Rolling
Rolling
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Banyak bentuk pengembangan teknologi yang bertujuan menjawab
kebutuhan akan efisiensi kerja manusia, maka suatu upaya pengembangan
teknologi yang efektif sangat diperlukan. Seiring kemajuan zaman yang
semakin berkembang tentunya banyak sekali perubahan-perubahan, terutama
pada ilmu pengetahuan dan teknologi di wilayah perindustrian. Dalam
berbagai bidang kehidupan, manusia senantiasa berusaha untuk
mempermudah kehidupan dan pekerjaannya untuk mendapatkan target yang
diinginkan dengan mengeluarkan usaha yang seminimal mungkin.
Logam adalah salah satu material yang banyak berperan di dalam dunia
industri seiring perkembangan jaman. Ilmu pengetahuan saat ini menuntut
tersedianya suatu material yang memiliki kualitas yang tinggi. Untuk
Kelompok 9
meningkatkan sifat mekanik logam salah satunya dengan cara pengerjaan
dingin seperti tempa, rolling, ekstruksi. Proses-proses tersebut merupakan
proses manufaktur yang penting dalam bidang industri. Untuk membuat
lembaran lembaran logam dapat menggunakan proses Rolling, baik dengan
Hot Rolling maupun Cold Rolling. Cold Rolling merupakan proses pengerolan
yang dilakukan pada temperatur kamar atau di bawah temperatur rekristalisasi.
Cold Rolling menyebabkan terjadinya mekanisme penguatan pada benda kerja
yang dikuti dengan turunnya keuletan. Benda kerja menjadi lebih kuat, lebih
keras tetapi lebih rapuh. Sebagian besar dari produk hasil Cold Rolling
melibatkan proses lanjutan yaitu proses perlakukan panas agar dapat
diaplikasikan sesuai ke spesifikasinya. Salah satu proses perlakuan panas yang
diterapkan pada produk hasil Cold Rolling adalah proses annealing. Proses ini
dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan sifat- sifat produk yang lebih
sesuai dengan aplikasinya.
2. Tujuan Praktikum
a. Tujuan umum:
Adapun tujuan umum pada praktikum kali ini yaitu:
1) Pengenalan secara langsung mesin-mesin perkakas serta cara
pengoperasiannya
2) Peningkatan pengetahuan serta ketrampilan tentang mesin-mesin
perkakas
b. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus pada praktikum kali ini yaitu:
1) Dapat mengetahui, menguasai dan menggunakan mesin Rolling
Manual.
2) Mengetahui proses dan cara pembentukan plat secara
melengkung/melingkar.
Kelompok 9
BAB II
LANDASAN TEORI
Kelompok 9
rekristalisasi. Pada temperatur ini, pengerasan regangan dan struktur butir
yang terdeformasi akan segera tergantikan dengan struktur baru yang bebas
regangan. Secara singkat pengerjaan panas dapat di definisikan sebagai proses
merubah bentuk logam tanpa terjadi pencairan, volume benda kerja tetap dan
tak adanya gram (besi halus sisa proses). (widarto 2008)
Kelompok 9
Keuntungan dari pengerjaan panas logam :
a. Porositas dalam logam dapat dikurangi. Batangan hasil cor biasanya
memiliki banyak lubang berisi udara. Lubang tersebut akan tertekan dan
hilang akibat gaya kerja yang tinggi.
b. Sifat fisis logam akan meningkat, diakibatkan adanya penghalusan butir
logam.
c. Meningkatkan ductility (keuletan)
d. Jumlah energi untuk menghasilkan kerja dalam mengubah bentuk baja
lebih sedikit ketimbang proses pembentukan dingin.
e. Ketidakmurnian tersebar dalam logam, ketidakmurnian tersebut dalam
bentuk inklusi terpecah-pecah.
f. Butir yang kasar di perhalus. Karena hal ini berlangsung di daerah
rekristalisasidan menghasilkan struktur butir yang halus.
Kelompok 9
Gambar 2.3 Cold working
Sumber: Bahan ajar proses manufaktur 1 minggu 6
Kelompok 9
3. Pengertian Rolling
Rolling adalah suatu proses deformasi dimana ketebalan dari benda kerja
direduksi (dikurangi) menggunakan daya tekan dan menggunakan dua buah
roll atau lebih. Roll berputar untuk menarik dan menekan secara bersamaan
benda kerja yang berada diantaranya. Terdapat dua jenis proses rolling
berdasarkan temperatur nya yaitu hot rolling dan cold rolling.
Kelompok 9
Gambar 2.5 (a) Schematic illustration of the flat-rolling process. (b) Friction
forces acting on strip surfaces. (c) Roll force, F, and torque, T, acting on the
rolls. The width of the strip, w, usually increases during rolling,
Sumber: Klapakjian, 2009. Hal. 319
Kelompok 9
Gambar 2.7 Pengerolan dengan diameter seragam.
Sumber: Kalpakjian, 2009. Hal. 321
Terlihat bahwa diameter bagian tengah rol yang lebih besar daripada
diameter bagian tepi rol, menghasilkan plat dengan ketebalan seragam. Agar
hasil pengerolan baik, sebaiknya menggunakan rol dengan diameter yang
tidak seragam. Dimana di bagian tengah rol harus lebih besar dari pada bagian
tepi rol. Desain tersebut dimaksudkan untuk mengatasi masalah lengkungan
yang terjadi pada rol. Sebagai catatan tidak ada ukuran pasti berapa selisih
diameter tengah dan diameter bagian tepi. Selisih tersebut dipengaruhi oleh
beban pada rol dan lebar benda kerja sehingga masing-masing kasus memiliki
selisih yang berbeda. (Kalpakjian, 2009)
Kelompok 9
Gambar 2.9 Cavity formation in a solid
Sumber: Kalpakjian, 2009. Hal. 331
Kelompok 9
menjadi seragam. Karena temperatur benda kerja sangat mempengaruhi hasil
dari proses pengerolan apabila temperatur benda kerja tidak seragam maka
deformasi yang terjadi berikutnya juga tidak seragam. Contohnya apabila
material telah dipanaskan dengan waktu yang tidak memadai sehingga
temperaturnya belum seragam, maka apabila dilakukan proses pengerolan
bagian luar benda kerja yang panas akan mengalir terlebih dahulu.
Kelompok 9
Gambar 2.10 Pengerolan longitudinal
Sumber: Leo, 2020. Hal. 4
Kelompok 9
b. Tipe Piramid
Mesin rol tipe piramid mempunyai susunan rol membentuk piramid
atau segitiga. Jumlah rol yang digunakan pada mesin rol tipe piramid ini
berjumlah 3 buah. Dua buah rol bagian bawah berfungsi menahan plat
yang akan di rol, sedangkan rol bagian atas berfungsi menekan plat sampai
plat mengalami perubahan bentuk menjadi melengkung. Kelengkungan
akibat penurunan rol diatas ini selanjutnya diteruskan ke bagian sisi plat
yang lain mengikuti putaran ketiga rol tersebut.
Kelompok 9
Gambar 2.14 Mesin Rol Dua tingkat
Sumber: Junofri, 2014. Hal. 8
Kelompok 9
d. Mesin Rol Kluster
Mesin ini menggunakan empat rol pendukung dengan dua rol yang
berhubungan langsung dengan benda kerja, dimana diameternya lebih
kecil dibandingkan dengan mesin rol empat tingkat. Penggunaan mesin rol
kluster ini sama dengan mesin rol empat tingkat
9. Variasi Pengerolan
a. Shape rolling
Shape rolling atau dikenal juga dengan profile rolling merupakan
proses pembentukan material dimana benda kerja dilewatkan pada rol
untuk mendapatkan bentuk profil tetap yang diinginkan. Produk dari shape
rolling bisa berupa profil I, profil H, profil T, profil U, rel kereta api.
Kelompok 9
b. Forging Rolling
Forging rolling merupakan sebuah proses dimana sebuah benda
kerja berupa lingkaran ataupun plat dikurangi ketebalannya sehingga
panjangnya bertambah. Forging rolling menggunakan 2 buah rol silinder
ataupun rol semi silinder yang setiap rolnya mempunyai satu atau lebih
alur bentuknya.
c. Skew Rolling
Skew rolling adalah sebuah proses pembentukan logam yang
menggunakan dua buah rol yg berputar berlawanan yang di desain khusus
dan berputar terus menerus. Skew rolling ini digunakan untuk membuat
bola logam dari benda kerja
d. Thread Rolling
Thread rolling merupakan salah satu proses yang digunakan untuk
pembuatan ulir. (Junofri, 2014)
Kelompok 9
e. Ring rolling
Proses deformasi di mana cincin berdinding tebal dari diameter yang
lebih kecil digulung menjadi cincin berdinding tipis dari diameter yang
lebih besar. Keuntungan menggunakan ring rolling adalah penghematan
material, dan penguatan melalui pengerjaan dingin. Beberapa komponen
yang dibuat menggunakan proses ring rolling bola dan bantalan rol ras ,
ban baja untuk roda kereta api, cincin untuk pipa, dan mesin berputar.
(John Wiley & Sons, Inc. M P Groover 2002)
Kelompok 9
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Kelompok 9
5) Rol penghubung tuas
Untuk menghubungkan tuas pemutar rol kiri dan kanan.
6) Roda pengunci
Untuk mengatur dan mengunci kedudukan lower roll sehingga benda
kerja terjepit dengan erat.
7) Roda pengatur diameter
Untuk mengatur diameter lingkaran hasil pengerolan dengan
mengubah posisi rear roll.
8) Tuas penggeser upper roll
Untuk menggeser upper roll
b) Kaca pelindung
Kaca pelindung berfungsi untuk melindungi mata dari gram pada
saat melakukan pengerolan.
c) Slop tangan
Slop tangan berfungsi untuk melindungi tangan dari gram yang
dihasilkan saat proses pengerolan dan juga melindungi tangan dari bagian
logam yang tajam.
Kelompok 9
d) Sepatu safety
Sepatu safety berfungsi untuk melindungi kaki ketika melakukan
pengerolan dari gram yang ada pada laboratorium proses manufaktur dan
melindungi kaki ketika benda kerja jatuh mengenai kaki.
2. Prosedur Percobaan
a. Sebelum penggunaan alat
1) Periksa keadaan alat potong
2) Siapkan benda kerja maupun peralatan yang dibutuhkan
3) Siapkan benda kerja, ukur dan tandai bagian-bagian yang akan potong
b. Saat Penggunaan Alat
1) Pastikan ukuran benda kerja sudah benar
2) Letakan plat di antara roll 1 dan roll 2
3) Atur jarak jepit plat antara rol sesuaikan dengan ketebalan plat dan
maksimal ketebalan 1.5 mm
Kelompok 9
4) Lakukan pemutaran pada spindel pada benda kerja secara perlahan,
lakuakan 2 sampai 3 kali sampai bentuk yang diinginkan.
c. Setelah Pengerjaan
1) Bersihkan alat dari geram yang menempel pada roll
2) Kembalikan peralatan ke tempat semula
Kelompok 9
BAB IV
OLAH DATA
1. Hasil
Hasil benda kerja yang didapatkan dari praktikum rolling manual dapat
dilihat dari gambar di bawah ini.
Dari gambar 4.1 dapat dilihat hasil dari proses rolling manual. Benda
kerja yang sebelumnya plat lurus berubah menjadi plat yang melengkung. Plat
tersebut bisa melengkung dikarenakan terjadinya deformasi plastis pada benda
kerja pada saat proses pengerolan.
2. Pembahasan
Kelompok 9
Guna membentuk logam menjadi bentuk yang lebih bermanfaat,
biasanya dibutuhkan proses pengerjaan mekanik di mana logam tersebut akan
mengalami deformasi plastik dan perubahan bentuk. Salah satu pengerjaan itu
adalah pengerolan. Pada praktikum ini rolling yang digunakan yaitu rolling
manual.
Mesin rolling manual yang digunakan merupakan tipe yang paling sederhana,
menggunakan 3 rol yang disusun secara asimetris yang mana 2 rol digunakan untuk
menjepit dan satu rol untuk mengarahkan. Tenaga yang digunakakan berasal dari
tenaga manusia. Mesin ini digunakan untuk mengerol plat tipis maksimal 2mm. Arah
putaran pengerolan bisa searah jarum jam dan berlawanan arah jarum jam.
Kelompok 9
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut.
a. Mesin rolling manual berfungsi untuk merubah benda kerja dari yang plat
lurus menjadi plat lengkung.
b. Mesin rolling manual harus dioperasikan minimal 2 orang agar hasil
pengerolan baik.
c. Penggunaan mesin rolling manual dilakukan dengan cara memasukkan
benda kerja diantara rol 1 dan rol 2 kemudian mengatur besar pemakanan
lengkungan sesuai yang diinginkan lalu memutar tuas pemutar rol secara
perlahan dan dilakukan 2 sampai 3 kali supaya hasil pengerolan bisa baik.
2. Saran
Adapun saran pada praktikum ini adalah sebagai berikut.
a. Dalam melakukan pengerolan praktikan harus memutar tuas pemutar rol
secara perlahan.
b. Dalam melakukan pengerolan praktikan harus memakai perlengkapan
safety. Seperti memakai kaca pelindung untuk melindungi mata dari gram
saat proses pengerolan, slop tangan untuk melindungi tangan dari gram,
dan sepatu safety untuk melindungi kaki dari gram.
c. Dalam melakukan pengerolan praktikan harus melakukan sesuai dengan
prosedur.
Kelompok 9
DAFTAR PUSTAKA
Kelompok 9