Askep RDN + BBLR

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

Keperawatan Anak

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI “N” DENGAN


RESPIRATORY DISTRESS SYNDROM DI RUANGAN AR-RAIHAN
RSUD HAJI MAKASSAR

OLEH :

NUR ISTIQAMAH DS

14420202089

CI LAHAN CI INSTITUSI

(________________) ( ________________)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSSAR
2021
I. Pengkajian Neonatus
A. Data Bayi
1. Nama Bayi : By “N”
2. Tanggal Lahir : 07 Juni 2021
3. Tanggal Masuk RS : 08-Juni-2021
4. Tanggal Pengkajian : 14-juni-2021
5. Usia : 6 Hari
6. Jenis Kelamin : Laki-laki
7. NamaOrang Tua : a. Ayah :( W)
b. Ibu :(N)
8. Pendidikan : a. Ayah : (SLTA sederajat)
b. Ibu : (SMP)
9. Pekerjaan : a. Ayah : (Wiraswasta)
b. Ibu : (IRT)
10. Usia : a. Ayah : (19)Tahun
b. Ibu : (20) Tahun
11. DiagnosaMedis : RDN+ BBLR
B. Riwayat Bayi
1. Riwayat masa lalu:
a. Down Skor : (Frekuensi napas = 0, Retraksi dada = 2,
Sianosis = 1, Air entry = 0, Merintih = 1 ) = 4 (Gawat Nafas)
b. Usia Gestasi : 34 minggu
2. Riwayat Sekarang
Bayi laki-laki usia 10 hari dirawat di ruang perinatology dengan keluhan
sesak bayi ini, bayi Rujukan SC (Sectio Cesarea) dari Rs amanat dengan
keluhan RDN+BBLR riwayat lahir tanggal 07-Juni-2021 pukul 13:20 wita
3. Antropometri
a. Berat Badan Lahir : (1700) gram
b. Berat Badan Sakit : (1590) grm
c. Panjang Badan : (41) cm
d. Lingkar Kepala : (30) cm
e. Lingkar Dada : (27) cm
f. Lila Atas : (26) cm
4. Riwayat Komplikasi Persalinan
a. Ketuban pecah dini(KPD) : Ya
b. Aspirasi Mekonium: Ya
c. Denyut Jantung Janin : DJJ Normal
d. Masalah Lain yang ditemukan: Bayi tidak segera menangis saat lahir
e. Prolaps Tali Pusat/ Lilitan Tali Pusat: -
f. Ketuban Pecah Dini:(iya), Berapa Jam (16 jam) ketuban pecah dini
terjadi sebelum memasuki waktu tafsiran persalinan dan tidak disertai
pembukaan servix.
5. Riwayat Ibu
Usia Gravida Partus Abortus

20 tahun 1 1 0
6. Jenis Persalinan :
a. Pervaginam :-
b. Sectio Cesarea : Ya
7. Komplikasi Kehamilan
a. Riwayat gangguan
b. Perawatan Antenatal : (1 kali rawat inap Rs amanah dan mendapat
terapi anti piretik, nebulizer dan antibiotic dan setelah sehari bayi
lahir, bayi di rujuk ke RS haji Makassar di ruangan Ar-Raihan
(P.bayi) perinatal
c. Ruptur Plasenta / Plasenta Previa : -
d. Pre eklampsia / Toxemia : -
e. Suspect Sepsis : -
f. Persalinan Pre Mature / Post Mature : bayi tidak cukup bulan
g. Masalah Lain bila ada : -

II. Pengkajian Fisik Neonatus


a. Reflek : Baik
 Menggenggam : Lemah
 Mengisap : Kuat tetapi tidak diberikan makanan
melalui oral melainkan melalui OGT
 Tonus/ Aktifitas : Bayi tampak lemah.
b. Kepala / Leher
1. Fontanel Anterior : Normal
2. Sutura Sagitalis Tepat : Ya
3. Gambaran Wajah : Simetris : Ya
c. Mata
Sklera mata tidak ikterik, mata tampak cekung
d. Kulit
Kulit pasien Nampak sianosis, tidak ikterik (kuning), turgor kulit baik <3
detik
e. Mulut
Bibir normal tidak sumbing, mukosa bibir Nampak kering, Nampak adanya
lendir
f. THT
Sekresi : tidak ada sekret cair menyumbat jalan nafas
Abdomen : tampak datar, ginjal tidak teraba, tali pusar
sudah lepas, tidak ada tanda infeksi pada umbilicus, tidak teraba adanya
massa dan nyeri tekan.
Liver : tidak ada pembesaran liver
g. Toraks
Bentuk toraks (simetris)
Paru-paru : Tidak terdengar suara napas tambahan dikedua lapang paru,
pernafasan diagfragma, pernafasan cepat dan dangkal, pernafasan
34x/mnit
h. Jantung
Bunyi jantung normal, tidak ada bunyi tambahan
Denyut Jantung Bayi : 126x/menit
i. Ekstermitas : ekstermitas atas dan bawah tampak normal dan simetris
dengan pergerakan bebas namun terlihat lemah.
j. Umbilikus : Normal, tampak tali pusat sudah terlepas
k. Genitalia
Genitalia normal, kedua testis telah turun keskrotum, miksi dalam 24 jam
(+)
l. Anus
Normal, BAB dalam 24 jam (+)
m. Spina
Jelaskan : Spina Normal
n. Suhu
1) Lingkungan
Penghangatan suhu inkubator dengan suhu tubuh 33,3° C
Struktur Keluarga: (genogram 3 generasi)

Keterangan :

= Laki-laki

= Perempuan

= Garis penghubung
L = Pasien

GI :
Kakek dan nenek pasien dari bapak dan nenek dari mama pasien masih
hidup, kakek dari mama pasien telah lama meninggal dunia karena
penyakit asma.
GII : Ayah dan ibu pasien masih hidup mereka yang selalu menjenguk pasien
di RSUD Haji tepatnya di ruangan Ar-Raihan (R.Bayi)
GIII : Pasien saat ini berumur 9 hari sedang dirawat di RSUD Haji dengan
penyakit RDN+BBLR Pasien merupakan anak pertama

1. Riwayat Ibu
IBU TINGKAH LAKU AYAH
Tidak MENYENTUH Tidak
Tidak MEMELUK Tidak
Tidak BERBICARA Tidak
Tidak BERKUNJUNG Tidak
Tidak MEMANGGIL NAMA Tidak
Tidak KONTAK MATA Tidak

2. Riwayat Imunisasi
a. Ibu saat hamil : 2 kali imunisasi TT (yaitu imunisasi Tetanus)
b. Bayi : Imunisasi Hb 0 bln
3. Data tambahan (pemeriksaan diagnostik) :
a. Pemeriksaan Laboratorium
PEMERIKSAAN HASIL PASIEN NILAI RUJUKAN
WBC 11.20+ (4.00-10.00)
EO# 0.41+ (0.00-0.40)
HGB 19.7+ (14.0-18.0)
HCT 54.4+ (42.0-52.0)
MCH 35.4+ (27.0-31.0)
RDW-SD 59.3+ (37.0-54.0)
RDW-CV 16.1+ (11.0-16.0)
4. Penata Laksanaan terapi :
 Terpasang Dexta 10% dengan 13 tts/ mnt
 Terpasang OGT
 Bayi dirawat di inkubator
 Terpasang CPAP :
- Flow meter : 8 Ltr/mnt
- PEEP : 8 cmH2O
- FiO2 : 40%
 Aminophylline 10 ml/24 jam/IV (adalah obat yang digunakan untuk
meredakan beberapa keluhan, seperti sesak napas, mengi, atau sulit
bernapas yang disebabkan oleh asma, PPOK, brongkitis, atau emfisiema.
 Dopamin 0,5mg + 49,5 NaCl/24 jam/IV (berfungsi sebagai hormone dan
neurotransmitter dan mempunyai peran penting didalam tubuh dan otak)
 Dobutamin 0,4mg + 49,5 NaCl/24 jam/IV (adalah obat untuk membantu
kerja jantung dalam memompa darah keseluruh tubuh pada orang yang
mengalami gagal jantung atau syok kardiogenik)
 Omeprazole 1mg/24 jam/IV (obat ini digunakan untuk mencegah
perdarahan saluran cerna atas pada orang yang berisiko tinggi).

KLASIFIKASI DATA

Data Subjektif Data Objektif


 Ibu pasien mengatakan anaknya  Pasien Nampak lemah
sesak
 Pasien Nampak sesak
 Pasien Nampak sianosis
 Pasien Nampak gelisah
 Pasien Nampak napas cuping
hidung
 Pasien Nampak haus
 Mukosa bibir Nampak kering
 TTV
Pernafasan : 34 x/menit
DJB : 126 x/menit
Suhu : 36,4 ℃
SPO2 : 96%
 BBL : 1700 kg
 BBS 1590 kg
 Terpasang CPAP
 Terpasang Infus Dextrosa 10%
 Terpasang OGT
 Bayi dirawat di inkubator

ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah


Keperawatan
1. DS : Bayi Lahir Premature Pola Napas Tidak
 Ibu pasien mengatakan  Efektif
anaknya sesak Inadekuat Suefaktan
DO : 
 Pasien Nampak sesak Alveolus Kolaps
 Pasien Nampak sianosis 
 Pasien Nampak gelisah Ventilasi Berkurang
 Pasien Nampak napas 
cuping hidung Peningkatan Usaha
 TTV Napas
Pernafasan : 34 x/menit 
DJB : 126 x/menit Takipnea
Suhu : 36,4 ℃ 
SPO2 : 96%
Pola Napas Tidak
 Terpasang CPAP
Efektif
2. DS: - Bayi Lahir Premature Hipotermia
DO : 
 Pasien Nampak lemah Lapisan Lemak
 TTV Belum Terbentuk
Pernafasan : 34 x/menit Pada Kulit
DJB : 126 x/menit 
Suhu : 36,4 ℃ Hipotermia
SPO2 : 96%
 Pasien dirawat inkubator
3. DS: - Bayi Lahir Premature Defisit Nutrisi
DO : 
 Pasien nampak haus Inadekuat Suefaktan
 Mukosa bibir Nampak 
kering Alveolus Kolaps
 Terpasang OGT 
 Terpasang Infus Dextrosa Ventilasi Berkurang
10% 
 BBL : 1700 gram Peningkatan Usaha
 BBS : 1540 gram Napas
 TTV 
Pernafasan : 34 x/menit Takipnea
DJB : 126 x/menit 
Suhu : 36,4 ℃
Reflex hisap menurun
SPO2 : 96%

Intake tidak adekuat

Defisit Nutrisi

DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. (D.0005) Pola napas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas
neurologis
2. (D.0131) Hipotermia berhubungan dengan kekurangan lemak subkutan
3. (D.0019) Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna
makanan

INTERVENSI KEPERAWATAN
KRITERIA
NO DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL
HASIL/TUJUAN
1. (D.0005) Pola (L.01004) Setelah (I.01011) Manajemen
napas tidak dilakukan Jalan Nafas
efektif intervensi Observasi
1. Mengetahui status
berhubungan keperawatan 1. Monitor Pola
dan kemungkinan
dengan selama 1 x 24 jam Nafas ( Frekuensi,
perubahan pada pola
imaturitas maka pola napas Kedalaman Dan
nafas pasien
neurologis membaik dengan Usaha)
2. Adanya bunyi nafas
kriteria hasil : 2. Monitor Bunyi
tambahan biasanya
 Dispnea Nafas Tambahan
berkaitan karena
menurun
adanya hambatan
 Penggunaan pada jalan nafas
Terapeutik
otot bantu 3. Untuk membantu
3. Berikan Oksigen
napas menurun mengurangi sesak
 Pemanjangan Kolaborasi pada pasien
fase ekspirasi 4. Kolaborasi 4. Untuk membantu
 Frekuensi pemberian mengatasi gejala
napas membaik brongkodilator, penyempitan saluran
 Kedalaman ekspektoran, pernapasan
napas membaik mukolitik, jika
perlu
2. (D.0131) (L.14134) Setelah (I.15506) Manajemen
Hipotermia dilakukan Hipotermia
berhubungan intervensi Observasi
dengan 1. Untuk
keperawatan 1. Monitor suhu tubuh
kekurangan mempertahankan suhu
lemak subkutan selama 1x24 jam
tubuh dalam batas
maka
normal sehingga
Termoregulasi
sangat penting untuk
Membaik dengan
kelangsungan hidup
kriteria hasil:
dan pertumbuhan bayi
 Suhu tubuh
2. Identifikasi baru lahir.
membaik
 Suhu kulit penyebab hipotermia 2. Suhu tubuh yang
terlalu rendah akan
membaik
menyebabkan gagal
jantung, gangguan
system pernapasan
Terapeutik bahkan kematian
3. Lakukan
penghangatan pasif 3. Untuk melindungi
(mis. Selimut) bayi dari infeksi dan
4. Ganti pakain dan zat-zat pemicu alergi
linen yang basah 4. Untuk mencegah
terjadinya iritasi
3 (D.0019) (I.03030) Setelah (I.03119) Manajemen
Defisit Nutrisi dilakukan Nutrisi
berhubungan intervensi Observasi
1. Mengetahui status
dengan keperawatan 1. Identifikasi status
nutrisi terkini pasien
ketidakmampua selama 1 x 24 nutrisi
serta masalah dalam
n mencerna maka status nutrisi
pemenuhan nutrisi
makanan membaik dengan
pasien
kriteria hasil :
2. Monitor asupan 2. Mengetahui jenis dan
 Porsi makanan
makanan jumlah makanan yang
yang
dikonsumsi pasien
dihabiskan 3. Monitor Berat 3. Untuk menilai
 Berat badan Badan keadaan dehidrasi
membaik Kolaborasi
4. Kolaborasi 4. Untuk mengendalikan
pemberian nyeri dan
medikasi sebelum meningkatkan nafsu
makan (mis. Pereda makan
nyeri, antiemetic)
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN EVALUASI
Hari (Ke-1)
DX
TGL/ EVALUASI
KEPERAW IMPLEMENTASI
JAM
ATAN
(D.0005) Senin 1. Memonitor Pola Nafas ( Frekuensi, S:
Pola napas 14/06/2 Kedalaman Dan Usaha) O:
tidak efektif 021 Hasil :  Pasien nampak sesak
berhubunga 14.00 –  Pasien nampak sesak  Pasien Nampak sianosis
n dengan 21.00  Pasien Nampak sianosis  Pernapasan cuping hidung
imaturitas WITA  Pernapasan cuping hidung  FN : 34x/menit
neurologis  FN : 34x/menit  SPO2 : 96%
 SPO2 : 96%  Terpasang CPAP :
2. Memonitor Bunyi Nafas - Flow meter : 8 Ltr/mnt
Tambahan - PEEP : 8 cmH2O
Hasil : Tidak terdengar suara napas - FiO2 : 40%
tambahan A : Pola napas tidak efektif belum
3. Memberikan Oksigen teratasi ditandai dengan :
Hasil :  Dispnea cukup menurun
Terpasang CPAP :  Penggunaan otot bantu napas
 Flow meter : 8 Ltr/mnt cukup meningkat
 PEEP : 8 cmH2O  Pemanjangan fase ekspirasi
 FiO2 : 40% cukup meningkat
4. Melakukan kolaborasi pemberian  Frekuensi napas memburuk
brongkodilator, ekspektoran,  Kedalaman napas memburuk
mukolitik, jika perlu P : Lanjutkan intervensi
Hasil : 1. Monitor Pola Nafas
 Aminophylline 10ml/24 ( Frekuensi, Kedalaman Dan
jam/IV Usaha)
 Dopamine 0,5mg + 49,5 3. Berikan Oksigen
NaCl/IV 4. Kolaborasi pemberian
 Dobutamine 0,4 mg + 49,6 brongkodilator, ekspektoran,
NaCl/IV mukolitik, jika perlu
(D.0131) Senin 1. Memonitor suhu tubuh S:-
Hipotermia 14/06/2 Hasil : Suhu 36,4 ˚C O:
berhubunga 021 2. Mengidentifikasi penyebab  Pasien Nampak lemah
n dengan 14.00 – hipotermia  TTV
kekurangan 21.00 Hasil : By.N lahir prematur, berat Pernafasan : 34 x/menit
lemak WITA badan lahir rendah (BBS : DJB : 126 x/menit
subkutan 1590gram, BBL : 1700 gram) Suhu : 36,4 ℃
3. Melakukan penghangatan pasif SPO2 : 96%
(mis. Selimut)  Pasien dirawat inkubator
Hasil : Diberikan selimut dan A : Hipotermia belum teratasi
dirawat di incubator dengan suhu ditandai dengan :
33,3 ℃ 1. Suhu tubuh cukup
4. Mengganti pakaian dan linen yang memburuk
basah 2. Suhu kulit cukup memburuk
Hasil : Baju dan popok diganti P : Lanjutkan Intervensi
apabila basah setelah BAK/BAB 1. Monitor suhu tubuh
(D.0019) Senin 1. Mengidentifikasi status nutrisi S:-
Defisit 14/06/2 Hasil : O:
Nutrisi 021 Terpasang infus dextrose 10%  Pasien nampak haus
berhubunga 14.00 – dalam 13 tpm  Mukosa bibir Nampak kering
n dengan 21.00 2. Memonitor asupan makanan  Terpasang OGT
ketidakmam WITA Hasil :  Terpasang Infus Dextrosa 10%
puan Pasien belum dianjurkan untuk  BBL : 1700 gram
mencerna makan  BBS : 1540 gram
makanan 3. Memonitor Berat Badan  TTV
Hasil : Pernafasan : 34 x/menit
BBL : 1700 gram DJB : 126 x/menit
BBS : 1590 gram Suhu : 36,4 ℃
4. Melakukan kolaborasi pemberian SPO2 : 96%
medikasi sebelum makan A : Defisit nutrisi belum teratasi
Hasil : ditandai dengan :
Omeprazole 1mg/24 jam/IV  Suhu tubuh cukup memburuk
 Suhu kulit cukup memburuk
P : Lanjutkan Intervensi
1. Identifikasi status nutrisi
2. Monitor asupan makanan
3. Monitor Berat Badan

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN EVALUASI


Hari (Ke-2)
DX
TGL/ EVALUASI
KEPERAW IMPLEMENTASI
JAM
ATAN
(D.0005) Selasa 1. Memonitor Pola Nafas ( Frekuensi, S:
Pola napas 15/06/2 Kedalaman Dan Usaha) O:
tidak efektif 021 Hasil :  Pasien nampak sesak
berhubunga 14.00 –  Pasien nampak sesak  Pernapasan cuping hidung
n dengan 21.00  Pernapasan cuping hidung  FN : 33x/menit
imaturitas WITA  FN : 33x/menit  SPO2 : 96%
neurologis  SPO2 : 96%  Terpasang CPAP :
3. Memberikan Oksigen - Flow meter : 8 Ltr/mnt
Hasil : - PEEP : 8 cmH2O
Terpasang CPAP : - FiO2 : 30%
 Flow meter : 8 Ltr/mnt A : Pola napas tidak efektif belum
 PEEP : 8 cmH2O teratasi ditandai dengan :
 FiO2 : 30%  Dispnea cukup menurun
4. Melakukan kolaborasi pemberian  Penggunaan otot bantu napas
brongkodilator, ekspektoran, cukup meningkat
mukolitik, jika perlu  Pemanjangan fase ekspirasi
Hasil : cukup meningkat
 Aminophylline 10ml/24  Frekuensi napas memburuk
jam/IV  Kedalaman napas memburuk
 Dopamine 0,5mg + 49,5 P : Lanjutkan intervensi
NaCl/IV 1. Monitor Pola Nafas
 Dobutamine 0,4 mg + 49,6 ( Frekuensi, Kedalaman Dan
NaCl/IV Usaha)
3. Berikan Oksigen
4. Kolaborasi pemberian
brongkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
(D.0131) Selasa 1. Memonitor suhu tubuh S:-
Hipotermia 15/06/2 Hasil : Suhu 36,6 ˚C O:
berhubunga 021  Pasien Nampak lemah
n dengan 14.00 –  TTV
kekurangan 21.00 Pernafasan : 33 x/menit
lemak WITA DJB : 186 x/menit
subkutan Suhu : 36,6 ℃
SPO2 : 96%
 Pasien dirawat inkubator
A : Hipotermia teratasi ditandai
dengan :
1. Suhu tubuh membaik
2. Suhu kulit membaik
P : Pertahankan Intervensi
(D.0019) Selasa 1. Mengidentifikasi status nutrisi S:-
Defisit 15/06/2 Hasil : O:
Nutrisi 021 Terpasang infus dextrose 10%  Pasien nampak haus
berhubunga 14.00 – dalam 15 tpm  Mukosa bibir Nampak kering
n dengan 21.00 2. Memonitor asupan makanan  Terpasang OGT
ketidakmam WITA Hasil :  Terpasang Infus Dextrosa 10%
puan Pasien belum dianjurkan untuk  BBL : 1700 gram
mencerna makan  BBS : 1540 gram
makanan 3. Memonitor Berat Badan  TTV
Hasil : Pernafasan : 33 x/menit
BBL : 1700 gram DJB : 186 x/menit
BBS : 1590 gram Suhu : 36,6 ℃
SPO2 : 96%
A : Defisit nutrisi belum teratasi
ditandai dengan :
 Suhu tubuh cukup memburuk
 Suhu kulit cukup memburuk
P : Lanjutkan Intervensi
1. Identifikasi status nutrisi
2. Monitor asupan makanan
3. Monitor Berat Badan

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN EVALUASI


Hari (Ke-3)
DX
TGL/ EVALUASI
KEPERAW IMPLEMENTASI
JAM
ATAN
(D.0005) Rabu, 1. Memonitor Pola Nafas ( Frekuensi, S:
Pola napas 16/06/2 Kedalaman Dan Usaha) O:
tidak efektif 021 Hasil : 
Pasien nampak sesak
berhubunga 21.00 –  Pasien nampak sesak 
Pernapasan cuping hidung
n dengan 08.00  Pernapasan cuping hidung 
FN : 40x/menit
imaturitas WITA  FN : 40x/menit 
SPO2 : 97%
neurologis  SPO2 : 97% 
Terpasang CPAP :
3. Memberikan Oksigen - Flow meter : 7 Ltr/mnt
Hasil : - PEEP : 7 cmH2O
Terpasang CPAP : - FiO2 : 21%
 Flow meter :7 Ltr/mnt A : Pola napas tidak efektif belum
 PEEP : 7 cmH2O teratasi ditandai dengan :
 FiO2 : 21%  Dispnea cukup menurun
4. Melakukan kolaborasi pemberian Penggunaan otot bantu napas
brongkodilator, ekspektoran,cukup membaik
mukolitik, jika perlu  Pemanjangan fase ekspirasi
Hasil : cukup membaik
 Aminophylline 10ml/24
 Frekuensi napas membaik
jam/IV  Kedalaman napas membaik
 Dopamine 0,5mg + 49,5 P : Lanjutkan intervensi
NaCl/IV 1. Monitor Pola Nafas
 Dobutamine 0,4 mg + 49,6 ( Frekuensi, Kedalaman Dan
NaCl/IV Usaha)
3. Berikan Oksigen
4. Kolaborasi pemberian
brongkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
(D.0019) Rabu, 1. Mengidentifikasi status nutrisi S:-
Defisit 16/06/2 Hasil : O:
Nutrisi 021 Terpasang infus dextrose 10%  Pasien nampak haus
berhubunga 21.00 – dalam 15 tpm  Mukosa bibir Nampak kering
n dengan 08.00 2. Memonitor asupan makanan  Terpasang OGT
ketidakmam WITA Hasil :  Terpasang Infus Dextrosa 10%
puan Pasien diberikan ASI 1cc melalui  BBL : 1700 gram
mencerna OGT  BBS : 1540 gram
makanan 3. Memonitor Berat Badan  TTV
Hasil : Pernafasan : 40 x/menit
BBL : 1700 gram DJB : 168 x/menit
BBS : 1590 gram Suhu : 36,6 ℃
SPO2 : 97%
A : Defisit nutrisi belum teratasi
ditandai dengan :
 Suhu tubuh cukup membaik
 Suhu kulit cukup membaik
P : Lanjutkan Intervensi
1. Identifikasi status nutrisi
2. Monitor asupan makanan
3. Monitor Berat Badan

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN EVALUASI


Hari (Ke-4)
DX
TGL/ EVALUASI
KEPERAW IMPLEMENTASI
JAM
ATAN
(D.0005) Kamis, 1. Memonitor Pola Nafas ( Frekuensi, S:
Pola napas 17/06/2 Kedalaman Dan Usaha) O:
tidak efektif 021 Hasil : 
Pasien nampak sesak
berhubunga 21.00 –  Pasien nampak sesak 
Pernapasan cuping hidung
n dengan 08.00  Pernapasan cuping hidung 
FN : 56x/menit
imaturitas WITA  FN : 56x/menit 
SPO2 : 97%
neurologis  SPO2 : 97% 
Terpasang CPAP :
3. Memberikan Oksigen - Flow meter : 8 Ltr/mnt
Hasil : - PEEP : 7 cmH2O
Terpasang CPAP : - FiO2 : 21%
 Flow meter :8 Ltr/mnt A : Pola napas tidak efektif belum
 PEEP : 7 cmH2O teratasi ditandai dengan :
 FiO2 : 21%  Dispnea cukup menurun
4. Melakukan kolaborasi pemberian Penggunaan otot bantu napas
brongkodilator, ekspektoran,cukup membaik
mukolitik, jika perlu  Pemanjangan fase ekspirasi
Hasil : cukup membaik
 Aminophylline 10ml/24
P : Lanjutkan intervensi
jam/IV 1. Monitor Pola Nafas
 Dopamine 0,5mg + 49,5 ( Frekuensi, Kedalaman Dan
NaCl/IV Usaha)
 Dobutamine 0,4 mg + 49,6 3. Berikan Oksigen
NaCl/IV 4. Kolaborasi pemberian
brongkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
(D.0019) Kamis, 1. Mengidentifikasi status nutrisi S:-
Defisit 17/06/2 Hasil : O:
Nutrisi 021 Terpasang infus dextrose 10%  Pasien nampak haus
berhubunga 21.00 – dalam 15 tpm  Mukosa bibir Nampak kering
n dengan 08.00 2. Memonitor asupan makanan  Terpasang OGT
ketidakmam WITA Hasil :  Terpasang Infus Dextrosa 10%
puan Pasien diberikan ASI 2cc melalui  BBL : 1700 gram
mencerna OGT  BBS : 1540 gram
makanan 3. Memonitor Berat Badan  TTV
Hasil : Pernafasan : 35 x/menit
BBL : 1700 gram DJB : 185 x/menit
BBS : 1590 gram Suhu : 36,6 ℃
SPO2 : 97%
A : Defisit nutrisi belum teratasi
ditandai dengan :
 Suhu tubuh cukup membaik
 Suhu kulit cukup membaik
P : Lanjutkan Intervensi
1. Identifikasi status nutrisi
2. Monitor asupan makanan
3. Monitor Berat Badan

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN EVALUASI


Hari (Ke-5)
DX
TGL/ EVALUASI
KEPERAW IMPLEMENTASI
JAM
ATAN
(D.0005) Sabtu, 1. Memonitor Pola Nafas ( Frekuensi, S:-
Pola napas 19/06/2 Kedalaman Dan Usaha) O:-
tidak efektif021 Hasil : A : Pola napas tidak efektif belum
berhubunga 08.00 –  Pasien nampak sesak teratasi ditandai dengan :
n dengan 14.00  Pernapasan cuping hidung  Dispnea menurun
imaturitas WITA  FN : 56x/menit  Penggunaan otot bantu napas
neurologis 3. Memberikan Oksigen menurun
Hasil :  Pemanjangan fase ekspirasi
Pasien sudah tidak terpasang menurun
CPAP P : Pertahankan intervensi
4. Melakukan kolaborasi pemberian
brongkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
Hasil :
 Aminophylline 10ml/24
jam/IV
(D.0019) Sabtu, 1. Mengidentifikasi status nutrisi S:-
Defisit 19/06/2 Hasil : O:
Nutrisi 021 Terpasang infus dextrose 10%  Pasien nampak haus
berhubunga 08.00 – dalam 15 tpm  Mukosa bibir Nampak kering
n dengan 14.00 2. Memonitor asupan makanan  Terpasang OGT
ketidakmam WITA Hasil :  Terpasang Infus Dextrosa 10%
puan Pasien diberikan ASI 3cc melalui  TTV
mencerna OGT Pernafasan : 56 x/menit
makanan 3. Memonitor Berat Badan DJB : 172 x/menit
Hasil : Suhu : 36,7℃
BBL : 1700 gram A : Defisit nutrisi belum teratasi
BBS : 1600 gram ditandai dengan :
 Suhu tubuh cukup membaik
 Suhu kulit cukup membaik
P : Lanjutkan Intervensi
1. Identifikasi status nutrisi
2. Monitor asupan makanan
3. Monitor Berat Badan

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN EVALUASI


Hari (Ke-6)
DX
TGL/ EVALUASI
KEPERAW IMPLEMENTASI
JAM
ATAN
(D.0019) Minggu 1. Mengidentifikasi status nutrisi S:-
Defisit 20/06/2 Hasil : O:
Nutrisi 021 Terpasang infus dextrose 10%  Pasien nampak haus
berhubunga 08.00 – dalam 15 tpm  Mukosa bibir Nampak kering
n dengan 14.00 2. Memonitor asupan makanan  Terpasang OGT
ketidakmam WITA Hasil :  Terpasang Infus Dextrosa 10%
puan Pasien diberikan ASI 3cc melalui  TTV
mencerna OGT Pernafasan : 53 x/menit
makanan 3. Memonitor Berat Badan DJB : 152 x/menit
Hasil : Suhu : 36,7℃
BBL : 1700 gram A : Defisit nutrisi teratasi ditandai
BBS : 1600 gram dengan :
 Suhu tubuh membaik
 Suhu kulit membaik
P : Pertahankan Intervensi

Anda mungkin juga menyukai