PRAKTIKUM BAHAN PERKERASAN JALAN (HSKB 622)
BAB X
METODE PENGUJIAN PELAPUKAN AGREGAT DENGAN CCL4
(SNI 3407-2008)
10. 1 Maksud dan Tujuan Percobaan
10.1.1 Maksud Percobaan
Peralatan untuk pelaksanaan pengujian Metode ini dimaksudkan
sebagai acuan dan pegangan dalam pengujian-pengujian di laboratorium
untuk mengetahui sifat kekekalan batu terhadap proses pelarutan dengan
cara perendaman di daerah larutan natrium sulfat atau magnesium sulfat.
10.1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan metode ini adalah untuk memperoleh index ketangguhan batu
yang akan digunakan sebagai bahan bangunan pada bangunan air.
10. 2 Ruang Lingkup
Cara uji ini mencakup tata cara pengujian untuk menentukan kekekalan
agregat dari proses disintegrasi oleh larutan natrium sulfat atau magnesium sulfat
jenuh. Hal tersebut dilakukan dengan cara perendaman agregat secara berulang-
ulang di dalam larutan natrium atau magnesium sulfat jenuh yang diikuti dengan
pengeringan menggunakan oven untuk menguapkan sebagian atau keseluruhan
garam terlarut di dalam ruang pori permeabel. Gaya ekspansif internal, berasal
dari rehidrasi garam pada saat perendaman kembali, sebagai simulasi dari sifat
ekspansif air pada proses pembekuan. Cara uji ini membantu memberikan
informasi yang lengkap pada saat menentukan sifat kekekalan agregat terhadap
pengaruh cuaca.
KELOMPOK XVIII
PRAKTIKUM BAHAN PERKERASAN JALAN (HSKB 622)
10. 3 Pengertian
a. Agregat bersifat kekal adalah agregat yang sangat sedikit atau tidak
bereaksi dan atau disintegrasi terhadap larutan natrium sulfat atau
magnesium sulfat.
b. Benda uji adalah bagian dari contoh yang sudah siap untuk diuji
c. Berat asal benda uji adalah berat benda uji dalam keadaan kering
sebelum pengujian
d. Berat benda uji tertahan saringan adalah berat benda uji yang
tertahan saringan tertentu dalam keadaan kering
e. Berat bagian benda uji yang hilang adalah selisih berat benda uji
awal sebelum pengujian dengan berat benda uji tertahan saringan
setelah pengujian
f. Indeks kekekalan agregat adalah nilai kekekalan agregat terhadap
proses pelarutan, disintegrasi oleh sebab perendaman di dalam larutan
natrium sulfat atau magnesium sulfat.
10. 4 Peralatan
Peralatan untuk pelaksanaan pengujian adalah sebagai berikut :
1. Saringan
Ukuran saringan yang digunakan seperti yang ditunjukkan dalam
Tabel 1, untuk menyaring contoh uji yang ada dalam pasal 6, pasal 7
dan pasal 9.
Tabel 1 Ukuran saringan untuk agregat halus dan agregat kasar
Ukuran saringan Ukuran saringan untuk agregat
untuk agregat kasar
halus
4,75 mm (No.4) 63 mm (2 ½ inci)
4,00 mm (No.5) 50 mm (2 inci)
2,40 mm (No.8) 37,5 mm (1 ½ inci)
1,20 mm (No.16) 31,5 mm (1 inci)
600 μm (No.30) 25,0 mm (3/4 inci)
KELOMPOK XVIII
PRAKTIKUM BAHAN PERKERASAN JALAN (HSKB 622)
300 μm (No.50) 16,0 mm (5/8 inci)
150 μm (No.100) 12,5 mm (1/2 inci)
9,5 mm (3/8 inci)
8,0 mm (5/16 inci)
2. Wadah contoh uji
Kawat saringan tahan sulfat dengan diameter 203,2 mm (8 inci) untuk
masing-masing ukuran fraksi agregat selama pengujian.
CATATAN 1 Kawat saringan dengan diameter 203,2 mm (8 inci)
dapat diganti dengan wadah lain yang memudahkan masuknya larutan
ke dalam contoh uji dan pengeluaran larutan dari contoh tanpa
kehilangan contoh agregat. Penggantian dengan wadah yang lain
dapat mempengaruhi hasil pengujian. Pengujian pemisahan, pengujian
pembanding atau pengujian agregat yang akan digunakan harus
disesuaikan dengan menggunakan saringan diameter 203,2 mm (8
inci).
a. Wadah untuk agregat kasar
Kawat kasa berbentuk tabung yang bagian atasnya terbuka yang
mempunyai ukuran bukaan saringan 2,36 mm (No.8).
b. Wadah untuk agregat halus
Kawat kasa berbentuk tabung yang bagian atasnya terbuka yang
mempunyai ukuran bukaan saringan 250 μm ( No.60).
3. Peralatan untuk merendam contoh uji dalam larutan
Apabila diperlukan, peralatan untuk menahan wadah saringan
yang berisi contoh uji yang akan direndam dalam larutan harus
disusun sedemikian rupa agar memudahkan masuknya larutan ke
dalam contoh uji dan pengeringan larutan dari contoh uji.
4. Pengatur temperatur
Peralatan yang sesuai untuk mengatur temperatur contoh uji
selama perendaman dalam larutan natrium sulfat atau magnesium
sulfat.
KELOMPOK XVIII
PRAKTIKUM BAHAN PERKERASAN JALAN (HSKB 622)
5. Termometer
Sebuah termometer yang mempunyai rentang temperatur yang
direkomendasikan untuk larutan selama pengujian dan mempunyai
ketelitian sampai 0,1°C.
6. Pencatat temperatur
Suatu alat yang dapat mencatat temperatur minimum larutan
setiap 10 menit sekali selama waktu pengujian dengan ketelitian
sampai 0,3°C.
7. Timbangan
Timbangan harus mempunyai kapasitas yang cukup, dengan
ketelitian minimal sampai 0,1 persen dari berat contoh uji.
8. Oven pengering
Oven harus dapat memanaskan secara terus menerus pada
temperatur (110 + 5)°C dan laju penguapan pada daerah temperatur
tersebut sedikitnya 25 g/jam selama 4 jam. Selama periode tersebut
pintu oven harus selalu tertutup rapat. Besarnya laju dapat ditentukan
dengan mengukur kehilangan berat air dalam wadah gelas berkapasitas
1 liter, masing- masing gelas berisi 500 gram air yang ditempatkan di
setiap sisi dan tengah oven.
9. Alat pengukur berat jenis
Sebuah hidrometer yang sesuai dengan yang disyaratkan dalam
ASTM E 100 atau suatu kombinasi yang sesuai antara gelas ukur dan
timbangan, yang mampu mengukur berat jenis larutan dengan
ketelitian + 0,001.
10. 5 Benda Uji
1. Agregat halus
Agregat halus yang akan diuji harus lolos saringan ukuran 9,5
mm (3/8 inci), contoh uji harus mempunyai jumlah yang cukup untuk
membentuk suatu kumpulan dengan berat tidak kurang dari 100 gram
untuk masing-masing ukuran. Seperti yang ditunjukan pada Tabel 2
KELOMPOK XVIII
PRAKTIKUM BAHAN PERKERASAN JALAN (HSKB 622)
berikut :
Tabel 2 Ukuran saringan yang digunakan untuk agregat halus
Lolos saringan Tertahan saringan
9,5 mm (3/8 inci) 4,75 mm (No.4)
4,75 mm (No.4) 2,36 mm (No.8)
2,36 mm (No.8) 1,18 mm (No.16)
1,18 mm (No.16) 600 μm (No.30)
600 μm (No.30) 300 (No.50)
2. Agregat kasar
Agregat kasar yang akan diuji harus tertahan saringan ukuran
4,75 mm (No.4), contoh uji harus mempunyai jumlah yang cukup
untuk membentuk suatu kumpulan dengan berat masing-masing
ukuran seperti yang ditunjukan pada Tabel 3 berikut :
Tabel 3 Ukuran saringan dan berat contoh yang diperlukan untuk
pengujian agregat kasar
Ukuran saringan Berat contoh uji
(gram)
Lolos 63 mm tertahan 37,5 mm ( 2 ½ inci - 1 ½ inci ) 5000 + 300
Terdiri dari :
Lolos 50 mm tertahan 37,5 mm ( 2 inci – 1 ½ inci ) 2000 + 200
Lolos 63 mm tertahan 50 mm ( 2 ½ inci – 2 inci ) 3000 + 300
Lolos 37,5 mm tertahan 19 mm ( 1 ½ inci – ¾ inci ) 1500 + 50
Terdiri dari :
Lolos 25 mm tertahan 19 mm ( 1 inci – ¾ inci ) 500 + 30
Lolos 37,5 mm tertahan 25 mm ( 1 ½ inci – 1 inci ) 1000 + 50
Lolos 19 mm tertahan 9,5 mm ( ¾ inci – 3/8 inci ) 1000 + 10
Terdiri dari :
Lolos 12,5 mm tertahan 9,5 mm ( ½ inci – 3/8 inci ) 330 + 5
Lolos 19 mm tertahan 12,5 mm ( ¾ inci – ½ inci ) 670 + 10
KELOMPOK XVIII
PRAKTIKUM BAHAN PERKERASAN JALAN (HSKB 622)
Lolos 9,5 mm tertahan 4,75 mm ( 3/8 inci – No.4 ) 300 + 5
Untuk contoh uji yang jumlahnya kurang dari 5 % dari jumlah keseluruhan untuk
masing- masing ukuran, maka contoh tersebut tidak perlu diuji.
10. 6 Cara Pengujian
1. Perendaman contoh uji dalam larutan
a) Rendamlah contoh uji dalam larutan natrium sulfat atau
magnesium sulfat yang telah disediakan selama minimum 16 jam
dan maksimum 18 jam dengan jumlah yang cukup sehingga
larutan tersebut dapat merendam seluruh permukaan contoh uji
dengan ketinggian kurang lebih 12,5 mm (1/2 inci).
b) Tutuplah wadah dengan rapat untuk mengurangi penguapan dan
mencegah masuknya substansi lain.
c) Selama periode perendaman, aturlah temperatur perendaman pada
20,3°C sampai 21,9°C.
2. Pengeringan contoh uji setelah perendaman
a) Setelah periode perendaman, keluarkanlah contoh uji dari dalam
larutan.
b) Biarkanlah meniris selama (15 + 5) menit, lalu keringkan di dalam
oven pada temperatur (110 + 5)°C sampai diperoleh berat konstan,
berat konstan diperoleh apabila diperoleh kehilangan berat kurang
dari 0,1% dari berat contoh uji selama 4 jam pengeringan.
c) Setelah diperoleh berat konstan, dinginkan contoh uji pada
temperatur 20°C sampai 25°C (apabila diperlukan gunakan AC
atau kipas angin) sebelum direndam kembali di dalam larutan.
3. Jumlah perendaman
a) Ulangilah proses perendaman dan pengeringan contoh uji sampai
batas waktu yang disyaratkan (secara umum sedikitnya dilakukan 5
KELOMPOK XVIII
PRAKTIKUM BAHAN PERKERASAN JALAN (HSKB 622)
kali proses).
b) Biasanya, pengujian dilakukan secara terus-menerus tanpa berhenti
sampai batas waktu tertentu, tetapi apabila pengujian terpaksa
dihentikan untuk sementara, simpanlah contoh uji di dalam oven
pada temperatur (110 + 5)°C sampai pengujian dilanjutkan
kembali.
c) Periksalah kembali temperatur, pastikan bahwa batas temperatur
maksimum larutan tidak terlewati.
10. 7 Perhitungan
Rumus yang digunakan dalam metode pengujian ini:
Keterangan :
C = Index ketangguhan benda uji dalam persen berat
A = Jumlah berat awal seluruh fraksi benda uji
B = Jumlah berat benda uji yang tertahan pada ayakan tertentu
Klasifikasi ketangguhan batu adalah sebagai berikut: batas tangguh
bila diuji dengan menggunakan larutan natrium sulfat diperoleh index
kekekalan <10% atau bila diuji menggunakan Iarutan magnesium sulfat
diperoleh index kekekalan < 12%.
Uji kekekalan fraksi halus menggunakan larutan Natrium Sulfat.
C= ×100% = 6,5% (kekal)
Uji kekekalan fraksi kasar menggunakan larutan Natrium Sulfat
C= ×100% = 0,44% (kekal)
KELOMPOK XVIII
PRAKTIKUM BAHAN PERKERASAN JALAN (HSKB 622)
10. 8 Kesimpulan
Index ketangguhan batu yang diperoleh adalah 6,5 % untuk kekekalan fraksi
halus menggunakan larutan Natrium Sulfat. Index ketangguhan batu yang
diperoleh adalah 0,44 % untuk kekekalan fraksi kasar menggunakan larutan
Natrium Sulfat.
Klasifikasi ketangguhan batu adalah sebagai berikut : batas tangguh bila
diuji dengan menggunakan larutan natrium sulfat diperoleh index kekekalan
< 12%. (sesuai spek bina marga 2010, hal 36, rev.3).
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM JALAN RAYA & TRANSPORTASI
Jl. Unlam II Banjarbaru. Telp (0511) 4773858
Pelapukan Agregat dengan CCL4
(SNI 03-3407-1994)
LOKASI : TANGGAL UJI :
NO. BENDA UJI : DIUJI OLEH :
PELAKSANA : KELOMPOK 18 DIPERIKSA OLEH :
Uji Pelapukan Agregat dengan CCL4
Berat
Berat Susunan butir Berat Berat benda
Ukuran lubang bagian
contoh dalam % berat benda uji uji tertahan
ayakan benda uji
asli (kg) dari contoh asli awal (gr) ayakan (gr)
yang hilang
63,00-50,00 6,18 20 4783 4780,13 2,87
50,00-37,50 5,08
37,50-25,00 14,27
25,00-19,00 11,06 45 1505 1499,36 5,64
KELOMPOK XVIII
PRAKTIKUM BAHAN PERKERASAN JALAN (HSKB 622)
19,00-12,50 7,42
12,50-9,50 5,53 32 1008 996,01 11,99
9,50-4,75 6,76 12 298 285,30 12,70
Jumlah 7594 7560,80 33,20
(A) (B) (A-B)
Catatan : Jumlah butir tetap, tidak mengalami cacat.
KELOMPOK XVIII
PRAKTIKUM BAHAN PERKERASAN JALAN (HSKB 622)
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM JALAN RAYA & TRANSPORTASI
Jl. Unlam II Banjarbaru. Telp (0511) 4773858
Pelapukan Agregat dengan CCL4
(SNI 03-3407-1994)
LOKASI : TANGGAL UJI :
NO. BENDA UJI : DIUJI OLEH :
PELAKSANA : KELOMPOK 18 DIPERIKSA OLEH :
Uji Pelapukan Agregat dengan CCL4
Berat Susunan Berat
Berat Berat bagian
Ukuran lubang contoh butir dalam benda uji
benda uji benda uji
Ayakan asli % berat dari tertahan
awal (gr) yang hilang
(kg) contoh asli ayakan (gr)
Lewat 150 mikron
0,64 5,0* Tak diuji Tak diuji 0
(No. 100)
Antara
300 mikron - 150 1,44 11,4* Tak diuji Tak diuji 0
mm
Antara
600 mikron - 300 3,29 26,0 100 94,71 5,29
mikron
Antara
3,19 25,2 100 93,99 6,01
1,2 mm - 600 mikron
Antara
2,15 17,0 100 90,64 9,36
2,4 mm – 1,2 mm
Antara
1,37 10,8 100 87,59 12,41
4,75 mm – 2,4 mm
Antara 0,58 4,6** Tak diuji 87,59 12,41
KELOMPOK XVIII
PRAKTIKUM BAHAN PERKERASAN JALAN (HSKB 622)
9,5 mm – 4,75 mm
Jumlah 12,6 100 700 654,52 45,48
(A) (B) (A-B)
* Tak diuji dianggap bagian yang hilang
** Jumlah kurang dari 5% berat asal, tidak diuji, berat yang hilang dianggap
sama dengan fraksi terdekat.
KELOMPOK XVIII
PRAKTIKUM BAHAN PERKERASAN JALAN (HSKB 622)
FOTO PENGUJIAN
10.1 Peralatan Uji magnesium sulfat
KELOMPOK XVIII