Askep RDN + BBLR
Askep RDN + BBLR
Askep RDN + BBLR
OLEH :
NUR ISTIQAMAH DS
14420202089
CI LAHAN CI INSTITUSI
(________________) ( ________________)
20 tahun 1 1 0
6. Jenis Persalinan :
a. Pervaginam :-
b. Sectio Cesarea : Ya
7. Komplikasi Kehamilan
a. Riwayat gangguan
b. Perawatan Antenatal : (1 kali rawat inap Rs amanah dan mendapat
terapi anti piretik, nebulizer dan antibiotic dan setelah sehari bayi
lahir, bayi di rujuk ke RS haji Makassar di ruangan Ar-Raihan
(P.bayi) perinatal
c. Ruptur Plasenta / Plasenta Previa : -
d. Pre eklampsia / Toxemia : -
e. Suspect Sepsis : -
f. Persalinan Pre Mature / Post Mature : bayi tidak cukup bulan
g. Masalah Lain bila ada : -
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Garis penghubung
L = Pasien
GI :
Kakek dan nenek pasien dari bapak dan nenek dari mama pasien masih
hidup, kakek dari mama pasien telah lama meninggal dunia karena
penyakit asma.
GII : Ayah dan ibu pasien masih hidup mereka yang selalu menjenguk pasien
di RSUD Haji tepatnya di ruangan Ar-Raihan (R.Bayi)
GIII : Pasien saat ini berumur 9 hari sedang dirawat di RSUD Haji dengan
penyakit RDN+BBLR Pasien merupakan anak pertama
1. Riwayat Ibu
IBU TINGKAH LAKU AYAH
Tidak MENYENTUH Tidak
Tidak MEMELUK Tidak
Tidak BERBICARA Tidak
Tidak BERKUNJUNG Tidak
Tidak MEMANGGIL NAMA Tidak
Tidak KONTAK MATA Tidak
2. Riwayat Imunisasi
a. Ibu saat hamil : 2 kali imunisasi TT (yaitu imunisasi Tetanus)
b. Bayi : Imunisasi Hb 0 bln
3. Data tambahan (pemeriksaan diagnostik) :
a. Pemeriksaan Laboratorium
PEMERIKSAAN HASIL PASIEN NILAI RUJUKAN
WBC 11.20+ (4.00-10.00)
EO# 0.41+ (0.00-0.40)
HGB 19.7+ (14.0-18.0)
HCT 54.4+ (42.0-52.0)
MCH 35.4+ (27.0-31.0)
RDW-SD 59.3+ (37.0-54.0)
RDW-CV 16.1+ (11.0-16.0)
4. Penata Laksanaan terapi :
Terpasang Dexta 10% dengan 13 tts/ mnt
Terpasang OGT
Bayi dirawat di inkubator
Terpasang CPAP :
- Flow meter : 8 Ltr/mnt
- PEEP : 8 cmH2O
- FiO2 : 40%
Aminophylline 10 ml/24 jam/IV (adalah obat yang digunakan untuk
meredakan beberapa keluhan, seperti sesak napas, mengi, atau sulit
bernapas yang disebabkan oleh asma, PPOK, brongkitis, atau emfisiema.
Dopamin 0,5mg + 49,5 NaCl/24 jam/IV (berfungsi sebagai hormone dan
neurotransmitter dan mempunyai peran penting didalam tubuh dan otak)
Dobutamin 0,4mg + 49,5 NaCl/24 jam/IV (adalah obat untuk membantu
kerja jantung dalam memompa darah keseluruh tubuh pada orang yang
mengalami gagal jantung atau syok kardiogenik)
Omeprazole 1mg/24 jam/IV (obat ini digunakan untuk mencegah
perdarahan saluran cerna atas pada orang yang berisiko tinggi).
KLASIFIKASI DATA
ANALISA DATA
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. (D.0005) Pola napas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas
neurologis
2. (D.0131) Hipotermia berhubungan dengan kekurangan lemak subkutan
3. (D.0019) Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna
makanan
INTERVENSI KEPERAWATAN
KRITERIA
NO DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL
HASIL/TUJUAN
1. (D.0005) Pola (L.01004) Setelah (I.01011) Manajemen
napas tidak dilakukan Jalan Nafas
efektif intervensi Observasi
1. Mengetahui status
berhubungan keperawatan 1. Monitor Pola
dan kemungkinan
dengan selama 1 x 24 jam Nafas ( Frekuensi,
perubahan pada pola
imaturitas maka pola napas Kedalaman Dan
nafas pasien
neurologis membaik dengan Usaha)
2. Adanya bunyi nafas
kriteria hasil : 2. Monitor Bunyi
tambahan biasanya
Dispnea Nafas Tambahan
berkaitan karena
menurun
adanya hambatan
Penggunaan pada jalan nafas
Terapeutik
otot bantu 3. Untuk membantu
3. Berikan Oksigen
napas menurun mengurangi sesak
Pemanjangan Kolaborasi pada pasien
fase ekspirasi 4. Kolaborasi 4. Untuk membantu
Frekuensi pemberian mengatasi gejala
napas membaik brongkodilator, penyempitan saluran
Kedalaman ekspektoran, pernapasan
napas membaik mukolitik, jika
perlu
2. (D.0131) (L.14134) Setelah (I.15506) Manajemen
Hipotermia dilakukan Hipotermia
berhubungan intervensi Observasi
dengan 1. Untuk
keperawatan 1. Monitor suhu tubuh
kekurangan mempertahankan suhu
lemak subkutan selama 1x24 jam
tubuh dalam batas
maka
normal sehingga
Termoregulasi
sangat penting untuk
Membaik dengan
kelangsungan hidup
kriteria hasil:
dan pertumbuhan bayi
Suhu tubuh
2. Identifikasi baru lahir.
membaik
Suhu kulit penyebab hipotermia 2. Suhu tubuh yang
terlalu rendah akan
membaik
menyebabkan gagal
jantung, gangguan
system pernapasan
Terapeutik bahkan kematian
3. Lakukan
penghangatan pasif 3. Untuk melindungi
(mis. Selimut) bayi dari infeksi dan
4. Ganti pakain dan zat-zat pemicu alergi
linen yang basah 4. Untuk mencegah
terjadinya iritasi
3 (D.0019) (I.03030) Setelah (I.03119) Manajemen
Defisit Nutrisi dilakukan Nutrisi
berhubungan intervensi Observasi
1. Mengetahui status
dengan keperawatan 1. Identifikasi status
nutrisi terkini pasien
ketidakmampua selama 1 x 24 nutrisi
serta masalah dalam
n mencerna maka status nutrisi
pemenuhan nutrisi
makanan membaik dengan
pasien
kriteria hasil :
2. Monitor asupan 2. Mengetahui jenis dan
Porsi makanan
makanan jumlah makanan yang
yang
dikonsumsi pasien
dihabiskan 3. Monitor Berat 3. Untuk menilai
Berat badan Badan keadaan dehidrasi
membaik Kolaborasi
4. Kolaborasi 4. Untuk mengendalikan
pemberian nyeri dan
medikasi sebelum meningkatkan nafsu
makan (mis. Pereda makan
nyeri, antiemetic)
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN EVALUASI
Hari (Ke-1)
DX
TGL/ EVALUASI
KEPERAW IMPLEMENTASI
JAM
ATAN
(D.0005) Senin 1. Memonitor Pola Nafas ( Frekuensi, S:
Pola napas 14/06/2 Kedalaman Dan Usaha) O:
tidak efektif 021 Hasil : Pasien nampak sesak
berhubunga 14.00 – Pasien nampak sesak Pasien Nampak sianosis
n dengan 21.00 Pasien Nampak sianosis Pernapasan cuping hidung
imaturitas WITA Pernapasan cuping hidung FN : 34x/menit
neurologis FN : 34x/menit SPO2 : 96%
SPO2 : 96% Terpasang CPAP :
2. Memonitor Bunyi Nafas - Flow meter : 8 Ltr/mnt
Tambahan - PEEP : 8 cmH2O
Hasil : Tidak terdengar suara napas - FiO2 : 40%
tambahan A : Pola napas tidak efektif belum
3. Memberikan Oksigen teratasi ditandai dengan :
Hasil : Dispnea cukup menurun
Terpasang CPAP : Penggunaan otot bantu napas
Flow meter : 8 Ltr/mnt cukup meningkat
PEEP : 8 cmH2O Pemanjangan fase ekspirasi
FiO2 : 40% cukup meningkat
4. Melakukan kolaborasi pemberian Frekuensi napas memburuk
brongkodilator, ekspektoran, Kedalaman napas memburuk
mukolitik, jika perlu P : Lanjutkan intervensi
Hasil : 1. Monitor Pola Nafas
Aminophylline 10ml/24 ( Frekuensi, Kedalaman Dan
jam/IV Usaha)
Dopamine 0,5mg + 49,5 3. Berikan Oksigen
NaCl/IV 4. Kolaborasi pemberian
Dobutamine 0,4 mg + 49,6 brongkodilator, ekspektoran,
NaCl/IV mukolitik, jika perlu
(D.0131) Senin 1. Memonitor suhu tubuh S:-
Hipotermia 14/06/2 Hasil : Suhu 36,4 ˚C O:
berhubunga 021 2. Mengidentifikasi penyebab Pasien Nampak lemah
n dengan 14.00 – hipotermia TTV
kekurangan 21.00 Hasil : By.N lahir prematur, berat Pernafasan : 34 x/menit
lemak WITA badan lahir rendah (BBS : DJB : 126 x/menit
subkutan 1590gram, BBL : 1700 gram) Suhu : 36,4 ℃
3. Melakukan penghangatan pasif SPO2 : 96%
(mis. Selimut) Pasien dirawat inkubator
Hasil : Diberikan selimut dan A : Hipotermia belum teratasi
dirawat di incubator dengan suhu ditandai dengan :
33,3 ℃ 1. Suhu tubuh cukup
4. Mengganti pakaian dan linen yang memburuk
basah 2. Suhu kulit cukup memburuk
Hasil : Baju dan popok diganti P : Lanjutkan Intervensi
apabila basah setelah BAK/BAB 1. Monitor suhu tubuh
(D.0019) Senin 1. Mengidentifikasi status nutrisi S:-
Defisit 14/06/2 Hasil : O:
Nutrisi 021 Terpasang infus dextrose 10% Pasien nampak haus
berhubunga 14.00 – dalam 13 tpm Mukosa bibir Nampak kering
n dengan 21.00 2. Memonitor asupan makanan Terpasang OGT
ketidakmam WITA Hasil : Terpasang Infus Dextrosa 10%
puan Pasien belum dianjurkan untuk BBL : 1700 gram
mencerna makan BBS : 1540 gram
makanan 3. Memonitor Berat Badan TTV
Hasil : Pernafasan : 34 x/menit
BBL : 1700 gram DJB : 126 x/menit
BBS : 1590 gram Suhu : 36,4 ℃
4. Melakukan kolaborasi pemberian SPO2 : 96%
medikasi sebelum makan A : Defisit nutrisi belum teratasi
Hasil : ditandai dengan :
Omeprazole 1mg/24 jam/IV Suhu tubuh cukup memburuk
Suhu kulit cukup memburuk
P : Lanjutkan Intervensi
1. Identifikasi status nutrisi
2. Monitor asupan makanan
3. Monitor Berat Badan