0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
23 tayangan1 halaman

SURVEY

Jenis pekerjaan surveyor pertambangan meliputi (1) menentukan batas area penambangan sesuai rencana, (2) melaporkan potensi bahaya seperti gas beracun dan longsor, dan (3) memastikan ketepatan peta tambang. Surveyor juga mengecek ketersediaan peta topografi dan geologi untuk memudahkan pemetaan tambang.

Diunggah oleh

main batu
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
23 tayangan1 halaman

SURVEY

Jenis pekerjaan surveyor pertambangan meliputi (1) menentukan batas area penambangan sesuai rencana, (2) melaporkan potensi bahaya seperti gas beracun dan longsor, dan (3) memastikan ketepatan peta tambang. Surveyor juga mengecek ketersediaan peta topografi dan geologi untuk memudahkan pemetaan tambang.

Diunggah oleh

main batu
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 1

Ada pun jenis-jenis pekerjaan lain yang dilakukan oleh surveyor pertambangan adalah :

1. Juru ukur tambang bertanggung jawab untuk menunjuk atau menentukan arah dan
batas-batas yang akan digali sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
2. Juru ukur harus segera melapor kepada petugas yang bertanggung jawab atas
pekerjaan penggalian apabila mendekati (tidak kurang 50meter) dari tempat- tempat
yang mempunyai potensi bahaya seperti kantong-kantong air, gas-gas berbahaya,
semburan batu (rock burst), dan permukaan tanah atau penyangga- penyangga yang
dapat membahayakan penggalian tersebut.
3. Sedapat mungkin mengambil langkah-langkah untuk membuat ketepatan dari setiap
peta-peta, gambar-gambar atas peta penampang yang belum dibuat olehnya atau yang
dibawah pengawasannya.
4. Harus melaporkan kepada Kepala Teknik Tambang, apabila ada keragu- raguan akan
ketepatan dari setiap peta, gambar-gambar atau peta penampang dari tambang yang
tidak dapat dibuat oleh atau di bawah pengawas juru ukur tambang, yang mungkin
menimbulkan dampaak terhadap pekerjaan dan kegiatan tambang atau keselamatan
orang-orang ditambang.
5. Mengecek kapakah daerah tersebut sudah memiliki peta topografi. Jika peta dasar
(peta topografi) dari daerah eksplorasi sudah tersedia, maka survei dan pemetaan
singkapan (outcrop) atau gejala geologi lainnya sudah dapat dimulai (peta topografi
skala 1 : 50.000 atau 1 : 25.000). Tetapi jika belum ada, maka perlu dilakukan
pemetaan topografi lebih dahulu. Kalau di daerah tersebut sudah ada peta geologi,
maka hal ini sangat menguntungkan, karena survei bisa langsung ditujukan untuk
mencari tanda-tanda endapan yang dicari (singkapan), melengkapi peta geologi dan
mengambil conto dari singkapan-singkapan yang penting.
6. Selain singkapan-singkapan batuan pembawa bahan galian atau batubara (sasaran
langsung), yang perlu juga diperhatikan adalah perubahan/batas batuan, orientasi
lapisan batuan sedimen (jurus dan kemiringan), orientasi sesar dan tanda-tanda
lainnya. Hal-hal penting tersebut harus diplot pada peta dasar dengan bantuan alat-alat
seperti kompas geologi, inklinometer, altimeter, serta tanda-tanda alami seperti bukit,
lembah, belokan sungai, jalan, kampung, dll. Dengan demikian peta geologi dapat
dilengkapi atau dibuat baru (peta singkapan).
7. Tanda-tanda yang sudah diplot pada peta tersebut kemudian digabungkan dan dibuat
penampang tegak atau model penyebarannya (model geologi). Dengan model geologi
hepatitik tersebut kemudian dirancang pengambilan conto dengan cara acak,
pembuatan sumur uji (test pit), pembuatan paritan (trenching), dan jika diperlukan
dilakukan pemboran. Lokasi-lokasi tersebut kemudian harus diplot dengan tepat di
peta (dengan bantuan alat ukur, teodolit, BTM, dll.).

Anda mungkin juga menyukai