Tugas Sejarah Perkembangan Rumah Sakit
Tugas Sejarah Perkembangan Rumah Sakit
Tugas Sejarah Perkembangan Rumah Sakit
Nama Dosen:
DR. Rokiah Kusumapradja, SKM, MHA
Oleh:
Marcia – 20210309175
Yohan E. Marpaung –
20210309179 Kampus B. Kebon
Jeruk
A. Latar Belakang
Rumah sakit menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia didefinisikan sebagai Rumah
tempat merawat orang yang sakit. Dan hal ini diperkuat dengan undang-undang no
44 tahun 2009 yang menyebutkan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggaraan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian
integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakkan
pelayana paripurna dan komprehensif, penyembuhan penyakit (kuratif) dan
pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Pada rumah sakit juga
dilakukan suatu pelatihan dan Pendidikan bagi para tenaga kesehatan dan
pendukung. Dan guna melengkapinya diadakan juga suatu penelitian medik untuk
menunjang pelayanan medik.
Dalam definisi modern ini, rumah sakit telah mendapatkan fungsi-fungsi inti
dalam pelayanannya namun jauh sebelum definisi-definisi ini dibuat, rumah sakit
memiliki perjalanan panjang yang awalnya tidak bersifat ilmiah, melainkan lebih ke
arah rohani dan transcendent hingga kini kearah evidence based medicine.
Perjalanan berliku sejarah rumah sakit ini dimulai dari era sebelum masehi
yang kemudian kei era graeco-romawi, berlanjut ke era kekristenan, lalu ke era
islam, abad pertengahan hingga kemudian masuk ke nusantara.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TERMINOLOGI
Kata “hospital” adalah suatu kata yang memiliki akar kata dari bahasa latin
“hospitium” yang berarti suatu tempat jamuan atau penghiburan untuk orang asing,
atau dapat juga berarti pondokan atau rumah penginapan atau ruang bagi tamu.
Pada awal era kekristenan, hospitia senantiasa terkait dengan biara dan awalnya
bertujuan untuk memberikan akomodasi bagi para peziarah.
Kata lain dari “hospital” yaitu “infirmary” pada awalnya merujuk pada suatu
ruangan yang berada di dalam biara untuk perawatan bagi para biarawan yang sakit.
Di era romawi, terdapat “valetudinarium” yang bertujuan memberikan perawatan
yang awalnya hanya diperuntukkan bagi para personel militer, namun dalam
perkembangannya juga memberikan pelayanan bagi umum.
B. MASA-MASA AWAL
Terdapat sejumlah bukti yang menunjukkan bawah rumah sakit paling
pertama terdapat di Mesopotamia dimana tabib kerajaan (sekitar tahun 2 SM)
memberikan perawatan bagi penyanyi istana yang sakit di tempat yang
kemungkinan besar merupakan rumah sakit atau rumah perawatan. Terdapat juga
sejumlah sumber yang menyebutkan bahwa terdapat suatu tempat yang juga
mungkin merupakan rumah sakit di era helenistik pada kuil Saturnus di kota
Heliopolis, Memphis dan Thebes.
Agama Buddhis yang berakar pada abad ke-6 SM di India memunculkan
fasilitas perawatan kesehatan yang dilembagakan pada awal abad ke-5 SM. Profesi
perawat mungkin juga berasal dari sini (abad ke-5 SM). Seorang raja dari India,
Asoka, disebutkan melakukan pembangunan rumah sakit untuk manusia dan juga
untuk hewan di abad ke-3 SM. Dengan menyebarnya agama Buddha ke arah timur,
maka bermunculanlah apa yang dikenal sebagai rumah pemulihan di Cina (mungkin
pada awal abad ke-5 SM) dan Asia Tenggara.
Di era Musa, hukum ketika itu sudah mencakup masalah kesehatan secara
luas, tetapi tidak dapat dikatakan bahwa bangsa Yahudi terkait dengan pendirian
rumah sakit. Di Alkitab tidak disebutkan mengenai lembaga-lembaga seperti itu,
tetapi pada sejumlah cerita disebutkan hal-hal yang memiliki pemikiran tentang
perawatan orang sakit, yaitu pada cerita mengenai anak di Sarfat (I Raja-raja 17:17-
24), cerita tentang Lazarus (Yohanes 11:6-25), cerita mengenai anak perwira (Lukas
7:1-9), penyakit raja Ahazia (2 Raja-raja 1:1-16) dan Orang Samaria yang Baik Hati
(Lukas 10:34, 35).
C. ERA GRAECO-ROMAWI
Perawatan kesehatan primitif di kuil Asclepius dianggap sebagai cikal bakal
dari rumah sakit modern. Didirikan di Epidaurus pada abad ke-5 SM, kultus
Asclepian berada di sekitar kompleks kuil yang dibangun di situs dengan persediaan
air yang melimpah. Kultus ini juga ditemukan di seluruh Kekaisaran Romawi, dan
berkembang hingga 391 M walaupun tidak terdapat bukti sahih tentang
penggunaannya sebagai rumah sakit modern, namun diketahui bahwa kamar
tersebut dipergunakan untuk perawatan medis jangka panjang.
Pada umumnya pasien akan memasuki kuil untuk kemudian memulai tidur di
stoa. Mimpi mereka kemudian ditafsirkan oleh seorang pendeta. Pendeta ini akan
memberikan saran terapi yang tepat. Contohnya adalah ketika Aelius Aristides
berkisah tentang aktivitasnya sebagai pasien, dan bagaimana dia berkonsultasi
dengan dokter untuk kemudia diberikan obat setelah mimpinya ditafsirkan. Pada era
ini terapi yang diberikan sebagian besar bersifat magis dan mistis, serta tidak sesuai
dengan pengobatan Hippocrates yang didasarkan pada pengetahuan ilmiah
kontemporer. Para dokter Hippocrates mengunjungi dan merawat pasien di rumah
mereka dan sambil sesekali melakukan operasi.
Gambar 1. Kultus Aesculapius
D. ERA KEKRISTENAN
Di era awal kekristenan, umat kristen mengalami penganiayaan yang hebat dari
penguasa saat itu, akan tetapi hal ini tidak menyurutkan semangat umat kristen
untuk menringankan penderitaan orang yang miskrin dan sakit. Hal ini didasarkan
pada perumpaan Kristus mengenai orang samaria yang baik hati. Namun kepedulian
terhadap sesame ini tidak diimplementasikan dalam bentuk rawat inap hingga Kaisar
Konstantinus mengumumkan dekrit toleransi beragama pada tahun 311 ddan 313.
Setelah dekrit ini, dibangunlah Xenodochia. Rumah perawatan bagi para peziarah
dan pembawa pesan dan juga orang yang sakit dan lemah menta;. Rumah
perawatan ini nantinya berkembang menjadi yang kini dikenal sebagai rumah sakit.
Hal ini tidak lepas dari peran Kaisar Julian yang memerintahan pendirian xenodochia
seperti yang didirikan oleh umat kristen. Hal ini kemudian dilanjutkan oleh Kaisar Leo
dan Anthemius yang memerintahkan pembangunan xenodochia.
Dengan meningkatnya monastisisme kekristenan, maka dapat dipahami
bahwa upaya saling tolong menolong seringkali berawal dari biara. Salah satu
fasilitas yang terdapat di biara adalah rumah sakit, yang pada awalnya dibangun
untuk merawat para biarawan. Namun juga nantinya akan merawat pasien sipil
bahkan dengan batuan dari dokter dari luar institusi.
Santo Basil dari Caesarea (Cappadocia) merupakan salah satu pionir dalam
pendirian rumah sakit. Pada tahun 369 dia mendirikan basilika di Caesarea yang
memilikir rumah sakit dengan bangsal yang banyak, bahkan yang khusus untuk
penderita lepra. Bahkan rumah sakit ini berkembang untuk menjadi tempat bagi para
staf medis, ruang kerja, tempat singgah untuk para pengelana dan prang miskin,
juga sekolah. Santo Basil juga menganjurkan pembangunan rumah sakit di tempat
lain, contohnya adalah di Edessa, dimana Santo Eframin membangun rumah sakit
dengan yang berkapasitas 300 tempat ridur. Lalu kemudian abad setelahnya
sejumlah rumah sakit berbasiskan biara yang juga memiliki Gedung bagi para yatim
piatu dan orang miskin, dibangun di banyak kota. Misalnya di Roma, pada tahun
390, seorang Bangsawan Roma, Lady Fabiola membangun sebuah rumah sakit. Hal
ini diikuti bangsawan lainnya yaitu Lady Pulcheria dan Lady Pauline yang
membangun rumah sakit di Konstatinopel dan Jerusalem. Lalu Kaisar Eudoxia juga
memerintahkan pembangunan ruamh sakit di Jerusalem.
E. ABAD PERTENGAHAN
E.1 Abad pertengahan awal (abad 6-&)
Pada pertengahan abad ke-6, pembangunan rumah sakit telah banyak dilakukan di
roma bagian timur dan barat. Hal ini juga didukung oleh sejumlah kerajaan,
diantaranya adalah oleh Childebert, Raja Franks, yang mendirikan Hotel Dieu di
Lyons pada tahun 542. Charlemagne (747-814) mengeluarkan dekrit yang
menyatakan bahwa setiap katedral yang berada di wilayahnya harus memiliki rumah
sakit, biara dan juga sekolah. Pada saat ini penggunaan istilah “Hospitalium” telah
menggantikan istilah “Xenodochion”
Hal yang paling berperan di era ini adalah ketika Santo Benediktus dari
Nursia mengupayakan terciptanya pelayanan penyakit yang terbaik dan berdedikasi
pada rumah sakit di biara Montecassino Instruksi-instruksi dari Santo Benediktus
menjadi contoh bagi pembanguan rumah sakti lainnya. Hal ini didukung oleh konsil
gereja yang menyakatakan bahwa seluruh biarawan dan biarawati harus mengikuti
instruksi-instruksi dari Santo Benediktus
Pada abad ini juga dibangun sejumlan rumah sakit lainya misalnya di Merida,
Spanyol (580), Rumah Sakit Santo Yohanes di Efesus (610), Pantokrator di
Konstaninopel (Abad ke 7), Hotel Dieu di Paris (651), Montpellier (738), Santo Alban
di Engeland (794), Santa Maria della Scalla di Sienna (898) dan Rumah Sakit Santo
Bernard di Swiss Alp (962).
F. ERA ISLAM
Ketika Eropa mengalami era stagnasi sosio-sains, yang diakhiri pada jaman
renaisans, Islam memegang peranan dalam suksesi menggantikan eropa. Sejumlah
ahli dari arab seperti Rhazez (866-932), Albucasis (936-1013), Avicenna (980-1037),
Avnezoar (1091-1162), Averroes (1126-1198) dan Maimonides (1135-1204)
memberkan peran besar dalam perkembangan perumahsakitan.
Islam juga membangun rumah sakit (bimaristan) di Cordoba, Bagdad,
Damaskusm Bokhara, Sevilla dan Kairo dengan mencontoh rumah sakit Pendidikan
kristen di Jundi Shapur. Tudela , ketika mengunjungi Bagdad di tahun 1160
menemukan adanya 60 rumah sakit dan juga 50 rumah sakit di Cordoba. Dengan
rumah sakit terbesar adalah Rumah Sakit Mansuri di Kairo (1284). Rumah Sakit ini
memiliki 4 bagian besar, masing masing memiliki air mancur di pusatnya, bangsal
pria dan wanita yang terpisah, juga bangsal untuk penyakit khusus, gudang
penyimpanan, aula belajar, dan pasien luar (pasien diperiksa di rumah masing-
masing), ruang berdoa dan perpustakaan. Bangsal demam dibuat bersuhu sejuk
dengan adanya air mancur, terdapat musisi dan pencerita yang memberikan hiburan
bagi para orang sakit, dan ketika pasien dipulangkan, mereia mendapatkan sejumlah
uang yang dapat dipergunakan untuk membayar pengeluarannya sampai dengan
dia dapat kembali bekerja.
Pada era ini, rumah sakit jiwa pertama dibangun di Granada pada tahun
1365. Rumah sakit di Cordoba, Bagdad, Damaskus dan Kairo juga menjadi rumah
sakit Pendidikan sehingga menarik minat siswa yang berasal dari Eropa dan Timur
Jauh. Mengisi kekosongan stagnasi sains di eropa hinnga pada masa terbentuknya
sekolah medis di Salerno (abad 11) lalu di Montpellier dan Bologna (abad ke 13),
Padua dan Paris (abad ke 14)
Persian Academy of Gondishapur hospital and medical training center established
529 in Persia[28]
800 or
Early hospital established in Sri Lanka at Mihintale[33]
earlier
Al-Fustat Hospital established in Cairo, one of the first hospitals to offer mental health
872
treatment[36]
Hospital of St John the Baptist, Winchester, early almshouse that became a hospital in
1085
Winchester, England
St. Bartholomew's Hospital, oldest hospital in Britain still providing medical services on
1123
the site it was originally built on
1140 Old St. John's Hospital one of the oldest hospital buildings in Europe with its
(circa) regulations dating back to 1188[39]
1197 Hôpital de La Grave, used to treat plague patients between 1508 and 1514[40]
1211–
Ospedale di San Paolo, early Franciscan hospital in Florence, Italy[41]
1222
1277 Ospedale del Ceppo, Medieval hospital founded for the poor in Pistoia, Italy
1288 Hospital of Santa Maria Nuova, oldest hospital still active in Florence, Italy[43]
13th
Century Maristan of Sidi Frej, influential Maristan (hospital) in Fez, Morocco[44]
(late)
1325
Hospital of St John the Baptist, Arbroath, Arbroath, Scotland; early Medieval hospital[45]
(circa)
1339 San Giacomo degli Incurabili, medieval hospital in Rome, near the Porto di Ripetta[46]
H. ABAD KE 19
Pada pertengahan abad ke-19, rumah sakit dan profesi medis menjadi lebih
profesional, dengan reorganisasi manajemen rumah sakit di sepanjang jalur yang
lebih birokratis dan administratif. Undang-undang Apoteker 1815 mewajibkan
mahasiswa kedokteran untuk berlatih setidaknya setengah tahun di rumah sakit
sebagai bagian dari pelatihan mereka. Contoh lain dari profesionalisasi ini adalah
Rumah Sakit Charing Cross, yang didirikan pada tahun 1818 sebagai 'Rumah Sakit
dan Apotik London Barat' dari dana yang disediakan oleh Dr. Benjamin Golding.
Pada tahun 1821 ia merawat hampir 10.000 pasien per tahun, dan dipindahkan ke
tempat yang lebih besar di dekat Charing Cross di jantung kota London. Lalu ada
Sekolah Kedokteran Rumah Sakit Charing Cross. Institusi ini dibuka pada tahun
1822.
Florence Nightingale memelopori profesi keperawatan modern selama
Perang Krimea ketika dia memberikan contoh kasih sayang, komitmen terhadap
perawatan pasien dan administrasi rumah sakit yang rajin dan bijaksana. Sekolah
Perawat Nightingale adalah sekolah dengan program pelatihan perawat resmi
pertama. Sekolah perawat ini dibuka pada tahun 1860, dengan misi melatih perawat
untuk bekerja di rumah sakit, bekerja dengan orang miskin, dan mengajar. Florence
Nightingale berperan penting dalam mereformasi sifat rumah sakit, dengan
meningkatkan standar sanitasi dan mengubah citra rumah sakit dari tempat orang
sakit akan meninggal. Rumah sakit diubah citranya menjadi lembaga yang
didedikasikan untuk penyembuhan dan penyembuhan.