yang diperintahkan dan
disetujui Direksi Pekerjaan. Pembayaran dilakukan dengan harga satuan sesuai daftar
Kuantitas dan Harga (BOQ) dan sudah termasuk biaya untuk meyelesaikan seluruh
pekerjaan termasuk material, tenaga, peralatan, pengangkutan, penanganan,
penyimpanan, penempatan dan biaya terkait lainnya

3.11 Pengadaan dan Langsiran CCSP W.500-1000, L = 21m, K-700


a. Lingkup Pekerjaan
➢ Pekerjaan Pengadaan CCSP W 500–1000, L=12m K-700 meliputi penyediaan
pancang jenis CCSP K-700 W 500–1000. Kualitas campuran beton harus
memenuhi sekurang-kurangnya syarat mutu beton K-700 kelas B dengan panjang
sesuai dengan yang tercantum dalam gambar
➢ Penyedia Barang/Jasa harus melaksanakan pengangkutan CCSP tersebut diatas
mulai dari pabrik tiang pancang sampai ke lokasi stock pile yang telah disetujui
oleh direksi dan konsultan supervise
➢ Apabila diperlukan Penyedia Barang/Jasa harus melakukan langsiran dari stok
pile ke lokasi pemancangan dengan menggunakan truk trailer dan crane service
➢ Penyedia Barang/Jasa harus melakukan segala tindak pencegahan dari
kerusakan tiang dan komponen-komponennya pada saat pembuatan,
penanganan, pengangkutan, penyimpanan Sheet Pile. Sheet Pile yang rusak saat
penanganan, pengangkutan atau penyimpanan harus diganti oleh Penyedia
Barang/Jasa dengan biaya sendiri.
➢ Penyedia harus melakukan Penetesan Banding Test terhadap CCSP W 500–
1000, L=12m K-700 class B setiap 250 batang atau tiap 3000 m’ material yang
didatangkan dengan hasil Momen Crack Minimal 40.4 Ton.m;
b. Pengukuran dan Pembayaran
➢ Metode pembayaran pekerjaan pengadaan CCSP K-700 W 500–1000
berdasarkan jumlah tiang pancang yang sudah tiba di lokasi stock pile dari pabrik
tiang pancang dan sudah dihitung dan dicek bersama dengan pengawas dan
konsultan supervise.
➢ Pembayaran volume pekerjaan pengadaan CCSP K-700 W 500–1000 sesuai
dengan BOQ yang ada di dalam dokumen kontrak dimana harga satuannya adalah
per meter panjang dari CCSP
3.12 Pemancangan CCSP W.500-1000, L=21m ; K.700 menggunakan ponton
a. Lingkup Pekerjaan
➢ Penyedia Barang/Jasa harus melaksanakan pekerjaan pemancangan sesuai
dengan spesifikasi dengan letak dan ukuran seperti yang tertera pada gambar atau
lokasi di kedalaman yang ditetapkan oleh Direksi dan konsultan supervisi. Tipe
Sheet Pile seperti yang tercantum dalam gambar dan spesifikasi. Tetapi jumlah,
kedalaman pancang dan panjang tiang yang dicantumkan pada gambar
berdasakan fungsi bangunan dan daya dukung akan dipastikan lagi oleh Direksi
berdasarkan hasil penyelidikan tanah atau uji daya dukung (static load test) atau
pancang (piling test) yang dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa sesuai
keputusan direksi berdasarkan analisis stabilitas konsultan
➢ Setelah semua parameter di atas ditetapkan, Penyedia Barang/Jasa harus
mengajukan Kepada Direksi Untuk mendapatkan persetujuannya mengenai
rencana pembuatan/penyediaan tiang, alat pancang. Penyedia Barang/Jasa harus
melakukan segala tindak pencegahan dari kerusakan tiang dan komponen-
komponennya pada saat pembuatan, pananganan, pengangkutan,
penyimpangan, pencocokan atau pemancangan Sheet Pile. Sheet Pile yang rusak
saat penanganan, pengangkutan atau penyimpanan harus diganti oleh Penyedia
Barang/Jasa dengan biaya sendiri
➢ Penyedia Barang/Jasa harus menggunakan tenaga ahli yang berpengalaman
untuk menetapkan posisi, elevasi dan titik pancang yang tepat. Penyedia
Barang/Jasa bertanggung jawab terhadap penetapan lokasi pancang. Penyedia
Barang/Jasa harus menempatkan dan memancang tiang dengan tepat dan
menjaga agar tidak terjadi pergeseran tiang akibat pengoperasian alat pancang.
Penyedia Barang/Jasa harus menetapkan elevasi pangkal tiang untuk keperluan
pemotongan panjang tiang
b. Pemancangan Sheet Pile
1. Peralatan
- Sebelum mendatangkan alat pancang ke Lapangan, Penyedia Barang/Jasa
harus mengajukan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan tentang alat
pancang dan komponen lainnya serta metoda pancang yang akan digunakan
- Crane 35 Ton + Alat pancang dapat menggunakan tenaga uap, tekana Udara,
getaran atau tenaga disel. Bila menggunakan diesel hammer atau alat
pancang lain yang perlu kalibrasi, Penyedia Barang/Jasa harus mengadakan
kalibrasi dengan cara yang disetujui oleh Direksi
- Bila menggunakan gravity hammer untuk memancang, beratnya tidak boleh
kurang dari berat tiang dan kepalanya, dan tinggi jatuhnya tidak boleh lebih
dari 4,5 meter. Bila hammer digunakan untuk memancang tiang beton,
beratnya minimum 50% berat tiang dari tinggi jatuh maximum 2,4 meter.
- Tiang/turap beton harus disangga agar posisinya tidak berubah saat
dipancang. Penyangga dapat dari perancah baja atau lainnya dengan
kontruksi yang kokoh sehingga dapat menahan gaya lateral yang mungkin
terjadi saat pemancangan, Bila tiang dipancangkan dalam air, maka
penyangga lurus cukup panjang dan kuat menahan goncangan tiang oleh
tekanan air
2. Pemancangan
- Secara umum, Sheet Pile yang digunakan adalah Sheet Pile tanpa
sambungan. Pemancangan tiang hanya dapat dikerjakan bila ada ijin tertulis
dari Direksi. Sheet Pile harus dipancang menggunakan alat penjepit agar lurus
dalam pelaksanaan sesuai gambar atau petunjuk Direksi. Penyimpangan
pemancangan tidak boleh lebih dari 20mm untuk panjang tiang, 75 mm untuk
posisi kepala tiang dan 2% untuk arah interal, dari gambar rencana atau
petunjuk Direksi
- Semua Kepala tiang yang akan dipancang harus dilindungi dengan topi atau
bantalan. Penyedia Barang/Jasa harus menyedikan semua keprluan tersebut
seperti bantalan, cincin dan sebagainya sesuai anjuran pabrik, agar tiang tidak
rusak saat dipancang
3. Pengukuran dan Pembayaran
- Pengukuran pekerjaan Pemancangan CCSP K-700 W 500–1000 berdasarkan
panjang tiang yang terpancang dikurangi panjang bagian pancang yang di
bobok dan yang berada di dalam beton pile cap
- Pembayaran volume pekerjaan Pemancangan CCSP K-700 W 500–1000
sesuai dengan BOQ yang ada di dalam dokumen kontrak dimana harga
satuannya adalah per meter panjang terpancang dari CCSP

3.13 Bobokan
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan bobokan meliputi pembobokan CCSP W.500-1000 dengan ukuran dan
ketentuan sampai terlihat tulangan untuk kemudian disambung dengan tulangan
pekerjaan pile cap dan balok angkur
b. Pengukuran dan Pembayaran
▪ Metode pembayaran pekerjaan Bobokan CCSP W.500-1000 berdasarkan jumlah
titik tiang pancang yg di lakukan bobokan
▪ Pembayaran volume pekerjaan Bobokan CCSP W.500-1000 cm sesuai dengan
BOQ yang ada di dalam dokumen kontrak dimana harga satuannya adalah per
buah m3

3.14 Pengadaan dan Langsiran Spun Pile Ø60 K.600


1. Lingkup Pekerjaan
▪ Pekerjaan Pengadaan Spun Pile K-600 Ø 60 cm meliputi penyediaan pancang jenis
Spun Pile K-600 Ø 60. Kualitas campuran beton harus memenuhi sekurang-
kurangnya syarat mutu beton K-600 dengan kelas A2.
▪ Penyedia Barang/Jasa harus melaksanakan pengangkutan Spun Pile tersebut
diatas mulai dari pabrik tiang pancang sampai ke lokasi stock pile yang telah
disetujui oleh direksi dan konsultan supervisi
▪ Apabila diperlukan Penyedia Barang/Jasa harus melakukan langsiran dari stok pile
ke lokasi pemancangan
▪ Penyedia Barang/Jasa harus melakukan segala tindak pencegahan dari kerusakan
tiang dan komponen-komponennya pada saat pembuatan, penanganan,
pengangkutan, penyimpanan Spun Pile. Spun Pile yang rusak saat penanganan,
pengangkutan atau penyimpanan harus diganti oleh Penyedia Barang/Jasa dengan
biaya sendiri
2. Pengukuran dan Pembayaran
▪ Metode pembayaran pekerjaan pengadaan dan langsiran Spun Pile K-600 Ø 60 cm
berdasarkan jumlah tiang pancang yang sudah tiba di lokasi stock pile dari pabrik
tiang pancang dan sudah dihitung dan dicek bersama dengan pengawas dan
konsultan supervisi
▪ Pembayaran volume pekerjaan pengadaan Spun Pile Ø 60 cm sesuai dengan BOQ
yang ada di dalam dokumen kontrak dimana harga satuannya adalah per meter
panjang dari Spun Pile

3.15 Pemancangan Spun Pile Ø 60 K.600 menggunakan ponton


1. Lingkup Pekerjaan
Penyedia Barang/Jasa harus melaksanakan pekerjaan pemancangan sesuai dengan
spesifikasi dengan letak dan ukuran seperti yang tertera pada gambar atau lokasi di
kedalaman yang ditetapkan oleh Direksi. Tipe Spun Pile seperti yang tercantum dalam
gambar dan spesifikasi. Tetapi jumlah, kedalaman pancang dan panjang tiang yang
dicantumkan pada gambar berdasakan fungsi bangunan dan daya dukung akan
dipastikan lagi oleh Direksi berdasarkan hasil penyelidikan tanah atau uji daya dukung
(static load test) atau pancang (piling test) yang dilaksanakan oleh Penyedia
Barang/Jasa sesuai keputusan direksi berdasarkan analisis stabilitas konsultan
Setelah semua parameter di atas ditetapkan, Penyedia Barang/Jasa harus mengajukan
Kepada Direksi Untuk mendapatkan persetujuannya mengenai rencana
pembuatan/penyediaan tiang, alat pancang. Penyedia Barang/Jasa harus melakukan
segala tindak pencegahan dari kerusakan tiang dan komponen-komponennya pada
saat pembuatan, pananganan, pengangkutan, penyimpangan, pencocokan atau
pemancangan Spun Pile. Spun Pile yang rusak saat penanganan, pengangkutan atau
penyimpanan harus diganti oleh Penyedia Barang/Jasa dengan biaya sendiri
Penyedia Barang/Jasa harus menggunakan tenaga ahli yang berpengalaman untuk
menetapkan posisi, elevasi dan titik pancang yang tepat. Penyedia Barang/Jasa
bertanggung jawab terhadap penetapan lokasi pancang. Penyedia Barang/Jasa harus
menempatkan dan memancang tiang dengan tepat dan menjaga agar tidak terjadi
pergeseran tiang akibat pengoperasian alat pancang. Penyedia Barang/Jasa harus
menetapkan elevasi pangkal tiang untuk keperluan pemotongan panjang tiang.
2. Peralatan
Sebelum mendatangkan alat pancang ke Lapangan, Penyedia Barang/Jasa harus
mengajukan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan tentang alat pancang dan
komponen lainnya serta metoda pancang yang akan digunakan
Alat pancang dapat menggunakan tenaga uap, tekana Udara, getaran atau tenaga
disel. Bila menggunakan diesel hammer atau alat pancang lain yang perlu kalibrasi,
Penyedia Barang/Jasa harus mengadakan kalibrasi dengan cara yang disetujui oleh
Direksi
Bila menggunakan gravity hammer untuk memancang, beratnya tidak boleh kurang dari
berat tiang dan kepalanya, dan tinggi jatuhnya tidak boleh lebih dari 4,5 meter. Bila
hammer digunakan untuk memancang tiang beton, beratnya minimum 50% berat tiang
dari tinggi jatuh maximum 2,4 meter
Tiang/turap beton harus disangga agar posisinya tidak berubah saat dipancang.
Penyangga dapat dari perancah baja atau lainnya dengan kontruksi yang kokoh
sehingga dapat menahan gaya lateral yang mungkin terjadi saat pemancangan, Bila
tiang dipancangkan dalam air, maka penyangga lurus cukup panjang dan kuat menahan
goncangan tiang oleh tekanan air
3. Pemancangan
Secara umum, Spun Pile yang digunakan adalah Spun Pile sekaligus dengan
penyambungan. Pemancangan tiang hanya dapat dikerjakan bila ada ijin tertulis dari
Direksi. Spun Pile harus dipancang sesuai gambar atau petunjuk Direksi.
Penyimpangan pemancangan tidak boleh lebih dari 20mm untuk panjang tiang, 75 mm
untuk posisi kepala tiang dan 2% untuk arah interal, dari gambar rencana atau petunjuk
Direksi
Semua Kepala tiang yang akan dipancang harus dilindungi dengan topi atau bantalan.
Penyedia Barang/Jasa harus menyedikan semua keprluan tersebut seperti bantalan,
cincin dan sebagainya sesuai anjuran pabrik, agar tiang tidak rusak saat dipancang

4. Pengukuran dan Pembayaran


▪ Metode pembayaran pekerjaan pengadaan Spun Pile K-600 Ø 60 cm berdasarkan
jumlah tiang yang terpancang dikurangi panjang bagian pancang yang di bobok dan
yang berada di dalam beton pile cap dihitung berdasarkan meter Panjang.
▪ Pembayaran volume pekerjaan PemancanganSpun Pile K-600 Ø 60 cm sesuai
dengan BOQ yang ada di dalam dokumen kontrak dimana harga satuannya adalah
per meter panjang terpancang dari Spun Pile beserta penyambungan antar tiang jika
kondisi di lapangan memerlukannya
3.16 Bobokan Spun Pile Ø 60 K.600
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan bobokan meliputi pembobokan Spun Pile K-600 Ø 60 cm dengan ukuran dan
ketentuan sampai terlihat tulangan untuk kemudian disambung dengan tulangan
pekerjaan pile cap dan balok angkur
2. Pengukuran dan Pembayaran
▪ Metode pembayaran pekerjaan Bobokan Spun Pile K-600 Ø 60 cm berdasarkan
jumlah titik tiang pancang yg di lakukan bobokan.
▪ Pembayaran volume pekerjaan Bobokan Spun Pile K-600 Ø 60 cm sesuai dengan
BOQ yang ada di dalam dokumen kontrak dimana harga satuannya adalah per buah
(bh) tiang pancang
3.17 Pekerjaan Beton Ready Mix K-300
1. Lingkup Pekerjaan
Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode kerja pelaksanaan,
pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran dalam pelaksanaan pekerjaan
beton. Pedoman ini mencakup kegiatan pelaksanaan seluruh bangunan beton
bertulang beton tanpa tulangan, beton pracetak, beton untuk bangunan baja komposit
dan waterstop. Pedoman ini mencakup penyiapan tempat kerja untuk pengecoran
beton, pengadaan penutup beton, lantai kerja dan pemeliharaan pondasi seperti
pemompaan atau tindakan lain untuk mempertahankan agar pondasi tetap kering.
Pembuatan campuran dan pelaksanaan harus mematuhi peraturan-peraturan yang
berlaku, antara lain:
e. Beton yang akan dibuat adalah beton bertulang. Ukuran ditentukan sesuai dengan
gambar rencana
f. Syarat-syarat bahan untuk pekerjaan beton PBI 1971 NI-2 pasal 21 sampai dengan
pasal 39/SKSNI 1991
g. Syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan beton PBI 1971 NI-2 Bab 13 pasal 8.1 sampai
dengan pasal 8.17/SKSNI 1991
h. Kualitas campuran harus memenuhi sekurang-kurangnya syarat mutu beton K-225
dari perusahaan Readymix
2. Bahan
e) Agregat Halus (Pasir)
1) Agregat halus dapat berupa pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami batu alam
atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu
2) Pasir yang dipakai harus kualitas pasir beton yang bebas dari kandungan tanah
dan Lumpur
3) Agregat halus harus lolos ayakan persegi 5 mm dan tertahan di atas ayakan
persegi 0,076 mm
4) Agregat halus harus bersih, tajam dan keras. Kadar lumpur tidak boleh lebih dari
5% (persentase terhadap berat kering). Yang dimaksud dengan lumpur adalah
bagian-bagian yang lolos ayakan 0,063 mm
f) Agregat Kasar (Split)
1) Agregat kasar untuk campuran beton merupakan hasil dari mesin pemecah batu
(stone crusher)
2) Yang dimaksud dengan agregat kasar pada umumnya adalah agregat dengan
ukuran butiran antara 30-40 mm
Agregat kasar mempunyai modulus kehalusan butir antara 6-7.5 mm, atau
standart beton SK SNI T-15-91-03
3) Agregat kasar harus terdiri dari butiran-butiran yang keras, kompak dan tidak
berpori. Agregat kasar yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai
apabila jumlah butir-butir tersebut tidak melampaui 20% dari berat agregat
seluruhnya
4) Mempunyai Berat Jenis Batu 2.4 Ton /m3 dengan kekuatan tekan tidak boleh
kurang dari 400 kg /cm2. Batu pecah yang digunakan setelah diuji abrasinya
harus lebih kecil 40 % dari berat batu terabrasi
5) Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (persentase
terhadap berat kering). Yang dimaksud dengan lumpur adalah bagian-bagian
yang lolos ayakan 0,063 mm
6) Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton,
seperti zat-zat reaktif asam atau alkali
7) Agregat kasar harus terdiri dari butiran-butiran yang bergradasi baik (well graded)
dengan gradasi sebagai berikut :
➢ Sisa di atas ayakan 31,5 mm harus 0% dari berat seluruhnya
➢ Sisa di atas ayakan 4 mm harus berkisar antara 90% sampai 98% dari berat
seluruhnya
➢ Selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan
maksimum 60% berat dan minimum 10% berat
8) Besar butiran agregat tidak boleh lebih dari pada 1/5 X jarak terkecil antara
bidang-bidang samping cetakan. Penyimpangan dari pembatasan ini diijinkan
apabila menurut Pengawas Ahli cara-cara pengecoran adalah sedemikian rupa
sehingga dapat menjamin tidak terjadinya rongga-rongga dengan cara
disediakan alat penggetar (vibrator) pada waktu pengecoran

g) Air
1) Air yang digunakan untuk campuran beton tidak boleh mengandung minyak,
asam, alkali, garam-garaman, bahan-bahan organik atau bahan-bahan lain yang
dapat mempengaruhi kualitas beton. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air tawar
yang dapat diminum
2) Apabila terdapat keragu-raguan mengenai kualitas air campuran beton,
dianjurkan untuk mengirimkan air tersebut ke laboratorium untuk dilakukan
pengujian
3) Apabila pengujian sampel air seperti yang dimaksud pada butir no 2 tersebut di
atas tidak dapat dilakukan, maka dalam hal adanya keragu-raguan terhadap mutu
air campuran beton, harus dilakukan perbandingan uji kuat tekan beton pada
umur 7 dan 28 hari dari campuran beton yang menggunakan air tersebut
terhadap campuran beton yang menggunakan air destilasi. Kuat tekan dari
campuran beton sekurang-kurangnya 90% dari kuat tekan campuran beton yang
menggunakan air destilasi
4) Jumlah air yang digunakan untuk membuat campuran beton ditentukan
berdasarkan volume atau berat
h) Semen
1) Semen adalah bahan ikat hidrolis yang digunakan dalam pekerjaan pasangan
dan pembetonan
2) Semen yang digunakan harus semen Portland/PC tipe 1 dan memenuhi Standar
Indonesia SNI 15-2049-2004. Semen yang cepat mengeras tidak boleh
digunakan tanpa persetujuan dari Direksi
3) Tempat penyimpanan semen harus kering, terhindar dari hujan dan udara lembab
4) Tumpukan semen diusahakan berjarak minimum 25 cm dari dinding tempat
penyimpanan dan disusun di atas balok-balok kayu minimum 20 cm dari lantai
5) Tinggi penumpukan diatur sedemikian rupa sehingga tidak lebih dari 12 zak. Hal
ini untuk menghindari pengerasan akibat tekanan dari berat semen yang ada di
atasnya
6) Penyimpanan dan pengeluaran semen harus diatur sedemikian rupa sehingga
semen yang datang lebih awal dapat dipakai lebih dahulu
7) Pemeriksaan terhadap kualitas semen di lapangan dapat dilakukan secara visual
dan manual. Apabila semen telah menggumpal dan melalui remasan tangan
terdapat gumpalan-gumpalan keras yang tidak dapat hancur maka semen tidak
boleh dipakai
8) Penyedia Jasa harus menyediakan contoh-contoh semen bila diminta oleh
Direksi untuk pengujian, baik dari gudang Penyedia Jasa maupun dari pabrik.
Penyedia Jasa harus menyerahkan sertifikat pengujian dari pabrik untuk setiap
pengiriman semen ke lokasi. Penyedia Jasa harus menyimpan setiap catatan
yang ada untuk keperluan pemeriksaan oleh Direksi di lokasi pengecoran beton
dari setiap pengiriman semen tersebut
9) Semen dapat ditolak atas perintah Direksi jika tidak memenuhi persyaratan yang
ditentukan dalam spesifikasi ini
3. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dilaksanakan dengan satuan meter kubik (m3) sesuai dengan dimensi
gambar atau sesuai dengan yang diperintahkan dan disetujui Direksi Pekerjaan.
Pembayaran dilakukan dengan harga satuan sesuai daftar Kuantitas dan Harga (BOQ)
dan sudah termasuk biaya untuk meyelesaikan seluruh pekerjaan termasuk material,
tenaga, peralatan, pengangkutan, penanganan dan penyimpanan semen, aggregat dan
bahan additif (bila ada), penyampuran, penempatan, Trial Mix, pengujian sampel beton
baik silinder maupun kubus, uji hammer test (jika diperlukan), finishing dan biaya terkait
lainnya

3.18 Pembesian
a. Tulangan baja untuk beton harus seperti ditunjukkan dalam gambar dan memenuhi
Pasal 3.7 Standar Nasional Indonesia SNI-2
b. Tulangan baja harus dipotong dari batang - batang yang lurus yang bebas dari belitan
dan bengkokan atau kerusakan lainnya dan dibengkokkan dalam keadaan dingin oleh
tukang yang berpengalaman batang–batang dengan garis tengah 20 mm atau lebih
harus dibengkokkan dengan alat mesin pembengkokkan yang direncanakan untuk itu
dan disetujui oleh Direksi. Ukuran pembengkokan harus sesuai dengan Pasal 8 Standar
Nasional Indonesia SNI-2 kecuali jika ditentukan atau diperintahkan lain oleh Direksi /
Pengawas
c. Bentuk–bentuk tulangan baja harus dipotong sesuai dengan gambar, tidak boleh
menyambung tulangan tanpa persetujuan Pengawas / Direksi
d. Antara Beton Baru dan pasangan lama harus diberi stek besi dengan panjang 0,3 m’
e. Pengukuran dilaksanakan dengan satuan berat (kg) sesuai dengan dimensi gambar
atau sesuai dengan daftar tekukan (Bending Schedule) yang disetujui direksi.
Pembayaran dilakukan dengan harga satuan sesuai daftar Kuantitas dan Harga (BOQ)
dan sudah termasuk biaya untuk meyelesaikan seluruh pekerjaan termasuk material,
tenaga, peralatan, pengangkutan, penanganan, penyimpanan, penempatan dan biaya
terkait lainnya.
3.19 Perancah
Perancah / Penyangga harus dilaksanakan dalam kedudukan yang baik untuk menyangga
bekisting sebelum menempatkan adukan beton dan harus dipertahankan tidak terjadi
goyangan akibat beban berat beton basah selama penyiraman atau beban-beban lain.
Biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan perancah ini dimasukkan dalam harga satuan per
meter persegi (m2) seperti ditentukan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
3.20 Bekisting
a. Cetakan haruslah dengan berbagai bentuk, bidang–bidang, batas–batas dan ukuran
dari beton yang diinginkan sebagaimana pada gambar–gambar atau seperti ditetapkan
Direksi/Pengawas Daerah
b. Cetakan untuk mencetak beton dan membuatnya menurut model yang dikehendaki
harus digunakan bila perlu. Cetakan dapat dibuat dari logam, lembaran plywood, papan
kayu yang dipress atau dari papan yang dipress halus, dalam keadaan baik
sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan permukaan yang sempurna seperti
terperinci di sini
c. Permukaan yang rata dari beton adalah yang dikehendaki pada bagian jalan air.
Cetakan untuk permukaan yang demikian dapat dibuat dari kayu ataupun dari logam
dan harus di dalam segala hal benar–benar berbentuk dan berukuran yang tetap pada
tempat dan bentuknya selama pembebanan dan berlangsunya pekerjaan vibrasi
pemadatan beton. Usaha yang sesuai dan efektif harus dilaksanakan pada pembuatan
cetakan untuk menguatkan pinggiran batas dan ujung lainnya dalam arah yang tepat
untuk menghindari terbentuknya pelengkungan–pelengkungan, sisi pinggiran tersebut
atau kerusakan–kerusakan permukaan beton yang telah diselesaikan
d. Semua cetakan yang dibangun harus teguh, alat–alat dan usaha–usaha yang sesuai
dan cocok untuk membuka cetakan–cetakan tanpa merusak permukaan dari beton
yang telah selesai harus tersedia. Sebelum beton dicor, semua material untuk
mempermudah melepaskan cetakan harus dipakai hanya setelah disetujui oleh Direksi
/ Pengawas Daerah. Penggunaan minyak cetakan harus berhati–hati agar tidak kontak
dengan besi beton yang mengakibatkan kurang daya lekat
e. Semua cetakan harus betul–betul teliti dan aman pada kedudukannya sehingga dicegah
pengembangan atau lain gerakan selama penuangan beton. Penyangga cetakan
(Perancah) harus bersandar pada fondasi yang baik sehingga tidak ada kemungkinan
penurunan cetakan selama pelaksanaan
f. Pengukuran dilaksanakan dengan satuan meter persegi (m2) sesuai dengan dimensi
gambar atau sesuai dengan yang diperintahkan dan disetujui Direksi Pekerjaan.
Pembayaran dilakukan dengan harga satuan sesuai daftar Kuantitas dan Harga (BOQ)
dan sudah termasuk biaya untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan termasuk material,
tenaga, peralatan, pengangkutan, penanganan, penyimpanan, penempatan dan biaya
terkait lainnya
BAB – IV
PEKERJAAN KOLAM RETENSI

4.1 Urugan Tanah Padas


1. Semua pekerjaan timbunan tanah mendatangkan harus dilaksanakan sesuai dengan
kontrak dan dengan detail seperti yang dikehendaki untuk pekerjaan timbunan tanah
2. Sebelum mengadakan pekerjaan timbunan tanah mendatangkan dipadatkan, penyedia
jasa harus menyerahkan uraian lengkap dan metode-metode yang diusulkan kepada
Direksi untuk mendapatkan persetujuannya
3. Tanah yang dipakai sebagai bahan timbunan adalah tanah mendatangkan dari luar
lokasi pekerjaan
4. Bahan tanggul / timbunan yang berasal dari luar maupun dari bantaran harus terlebih
dahulu diteliti dilaboratorium Mekanika Tanah sebelum digunakan. Penelitian tersebut
meliputi uji Proctor Standar ( Standard Proctor Test ) dan penelitian sifat - sifat tanah
sebagai acuan untuk pembuatan tanggul
5. Berdasarkan hasil laboratorium, Direksi akan menetapkan apakah bahan tersebut
dapat dipergunakan atau tidak. Segala biaya untuk penelitian di laboratorium tersebut
atas tanggung jawab Penyedia jasa
6. Bahan yang dipergunakan harus dihamparkan lapis demi lapis mendatar setebal 30 cm
selebar tanggul / timbunan, ditambah masing-masing 40 cm diluar profil lereng tanggul
timbunan rencana
7. Tanah timbunan dipadatkan dengan alat vibro roller per lapis
8. Pemadatan harus dilaksanakan dengan mesin penggilas. Mesin pemadat yang disetujui
direksi sehingga hasil pemadatan mencapai tidak kurang 90 % dari pemadatan kering
maksimum yang ditentukan oleh tes Standard Proctor Compaction
9. Pengukuran dan Pembayaran :
• Pengukuran dalam satuan volume m3 untuk variasi item pekerjaan timbunan tanah
harus dihitung sesuai dengan actual volume dalam meter kubik sesuai hasil
pengukuran yang dilakukan sebelum dan sesudah pelaksanaan penimbunan
dilakukan. Tidak ada pengukuran dan pembayaran untuk penimbunan diluar batas
lokasi sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar akhir pelaksanaan yang
dilakukan tanpa ijin
• Pembayaran harus termasuk biaya di quarry (dalam hal borrow area), pemilahan,
perataan, penanganan, pemindahan, penempatan, penyiraman, leveling, pemadatan
dan pengetesan material dilokasi penimbunan. Pembayaran juga harus termasuk
biaya persiapan unuk permukaan dan pemangkasan kemiringan dan seluruh tenaga,
material dan peralatan yang penting untuk penyelesaian pekerjaan
10. Pembayaran sesuai dengan harga satuan sebagaimana yang ada dalam Daftar Kuantitas
dan Harga dan sudah termasuk biaya untuk seluruh material, tenaga dan peralatan untuk
menyelesaikan pekerjaan sesuai spesifikasi

4.2 Pengadaan dan Pemasangan Geotextile


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan, pembuatan dan pemasangan geotekstil dengan
tipe dan ukuran yang sesuai dengan Spesifikasi, Gambar dan petunjuk Konsultan
Pengawas dan Direksi Pekerjaan
▪ Spesifikasi ini merupakan spesifikasi bahan geotekstil filter untuk separator dan
stabilisator
▪ Spesifikasi ini memberikan nilai-nilai sifat fisik, mekanis dan ketahanan yang harus
dipenuhi atau dilebihi, oleh geotekstil yang akan digunakan
▪ Spesifikasi ini ditujukan untuk menjamin kualitas dan kinerja geotekstil yang baik
untuk digunakan pada aplikasi pekerjaan berdasar spesifikasi analysis konsultan
▪ Persyaratan kuat tarik geotekstil dalam spesifikasi ini dipertimbangkan
berdasarkan daya bertahan (survivability) geotekstil terhadap tegangan yang
terjadi pada saat pemasangan
▪ Spesifikasi bahan geotekstil yang disyaratkan, sekurang-kurangnya harus
memenuhi uraian yang dimuat dalam Tabel berikut :

URAIAN PERSYARATAN

a. Bahan Baku Polypropylene (pp), putih


b. Massa Persatuan luas 150 G/m2
c. Max. kekuatan Tarik, mc/cmd 6.0/10.0 Kn/m
d. Elongasi pada nominal kekuatan, md/cmd 50/30 %
e. Tusukan Kekuatan 1670 N
f. Perpindahaan pada kekuatan tusukan Statis 30Mm
g. Dektor diuji ya
h. Roll dimensi, Lebar x Panjang 4.75 x 100

2. Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran dilaksanakan dengan satuan meter persegi (m2) sesuai dengan dimensi
gambar atau sesuai dengan yang diperintahkan dan disetujui direksi.
Pembayaran dilakukan dengan harga satuan sesuai daftar Kuantitas dan Harga
(BOQ) dan sudah termasuk biaya untuk meyelesaikan seluruh pekerjaan termasuk
material, tenaga, peralatan, pengangkutan, penanganan, penyimpanan, overlap
penyambungan, pengetesan uji tarik (tensile strength) di laboratorium independen,
penempatan dan biaya terkait lainnya
4.3 Beton K.100 readymix
1. Lingkup Pekerjaan
Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode kerja pelaksanaan,
pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran dalam pelaksanaan pekerjaan
beton. Pedoman ini mencakup kegiatan pelaksanaan seluruh bangunan beton
bertulang beton tanpa tulangan, beton pracetak, beton untuk bangunan baja komposit
dan waterstop. Pedoman ini mencakup penyiapan tempat kerja untuk pengecoran
beton, pengadaan penutup beton, lantai kerja dan pemeliharaan pondasi seperti
pemompaan atau tindakan lain untuk mempertahankan agar pondasi tetap kering.
Pembuatan campuran dan pelaksanaan harus mematuhi peraturan-peraturan yang
berlaku, antara lain:
a. Beton yang akan dibuat adalah beton bertulang. Ukuran ditentukan sesuai dengan
gambar rencana
b. Syarat-syarat bahan untuk pekerjaan beton PBI 1971 NI-2 pasal 21 sampai dengan
pasal 39/SKSNI 1991
c. Syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan beton PBI 1971 NI-2 Bab 13 pasal 8.1 sampai
dengan pasal 8.17/SKSNI 1991
d. Kualitas campuran harus memenuhi sekurang-kurangnya syarat mutu beton K-225
dari perusahaan Readymix
2. Bahan
a) Agregat Halus (Pasir)
1) Agregat halus dapat berupa pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami batu alam
atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu
2) Pasir yang dipakai harus kualitas pasir beton yang bebas dari kandungan tanah
dan Lumpur
3) Agregat halus harus lolos ayakan persegi 5 mm dan tertahan di atas ayakan
persegi 0,076 mm
4) Agregat halus harus bersih, tajam dan keras. Kadar lumpur tidak boleh lebih dari
5% (persentase terhadap berat kering). Yang dimaksud dengan lumpur adalah
bagian-bagian yang lolos ayakan 0,063 mm
b) Agregat Kasar (Split)
1) Agregat kasar untuk campuran beton merupakan hasil dari mesin pemecah batu
(stone crusher)
2) Yang dimaksud dengan agregat kasar pada umumnya adalah agregat dengan
ukuran butiran antara 30-40 mm
Agregat kasar mempunyai modulus kehalusan butir antara 6-7.5 mm, atau
standart beton SK SNI T-15-91-03
3) Agregat kasar harus terdiri dari butiran-butiran yang keras, kompak dan tidak
berpori. Agregat kasar yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai
apabila jumlah butir-butir tersebut tidak melampaui 20% dari berat agregat
seluruhnya
4) Mempunyai Berat Jenis Batu 2.4 Ton /m3 dengan kekuatan tekan tidak boleh
kurang dari 400 kg /cm2. Batu pecah yang digunakan setelah diuji abrasinya
harus lebih kecil 40 % dari berat batu terabrasi
5) Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (persentase
terhadap berat kering). Yang dimaksud dengan lumpur adalah bagian-bagian
yang lolos ayakan 0,063 mm
6) Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton,
seperti zat-zat reaktif asam atau alkali
7) Agregat kasar harus terdiri dari butiran-butiran yang bergradasi baik (well graded)
dengan gradasi sebagai berikut :
➢ Sisa di atas ayakan 31,5 mm harus 0% dari berat seluruhnya
➢ Sisa di atas ayakan 4 mm harus berkisar antara 90% sampai 98% dari berat
seluruhnya
➢ Selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan
maksimum 60% berat dan minimum 10% berat
8) Besar butiran agregat tidak boleh lebih dari pada 1/5 X jarak terkecil antara
bidang-bidang samping cetakan. Penyimpangan dari pembatasan ini diijinkan
apabila menurut Pengawas Ahli cara-cara pengecoran adalah sedemikian rupa
sehingga dapat menjamin tidak terjadinya rongga-rongga dengan cara
disediakan alat penggetar (vibrator) pada waktu pengecoran
c) Air
1) Air yang digunakan untuk campuran beton tidak boleh mengandung minyak,
asam, alkali, garam-garaman, bahan-bahan organik atau bahan-bahan lain yang
dapat mempengaruhi kualitas beton. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air tawar
yang dapat diminum
2) Apabila terdapat keragu-raguan mengenai kualitas air campuran beton,
dianjurkan untuk mengirimkan air tersebut ke laboratorium untuk dilakukan
pengujian
3) Apabila pengujian sampel air seperti yang dimaksud pada butir no 2 tersebut di
atas tidak dapat dilakukan, maka dalam hal adanya keragu-raguan terhadap mutu
air campuran beton, harus dilakukan perbandingan uji kuat tekan beton pada
umur 7 dan 28 hari dari campuran beton yang menggunakan air tersebut
terhadap campuran beton yang menggunakan air destilasi. Kuat tekan dari
campuran beton sekurang-kurangnya 90% dari kuat tekan campuran beton yang
menggunakan air destilasi
4) Jumlah air yang digunakan untuk membuat campuran beton ditentukan
berdasarkan volume atau berat
d) Semen
1) Semen adalah bahan ikat hidrolis yang digunakan dalam pekerjaan pasangan
dan pembetonan
2) Semen yang digunakan harus semen Portland/PC tipe 1 dan memenuhi Standar
Indonesia SNI 15-2049-2004. Semen yang cepat mengeras tidak boleh
digunakan tanpa persetujuan dari Direksi
3) Tempat penyimpanan semen harus kering, terhindar dari hujan dan udara lembab
4) Tumpukan semen diusahakan berjarak minimum 25 cm dari dinding tempat
penyimpanan dan disusun di atas balok-balok kayu minimum 20 cm dari lantai
5) Tinggi penumpukan diatur sedemikian rupa sehingga tidak lebih dari 12 zak. Hal
ini untuk menghindari pengerasan akibat tekanan dari berat semen yang ada di
atasnya
6) Penyimpanan dan pengeluaran semen harus diatur sedemikian rupa sehingga
semen yang datang lebih awal dapat dipakai lebih dahulu
7) Pemeriksaan terhadap kualitas semen di lapangan dapat dilakukan secara visual
dan manual. Apabila semen telah menggumpal dan melalui remasan tangan
terdapat gumpalan-gumpalan keras yang tidak dapat hancur maka semen tidak
boleh dipakai
8) Penyedia Jasa harus menyediakan contoh-contoh semen bila diminta oleh
Direksi untuk pengujian, baik dari gudang Penyedia Jasa maupun dari pabrik.
Penyedia Jasa harus menyerahkan sertifikat pengujian dari pabrik untuk setiap
pengiriman semen ke lokasi. Penyedia Jasa harus menyimpan setiap catatan
yang ada untuk keperluan pemeriksaan oleh Direksi di lokasi pengecoran beton
dari setiap pengiriman semen tersebut
9) Semen dapat ditolak atas perintah Direksi jika tidak memenuhi persyaratan yang
ditentukan dalam spesifikasi ini
3. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dilaksanakan dengan satuan meter kubik (m3) sesuai dengan dimensi
gambar atau sesuai dengan yang diperintahkan dan disetujui Direksi Pekerjaan.
Pembayaran dilakukan dengan harga satuan sesuai daftar Kuantitas dan Harga (BOQ)
dan sudah termasuk biaya untuk meyelesaikan seluruh pekerjaan termasuk material,
tenaga, peralatan, pengangkutan, penanganan dan penyimpanan semen, aggregat dan
bahan additif (bila ada), penyampuran, penempatan, Trial Mix, pengujian sampel beton
baik silinder maupun kubus, uji hammer test (jika diperlukan), finishing dan biaya terkait
lainnya

2.2 Pengadaan dan Langsiran CCSP W.500-1000, L = 21m, K-700


a. Lingkup Pekerjaan
➢ Pekerjaan Pengadaan CCSP W 500–1000, L=12m K-700 meliputi penyediaan
pancang jenis CCSP K-700 W 500–1000. Kualitas campuran beton harus
memenuhi sekurang-kurangnya syarat mutu beton K-700 kelas B dengan panjang
sesuai dengan yang tercantum dalam gambar
➢ Penyedia Barang/Jasa harus melaksanakan pengangkutan CCSP tersebut diatas
mulai dari pabrik tiang pancang sampai ke lokasi stock pile yang telah disetujui
oleh direksi dan konsultan supervise
➢ Apabila diperlukan Penyedia Barang/Jasa harus melakukan langsiran dari stok
pile ke lokasi pemancangan dengan menggunakan truk trailer dan crane service
➢ Penyedia Barang/Jasa harus melakukan segala tindak pencegahan dari
kerusakan tiang dan komponen-komponennya pada saat pembuatan,
penanganan, pengangkutan, penyimpanan Sheet Pile. Sheet Pile yang rusak saat
penanganan, pengangkutan atau penyimpanan harus diganti oleh Penyedia
Barang/Jasa dengan biaya sendiri.
➢ Penyedia harus melakukan Penetesan Banding Test terhadap CCSP W 500–
1000, L=12m K-700 class B setiap 250 batang atau tiap 3000 m’ material yang
didatangkan dengan hasil Momen Crack Minimal 40.4 Ton.m;
b. Pengukuran dan Pembayaran
➢ Metode pembayaran pekerjaan pengadaan CCSP K-700 W 500–1000
berdasarkan jumlah tiang pancang yang sudah tiba di lokasi stock pile dari pabrik
tiang pancang dan sudah dihitung dan dicek bersama dengan pengawas dan
konsultan supervise.
➢ Pembayaran volume pekerjaan pengadaan CCSP K-700 W 500–1000 sesuai
dengan BOQ yang ada di dalam dokumen kontrak dimana harga satuannya adalah
per meter panjang dari CCSP

2.3 Pemancangan CCSP W.500-1000, L=21m ; K.700 menggunakan ponton


a. Lingkup Pekerjaan
➢ Penyedia Barang/Jasa harus melaksanakan pekerjaan pemancangan sesuai
dengan spesifikasi dengan letak dan ukuran seperti yang tertera pada gambar atau
lokasi di kedalaman yang ditetapkan oleh Direksi dan konsultan supervisi. Tipe
Sheet Pile seperti yang tercantum dalam gambar dan spesifikasi. Tetapi jumlah,
kedalaman pancang dan panjang tiang yang dicantumkan pada gambar
berdasakan fungsi bangunan dan daya dukung akan dipastikan lagi oleh Direksi
berdasarkan hasil penyelidikan tanah atau uji daya dukung (static load test) atau
pancang (piling test) yang dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa sesuai
keputusan direksi berdasarkan analisis stabilitas konsultan
➢ Setelah semua parameter di atas ditetapkan, Penyedia Barang/Jasa harus
mengajukan Kepada Direksi Untuk mendapatkan persetujuannya mengenai
rencana pembuatan/penyediaan tiang, alat pancang. Penyedia Barang/Jasa harus
melakukan segala tindak pencegahan dari kerusakan tiang dan komponen-
komponennya pada saat pembuatan, pananganan, pengangkutan,
penyimpangan, pencocokan atau pemancangan Sheet Pile. Sheet Pile yang rusak
saat penanganan, pengangkutan atau penyimpanan harus diganti oleh Penyedia
Barang/Jasa dengan biaya sendiri
➢ Penyedia Barang/Jasa harus menggunakan tenaga ahli yang berpengalaman
untuk menetapkan posisi, elevasi dan titik pancang yang tepat. Penyedia
Barang/Jasa bertanggung jawab terhadap penetapan lokasi pancang. Penyedia
Barang/Jasa harus menempatkan dan memancang tiang dengan tepat dan
menjaga agar tidak terjadi pergeseran tiang akibat pengoperasian alat pancang.
Penyedia Barang/Jasa harus menetapkan elevasi pangkal tiang untuk keperluan
pemotongan panjang tiang
b. Pemancangan Sheet Pile
1. Peralatan
- Sebelum mendatangkan alat pancang ke Lapangan, Penyedia Barang/Jasa
harus mengajukan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan tentang alat
pancang dan komponen lainnya serta metoda pancang yang akan digunakan
- Crane 35 Ton + Alat pancang dapat menggunakan tenaga uap, tekana Udara,
getaran atau tenaga disel. Bila menggunakan diesel hammer atau alat
pancang lain yang perlu kalibrasi, Penyedia Barang/Jasa harus mengadakan
kalibrasi dengan cara yang disetujui oleh Direksi
- Bila menggunakan gravity hammer untuk memancang, beratnya tidak boleh
kurang dari berat tiang dan kepalanya, dan tinggi jatuhnya tidak boleh lebih
dari 4,5 meter. Bila hammer digunakan untuk memancang tiang beton,
beratnya minimum 50% berat tiang dari tinggi jatuh maximum 2,4 meter.
- Tiang/turap beton harus disangga agar posisinya tidak berubah saat
dipancang. Penyangga dapat dari perancah baja atau lainnya dengan
kontruksi yang kokoh sehingga dapat menahan gaya lateral yang mungkin
terjadi saat pemancangan, Bila tiang dipancangkan dalam air, maka
penyangga lurus cukup panjang dan kuat menahan goncangan tiang oleh
tekanan air
2. Pemancangan
- Secara umum, Sheet Pile yang digunakan adalah Sheet Pile tanpa
sambungan. Pemancangan tiang hanya dapat dikerjakan bila ada ijin tertulis
dari Direksi. Sheet Pile harus dipancang menggunakan alat penjepit agar lurus
dalam pelaksanaan sesuai gambar atau petunjuk Direksi. Penyimpangan
pemancangan tidak boleh lebih dari 20mm untuk panjang tiang, 75 mm untuk
posisi kepala tiang dan 2% untuk arah interal, dari gambar rencana atau
petunjuk Direksi
- Semua Kepala tiang yang akan dipancang harus dilindungi dengan topi atau
bantalan. Penyedia Barang/Jasa harus menyedikan semua keprluan tersebut
seperti bantalan, cincin dan sebagainya sesuai anjuran pabrik, agar tiang tidak
rusak saat dipancang
3. Pengukuran dan Pembayaran
- Pengukuran pekerjaan Pemancangan CCSP K-700 W 500–1000 berdasarkan
panjang tiang yang terpancang dikurangi panjang bagian pancang yang di
bobok dan yang berada di dalam beton pile cap
- Pembayaran volume pekerjaan Pemancangan CCSP K-700 W 500–1000
sesuai dengan BOQ yang ada di dalam dokumen kontrak dimana harga
satuannya adalah per meter panjang terpancang dari CCSP

3.13 Bobokan
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan bobokan meliputi pembobokan CCSP W.500-1000 dengan ukuran dan
ketentuan sampai terlihat tulangan untuk kemudian disambung dengan tulangan
pekerjaan pile cap dan balok angkur
b. Pengukuran dan Pembayaran
▪ Metode pembayaran pekerjaan Bobokan CCSP W.500-1000 berdasarkan jumlah
titik tiang pancang yg di lakukan bobokan
▪ Pembayaran volume pekerjaan Bobokan CCSP W.500-1000 cm sesuai dengan
BOQ yang ada di dalam dokumen kontrak dimana harga satuannya adalah per
buah m3

3.14 Pengadaan dan Langsiran Spun Pile Ø60 K.600


1. Lingkup Pekerjaan
▪ Pekerjaan Pengadaan Spun Pile K-600 Ø 60 cm meliputi penyediaan pancang jenis
Spun Pile K-600 Ø 60. Kualitas campuran beton harus memenuhi sekurang-
kurangnya syarat mutu beton K-600 dengan kelas A2.
▪ Penyedia Barang/Jasa harus melaksanakan pengangkutan Spun Pile tersebut
diatas mulai dari pabrik tiang pancang sampai ke lokasi stock pile yang telah
disetujui oleh direksi dan konsultan supervisi
▪ Apabila diperlukan Penyedia Barang/Jasa harus melakukan langsiran dari stok pile
ke lokasi pemancangan
▪ Penyedia Barang/Jasa harus melakukan segala tindak pencegahan dari kerusakan
tiang dan komponen-komponennya pada saat pembuatan, penanganan,
pengangkutan, penyimpanan Spun Pile. Spun Pile yang rusak saat penanganan,
pengangkutan atau penyimpanan harus diganti oleh Penyedia Barang/Jasa dengan
biaya sendiri
2. Pengukuran dan Pembayaran
▪ Metode pembayaran pekerjaan pengadaan dan langsiran Spun Pile K-600 Ø 60 cm
berdasarkan jumlah tiang pancang yang sudah tiba di lokasi stock pile dari pabrik
tiang pancang dan sudah dihitung dan dicek bersama dengan pengawas dan
konsultan supervisi
▪ Pembayaran volume pekerjaan pengadaan Spun Pile Ø 60 cm sesuai dengan BOQ
yang ada di dalam dokumen kontrak dimana harga satuannya adalah per meter
panjang dari Spun Pile

3.15 Pemancangan Spun Pile Ø 60 K.600 menggunakan ponton


1. Lingkup Pekerjaan
Penyedia Barang/Jasa harus melaksanakan pekerjaan pemancangan sesuai dengan
spesifikasi dengan letak dan ukuran seperti yang tertera pada gambar atau lokasi di
kedalaman yang ditetapkan oleh Direksi. Tipe Spun Pile seperti yang tercantum dalam
gambar dan spesifikasi. Tetapi jumlah, kedalaman pancang dan panjang tiang yang
dicantumkan pada gambar berdasakan fungsi bangunan dan daya dukung akan
dipastikan lagi oleh Direksi berdasarkan hasil penyelidikan tanah atau uji daya dukung
(static load test) atau pancang (piling test) yang dilaksanakan oleh Penyedia
Barang/Jasa sesuai keputusan direksi berdasarkan analisis stabilitas konsultan
Setelah semua parameter di atas ditetapkan, Penyedia Barang/Jasa harus mengajukan
Kepada Direksi Untuk mendapatkan persetujuannya mengenai rencana
pembuatan/penyediaan tiang, alat pancang. Penyedia Barang/Jasa harus melakukan
segala tindak pencegahan dari kerusakan tiang dan komponen-komponennya pada
saat pembuatan, pananganan, pengangkutan, penyimpangan, pencocokan atau
pemancangan Spun Pile. Spun Pile yang rusak saat penanganan, pengangkutan atau
penyimpanan harus diganti oleh Penyedia Barang/Jasa dengan biaya sendiri
Penyedia Barang/Jasa harus menggunakan tenaga ahli yang berpengalaman untuk
menetapkan posisi, elevasi dan titik pancang yang tepat. Penyedia Barang/Jasa
bertanggung jawab terhadap penetapan lokasi pancang. Penyedia Barang/Jasa harus
menempatkan dan memancang tiang dengan tepat dan menjaga agar tidak terjadi
pergeseran tiang akibat pengoperasian alat pancang. Penyedia Barang/Jasa harus
menetapkan elevasi pangkal tiang untuk keperluan pemotongan panjang tiang.
2. Peralatan
Sebelum mendatangkan alat pancang ke Lapangan, Penyedia Barang/Jasa harus
mengajukan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan tentang alat pancang dan
komponen lainnya serta metoda pancang yang akan digunakan
Alat pancang dapat menggunakan tenaga uap, tekana Udara, getaran atau tenaga
disel. Bila menggunakan diesel hammer atau alat pancang lain yang perlu kalibrasi,
Penyedia Barang/Jasa harus mengadakan kalibrasi dengan cara yang disetujui oleh
Direksi
Bila menggunakan gravity hammer untuk memancang, beratnya tidak boleh kurang dari
berat tiang dan kepalanya, dan tinggi jatuhnya tidak boleh lebih dari 4,5 meter. Bila
hammer digunakan untuk memancang tiang beton, beratnya minimum 50% berat tiang
dari tinggi jatuh maximum 2,4 meter
Tiang/turap beton harus disangga agar posisinya tidak berubah saat dipancang.
Penyangga dapat dari perancah baja atau lainnya dengan kontruksi yang kokoh
sehingga dapat menahan gaya lateral yang mungkin terjadi saat pemancangan, Bila
tiang dipancangkan dalam air, maka penyangga lurus cukup panjang dan kuat menahan
goncangan tiang oleh tekanan air
3. Pemancangan
Secara umum, Spun Pile yang digunakan adalah Spun Pile sekaligus dengan
penyambungan. Pemancangan tiang hanya dapat dikerjakan bila ada ijin tertulis dari
Direksi. Spun Pile harus dipancang sesuai gambar atau petunjuk Direksi.
Penyimpangan pemancangan tidak boleh lebih dari 20mm untuk panjang tiang, 75 mm
untuk posisi kepala tiang dan 2% untuk arah interal, dari gambar rencana atau petunjuk
Direksi
Semua Kepala tiang yang akan dipancang harus dilindungi dengan topi atau bantalan.
Penyedia Barang/Jasa harus menyedikan semua keprluan tersebut seperti bantalan,
cincin dan sebagainya sesuai anjuran pabrik, agar tiang tidak rusak saat dipancang

4. Pengukuran dan Pembayaran


▪ Metode pembayaran pekerjaan pengadaan Spun Pile K-600 Ø 60 cm berdasarkan
jumlah tiang yang terpancang dikurangi panjang bagian pancang yang di bobok dan
yang berada di dalam beton pile cap dihitung berdasarkan meter Panjang.
▪ Pembayaran volume pekerjaan PemancanganSpun Pile K-600 Ø 60 cm sesuai
dengan BOQ yang ada di dalam dokumen kontrak dimana harga satuannya adalah
per meter panjang terpancang dari Spun Pile beserta penyambungan antar tiang jika
kondisi di lapangan memerlukannya
3.16 Bobokan Spun Pile Ø 60 K.600
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan bobokan meliputi pembobokan Spun Pile K-600 Ø 60 cm dengan ukuran dan
ketentuan sampai terlihat tulangan untuk kemudian disambung dengan tulangan
pekerjaan pile cap dan balok angkur
2. Pengukuran dan Pembayaran
▪ Metode pembayaran pekerjaan Bobokan Spun Pile K-600 Ø 60 cm berdasarkan
jumlah titik tiang pancang yg di lakukan bobokan.
▪ Pembayaran volume pekerjaan Bobokan Spun Pile K-600 Ø 60 cm sesuai dengan
BOQ yang ada di dalam dokumen kontrak dimana harga satuannya adalah per buah
(bh) tiang pancang
3.17 Pekerjaan Beton Ready Mix K-300
1. Lingkup Pekerjaan
Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode kerja pelaksanaan,
pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran dalam pelaksanaan pekerjaan
beton. Pedoman ini mencakup kegiatan pelaksanaan seluruh bangunan beton
bertulang beton tanpa tulangan, beton pracetak, beton untuk bangunan baja komposit
dan waterstop. Pedoman ini mencakup penyiapan tempat kerja untuk pengecoran
beton, pengadaan penutup beton, lantai kerja dan pemeliharaan pondasi seperti
pemompaan atau tindakan lain untuk mempertahankan agar pondasi tetap kering.
Pembuatan campuran dan pelaksanaan harus mematuhi peraturan-peraturan yang
berlaku, antara lain:
e. Beton yang akan dibuat adalah beton bertulang. Ukuran ditentukan sesuai dengan
gambar rencana
f. Syarat-syarat bahan untuk pekerjaan beton PBI 1971 NI-2 pasal 21 sampai dengan
pasal 39/SKSNI 1991
g. Syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan beton PBI 1971 NI-2 Bab 13 pasal 8.1 sampai
dengan pasal 8.17/SKSNI 1991
h. Kualitas campuran harus memenuhi sekurang-kurangnya syarat mutu beton K-225
dari perusahaan Readymix
2. Bahan
e) Agregat Halus (Pasir)
1) Agregat halus dapat berupa pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami batu alam
atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu
2) Pasir yang dipakai harus kualitas pasir beton yang bebas dari kandungan tanah
dan Lumpur
3) Agregat halus harus lolos ayakan persegi 5 mm dan tertahan di atas ayakan
persegi 0,076 mm
4) Agregat halus harus bersih, tajam dan keras. Kadar lumpur tidak boleh lebih dari
5% (persentase terhadap berat kering). Yang dimaksud dengan lumpur adalah
bagian-bagian yang lolos ayakan 0,063 mm
f) Agregat Kasar (Split)
1) Agregat kasar untuk campuran beton merupakan hasil dari mesin pemecah batu
(stone crusher)
2) Yang dimaksud dengan agregat kasar pada umumnya adalah agregat dengan
ukuran butiran antara 30-40 mm
Agregat kasar mempunyai modulus kehalusan butir antara 6-7.5 mm, atau
standart beton SK SNI T-15-91-03
3) Agregat kasar harus terdiri dari butiran-butiran yang keras, kompak dan tidak
berpori. Agregat kasar yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai
apabila jumlah butir-butir tersebut tidak melampaui 20% dari berat agregat
seluruhnya
4) Mempunyai Berat Jenis Batu 2.4 Ton /m3 dengan kekuatan tekan tidak boleh
kurang dari 400 kg /cm2. Batu pecah yang digunakan setelah diuji abrasinya
harus lebih kecil 40 % dari berat batu terabrasi
5) Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (persentase
terhadap berat kering). Yang dimaksud dengan lumpur adalah bagian-bagian
yang lolos ayakan 0,063 mm
6) Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton,
seperti zat-zat reaktif asam atau alkali
7) Agregat kasar harus terdiri dari butiran-butiran yang bergradasi baik (well graded)
dengan gradasi sebagai berikut :
➢ Sisa di atas ayakan 31,5 mm harus 0% dari berat seluruhnya
➢ Sisa di atas ayakan 4 mm harus berkisar antara 90% sampai 98% dari berat
seluruhnya
➢ Selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan
maksimum 60% berat dan minimum 10% berat
8) Besar butiran agregat tidak boleh lebih dari pada 1/5 X jarak terkecil antara
bidang-bidang samping cetakan. Penyimpangan dari pembatasan ini diijinkan
apabila menurut Pengawas Ahli cara-cara pengecoran adalah sedemikian rupa
sehingga dapat menjamin tidak terjadinya rongga-rongga dengan cara
disediakan alat penggetar (vibrator) pada waktu pengecoran
g) Air
1) Air yang digunakan untuk campuran beton tidak boleh mengandung minyak,
asam, alkali, garam-garaman, bahan-bahan organik atau bahan-bahan lain yang
dapat mempengaruhi kualitas beton. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air tawar
yang dapat diminum
2) Apabila terdapat keragu-raguan mengenai kualitas air campuran beton,
dianjurkan untuk mengirimkan air tersebut ke laboratorium untuk dilakukan
pengujian
3) Apabila pengujian sampel air seperti yang dimaksud pada butir no 2 tersebut di
atas tidak dapat dilakukan, maka dalam hal adanya keragu-raguan terhadap mutu
air campuran beton, harus dilakukan perbandingan uji kuat tekan beton pada
umur 7 dan 28 hari dari campuran beton yang menggunakan air tersebut
terhadap campuran beton yang menggunakan air destilasi. Kuat tekan dari
campuran beton sekurang-kurangnya 90% dari kuat tekan campuran beton yang
menggunakan air destilasi
4) Jumlah air yang digunakan untuk membuat campuran beton ditentukan
berdasarkan volume atau berat
h) Semen
1) Semen adalah bahan ikat hidrolis yang digunakan dalam pekerjaan pasangan
dan pembetonan
2) Semen yang digunakan harus semen Portland/PC tipe 1 dan memenuhi Standar
Indonesia SNI 15-2049-2004. Semen yang cepat mengeras tidak boleh
digunakan tanpa persetujuan dari Direksi
3) Tempat penyimpanan semen harus kering, terhindar dari hujan dan udara lembab
4) Tumpukan semen diusahakan berjarak minimum 25 cm dari dinding tempat
penyimpanan dan disusun di atas balok-balok kayu minimum 20 cm dari lantai
5) Tinggi penumpukan diatur sedemikian rupa sehingga tidak lebih dari 12 zak. Hal
ini untuk menghindari pengerasan akibat tekanan dari berat semen yang ada di
atasnya
6) Penyimpanan dan pengeluaran semen harus diatur sedemikian rupa sehingga
semen yang datang lebih awal dapat dipakai lebih dahulu
7) Pemeriksaan terhadap kualitas semen di lapangan dapat dilakukan secara visual
dan manual. Apabila semen telah menggumpal dan melalui remasan tangan
terdapat gumpalan-gumpalan keras yang tidak dapat hancur maka semen tidak
boleh dipakai
8) Penyedia Jasa harus menyediakan contoh-contoh semen bila diminta oleh
Direksi untuk pengujian, baik dari gudang Penyedia Jasa maupun dari pabrik.
Penyedia Jasa harus menyerahkan sertifikat pengujian dari pabrik untuk setiap
pengiriman semen ke lokasi. Penyedia Jasa harus menyimpan setiap catatan
yang ada untuk keperluan pemeriksaan oleh Direksi di lokasi pengecoran beton
dari setiap pengiriman semen tersebut
9) Semen dapat ditolak atas perintah Direksi jika tidak memenuhi persyaratan yang
ditentukan dalam spesifikasi ini
3. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dilaksanakan dengan satuan meter kubik (m3) sesuai dengan dimensi
gambar atau sesuai dengan yang diperintahkan dan disetujui Direksi Pekerjaan.
Pembayaran dilakukan dengan harga satuan sesuai daftar Kuantitas dan Harga (BOQ)
dan sudah termasuk biaya untuk meyelesaikan seluruh pekerjaan termasuk material,
tenaga, peralatan, pengangkutan, penanganan dan penyimpanan semen, aggregat dan
bahan additif (bila ada), penyampuran, penempatan, Trial Mix, pengujian sampel beton
baik silinder maupun kubus, uji hammer test (jika diperlukan), finishing dan biaya terkait
lainnya

3.18 Pembesian
a. Tulangan baja untuk beton harus seperti ditunjukkan dalam gambar dan memenuhi
Pasal 3.7 Standar Nasional Indonesia SNI-2
b. Tulangan baja harus dipotong dari batang - batang yang lurus yang bebas dari belitan
dan bengkokan atau kerusakan lainnya dan dibengkokkan dalam keadaan dingin oleh
tukang yang berpengalaman batang–batang dengan garis tengah 20 mm atau lebih
harus dibengkokkan dengan alat mesin pembengkokkan yang direncanakan untuk itu
dan disetujui oleh Direksi. Ukuran pembengkokan harus sesuai dengan Pasal 8 Standar
Nasional Indonesia SNI-2 kecuali jika ditentukan atau diperintahkan lain oleh Direksi /
Pengawas
c. Bentuk–bentuk tulangan baja harus dipotong sesuai dengan gambar, tidak boleh
menyambung tulangan tanpa persetujuan Pengawas / Direksi
d. Antara Beton Baru dan pasangan lama harus diberi stek besi dengan panjang 0,3 m’
e. Pengukuran dilaksanakan dengan satuan berat (kg) sesuai dengan dimensi gambar
atau sesuai dengan daftar tekukan (Bending Schedule) yang disetujui direksi.
Pembayaran dilakukan dengan harga satuan sesuai daftar Kuantitas dan Harga (BOQ)
dan sudah termasuk biaya untuk meyelesaikan seluruh pekerjaan termasuk material,
tenaga, peralatan, pengangkutan, penanganan, penyimpanan, penempatan dan biaya
terkait lainnya.
3.19 Perancah
Perancah / Penyangga harus dilaksanakan dalam kedudukan yang baik untuk menyangga
bekisting sebelum menempatkan adukan beton dan harus dipertahankan tidak terjadi
goyangan akibat beban berat beton basah selama penyiraman atau beban-beban lain.
Biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan perancah ini dimasukkan dalam harga satuan per
meter persegi (m2) seperti ditentukan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
3.20 Bekisting
a. Cetakan haruslah dengan berbagai bentuk, bidang–bidang, batas–batas dan ukuran
dari beton yang diinginkan sebagaimana pada gambar–gambar atau seperti ditetapkan
Direksi/Pengawas Daerah
b. Cetakan untuk mencetak beton dan membuatnya menurut model yang dikehendaki
harus digunakan bila perlu. Cetakan dapat dibuat dari logam, lembaran plywood, papan
kayu yang dipress atau dari papan yang dipress halus, dalam keadaan baik
sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan permukaan yang sempurna seperti
terperinci di sini
c. Permukaan yang rata dari beton adalah yang dikehendaki pada bagian jalan air.
Cetakan untuk permukaan yang demikian dapat dibuat dari kayu ataupun dari logam
dan harus di dalam segala hal benar–benar berbentuk dan berukuran yang tetap pada
tempat dan bentuknya selama pembebanan dan berlangsunya pekerjaan vibrasi
pemadatan beton. Usaha yang sesuai dan efektif harus dilaksanakan pada pembuatan
cetakan untuk menguatkan pinggiran batas dan ujung lainnya dalam arah yang tepat
untuk menghindari terbentuknya pelengkungan–pelengkungan, sisi pinggiran tersebut
atau kerusakan–kerusakan permukaan beton yang telah diselesaikan
d. Semua cetakan yang dibangun harus teguh, alat–alat dan usaha–usaha yang sesuai
dan cocok untuk membuka cetakan–cetakan tanpa merusak permukaan dari beton
yang telah selesai harus tersedia. Sebelum beton dicor, semua material untuk
mempermudah melepaskan cetakan harus dipakai hanya setelah disetujui oleh Direksi
/ Pengawas Daerah. Penggunaan minyak cetakan harus berhati–hati agar tidak kontak
dengan besi beton yang mengakibatkan kurang daya lekat
e. Semua cetakan harus betul–betul teliti dan aman pada kedudukannya sehingga dicegah
pengembangan atau lain gerakan selama penuangan beton. Penyangga cetakan
(Perancah) harus bersandar pada fondasi yang baik sehingga tidak ada kemungkinan
penurunan cetakan selama pelaksanaan
f. Pengukuran dilaksanakan dengan satuan meter persegi (m2) sesuai dengan dimensi
gambar atau sesuai dengan yang diperintahkan dan disetujui Direksi Pekerjaan.
Pembayaran dilakukan dengan harga satuan sesuai daftar Kuantitas dan Harga (BOQ)
dan sudah termasuk biaya untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan termasuk material,
tenaga, peralatan, pengangkutan, penanganan, penyimpanan, penempatan dan biaya
terkait lainnya
BAB – V
PEKERJAAN RUMAH POMPA

4.1 Pengadaan dan Langsiran Spun Pile dia. 50cm


a. Lingkup Pekerjaan
➢ Pekerjaan Pengadaan Spun Pile K-600 Ø 50 cm meliputi penyediaan pancang
jenis Spun Pile K-600 Ø 50. Kualitas campuran beton harus memenuhi sekurang-
kurangnya syarat mutu beton K-600 dengan kelas A2
➢ Penyedia Barang/Jasa harus melaksanakan pengangkutan Spun Pile tersebut
diatas mulai dari pabrik tiang pancang sampai ke lokasi stock pile yang telah
disetujui oleh direksi dan konsultan supervise
➢ Apabila diperlukan Penyedia Barang/Jasa harus melakukan langsiran dari stok
pile ke lokasi pemancangan dengan menggunakan truk trailer dan crane service
➢ Penyedia Barang/Jasa harus melakukan segala tindak pencegahan dari
kerusakan tiang dan komponen-komponennya pada saat pembuatan,
penanganan, pengangkutan, penyimpanan Spun Pile. Spun Pile yang rusak saat
penanganan, pengangkutan atau penyimpanan harus diganti oleh Penyedia
Barang/Jasa dengan biaya sendiri
b. Pengukuran dan Pembayaran
➢ Metode pembayaran pekerjaan pengadaan Spun Pile K-600 Ø 50 cm berdasarkan
jumlah tiang pancang yang sudah tiba di lokasi stock pile dari pabrik tiang pancang
dan sudah dihitung dan dicek bersama dengan pengawas dan konsultan supervise
➢ Pembayaran volume pekerjaan pengadaan Spun Pile K-600 Ø 50 cm sesuai
dengan BOQ yang ada di dalam dokumen kontrak dimana harga satuannya adalah
per meter panjang dari Spun Pile

4.2 Pemancangan Spun Pile Ø 50 cm


a. Lingkup Pekerjaan
Penyedia Barang/Jasa harus melaksanakan pekerjaan pemancangan sesuai dengan
spesifikasi dengan letak dan ukuran seperti yang tertera pada gambar atau lokasi di
kedalaman yang ditetapkan oleh Direksi. Tipe Spun Pile seperti yang tercantum dalam
gambar dan spesifikasi. Tetapi jumlah, kedalaman pancang dan panjang tiang yang
dicantumkan pada gambar berdasakan fungsi bangunan dan daya dukung akan
dipastikan lagi oleh Direksi berdasarkan hasil penyelidikan tanah atau uji daya dukung
(static load test) atau pancang (piling test) yang dilaksanakan oleh Penyedia
Barang/Jasa sesuai keputusan direksi berdasarkan analisis stabilitas konsultan.
Setelah semua parameter di atas ditetapkan, Penyedia Barang/Jasa harus
mengajukan Kepada Direksi Untuk mendapatkan persetujuannya mengenai rencana
pembuatan/penyediaan tiang, alat pancang. Penyedia Barang/Jasa harus melakukan
segala tindak pencegahan dari kerusakan tiang dan komponen-komponennya pada
saat pembuatan, pananganan, pengangkutan, penyimpangan, pencocokan atau
pemancangan Spun Pile. Spun Pile yang rusak saat penanganan, pengangkutan atau
penyimpanan harus diganti oleh Penyedia Barang/Jasa dengan biaya sendiri
Penyedia Barang/Jasa harus menggunakan tenaga ahli yang berpengalaman untuk
menetapkan posisi, elevasi dan titik pancang yang tepat. Penyedia Barang/Jasa
bertanggung jawab terhadap penetapan lokasi pancang. Penyedia Barang/Jasa harus
menempatkan dan memancang tiang dengan tepat dan menjaga agar tidak terjadi
pergeseran tiang akibat pengoperasian alat pancang. Penyedia Barang/Jasa harus
menetapkan elevasi pangkal tiang untuk keperluan pemotongan panjang tiang
b. Peralatan
Sebelum mendatangkan alat pancang ke Lapangan, Penyedia Barang/Jasa harus
mengajukan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan tentang alat pancang dan
komponen lainnya serta metoda pancang yang akan digunakan
Crane 35 Ton + Alat pancang dapat menggunakan tenaga uap, tekana Udara, getaran
atau tenaga disel. Bila menggunakan diesel hammer atau alat pancang lain yang perlu
kalibrasi, Penyedia Barang/Jasa harus mengadakan kalibrasi dengan cara yang
disetujui oleh Direksi
Bila menggunakan gravity hammer untuk memancang, beratnya tidak boleh kurang dari
berat tiang dan kepalanya, dan tinggi jatuhnya tidak boleh lebih dari 4,5 meter. Bila
hammer digunakan untuk memancang tiang beton, beratnya minimum 50% berat tiang
dari tinggi jatuh maximum 2,4 meter
Tiang/turap beton harus disangga agar posisinya tidak berubah saat dipancang.
Penyangga dapat dari perancah baja atau lainnya dengan kontruksi yang kokoh
sehingga dapat menahan gaya lateral yang mungkin terjadi saat pemancangan, Bila
tiang dipancangkan dalam air, maka penyangga lurus cukup panjang dan kuat
menahan goncangan tiang oleh tekanan air
c. Pemancangan
Secara umum, Spun Pile yang digunakan adalah Spun Pile sekaligus dengan
penyambungan. Pemancangan tiang hanya dapat dikerjakan bila ada ijin tertulis dari
Direksi. Spun Pile harus dipancang sesuai gambar atau petunjuk Direksi.
Penyimpangan pemancangan tidak boleh lebih dari 20mm untuk panjang tiang, 75 mm
untuk posisi kepala tiang dan 2% untuk arah interal, dari gambar rencana atau petunjuk
Direksi
Semua Kepala tiang yang akan dipancang harus dilindungi dengan topi atau bantalan.
Penyedia Barang/Jasa harus menyedikan semua keprluan tersebut seperti bantalan,
cincin dan sebagainya sesuai anjuran pabrik, agar tiang tidak rusak saat dipancang
d. Pengukuran dan Pembayaran
➢ Metode pembayaran pekerjaan pengadaan Spun Pile K-600 Ø 50 cm berdasarkan
jumlah tiang yang terpancang dikurangi panjang bagian pancang yang di bobok dan
yang berada di dalam beton pile cap dihitung berdasarkan meter Panjang
➢ Pembayaran volume pekerjaan PemancanganSpun Pile K-600 Ø 50 cm sesuai
dengan BOQ yang ada di dalam dokumen kontrak dimana harga satuannya adalah
per meter panjang terpancang dari Spun Pile beserta penyambungan antar tiang
jika kondisi di lapangan memerlukannya
4.3 Bobokan Spun Pile
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan bobokan meliputi pembobokan spun pile Ø 50 cm dengan ukuran dan
ketentuan sampai terlihat tulangan untuk kemudian disambung dengan tulangan
pekerjaan pile cap dan balok angkur
b. Pengukuran dan Pembayaran
▪ Metode pembayaran pekerjaan Bobokan spun pile Ø 50 cm berdasarkan jumlah titik
tiang pancang yg di lakukan bobokan
▪ Pembayaran volume pekerjaan Bobokan spun pile Ø 50 cm sesuai dengan BOQ
yang ada di dalam dokumen kontrak dimana harga satuannya adalah per buah m3

4.4 Penyambungan Tiang Spun


a. Lingkup Pekerjaan
Penyedia Barang/Jasa harus melaksanakan pekerjaan penyambungan sesuai dengan
spesifikasi yang tertera pada gambar atau lokasi yang ditetapkan oleh Direksi.
b. Bahan yang digunakan
Bahan yang digunakan terdiri dari :
1) Beton
(1) mutu beton yang digunakan untuk tiang pancang beton harus mempunyai
karakteristik beton K-600, sesuai dengan SNI 03-1974-1990
(2) setiap pembuatan tiang harus didasarkan kepada rencana campuran dengan
menggunakan komponen bahan yang memenuhi komponen yang berlaku dan
selama pelaksanaan pengecoran harus diikuti dengan pengendalian mutu
2) Baja
(1) baja tulangan untuk sambungan tiang pancang beton pracetak harus
mempunyai tegangan leleh minimum 400 Mpa (Bj-40), bebas dari korosi dan
kotoran yang menempel pada baja
(2) selubung untuk sambungan tiang dibuat dari baja yang mempunyai tegangan
leleh minimum 300 Mpa (BJ-30)
(3) untuk menjamin tercapainya mutu baja yang disyaratkan, sebelum digunakan
harus dilakukan pengujian mutu sesuai dengan SK SNI M-104-1990-03 oleh
laboratorium yang telah diakreditasi
3) Epoxy
(1) untuk menjamin kuat ikat antara beton dan epoxy serta baja dan epoxy, epoxy
yang digunakan harus mempunyai ketentuan yang berlaku
(2) sebelum dipindahkan harus dilakukan pengujian mutu epoxy
c. Struktur
1) Konstruksi sambungan tiang harus diperkuat dengan tulangan penyambung dan
selubung baja
2) Tulangan penyambung :
(1) tulangan penyambung harus dibuat dari baja tulangan ulir yang mempunyai
tegangan leleh sama dengan tegangan leleh tulangan utama
(2) panjang tulangan penyambung adalah sebagai berikut :
a) sepanjang 11 = 25 d, masuk ke ujung tiang yang dipasang diatas
b) sepanjang 12 = 25 d, masuk ke ujung tiang yang dipasang dibawah
(3) tulangan penyambung diletakan pada jarak 0,25 d dari sisi tiang
(4) diameter penyambung tergantung dari ukuran penampang tiang, D, yaitu :
a) ukuran tiang 30 x 30 cm2 ∅ 25 mm
b) ukuran tiang 35 x 35 cm2 ∅ 28 mm
c) ukuran tiang 40 x 40 cm2 ∅ 32 mm
(5) ukuran tulangan penyambung untuk penampang tiang persegi tercantum pada
tabel 1
Tabel 1 Ukuran Tulangan Penyambung
Tulangan Penyambung
Ukuran Tiang Cm2 Diameter 11 12
mm mm mm Jumlah
30 x 30 25 625 625 4
35 x 35 28 700 700 4
40 x 40 32 800 800 4

3) Selubung Baja
(1) selubung baja dibuat dari pelat baja tebal 10 mm, mempunayi bentuk
penampang persegi yang sudut-sudutnya dilas listrik
(2) rongga bagian dalam selubung mempunyai lebar D ± 20 mm, dengan panjang
2 kali lebar tiang (2D)
(3) pada bagian tengah dipasang kait dari pelat baja tebal 4 mm, lebar 15 mm yang
dilas sekeliling bagian dalam selubung
(4) dimensi selubung baja untuk tiang penampang persegi tercantum pada tabel 2
(5) baja yang digunakan untuk selubung harus mempunyai tegangan leleh
minimum 300 Mpa (Bj-30)
Tabel 2 Dimensi Selubung Baja
Ukuran Selubung
Ukuran Tiang Panjang
Cm2 Rongga dalam mm
mm 1 1
1 2
30 x 30 280 x 280 300 300
35 x 35 330 x 330 350 350
40 x 40 380 x 380 400 400

4) Ujung-ujung tiang yang disambung


(1) pada kedua ujung tiang yang akan disambung harus sudah disiapkan pada
waktu pelaksanaan pembuatan tiang :
a) masing-masing 4 buah lubang untuk menempatkan tulangan penyambung
dengan ukuran seperti tercantum pada tabel 3
b) Satu alur pada ke empat sisi ujung tiang masing-masing dengan ukuran (10
x 30) mm2
(2) lubang tempat tulangan harus dibuat lurus, sehingga setelah dipasang tulangan
penyambung dalam posisi aksial
Tabel 3 Ukuran Lubang Untuk Tulangan

Ukuran Tiang Ukuran Lubang


mm
Cm2 Diameter Panjang
30 x 30 27 627
35 x 35 30 702
40 x 40 34 802
5) Epoxy
(1) bahan epoxy harus memenuhi ketentuan yang berlaku
(2) harus dibuktikan dengan hasil pengujian yang dilakukan oleh laboratorium yang
sudah diakreditasi
d. Pelaksanaan
1) Masukan tiang pancang yang akan disambung ke dalam tanah pada lokasi yang
telah ditetapkan, dengan cara dipancang atau ditekan sesuai ketentuan yang
berlaku
• sisakan bagian atas tiang menonjol diatas permukaan tanah sepanjang
sambungan ditambah 20 cm
• kasarkan dan keringkan permukaan beton yang akan disambung dan
dibersihkan lubang tempat tulangan penyambung untuk menjamin epoxy dapat
menyambung dengan kuat
2) Lakukan penyambungan dengan urutan kerja sebagai berikut :
• olesi secara merata seluruh permukaan beton kepala tiang, bagian dalam
selubung baja dan tulangan penyambung dengan epoxy dengan ketebalan 1,0 –
1,5 mm
• pasang selubung baja dikepala tiang, celah antara bagian dalam selubung baja
dan permukaan tiang harus sepenuhnya terisi epoxy
• olesi secara merata di seluruh permukaan beton pada ujung tiang penyambung
serta lubang-lubang tempat tulangan sambungan dengan epoxy setebal 1,0 – 1,5
• angkat tiang penyambung sesuai prosedur yang berlaku, kemudian ujung bawah
tiang dimasukan kedalam selubung baja dengan memperhatikan :
- posisi tiang harus sentris terhadap tiang yang disambung
- masukan tulang penyambung ke dalam lubang-lubang
- epoxy harus dapat menutup celah antara bagian dalam
- tambahkan epoxy jika masih terdapat rongga, dan dimasukan ke dalam
selubung melalui celah pada ke empat sisinya
- tutup bagian bawah seluruh baja dengan penjepit baja yang dapat dibuka
kembali setelah epoxy mengeras, agar epoxy tidak meleleh keluar
• Rawat epoxy dengan cara :
- alamiah pada suhu udara dan dijaga dari pengaruh air selama 24 jam
- Lakukan pemanasan dengan uap pada suhu 1000 C untuk mempercepat
pengerasan; selama pemanasan dengan uap, selubung harus ditutup rapat
untuk menghindari dari pengaruh lembab yang dapat mengurangi kelekatan
epoxy
4.5 Beton Ready Mix K-300
Sesuai dengan Bab IV Poin 3.17 (Pekerjaan Beton)
4.6 Bekisting
Sesuai dengan Bab IV Poin 4.14
4.7 Perancah
Perancah / Penyangga harus dilaksanakan dalam kedudukan yang baik untuk menyangga
bekisting sebelum menempatkan adukan beton dan harus dipertahankan tidak terjadi
goyangan akibat beban berat beton basah selama penyiraman atau beban-beban lain.
Biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan perancah ini dimasukkan dalam harga satuan per
meter persegi (m2) seperti ditentukan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
4.8 Pembesian
Sesuai dengan Bab IV Poin 3.18
4.9 Pasangan Bata Merah
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil
yang baik
Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi seluruh detail yang disebutkan /
ditunjukkan dalam gambar
b. Pekerjaan yang Berhubungan
Pekerjaan Adukan dan Pasangan
- Standart
Batu bata harus memenuhi NI-10
Semen Portland harus memenuhi NI-8.
Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 ayat 2.
Air harus memenuhi PVBI-1982 Pasal 9.
- Bahan / Produk
Batu bata marah yang digunakan batu bata merah ex. lokal dengan kualitas terbaik
yang disetujui Perencana/Konsultan Management Konstruksi, siku dan sama
ukuranya 5 x 11 x 23 cm
c. Pelaksanaan
• Pasangan batu bata/batu merah, dengan menggunakan aduk campuran 1 PC : 5
pasir pasang.
• Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar
mulai dari permukaan sloof sampai ketinggian 30 cm diatas permukaan lantai
dasar, dinding didaerah basah setinggi 160 cm dari
permukaan lantai, serta semua
dinding yang pada gambar menggunakan simbol aduk
trasraam/kedap air digunakan aduk rapat air dengan campuran 1pc : 2 pasir
pasang.
• Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum hingga
jenuh.
• Setelah bata terpasang dengan aduk, nad/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm
dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
• Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan
air terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok serta dibersihkan.
• Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri
maksimum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
• Bidang dinding 1/2 batu yang luasnya lebih besar dari
12 m2 ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran
12 x 12 cm, dengan tulangan pokok 4 diameter 10 mm, beugel diameter 6 mm jarak
20 cm.
• Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/steiger sama sekali tidak
diperkenankan.
• Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan
dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-
stek besi beton diameter 6 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam
dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam
pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain.
• Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari 5 %.
Bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh digunakan.
• Pasangan batu bata untuk dinding 1/2 batu harus menghasilkan
dinding finish setebal 15 cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah 25 cm.
Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus
4.10 Plesteran 1pc : 3ps tebal 15 mm
a. Bahan dan Campuran
a) Pasir yang dipakai untuk pekerjaan plesteran harus bersih dari lumpur, kotoran dan
bahan organik yang akan mengurangi kekuatan adukan
b) Pasir yang dipakai harus kualitas pasir pasang yang baik
c) Semen yang dipergunakan harus yang masih baik sesuai syarat-syarat pada
adukan beton
d) Campuran adukan plesteran atau beraben harus terdiri dari perbandingan satu
bagian semen portland dengan tiga bagian pasir pasang
b. Pelaksanaan
a) Permukaan pasangan batu yang akan diplester harus disiram dengan air yang
bersih dan telah disetujui oleh direksi
b) Tebal plesteran 1,0 cm, dan bagian permukaan luar harus diaci dengan semen
portland
c) Plesteran harus kelihatan rapih dengan permukaan yang halus dan rata
d) Pada waktu hujan pekerjaan harus ditunda, plesteran yang belum keras harus
dilindungi dari air hujan
e) Permukaan pondasi pasangan batu harus diberaben dengan tebal 1,5 cm
c. Pengukuran dan Pembayaran
a) Pengukuran dilaksanakan dengan satuan m2 sesuai dengan dimensi gambar atau
sesuai dengan yang diperintahkan dan disetujui direksi
b) Pembayaran dilakukan dengan harga satuan sesuai daftar Kuantitas dan Harga
(BOQ) dan sudah termasuk biaya untuk meyelesaikan seluruh pekerjaan termasuk
material, tenaga, peralatan, pengangkutan, penanganan dan penyimpanan semen,
aggregat, penyampuran, penempatan, finishing dan biaya terkait lainnya
4.11 Acian
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksudkan dalam pasal ini meliputi semua tenaga kerja, bahan, alat
dan perancah yang diperlukan untuk menyelesaikan semua acian yang tercantum dalam
gambar atau diuraikan disini :
• Acian halus pada dinding bata, permukaan beton dan sponningan sudut-sudut
• Bagian lain yang ditetapkan dalam gambar maupun dengan petunjuk Direksi
Pekerjaan
b. Bahan
a) Semen
Semen harus Portland Cement sesuai PBI-1971 NI-2 dan pasal 5.07
b) Agregat halus atau pasir
Agregat halus atau pasir harus bersih, keras dan awet, bebas dari minyak, bahan
organis dan unsur lain yang merusak dan harus sesuai dengan ketentuan pasal 5.07
c) Air
Air untuk mencampur harus bersih, segar dan bebas dari bahan yang merusak, seperti
minyak, asam atau bahan nabati.
Komposisi serta tebal plesteran dan acian
- Campuran
Adukan acian harus dicampur dengan perbandingan PC:Pasir adalah 1:2
- Tebal
Tebal Acian tidak boleh lebih dari 3 mm. Tebal tambahan diperlukan untuk menutup
bagian yang tidak rata pada beton atau permukaan pekerjaan pasangan
- Pemasangan Plesteran dan Acian
• Pada plesteran tahap ketiga dipasang lapisan halus yang berupa acian
plesteran. Lapisan halus tidak boleh dipasang sebelum lapisan kedua dibiarkan
selama 7 hari. Sesaat sebelum lapisan halus dipasang, lapisan kedua harus
dibasahi lagi secara merata. Acian lapisan ketiga "diapungkan" dahulu,
sehingga menjadi suatu permukaan yang benar rata, kemudian digosok dengan
tekanan sedemikian rupa, sehingga butir pasir masuk ke dalam plesteran dan
dengan gosokan terakhir diperoleh permukaan yang licin dan bebas dari bidang
yang kasar, tanda bekas gosokan, atau noda lainnya. Lapisan halus harus
dibasah sekurang-kurangnya 2 hari dan selanjutnya harus dilindungi terhadap
pengeringan yang cepat sampai mengeras dengan seksama dan sempurna
• Jika hasil acian menunjukkan hasil yang tidak memuaskan seperti tidak rata,
tidak vertikal ataupun bengkok, adanya pecahan atau retak, maka bagian
tersebut harus dibongkar kembali untuk diperbaiki dan biayanya menjadi
tanggungan Penyedia barang/jasa
c. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dilaksanakan dengan satuan meter persegi (m2) sesuai dengan dimensi
gambar atau sesuai dengan yang diperintahkan dan disetujui direksi.
Pembayaran dilakukan dengan harga satuan sesuai daftar Kuantitas dan Harga (BOQ)
dan sudah termasuk biaya untuk meyelesaikan seluruh pekerjaan termasuk material,
tenaga, peralatan, pengangkutan, penanganan dan penyimpanan semen, aggregat,
penyampuran, penempatan, finishing dan biaya terkait lainnya

4.12 Pengadaan dan Pemasangan Kusen Pintu Allumunium


Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan kusen pintu dan jendela alumunium 4” warna coklat
b. Daun jendela rangka alumunium kaca tebal 5 mm
c. Daun pintu panil kayu bengkirai
d. Daun pintu besi follding door
e. Kunci dan penggantung daun pintu dan jendela
Bahan
Kosen Aluminium yang digunakan :
• Bahan : Dari bahan Aluminium framing system ex YKK, Alcan, warna coklat atau
yang disetujui oleh Direksi
• Bentuk profil : Sesuai shop drawing yang disetujui Perencana/Konsultan Pengawas
• Warna Profil : Ditentukan kemudian (contoh warna diajukan Kontraktor).
• Lebar Profil : Tebal 4” (pemakaian lebar bahan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar
• Pewarnaan : Natural Anodize sesuai standart produksi pabrik
• Nilai Deformasi : Diijinkan maksimal 1 mm
Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan
a. Sebelum memulai pelaksaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan kondisi
dilapangan (ukuran dan peil lubang dan membuat contoh jadi untuk semua detail sambungan
dan profil aluminium yang berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain
b. Prioritas proses fabrikasi, harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai, dengan membuat
lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk Perencana/Konsultan Pengawas
meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk, ukuran
c. Semua frame/kosen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara fabrikasi dengan
teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan
d. Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari material besi
untuk menghindarkan penempelan debu besi pada permukaannya. Didasarkan
untuk mengerjakannya pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan
kerusakan pada permukaannya
e. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari arah bagian dalam
agar sambungannya tidak tampak oleh mata
f. Akhir bagian kosen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet, stap dan
harus cocok
g. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat/stainless steel,
sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air dan
memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1.000 kg/cm2. Celah antara kaca dan
sistem kosen aluminium harus ditutup oleh sealant
4.13 Pemasangan Closed Duduk
Lingkup Pekerjaan
a. Kloset duduk berikut kelengkapannya dipakai merk yang akan ditentukan kemudian
oleh Perencana ex dalam negeri
b. Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan
baik, tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui
Konsultan Management Konstruksi
c. Untuk dudukan dasar kloset dipakai papan jati tua telab 3 cm dan telah dicelup dalam
larutan pengawet tahan air, dibentuk seperti dasar kloset. Kloset disekrupkan pada
papan tersebut dengan sekrup kuningan
d. Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai gambar, waterpass.
Semua noda-noda harus dibersihkan, sambungan-sambungan pipa tidak boleh ada
kebocoran-kebocoran
Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dilaksanakan dengan satuan (unit) sesuai dengan gambar yang telah disetujui
Direksi Pekerjaan.
Pembayaran dilakukan dengan harga satuan sesuai daftar Kuantitas dan Harga (BOQ) dan
sudah termasuk biaya untuk meyelesaikan seluruh pekerjaan termasuk material, tenaga,
peralatan, pemasangan dan biaya terkait lainnya sampai selesai
BAB - VI
PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

A. PEKERJAAN MEKANIKAL POMPA


Pekerjaan ini meliputi pengadaandan pemasangan instalasi pompa berikut kelengkapannya
yang diperlukan antara lainpompa air, pipa kolom pompa, pipa buang pompa air, flap valve,
flexible joint, pompa lumpur, pipa buang pompa lumpur, papan duga elevasi, Bar Screen,
Scada, Overhead traveling crane dan spare part.Jenis dari pompa-pompa yang akan
diadakan harus dari jenis aplikasi penanggulangan dan pengendalian banjir dan pernah teruji
beroperasi dengan baik di Indonesia.

1. Persyaratan Umum Dalam Pelaksanaan Item Pekerjaan


Penyedia Jasa harus mengajukan perusahaan penyedia pompa dan dilakukan
pemeriksaan bersama/joint inspection untuk mendapat persetujuan Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis, dengan syarat antara lain sebagai berikut:
a. Penyedia Jasa mendapatkan Dukungan dari Pabrikan Pembuat Pompa yang ada
di Indonesia;
b. Tersedia workshop atau service center di area Jawa Tengah/Daerah Istimewa
Yogyakarta, dengan dilampiri surat keterangan domisili yang memiliki:
- Overhead Crane Kapasitas minimum 7,5 Ton.
- Daya dukungan listrik 3 Phasa Kapasitas Minimal 41,5 kVA (ditunjukkan dengan
Sertifikat Laik Operasi) untuk perakitan Aksesoris Pompa (Pipa kolom, Pipa
buang, Bar Screen, Stop Log, Over Head Crane dan Tangki BBM).
c. Agen/Distributor memiliki tenaga ahli yang telah mendapatkan sertifikat dari
Pabrikan, dilampiri KTP domisili tenaga ahli;
d. Salinan surat penunjukan dari prinsipal (pabrikan pompa) yang telah disahkan oleh
Kedutaan Besar Republik Indonesia dan kuasa hukum di negara principal.
e. Pabrikan Pompa mempunyai perwakilan di Jawa Tengah/DIY dengan
menunjukkan Surat pendirian di Wilayah Jawa Tengah/DIY, disertakan dengan
domisili di Wilayah Jawa Tengah/DIY untuk mempercepat dan mempermudah
pelayanan purna jual (After sales service) apabila terjadi permasalahan pada
pompa;
f. Penyedia Barang harus menyerahkan salinan (copy) Certificate Quality System
(EN ISO) 9001:2015, Environmental Management System (EN ISO) 14001:2015
dan Occupational Health and Safety Management System 45001:2018, dari Wakil
Pabrikan di Indonesia.
g. Alat Test Pompa (test bed) sesuai dengan Kapasitas pompa yang berfungsi
dengan baik sebagai alat penguji kinerja pompa, sesuai dengan Hydraulic
performance test ISO 9906 Class Grade 1, 2 dan 3 dari pabrikan asal pembuat
pompa.
h. Penyedia Jasa wajib mengadakan kendaraan roda 4 dengan kapasitas mesin
minimal 2500 cc pada masing-masing rumah pompa untuk mendukung kegiatan
operasi dan pemeliharaan pompa yang mana pekerjaan tersebut merupakan
bagian dari pekerjaan Pengadaan dan Instalasi Pompa

2. Jaminan Peralatan/Garansi
Penyedia Barang/Jasa menjamin semua barang yang dipasok dari kerusakan akibat
proses produksi, selama 1 (Satu) tahunterhitung sejak Serah Terima Pekerjaan
Pertama. Penyedia Jasa sudah harus memperhitungkan biaya upah tenaga, bahan
material yang dipakai dan peralatan yang digunakan termasuk dalam overhead dan
profit. Jaminan meliputi:

a. Pernyataan bahwa barang dalam keadaan 100% baru (bukan rekondisi/rebuild).


Asli (bukan rebranding). Dan sesuai dengan spesifikasi yang diminta.
b. Surat Pernyataan bersedia melampirkan Certificate of Origin (COO);
c. Jaminan purna jual (after sales service) selama 5 (lima) tahun;
d. Jaminan suku cadang selama 5 (lima) tahun;
e. Garansi pompa selama 1 (Satu) tahun;
f. Kesediaan untuk melaksanakan perbaikan dan penggantian suku cadang apabila
terjadi kerusakan pada pompa dan power unit dalam waktu 2 x 24 jam;
g. Data pompa dilengkapi kurva yang menunjukkan hubungan antara kapasitas/head
pompa, power absorb, efisiensi, dan putaran pompa serta disertakan kurva kinerja
penggerak motor submersible.

Jaminan-jaminan tersebut mengacu pada peraturan yang berlaku dan dibuktikan


dengan dokumen-dokumen yang diserahkan kepada Direksi Teknis dan/atau
Konsultan Supervisi untuk mendapat persetujuan dalam proses pelaksanaan item
pekerjaan mekanikal pompa.

Perbaikan dan penggantian suku cadang menjadi tanggung jawab penyedia termasuk
biaya yang ditimbulkan selama masa garansi/jaminan tersebut diatas. Apabila terjadi
kerusakan atas barang/material yang dipasok akibat proses produksi, maka Penyedia
Barang/Jasa harus memperbaiki atau mengganti dengan material baru dengan
spesifikasi yang sama tanpa mengajukan penambahan biaya pekerjaan.

3. Persyaratan Teknis
Penyedia barang/jasa bertanggungjawab dalam pekerjaan pengadaan barang dengan
ukuran dan type yang sesuai dengan spesifikasi teknik yang tercantum dalam dokumen
tender dan barang tersebut harus terbukti baru, dapat diaplikasikan dan berfungsi
dengan baik, serta mudah dioperasikan secara umum oleh pemakai/operator. Suku
cadang peralatan mudah di dapat dan tersedia di Indonesia untuk mempermudah
operasional dan pemeliharaannya.

Penyedia barang/jasa bertanggungjawab untuk menyediakan semua sumber daya


berupa tenaga kerja, material dan peralatan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan,
sesuai dengan spesifikasi yang tertera dalam lampiran kontrak dan gambar kerja.

a. Pompa Air
Jenis pompa air yang harus diadakan/dipasok adalah jenis pompa air celup jenis
aliran axial (submersible axial pump) dimana dalam pengoperasiannya
keseluruhan bagian dari dari unit pompa tersebut akan terendam di dalam air.
Pompa yang diadakan adalah dengan kapasitas minimal 5.000 liter/detik dengan
head Minimal 5 meter jumlah 3 Unit dan Pompa Kapasitas 1.500 liter/detik dengan
head Minimal 5 meter jumlah 2 Unit dalam keadaan terpasang dan siap
dioperasikan;

Oleh karena itu material konstruksi dari pompa harus terbuat dari jenis material
yang tahan terhadap pengrusakan yang disebabkan oleh zat-zat yang terkandung
dalam air, tahan terhadap lingkungan yang korosif, dan tahan terhadap gesekan
material yang halus seperti lumpur. Pompa yang dipasok harus merupakan pompa
baru dan bukan pompa bekas yang telah diperbaharui.

Penyedia barang/jasa harus menyampaikan data teknis pompaaxial submersible


kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis untuk mendapat persetujuan
sebelum barang dipesan/diproduksi. Data teknis pompa axial submersible harus
menjelaskan tentang merk pompa, pabrik pembuat, tipe pompa, data elektrik, berat
pompa, ukuran dan dimensi pompa.

Secara terperinci spesifikasi pompa yang disyaratkan sekurang-kurangnya adalah


sebagai berikut:
A. Pompa Submersible Axial Kap. 500 Liter/Detik Head 7 Meter
1). Pompa Air
Tipe Pompa : Submersible Axial Flow Pump
Kapasitas : 500 liter / detik
Total Head : 6 meter
Ukuran Pompa : Maksimal 1.500 mm
Daya Serap Pompa : Maksimal 45 kW
2
Putaran Pompa : Maksimal 720 Rpm
Effisiensi : Minimal 80,0 %
Performance Test : ISO 9906 Grade 2B
Instalation Model : No Metal to Metal Contact (Pump and
Column Pipe)
Free Passage Size : Minimal 200 mm
Bearing Type : Anti-Friction Bearing, with Grease
Lubrication

2). Bahan Pompa Air


Shaft : Stainless steel
Impeller/ Propeller : Duplex Stainless Steel, setara/lebih baik
Bellmouth : Cast Iron EN-GJL-200, setara/lebih baik
Motor Housing : Grey cast iron EN-GJL-250, setara/lebih baik
Shaft sealing : 2 Mechanical Seal in tandem

3). Motor Listrik Pompa Air


Tipe : Motor Submersible
Arah : Vertikal
Daya/ Power : Maksimal 350 kW
Power Reserve : Minimal 10%
Insulaton Class : H According IEC 34-1
Motor efficiency at 4/4 load : Minimal 90 % (Melampirkan kurva motor)
Elektrical : 3 phase, 380-400 V, 50 Hz, 12 Pole, IP68
Putaran : Maksimal 500 RPM (12 Pole)
Tegangan : 380-400 V
Starting Methode : Inverter / Variable Frequency Drive

4). Kontrol panel


Power Modul : 355 kW
Tegangan : 380-400 V, 3 Phase
Frekuensi : 50 Hz
Starting Methode : Inverter / Variable Frequency Drive

5). Sensor
a. Temperature Sensor
b. Vibration Sensor
c. Moisture Sensor

Bentuk dan dimensi disesuaikan dengan gambar kerja dan persetujuan Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

b. Perlengkapan lainnya
Perlengkapan aksesoris pompa yang lain yaitu :
1) Flap Valve
Standart pemakaian kelengkapan flap valve, yaitu :
a. Pompa Axial Kap. 500 Liter/detik
- Diameter Flap Valve 600 mm
- Material Body ASTM A36, SS 400 atau setara, tebal 10 mm
- Finishing hot deep galvanized
- Katup Plat Tebal 8 mm Hot deep galvanis, Engsel SS304 Kemiringan
Katup 10o

2) Flexible Joint
Standart pemakaian kelengkapan Flexible Joint, yaitu :
a. Pompa Axial Kap. 500 Liter/detik
- Diameter Flexyble Joint 1.200 mm
- Type karet NBR atau setara
- 2 Billow
3
3) Papan Duga Elevasi
a). Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat bantu lainnya yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan
hingga dicapai hasil pekerjaan yang berkualitas baik dan sempurna.
Pekerjaan pemasangan papan duga elevasi ini meliputi yang tertera pada
gambar atau atas persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis.

b). Persyaratan Bahan


Papan duga elevasi yang digunakan terbuat dari bahan aluminium
dengan ketebalan 18 mm, lebar 15 cm, pelat strip tebal 3 mm dan baut Ø
8 mm serta panjang yang disesuaikan dengan kebutuhan lapangan atau
atas persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

c). Syarat-syarat Pelaksanaan


Sebelum dipasang, titik lokasi penempatan Papan Duga Elevasi
ditentukan sesuai gambar kerja atau atas persetujuan Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis .Titik lokasi penempatan dapat dijamin
keamanannya sehingga keberadaan papan duga elevasi tidak terganggu
dan tetap pada posisinya.

Setelah penentuan titik lokasi penempatan dilakukan, pada titik tersebut


(pada dinding perkuatan tebing) dibobok sesuai dengan ukuran papan
duga dengan ketebalan lubang yang cukup.Pada bagian dalam diberi
angkur penguat yang dikaitkan dengan Papan Duga Elevasi sehingga
cukup kuat dan tidak bergeser.Pastikan posisi papan duga elevasi sudah
sesuai dengan gambar kerja.

d). PerhitungandanPembayaran
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pemasangan Papan Duga
Elevasi dihitung berdasarkan dalam satuan meter panjang (m’) sesuai
dengan gambar kerja yang telah disepakati. Pembayaran dilakukan
termasuk segala biaya yang dikeluarkan Penyedia Jasa untuk upah,
bahan, peralatan yang digunakan, overhead dan profit.

4) Overhead traveling crane 10 ton Motorized Ruang Pompa dan Ruang Genset
Standart pemakaian kelengkapan overhead traveling crane 10 ton, yaitu :
- Kapasitas 10 ton Ruang Pompa dan Genset dan Monorail hoist 2x3 Ton
(Stop Log Pintu Air) dan 3 Ton (Stop Log Intake Pompa)
- Current supply 380 V, 3 Phase, 50 Hz

5) Spare part
Standart pemakaian kelengkapan spare part, yaitu :
- Oil motor/Pelumas
- Oil ring kit (top bearing, bottom bearing, radial bearing)

4. Pemasangan Pompa
Penyedia barang/jasa harus menyampaikan data teknis berupa gambar kerja
kepadaKonsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknisuntuk mendapat persetujuan,
sebelum pipa diproduksi.

Gambar kerja kolom pipa dan pipa buang harus menjelaskan tentang detail ukuran dan
posisi terpasang yang berhubungan erat dengan bangunan rumah pompa dan pompa
submersible.

Sebelum melaksanakan pekerjaan pemasangan, maka penyedia barang/jasa wajib


memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
4
- Menyerahkan gambar kerja mengenai instalasi pompa secara detail untuk
dimintakan persetujuan dari Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

- Mengajukan ijin pemasangan pompa air, pompa lumpur beserta instalasinya


sebelum pekerjaan pemasangan dilaksanakan.

- Penyedia barang/jasa bertanggungjawab atas ukuran (dimensi), pemasangan dan


lokasi pemasangan pompa tersebut.

- Apabila diperlukan penyedia barang/jasa harus melakukan pembobokan atau


penambalan tanpa biaya tambahan.

- Bagian bawah pipa kolom harus memiliki stopper yang mampu menahan putaran
pompa pada saat mulai beroperasi dan saat mengakhiri operasi serta mampu
menahan bobot pompa submersible.

Bagian atas pipa kolom harus memiliki base plate dengan ketebalan minimum 40 mm
lengkap dengan pengaku (stiffener) yang mampu menahan semua bobot yang bekerja
saat pompa beroperasi dan bobotnya sendiri.

Base plate dipasang di atas lantai rumah pompa dengan ikatan berupa angkur galvanis
minimum sebanyak 4 (empat) buah. Pada bagian paling atas harus terdapat blind
flange sesuai dengan ukuran diameter pipa dan blind flange yang mudah dibuka pada
saat memasukan / mengeluarkan pompa submersible.

Pada bagian leher pipa kolom harus terdapat cabang (Tee) sebagai sambungan pipa
buang yang tersambung dengan flange.

Oleh karena dimensi pipa kolom dan pipa buang yang cukup besar dengan bobot yang
cukup berat, maka dalam pemasangannyadiperlukan alat angkut crane, forklift dan
sling yang memiliki kapasitas lebih besar dari pada berat material yang akan diangkat.
Pada saat pelaksanaan pemasangan perlu diperhatikan keselamatan pekerja, benda
kerja dan area kerja. Semua biaya yang timbul pada saat pemasangan pompa menjadi
tangung jawab penyedia jasa.

5. Pengujian Pompa
a. Pengujian pompa di pabrik pemilik merek pompa (performance test)
Untuk pompa axial submersible, penyedia barang/jasa harus melampirkan hasil uji
unjuk kerja pompa (performance test certificate) dari merk pembuatnya dan
dilakukan di negara tempat pabrik pemilik merk dengan standar pengujian
Internasional ISO 9906 Grade 2B, sehingga dapat diketahui unjuk kerja pompa
yang sebenarnya.

b. Kepemilikan Workshop dan Service Centre


Merk Pompa memiliki Autorized Agent sebagai Workshop dan Service Centre di
Wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta untuk melakukan
Fabrikasi Aksesories Pompa, seperti Pipa Kolom, Pipa Buang, Rotary Screen,
Stop Log, Over Head Crane, Tangki BBM, sehingga selalu dalam pengawas
pabrikan pompa.
Kelengkapan Workshoop untuk mendukung fabrikasi aksesories pekerjaan ini,
workshop harus dilengkapi dengan overhead travelling crane kapasitas minimal
7,5 ton dan dengan daya listrik PLN minimal 41,5 kVA, 3 Phasa, 380 V.

c. Pengiriman ke lokasi proyek (Material On Site)


Setelah Pompa sampai di site, inspeksi awal dilaksanakan berupa visual
inspection.Dengan dilaksanakannya visual inspection dapat diketahui kesesuaian
pompa antara pompa yang dipesan, diproduksi dan yang dikirim.Visual inspection

5
ini dituangkan ke dalam Berita Acara Inspeksi Material On Sitedisaksikan oleh
penyediabarang/jasa, Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

d. Test& Commissioning
Tahap akhir dari serangkaian pekerjaan pengadaan dan pemasangan pompa dan
kelengkapannya tersebut adalah pelaksanaan pengujian di lapangan berupa
pengujian fungsi dari sistem pemompaan yang disaksikan oleh
penyediabarang/jasa, Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Kapasitas
pompa diukur dengan alat yang sudah dikalibrasilembaga pengujian yang
terakreditasi.

Penyediapekerjaan ini harus melakukan semua pengujian dan pengukuran yang


dianggap perlu untuk memeriksa/ mengetahui apakah seluruh instalasi dapat
berfungsi dengan baik dengan memenuhi syarat. Penyedia harus melakukan uji
coba pompa sesuai dengan debit rencana pemompaan.Penyediaharus
melaksanakan pelatihan operator, sehingga operator dapat melaksanakan operasi
dan pemeliharaan pompa air.

Biaya upah tenaga, bahan material yang dipakai dan peralatan yang digunakan
tersebut di atas, termasuk dalam over head dan profit.

Penyedia jasa diwajibkan secara tertulis mengajukan permintaan adanya


inspeksi/pemeriksaan pekerjaan termasuk test operasi dan commisioning
kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis minimum 7 (tujuh) hari
sebelum dilakukan test operasi.

Inspeksi/pemeriksaan pekerjaan, test operasi dan commissioning yang harus


dilaksanakan antara lain meliputi :
1). Inspeksi semua instalasi angker-angker/baut;
2). Inspeksi instalasi pompa air dan pompa lumpur;
3). Inspeksi instalasi kelengkapan komponen yang lain;
4). Test kebisingan dan getaran dari mesin penggerak;
5). Test pengoperasian pompa air dan lumpur dalam kondisi ada air;
6). Check/inspeksi panel-panel;
7). Test rembesan air yang terjadi pada pompa dan instalasi yang lain.

6. Operasional dan Pemeliharaan Pompa


Penyedia harus menyediakan tenaga operator dan material operasi selama masa
pemeliharaan sesuai angka kebutuhan nyata operasi dan pemeliharaan (aknop).
Penyedia barang/jasa harus melampirkan buku panduan pengoperasian dan
pemeliharaan, buku saku dan buku pencatatan berkala untuk peralatan-peralatan
utama.

Biaya upah tenaga,bahan materialyangdipakai danperalatanyangdigunakan untuk


operasi dan pemeliharaan tersebut di atas, termasuk dalam overheaddan profit.

7. Pengukuran dan Pembayaran


Harga Satuan Pekerjaan satuanyangditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus
meliputi Upah tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan,
overhead dan profit.Penyedia barang/jasa atau sub kontraktor harus dapat
menunjukkan bukti persyaratan umum dan persyaratan teknis tersebut di atas
diserahkan kepada Direksi Teknis/Konsultan Supervisi untuk mendapat persetujuan.

Test dan inspeksi ke tempat pembuatan material pabrikasi (Inspeksi dilakukan pada
awal sebelum material pabrikasi dilakukan) bertujuan untuk melihat dan menilai
kelayakan tempat produksi material pabrikasi dan bahan material yang akan digunakan
dan harus mendapat persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

6
Inspeksi pada saat produksi untuk memastikan material yang digunakan memenuhi
speksifikasi teknik dan ukuran serta bentuk sesuai dengan yang di syaratkan,
inspeksi pada saat akan dilakukan pengiriman ke lokasi kegiatan bertujuan untuk
melihat kesesuaian dan kondisi material pabrikasi dengan kebutuhan yang disyaratkan.

Biaya perakitan di pabrik, biaya perakitan di lapangan, biaya semua test yang harus
dilaksanakan, biaya transportasi sampai ke lokasi proyek, semua ijin-ijin import
maupun semua pajak import juga sudah harus termasuk di dalam Harga Satuan.

Penyedia jasa juga harus sudah memperhitungkan biaya tak terduga yang mungkin
timbul dan sudah harus tercakup dalam Harga Satuan Pekerjaan.

Pengukuran dan pembayaran untuk pekerjaan pompa terbagi menjadi :


a. Pemesanan material pompa dapat dibayarkan sebesar 20% dengan menunjukan
surat pesanan dan perjanjian kerjasama antara penyedia jasa kontruksi atau sub
penyedia jasa kontruksi dengan vendor pompa setelah mendapat persetujuan
bersama oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis;

b. Material pompa air dan material pompa lumpur termasuk perlengkapannya sudah
selesai dipabrikasi dapat dibayarkan 30% dari nilai pekerjaan, dengan catatan
harus di inspeksi ke tempat pabrikasi secara bersama antara Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis serta dibuatkan berita acara disertai daftar material yang
telah selesai diproduksi;

c. Material pompa air dan material pompa lumpur termasuk perlengkapannya tiba di
lokasi kegiatan (material on sitedapat dibayarkan 30% dari nilai pekerjaan) dengan
catatan penyedia jasa sudah mobilisasi material sampai lokasi kegiatan (on site)
disaksikan dan diperiksa bersama oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis;

d. Material pompa air dan material pompa lumpur termasuk perlengkapannya jika
sudah terpasang sesuai dengan gambar dan spesifikasi teknis dapat dibayarkan
10% dari nilai pekerjaan;

e. Untuk pembayaran 10% dari nilai pekerjaan yaitu setelah pompa air dan material
pompa lumpur dilakukan test operasi dan commissioning disaksikan secara
bersama dengan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis disertai dengan
penerbitan berita acara dan penyerahan buku panduan pengoperasian;

f. Untuk pembayaran aksesoris yang lain dibayarkan apabila semua instalasi pompa
terpasang dan berfungsidisaksikan secara bersama dengan Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis.

B. PEKERJAAN ELEKTRIKAL POMPA


Pekerjaan ini meliputi pemasangan instalasi elektrikal pompa berikut kelengkapannya yang
diperlukan antara lainStarting Panel pompa, panel sikronisasi dan distribusi genset, junction
box pompa, baterai UPS dan grounding.

1. Pengadaan Elektrikal Pompa


Pengadaan elektrikal pompa disesuaikan dengan gambar kerja dan disetujui oleh
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Pengadaan elektrikal pompa antara lain :

a. Starting panel untuk submersible axial flow


Standart pemakaian Starting panel untuk Submersible Axial Flow, yaitu :
1. Pompa Axial Kap. 500 Liter/detik
- Daya : Maks. 350 kW
- Tegangan : 380 v, 3 Phase
- Frekuensi : 50 Hz
- Starting Methode : Inverter VFD
7
b. Panel sinkron dan distribusi untuk genset 2 x 600 kVA dan 1 x 1.250 kVA
Panel listrik yang berfungsi untuk memindahkan koneksi antara sumber tegangan
3 (tiga) buah genset secara otomatis.
c. Panel distribusi ATS/AMF – LVMDP;
d. Junction box pompa submersible axial flow;
e. Junction box pompa pompa Drainase Kap. 300 Liter/Detik;
f. Grounding sistem
Seluruh peralatan listrik maupun peralatan yang mengandung listrik statis harus
terhubung dengan ground.Standart grounding/pembumian sistem sesuai SNI
0225:2011 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2011.

2. Pemasangan Elektrikal Pompa


Pemasangan elektrikal pompa disesuaikan dengan letak pada gambar kerja dan
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Pemasangan elektrikal
pompa tersebut antara lain :
a. Starting panel untuk submersible axial flow;
b. Starting panel untuk pompa drainase;
c. Starting panel untuk pompa lumpur;
d. Panel sinkron dan distribusi untuk genset 2 x 600 kVA dan 1 x 1.250 kVA;
e. Panel distribusi ATS/AMF - LVMDP;
f. Junction box pompa submersible axial flow;
g. Junction box pompa lumpur;
h. Junction box pompa pompa drainase;
i. Pekerjaan Grounding, pekerjaan grounding dipakai didalam rumah genset.
Tahanan pentanahan tidak boleh lebih dari 2 Ohm.

3. Jaminan Peralatan/Garansi
Penyedia barang/jasa harus menjamin semua barang yang dipasok dari kerusakan
karena proses produksi selama sampai 12 (Dua belas) bulanyang terhitung sejak Serah
Terima Pekerjaan Pertama. Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah tenaga, bahan
material yang dipakai, peralatan yang digunakan, overhead dan profit.

Bilamana terjadi kerusakan atas barang/material yang dipasok akibat proses produksi,
maka penyedia barang/jasa harus memperbaiki atau mengganti dengan material baru
dengan spesifikasi yang sama tanpa mengajukan penambahan biaya pekerjaan.

4. PengujianElektrikal Pompa
a. Pengujian elektrikal pompa di pabrik
Untuk elektrikal pompa, penyedia barang/jasa harus melampirkan hasil uji unjuk
kerja elektrikal pompa (performance test certificate) dari merk pembuatnya dan
dilakukan di negara tempat pabrik pemilik merk dengan standar pengujian
Internasional ISO 9906 grade 2B, sehingga dapat diketahui unjuk kerja pompa
yang sebenarnya.

Tempat pengujian pompa di pabrik pembuat harus di audit management oleh


auditor berkelas internasional (seperti TUV, Lloyd, dsb) atau lembaga pengujian
nasional yang terakreditasi yang dilampirkan pada saat memberikan penawaran.

b. Pengiriman ke lokasi proyek (Material On Site)


Setelah pengadaan elektrikal pompa sampai di site, inspeksi awal dilaksanakan
berupa visual inspection.Dengan dilaksanakannya visual inspection dapat
diketahui kesesuaian barang yang dipesan, diproduksi dan yang dikirim.Visual
inspection ini dituangkan ke dalam Berita Acara Inspeksi Material On Site.

c. Test & Commissioning


Tahap akhir dari serangkaian pekerjaan pengadaan dan pemasangan pompa dan
kelengkapannya tersebut adalah pelaksanaan pengujian di lapangan berupa
pengujian fungsi dari sistem pemompaan yang disaksikan oleh Penyedia
8
Barang/Jasa, Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Dan kapasitas pompa
diukur dengan alat yang sudah diterra oleh Badan Metrologi atau instansi yang
berwenang.

5. Operasional dan Pemeliharaan elektrikal pompa


Penyedia harus menyediakan tenaga operator dan material operasi selama masa
pemeliharaan sesuai angka kebutuhan nyata operasi dan pemeliharaan. Penyedia
barang/jasa harus melampirkan buku panduan pengoperasian dan pemeliharaan, buku
saku dan buku pencatatan berkala untuk peralatan-peralatan utama.

Biaya upah tenaga, bahan material yang dipakai dan peralatan yang digunakan untuk
operasi dan pemeliharaan tersebut di atas, termasuk dalam over head dan profit.

6. Pengukuran dan Pembayaran


Harga Satuan Pekerjaan satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah
harus meliputi Upah tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan yang
digunakan, over head dan profit.

Test dan inspeksi ke tempat pembuatan material pabrikasi peralatan pendukung


(Aksesoris) pompa dilakukan pada awal sebelum material pabrikasi dilakukan
bertujuan untuk melihat dan menilai kelayakan tempat produksi material pabrikasi
dan bahan material yang akan digunakan dan harus mendapat persetujuan
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

Inspeksi pada saat produksi untuk memastikan material yang digunakan


memenuhi speksifikasi teknik dan ukuran serta bentuk sesuai dengan yang di
syaratkan, inspeksi pada saat akan dilakukan pengiriman ke lokas i kegiatan
bertujuan untuk melihat kesesuaian dan kondisi material pabrikasi dengan
kebutuhan yang disyaratkan.

Biaya perakitan di pabrik, biaya perakitan di lapangan, biaya semua test yang
harus dilaksanakan, biaya transportasi sampai ke lokasi proyek, semua ijin-
ijin import maupun semua pajak import juga sudah harus termasuk di dalam
Harga Satuan.

Penyedia jasa juga harus sudah memperhitungkan biaya tak terduga yang
mungkin timbul dan sudah harus tercakup dalam Harga Satuan Pekerjaan.

Pengukuran dan pembayaran untuk pekerjaan pompa terbagi menjadi :


1. Pemesanan material elektrikal pompa dapat dibayarkan sebesar 20% dengan
menunjukan surat pesanan dan perjanjian kerjasama antara penyedia jasa
kontruksi atau sub penyedia jasa kontruksi dengan vendor pompa setelah
mendapat persetujuan bersama oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis:

2. Material elektrikal pompa termasuk perlengkapannya sudah selesai dipabrikasi


dapat dibayarkan 30% dari nilai pekerjaan, dengan catatan harus di inspeksi ke
tempat pabrikasi secara bersama antara Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis serta dibuatkan berita acara disertai daftar material yang telah selesai
diproduksi.

3. Material elektrikal pompa termasuk perlengkapannya tiba di lokasi kegiatan


(material on sitedapat dibayarkan 30% dari nilai pekerjaan) dengan catatan
penyedia jasa sudah mobilisasi material sampai lokasi kegiatan (on site) disaksikan
dan diperiksa bersama oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

4. Material elektrikal pompa termasuk perlengkapannya jika sudah terpasang sesuai


dengan gambar dan spesifikasi teknis dapat dibayarkan 10% dari nilai pekerjaan.

9
5. Untuk pembayaran 10% dari nilai pekerjaan yaitu setelah elektrikal pompa
dilakukan test operasi dan commissioning disaksikan secara bersama dengan
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis disertai dengan penerbitan berita
acara dan penyerahan buku panduan pengoperasian.

6. Untuk pembayaran aksesoris yang lain dibayarkan apabila semua instalasi pompa
terpasang dan berfungsidisaksikan secara bersama dengan Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis.

I. Operasional dan Pemeliharaan Pompa


Penyedia harus menyediakan tenaga operator dan material operasi selama masa
pemeliharaan sesuai angka kebutuhan nyata operasi dan pemeliharaan (aknop). Penyedia
barang/jasa harus melampirkan buku panduan pengoperasian dan pemeliharaan, buku saku
dan buku pencatatan berkala untuk peralatan-peralatan utama.

Biaya upah tenaga, bahan material yang dipakai dan peralatan yang digunakan untuk operasi
dan pemeliharaan tersebut di atas, termasuk dalam overhead dan profit.

PEKERJAAN ELEKTRIKAL GENERATOR SET

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan genset merupakan penunjang untuk operasional pintu air demangan. Genset
digunakan mengoperasikan pompa air, pompa lumpur, pintu air dan bar screen, sehingga
perlu pengaturan mekanikal dan elektrikalnya.

2. Persyaratan Khusus
Penyedia Barang/Jasa bertanggungjawab dalam pekerjaan pengadaan barang dengan
ukuran dan tipe yang sesuai dengan spesifikasi teknik yang tercantum dalam dokumen
tender dan barang tersebut harus terbukti baru, dapat diaplikasikan dan berfungsi dengan
baik, serta mudah dioperasikan secara umum oleh pemakai/operator.

Suku cadang peralatan harus mudah di dapat dan tersedia di Indonesia untuk mempermudah
operasional dan pemeliharaannya.

Penyedia Barang/Jasa bertanggungjawab untuk menyediakan semua sumber daya berupa


tenaga kerja, material dan peralatan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan, sesuai dengan
spesifikasi yang tertera dalam lampiran kontrak dan gambar kerja.

a. Spesifikasi genset
Sebelum proses pengadaan genset tersebut pihak Penyedia barang/jasa harus
memberikan data teknis dan gambar kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis untuk mendapatkan persetujuan.Secara terperinci spesifikasi genset yang
disyaratkan adalah sebagai berikut:

No. Jenis Genset 80 kVa


- Tipe Open
- Kapasitas 80 kVA, 380 V, 50Hz, 3 Phase
- Prime Power 1000 kW
- Aksesoris Engine Instrumen Panel
Silencer Mufler
Baterai
Buku Petunjuk Pengoperasian
Tangki Harian Bahan bakar

Penggunaan genset 80 kVA sebagai sumber daya pompa submersible 2 x 500


Liter/detik, 1 x 600 kVA dipakai untuk sumber daya pompa submersible 1 x 500
Liter/detik, 1 x 600 kVA dipakai untuk sumber daya pompa drainase, pompa lumpur,
pintu air, Rotary Screen dan Over head crane.
10
b. Spesifikasi Tangki Bahan Bakar
Sebelum proses pengadaan tangki bahan bakar tersebut pihak Penyedia barang/jasa
harus memberikan data teknis dan gambar kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis untuk mendapatkan persetujuan.

Secara terperinci spesifikasi tangki bahan bakar yang disyaratkan adalah sebagai
berikut:
No. Jenis Tangki 10000 Liter
- Material dan tebal ASTM A36/JIS 3101- SS400 Tebal 6 mm
- Kapasitas 10.000 Liter
- Uji Material Fuel Penetrant
- Aksesoris Engine Instrumen Panel
- Design Suhu 100°F

c. Pengadaan Bahan Bakar Solar


Dalam proses masa pemeliharaan diperlukan material solar sebagai bahan bakar genset
untuk mingguan dan bulanan. Sehingga diperlukan pengadaan bahan bakar solar sesuai
yang ada dalam volume kontrak.

d. Pekerjaan kabel power dan pemasangan tranminasi


Sebelum proses pengadaan dan pemasangan tranminasi tersebut pihak Penyedia
barang/jasa harus memberikan data teknis dan gambar kepada Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis untuk mendapatkan persetujuan.

Dalam proses pemasangan genset dan panel maupun ke instalasi panel yang lain perlu
pemasangan kabel. Kabel harus dipasang rapi dan terlindung dari bahaya mekanis
dengan mengunakan kabel lader dan pipa konduit.Kabel yang digunakan harus berasal
dari merk 4 besar dan memiliki standar SNI dan SPLN. Material ataupun pelaksana
instalasi genset harus mengacu pada standar atau ketentuan pokok seperti:
▪ PUIL,PLN.
▪ Peraturan Keselamatan Kerja
▪ Aturan lain seperti: VDE/DIN dan IEC.
Pengadaan dan pemasangan kabel yang dibutuhkan untuk terminasi yaitu Kabel NYY
1C - 300 mm², NYY 1C - 240 mm², NYY 1C - 185 mm², NYY 4C - 95 mm², NYY 4C - 70
mm², NYY 4C - 25 mm², NYY 4C - 16 mm², NYY 3C - 2.5 mm2, Kabel Control 12C - 2,5
mm2, Kabel Control 7C - 2,5 mm2. Pemasangan terminasi jalur kabel ini menggunakan
Kabel Tray 800 x 100 mm, Kabel Tray 300 x 50, Kabel Tray 200 x 50 lengkap dengan
Cover.

3. Jaminan Peralatan/Garansi
Penyedia Barang/Jasa menjamin semua barang yang dipasok dari kerusakan akibat proses
produksi. Penyedia Jasa sudah harus memperhitungkan biaya upah tenaga, bahan material
yang dipakai dan peralatan yang digunakan termasuk dalam overhead dan profit. Jaminan
meliputi:

Jaminan-jaminan tersebut mengacu pada peraturan yang berlaku dan dibuktikan dengan
dokumen-dokumen yang diserahkan kepada Direksi Teknis dan/atau Konsultan Supervisi
untuk mendapat persetujuan dalam proses pelaksanaan item pekerjaan mekanikal pompa.

Perbaikan dan penggantian suku cadang menjadi tanggung jawab penyedia termasuk biaya
yang ditimbulkan selama masa garansi/jaminan tersebut diatas. Apabila terjadi kerusakan
atas barang/material yang dipasok akibat proses produksi, maka Penyedia Barang/Jasa
harus memperbaiki atau mengganti dengan material baru dengan spesifikasi yang sama
tanpa mengajukan penambahan biaya pekerjaan.

11
4. Perhitungan dan Pembayaran
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pengadaan dan pemasangan genset 1250 kVA
dan genset 600 kVA, Tangki bahan bakar 10000 liter dihitung berdasarkan dalam satuan
unit. Pengadaan bahan bakar solar dihitung berdasarkan dalam satuan liter dan pekerjaan
kabel power dan pemasangan tranmisi dihitung berdasarkan dalam satuan meter (m)sesuai
dengan gambar kerja yang telah disepakati. Pembayaran dilakukan termasuk segala biaya
yang dikeluarkan Penyedia Jasa untuk upah, bahan, peralatan yang digunakan, overhead
dan profit.

PEKERJAAN ROTARY SCREEN

A. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini terdiri dari perencanaan, manufaktur, fabrikasi, pengadaan, tes di pabrik,
penyelesaian akhir (finishing), pengecatan, pengepakan, transportasi ke lapangan (site),
instalasi (pemasangan) dan pengetesan di workshop dan di lapangan dst, dari
perlengkapan dan pengadaan alat-alat mekanik maupun listrik yang harus di pasang
(instalasi) pada Instalasi Penyaring Sampah Rumah Pompa Loji, Kota Pekalongan.
Pabrik pembuat trashrake harus memiliki workshop yang mempunyai sumber daya listrik
minimal 41,5 KVA (PLN dengan SLO) dan Overhead Crane dengan kapasitas 7,5 ton.
Di dalam dokumen penawaran, pabrikan trashrake juga harus menyerahkan:
1. Menyampaikan surat dukungan Electromotor Cyclo Drive dari Pabrikan atau distributor
pendukung, dilegalisir dan distempel basah oleh Pabrikan sesuai dengan spesifikasi,
2. Menyampaikan Identitas Barang yang ditawarkan (Merek, Jenis dan spesifikasi teknis,
volume produk yang akan diadakan),
3. Menyampaikan (upload) surat pernyataan jaminan barang Electromotor Cyclo Drive
dari barang yang ditawarkan dan dilegalisir oleh distributor dengan cap / stempel
basah, selama 1 (satu) tahun dan brosur / katalog asli
4. Menyampaikan jaminan pelayanan purna jual (after sales service) untuk barang
Electromotor Cyclo Drive dari barang yang ditawarkan dan dilegalisir oleh pabrikan atau
distributor dengan cap / stempel basah selama 10 tahun,

B. PENGADAAN PERALATAN

Pengadaan peralatan utama termasuk kelengkapannya adalah:


a. Penyaring sampah otomatis tipe hinge rotary trash rake.
b. Conveyor Posisi Mendatar (Horizontal Conveyor)
c. Conveyor Posisi Miring (Inclined Conveyor)
d. Peralatan listrik power dan control

C. BAHAN BAKU (MATERIAL)

Material (bahan baku) yang digunakan harus baru dan bebas dari cacat dan ketidak
sempurnaan, serta sesuai dengan tingkatan klasifikasi pada desain.

Semua pengadaan komponen ukuran, dimensi dan spesifikasinya harus sesuai dengan
gambar desain yang telah disetujui pemilik proyek. Untuk semua komponen mekanik
12
lainnya seperti ulir baut, mur dan pipa harus dalam ukuran matriks.

Pelat baja dan poros

a. Pelat baja untuk struktur umum dan mempunyai ketebalan kurang dari 22 mm
harus sesuai dengan JIS G3101 SS 400 atau yang setara yang lebih baik.

b. Baut-mur baja dan ring harus sesuai dengan JIS G3123 atau yang setara yang
lebih baik.

c. Baut-mur baja dan ring yang mempunyai kekuatan tinggi (high-strength) harus
sesuai dengan JIS B1186 atau yang setara yang lebih baik.

Pelat baja tahan karat dan poros

a. Pelat baja tahan karat harus sesuai dengan JIS G4304, G4306,
G4307 atau yang setara lebih baik.

b. Baut-mur dan ring tahan karat harus sesuai dengan JIS G4303 atau
yang setara lebih baik.

c. As atau poros baja tahan karat harus sesuai dengan JIS G 4303 atau
yang setara lebih baik.

Bronze
Bronze untuk bushing, bantalan dan thrust disc harus sesuai dengan JIS H 5115
LBC3 atau yang setara lebih baik.

Bahan Cor
Semua hasil pengecoran harus memenuhi persyaratan ketebalan, bebas terhadap
porosity, blow holes, shrinkage, crack dan lain-lain.

Kesalahan pengecoran tidak boleh diperbaiki dengan cara penambahan atau


pengelasan tanpa ijin dari Pemilik Proyek.
a. Besi cor
Besi cor harus sesuai dengan JIS G 5501, FC 250

b. Baja cor
Baja cor harus sesuai dengan JIS G 5101, SC 460

c. Bronze cor
Bronze cor harus sesuai dengan JIS H 5111, BC 2

d. Pospor Bronze cor


Pospor Bronze cor harus sesuai dengan JIS H 5113, PBC 2

D. PABRIKASI
a. Kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu gambar-gambar yang jelas
untuk mendapatkan persetujuan dari Pemilik Proyek/Pengawas

13
Lapangan sebelum pekerjaan fabrikasi dimulai, baik untuk pekerjaan
yang perlu difabrikasi di luar area proyek maupun di dalam area proyek.
Hasil pekerjaan fabrikasi tersebut, akan diperiksa oleh Pemilik
Proyek/Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan sebelum
kirim ke lokasi/pemasangan.

b. Pemotongan plat baja atau profil baja yang bagian tepinya akan
dihubungkan dengan las, harus merupakan satu garis lurus atau tipis
berbentuk benang. Pemotongan disyaratkan menggunakan mesin
potong.

c. Semua bekas pemotongan harus dibersihkan baik dengan milling,


planning, planning grinding.

d. Semua tepi yang tajam bekas pemotongan harus dihilangkan dengan


mesin gerinda.

e. Semua material berupa plat dan strip harus diluruskan/diratakan dengan


mesin rolling. Untuk material berupa profil harus diluruskan dan
diratakan dengan proses milling. Tidak diperkenankan meluruskan dan
meratakan dengan pukulan pakai hammer, namun jika terdapat
kerusakan material atau deformasi maka produk akan ditolak.

f. Semua pembengkokkan harus dilaksanakan dengan pemanasan.


Pembengkokkan dingin tidak diperkenankan. Selesai pembengkokkan
sedapat mungkin struktur material dikembalikan seperti semula.

g. Lubang – lubang baut atau angker harus betul-betul bulat ( disyaratkan


menggunakan bor) dan tidak boleh lebih besar 2 mm dari diameter
nominalnya, kecuali ditentukan dalam standar lainnya.

h. Ulir baut harus terbenam semua pada mur, panjang sisi ulir minimal 3
mm dan maksimal 10 mm. Dibawah mur pada angker maupun baut
harus dipasang ring per baja. Untuk permukaan miring, bibir profil
sebelum ring per harus dipasang bevel ring dari baja. Material mur dan
baut harus sama, untuk menghindari pemuaian atau penyusutan yang
tidak sama yang akan menyebabkan longarnya ikatan mur dan baut
tersebut.

i. Untuk komponen yang berputar diharuskan menggunakan bearing, yang


dilengkapi dengan tempat dan alat untuk injeksi pelumas.

j. Pengetesan di workshop mutlak dilakukan dengan disaksikan oleh direksi


pekerjaan untuk mendapat persetujuan sebelum material dikirim
kelapangan.

14
E. PENGELASAN

Pekerjaan las dapat dilakukan dengan proses shielded metalic secara manual atau
otomatis atau metode submerged arc.

Kontraktor diwajibkan menyerahkan prosedur pengelasan untuk disetujui oleh pihak


proyek sama dengan yang ada didalam gambar. Ukuran dan tipe las yang
dibutuhkan harus diperlihatkan dalam gambar kontraktor.

Kualifikasi prosedur pengelasan harus mengacu pada standar American Welding


Society (AWS) D.I.I atau standar yang setara lainnya yang sudah disetujui.

Kualifikasi operator las (tukang las) yang akan melakukan pekerjaan harus
mempunyai kualifikasi minimal 5G.

Kawat las yang digunakan harus mengacu pada JIS Z 3211 atau 3212, Low hidrogen
type covering atau yang setara. Kawat las tahan karat (stainless) yang digunakan
pada bagian didalam air untuk pelindung atau penyambungan harus menggunakan
chromium nickel. Tipe, komposisi kimia dan JIS atau acuan standar untuk kawar
las yang akan digunakan harus mendapat persetujuan dari pihak proyek.

F. PENGECATAN

Pengecatan pada hasil produk termasuk pembersihan pada permukaan besi


(metal), pelaksanaan pengecatan, perlindungan, dan proses pengeringan cat, serta
pengadaan atau penggunaan alat, tenaga kerja dan bahan lainnya yang mendukung
pekerjaan pengecatan.

Pemilihan cat dan warna yang akan digunakan harus di setujui oleh proyek dan
kontraktor harus mengusulkan merk cat dan warna, dengan menyerahkan contoh
warna termasuk spesifikasi cat untuk setiap lapisan sampai dengan lapisan cat
terakhir.

Cat yang digunakan harus diproduksi oleh pabrik cat yang mempunyai reputasi
baik, mudah pengadaannya dan bergaransi.

Pembersihan permukaan baja (metal)

Permukaan yang akan dilakukan pengecatan harus bersih atau bebas dari kotoran
seperti : pasir, tanah, karat, oli, gemuk dan kotoran-kotoran lain dengan cara di
shot atau grit blasting dengan pasir kuarsa dan pasir besi ( “Sa 2 ½” standard
swedia SIS 055900 atau SSPC-SP10 dari Steel Structures Painting Council Manual
Volume 2). Yang sangat perlu diperhatikan pembersihan pada ujung – ujung
kontruksi yang bersudut.

15
Penggunaan pasir hanya diijinkan untuk 3 kali sandblasting, yaitu butir kasar untuk
sandblasting tahap pertama boleh digunakan untuk tahap kedua. Pada tahap ketiga
,finishing, dapat digunakan pasir bekas tahap kedua. Pasir sisa atau bekas material
yang pertama, tidak boleh dipergunakan untuk digunakan untuk material yang
lainnya.

Prosedur pengecatan

a. Segera setelah di sand-blasting permukaan tersebut dicat dengan, zinc primer


pada dasar, kemudian epoxy dan anti karat dengan ketebalan setelah kering 35
mikron.

b. Baru setelah lapisan kering dicatkan dua sampai tiga lapisan dengan coaltar epoxy
paint dengan ketebalan minimal 250 mikron.

c. Untuk mengetahui ketebalan pengecatan harus dilakukan pemeriksaan dengan


elkometer.

d. Selain dengan pengecatan, perlindungan terhadap kecenderungan karat, dapat


dilakukan dengan lapisan galvanis. Sistem elektrolisa tidak diperkenankan. Sistem
yang digunakan harus hot deep galvanized dengan ketebalan minimum 70
mikron. Kontraktor wajib mencantumkan prosedur perlindungan terhadap karat
pada metode pekerjaan.

e. Semua material yang akan dicor di dalam beton harus dapat menyatu dengan
beton, permukaan tersebut tidak diperkenankan di cat atau digalvanis.

f. Untuk bagian diatas air, cat yang harus dipakai harus tahan terhadap cuaca tropis
dan bila terletak di daerah pantai, maka cat tersebut harus tahan terhadap udara
yang mengandung garam.

g. Selesai pemasangan, bila terdapat cacat atau goresan pada cat tersebut
kontraktor harus mengulangi pengecatan tersebut tanpa biaya tambahan.

h. Bagi komponen–komponen yang akan dikenai temperatur tinggi, seperti panel


dan lain-lain, cat yang digunakan harus dapat tahan dengan temperatur tinggi
minimal 90 derajat C. Sistem pengeringan bila diangap perlu menggunakan oven.
G. PENYARING SAMPAH

Lingkup pekerjaan Penyaring Sampah meliputi perancangan, fabrikasi, dan test


dilapangan. Pihak Kontraktor harus menyerahkan design calculation dan design
drawing kemudian diserahkan pada Pemilik Proyek untuk dimintakan persetujuan.

16
Data teknis penyaring sampah sebagai berikut :

1. Penyaring Sampah Otomatis


1 Tipe : Rotary Screen

2 Jumlah : 5 Unit

3 Dimensi : B = 3.50 m ; T = 7.10 m (tinggi saluran)

4 Sudut Kemiringan : 75º

5 Metode penggerak : Sprocket dengan rantai pada masing-


rake masing rake dan sub rake.

6 Kecepatan angkut : 5.0 m/menit

7 Jumlah rake : 8 buah

8 Jumlah Sub rake : 8 buah

9 Jarak antar kisi : 64 mm (Center ke center)

10 Dimensi kisi : Lebar 60 x tebal 14 mm

11 Kapasitas dan : Motor listrik dengan cyclodrive, 3 kW/3 phasa/


tipe motor 380 Volt/50 Hz dilengkapi dengan pembatas
penggerak torsi

Material :

1 Rake dan sub rake : SS 400 - JIS G 3101 (hot deep galvanize)

2 Bar Screen : SS 400 - JIS G 3101 (hot deep galvanize)

3 Rel Penggerak : SUS 304 – JIS G 4304

4 Rantai penggerak : SUS 304 – JIS G 4304


rake dan sub rake

5 Sproket : FCD 60 – JIS G 5502

6 Shaft : SUS 304 – JIS G 4304

Bar Screen dan Sisir harus dibuat dari Material baja Carbon (SS 400).
Panjang minimum sisir 350 mm, masing-masing sisir harus bergerak dari
bawah ke atas disisi depan dan dari atas ke bawah dibagian belakang.

Screen pelindung (front screen) ditempatkan dibagian bawah saluran


masuk disisi up stream.
Konstruksi penyaring sampah dengan system rotary ini dibuat sedemikian
rupa sehingga dapat dioperasikan secara bergantian ataupun secara
bersamaan sesuai kondisi yang diinginkan.
Kontraktor wajib memberikan gambaran yang jelas tentang konstruksi dan
17
system operasinya yang merupakan uraian secara detail gambar hasil
perenacanaan, dan wajib dicantumkan dalam dokumen penawaran. Jika
gambaran dan metode kerja yang dibuat tidak dapat menguaraikan kinerja
alat seperti persyaratan diatas, maka penawaran dapat dianggap gugur.

8.1. Conveyor Posisi Mendatar


Conveyor posisi mendatar berfungsi untuk menampung sampah yang di
angkat oleh rotary screen dan di teruskan ke conveyor posisi miring.

Data teknis penyaring sampah sebagai berikut :

1 Tipe : Mendatar (Horizontal)

2 Jumlah : 1 Unit

3 Dimensi : Panjang : 22.50 m ; Tinggi : 1.10 m

4 Lebar Belt : 0.80 m

5 Kecepatan angkut : Maks 30.0 m/menit

6 Kapasitas dan tipe : Motor listrik dengan roda gigi, 7.5 kW/3
motor penggerak phase/ 380 Volt/50 Hz

Material :

1 Frame : SS 400 - JIS G 3101 (hot deep galvanize)

2 Belt : Rubber

3 Finishing : Hot Deep Galvanised

8.2. Conveyor Posisi Miring


Conveyor posisi miring berfungsi untuk membawa sampah ke
container manual truk.

Data teknis penyaring sampah sebagai berikut :


1 Tipe : Miring (Inclined)

2 Jumlah : 1 Unit

3 Dimensi : Panjang : 5 m

4 Lebar Belt : 0.80 m

5 Kemiringan : 25°

6 Kecepatan angkut : Maks 30.0 m/menit

18
7 Kapasitas dan tipe : Motor listrik dengan roda gigi, 2.2 kW/3
motor penggerak phase/ 380 Volt/50 Hz

Material :

1 Frame : SS 400 - JIS G 3101 (hot deep galvanize)

2 Belt : Rubber

3 Finishing : Hot Deep Galvanised

PEKERJAAN ELEKTRIKAL ROTARY SCREEN

Lingkup pekerjaan listrik meliputi pengadaan, pemasangan, pengujian/percobaan dan


pemeliharaan seluruh sistem instalasi yang tertulis di dalam spesifikasi teknis dan gambar-
gambar dokumen lelang.
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan seluruh peralatan
serta asesorisnya sehingga sistem bekerja atau beroperasi secara sempurna baik dan aman.

Panel control harus dapat mengoperasikan penyaring sampah secara sequential ataupun
individu.

Yang dimaksud dengan operasi sequential disini adalah operasi penyaring sampah secara
bergantian dan terus menerus.

Panel control harus dapat memberikan peringatan kepada operator apabila muka air sungai
terjadi banjir.

Pekerjaan listrik ini dapat diuraikan sebagai berikut:


1. Pengadaan dan pemasangan panel local operasi rotary screen

2. Pengadaan dan pemasangan kabel power tegangan rendah (0,6/1 KV)


termasuk cable control lengkap dengan asesorisnya seperti: cable gland,
cable marker, terminasi, cable tray/cable duck dan lain-lain.

3. Pengadaan dan pemasangan grounding system.

4. Test dan commissioning.

Panel lokal operasi rotary screen yang dipasang terdiri dari satu cubicle panel yang
berisi empat sistem kontrol panel yaitu :

 5 (dua) unit sistem kontrol untuk operasi Rotary Screen

 1 (satu) unit sistem kontrol untuk operasi Horisontal conveyor

 1 (satu) unit sistem kontrol untuk operasi Incline conveyor

19
2. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LISTRIK

a. Umum
Pelaksanaan pekerjaan listrik ini harus ditangani oleh tenaga ahli dalam
instalasi listrik sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
Pelaksanaan instalasi harus dilakukan sesuai dengan peraturan undang- undang
instalasi listrik yang berlaku dan tidak bertentangan dengan ketentuan-
ketentuan Jawatan Keselamatan Kerja.

b. Gambar
Selain gambar-gambar listrik, gambar-gambar disiplin lain yang relevan harus
diikutsertakan untuk mendapatkan gambaran yang jelas dari setiap bahan dan
pemasangannya, terutama untuk koordinasi pemasangan serta hubungan antar
pekerjaan.
Apabila gambar atau informasi lainnya yang diperlukan namun tidak disertakan
dalam dokumen ini, maka kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan
instalasi yang akan dipasangnya.
Kontraktor wajib memeriksa desain terhadap kemungkinan kesalahan,
ketidakcocokan baik dari segi besaran listrik, fisik maupun pemasangannya.

c. Standar/Aturan
Material ataupun pelaksana instalasi listrik harus mengacu pada standar atau
ketentuan pokok seperti :
▪ PUIL, PLN.
▪ Peraturan Keselamatan Kerja
▪ Aturan lain seperti : VDE/DIN dan IEC.

d. Material
Dalam dokumen penawaran, peserta pelelangan harus sudah mencantumkan
daftar material yang akan dipergunakan nantinya secara lengkap tipe/jenis merk
produk, fabrikasi dan brosur-brosur.Box panel harus terbuat dari besi tahan karat
sehingga tahan terhadap perubahan cuaca.

Material fabrikasi seperti panel, sebelum dibuat gambar-gambar fabrikasi harus


terlebih dahulu mendapat persetujuan dari bagian perencana. Gambar-gambar
rencana menjadi tanggung jawab kontraktor pelaksana.

e. Klausal
Apabila ada hal-hal yang disebutkan kembali pada bagian / bab / gambar yang
lain, maka ini harus diartikan bukan untuk menghilangkan satu terhadap
yang lain, tetapi malah untuk lebih menegaskan masalahnya. Kalau terjadi hal-
hal yang saling bertentangan antar gambar dan spesifikasi teknis, maka

20
yang diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis/biaya
yang lebih tinggi.

f. Perbaikan
Semua akibat dari pekerjaan, berupa kerusakan harus diganti dan
dirapikan dan hal ini menjadi tanggung jawab kontraktor.

g. Pengujian
Kontraktor pekerjaan harus mengadakan pengujian sehingga instalasi dapat
beroperasi dengan baik dan aman.
Seluruh pengujian harus disaksikan oleh pejabat yang berwenang dan
dibuat laporan hasil pengujian dan berita acaranya.
Pengujian ini terbagi 2 (dua) yaitu :
1. Pengujian di lapangan :
✓ Merger.
✓ On/Off peralatan.
2. Pengujian di pabrik
✓ Mechanical Test.
✓ Electrical Test.
✓ Performance Test.
Pengujian di pabrik mutlak dilaksanakan.Pengerjaan di pabrik ini harus
disaksikan oleh Direksi Pekerjaan dan Kontraktor harus mengundang untuk
menyaksikan pengujian paling lambat 2 (dua) minggu sebelum hari pengetesan.

h. Kabel
Kabel yang digunakan adalah kabel tegangan rendah dengan jenis NYY
rating 0,6/1 KV. Penggunaan warna isolasi kabel adalah sebagai berikut :

 Merah : Phasa R.
 Kuning : Phasa S.
 Hitam : Phasa T.
 Biru : Netral.
 Hijau-Kuning : Grounding.

i. Grounding System
Seluruh peralatan listrik maupun peralatan yang mengandung listrik statis harus
terhubung dengan ground. Tahanan pentanahan tidak boleh lebih dari 2 Ohm

21

Anda mungkin juga menyukai